pembahasan campak.docx

65
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Penyakit Campak sering menyerang anak anak balita. Penyakit ini mudah menular kepada anak anak sekitarnya, oleh karena itu, anak yang menderita Campak harus diisolasi untuk mencegah penularan. Campak disebabkan oleh kuman yang disebut Virus Morbili. Anak yang terserang campak kelihatan sangat menderita, suhu badan panas, bercak bercak seluruh tubuh terkadang sampai borok bernanah. Biasanya penyakit ini timbul pada masa anak dan kemudian menyebabkan kekebalan seumur hidup. Bayi yang dilahirkan oleh ibu yang pernah menderita morbili akan mendapat kekebalan secara pasif (melalui plasenta) sampai umur 4-6 bulan dan setelah umur tersebut kekebalan akan mengurang sehingga si bayi dapat menderita morbili. Bila seseorang wanita menderita morbili ketika ia hamil 1 atau 2 bulan, maka 50% kemungkinan akan mengalami abortus, bila ia menderita morbili pada trimester I, II, atau III maka ia akan mungkin melahirkan seorang anak dengan kelainan bawaan atau seorang anak dengan BBLR, atau lahir mati atau anak yang kemudian meninggal sebelum usia 1 tahun. Morbili / campak adalah penyakit akut yang disebabkan virus campak yang sangat menular pada umumnya menyerang anak-anak. Menurut kriteria diagnostiknya, ada 4 stadium campak meliputi stadium tunas, stadium prodormal / kataral,

Transcript of pembahasan campak.docx

Page 1: pembahasan campak.docx

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Penyakit Campak sering menyerang anak anak balita. Penyakit ini mudah menular

kepada anak anak sekitarnya, oleh karena itu, anak yang menderita Campak harus

diisolasi untuk mencegah penularan. Campak disebabkan oleh kuman yang disebut Virus

Morbili. Anak yang terserang campak kelihatan sangat menderita, suhu badan panas,

bercak bercak seluruh tubuh terkadang sampai borok bernanah. Biasanya penyakit ini

timbul pada masa anak dan kemudian menyebabkan kekebalan seumur hidup. Bayi yang

dilahirkan oleh ibu yang pernah menderita morbili akan mendapat kekebalan secara pasif

(melalui plasenta) sampai umur 4-6 bulan dan setelah umur tersebut kekebalan akan

mengurang sehingga si bayi dapat menderita morbili. Bila seseorang wanita menderita

morbili ketika ia hamil 1 atau 2 bulan, maka 50% kemungkinan akan mengalami abortus,

bila ia menderita morbili pada trimester I, II, atau III maka ia akan mungkin melahirkan

seorang anak dengan kelainan bawaan atau seorang anak dengan BBLR, atau lahir mati

atau anak yang kemudian meninggal sebelum usia 1 tahun.

Morbili / campak adalah penyakit akut yang disebabkan virus campak yang sangat

menular pada umumnya menyerang anak-anak. Menurut kriteria diagnostiknya, ada 4

stadium campak meliputi stadium tunas, stadium prodormal / kataral, stadium erupsi, dan

stadium konvalesensi. Gejala klinis morbili meliputi demam mencapai 400C, pilek,

batuk, konjungtivitis, ruam erupsi makulopapular, dan  koplik’s spot (merupakan tanda

pathognomonis penyakit campak, bentuk bintik tidak teratur dan kecil berwarna merah

terang, pada pertengahan di dapat noda putih keabuan, mula-mula 2-6 bintik). Pada

pasien ini masih di observasi febris hari ke-2 dengan suspek morbili. Untuk terapi

medikamentosa diberikan infus KAEN 3A, antipiretik (parasetamol), ambroxol, vitamin

Page 2: pembahasan campak.docx

A dan C. Sedangkan untuk Supportifnya, pasien diminta untuk istirahat, dan pasien

dirawat di bangsal isolasi untuk mencegah penularan ke pasien lain.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1.2.1 Bagaimana anatomi kulit?

1.2.2 Bagaimana fisiologi kulit ?

1.2.3 Apa definisi penyakit campak ?

1.2.4 Apa etiologi penyakit campak ?

1.2.5 Apa saja tanda dan gejala penyakit campak?

1.2.6 Bagaimana sifat virus morbili?

1.2.7 Bagaimana cara penularan penyakit campak?

1.2.8 Bagaimana patofisiologi penyakit campak ?

1.2.9 Bagaimana pathway dari penyakit campak?

1.2.10 Bagaimana pemeriksaan diagnostic pada klien dengan penyakit campak ?

1.2.11 Bagaimana penatalaksanaan medis pada klien dengan penyakit campak?

1.2.12 Bagaimana asuhan keperawatan pada klien dengan penyakit campak ?

1.2.13 Bagaimana contoh asuhan keperawatan pada klien dengan penyakit campak ?

1.3 TUJUAN PENULISAN

1.3.1 Tujuan umum

1.3.1.1 Untuk mengetahui konsep dasar penyakit campak

1.3.1.2 Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan penyakit campak

1.3.1.3 Untuk mengetahui contoh asuhan keperawatan pada klien dengan penyakit

campak

1.3.2 Tujuan khusus

1.3.2.1 Untuk mengetahui anatomi pada kulit

1.3.2.2 Untuk mengetahui fisiologi pada kulit

1.3.2.3 Untuk mengetahui definisi penyakit campak

1.3.2.4 Untuk mengetahui etiologi penyakit campak.

1.3.2.5 Untuk mengetahui tanda dan gejala penyakit campak

1.3.2.6 Untuk mengetahui sifat virus morbili

Page 3: pembahasan campak.docx

1.3.2.7 Untuk mengetahui cara penularan penyakit campak

1.3.2.8 Untuk mengetahui patofisiologi penyakit campak.

1.3.2.9 Untuk mengetahui pathway penyakit campak

1.3.2.10 Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostic pada klien dengan penyakit

campak

1.3.2.11 Untuk mengetahui penatalaksanaan medis pada klien dengan penyakit

campak

1.3.2.12 Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan penyakit campak

1.3.2.13 Untuk mengetahui contoh asuhan keperawatan pada klien dengan penyakit

campak

1.4 MANFAAT PENULISAN

Agar mahasiswa mengetahui konsep dasar penyakit, konsep asuhan penyakit campak

serta mengetahui contoh dari asuhan keperawatan padapasien dengan gangguan penyakit

campak. Agar saat pelaksanaan asuhan keperawatan perawat , perawat dapat merawat

serta memberikan asuhan dengan baik dan benar. Serta dapat dapat memberikan

informasi kepada orang tua agar anak tidak terhindar dari penyakit campak

Page 4: pembahasan campak.docx

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar Penyakit Campak

2.1.1 Anatomi Kulit

Kulit adalah suatu organ pembungkus seluruh permukaan luar tubuh,

merupakan organ terberat dan terbesar dari tubuh.Seluruh kulit beratnya sekitar

16 % berat tubuh, pada orang dewasa sekitar 2,7 – 3,6 kg dan luasnya sekitar 1,5

– 1,9 meter persegi. Tebalnya kulit bervariasi mulai 0,5 mm sampai 6 mm

tergantung dari letak, umur dan jenis kelamin. Kulit tipis terletak pada kelopak

mata, penis, labium minus dan kulit bagian medial lengan atas. Sedangkan kulit

tebal terdapat pada telapak tangan, telapak kaki, punggung, bahu dan bokong.

Secara embriologis kulit berasal dari dua lapis yang berbeda, lapisan luar adalah

epidermis yang merupakan lapisan epitel berasal dari ectoderm sedangkan lapisan

dalam yang berasal dari mesoderm adalah dermis atau korium yang merupakan

suatu lapisan jaringan ikat.

a. Epidermis

Epidermis adalah lapisan luar kulit yang tipis dan avaskuler. Terdiri dari epitel

berlapis gepeng bertanduk, mengandung sel melanosit, Langerhans dan merkel.

Tebal epidermis berbeda-beda pada berbagai tempat di tubuh, paling tebal pada

telapak tangan dan kaki. Ketebalan epidermis hanya sekitar 5 % dari seluruh

ketebalan kulit. Terjadi regenerasi setiap 4-6 minggu.

 Epidermis terdiri atas lima lapisan (dari lapisan yang paling atas sampai yang

terdalam) :

Fungsi Epidermis : Proteksi barier, organisasi sel, sintesis vitamin D dan sitokin,

pembelahan dan mobilisasi sel, pigmentasi (melanosit) dan pengenalan alergen

(sel Langerhans).

