Pemanfaatan sumberdaya keong macan menggunakan unit penangkapan bubu
-
Upload
repository-ipb -
Category
Education
-
view
419 -
download
4
Transcript of Pemanfaatan sumberdaya keong macan menggunakan unit penangkapan bubu
DAFTARISI
KATA PENGANTAR 1
SAMBUTAN
Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB - Prof Dr Ir Indra Jaya MSc lii
Ketua Panitia Pelaksana - DrlrFredinan yulianda v
DAFTAR 151 vii
INTISARI HASIL SEMINAR
MAKALAH~MAKALAH
1 Bidang Konservasi Sumberdaya bull
11 Kondisi Dan Pengembangan Sumberdaya Moluska Pada Ekosistem Mangrove Di Daerah Ulee Lheue Banda Aceh Sebelum Dan Sesudah Tsunamo Desember 2004 (lwan Hasri Siswani Sari Irma Oewiyantl) 1-1
12 Beberapa Catatan Mengenai Sumberdaya Cum-cumi (Loligo duvaucell) di Perairan Teluk Peiabuhan Ratu (pelita Octorina Ujang Juanda rri Joko Aprianto) 1-18
13 Kajian Manajemen Keanekaragaman Hayati Bagi Konservasi Takson Matuska (Lies Emmawati Hadie) 1-27
14 Peran Fosil Motuska Dalam IImu Kebumian (Fauzie Hasibuan) 1-33
15 Spesies Tipe Fosil Moluska Pada Masa Kenozoikum di Museum Geologi (Elina Sufiati Gholib) 1-57
16 Proposed Model for Conservation Co-Management of Dog Conch (Strombus turturela) In The Context of Indonesian Culture (Dade Irving Hartoto Safar Dody M Djen Marasabessy) 1-80
17 Potensi dan Pengelolaan Kerang Batak (Perna perna) di Pesisir Pangandaran Kabupaten Ciamis Studi Pendahuluan (lrwan Syadidul Anwar) 1-86
18 Pengelolaan Berkeanjutan Sumberdaya Abalon (Haliotis Asinina) Di Menui Kepulauan Kabupaten Morowali Sulawesi Tengah (Ermayanti Ishak) 1-95
2 Bidang Ekoblologi dan Biodiversitas
21 Biomassa Zoobenthos Kandungan Nutrien Sedimen dan Kualitas Air Berdasarkan Zonasi di Rawa Jombor Kabupaten Klaten Jawa Tengah (Ervina Indrayani dan Suwamo Hadisusanto) 11-1
22 Variasi Musiman Beberapa Parameter Lingkungan Hubungannya dengan Persentase Kematian Kerang Mutiara (Pinctada maxima)
vii
dari Berbagai Ukuran di Perairan Teluk Kodek Lombok Utara (MS Hamzah M Djen Marasabessy Safar Dody) 11-18
23 Ekobiologi Kerang Muliara Air Tawar (Anodonta woodiana Lea) (Sata Yoshida Srie Rahayu Dedy Duryadi Solihin Ridwan Affandi Wasmen Manalu) 11-28
24 Pengaruh Habitat dan Faktor Ungkungan Terhadap Keragaman Moluska Air Tawar di Kepulauan Raja Ampat Papua Barat (NR Isnaningsih) 11-47
25 Kajian Kondisi Lingkungan Keong Mata Lembu(Turbo argyrostoma Linnaeus 1758) (Eddy SoekendarS) II-59
26 Kajian Ekologi Kerang Kawung (Telina listed) di Perairan Tambakrejo Kecamatan Tongas Kabupaten Probolinggo Jawa Timur (Nunik Cokrowatl) 11-67
27 Migrasi Harian Siput Litforaria undulata (Littorinidae Prosobranchia) di Oermaga Beton Field Station Likupang Sulawesi Utara (GJ Fontje Kaligis Farnis B Boneka Carolus P Paruntu Jimmy Mamesah) Jt-72
28 Konstribusi Parameter Lingkungan T erhadap Pengelolaan Habitat Moluska (Amran Saru) 11-80
29 Pendugaan Oensitas Sumberdaya Cumi-cumi (Loliginidae) dengan Metode Akustik di Perairan Selat Alas (M Junaidi N Diniarti A Mukhlis) 11-91
210 Distribusi dan Komposisi Kelompok Makrozoobenthos Menurut Makanannya (Feeding Guild) Sebagai Reaksi T erhadap Eutrofikasi Perairan Pesisir (Am Azbas Taurusman) 11-99
211 Distribusi dan Keanekaragaman Bivalvia OJ Perairan Pantai Barat Suaka MargasaWva Pulau Rambut Kepulauan Seribu Jakarta Utara (Ratna Komaa) 11-113
212 Identifikasi dan Kelimpahan Gastropoda OJ Kawasan Mangrove Sungai Ijo Bodo-Kebumen dan Sungai Adiraja-Citacap (Retno Hartati Widianingsih) U-120
213 Struktur Komunitas Moluska (Gastropoda dan 8ivaivia) Serta Asosiasinya pada Ekosistem Mangrove di Kawasan Pantai Ulee Lheue Banda Aceh Nanggroe Aceh Darussalam (lwan Hasrl Fredinan Yulianda Irma Dewiyantl) TI-130
214 Distribusi dan Kelimpahan Gastropoda di Kawasan Mangrove Desa Surodadi Kec Sayung Demak (Rizky Muliani Dwi Ujianti Boed Hendrarto Sm Rudiyantl) 11-151
215 Kemelimpahan Anggota Gastropoda Berdasarkan Zonasi dj Rawa Jombor KJaten Jawa Tengah (Suwarno Hadisusanto Anes Sari Rahayu) 11-161
viii
216 Bivalvia di Pesisir Pantai carita Pulau Tarahan dan Pulau Panjang Banten (Esti Astuti Loa Dibyowati Djoko Waluyo Tri Heru Widarto) 11-166
217 Perkembangan Larva Keong (Laut) Macan Babylonia spirata (Linnaeus 1758) (Fredinan Yulianda) 11-177
218 Kelimpahan dan Biomassa Populasi Simping ( Placuna placenta Linn 1768) di Teluk Kronjo Kab Tangerang (Yonvitner Sutrisno Sukimin Isdradjad Setyobudiandl) 11-189
219 Keanekaragaman Keong Air Tawar Marga Filopaludina di Indonesia dan Status Taksonominya (Gastropoda Viviparidae) (Ristiyanti Marwoto) 11-202
220 Telaah Komunitas Fauna Moluska di Perairan Pulau-Pulau Anambas Kepulauan Natuna Barat Indonesia (Mudjiono) 11-214
221 Sebaran Kelimpahan dan Komposisi Jenis Fauna Moluska di Daerah Pertumbuhan Lamun (Seagrass Meadow) Perairan Tanjung Merah Bitung Sulawesi Utara (Mudjiono) 11-226
222 Studi Kelimpahan Gastropoda Ekosistem Mangrove Jenis Sonneratia Sp di Pantai Akuatik Tanjung Bara Sengata Kabupaten Kutai Timur (Mahrita Nita Seru Yehezkiel Bunga Amiruddin) 11-236
223 Dinamika Komunitas Moluska pada Pantai Berbatu di Muara Tongoloka-Sumbawa (Sriati Fredinan YuJianda) 11-254
224 Patensi dan Distribusi Kerang Hijau (Mytilus viridis) di Perairan Jepara (Sri Rahayu Ningtyas Ambariyanto Irwanl) 11-265
225 Kerang Kopah Gafrarium tumidum dan Keanekaragaman Bivalve di Perairan Pantai Teluk Kabung Sumatera Barat (JJbang Nurdin Jatna Suprijatna Aria Budiman Mufti P Patria) 11-285
226 Struktur Komunitas Kima (Tridacna Sp dan Hippopus Sp) pada Rataan Terumbu Karang di Zona Intertidal Pulau Sangalaki Kabupaten Berau (Aditya frawan Rosita Lily Inderia San) 11-298
227 Keong Macan (Babylonia spirata L 1758) di Perairan Cilacap (Retro Andaman) 11-312
228 Kerang Hijau (Perna Viridis) Sebagai Biofilter Pada Perairan Tercemar Logam Berat (Etty Riani) 11middot321
229 Populasi Mollusca Pada Musim Kemarau Dan Musim Hujan OJ Zona Intertidal Paotaj Selatan Sumbawa (lis Jubaedah) It-322
3 Bidang Biologi
31 Phylogenetic Assessment of Giant Clams (Tridacnidae) Based on Partial Sequences of Cytochrome C Oxidase I Gene (Agus Nuryanto) 111-1
32 Cephalophoda Bercangkang di Indonesia (Nova Mujiono) 1U-14
ix
33 Morfometri Cangkang Tiram Mutiara (Pinctada maxima Bivalvia Pteriidae) dari Perairan Sekotong Lombok Barat Nusa Tenggara Barat (Sri Sahyuning Mangidi Norma Afiati Siti Rudiyantl) 111-24
34 Kemampuan Absorpsi Beberapa Jenis Kekerangan T erhadap Toksin Paralytic Shellfish Poisoning Diarhetic Shellfish Poisoning dan Amnesic Shellfish Poisoning (Angela Mariana Lusiastuti) 111-34
35 Karyotipe Tiga Famili Kerang Darah Familia Arcidae (Norma Atiatl) 111-39
36 Kajian Morfologi dan Indek Kondisi Kerang Coklat (Perna perna Linnaeus 1758) di Pantai Teleng Ria Kab Pacitan (Widianingsih Retno Hartati Nur Hidayah) bull111-53
37 Studi Awal Tentang Populasi dan Dampak Predator Gastropoda Drupella Sp Terhadap Kematian Karang (Ofri Johan) U1-66
38 Pertumbuhan Tiram Mutiara (Pinctada maxima) di Perairan Teluk Sopenihi Dompu Sumbawa (Nur Taufiq Spj Reton Hartati Justin Cullen Deny Hardian) 111-76
39 Sebaran Densitas dan Karakteristik Pertumbuhan Kerang Kepah (Polymesoda erosa) di Perairan Pemangkat Kabupaten Sambas kalimantan Barat (Rachmat Amin Jusup Suprijanto) IH-85
310 Pemijahan dan Perkembangan larva Siput Gonggong (Strombus turfurela) (Safar Dody M Djen Marasabessy) 111-97
311 Mendeteksi Kerang Geloina di Ekosistem Mangrove Pesisir Barat Kabupaten Aceh Besar (M Ali S Mennofalria Boer Rokhmin Dahuri Yusf Wardiatno Sutrisno Sukimin) tII-108
312 Beberapa Aspek Reproduksi Abalon (Halfotis asinina Linn~) di Kepulauan Seribu DKI Jakarta (Samet Riyadi Dedi Soedharma DE Djoko Setyono) 111-111
313 Perturnbuhan Abalon (Haliotis asinina Linnaeus 1158) Dengan Pemberian Pakan U~a Sp dan Gracilaria Sp (Siwi Aryani RR AB Susanto Retno Hartati) -UI-126
314 Uji Potensi Bakteri Simbion Gastropoda Conus miles Sebagai Sumber Antibakteri MDR (Multi-Drug Resistant) Dan Parairan Tamate (Deianis Pringgenies Agus Sabdono Ocky K Radjasa I-Aelinda Fitriani Arbie) 111-135n
4 Bidang Sosial Ekonomi dan Pascapanen
41 Kerang Solusi Alternatif Atasi Krisis Global 2009 (Sulisliawan) IV-1
42 Potensi Permasalahan dan Pengembangan Maluska Sebagai Bahan Makanan (George Hadiprajitno) IV-6
43 Meningkatkan Peran Seni Kriya Kerang dan Siput Pada Sektor Industri Kreatif di Indonesia (8 Irwan Wipranata Sunarjo Leman) IV-19
44 Moluska Unggulan Indonesia Sebagai Sumber Pangan (Bunjamin Dharma) IV-43
x
45 Siput Intertidal yang Umum di Pulau Kabaruan Kepulauan Talaud Sulawesi Utara dan yang Dikonsumsi Masyarakat (Farnis B Boneka Fontje GJ Kaligis Carolus P Parunlu Canisiult J Mate) IV-65
46 Pemanfaatan Gastropoda dan Bivalvia oleh Masyarakat di Kepulauan Kofiau Kabupaten Raja Ampat Papaua Barat (Yoseph Supriyono Irma Elda Kawulur Sabrina Sinuraya Selvi Tabay) IV-76
47 Pemanfaatan Sumberdaya Keong Macan Menggunakan Unit Penangkapan Bubu (Diniah) 1v102
48 Pengembangan Alat Pancing Gurita Berdasarkan Pendekatan Tingkah Laku Gurita (Agus Cahyadl) IV-110
5 Bidang Budidaya
51 Kasus Penyakit Infeksi Jamur Lagenidium Pada Induk Abalon HaJiotis asinina (Fris Johnny Des Reza Zafran) V-1
52 Sistematika Penurunan Mutiara Laut Selatan (South Sea Pearl) Indonesia (Mulyanto) V-11
53 Keragaan Pertumbuhan Benih Abalon Haliotis squamata (Reeve 1846) Hasil Keturunan 1 (Riani Rahmawati Ibnu Rusdi Bambang Susanto Suko Ismi) V-20
54 Pengaruh Perbedaan Dosis Pakan Terhadap Pertumbuhan dan Sintasan Veliger-Spat Tiram Mutiara (Pinctada maxima) (Sudewi Imam Supi) V-35
55 Kajian Sumberdaya Kerang Bambu (Solen) Sebagai Komoditas Potensial Budidaya Laut (swari Ratna Astuti Erlania Achmad Sudradjat Tri Heru Prihadl) V-46
56 Pemanfaatan Listrik Lemah Pada Pertumbuhan Awal Kerang Mutiara Pinctada maxima (Jameson) (Prswita Tasya Karissa Joseph James Uel Taylor Sukardi Susilo Budi Priyono N Gustnr F Mamengkey) V-59
57 Pemeliharaan Abalon Haliotis squamata Dengan Metode Pergantian Air yang Berbeda (onu Rusdi Bambang Susanto RiEmi Rahmawatl) V-72
58 Perkembangan Budidaya Moluska ltIi Indonesia (Anjang Bangun Prasetio A Sudradjat Rasidi Tn Heru Prihadl) V-82
59 Budidaya Kerang (Anadara granosa) di Bengkalis Riau (Usman Muhammad Tang Pareng Rengi Dedi Erianto Sumarto) V-105
510 Pemanfaatan Limbah Processing Abalone dalam Pembuatan Silase Rumput Laut dan Ikan Rucah Sebagai Salah Satu Bahan Dasar Pakan Buatan Untuk Unggss dan Abalone (Haliotis aSinina) (Andi Besse Patadjai Irwan J Efendy) V-114
511 Uji Produksi Massal Juvenile Abaone (Haliotis asinina) pada Hatchery Komersial (Irwan J Effendy Andi Besse Patadjal) V-126
xi
512 Perbenihan dan Pembesaran Abalon (Haliotis squamata) di Balai Besar Riset Perikanan Budidaya Laut Gondol Bali (Bambang Susanto Ibnu Rusdi Suko Ism Riani Rahmawatl) V-149
6 Makalah Poster
61 Biodiversitas Alga Filamen Pada Pembudidayaan Kima Sisik Tridacna squamosa L (Magdalena Utaay Eddyman W Ferial Nurhayati Saban) VI-1
62 Perbandingan Hasil Lelang Mutiara Internasional Dalam Indonesia South Sea Pearl Aution Tahun 2007 dan 2008 di Hotel Shangri-la Surabaya (Muyanto) VI-11
63 Studi Teknik Pematangan Gonad Induk Kerang Muliara (Pinctada maxima) Pada Kepadatan yang Berbeda Oengan Menggunakan System AWL Dalam Wadah Percobaan (MS Hamzah Sigit AP Owiono) VI-14
64 Potensi Sumberdaya Kerang GeJatik di Panimbang Kab Pandeglang Banten (Rasidi orr Johan Anjang Bangun Prasetio) VI-25
65 Peningkatan Mutu Kerajinan cangkang Moluska di Pangandaran Kabupaten Ciamis (YuSi Warelatno Joko Poernomo Ali Mashar) Vf-31
66 Tinjauan Teoritis Rekayasa Biofisik-Kimiawi Untuk Peningkatan Kualitas Muliara pada Cangkang Tiram (Pinctada maxima) (Syafyudin Yusuf) VI-32
67 Filogeni Anatomi Pertumbuhan dan Reproduksi Loligo Sp (Cumishycumi) (Cephalopoda Mollusca) (Arif Wibowo) Vt-46
68 Pertumbuhan dan Reproduksi Cumi-cumi (Sepioteuthis lessonana) (Yuliana) VI-83
69 Red Pomaceae (Pomacea canaliculata) Tantangan Taksonomis Peluang Bisnis Atau Hama Agraris (Eka H Sutanto Niken TM Pratiwi Majarana Krisantl) VI-1 00
610 Pencemaran Tembaga (Cu) Pada Beberapa Jenis middotKerang dan Solusi Budidayanya (Suwidah Eni Kusrim) VI-106
611 Culture of Pearl Oyster Pinctada maxima in Sumbawa Island (Nur Taufiq SPJ) VI-111
612 Komunitas Moluska di Estuari Sungai Brantas (Sungai Porong dan Wonokromo) Jawa Timur (Yusli Wardiatno Ario Damar) VI-122
613 Status Moluska Ancaman Konservasi dan Kebutuhan Habitat (Wanono Hadie) VI-123
LAMPIRAN
JADWAL SEMINAR
DAFTAR PESERTA
DAFTAR PANITJA
xii
Prosiding Seminqr NasitmalMpluska 2 1JlIluskat Peluang iJimis danamponservasi
Bogdr ll-J2EeiJniari21Ja9
~Ji~AlilIiM(f~NmiddotStlMIipoundQ~k~~(KEQ1fGA~AN MpoundNGnUNA~NIJNT PE~$KA~lltiJBtI
l)~i~
1$tfiltiiiti1g~1~ptdi)epari~fitenPGffJfli1faStanSumberdaya Perikanan Faf(ultas ~eljkf1l1riJltt atlm IfmvKflIliJJJ1tan IPS
~~0Ia~Naci~ifte1afutemeflah1iarr dJSlItlteielehbanyak emnsect Indorresla juga ma~~~a~a~nae~l1IkdaIlP~)gjti tinggi Permintaan tethad~p keoog Aaneemakin meninglltatdewasa intSecara UJllum keOOsect maeanditan~p ~~akanperangkap antaralaiA yang teJah familiarpadakeJempoknel~n adaahlrubU~n9 maC80 di PerairanKarang S$rang jat11ilg jQGaAg~~airan Palab~fatu dafilbll)ulipatpemanciiperkeAalkan oi Perairan Par~wh~ratlil Ujl coba f)engnperBsfan 2Q unit bubu lipat diiakukao di Perairan PalabehallraJu p_a Agu~tl1ls~eQiseaIllJi2QmiddotttipHa$if liM coDa hubufi~at menunjukkan bahwa tltmgk~ankreg1lg rnaaanoorjlilfF)lreglt 28 (66 6ftor) denganuobet2 t1~ gram) dengan panja9bernisal 2~ - $5 em Hasil taogkapan l~billl)Jiilnvak diperolel dari operasional maiam hart ~dasafkan beberapa hasiI ~elititm yang taleh dilakukan Kegiatan penangkapan keong macan sebalknya dilakUkan SBat musim timur meng9uaakan umpan i~an ruean dan lama pemasangsnbubu digtdalam~it sel3ma12Jam
Kat~ ItflnciK~on9maGan~aapylonsnai1gt perangkap keoog macao Perairan Pafabuhanratu
ABSTRACT
~Qylon~nllll tBflbylonia spiPatal) have famQus and taken afancytG bYiJ1ilany pBOplampoMlltdorreSiaalso fQiei9nCOmtri~ because high nutritloa$anfi~ne~l~ ~~e$illtyenIi)~att~lgltlmpunt ~eda)~ ~n~i~~~~an~use_pfor e)Eample~~ftlmUiareffi$le~ ba~IOR$naitth~ans ampraog water$jodanginPalabohantatuwalefS andfisn tfaprol(tmiddottiatellilImiddotintro(lu~iAPatabllbanratu waters Experimelitalfi$pinQfot 211 tlnit~fishtrap fo1ctdGne inPalabuhanratu waters at August laOS dllfing 29 VilResultmiddotofthls experimental to Indicate that ~pture babylon sooll amount to
za ~t~~~i~ ~Ith wight2~ 1$93 gnarn1 lGn~rygyrate 26 -05 cmMGre ~tll~tJa~lJ~ ~altohtain~fr~~~t~)j~fl1t)oPampratkmal~~aAt to $lme J_aIt~$~I~Wbioo ha~gtbeencdn~lQ~lcb li1aQ~snailacti~beUetbe dQOe~a~ season momeJtt usittgbaif ()f rucahand sOa~IAg tlmeibrtr-a dudng t2cJt1lollt
IV-I02
Prosiding Seminar Nasional Moluska 2 Moluska Peluang Bisnis dan Konservasi Bogor II-I2 Februari 2009
PENDAHULUAN
Keong macan (Babylonia spirala L) sudah dikenal dan digemari oleh
masyarakat baik di dalam negeri maupun mancanegara karena rasanya yang
enak dan berglzi tinggi Permintaan keong macan saat inj cukup tlnggi Keong
macan merupakan salah satu komodjti ekspor Indonesia ke beberapa negara
seperti RRe Taiwan Hongkong Malaysia dan Singapura (Yulianda 2003)
Tingginya permintaan terhadap keong macan inj menunjukkan bahwa keong
macan salah satu produksi perikanan yang potensial mendatangkan devisa
negara
Wilayah pemanfaatan sumber daya keong macan yang potenslal
diantaranya Perairan Palabuhanratu di selatan Jawa dan Karang Serang di utara
Jawa Pemanfaatan sumber daya keong macan di kedua lokasi tersebut
dilakukan menggunakan bubu dengan konstruksl yang berbeda Studi mengenai
bubu penangkap keong macan telah ditakukan oIeh Zein M menggunakan jaring
jodang bundar pada tahun 2003 di Perairan Palabuhanratu dan Lismawati D
menggunakan janng jodang segi empat dan bubu keong macan bambu pada
tahun 2005 Perairan Karang Serang
Dalam penelitian ini diujikan bubu lipat dengan ukuTan yang lebih besar
dibandingkan dengan tiga jenis bubu yang telah diujikan oleh peneliti terdahulu
Bubu lipat sebelumnya digunakan untuk menangkap rajungan terutama di
Perairan Cirebon Dengan konstruksi mulut bubu yang melebar di posisi
diagonal diharapkan dapat dimanfaatkan untuk menangkap ke~g macan
Penelitian Ini bertujuan untuk menentukan komposisi hasU tangkapan bubu lipat
di Perairan Palabuhanratu dan dengan menyandingkannyamiddot dengan hasil
penelitian terdahulu yang menggunakan bubu yang berbeda dengan bubu lipat
diharapkari dapat memberikan gambaran tentang kapan waktu penangkapan
keong macan yang lebih balk
METODE Penelitlan Ini menggunakan bubu lipat (Gambar 1) sebanyak 20 unit Uji
coba dilakukan di Perairan Palabuhanratu (Gambar 2) pada Bulan Agustus 2005
untuk 20 trip dengan per1akuan saat pemasangan malam dan siang han masingshy
masing 10 trip Lama pemasangan bubu sekitar 10-12 jam Bubu dioperasikan
dengan longine trap system (Gambar 3) dan menggunakan umpan ikan rucah
Has1 tangkapan bubu dihitung jumlah dan bobotnya serta diukur panjangnya
IV-I 03
Prosiding Seminar Nasional Motuska 2 Moluska Peluang Bisnis dan Konservasi
Bogor 11-12 Februarl2009
Data hasil tangkapan ini selanjutnya disandingkan dengan hasil
tangkapan yang dlperoleh Zein M (2003) dan Lismawati D (2005) Selanjutnya
dideskripsikan untuk mendapatkan gambaran tentang waktu pemanfaatan keong
macan yang lebih baik
35cm
50cm if------ 75cm --------~--
Gambar 1 Bubu lipat uji coba
1063230 _ dserah penangkapan keong maC3D
G~mbar 2 Lokasi pengoperasian bubu lipat
IV-104
Prosiding Seminar Nasional Moluska 2 Moluska Peluang Bisnis dan Konservasi Bogor 11middot12 Februari 2009
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil tangkapan bubu lipat
Hasil tangkapan keong macan yang diperoleh dengan bubu lipat hanya
berjumlah 23 yaitu sebanyak 66 ekor dengan berat 1393 gram atau 2 dari
total bobot tangkapan (Gambar 4) Ukuran panjang keong macan yang
tertangkap berkisar antara 25 - 65 em dan bobot rata ata individu sebesar 21
gram
~~--~ Tali utama PE e 8 mm 10 m ~---~~ i 1
Tallcabang PE Smm 5m
-------------------- ~
r-- i Pelampung_~ g _ Tali setamtal PE 2 mm 20-40 m I
~51middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot-middotmiddot TaHutamaPE8m~tbullbull_-bullbullbullbullbullbullbull-shy
r----- I T ~ i
-----~ ~ - ~
-~--~--~-~- -~-~~ -middot middotPemberal (balu kaHI 5 kg ---- bullbull bull bullbullbull bull
Gambar 3 Cara pengoperasian bubu lipat
221
98 1II1II Keong macan _ Non keong m~
~Non keong macan _ Keong macan I Jumlah (ekor) Bobot (gram)
Gambar 4 Komposisi hasil tangkapan bubu lipat
N-I05
Prosiding Seminar Nasional Moluska 2 Moluska Peluang Bisnis dan Konservasi
Bogar 11-12 Februari 2009
HasH tangkapan keong macan bukanlah yang dominan dari bubu lipat ini
Hasil tangkapan terbanyak dari non keong macan adalah rajungan (Portunus sp)
dengan nilai lebih tinggi dibsndingkan jumlah dan berat keong macan Selain
diduga karen a di fishing ground sedang banyak rajungan hal ini tampaknya
disebabkan juga oleh konstruksi mulut bubu yang lebar sehingga rajungan
memang lebih mudah masuk Umumnya alat penangkap keong macan
mempunyai ukuran mulut yang lebih kecil kira-kira berdiameter 10 cm (Gambar
5) namun ukuran mulut pada bubu lipat adalah 30 cm
Ukuran mulut bubu
Jaring jodang bundar Jaring jodang segi empat Bubu keong macan
Gambar 5 Ukuran mulut bubu penangkap keong macan (Diniah 2(08)
Hasil tangkapan yang diperoleh pada pengoperasian malam hari lebih
banyak dan lebih berat dibandingkan dengan hasil tangkapan siang han
(Gambar 6) Ukuran individu rata-rata hasil tangkapan yang diperoleh malam
hari lebih besar dibandingkan yang diperoleh pada siang hart Sobot individu
rata-rata dari hasil tangkapan pada malam hari adalah 23 gram denganpanjang
berkisar antara 25 - 65 em sedangkan hasil tangkapan siang han berbobot
rata-rata 17 gram dengan panjang berkisar antara 35 - 5 em
Jumlah (ekor) Bobot (gram)
Gambar 6 Hasil tangkapan bubu lipat per waktu pemasangan
N-I06
Prosiding Seminar Nasional Moluska 2 Maluska Peluang Bisnis dan KanserlQsi Bagar 11-12 Februari 2009
Hasil tangkapan jenis bubu lain
HasH tangkapan keang macan dari jaring jodang bundar dibedakan atas
lama pemasangan bubu di dalam laut dan jenis umpan yang digunakan (Zein M
2003) HasH tangkapan yang diperoleh dari lama pemasangan 12 jam lebih
banyak dibandingkan dengan lama pemasangan 24 jam berjumlah 637 ekor
dengan babot 6618 gram Hasil tangkapan berumpan ikan rucah menghasilkan
jumlah dan bobot lebih banyak Selengkap mengenai hasil tangkapan jaring
jodang bundar seperti tampak dalam Tabel1
Tabel1 Hasil tangkapan janng jodang bundar
Lama pemasangan bubu dalam laut Totalhasil 12 jam 24 jamJanis umpan
Jumlah Bobot Jumlah Bobot Jumlah Bobol (akor (gram) (ekor) JgrarnJ (ekor) (gram)
Umpan kulit 267 2837 175 1849 442 4686kambing 6000
UmEan ikan rucah 370 3881 252 2719 622 I Jumlah tangkapan 637 6618 427 4568 I 1062 11286 Sumber Dlolah dan data Zein M (2003)
Lismawati D membedakan hasil tangkapan berdasarkan musim barat dan
musim timur Hasil tangkapan keong macan di musim timur lebih banyak
dibandingka musim barat Hasil tangkapam jaring jodang segi empat temyata
