PEMANFAATAN KEBUN RAYA BOGOR SEBAGAI...
Transcript of PEMANFAATAN KEBUN RAYA BOGOR SEBAGAI...
PEMANFAATAN KEBUN RAYA BOGOR SEBAGAI SUMBER
PEMBELAJARAN GEOGRAFI PADA SMA BINA INSANI
BOGOR
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Pada Jurusan Pendidikan IPS Konsentrasi Geografi.
Oleh
Febrillian Gemilang Putra
NIM: 1110015000097
PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H/2015 M
i
ABSTRAK
Febrillian Gemilang Putra. (NIM: 1110015000097). Pemanfaatan Kebun
Raya Bogor sebagai Sumber Pembelajaran geografi pada SMA Bina Insani
Bogor. Skripsi. Jakarta: Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah. 2015.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pemanfaatan Kebun Raya
Bogor sebagai Sumber Pembelajaran geografi pada SMA Bina Insani Bogor .
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif.
Sampel populasi dari penelitian ini adalah siswa/siswi SMA Bina Insani ( Kelas X
- IPS 1 ) tahun ajaran 2014/2015 yang berjumlah 19 orang dan guru geografi
SMA Bina Insani Bogor. Teknik pengumpulan data menggunakan metode
dokumentasi , wawancara, dan observasi. Metode dokumentasi digunakan untuk
melakukan pendataan siswa-siswi Kelas X - IPS 1 dan guru geografi SMA Bina
Insani Bogor serta pendataan tentang gambaran umum SMA Bina Insani Bogor.
Observasi digunakan untuk mengungkap serta mengetahui kegiatan belajar siswa-
siswi Kelas X - IPS 1 dengan memanfaatkan Kebun Raya Bogor sebagai Sumber
Pembelajaran Geografi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Sebelum siswa kelas X – IPS 1
dan guru geografi SMA Bina Insani melakukan kegiatan belajar di Kebun Raya
Bogor, siswa kelas X – IPS 1 dan guru geografi SMA Bina Insani lebih sering
melakukan kegiatan belajar pada mata pelajaran geografi di dalam kelas yang
dikarenakan guru geografi menggunakan sumber belajar berupa buku paket
pelajaran geografi. Selain buku paket pelajaran geografi, guru geografi tersebut
juga menggunakan sumber belajar lain seperti ensiklopedia, internet, dan
sebagainya. akibatnya peserta didik kelas X – IPS 1 merasa bosan atau jenuh,
bahkan ada yang mendapatkan hasil belajar geografi yang rendah sehingga pada
akhirnya guru geografi mengajak peserta didik kelas X – IPS 1 untuk melakukan
kegiatan pembelajaran geografi di Kebun Raya Bogor.
ii
Setelah siswa kelas X – IPS 1 dan guru geografi SMA Bina Insani
melakukan kegiatan belajar di Kebun Raya Bogor, rata – rata para peserta didik
menjadi senang, karena para peserta didik tersebut bisa belajar sambil refreshing.
Selain itu, para peserta didik juga cepat menangkap materi geografi juga, karena
yang dari teori di buku geografi bisa langsung dipraktekkan dan dilihat oleh para
peserta didik secara langsung.
iii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Tiada kata yang paling indah dan bermakna selain untaian kata syukur
kehadirat Allah SWT, atas berkat nikmat sehat, karunia serta ridho-Nya. Shalawat
dan salam penulis hanturkan kepada Nabi Muhammad SAW yang menjadi rahmat
bagi seluruh alam, sahabat dan pengikutnya hingga akhir zaman. Penulis
bersyukur karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya, skripsi ini dapat
diselesaikan dengan baik sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana
pendidikan (S.Pd) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam pembuatan dan penulisan skripsi ini tak lepas dari dukungan dan
dorongan serta jasa dari seluruh pihak. Oleh karena itu, penulis ingin
menyampaikan ucapan terimakasih tak terhingga kepada:
1. Nurlena Rifai, M. A Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Iwan Purwanto M.Pd, selaku Ketua Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial dan Drs.
Syaripulloh selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah
memberikan layanan akademik selama penulis menempuh perkuliahan.
3. Bapak Andri Noor Ardiyansyah, M. Si dan Bapak M. Noviadi Nugroho, M.
Pd Selaku dosen pembimbing skrispsi yang telah memberikan motivasi dan
meluangkan waktu, tenaga, serta pikirannya untuk membimbing hingga
terselesaikannya skripsi ini.
4. Seluruh Bapak/Ibu dosen program studi Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah
mendidik, mengajar, dan melatih dengan memberikan ilmu dan
pengetahuannya selama perkuliahan.
5. Kedua orang tua tercinta Farid Wajdi, S.H. dan Sulastri Sitorus yang tidak
lelah mendidik penulis sampai saat ini, curahan kasih sayang yang tulus, do’a-
do’a yang tiada henti mengalir, nasihat, motivasi serta dukungan moril
maupun materil yang selalu diberikan selama ini. Dan tak lupa keluarga
iv
tercinta, Adik-adikku , paman dan bibiku, sepupuku dan Nenek tercinta H.
Sofiah atas segala doa dan dukungannya selama ini.
6. Pimpinan Yayasan Bina Insani Bogor atau Sekolah Bina Insani Bogor Bapak
Dedi Supriyadi, S.Ag , para pengurus serta para tutor dan siswa – siswi SMA
Bina Insani Bogor Kelas XI – IPS 1 yang telah memfasilitasi penulis dalam
melakukan penelitian hingga selesai.
7. Teman-teman seperjuangan Penddidikan Ilmu Pengetahuan Sosial 2010,
Geografi 2010, ATK Fam’s, dan lain – lain Atas kebersamaan dan canda tawa
yang selalu tercipta selama masa perkuliahan.
Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Semoga
seluruh kebaikan, jasa, dan doanya yang telah diberikan kepada penulis
menjadi pintu datangnya ridho dan kasih sayang oleh Allah SWT di dunia dan
di akhirat kelak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya
dan bagi khazanah ilmu pengetahuan.
Ciputat, 12 Februari 2015
Penulis
Febrillian Gemilang Putra
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN MUNAQASAH
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
ABSTRAK ............................................................................................................ i
KATA PENGANTAR .........................................................................................iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ v
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... ..... viii
DAFTAR TABEL ………………………………………………………………ix
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………………xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..............................................................................1
B. Identifikasi Masalah ....................................................................................9
C. Pembatasan Masalah .................................................................................. 9
D. PerumusanMasalah .....................................................................................9
E. Tujuan Penelitian ......................................................................................10
F. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis ..................................................................................10
b. Manfaat Praktis ...................................................................................10
BAB II KAJIAN TEORI
A. Pemanfaatan ……………………………….………………..............…...11
B. Sejarah Kebun Raya Bogor ………………………………………… .....12
C. Sumber Belajar
1. Pengertian Sumber Belajar ……......................................................... 13
2. Klasifikasi Sumber Belajar..................................................................16
vi
3. Memilih Sumber Belajar......................................................................19
4. Fungsi Sumber Belajar .......................................................................21
D. Penelitian Yang Relevan ……………………………………........….......22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat danWaktu Penelitian ....................................................................24
B. Metode Penelitian ......................................................................................24
C. Sumber data ...............................................................................................25
D. Objek Penelitian ........................................................................................25
E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................26
1. Observasi .............................................................................................26
2. Wawancara ..........................................................................................26
3. Dokumentasi .......................................................................................26
F. Tahap Persiapan Penelitian .......................................................................27
1. Menyusun rancangan penelitian ..........................................................27
2. Memilih lapangan ................................................................................27
3. Mengurus perizinan .............................................................................27
4. Menjajagi dan menilai keadaan ...........................................................28
5. Memilih dan memanfaatkan informan ................................................28
6. Menyiapkan instrumen penelitian .......................................................28
G. Teknik Analisis Data .................................................................................29
1. Analisis sebelum ke / di lapangan .......................................................29
2. Penyajian data .....................................................................................29
3. Verifikasi data .....................................................................................30
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil SMA Bina Insani
1. Mukadimah ........................................................................................31
2. Visi Dan Misi .....................................................................................31
A. VISI ...............................................................................................31
B. MISI ..............................................................................................32
vii
3. Kurikulum ..........................................................................................32
4. Tenaga Pendidik ................................................................................32
5. Fasilitas ..............................................................................................33
6. Data Siswa Kelas X – IPS 1 ..............................................................33
B. Pemanfaatan Kebun Raya Bogor sebagai Sumber Pembelajaran geografi
pada SMA Bina Insani Bogor ...................................................................34
1. Deskripsi Data Hasil Pengamatan ( Observasi ) .................................35
a. Pertemuan Pertama ........................................................................35
b. Pertemuan Kedua ..........................................................................37
2. Deskripsi Data Hasil Pengamatan ( Wawancara ) ..............................40
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN .........................................................................................42
B. SARAN .....................................................................................................43
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................44
LAMPIRAN-LAMPIRAN
viii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Transkip Wawancara …………………………………………………….47
2. Lembar Jawaban Observasi Siswa Sebelum Ke Kebun Raya Bogor …...56
3. Lembar Jawaban Observasi Siswa Sesudah Ke Kebun Raya Bogor …...57
4. Foto Kegiatan Belajar Mengajar Di Kebun Raya Bogor ………………..58
5. Lembar Uji Referensi ……………………………………………………65
6. RPP Kunjungan Ke Kebun Raya Bogor ……………………….………..68
ix
DAFTAR TABEL
I. Tabel.1.1. Data Siswa Kelas X – IPS 1 .......................................................34
II. Observasi Siswa Sebelum Ke Kebun Raya Bogor
Tabel.2.1. Jawaban Annisa M. ....................................................................56
III. Observasi Siswa Sesudah Ke Kebun Raya Bogor
Tabel.3.1. Jawaban Annisa M. ....................................................................57
x
DAFTAR GAMBAR
1. Foto Kegiatan Belajar Mengajar Di Kebun Raya Bogor hari Jum’at …...58
2. Foto Kegiatan Belajar Mengajar Di Kebun Raya Bogor hari Selasa …....61
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam era globalisasi ini, pendidikan merupakan salah satu sarana
yang vital untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Peningkatan kecerdasan
bangsa adalah salah satu tujuan pembangunan nasional dalam bidang
pendidikan sebgaimana tercantum dalam Undang-undang Republik
Indonesia No. 14 Tahun 2005 yaitu : “Pembangunan Nasional dalam
bidang pendidikan adalah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan
meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang beriman, bertakwa,
berakhlak mulia serta menguasai ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil, makmur dan beradab
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia
Tahun 1945.”1
Di era globalisasi seperti sekarang ini mutlak dituntut seseorang
untuk membekali diri dengan ilmu pengetahuan agar dapat bersaing dari
semakin kerasnya kehidupan dan dari berbagai tantangan yang harus
dihadapi. Melalui pendidikanlah seseorang dapat memperoleh ilmu
pengetahuan yang dibutuhkan baik melalui pendidikan formal maupun non
formal.
Di era globalisasi saat ini pendidikan memiliki peranan penting,
yakni bagaimana suatu bangsa dapat bersaing dikancah internasional hal
ini berkaitan dengan sumber daya manusia yang berkualitas guna
membangun bangsa yang maju. Kesuksesan di bidang pendidikan
merupakan awal bangsa yang maju. Pendidikan didefinisikan sebagai
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
1 UU RI No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen & UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional Beserta Penjelasannya (Bandung :Fermana, 2006), 1
2
kepribadian, akhlaq mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara2.
Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila
dan Undang - Undang Dasar Negara Republik Indonesia yang berakar
pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap
terhadap tuntutan perubahan zaman. Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Bertujuan untuk berkembangnya potensi didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
cakap, kreatif, mandiri dan bertanggung jawab. Melalui proses
pembelajaran setiap pengetahuan, ketrampilan dan sikap manusia dibentuk
dan dikembangkan.
Tujuan pendidikan nasional secara umum adalah untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa. Terlepas dari hal itu, penanaman nilai-
nilai melalui sikap dan perilaku kepada siswa sesuai dengan norma-norma
bangsa Indonesia yang sesuai dengan ideologi Pancasila juga menjadi
tujuan dalam dunia pendidikan. Hal tersebut juga dinyatakan dalam
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003 Bab II
Pasal 3 bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.3
Tujuan akhir dari pendidikan adalah terwujudnya suatu tatanan
masyarakat dengan ditandai adanya budi pekerti luhur pada setiap diri
individu dan keadilan dalam negara dalam segi kehidupan. Begitu juga
dengan tujuan pendidikan di Sekolah Dasar, sekolah selalu dituntut untuk
mengacu kepada tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan
tahap karakteristik perkembangan siswa; kesesuaian dengan lingkungan
dan kebutuhan pembangunan daerah; arah pembangunan nasional; serta
2 Sanjaya.2010.Perencanaan danDesainSistemPembelajaran.Jakartat: Kencana
3 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3
3
memperhatikan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dan
kehidupan umat manusia secara global.4
Saat ini pendidikan dihadapkan oleh beberapa persoalan. Beberapa
persoalan itu antara lain berkaitan dengan rendahnya mutu proses dan hasil
pembelajaran. Persoalan rendahnya mutu proses dan hasil belajar salah
satunya disebabkan oleh rendahnya dedikasi dan kreativitas para guru
dalam menggali model pembelajaran yang sesuai dengan materi
pembelajaran. dalam hal ini guru belum menerapkan PAIKEM
GEMBROT ( Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Menyenangkan,
Gembira, Berbobot). Pembelajaran memang harus tidak dilakukan secara
sembarangan, diperlukan mulai dari perencanaan yang matang, pembuatan
perangkat pembelajaran, pemilihan strategi, media, teknik, model
pembelajaran, hingga evaluasi pembelajaran yang semua itu saling
berkesinambungan.
Salah satu faktor yang tidak kalah penting dalam mempengaruhi
hasil belajar anak didik adalah sikap siswa terhadap mata pelajaran. Sikap
besar pengaruhnya, Misalnya siswa yang bersikap positif mau mendukung
pelajaran tertentu sehingga membantu siswa itu sendiri dalam mengikuti
dan menyerap materi pelajaran yang diberikan guru. Sikap positif
seseorang terhadap suatu objek merupakan titik awal munculnya tindakan
– tindakan positif misalnya siswa lebih giat membaca, berlatih soal,
mempelajari kembali pelajaran yang telah diperoleh dan berusaha
meningkatkan prestasinya. Hal ini menyatakan bahwa sikap secara umum
selalu terkait dengan objek tertentu dan ditandai dengan sikap terhadap
objek tersebut sikap siswa yang positif terhadap suatu pelajaran akan
membantu siswa itu sendiri selama mengikuti dan menyerap materi
pelajaran yang diberikan guru sedangkan siswa yang bersikap negatif
terhadap suatu mata pelajaran tentu akan mengalami sebaliknya.5
4 Syaiful Sagala. 2010.Konsep dan Makna Pembelajaran Bandung : Alfabeta
5 Tirtarahardja, Umar. dkk. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
4
Pendidikan merupakan usaha yang sengaja secara sadar dan
terencana untuk membantu meningkatkan perkembangan potensi dan
kemampuan anak agar bermanfaat bagi kepentingan hidupnya sebagai
seorang individu dan sebagai warga negara di masa mendatang6. Dilihat
dari sudut perkembangan yang dialami oleh anak, maka usaha yang
sengaja dan terencana tersebut ditujukan untuk membantu anak dalam
menghadapi dan melaksanakan tugas yang dialaminya dalam setiap
periode perkembangan. Pendidikan dipandang mempunyai peranan yang
besar dalam mencapai keberhasilan dalam perkembangan anak. Namun
masih banyak kenyataannya anak usia sekolah yang tidak atau belum bisa
menikmati bangku sekolah sehingga merupakan masalah yang harus
dipecahkan bersama antara pemerintah dan warga negaranya.
Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting bagi kemajuan
suatu bangsa. Oleh karena itu, pendidikan harus terus menerus diperbaiki
baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Adanya pendidikan dasar 9
tahun menunjukkan bahwa pemerintah berusaha untuk meningkatkan
mutu pendidikan. PP. No.28/1990 tentang Pendidikan Dasar
mengemukakan bahwa pendidikan dasar bertujuan untuk memberikan
bekal kemampuan dasar kepada peserta didik untuk mengembangkan
kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara, dan
anggota umat manusia, serta mempersiapkan peserta didik untuk
mengikuti pendidikan menengah. Pendidikan tidak hanya cukup sampai
pada tingkat dasar saja tetapi masih ada jenjang pendidikan di atasnya
berupa pendidikan menengah yang harus ditempuh oleh siswa.
Bertolak pada urgensi pendidikan di atas, pembelajaran
merupakan hal yang vital dalam mencapai tujuan pendidikan nasional.
Pembelajaran yang optimal tidak bisa dilepaskan dari peran seorang guru.
Guru berperan penting dalam usaha mendewasakan anak didik agar
nantinya dapat menemukan jati dirinya secara utuh. Disamping itu guru
6 Undang-Undang No.20 Tahun 2003
5
harus memehami hal-hal yang bersifat filiosofis dan konseptual, juga harus
mengetahui dan melaksanakan interaksi belajar mengajar.
Lemahnya proses pembelajaran merupakan salah satu masalah
yang dihadapi dunia pendidikan. Dalam proses pembelajaran, siswa
kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses
pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada kemampuan siswa untuk
menghafal informasi, otak siswa dipaksa untuk mengingat dan menimbun
berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang
diingatnya itu dengan kehidupan sehari-hari. Akibatnya ketika siswa lulus
dari sekolah, mereka kaya teori tetapi miskin aplikasi. Gejala semacam ini
merupakan gejala umum dari hasil proses pendidikan di negeri ini.
Pendidikan di sekolah terlalu menjejali otak siswa dengan berbagai bahan
ajar yang harus dihafal. Pendidikan tidak diarahkan untuk membangun
dan menumbuhkan karakter serta potensi yang dimiliki. Proses pendidikan
tidak diarahkan untuk membentuk manusia yang cerdas, memiliki
kemampuan memecahkan masalah hidup serta tidak diarahkan untuk
membentuk manusia yang kreatif dan inovatif.
Pembelajaran pada hakikatnya merupakan proses belajar dan
mengajar. Dewasa ini, sekolah dan guru diberikan keleluasaan untuk
mengembangkan kurikulum dalam melaksanakan pembelajaran.
Berlakunya Kurikulum 2004 Berbasis Kompetensi yang telah direvisi
melalui Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada tahun 2006
menuntut perubahan paradigma dalam pendidikan dan pembelajaran,
khususnya pada jenis dan jenjang pendidikan formal (persekolahan).
Perubahan paradigma dalam pendidikan dan pembelajaran harus pula
diikuti oleh guru yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan
pembelajaran di sekolah (di dalam kelas ataupun di luar kelas).
Salah satu perubahan paradigma pembelajaran tersebut adalah
orientasi pembelajaran yang semula berpusat pada guru (teacher centered)
6
beralih dan berpusat pada peserta didik (student centered); metodologi
yang semula lebih didominasi ekspositori berganti menjadi partisipatori;
dan pendekatan yang semula lebih banyak bersifat tekstual berubah
menjadi kontekstual. Semua perubahan tersebut dimaksudkan untuk
memperbaiki mutu pendidikan, baik dari segi proses maupun hasil
pendidikan.
Satu hal lagi bahwa suatu pembelajaran pada dasarnya tidak hanya
mempelajari tentang konsep, teori dan fakta tetapi juga aplikasi dalam
kehidupan sehari-hari. Dengan demikian materi pembelajaran tidak hanya
tersusun atas hal-hal sederhana yang bersifat hafalan dan pemahaman,
tetapi juga tersusun atas materi yang kompleks yang memerlukan analisis,
aplikasi, dan sintesis.Guru harus bijaksana dalam menentukan suatu
strategi pembelajaran yang sesuai sehingga dapat menciptakan situasi dan
kondisi kelas yang kondusif agar proses belajar mengajar dapat
berlangsung sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Pembelajaran merupakan proses pendidikan yang memberikan
kesempatan kepada seseorang untuk mengembangkan potensi diri agar
semua potensi yang dimiliki dapat dikembangkan dengan maksimal.
Melalui pembelajaran, nantinya akan diperoleh pengetahuan yang luas,
keterampilan yang kompleks, dan sikap yang berkarakter.
Pembelajaran merupakan proses yang kompleks meliputi
perencanaan, pelaksanaan hingga penilaian. Proses belajar mengajar
meliputi kegiatan guru mulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan,
sampai penilaian dan program tindak lanjut yang berlangsung dalam
situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.7 Mulyasa perencanaan
menyangkut perumusan tujuan dan kompetensi serta memperkirakan cara
pencapaian tujuan dan pembentukan kompetensi tersebut. Kemudian,
pelaksanaan adalah proses yang memberikan kepastian bahwa program
7 B. Suryosubroto, (2002), Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, Jakarta : Rineka Cipta
7
pembelajaran telah memiliki sumber daya manusia dan sarana serta
prasarana yang diperlukan dalam pelaksanaan sehingga dapat membentuk
kompetensi, karakter, dan mencapai tujuan yang diinginkan. 8Terakhir,
penilaian bertujuan untuk menjamin bahwa proses dan kinerja yang
dicapai telah sesuai dengan rencana dan tujuan. Untuk kepentingan
tersebut, pelaksanaan penilaian perlu membandingkan kinerja aktual
dengan kinerja standar. Pembelajaran melibatkan interaksi antara guru
dengan siswa. Guru sebagai pihak yang mengajar dan siswa sebagai pihak
yang belajar. Pertama, mengenai guru. Dalam pembelajaran, guru
memunyai peran yang sangat penting. Guru harus mampu mengarahkan
semua potensi siswanya dengan baik, tidak bertindak menyampaikan
materi saja untuk mengembangkan kompetensi siswa, tetapi bertindak
sebagai agen pembentuk kepribadian siswa seperti dikatakan oleh
Pembelajaran perlu memberdayakan semua potensi peserta didik
untuk menguasai kompetensi yang diharapkan. Pemberdayaan diarahkan
untuk mendorong pencapaian kompetensi dan perilaku khusus supaya
setiap individu mampu menjadi pembelajar sepanjang hayat dan
mewujudkan masyarakat belajar. Kedua, mengenai siswa. Dalam proses
pembelajaran siswa dijadikan sebagai pusat kegiatan dalam pembelajaran.
Siswa dituntut aktif menerima dan merespons segala pelajaran yang
diberikan oleh guru supayamereka mendapatkan pengalaman belajar yang
berarti, tidak hanya menerima materi pembelajaran tanpa aktif berpikir.9
Pembelajaran adalah perpaduan dari dua aktivitas, yaitu aktivitas
mengajar dan aktivitas belajar. Pembelajaran sebagai suatu aktivitas
mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan
menghubungkan dengan anak didik sehingga terjadi proses belajar10
.
Kegiatan pengajaran merupakan suatu kegiatan yang disadari dan
8 Mulyasa. H.E. ( 2013 ). Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya 9 Sanjaya, Wina. 2011.PenelitianTindakanKelas. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup
10
Nasution,S, (1994), Berbagai Pedekatan Dalam Proses belajar Mengajar, Bina Aksara,
Jakarta
8
direncanakan. Pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri dari
beberapa komponen yang saling terkait satu dengan yang lainnya untuk
mencapai suatu tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
Pembelajaran yang baik akan tercapai apabila disertai dengan
perencanaan pengajaran sebagai acuan dalam mengajar. Perencanaan
Pembelajaran mempunyai peranan penting dalam memandu guru
melaksanakan tugasnya sebagai pendidik. Oleh karena itu, seorang guru
harus memiliki rencana pembelajaran karena perencanaan tersebut adalah
fungsi pedagogi yang penting untuk meningkatkan kualitas praktik
pembelajaran dan mungkin sekali untuk memotivasi guru11
. Perencanaan
pembelajaran dibuat dengan mengacu pada kurikulum.
Pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan siswa di bawah
pengajaran dan pengawasan guru untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Dalam proses pembelajaran, terkandung aspek integral yang di dalamnya
harus dipersiapkan dengan baik dan matang. Aspek-aspek tersebut antara
lain adalah persiapan terhadap situasi di kelas, siswa dengan sajian materi
yang diajarkan guru, model pengajaran yang diterapkan, tujuan yang ingin
dicapai, teknik penilaian yang akan digunakan, dan kemungkinan
hambatan yang ada serta berbagai cara mengatasinya.
Dalam konteks pembelajaran, perencanaan dapat diartikan sebagai
proses penyusunan materi pelajaran, penggunaaan media pengajaran,
penggunaan pendekatan dan metode pengajaran dan penilaian dalam suatu
lokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa tertentu untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan12
. Seorang guru dituntut untuk mengetahui
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang professional dalam
membelajarkan siswa.
11
Wawan S. Suherman. 2001.Pengembangan Kurikulum Pendidikan Jasmani.Yogyakarta. FIK
UNY. 12
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung : Remaja Rosdakarya, cetakan pertama,
2005)
9
SMA Bosowa Bina Insani adalah salah satu sekolah menengah atas
swasta di Indonesia. SMA Bosowa Bina Insani (sering disingkat menjadi
SMA Bina Insani saja atau disingkat sebagai "SMABI") berdiri sejak
tahun 1995.
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu siswa yang
bernama Afri Fahrezi Aryansyah bahwa proses pembelajaran pada mata
pelajaran geografi terasa membosankan karena mereka hanya
menggunakan satu sumber belajar berupa buku paket atau modul belajar
dalam proses pembelajaran geografi sehingga menyebabkan hasil belajar
mereka menjadi rendah.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka peneliti ingin
melakukan penelitian dengan judul“ Pemanfaatan Kebun Raya Bogor
sebagai Sumber Pembelajaran geografi pada SMA Bina Insani Bogor ”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan, maka identifikasi
masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Pembelajaran IPS ( Geografi ) yang dirasa oleh peserta didik
menjenuhkan.
2. Hasil belajar pada mata pelajaran IPS ( Geografi ) di SMA Bina Insani
Bogor masih dibawah KKM.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka Pembatasan Masalah
dari penelitian ini adalah: Hanya membatasi pada“ Pemanfaatan Kebun
Raya Bogor sebagai Sumber Pembelajaran geografipada SMA Bina Insani
Bogor ”.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan, maka
perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
Bagaimana Pemanfaatan Kebun Raya Bogor sebagai Sumber
Pembelajaran geografi pada SMA Bina Insani Bogor ?
10
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian
ini adalah: Menganalisis Pemanfaatan Kebun Raya Bogor sebagai Sumber
Pembelajaran geografi pada SMA Bina Insani Bogor.
F. Manfaat Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, penelitian ini diharapkan
memberikan manfaat bagi berbagai pihak yang berkepentingan yaitu:
a. Manfaat Teoritis
1. Bagi mahasiswa, penelitian ini merupakan sarana pengembangan
wawasan dan pengembangan kemampuan analisis tentang
Pemanfaatan Kebun Raya Bogor sebagai Sumber Pembelajaran
geografi pada SMA Bina Insani Bogor dan juga sebagai salah satu
syarat kelulusan untuk mendapat gelar sarjana.
b. Manfaat Praktis
1. Bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, penelitian Pemanfaatan
Kebun Raya Bogor sebagai Sumber Pembelajaran geografi pada
SMA Bina Insani Bogor diharapkan dapat dijadikan sebagai
rujukan, informasi, serta bahan referensi dalam melakukan
penelitian lanjutan.
2. Bagi SMA Bina Insani Bogor, penelitian ini bisa dijadikan sumber
dalam mata pelajaran geografi .
3. Bagi pengelola Kebun Raya Bogor, penelitian ini bisa dijadikan
sebagai masukan dalam pengelolaan kawasan Kebun Raya Bogor.
11
BAB II
KAJIAN TEORI
A. PEMANFAATAN
1. Pengertian Pemanfaatan
Kata pemanfaatan berasal dari kata dasar manfaat yang berarti
guna, faedah. Pemanfaatan memiliki makna “Proses, cara atau perbuatan
memanfaatkan.13
”
Pengertian pemanfaatan adalah aktivitas menggunakan proses dan
sumber belajar 14
.
Menurut Clark, ada lima aspek pemanfaatan yaitu: Media sebagai
teknologi mesin; Media sebagai tutor ; Media sebagai pengubah perilaku ;
Media sebagai pemotivasi belajar ; Media sebagai alat berpikir dan
memecahkan masalah.
Pemanfaatan dapat berupa kemanfaatan satu faktor seperti
pekerjaan lebih mudah, bermanfaat, meningkatkan produktifitas,
efektifitas, dan meningkatkan kinerja pekerjaan15
.
Fungsi pemanfaatan sangat penting karena membicarakan kaitan
antara peserta didik dengan bahan belajar atau sistem pembelajaran.
Mereka yang terlibat dalam pemanfaatan mempunyai tanggung jawab
untuk mencocokkan peserta didik dengan bahan belajar dan aktivitas yang
spesifik, menyiapkan peserta didik agar dapat bermteraksi dengan bahan
belajar dan aktivitas yang dipilih, memberikan binibingan selama kegiatan
belajar, memberikan penilaian atas hasil yang dicapai peserta didik, serta
memasukannya ke dalam prosedur organisasi yang berkelanjutan.
13
Salim, Peter dan Yenny Salim. 2002.Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer.Jakarta: Modern
English Press 14
Seels, Barbara B. & Rita C. Richey. 1994. Teknologi Pembelajaran. Seri Pustaka
Teknologi Pendidikan No.12 15
Chin, Todd. 1995.The Condition of Learning. Diambil dari http : // forum .upi. edu /v3/index.
php?PHPSESSID/. Di unduh pada tanggal 10 November 2011 jam 15.45
12
B. SEJARAH KEBUN RAYA BOGOR
Hingga tahun 1927, sedemikian banyak tanaman yang telah
diintroduksikan hingga terjadi kekurangan lahan. Oleh karena itu wilayah
di sebelah timur ditambahkan. Bagian selatandari areal ini ditanami serupa
dengan bagian utama kebun Raya Bogor, sisanya dibiarkan sebagai
padang rumput, jalan besar, kolam-kolam, rumah kaca untuk anggrek, dan
kedai-kopi, Cafe Botanicus.
Pada tahun 1962, Kebun Raya Bogor menjadi bagian dari Lembaga
Biologi Nasional ( LBN ), dimana Otto Soemarwoto diangkat menjadi
direkturnya pada tahun 1964. Beliau mendorong dilakukannya penelitian
ilmiah murni, juga mengembangkan Kebun Raya sebagai Lembaga
Penelitian Biologi Tropika, yang pada akhirnya memberikan beragam
keuntungan bagi bidang pertanian, industri farmasi, dan kesehatan.
Sekitar tahun 1980an, Lembaga Biologi Nasional ditata-ulang dan
dipecah menjadi Puslitbang Biologi dan Kebun Raya. Pada tahun 1990,
Sampurno Kadarsan menyerahkan manajemen Puslitbang Biologi pada
Soetikno Wirjoatmodjo dan Suhirman menjadi kepala Kebun Raya.