Page 5: pembahasan campak.docx

b. Dermis

Merupakan bagian yang paling penting di kulit yang sering dianggap sebagai

“True Skin”. Terdiri atas jaringan ikat yang menyokong epidermis dan

menghubungkannya dengan jaringan subkutis. Tebalnya bervariasi, yang paling

tebal pada telapak kaki sekitar 3 mm.

Dermis terdiri dari dua lapisan :

1.Lapisan papiler; tipis mengandung jaringan ikat jarang.

2.Lapisan retikuler; tebal terdiri dari jaringan ikat padat.

Dermis mempunyai banyak jaringan pembuluh darah. Dermis juga

mengandung beberapa derivat epidermis yaitu folikel rambut, kelenjar sebasea

dan kelenjar keringat. Kualitas kulit tergantung banyak tidaknya derivat epidermis

di dalam dermis.

Fungsi Dermis : struktur penunjang, mechanical strength, suplai nutrisi, menahan

shearing forces dan respon inflamasi

c. Subkutis

Merupakan lapisan di bawah dermis atau hipodermis yang terdiri dari

lapisan lemak. Lapisan ini terdapat jaringan ikat yang menghubungkan kulit

secara longgar dengan jaringan di bawahnya. Jumlah dan ukurannya berbeda-beda

menurut daerah di tubuh dan keadaan nutrisi individu. Berfungsi menunjang

suplai darah ke dermis untuk regenerasi.

Fungsi Subkutis / hipodermis : melekat ke struktur dasar, isolasi panas, cadangan

kalori, kontrol bentuk tubuh dan mechanical shock absorber.

2.1.2 Fisiologi Kulit

Kulit merupakan organ yang berfungsi sangat penting bagi tubuh diantaranya

adalah memungkinkan bertahan dalam berbagai kondisi lingkungan, sebagai

barier infeksi, mengontrol suhu tubuh (termoregulasi), sensasi, eskresi dan

metabolisme.

Page 6: pembahasan campak.docx

Fungsi proteksi kulit adalah melindungi dari kehilangan cairan dari elektrolit,

trauma mekanik, ultraviolet dan sebagai barier dari invasi mikroorganisme

patogen. Sensasi telah diketahui merupakan salah satu fungsi kulit dalam

merespon rangsang raba karena banyaknya akhiran saraf seperti pada daerah

bibir, puting dan ujung jari. Kulit berperan pada pengaturan suhu dan

keseimbangan cairan elektrolit. Termoregulasi dikontrol oleh hipothalamus.

Temperatur perifer mengalami proses keseimbangan melalui keringat, insessible

loss dari kulit, paru-paru dan mukosa bukal. Temperatur kulit dikontrol dengan

dilatasi atau kontriksi pembuluh darah kulit. Bila temperatur meningkat terjadi

vasodilatasi pembuluh darah, kemudian tubuh akan mengurangi temperatur

dengan melepas panas dari kulit dengan cara mengirim sinyal kimia yang dapat

meningkatkan aliran darah di kulit. Pada temperatur yang menurun, pembuluh

darah kulit akan vasokontriksi yang kemudian akan mempertahankan panas.

2.1.3 Pengertian Campak

Dalam bahasa latin disebut sebagai morbili atau rubeolla. Sementara dalam

bahasa Inggris, measles. Dalam bahasa awam disebut campak atau serampah.

Morbili adalah penyakit infeksi virus akut yang ditandai oleh 3 stadium yaitu

stadium kataral, stadium erupsi, dan stadium konvalensi (Suriadi, 2001).

Morbili adalah penyakit virus akut dengan demam, radang selaput lendir dan

timbulnya erupsi kulit berupa bercak dan bintik merah, disusul pengelupasan

(Ramali Ahmad, 2002).

Morbili adalah suatu penyakit yang sangat menular karena paramyxovirus

yang ditandai oleh prodromal infeksi saluran pernafasan atas dan bercak koplik

yang diikuti dengan rash makula popular kehitaman (Catzel dan Robert, 1995).

Jadi, Morbili ialah penyakit infeksi virus akut, yang disebabkan virus campak

menular yang ditandai dengan 3 stadium, yaitu: a) Stadium kataral, b) Stadium

erupsi, c) Stadium konvalesensi

Page 7: pembahasan campak.docx

2.1.4 Etiologi

Penyebab penyakit campak adalah disebabkan virus campak atau virus

morbili. Virus campak adalah anggota genus Morbillivirus dari family

paramiksovirus. Penyakit pada anjing, rinderpest ( plak ternak ), dan hewan

pemamah biak peste des petiis adalah morbillovirus lain yang memberikan derajat

keterkaitan imunologi yang jelas dengan campak, memberikesan adanya suatu

jalur evolusi bersama lebih awal dalam hal kemunculannya pada pejamu yang

spesifik ( anjing, ternak, kambing, manusia ).

Page 8: pembahasan campak.docx

.

        Gambar 2 : virus campak

Virus campak mempunyai RNA untai lurus negative di dalam kapsid heliks

protein yang tertutup oleh membrane luar lemak dan protein. Virionnya adalah

pleomorfik, dengan diameter antara 100-250 nm. Enam protein structural telah

ditemukan  dan fungsinya terlibat dalam beberapa sifat  khas virus yang telah

diketahui ( table 2-1 ). Virus sangat tidak tahan panas tetapi hidup dalam jangka

waktu lama pada temperature rendah. Virus campak memperbanyak diri dalam

berbagai cara, baik dibiakan sel primer maupun dibarisan yang stabil; sel yang

berasal dari manusia dan monyet paling dapat dipercaya untuk isolasi virus

permulaan tetapi setelah beberapa kali isolasi, virus mudah berbiak dalam biakan

jaringan spesies lain.

Perubahan morfologi biakan sel yang dipicu oleh virus campak ditandai

dengan pembentukan sel raksasa berinti besar dan banyak atau pembentukan

inklusi sinsitium dan eusinofil didalam nucleus dan sitoplasma, yang sangat mirip

dengan yang diamati di specimen sitologi yang diambil dari secret traktus

respiraturius dan banyak jaringan penderita campak.

Page 9: pembahasan campak.docx

Antibodi muncul di dalam serum 12-15 hari setelah infeksi pada manusia atau

hewan percobaan. Antibodi itu menetralisasi kerja virus secara spesifik,

memfiksasi komplemen dengan antigen virus dan menghambat hemaglutinasi dan

hemolisis oleh virus. Tidak terbukti adanya perbedaan antigen yang bermakna

pada strain campak selama 40 tahun ini. Keseragaman ini berkaitan dengan sangat

jarang terjadinya serangan kedua pada penyakit ini.

 

L Protein interna ( Large )

P Protein interna yang berhungan dengan polymerase RNA.

NP Nucleoprotein yang melindungi RNA virus.

F Factor penggabungan ( fusi ) dan aktifitas hemolisis.

H Hemaglutinasi dan adsorbs.

M Protein matriks membrane interna.

2.1.5 Tanda dan Gejala

Diagnosis morbili biasanya dapat dibuat atas dasar kelompok gejala klinis

yang sangat berkaitan, yaitu koriza dan mata meradang disertai batuk dan demam

Table 2-1. protein virus campak

Page 10: pembahasan campak.docx

tinggi dalam beberapa hari dan diikuti ruam yang memiliki ciri khas, yaitu diawali

dari belakang telinga untuk kemudian menyebar ke muka, dada, tubuh, lengan dan

kaki bersamaan dengan meningkatnya suhu tubuh dan selanjutnya mengalami

hiperpigmentasi dan mengelupas.

Pada stadium prodormal dapat ditemukan enantema di mukosa pipi yang

merupakan tanda patognomonis morbili yaitu bercak koplik, meskipun demikian

menentukan diagnosis perlu ditunjang data epidemiologi. Tidak semua kasus

manifestasinya sama dan jelas. Sebagai contoh, pasien yang mengidap gizi kurang

ruamnya dapat berdarah dan mengelupas atau pasien sudah meninggal ruam

belum timbul. Kasus yang mengidap gizi kurang dapat menderita diare yang

berkelanjutan. Stadium stadium pada manifestasi klinis penyakit campak :

a. Stadium Prodromal (kataral)

Demam, malaise, batuk, konjungtivitis, coryza terdapat bercak koplik

berwarna putih kelabu sebesar ujung jarum dikelilingi oleh eritema terletak di

mukosa bukalis berhadapan dengan molar bawah, timbul dua hari sebelum

munculnya rash. Stadium ini berlangsung selama 4 – 5 hari.

b. Stadium Erupsi

Coryza dan batuk bertambah, terjadi eritema yang berbentuk macula

popula disertai meningkatnya suhu tubuh. Mula-mula eritema terletak di

belakang telinga, di bagian atas lateral tengkuk, sepanjang rambut, dan bagian

belakang bawah. Kadang terdapat pendarahan ringan di bawah kulit.

