PEMANFAATAN TEPUNG DAUN GAMAL (Gliricidia Sepium ...
Transcript of PEMANFAATAN TEPUNG DAUN GAMAL (Gliricidia Sepium ...
PEMANFAATAN TEPUNG DAUN GAMAL (Gliricidia Sepium)
TERFERMENTASI MIKROORGANISME LOKAL (MOL
BONGGOL PISANG) TERHADAP SINTASAN DAN
PERTUMBUHAN IKAN MAS (Cyprinus Carpio)
JULIANTI
105941100416
PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2020
ii
PEMANFAATAN TEPUNG DAUN GAMAL (Gliricidia Sepium)
TERFERMENTASI MIKROORGANISME LOKAL (MOL
BONGGOL PISANG) TERHADAP SINTASAN DAN
PERTUMBUHAN IKAN MAS (Cyprinus Carpio)
JULIANTI
105941100416
Skripsi
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Perikanan
Pada Program Studi Budidaya Perairan Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Makassar
PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2020
iii
iv
v
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI
DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Pemanfaatan
Tepung Daun Gamal (Gliricidia Sepium) Terfermentasi Mikroorganisme
Lokal (Mol Bonggol Pisang) Terhadap Sintasan Dan Pertumbuhan Ikan
Mas (Cyprinus Carpio) adalah benar merupakan hasil karya yang belum diajukan
dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
daftar pustaka di bagian akhir skripsi.
Makassar, Oktober 2020
Julianti
105941100416
vi
HALAMAN HAK CIPTA
@ Hak Cipta milik Unismuh Makassar, tahun2020
Hak Cipta dilindungiundang-undang
1. Dilarang mengutip sebahagian atau seluruh karya tulis ini tanpa
mencantumkan atau menyebutkan sumber
a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian,
penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau
tinjauan suatu masalah.
b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar Universitas
Muhammadiyah Makassar.
2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebahafian atau seluruh
karya tulis dalam bentuk laporan apapun tanpa izin Unismuh Makassar
vii
ABSTRAK
Julianti, 105941100416, Pemanfaatan Tepung Daun Gamal (Gliricidia
Sepium) Terfermentasi Mikroorganisme Lokal (Mol Bonggol Pisang)
Terhadap Sintasan Dan PertumbuhanIkan Mas (Cyprinus Carpio). Dibimbing
oleh Asni Anwar dan Nur Insana Salam
Mahalnya harga kedelai sebagai bahan pembuatan pakan ikan sehingga
diperlukan alternatif. Untuk mengetahui pemanfaatan tepung daun gamal
(Gliricidia Sepium) terfermentasi mikroorganisme lokal (Mol bonggol pisang)
terhadap sintasan dan pertumbuhan ikan mas (Cyprinus Carpio). Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan tepung daun gamal (Gliricidia Sepium)
terfermentasi mikroorganisme lokal (Mol bonggol pisang) terhadap sintasan dan
pertumbuhan ikan mas (Cyprinus Carpio). Rancangan percobaan yang digunakan
adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Ikan
uji terdiri atas perlakuan A Tepung daun gamal terfermentasi tanpa menggunakan
mol bonggol pisang (Kontrol), perlakuan B tepung daun gamal terfermentasi mol
bonggol pisang (10 ml), perlakuan C tepung daun gamal terfementasi bonggol
pisang (20 ml), perlakuan D tepung daun gamal terfermenasi mol bonggol pisang
(30 ml) dan penelitian ini dilaksanakan dibalai Benih Ikan (BBI) Limbung,
Kelurahan Kalebajeng,Kecamatan Bajeng, Kabupaten Gowa, provinsi Sulawesi
Selatan pada bulan September sampai Oktober 2020. Selama pemeliharaan
penelitian Waskom yang berisi air tawar sebanyak 30 liter dengan Ikan uji diberi
pakan perlakuan tiga kali sehari yaitu pada pukul 07.00, 12.00 dan 17.00 secara
bobot tubuh ikan selama 50 hari. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
pemberian tepung daun gamal (Gliricidia Sepium) terfementasi mikrooganisme
lokal molbonggol pisang menghasilkan pertumbuhan mutlak, laju pertumbuhan
harian dan sintasan ikan mas yang lebih baik dibandingkan kontrol (P<0.05)
dengan hasil terbaik diperoleh pada perlakuan B (Tepung daun gamal terfementasi
mikrooganisme lokal (Mol bonggol pisang 10 ml).
Kata Kunci: Tepung Daun gamal (gliridia sepium), fermentasi mikroorganisme
lokal mol bonggol pisang.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkatRahmat dan
Hidayah-Nya, tidak lupa pula penulis mengirimkan Shalawat atas junjungan
Nabiullah Muhammad SAW atas contoh dan ketauladanannya sehingga menjadi
semangat bagi penulis untuk menyelesaikanskripsi ini dengan judul
“Pemanfaatan Tepung Daun Gamal (Gliricidia Sepium) Terfermentasi
Mikroorganisme Lokal (Mol Bonggol Pisang)Terhadap Sintasan Dan
Pertumbuhan Ikan Mas (Cyprinus Carpio). Skripsi ini dibuat sebagai salah satu
syarat untuk menyelesaikan program studi pada Fakultas Pertanian Prodi
Budidaya Perairan Universitas Muhammadiyah Makassar.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini
terdapat banyak kekurangan dan kendala. Namun berkat kesabaran, petunjuk,
saran dan motivasi dari berbagai pihak, akhirnya skripsi penelitian ini dapat
terselesaikan. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Ayahanda dan Ibunda tercinta atas dukungan takhenti-hentinya berupa
material maupun spiritual sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi ini
sebagai persaratan untuk menyelesaikan pendidikan Universitas
Muhammadiyah Makassar.
2. Bapak H. Dr.Burhanuddin, S.Pi.,M.Si selaku Dekan Fakultas Pertanian
yang selalu memberikan motivasi dan nasehat bagi penulis selama kuliah
di Fakultas Pertanian.
ix
3. Dr. Ir. Andi Khaeriyah, M.Pd., selaku ketua program studi budidaya
perairan yang selalu memberikan motivasi dan nasehat bagi penulis selama
kuliah di Fakultas Pertanian.
4. Ibu Asni Anwar,S.Pi.,M.Si, selaku pembimbing pertama yang telah
memberikan curahan waktu, bimbingan, dan arahan pada penyelesaian
penulisan proposal, penelitian dan penulisan skripsi ini.
5. Ibu Nur Insana Salam,S.Pi.,M.Si, selaku pembimbing kedua yang telah
memberikan curahan waktu, bimbingan, dan arahan pada penyelesaian
penulisan proposal, penelitian dan penulisan skripsi ini.
6. Bapak Dr. Abdul Haris Sambu, S.Pi., M.Si, selaku penguji pertama yang
telah banyak memberikan masukan berupa kritik dan saran dalam
penyusunan skripsi ini.
7. Bapak Dr. Hamsah, S.Pi., M.Si, selaku penguji kedua yang telah banyak
memberikan masukan berupa kritik dan saran dalam penyusunan skripsi
ini.
8. Bapak dan Ibu dosen beserta staf akademik yang telah memberikan ilmu
yang sangat bermanfaat bagi penulis selama kuliah di Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Makassar.
9. Seluruh pegawai dan staf Balai Benih Ikan (BBI) Limbung yang telah
memberikan kesempatan berupa izin lokasi, bantuan teknis dan nonteknis
selama penelitian.
x
10. Ucapan terima kasih juga Penulis Sampaikan kepada saudara Agus Salim
S.P, Erna Nengsi, Aldila Dian Anggraeni, Haryati serta teman-teman BDP
Angkatan 016.