Dengan berlalunya waktu, Kebun Raya Bogor mengalami banyak
perubahan : gedung baru dibangun dan koleksi tanaman bertambah.
Perubahan alami juga terjadi, pohon dan tanaman baru tumbuh dan pohon-
pohon tumbang dimakan usia, rayap, atau karena angin. Kebun Raya
Bogor menjadi tempat rekreasi bagi penduduk sekitar dan wisatawan.
Kunjungan wisatawan mancanegara meningkat sejalan dengan upaya
pemerintah untuk mendorong perkembangan pariwisata. Sebagai upaya
mengatasi masalah peningkatan jumlah pengunjung, pada tahun 1996
Rotary Club Bogor mengawali kampanye untuk meningkatkan kesadaran
pengunjung akan pentingnya menjaga kebersihan Kebun Raya.16
16
Levelink, Jose, Amanada Mawdsley, Theo Rijnberg, Empat Rute jalan Kaki Dengan
Panduan kebun Raya Bogor, ( Bogor: PT. Bogorindo Botanicus),
13
C. SUMBER BELAJAR
1. Pengertian Sumber Belajar
Belajar tidak harus dihadiri oleh guru. Dalam belajar siswa dapat
menggunakan sumber belajar yang tersedia di sekolah, baik berupa buku-
buku, majalah, perpustakaan, laboratorium, dan kegiatan lain yang dapat
menjadi sumber belajar. siswa harus aktif mencari dan berinteraksi dengan
sumber belajar.
Proses belajar bersifat individual dan kontekstual, artinya proses
belajar terjadi dalam diri peserta didik sesuai dengan perkembangannya
dan lingkungannya. Peserta didik seharusnya tidak hanya belajar dari guru
atau pendidik saja, tetapi dapat pula belajar dengan berbagai sumber
belajar yang tersedia dilingkungannya. Oleh karena itu, sumber belajar
adalah suatu sistem yang terdiri dari sekumpulan bahan atau situasi yang
diciptakan dengan sengaja dan dibuat agar memungkinkan peserta didik
belajar secara individual.
Pada hakikatnya, alam semesta ini merupakan sumber belajar bagi
manusia sepanjang masa. Jadi, konsep sumber belajar memiliki makna
yang sangat luas, meliputi segala yang ada di jagat raya ini.
Menurut Assosiasi Teknologi Komunikasi Pendidikan/ AECT,
sumber belajar adalah meliputi semua sumber baik berupa data, orang atau
benda yang dapat digunakan untuk memberi fasilitas ( kemudahan) belajar
bagi peserta didik. Oleh karena itu, sumber belajar adalah semua
komponen sistem instruksional baik yang secara khusus dirancang maupun
yang menurut sifatnya dapat dipakai atau dimanfaatkan dalam kegiatan
pembelajaran.
Sumber belajar adalah “ Segala daya yang dapat dimanfaatkan guru
memberikan kemudahan kepada seseorang dalam belajarnya “. 17
Sesungguhnya sumber belajar itu banyak jenisnya. Adapun sumber
belajar itu meliputi pesan (Message), orang ( people ), bahan ( materials ),
17
Nana Sudjana, dkk. Tehnologi Pengajaran, ( Bandung : Sinar Baru, 2001 ) h 77.
14
alat ( device ), teknik ( tehnique ), lingkungan ( setting ), dan lainnya yang
bisa digunakan untuk memberikan kemudahan bagi siswa dalam belajar
dan pengetahuannya. Dengan sumber belajar tersebut, maka siswa
mendapatkan fasilitas yang dapat memungkinkan untuk belajar dengan
baik. 18
Jenis-jenis sumber belajar diantaranya adalah :
a. Pesan adalah informasi pembelajaran yang akan disampaikan yang
dapat berupa ide, fakta, ajaran, nilai, dan data. Dalam sistem
persekolahan, pesan ini berupa seluruh mata pelajaran yang
disampaikan kepada peserta didik.
b. Orang adalah manusia yang berperan sebagai pencari, penyimpan,
pengolah, dan penyaji pesan. Contohnya guru, dosen, pustakawan,
instruktur, pelatih olahraga, tenaga ahli, produser, peneliti dan masih
banyak lagi, bahkan termasuk peserta didik itu sendiri.
c. Bahan adalah merupakan perangkat lunak (Software) yang
mengandung pesan-pesan pembelajaran yang biasanya disajikan
melalui peralatan tertentu ataupun oleh dirinya sendiri. Contohnya
buku teks, modul, OHP, kaset program video, kaset program audio,
program slide suara, pembelajaran berbasi komputer, film, dan lain-
lain.
d. Alat adalah perangkat keras (Hardware) yang digunakan untuk
menyajikan pesan yang tersimpan dalam bahan. Contohnya, OHP,
proyektor slide, tape recorder, video/ CD player, komputer, proyektor
film, dan lain-lain.
e. Teknik adalah prosedur atau langkah – langkah tertentu yang disiapkan
dalam menggunakan bahan, alat, lingkungan, dan orang untuk
menyampaikan pesan. Misalnya demonstrasi, diskusi, praktikum,
pembelajaran mandiri, sistem pendidikan terbuka/ jarak jauh, tutorial
tatap muka, dan sebagainya.
18
Drs. Bambang Warsita, Teknologi Pendidikan, ( Jakarta : PT Rineka Cipta, 2008) h 208 –
209.
15
f. Latar/lingkungan adalah situasi di sekitar terjadinya proses
pembelajaran tempat peserta didik menerima pesan pembelajaran.
Lingkungan dibedakan menjadi 2 macam, yaitu lingkungan fisik dan
lingkungan nonfisik. Lingkungan fisik contohnya, gedung sekolah,
perpustakaan, laboratorium, aula, bengkel, dan lain – lain. Sedangkan
lingkungan nonfisik contohnya, tata ruang belajar, ventilasi udara,
cuaca, suasana lingkungan belajar dan lain – lain. 19
Menurut Donald P. Ely, sumber belajar adalah data, orang, dan
atau sesuatu yang memungkinkan peserta didik melakukan belajar.
Sumber belajar meliputi semua sumber yang berkenaan dengan data,
manusia, barang – barang yang memungkinkan dapat digunakan secara
terpisah atau kombinasi, yang oleh peserta didik biasanya digunakan
secara optimal untuk memberikan fasilitas dalam kegiatan belajar.
Dengan demikian sumber belajar yang dimanfaatkan dalam pendidikan
adalah suatu sistem yang terdiri dari sekumpulan bahan atau situasi
yang diciptakan dengan sengaja dan dibuat agar memungkinkan
peserta didik belajar secara individual. Sumber belajar inilah yang
sering disebut media pembelajaran. 20
Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat memberikan
kemudahan kepada peserta didik dalam memperoleh sejumlah
informasi, pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan dalam proses
belajar dan mengajar. 21
Selain itu sumber belajar adalah segala macam sumberyang ada
diluar diri seseorang ( peserta didik ) dan yang memungkinkan (
memudahkan ) terjadinya proses belajar. Oleh karena itu, dalam
pemilihan sumber belajar yang baik, perlu memperhatikan beberapa
kriteria, yaitu : ekonomis, praktis, sederhana, mudah diperoleh,
19
Drs. Bambang Warsita, Teknologi Pendidikan, ( Jakarta : PT Rineka Cipta, 2008) Cet I, h
209 – 210. 20
Drs. Bambang Warsita, Teknologi Pendidikan, ( Jakarta : PT Rineka Cipta, 2008)Cet I, h
210 – 211. 21
Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, ( Bandung : Remaja Rosydakarya, 2003 ) h 24
16
fleksibel, dan komponen – komponennya sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
Sumber belajar meliputi apa saja dan siapa saja yang
memungkinkan peserta didik dapat belajar. Setiap sumber belajar harus
memuat pesan pembelajaran dan harus ada interaksi timbal balik antara
peserta didik dengan sumber belajar tersebut. Sumber belajar dapat
juga berarti satu set bahan atau situasi yang sengaja diciptakan untuk
menunjang peserta didik belajar. Dengan demikian, sumber belajar
adalah segala sesuatu baik yang disengaja dirancang ( by design )
maupun yang tersedia ( by utilization ) yang dapat dimanfaatkan baik
secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama untuk membuat atau
membantu peserta didik belajar. 22
Dari pendapat – pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa sumber
belajar adalah segala sesuatu yang mendatangkan manfaat dan
memberikan kemudahan pada peserta didik dalam memperoleh
sejumlah sejumlah informasi, pengetahuan, pengalaman, dan
keterampilan yang dapat memudahkan pencapaian tujuan belajar yang
tersedia atau dipersiapkan baik langsung maupun tidak langsung yang
kongkrit atau abstrak.
2. Klasifikasi Sumber Belajar
Dari berbagai sumber belajar yang ada dan mungkin dikembangkan
dalam pembelajaran dan garis besarnya dapat dikelompokkan menjadi :
a. Manusia, b. Bahan, c. Lingkungan, d. Alat dan Peralatan, e. Aktivitas, f.
Pesat, g. Tehnik.
a. Manusia
Yang dimaksud manusia yaitu orang yang menyampaikan pesan secara
langsung : seperti guru konselor, administrator, yang diniati secara
khusus dan sengaja untuk kepentingan belajar ( by design ). Manusia
yang bertindak sebagai penyimpan, pengolah, dan penyaji pesan, tidak
22
Drs. Bambang Warsita, Teknologi Pendidikan, ( Jakarta : PT Rineka Cipta, 2008) Cet I, h
211 – 212.
17
termasuk mereka yang menjalankan fungsi pengembangan dan
pengolahan sumber belajar, misalnya guru pembina, tutor, murid,
pemain, pembicara tidak termasuk tim guru pembimbing kurikulum,
peneliti, produser, tehnisi, dan lain – lain. Di samping itu ada pula
orang yang tidak diniati untuk kepentingan proses belajar mengajar
tetapi memiliki sesuatu keahlian yang bisa dimanfaatkan untuk
kepentingan proses belajar mengajar, misalnya pemimpin perusahaan,
pengurus koperasi, dan sebagainya. Orang – orang tersebut tidak
diniati tetapi sewaktu – waktu bisa dimanfaatkan untuk kepentingan
belajar.
b. Bahan
Bahan yaitu sesuatu yang mengandung pesan pembelajaran : baik yang
diniati secara khusus seperti film pendidikan, peta, grafi, buku paket,
dan sebagainya, yang biasanya disebut sebagai media pengajaran
( instructional media ), maupun bahan yang bersifat umum.
c. Lingkungan
Lingkungan yaitu ruang dan tempat dimana sumber – sumber dapat
berinteraksi dengan para pesert didik. Ruang dan tempat yang diniati
secara sengaja untuk kepentingan belajar, misalnya perpustakaan,
ruang kelas, laboratorium, ruang micro teaching, dan sebagainya. Di
samping itu, ada pula ruang dan tempat yang tidak diniati untuk
kepentingan belajar, namun bisa dimanfaatkan ; misalnya museum,
kebun binatang, kebun raya, candi, dan tempat – tempat beribadah.
d. Alat dan Peralatan
Alat adalah sesuatu ( biasa pula disebut hard ware atau perangkat
keras ) yang diberikan untuk menyampaikan pesan. Atau dengan kata
lain alat dan peralatan adalah sumber belajar untuk produksi dan atau
memainkan sumber – sumber lain. Alat dan peralatan untuk produksi
menghasilkan misalnya kamera untuk produksi foto dan tape recorder.
Sedangkan alat dan peralatan yang digunakan untuk memainkan
18
sumber lain misalnya proyektor, film, pesawat televisi, pesawat radio,
dan sebagainya.
e. Aktivitas
Aktivitas yaitu sumber belajar yang biasanya merupakan kombinasi
antar suatu tehnik dengan sumber lain untuk memudahkan belajar,
misalnya pengajaran berprogama merupakan kombinasi antara teknik
penyajian bahan dengan buku, contoh lain seperti simulasi dan karya
wisata.
f. Pesan
Pesan adalah pelajaran atau informasi yang diteruskan oleh kompenen
lain dalam bentuk ide, fakta, arti, atau data. Contoh : Semua bidang
studi atau mata pelajaran seperti IPS, IPA, Bahasa, Politik, Ekonomi,
Logika, Etika, Kesehatan dan lain – lain.
g. Tehnik
Teknik adalah prosedur rutin atau acuan yang disiapkan untuk
menggunakan bahan, peralatan, orang dan lingkungan untuk
menyampaikan pesan. Contohnya pengajaran terprogram, belajar
sendiri, simulasi, permainan, demonstrasi, kuliah, ceramah, tanya
jawab.
Sedangkan klasifikasi yang biasa dilakukan terhadap sumber belajar
menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai yaitu :
1. Sumber belajar tercetak : buku, majalah, brosur, poster, denah,
ensiklopedi, kamus, dan lain – lain.
2. Sumber belajar non cetak : film, video, model, audio cassete,
transparansi, realita, objek, dan lain – lain.
3. Sumber belajar yang terbentuk fasilitas : perpustakaan,
laboratorium, ruang belajar, studio, lapangan olahraga, dan lain –
lain.
4. Sumber belajar yang berupa kegiatan : wawancara, kerja
kelompok, observasi, simulasi, permainan, dan lain – lain.
19
5. Sumber belajar yang berupa lingkungan masyarakat : taman,
terminal, toko, pasar , pabrik, museum, dan lain – lain.
Dari pendapat – pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa sumber
belajar meliputi banyak jenis. Sumber belajar merupakan salah satu
alat pendidikan baik dalam bentuk lingkungan atau situasi dimana
bila dimanfaatkan dengan baik dan benar, maka akan menghasilkan
sesuatu yang berguna, dan salah satunya menambah pengetahuan.
3. Memilih Sumber Belajar
Memilih sumber belajar harus didasarkan pada kriteria tertentu, yaitu “
kriteria umum dan kriteria berdasarkan tujuan yang hendak dicapai “.
Kriteria – kriteria tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Kriteria Umum
a. Ekonomi dalam pengertian murah
Ekonomi tidak berarti harganya rendah, dapat juga dana untuk
pengadaan sumber belajar cukup tinggi namun karena
pemanfaatannya untuk jangka panjang sehingga terhitung murah.
Misalnya video, tape recorder.
b. Praktis dalam sederhana
Praktis maksudnya tidak memerlukan pelayanan serta pengadaan
sampingan yang sulit dan langka. Sederhana maksudnya tidak
memerlukan keterampilan khusus yang rumit. Semakin praktis dan
sederhana sumber belajar itu, akan semakin diprioritaskan untuk
dipilih dan dimanfaatkan.
c. Mudah diperoleh
Sumber belajar sedapat mungkin berada di dekat tempat kegiatan
belajar berlangsung, tidak perlu diadakan atau dibeli di toko.
Sumber belajar yang tidak dirancang mudah diperoleh dan dapat
dicari di lingkungan sekitar.
d. Bersifat fleksibel
Sumber belajar dapat dimanfaatkan untuk berbagai tujuan
pendidikan dan tidak dipengaruhi oleh faktor luar, misalnya
20
kemajuan teknologi, nilai budaya, berbagai keinginan pemakai
sumber belajar itu sendiri. Contohnya : kaset video bersifat
fleksibel karena dapat dipakai untuk beberapa program
instrusional.
e. Komponen – komponen yang sesuai dengan tujuan.
Sering terjadi sumber belajar mempunyai tujuan yang sesuai, pesan
cocok, tetapi keadaan fisik tidak terjangkau, karena di luar
kemampuan yang disebabkan oleh biaya yang tinggi dan memakan
waktu lama.