Pembesaran kelenjar getah bening di sudut mandibula dan di daerah belakang

leher.

c. Stadium Konvalensi

Erupsi berkurang dan meninggalkan bekas yang berwarna lebih tua

(hiperpigmentasi) yang akan menghilang dengan sendirinya. Selanjutnya

diikuti gejala anorexia, malaise, limfedenopati (Suriadi, 2001).

Page 11: pembahasan campak.docx

Selain stadium, secara garis besar penyakit campak bisa dibagi menjadi 3

fase dan pada fase-fase tersebut menimbulakan tanda dan gejala yang khas

pada setiap fasenya, yaitu antara lain:.

Fase pertama disebut fase inkubasi yang berlangsung sekitar 10-12 hari.

Pada fase ini anak sudah mula terkena infeksi tapi pada dirinya belum tampak

gejala apapun. Bercak-bercak merak yang merupakan cirri khas campak

belum keluar.

Pada fase kedua (fase prodromal) barulah timbul gejala yang mirip penyakit

flu, seperti batuk, pilek dan demam. Mata tampak kemerah-merahan dan

berair. Bila melihat sesuatu mata akan silau (fotofobia). Disebelah dalam

mulut muncul bintik-bintik putih yang akan bertahan 3-4 hari. Terkadang anak

juga mengalami diare. Satu-dua hari kemudian timbul demam tinggi yang

turun naik, berkisar 38̊̊C-40,̊C 50̊C.

Fase ketiga ditandai dengan keluarnya bercak merah seiring dengan demam

tinggi yang terjadi. Namun, bercak tak langsung muncul di seluruh tubuh,

melainkan bertahap dan merambat. Bermula dari belakang kuping, leher,

dada, muka, tangan dan kaki. Warnanya pun khas; merah dengan ukuran yang

tak terlalu besar tapi juga tidak terlalu kecil. Bercak-bercak merah ini dalam

bahasa kedokterannya disebut makulopapuler. Biasanya bercak memenuhi

seluruh tubuh dalam waktu sekitar satu minggu. Namun, ini pun tergantung

padadaya tahan tubuh masing-masing anak. Bila daya tahan tubuhnya baik

maka bercak merahnya tak terlalu menyebar dan tak terlalu penuh. Umumnya

jika bercak merahnya sudah keluar, demam akan turun dengan sendirinya.

Bercak merah pun makin lama menjadi kehitaman dan bersisik

(hiperpigmentasi), lalu rontok atau sembuh dengan sendirinya. Periode ini

merupakan masa penyembuhan yang butuh waktu sampai 2 minggu.

Jadi, dapat dapat disimpulkan bahwa diagnosis morbili dapat ditegakkan

secara klinis, sedangkan beberapa pemeriksaan penunjang seperti pada

pemeriksaan sitologik ditemukan sel raksasa pada mukosa hidung dan pipi

dan pada pemeriksaan serologik didapatkan IgM spesifik. campak dapat

bermanifestasi tidak khas disebut campak atipikal; diagnosis banding lainnya

Page 12: pembahasan campak.docx

adalah rubela, demam skarlatina, ruam akibat obat-obatan, eksantema subitum

dan infeksi stafilokokus.

2.1.6 Sifat Virus Morbilli

Virus morbili berada di sekret nasofaring dan didalam darah, minimal selama

masa tunas dan dalam waktu yang singkat sesudah timbul ruam. Virus tetap aktif

minimal  34 jam pada temperatur kamar, 15 minggu di dalam pengawet beku,

minimal 4 minggu disimpan dalam temperatur 350 C, dan beberapa hari pada suhu

00C. Virus tidak dapat aktif pada pH rendah.

a. Bentuk Virus

Virus morbili termasuk golongan paramyxovirus berbentuk bulat dengan

tepi yang kasar dan bergaris tengah 140 nm dan dibungkus oleh selubung luar

yang terdiri dari lemak dan protein Didalamnya terdapat nukleokapsid yang

bulat lonjong terdiri dari bagian protein yang mengelilingi asam nukleat

(RNA), merupakan struktur helix nukleo protein dari myxovirus. Selubung

luar sering menunjukkan tonjolan pendek, suatu protein yang berada

diselubung luar muncul sebagai hemaglutinin.

b. Ketahanan Virus

Virus morbili adalah organisme yang tidak memiliki daya tahan tinggi,

apabila berada diluar tubuh manusia keberadaanya tidak kekal. Pada

temperatur kamar ia kehilangan 60% sifat infektisitasnya selama 3-5 hari,

pada 370c waktu paruh umurnya 2 jam, pada 560c hanya satu jam. Dalam

keadaan yang lain ia bertahan dalam keadaan dingun. Pada media protein ia

dapat hidup dengan suhu -700c selama 5,5 tahun, sedangkan dalam lemari

pendingin dengan suhu 4-60c dapat hidup selama 5 bulan apabila

dimasukkan dalam media protein dan hanya dapat hidup 2 minggu bila tanpa

media protein.                                    

Page 13: pembahasan campak.docx

Tanpa media protein virus campak dapat dihancurkan oleh sinar

ultraviolet. Oleh karena selubungnya terdiri dari lemak maka termasuk

mikroorganisme yang bersifat eter labile, pada suhu kamar dapat mati dalam

20% eter selama 10 menit dan 50% aseton dalam 30 menit. Virus morbili

sensitif pada 0,01% betapropiaceton dalam setiap konsentrasi, pada suhu

370c,akan kehilangan sifat infektisitasnya dalam2 jam, walaupun demikian ia

tetap memiliki antigenitas penuh. Dalam 1/4000 formalin menjadi tidak

efektif selama 5 hari, tetapi tidak kehilangan antigenitasnya. Tripsin

mempercepat hilangnya potensi antigenik

2.1.7 Cara Penularan Campak

Yang patut diwaspadai, peunularan penyakit campak berlangsung sangat cepat

melalui perantara udara atau semburan ludah (droplet) yang terisap lewat hidung

atau mulut. Penularan terjadi pada masa fase kedua hingga 1-2 hari setelah bercak

merah timbul. Sayangnya, masih ada anggapan yang salah dalam masyarakat akan

penyakit campak. Misalnya, bila satu anggota keluarga terkena campak, maka

anggota keluarga lain sengaja ditulari agar sekalian repot. Alasannya, bukankah

campak hanya terjadi sekali seumur hidup? Jadi kalau waktu kecil sudah pernah

campak, setelah itu akan aman selamanya. Ini jelas pendapat yang tidak benar

karena penyakit bukanlah untuk ditularkan. Apalagi dampak campak cukup

berbahaya.

Anggapan lain yang patut diluruskan, yaitu bahwa bercak merah pada campak

harus keluar semua karena kalau tidak malah akan membahayakan penderita.

Yang benar, justru jumlah bercak menandakan ringan-beratnya campak. Semakin

banyak jumlahnya berarti semakin berat penyakitnya. Dokter justru akan

mengusahakan agar campak pada anak tidak menjadi semakin parah atau bercak

merahnya tidak sampai muncul di sekujur tubuh.

Selain itu, masih banyak orang tua yang memperlakukan anak campak secara

salah. Salah satunya, anak tidak dimandikan. Dikhawatirkan, keringat yang

Page 14: pembahasan campak.docx

melekat pada tubuh anak menimbulkan rasa lengket dan gatal yang mendorongnya

menggaruk kulit dengan tangan yang tidak bersih sehingga terjadi infeksi berupa

bisul-bisul kecil bernanah. Sebaliknya, dengan mandi anak akan merasa nyaman.3

2.1.8 Patofisiologi

Penularan virus yang infeksius sangat efektif, dengan sedikit virus yang

infeksius sudah dapat menimbulkan infeksi pada seseorang. Penularan campak

terjadi secara droplet melalui udara, terjadi antara 1 – 2 hari sebelum timbul gejala

klinis sampai 4 hari setelah timbul ruam. Lesi utama tampak ditemukan pada kulit

penderita, mukosa nasofarink, bronkus, saluran cerna dan konjungtiva serta

masuk ke dalam limfatik lokal. Virus memperbanyak diri dengan sangat perlahan

dan di situ mulai penyebaran ke sel jaringan limforetikular seperti limfa. Sel

mono nuklear yang terinfeksi menyebabkan terbentuknya sel raksasa berinti

banyak.