Akhir kata Penulis ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
terkait dalam penulisan skripsi ini, semoga karya tulis ini bermanfaat dan dapat
memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan.Semoga
pertolongan Allah senantiasa tercurah kepadanya, Amin.
Makassar, Oktober 2020
Julianti
xi
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL i
HALAMAN JUDUL ii
LEMBAR PENGESAHAN iii
PENGESAHAN KOMISI PENGUJI iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN v
HALAMAN HAK CIPTA vi
ABSTRAK vii
KATA PENGANTAR vii
DAFTAR ISI xi
DAFTAR GAMBAR xiii
DAFTAR TABEL xiv
DAFTAR LAMPIRAN xv
1. PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 2
1.2. Tujuan Penelitian 3
II. TINJAUN PUSTAKA 4
2.1. Ikan mas 4
2.1.1. Klasifikasi ikan dan Morfologi Ikan Mas 4
2.1.2. Habitat 5
2.2. Tanaman Gamal ( Gliricidia sepium) 5
2.2.1. Klasifikasi dan Morfologi Tanaman gamal 5
2.2.2. Habitat 7
2.2.3. Kandungan Nutrisi 7
2.2.4. Manfaat 8
2.3. Mikroorganisme lokal mol bonggol pisang 9
III. METODE PENELITIAN 13
3.1. Waktu dan Tempat 13
xii
3.2. Alat dan Bahan 13
3.3. Prosedur Penelitian 13
3.3.1. Pengumpulan Daun Gamal 13
3.3.2. Proses Pembuatan Mol Bonggol Pisang 14
3.3.3. Proses Fermentasi Daun Gamal 14
3.3.4. Pembuatan Pakan Uji 14
3.3.5. Persiapan Wadah 15
3.3.6. Persiapan Ikan Uji 15
3.3.7. Rancangan Penelitian 17
3.4. Peubah Yang Diamati 17
3.4.1 Pertumbuhan Berat Mutlak 17
3.4.2. Laju Pertumbuhan Harian (SGR) 18
3.4.3. Sintasan 18
3.5. Analisis Data 18
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 20
4.1. Pertumbuhan Berat Mutlak 20
4.2. Laju Pertumbuhan Harian (SGR) 22
4.3. Sintasan 24
V. KESIMPULAN DAN SARAN 27
5.1. Kesimpulan 27
5.2. Saran 27
DAFTAR PUSTAKA 28
LAMPIRAN 32
RIWAYAT HIDUP 40
xiii
DAFTAR TABEL
No Teks Halaman
1. Tabel Komposisi Bahan Baku Pakan 15
2. Tabel Analisis Proksimat Tepung Daun Gamal 15
xiv
DAFTAR GAMBAR
No Teks Halaman
1. Ikan Mas (Cyprinus Carpio) 4
2. Daun Gamal dan Pohon Gamal 6
3. Tabel Tata Letak Wadah Selama Penelitian 17
4. Pertumbuhan Berat Mutlak 20
5. Laju Pertumbuhan Harian (SGR) 22
5. Sintasan 25
xv
DAFTAR LAMPIRAN
No Teks Halaman
1. Hasil Rata-Rata Pertumbuhan Berat Mutlak Ikan Mas 33
2. Hasil Analisis Ragam Anova Pertumbuhan Berat Mutlak Ikan Mas 33
4. Hasil Uji Lanjut Duncam Pertumbuhan Berat Mutlak Ikan Mas 33
5. Hasil Rata-Rata Laju Pertumbuhan Harian Ikan Mas 34
6. Hasil Analisis Ragam Anova Laju Pertumbuhan Harian Ikan Mas 34
7. Hasil Uji Lanjut Duncam Laju Pertumbuhan Harian Ikan Mas 34
8. Hasil Rata-Rata Sintasan 35
9. Hasil Analisis Ragam Anova Sintasan 35
10. Hasil Uji Lanjut Duncam Sintasan 35
11. Dokumentasi Kegiatan Penelitian 36
1
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Salah satu komponen yang sangat penting untuk menunjang usaha
budidaya perikanan adalah ketersediaan pakan yang memadai untuk memenuhi
kebutuhan ikan. Menurut Afrianto dan Liviati (2005), biaya pakan mencapai 60%-
70% dari biaya produksi, sehingga memerlukan peningkatan efisiensi pakan untuk
pemenuhan nutrisi dan juga penekanan biaya produksi. Di era globalisasi ini
bahan pakan ikan yang semakin mahal mempengaruhi harga pakan pada
umumnya. Banyak bahan pakan yang harus didapat dari impor. Selain biaya
pakan kebutuhan nutrisi dari ikan harus diperhatikan.
Pakan menjadi masalah utama terhadap tingkat produksi ikan, hal ini
disebabkan oleh tingginya harga bahan baku utama penyusun pakan seperti
tepung ikan dan tepung kedelai (Nurhayati et al. 2018). Nutrisi yang paling utama
dan harus terpenuhi dalam budidaya ikan mas adalah ketersediaan protein. Protein
yang terdapat dalam pakan menjadi faktor pertumbuhan ikan (Sukadi, 2003).
salah satu alternatif untuk memenuhi kebutuhan protein dalam pakan adalah
dengan memberikan protein nabati yang bersumber dari kedelai. Akan tetapi,
harga kedelai di pasaran sangat tinggi dan relatif mahal sehingga perlu adanya
altenatif bahan pakan lokal yang ketersediaanya berlimpah dan berkesinambungan
untuk memenuhi kebutuhan gizi baik pada akan maupun pada hewan bubidaya.
Salah satu yang potensial untuk dijadikan bahan baku pakan adalah tepung
daun gamal (Gliricidia sepium). Menurut penelitian Sukanten et al. (1994), dalam
2
daun gamal mengandung 20-30% BK protein, 15% serat kasar, dan tingkat
kecernaan mencapai 18-24%. Pada musim kemarau, kandungan protein daun
gamal mencapai 18-24%.
Pemanfaatan tepung daun gamal tersebut masih mengalami kendala yaitu
tingginya kandungan serat kasar, rendahnya kandungan protein kasar bahan baku,
keseimbangan asam amino yang rendah, dan adanya zat anti nutrisi. Menurut
Handajani (2007), bahwa kandungan serat kasar yang tinggi dalam pakan dapat
menurunkan pertumbuhan ikan dan kandungan serat kasar dalam pakan tidak
lebih dari 10%. Berdasarkan hal tersebut maka diperlukan pengolahan bahan baku
pakan sebelum digunakan sebagai bahan pakan. Salah satu cara pengolahan yang
dapat dilakukan melalui fermentasi (Pamungkas & Kompiang, 2006). Produk
akhir dari fermentasi biasanya mengandung senyawa yang lebih sederhana
sehingga bahan tersebut mudah dicerna serta dapat meningkatkan nilai gizinya.