lebih banyak dibandingkan dengan bubu keong macan SeJengkapnya
mengenai hal ini dapat dilihat dalam Tabel2
T abel 2 Hasil tangkapan jaring jodang segi empat dan bubu keong macan
Musim penangkapan Total hasilMusim barat Musim timur
tyruII1CIf Jenis alat tangkap
yang digunakan Jumlah Sobot Jumlah Sabot JumiRh Bobot (ekor) (gram) (ekor) (gramJ (ekor) (gram)
Jaring jOGang segi 10 355 87 1300 97 1655 4
Bubu keollg 5 175 59 1080 64 1255 macan
Jumlah tangkapan 15 530 146 2380 161 2910 Sumber Dlolah dan data Lismawati D (2005)
Berdasarkan data tangkapan yang diperoleh maka dapat dinyatakan
bahwa sebaiknya menangkap keong macan dilakukan pada malam han saat
musim timur dengan umpan ikan rucah dan lama pemasangan di dalam laut 12
IV-I 07
Prosiding Seminar Nasional Moluska 2 Moluska Peluang Bisnis dan Konservasi
Bogor 11-12 Februari 2009
jam Batas jumlah tangkapan yang diperbolehkan belum dapat dikemukakan
karena angka potensi keong macan belum diketahui Semua jenis bubu
penangkap keong macan dapat digunakan dalam operasional pemanfaatan
sumberdaya keong macan kecuali bubu lipat Bubu lipat yang akan digunakan
khusus untuk menangkap keong macan sebaiknya dimodifikasi terlebih dahulu
yaitu dengan memperkecilukuran bubu dan memperpendek ukuran mulutnya
Hasil tangkapan dan jenis alat penangkap keong macan secara formal
tidak tercatat di dalam statistik perikanan Indonesia Hal ini menjadi
keterbatasan jika akan dilakukan pengembangan dalam pengelolaan dan
pemanfaatan sumberdaya keong macan Sejauh mana status pemanfaatan
sumberdaya keong macan tidak dapat diketahui namun hingga tahun 2008
masih ada nelayan yang mengumpulkan keong macan Jika secara komersial
tidak menguntungkan tentunya nelayan akan menghentikan usaha
penangkapan keong macan ini dengan sendirinya
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1) Hasil tangkapan keong macan dari bubu lipat hanya berjumlah 23 (66
ekor) dengan bobot 2 (1393 gram)
2) Hasil tangkapan keong macan lebih banyak diperoleh jika kegiatan
penangkapan dilakukan malam han saat musim timur menggunakan umpan
ikan rucah dan terpasang di dalam laut selama kira-kira 12 jam
Saran
Dengan status pemanfaatan sumberdaya keong macan yang belum jelas
maka sebaiknya dilakukan penelitan tentang berapa besar potensi kaong macan
di periaran tertentu Hal ini sebaiknya juga didukung oleh data aktivitas
penangkapan keong macan Penangkapan keong macan sebaiknya dilkakukan
pada malam hari menggunakan umpan ikan rucah dengan lama pemasangan di
dalam laut 12 jam
N-I08
Prosiding Seminar Nasional Maluska 2 HMoluska Peluang Bisnis dan Kanservasi Bogar 11-12 Februari 2009
DAFTAR PUSTAKA
Diniah 2008 Pengenalan Perikanan Tangkap Bogor Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Fakultas Perikanan dan IImu Kelautan Institut Pertanian Bogor 60 hal
Lismawati D 2005 Perbandingan HasdiJ Tangkapan Keong Macan antara Bubu Karang Serang dengan Bubu Papabuhanratu Bogor Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Fakultas Perikanan dan IImu Kelautan Institut Pertanian Bogor 65 hal
Yulianda F 2003 Beberapa aspek biologi reproduksi keong macan (Babylonia spirata Linnaeus 1758) [Disertasi) (tidak dipublikasikan) Bogor Institut Pertanian Bogor Fakultas Perikanan dan IImu Kelautan Hal 3
Zein M 2003 Pengaruh Jenis Umpan dan Lama Perendaman Jaring Jodang terhadap Hasil Tangkapan Keong Macan (Babylonia spirata L) di teluk Palabuhanratu Jawa Barat Bogor Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Fakultas Perikanan dan IImu Kelautan Institut Pertanian Bogar 52 hal
N-I09
dari Berbagai Ukuran di Perairan Teluk Kodek Lombok Utara (MS Hamzah M Djen Marasabessy Safar Dody) 11-18
23 Ekobiologi Kerang Muliara Air Tawar (Anodonta woodiana Lea) (Sata Yoshida Srie Rahayu Dedy Duryadi Solihin Ridwan Affandi Wasmen Manalu) 11-28
24 Pengaruh Habitat dan Faktor Ungkungan Terhadap Keragaman Moluska Air Tawar di Kepulauan Raja Ampat Papua Barat (NR Isnaningsih) 11-47
25 Kajian Kondisi Lingkungan Keong Mata Lembu(Turbo argyrostoma Linnaeus 1758) (Eddy SoekendarS) II-59
26 Kajian Ekologi Kerang Kawung (Telina listed) di Perairan Tambakrejo Kecamatan Tongas Kabupaten Probolinggo Jawa Timur (Nunik Cokrowatl) 11-67
27 Migrasi Harian Siput Litforaria undulata (Littorinidae Prosobranchia) di Oermaga Beton Field Station Likupang Sulawesi Utara (GJ Fontje Kaligis Farnis B Boneka Carolus P Paruntu Jimmy Mamesah) Jt-72
28 Konstribusi Parameter Lingkungan T erhadap Pengelolaan Habitat Moluska (Amran Saru) 11-80
29 Pendugaan Oensitas Sumberdaya Cumi-cumi (Loliginidae) dengan Metode Akustik di Perairan Selat Alas (M Junaidi N Diniarti A Mukhlis) 11-91
210 Distribusi dan Komposisi Kelompok Makrozoobenthos Menurut Makanannya (Feeding Guild) Sebagai Reaksi T erhadap Eutrofikasi Perairan Pesisir (Am Azbas Taurusman) 11-99
211 Distribusi dan Keanekaragaman Bivalvia OJ Perairan Pantai Barat Suaka MargasaWva Pulau Rambut Kepulauan Seribu Jakarta Utara (Ratna Komaa) 11-113
212 Identifikasi dan Kelimpahan Gastropoda OJ Kawasan Mangrove Sungai Ijo Bodo-Kebumen dan Sungai Adiraja-Citacap (Retno Hartati Widianingsih) U-120
213 Struktur Komunitas Moluska (Gastropoda dan 8ivaivia) Serta Asosiasinya pada Ekosistem Mangrove di Kawasan Pantai Ulee Lheue Banda Aceh Nanggroe Aceh Darussalam (lwan Hasrl Fredinan Yulianda Irma Dewiyantl) TI-130
214 Distribusi dan Kelimpahan Gastropoda di Kawasan Mangrove Desa Surodadi Kec Sayung Demak (Rizky Muliani Dwi Ujianti Boed Hendrarto Sm Rudiyantl) 11-151
215 Kemelimpahan Anggota Gastropoda Berdasarkan Zonasi dj Rawa Jombor KJaten Jawa Tengah (Suwarno Hadisusanto Anes Sari Rahayu) 11-161
viii
216 Bivalvia di Pesisir Pantai carita Pulau Tarahan dan Pulau Panjang Banten (Esti Astuti Loa Dibyowati Djoko Waluyo Tri Heru Widarto) 11-166
217 Perkembangan Larva Keong (Laut) Macan Babylonia spirata (Linnaeus 1758) (Fredinan Yulianda) 11-177
218 Kelimpahan dan Biomassa Populasi Simping ( Placuna placenta Linn 1768) di Teluk Kronjo Kab Tangerang (Yonvitner Sutrisno Sukimin Isdradjad Setyobudiandl) 11-189
219 Keanekaragaman Keong Air Tawar Marga Filopaludina di Indonesia dan Status Taksonominya (Gastropoda Viviparidae) (Ristiyanti Marwoto) 11-202
220 Telaah Komunitas Fauna Moluska di Perairan Pulau-Pulau Anambas Kepulauan Natuna Barat Indonesia (Mudjiono) 11-214
221 Sebaran Kelimpahan dan Komposisi Jenis Fauna Moluska di Daerah Pertumbuhan Lamun (Seagrass Meadow) Perairan Tanjung Merah Bitung Sulawesi Utara (Mudjiono) 11-226
222 Studi Kelimpahan Gastropoda Ekosistem Mangrove Jenis Sonneratia Sp di Pantai Akuatik Tanjung Bara Sengata Kabupaten Kutai Timur (Mahrita Nita Seru Yehezkiel Bunga Amiruddin) 11-236
223 Dinamika Komunitas Moluska pada Pantai Berbatu di Muara Tongoloka-Sumbawa (Sriati Fredinan YuJianda) 11-254
224 Patensi dan Distribusi Kerang Hijau (Mytilus viridis) di Perairan Jepara (Sri Rahayu Ningtyas Ambariyanto Irwanl) 11-265
225 Kerang Kopah Gafrarium tumidum dan Keanekaragaman Bivalve di Perairan Pantai Teluk Kabung Sumatera Barat (JJbang Nurdin Jatna Suprijatna Aria Budiman Mufti P Patria) 11-285
226 Struktur Komunitas Kima (Tridacna Sp dan Hippopus Sp) pada Rataan Terumbu Karang di Zona Intertidal Pulau Sangalaki Kabupaten Berau (Aditya frawan Rosita Lily Inderia San) 11-298
227 Keong Macan (Babylonia spirata L 1758) di Perairan Cilacap (Retro Andaman) 11-312
228 Kerang Hijau (Perna Viridis) Sebagai Biofilter Pada Perairan Tercemar Logam Berat (Etty Riani) 11middot321
229 Populasi Mollusca Pada Musim Kemarau Dan Musim Hujan OJ Zona Intertidal Paotaj Selatan Sumbawa (lis Jubaedah) It-322
3 Bidang Biologi
31 Phylogenetic Assessment of Giant Clams (Tridacnidae) Based on Partial Sequences of Cytochrome C Oxidase I Gene (Agus Nuryanto) 111-1
32 Cephalophoda Bercangkang di Indonesia (Nova Mujiono) 1U-14
ix
33 Morfometri Cangkang Tiram Mutiara (Pinctada maxima Bivalvia Pteriidae) dari Perairan Sekotong Lombok Barat Nusa Tenggara Barat (Sri Sahyuning Mangidi Norma Afiati Siti Rudiyantl) 111-24
34 Kemampuan Absorpsi Beberapa Jenis Kekerangan T erhadap Toksin Paralytic Shellfish Poisoning Diarhetic Shellfish Poisoning dan Amnesic Shellfish Poisoning (Angela Mariana Lusiastuti) 111-34
35 Karyotipe Tiga Famili Kerang Darah Familia Arcidae (Norma Atiatl) 111-39
36 Kajian Morfologi dan Indek Kondisi Kerang Coklat (Perna perna Linnaeus 1758) di Pantai Teleng Ria Kab Pacitan (Widianingsih Retno Hartati Nur Hidayah) bull111-53
37 Studi Awal Tentang Populasi dan Dampak Predator Gastropoda Drupella Sp Terhadap Kematian Karang (Ofri Johan) U1-66
38 Pertumbuhan Tiram Mutiara (Pinctada maxima) di Perairan Teluk Sopenihi Dompu Sumbawa (Nur Taufiq Spj Reton Hartati Justin Cullen Deny Hardian) 111-76
39 Sebaran Densitas dan Karakteristik Pertumbuhan Kerang Kepah (Polymesoda erosa) di Perairan Pemangkat Kabupaten Sambas kalimantan Barat (Rachmat Amin Jusup Suprijanto) IH-85
310 Pemijahan dan Perkembangan larva Siput Gonggong (Strombus turfurela) (Safar Dody M Djen Marasabessy) 111-97
311 Mendeteksi Kerang Geloina di Ekosistem Mangrove Pesisir Barat Kabupaten Aceh Besar (M Ali S Mennofalria Boer Rokhmin Dahuri Yusf Wardiatno Sutrisno Sukimin) tII-108
312 Beberapa Aspek Reproduksi Abalon (Halfotis asinina Linn~) di Kepulauan Seribu DKI Jakarta (Samet Riyadi Dedi Soedharma DE Djoko Setyono) 111-111
313 Perturnbuhan Abalon (Haliotis asinina Linnaeus 1158) Dengan Pemberian Pakan U~a Sp dan Gracilaria Sp (Siwi Aryani RR AB Susanto Retno Hartati) -UI-126
314 Uji Potensi Bakteri Simbion Gastropoda Conus miles Sebagai Sumber Antibakteri MDR (Multi-Drug Resistant) Dan Parairan Tamate (Deianis Pringgenies Agus Sabdono Ocky K Radjasa I-Aelinda Fitriani Arbie) 111-135n
4 Bidang Sosial Ekonomi dan Pascapanen
41 Kerang Solusi Alternatif Atasi Krisis Global 2009 (Sulisliawan) IV-1
42 Potensi Permasalahan dan Pengembangan Maluska Sebagai Bahan Makanan (George Hadiprajitno) IV-6
43 Meningkatkan Peran Seni Kriya Kerang dan Siput Pada Sektor Industri Kreatif di Indonesia (8 Irwan Wipranata Sunarjo Leman) IV-19
44 Moluska Unggulan Indonesia Sebagai Sumber Pangan (Bunjamin Dharma) IV-43
x
45 Siput Intertidal yang Umum di Pulau Kabaruan Kepulauan Talaud Sulawesi Utara dan yang Dikonsumsi Masyarakat (Farnis B Boneka Fontje GJ Kaligis Carolus P Parunlu Canisiult J Mate) IV-65
46 Pemanfaatan Gastropoda dan Bivalvia oleh Masyarakat di Kepulauan Kofiau Kabupaten Raja Ampat Papaua Barat (Yoseph Supriyono Irma Elda Kawulur Sabrina Sinuraya Selvi Tabay) IV-76
47 Pemanfaatan Sumberdaya Keong Macan Menggunakan Unit Penangkapan Bubu (Diniah) 1v102
48 Pengembangan Alat Pancing Gurita Berdasarkan Pendekatan Tingkah Laku Gurita (Agus Cahyadl) IV-110
5 Bidang Budidaya
51 Kasus Penyakit Infeksi Jamur Lagenidium Pada Induk Abalon HaJiotis asinina (Fris Johnny Des Reza Zafran) V-1
52 Sistematika Penurunan Mutiara Laut Selatan (South Sea Pearl) Indonesia (Mulyanto) V-11
53 Keragaan Pertumbuhan Benih Abalon Haliotis squamata (Reeve 1846) Hasil Keturunan 1 (Riani Rahmawati Ibnu Rusdi Bambang Susanto Suko Ismi) V-20
54 Pengaruh Perbedaan Dosis Pakan Terhadap Pertumbuhan dan Sintasan Veliger-Spat Tiram Mutiara (Pinctada maxima) (Sudewi Imam Supi) V-35
55 Kajian Sumberdaya Kerang Bambu (Solen) Sebagai Komoditas Potensial Budidaya Laut (swari Ratna Astuti Erlania Achmad Sudradjat Tri Heru Prihadl) V-46
56 Pemanfaatan Listrik Lemah Pada Pertumbuhan Awal Kerang Mutiara Pinctada maxima (Jameson) (Prswita Tasya Karissa Joseph James Uel Taylor Sukardi Susilo Budi Priyono N Gustnr F Mamengkey) V-59
57 Pemeliharaan Abalon Haliotis squamata Dengan Metode Pergantian Air yang Berbeda (onu Rusdi Bambang Susanto RiEmi Rahmawatl) V-72
58 Perkembangan Budidaya Moluska ltIi Indonesia (Anjang Bangun Prasetio A Sudradjat Rasidi Tn Heru Prihadl) V-82
59 Budidaya Kerang (Anadara granosa) di Bengkalis Riau (Usman Muhammad Tang Pareng Rengi Dedi Erianto Sumarto) V-105
510 Pemanfaatan Limbah Processing Abalone dalam Pembuatan Silase Rumput Laut dan Ikan Rucah Sebagai Salah Satu Bahan Dasar Pakan Buatan Untuk Unggss dan Abalone (Haliotis aSinina) (Andi Besse Patadjai Irwan J Efendy) V-114
511 Uji Produksi Massal Juvenile Abaone (Haliotis asinina) pada Hatchery Komersial (Irwan J Effendy Andi Besse Patadjal) V-126
xi
512 Perbenihan dan Pembesaran Abalon (Haliotis squamata) di Balai Besar Riset Perikanan Budidaya Laut Gondol Bali (Bambang Susanto Ibnu Rusdi Suko Ism Riani Rahmawatl) V-149
6 Makalah Poster
61 Biodiversitas Alga Filamen Pada Pembudidayaan Kima Sisik Tridacna squamosa L (Magdalena Utaay Eddyman W Ferial Nurhayati Saban) VI-1
62 Perbandingan Hasil Lelang Mutiara Internasional Dalam Indonesia South Sea Pearl Aution Tahun 2007 dan 2008 di Hotel Shangri-la Surabaya (Muyanto) VI-11
63 Studi Teknik Pematangan Gonad Induk Kerang Muliara (Pinctada maxima) Pada Kepadatan yang Berbeda Oengan Menggunakan System AWL Dalam Wadah Percobaan (MS Hamzah Sigit AP Owiono) VI-14
64 Potensi Sumberdaya Kerang GeJatik di Panimbang Kab Pandeglang Banten (Rasidi orr Johan Anjang Bangun Prasetio) VI-25
65 Peningkatan Mutu Kerajinan cangkang Moluska di Pangandaran Kabupaten Ciamis (YuSi Warelatno Joko Poernomo Ali Mashar) Vf-31
66 Tinjauan Teoritis Rekayasa Biofisik-Kimiawi Untuk Peningkatan Kualitas Muliara pada Cangkang Tiram (Pinctada maxima) (Syafyudin Yusuf) VI-32
67 Filogeni Anatomi Pertumbuhan dan Reproduksi Loligo Sp (Cumishycumi) (Cephalopoda Mollusca) (Arif Wibowo) Vt-46
68 Pertumbuhan dan Reproduksi Cumi-cumi (Sepioteuthis lessonana) (Yuliana) VI-83
69 Red Pomaceae (Pomacea canaliculata) Tantangan Taksonomis Peluang Bisnis Atau Hama Agraris (Eka H Sutanto Niken TM Pratiwi Majarana Krisantl) VI-1 00
610 Pencemaran Tembaga (Cu) Pada Beberapa Jenis middotKerang dan Solusi Budidayanya (Suwidah Eni Kusrim) VI-106
611 Culture of Pearl Oyster Pinctada maxima in Sumbawa Island (Nur Taufiq SPJ) VI-111
612 Komunitas Moluska di Estuari Sungai Brantas (Sungai Porong dan Wonokromo) Jawa Timur (Yusli Wardiatno Ario Damar) VI-122
613 Status Moluska Ancaman Konservasi dan Kebutuhan Habitat (Wanono Hadie) VI-123
LAMPIRAN
JADWAL SEMINAR
DAFTAR PESERTA
DAFTAR PANITJA
xii
Prosiding Seminqr NasitmalMpluska 2 1JlIluskat Peluang iJimis danamponservasi
Bogdr ll-J2EeiJniari21Ja9
~Ji~AlilIiM(f~NmiddotStlMIipoundQ~k~~(KEQ1fGA~AN MpoundNGnUNA~NIJNT PE~$KA~lltiJBtI
l)~i~
1$tfiltiiiti1g~1~ptdi)epari~fitenPGffJfli1faStanSumberdaya Perikanan Faf(ultas ~eljkf1l1riJltt atlm IfmvKflIliJJJ1tan IPS
~~0Ia~Naci~ifte1afutemeflah1iarr dJSlItlteielehbanyak emnsect Indorresla juga ma~~~a~a~nae~l1IkdaIlP~)gjti tinggi Permintaan tethad~p keoog Aaneemakin meninglltatdewasa intSecara UJllum keOOsect maeanditan~p ~~akanperangkap antaralaiA yang teJah familiarpadakeJempoknel~n adaahlrubU~n9 maC80 di PerairanKarang S$rang jat11ilg jQGaAg~~airan Palab~fatu dafilbll)ulipatpemanciiperkeAalkan oi Perairan Par~wh~ratlil Ujl coba f)engnperBsfan 2Q unit bubu lipat diiakukao di Perairan PalabehallraJu p_a Agu~tl1ls~eQiseaIllJi2QmiddotttipHa$if liM coDa hubufi~at menunjukkan bahwa tltmgk~ankreg1lg rnaaanoorjlilfF)lreglt 28 (66 6ftor) denganuobet2 t1~ gram) dengan panja9bernisal 2~ - $5 em Hasil taogkapan l~billl)Jiilnvak diperolel dari operasional maiam hart ~dasafkan beberapa hasiI ~elititm yang taleh dilakukan Kegiatan penangkapan keong macan sebalknya dilakUkan SBat musim timur meng9uaakan umpan i~an ruean dan lama pemasangsnbubu digtdalam~it sel3ma12Jam
Kat~ ItflnciK~on9maGan~aapylonsnai1gt perangkap keoog macao Perairan Pafabuhanratu
ABSTRACT
~Qylon~nllll tBflbylonia spiPatal) have famQus and taken afancytG bYiJ1ilany pBOplampoMlltdorreSiaalso fQiei9nCOmtri~ because high nutritloa$anfi~ne~l~ ~~e$illtyenIi)~att~lgltlmpunt ~eda)~ ~n~i~~~~an~use_pfor e)Eample~~ftlmUiareffi$le~ ba~IOR$naitth~ans ampraog water$jodanginPalabohantatuwalefS andfisn tfaprol(tmiddottiatellilImiddotintro(lu~iAPatabllbanratu waters Experimelitalfi$pinQfot 211 tlnit~fishtrap fo1ctdGne inPalabuhanratu waters at August laOS dllfing 29 VilResultmiddotofthls experimental to Indicate that ~pture babylon sooll amount to
za ~t~~~i~ ~Ith wight2~ 1$93 gnarn1 lGn~rygyrate 26 -05 cmMGre ~tll~tJa~lJ~ ~altohtain~fr~~~t~)j~fl1t)oPampratkmal~~aAt to $lme J_aIt~$~I~Wbioo ha~gtbeencdn~lQ~lcb li1aQ~snailacti~beUetbe dQOe~a~ season momeJtt usittgbaif ()f rucahand sOa~IAg tlmeibrtr-a dudng t2cJt1lollt
IV-I02
Prosiding Seminar Nasional Moluska 2 Moluska Peluang Bisnis dan Konservasi Bogor II-I2 Februari 2009
PENDAHULUAN
Keong macan (Babylonia spirala L) sudah dikenal dan digemari oleh
masyarakat baik di dalam negeri maupun mancanegara karena rasanya yang
enak dan berglzi tinggi Permintaan keong macan saat inj cukup tlnggi Keong
macan merupakan salah satu komodjti ekspor Indonesia ke beberapa negara
seperti RRe Taiwan Hongkong Malaysia dan Singapura (Yulianda 2003)
Tingginya permintaan terhadap keong macan inj menunjukkan bahwa keong
macan salah satu produksi perikanan yang potensial mendatangkan devisa
negara
Wilayah pemanfaatan sumber daya keong macan yang potenslal
diantaranya Perairan Palabuhanratu di selatan Jawa dan Karang Serang di utara
Jawa Pemanfaatan sumber daya keong macan di kedua lokasi tersebut
dilakukan menggunakan bubu dengan konstruksl yang berbeda Studi mengenai
bubu penangkap keong macan telah ditakukan oIeh Zein M menggunakan jaring
jodang bundar pada tahun 2003 di Perairan Palabuhanratu dan Lismawati D
menggunakan janng jodang segi empat dan bubu keong macan bambu pada
tahun 2005 Perairan Karang Serang
Dalam penelitian ini diujikan bubu lipat dengan ukuTan yang lebih besar
dibandingkan dengan tiga jenis bubu yang telah diujikan oleh peneliti terdahulu
Bubu lipat sebelumnya digunakan untuk menangkap rajungan terutama di
Perairan Cirebon Dengan konstruksi mulut bubu yang melebar di posisi
diagonal diharapkan dapat dimanfaatkan untuk menangkap ke~g macan
Penelitian Ini bertujuan untuk menentukan komposisi hasU tangkapan bubu lipat
di Perairan Palabuhanratu dan dengan menyandingkannyamiddot dengan hasil
penelitian terdahulu yang menggunakan bubu yang berbeda dengan bubu lipat
diharapkari dapat memberikan gambaran tentang kapan waktu penangkapan
keong macan yang lebih balk
METODE Penelitlan Ini menggunakan bubu lipat (Gambar 1) sebanyak 20 unit Uji
coba dilakukan di Perairan Palabuhanratu (Gambar 2) pada Bulan Agustus 2005
untuk 20 trip dengan per1akuan saat pemasangan malam dan siang han masingshy
masing 10 trip Lama pemasangan bubu sekitar 10-12 jam Bubu dioperasikan
dengan longine trap system (Gambar 3) dan menggunakan umpan ikan rucah
Has1 tangkapan bubu dihitung jumlah dan bobotnya serta diukur panjangnya
IV-I 03
Prosiding Seminar Nasional Motuska 2 Moluska Peluang Bisnis dan Konservasi
Bogor 11-12 Februarl2009
Data hasil tangkapan ini selanjutnya disandingkan dengan hasil
tangkapan yang dlperoleh Zein M (2003) dan Lismawati D (2005) Selanjutnya
dideskripsikan untuk mendapatkan gambaran tentang waktu pemanfaatan keong
macan yang lebih baik
35cm
50cm if------ 75cm --------~--
Gambar 1 Bubu lipat uji coba
1063230 _ dserah penangkapan keong maC3D
G~mbar 2 Lokasi pengoperasian bubu lipat
IV-104
Prosiding Seminar Nasional Moluska 2 Moluska Peluang Bisnis dan Konservasi Bogor 11middot12 Februari 2009
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil tangkapan bubu lipat
Hasil tangkapan keong macan yang diperoleh dengan bubu lipat hanya
berjumlah 23 yaitu sebanyak 66 ekor dengan berat 1393 gram atau 2 dari
total bobot tangkapan (Gambar 4) Ukuran panjang keong macan yang
tertangkap berkisar antara 25 - 65 em dan bobot rata ata individu sebesar 21
gram
~~--~ Tali utama PE e 8 mm 10 m ~---~~ i 1
Tallcabang PE Smm 5m
-------------------- ~
r-- i Pelampung_~ g _ Tali setamtal PE 2 mm 20-40 m I
~51middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot-middotmiddot TaHutamaPE8m~tbullbull_-bullbullbullbullbullbullbull-shy
r----- I T ~ i
-----~ ~ - ~
-~--~--~-~- -~-~~ -middot middotPemberal (balu kaHI 5 kg ---- bullbull bull bullbullbull bull
Gambar 3 Cara pengoperasian bubu lipat
221
98 1II1II Keong macan _ Non keong m~
~Non keong macan _ Keong macan I Jumlah (ekor) Bobot (gram)
Gambar 4 Komposisi hasil tangkapan bubu lipat
N-I05
Prosiding Seminar Nasional Moluska 2 Moluska Peluang Bisnis dan Konservasi
Bogar 11-12 Februari 2009
HasH tangkapan keong macan bukanlah yang dominan dari bubu lipat ini
Hasil tangkapan terbanyak dari non keong macan adalah rajungan (Portunus sp)
dengan nilai lebih tinggi dibsndingkan jumlah dan berat keong macan Selain
diduga karen a di fishing ground sedang banyak rajungan hal ini tampaknya
disebabkan juga oleh konstruksi mulut bubu yang lebar sehingga rajungan
memang lebih mudah masuk Umumnya alat penangkap keong macan
mempunyai ukuran mulut yang lebih kecil kira-kira berdiameter 10 cm (Gambar
5) namun ukuran mulut pada bubu lipat adalah 30 cm
Ukuran mulut bubu
Jaring jodang bundar Jaring jodang segi empat Bubu keong macan
Gambar 5 Ukuran mulut bubu penangkap keong macan (Diniah 2(08)
Hasil tangkapan yang diperoleh pada pengoperasian malam hari lebih