Virus masuk ke dalam pembuluh darah dan menyebar ke permukaan epitil

orofarink, konjungtiva, saluran nafas, kulit, kandung kemih, dan usus. Pada hari

ke 9 – 10 fokus infeksi yang berada di epitel saluran nafas dan konjungtiva, satu

sampai dua lapisan mengalami nekrosis. Virus yang masuk ke pembuluh darah

menimbulkan manifestasi klinis dari sistem saluran nafas adalah batuk, pilek,

Page 15: pembahasan campak.docx

disertai konjungtivitis, demam tinggi, ruam menyebar ke seluruh tubuh, timbul

bercak koplik.

Pada hari ke-14 sesudah awal infeksi akan muncul ruam makulopopular dan

saat itu antibodi humoral dapat dideteksi. Daya tahan tubuh akan menurun sebagai

akibat respon terhadap antigen virus terjadilah ruam pada kulit. Daerah epitel

yang nekrotik di nasofaring dan saluran pernafasan memberikan kesempatan

serangan infeksi bakteri sekunder berupa bronkopnemoni, otitis dan lain-lain,

2002).

2.1.9 Pathway

Virus Morbili

Droplet Infection

Eksudat yang serius, proliferasi sel mononukleus, polimorfonukleus

Reaksi Inflamasi : Demam, suhu naik,

metabolisme naik, RR naik, IWL naik

Penyebaran ke berbagai organ melalui hematogen

Saluran cerna

Terdapat bercak koplik

berwarna kelabu dikelilingi

eritema pada mukosa

bukalis, berhadapan pada molar,

palatum durum, mole.

Gangguan rasa nyaman:

Peningkatan suhu tubuh

Resiko kurang volume cairan

Saluran napas; Inflamasi saluran napas atas; bercak

koplik pada mukosa bukalis meluas ke jari

trakeobronkial

Kulit menonjol sekitar sebasea

dan folikel rambut

Radang konjungtiva

Mulut pahit timbul anorexia

Batuk, pilek, RR

Bronchopneumonia

Eritema membentuk

papul di kulit normal

Konjungtivitis

Gangguan persepsi sensori

Page 16: pembahasan campak.docx

Absorpsi turun

Diare

(BAB terus menerus) iritasi

2.1.10 Pemeriksaan Diagnostik

a. Serologi

Pada kasus atopic, dapat dilakukan pemeriksaan serologi untuk

memastikannya. Tehnik pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah fiksasi

complement, inhibisi hemaglutinasi, metode antibody fluoresensi tidak

langsung.

b. Patologi anatomi

Gangguan kebutuhan nutrisi < kebutuhan normalHygienis tidak dijaga dan imunitas kurang akan meluas pada saluran cerna bagian bawah (usus)

Gangguan integritas kulit

Kurang volume cairan elektrolit

Gangguan pola napas;bersihan jalan

napas

Rash, ruam di balik telinga, leher, pipi,

muka, seluruh tubuh deskuamasi rasa gatal

Gangguan istirahat tidur Gangguan integritas kulit

Page 17: pembahasan campak.docx

Pada organ limfoid dijjumpai : hyperplasia folikuler yang nyata, senterum

germinativum yang besar, sel Warthin-Finkeldey ( sel datia berinti banyak

yang tersebar secara acak, sel ini memiliki nucleus eosinofilik dan jisim

inklusi dalam sitoplasma, sel ini merupakan tanda patognomonik sampak).

Pada bercak koplik dijumpai : nekrosis, neutrofil, neovaskularisasi.

c. Darah tepi

Jumlah leukosit normal atau meningkat apabila ada komplikasi infeksi bakteri.

d. Pemeriksaan antibody IgM anti campak.

e. Pemeriksaan untuk komplikasi

Ensefalopati / ensefalitis ( dilakukan pemeriksaan cairan serebrospinal, kadar

elektrolit darah dan analisis gas darah ), enteritis ( feces lengkap),

bronkopneumonia ( dilakukan pemeriksaan foto dada dan analisis gas darah).

2.1.11 Penatalaksaan

a. Penatalaksanaan Medis

Kecuali tindakan pendukung umum, tidak ada terapi terbaru bagi pasien

yang tidak mengalami komplikasi. Walaupun ribavirin menghambat replikasi

virus campak invitro, tidak terlihat hasil yang nyata pada pemberian invivo.

Penggunaan antipiretik yang bijaksana untuk demam tinggi dan obat penekan

batuk mungkin bermanfaat secara simptomatik. Pemberian pengobatan yang

lebih spesifik seperti pemberian anti mikroba yang tepat harus digunakan

untuk mengobati komplikasi infeksi bakteri sekunder.

Oleh karena campak jelas menurunkan cadangan vitamin A, yang

menimbulkan tingginya insiden xeroftalmia dan ulkus kornea pada anak yang

kurang gizi, WHO menganjurkan supplement vitamin A dosis tinggi di semua

daerah dengan defisiensi vitamin A. supplement vitamin A juga telah

memperlihatkan penurunan frekuensi dan keparahan pneumonia dan

laringotrakeobronkitis akibat kerusakan virus campak pada epitel traktus

respiraturius bersilia. Pada bayi usia di bawah 1 tahun diberi vitamin A

Page 18: pembahasan campak.docx

sebanyak 100.000 IU dan untuk pasien lebih tua diberikan 200.000 IU. Dosis

ini diberikan segera setelah diketahui terserang campak. Dosis kedua

diberikan hari berikutnya, bila terlihat tanda kekurangan vitamin A dimata dan

diulangi 1 sampai 4 minggu kemudian.

b. Penatalaksanaan Keperawatan

Penyakit campak merupakan penyakit yang mudah sekali menular. Selain

itu sering menyebabkan kematian jika mengenai anak yang keadaan gizinya

buruk sehingga mudah sekali mendapatkan komplikasi terutama

bronkopneumonia. Pasien campak dengan bronkopnumonia perlu dirawat di

rumah sakit karena memerlukan perawatan yang yang memadai ( kadang

perlu infuse atau oksigen ). Masalah yang perlu diperhatikan  ialah kebutuhan

nutrisi, gangguan suhu tubuh, gangguan rasa aman nyaman, risiko terjadinya

komplikasi.

1) Kebutuhan Nutrisi

Campak menyebabkan anak menderita malaise dan anoreksia. Anak

sering mengeluh mulut pahit sehingga tidak mau makan atau minum.

Demam yang tinggi menyebabkan pengeluaran cairan lebih banyak.

Keadaan ini jika tidak diperhatikan agar anak mau makan ataupun minim

akan menambah kelemahan tubuhnya dan memudahkan timbulnya

komplikasi.

2) Gangguan suhu tubuh

Campak selalu didahului demam tinggi. Demam yang disebabkan

infeksi virus ini pada akhirnya akan turun dengan sendirinya setelah

campaknya keluar banyak, kecuali bila terjadi komplikasi demam akan

tetap berlangsung lebih lama. Untuk menurunkan suhu tubuh biasanya

diberikan antipiretik dan jika tinggi sekali diberiakan sedative untuk

mencegah terjadinya kejang.

3) Gangguan rasa aman nyaman

Gangguan ini dirasakan anak karena adanya demam, tak enak badan,

pusing, mulut terasa pahit dan kadang muntah-muntah. Biasanya anak

juga tidak tahan meluhat sinar karena silau, batuk bertambah banyak dan

Page 19: pembahasan campak.docx

akan berlangsung lebih lama dari campaknya sendiri. Anak kecil akan

sangat rewel, pada waktu malam anak sering minta digendong saja. Jika

eksantem telah keluar anak akan merasa gatal, hal ini juga menambah

gangguan aman dan kenyamanan anak. Untuk mengurangi rasa gatal

tubuh anak dibedaki dengan bedak salisil 1% atau lainnya ( atas resep

dokter ). Selama masih demam tinggi jangan dimandikan tetapi sering-

sering dibedaki saja.

4) Resiko terjadinya komplikasi

 Campak sering menyebabkan daya tahan tubuh sangat menurun. Hal

ini dapat dibuktikan dengan uji tuberculin yang semula positif berubah

menjadi negative. Ini menunjukkan bahwa antigen antibody pasien sangat

kurang kemampuannya untuk bereaksi terhadap infeksi. Oleh karena itu

resiko terjadinya komplikasi lebih besar terutama jika keadaan umum anak

kurang baik, seperti pada pasien dengan malnutrisi atau dengan penyakit

kronik lainya.