2. Kriteria berdasarkan tujuan yang hendak dicapai
Beberapa kriteria memilih sumber belajar berdasarkan tujuan antara
lain :
a. Sumber belajar untuk memotivasi
Sumber belajar untuk memotivasi terutama berguna untuk
memotivasi mereka terhadap mata pelajaran yang diberikan.
Misalnya dengan memanfaatkan gambar – gambar yang menarik,
darmawisata.
b. Sumber belajar untuk pengajaran
Yaitu untuk mendukung kegiatan pembelajaran yang biasanya
dipakai oleh guru untuk memperluas bahan pelajaran, melengkapi
kekurangan bahan, sebagai kerangka bahan yang sistematis.
c. Sumber belajar untuk penelitian
Merupakan bentuk yang dapat diobservasi, dianalisis, dan dicatat
secara teliti. Jenis sumber belajar ini diperoleh langsung di tengah
masyarakat atau lingkungan. Sedangkan sumber belajar yang
dirancang dapat dibentuk melalui rekaman video ataupun audio.
d. Sumber belajar untuk memecahkan masalah
Beberapa ciri yang harus diperhatikan, misalnya sebelum dimulai
perlu diketahui apakah masalah yang dihadapi sudah cukup jelas
sehingga dapat diperoleh sumber belajar yang tepat. Apakah
sumber belajar memungkinkan didapat atau disediakan dan
21
dimanakah dapat diperoleh. Apakah sumber belajar tersebut masih
aktual, seperti apa jenisnya, dan apakah sumber belajar lain dapat
dipakai. Kemudian dapat dibuat kesimpulan benarkah atau
tepatkah keputusan yang diambil terhadap sumber belajar itu.
e. Sumber belajar untuk presentasi
Sumber belajar macam inilebih ditekankan sebagai alat metode
atau strategi untuk menyampaikan pesan. Fungsi sumber belajar ini
sebagai metode, tehnik, atau strategi. Jadi sumber belajar
merupakan perantara dari pesan siswa.23
Jadi dapat disimpulkan bahwa memilih sumber belajar yang tepat
sangat perlu dilakukan. Hal ini dimaksudkan supaya peserta didik
dapat menyerap ilmu dan melakukan belajar yang baik. Jadi
pemilihan sumber belajar tersebut tidak boleh sembarangan dan
pemilihan sumber belajar yang tepat harus berdasarkan dari macam
– macam kebutuhan untuk pembelajaran dimana siswa akan dapat
cepat dan mudah dalam menyerap pengetahuan dan belajarnya. 24
4. Fungsi Sumber Belajar
Dalam keragaman sifat – sifat dan kegunaan sumber belajar dapat
dirumuskan kegunaannya sebagai berikut :
1. Merupakan pembuka jalan dan pengembangan wawasan terhadap
proses belajar mengajar yang ditempuh.
2. Merupakan pemandu teknis dan langkah – langkah operasional untuk
menelusuri secara teliti guna penguasaan keilmuan tuntas.
3. Memberikan ilustrasi dan contoh – contoh yang berkaitan dengan
aspek – aspek bidang keilmuan yang dipelajari.
4. Memberikan petunjuk dan gambaran kaitan bidang keilmuan yang
sedang dipelajari dengan berbagai bidang keilmuan lainnya.
5. Menginformasikan sejumlah penemuan baru yang pernah diperoleh
orang lain yang berhubungan dengan bidang keilmuan tertentu. 23
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai . Tehnologi Pengajaran, ( Bandung : Sinar Baru, 2001 ) . 24
Nana Sudjana, dkk. Tehnologi Pengajaran, ( Bandung : Sinar Baru, 2001 ) h 77.
22
6. Menunjukkan berbagai permasalahan yang timbul dan merupakan
konsekuensi logis dalam suatu bidang keilmuan yang menuntut adanya
kemampuan pemecahan dari orang yang mengabdikan diri dalam
bidang tersebut. 25
D. PENELITIAN YANG RELEVAN
1. Lely Halimah dalam Jumal Penelitian Pendidikan Dasar Nomor 5
Tahun 11 1998 Edisi Khusus Penelitian Tindakan Kelas yang
diterbitkan Lembaga Penelitian IKIP Yogyakarta dengan judul
Kemandirian Profesional Guru dalam Pemanfaatan Lingkungan
Sebagai Sumber Belajar, menyimpulkan bahwa pengembangan
model pembelajaran inkuiri akrab lingkungan merupakan tindakan
yang secara kolaboratif inkuiri reflektif temyata dapat
meningkatkan kemandirian profesional guru dan beberapa
perubahan peran guru, seperti: (1) Dari peran guru sebagai sumber
informasi berubah menjadi peran guru selaku fasilitator belajar
peserta didik (siswa) melalui pemanfaatan sumber - sumber belajar
yang terdapat di sekitar lingkungan siswa; (2) Guru terlatih untuk
melakukan inkuiri refleksi terhadap kinerjanya dan mencari solusi
untuk lebih meningkatkan aktivitaspembelajarannya.
2. Hasil penelitian yang dilakukan Hadiyah tahun 2004
mengungkapkan bahwa lingkungan sekolah sebagai sumber belajar
mata pelajaran ilmu pengetahuan social ( IPS ) kelas IV sekolah
dasar ( SD ) negeri Kleco II Surakarta. Melalui pemanfaatan
lingkungan sebagai sumber belajar, hubungan sesama siswa,
maupun siswa dengan guru dapat berjalan dengan baik.Melalui
kegiatan tersebut ternyata menumbuhkan semangat dan motivasi
siswa untuk mempelajari IPS, terutama sejarah semakin meningkat.
3. Hasil penelitian yang dilakukan Edhy Nooryono tahun 2009
mengungkapkan bahwa Lingkungan sebagai sumber belajar dalam
25
Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, ( Bandung : Remaja Rosydakarya, 2003 ) h 19
- 20
23
rangka meningkatkan minat siswa pada mata pelajaran sejarah di
SMA 2 Bae Kudus. Melalui pemanfaatan lingkungan sebagai
sumber belajar, hubungan sesama siswa, maupun siswa dengan
guru dapat berjalan dengan baik.Melalui kegiatan tersebut ternyata
menumbuhkan semangat motivasi dan minat siswa untuk
mempelajari IPS, terutama sejarah menjadi terus meningkat
walaupun belum sepenuhnya optimal.
24
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA Bina Insani, lebih tepatnya pada
peserta didik SMA Bina Insani. Adapun waktu penelitian tersebut yaitu
dilakukan pada bulan April 2015.
B. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian
kualitatif. Menurut Lexy J. Moleong, metodologi penelitian kualitatif
adalah penelitian yang dimaksud untuk memahami fenomena tentang apa
yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi,
tindakan, dll, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata
– kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memenfaatkan metode alamiah26
. Penelitian kualitatif adalah riset yang
bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan
pendekatan induktif27
.
Kemudian dalam Basrowi dan Suwandi, memahami penelitian
kualitatif dijelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang
berangkat dari inkuiri naturalistik yang temuan – temuannya tidak
diperoleh dari prosedur penelitian secara statistik28
.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif
adalah sebuah penelitian naturalistik, disusun secara induktif, dan
penjelasannya dilakukan secara deskriptif.
26
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, ( Bandung : PT Remaja Rosdakarya,
2010), h. 6. 27 http://id.wikipedia.org/wiki/penelitian kualitatif, diakses tanggal 1 desember 2011 28
Basrowi dan Suwandi, memahami penelitian kualitatif, ( Jakarta : PT Rineka Cipta, 2009 ),
h.22
25
C. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat
diperoleh. Peneliti menggunakan wawancara dalam pengumpulan datanya,
maka sumber data yaitu orang merespon atau menjawab pertanyaan –
pertanyaan peneliti, baik pertanyaan tertulis ataupun lisan. Untuk
mempermudahkan mengidentifikasi sumber data, Prof. Dr. Suharsimi
Arikunto29
. mengklasifikasikannya menjadi tiga, yaitu :
1. Person, yaitu sumber data yang bisa memberikan data berupa
jawaban lisan melalui wawancara. Person dalam penelitian ini
adalah guru geografi dan peserta didik kelas X – IPS 1.
2. Place, yaitu sumber data yang menyajikan tampilan berupa
keadaan diam ( ruangan kelas, fasilitas kelas, sumber belajar, dan
lain – lain ) dan bergerak ( kegiatan belajar – mengajar, aktivitas,
dan lain - lain ). Keduanya merupakan objek untuk penggunaan
metode observasi. Place dalam penelitian ini adalah aktivitas
belasar siswa Kelas X – IPS 1 SMA Bina Insani.
3. Paper, yaitu sumber data yang menyajikan tanda – tanda berupa
huruf, angka, dan lain – lain. Paper dalam penelitian ini adalah
profil SMA Bina Insani dan beberapa dokumen penting lainnya.
Dalam penelitian ini penulis mengambil sumber person yakni
siswa – siswi SMA Bina Insani dan sumber paper yang berasal
dari data – data yang terkait seperti profil SMA Bina Insani Bogor,
data siswa – siswi SMA Bina Insani kelas X – IPS 1, dan lain –
lain.
D. Objek Penelitian
Dalam penelitian diperlukan adanya obyek yang akan menjadi sasaran
penelitian yang biasa disebut dengan populasi. Populasi adalah
29
Arikunto, Suharsimi. 2002.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:PT
Rineka Cipta.
26
keseluruhan objek penelitian30
. Berdasarkan sumber data yang diatas,
maka populasi objek penelitian tersebut adalah peserta didik kelas
X – IPS 1 yang berjumlah sekitar 19 orang .
Menurut Sugiyono (2010:215) sampel adalah “sebagian dari populasi
itu”31 Adapun sampel dalam penelitian ini adalah beberapa peserta didik
kelas X – IPS 1 dan guru geografi.
E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini , teknikpengumpulan data yang digunakan adalah
sebagai berikut :
1. Observasi
Nasition ( 1988 ) menyatakan bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu
pengetahuan32
. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu
fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi.
Instrumen dalam observasi ini adalah lembar observasi.
2. Wawancara atau Interview
Wawancara adalah suatu proses tanya jawab lisan, dalam mana 2 orang
atau lebih berhadapan secara fisik, yang satu dapat melihat muka yang
lain dan mendengar dengan telinga sendiri dari suaranya.
Dalam interview dapat diketahui ekspresi muka, gerak – gerik tubuh
yang dapat dicheck dengan pertanyaan verbal. Dengan interview dapat
diketahui tingkat penguasaan materi. Instrumen dalam wawancara ini
adalah pedoman wawancara.
3. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu pengumpulan data dimana peneliti menyelidiki
benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-
peraturan, dan sebagainya. Metode ini digunakan untuk memperoleh data
30
Arikunto, Suharsimi. 2004. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:PT
Rineka Cipta. h 173. 31
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. 32
Nasution, S. 1988. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito
27
tentang gambaran SMA Bina Insani Bogor dan Siswa-siswi Kelas X –
IPS 1 SMA Bina Insani Bogor .
F. Tahap persiapan penelitian
1). Menyusun rancangan penelitian
Penelitian yang akan dilakukan berangkat dari permasalahan dalam
lingkup peristiwa yang sedang terus berlangsung dan bisa diamati serta
diverifikasi secara nyata pada saat berlangsungnya penelitian.
Peristiwa-peristiwa yang diamati dalam konteks kegiatan orang-
orang/organisasi.
2). Memilih lapangan
Sesuai dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian, maka
dipilih lokasi penelitian yang digunakan sebagai sumber data, dengan
mengasumsikan bahwa dalam penelitian kualitatif, jumlah (informan)
tidak terlalu berpengaruh dari pada konteks. Juga dengan alasan-alasan
pemilihan yang ditetapkan dan rekomendasi dari pihak yang
berhubungan langsung dengan lapangan, seperti dengan kualitas dan
keadaan sekolah (Dinas Pendidikan). Selain didasarkan pada
rekomendasi-rekomendasi dari pihak yang terkait juga melihat dari
keragaman masyarakat yang berada di sekitar tempat yang
menempatkan perbedaan dan kemampuan potensi yang dimilikinya.
3). Mengurus perizinan
Mengurus berbagai hal yang diperlukan untuk kelancaran kegiatan
penelitian. Terutama kaitannya dengan metode yang digunakan yaitu
kualitatif, maka perizinan dari birokrasi yang bersangkutan biasanya
dibutuhkan karena hal ini akan mempengaruhi keadaan lingkungan
dengan kehadiran seseorang yang tidak dikenal atau diketahui. Dengan
perizinan yang dikeluarkan akan mengurangi sedikitnya ketertutupan
lapangan atas kehadiran kita sebagai peneliti.
28
4). Menjajagi dan menilai keadaan
Setelah kelengkapan administrasi diperoleh sebagai bekal legalisasi
kegiatan kita, maka hal yang sangat perlu dilakukan adalah proses
penjajagan lapangan dan sosialisasi diri dengan keadaan, karena kitalah
yang menjadi alat utamanya maka kitalah yang akan menetukan apakah
lapangan merasa terganggu sehingga banyak data yang tidak dapat
digali/tersembunyikan/disembunyikan, atau sebaliknya bahwa lapangan
menerima kita sebagai bagian dari anggota mereka sehingga data
apapun dapat digali karena mereka tidak merasa terganggu.
5). Memilih dan memanfaatkan informan
Ketika kita menjajagi dan mensosialisasikan diri di lapangan, ada hal
penting lainnya yang perlu kita lakukan yaitu menentukan patner kerja
sebagai “mata kedua” kita yang dapat memberikan informasi banyak
tentang keadaan lapangan. Informan yang dipilih harus benar-benar
orang yang independen dari orang lain dan kita, juga independen secara
kepentingan penelitian atau kepentingan karier.
6). Menyiapkan instrumen penelitian
Dalam penelitian kualitatif, peneliti adalah ujung tombak sebagai
pengumpul data (instrumen). Peneliti terjun secara langsung ke
lapangan untuk mengumpulkan sejumlah informasi yang dibutuhkan.
Peneliti sebagai intrumen utama dalam penelitian kualitatif, meliputi
ciri-ciri sebagai berikut :
a. Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus
dan lingkungan yang bermakna atau tidak dalam suatu penelitian;
b. Peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri dengan aspek keadaan
yang dapat mengumpulkan data yang beragam sekaligus;
c. Tiap situasi adalah keseluruhan, tidak ada instrumen berupa test atau
angket yang dapat mengungkap keseluruhan secara utuh;
29
d. Suatu interaksi yang melibatkan interaksi manusia, tidak dapat difahami
oleh pengetahuan semata-mata;
e. Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang
diperoleh;
f. Hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil kesimpulan dari
data yang diperoleh;
g. Dengan manusia sebagai instrumen respon yang aneh akan mendapat
perhatian yang seksama. 33
G. Teknik Analisis Data
Pada penelitian ini, teknik analisis data, melalui tahapan dibawah ini :
1. Analisis sebelum ke / di lapangan
Penelitian kualitatif telah melakukan analisis data sebelum peneliti
memasuki lapangan. Analisis dilakukan terhadap data hasil studi
pendahuluan, atau data sekunder, yang akan digunakan untuk
menentukan fokus penelitian. Namun demikian fokus penelitian ini
masih bersifat sementara, dan akan berkembang setelah peneliti masuk
dan selama di lapangan34
.
2. Penyajian data
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam
bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan
sejenisnya. Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data
dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.
Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk
memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya
berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut35
.
33
Faisal, Sanafiah, (1990), Penelitian Kualitatif ; dasar dan aplikasi, Malang : Y A 3 Malang. 34
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung :
ALFABETA. h 245. 35
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung :
ALFABETA. h 249.