Penelitian sebelumnya oleh Nurhayati & Nazlia(2019) bahwa kosentrasi
tepung daun gamal terfermentasi Azpergillus nigersebanyak 40% dapat
meningkatkan sintasan dan pertumbuhan ikan nila dengan nilai SGR 0,7%, FCR
1,7 dan retensi protein 14,99 %, namun belum pernah dilakukan penelitian
mengenai pemanfaatan mikroorganisme lokal mol bonggol pisang sebagai
fermentor untuk meningkatkan kualitas nutrisi tepung daun gamal dalam pakan
ikan mas. Berdasarkan hal tersebut, sangat penting dilakukan penelitian mengenai
“Evaluasi Kandungan Nutrisi Tepung Gamal Hasil Fermentasi Menggunakan
Mikroorganisme Lokal (MOL) Bonggol Pisang Sebagai Pakan Ikan Mas
(Cyprinus Carpio)”.
3
1.2. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan dosis terbaik pada pemanfaatan
tepung daun gamal terfermentasi mikoorganisme lokal (mol bonggol pisang)
terhadap sintasan dan pertumbuhan ikan mas (Cyprinus Carpio).
Kegunaan penelitian adalah sebagai bahan informasi ilmiah mengenai
pemanfaatan tepung daun gamal terfermentasi mikroorganisme lokal mol bonggol
pisang untuk meningkatkan Pertumbuhan dan sintasan ikan mas (Cyprinus
Carpio).
4
II. TINJAUN PUSTAKA
2.1. Ikan Mas (Cyprinus Carpio)
2.1.1. Klasifikasi dan Morfologi Ikan Mas
Klasifikasi ikan mas menurut myres et al. (2006) adalah berikut:
Phylum : Chordate
Classis : Osteichthyes
Ordo : Cypriniformes
Famalia : Cyprinidae
Genus : Cyprinus
Spesias : Cyprinus carpio
Gambar ikan mas dapat dilihat pada gambar 1.
Gambar 1. Ikan Mas (Cyprinus Carpio)
Ikan mas merupakan (Cyprinus carpio) merupakan salah satu jenis ikan
hias. Ciri yang membedakan dengan ikan mas lainnya adalah pada bagian kepala
(Caput) memilki ukuran yang kecil dan moncongnya runcing dengan mulut
bertipe superior. Pada celah mulut (Rima oris) tidak dijumpai adanya gigi namun
memiliki maxilla (rahang atas), mandibula (rahang bawah) serta lidah (lingua)
5
yang kaku. Pada bagian atas maxilla terdapat sepasang lubang hidung (rostum
nostril) dan sepasang operculum (tutup insang) dengan ukuran yang besar dan
terlihat jelas, sepasang mata (Organon visus) pada bagian kiri dan kanan lateral
caput dengan bentuk bulat besar dan cembung. Pada inspection bagian-bagiannya
yang tampak dari luar ialah Sclera, conea, pupil.
2.1.2. Habitat
Ikan mas banyak dijumpai pada perairan air tawar yang tidak terlalu dalam
dengan arus kecil. Biasanya pada pinggiran sungai atau danau. Selain itu, ikan
mas juga dapat hidup pada air payau dengan kadar salinitas 25-30%. Ikan mas
dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada suhu 25-300C pada ketinggian
150-160 meter di atas permukaan air laut. Ikan mas adalah hewan jenis omnivora
atau pemakan segala jinis makan dengan makanan utamanya adalah tumbuhan
dan binatang yang terdapat di dasar peraian.
2.2. Tanaman Gamal (Gliricidia Sepium)
2.2.1. Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Gamal
Klasifikasi tanaman gamal dalam elevitch dan jhon (2006) sebagai berikut:
Filum: plantea
Divisi: magnoliophyta
Ordo: fabales
Family: fabaceas
Sub-famili: faboideae
Genus: gliricidia
Spesies: gliricidia sepium.
6
Tanaman gamal dapat dilihat pada gambar 2.
Gambar 2. Pohon Gamal
Berdasarkan data yang diperoleh dari direktorat pembenihan tanaman hutan
(2002), tanaman gamal merupakan tanaman jenis perdu yang merupakan kerabat
dari polong-polongan. Tanaman ini telah dibudidayakan sejak lama yang
penyebarannya terbatas pada hutan hujan trpois seperti perairan pasfik dan
sebagian oedalaman amerika tengah dan meksiko. Namun saat ini, juga telah
menyebar dihampir seua daerah ropis termasuk indonesia.
Tumbuhan gamal dapat tumbuh dengan batang tegak, bercabang maupun
tinggal dengan tinggi mencapai 2-15 m. Ukuran diamter batang mencapai 3-30 cm
dan warna kulit batang kebau-abuan. Daun gamal berbentuk majemuk dan
menyirip dengan panjang 19-30 cm dan jumlah helai daun mencapai 7-17.
Tanaman gamal dapat dipotong ketika sudah berusia 1 tahun dengan rata-rata
produksi mencapai 2-5 kg seriap pohonnya (Safarila, 2009).
2.2.2. Habitat
Habitat tumbuhan gamal berada pada hutan hujan tropis dengan batas
ketinggian 1.300 mdpl. Menurut Chadhokar (1982), tanaman gamal dapat tumbuh
pada tanah kering yang kurang subur maupun tanah tang sedikit asam.
7
Pertumbuhan tanaman gamal dapat optimal pada daerah dengan yang memiliki
curah hujan tinggi sepanjang tahun. Pada daerah initanaman gamal akan
menghasilkan produksi yang tinggi. Selain itu, gamal juga dapat tumbuh pada
darah yang kering namun ukuran daunya relatif lebih kecil (Rosa, 1998).
Tanaman gamal dapat mengalami introduksi pada berbagai daerah dan
merupakan tanaman multiguna setelah lamotor (leucaena leucocephala).
Tanaman ini memiliki nama yang berbeda di berbagai negara, seperti di Filipina
disebut sebagai kakkawate, di Portugis disebut madre de cacao, mata raton untuk
sebutan di Honduras dan di Inggris disebut nicaraguana cofee shade
(Soeabrinoto, 2008).
2.2.3. Kandungan Nutrisi
Menurut Ghol (1981), nutrisi yang terkandung pada daun gamal berupa 20-
30% protein dan 15% serat kasar. Dengan kandungan protein yang cukup tinggi,
maka daun gamal dapat dijadikan sebagai suplemen bahan pakan penghasil
protein yang berkualitas tinggi (Tangenjaja, 1991). Menurut penelitian Sukanten
et al. (1994), dalam daun gamal mengandung 20-30% BK protein, 15% serat
kasar, dan tingkat kecernaan mencapai 18-24%. Pada musim kemarau, kandungan
protein daun gamal mencapai 18-24%.
Berdasarkan data dari kementrian pertanian direktorat jendral peternakan
dan kesehatan hewan tahun 2009, diketahui bahwa daun gamal sangat baik untuk
pakan ternak dengan kandungan protein yang cukup tinggi.kandungan ini jauh
labih baik dariada konsentrat yang memiliki 17% kandungan protein.
8
2.2.4. Manfaat
Tanaman gamal dapat dimanfaatkan sebagai tanaman pagar dan juga sebagi
pengendali erosi. Selain itu, bunga tanaman gamal dapat digunakan sebagai paan
yang baikdan dapat dikonsumsi setelah dimasak (Joker, 2002). Selain daun dan
bunganya yang dapat digunakansebagai bahan kapan, kayu gamal yang awet dan
tahan rayap dengan nilai kalori sebesar 4.900 kkal/kg juga dapat digunakan
sebagai bahan bangunan dan dijadikan sebagai perabot rumah tangga (Jensen,
1999).