2.1.12 Pencegahan

a. Imunisasi Pasif

IG manusia yang diberikan segera setelah pemajanan dapat mengubah

gambaran klinis dan efek antigen pada infeksi virus campak. Anak yang

rentan harus segera diberi IG 0,25 ml/kg BB, untuk mencegah campak. Bila

telah berlangsung lebih dari 6 hari, maka IG tidak dapat diandalkan untuk

mencegah maupun memodifikasi penyakit. Pasien dengan campak yang

dimodifikasi globulin memperlihatkan gambaran klinis yang beragam dengan

masa tunas memanjang dan berbagai keluhan dan tanda penyakit campak,

tetapi mereka tetap sebagai sumber penular potensial pada individu yang

berkontak dengan mereka. Oleh karena sifat kekebalan alaminya sementara,

imunisasi pasif harus diikuti oleh iminisasi aktif dalam 3 bulan setelah itu.

Karena dosis besar immunoglobulin saat ini sering deberikan untuk

pencegahan atau pengobatan sejumlah gangguan ( misal infeksi HIV, penyakit

Kawasaki, trombositopenia imun, hepatitis B dan profilaksis varisela ) interval

yang lebih panjang dianjurkan sebelum vaksin virus campak. Ini bervariasi

Page 20: pembahasan campak.docx

dari 3 sampai 11 bulan bergantung pada produk dan jumlah globulin yang

diberikan.

b. Imunisasi Aktif

Vaksin yang telah dilemahkan menghasilkan infeksi yang tidak menular

dan tidak ada hubungannya dengan infeksi bakteri sekunder dan komplikasi

neurologi.

Efek profilaksis vaksin hidup yang diberika mencapai 97%. Vaksin yang

dilemahkan menimbilkan reaksi ringan. Respon demam yang terjadi pada 5

sampai 15% anak memberikan sedikit rasa tidak nyaman, toksisitas atau

ketidakmampuan. Eksantem yang dimodifikasi dengan berbagai bentuk bisa

terjadi setelah serangan demam pada kurang dari 5% pasien yang divaksinasi.

Observaasi terus menerus pada anak yang mendapat vaksin hidup 20 sampai

25 tahun yang lalu memperlihatkan antibody menetap dan efek protektif yang

lebih baik dibandingkan dengan yang menderita campak secara alami.

1) Vaksin

Pada tahun 1963, telah dibuat dua jenis vaksin campak yaitu :

a) Vaksin yang berasal dari virus campak yang hidup dan dilemahkan

( tipe Edmonston B ).

b) Vaksin yang berasal dari virus campak yang dimatikan ( virus campak

yang berada dalam larutan formalin yang dicampur dengan garam

aluminium ).

2) Dosis dan cara pemakaian

Dosis baku minimal untuk pemberian vaksin campak yang dilemahkan

adalah 1000 TCID50 atau sebanyak 0,5 ml. untuk vaksin hidup, pemberian

dengan 20 TCID50 saja mungkin sudah dapat memberikan hasil yang baik.

Pemberian yang dianjurkan secara subkutan, walaupun demikian dapat

diberikan secra intramuscular. Daya proteksi vaksin campak diukur

dengan berbagai macam cara. Salah satu indicator pengaruh vaksin

terhadap proteksi adalah penurunan angka kejadian kasus campak sesudah

pelaksanaan program imunisasi.

3) Reaksi KIPI

Page 21: pembahasan campak.docx

Reaksi KIPI imunisasi campak yang banyak dijumpai terjadi pada

imunisasi ulang pada seseorang yang telah memiliki imunitas sebagian

akibat imunisasi dengan valsin campak dari virus yang dimatikan.

Kejadian KIPI imunisasi campak telah menurun dengan digunakanya

vaksin campak yang dilemahkan. Gejala KIPI berupa demam yan lebih

dari 39,50c yang terjadi pada 5-15% kasus, demam mulaidijumpai pada

hari ke 5-6 sesudah imunisasi dan berlangsung selama 2 hari. Berbeda

dengan infeksi alami demam tidak tinggi, walaupun demikian peningkatan

suhu tubuh tersebut dapat merangsang terjadinya kejang demam.

Ruam dapat dijumpai pada 5% resipien, timbul pada hari ke 7-10

sesudah imunisasi dan berlangsung selama 2-4 hari. Hal ini sukar

dibedakan dengan modified measles akibat imunisasi yang terjadi jika

seseorang telah memperoleh imunisasi pada saat masa inkubasi penyakit

alami. Reaksi KIPI berat jika ditemukan gangguan fungsi system saraf

pusat seperti ensefalitis dan ensefalopati pasca diimunisasi.

4) Imunisasi Ulangan

Penelitian di jogyakarta, Ambon, dan Palu oleh Badan Lingkes Depkes

& Kesos mengenai kadar IgG pada 200 anak sekolah per provinsi pada

tahun 1998, menunjukkan status antibody campak hanya mencapai 71,9%

sehingga pada umur 6-11 tahun jumlah anak yang rentan pada infeksi

campak cukup tinggi yaitu 26-32,6%. Atas dasar penelitian tersebut

ulangan imunisasi campak diberikan pada usia masuk sekolah ( umur 6-7

tahun ) melalui program BIAS. Imunisasi ulang dianjurkan juga dalam

situasi tertentu, misalnya :

a) Mereka yang memperoleh imunisasi sebelum umur 1 tahun dan

terbukti bahwa potensi vaksin yang digunakan kurang baik ( tampak

peningkatan insiden kegagalan vaksinasi ). Pada anak-anak yang

memperoleh imunisasi ketika berumur 12-14 bulan tidak disarankan

mengulangi imunisasinya tetapi hal ini bukan merupakan kontra

indikasi.

Page 22: pembahasan campak.docx

b) Apabila terdapat kejadian luar biasa peningkatan kasus campak, maka

anak SD, SLTP dan SLTA dapat diberikan imunisasi ulang.

c) Setiap orang yang pernah imunisasi vaksin campak yang virusnya

sudah dimatikan ( vaksin inaktif ).

d) Setiap orang yang pernah memperoleh imunoglobulin.

e) Seseorang tidak dapat menunjukkan catatan imunisasinya.

5) Kontra Indikasi

Kontra indikasi imunisasi campak berlaku bagi mereka yang sedang

menderita demam tinggi, sedang memperoleh pengobatan imunosupresif,

hamil, memiliki riwayat alergi, sedang memperoleh pengobatan

immunoglobulin atau bahan-bahan berasal dari darah.

2.2 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

2.2.1 Pengkajian

a. Anamnesa

1) Anak yang sakit

Meliputi nama anak, umur : rentan pada anak berumur 1-14 th dengan

status gizi yang kurang dan sering mengalami penyakit infeksi, jenis

kelamin (L dan P pervalensinya sama), suku bangsa, no register, tanggal

masuk rumah sakit, diagnosa medis.

2) Keluhan utama

Anak masuk rumah sakit biasanya dengan keluhan adanya eritema

dibelakang telinga, di bagaian atas lateral tengkuk, Identitas sepanjang

rambut dan bagian belakang bawah, badan panas, enantema ( titik merah )

dipalatum durum dan palatum mole.

3) Riwayat kesehatan sekarang

Pada anak yang terinfeksi virus campak biasanya ditanyakan pada

orang tua atau anak tentang kapan timbulnya panas, batuk, konjungtivitis,

Page 23: pembahasan campak.docx

koriza, bercak koplik dan enantema serta upaya yang telah dilakukan

untuk mengatasinya.

4) Riwayat kesehatan dahulu

Anak belum pernah mendapatkan vaksinasi campak dan pernah

kontak dengan pasien campak.

5) Riwayat kesehatan keluarga

Apakah anak belum mendapatkan vaksinasi campak.

6) Riwayat imunisasi

Imunisasi apa saja yang sudah didapatkan misalnya BCG, POLIO I,II,

III; DPT I, II, III; dan campak.

