PELINGKUPAN (SCOPING) DAMPAK LINGKUNGAN PERTAMBANGAN (Studi Kasus : Pertambangan Kapur dan Tanah...

14
PELINGKUPAN (SCOPING) DAMPAK LINGKUNGAN PERTAMBANGAN (Studi Kasus : Pertambangan Kapur dan Tanah Liat PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. di Kecamatan Kayen dan Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah) Oleh : 1 Ajeng Swariyanatar Putri_19310853 2 Diah Tri Budi Lestari_19310869 3 Ginas Septian Nurfakhri_19310883 Sarmag Teknik Sipil Universitas Gunadarma 1. PERTAMBANGAN BATU KAPUR PEGUNUNGAN KENDENG UTARA Salah satu kabupaten yang memiliki potensi sumberdaya pertambangan di Jawa Tengah adalah Kabupaten Pati. Beberapa potensi pertambangan yang ada di Kabupaten Pati antara lain adalah bahan galian atau tambang Trass, Phospat, Batugamping, Lempung, Kalsit, Sirtu Batugamping, Batugamping pasiran, Andesit, Sirtu Andesit, Andesit pasir dan Pasir Besi. Besarnya perkiraan cadangan masing-masing potensi tambang tersebut adalah tambang Trass 12.117.600 ton, Phospat 1.878.310 ton, Batukapur 3.975.570.000 ton, Tanah Liat atau Lempung 1.790.768.000 ton, Kalsit 1.620 ton, Sirtu Batugamping 907.000 ton,

description

Pelingkupan (scoping) diartikan sebagai pemusatan pembahasan. Dalam AMDAL pelingkupan dapat diartikan sebagai proses untuk menemukan atau menetapkan dampak penting atau sering disebut pula sebagai masalah utama (main issue) dari suatu proyek terhadap lingkungan. Pelingkupan bertujuan untuk membatasi penelitian AMDAL pada hal yang penting untuk pengambilan keputusan. Karena itu sangatlah penting untuk mengidentifikasi hal yang penting tersebut dan selanjutnya menggunakan hal penting itu untuk menentukan diantara dampak yang telah diidentifikasi sebagai dampak penting. Hanya dampak penting ini saja yang dimasukkan ke dalam ruang lingkup penelitian AMDAL.\

Transcript of PELINGKUPAN (SCOPING) DAMPAK LINGKUNGAN PERTAMBANGAN (Studi Kasus : Pertambangan Kapur dan Tanah...

Page 1: PELINGKUPAN (SCOPING) DAMPAK LINGKUNGAN PERTAMBANGAN (Studi Kasus : Pertambangan Kapur dan Tanah Liat PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. di Kecamatan Kayen dan Kecamatan Sukolilo, Kabupaten

PELINGKUPAN (SCOPING) DAMPAK LINGKUNGAN PERTAMBANGAN

(Studi Kasus : Pertambangan Kapur dan Tanah Liat PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. di Kecamatan Kayen dan Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah)

Oleh :

1 Ajeng Swariyanatar Putri_19310853

2 Diah Tri Budi Lestari_19310869

3 Ginas Septian Nurfakhri_19310883

Sarmag Teknik Sipil Universitas Gunadarma

1. PERTAMBANGAN BATU KAPUR PEGUNUNGAN KENDENG UTARA

Salah satu kabupaten yang memiliki potensi sumberdaya pertambangan di Jawa Tengah

adalah Kabupaten Pati. Beberapa potensi pertambangan yang ada di Kabupaten Pati antara lain

adalah bahan galian atau tambang Trass, Phospat, Batugamping, Lempung, Kalsit, Sirtu

Batugamping, Batugamping  pasiran, Andesit, Sirtu Andesit, Andesit pasir dan Pasir Besi.

Besarnya perkiraan cadangan masing-masing potensi tambang tersebut adalah tambang Trass

12.117.600 ton, Phospat 1.878.310  ton, Batukapur 3.975.570.000 ton, Tanah Liat atau Lempung

1.790.768.000 ton, Kalsit 1.620 ton, Sirtu Batugamping 907.000 ton, Batugamping  Pasiran

655.820.000 ton, Andesit 10.923.000.000 ton, Sirtu Batuan Beku 4.899.840 ton, Andesit pasir

227.470.000 ton dan Pasir Besi 54.250 ton. Kecamatan Kayen dan Kecamatan Sukolilo di

Kabupaten Pati, Jawa Tengah, menyimpan dua jenis barang tambang yang didayagunakan oleh

PT. Semen Gresik yaitu tanah liat dan batu kapur. Lokasi Kuasa Pertambangan (KP) itu sendiri

terletak di daerah kawasan Pegunungan Kendeng Utara.