Fungsi lain tanaman gamal adalah sebagai tanaman pelindung, penghasil
kayu bakar, menghijaukan lahan kritis dan manfaat yang paling utama adalah
daunnya dapat dijadikan sebagai bahan akan ikan (Ajayi, 2005). Pebuatan daun
gamal menjadi tepung dan sebagai bahan pakan dapat meningkatkan keernaan dan
pertumbuhan relatif pada budidaya ikan nila (Khairuman dan K. Amri. 2002).
Dalam penelitian lain yang dilakukan Miranda et al., (1999) ditahui bahwa
tanaman gamal jugadapat dubakan sebagai pengusir caplak atau hewan sejenis
lalat pada ternak. Serta dapat digunakan sebagai bahan untuk menobati penyakit
kudis pada kulit manusia (Banez et al., 1999).
2.3. Mikroorganisme Lokal (Mol Bonggol Pisang)
Mikroorganisme lokal (Mol bonggol pisang) adalah mikrooganisme yang
dimanfaatkan sebagai starter dalam pembuatan pupuk organik padat maupun cair
bahan utama Mol bonggol pisang terdiri beberapa komponen yaitu karbohidrat,
glukosa, dan sumber mikroorganisme. Bahan dasar untuk fermentasi larutan Mol
bonggol pisang dapat berasal dari hasil pertanian, perkebunan, maupun limbah
9
organik rumah tangga. Karbohidrat sebagai sumber nutrisi untuk mikroorganisme
larutan Mol bonggol pisang yang telah mengalami proses fermentasi dapat
digunakan sebagai dekomposer dan pupuk cair untuk meningkatkan kesuburan
tanah dan sumber unsur hara bagi pertumbuhan tanaman. Mikroorganisme
merupakan makhluk hidup yang sangat kecil, mikroorganisme digolongkan ke
dalam golongan Protista yang terdiri dari bakteri, fungi, protosea, dan algae
(Darwis 1992).
Menurut Fardiaz (1989) semua mikroorganisme yang tumbuh pada bahan-
bahan tertentu membutuhkan tumbuh yang berkembang pada suatu bahan dapat
menyebabkan berbagai perubahan pada fisik maupun komposisi kimia seperti
adanya perubahan warna, kekeruhan, dan bau asam.
Pupuk organk merupakan pupuk yang diperoleh dari bahan-bahan organik.
Biasanya pupuk organik ini berasal dari hewan atau tanaman yang telah melalui
proses rekayasa. Pupuk organik bisa dijumpai dalam bentuk padat ataupun cair
memperbaiki sifat fisik, kimia, dan tanaman. Pupuk organik cair merupakan salah
satu pupuk lebih mudah terserap tanaman karena unsur-unsur didalamnya sudah
terurai. Mikroorganisme lokal mol bonggol pisang selain berfungsi sebagai bahan
dasar komponen pupuk mikroorganisme, juga sebagai bahan dekomposer atau
pengurai organik pada limbah isdustri, rumah tangga dan pertanian. Pemanfaatan
Mol bonggol pisang sebagai pupuk organik menjadi penunjang kebutuhan unsur
hara tanah. Kandungann Mol bonggol pisang seperti unsur hara makro dan unsur
hara mikro yang dapat merangsang pertumbuhan selain itu juga sebagai pengusir
hama dan penyakit pada tanaman. Hal inilah yang dapat menjadikan Mol bonggol
10
pisang baik digunakan sebagai dekomposer, pupuk hayati dan pestisida organik.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Seni dkk, (2013) kualitas mol bonggol
pisang sebagai bahan pakan ditentukan oleh PH, temperatur, lamanya proses
fermentasi, rasio larutan C/N, bahan baku, bentuk dan sifat mokroorganisme yang
aktif selama proes fermentasi. Bahan organik memiliki peranan penting sebagai
sumber karbon pada pakan dan juga sumber energy untuk mendukung kehidupan
berkembang biaknya berbagai jenis mikrooganisme tanah (Sisworo, 2006).
Pada penelitian Nurullita (2012) jenis Mol bonggol pisang yang digunakan
berasal dari bahan sederhana yang banyak ditemui ditingkat rumah tangga,
meliputi Mol bonggol pisang campuran (berisi kotoran sapi, dedak, mollase, EM4,
dan air), Mol bonggol pisang tape nanas, Mol bonggol pisang nasi basi, dan Mol
bonggol pisang sludge.
11
III. METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September Sampai Oktober 2020 di
Balai Benih Ikan (BBI) Limbung, Kelurahan Kalebajeng, Kecamatan Bajeng,
Kabupaten Gowa. Provinsi Sulawesi Selatan.
3.2. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian antara lain baskom yang berjumlah
12 buah, blower, hummer mill, oven timbangan digital instalasi aerasi, selang
gelas ukur, nampan serokan saringan, scoop net, selang sipon, dan penggaris
sebanyak satu buah, serta kertas label dan alat tulis.
Dalam penelitian ini digunakan pembesar ikan dengan ukuran 6,17±0,15 cm
rata-rata berat mencapai 4,12±0,25 g, tepung daun gamal, tepung ikan, tepung
jagung, dedak halus, tepung terigu, minyak ikan, dan vitamin A (sebagai
indikator).
3.3. Prosedur Penelitian
3.3.1. Pengumpulan Daun Gamal
Untuk pembuatan tepung daun gamal, dimulai dengan mengumpulakn daun
gamal terlebih dahulu. Selanjutnya daun gamal yang terkumpul dicuci bersih dan
kemudian dikeringkan dengan menggunakan oven selama 24 jan dengan suhu
70oC. Setelah kering, daun gamal kemudian diolah menjadi tepung melalui proses
penggilingan.
12
3.3.2. Proses Pembuatan Mol Bonggol Pisang
Pembuatan mikroorganisme lokal diawali dengan mengambil bonggol
pisang Kepok (Musa acuminate balbisiana) dari perkebunan sekitar wilayah
Makassar Kabupaten Gowa. Sebanyak 1 kg bonggol pisang yang telah dihaluskan
dimasukkan ke dalam wadah dan ditambahakan dengan air cucian beras sebanyak
2 liter dan gula merah sebanyak 1/5 kg.kemudian di fermentasi selama 7 hari
secara anaerob.
3.3.3. Proses Fermentasi Daun Gamal
Tepung daun gamal di timbang per 1 kg kemudian ditambahkan cairan mol
bonggol pisang sesuai perlakuan Selanjutnya dimasukkan dalam plastik klip dan
difermentasikan selama 7 hari secara anaerob. Dalam sterofoam agar suhu
ruangan relatif sama. Daun gamal yang telah difermentasi dikeringkan di bawah
sinar matahari selama 3 hari kemudian di blender untuk di jadikan tepung. Tepung
daun gamal terfermentasi dicampurkan dengan bahan lain untuk dijadikan pakan.
3.3.4. Pembuatan Pakan Uji
Tepung daun gamal dicampur dengan tepung jagung, tepung terigu, Dedak
halus, minyak ikan, vitamin A (sebagai indikator) sesuai dengan komposisi yang
sudah ditetapkan pada masinf-masing perlakuan. Kemudian dilakukan proses
pencetakan dan dan penjemuran selama 3 hari. Pengujian proksimat pada pakan
yang telah kering dilakukan di laboratorium untuk mengukur mengetahui
kandungan nutrisinya. Hasil proksimat uji dsajikan pada Tabel 1.
13
Tabel 1. Komposisi Bahan Pakan
Bahan pakan Formulasi Bahan Pakan
Tepung Ikan 28%
Tepung Jagung 7%
Dedak Halus 9%
Tepung Terigu 9%
Daun Gamal 45%
Minyak Ikan 1%
Vitamin A 1%
Jumlah 100%
Berdsarkan hasil analis proksimat kandungan nutrisi dari tepung daun gamal
dapat ditunjukkan pada Tabel 2.