7) Riwayat nutrisi

Kebutuhan kalori 4-6 tahun yaitu 90 kalori/kg/hari.Pembatasan kalori

untuk umur 1-6 tahun 900-1300 kalori/hari.Untuk pertambahan berat

badan ideal menggunakan rumus 8 + 2n. Status Gizi Klasifikasinya

sebagai berikut :

Gizi buruk kurang dari 60%

Gizi kurang 60 % - <80 %

Gizi baik 80 % - 110 %

Obesitas lebih dari 120 %

8) Riwayat  tumbuh kembang anak.

a) Tahap pertumbuhan

Pada anak umur lima tahun, perkiraan berat badan dalam kilogram

mengikuti patokan umur 1-6 tahun  yaitu umur ( tahun ) x 2 + 8. Tapi

ada rata-rata BB pada usia 3 tahun : 14,6 Kg, pada usia 4 tahun 16,7 kg

dan 5 tahun yaitu 18,7 kg. Untuk anak usia pra sekolah rata – rata

pertambahan berat badan 2,3 kg/tahun.Sedangkan untuk perkiraan

tinggi badan dalam senti meter menggunakan patokan umur 2- 12

tahun yaitu umur ( tahun ) x 6 + 77.Tapi ada rata-rata TB pada usia pra

sekolah yaitu 3 tahun 95 cm, 4 tahun 103 cm, dan 5 tahun 110 cm.

Page 24: pembahasan campak.docx

Rata-rata pertambahan TB pada usia ini yaitu 6 – 7,5 cm/tahun.Pada

anak usia 4-5 tahun fisik cenderung bertambah tinggi.

b) Tahap perkembangan.

(1) Perkembangan psikososial ( Eric Ercson ) : Inisiatif vs rasa

bersalah.Anak punya insiatif mencari pengalaman baru dan jika

anak dimarahi atau diomeli maka anak merasa bersalah dan

menjadi anak peragu untuk melakukan sesuatu percobaan yang

menantang ketrampilan motorik dan bahasanya.

(2) Perkembangan psikosexsual ( Sigmund Freud ) : Berada pada fase

oedipal/ falik ( 3-5 tahun ).Biasanya senang bermain dengan anak

berjenis kelamin berbeda.Oedipus komplek ( laki-laki lebih dekat

dengan ibunya ) dan Elektra komplek ( perempuan lebih dekat ke

ayahnya ).

(3) Perkembangan kognitif ( Piaget ) : Berada pada tahap

preoperasional yaitu fase preconseptual ( 2- 4 tahun ) dan fase

pemikiran intuitive ( 4- 7 tahun ). Pada tahap ini kanan-kiri belum

sempurna, konsep sebab akibat dan konsep waktu belum benar dan

magical thinking.

(4) Perkembangan moral berada pada prekonvensional yaitu mulai

melakukan kebiasaan prososial : sharing, menolong, melindungi,

memberi sesuatu, mencari teman dan mulai bisa menjelaskan

peraturan- peraturan yang dianut oleh keluarga.

(5) Perkembangan spiritual yaitu mulai mencontoh kegiatan

keagamaan dari ortu atau guru dan belajar yang benar – salah untuk

menghindari hukuman.

(6) Perkembangan body image yaitu mengenal kata cantik,

jelek,pendek-tinggi,baik-nakal, bermain sesuai peran jenis kelamin,

membandingkan ukuran tubuhnya dengan kelompoknya.

(7) Perkembangan sosial yaitu berada pada fase “ Individuation –

Separation “. Dimana sudah bisa mengatasi kecemasannya

Page 25: pembahasan campak.docx

terutama pada orang yang tak di kenal dan sudah bisa mentoleransi

perpisahan dari orang tua walaupun dengan sedikit atau tidak

protes.

(8) Perkembangan bahasa yaitu vokabularynya meningkat lebih dari

2100 kata pada akhir umur 5 tahun. Mulai bisa merangkai 3- 4 kata

menjadi kalimat. Sudah bisa menamai objek yang familiar seperti

binatang, bagian tubuh, dan nama-nama temannya. Dapat

menerima atau memberikan perintah sederhana.

(9) Tingkah laku personal sosial yaitu dapat memverbalisasikan

permintaannya, lebih banyak bergaul, mulai menerima bahwa

orang lain mempunyai pemikiran juga, dan mulai menyadari bahwa

dia mempunyai lingkungan luar.

(10)Bermain jenis assosiative play yaitu bermain dengan orang lain

yang mempunyai permainan yang mirip.Berkaitan dengan

pertumbuhan fisik dan kemampuan motorik halus yaitu melompat,

berlari, memanjat,dan bersepeda dengan roda tiga.

b. Pemeriksaan fisik

1) Status kesehatan umum

Meliputi keadaan penderita, kesadaran, tinggi badan, berat badan, dan

tanda-tanda vital.

2) Kepala dan leher

a) Inspeksi :

Kaji bentuk kepala, keadan rambut, kulit kepala, konjungtivitis, fotofobia,

adakah eritema dibelakang telinga, di bagian atas lateral tengkuk,

sepanjang rambut dan bagian belakang bawah.

b) Palpasi :

adakah pembesaran kelenjar getah bening di sudut mandibula dan didaerah

leher belakang,

3) Mulut

a) Inspeksi :

Page 26: pembahasan campak.docx

Adakah bercak koplik di mukosa bukalis berhadapan dengan molar bawah,

enantema di palatum durum dan palatum mole, perdarahan pada mulut dan

traktus digestivus.

4) Toraks

a) Inspeksi :

Bentuk dada anak, Adakah batuk, secret pada nasofaring, perdarahan pada

hidung.Pada penyakit campak, gambaran penyakit secara klinis menyerupai

influenza.

b) Auskultasi :

Ronchi / bunyi tambahan pernapasan.

5) Abdomen

a) Inspeksi :

Bentuk dari perut anak.Ruam pada kulit.

b) Auskultasi

Bising usus.

c) Perkusi

Perkusi abdomen hanya dilakukan bila terdapat tanda abnormal, misalnya

masa atau pembengkakan.

6) Kulit

a) Inspeksi :

Eritema pada kulit, hiperpigmentasi, kulit bersisik.

b) Palpasi :

Turgor kulit menurun

2.2.2 Diagnosa keperawatan

a. Bersihan jalan nafas tidak efektif  b.d penumpukan secret

b. Nyeri akut b.d agen injury (nyeri tenggook)

c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake yang tidak

adekuat.

Page 27: pembahasan campak.docx

d. Hipertermi b.d proses penyakit

e. Kerusakan integritas kulit b.d penurunan imunitas

f. Resiko penyebaran infeksi b.d organisme purulen

2.2.3 Intervensi keperawatan

NO Diagnosa Tujuan/Kriteria Hasil Intervensi

1Bersihan jalan nafas tidak

efektif  b.d penumpukan

secret

NOC : Respiratory ststus :

Airway patency

Kriteria hasil :

1. Mendemonstrasikan suara

jalan nafas yang bersih, tidak

ada sianosis dan dispneu

2. Menunjukan jalan nafas

yang paten ( irama nafas,

frekuensi pernafasan dalam

rentang normal, tidak ada

suara nafas abnormal)

3. Mampu mencegah faktor

yang menghambat jalan

nafas.

NIC : Airway management

1. Posisikan pasien untuk

memaksimalkan ventilasi

2. Lakukan fisioterapi dada

jika perlu

3. Keluarkan secret dengan

batuk atau suction

4. Auskultasi suara nafas,

catat adanya suara nafas

tambahan

5. Monitor respirasi dan

status O2

2Nyeri akut b.d agen injury

(nyeri tenggook)

NOC : Pain level

Kriteria hasil :

NIC 1 : Pain management

1. Kaji secara komprehensif

tentang nyeri meliputi :

Page 28: pembahasan campak.docx

1. Mengenali faktor penyebab

2. Menggunakan metode

pencegahan

3. Menggunakan metode

pencegahan non analgetik

untuk mengurangi nyeri.

4. Menggunakan analgetik

sesuai kebutuhan

5. Menganali gejala – gejala

nyeri

lokasi , karakteristik dan

onset, durasi, frekuensi,

kualitas, intensitas atau

beratnya nyeri dan faktor –

faktor presipitasi

2. Observasi isyarat – isyarat

non verbal dari

ketidaknyamana,

khususnya dalam

ketidakmampuan untuk

komunikasi secara efektif

3. Gunakan komunikasi

terapeutik agar pasien

dapat mengekspresikan

nyeri

4. Kontrol faktor – faktor

lingkungan yang dapat

mempengaruhi respon

pasien terhadap

ketidaknyamanan (ex :

temperatur ruangan ,

penyinaran)

5. Ajarkan penggunaan teknik

nonfarmakologi

(misalnya : relaksasi,

guided imagery, distraksi,

terapi bermain, terapi

aktivitas)

Page 29: pembahasan campak.docx

NIC 2 : Analgetik

administration

1. Tentukan lokasi,

karakteristik, kualitas, dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat.