banyak dan lebih berat dibandingkan dengan hasil tangkapan siang han
(Gambar 6) Ukuran individu rata-rata hasil tangkapan yang diperoleh malam
hari lebih besar dibandingkan yang diperoleh pada siang hart Sobot individu
rata-rata dari hasil tangkapan pada malam hari adalah 23 gram denganpanjang
berkisar antara 25 - 65 em sedangkan hasil tangkapan siang han berbobot
rata-rata 17 gram dengan panjang berkisar antara 35 - 5 em
Jumlah (ekor) Bobot (gram)
Gambar 6 Hasil tangkapan bubu lipat per waktu pemasangan
N-I06
Prosiding Seminar Nasional Moluska 2 Maluska Peluang Bisnis dan KanserlQsi Bagar 11-12 Februari 2009
Hasil tangkapan jenis bubu lain
HasH tangkapan keang macan dari jaring jodang bundar dibedakan atas
lama pemasangan bubu di dalam laut dan jenis umpan yang digunakan (Zein M
2003) HasH tangkapan yang diperoleh dari lama pemasangan 12 jam lebih
banyak dibandingkan dengan lama pemasangan 24 jam berjumlah 637 ekor
dengan babot 6618 gram Hasil tangkapan berumpan ikan rucah menghasilkan
jumlah dan bobot lebih banyak Selengkap mengenai hasil tangkapan jaring
jodang bundar seperti tampak dalam Tabel1
Tabel1 Hasil tangkapan janng jodang bundar
Lama pemasangan bubu dalam laut Totalhasil 12 jam 24 jamJanis umpan
Jumlah Bobot Jumlah Bobot Jumlah Bobol (akor (gram) (ekor) JgrarnJ (ekor) (gram)
Umpan kulit 267 2837 175 1849 442 4686kambing 6000
UmEan ikan rucah 370 3881 252 2719 622 I Jumlah tangkapan 637 6618 427 4568 I 1062 11286 Sumber Dlolah dan data Zein M (2003)
Lismawati D membedakan hasil tangkapan berdasarkan musim barat dan
musim timur Hasil tangkapan keong macan di musim timur lebih banyak
dibandingka musim barat Hasil tangkapam jaring jodang segi empat temyata
lebih banyak dibandingkan dengan bubu keong macan SeJengkapnya
mengenai hal ini dapat dilihat dalam Tabel2
T abel 2 Hasil tangkapan jaring jodang segi empat dan bubu keong macan
Musim penangkapan Total hasilMusim barat Musim timur
tyruII1CIf Jenis alat tangkap
yang digunakan Jumlah Sobot Jumlah Sabot JumiRh Bobot (ekor) (gram) (ekor) (gramJ (ekor) (gram)
Jaring jOGang segi 10 355 87 1300 97 1655 4
Bubu keollg 5 175 59 1080 64 1255 macan
Jumlah tangkapan 15 530 146 2380 161 2910 Sumber Dlolah dan data Lismawati D (2005)
Berdasarkan data tangkapan yang diperoleh maka dapat dinyatakan
bahwa sebaiknya menangkap keong macan dilakukan pada malam han saat
musim timur dengan umpan ikan rucah dan lama pemasangan di dalam laut 12
IV-I 07
Prosiding Seminar Nasional Moluska 2 Moluska Peluang Bisnis dan Konservasi
Bogor 11-12 Februari 2009
jam Batas jumlah tangkapan yang diperbolehkan belum dapat dikemukakan
karena angka potensi keong macan belum diketahui Semua jenis bubu
penangkap keong macan dapat digunakan dalam operasional pemanfaatan
sumberdaya keong macan kecuali bubu lipat Bubu lipat yang akan digunakan
khusus untuk menangkap keong macan sebaiknya dimodifikasi terlebih dahulu
yaitu dengan memperkecilukuran bubu dan memperpendek ukuran mulutnya
Hasil tangkapan dan jenis alat penangkap keong macan secara formal
tidak tercatat di dalam statistik perikanan Indonesia Hal ini menjadi
keterbatasan jika akan dilakukan pengembangan dalam pengelolaan dan
pemanfaatan sumberdaya keong macan Sejauh mana status pemanfaatan
sumberdaya keong macan tidak dapat diketahui namun hingga tahun 2008
masih ada nelayan yang mengumpulkan keong macan Jika secara komersial
tidak menguntungkan tentunya nelayan akan menghentikan usaha
penangkapan keong macan ini dengan sendirinya
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1) Hasil tangkapan keong macan dari bubu lipat hanya berjumlah 23 (66
ekor) dengan bobot 2 (1393 gram)
2) Hasil tangkapan keong macan lebih banyak diperoleh jika kegiatan
penangkapan dilakukan malam han saat musim timur menggunakan umpan
ikan rucah dan terpasang di dalam laut selama kira-kira 12 jam
Saran
Dengan status pemanfaatan sumberdaya keong macan yang belum jelas
maka sebaiknya dilakukan penelitan tentang berapa besar potensi kaong macan
di periaran tertentu Hal ini sebaiknya juga didukung oleh data aktivitas
penangkapan keong macan Penangkapan keong macan sebaiknya dilkakukan
pada malam hari menggunakan umpan ikan rucah dengan lama pemasangan di
dalam laut 12 jam
N-I08
Prosiding Seminar Nasional Maluska 2 HMoluska Peluang Bisnis dan Kanservasi Bogar 11-12 Februari 2009
DAFTAR PUSTAKA
Diniah 2008 Pengenalan Perikanan Tangkap Bogor Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Fakultas Perikanan dan IImu Kelautan Institut Pertanian Bogor 60 hal
Lismawati D 2005 Perbandingan HasdiJ Tangkapan Keong Macan antara Bubu Karang Serang dengan Bubu Papabuhanratu Bogor Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Fakultas Perikanan dan IImu Kelautan Institut Pertanian Bogor 65 hal
Yulianda F 2003 Beberapa aspek biologi reproduksi keong macan (Babylonia spirata Linnaeus 1758) [Disertasi) (tidak dipublikasikan) Bogor Institut Pertanian Bogor Fakultas Perikanan dan IImu Kelautan Hal 3
Zein M 2003 Pengaruh Jenis Umpan dan Lama Perendaman Jaring Jodang terhadap Hasil Tangkapan Keong Macan (Babylonia spirata L) di teluk Palabuhanratu Jawa Barat Bogor Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Fakultas Perikanan dan IImu Kelautan Institut Pertanian Bogar 52 hal
N-I09
216 Bivalvia di Pesisir Pantai carita Pulau Tarahan dan Pulau Panjang Banten (Esti Astuti Loa Dibyowati Djoko Waluyo Tri Heru Widarto) 11-166
217 Perkembangan Larva Keong (Laut) Macan Babylonia spirata (Linnaeus 1758) (Fredinan Yulianda) 11-177
218 Kelimpahan dan Biomassa Populasi Simping ( Placuna placenta Linn 1768) di Teluk Kronjo Kab Tangerang (Yonvitner Sutrisno Sukimin Isdradjad Setyobudiandl) 11-189
219 Keanekaragaman Keong Air Tawar Marga Filopaludina di Indonesia dan Status Taksonominya (Gastropoda Viviparidae) (Ristiyanti Marwoto) 11-202
220 Telaah Komunitas Fauna Moluska di Perairan Pulau-Pulau Anambas Kepulauan Natuna Barat Indonesia (Mudjiono) 11-214
221 Sebaran Kelimpahan dan Komposisi Jenis Fauna Moluska di Daerah Pertumbuhan Lamun (Seagrass Meadow) Perairan Tanjung Merah Bitung Sulawesi Utara (Mudjiono) 11-226
222 Studi Kelimpahan Gastropoda Ekosistem Mangrove Jenis Sonneratia Sp di Pantai Akuatik Tanjung Bara Sengata Kabupaten Kutai Timur (Mahrita Nita Seru Yehezkiel Bunga Amiruddin) 11-236
223 Dinamika Komunitas Moluska pada Pantai Berbatu di Muara Tongoloka-Sumbawa (Sriati Fredinan YuJianda) 11-254
224 Patensi dan Distribusi Kerang Hijau (Mytilus viridis) di Perairan Jepara (Sri Rahayu Ningtyas Ambariyanto Irwanl) 11-265
225 Kerang Kopah Gafrarium tumidum dan Keanekaragaman Bivalve di Perairan Pantai Teluk Kabung Sumatera Barat (JJbang Nurdin Jatna Suprijatna Aria Budiman Mufti P Patria) 11-285
226 Struktur Komunitas Kima (Tridacna Sp dan Hippopus Sp) pada Rataan Terumbu Karang di Zona Intertidal Pulau Sangalaki Kabupaten Berau (Aditya frawan Rosita Lily Inderia San) 11-298
227 Keong Macan (Babylonia spirata L 1758) di Perairan Cilacap (Retro Andaman) 11-312
228 Kerang Hijau (Perna Viridis) Sebagai Biofilter Pada Perairan Tercemar Logam Berat (Etty Riani) 11middot321
229 Populasi Mollusca Pada Musim Kemarau Dan Musim Hujan OJ Zona Intertidal Paotaj Selatan Sumbawa (lis Jubaedah) It-322
3 Bidang Biologi
31 Phylogenetic Assessment of Giant Clams (Tridacnidae) Based on Partial Sequences of Cytochrome C Oxidase I Gene (Agus Nuryanto) 111-1
32 Cephalophoda Bercangkang di Indonesia (Nova Mujiono) 1U-14
ix
33 Morfometri Cangkang Tiram Mutiara (Pinctada maxima Bivalvia Pteriidae) dari Perairan Sekotong Lombok Barat Nusa Tenggara Barat (Sri Sahyuning Mangidi Norma Afiati Siti Rudiyantl) 111-24
34 Kemampuan Absorpsi Beberapa Jenis Kekerangan T erhadap Toksin Paralytic Shellfish Poisoning Diarhetic Shellfish Poisoning dan Amnesic Shellfish Poisoning (Angela Mariana Lusiastuti) 111-34
35 Karyotipe Tiga Famili Kerang Darah Familia Arcidae (Norma Atiatl) 111-39
36 Kajian Morfologi dan Indek Kondisi Kerang Coklat (Perna perna Linnaeus 1758) di Pantai Teleng Ria Kab Pacitan (Widianingsih Retno Hartati Nur Hidayah) bull111-53
37 Studi Awal Tentang Populasi dan Dampak Predator Gastropoda Drupella Sp Terhadap Kematian Karang (Ofri Johan) U1-66
38 Pertumbuhan Tiram Mutiara (Pinctada maxima) di Perairan Teluk Sopenihi Dompu Sumbawa (Nur Taufiq Spj Reton Hartati Justin Cullen Deny Hardian) 111-76
39 Sebaran Densitas dan Karakteristik Pertumbuhan Kerang Kepah (Polymesoda erosa) di Perairan Pemangkat Kabupaten Sambas kalimantan Barat (Rachmat Amin Jusup Suprijanto) IH-85
310 Pemijahan dan Perkembangan larva Siput Gonggong (Strombus turfurela) (Safar Dody M Djen Marasabessy) 111-97
311 Mendeteksi Kerang Geloina di Ekosistem Mangrove Pesisir Barat Kabupaten Aceh Besar (M Ali S Mennofalria Boer Rokhmin Dahuri Yusf Wardiatno Sutrisno Sukimin) tII-108
312 Beberapa Aspek Reproduksi Abalon (Halfotis asinina Linn~) di Kepulauan Seribu DKI Jakarta (Samet Riyadi Dedi Soedharma DE Djoko Setyono) 111-111
313 Perturnbuhan Abalon (Haliotis asinina Linnaeus 1158) Dengan Pemberian Pakan U~a Sp dan Gracilaria Sp (Siwi Aryani RR AB Susanto Retno Hartati) -UI-126
314 Uji Potensi Bakteri Simbion Gastropoda Conus miles Sebagai Sumber Antibakteri MDR (Multi-Drug Resistant) Dan Parairan Tamate (Deianis Pringgenies Agus Sabdono Ocky K Radjasa I-Aelinda Fitriani Arbie) 111-135n
4 Bidang Sosial Ekonomi dan Pascapanen
41 Kerang Solusi Alternatif Atasi Krisis Global 2009 (Sulisliawan) IV-1
42 Potensi Permasalahan dan Pengembangan Maluska Sebagai Bahan Makanan (George Hadiprajitno) IV-6
43 Meningkatkan Peran Seni Kriya Kerang dan Siput Pada Sektor Industri Kreatif di Indonesia (8 Irwan Wipranata Sunarjo Leman) IV-19
44 Moluska Unggulan Indonesia Sebagai Sumber Pangan (Bunjamin Dharma) IV-43
x
45 Siput Intertidal yang Umum di Pulau Kabaruan Kepulauan Talaud Sulawesi Utara dan yang Dikonsumsi Masyarakat (Farnis B Boneka Fontje GJ Kaligis Carolus P Parunlu Canisiult J Mate) IV-65
46 Pemanfaatan Gastropoda dan Bivalvia oleh Masyarakat di Kepulauan Kofiau Kabupaten Raja Ampat Papaua Barat (Yoseph Supriyono Irma Elda Kawulur Sabrina Sinuraya Selvi Tabay) IV-76
47 Pemanfaatan Sumberdaya Keong Macan Menggunakan Unit Penangkapan Bubu (Diniah) 1v102
48 Pengembangan Alat Pancing Gurita Berdasarkan Pendekatan Tingkah Laku Gurita (Agus Cahyadl) IV-110
5 Bidang Budidaya
51 Kasus Penyakit Infeksi Jamur Lagenidium Pada Induk Abalon HaJiotis asinina (Fris Johnny Des Reza Zafran) V-1
52 Sistematika Penurunan Mutiara Laut Selatan (South Sea Pearl) Indonesia (Mulyanto) V-11
53 Keragaan Pertumbuhan Benih Abalon Haliotis squamata (Reeve 1846) Hasil Keturunan 1 (Riani Rahmawati Ibnu Rusdi Bambang Susanto Suko Ismi) V-20
54 Pengaruh Perbedaan Dosis Pakan Terhadap Pertumbuhan dan Sintasan Veliger-Spat Tiram Mutiara (Pinctada maxima) (Sudewi Imam Supi) V-35
55 Kajian Sumberdaya Kerang Bambu (Solen) Sebagai Komoditas Potensial Budidaya Laut (swari Ratna Astuti Erlania Achmad Sudradjat Tri Heru Prihadl) V-46
56 Pemanfaatan Listrik Lemah Pada Pertumbuhan Awal Kerang Mutiara Pinctada maxima (Jameson) (Prswita Tasya Karissa Joseph James Uel Taylor Sukardi Susilo Budi Priyono N Gustnr F Mamengkey) V-59
57 Pemeliharaan Abalon Haliotis squamata Dengan Metode Pergantian Air yang Berbeda (onu Rusdi Bambang Susanto RiEmi Rahmawatl) V-72
58 Perkembangan Budidaya Moluska ltIi Indonesia (Anjang Bangun Prasetio A Sudradjat Rasidi Tn Heru Prihadl) V-82
59 Budidaya Kerang (Anadara granosa) di Bengkalis Riau (Usman Muhammad Tang Pareng Rengi Dedi Erianto Sumarto) V-105
510 Pemanfaatan Limbah Processing Abalone dalam Pembuatan Silase Rumput Laut dan Ikan Rucah Sebagai Salah Satu Bahan Dasar Pakan Buatan Untuk Unggss dan Abalone (Haliotis aSinina) (Andi Besse Patadjai Irwan J Efendy) V-114
511 Uji Produksi Massal Juvenile Abaone (Haliotis asinina) pada Hatchery Komersial (Irwan J Effendy Andi Besse Patadjal) V-126
xi
512 Perbenihan dan Pembesaran Abalon (Haliotis squamata) di Balai Besar Riset Perikanan Budidaya Laut Gondol Bali (Bambang Susanto Ibnu Rusdi Suko Ism Riani Rahmawatl) V-149
6 Makalah Poster
61 Biodiversitas Alga Filamen Pada Pembudidayaan Kima Sisik Tridacna squamosa L (Magdalena Utaay Eddyman W Ferial Nurhayati Saban) VI-1
62 Perbandingan Hasil Lelang Mutiara Internasional Dalam Indonesia South Sea Pearl Aution Tahun 2007 dan 2008 di Hotel Shangri-la Surabaya (Muyanto) VI-11
63 Studi Teknik Pematangan Gonad Induk Kerang Muliara (Pinctada maxima) Pada Kepadatan yang Berbeda Oengan Menggunakan System AWL Dalam Wadah Percobaan (MS Hamzah Sigit AP Owiono) VI-14
64 Potensi Sumberdaya Kerang GeJatik di Panimbang Kab Pandeglang Banten (Rasidi orr Johan Anjang Bangun Prasetio) VI-25
65 Peningkatan Mutu Kerajinan cangkang Moluska di Pangandaran Kabupaten Ciamis (YuSi Warelatno Joko Poernomo Ali Mashar) Vf-31
66 Tinjauan Teoritis Rekayasa Biofisik-Kimiawi Untuk Peningkatan Kualitas Muliara pada Cangkang Tiram (Pinctada maxima) (Syafyudin Yusuf) VI-32
67 Filogeni Anatomi Pertumbuhan dan Reproduksi Loligo Sp (Cumishycumi) (Cephalopoda Mollusca) (Arif Wibowo) Vt-46
68 Pertumbuhan dan Reproduksi Cumi-cumi (Sepioteuthis lessonana) (Yuliana) VI-83
69 Red Pomaceae (Pomacea canaliculata) Tantangan Taksonomis Peluang Bisnis Atau Hama Agraris (Eka H Sutanto Niken TM Pratiwi Majarana Krisantl) VI-1 00
610 Pencemaran Tembaga (Cu) Pada Beberapa Jenis middotKerang dan Solusi Budidayanya (Suwidah Eni Kusrim) VI-106
611 Culture of Pearl Oyster Pinctada maxima in Sumbawa Island (Nur Taufiq SPJ) VI-111
612 Komunitas Moluska di Estuari Sungai Brantas (Sungai Porong dan Wonokromo) Jawa Timur (Yusli Wardiatno Ario Damar) VI-122
613 Status Moluska Ancaman Konservasi dan Kebutuhan Habitat (Wanono Hadie) VI-123
LAMPIRAN
JADWAL SEMINAR
DAFTAR PESERTA
DAFTAR PANITJA
xii
Prosiding Seminqr NasitmalMpluska 2 1JlIluskat Peluang iJimis danamponservasi
Bogdr ll-J2EeiJniari21Ja9
~Ji~AlilIiM(f~NmiddotStlMIipoundQ~k~~(KEQ1fGA~AN MpoundNGnUNA~NIJNT PE~$KA~lltiJBtI
l)~i~
1$tfiltiiiti1g~1~ptdi)epari~fitenPGffJfli1faStanSumberdaya Perikanan Faf(ultas ~eljkf1l1riJltt atlm IfmvKflIliJJJ1tan IPS
~~0Ia~Naci~ifte1afutemeflah1iarr dJSlItlteielehbanyak emnsect Indorresla juga ma~~~a~a~nae~l1IkdaIlP~)gjti tinggi Permintaan tethad~p keoog Aaneemakin meninglltatdewasa intSecara UJllum keOOsect maeanditan~p ~~akanperangkap antaralaiA yang teJah familiarpadakeJempoknel~n adaahlrubU~n9 maC80 di PerairanKarang S$rang jat11ilg jQGaAg~~airan Palab~fatu dafilbll)ulipatpemanciiperkeAalkan oi Perairan Par~wh~ratlil Ujl coba f)engnperBsfan 2Q unit bubu lipat diiakukao di Perairan PalabehallraJu p_a Agu~tl1ls~eQiseaIllJi2QmiddotttipHa$if liM coDa hubufi~at menunjukkan bahwa tltmgk~ankreg1lg rnaaanoorjlilfF)lreglt 28 (66 6ftor) denganuobet2 t1~ gram) dengan panja9bernisal 2~ - $5 em Hasil taogkapan l~billl)Jiilnvak diperolel dari operasional maiam hart ~dasafkan beberapa hasiI ~elititm yang taleh dilakukan Kegiatan penangkapan keong macan sebalknya dilakUkan SBat musim timur meng9uaakan umpan i~an ruean dan lama pemasangsnbubu digtdalam~it sel3ma12Jam
Kat~ ItflnciK~on9maGan~aapylonsnai1gt perangkap keoog macao Perairan Pafabuhanratu
ABSTRACT
~Qylon~nllll tBflbylonia spiPatal) have famQus and taken afancytG bYiJ1ilany pBOplampoMlltdorreSiaalso fQiei9nCOmtri~ because high nutritloa$anfi~ne~l~ ~~e$illtyenIi)~att~lgltlmpunt ~eda)~ ~n~i~~~~an~use_pfor e)Eample~~ftlmUiareffi$le~ ba~IOR$naitth~ans ampraog water$jodanginPalabohantatuwalefS andfisn tfaprol(tmiddottiatellilImiddotintro(lu~iAPatabllbanratu waters Experimelitalfi$pinQfot 211 tlnit~fishtrap fo1ctdGne inPalabuhanratu waters at August laOS dllfing 29 VilResultmiddotofthls experimental to Indicate that ~pture babylon sooll amount to
za ~t~~~i~ ~Ith wight2~ 1$93 gnarn1 lGn~rygyrate 26 -05 cmMGre ~tll~tJa~lJ~ ~altohtain~fr~~~t~)j~fl1t)oPampratkmal~~aAt to $lme J_aIt~$~I~Wbioo ha~gtbeencdn~lQ~lcb li1aQ~snailacti~beUetbe dQOe~a~ season momeJtt usittgbaif ()f rucahand sOa~IAg tlmeibrtr-a dudng t2cJt1lollt
IV-I02
Prosiding Seminar Nasional Moluska 2 Moluska Peluang Bisnis dan Konservasi Bogor II-I2 Februari 2009
PENDAHULUAN
Keong macan (Babylonia spirala L) sudah dikenal dan digemari oleh
masyarakat baik di dalam negeri maupun mancanegara karena rasanya yang
enak dan berglzi tinggi Permintaan keong macan saat inj cukup tlnggi Keong
macan merupakan salah satu komodjti ekspor Indonesia ke beberapa negara
seperti RRe Taiwan Hongkong Malaysia dan Singapura (Yulianda 2003)
Tingginya permintaan terhadap keong macan inj menunjukkan bahwa keong
macan salah satu produksi perikanan yang potensial mendatangkan devisa
negara
Wilayah pemanfaatan sumber daya keong macan yang potenslal
diantaranya Perairan Palabuhanratu di selatan Jawa dan Karang Serang di utara
Jawa Pemanfaatan sumber daya keong macan di kedua lokasi tersebut
dilakukan menggunakan bubu dengan konstruksl yang berbeda Studi mengenai
bubu penangkap keong macan telah ditakukan oIeh Zein M menggunakan jaring
jodang bundar pada tahun 2003 di Perairan Palabuhanratu dan Lismawati D
menggunakan janng jodang segi empat dan bubu keong macan bambu pada
tahun 2005 Perairan Karang Serang
Dalam penelitian ini diujikan bubu lipat dengan ukuTan yang lebih besar
dibandingkan dengan tiga jenis bubu yang telah diujikan oleh peneliti terdahulu
Bubu lipat sebelumnya digunakan untuk menangkap rajungan terutama di
Perairan Cirebon Dengan konstruksi mulut bubu yang melebar di posisi
diagonal diharapkan dapat dimanfaatkan untuk menangkap ke~g macan
Penelitian Ini bertujuan untuk menentukan komposisi hasU tangkapan bubu lipat
di Perairan Palabuhanratu dan dengan menyandingkannyamiddot dengan hasil
penelitian terdahulu yang menggunakan bubu yang berbeda dengan bubu lipat
diharapkari dapat memberikan gambaran tentang kapan waktu penangkapan
keong macan yang lebih balk
METODE Penelitlan Ini menggunakan bubu lipat (Gambar 1) sebanyak 20 unit Uji
coba dilakukan di Perairan Palabuhanratu (Gambar 2) pada Bulan Agustus 2005
untuk 20 trip dengan per1akuan saat pemasangan malam dan siang han masingshy
masing 10 trip Lama pemasangan bubu sekitar 10-12 jam Bubu dioperasikan
dengan longine trap system (Gambar 3) dan menggunakan umpan ikan rucah
Has1 tangkapan bubu dihitung jumlah dan bobotnya serta diukur panjangnya
IV-I 03
Prosiding Seminar Nasional Motuska 2 Moluska Peluang Bisnis dan Konservasi
Bogor 11-12 Februarl2009
Data hasil tangkapan ini selanjutnya disandingkan dengan hasil
tangkapan yang dlperoleh Zein M (2003) dan Lismawati D (2005) Selanjutnya
dideskripsikan untuk mendapatkan gambaran tentang waktu pemanfaatan keong
macan yang lebih baik
35cm
50cm if------ 75cm --------~--
Gambar 1 Bubu lipat uji coba
1063230 _ dserah penangkapan keong maC3D
G~mbar 2 Lokasi pengoperasian bubu lipat
IV-104
Prosiding Seminar Nasional Moluska 2 Moluska Peluang Bisnis dan Konservasi Bogor 11middot12 Februari 2009
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil tangkapan bubu lipat
Hasil tangkapan keong macan yang diperoleh dengan bubu lipat hanya
berjumlah 23 yaitu sebanyak 66 ekor dengan berat 1393 gram atau 2 dari
total bobot tangkapan (Gambar 4) Ukuran panjang keong macan yang
tertangkap berkisar antara 25 - 65 em dan bobot rata ata individu sebesar 21
gram
~~--~ Tali utama PE e 8 mm 10 m ~---~~ i 1
Tallcabang PE Smm 5m
-------------------- ~
r-- i Pelampung_~ g _ Tali setamtal PE 2 mm 20-40 m I
~51middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot-middotmiddot TaHutamaPE8m~tbullbull_-bullbullbullbullbullbullbull-shy
r----- I T ~ i
-----~ ~ - ~
-~--~--~-~- -~-~~ -middot middotPemberal (balu kaHI 5 kg ---- bullbull bull bullbullbull bull
Gambar 3 Cara pengoperasian bubu lipat
221
98 1II1II Keong macan _ Non keong m~
~Non keong macan _ Keong macan I Jumlah (ekor) Bobot (gram)
Gambar 4 Komposisi hasil tangkapan bubu lipat
N-I05
Prosiding Seminar Nasional Moluska 2 Moluska Peluang Bisnis dan Konservasi
Bogar 11-12 Februari 2009
HasH tangkapan keong macan bukanlah yang dominan dari bubu lipat ini
Hasil tangkapan terbanyak dari non keong macan adalah rajungan (Portunus sp)
dengan nilai lebih tinggi dibsndingkan jumlah dan berat keong macan Selain
diduga karen a di fishing ground sedang banyak rajungan hal ini tampaknya
disebabkan juga oleh konstruksi mulut bubu yang lebar sehingga rajungan
memang lebih mudah masuk Umumnya alat penangkap keong macan
mempunyai ukuran mulut yang lebih kecil kira-kira berdiameter 10 cm (Gambar
5) namun ukuran mulut pada bubu lipat adalah 30 cm
Ukuran mulut bubu
Jaring jodang bundar Jaring jodang segi empat Bubu keong macan
Gambar 5 Ukuran mulut bubu penangkap keong macan (Diniah 2(08)
Hasil tangkapan yang diperoleh pada pengoperasian malam hari lebih
banyak dan lebih berat dibandingkan dengan hasil tangkapan siang han
(Gambar 6) Ukuran individu rata-rata hasil tangkapan yang diperoleh malam
hari lebih besar dibandingkan yang diperoleh pada siang hart Sobot individu
rata-rata dari hasil tangkapan pada malam hari adalah 23 gram denganpanjang
berkisar antara 25 - 65 em sedangkan hasil tangkapan siang han berbobot
rata-rata 17 gram dengan panjang berkisar antara 35 - 5 em