Page 2: PELINGKUPAN (SCOPING) DAMPAK LINGKUNGAN PERTAMBANGAN (Studi Kasus : Pertambangan Kapur dan Tanah Liat PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. di Kecamatan Kayen dan Kecamatan Sukolilo, Kabupaten

PT Semen Gresik (Persero) Tbk. merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri

semen. Diresmikan di Gresik pada tanggal 7 Agustus 1957 oleh Presiden RI pertama dengan

kapasitas terpasang 250.000 ton semen per tahun. Pad atanggal 8 Juli 1991 Semen Gresik tercatat

di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya serta merupakan BUMN pertama yang go public

dengan menjual 40 juta lembar saham kepada masyarakat. Komposisi pemegang sahamnya

adalah Negara RI 73% dan masyarakat 27%. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia No. 54 tahun 1971 tanggal 8 September 1971, Pabrik Semen Tonasa ditetapkan

sebagai Badan Usaha Milik Negara yang berbentuk Perusahaan Umum (Perum). Kemudian,

dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 1 tahun 1975 tanggal 9 Januari 1975

bentuk Perum tersebut diubah menjadi Perusahaan Perseroan (Persero).

Dalam rangka memenuhi kebutuhan semen yang semakin meningkat, berdasarkan

persetujuan Bappenas No. 032/XC-LC/B.V/76 dan No. 2854/D.1/IX/76 tanggal 2 September

1976 dibangun pabrik Semen Tonasa Unit II. Pabrik yang merupakan hasil kerjasama

Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Kanada ini beroperasi pada 1980 dengan kapasitas

510.000 ton semen/tahun dan dioptimalisasi menjadi 590.000 ton semen/tahun pada 1991.

2. DAMPAK YANG DITIMBULKAN

2.1. Dampak Lingkungan

Perusakan yang terjadi adalah berubahnya fungsi lahan yang semula masih terdapat variasi

tanaman menjadi lahan yang tidak beraturan akibat bekas penambangan yang tidak

dikembalikan pada posisi sebenarnya dalam arti menjadi lahan yang produktif.

Gangguan pada masyarakat hanya terjadi pada saat pengangkutan bahan galian kapur

tersebut untuk di bawa ke pengumpul yaitu timbulnya kebisingan dan pencemaran udara

yang diakibatkan oleh lalu lalangnya kendaraan/armada pengangkut kapur tersebut.

Page 3: PELINGKUPAN (SCOPING) DAMPAK LINGKUNGAN PERTAMBANGAN (Studi Kasus : Pertambangan Kapur dan Tanah Liat PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. di Kecamatan Kayen dan Kecamatan Sukolilo, Kabupaten

Dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan pengangkutan bahan tambang kapur antara lain

gangguan pernapasan saluran atas yang ditimbulkan dari debu atau asap serta gangguan

pendengaran yang ditimbulkan dari knalpot kendaraan pengangkut.

Mereka kembali mengkhawatirkan rusaknya lingkungan akibat pendirian pabrik semen yang

mengandalkan bahan baku dari penambangan batu kapur. Mereka juga mengkhawatirkan

hilangnya sumber air yang sangat diperlukan untuk lahan pertanian.

Rusaknya jalan penghubung antar dusun sepanjang 5 km untuk kepentingan pertambangan

dan memaksa warga memutar melalui jalan alternatif yang panjangnya 3 kali lipat dari jalan

sebelumnya.

Masyarakat sekitar menilai, eksploitasi akan menjadi awal rusaknya lahan. 

2.2. Dampak Sosial

Perpindahan tempat tinggal yang berarti tergusurnya masyarakat lokal dan digantikan oleh

masyarakat pendatang yang memiliki modal lebih besar.

Hilangnya mata pencaharian sebagian besar masyarakat wilayah Pati Selatan yang

menggantungkan hidupnya pada keberadaan lahan pertanian.