2. Cek instruksi dokter

tentang jenis obat, dosis

dan frekuensi

3. Pilih analgetik yang

diperlukan / kombinasi dari

analgetik ketika pemberian

lebih dari satu.

4. Tentukan pilihan analgetik

tergantung tipe dan

beratnya nyeri

3Ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh b.d

intake yang tidak adekuat.

NOC : Status nutrisi

Kriteria hasil :

1. Stamina

2. Tenaga

3. Kekuatan menggenggam

4. Penyembuhan jaringan

5. Daya tahan tubuh

NIC 1 : Manajemen nutrisi

1. Timbang Berat badan

2. Anjurkan pada keluarga

pasien untuk memberikan

ASI

3. Anjurkan pasien untuk

meningkatkan protein dan

vit C

4. Kolaborasikan dengan ahli

Page 30: pembahasan campak.docx

6. Pertumbuhan gizi untuk menentukan

jumlah kalori dan nutrisi

yang dibutuhkan pasien.

NIC 2 : Monitoring nutrisi

1. Monitor turgor kulit

2. Monitor mual dan muntah

3. Monitor intake nutrisi

4. Monitor pertumbuhan dan

perkembangan

4Hipertermi b.d proses

penyakit

NOC : Thermoregulation

Kriteria hasil :

1. Suhu kulit dalam rentang

yang diharapkan

2. Suhu tubuh dalam batas

normal

3. Nadi dan pernapasan dalam

rentang yang diharapkan

4. Perubahan warna kulit tidak

ada

NIC : Regulasi suhu

1. Pantau suhu minimal setiap

dua jam, sesuai dengan

kebutuhan

2. Pantau warna kulit dan

suhu

3. Ajarkan keluarga dalam

mengukur suhu untuk

mencegah dan mengenali

secara dini hipertermia

4. Lepaskan pakaian yang

berlebihan dan tutupi

pasien dengan hanya

selembar pakaian

Page 31: pembahasan campak.docx

5. Anjurkan asupan cairan

oral

5Kerusakan integritas kulit

b.d penurunan imunitas

NOC : Tissue integrity

Kriteria hasil :

1. Integritas kulit yang baik

bisa dipertahankan (sensasi,

elastisitas, temperatur,

hidrasi, pigmentasi)

2. Tidak ada luka atau lesi pada

kulit

3. Perfusi jaringan baik

4. Mampu melindungi kulit dan

mempertahankan

kelembaban kulit dan

perawatan alami.

NIC : Pressure management

1. Anjurkan pasien untuk

mengenakan pakaian yang

longgar

2. Hindari kerutan pada

tempat tidur

3. Jaga kebersihan kulit agar

tetap bersih dan kering

4. Mobilisasi pasien secara

teratur

5. Monitor kulit akan adanya

kemerahan

6. Oleskan lotion pada daerah

yang tertekan

6Resiko penyebaran infeksi

b.d organisme purulen

NOC :Imune status

Kriteria hasil :

1. Pasien bebas dari tanda dan

gejala infeksi

2. Menjelaskan proses

penularan penyakit

3. Menjelaskan faktor yang

NIC : Infection protection

1. Monitor tanda dan gejala

infeksi sistemik dan lokal

2. Monitor kerentanan

terhadap infeksi

3. Batasi pengunjung

4. Inspeksi kulit dan

Page 32: pembahasan campak.docx

mempengaruhi penularan

serta penatalaksanaannya

4. Menunjukan kemampuan

untuk mencegah timbulnya

infeksi

5. Menunjukan perilaku hidup

sehat

membran mukosa terhadap

kemerahan, panas dan

drainase

5. Inspeksi kondisi luka /

insisi bedah

6. Dorong masukan nutrisi

yang cukup

7. Dorong masukan cairan

8. Dorong istirahat

2.2.4 Implementasi keperawatan

Pada tahap ini untuk melaksanakan intervensi dan aktivitas yang telah dicatat

dalam rencana perawatan pasien. Agar implementasi/pelaksanaan perencanaan ini

dapat tepat waktu dan efektif maka perlu mengidentifikasi prioritas perawatan,

memantau dan mencatat respon pasien terhadap setiap intervensi yang

dilaksanakan serta mendokumentasikan pelaksanaan perawatan. Pada pelaksanaan

keperawatan diprioritaskan pada upaya untuk mempertahankan jalan nafas,

mempermudah pertukaran gas, meningkatkan masukan nutrisi, mencegah

komplikasi, memperlambat memperburuknya kondisi, memberikan informasi

tentang proses penyakit (DoengesMarilynn E, 2000, Remcana Asuhan

Keperawatan)

2.2.5 Evaluasi keperaatan

Evaluasi merupakan bagian akhir dari proses keperawatan. Evaluasi dilakukan

untuk mengetahui tingkat keberhasilan tindakan yang telah dilakukan. Disamping

itu evaluasi dapat dijadikan sebagai bahan pengkajian untuk proses berikutnya.

Perawat mempunyai tiga alternative dalam menentukan sejauh mana tujuan

tercapai :

Page 33: pembahasan campak.docx

a. Berhasil

Prilaku anak sesuai pernyataan tujuan dalam waktu atau tanggal yang

ditetapkan di tujuan.

b. Tercapai sebagian

Anak menunjukkan prilaku tetapi tidak sebaik yang ditentukan dalam

pernyataan tujuan.

c. Belum tercapai

Pasien tidak mampu sama sekali menunjukkan perilaku yang diharapkan

sesuai dengan pernyataan tujuan.

2.3 Contoh Asuhan Keperawatan

2.3.1 Pengkajian

a. Anamnesa

1) Identitas penderita

a) Nama anak         : An. B

b) Umur                  :10 tahun

c) Jenis kelamin      : Laki-laki

2) Keluhan utama               :  -

3) Riwayat kesehatan sekarang

Sudah 2 minggu yang lalu batuk-batuk, pilek dan nyeri tenggorokan

4) Riwayat kesehatan dahulu

Anak diduga belum pernah mendapatkan vaksinasi campak

5) Riwayat kesehatan keluarga: -

6) Riwayat imunisasi

Anak belum mendapat imunisasi campak

Page 34: pembahasan campak.docx

7) Riwayat  tumbuh kembang anak.

a) Tahap pertumbuhan

BBI = (umur (thn) x 2 ) + 8= (10x2)+8= 28 Kg

BB pasien : 20 Kg

TB      : 120 cm

b) Tahap perkembangan; -

b. Pemeriksaan Fisik

1) Mata: terdapat konjungtivitis,mata tampak merah

2) Kepala: sakit kepala

3) Hidung dan tenggorokan : Banyak terdapat secret, suara tambahan

pernapasan dan terdapat nyeri tenggorokan

4) Mulut dan bibir: Mukosa bibir kering, batuk, mulut terasa pahit.

5) Kulit : Permukaan kulit (kering ) kusam,rasa gatal, keringat berlebihan

panas (demam).

6) Pernafasan : Pola nafas (reguler), RR (24x/menit )( n : 20-30/menit),

batuk, sesak nafas, wheezing,sputum

7) Tumbuh kembang: BB (20 kg), TB (120cm), BB Lahir (3 kg), belum

pernah vaksinasi.

8) Pola Defekasi : BAK (950 ml/hari) ( n 3-5 thn : 600-700 ml / hari)

9) Status Nutrisi : nafsu makanan menurun

10) Keadaan Umum : sadar TTV (N:80x/menit, TD:110/60 mmHg, S: 38OC,

RR: 24x/menit).

2.3.2 Diagnosa keperawatan

a. Analisis Data

Data Etiologi Masalah

Page 35: pembahasan campak.docx

DS : Klien batuk-batuk dan pilek

sejak 2 minggu yang lalu

DO : Terdapat suara tambahan

pernapasan dan nyeri

tenggorokan

Droplet campak yang terhirup

masuk saluran pernafasan

Berkembang & menempel pada

nasofaring

Fungsi silia menurun

Sekret meningkat

Reflek batuk

Ketidakefektifan bersihan jalan

nafas

Ketidak efektifan bersihan jalan

nafas

Page 36: pembahasan campak.docx

DS :  Klien merasa lemas, rewel

dan suka menangis

DO :Suhu badan klien 38 derajat

celcius.