Jumlah (ekor) Bobot (gram)
Gambar 6 Hasil tangkapan bubu lipat per waktu pemasangan
N-I06
Prosiding Seminar Nasional Moluska 2 Maluska Peluang Bisnis dan KanserlQsi Bagar 11-12 Februari 2009
Hasil tangkapan jenis bubu lain
HasH tangkapan keang macan dari jaring jodang bundar dibedakan atas
lama pemasangan bubu di dalam laut dan jenis umpan yang digunakan (Zein M
2003) HasH tangkapan yang diperoleh dari lama pemasangan 12 jam lebih
banyak dibandingkan dengan lama pemasangan 24 jam berjumlah 637 ekor
dengan babot 6618 gram Hasil tangkapan berumpan ikan rucah menghasilkan
jumlah dan bobot lebih banyak Selengkap mengenai hasil tangkapan jaring
jodang bundar seperti tampak dalam Tabel1
Tabel1 Hasil tangkapan janng jodang bundar
Lama pemasangan bubu dalam laut Totalhasil 12 jam 24 jamJanis umpan
Jumlah Bobot Jumlah Bobot Jumlah Bobol (akor (gram) (ekor) JgrarnJ (ekor) (gram)
Umpan kulit 267 2837 175 1849 442 4686kambing 6000
UmEan ikan rucah 370 3881 252 2719 622 I Jumlah tangkapan 637 6618 427 4568 I 1062 11286 Sumber Dlolah dan data Zein M (2003)
Lismawati D membedakan hasil tangkapan berdasarkan musim barat dan
musim timur Hasil tangkapan keong macan di musim timur lebih banyak
dibandingka musim barat Hasil tangkapam jaring jodang segi empat temyata
lebih banyak dibandingkan dengan bubu keong macan SeJengkapnya
mengenai hal ini dapat dilihat dalam Tabel2
T abel 2 Hasil tangkapan jaring jodang segi empat dan bubu keong macan
Musim penangkapan Total hasilMusim barat Musim timur
tyruII1CIf Jenis alat tangkap
yang digunakan Jumlah Sobot Jumlah Sabot JumiRh Bobot (ekor) (gram) (ekor) (gramJ (ekor) (gram)
Jaring jOGang segi 10 355 87 1300 97 1655 4
Bubu keollg 5 175 59 1080 64 1255 macan
Jumlah tangkapan 15 530 146 2380 161 2910 Sumber Dlolah dan data Lismawati D (2005)
Berdasarkan data tangkapan yang diperoleh maka dapat dinyatakan
bahwa sebaiknya menangkap keong macan dilakukan pada malam han saat
musim timur dengan umpan ikan rucah dan lama pemasangan di dalam laut 12
IV-I 07
Prosiding Seminar Nasional Moluska 2 Moluska Peluang Bisnis dan Konservasi
Bogor 11-12 Februari 2009
jam Batas jumlah tangkapan yang diperbolehkan belum dapat dikemukakan
karena angka potensi keong macan belum diketahui Semua jenis bubu
penangkap keong macan dapat digunakan dalam operasional pemanfaatan
sumberdaya keong macan kecuali bubu lipat Bubu lipat yang akan digunakan
khusus untuk menangkap keong macan sebaiknya dimodifikasi terlebih dahulu
yaitu dengan memperkecilukuran bubu dan memperpendek ukuran mulutnya
Hasil tangkapan dan jenis alat penangkap keong macan secara formal
tidak tercatat di dalam statistik perikanan Indonesia Hal ini menjadi
keterbatasan jika akan dilakukan pengembangan dalam pengelolaan dan
pemanfaatan sumberdaya keong macan Sejauh mana status pemanfaatan
sumberdaya keong macan tidak dapat diketahui namun hingga tahun 2008
masih ada nelayan yang mengumpulkan keong macan Jika secara komersial
tidak menguntungkan tentunya nelayan akan menghentikan usaha
penangkapan keong macan ini dengan sendirinya
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1) Hasil tangkapan keong macan dari bubu lipat hanya berjumlah 23 (66
ekor) dengan bobot 2 (1393 gram)
2) Hasil tangkapan keong macan lebih banyak diperoleh jika kegiatan
penangkapan dilakukan malam han saat musim timur menggunakan umpan
ikan rucah dan terpasang di dalam laut selama kira-kira 12 jam
Saran
Dengan status pemanfaatan sumberdaya keong macan yang belum jelas
maka sebaiknya dilakukan penelitan tentang berapa besar potensi kaong macan
di periaran tertentu Hal ini sebaiknya juga didukung oleh data aktivitas
penangkapan keong macan Penangkapan keong macan sebaiknya dilkakukan
pada malam hari menggunakan umpan ikan rucah dengan lama pemasangan di
dalam laut 12 jam
N-I08
Prosiding Seminar Nasional Maluska 2 HMoluska Peluang Bisnis dan Kanservasi Bogar 11-12 Februari 2009
DAFTAR PUSTAKA
Diniah 2008 Pengenalan Perikanan Tangkap Bogor Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Fakultas Perikanan dan IImu Kelautan Institut Pertanian Bogor 60 hal
Lismawati D 2005 Perbandingan HasdiJ Tangkapan Keong Macan antara Bubu Karang Serang dengan Bubu Papabuhanratu Bogor Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Fakultas Perikanan dan IImu Kelautan Institut Pertanian Bogor 65 hal
Yulianda F 2003 Beberapa aspek biologi reproduksi keong macan (Babylonia spirata Linnaeus 1758) [Disertasi) (tidak dipublikasikan) Bogor Institut Pertanian Bogor Fakultas Perikanan dan IImu Kelautan Hal 3
Zein M 2003 Pengaruh Jenis Umpan dan Lama Perendaman Jaring Jodang terhadap Hasil Tangkapan Keong Macan (Babylonia spirata L) di teluk Palabuhanratu Jawa Barat Bogor Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Fakultas Perikanan dan IImu Kelautan Institut Pertanian Bogar 52 hal
N-I09
33 Morfometri Cangkang Tiram Mutiara (Pinctada maxima Bivalvia Pteriidae) dari Perairan Sekotong Lombok Barat Nusa Tenggara Barat (Sri Sahyuning Mangidi Norma Afiati Siti Rudiyantl) 111-24
34 Kemampuan Absorpsi Beberapa Jenis Kekerangan T erhadap Toksin Paralytic Shellfish Poisoning Diarhetic Shellfish Poisoning dan Amnesic Shellfish Poisoning (Angela Mariana Lusiastuti) 111-34
35 Karyotipe Tiga Famili Kerang Darah Familia Arcidae (Norma Atiatl) 111-39
36 Kajian Morfologi dan Indek Kondisi Kerang Coklat (Perna perna Linnaeus 1758) di Pantai Teleng Ria Kab Pacitan (Widianingsih Retno Hartati Nur Hidayah) bull111-53
37 Studi Awal Tentang Populasi dan Dampak Predator Gastropoda Drupella Sp Terhadap Kematian Karang (Ofri Johan) U1-66
38 Pertumbuhan Tiram Mutiara (Pinctada maxima) di Perairan Teluk Sopenihi Dompu Sumbawa (Nur Taufiq Spj Reton Hartati Justin Cullen Deny Hardian) 111-76
39 Sebaran Densitas dan Karakteristik Pertumbuhan Kerang Kepah (Polymesoda erosa) di Perairan Pemangkat Kabupaten Sambas kalimantan Barat (Rachmat Amin Jusup Suprijanto) IH-85
310 Pemijahan dan Perkembangan larva Siput Gonggong (Strombus turfurela) (Safar Dody M Djen Marasabessy) 111-97
311 Mendeteksi Kerang Geloina di Ekosistem Mangrove Pesisir Barat Kabupaten Aceh Besar (M Ali S Mennofalria Boer Rokhmin Dahuri Yusf Wardiatno Sutrisno Sukimin) tII-108
312 Beberapa Aspek Reproduksi Abalon (Halfotis asinina Linn~) di Kepulauan Seribu DKI Jakarta (Samet Riyadi Dedi Soedharma DE Djoko Setyono) 111-111
313 Perturnbuhan Abalon (Haliotis asinina Linnaeus 1158) Dengan Pemberian Pakan U~a Sp dan Gracilaria Sp (Siwi Aryani RR AB Susanto Retno Hartati) -UI-126
314 Uji Potensi Bakteri Simbion Gastropoda Conus miles Sebagai Sumber Antibakteri MDR (Multi-Drug Resistant) Dan Parairan Tamate (Deianis Pringgenies Agus Sabdono Ocky K Radjasa I-Aelinda Fitriani Arbie) 111-135n
4 Bidang Sosial Ekonomi dan Pascapanen
41 Kerang Solusi Alternatif Atasi Krisis Global 2009 (Sulisliawan) IV-1
42 Potensi Permasalahan dan Pengembangan Maluska Sebagai Bahan Makanan (George Hadiprajitno) IV-6
43 Meningkatkan Peran Seni Kriya Kerang dan Siput Pada Sektor Industri Kreatif di Indonesia (8 Irwan Wipranata Sunarjo Leman) IV-19
44 Moluska Unggulan Indonesia Sebagai Sumber Pangan (Bunjamin Dharma) IV-43
x
45 Siput Intertidal yang Umum di Pulau Kabaruan Kepulauan Talaud Sulawesi Utara dan yang Dikonsumsi Masyarakat (Farnis B Boneka Fontje GJ Kaligis Carolus P Parunlu Canisiult J Mate) IV-65
46 Pemanfaatan Gastropoda dan Bivalvia oleh Masyarakat di Kepulauan Kofiau Kabupaten Raja Ampat Papaua Barat (Yoseph Supriyono Irma Elda Kawulur Sabrina Sinuraya Selvi Tabay) IV-76
47 Pemanfaatan Sumberdaya Keong Macan Menggunakan Unit Penangkapan Bubu (Diniah) 1v102
48 Pengembangan Alat Pancing Gurita Berdasarkan Pendekatan Tingkah Laku Gurita (Agus Cahyadl) IV-110
5 Bidang Budidaya
51 Kasus Penyakit Infeksi Jamur Lagenidium Pada Induk Abalon HaJiotis asinina (Fris Johnny Des Reza Zafran) V-1
52 Sistematika Penurunan Mutiara Laut Selatan (South Sea Pearl) Indonesia (Mulyanto) V-11
53 Keragaan Pertumbuhan Benih Abalon Haliotis squamata (Reeve 1846) Hasil Keturunan 1 (Riani Rahmawati Ibnu Rusdi Bambang Susanto Suko Ismi) V-20
54 Pengaruh Perbedaan Dosis Pakan Terhadap Pertumbuhan dan Sintasan Veliger-Spat Tiram Mutiara (Pinctada maxima) (Sudewi Imam Supi) V-35
55 Kajian Sumberdaya Kerang Bambu (Solen) Sebagai Komoditas Potensial Budidaya Laut (swari Ratna Astuti Erlania Achmad Sudradjat Tri Heru Prihadl) V-46
56 Pemanfaatan Listrik Lemah Pada Pertumbuhan Awal Kerang Mutiara Pinctada maxima (Jameson) (Prswita Tasya Karissa Joseph James Uel Taylor Sukardi Susilo Budi Priyono N Gustnr F Mamengkey) V-59
57 Pemeliharaan Abalon Haliotis squamata Dengan Metode Pergantian Air yang Berbeda (onu Rusdi Bambang Susanto RiEmi Rahmawatl) V-72
58 Perkembangan Budidaya Moluska ltIi Indonesia (Anjang Bangun Prasetio A Sudradjat Rasidi Tn Heru Prihadl) V-82
59 Budidaya Kerang (Anadara granosa) di Bengkalis Riau (Usman Muhammad Tang Pareng Rengi Dedi Erianto Sumarto) V-105
510 Pemanfaatan Limbah Processing Abalone dalam Pembuatan Silase Rumput Laut dan Ikan Rucah Sebagai Salah Satu Bahan Dasar Pakan Buatan Untuk Unggss dan Abalone (Haliotis aSinina) (Andi Besse Patadjai Irwan J Efendy) V-114
511 Uji Produksi Massal Juvenile Abaone (Haliotis asinina) pada Hatchery Komersial (Irwan J Effendy Andi Besse Patadjal) V-126
xi
512 Perbenihan dan Pembesaran Abalon (Haliotis squamata) di Balai Besar Riset Perikanan Budidaya Laut Gondol Bali (Bambang Susanto Ibnu Rusdi Suko Ism Riani Rahmawatl) V-149
6 Makalah Poster
61 Biodiversitas Alga Filamen Pada Pembudidayaan Kima Sisik Tridacna squamosa L (Magdalena Utaay Eddyman W Ferial Nurhayati Saban) VI-1
62 Perbandingan Hasil Lelang Mutiara Internasional Dalam Indonesia South Sea Pearl Aution Tahun 2007 dan 2008 di Hotel Shangri-la Surabaya (Muyanto) VI-11
63 Studi Teknik Pematangan Gonad Induk Kerang Muliara (Pinctada maxima) Pada Kepadatan yang Berbeda Oengan Menggunakan System AWL Dalam Wadah Percobaan (MS Hamzah Sigit AP Owiono) VI-14
64 Potensi Sumberdaya Kerang GeJatik di Panimbang Kab Pandeglang Banten (Rasidi orr Johan Anjang Bangun Prasetio) VI-25
65 Peningkatan Mutu Kerajinan cangkang Moluska di Pangandaran Kabupaten Ciamis (YuSi Warelatno Joko Poernomo Ali Mashar) Vf-31
66 Tinjauan Teoritis Rekayasa Biofisik-Kimiawi Untuk Peningkatan Kualitas Muliara pada Cangkang Tiram (Pinctada maxima) (Syafyudin Yusuf) VI-32
67 Filogeni Anatomi Pertumbuhan dan Reproduksi Loligo Sp (Cumishycumi) (Cephalopoda Mollusca) (Arif Wibowo) Vt-46
68 Pertumbuhan dan Reproduksi Cumi-cumi (Sepioteuthis lessonana) (Yuliana) VI-83
69 Red Pomaceae (Pomacea canaliculata) Tantangan Taksonomis Peluang Bisnis Atau Hama Agraris (Eka H Sutanto Niken TM Pratiwi Majarana Krisantl) VI-1 00
610 Pencemaran Tembaga (Cu) Pada Beberapa Jenis middotKerang dan Solusi Budidayanya (Suwidah Eni Kusrim) VI-106
611 Culture of Pearl Oyster Pinctada maxima in Sumbawa Island (Nur Taufiq SPJ) VI-111
612 Komunitas Moluska di Estuari Sungai Brantas (Sungai Porong dan Wonokromo) Jawa Timur (Yusli Wardiatno Ario Damar) VI-122
613 Status Moluska Ancaman Konservasi dan Kebutuhan Habitat (Wanono Hadie) VI-123
LAMPIRAN
JADWAL SEMINAR
DAFTAR PESERTA
DAFTAR PANITJA
xii
Prosiding Seminqr NasitmalMpluska 2 1JlIluskat Peluang iJimis danamponservasi
Bogdr ll-J2EeiJniari21Ja9
~Ji~AlilIiM(f~NmiddotStlMIipoundQ~k~~(KEQ1fGA~AN MpoundNGnUNA~NIJNT PE~$KA~lltiJBtI
l)~i~
1$tfiltiiiti1g~1~ptdi)epari~fitenPGffJfli1faStanSumberdaya Perikanan Faf(ultas ~eljkf1l1riJltt atlm IfmvKflIliJJJ1tan IPS
~~0Ia~Naci~ifte1afutemeflah1iarr dJSlItlteielehbanyak emnsect Indorresla juga ma~~~a~a~nae~l1IkdaIlP~)gjti tinggi Permintaan tethad~p keoog Aaneemakin meninglltatdewasa intSecara UJllum keOOsect maeanditan~p ~~akanperangkap antaralaiA yang teJah familiarpadakeJempoknel~n adaahlrubU~n9 maC80 di PerairanKarang S$rang jat11ilg jQGaAg~~airan Palab~fatu dafilbll)ulipatpemanciiperkeAalkan oi Perairan Par~wh~ratlil Ujl coba f)engnperBsfan 2Q unit bubu lipat diiakukao di Perairan PalabehallraJu p_a Agu~tl1ls~eQiseaIllJi2QmiddotttipHa$if liM coDa hubufi~at menunjukkan bahwa tltmgk~ankreg1lg rnaaanoorjlilfF)lreglt 28 (66 6ftor) denganuobet2 t1~ gram) dengan panja9bernisal 2~ - $5 em Hasil taogkapan l~billl)Jiilnvak diperolel dari operasional maiam hart ~dasafkan beberapa hasiI ~elititm yang taleh dilakukan Kegiatan penangkapan keong macan sebalknya dilakUkan SBat musim timur meng9uaakan umpan i~an ruean dan lama pemasangsnbubu digtdalam~it sel3ma12Jam
Kat~ ItflnciK~on9maGan~aapylonsnai1gt perangkap keoog macao Perairan Pafabuhanratu
ABSTRACT
~Qylon~nllll tBflbylonia spiPatal) have famQus and taken afancytG bYiJ1ilany pBOplampoMlltdorreSiaalso fQiei9nCOmtri~ because high nutritloa$anfi~ne~l~ ~~e$illtyenIi)~att~lgltlmpunt ~eda)~ ~n~i~~~~an~use_pfor e)Eample~~ftlmUiareffi$le~ ba~IOR$naitth~ans ampraog water$jodanginPalabohantatuwalefS andfisn tfaprol(tmiddottiatellilImiddotintro(lu~iAPatabllbanratu waters Experimelitalfi$pinQfot 211 tlnit~fishtrap fo1ctdGne inPalabuhanratu waters at August laOS dllfing 29 VilResultmiddotofthls experimental to Indicate that ~pture babylon sooll amount to
za ~t~~~i~ ~Ith wight2~ 1$93 gnarn1 lGn~rygyrate 26 -05 cmMGre ~tll~tJa~lJ~ ~altohtain~fr~~~t~)j~fl1t)oPampratkmal~~aAt to $lme J_aIt~$~I~Wbioo ha~gtbeencdn~lQ~lcb li1aQ~snailacti~beUetbe dQOe~a~ season momeJtt usittgbaif ()f rucahand sOa~IAg tlmeibrtr-a dudng t2cJt1lollt
IV-I02
Prosiding Seminar Nasional Moluska 2 Moluska Peluang Bisnis dan Konservasi Bogor II-I2 Februari 2009
PENDAHULUAN
Keong macan (Babylonia spirala L) sudah dikenal dan digemari oleh
masyarakat baik di dalam negeri maupun mancanegara karena rasanya yang
enak dan berglzi tinggi Permintaan keong macan saat inj cukup tlnggi Keong
macan merupakan salah satu komodjti ekspor Indonesia ke beberapa negara
seperti RRe Taiwan Hongkong Malaysia dan Singapura (Yulianda 2003)
Tingginya permintaan terhadap keong macan inj menunjukkan bahwa keong
macan salah satu produksi perikanan yang potensial mendatangkan devisa
negara
Wilayah pemanfaatan sumber daya keong macan yang potenslal
diantaranya Perairan Palabuhanratu di selatan Jawa dan Karang Serang di utara
Jawa Pemanfaatan sumber daya keong macan di kedua lokasi tersebut
dilakukan menggunakan bubu dengan konstruksl yang berbeda Studi mengenai
bubu penangkap keong macan telah ditakukan oIeh Zein M menggunakan jaring
jodang bundar pada tahun 2003 di Perairan Palabuhanratu dan Lismawati D
menggunakan janng jodang segi empat dan bubu keong macan bambu pada
tahun 2005 Perairan Karang Serang
Dalam penelitian ini diujikan bubu lipat dengan ukuTan yang lebih besar
dibandingkan dengan tiga jenis bubu yang telah diujikan oleh peneliti terdahulu
Bubu lipat sebelumnya digunakan untuk menangkap rajungan terutama di
Perairan Cirebon Dengan konstruksi mulut bubu yang melebar di posisi
diagonal diharapkan dapat dimanfaatkan untuk menangkap ke~g macan
Penelitian Ini bertujuan untuk menentukan komposisi hasU tangkapan bubu lipat
di Perairan Palabuhanratu dan dengan menyandingkannyamiddot dengan hasil
penelitian terdahulu yang menggunakan bubu yang berbeda dengan bubu lipat
diharapkari dapat memberikan gambaran tentang kapan waktu penangkapan
keong macan yang lebih balk
METODE Penelitlan Ini menggunakan bubu lipat (Gambar 1) sebanyak 20 unit Uji
coba dilakukan di Perairan Palabuhanratu (Gambar 2) pada Bulan Agustus 2005
untuk 20 trip dengan per1akuan saat pemasangan malam dan siang han masingshy
masing 10 trip Lama pemasangan bubu sekitar 10-12 jam Bubu dioperasikan
dengan longine trap system (Gambar 3) dan menggunakan umpan ikan rucah
Has1 tangkapan bubu dihitung jumlah dan bobotnya serta diukur panjangnya
IV-I 03
Prosiding Seminar Nasional Motuska 2 Moluska Peluang Bisnis dan Konservasi
Bogor 11-12 Februarl2009
Data hasil tangkapan ini selanjutnya disandingkan dengan hasil
tangkapan yang dlperoleh Zein M (2003) dan Lismawati D (2005) Selanjutnya
dideskripsikan untuk mendapatkan gambaran tentang waktu pemanfaatan keong
macan yang lebih baik
35cm
50cm if------ 75cm --------~--
Gambar 1 Bubu lipat uji coba
1063230 _ dserah penangkapan keong maC3D
G~mbar 2 Lokasi pengoperasian bubu lipat
IV-104
Prosiding Seminar Nasional Moluska 2 Moluska Peluang Bisnis dan Konservasi Bogor 11middot12 Februari 2009
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil tangkapan bubu lipat
Hasil tangkapan keong macan yang diperoleh dengan bubu lipat hanya
berjumlah 23 yaitu sebanyak 66 ekor dengan berat 1393 gram atau 2 dari
total bobot tangkapan (Gambar 4) Ukuran panjang keong macan yang
tertangkap berkisar antara 25 - 65 em dan bobot rata ata individu sebesar 21
gram
~~--~ Tali utama PE e 8 mm 10 m ~---~~ i 1
Tallcabang PE Smm 5m
-------------------- ~
r-- i Pelampung_~ g _ Tali setamtal PE 2 mm 20-40 m I
~51middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot-middotmiddot TaHutamaPE8m~tbullbull_-bullbullbullbullbullbullbull-shy
r----- I T ~ i
-----~ ~ - ~
-~--~--~-~- -~-~~ -middot middotPemberal (balu kaHI 5 kg ---- bullbull bull bullbullbull bull
Gambar 3 Cara pengoperasian bubu lipat
221
98 1II1II Keong macan _ Non keong m~
~Non keong macan _ Keong macan I Jumlah (ekor) Bobot (gram)
Gambar 4 Komposisi hasil tangkapan bubu lipat
N-I05
Prosiding Seminar Nasional Moluska 2 Moluska Peluang Bisnis dan Konservasi
Bogar 11-12 Februari 2009
HasH tangkapan keong macan bukanlah yang dominan dari bubu lipat ini
Hasil tangkapan terbanyak dari non keong macan adalah rajungan (Portunus sp)
dengan nilai lebih tinggi dibsndingkan jumlah dan berat keong macan Selain
diduga karen a di fishing ground sedang banyak rajungan hal ini tampaknya
disebabkan juga oleh konstruksi mulut bubu yang lebar sehingga rajungan
memang lebih mudah masuk Umumnya alat penangkap keong macan
mempunyai ukuran mulut yang lebih kecil kira-kira berdiameter 10 cm (Gambar
5) namun ukuran mulut pada bubu lipat adalah 30 cm
Ukuran mulut bubu
Jaring jodang bundar Jaring jodang segi empat Bubu keong macan
Gambar 5 Ukuran mulut bubu penangkap keong macan (Diniah 2(08)
Hasil tangkapan yang diperoleh pada pengoperasian malam hari lebih
banyak dan lebih berat dibandingkan dengan hasil tangkapan siang han
(Gambar 6) Ukuran individu rata-rata hasil tangkapan yang diperoleh malam
hari lebih besar dibandingkan yang diperoleh pada siang hart Sobot individu
rata-rata dari hasil tangkapan pada malam hari adalah 23 gram denganpanjang
berkisar antara 25 - 65 em sedangkan hasil tangkapan siang han berbobot
rata-rata 17 gram dengan panjang berkisar antara 35 - 5 em
Jumlah (ekor) Bobot (gram)
Gambar 6 Hasil tangkapan bubu lipat per waktu pemasangan
N-I06
Prosiding Seminar Nasional Moluska 2 Maluska Peluang Bisnis dan KanserlQsi Bagar 11-12 Februari 2009
Hasil tangkapan jenis bubu lain
HasH tangkapan keang macan dari jaring jodang bundar dibedakan atas
lama pemasangan bubu di dalam laut dan jenis umpan yang digunakan (Zein M
2003) HasH tangkapan yang diperoleh dari lama pemasangan 12 jam lebih
banyak dibandingkan dengan lama pemasangan 24 jam berjumlah 637 ekor
dengan babot 6618 gram Hasil tangkapan berumpan ikan rucah menghasilkan
jumlah dan bobot lebih banyak Selengkap mengenai hasil tangkapan jaring
jodang bundar seperti tampak dalam Tabel1
Tabel1 Hasil tangkapan janng jodang bundar
Lama pemasangan bubu dalam laut Totalhasil 12 jam 24 jamJanis umpan
Jumlah Bobot Jumlah Bobot Jumlah Bobol (akor (gram) (ekor) JgrarnJ (ekor) (gram)
Umpan kulit 267 2837 175 1849 442 4686kambing 6000
UmEan ikan rucah 370 3881 252 2719 622 I Jumlah tangkapan 637 6618 427 4568 I 1062 11286 Sumber Dlolah dan data Zein M (2003)
Lismawati D membedakan hasil tangkapan berdasarkan musim barat dan
musim timur Hasil tangkapan keong macan di musim timur lebih banyak
dibandingka musim barat Hasil tangkapam jaring jodang segi empat temyata
lebih banyak dibandingkan dengan bubu keong macan SeJengkapnya
mengenai hal ini dapat dilihat dalam Tabel2
T abel 2 Hasil tangkapan jaring jodang segi empat dan bubu keong macan
Musim penangkapan Total hasilMusim barat Musim timur
tyruII1CIf Jenis alat tangkap
yang digunakan Jumlah Sobot Jumlah Sabot JumiRh Bobot (ekor) (gram) (ekor) (gramJ (ekor) (gram)
Jaring jOGang segi 10 355 87 1300 97 1655 4
Bubu keollg 5 175 59 1080 64 1255 macan
Jumlah tangkapan 15 530 146 2380 161 2910 Sumber Dlolah dan data Lismawati D (2005)
Berdasarkan data tangkapan yang diperoleh maka dapat dinyatakan
bahwa sebaiknya menangkap keong macan dilakukan pada malam han saat
musim timur dengan umpan ikan rucah dan lama pemasangan di dalam laut 12
IV-I 07
Prosiding Seminar Nasional Moluska 2 Moluska Peluang Bisnis dan Konservasi
Bogor 11-12 Februari 2009
jam Batas jumlah tangkapan yang diperbolehkan belum dapat dikemukakan
karena angka potensi keong macan belum diketahui Semua jenis bubu
penangkap keong macan dapat digunakan dalam operasional pemanfaatan
sumberdaya keong macan kecuali bubu lipat Bubu lipat yang akan digunakan
khusus untuk menangkap keong macan sebaiknya dimodifikasi terlebih dahulu
yaitu dengan memperkecilukuran bubu dan memperpendek ukuran mulutnya