30
3. Verifikasi data
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan
akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat dan
mendukung pada tahap berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang
dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti – bukti yang valid
dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data,
maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang
kredibel36
.
36
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung :
ALFABETA h 252.
31
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil SMA Bina Insani
1. Mukadimah
Sekolah Bosowa Bina Insani adalah sekolah umum yang
berciri khas yang berada dibawah Yayasan Bosowa Bina Insani.
Sekolah Bosowa Bina Insani dahulu bernama Sekolah Bina Insani,
terhitung sejak tanggal 1 April 2012, manajemen Sekolah Bina
Insani dipegang oleh Yayasan Bosowa Bina Insani (Yayasan
BBI). Yayasan ini didirikan oleh Bosowa Foundation, sayap
kegiatan sosial Bosowa Group, sebuah kelompok bisnis nasional
terkemuka yang didirikan dan dikembangkan oleh Bpk Aksa
Mahmud. Yayasan Bosowa Bina Insani berkomitmen untuk terus
memajukan Sekolah Bina Insani menjadi sekolah yang bermutu
dan islami, yang tidak hanya berbicara di level Bogor, tapi juga
nasional, bahkan internasional.
Sekolah Bosowa Bina Insani memiliki 4 unit sekolah, yaitu
unit Kelompok Bermain dan Taman Kanak-Kanak Bina Insani
(Berdiri tahun 1990), Sekolah Dasar Bina Insani (Berdiri tahun
1990), Sekolah Menengah Pertama Bina Insani (Berdiri tahun
1992) dan Sekolah Menengah Atas Bina Insani (Berdiri tahun
1995). Seluruh unit memiliki program reguler dan internasional,
kecuali Kelompok Bermain dan Taman Kanak-Kanak.
2. Visi Dan Misi
A. VISI
“ Menjadi lembaga pendidikan Islam terdepan dalam
melahirkan generasi yang smart, islami, disiplin, inovatif, dan
competitif dalam kancah kehidupan global.
32
B. MISI
1. Menciptakan iklim belajar yang kondusif dengan
lingkungan yang nyaman.
2. Mengembangkan sekolah yang bernafaskan islam.
3. Menumbuhkan sikap dan jiwa kepemimpinan, kemandirian,
dan kepekaan sosial dalam integritas pribadi yang tangguh
dan sabar.
4. Mewujudkan proses pembelajaran yang aktif, inovatif,
kreatif, dan menyenangkan selaras denga tuntutan dan
perubahan zaman.
5. Menumbuhkan semangat dan budaya belajar yang tinggi
dalam meraih prestasi.
3. Kurikulum
Kurikulum Sekolah Bosowa Bina Insani merupakan hasil
pengembangan kurikulum nasional yang sudah dipadukan dengan
nilai-nilai kekhasan Bina Insani, typical kurikulum of bina insane
( Islamic studies ) dan Cambridge curriculum. Islamic studies
merupakan kurikulum keagamaan ( kekhasan ) yang digunakan di
Bina Insani dari PG/TK sampai SMA secara terpadu dan
berkesinambungan. Cambridge curriculum merupakan kurikulum
yang diadopsi SD, SMP, dan SMA untuk memberikan layanan
khusus kepada para siswa yang memilih program dual degree.
4. Tenaga Pendidik
Sekolah Bosowa Bina Insani ditunjang tenaga-tenaga
pendidik yang profesional dalam bidangnya sehingga turut
mempercepat optimalisasi konsep pengembangan pendidikan yang
ada di Sekolah Bosowa Bina Insani. Tenaga pendidik sekolah
bosowa bina insani memiliki empat kompetensi wajib, yaitu:
33
kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi sosial,
dan kompetensi kepribadian.
5. Fasilitas
Sekolah Bosowa Bina Insani memiliki fasilitas yang sangat
representatif yaitu: Ruang kelas ber – AC, Masjid, Laboratorium
Terpadu ( Lab. Multimedia, Lab. Sains, Perpustakaan, Musik dll ),
lapangan Olahraga dan halaman bermain yang asri dan nyaman.
Penataan gedung, taman dan halaman yang seimbang memberikan
keleluasaan gerak bagi peserta didik, sehingga kebutuhan akan
oksigen bagi peserta didik dapat terpenuhi.
6. Data Siswa Kelas X – IPS 1
No NAMA SISWA
1 Afri Fahrezi Aryansyah
2 Annisa Medina Yusuf
3 Asyraf Aulia Rakhman
4 Cathlya Virzani
5 Denisa Fahira
6 Fahira Nabila
7 Fatimah Anandati
8 Hanif Dwi Putra
9 Hanifah Amnisnoro Najamudin Putri
10 Julian Fernando
11 Muhammad Daffa Nugraha
12 Muhammad Rizky
13 Mutiara Nabila Putri
14 Nieken Aprieliandhary
15 Rafa Putera Pamungkas
16 Rheasya Ristanty
17 Rizal Firmansyah
34
Tabel.1.1. Data Siswa Kelas X – IPS 1
B. Pemanfaatan Kebun Raya Bogor sebagai Sumber Pembelajaran geografi
pada SMA Bina Insani Bogor
Proses penelitian ini dilakukan melalui wawancara pada guru dan beberapa
peserta didik kelas X – IPS 1 di SMA Bina Insani Bogor dan melakukan
observasi kegiatan belajar siswa di Kebun Raya Bogor selama 2 kali
pertemuan atau selama 2 minggu, di bulan april.
Objek penelitian ini adalah peserta didik kelas X – IPS 1 yang berjumlah
sekitar 19 orang dan guru geografi SMA Bina Insani. Berdasarkan hasil
pengamatan sebelum melakukan observasi di Kebun Raya Bogor, baik
melalui pengamatan langsung maupun hasil wawancara dengan siswa kelas X
– IPS 1 dan guru geografi SMA Bina Insani, penelitian menyimpulkan bahwa
sebelum siswa kelas X – IPS 1 dan guru geografi SMA Bina Insani
melakukan kegiatan belajar di Kebun Raya Bogor, siswa kelas X – IPS 1 dan
guru geografi SMA Bina Insani lebih sering melakukan kegiatan belajar pada
mata pelajaran geografi di dalam kelas. Sebelum melakukan kegiatan
pembelajaran geografi di Kebun Raya Bogor, pembelajaran geografi masih
berpusat pada guru geografi dan siswa belum dijadikan subjek belajar. Hal ini
terjadi dikarenakan guru geografi menggunakan sumber belajar berupa buku
paket pelajaran geografi. Selain buku paket pelajaran geografi, guru geografi
tersebut juga menggunakan sumber belajar lain seperti ensiklopedia, internet,
dan sebagainya. Selain itu, Sebelum melakukan kegiatan pembelajaran
geografi di Kebun Raya Bogor, pembelajaran geografi lebih banyak
menempatkan siswa pada aktivitas mencatat, mendengar, atau menjawab
pertanyaan guru, akibatnya peserta didik kelas X – IPS 1 merasa bosan atau
jenuh, bahkan ada yang mendapatkan hasil belajar geografi yang rendah
sehingga pada akhirnya guru geografi mengajak peserta didik kelas X – IPS 1
18 Salwa Sihab Muhibin
19 Saskia Ramadhanti
35
untuk melakukan kegiatan pembelajaran geografi di Kebun Raya Bogor pada
tanggal 17 April dan 21 April 2015. Setelah melakukan observasi siswa kelas
X – IPS 1 dan guru geografi SMA Bina Insani yang melakukan kegiatan
belajar di Kebun Raya Bogor, penelitian juga menyimpulkan bahwa setelah
siswa kelas X – IPS 1 dan guru geografi SMA Bina Insani melakukan
kegiatan belajar di Kebun Raya Bogor mereka merasa senang karena selain
bisa belajar sambil refreshing, para peserta didik kelas X – IPS 1 juga
mendapatkan banyak sekali ilmu geografi yang tidak hanya dari sumber
belajar berupa buku paket geografi saja.
1. Deskripsi Data Hasil Pengamatan ( Observasi )
a. Pertemuan Pertama
Kegiatan belajar mengajar di Kebun Raya Bogor di kelas X –
IPS 1 pada hari jum’at 17 April 2015 dimulai pukul 13. 30 – 14.15 guru
geografi hadir untuk membantu peneliti dalam melaksanakan kegiatan
pada saat itu.
Perjalanan ke Kebun Raya Bogor dimulai setelah sholat jum’at ,
yaitu dari pukul 12.50 – 13.25. Dalam perjalanan ke Kebun Raya
Bogor, para peserta didik kelas X – IPS 1 tampak ceria, karena selain
menyenangkan, para peserta didik kelas X – IPS 1 juga merasa tidak
membosankan dan tidak merasa jenuh pada mata pelajaran geografi
yang dikarenakan guru geografi tersebut memang hanya menggunakan
buku geografi sebagai sumber belajar geografi sehingga guru geografi
tersebut menggunakan Kebun Raya Bogor sebagai sumber belajarnya
untuk melakukan proses pembelajaran geografi yang dilakukan diluar
lingkungan SMA Bina Insani Bogor. Setelah kami sampai di Kebun
Raya Bogor, guru geografi dan peserta didik kelas X – IPS 1 pun
langsung memulai proses pembelajaran geografi.
Proses pembelajarannya diawali dengan pembukaan, yaitu guru
menyapa siswa kemudian mengabsen. Sebelum proses pembelajaran
dilakukan, maka terlebih dahulu guru menjelaskan langkah – langkah
proses pembelajaran dengan menggunakan Kebun Raya Bogor sebagai
36
sumber belajarnya. Setelah itu, guru memberikan motivasi mengenai
materi yang akan diajarkan, yaitu materi tentang jenis – jenis vegetasi
alam yang hidup di sekitar Kebun Raya Bogor, dan manfaat jenis –
jenis vegetasi alam yang hidup di sekitar Kebun Raya Bogor, serta
menyampaikan tujuan pembelajaran tentang jenis – jenis vegetasi alam
yang hidup di sekitar Kebun Raya Bogor. Kemudian dilanjutkan
memberikan apersepsi yang dilakukan oleh guru kepada para peserta
didik dengan tujuan untuk merangsang siswa agar aktif berpikir dengan
memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa ataupun siswa
mengungkapkan pendapatnya. Setelah itu, guru menyajikan materi
tentang jenis – jenis vegetasi alam yang hidup di sekitar Kebun Raya
Bogor yang dimulai dengan menyampaikan keseluruhan indikator
pembelajaran yang harus dicapai pada pertemuan pertama. Kemudian
guru juga memotivasi rasa ingin tahu siswa tentang materi yang akan
dipelajari. Selanjutnya guru membagi kelompok menjadi 2 kelompok.
Setiap masing – masing kelompok, mereka mengidentifikasi dan
mencatat jenis – jenis vegetasi alam yang hidup di Kebun Raya Bogor
yang berdurasi sekitar 30 – 40 menit. Setelah mereka melakukan
identifikasi dan mencatat jenis – jenis vegetasi alam yang hidup di
Kebun Raya Bogor, mereka akan melakukan analisa hasil catatan serta
mengumpulkan laporan catatan tentang jenis – jenis vegetasi alam yang
hidup di sekitar Kebun Raya Bogor.
Tahap selanjutnya selama 10 – 15 menit guru melakukan tanya
jawab kepada peserta didik dan peserta didik mendemonstrasikan
terkait dengan materi yang disampaikan pada pertemuan pertama, hal
ini dilakukan agar peserta didik berani dan termotivasi untuk
mengemukakan pendapat dan memahami materi.
Setelah itu, kami semua pulang dari Kebun Raya Bogor pada
pukul 14. 40. Dalam perjalanan pulang dari Kebun Raya Bogor, para
peserta didik kelas X – IPS 1 tampak puas, karena selain
menyenangkan, para peserta didik kelas X – IPS 1 juga mendapatkan
37
banyak sekali ilmu geografi yang membahas jenis – jenis vegetasi alam
yang hidup di sekitar Kebun Raya Bogor pada mata pelajaran geografi
dan dikarenakan guru geografi tersebut telah menggunakan Kebun Raya
Bogor sebagai sumber belajarnya untuk melakukan proses
pembelajaran geografi yang dilakukan diluar lingkungan SMA Bina
Insani Bogor supaya para peserta didik dan tidak merasa jenuh dan
bosan pada mata pelajaran geografi .
b. Pertemuan kedua
Kegiatan belajar mengajar di Kebun Raya Bogor pada
pertemuan kedua di kelas X – IPS 1 pada hari selasa 21 April 2015
dimulai pukul 10. 00 – 11.30 guru geografi hadir untuk membantu
peneliti dalam melaksanakan kegiatan pada saat itu.
Perjalanan ke Kebun Raya Bogor dimulai pada pagi hari, yaitu
dari pukul 09.05 – 09.55. Dalam perjalanan ke Kebun Raya Bogor,
para peserta didik kelas X – IPS 1 tampak ceria, karena selain
menyenangkan, para peserta didik kelas X – IPS 1 juga merasa lebih
bersemangat dan lebih serius pada mata pelajaran geografi yang
dikarenakan guru geografi tersebut telah menggunakan Kebun Raya
Bogor sebagai sumber belajarnya untuk melakukan proses
pembelajaran geografi pada pertemuan kedua yang sebelumnya
dilakukan pada pertemuan pertama diluar lingkungan SMA Bina
Insani Bogor. Setelah kami sampai di Kebun Raya Bogor, guru
geografi dan peserta didik kelas X – IPS 1 pun langsung memulai
proses pembelajaran geografi.
Pada pertemuan kedua ini, proses pembelajaran dilakukan
dengan melanjutkan materi pembelajaran yang sudah dilakukan pada
pertemuan pertama, yang diawali dengan pembukaan, yaitu guru
menyapa siswa kemudian mengabsen. Seperti yang dilakukan pada
pertemuan pertama, Sebelum proses pembelajaran dilakukan, maka
terlebih dahulu guru menjelaskan langkah – langkah proses
38
pembelajaran dengan menggunakan Kebun Raya Bogor sebagai
sumber belajarnya pada pertemuan kedua. Setelah itu, guru
memberikan motivasi mengenai materi yang akan diajarkan pada
pertemuan kedua, yaitu materi tentang pemanasan global ( El Nino
dan La Nina ) yang terjadi di sekitar Kebun Raya Bogor, serta
menyampaikan tujuan pembelajaran tentang pemanasan global ( El
Nino dan La Nina ) di sekitar Kebun Raya Bogor. Kemudian
dilanjutkan memberikan apersepsi yang dilakukan oleh guru kepada
para peserta didik dengan tujuan untuk merangsang siswa agar aktif
berpikir dengan memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa
ataupun siswa mengungkapkan pendapatnya.
Setelah itu, guru menyajikan materi tentang pemanasan global
( El Nino dan La Nina ) yang terjadi di sekitar Kebun Raya Bogor
yang dimulai dengan menyampaikan keseluruhan indikator
pembelajaran yang harus dicapai pada pertemuan kedua. Kemudian
guru juga memotivasi rasa ingin tahu siswa tentang materi yang akan
dipelajari. Selanjutnya guru kembali membagi kelompok menjadi 2
kelompok. Setiap masing – masing kelompok, mereka
mengidentifikasi dan mencatat tentang perubahan iklim global ketika
terjadi pemanasan global ( El Nino dan La Nina ) di sekitar Kebun
Raya Bogor yang berdurasi sekitar 30 – 40 menit dengan dibimbing
oleh guru geografi. Setelah mereka melakukan identifikasi dan
mencatat tentang perubahan iklim global ketika terjadi pemanasan
global ( El Nino dan La Nina ) di sekitar Kebun Raya Bogor, mereka
akan melakukan analisa hasil catatan serta mengumpulkan laporan
catatan tentang perubahan iklim global ketika terjadi pemanasan
global ( El Nino dan La Nina ) di sekitar Kebun Raya Bogor.