Tabel 2. Hasil Analisis Proksimat Pakan Uji
Sampel
Komposisi (%)
Kadar
Air
Kadar
abu
Protein Lemak
Kasar
Serat Karbohidrat
Kasar
A 11,49 9,70 20,13 3,24 16,79 48,35
B 11,63 9,93 20,42 3,37 15,82 48,75
C 11,19 10,18 20,44 3,45 15,83 48,84
D 11,97 10,02 21,27 2,14 15,78 49,83
Sumber : Data Idham 2020.
3.3.5. Persiapan Wadah
Tahap persiapan wadah dilakukan dengan mempersiapkan waskom
sebanyak 12 buah, kemudian waskom dicuci dan dikeringkan. waskom yang telah
dikeringkan diberi label sesuai perlakuan dan ulangan, setalah itu diletakkan
sesuai dengan tata letak pada waskom diisi air sebanyak 30 liter yang sebelumnya
yang telah tampung ditandong, kemudian diberi aerasi selama 24 jam.
3.3.6. Persiapan Ikan Uji
Ikan uji yang digunakan adalah ikan mas berukuran 6,17± 0,15 cm dengan
berat rata-rata 4,12±0,25 gram dengan padat tebar 144 ekor (12 ekor/30 L).
Sebelum ditebar ke media pemeliharaan dan diberi perlakuan, diambil sampel
benih ikan mas untuk mengukur berat bobot yang digunakan sebagai data awal.
14
Selama pemeliharaan ikan mas diberi pakan yang telah terfermentasi tepung daun
gamal dengan sesuai dosis yang digunakan melalui frekuensi pemberian pakan.
Pemberian pakan dilakukan dengan frekuensi pemberian tiga kali dalam sehari,
yaitu pada pukul 07.00,12.00, dan 17.00 WITA. Jumlah pakan yang diberikan
sebanyakk 5% darri bobot Biomassa ikan (Aprilia, et, 2018). Pergantian air
selama pemeliharaan dilakukan setiap dua hari penyipon dari waskom sebanyak
10-20% air media pemeliharaan agar kotoran yang ada di dasar waskom dapat
terbuang. Masa pemeliharaan ikan yaitu 50 hari.
3.3.7. Rancangan penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap
(RAL). Dengan 4 perlakuan dan 3 kali ulangan. Adapun perlakuan yang diujikan
sebagai berikut:
1. Perlakuan A : Tepung daun gamal terfermentasi tanpa menggunakan Mol
bonggol pisang
2. Perlakuan B : Tepung daun gamal terfermentasi Mol bonggol pisang 10 ml
3. Perlakuan C : Tepung daun gamal terfermentasi Mol bonggol pisang 20 ml
4. Perlakuan D :Tepung daun gamal terfermentasi Mol bonggol pisang 30 ml
Waskom pemeliharaan ikan diletakkan secara acak selama penelitian
gambar tata letak waskom yang digunakan dalam penelitian disajikan pada
gambar 3.
15
Gambar 3.Tata letak akuarium selama penelitian
3.4. Peubah yang Diamati
Peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
3.4.1. Pertumbuhan Berat Mutlak
Pertumbuhan berat multak adalah selisih berat total tubuh ikan pada akhir
pemeliharaan dan awal pemeliharaan. Perhitungan pertumbuhan berat multak
dapat dihitung dengan rumus yang dinyatakan oleh Effendi (1997) sebagai
berikut.
Wm Wt – W0
Keterangan:
Wm: pertumbuhan berat mutlak (g)
Wt: bobot rata-rata akhir (g)
W0: bobot rata-rata awal (g)
B1
D2
A3
D3 B3
B2 D1
A2
C3
A1 C2
C1
16
3.4.2. Laju Pertumbuhan Harian
Laju pertumbuhan harian adalah besarnya persentase perubahan bobot
pada ikan per hari. Laju pertumbuhan harian dapat dihitung menggunakan rumus
berikut (Halver dan Hardy 2002):
LPH (%) = (
)
Keterangan:
LPH : Laju Pertumbuhan Harian (g/hari)
Wt : Bobot ikan pada akhir penelitian (g)
W0 : Bobot ikan pada awal penelitian (g)
t : waktu pemeliharaan (hari)
3.4.3. Sintasan
Sintasan dihitung dengan menggunakan rumus (Dehaghani et.al.
2015)sebagai berikut:
Nt
SR = x 100%
N0
Keterangan :
SR = Kelangsungan Hidup
Nt = Jumlah ikan akhir penelitian (ekor)
N0 = Jumlah ikan pada awal pemeliharaan (ekor)
3.5. Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil pengamatan berupa data pertumbuhan berat
mutlak, laju pertumbuhan harian, dan sintasan menggunakan sidik ragam
17
ANOVA, jika ada perbedaan antar masing-masing perlakuan di lanjutkan uji
Duncam pada sedang kepercayaan 95% menggunakan program SPSS versi 22.
18
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Pertumbuhan Berat Mutlak
Hasil pengukuran laju pertumbuhan harian benih ikan mas yang diberi
pakan dengan penambahan tepung daun gamal terfermentasi mikroorganisme
lokal (Mol bonggol pisang) disajikan pada Gambar 4.
Gambar 4. Histogram rata-rata Pertumbuhan Berat Mutlak ikan mas perlakuan
selama penelitian.
Pemberian pakan dengan penambahan tepung daun gamal terfermentasi
mikroorganisme lokal (Mol bonggol pisang) pada ikan mas secara statistik tidak
memberikan pengaruh nyata (P>0.05) terhadap pertumbuhan berat mutlak untuk
semua perlakuan. Namun Pertumbuhan berat mutlak ikan mas yang diberi pakan
dengan penambahan tepung daun gamal terfermentasi mikroorganisme lokal (Mol
bonggol pisang) cenderug lebih tinggi dibandingkan kontrol. Pertumbuhan berat
mutlak ikan mas yang terbaik pada perlakuan B sebesar 4,86 gram, disusul
perlakuan D sebesar 4,55 gram, perlakuan C sebesar 4,44 gram dan terendah pada
perlakuan A (kontrol) sebesar 4,36 gram. Hasil pengamatan yang dilakukan
4,36
4,86 4,44 4,55
0
1
2
3
4
5
6
A (Kontrol) B (MOL 10%) C (MOL 20%) D (MOL 30%)
Ber
at
Mu
tla
k (
gra
m)
Perlakuan
a a a a
19
terlihat adanya perbedaan antara perlakuan dengan penambahan tepung daun
gamal terfermentasi mikroorganisme lokal (Mol bonggol pisang) dan kontrol,
dimana terjadi peningkatan pertumbuhan berat mutlak ikan mas pada perlakuan
dengan penambahan tepung daun gamal terfermentasi Mol bonggol pisang. Hal
tersebut menggambarkan bahwa pakan yang diberikan mampu dimanfaatkan
dalam proses pertumbuhan, yang dapat dilihat pada pada gambar 5 yang
menunjukkan baiknya pertumbuhan berat mutlak ikan mas yang diberi perlakuan
dibandingkan dengan tanpa perlakuan (Kontrol).