Hasil tangkapan dan jenis alat penangkap keong macan secara formal
tidak tercatat di dalam statistik perikanan Indonesia Hal ini menjadi
keterbatasan jika akan dilakukan pengembangan dalam pengelolaan dan
pemanfaatan sumberdaya keong macan Sejauh mana status pemanfaatan
sumberdaya keong macan tidak dapat diketahui namun hingga tahun 2008
masih ada nelayan yang mengumpulkan keong macan Jika secara komersial
tidak menguntungkan tentunya nelayan akan menghentikan usaha
penangkapan keong macan ini dengan sendirinya
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1) Hasil tangkapan keong macan dari bubu lipat hanya berjumlah 23 (66
ekor) dengan bobot 2 (1393 gram)
2) Hasil tangkapan keong macan lebih banyak diperoleh jika kegiatan
penangkapan dilakukan malam han saat musim timur menggunakan umpan
ikan rucah dan terpasang di dalam laut selama kira-kira 12 jam
Saran
Dengan status pemanfaatan sumberdaya keong macan yang belum jelas
maka sebaiknya dilakukan penelitan tentang berapa besar potensi kaong macan
di periaran tertentu Hal ini sebaiknya juga didukung oleh data aktivitas
penangkapan keong macan Penangkapan keong macan sebaiknya dilkakukan
pada malam hari menggunakan umpan ikan rucah dengan lama pemasangan di
dalam laut 12 jam
N-I08
Prosiding Seminar Nasional Maluska 2 HMoluska Peluang Bisnis dan Kanservasi Bogar 11-12 Februari 2009
DAFTAR PUSTAKA
Diniah 2008 Pengenalan Perikanan Tangkap Bogor Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Fakultas Perikanan dan IImu Kelautan Institut Pertanian Bogor 60 hal
Lismawati D 2005 Perbandingan HasdiJ Tangkapan Keong Macan antara Bubu Karang Serang dengan Bubu Papabuhanratu Bogor Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Fakultas Perikanan dan IImu Kelautan Institut Pertanian Bogor 65 hal
Yulianda F 2003 Beberapa aspek biologi reproduksi keong macan (Babylonia spirata Linnaeus 1758) [Disertasi) (tidak dipublikasikan) Bogor Institut Pertanian Bogor Fakultas Perikanan dan IImu Kelautan Hal 3
Zein M 2003 Pengaruh Jenis Umpan dan Lama Perendaman Jaring Jodang terhadap Hasil Tangkapan Keong Macan (Babylonia spirata L) di teluk Palabuhanratu Jawa Barat Bogor Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Fakultas Perikanan dan IImu Kelautan Institut Pertanian Bogar 52 hal
N-I09
45 Siput Intertidal yang Umum di Pulau Kabaruan Kepulauan Talaud Sulawesi Utara dan yang Dikonsumsi Masyarakat (Farnis B Boneka Fontje GJ Kaligis Carolus P Parunlu Canisiult J Mate) IV-65
46 Pemanfaatan Gastropoda dan Bivalvia oleh Masyarakat di Kepulauan Kofiau Kabupaten Raja Ampat Papaua Barat (Yoseph Supriyono Irma Elda Kawulur Sabrina Sinuraya Selvi Tabay) IV-76
47 Pemanfaatan Sumberdaya Keong Macan Menggunakan Unit Penangkapan Bubu (Diniah) 1v102
48 Pengembangan Alat Pancing Gurita Berdasarkan Pendekatan Tingkah Laku Gurita (Agus Cahyadl) IV-110
5 Bidang Budidaya
51 Kasus Penyakit Infeksi Jamur Lagenidium Pada Induk Abalon HaJiotis asinina (Fris Johnny Des Reza Zafran) V-1
52 Sistematika Penurunan Mutiara Laut Selatan (South Sea Pearl) Indonesia (Mulyanto) V-11
53 Keragaan Pertumbuhan Benih Abalon Haliotis squamata (Reeve 1846) Hasil Keturunan 1 (Riani Rahmawati Ibnu Rusdi Bambang Susanto Suko Ismi) V-20
54 Pengaruh Perbedaan Dosis Pakan Terhadap Pertumbuhan dan Sintasan Veliger-Spat Tiram Mutiara (Pinctada maxima) (Sudewi Imam Supi) V-35
55 Kajian Sumberdaya Kerang Bambu (Solen) Sebagai Komoditas Potensial Budidaya Laut (swari Ratna Astuti Erlania Achmad Sudradjat Tri Heru Prihadl) V-46
56 Pemanfaatan Listrik Lemah Pada Pertumbuhan Awal Kerang Mutiara Pinctada maxima (Jameson) (Prswita Tasya Karissa Joseph James Uel Taylor Sukardi Susilo Budi Priyono N Gustnr F Mamengkey) V-59
57 Pemeliharaan Abalon Haliotis squamata Dengan Metode Pergantian Air yang Berbeda (onu Rusdi Bambang Susanto RiEmi Rahmawatl) V-72
58 Perkembangan Budidaya Moluska ltIi Indonesia (Anjang Bangun Prasetio A Sudradjat Rasidi Tn Heru Prihadl) V-82
59 Budidaya Kerang (Anadara granosa) di Bengkalis Riau (Usman Muhammad Tang Pareng Rengi Dedi Erianto Sumarto) V-105
510 Pemanfaatan Limbah Processing Abalone dalam Pembuatan Silase Rumput Laut dan Ikan Rucah Sebagai Salah Satu Bahan Dasar Pakan Buatan Untuk Unggss dan Abalone (Haliotis aSinina) (Andi Besse Patadjai Irwan J Efendy) V-114
511 Uji Produksi Massal Juvenile Abaone (Haliotis asinina) pada Hatchery Komersial (Irwan J Effendy Andi Besse Patadjal) V-126
xi
512 Perbenihan dan Pembesaran Abalon (Haliotis squamata) di Balai Besar Riset Perikanan Budidaya Laut Gondol Bali (Bambang Susanto Ibnu Rusdi Suko Ism Riani Rahmawatl) V-149
6 Makalah Poster
61 Biodiversitas Alga Filamen Pada Pembudidayaan Kima Sisik Tridacna squamosa L (Magdalena Utaay Eddyman W Ferial Nurhayati Saban) VI-1
62 Perbandingan Hasil Lelang Mutiara Internasional Dalam Indonesia South Sea Pearl Aution Tahun 2007 dan 2008 di Hotel Shangri-la Surabaya (Muyanto) VI-11
63 Studi Teknik Pematangan Gonad Induk Kerang Muliara (Pinctada maxima) Pada Kepadatan yang Berbeda Oengan Menggunakan System AWL Dalam Wadah Percobaan (MS Hamzah Sigit AP Owiono) VI-14
64 Potensi Sumberdaya Kerang GeJatik di Panimbang Kab Pandeglang Banten (Rasidi orr Johan Anjang Bangun Prasetio) VI-25
65 Peningkatan Mutu Kerajinan cangkang Moluska di Pangandaran Kabupaten Ciamis (YuSi Warelatno Joko Poernomo Ali Mashar) Vf-31
66 Tinjauan Teoritis Rekayasa Biofisik-Kimiawi Untuk Peningkatan Kualitas Muliara pada Cangkang Tiram (Pinctada maxima) (Syafyudin Yusuf) VI-32
67 Filogeni Anatomi Pertumbuhan dan Reproduksi Loligo Sp (Cumishycumi) (Cephalopoda Mollusca) (Arif Wibowo) Vt-46
68 Pertumbuhan dan Reproduksi Cumi-cumi (Sepioteuthis lessonana) (Yuliana) VI-83
69 Red Pomaceae (Pomacea canaliculata) Tantangan Taksonomis Peluang Bisnis Atau Hama Agraris (Eka H Sutanto Niken TM Pratiwi Majarana Krisantl) VI-1 00
610 Pencemaran Tembaga (Cu) Pada Beberapa Jenis middotKerang dan Solusi Budidayanya (Suwidah Eni Kusrim) VI-106
611 Culture of Pearl Oyster Pinctada maxima in Sumbawa Island (Nur Taufiq SPJ) VI-111
612 Komunitas Moluska di Estuari Sungai Brantas (Sungai Porong dan Wonokromo) Jawa Timur (Yusli Wardiatno Ario Damar) VI-122
613 Status Moluska Ancaman Konservasi dan Kebutuhan Habitat (Wanono Hadie) VI-123
LAMPIRAN
JADWAL SEMINAR
DAFTAR PESERTA
DAFTAR PANITJA
xii
Prosiding Seminqr NasitmalMpluska 2 1JlIluskat Peluang iJimis danamponservasi
Bogdr ll-J2EeiJniari21Ja9
~Ji~AlilIiM(f~NmiddotStlMIipoundQ~k~~(KEQ1fGA~AN MpoundNGnUNA~NIJNT PE~$KA~lltiJBtI
l)~i~
1$tfiltiiiti1g~1~ptdi)epari~fitenPGffJfli1faStanSumberdaya Perikanan Faf(ultas ~eljkf1l1riJltt atlm IfmvKflIliJJJ1tan IPS
~~0Ia~Naci~ifte1afutemeflah1iarr dJSlItlteielehbanyak emnsect Indorresla juga ma~~~a~a~nae~l1IkdaIlP~)gjti tinggi Permintaan tethad~p keoog Aaneemakin meninglltatdewasa intSecara UJllum keOOsect maeanditan~p ~~akanperangkap antaralaiA yang teJah familiarpadakeJempoknel~n adaahlrubU~n9 maC80 di PerairanKarang S$rang jat11ilg jQGaAg~~airan Palab~fatu dafilbll)ulipatpemanciiperkeAalkan oi Perairan Par~wh~ratlil Ujl coba f)engnperBsfan 2Q unit bubu lipat diiakukao di Perairan PalabehallraJu p_a Agu~tl1ls~eQiseaIllJi2QmiddotttipHa$if liM coDa hubufi~at menunjukkan bahwa tltmgk~ankreg1lg rnaaanoorjlilfF)lreglt 28 (66 6ftor) denganuobet2 t1~ gram) dengan panja9bernisal 2~ - $5 em Hasil taogkapan l~billl)Jiilnvak diperolel dari operasional maiam hart ~dasafkan beberapa hasiI ~elititm yang taleh dilakukan Kegiatan penangkapan keong macan sebalknya dilakUkan SBat musim timur meng9uaakan umpan i~an ruean dan lama pemasangsnbubu digtdalam~it sel3ma12Jam
Kat~ ItflnciK~on9maGan~aapylonsnai1gt perangkap keoog macao Perairan Pafabuhanratu
ABSTRACT
~Qylon~nllll tBflbylonia spiPatal) have famQus and taken afancytG bYiJ1ilany pBOplampoMlltdorreSiaalso fQiei9nCOmtri~ because high nutritloa$anfi~ne~l~ ~~e$illtyenIi)~att~lgltlmpunt ~eda)~ ~n~i~~~~an~use_pfor e)Eample~~ftlmUiareffi$le~ ba~IOR$naitth~ans ampraog water$jodanginPalabohantatuwalefS andfisn tfaprol(tmiddottiatellilImiddotintro(lu~iAPatabllbanratu waters Experimelitalfi$pinQfot 211 tlnit~fishtrap fo1ctdGne inPalabuhanratu waters at August laOS dllfing 29 VilResultmiddotofthls experimental to Indicate that ~pture babylon sooll amount to
za ~t~~~i~ ~Ith wight2~ 1$93 gnarn1 lGn~rygyrate 26 -05 cmMGre ~tll~tJa~lJ~ ~altohtain~fr~~~t~)j~fl1t)oPampratkmal~~aAt to $lme J_aIt~$~I~Wbioo ha~gtbeencdn~lQ~lcb li1aQ~snailacti~beUetbe dQOe~a~ season momeJtt usittgbaif ()f rucahand sOa~IAg tlmeibrtr-a dudng t2cJt1lollt
IV-I02
Prosiding Seminar Nasional Moluska 2 Moluska Peluang Bisnis dan Konservasi Bogor II-I2 Februari 2009
PENDAHULUAN
Keong macan (Babylonia spirala L) sudah dikenal dan digemari oleh
masyarakat baik di dalam negeri maupun mancanegara karena rasanya yang
enak dan berglzi tinggi Permintaan keong macan saat inj cukup tlnggi Keong
macan merupakan salah satu komodjti ekspor Indonesia ke beberapa negara
seperti RRe Taiwan Hongkong Malaysia dan Singapura (Yulianda 2003)
Tingginya permintaan terhadap keong macan inj menunjukkan bahwa keong
macan salah satu produksi perikanan yang potensial mendatangkan devisa
negara
Wilayah pemanfaatan sumber daya keong macan yang potenslal
diantaranya Perairan Palabuhanratu di selatan Jawa dan Karang Serang di utara
Jawa Pemanfaatan sumber daya keong macan di kedua lokasi tersebut
dilakukan menggunakan bubu dengan konstruksl yang berbeda Studi mengenai
bubu penangkap keong macan telah ditakukan oIeh Zein M menggunakan jaring
jodang bundar pada tahun 2003 di Perairan Palabuhanratu dan Lismawati D
menggunakan janng jodang segi empat dan bubu keong macan bambu pada
tahun 2005 Perairan Karang Serang
Dalam penelitian ini diujikan bubu lipat dengan ukuTan yang lebih besar
dibandingkan dengan tiga jenis bubu yang telah diujikan oleh peneliti terdahulu
Bubu lipat sebelumnya digunakan untuk menangkap rajungan terutama di
Perairan Cirebon Dengan konstruksi mulut bubu yang melebar di posisi
diagonal diharapkan dapat dimanfaatkan untuk menangkap ke~g macan
Penelitian Ini bertujuan untuk menentukan komposisi hasU tangkapan bubu lipat
di Perairan Palabuhanratu dan dengan menyandingkannyamiddot dengan hasil
penelitian terdahulu yang menggunakan bubu yang berbeda dengan bubu lipat
diharapkari dapat memberikan gambaran tentang kapan waktu penangkapan
keong macan yang lebih balk
METODE Penelitlan Ini menggunakan bubu lipat (Gambar 1) sebanyak 20 unit Uji
coba dilakukan di Perairan Palabuhanratu (Gambar 2) pada Bulan Agustus 2005
untuk 20 trip dengan per1akuan saat pemasangan malam dan siang han masingshy
masing 10 trip Lama pemasangan bubu sekitar 10-12 jam Bubu dioperasikan
dengan longine trap system (Gambar 3) dan menggunakan umpan ikan rucah
Has1 tangkapan bubu dihitung jumlah dan bobotnya serta diukur panjangnya
IV-I 03
Prosiding Seminar Nasional Motuska 2 Moluska Peluang Bisnis dan Konservasi
Bogor 11-12 Februarl2009
Data hasil tangkapan ini selanjutnya disandingkan dengan hasil
tangkapan yang dlperoleh Zein M (2003) dan Lismawati D (2005) Selanjutnya
dideskripsikan untuk mendapatkan gambaran tentang waktu pemanfaatan keong
macan yang lebih baik
35cm
50cm if------ 75cm --------~--
Gambar 1 Bubu lipat uji coba
1063230 _ dserah penangkapan keong maC3D
G~mbar 2 Lokasi pengoperasian bubu lipat
IV-104
Prosiding Seminar Nasional Moluska 2 Moluska Peluang Bisnis dan Konservasi Bogor 11middot12 Februari 2009
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil tangkapan bubu lipat
Hasil tangkapan keong macan yang diperoleh dengan bubu lipat hanya
berjumlah 23 yaitu sebanyak 66 ekor dengan berat 1393 gram atau 2 dari
total bobot tangkapan (Gambar 4) Ukuran panjang keong macan yang
tertangkap berkisar antara 25 - 65 em dan bobot rata ata individu sebesar 21
gram
~~--~ Tali utama PE e 8 mm 10 m ~---~~ i 1
Tallcabang PE Smm 5m
-------------------- ~
r-- i Pelampung_~ g _ Tali setamtal PE 2 mm 20-40 m I
~51middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot-middotmiddot TaHutamaPE8m~tbullbull_-bullbullbullbullbullbullbull-shy
r----- I T ~ i
-----~ ~ - ~
-~--~--~-~- -~-~~ -middot middotPemberal (balu kaHI 5 kg ---- bullbull bull bullbullbull bull
Gambar 3 Cara pengoperasian bubu lipat
221
98 1II1II Keong macan _ Non keong m~
~Non keong macan _ Keong macan I Jumlah (ekor) Bobot (gram)
Gambar 4 Komposisi hasil tangkapan bubu lipat
N-I05
Prosiding Seminar Nasional Moluska 2 Moluska Peluang Bisnis dan Konservasi
Bogar 11-12 Februari 2009
HasH tangkapan keong macan bukanlah yang dominan dari bubu lipat ini
Hasil tangkapan terbanyak dari non keong macan adalah rajungan (Portunus sp)
dengan nilai lebih tinggi dibsndingkan jumlah dan berat keong macan Selain
diduga karen a di fishing ground sedang banyak rajungan hal ini tampaknya
disebabkan juga oleh konstruksi mulut bubu yang lebar sehingga rajungan
memang lebih mudah masuk Umumnya alat penangkap keong macan
mempunyai ukuran mulut yang lebih kecil kira-kira berdiameter 10 cm (Gambar
5) namun ukuran mulut pada bubu lipat adalah 30 cm
Ukuran mulut bubu
Jaring jodang bundar Jaring jodang segi empat Bubu keong macan
Gambar 5 Ukuran mulut bubu penangkap keong macan (Diniah 2(08)
Hasil tangkapan yang diperoleh pada pengoperasian malam hari lebih
banyak dan lebih berat dibandingkan dengan hasil tangkapan siang han
(Gambar 6) Ukuran individu rata-rata hasil tangkapan yang diperoleh malam
hari lebih besar dibandingkan yang diperoleh pada siang hart Sobot individu
rata-rata dari hasil tangkapan pada malam hari adalah 23 gram denganpanjang
berkisar antara 25 - 65 em sedangkan hasil tangkapan siang han berbobot
rata-rata 17 gram dengan panjang berkisar antara 35 - 5 em
Jumlah (ekor) Bobot (gram)
Gambar 6 Hasil tangkapan bubu lipat per waktu pemasangan
N-I06
Prosiding Seminar Nasional Moluska 2 Maluska Peluang Bisnis dan KanserlQsi Bagar 11-12 Februari 2009
Hasil tangkapan jenis bubu lain
HasH tangkapan keang macan dari jaring jodang bundar dibedakan atas
lama pemasangan bubu di dalam laut dan jenis umpan yang digunakan (Zein M
2003) HasH tangkapan yang diperoleh dari lama pemasangan 12 jam lebih
banyak dibandingkan dengan lama pemasangan 24 jam berjumlah 637 ekor
dengan babot 6618 gram Hasil tangkapan berumpan ikan rucah menghasilkan
jumlah dan bobot lebih banyak Selengkap mengenai hasil tangkapan jaring
jodang bundar seperti tampak dalam Tabel1
Tabel1 Hasil tangkapan janng jodang bundar
Lama pemasangan bubu dalam laut Totalhasil 12 jam 24 jamJanis umpan
Jumlah Bobot Jumlah Bobot Jumlah Bobol (akor (gram) (ekor) JgrarnJ (ekor) (gram)
Umpan kulit 267 2837 175 1849 442 4686kambing 6000
UmEan ikan rucah 370 3881 252 2719 622 I Jumlah tangkapan 637 6618 427 4568 I 1062 11286 Sumber Dlolah dan data Zein M (2003)
Lismawati D membedakan hasil tangkapan berdasarkan musim barat dan
musim timur Hasil tangkapan keong macan di musim timur lebih banyak
dibandingka musim barat Hasil tangkapam jaring jodang segi empat temyata
lebih banyak dibandingkan dengan bubu keong macan SeJengkapnya
mengenai hal ini dapat dilihat dalam Tabel2
T abel 2 Hasil tangkapan jaring jodang segi empat dan bubu keong macan
Musim penangkapan Total hasilMusim barat Musim timur
tyruII1CIf Jenis alat tangkap
yang digunakan Jumlah Sobot Jumlah Sabot JumiRh Bobot (ekor) (gram) (ekor) (gramJ (ekor) (gram)
Jaring jOGang segi 10 355 87 1300 97 1655 4
Bubu keollg 5 175 59 1080 64 1255 macan
Jumlah tangkapan 15 530 146 2380 161 2910 Sumber Dlolah dan data Lismawati D (2005)
Berdasarkan data tangkapan yang diperoleh maka dapat dinyatakan
bahwa sebaiknya menangkap keong macan dilakukan pada malam han saat
musim timur dengan umpan ikan rucah dan lama pemasangan di dalam laut 12
IV-I 07
Prosiding Seminar Nasional Moluska 2 Moluska Peluang Bisnis dan Konservasi
Bogor 11-12 Februari 2009
jam Batas jumlah tangkapan yang diperbolehkan belum dapat dikemukakan
karena angka potensi keong macan belum diketahui Semua jenis bubu
penangkap keong macan dapat digunakan dalam operasional pemanfaatan
sumberdaya keong macan kecuali bubu lipat Bubu lipat yang akan digunakan
khusus untuk menangkap keong macan sebaiknya dimodifikasi terlebih dahulu
yaitu dengan memperkecilukuran bubu dan memperpendek ukuran mulutnya
Hasil tangkapan dan jenis alat penangkap keong macan secara formal
tidak tercatat di dalam statistik perikanan Indonesia Hal ini menjadi
keterbatasan jika akan dilakukan pengembangan dalam pengelolaan dan
pemanfaatan sumberdaya keong macan Sejauh mana status pemanfaatan
sumberdaya keong macan tidak dapat diketahui namun hingga tahun 2008
masih ada nelayan yang mengumpulkan keong macan Jika secara komersial
tidak menguntungkan tentunya nelayan akan menghentikan usaha
penangkapan keong macan ini dengan sendirinya
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1) Hasil tangkapan keong macan dari bubu lipat hanya berjumlah 23 (66
ekor) dengan bobot 2 (1393 gram)
2) Hasil tangkapan keong macan lebih banyak diperoleh jika kegiatan
penangkapan dilakukan malam han saat musim timur menggunakan umpan
ikan rucah dan terpasang di dalam laut selama kira-kira 12 jam
Saran
Dengan status pemanfaatan sumberdaya keong macan yang belum jelas
maka sebaiknya dilakukan penelitan tentang berapa besar potensi kaong macan
di periaran tertentu Hal ini sebaiknya juga didukung oleh data aktivitas
penangkapan keong macan Penangkapan keong macan sebaiknya dilkakukan
pada malam hari menggunakan umpan ikan rucah dengan lama pemasangan di
dalam laut 12 jam
N-I08
Prosiding Seminar Nasional Maluska 2 HMoluska Peluang Bisnis dan Kanservasi Bogar 11-12 Februari 2009
DAFTAR PUSTAKA
Diniah 2008 Pengenalan Perikanan Tangkap Bogor Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Fakultas Perikanan dan IImu Kelautan Institut Pertanian Bogor 60 hal
Lismawati D 2005 Perbandingan HasdiJ Tangkapan Keong Macan antara Bubu Karang Serang dengan Bubu Papabuhanratu Bogor Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Fakultas Perikanan dan IImu Kelautan Institut Pertanian Bogor 65 hal
Yulianda F 2003 Beberapa aspek biologi reproduksi keong macan (Babylonia spirata Linnaeus 1758) [Disertasi) (tidak dipublikasikan) Bogor Institut Pertanian Bogor Fakultas Perikanan dan IImu Kelautan Hal 3
Zein M 2003 Pengaruh Jenis Umpan dan Lama Perendaman Jaring Jodang terhadap Hasil Tangkapan Keong Macan (Babylonia spirata L) di teluk Palabuhanratu Jawa Barat Bogor Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Fakultas Perikanan dan IImu Kelautan Institut Pertanian Bogar 52 hal
N-I09
512 Perbenihan dan Pembesaran Abalon (Haliotis squamata) di Balai Besar Riset Perikanan Budidaya Laut Gondol Bali (Bambang Susanto Ibnu Rusdi Suko Ism Riani Rahmawatl) V-149
6 Makalah Poster
61 Biodiversitas Alga Filamen Pada Pembudidayaan Kima Sisik Tridacna squamosa L (Magdalena Utaay Eddyman W Ferial Nurhayati Saban) VI-1
62 Perbandingan Hasil Lelang Mutiara Internasional Dalam Indonesia South Sea Pearl Aution Tahun 2007 dan 2008 di Hotel Shangri-la Surabaya (Muyanto) VI-11
63 Studi Teknik Pematangan Gonad Induk Kerang Muliara (Pinctada maxima) Pada Kepadatan yang Berbeda Oengan Menggunakan System AWL Dalam Wadah Percobaan (MS Hamzah Sigit AP Owiono) VI-14
64 Potensi Sumberdaya Kerang GeJatik di Panimbang Kab Pandeglang Banten (Rasidi orr Johan Anjang Bangun Prasetio) VI-25
65 Peningkatan Mutu Kerajinan cangkang Moluska di Pangandaran Kabupaten Ciamis (YuSi Warelatno Joko Poernomo Ali Mashar) Vf-31
66 Tinjauan Teoritis Rekayasa Biofisik-Kimiawi Untuk Peningkatan Kualitas Muliara pada Cangkang Tiram (Pinctada maxima) (Syafyudin Yusuf) VI-32
67 Filogeni Anatomi Pertumbuhan dan Reproduksi Loligo Sp (Cumishycumi) (Cephalopoda Mollusca) (Arif Wibowo) Vt-46
68 Pertumbuhan dan Reproduksi Cumi-cumi (Sepioteuthis lessonana) (Yuliana) VI-83
69 Red Pomaceae (Pomacea canaliculata) Tantangan Taksonomis Peluang Bisnis Atau Hama Agraris (Eka H Sutanto Niken TM Pratiwi Majarana Krisantl) VI-1 00
610 Pencemaran Tembaga (Cu) Pada Beberapa Jenis middotKerang dan Solusi Budidayanya (Suwidah Eni Kusrim) VI-106
611 Culture of Pearl Oyster Pinctada maxima in Sumbawa Island (Nur Taufiq SPJ) VI-111
612 Komunitas Moluska di Estuari Sungai Brantas (Sungai Porong dan Wonokromo) Jawa Timur (Yusli Wardiatno Ario Damar) VI-122
613 Status Moluska Ancaman Konservasi dan Kebutuhan Habitat (Wanono Hadie) VI-123
LAMPIRAN
JADWAL SEMINAR
DAFTAR PESERTA
DAFTAR PANITJA
xii
Prosiding Seminqr NasitmalMpluska 2 1JlIluskat Peluang iJimis danamponservasi
Bogdr ll-J2EeiJniari21Ja9
~Ji~AlilIiM(f~NmiddotStlMIipoundQ~k~~(KEQ1fGA~AN MpoundNGnUNA~NIJNT PE~$KA~lltiJBtI
l)~i~
1$tfiltiiiti1g~1~ptdi)epari~fitenPGffJfli1faStanSumberdaya Perikanan Faf(ultas ~eljkf1l1riJltt atlm IfmvKflIliJJJ1tan IPS