Tahap selanjutnya selama 10 sampai 15 menit guru melakukan
tanya jawab kepada peserta didik dan peserta didik
mendemonstrasikan terkait dengan materi yang disampaikan pada
39
pertemuan pertama, hal ini dilakukan agar peserta didik berani dan
termotivasi untuk mengemukakan pendapat dan memahami materi.
Setelah itu, kami semua pulang dari Kebun Raya Bogor pada
pukul 11. 40. Dalam perjalanan pulang dari Kebun Raya Bogor, para
peserta didik kelas X – IPS 1 tampak puas, karena selain
menyenangkan, para peserta didik kelas X – IPS 1 juga mendapatkan
banyak sekali ilmu geografi yang membahas pemanasan global ( El
Nino dan La Nina ) di sekitar Kebun Raya Bogor pada mata pelajaran
geografi dan dikarenakan untuk kedua kalinya, guru geografi tersebut
telah menggunakan Kebun Raya Bogor sebagai sumber belajarnya
untuk melakukan proses pembelajaran geografi yang dilakukan diluar
lingkungan SMA Bina Insani Bogor supaya para peserta didik lebih
bersemangat dan lebih serius pada mata pelajaran geografi .
Dari pembahasan Deskripsi Data Hasil Pengamatan
( Observasi ) diatas, dapat dijelaskan bahwa, guru geografi dan siswa
– siswi kelas X – IPS 1 menggunakan jenis sumber belajar yang
berupa latar/lingkungan, yaitu lingkungan fisik. Selain itu, guru
geografi dan siswa – siswi kelas X – IPS 1 juga menggunakan sumber
belajar yang berupa aktivitas, seperti karyawisata. Di sisi lain, guru
geografi dan siswa – siswi kelas X – IPS 1 memilih sumber belajar
yang berdasarkan kriteria, baik kriteria umum maupun kriteria
berdasarkan tujuan yang hendak dicapai. Berdasarkan kriteria umum,
guru geografi dan siswa – siswi kelas X – IPS 1 memilih sumber
belajar yang berupa Kebun Raya Bogor, yang dikarenakan sumber
belajar tersebut mudah diperoleh. Sedangkan, berdasarkan kriteria
khusus, guru geografi dan siswa – siswi kelas X – IPS 1 memilih
sumber belajar yang berupa Kebun Raya Bogor, yang dikarenakan
sumber belajar tersebut memiliki kriteria yang berdasarkan tujuan,
antara lain : untuk memotivasi siswa dalam proses pembelajaran, serta
untuk penelitian yang dimana siswa – siswi kelas X – IPS 1 tersebut
meneliti dan mengidentifikasi serta mencatat tentang keadaan alam
40
sekitar Kebun Raya Bogor, seperti pemanasan global dan lain
sebagainya. Di sisi lain pula, guru geografi dan siswa – siswi kelas X
– IPS 1 memilih sumber belajar yang berupa Kebun Raya Bogor
memiliki fungsi, yang diantaranya :
1. Sebagai pembuka jalan dan pengembangan wawasan terhadap
proses belajar mengajar yang ditempuh.
2. Sebagai petunjuk dan gambaran yang berkaitan dengan aspek –
aspek bidang keilmuan yang dipelajari.
Itulah penjelasan Hasil Pengamatan ( Observasi ) tentang
pemanfaatan Kebun Raya Bogor sebagai sumber belajar
geografi pada SMA Bina Insani Bogor.
2. Deskripsi Data Hasil Pengamatan ( Wawancara )
Hasil wawancara pada guru dan beberapa siswa kelas X – IPS 1
SMA Bina Insani menunjukkan bahwa Sebelum melakukan kegiatan
pembelajaran geografi di Kebun Raya Bogor, guru geografi menggunakan
sumber belajar berupa buku paket pelajaran geografi. Selain buku paket
pelajaran geografi, guru geografi tersebut juga menggunakan sumber
belajar lain seperti ensiklopedia, internet, dan sebagainya. Supaya peserta
didik kelas X – IPS 1 tidak merasa bosan atau jenuh dan mendapatkan
hasil belajar geografi yang tinggi, maka pada akhirnya guru geografi
mengajak peserta didik kelas X – IPS 1 untuk melakukan kegiatan
pembelajaran geografi di Kebun Raya Bogor yang terkait pada materi
tentang vegetasi alam dan pemanasan global ( El nino dan La nina ). Guru
geografi mengajak peserta didik kelas X – IPS 1 untuk melakukan
kegiatan pembelajaran geografi di Kebun Raya Bogor karena guru
geografi mendapatkan inspirasi dari dari artikel buku yang membahas
tentang “ Biosfer “ atau kumpulan jenis vegetasi alam. Selain itu, Proses
pembelajaran ketika di Kebun Raya Bogor yang pada awalnya tidak
kondusif, tetapi lambat laun para peserta didik tersebut bisa dikontrol yang
dikarenakan para peserta didik menjadi lebih fresh dalam belajar geografi
41
yang disebabkan peserta didik belajar tidak hanya didalam kelas saja.
Selain itu, para peserta didik kelas X – IPS 1 mendapatkan informasi
Ketika di Kebun Raya Bogor, yaitu tentang jenis – jenis tumbuhan yang
hidup dan tumbuh di Kebun Raya Bogor dan tentang sejarah seputar
Kebun Raya Bogor.
Ketika guru geografi SMA Bina Insani membuat pembelajaran
efektif dan efisien ketika di Kebun Raya Bogor , guru geografi harus
sesuai dengan rencana yang guru geografi tersebut dibuat dan harus tegas
kepada para peserta didik supaya pembelajaran ketika di Kebun Raya
Bogor menjadi efektif dan efisien. Selain itu, guru geografi SMA Bina
Insani harus mengatur waktu ketika pembelajaran di Kebun Raya Bogor ,
yaitu harus sesuai denga time table yang dibuat supaya pembelajaran
peserta didik kelas X – IPS 1 yang dilakukan di Kebun Raya Bogor itu
terasa sangat menyenangkan dan tidak bosan dengan adanya pembelajaran
geografi di luar kelas.
Kendala yang dirasakan oleh peserta didik kelas X – IPS 1 dan
guru geografi ketika melakukan kegiatan pembelajaran geografi di Kebun
Raya Bogor, yaitu Kebun Raya Bogor yang jaraknya agak jauh dari SMA
Bina Insani dan kondisi cuaca di Kebun Raya Bogor tersebut panas. Selain
itu, terkadang kegiatan belajar di Kebun Raya Bogor mengalami kendala
teknis apabila terjadi hujan, dan pengontrolan awal peserta didik waktu di
Kebun Raya Bogor.
Terakhir, kesan dan pesan peserta didik setelah melakukan
kegiatan belajar di Kebun Raya Bogor, yaitu rata – rata para peserta didik
menjadi senang, karena para peserta didik tersebut bisa belajar sambil
refreshing. Selain itu, para peserta didik juga cepat menangkap materi
geografi juga, karena yang dari teori di buku geografi bisa langsung
dipraktekkan dan dilihat oleh para peserta didik secara langsung.
Disamping itu juga, para peserta didik bisa langsung datang serta melihat
keadaan alam diluar sekolah secara langsung.
42
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan tentang Pemanfaatan Kebun Raya Bogor Sebagai
Sumber Belajar geografi Pada SMA Bina Insani, maka diambil
kesimpulan :
1. Sebelum siswa kelas X – IPS 1 dan guru geografi SMA Bina Insani
melakukan kegiatan belajar di Kebun Raya Bogor, siswa kelas X – IPS 1
dan guru geografi SMA Bina Insani lebih sering melakukan kegiatan
belajar pada mata pelajaran geografi di dalam kelas yang dikarenakan
guru geografi menggunakan sumber belajar berupa buku paket pelajaran
geografi. Selain buku paket pelajaran geografi, guru geografi tersebut juga
menggunakan sumber belajar lain seperti ensiklopedia, internet, dan
sebagainya. akibatnya peserta didik kelas X – IPS 1 merasa bosan atau
jenuh, bahkan ada yang mendapatkan hasil belajar geografi yang rendah
sehingga pada akhirnya guru geografi mengajak peserta didik kelas X –
IPS 1 untuk melakukan kegiatan pembelajaran geografi di Kebun Raya
Bogor.
2. Setelah siswa kelas X – IPS 1 dan guru geografi SMA Bina Insani
melakukan kegiatan belajar di Kebun Raya Bogor, rata – rata para peserta
didik menjadi senang, karena para peserta didik tersebut bisa belajar
sambil refreshing. Selain itu, para peserta didik juga cepat menangkap
materi geografi juga, karena yang dari teori di buku geografi bisa
langsung dipraktekkan dan dilihat oleh para peserta didik secara langsung.
43
B. Saran
Dari Kesimpulan diatas, penulis mencoba untuk memberikan saran – saran
sebagai berikut :
1. Di dalam proses belajar mengajar yang dilakukan oleh peserta didik di
dalam sekolah perlu diperhatikan dan dipertimbangkan kelebihan dan
kekurangannya, supaya peserta didik kelas tidak merasa bosan atau jenuh
dan mendapatkan hasil belajar yang tinggi dan memuaskan. Oleh karena
itu Penulis menyarankan untuk memberikan porsi yang lebih banyak
belajar di luar lingkungan sekolah.
2. Dari Kesimpulan rata-rata siswa menyenangi kegiatan belajar mengajar di
luar lingkungan sekolah yang bisa belajar sambil refreshing , maka Penulis
menyarankan proses belajar dan mengajar dilakukan tidak hanya di
lingkungan sekolah saja, tetapi proses belajar dan mengajar juga bisa
dilakukan di lingkungan sekolah seperti, di Kebun Raya Bogor atau
tempat wisata lainnya.
44
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta : PT Rineka Cipta.
B. Suryosubroto. 2002. Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, Jakarta : Rineka
Cipta.
Basrowi dan Suwandi. 2009. memahami penelitian kualitatif. Jakarta : PT
Rineka Cipta.
Chin, Todd. 1995. The Condition of Learning. Diambil dari http : // forum
.upi. edu /v3/index. php? PHPSESSID/. Di unduh pada tanggal 10 November 2011
jam 15.45.
Faisal, Sanafiah. 1990. Penelitian Kualitatif ; dasar dan aplikasi, Malang : Y A
3 Malang.
Levelink, Jose, Amanada Mawdsley, Theo Rijnberg. 1997. Empat Rute jalan
Kaki Dengan Panduan kebun Raya Bogor, ( Bogor: PT. Bogorindo Botanicus).
Lexy J. Moleong, 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : PT
Remaja Rosdakarya, h. 6.
Mulyasa, 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung : Remaja
Rosydakarya .
Mulyasa. H.E. 2013 . Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013.
Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai . Tehnologi Pengajaran. Bandung : Sinar
Baru, 2001.
45
Nasution, S. 1988. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung:
Tarsito.
Nasution, S. 1994. Berbagai Pedekatan Dalam Proses belajar Mengajar,
Bina Aksara, Jakarta
Salim, Peter dan Yenny Salim. 2002. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer.
Jakarta: Modern English Press.
Sanjaya. 2010. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran Jakarta :
Kencana.
Sanjaya, Wina. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Prenada
Media Grup.
Seels, Barbara B. & Rita C. Richey. 1994. Teknologi Pembelajaran. Seri
Pustaka Teknologi Pendidikan No.12.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.
Bandung : ALFABETA.
Tirtarahardja, Umar. dkk. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
UU RI No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen & UU RI No. 20 Tahun
2003. 2006.tentang Sistem Pendidikan Nasional Beserta Penjelasannya. Bandung :
Fermana.
Warsita, Bambang . Teknologi Pendidikan, Jakarta : PT Rineka Cipta, 2008.
Wawan S. Suherman. 2001. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Jasmani.
Yogyakarta. FIK UNY.
Undang-Undang No.20 Tahun 2003.
46
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003 Bab II
Pasal 3.
http://id.wikipedia.org/wiki/penelitian kualitatif, diakses tanggal 1 desember
2011
47
LAMPIRAN 1
TRANSKIP WAWANCARA
Wawancara dengan guru geografi
1. Sumber belajar apakah yang selama ini bapak / ibu lain gunakan untuk
pembelajaran geografi ?
2. Apa sajakah sumber belajar lain itu yang pernah bapak / ibu gunakan selama
proses pembelajaran geografi ?
3. Apakah bapak / ibu pernah mengajak siswa/ i ke Kebun Raya Bogor terkait
dengan mata pelajaran geografi ?
4. Hal apakah yang terdapat di Kebun Raya Bogor yang dapat bapak / ibu
berikan kepada siswa/ i terkait dengan mata pelajaran geografi ?
- Darimanakah inspirasi yang bapak / ibu dapatkan sehingga ibu / bapak
mengajak siswa/ i ke Kebun Raya Bogor ?
- Bagaimana proses pembelajaran ketika di Kebun Raya Bogor ?
- Bagaimanakah bapak / ibu membuat pembelajaran efektif dan efisien
ketika di Kebun Raya Bogor ?
- Bagaimana Bapak / Ibu mengatur waktu ketika pembelajaran di Kebun
Raya Bogor ?
- Apa sajakah kendala ketika melakukan pembelajaran di Kebun Raya
Bogor ?
5. Bagaimanakah kesan dan pesan siswa/ i setelah melakukan kegiatan belajar di
Kebun Raya Bogor ?
Jawaban / Pembahasan
1. Berdasarkan pertanyaan wawancara nomor 1 diatas, sumber belajar yang
digunakan oleh guru geografi SMA Bina Insani adalah buku paket pelajaran
48
geografi. Selain buku paket geografi, guru geografi tersebut juga
menggunakan sumber belajar lain seperti ensiklopedia, pengetahuan umum
dan internet.
2. Berdasarkan pertanyaan wawancara nomor 2 diatas, sumber belajar lain yang
digunakan oleh guru geografi SMA Bina Insani selama proses pembelajaran
geografi adalah ensiklopedia tentang kebumian, ilmu bumi, atmosfer.
3. Berdasarkan pertanyaan wawancara nomor 3 diatas, guru geografi SMA Bina
Insani pernah mengajak siswa/ i ke Kebun Raya Bogor dan mata pelajaran
geografi yang terkait dengan Kebun Raya Bogor adalah Biosfer.
4. Berdasarkan pertanyaan wawancara nomor 4 diatas, banyak hal yang terdapat
di Kebun Raya Bogor yang guru geografi SMA Bina Insani berikan kepada
siswa/ i terkait dengan mata pelajaran geografi, yaitu :
- Inspirasi yang guru geografi SMA Bina Insani dapatkan sehingga ibu /
bapak mengajak siswa/ i ke Kebun Raya Bogor adalah dari artikel buku
yang membahas tentang “ Biosfer “ .
- Proses pembelajaran ketika di Kebun Raya Bogor yang pada awalnya
tidak kondusif, tetapi lambat laun para peserta didik tersebut bisa
dikontrol.
- Cara guru geografi SMA Bina Insani membuat pembelajaran efektif dan
efisien ketika di Kebun Raya Bogor yaitu, harus sesuai dengan rencana
yang guru geografi tersebut dibuat dan harus tegas kepada para peserta
didik supaya pembelajaran ketika di Kebun Raya Bogor menjadi efektif
dan efisien.
- Cara guru geografi SMA Bina Insani mengatur waktu ketika
pembelajaran di Kebun Raya Bogor , yaitu harus sesuai denga time table
yang dibuat.