Efek perjalanan penyakit

terhadap tubuh

Menimbulkan peradangan

Pengeluaran mediator kimia

Mempengaruhi thermostat dalam

hipotalamus

Sel point meningkat

Hipertermi

Page 37: pembahasan campak.docx

Suhu tubuh meningkat

Hipertermi

DS :  Klien mengungkapkan rasa

ketidaknyamanan terhadap bintik

yang timbul pada kulit tubuhnya

DO : Pada kulit klien terdapat

ruam, kulit bersisik dan tugor

kulit menurun

Virus yang menyerang kulit

Respon imunitas pada kulit

Histamine

Vasodilatasi&permeabilitas

meningkat

Gangguan integritas kulit

Page 38: pembahasan campak.docx

Leukositosis bergerak dari kapiler

ke jaringan kulit

Reaksi hipersensifitas

Ruam kulit

Gangguan integritas kulit

DS : Klien mengeluh gatal- gatal

pada kulit dan terdapat bercak

merah

Inveksi virus

Menyebar pada semua sistem

Gangguan rasa nyaman

Page 39: pembahasan campak.docx

DO : Klien sering menggaruk

garuk kulit yang terdapat bercak

merah

retikuloen dotelial

Replikasi kembali

Terjadi viremia kedua

Reaksi radang

Pengeluaran mediator kimia

Histamine

Gatal

Page 40: pembahasan campak.docx

Gangguan rasa nyaman

b. Diagnosa Keperawatan

1) Hipertermi berhubungan dengan peningkatan metabolic

2) Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan penumpukan

secret

3) Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perkembangan penyakit.

4) Gangguan rasa aman dan nyaman berhubungan dengan adanya demam,

tidak enak bedan, pusing, mulut terasa pahit, kadang-kadang muntah dan

gatal.

2.3.3 Perencanaan Keperawatan

NO Diagnosa Tujuan/Kriteria Hasil Intervensi

1 Hipertermi

berhubungan

dengan peningkatan

metabolic

Kriteria Hasil :

Tidak terdapatnya tanda dan

gejala hipertermia, kulit

kemerahan dan pusing

Normotermia, pernafasan,

nadi dan tekanan darah

dalam batas normal

1. Monitor suhu inti

melalui rute yang

sesuai ( misalnya

timpani, rectal) dan

catat adanya

kenaikan suhu

2. Gunakan tindakan-

tindakan

pendinginan internal

dan eksternal yang

Page 41: pembahasan campak.docx

sesuai, seperti

mandi dingin atau

mattres dingin

Kolaborasi

3. Berikan cairan dan

elektrolit sesuai

intruksi

4. Berikan antipiretik,

secara oral maupun

rektal (aspirin,

asetaminofen)

sesuai intruksi

2 Ketidakefektifan

bersihan jalan napas

berhubungan

dengan penumpukan

secret

Kriteria Hasil                   :

Penurunan jumlah secret

Bunyi napas normal

Klien dapat bernafas tanpa

bantuan alat bantu

pernapasan

Airway Management

1. Kaji tanda-tanda vital,

status pernapasan

klien (RR, kedalaman

dan suara napas)

2. Beri posisi

semifowler/ fowler

jika tidak ada kontra

indikasi

Mobilize Secretions

1. Elevasikan kepala

atau mengubah posisi

yang diperlukan

2. Mengajarkan latihan

Page 42: pembahasan campak.docx

batuk efektif dan

teknik napas dalam

3. Lakukan suction jika

secret tidak dapat

keluar dengan batuk

efektif.

4. Berikan oksigen

dengan konsentrasi

100%

Kolaborasi

5. Berikan ekspektoran,

anti –inflamasi,

bronkodilator dan

mukolitiks

berdasarkan resep

Assess Changes

1. Auskultasi suara

napas

2. Monitor vital sign,

catat tekanan darah

atau perubahan nadi

3. Monitor ABG

dan pulse oximetry

3 Kerusakan integritas Kriteria Hasil   : 1. Kaji kebutuhan

Page 43: pembahasan campak.docx

kulit berhubungan

dengan

perkembangan

penyakit

Temperatur kulit dalam

rentang normal

Daya sensasi tubuh dalam

rentang normal

Elastisitas kulit dalam

rentang normal

Pigmentasi kulit dalam

rentang normal

Tekstur kulit rata dan halus

hygiene dan

perawatan kuli klien

2. Berikan hidrasi

yang adekuat (oral,

selang, IV (infus),

dll)

3. Atur dan monitor

patensi selang infus,

apabila

menggunakan infus

4. Berikan nutrisi yang

optimal (termasuk

protein yang

adekuat, lemak,

kalori, mineral dan

multivitamin)

5. Monitor respon

pasien (anak)

terhadap terapi

cairan dan elektrolit

yang diberikan

4 Gangguan rasa

aman dan nyaman

berhubungan

dengan adanya

demam, tidak enak

bedan, pusing,

Kriteria Hasil :

o Pasien menunjukkan

kenyamanan, tidak merasa

gatal lagi.

o Badan kelihatan segar dan

1. Bedaki tubuh anak

dengan bedak salisil 1 %

atau lainnya atas resep

dokter

2. Menghindari anak tidak

tidur di bawah lampu

Page 44: pembahasan campak.docx

mulut terasa pahit,

kadang-kadang

muntah dan gatal.

tidak merasa pusing. karena silau

danmembuat tidak

nyaman

3. Selama demam masih

tinggi tidak boleh

dimandikan dan sering-

sering dibedaki.

4. Jika suhu tubuh turun,

untuk mengurangi gatal

dapat dimandikan

dengan air hangat

2.3.4 Implementasi Keperawatan

Pada tahap ini untuk melaksanakan intervensi dan aktivitas yang telah dicatat

dalam rencana perawatan pasien. Agar implementasi/pelaksanaan perencanaan ini

dapat tepat waktu dan efektif maka perlu mengidentifikasi prioritas perawatan,

memantau dan mencatat respon pasien terhadap setiap intervensi yang

dilaksanakan serta mendokumentasikan pelaksanaan perawatan. Pada pelaksanaan

keperawatan diprioritaskan pada upaya untuk mempertahankan jalan nafas,

mempermudah pertukaran gas, meningkatkan masukan nutrisi, mencegah

komplikasi, memperlambat memperburuknya kondisi, memberikan informasi

tentang proses penyakit (DoengesMarilynn E, 2000, Remcana Asuhan

Keperawatan)

2.3.5 Evaluasi keperawatan

a. Suhu tuuh kembali dalam batas yang normal

b. Fungsi pernapasan kembali normal

c. Integritas kulit kembali dalam batas yang normal

d. Nyeri hilang atau terkontrol dengan baik

Page 45: pembahasan campak.docx

e. Mempunyai pengetahuan atau informasi tentang imunisasi campak dengan

benar

BAB 3

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Morbili ialah penyakit infeksi virus akut, menular yang ditandai dengan 3

stadium, yaitu stadium kataral, stadium erupsi dan stadirum konvelensi.

(Ngastiyah, 1997:351). Penyebab penyakit ini adalah sejenis virus yang tergolong

dalam famili paramyxovirus yaitu genus virus morbili. Virus ini sangat sensitif

terhadap panas dan dingin, dan dapat diinaktifkan pada suhu  30oC dan -20oC,

sinar matahari, eter, tripsin, dan beta propiolakton. Sedang formalin dapat

memusnahkan daya infeksinya tetapi tidak mengganggu aktivitas komplemen.

(Rampengan, 1997 : 90-91).

Manifestasi klinis Koriza dan Batuk bertambah, Kadang terlehat bercak

koplik, Adanya eritema, makula, papula yang disertai kenaikan suhu badan,

Terdapat pembesaran kelenjar getah bening, Splenomegali. Pada pemeriksaan

serologis dengan cara hemagglutination inhibition test dan complemen fixation

test akan ditemukan adanya antibody yang spesifik dalam 1-3 hari setelah

timbulnya rash dan mencapai puncaknya pada 2-4 minggu kemudian.

(Rampengan, 1997 : 94).

3.2 SARAN

Page 46: pembahasan campak.docx

DAFTAR PUSTAKA

Doengoes, Marilynn. E,.(1999). Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan

dan Pendokumentasian Perawatan Pasien.EGC : Jakarta.

Tarwoto dan Wartonah. (2000). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Salemba

Medika : Jakarta.

Arief Manjoer. 2000. “Kapita Selekta Kedokteran. Edisi III. Jilid II”. Jakarta: EGC.

Suryadi. 2010. “Asuhan Keperawatan Pada Anak Edisi 2”. Jakarta: CV Sagung Seto.