Hilangnya semangat kebersamaan dikarenakan tenaga kerja yang diserap oleh industri semen

jelas tidak akan menampung seluruh tenaga kerja yang telah kehilangan lahan pertanian.

Kondisi ini jelas akan memicu persaingan yang menjurus pada konflik pada masyarakat

sekitar lokasi pabrik semen.

Rusaknya tatanan sosial dan budaya karena proses industrialisasi jelas akan memunculkan

banyaknya tempat-tempat hiburan yang cenderung menuju ke arah kemaksiatan.

3. PELINGKUPAN (SCOPING)

Pelingkupan (scoping) diartikan sebagai pemusatan pembahasan. Dalam AMDAL

pelingkupan dapat diartikan sebagai proses untuk menemukan atau menetapkan dampak penting

atau sering disebut pula sebagai masalah utama (main issue) dari suatu proyek terhadap

lingkungan. Pelingkupan bertujuan untuk membatasi penelitian AMDAL pada hal yang penting

untuk pengambilan keputusan. Karena itu sangatlah penting untuk mengidentifikasi hal yang

Page 4: PELINGKUPAN (SCOPING) DAMPAK LINGKUNGAN PERTAMBANGAN (Studi Kasus : Pertambangan Kapur dan Tanah Liat PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. di Kecamatan Kayen dan Kecamatan Sukolilo, Kabupaten

penting tersebut dan selanjutnya menggunakan hal penting itu untuk menentukan diantara

dampak yang telah diidentifikasi sebagai dampak penting. Hanya dampak penting ini saja yang

dimasukkan ke dalam ruang lingkup penelitian AMDAL.

Pelingkupan (scoping) telah digunakan sejak awal dalam menyusun kerangka acuan,

kemudian dalam penyusunan rencana penelitian lapangan yang lebih rinci. Pelingkupan meliputi

bidang, ruang, dan waktu. Pelingkupan juga dipandang sangat penting dihubungkan dengan

masalah pendanaan. Perlu diketahui bahwa penyusunan AMDAL sering kali dibatasi waktu

pelaksanaannya. Disamping itu, dana penelitian juga sering menjadi kendala.

Dengan demikian adanya pembatas waktu dan biaya, tim AMDAL harus mengadakan seleksi

atas komponen lingkungan yang akan diteliti, yaitu hanya komponen-komponen lingkungan

yang akan mendapat dampak yang nayat atau penting. Dalam melakukan pelingkupan terutama

penyusunan kerangka acuan sangatlah diperlukan keahlian dan pengalaman dari tim penyusun

AMDAL.

3.1. Tujuan Pelingkupan

a. Menetapkan wilayah studi dan batas waktu prakiraan dampak.

b. Mengidentifikasi dampak penting terhadap lingkungan.

c. Menetapkan tingkat kedalaman studi sesuai dengan sumberdaya tersedia, waktu, dana, dan

tenaga.

d. Menetapkan lingkup studi dan rancangan studi secara sistematik.

e. Menelaah kegiatan/proyek lain yang terkait dan terletak di wilayah studi.

3.2. Metode Pelingkupan

Dalam proses pelingkupan digunakan metode-metode untuk mengidentifikasi, evaluasi dan

pemusatan dampak penting hipotetik. Secara garis besar dapat digunakan, yaitu:

Page 5: PELINGKUPAN (SCOPING) DAMPAK LINGKUNGAN PERTAMBANGAN (Studi Kasus : Pertambangan Kapur dan Tanah Liat PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. di Kecamatan Kayen dan Kecamatan Sukolilo, Kabupaten

a. Metode identifikasi dampak

b. Pengamatan lapangan

c. Penelaahan pustaka

d. Analisis isi

3.3. Proses Pelingkupan

1) Identifikasi dampak potensial

Identifikasi dampak potensial bertujuan untuk mengidentifikasi segenap dampak lingkungan

(primer maupun sekunder) yang secara potensial akan timbul sebagai akibat adanya rencana

kegiatan proyek.

Pada kegiatan pertambangan kapur di pegunungan Kendeng Utara telah diidentifikasi

beberapa dampak potensial yang kemungkinan akan timbul, yaitu akan berdampak pada :

Mata pencaharian masyarakat sekitar pertambangan kapur pegunungan Kendeng Utara.