Pemberian tepung daun gamal terfermentasi mikroorganisme lokal (Mol
bonggol pisang) pada pakan mampu meningkatkan pertumbuhan berat mutlak
ikan mas berkisar 0,08-0,05 gram dibandingkan kontrol. Peningkatan
pertumbuhan panjang mutlak diduga karena Pemberian tepung daun gamal
terfermentasi mikroorganisme lokal (Mol bonggol pisang) pada perlakuan B
dengan dosis Mol bonggol pisang 10% memiliki kandungan protein kasar yang
cukup tinggi. sehingga menghasilkan pertumbuhan yang baik karena protein
merupakan nutrien terbesar untuk tubuh ikan . Hal tersebut sesuai dengan
pendapat Kordi (2011) yang menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan ikan adalah kandungan protein yang terdapat pada pakan karena
protein memiliki fungsi membentuk jaringan baru dan menggantikan jaringan
yang rusak.
Hasil penelitian Janar et al (2006) menyatakan pemberian tepung daun
gamal dengan konsentrasi pada ikan bandeng meningkatan pertumbuhan berat
mutlak sebesar 4,50 gram.
20
Penurunan pertumbuhan berat mutlak pada perlakuan dengan dosis yang
lebih tinggi diduga karena ikan mas kurang afektif mencerna protein yang berasal
dari tepung daun gamal yang terfermentasi Mol bonggol pisang sehingga
kebutuhan protein tidak terpenuhi sehingga menyebabkan pertumbuhan
terhambat. Menurut Zanneveld et al (1991) pertumbuhan terjadi karena terdapat
kelebihan energi yang terdapat dalam pakan yang terkandung dalam feses dengan
energi untuk metabolisme. Selain itu daun gamal mengandung senyawa tanin
yang menghambat penyerapan zat gizi pada ikan. Dugaan ini juga didasari oleh
Suanda (2013) yang menyatakan daun gamal mengandung tanin yang dapat
menghambat proses hidrolisir protein dalam saluran pencernaan.
4.2. Laju Pertumbuhan Harian
Hasil pengukuran laju pertumbuhan harian benih ikan mas yang diberi
pakan dengan penambahan tepung daun gamal terfermentasi mikroorganisme
lokal (Mol bonggol pisang) disajikan pada Gambar 5.
Gambar 5. Histogram rata-rata laju pertumbuhan harian ikan mas selama
penelitian.
Hari 0 Hari 12 Hari 34 Hari 36 Hari 50
A (Kontrol) 4,5 5,3 7,49 8,61 8,86
B (MOL 10%) 4,5 5,6 7,44 9,05 9,36
C (MOL 20%) 4,5 5,8 7,11 8,41 8,94
D (MOL 30%) 4,5 5,5 7,43 8,62 9,05
4,5
5,5
6,5
7,5
8,5
9,5
La
ju P
ertu
mb
uh
an
Ha
ria
n
(%/H
ari)
21
Berdasarkan analisis varian (ANOVA) menunjukkan bahwa laju
pertumbuhan harian ikan mas yang diberi pakan dengan penambahan tepung daun
gamal terfermentasi mikroorganisme lokal (MOL) pada setiap perlakuan tidak
menunjukkan hasil yang berbeda nyata (P>0.05) dibandingkan kontrol.
Peningkatan laju pertumbuhan harian benih ikan mas pada setiap perlakuan
(Gambar 5) selama penelitian menunjukan bahwa seluruh ikan uji mengalami
pertumbuhan dengan pertumbuhan yang baik diperoleh pada perlakuan B sebesar
9,72 %/hari disusul perlakuan D sebesar 9,11 %/hari, perlakuan C sebesar
8,88%/hari dan perlakuan A (kontrol) sebesar 8,72%/hari.
Pemberian pakan dengan penambahan tepung daun gamal terfermentasi
mikroorganisme lokal (MOL) mampu meningkatkan laju pertumbuhan harian
ikan mas pada perlakuan B sebesar 1 %/hari, Peningkatan laju pertumbuhan
harian tersebut diduga karena nutrisi yang terdapat pada tepung daun gamal
mampu dimanfaatkan secara optimal oleh ikan dan berperan dalam mencukupi
kebutuhan nutrisi dari pakan komersil karena kandungan protein kasar pada daun
gamal memiliki nilai yang cukup tinggi. Menurut Bidaryati (2010) pertambahan
bobot yang meningkat dikarenakan pemanfaatan nutrien pakan yang tersimpan
dalam tubuh ikan bisa diserap dan dikonversi menjadi energi. Selain itu tepung
daun gamal aman dikonsumsi ikan dikarenakan pakan yang diberikan sudah
terfermentasi. Menurut Pamungkas (2011), fermentasi merupakan salah satu cara
mengoptimalisasi penggunaan bahan baku lokal yang mengandung zat antinutrisi
yang tinggi. Fermentasi secara umum mengandung senyawa yang lebih sederhana
dan mudah dicerna. Tujuan dari fermentasi untuk menurunkan kadar serat kasar,
22
meningkatkan nilai potein kasar, dan dapat mengurangi bahkan menghilangkan
zat beracun yang terkandung dalam suatu bahan salah satunya seperti daun gamal
(Laelasari & purwadaera, 2004).
Hasil penelitian Cilvia (2015) menyatakan bahwa pemberian pakan buatan
dengan penambahan tepung daun gamal dengan konsentrasi 5-10% pada ikan
bandeng mendapatkan laju pertumbuhan harian terbaik dibandingkan kontrol,
Agasi, 2018 menyatakan bahwa pemberian tepung daun gamal terfermentasi
mikroorganisme lokal mampu meningkatkan kecernaan pakan dan pertumbuhan
pada ikan nila dengan dosis terbaik yaitu 10%.
Rendahnya laju pertumbuhan harian pada Perlakuan A (kontrol)
dibandingkan perlakuan lain disebabkan karena pakan pada perlakuan A tidak
difermentasi dengan mikroorganisme lokal dimana tujuan dari proses fermentasi
yaitu meningkatkan nilai nutrien pakan dibandingkan bahan aslinya serta
menurunkan kadar serat kasar dan meningkatkan nilai potein kasar yang terdapat
pada pakan sehingga dapat meningkatkan kinerja pertumbuhan.
4.3. Sintasan
Hasil pengukuran sintasan benih ikan mas yang diberi pakan dengan penambahan
tepung daun gamal terfermentasi mikroorganisme lokal (Mol bonggol pisang)
disajikan pada Gambar 6.
23
Gambar 6 . Histogram rata-rata Sintasan ikan mas setiap perlakuan selama
penelitian.
Sintasan ikan mas yang diberi penambahan tepung daun gamal
terfermentasi mikroorganisme lokal (Mol bonggol pisang) pada pakan tidak
memberikan pengaruh nyata (P>0.05) untuk semua perlakuan (Gambar 6).
Sintasan yang baik pada perlakuan B sebesar 97,22%, kemudian disusul perlakuan
kontrol sebesar 94,44%, lalu perlakuan C sebesar 91,66% dan sintasan terendah
pada perlakuan D sebesar 88,88%. Sintasan ikan mas yang dipelihara selama 50
hari pemeliharaan dengan pemberian pakan dengan penambahan tepung daun
gamal terfermentasi mikroorganisme lokal (Mol bonggol pisang).