- Kendala ketika melakukan pembelajaran di Kebun Raya Bogor adalah,
kendala teknis, apabila terjadi hujan, dan pengontrolan awal peserta didik
waktu di Kebun Raya Bogor.
49
5. Berdasarkan pertanyaan wawancara nomor 5 diatas, kesan dan pesan peserta
didik setelah melakukan kegiatan belajar di Kebun Raya Bogor, yaitu rata –
rata para peserta didik menjadi senang, karena para peserta didik tersebut bisa
belajar sambil refreshing. Selain itu, para peserta didik juga cepat menangkap
materi geografi juga, karena yang dari teori di buku geografi bisa langsung
dipraktekkan dan dilihat oleh para peserta didik secara langsung.
50
Wawancara dengan Siswa kelas X – IPS 1
1. Bagaimana pendapatmu tentang pembelajaran di luar kelas ?
Jawab :
2. Apa saja yang kamu dapat di Kebun Raya Bogor ?
Jawab :
3. Bagaimana kesan kamu setelah melakukan pembelajaran di Kebun Raya
Bogor ?
Jawab :
4. Kesulitan apa yang kamu rasakan ketika pembelajaran di Kebun Raya Bogor ?
Jawab :
5. Materi geografi manakah yang kamu dapat di Kebun Raya Bogor
dibandingkan di kelas ?
Jawab :
Jawaban / Pembahasan
1. Berdasarkan pertanyaan wawancara nomor 1 diatas, pendapat yang
dikemukakan oleh Afri Fahrezi. A. tentang pembelajaran di luar kelas adalah
cukup menyenangkan dan para peserta didik menjadi tidak bosan dalam
belajar yang dikarenakan peserta didik belajar hanya didalam kelas saja.
2. Berdasarkan pertanyaan wawancara nomor 2 diatas, , yang didapatkan oleh
Afri Fahrezi. A. Ketika di Kebun Raya Bogor adalah tentang jenis – jenis
51
tumbuhan yang hidup dan tumbuh di Kebun Raya Bogor dan tentang sejarah
seputar Kebun Raya Bogor.
3. Berdasarkan pertanyaan wawancara nomor 3 diatas, kesan yang dikemukakan
oleh Afri Fahrezi. A. setelah melakukan pembelajaran di Kebun Raya Bogor
adalah sangat menyenangkan.
4. Berdasarkan pertanyaan wawancara nomor 4 diatas, kesulitan yang dirasakan
oleh Afri Fahrezi. A. ketika pembelajaran di Kebun Raya Bogor adalah letak
Kebun Raya Bogor yang agak jauh dari SMA Bina Insani dan kondisi cuaca
di Kebun Raya Bogor tersebut panas.
5. Berdasarkan pertanyaan wawancara nomor 5 diatas, Materi geografi yang
didapatkan oleh Afri Fahrezi. A. di Kebun Raya Bogor dibandingkan di kelas
adalah materi yang berhubungan dengan keadaan alam dan tumbuh –
tumbuhan yang hidup di sekitar Kebun Raya Bogor.
52
Wawancara dengan Siswa kelas X – IPS 1
6. Bagaimana pendapatmu tentang pembelajaran di luar kelas ?
Jawab :
7. Apa saja yang kamu dapat di Kebun Raya Bogor ?
Jawab :
8. Bagaimana kesan kamu setelah melakukan pembelajaran di Kebun Raya
Bogor ?
Jawab :
9. Kesulitan apa yang kamu rasakan ketika pembelajaran di Kebun Raya Bogor ?
Jawab :
10. Materi geografi manakah yang kamu dapat di Kebun Raya Bogor
dibandingkan di kelas ?
Jawab :
Jawaban / Pembahasan
6. Berdasarkan pertanyaan wawancara nomor 1 diatas, pendapat yang
dikemukakan oleh M. Rizky tentang pembelajaran di luar kelas adalah lebih
menyenangkan dan para peserta didik menjadi lebih fresh dalam belajar yang
dikarenakan peserta didik belajar tidak hanya didalam kelas saja.
7. Berdasarkan pertanyaan wawancara nomor 2 diatas, , yang didapatkan oleh
M. Rizky Ketika di Kebun Raya Bogor adalah tentang jenis – jenis tumbuhan
yang hidup dan tumbuh di Kebun Raya Bogor.
53
8. Berdasarkan pertanyaan wawancara nomor 3 diatas, kesan yang dikemukakan
oleh M. Rizky. setelah melakukan pembelajaran di Kebun Raya Bogor adalah
sangat menyenangkan dan tidak bosan dengan adanya pembelajaran geografi
di luar kelas.
9. Berdasarkan pertanyaan wawancara nomor 4 diatas, kesulitan yang dirasakan
oleh M. Rizky. ketika pembelajaran di Kebun Raya Bogor adalah lokasi
Kebun Raya Bogor terkadang panas dan terkadang belajar di Kebun Raya
Bogor menjadi kurang konsen.
10. Berdasarkan pertanyaan wawancara nomor 5 diatas, Materi geografi yang
didapatkan oleh M. Rizky di Kebun Raya Bogor dibandingkan di kelas
adalah proses yang terjadi dialam sekitar Kebun Raya Bogor, yang terutama
proses tumbuhnya pohon – pohon yang hidup di sekitar Kebun Raya Bogor.
54
Wawancara dengan Siswa kelas X – IPS 1
11. Bagaimana pendapatmu tentang pembelajaran di luar kelas ?
Jawab :
12. Apa saja yang kamu dapat di Kebun Raya Bogor ?
Jawab :
13. Bagaimana kesan kamu setelah melakukan pembelajaran di Kebun Raya
Bogor ?
Jawab :
14. Kesulitan apa yang kamu rasakan ketika pembelajaran di Kebun Raya Bogor ?
Jawab :
15. Materi geografi manakah yang kamu dapat di Kebun Raya Bogor
dibandingkan di kelas ?
Jawab :
Jawaban / Pembahasan
11. Berdasarkan pertanyaan wawancara nomor 1 diatas, pendapat yang
dikemukakan oleh Rafa Putra tentang pembelajaran di luar kelas adalah perlu
dan supaya para peserta didik menjadi tidak bosan dalam belajar yang
dikarenakan peserta didik belajar hanya didalam kelas saja.
12. Berdasarkan pertanyaan wawancara nomor 2 diatas, , yang didapatkan oleh
Rafa Putra Ketika di Kebun Raya Bogor adalah tentang jenis – jenis
55
pepohonan yang hidup dan tumbuh di Kebun Raya Bogor dan tentang sejarah
seputar Kebun Raya Bogor.
13. Berdasarkan pertanyaan wawancara nomor 3 diatas, kesan yang dikemukakan
oleh Rafa Putra setelah melakukan pembelajaran di Kebun Raya Bogor adalah
sangat menyenangkan dan bisa langsung datang serta melihat keadaan alam
diluar sekolah secara langsung.
14. Berdasarkan pertanyaan wawancara nomor 4 diatas, kesulitan yang dirasakan
oleh Rafa Putra ketika pembelajaran di Kebun Raya Bogor adalah Kebun
Raya Bogor yang jaraknya agak jauh dari SMA Bina Insani dan kondisi cuaca
di Kebun Raya Bogor tersebut panas.
15. Berdasarkan pertanyaan wawancara nomor 5 diatas, Materi geografi yang
didapatkan oleh Rafa Putra di Kebun Raya Bogor dibandingkan di kelas
adalah materi yang berhubungan dengan keadaan alam dan letak geografis
Kebun Raya Bogor.
58
LAMPIRAN 4
FOTO KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI KEBUN RAYA BOGOR
( JUMAT , 17 APRIL 2015 )
59
60
61
FOTO KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI KEBUN RAYA BOGOR
( SELASA , 21 APRIL 2015 )
62
63
64
65
LEMBAR UJI REFERENSI
BAB I
Judul Buku / Referensi Paraf
Pembimbing
I
Pembimbing
II
1. Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran,(Bandung :
RemajaRosdakarya, cetakan pertama, 2005)
2. B. Suryosubroto, (2002), Proses Belajar Mengajar Di
Sekolah, Jakarta : Rineka Cipta
3. Mulyasa. H.E. ( 2013 ). Pengembangan dan
Implementasi Kurikulum 2013. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya
4. Nasution,S, (1994), Berbagai Pedekatan Dalam
Proses belajar Mengajar, Bina Aksara, Jakarta
5. Sanjaya.2010.Perencanaan dan Desain Sistem
Pembelajaran. Jakarat: Kencana
6. Sanjaya, Wina. 2011.Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta: Kencana Prenada Media Grup
7. Syaiful Sagala. 2010. Konsep dan Makna
Pembelajaran Bandung: Alfabeta
8. Tirtarahardja, Umar. dkk. 2005. Pengantar
Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
9. Undang-Undang No.20 Tahun 2003
10. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20
Tahun 2003 Bab II Pasal 3
11. UU RI No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen
& UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Beserta Penjelasannya
( Bandung : Fermana, 2006), 1
12. Wawan S. Suherman. 2001.Pengembangan
Kurikulum Pendidikan Jasmani.Yogyakarta. FIK
UNY.
66
LEMBAR UJI REFERENSI
BAB II
Judul Buku / Referensi Paraf
Pembimbing
I
Pembimbing
II
1. Chin, Todd. 1995.The Condition of Learning.
Diambil dari http : // forum .upi. edu /v3/index. php?
PHPSESSID/. Di unduh pada tanggal 10 November
2011 jam 15.45
2. Drs. Bambang Warsita, Teknologi Pendidikan, (
Jakarta : PT Rineka Cipta, 2008) h 208 – 209.
3. Drs. Bambang Warsita, Teknologi Pendidikan, (
Jakarta : PT Rineka Cipta, 2008) Cet I, h 209 – 210.
4. Drs. Bambang Warsita, Teknologi Pendidikan, (
Jakarta : PT Rineka Cipta, 2008)Cet I, h 210 – 211.
5. Drs. Bambang Warsita, Teknologi Pendidikan, (
Jakarta : PT Rineka Cipta, 2008) Cet I, h 211 – 212.
6. Levelink, Jose, Amanada Mawdsley, Theo Rijnberg,
Empat Rute jalan Kaki Dengan Panduan kebun Raya
Bogor, ( Bogor: PT. Bogorindo Botanicus),
7. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (
Bandung : Remaja Rosydakarya, 2003 ) h 19 - 20
8. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (
Bandung : Remaja Rosydakarya, 2003 ) h 24
9. Nana Sudjana dan Ahmad Rivai . Tehnologi
Pengajaran, ( Bandung : Sinar Baru, 2001 ) .
10. Nana Sudjana, dkk. Tehnologi Pengajaran, ( Bandung
: Sinar Baru, 2001 ) h 77.
11. Salim, Peter dan Yenny Salim. 2002.Kamus Bahasa
Indonesia Kontemporer.Jakarta: Modern English
Press
12. Seels, Barbara B. & Rita C. Richey. 1994.
Teknologi Pembelajaran. Seri Pustaka Teknologi
Pendidikan No.12
13. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif dan R & D. Bandung : ALFABETA. h
246.
67
LEMBAR UJI REFERENSI
BAB III
Judul Buku / Referensi Paraf
Pembimbing
I
Pembimbing
II
1. Arikunto, Suharsimi. 2002.Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT Rineka
Cipta.
2. Arikunto, Suharsimi. 2004. Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT Rineka
Cipta. h 173.
3. Basrowi dan Suwandi, memahami penelitian
kualitatif, ( Jakarta : PT Rineka Cipta, 2009 ), h.22
4. Faisal, Sanafiah, (1990), Penelitian Kualitatif ;
dasar dan aplikasi, Malang : Y A 3 Malang.
5. http://id.wikipedia.org/wiki/penelitian kualitatif,
diakses tanggal 1 desember 2011
6. Ibid, h. 174
7. Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian
Kualitatif, ( Bandung : PT Remaja Rosdakarya,
2010), h. 6
8. Nasution, S. 1988. Metode Penelitian Naturalistik
Kualitatif. Bandung: Tarsito.
9. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif dan R & D. Bandung : ALFABETA. h
245.
10. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif dan R & D. Bandung : ALFABETA. h
249.
11. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif dan R & D. Bandung : ALFABETA h
252.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
1. IDENTITAS MATA PELAJARAN
a. Nama Sekolah : SMA Bina Insani
b. Kelas : X
c. Semester : 2
d. Program : Ilmu Sosial
e. Mata Pelajaran : Geografi
f. Jumlah Pertemuan : 1 x 45 menit ( Pertemuan ke 1 )
2. STANDAR KOMPETENSI : 3. Menganalisis unsur-unsur geosfer
3. KOMPETENSI DASAR : 3.2 Menganalisis atmosfer dan dampaknya
terhadap kehidupan di muka bumi
4. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
1. Mengungkapkan kembali ciri-ciri lapisan atmoster dan pemanfaatannya (berpikir
kritis)
2. Menganalisis dinamika unsure-unsur cuaca dan iklim (penyinaran suhu, angina awan
kelembaapan, curah hujan) (berpikir kritis)
3. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi penyinaran matahari (berpikir kritis,
inovatif)
5. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah melaksanakan proses pembelajaran , siswa mampu :
1. Mengidentifikasi ciri-ciri atmosfer dan unsure-unsur cuaca atau iklim
6. MATERI AJAR
Atmosfer dan dampaknya terhadap kehidupan makhluk hidup dan iklim global
7. ALOKASI WAKTU : 1 X 45 menit
8. METODE PEMBELAJARAN
Diskusi
Tanya jawab
9. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
Pertemuan I
No. Kegiatan Belajar Waktu (Menit)
1. Pendahuluan
Apersepsi: guru menyapa siswa, kemudian mengabsen.
Guru memberikan motivasi mengenai materi yang akan
diajarkan dan apa manfaatnya, serta menyampaikan
tujuan pembelajaran.
5 Menit
2. Kegiatan Inti :
Eksplorasi
Guru memberikan penjelasan tentang Atmosfer.
Elaborasi
Siswa menganalisa tentang :
o Ciri-ciri lapisan atmoster
o Unsur-unsur cuaca
Konfirmasi
Setiap siswa membuat laporan analisa.
30 menit
3. Penutup
Bersama-sama menyimpulkan materi yang telah
dibahas, kemudian guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang
kurang dimengerti.
10 menit
10. PENILAIAN HASIL BELAJAR
Penilaian Performance/Sikap
Penilaian saat diskusi, lihat rubrik penilaian berikut ini.
Indikator Nilai
kualitatif
Nilai kuantitatif Deskripsi
(Alasan)
Pengetahuan tentang fenomena atmosfer
Pemahaman tentang unsure-unsur cuaca dan
iklim
Kemampuan melakukan analisis terhadap
pernyataan
Kemampuan menyampaikan pendapat
Partisipasi dalam diskusi
Kemampuan penggunaan bahasa yang baik
dalam analisa
Nilai rata-rata
Komentar
Keterangan:
Nilai kualitatif Nilai kuantitatif
Memuaskan 4 > 80
Baik 3 68 - 79
Cukup 2 56 - 67
Kurang 1 < 55
11. SUMBER BELAJAR
Buku geografi, majalah, koran, dan internet
Bogor, 7 April 2015
Mengetahui,
Kepala SMA Bina Insani Guru Mata Pelajaran
Dedi Supriyadi, S.Ag. M. Nasir Rusunah, S.S.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
1. IDENTITAS MATA PELAJARAN
a. Nama Sekolah : SMA Bina Insani
b. Kelas : X
c. Semester : 2
d. Program : Ilmu Sosial
e. Mata Pelajaran : Geografi
f. Jumlah Pertemuan : 1 x 45 menit ( Pertemuan ke 2 )
2. STANDAR KOMPETENSI : 3. Menganalisis unsur-unsur geosfer
3. KOMPETENSI DASA : 3.2 Menganalisis atmosfer dan dampaknya
terhadap kehidupan di muka bumi
4. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
1. Menyajikan informasi tentang persebaran curah hujan di Indonesia (mandiri,
tanggung jawab, inovatif)
2. Mengklasifikasikan berbagai tipe iklim(berpikir kritis)
5. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah melaksanakan proses pembelajaran , siswa mampu :
1. Mengklasifikasi tipe iklim dan persebaran curah hujan
7. MATERI AJAR
Atmosfer dan dampaknya terhadap kehidupan makhluk hidup dan iklim global
7. ALOKASI WAKTU : 1 X 45 menit
8. METODE PEMBELAJARAN
Diskusi
Tanya jawab
9. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
Pertemuan II
No. Kegiatan Belajar Waktu (Menit)
1. Pendahuluan
Apersepsi: guru menyapa siswa, kemudian mengabsen.