Kualitas udara

Kebisingan

Kesehatan masyarakat

Kesehatan lingkungan

Kerusakan bentang alam

Peluang usaha masyarakat

Perekonomian local

Flora dan fauna yang dilindungi

Interaksi sosial

Kualitas air

Kekeringan

Page 6: PELINGKUPAN (SCOPING) DAMPAK LINGKUNGAN PERTAMBANGAN (Studi Kasus : Pertambangan Kapur dan Tanah Liat PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. di Kecamatan Kayen dan Kecamatan Sukolilo, Kabupaten

Irigasi persawahan

2) Evaluasi segenap dampak potensial

Evaluasi dampak potensial bertujuan untuk menghilangkan atau meniadakan dampak

potensial yang dipandang tidak relevan atau tidak penting, sehingga diperoleh seperangkat

dampak penting berupa hipotetik yang dipandang perlu dan patut untuk ditelaah dalam

penyusunan ANDAL. Pada tahap ini akan dihasilkan daftar dampak penting hipotetik yang

belum berurutan dan terorganisie secara sistematis. Berikut ini adalah hasil dari evaluasi

dampak potensial pada pertambangan kapur di pegunungan Kendeng Utara :

Kualitas udara & kebisingan

Perekonomian local

Kesempatan kerja & usaha

Interaksi sosial

Vegetasi flora dan fauna

Kerusakan bentang alam

3) Pemusatan (focussing)

Setelah dilakukan evaluasi terhadap dampak potensial dan menghasilkan dampak penting

berupa hipotetik dilanjutkan dengan proses pemusatan atau focussing. Pemusatan atau

focusing bertujuan untuk mengelompokkan atau mengorganisir dampak-dampak penting

yang telah dirumuskan pada tahap sebelumnya, dengan maksud agar diperoleh gambaran

yang utuh, dan lengkap. Berikut ini adalah hasil pemusatan atau focusing dampak penting

pada pertambangan kapur pegunungan Kendeng Utara:

1) Produktivitas masyarakat

2) Keanekaragaman hayati

Page 7: PELINGKUPAN (SCOPING) DAMPAK LINGKUNGAN PERTAMBANGAN (Studi Kasus : Pertambangan Kapur dan Tanah Liat PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. di Kecamatan Kayen dan Kecamatan Sukolilo, Kabupaten

3) Perubahan fungsi lahan

4) Kerusakan bentang alam

5) Perekonomian daerah

3.4. Bagan pelingkupan (scoping) dampak pada pertambangan kapur pegunungan

Kendeng Utara

Sumber: pengolahan kelompok 9, 2013

4. ISU POKOK

Kawasan pegunungan Kendeng Utara, potensi yang sangat beragam ini tentunya akan

mengalami kerusakan apa bila tidak ada pemahaman dan kesadaran tentang pelestarian

lingkungan dari kita bersama. Kekurang perhatian dari pemerintah daerah terkait pengelolaan

kawasan karst yang berada di daerahnya dan pola pikir investor yang mengedepankan  manfaat

langsung tanpa mengindahkan aspek kelestarian lingkungan jangka panjang akan sangat

mempercepat kehancurannya.

Page 8: PELINGKUPAN (SCOPING) DAMPAK LINGKUNGAN PERTAMBANGAN (Studi Kasus : Pertambangan Kapur dan Tanah Liat PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. di Kecamatan Kayen dan Kecamatan Sukolilo, Kabupaten

Sekarang telah di sadari bersama bahwa penambangan secara liar maupun legal sudah

terbukti berdampak buruk pada sosial dan lingkungan. Ini menjadikan pegunungan Kendeng

Utara yang dulu pontensial menjadi kawasan lindung, maka saat ini kondisinya sangat

memprihatinkan. Dari apa yang dilakukan saat ini tentunya sudah bisa kita rasakan  bersama

sekarag pembabatan vegetasi karst mengakibatkan erosi, berkurangnya kesuburan tanah dan

debit sumber air karst. Penggalian batu gamping untuk di bakar menjadi kapur,  dan saat ini

pegunungan yang ada terus-menerus di ekpsloitasi untuk keperluan perusahaan-perusahaan.