~~0Ia~Naci~ifte1afutemeflah1iarr dJSlItlteielehbanyak emnsect Indorresla juga ma~~~a~a~nae~l1IkdaIlP~)gjti tinggi Permintaan tethad~p keoog Aaneemakin meninglltatdewasa intSecara UJllum keOOsect maeanditan~p ~~akanperangkap antaralaiA yang teJah familiarpadakeJempoknel~n adaahlrubU~n9 maC80 di PerairanKarang S$rang jat11ilg jQGaAg~~airan Palab~fatu dafilbll)ulipatpemanciiperkeAalkan oi Perairan Par~wh~ratlil Ujl coba f)engnperBsfan 2Q unit bubu lipat diiakukao di Perairan PalabehallraJu p_a Agu~tl1ls~eQiseaIllJi2QmiddotttipHa$if liM coDa hubufi~at menunjukkan bahwa tltmgk~ankreg1lg rnaaanoorjlilfF)lreglt 28 (66 6ftor) denganuobet2 t1~ gram) dengan panja9bernisal 2~ - $5 em Hasil taogkapan l~billl)Jiilnvak diperolel dari operasional maiam hart ~dasafkan beberapa hasiI ~elititm yang taleh dilakukan Kegiatan penangkapan keong macan sebalknya dilakUkan SBat musim timur meng9uaakan umpan i~an ruean dan lama pemasangsnbubu digtdalam~it sel3ma12Jam
Kat~ ItflnciK~on9maGan~aapylonsnai1gt perangkap keoog macao Perairan Pafabuhanratu
ABSTRACT
~Qylon~nllll tBflbylonia spiPatal) have famQus and taken afancytG bYiJ1ilany pBOplampoMlltdorreSiaalso fQiei9nCOmtri~ because high nutritloa$anfi~ne~l~ ~~e$illtyenIi)~att~lgltlmpunt ~eda)~ ~n~i~~~~an~use_pfor e)Eample~~ftlmUiareffi$le~ ba~IOR$naitth~ans ampraog water$jodanginPalabohantatuwalefS andfisn tfaprol(tmiddottiatellilImiddotintro(lu~iAPatabllbanratu waters Experimelitalfi$pinQfot 211 tlnit~fishtrap fo1ctdGne inPalabuhanratu waters at August laOS dllfing 29 VilResultmiddotofthls experimental to Indicate that ~pture babylon sooll amount to
za ~t~~~i~ ~Ith wight2~ 1$93 gnarn1 lGn~rygyrate 26 -05 cmMGre ~tll~tJa~lJ~ ~altohtain~fr~~~t~)j~fl1t)oPampratkmal~~aAt to $lme J_aIt~$~I~Wbioo ha~gtbeencdn~lQ~lcb li1aQ~snailacti~beUetbe dQOe~a~ season momeJtt usittgbaif ()f rucahand sOa~IAg tlmeibrtr-a dudng t2cJt1lollt
IV-I02
Prosiding Seminar Nasional Moluska 2 Moluska Peluang Bisnis dan Konservasi Bogor II-I2 Februari 2009
PENDAHULUAN
Keong macan (Babylonia spirala L) sudah dikenal dan digemari oleh
masyarakat baik di dalam negeri maupun mancanegara karena rasanya yang
enak dan berglzi tinggi Permintaan keong macan saat inj cukup tlnggi Keong
macan merupakan salah satu komodjti ekspor Indonesia ke beberapa negara
seperti RRe Taiwan Hongkong Malaysia dan Singapura (Yulianda 2003)
Tingginya permintaan terhadap keong macan inj menunjukkan bahwa keong
macan salah satu produksi perikanan yang potensial mendatangkan devisa
negara
Wilayah pemanfaatan sumber daya keong macan yang potenslal
diantaranya Perairan Palabuhanratu di selatan Jawa dan Karang Serang di utara
Jawa Pemanfaatan sumber daya keong macan di kedua lokasi tersebut
dilakukan menggunakan bubu dengan konstruksl yang berbeda Studi mengenai
bubu penangkap keong macan telah ditakukan oIeh Zein M menggunakan jaring
jodang bundar pada tahun 2003 di Perairan Palabuhanratu dan Lismawati D
menggunakan janng jodang segi empat dan bubu keong macan bambu pada
tahun 2005 Perairan Karang Serang
Dalam penelitian ini diujikan bubu lipat dengan ukuTan yang lebih besar
dibandingkan dengan tiga jenis bubu yang telah diujikan oleh peneliti terdahulu
Bubu lipat sebelumnya digunakan untuk menangkap rajungan terutama di
Perairan Cirebon Dengan konstruksi mulut bubu yang melebar di posisi
diagonal diharapkan dapat dimanfaatkan untuk menangkap ke~g macan
Penelitian Ini bertujuan untuk menentukan komposisi hasU tangkapan bubu lipat
di Perairan Palabuhanratu dan dengan menyandingkannyamiddot dengan hasil
penelitian terdahulu yang menggunakan bubu yang berbeda dengan bubu lipat
diharapkari dapat memberikan gambaran tentang kapan waktu penangkapan
keong macan yang lebih balk
METODE Penelitlan Ini menggunakan bubu lipat (Gambar 1) sebanyak 20 unit Uji
coba dilakukan di Perairan Palabuhanratu (Gambar 2) pada Bulan Agustus 2005
untuk 20 trip dengan per1akuan saat pemasangan malam dan siang han masingshy
masing 10 trip Lama pemasangan bubu sekitar 10-12 jam Bubu dioperasikan
dengan longine trap system (Gambar 3) dan menggunakan umpan ikan rucah
Has1 tangkapan bubu dihitung jumlah dan bobotnya serta diukur panjangnya
IV-I 03
Prosiding Seminar Nasional Motuska 2 Moluska Peluang Bisnis dan Konservasi
Bogor 11-12 Februarl2009
Data hasil tangkapan ini selanjutnya disandingkan dengan hasil
tangkapan yang dlperoleh Zein M (2003) dan Lismawati D (2005) Selanjutnya
dideskripsikan untuk mendapatkan gambaran tentang waktu pemanfaatan keong
macan yang lebih baik
35cm
50cm if------ 75cm --------~--
Gambar 1 Bubu lipat uji coba
1063230 _ dserah penangkapan keong maC3D
G~mbar 2 Lokasi pengoperasian bubu lipat
IV-104
Prosiding Seminar Nasional Moluska 2 Moluska Peluang Bisnis dan Konservasi Bogor 11middot12 Februari 2009
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil tangkapan bubu lipat
Hasil tangkapan keong macan yang diperoleh dengan bubu lipat hanya
berjumlah 23 yaitu sebanyak 66 ekor dengan berat 1393 gram atau 2 dari
total bobot tangkapan (Gambar 4) Ukuran panjang keong macan yang
tertangkap berkisar antara 25 - 65 em dan bobot rata ata individu sebesar 21
gram
~~--~ Tali utama PE e 8 mm 10 m ~---~~ i 1
Tallcabang PE Smm 5m
-------------------- ~
r-- i Pelampung_~ g _ Tali setamtal PE 2 mm 20-40 m I
~51middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot-middotmiddot TaHutamaPE8m~tbullbull_-bullbullbullbullbullbullbull-shy
r----- I T ~ i
-----~ ~ - ~
-~--~--~-~- -~-~~ -middot middotPemberal (balu kaHI 5 kg ---- bullbull bull bullbullbull bull
Gambar 3 Cara pengoperasian bubu lipat
221
98 1II1II Keong macan _ Non keong m~
~Non keong macan _ Keong macan I Jumlah (ekor) Bobot (gram)
Gambar 4 Komposisi hasil tangkapan bubu lipat
N-I05
Prosiding Seminar Nasional Moluska 2 Moluska Peluang Bisnis dan Konservasi
Bogar 11-12 Februari 2009
HasH tangkapan keong macan bukanlah yang dominan dari bubu lipat ini
Hasil tangkapan terbanyak dari non keong macan adalah rajungan (Portunus sp)
dengan nilai lebih tinggi dibsndingkan jumlah dan berat keong macan Selain
diduga karen a di fishing ground sedang banyak rajungan hal ini tampaknya
disebabkan juga oleh konstruksi mulut bubu yang lebar sehingga rajungan
memang lebih mudah masuk Umumnya alat penangkap keong macan
mempunyai ukuran mulut yang lebih kecil kira-kira berdiameter 10 cm (Gambar
5) namun ukuran mulut pada bubu lipat adalah 30 cm
Ukuran mulut bubu
Jaring jodang bundar Jaring jodang segi empat Bubu keong macan
Gambar 5 Ukuran mulut bubu penangkap keong macan (Diniah 2(08)
Hasil tangkapan yang diperoleh pada pengoperasian malam hari lebih
banyak dan lebih berat dibandingkan dengan hasil tangkapan siang han
(Gambar 6) Ukuran individu rata-rata hasil tangkapan yang diperoleh malam
hari lebih besar dibandingkan yang diperoleh pada siang hart Sobot individu
rata-rata dari hasil tangkapan pada malam hari adalah 23 gram denganpanjang
berkisar antara 25 - 65 em sedangkan hasil tangkapan siang han berbobot
rata-rata 17 gram dengan panjang berkisar antara 35 - 5 em
Jumlah (ekor) Bobot (gram)
Gambar 6 Hasil tangkapan bubu lipat per waktu pemasangan
N-I06
Prosiding Seminar Nasional Moluska 2 Maluska Peluang Bisnis dan KanserlQsi Bagar 11-12 Februari 2009
Hasil tangkapan jenis bubu lain
HasH tangkapan keang macan dari jaring jodang bundar dibedakan atas
lama pemasangan bubu di dalam laut dan jenis umpan yang digunakan (Zein M
2003) HasH tangkapan yang diperoleh dari lama pemasangan 12 jam lebih
banyak dibandingkan dengan lama pemasangan 24 jam berjumlah 637 ekor
dengan babot 6618 gram Hasil tangkapan berumpan ikan rucah menghasilkan
jumlah dan bobot lebih banyak Selengkap mengenai hasil tangkapan jaring
jodang bundar seperti tampak dalam Tabel1
Tabel1 Hasil tangkapan janng jodang bundar
Lama pemasangan bubu dalam laut Totalhasil 12 jam 24 jamJanis umpan
Jumlah Bobot Jumlah Bobot Jumlah Bobol (akor (gram) (ekor) JgrarnJ (ekor) (gram)
Umpan kulit 267 2837 175 1849 442 4686kambing 6000
UmEan ikan rucah 370 3881 252 2719 622 I Jumlah tangkapan 637 6618 427 4568 I 1062 11286 Sumber Dlolah dan data Zein M (2003)
Lismawati D membedakan hasil tangkapan berdasarkan musim barat dan
musim timur Hasil tangkapan keong macan di musim timur lebih banyak
dibandingka musim barat Hasil tangkapam jaring jodang segi empat temyata
lebih banyak dibandingkan dengan bubu keong macan SeJengkapnya
mengenai hal ini dapat dilihat dalam Tabel2
T abel 2 Hasil tangkapan jaring jodang segi empat dan bubu keong macan
Musim penangkapan Total hasilMusim barat Musim timur
tyruII1CIf Jenis alat tangkap
yang digunakan Jumlah Sobot Jumlah Sabot JumiRh Bobot (ekor) (gram) (ekor) (gramJ (ekor) (gram)
Jaring jOGang segi 10 355 87 1300 97 1655 4
Bubu keollg 5 175 59 1080 64 1255 macan
Jumlah tangkapan 15 530 146 2380 161 2910 Sumber Dlolah dan data Lismawati D (2005)
Berdasarkan data tangkapan yang diperoleh maka dapat dinyatakan
bahwa sebaiknya menangkap keong macan dilakukan pada malam han saat
musim timur dengan umpan ikan rucah dan lama pemasangan di dalam laut 12
IV-I 07
Prosiding Seminar Nasional Moluska 2 Moluska Peluang Bisnis dan Konservasi
Bogor 11-12 Februari 2009
jam Batas jumlah tangkapan yang diperbolehkan belum dapat dikemukakan
karena angka potensi keong macan belum diketahui Semua jenis bubu
penangkap keong macan dapat digunakan dalam operasional pemanfaatan
sumberdaya keong macan kecuali bubu lipat Bubu lipat yang akan digunakan
khusus untuk menangkap keong macan sebaiknya dimodifikasi terlebih dahulu
yaitu dengan memperkecilukuran bubu dan memperpendek ukuran mulutnya
Hasil tangkapan dan jenis alat penangkap keong macan secara formal
tidak tercatat di dalam statistik perikanan Indonesia Hal ini menjadi
keterbatasan jika akan dilakukan pengembangan dalam pengelolaan dan
pemanfaatan sumberdaya keong macan Sejauh mana status pemanfaatan
sumberdaya keong macan tidak dapat diketahui namun hingga tahun 2008
masih ada nelayan yang mengumpulkan keong macan Jika secara komersial
tidak menguntungkan tentunya nelayan akan menghentikan usaha
penangkapan keong macan ini dengan sendirinya
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1) Hasil tangkapan keong macan dari bubu lipat hanya berjumlah 23 (66
ekor) dengan bobot 2 (1393 gram)
2) Hasil tangkapan keong macan lebih banyak diperoleh jika kegiatan
penangkapan dilakukan malam han saat musim timur menggunakan umpan
ikan rucah dan terpasang di dalam laut selama kira-kira 12 jam
Saran
Dengan status pemanfaatan sumberdaya keong macan yang belum jelas
maka sebaiknya dilakukan penelitan tentang berapa besar potensi kaong macan
di periaran tertentu Hal ini sebaiknya juga didukung oleh data aktivitas
penangkapan keong macan Penangkapan keong macan sebaiknya dilkakukan
pada malam hari menggunakan umpan ikan rucah dengan lama pemasangan di
dalam laut 12 jam
N-I08
Prosiding Seminar Nasional Maluska 2 HMoluska Peluang Bisnis dan Kanservasi Bogar 11-12 Februari 2009
DAFTAR PUSTAKA
Diniah 2008 Pengenalan Perikanan Tangkap Bogor Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Fakultas Perikanan dan IImu Kelautan Institut Pertanian Bogor 60 hal
Lismawati D 2005 Perbandingan HasdiJ Tangkapan Keong Macan antara Bubu Karang Serang dengan Bubu Papabuhanratu Bogor Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Fakultas Perikanan dan IImu Kelautan Institut Pertanian Bogor 65 hal
Yulianda F 2003 Beberapa aspek biologi reproduksi keong macan (Babylonia spirata Linnaeus 1758) [Disertasi) (tidak dipublikasikan) Bogor Institut Pertanian Bogor Fakultas Perikanan dan IImu Kelautan Hal 3
Zein M 2003 Pengaruh Jenis Umpan dan Lama Perendaman Jaring Jodang terhadap Hasil Tangkapan Keong Macan (Babylonia spirata L) di teluk Palabuhanratu Jawa Barat Bogor Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Fakultas Perikanan dan IImu Kelautan Institut Pertanian Bogar 52 hal
N-I09
Prosiding Seminqr NasitmalMpluska 2 1JlIluskat Peluang iJimis danamponservasi
Bogdr ll-J2EeiJniari21Ja9
~Ji~AlilIiM(f~NmiddotStlMIipoundQ~k~~(KEQ1fGA~AN MpoundNGnUNA~NIJNT PE~$KA~lltiJBtI
l)~i~
1$tfiltiiiti1g~1~ptdi)epari~fitenPGffJfli1faStanSumberdaya Perikanan Faf(ultas ~eljkf1l1riJltt atlm IfmvKflIliJJJ1tan IPS
~~0Ia~Naci~ifte1afutemeflah1iarr dJSlItlteielehbanyak emnsect Indorresla juga ma~~~a~a~nae~l1IkdaIlP~)gjti tinggi Permintaan tethad~p keoog Aaneemakin meninglltatdewasa intSecara UJllum keOOsect maeanditan~p ~~akanperangkap antaralaiA yang teJah familiarpadakeJempoknel~n adaahlrubU~n9 maC80 di PerairanKarang S$rang jat11ilg jQGaAg~~airan Palab~fatu dafilbll)ulipatpemanciiperkeAalkan oi Perairan Par~wh~ratlil Ujl coba f)engnperBsfan 2Q unit bubu lipat diiakukao di Perairan PalabehallraJu p_a Agu~tl1ls~eQiseaIllJi2QmiddotttipHa$if liM coDa hubufi~at menunjukkan bahwa tltmgk~ankreg1lg rnaaanoorjlilfF)lreglt 28 (66 6ftor) denganuobet2 t1~ gram) dengan panja9bernisal 2~ - $5 em Hasil taogkapan l~billl)Jiilnvak diperolel dari operasional maiam hart ~dasafkan beberapa hasiI ~elititm yang taleh dilakukan Kegiatan penangkapan keong macan sebalknya dilakUkan SBat musim timur meng9uaakan umpan i~an ruean dan lama pemasangsnbubu digtdalam~it sel3ma12Jam
Kat~ ItflnciK~on9maGan~aapylonsnai1gt perangkap keoog macao Perairan Pafabuhanratu
ABSTRACT
~Qylon~nllll tBflbylonia spiPatal) have famQus and taken afancytG bYiJ1ilany pBOplampoMlltdorreSiaalso fQiei9nCOmtri~ because high nutritloa$anfi~ne~l~ ~~e$illtyenIi)~att~lgltlmpunt ~eda)~ ~n~i~~~~an~use_pfor e)Eample~~ftlmUiareffi$le~ ba~IOR$naitth~ans ampraog water$jodanginPalabohantatuwalefS andfisn tfaprol(tmiddottiatellilImiddotintro(lu~iAPatabllbanratu waters Experimelitalfi$pinQfot 211 tlnit~fishtrap fo1ctdGne inPalabuhanratu waters at August laOS dllfing 29 VilResultmiddotofthls experimental to Indicate that ~pture babylon sooll amount to
za ~t~~~i~ ~Ith wight2~ 1$93 gnarn1 lGn~rygyrate 26 -05 cmMGre ~tll~tJa~lJ~ ~altohtain~fr~~~t~)j~fl1t)oPampratkmal~~aAt to $lme J_aIt~$~I~Wbioo ha~gtbeencdn~lQ~lcb li1aQ~snailacti~beUetbe dQOe~a~ season momeJtt usittgbaif ()f rucahand sOa~IAg tlmeibrtr-a dudng t2cJt1lollt
IV-I02
Prosiding Seminar Nasional Moluska 2 Moluska Peluang Bisnis dan Konservasi Bogor II-I2 Februari 2009
PENDAHULUAN
Keong macan (Babylonia spirala L) sudah dikenal dan digemari oleh
masyarakat baik di dalam negeri maupun mancanegara karena rasanya yang
enak dan berglzi tinggi Permintaan keong macan saat inj cukup tlnggi Keong
macan merupakan salah satu komodjti ekspor Indonesia ke beberapa negara
seperti RRe Taiwan Hongkong Malaysia dan Singapura (Yulianda 2003)
Tingginya permintaan terhadap keong macan inj menunjukkan bahwa keong
macan salah satu produksi perikanan yang potensial mendatangkan devisa
negara
Wilayah pemanfaatan sumber daya keong macan yang potenslal
diantaranya Perairan Palabuhanratu di selatan Jawa dan Karang Serang di utara
Jawa Pemanfaatan sumber daya keong macan di kedua lokasi tersebut
dilakukan menggunakan bubu dengan konstruksl yang berbeda Studi mengenai
bubu penangkap keong macan telah ditakukan oIeh Zein M menggunakan jaring
jodang bundar pada tahun 2003 di Perairan Palabuhanratu dan Lismawati D
menggunakan janng jodang segi empat dan bubu keong macan bambu pada
tahun 2005 Perairan Karang Serang
Dalam penelitian ini diujikan bubu lipat dengan ukuTan yang lebih besar
dibandingkan dengan tiga jenis bubu yang telah diujikan oleh peneliti terdahulu
Bubu lipat sebelumnya digunakan untuk menangkap rajungan terutama di
Perairan Cirebon Dengan konstruksi mulut bubu yang melebar di posisi
diagonal diharapkan dapat dimanfaatkan untuk menangkap ke~g macan
Penelitian Ini bertujuan untuk menentukan komposisi hasU tangkapan bubu lipat
di Perairan Palabuhanratu dan dengan menyandingkannyamiddot dengan hasil
penelitian terdahulu yang menggunakan bubu yang berbeda dengan bubu lipat
diharapkari dapat memberikan gambaran tentang kapan waktu penangkapan
keong macan yang lebih balk
METODE Penelitlan Ini menggunakan bubu lipat (Gambar 1) sebanyak 20 unit Uji
coba dilakukan di Perairan Palabuhanratu (Gambar 2) pada Bulan Agustus 2005
untuk 20 trip dengan per1akuan saat pemasangan malam dan siang han masingshy
masing 10 trip Lama pemasangan bubu sekitar 10-12 jam Bubu dioperasikan
dengan longine trap system (Gambar 3) dan menggunakan umpan ikan rucah
Has1 tangkapan bubu dihitung jumlah dan bobotnya serta diukur panjangnya
IV-I 03
Prosiding Seminar Nasional Motuska 2 Moluska Peluang Bisnis dan Konservasi
Bogor 11-12 Februarl2009
Data hasil tangkapan ini selanjutnya disandingkan dengan hasil
tangkapan yang dlperoleh Zein M (2003) dan Lismawati D (2005) Selanjutnya
dideskripsikan untuk mendapatkan gambaran tentang waktu pemanfaatan keong
macan yang lebih baik
35cm
50cm if------ 75cm --------~--
Gambar 1 Bubu lipat uji coba
1063230 _ dserah penangkapan keong maC3D
G~mbar 2 Lokasi pengoperasian bubu lipat
IV-104
Prosiding Seminar Nasional Moluska 2 Moluska Peluang Bisnis dan Konservasi Bogor 11middot12 Februari 2009
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil tangkapan bubu lipat
Hasil tangkapan keong macan yang diperoleh dengan bubu lipat hanya
berjumlah 23 yaitu sebanyak 66 ekor dengan berat 1393 gram atau 2 dari
total bobot tangkapan (Gambar 4) Ukuran panjang keong macan yang
tertangkap berkisar antara 25 - 65 em dan bobot rata ata individu sebesar 21
gram
~~--~ Tali utama PE e 8 mm 10 m ~---~~ i 1
Tallcabang PE Smm 5m
-------------------- ~
r-- i Pelampung_~ g _ Tali setamtal PE 2 mm 20-40 m I
~51middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot-middotmiddot TaHutamaPE8m~tbullbull_-bullbullbullbullbullbullbull-shy
r----- I T ~ i
-----~ ~ - ~
-~--~--~-~- -~-~~ -middot middotPemberal (balu kaHI 5 kg ---- bullbull bull bullbullbull bull
Gambar 3 Cara pengoperasian bubu lipat
221
98 1II1II Keong macan _ Non keong m~
~Non keong macan _ Keong macan I Jumlah (ekor) Bobot (gram)
Gambar 4 Komposisi hasil tangkapan bubu lipat
N-I05
Prosiding Seminar Nasional Moluska 2 Moluska Peluang Bisnis dan Konservasi
Bogar 11-12 Februari 2009
HasH tangkapan keong macan bukanlah yang dominan dari bubu lipat ini
Hasil tangkapan terbanyak dari non keong macan adalah rajungan (Portunus sp)
dengan nilai lebih tinggi dibsndingkan jumlah dan berat keong macan Selain
diduga karen a di fishing ground sedang banyak rajungan hal ini tampaknya
disebabkan juga oleh konstruksi mulut bubu yang lebar sehingga rajungan
memang lebih mudah masuk Umumnya alat penangkap keong macan
mempunyai ukuran mulut yang lebih kecil kira-kira berdiameter 10 cm (Gambar
5) namun ukuran mulut pada bubu lipat adalah 30 cm
Ukuran mulut bubu
Jaring jodang bundar Jaring jodang segi empat Bubu keong macan
Gambar 5 Ukuran mulut bubu penangkap keong macan (Diniah 2(08)
Hasil tangkapan yang diperoleh pada pengoperasian malam hari lebih
banyak dan lebih berat dibandingkan dengan hasil tangkapan siang han
(Gambar 6) Ukuran individu rata-rata hasil tangkapan yang diperoleh malam
hari lebih besar dibandingkan yang diperoleh pada siang hart Sobot individu
rata-rata dari hasil tangkapan pada malam hari adalah 23 gram denganpanjang
berkisar antara 25 - 65 em sedangkan hasil tangkapan siang han berbobot
rata-rata 17 gram dengan panjang berkisar antara 35 - 5 em
Jumlah (ekor) Bobot (gram)
Gambar 6 Hasil tangkapan bubu lipat per waktu pemasangan
N-I06
Prosiding Seminar Nasional Moluska 2 Maluska Peluang Bisnis dan KanserlQsi Bagar 11-12 Februari 2009
Hasil tangkapan jenis bubu lain
HasH tangkapan keang macan dari jaring jodang bundar dibedakan atas
lama pemasangan bubu di dalam laut dan jenis umpan yang digunakan (Zein M
2003) HasH tangkapan yang diperoleh dari lama pemasangan 12 jam lebih
banyak dibandingkan dengan lama pemasangan 24 jam berjumlah 637 ekor
dengan babot 6618 gram Hasil tangkapan berumpan ikan rucah menghasilkan
jumlah dan bobot lebih banyak Selengkap mengenai hasil tangkapan jaring
jodang bundar seperti tampak dalam Tabel1
Tabel1 Hasil tangkapan janng jodang bundar
Lama pemasangan bubu dalam laut Totalhasil 12 jam 24 jamJanis umpan
Jumlah Bobot Jumlah Bobot Jumlah Bobol (akor (gram) (ekor) JgrarnJ (ekor) (gram)
Umpan kulit 267 2837 175 1849 442 4686kambing 6000
UmEan ikan rucah 370 3881 252 2719 622 I Jumlah tangkapan 637 6618 427 4568 I 1062 11286 Sumber Dlolah dan data Zein M (2003)
Lismawati D membedakan hasil tangkapan berdasarkan musim barat dan
musim timur Hasil tangkapan keong macan di musim timur lebih banyak
dibandingka musim barat Hasil tangkapam jaring jodang segi empat temyata
lebih banyak dibandingkan dengan bubu keong macan SeJengkapnya
mengenai hal ini dapat dilihat dalam Tabel2
T abel 2 Hasil tangkapan jaring jodang segi empat dan bubu keong macan
Musim penangkapan Total hasilMusim barat Musim timur
tyruII1CIf Jenis alat tangkap
yang digunakan Jumlah Sobot Jumlah Sabot JumiRh Bobot (ekor) (gram) (ekor) (gramJ (ekor) (gram)
Jaring jOGang segi 10 355 87 1300 97 1655 4
Bubu keollg 5 175 59 1080 64 1255 macan
Jumlah tangkapan 15 530 146 2380 161 2910 Sumber Dlolah dan data Lismawati D (2005)
Berdasarkan data tangkapan yang diperoleh maka dapat dinyatakan
bahwa sebaiknya menangkap keong macan dilakukan pada malam han saat
musim timur dengan umpan ikan rucah dan lama pemasangan di dalam laut 12
IV-I 07
Prosiding Seminar Nasional Moluska 2 Moluska Peluang Bisnis dan Konservasi
Bogor 11-12 Februari 2009
jam Batas jumlah tangkapan yang diperbolehkan belum dapat dikemukakan
karena angka potensi keong macan belum diketahui Semua jenis bubu