Guru memberikan motivasi mengenai materi yang akan
diajarkan dan apa manfaatnya, serta menyampaikan
tujuan pembelajaran.
5 Menit
2. Kegiatan Inti :
Eksplorasi
Guru memberikan penjelasan tentang persebaran
curah hujan di Indonesia.
Elaborasi
Secara berkelompok, membuat peta persebaran
curah hujan dan tipe iklim di Indonesia.
Konfirmasi
Setiap kelompok mengumpulkan peta maksimal 2
minggu.
30 menit
3. Penutup
Bersama-sama menyimpulkan materi yang telah
dibahas, kemudian guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang
kurang dimengerti.
10 menit
10. PENILAIAN HASIL BELAJAR
Penilaian Performance/Sikap
Penilaian saat diskusi, lihat rubrik penilaian berikut ini.
Indikator Nilai
kualitatif
Nilai kuantitatif Deskripsi
(Alasan)
Pengetahuan tentang fenomena curah hujan
Pemahaman tentang tentang persebaran
curah hujan di Indonesia.
Kemampuan melakukan analisis terhadap
pernyataan
Kemampuan menyampaikan pendapat
Partisipasi dalam diskusi
Kemampuan penggunaan bahasa yang baik
dalam analisa
Nilai rata-rata
Komentar
Keterangan:
Nilai kualitatif Nilai kuantitatif
Memuaskan 4 > 80
Baik 3 68 - 79
Cukup 2 56 - 67
Kurang 1 < 55
11. SUMBER BELAJAR
Buku geografi, majalah, koran, dan internet
Bogor, 10 April 2015
Mengetahui,
Kepala SMA Bina Insani Guru Mata Pelajaran
Dedi Supriyadi, S.Ag. M. Nasir Rusunah, S.S.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
1. IDENTITAS MATA PELAJARAN
a. Nama Sekolah : SMA Bina Insani
b. Kelas : X
c. Semester : 2
d. Program : Ilmu Sosial
e. Mata Pelajaran : Geografi
f. Jumlah Pertemuan : 1 x 45 menit ( Pertemuan ke 3 )
2. STANDAR KOMPETENSI : 3. Menganalisis unsur-unsur geosfer
3. KOMPETENSI DASA : 3.2 Menganalisis atmosfer dan dampaknya
terhadap kehidupan di muka bumi
4.INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
4. Mengklasifikasikan berbagai tipe iklim(berpikirkritis)
5. Mengklasifikasikan dasar-dasar pembagian iklim dan berbagai pakar (berpikirkritis,
inovatif, mandiri)
6. Menentukan jenis iklim berdasarkan tipe iklim Schmidt – Ferguson (berpikirkritis,
inovatif, mandiri)
5. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah melaksanakan proses pembelajaran , siswa mampu :
3. Mengidentifikasi kaitan iklim dengan jenis-jenis vegetasi alam
6. MATERI AJAR
Atmosfer dan dampaknya terhadap kehidupan makhluk hidup dan iklim global
7. ALOKASI WAKTU : 2 X 45 menit
8. METODE PEMBELAJARAN
Observasi
Tanya jawab
9. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
Pertemuan III
No. Kegiatan Belajar Waktu (Menit)
1. Pendahuluan
Apersepsi: guru menyapa siswa, kemudian mengabsen.
Guru memberikan motivasi mengenai materi yang akan
diajarkan dan apa manfaatnya, serta menyampaikan
tujuan pembelajaran.
5 Menit
2. Kegiatan Inti :
Eksplorasi
Guru memberikan penjelasan tentang jenis-jenis
vegetasi alam yang berada di Kebun Raya Bogor.
Elaborasi
Secara kelompok, mengidentifikasi jenis-jenis
vegetasi alam yang berada di Kebun Raya Bogor.
Konfirmasi
Setiap kelompok menganalisa dan mengumpulkan
laporan catatan tentang jenis-jenis vegetasi alam
yang berada di Kebun Raya Bogor.
30 menit
3. Penutup
Bersama-sama menyimpulkan materi yang telah
dibahas, kemudian guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang
kurang dimengerti.
10 menit
10. PENILAIAN HASIL BELAJAR
Penilaian Performance/Sikap
Penilaian saat Observasi, lihat rubrik penilaian berikut ini.
Indikator Nilai
kualitatif
Nilai kuantitatif Deskripsi
(Alasan)
Pengetahuan tentang fenomena atmosfer dan
vegetasi
Pemahaman tentang unsure-unsur atmosfer ,
iklim global serta vegetasi
Kemampuan melakukan analisis terhadap
studi kasus
Kemampuan menyampaikan pendapat
Partisipasi dalam kelompok
Kemampuan penggunaan bahasa yang baik
dalam analisa
Nilai rata-rata
Komentar
Keterangan:
Nilai kualitatif Nilai kuantitatif
Memuaskan 4 > 80
Baik 3 68 - 79
Cukup 2 56 - 67
Kurang 1 < 55
11. SUMBER BELAJAR
Buku geografi, kebun raya bogor, internet
Bogor, 17 April 2015
Mengetahui,
Kepala SMA Bina Insani Guru Mata Pelajaran
Dedi Supriyadi, S.Ag. M. Nasir Rusunah, S.S.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
1. IDENTITAS MATA PELAJARAN
a. Nama Sekolah : SMA Bina Insani
b. Kelas : X
c. Semester : 2
d. Program : Ilmu Sosial
e. Mata Pelajaran : Geografi
f. Jumlah Pertemuan : 1 x 45 menit ( Pertemuan ke 4 )
2. STANDAR KOMPETENSI : 3. Menganalisis unsur-unsur geosfer
3. KOMPETENSI DASA : 3.2 Menganalisis atmosfer dan dampaknya
terhadap kehidupan di muka bumi
4.INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
1. Mengidentifikasi factor-faktor terjadinya pemanasan global ( Ei Nino dan La Nino)
( berpikir kritis ).
5. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Setelah melaksanakan proses pembelajaran , siswa mampu :
1. Menjelaskan faktor penyebab perubahan iklim global
6. MATERI AJAR
Atmosfer dan dampaknya terhadap kehidupan makhluk hidup dan iklim global
7. ALOKASI WAKTU : 1 X 45 menit
8. METODE PEMBELAJARAN
Observasi
Tanya jawab
9. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
Pertemuan IV
No. Kegiatan Belajar Waktu (Menit)
1. Pendahuluan
Apersepsi: guru menyapa siswa, kemudian mengabsen.
Guru memberikan motivasi mengenai materi yang akan
diajarkan dan apa manfaatnya, serta menyampaikan
tujuan pembelajaran.
5 Menit
2. Kegiatan Inti :
Eksplorasi
Guru memberikan penjelasan tentang Pemanasan
global (El Nino dan La Nino).
Elaborasi
Secara kelompok, menganalisa tentang perubahan
iklim global di Kebun Raya Bogor.
Konfirmasi
Setiap siswa membuat laporan analisa tentang
Pemanasan global (El Nino dan La Nino) yang
berada di Kebun Raya Bogor.
30 menit
3. Penutup
Bersama-sama menyimpulkan materi yang telah
dibahas, kemudian guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang
kurang dimengerti.
10 menit
10. PENILAIAN HASIL BELAJAR
Penilaian Performance/Sikap
Penilaian saat Observasi, lihat rubrik penilaian berikut ini.
Indikator Nilai
kualitatif
Nilai kuantitatif Deskripsi
(Alasan)
Pengetahuan tentang fenomena El Nino dan
La Nina
Pemahaman tentang unsure-unsur atmosfer ,
iklim global serta El Nino dan La Nina
Kemampuan melakukan analisis terhadap
studi kasus
Kemampuan menyampaikan pendapat
Partisipasi dalam kelompok
Kemampuan penggunaan bahasa yang baik
dalam analisa
Nilai rata-rata
Komentar
Keterangan:
Nilai kualitatif Nilai kuantitatif
Memuaskan 4 > 80
Baik 3 68 - 79
Cukup 2 56 - 67
Kurang 1 < 55
11. SUMBER BELAJAR
Buku geografi, kebun raya bogor, internet
Bogor, 21 April 2015
Mengetahui,
Kepala SMA Bina Insani Guru Mata Pelajaran
Dedi Supriyadi, S.Ag. M. Nasir Rusunah, S.S.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
1. IDENTITAS MATA PELAJARAN
a. Nama Sekolah : SMA Bina Insani
b. Kelas : X
c. Semester : 2
d. Program : Ilmu Sosial
e. Mata Pelajaran : Geografi
f. Jumlah Pertemuan : 1 x 45 menit ( Pertemuan ke 5 )
2. STANDAR KOMPETENSI : 3. Menganalisis unsur-unsur geosfer
3. KOMPETENSI DASA : 3.3 Menganalisis hidrosfer dan dampaknya
terhadap kehidupan di muka bumi
4. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
1. Mengidentifikasi unsur-unsur utama siklus hidrologi ( berpikir kritis, inovatif,
mandiri)
5. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah melaksanakan proses pembelajaran , siswa mampu :
a. Mengidentifikasi unsur-unsur siklus hidrologi dan jenis-jenis perairan
6. MATERI AJAR
Hidrosfer dan dampaknya terhadap kehidupan makhluk hidup
7. ALOKASI WAKTU : 1 X 45 menit
8. METODE PEMBELAJARAN
Diskusi
Tanya jawab
Penugasan
9. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
Pertemuan V
No. Kegiatan Belajar Waktu (Menit)
1. Pendahuluan
Apersepsi: guru menyapa siswa, kemudian mengabsen.
Guru memberikan motivasi mengenai materi yang akan
diajarkan dan apa manfaatnya, serta menyampaikan
tujuan pembelajaran.
5 Menit
2. Kegiatan Inti :
Eksplorasi
Guru memberikan penjelasan tentang Hidrosfer.
Elaborasi
Secara individu, mengidentifikasi unsure utama
siklus hidrologi dari berbagai referensi
Menggambar bagan siklus hidrologi
Konfirmasi
Guru menjelaskan benang merah dari hidrosfer.
30 menit
3. Penutup
Bersama-sama menyimpulkan materi yang telah
dibahas, kemudian guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang
kurang dimengerti.
10 menit
10. PENILAIAN HASIL BELAJAR
Penilaian Performance/Sikap
Penilaian saat diskusi, lihat rubrik penilaian berikut ini.
Indikator Nilai
kualitatif
Nilai kuantitatif Deskripsi
(Alasan)
Pengetahuan tentang siklus hidrologi dan
jenis-jenis perairan
Pemahaman tentang siklus hidrologi dan
jenis-jenis perairan
Kemampuan melakukan analisis terhadap
pernyataan
Kemampuan menyampaikan pendapat
Partisipasi dalam diskusi
Kemampuan penggunaan bahasa yang baik
dalam analisis
Nilai rata-rata
Komentar
Keterangan:
Nilai kualitatif Nilai kuantitatif
Memuaskan 4 > 80
Baik 3 68 - 79
Cukup 2 56 - 67
Kurang 1 < 55
11. SUMBER BELAJAR
Buku geografi, majalah, koran, dan internet
Bogor, 28 April 2015
Mengetahui,
Kepala SMA Bina Insani Guru Mata Pelajaran
Dedi Supriyadi, S.Ag. M. Nasir Rusunah, S.S
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
1. IDENTITAS MATA PELAJARAN
a. Nama Sekolah : SMA Bina Insani
b. Kelas : X
c. Semester : 2
d. Program : Ilmu Sosial
e. Mata Pelajaran : Geografi
f. Jumlah Pertemuan : 1 x 45 menit ( Pertemuan ke 6 )
2. STANDAR KOMPETENSI : 3. Menganalisis unsur-unsur geosfer
3. KOMPETENSI DASA : 3.3 Menganalisis hidrosfer dan dampaknya
terhadap kehidupan di muka bumi
4. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
1. Mengidentifikasi berbagai jenis parairan darat (berpikir kritis)
2. Menentukan jenis air tanah berdasarkan letaknya (berpikir kritis)
3. Mengklasifikasi jenis-jenis pola aliran sungai (mandiri, tanggung jawab, inovatif)
5. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah melaksanakan proses pembelajaran , siswa mampu :
a. Menjelaskan DAS, potensi air permukaan, dan air tanah
6. MATERI AJAR
Hidrosfer dan dampaknya terhadap kehidupan makhluk hidup
7. ALOKASI WAKTU : 1 X 45 menit
8. METODE PEMBELAJARAN
Diskusi
Tanya jawab
Penugasan
9. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
Pertemuan VI
No. Kegiatan Belajar Waktu (Menit)
1. Pendahuluan
Apersepsi: guru menyapa siswa, kemudian mengabsen.
Guru memberikan motivasi mengenai materi yang akan
diajarkan dan apa manfaatnya, serta menyampaikan
tujuan pembelajaran.
5 Menit
2. Kegiatan Inti :
Eksplorasi
Guru memberikan penjelasan tentang Perairan
darat.
Elaborasi
Membaca referensi tentang berbagai jenis
perairan darat
Secara kelompok, diskusi menentukan jenis air
tanah berdasarkan letaknya dari struktur lapisan
air tanah
Mengamati ciri-ciri sungai menurut profil
memanjang di daerah aliran sungai lingkungan
sekitar
Mengamati gambar pola aliran sungai musi
Konfirmasi
Siswa membuat rangkuman tentang perairan darat.
30 menit
3. Penutup
Bersama-sama menyimpulkan materi yang telah
dibahas, kemudian guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang
kurang dimengerti.
10 menit
10. PENILAIAN HASIL BELAJAR
Penilaian Performance/Sikap
Penilaian saat diskusi, lihat rubrik penilaian berikut ini.
Indikator Nilai
kualitatif
Nilai kuantitatif Deskripsi
(Alasan)
Pengetahuan tentang DAS, potensi air
permukaan, dan air tanah
Pemahaman tentang DAS, potensi air
permukaan, dan air tanah
Kemampuan melakukan analisis terhadap
pernyataan
Kemampuan menyampaikan pendapat
Partisipasi dalam diskusi
Kemampuan penggunaan bahasa yang baik
dalam analisis
Nilai rata-rata
Komentar
Keterangan:
Nilai kualitatif Nilai kuantitatif
Memuaskan 4 > 80
Baik 3 68 - 79
Cukup 2 56 - 67
Kurang 1 < 55
11. SUMBER BELAJAR
Buku geografi, majalah, koran, dan internet
Bogor, 5 Mei 2015
Mengetahui,
Kepala SMA Bina Insani Guru Mata Pelajaran
Dedi Supriyadi, S.Ag. M. Nasir Rusunah, S.S