Dari gambar diatas diketahui terjadi kematian pada ikan. Sintasan yang
rendah pada perlakuan C dan D diduga karena ikan mas kurang suka dengan
pakan yang diberikan hal tersebut terlihat dengan masih ada sisa pakan yang tidak
dikomsumsi oleh ikan. Akumulasi bahan-bahan organik dan anorganik tersebut
menyebabkan terbentuknya senyawa-senyawa beracun bagi ikan. Kematian pada
ikan selama penelitian juga diduga karena ikan stres sehingga mempengaruhi
94,44 97,22 91,66 88,88
0
20
40
60
80
100
120
A (Kontrol) B (MOL 10%)C (MOL 20%)D (MOL 30%)
Sin
tasa
n (
%)
Perlakuan
a a a a
24
tingkat metabolisme dan pakan yang diberikan tidak termanfaatkan dengan baik
sehingga menyebabkan ikan mati.
Tingginya sintasan pada perlakuan B dengan penambahan tepung daun
gamal terfermentasi Mol bonggol pisang 10% karena pakan tersebut sesuai
dengan kebutuhan yang dibutuhkan oleh ikan mas sehingga pakan yang diberikan
dapat dimanfaatkan sehingga selain digunakan untuk pertumbuhan juga
digunakan untuk respons imun ikan tersebut.
Menurut Hendrawati R., (2011) menyatakan bahwa sintasan diatas 50%
masih tergolong baik, sintasan 30-50% tergolong sedang dan kurang dari 30%
tidak baik. Sehingga nilai sintasan pada perlakuan ini masih tergolong baik. Suhu
air selama penelitian suhu berkisar antara 24-30°C dan kandungan oksigen terlarut
pada penelitian yang telah dilakukan diperoleh nilai DO ikan mas masuk dalam
taraf wajar dalam budidaya nilai kisaran DO pada setiap wadah pemeliharaan
adalah 1,60-6,08 mg/L. Menurut moniruzzaman et al (2005),kandungan oksigen
optimal untuk ikan sebaiknya antara 3-5 mg/L (zonneved et al. 1991).
25
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Pemberian pakan dengan penambahan tepung daun gamal terfermentasi
mikroorganisme lokal (Mol bonggol pisang sebanyak 10% ) cenderung dapat
meningkatkan pertumbuhan berat mutlak, laju pertumbuhan harian dan sintasan
ikan mas meskipun secara statistik tidak berbeda nyata dengan kontrol.
5.2. Saran
Disarankan untuk melakukan penelitian mengenai pengaplikasian tepung
daun gamal dengan starter berbeda pada pakan ikan mas.
26
DAFTAR PUSTAKA
Ajayi, O.C., F. Place, f. Kwesiga, P. Mafongoya Dan S. Franzel. 2005. Impact of
Fertilizer Fallows In Eastern Zambia. Word Agroforestry Centre. Nairobi.
Kenya United Nation Avenue Gigiri.
Amri, K., Dan Khairuddin 2002. Membuat Pakan Ikan Konsumsi. Agro Media
Pustaka Jakarta.
Association Of Official Analytical Chemists (AOAC). 1970. Official methods of
analysis 11th
edition. Association of official analytical Chemists.Inc,
Washington. D.C.
Association of official Analytical Chemists (AOAC).1995.Official methods of
Analysis of AOAC International. 16th
edition. Vol Ii.Published By AOAC
International. Arlington Virginia. Amerika Serikat.
Association of official Analytical Chemists (AOAC). 2005. Official Metdohs of
Analysis of The Association of Analytical Chemists. Benyamin Franklin
Station. Washington D.C.
Banez, J.A., R.C. Nazareno., dan R.B. Medel. 1999. Clinical Trial Effectiveness
of Gliricidia sepium in treating patients with Scabies in the Antipolo CBHP.
Phil Journal Microbiol Infect Dis: 28(4): 147-153.
Brett, J.D.,dan T.D.D. Groves. 1979. Physiological Energetics. In: Hoar, Randall
and J.R. Breat (Eds): Fish Phyology Vol VIII. 279-351. Academic Press.
New York.
Chadhokar, P.A. 1982. Gliricidia maculate. A promising Legume Fooder
Plant.Word Animal.
Chadhokar, P.A. dan H.R. kantharaju. 1980. Effect of Gliricidia maculate on
Growth and Breetding of bannur Ewes. Tropical Grasslands. 14:78-81.
Cholik, F., dan Tonek. 1990. Review Hasil Penelitian Perikanan Budidaya Pantai
dan Penyebarannya. Prossiding Temu Ilmiah Potensi Sumber Daya
Pantai.Balitkanta Maros. Hal 91-1
Cilvia, E. 2015. Perbedaan Komposisi Tepung Daun Gamal (Gliricidia sepium)
Dalam Pakan Terhadap Pertumbuhan Dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan
Bandeng (Chanos-chanos). Skripsi. Program Studi Budidaya Perairan.
Fakultas Kelautan Dan Perikanan. Universitas Syiah Kuala.
Darussalam.Banda aceh.
27
Direktorat Perbenihan Tanaman Hutan. 2002. Informasi Singkat Benih.
Direktorat. Perbenihan Tanaman Hutan. Bandung.
Effendie, M.I. 1997. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusantara.
Yogyakarta.163 hal.
Elevitch, C.R., dan K. Jhon. 2006. Gliricidia sepium (Gliricidia) Fabacceae
(Legume family) Spesies Profiles for Pacific Island Agrofrorestry.www.
traditionaltree.org.
Furuichi, M. 1988.Dietary Vity of Carbohydrates. In: Watanabe, T. (Ed): Fish
Nutrition and Mariculture. Departement of Aquatic Biosciences Tokyo
Universitas of Fishes. Tokyo. Hal 1-77.
Gohl, B. 1981. Tropical feeds; feed information summaries and nutritive
values.FAO Animal Production and Health Series No. 12. FAO. Rome.
Italy. 129 hal.
Grey, M., I. Forster., W. Dominy., H. Ako., dan A.F. Giesen. 2009. Validation of
a feeding stimulant bioassay using fish hydrolysates for the pacific white
shrimp, Litopenaeus vannamei. Journal World Aquac. Soc. 40:547-555.
Gusriana. 2008. Budidaya Ikan Jilid 2. Depatement Pendidikan Nasional. Jakarta.
Hadi, M., Y. Aguston., dan Cahyono Pemberian Tepung Limbah Udang Yang
Difermentasi Dalam Ransum Pakan Buatan Terhadap Laju Pertumbuhan,
Rasio Konversi pakan dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan nila
(oreochromis niloticus). Journal Ilmiah perikanan dan kelautan. 1 (2):6-13.
Halver, J.E. 1989.Fish Nutrition.Academic Press. New York and London Hal b
75-80.
Halver, J.E., dan R.W. Hardy. 2002. Third Edition: Fish Nutrion. Academic Press.
California. USA.
Handajani, H. 2006. Pemanfaatan Tepung Azolla Sebagai Penyusun Pakan Ikan
Terhadap Pertumbuhan dan Daya Ikan Mas Gift Jurnal Aquaculture. 1(2):
162-170.
Handajani, H, 2011, Optimalasasi Substitusi Tepung Azolla Terfermentasi pada
pakan ikan untuk meningkatkan ikan mas Gift. Jurnal Teknik Industri. 12
(2): 177-181.
Hepher, B, 1988. Nutrion of Pond Fishes. Canbridge Univ. Press,, Canbrige, New
York. USA. Hal 217-252.
28
Jensen, M. 1999. Tress Commoly Cultivated In Southeast Asia: Ani illustrated
field guide. RAP Publications. http: // WWW. Wapedia.org.id/gamal.
Joker, D. 2002. Informasi singkat Benih, Gliricidia sepium. Indonesia Forest Seed
project.Direktorst Perbenihan Tanaman Hutan
Junianto. 2003. Teknik penanganan ikan. Penebar swadaya. Jakarta.