penangkap keong macan dapat digunakan dalam operasional pemanfaatan
sumberdaya keong macan kecuali bubu lipat Bubu lipat yang akan digunakan
khusus untuk menangkap keong macan sebaiknya dimodifikasi terlebih dahulu
yaitu dengan memperkecilukuran bubu dan memperpendek ukuran mulutnya
Hasil tangkapan dan jenis alat penangkap keong macan secara formal
tidak tercatat di dalam statistik perikanan Indonesia Hal ini menjadi
keterbatasan jika akan dilakukan pengembangan dalam pengelolaan dan
pemanfaatan sumberdaya keong macan Sejauh mana status pemanfaatan
sumberdaya keong macan tidak dapat diketahui namun hingga tahun 2008
masih ada nelayan yang mengumpulkan keong macan Jika secara komersial
tidak menguntungkan tentunya nelayan akan menghentikan usaha
penangkapan keong macan ini dengan sendirinya
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1) Hasil tangkapan keong macan dari bubu lipat hanya berjumlah 23 (66
ekor) dengan bobot 2 (1393 gram)
2) Hasil tangkapan keong macan lebih banyak diperoleh jika kegiatan
penangkapan dilakukan malam han saat musim timur menggunakan umpan
ikan rucah dan terpasang di dalam laut selama kira-kira 12 jam
Saran
Dengan status pemanfaatan sumberdaya keong macan yang belum jelas
maka sebaiknya dilakukan penelitan tentang berapa besar potensi kaong macan
di periaran tertentu Hal ini sebaiknya juga didukung oleh data aktivitas
penangkapan keong macan Penangkapan keong macan sebaiknya dilkakukan
pada malam hari menggunakan umpan ikan rucah dengan lama pemasangan di
dalam laut 12 jam
N-I08
Prosiding Seminar Nasional Maluska 2 HMoluska Peluang Bisnis dan Kanservasi Bogar 11-12 Februari 2009
DAFTAR PUSTAKA
Diniah 2008 Pengenalan Perikanan Tangkap Bogor Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Fakultas Perikanan dan IImu Kelautan Institut Pertanian Bogor 60 hal
Lismawati D 2005 Perbandingan HasdiJ Tangkapan Keong Macan antara Bubu Karang Serang dengan Bubu Papabuhanratu Bogor Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Fakultas Perikanan dan IImu Kelautan Institut Pertanian Bogor 65 hal
Yulianda F 2003 Beberapa aspek biologi reproduksi keong macan (Babylonia spirata Linnaeus 1758) [Disertasi) (tidak dipublikasikan) Bogor Institut Pertanian Bogor Fakultas Perikanan dan IImu Kelautan Hal 3
Zein M 2003 Pengaruh Jenis Umpan dan Lama Perendaman Jaring Jodang terhadap Hasil Tangkapan Keong Macan (Babylonia spirata L) di teluk Palabuhanratu Jawa Barat Bogor Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Fakultas Perikanan dan IImu Kelautan Institut Pertanian Bogar 52 hal
N-I09
Prosiding Seminar Nasional Moluska 2 Moluska Peluang Bisnis dan Konservasi Bogor II-I2 Februari 2009
PENDAHULUAN
Keong macan (Babylonia spirala L) sudah dikenal dan digemari oleh
masyarakat baik di dalam negeri maupun mancanegara karena rasanya yang
enak dan berglzi tinggi Permintaan keong macan saat inj cukup tlnggi Keong
macan merupakan salah satu komodjti ekspor Indonesia ke beberapa negara
seperti RRe Taiwan Hongkong Malaysia dan Singapura (Yulianda 2003)
Tingginya permintaan terhadap keong macan inj menunjukkan bahwa keong
macan salah satu produksi perikanan yang potensial mendatangkan devisa
negara
Wilayah pemanfaatan sumber daya keong macan yang potenslal
diantaranya Perairan Palabuhanratu di selatan Jawa dan Karang Serang di utara
Jawa Pemanfaatan sumber daya keong macan di kedua lokasi tersebut
dilakukan menggunakan bubu dengan konstruksl yang berbeda Studi mengenai
bubu penangkap keong macan telah ditakukan oIeh Zein M menggunakan jaring
jodang bundar pada tahun 2003 di Perairan Palabuhanratu dan Lismawati D
menggunakan janng jodang segi empat dan bubu keong macan bambu pada
tahun 2005 Perairan Karang Serang
Dalam penelitian ini diujikan bubu lipat dengan ukuTan yang lebih besar
dibandingkan dengan tiga jenis bubu yang telah diujikan oleh peneliti terdahulu
Bubu lipat sebelumnya digunakan untuk menangkap rajungan terutama di
Perairan Cirebon Dengan konstruksi mulut bubu yang melebar di posisi
diagonal diharapkan dapat dimanfaatkan untuk menangkap ke~g macan
Penelitian Ini bertujuan untuk menentukan komposisi hasU tangkapan bubu lipat
di Perairan Palabuhanratu dan dengan menyandingkannyamiddot dengan hasil
penelitian terdahulu yang menggunakan bubu yang berbeda dengan bubu lipat
diharapkari dapat memberikan gambaran tentang kapan waktu penangkapan
keong macan yang lebih balk
METODE Penelitlan Ini menggunakan bubu lipat (Gambar 1) sebanyak 20 unit Uji
coba dilakukan di Perairan Palabuhanratu (Gambar 2) pada Bulan Agustus 2005
untuk 20 trip dengan per1akuan saat pemasangan malam dan siang han masingshy
masing 10 trip Lama pemasangan bubu sekitar 10-12 jam Bubu dioperasikan
dengan longine trap system (Gambar 3) dan menggunakan umpan ikan rucah
Has1 tangkapan bubu dihitung jumlah dan bobotnya serta diukur panjangnya
IV-I 03
Prosiding Seminar Nasional Motuska 2 Moluska Peluang Bisnis dan Konservasi
Bogor 11-12 Februarl2009
Data hasil tangkapan ini selanjutnya disandingkan dengan hasil
tangkapan yang dlperoleh Zein M (2003) dan Lismawati D (2005) Selanjutnya
dideskripsikan untuk mendapatkan gambaran tentang waktu pemanfaatan keong
macan yang lebih baik
35cm
50cm if------ 75cm --------~--
Gambar 1 Bubu lipat uji coba
1063230 _ dserah penangkapan keong maC3D
G~mbar 2 Lokasi pengoperasian bubu lipat
IV-104
Prosiding Seminar Nasional Moluska 2 Moluska Peluang Bisnis dan Konservasi Bogor 11middot12 Februari 2009
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil tangkapan bubu lipat
Hasil tangkapan keong macan yang diperoleh dengan bubu lipat hanya
berjumlah 23 yaitu sebanyak 66 ekor dengan berat 1393 gram atau 2 dari
total bobot tangkapan (Gambar 4) Ukuran panjang keong macan yang
tertangkap berkisar antara 25 - 65 em dan bobot rata ata individu sebesar 21
gram
~~--~ Tali utama PE e 8 mm 10 m ~---~~ i 1
Tallcabang PE Smm 5m
-------------------- ~
r-- i Pelampung_~ g _ Tali setamtal PE 2 mm 20-40 m I
~51middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot-middotmiddot TaHutamaPE8m~tbullbull_-bullbullbullbullbullbullbull-shy
r----- I T ~ i
-----~ ~ - ~
-~--~--~-~- -~-~~ -middot middotPemberal (balu kaHI 5 kg ---- bullbull bull bullbullbull bull
Gambar 3 Cara pengoperasian bubu lipat
221
98 1II1II Keong macan _ Non keong m~
~Non keong macan _ Keong macan I Jumlah (ekor) Bobot (gram)
Gambar 4 Komposisi hasil tangkapan bubu lipat
N-I05
Prosiding Seminar Nasional Moluska 2 Moluska Peluang Bisnis dan Konservasi
Bogar 11-12 Februari 2009
HasH tangkapan keong macan bukanlah yang dominan dari bubu lipat ini
Hasil tangkapan terbanyak dari non keong macan adalah rajungan (Portunus sp)
dengan nilai lebih tinggi dibsndingkan jumlah dan berat keong macan Selain
diduga karen a di fishing ground sedang banyak rajungan hal ini tampaknya
disebabkan juga oleh konstruksi mulut bubu yang lebar sehingga rajungan
memang lebih mudah masuk Umumnya alat penangkap keong macan
mempunyai ukuran mulut yang lebih kecil kira-kira berdiameter 10 cm (Gambar
5) namun ukuran mulut pada bubu lipat adalah 30 cm
Ukuran mulut bubu
Jaring jodang bundar Jaring jodang segi empat Bubu keong macan
Gambar 5 Ukuran mulut bubu penangkap keong macan (Diniah 2(08)
Hasil tangkapan yang diperoleh pada pengoperasian malam hari lebih
banyak dan lebih berat dibandingkan dengan hasil tangkapan siang han
(Gambar 6) Ukuran individu rata-rata hasil tangkapan yang diperoleh malam
hari lebih besar dibandingkan yang diperoleh pada siang hart Sobot individu
rata-rata dari hasil tangkapan pada malam hari adalah 23 gram denganpanjang
berkisar antara 25 - 65 em sedangkan hasil tangkapan siang han berbobot
rata-rata 17 gram dengan panjang berkisar antara 35 - 5 em
Jumlah (ekor) Bobot (gram)
Gambar 6 Hasil tangkapan bubu lipat per waktu pemasangan
N-I06
Prosiding Seminar Nasional Moluska 2 Maluska Peluang Bisnis dan KanserlQsi Bagar 11-12 Februari 2009
Hasil tangkapan jenis bubu lain
HasH tangkapan keang macan dari jaring jodang bundar dibedakan atas
lama pemasangan bubu di dalam laut dan jenis umpan yang digunakan (Zein M
2003) HasH tangkapan yang diperoleh dari lama pemasangan 12 jam lebih
banyak dibandingkan dengan lama pemasangan 24 jam berjumlah 637 ekor
dengan babot 6618 gram Hasil tangkapan berumpan ikan rucah menghasilkan
jumlah dan bobot lebih banyak Selengkap mengenai hasil tangkapan jaring
jodang bundar seperti tampak dalam Tabel1
Tabel1 Hasil tangkapan janng jodang bundar
Lama pemasangan bubu dalam laut Totalhasil 12 jam 24 jamJanis umpan
Jumlah Bobot Jumlah Bobot Jumlah Bobol (akor (gram) (ekor) JgrarnJ (ekor) (gram)
Umpan kulit 267 2837 175 1849 442 4686kambing 6000
UmEan ikan rucah 370 3881 252 2719 622 I Jumlah tangkapan 637 6618 427 4568 I 1062 11286 Sumber Dlolah dan data Zein M (2003)
Lismawati D membedakan hasil tangkapan berdasarkan musim barat dan
musim timur Hasil tangkapan keong macan di musim timur lebih banyak
dibandingka musim barat Hasil tangkapam jaring jodang segi empat temyata
lebih banyak dibandingkan dengan bubu keong macan SeJengkapnya
mengenai hal ini dapat dilihat dalam Tabel2
T abel 2 Hasil tangkapan jaring jodang segi empat dan bubu keong macan
Musim penangkapan Total hasilMusim barat Musim timur
tyruII1CIf Jenis alat tangkap
yang digunakan Jumlah Sobot Jumlah Sabot JumiRh Bobot (ekor) (gram) (ekor) (gramJ (ekor) (gram)
Jaring jOGang segi 10 355 87 1300 97 1655 4
Bubu keollg 5 175 59 1080 64 1255 macan
Jumlah tangkapan 15 530 146 2380 161 2910 Sumber Dlolah dan data Lismawati D (2005)
Berdasarkan data tangkapan yang diperoleh maka dapat dinyatakan
bahwa sebaiknya menangkap keong macan dilakukan pada malam han saat
musim timur dengan umpan ikan rucah dan lama pemasangan di dalam laut 12
IV-I 07
Prosiding Seminar Nasional Moluska 2 Moluska Peluang Bisnis dan Konservasi
Bogor 11-12 Februari 2009
jam Batas jumlah tangkapan yang diperbolehkan belum dapat dikemukakan
karena angka potensi keong macan belum diketahui Semua jenis bubu
penangkap keong macan dapat digunakan dalam operasional pemanfaatan
sumberdaya keong macan kecuali bubu lipat Bubu lipat yang akan digunakan
khusus untuk menangkap keong macan sebaiknya dimodifikasi terlebih dahulu
yaitu dengan memperkecilukuran bubu dan memperpendek ukuran mulutnya
Hasil tangkapan dan jenis alat penangkap keong macan secara formal
tidak tercatat di dalam statistik perikanan Indonesia Hal ini menjadi
keterbatasan jika akan dilakukan pengembangan dalam pengelolaan dan
pemanfaatan sumberdaya keong macan Sejauh mana status pemanfaatan
sumberdaya keong macan tidak dapat diketahui namun hingga tahun 2008
masih ada nelayan yang mengumpulkan keong macan Jika secara komersial
tidak menguntungkan tentunya nelayan akan menghentikan usaha
penangkapan keong macan ini dengan sendirinya
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1) Hasil tangkapan keong macan dari bubu lipat hanya berjumlah 23 (66
ekor) dengan bobot 2 (1393 gram)
2) Hasil tangkapan keong macan lebih banyak diperoleh jika kegiatan
penangkapan dilakukan malam han saat musim timur menggunakan umpan
ikan rucah dan terpasang di dalam laut selama kira-kira 12 jam
Saran
Dengan status pemanfaatan sumberdaya keong macan yang belum jelas
maka sebaiknya dilakukan penelitan tentang berapa besar potensi kaong macan
di periaran tertentu Hal ini sebaiknya juga didukung oleh data aktivitas
penangkapan keong macan Penangkapan keong macan sebaiknya dilkakukan
pada malam hari menggunakan umpan ikan rucah dengan lama pemasangan di
dalam laut 12 jam
N-I08
Prosiding Seminar Nasional Maluska 2 HMoluska Peluang Bisnis dan Kanservasi Bogar 11-12 Februari 2009
DAFTAR PUSTAKA
Diniah 2008 Pengenalan Perikanan Tangkap Bogor Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Fakultas Perikanan dan IImu Kelautan Institut Pertanian Bogor 60 hal
Lismawati D 2005 Perbandingan HasdiJ Tangkapan Keong Macan antara Bubu Karang Serang dengan Bubu Papabuhanratu Bogor Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Fakultas Perikanan dan IImu Kelautan Institut Pertanian Bogor 65 hal
Yulianda F 2003 Beberapa aspek biologi reproduksi keong macan (Babylonia spirata Linnaeus 1758) [Disertasi) (tidak dipublikasikan) Bogor Institut Pertanian Bogor Fakultas Perikanan dan IImu Kelautan Hal 3
Zein M 2003 Pengaruh Jenis Umpan dan Lama Perendaman Jaring Jodang terhadap Hasil Tangkapan Keong Macan (Babylonia spirata L) di teluk Palabuhanratu Jawa Barat Bogor Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Fakultas Perikanan dan IImu Kelautan Institut Pertanian Bogar 52 hal
N-I09
Prosiding Seminar Nasional Motuska 2 Moluska Peluang Bisnis dan Konservasi
Bogor 11-12 Februarl2009
Data hasil tangkapan ini selanjutnya disandingkan dengan hasil
tangkapan yang dlperoleh Zein M (2003) dan Lismawati D (2005) Selanjutnya
dideskripsikan untuk mendapatkan gambaran tentang waktu pemanfaatan keong
macan yang lebih baik
35cm
50cm if------ 75cm --------~--
Gambar 1 Bubu lipat uji coba
1063230 _ dserah penangkapan keong maC3D
G~mbar 2 Lokasi pengoperasian bubu lipat
IV-104
Prosiding Seminar Nasional Moluska 2 Moluska Peluang Bisnis dan Konservasi Bogor 11middot12 Februari 2009
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil tangkapan bubu lipat
Hasil tangkapan keong macan yang diperoleh dengan bubu lipat hanya
berjumlah 23 yaitu sebanyak 66 ekor dengan berat 1393 gram atau 2 dari
total bobot tangkapan (Gambar 4) Ukuran panjang keong macan yang
tertangkap berkisar antara 25 - 65 em dan bobot rata ata individu sebesar 21
gram
~~--~ Tali utama PE e 8 mm 10 m ~---~~ i 1
Tallcabang PE Smm 5m
-------------------- ~
r-- i Pelampung_~ g _ Tali setamtal PE 2 mm 20-40 m I
~51middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot-middotmiddot TaHutamaPE8m~tbullbull_-bullbullbullbullbullbullbull-shy
r----- I T ~ i
-----~ ~ - ~
-~--~--~-~- -~-~~ -middot middotPemberal (balu kaHI 5 kg ---- bullbull bull bullbullbull bull
Gambar 3 Cara pengoperasian bubu lipat
221
98 1II1II Keong macan _ Non keong m~
~Non keong macan _ Keong macan I Jumlah (ekor) Bobot (gram)
Gambar 4 Komposisi hasil tangkapan bubu lipat
N-I05
Prosiding Seminar Nasional Moluska 2 Moluska Peluang Bisnis dan Konservasi
Bogar 11-12 Februari 2009
HasH tangkapan keong macan bukanlah yang dominan dari bubu lipat ini
Hasil tangkapan terbanyak dari non keong macan adalah rajungan (Portunus sp)
dengan nilai lebih tinggi dibsndingkan jumlah dan berat keong macan Selain
diduga karen a di fishing ground sedang banyak rajungan hal ini tampaknya
disebabkan juga oleh konstruksi mulut bubu yang lebar sehingga rajungan
memang lebih mudah masuk Umumnya alat penangkap keong macan
mempunyai ukuran mulut yang lebih kecil kira-kira berdiameter 10 cm (Gambar
5) namun ukuran mulut pada bubu lipat adalah 30 cm
Ukuran mulut bubu
Jaring jodang bundar Jaring jodang segi empat Bubu keong macan
Gambar 5 Ukuran mulut bubu penangkap keong macan (Diniah 2(08)
Hasil tangkapan yang diperoleh pada pengoperasian malam hari lebih
banyak dan lebih berat dibandingkan dengan hasil tangkapan siang han
(Gambar 6) Ukuran individu rata-rata hasil tangkapan yang diperoleh malam
hari lebih besar dibandingkan yang diperoleh pada siang hart Sobot individu
rata-rata dari hasil tangkapan pada malam hari adalah 23 gram denganpanjang
berkisar antara 25 - 65 em sedangkan hasil tangkapan siang han berbobot
rata-rata 17 gram dengan panjang berkisar antara 35 - 5 em
Jumlah (ekor) Bobot (gram)
Gambar 6 Hasil tangkapan bubu lipat per waktu pemasangan
N-I06
Prosiding Seminar Nasional Moluska 2 Maluska Peluang Bisnis dan KanserlQsi Bagar 11-12 Februari 2009
Hasil tangkapan jenis bubu lain
HasH tangkapan keang macan dari jaring jodang bundar dibedakan atas
lama pemasangan bubu di dalam laut dan jenis umpan yang digunakan (Zein M
2003) HasH tangkapan yang diperoleh dari lama pemasangan 12 jam lebih
banyak dibandingkan dengan lama pemasangan 24 jam berjumlah 637 ekor
dengan babot 6618 gram Hasil tangkapan berumpan ikan rucah menghasilkan
jumlah dan bobot lebih banyak Selengkap mengenai hasil tangkapan jaring
jodang bundar seperti tampak dalam Tabel1
Tabel1 Hasil tangkapan janng jodang bundar
Lama pemasangan bubu dalam laut Totalhasil 12 jam 24 jamJanis umpan
Jumlah Bobot Jumlah Bobot Jumlah Bobol (akor (gram) (ekor) JgrarnJ (ekor) (gram)
Umpan kulit 267 2837 175 1849 442 4686kambing 6000
UmEan ikan rucah 370 3881 252 2719 622 I Jumlah tangkapan 637 6618 427 4568 I 1062 11286 Sumber Dlolah dan data Zein M (2003)
Lismawati D membedakan hasil tangkapan berdasarkan musim barat dan
musim timur Hasil tangkapan keong macan di musim timur lebih banyak
dibandingka musim barat Hasil tangkapam jaring jodang segi empat temyata
lebih banyak dibandingkan dengan bubu keong macan SeJengkapnya
mengenai hal ini dapat dilihat dalam Tabel2
T abel 2 Hasil tangkapan jaring jodang segi empat dan bubu keong macan
Musim penangkapan Total hasilMusim barat Musim timur
tyruII1CIf Jenis alat tangkap
yang digunakan Jumlah Sobot Jumlah Sabot JumiRh Bobot (ekor) (gram) (ekor) (gramJ (ekor) (gram)
Jaring jOGang segi 10 355 87 1300 97 1655 4
Bubu keollg 5 175 59 1080 64 1255 macan
Jumlah tangkapan 15 530 146 2380 161 2910 Sumber Dlolah dan data Lismawati D (2005)
Berdasarkan data tangkapan yang diperoleh maka dapat dinyatakan
bahwa sebaiknya menangkap keong macan dilakukan pada malam han saat
musim timur dengan umpan ikan rucah dan lama pemasangan di dalam laut 12
IV-I 07
Prosiding Seminar Nasional Moluska 2 Moluska Peluang Bisnis dan Konservasi
Bogor 11-12 Februari 2009
jam Batas jumlah tangkapan yang diperbolehkan belum dapat dikemukakan
karena angka potensi keong macan belum diketahui Semua jenis bubu
penangkap keong macan dapat digunakan dalam operasional pemanfaatan
sumberdaya keong macan kecuali bubu lipat Bubu lipat yang akan digunakan
khusus untuk menangkap keong macan sebaiknya dimodifikasi terlebih dahulu
yaitu dengan memperkecilukuran bubu dan memperpendek ukuran mulutnya
Hasil tangkapan dan jenis alat penangkap keong macan secara formal
tidak tercatat di dalam statistik perikanan Indonesia Hal ini menjadi
keterbatasan jika akan dilakukan pengembangan dalam pengelolaan dan
pemanfaatan sumberdaya keong macan Sejauh mana status pemanfaatan
sumberdaya keong macan tidak dapat diketahui namun hingga tahun 2008
masih ada nelayan yang mengumpulkan keong macan Jika secara komersial
tidak menguntungkan tentunya nelayan akan menghentikan usaha
penangkapan keong macan ini dengan sendirinya
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1) Hasil tangkapan keong macan dari bubu lipat hanya berjumlah 23 (66
ekor) dengan bobot 2 (1393 gram)
2) Hasil tangkapan keong macan lebih banyak diperoleh jika kegiatan
penangkapan dilakukan malam han saat musim timur menggunakan umpan
ikan rucah dan terpasang di dalam laut selama kira-kira 12 jam
Saran
Dengan status pemanfaatan sumberdaya keong macan yang belum jelas
maka sebaiknya dilakukan penelitan tentang berapa besar potensi kaong macan
di periaran tertentu Hal ini sebaiknya juga didukung oleh data aktivitas
penangkapan keong macan Penangkapan keong macan sebaiknya dilkakukan
pada malam hari menggunakan umpan ikan rucah dengan lama pemasangan di
dalam laut 12 jam
N-I08
Prosiding Seminar Nasional Maluska 2 HMoluska Peluang Bisnis dan Kanservasi Bogar 11-12 Februari 2009
DAFTAR PUSTAKA
Diniah 2008 Pengenalan Perikanan Tangkap Bogor Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Fakultas Perikanan dan IImu Kelautan Institut Pertanian Bogor 60 hal
Lismawati D 2005 Perbandingan HasdiJ Tangkapan Keong Macan antara Bubu Karang Serang dengan Bubu Papabuhanratu Bogor Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Fakultas Perikanan dan IImu Kelautan Institut Pertanian Bogor 65 hal
Yulianda F 2003 Beberapa aspek biologi reproduksi keong macan (Babylonia spirata Linnaeus 1758) [Disertasi) (tidak dipublikasikan) Bogor Institut Pertanian Bogor Fakultas Perikanan dan IImu Kelautan Hal 3
Zein M 2003 Pengaruh Jenis Umpan dan Lama Perendaman Jaring Jodang terhadap Hasil Tangkapan Keong Macan (Babylonia spirata L) di teluk Palabuhanratu Jawa Barat Bogor Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Fakultas Perikanan dan IImu Kelautan Institut Pertanian Bogar 52 hal
N-I09
Prosiding Seminar Nasional Moluska 2 Moluska Peluang Bisnis dan Konservasi Bogor 11middot12 Februari 2009
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil tangkapan bubu lipat
Hasil tangkapan keong macan yang diperoleh dengan bubu lipat hanya
berjumlah 23 yaitu sebanyak 66 ekor dengan berat 1393 gram atau 2 dari
total bobot tangkapan (Gambar 4) Ukuran panjang keong macan yang
tertangkap berkisar antara 25 - 65 em dan bobot rata ata individu sebesar 21
gram
~~--~ Tali utama PE e 8 mm 10 m ~---~~ i 1
Tallcabang PE Smm 5m
-------------------- ~
r-- i Pelampung_~ g _ Tali setamtal PE 2 mm 20-40 m I
~51middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot-middotmiddot TaHutamaPE8m~tbullbull_-bullbullbullbullbullbullbull-shy
r----- I T ~ i
-----~ ~ - ~
-~--~--~-~- -~-~~ -middot middotPemberal (balu kaHI 5 kg ---- bullbull bull bullbullbull bull