Kementerian perdaganan RI (Kemendagri). 2017. Info Harga Komoditas
pokok.WWW. kemendag.go.id.
Kementerian Pertanian Direktorak Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan
2009.Keunggulan Gamal Sebagai Pakan Ternak. Balai Pembebibitan Ternak
Unggul Dwiguna dan Ayam Sembawa. Direktorat Jenderal Peternak Dan
Kesehatan Hewan. Sembawa.Palemba.
Khairuman dan K. amri.2002. Budidaya Ikan Mas.Angro media pustaka. Jakarta
Lestari, S. 2001. Pengaruh Kadar Ampas Tahu yang difermentasikan Terhadap
Efisiesi Pakan dan Pertumbuhan Ikan Mas (Cyprinus carpio).Skripsi
Program Studi Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Kelautan. Institute
Pertanian Bogor.Bogor. 46 Hal
Lim. C., dan W. G.Dominy. 1991. Utilization of Plan Proteins by Warmwater
Fish. In; D.M. Akiyama., R.K.H.Tan.(Eds). Proc Aquaculture Feed
Processing and Nutrition Workskop. Thailand and Indonesia. Hal 163-172.
Lovelle, T. 1998. Nutrion and feeding of fish. Van Nostrand Reinhold. New York.
260 hal.
Mattjik, A.A., dan I.M. Sumetajaya. 2002. Perancangan Percobaan. IPB Press.
Bogor. Edisi ke-2. Hal 61-63.
Syandri, H., 2018. Effects of salinity on survival and growth of guramyi sago
(cyprinus carpio), lacepede, 1801) juveniles. Pakistan journal of biological
ciences: PJBS, 21 (4), pp. 171-178. https:// doi.org/10.
3923/pjbs.2008.171.178.
Nurhayati Dan Nazlia,S. 2019. Aplikasi Tepung Daun Gamal (Gliricidia Sepium)
Yang Difermentasi Sebagai Penyusun Ransum Pakan Terhadap Laju
Pertumbuhan Ikan Nila (Oreochromis Niloticus). Jurnal Ilmiah Samudra
Akuatika (2019). Vol 3(1):6 – 11
Olopade, O., Lamidi, A & Ogungbesan, M. 2015. Effect of Gliricidia sepium
(Jacq) leaf meal supplemented with enzymes (roxazyme® G2 and
29
maxigrain®) on growth performance of Clarias gariepinus Burchell, 1822.
American Journal of Experimental Agriculture, vol. 8, no. 3, pp 152–158.
30
L
A
M
P
I
R
A
N
31
Lampiran 1.Pertumbuhan berat mutlak ikan mas (Cyprinus carpio)pada
perlakuan selama penelitian.
Lampiran 2.Hasil analisis anova pertumbuhan berat mtlak ikan mas
Lampiran 3. Hasil uji lanjut duncan pertumbuhan berat mutlak ikan mas
Berat Mutlak
Duncana
Perlakuan N
Subset for alpha = 0.05
1
Kontrol 3 4,3611
MOL 20% 3 4,4444
MOL 30% 3 4,5556
MOL 10% 3 4,8611
Sig. 0,171
Perlakuan Ulangan
Jumlah Rata rata 1 2 3
A 4,75 4,33 4 13,08 4,36
B 5,08 5,08 4,41 14,58 4,86
C 4,33 4,66 4,33 13,33 4,44
D 5 4 4,66 13,66 4,55
ANOVA
Berat Mutlak
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
Between
Groups
0,431 3 0,144 0,980 0,449
Within
Groups
1,171 8 0,146
Total 1,602 11
32
Lampiran 4.Laju Pertumbuhan Harian ikan mas (Cyprinus carpio) pada perlakuan
selama penelitian.
Perlakuan Ulangan
Jumlah Rata
rata 1 2 3
A 9,5 8,66 8 26,16 8,72
B 10,16 10,16 8,83 29,16 9,72
C 8,66 9,33 8,66 26,66 8,88
D 10 8 9,33 27,33 9,11
Lampiran 5.Hasil Analisis Anova Laju Pertumbuhan Ikan Mas
ANOVA
LPH
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
Between
Groups
1,722 3 0,574 0,980 0,449
Within
Groups
4,685 8 0,586
Total 6,407 11
Lampiran 6. Hasil Uji Lanjut Duncam Laju Pertumbuhan Harian Ikan Mas
Duncana
Perlakuan N
Subset for alpha = 0.05
1
Kontrol 3 8,7222
MOL 20% 3 8,8889
MOL 30% 3 9,1111
MOL 10% 3 9,7222
Sig. 0,171
33
Lampiran 7.Sintasan ikan mas (Cyprinus carpio) pada perlakuan selama
penelitian.
Perlakuan Ulangan
Jumlah Rata
rata 1 2 3
A 91,66 83,33 91,66 266,6 88,88
B 100 100 91,66 291,66 97,22
C 83,33 100 91,66 275 91,66
D 91,66 100 91,66 283,33 94,44
Lampiran 8. Hasil analisis anova sintasan
ANOVA
Sintasan
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
Between
Groups 115,741 3 38,580 1,111 0,400
Within
Groups 277,778 8 34,722
Total 393,519 11
Lampiran 9. Hasil uji lanjut duncam sintasan
Duncana
Perlakuan N
Subset for alpha =
0.05
1
Kontrol 3 88,8889
MOL 20% 3 91,6667
MOL 30% 3 94,4444
MOL 10% 3 97,2222
Sig. 0,142
34
Dokumentasi penelitian
Pembuatan mikroorganisme lokal (Mol bonggol pisang)
Fermenntasi daun gamal
Penjemuran sudah difermentasi mol daun gamal
35
Penyiapan waskom selama penelitian
Pengisian air waskom ppenelitian
Penimbangan ikan yang disampling
36
Pemberian pakan
37
38
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kabupaten Selayar, tepatnya di
Kecamatan Bontosikuyu pada tanggal 19 Juli 1995, sebagai
anak ketiga dari lima bersaudara dari pasangan Mahamuddin
dan St. Alang. Penulis memulai pendidikan formal di SD
Negeri 1 Lembangia Kabupaten Selayar pada tahun 2003
dan tamat pada tahun 2009. Tingkat pendidikan selanjutnya ditempuh pada SMP
Negeri 1 Bontosikuyu pada tahun 2009 dan tamat pada tahun 2012, yang
kemudian diteruskan ke Upt. SMA Negeri 1 Bontosikuyu dan tamat pada tahun
2015. Selanjutnya pada tahun 2016 melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi di
Universitas Muhammadiyah Makassar pada Fakultas Pertanian dengan memilih
Program Studi Budidaya Perairan Jurusan Perikanan sebagai bidang keilmuan
yang akan digeluti dimasa depan. Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah
mendapatkan beasiswa berprestasi pada periode 2018 – 2019. Penulis
melaksanakan magang budidaya di Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar
Galesong pada 2010.
Penulis dapat menyelesaikan tugas akhir berupa skripsi yang berjudul
“Pemanfaatan Tepung Daun Gamal (Gliricidia Sepium) Terfermentasi
Mikroorganisme Lokal (Mol) Terhadap Sintasan Dan Pertumbuhan Ikan Mas
(Cyprinus Carpio).” dibawah bimbingan Asni anwar, S. Pi., M.Si dan Nur Insana
Salam, S.Pi., M.Si.