Gambar 3 Cara pengoperasian bubu lipat
221
98 1II1II Keong macan _ Non keong m~
~Non keong macan _ Keong macan I Jumlah (ekor) Bobot (gram)
Gambar 4 Komposisi hasil tangkapan bubu lipat
N-I05
Prosiding Seminar Nasional Moluska 2 Moluska Peluang Bisnis dan Konservasi
Bogar 11-12 Februari 2009
HasH tangkapan keong macan bukanlah yang dominan dari bubu lipat ini
Hasil tangkapan terbanyak dari non keong macan adalah rajungan (Portunus sp)
dengan nilai lebih tinggi dibsndingkan jumlah dan berat keong macan Selain
diduga karen a di fishing ground sedang banyak rajungan hal ini tampaknya
disebabkan juga oleh konstruksi mulut bubu yang lebar sehingga rajungan
memang lebih mudah masuk Umumnya alat penangkap keong macan
mempunyai ukuran mulut yang lebih kecil kira-kira berdiameter 10 cm (Gambar
5) namun ukuran mulut pada bubu lipat adalah 30 cm
Ukuran mulut bubu
Jaring jodang bundar Jaring jodang segi empat Bubu keong macan
Gambar 5 Ukuran mulut bubu penangkap keong macan (Diniah 2(08)
Hasil tangkapan yang diperoleh pada pengoperasian malam hari lebih
banyak dan lebih berat dibandingkan dengan hasil tangkapan siang han
(Gambar 6) Ukuran individu rata-rata hasil tangkapan yang diperoleh malam
hari lebih besar dibandingkan yang diperoleh pada siang hart Sobot individu
rata-rata dari hasil tangkapan pada malam hari adalah 23 gram denganpanjang
berkisar antara 25 - 65 em sedangkan hasil tangkapan siang han berbobot
rata-rata 17 gram dengan panjang berkisar antara 35 - 5 em
Jumlah (ekor) Bobot (gram)
Gambar 6 Hasil tangkapan bubu lipat per waktu pemasangan
N-I06
Prosiding Seminar Nasional Moluska 2 Maluska Peluang Bisnis dan KanserlQsi Bagar 11-12 Februari 2009
Hasil tangkapan jenis bubu lain
HasH tangkapan keang macan dari jaring jodang bundar dibedakan atas
lama pemasangan bubu di dalam laut dan jenis umpan yang digunakan (Zein M
2003) HasH tangkapan yang diperoleh dari lama pemasangan 12 jam lebih
banyak dibandingkan dengan lama pemasangan 24 jam berjumlah 637 ekor
dengan babot 6618 gram Hasil tangkapan berumpan ikan rucah menghasilkan
jumlah dan bobot lebih banyak Selengkap mengenai hasil tangkapan jaring
jodang bundar seperti tampak dalam Tabel1
Tabel1 Hasil tangkapan janng jodang bundar
Lama pemasangan bubu dalam laut Totalhasil 12 jam 24 jamJanis umpan
Jumlah Bobot Jumlah Bobot Jumlah Bobol (akor (gram) (ekor) JgrarnJ (ekor) (gram)
Umpan kulit 267 2837 175 1849 442 4686kambing 6000
UmEan ikan rucah 370 3881 252 2719 622 I Jumlah tangkapan 637 6618 427 4568 I 1062 11286 Sumber Dlolah dan data Zein M (2003)
Lismawati D membedakan hasil tangkapan berdasarkan musim barat dan
musim timur Hasil tangkapan keong macan di musim timur lebih banyak
dibandingka musim barat Hasil tangkapam jaring jodang segi empat temyata
lebih banyak dibandingkan dengan bubu keong macan SeJengkapnya
mengenai hal ini dapat dilihat dalam Tabel2
T abel 2 Hasil tangkapan jaring jodang segi empat dan bubu keong macan
Musim penangkapan Total hasilMusim barat Musim timur
tyruII1CIf Jenis alat tangkap
yang digunakan Jumlah Sobot Jumlah Sabot JumiRh Bobot (ekor) (gram) (ekor) (gramJ (ekor) (gram)
Jaring jOGang segi 10 355 87 1300 97 1655 4
Bubu keollg 5 175 59 1080 64 1255 macan
Jumlah tangkapan 15 530 146 2380 161 2910 Sumber Dlolah dan data Lismawati D (2005)
Berdasarkan data tangkapan yang diperoleh maka dapat dinyatakan
bahwa sebaiknya menangkap keong macan dilakukan pada malam han saat
musim timur dengan umpan ikan rucah dan lama pemasangan di dalam laut 12
IV-I 07
Prosiding Seminar Nasional Moluska 2 Moluska Peluang Bisnis dan Konservasi
Bogor 11-12 Februari 2009
jam Batas jumlah tangkapan yang diperbolehkan belum dapat dikemukakan
karena angka potensi keong macan belum diketahui Semua jenis bubu
penangkap keong macan dapat digunakan dalam operasional pemanfaatan
sumberdaya keong macan kecuali bubu lipat Bubu lipat yang akan digunakan
khusus untuk menangkap keong macan sebaiknya dimodifikasi terlebih dahulu
yaitu dengan memperkecilukuran bubu dan memperpendek ukuran mulutnya
Hasil tangkapan dan jenis alat penangkap keong macan secara formal
tidak tercatat di dalam statistik perikanan Indonesia Hal ini menjadi
keterbatasan jika akan dilakukan pengembangan dalam pengelolaan dan
pemanfaatan sumberdaya keong macan Sejauh mana status pemanfaatan
sumberdaya keong macan tidak dapat diketahui namun hingga tahun 2008
masih ada nelayan yang mengumpulkan keong macan Jika secara komersial
tidak menguntungkan tentunya nelayan akan menghentikan usaha
penangkapan keong macan ini dengan sendirinya
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1) Hasil tangkapan keong macan dari bubu lipat hanya berjumlah 23 (66
ekor) dengan bobot 2 (1393 gram)
2) Hasil tangkapan keong macan lebih banyak diperoleh jika kegiatan
penangkapan dilakukan malam han saat musim timur menggunakan umpan
ikan rucah dan terpasang di dalam laut selama kira-kira 12 jam
Saran
Dengan status pemanfaatan sumberdaya keong macan yang belum jelas
maka sebaiknya dilakukan penelitan tentang berapa besar potensi kaong macan
di periaran tertentu Hal ini sebaiknya juga didukung oleh data aktivitas
penangkapan keong macan Penangkapan keong macan sebaiknya dilkakukan
pada malam hari menggunakan umpan ikan rucah dengan lama pemasangan di
dalam laut 12 jam
N-I08
Prosiding Seminar Nasional Maluska 2 HMoluska Peluang Bisnis dan Kanservasi Bogar 11-12 Februari 2009
DAFTAR PUSTAKA
Diniah 2008 Pengenalan Perikanan Tangkap Bogor Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Fakultas Perikanan dan IImu Kelautan Institut Pertanian Bogor 60 hal
Lismawati D 2005 Perbandingan HasdiJ Tangkapan Keong Macan antara Bubu Karang Serang dengan Bubu Papabuhanratu Bogor Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Fakultas Perikanan dan IImu Kelautan Institut Pertanian Bogor 65 hal
Yulianda F 2003 Beberapa aspek biologi reproduksi keong macan (Babylonia spirata Linnaeus 1758) [Disertasi) (tidak dipublikasikan) Bogor Institut Pertanian Bogor Fakultas Perikanan dan IImu Kelautan Hal 3
Zein M 2003 Pengaruh Jenis Umpan dan Lama Perendaman Jaring Jodang terhadap Hasil Tangkapan Keong Macan (Babylonia spirata L) di teluk Palabuhanratu Jawa Barat Bogor Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Fakultas Perikanan dan IImu Kelautan Institut Pertanian Bogar 52 hal
N-I09
Prosiding Seminar Nasional Moluska 2 Moluska Peluang Bisnis dan Konservasi
Bogar 11-12 Februari 2009
HasH tangkapan keong macan bukanlah yang dominan dari bubu lipat ini
Hasil tangkapan terbanyak dari non keong macan adalah rajungan (Portunus sp)
dengan nilai lebih tinggi dibsndingkan jumlah dan berat keong macan Selain
diduga karen a di fishing ground sedang banyak rajungan hal ini tampaknya
disebabkan juga oleh konstruksi mulut bubu yang lebar sehingga rajungan
memang lebih mudah masuk Umumnya alat penangkap keong macan
mempunyai ukuran mulut yang lebih kecil kira-kira berdiameter 10 cm (Gambar
5) namun ukuran mulut pada bubu lipat adalah 30 cm
Ukuran mulut bubu
Jaring jodang bundar Jaring jodang segi empat Bubu keong macan
Gambar 5 Ukuran mulut bubu penangkap keong macan (Diniah 2(08)
Hasil tangkapan yang diperoleh pada pengoperasian malam hari lebih
banyak dan lebih berat dibandingkan dengan hasil tangkapan siang han
(Gambar 6) Ukuran individu rata-rata hasil tangkapan yang diperoleh malam
hari lebih besar dibandingkan yang diperoleh pada siang hart Sobot individu
rata-rata dari hasil tangkapan pada malam hari adalah 23 gram denganpanjang
berkisar antara 25 - 65 em sedangkan hasil tangkapan siang han berbobot
rata-rata 17 gram dengan panjang berkisar antara 35 - 5 em
Jumlah (ekor) Bobot (gram)
Gambar 6 Hasil tangkapan bubu lipat per waktu pemasangan
N-I06
Prosiding Seminar Nasional Moluska 2 Maluska Peluang Bisnis dan KanserlQsi Bagar 11-12 Februari 2009
Hasil tangkapan jenis bubu lain
HasH tangkapan keang macan dari jaring jodang bundar dibedakan atas
lama pemasangan bubu di dalam laut dan jenis umpan yang digunakan (Zein M
2003) HasH tangkapan yang diperoleh dari lama pemasangan 12 jam lebih
banyak dibandingkan dengan lama pemasangan 24 jam berjumlah 637 ekor
dengan babot 6618 gram Hasil tangkapan berumpan ikan rucah menghasilkan
jumlah dan bobot lebih banyak Selengkap mengenai hasil tangkapan jaring
jodang bundar seperti tampak dalam Tabel1
Tabel1 Hasil tangkapan janng jodang bundar
Lama pemasangan bubu dalam laut Totalhasil 12 jam 24 jamJanis umpan
Jumlah Bobot Jumlah Bobot Jumlah Bobol (akor (gram) (ekor) JgrarnJ (ekor) (gram)
Umpan kulit 267 2837 175 1849 442 4686kambing 6000
UmEan ikan rucah 370 3881 252 2719 622 I Jumlah tangkapan 637 6618 427 4568 I 1062 11286 Sumber Dlolah dan data Zein M (2003)
Lismawati D membedakan hasil tangkapan berdasarkan musim barat dan
musim timur Hasil tangkapan keong macan di musim timur lebih banyak
dibandingka musim barat Hasil tangkapam jaring jodang segi empat temyata
lebih banyak dibandingkan dengan bubu keong macan SeJengkapnya
mengenai hal ini dapat dilihat dalam Tabel2
T abel 2 Hasil tangkapan jaring jodang segi empat dan bubu keong macan
Musim penangkapan Total hasilMusim barat Musim timur
tyruII1CIf Jenis alat tangkap
yang digunakan Jumlah Sobot Jumlah Sabot JumiRh Bobot (ekor) (gram) (ekor) (gramJ (ekor) (gram)
Jaring jOGang segi 10 355 87 1300 97 1655 4
Bubu keollg 5 175 59 1080 64 1255 macan
Jumlah tangkapan 15 530 146 2380 161 2910 Sumber Dlolah dan data Lismawati D (2005)
Berdasarkan data tangkapan yang diperoleh maka dapat dinyatakan
bahwa sebaiknya menangkap keong macan dilakukan pada malam han saat
musim timur dengan umpan ikan rucah dan lama pemasangan di dalam laut 12
IV-I 07
Prosiding Seminar Nasional Moluska 2 Moluska Peluang Bisnis dan Konservasi
Bogor 11-12 Februari 2009
jam Batas jumlah tangkapan yang diperbolehkan belum dapat dikemukakan
karena angka potensi keong macan belum diketahui Semua jenis bubu
penangkap keong macan dapat digunakan dalam operasional pemanfaatan
sumberdaya keong macan kecuali bubu lipat Bubu lipat yang akan digunakan
khusus untuk menangkap keong macan sebaiknya dimodifikasi terlebih dahulu
yaitu dengan memperkecilukuran bubu dan memperpendek ukuran mulutnya
Hasil tangkapan dan jenis alat penangkap keong macan secara formal
tidak tercatat di dalam statistik perikanan Indonesia Hal ini menjadi
keterbatasan jika akan dilakukan pengembangan dalam pengelolaan dan
pemanfaatan sumberdaya keong macan Sejauh mana status pemanfaatan
sumberdaya keong macan tidak dapat diketahui namun hingga tahun 2008
masih ada nelayan yang mengumpulkan keong macan Jika secara komersial
tidak menguntungkan tentunya nelayan akan menghentikan usaha
penangkapan keong macan ini dengan sendirinya
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1) Hasil tangkapan keong macan dari bubu lipat hanya berjumlah 23 (66
ekor) dengan bobot 2 (1393 gram)
2) Hasil tangkapan keong macan lebih banyak diperoleh jika kegiatan
penangkapan dilakukan malam han saat musim timur menggunakan umpan
ikan rucah dan terpasang di dalam laut selama kira-kira 12 jam
Saran
Dengan status pemanfaatan sumberdaya keong macan yang belum jelas
maka sebaiknya dilakukan penelitan tentang berapa besar potensi kaong macan
di periaran tertentu Hal ini sebaiknya juga didukung oleh data aktivitas
penangkapan keong macan Penangkapan keong macan sebaiknya dilkakukan
pada malam hari menggunakan umpan ikan rucah dengan lama pemasangan di
dalam laut 12 jam
N-I08
Prosiding Seminar Nasional Maluska 2 HMoluska Peluang Bisnis dan Kanservasi Bogar 11-12 Februari 2009
DAFTAR PUSTAKA
Diniah 2008 Pengenalan Perikanan Tangkap Bogor Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Fakultas Perikanan dan IImu Kelautan Institut Pertanian Bogor 60 hal
Lismawati D 2005 Perbandingan HasdiJ Tangkapan Keong Macan antara Bubu Karang Serang dengan Bubu Papabuhanratu Bogor Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Fakultas Perikanan dan IImu Kelautan Institut Pertanian Bogor 65 hal
Yulianda F 2003 Beberapa aspek biologi reproduksi keong macan (Babylonia spirata Linnaeus 1758) [Disertasi) (tidak dipublikasikan) Bogor Institut Pertanian Bogor Fakultas Perikanan dan IImu Kelautan Hal 3
Zein M 2003 Pengaruh Jenis Umpan dan Lama Perendaman Jaring Jodang terhadap Hasil Tangkapan Keong Macan (Babylonia spirata L) di teluk Palabuhanratu Jawa Barat Bogor Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Fakultas Perikanan dan IImu Kelautan Institut Pertanian Bogar 52 hal
N-I09
Prosiding Seminar Nasional Moluska 2 Maluska Peluang Bisnis dan KanserlQsi Bagar 11-12 Februari 2009
Hasil tangkapan jenis bubu lain
HasH tangkapan keang macan dari jaring jodang bundar dibedakan atas
lama pemasangan bubu di dalam laut dan jenis umpan yang digunakan (Zein M
2003) HasH tangkapan yang diperoleh dari lama pemasangan 12 jam lebih
banyak dibandingkan dengan lama pemasangan 24 jam berjumlah 637 ekor
dengan babot 6618 gram Hasil tangkapan berumpan ikan rucah menghasilkan
jumlah dan bobot lebih banyak Selengkap mengenai hasil tangkapan jaring
jodang bundar seperti tampak dalam Tabel1
Tabel1 Hasil tangkapan janng jodang bundar
Lama pemasangan bubu dalam laut Totalhasil 12 jam 24 jamJanis umpan
Jumlah Bobot Jumlah Bobot Jumlah Bobol (akor (gram) (ekor) JgrarnJ (ekor) (gram)
Umpan kulit 267 2837 175 1849 442 4686kambing 6000
UmEan ikan rucah 370 3881 252 2719 622 I Jumlah tangkapan 637 6618 427 4568 I 1062 11286 Sumber Dlolah dan data Zein M (2003)
Lismawati D membedakan hasil tangkapan berdasarkan musim barat dan
musim timur Hasil tangkapan keong macan di musim timur lebih banyak
dibandingka musim barat Hasil tangkapam jaring jodang segi empat temyata
lebih banyak dibandingkan dengan bubu keong macan SeJengkapnya
mengenai hal ini dapat dilihat dalam Tabel2
T abel 2 Hasil tangkapan jaring jodang segi empat dan bubu keong macan
Musim penangkapan Total hasilMusim barat Musim timur
tyruII1CIf Jenis alat tangkap
yang digunakan Jumlah Sobot Jumlah Sabot JumiRh Bobot (ekor) (gram) (ekor) (gramJ (ekor) (gram)
Jaring jOGang segi 10 355 87 1300 97 1655 4
Bubu keollg 5 175 59 1080 64 1255 macan
Jumlah tangkapan 15 530 146 2380 161 2910 Sumber Dlolah dan data Lismawati D (2005)
Berdasarkan data tangkapan yang diperoleh maka dapat dinyatakan
bahwa sebaiknya menangkap keong macan dilakukan pada malam han saat
musim timur dengan umpan ikan rucah dan lama pemasangan di dalam laut 12
IV-I 07
Prosiding Seminar Nasional Moluska 2 Moluska Peluang Bisnis dan Konservasi
Bogor 11-12 Februari 2009
jam Batas jumlah tangkapan yang diperbolehkan belum dapat dikemukakan
karena angka potensi keong macan belum diketahui Semua jenis bubu
penangkap keong macan dapat digunakan dalam operasional pemanfaatan
sumberdaya keong macan kecuali bubu lipat Bubu lipat yang akan digunakan
khusus untuk menangkap keong macan sebaiknya dimodifikasi terlebih dahulu
yaitu dengan memperkecilukuran bubu dan memperpendek ukuran mulutnya
Hasil tangkapan dan jenis alat penangkap keong macan secara formal
tidak tercatat di dalam statistik perikanan Indonesia Hal ini menjadi
keterbatasan jika akan dilakukan pengembangan dalam pengelolaan dan
pemanfaatan sumberdaya keong macan Sejauh mana status pemanfaatan
sumberdaya keong macan tidak dapat diketahui namun hingga tahun 2008
masih ada nelayan yang mengumpulkan keong macan Jika secara komersial
tidak menguntungkan tentunya nelayan akan menghentikan usaha
penangkapan keong macan ini dengan sendirinya
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1) Hasil tangkapan keong macan dari bubu lipat hanya berjumlah 23 (66
ekor) dengan bobot 2 (1393 gram)
2) Hasil tangkapan keong macan lebih banyak diperoleh jika kegiatan
penangkapan dilakukan malam han saat musim timur menggunakan umpan
ikan rucah dan terpasang di dalam laut selama kira-kira 12 jam
Saran
Dengan status pemanfaatan sumberdaya keong macan yang belum jelas
maka sebaiknya dilakukan penelitan tentang berapa besar potensi kaong macan
di periaran tertentu Hal ini sebaiknya juga didukung oleh data aktivitas
penangkapan keong macan Penangkapan keong macan sebaiknya dilkakukan
pada malam hari menggunakan umpan ikan rucah dengan lama pemasangan di
dalam laut 12 jam
N-I08
Prosiding Seminar Nasional Maluska 2 HMoluska Peluang Bisnis dan Kanservasi Bogar 11-12 Februari 2009
DAFTAR PUSTAKA
Diniah 2008 Pengenalan Perikanan Tangkap Bogor Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Fakultas Perikanan dan IImu Kelautan Institut Pertanian Bogor 60 hal
Lismawati D 2005 Perbandingan HasdiJ Tangkapan Keong Macan antara Bubu Karang Serang dengan Bubu Papabuhanratu Bogor Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Fakultas Perikanan dan IImu Kelautan Institut Pertanian Bogor 65 hal
Yulianda F 2003 Beberapa aspek biologi reproduksi keong macan (Babylonia spirata Linnaeus 1758) [Disertasi) (tidak dipublikasikan) Bogor Institut Pertanian Bogor Fakultas Perikanan dan IImu Kelautan Hal 3
Zein M 2003 Pengaruh Jenis Umpan dan Lama Perendaman Jaring Jodang terhadap Hasil Tangkapan Keong Macan (Babylonia spirata L) di teluk Palabuhanratu Jawa Barat Bogor Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Fakultas Perikanan dan IImu Kelautan Institut Pertanian Bogar 52 hal
N-I09
Prosiding Seminar Nasional Moluska 2 Moluska Peluang Bisnis dan Konservasi
Bogor 11-12 Februari 2009
jam Batas jumlah tangkapan yang diperbolehkan belum dapat dikemukakan
karena angka potensi keong macan belum diketahui Semua jenis bubu
penangkap keong macan dapat digunakan dalam operasional pemanfaatan
sumberdaya keong macan kecuali bubu lipat Bubu lipat yang akan digunakan
khusus untuk menangkap keong macan sebaiknya dimodifikasi terlebih dahulu
yaitu dengan memperkecilukuran bubu dan memperpendek ukuran mulutnya
Hasil tangkapan dan jenis alat penangkap keong macan secara formal
tidak tercatat di dalam statistik perikanan Indonesia Hal ini menjadi
keterbatasan jika akan dilakukan pengembangan dalam pengelolaan dan
pemanfaatan sumberdaya keong macan Sejauh mana status pemanfaatan
sumberdaya keong macan tidak dapat diketahui namun hingga tahun 2008
masih ada nelayan yang mengumpulkan keong macan Jika secara komersial
tidak menguntungkan tentunya nelayan akan menghentikan usaha
penangkapan keong macan ini dengan sendirinya
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1) Hasil tangkapan keong macan dari bubu lipat hanya berjumlah 23 (66
ekor) dengan bobot 2 (1393 gram)
2) Hasil tangkapan keong macan lebih banyak diperoleh jika kegiatan
penangkapan dilakukan malam han saat musim timur menggunakan umpan
ikan rucah dan terpasang di dalam laut selama kira-kira 12 jam
Saran
Dengan status pemanfaatan sumberdaya keong macan yang belum jelas
maka sebaiknya dilakukan penelitan tentang berapa besar potensi kaong macan
di periaran tertentu Hal ini sebaiknya juga didukung oleh data aktivitas
penangkapan keong macan Penangkapan keong macan sebaiknya dilkakukan
pada malam hari menggunakan umpan ikan rucah dengan lama pemasangan di
dalam laut 12 jam
N-I08
Prosiding Seminar Nasional Maluska 2 HMoluska Peluang Bisnis dan Kanservasi Bogar 11-12 Februari 2009
DAFTAR PUSTAKA
Diniah 2008 Pengenalan Perikanan Tangkap Bogor Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Fakultas Perikanan dan IImu Kelautan Institut Pertanian Bogor 60 hal
Lismawati D 2005 Perbandingan HasdiJ Tangkapan Keong Macan antara Bubu Karang Serang dengan Bubu Papabuhanratu Bogor Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Fakultas Perikanan dan IImu Kelautan Institut Pertanian Bogor 65 hal
Yulianda F 2003 Beberapa aspek biologi reproduksi keong macan (Babylonia spirata Linnaeus 1758) [Disertasi) (tidak dipublikasikan) Bogor Institut Pertanian Bogor Fakultas Perikanan dan IImu Kelautan Hal 3
Zein M 2003 Pengaruh Jenis Umpan dan Lama Perendaman Jaring Jodang terhadap Hasil Tangkapan Keong Macan (Babylonia spirata L) di teluk Palabuhanratu Jawa Barat Bogor Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Fakultas Perikanan dan IImu Kelautan Institut Pertanian Bogar 52 hal
N-I09
Prosiding Seminar Nasional Maluska 2 HMoluska Peluang Bisnis dan Kanservasi Bogar 11-12 Februari 2009
DAFTAR PUSTAKA
Diniah 2008 Pengenalan Perikanan Tangkap Bogor Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Fakultas Perikanan dan IImu Kelautan Institut Pertanian Bogor 60 hal
Lismawati D 2005 Perbandingan HasdiJ Tangkapan Keong Macan antara Bubu Karang Serang dengan Bubu Papabuhanratu Bogor Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Fakultas Perikanan dan IImu Kelautan Institut Pertanian Bogor 65 hal
Yulianda F 2003 Beberapa aspek biologi reproduksi keong macan (Babylonia spirata Linnaeus 1758) [Disertasi) (tidak dipublikasikan) Bogor Institut Pertanian Bogor Fakultas Perikanan dan IImu Kelautan Hal 3
Zein M 2003 Pengaruh Jenis Umpan dan Lama Perendaman Jaring Jodang terhadap Hasil Tangkapan Keong Macan (Babylonia spirata L) di teluk Palabuhanratu Jawa Barat Bogor Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Fakultas Perikanan dan IImu Kelautan Institut Pertanian Bogar 52 hal
N-I09