Di tambah dengan perusahaan semen yang akan menggerus sisi sisinya  di 4 (empat)

kabupaten yang ada, jelas akan membawa akibat akan menyusutnya debit sumber air karst.

Hilangnya keindahan  dan keunikan lansekap karst hasil bentukan alam selama jutaan tahun,

perubahan iklim setempat, hilangnya beragam spesies satwa liar, berkurangya lahan pertanian,

pengotoran lingkungan oleh debu dan polusi asap yang meningkatkan penyakit saluran nafas.

Dan jika dibiarkan dalam waktu dekat sumberdaya batu kapur akan hancur total atau habis,

menyisakan lahan rusak, gersang, tidak dapat ditanami, masyarakat kehilangan mata

pencaharihan, menyebabkan kemiskinan total warga setempat, dan akhirnya masyarakat kawasan

Kendeng Utara diangkut ke luar Jawa untuk di transmigrasikan.

Peraturan pemerintah  No 26 TAHUN 2008  tentang RTRW ( rencana tata ruang wilayah)

nasional menyatakan bahwa kawasan karst masuk dalam areal kawasan lindung nasional.

Padahal kita semua tahu bahwa kawasan lindung mestinya harus lindungi dan dilestarikan dan

tidak boleh ditambang. Ini adalah regulasi yang mengatur dan melarang penambangan di

kawasan karst pegunungan Kendeng. Namun Peraturan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah

Nomor 6 Tahun 2010 tentang Recana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009 –

2029  mengatakan hal yang berbeda, di mana pada Pasal 80 tertulis bahwa “Kawasan

pertambangan mineral logam, bukan logam, batuan dan batubara terletak di kawasan

pegunungan kendeng utara di Kabupaten Grobogan, Kabupaten Blora, Kabupaten

Rembang,Kabupaten Pati dan Kabupaten Kudus Jawa Tengah”.

1) Produktivitas masyarakat

Hilangnya sumber irigasi/pengaliran yang dimanfaatkan oleh warga Sukolilo dan kecamatan

lain baik untuk kegiatan produktif maupun konsumsi. Bahkan kerusakan lingkungan akibat

semen akan merubah aktivitas produksi masyarakat setempat.

Page 9: PELINGKUPAN (SCOPING) DAMPAK LINGKUNGAN PERTAMBANGAN (Studi Kasus : Pertambangan Kapur dan Tanah Liat PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. di Kecamatan Kayen dan Kecamatan Sukolilo, Kabupaten

2) Keanekaragaman hayati

perubahan lingkungan yang menyebabkan kepunahan. Contohnya kerusakan pada kekayaan

alam yang selama ini tersimpan lestari di pegunungan Kendeng menjadi daerah yang penuh

polusi udara, polusi suara, zat-zat beracun dalam limbah pabrik, dan perubahan suhu udara.

3) Perubahan fungsi lahan

Pada awal kegiatan penambangan kapur dilaksanakan, akan terjadi perusakan lahan yang

diakibatkan oleh penggalian bahan tambang tersebut. Perusakan yang terjadi adalah

berubahnya fungsi lahan yang semula masih terdapat variasi tanaman menjadi lahan yang

tidak beraturan

4) Kerusakan bentang alam

Proses pertambangan dilakukan dengan mengeruk di pegunungan yang mengandung nikel,

namun wilayah pengambilan tanah itu melalui proses penebangan pohon untuk mendukung

aktivitas penambangan batu kapur. Akibatnya pegunungan menjadi gundul, sehingga

pegunungan tidak mampu untuk menamoung air hujan.

5) Perekonomian daerah

Pembangunan tambang batu kapur sangat mempengaruhi perekonomian masyarakat gunung

Kendeng utara, karena hilangnya lahan pertanian yang menjadi sumber mata pencarian.

Walaupun PT Semen Gresik membuka lahan pekerjaan, namun lahan tersebut tidak dapat

menampung semua masyarakat yang berada di Gunung Kendeng.

Page 10: PELINGKUPAN (SCOPING) DAMPAK LINGKUNGAN PERTAMBANGAN (Studi Kasus : Pertambangan Kapur dan Tanah Liat PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. di Kecamatan Kayen dan Kecamatan Sukolilo, Kabupaten

5. REFERENSI

Peraturan Daerah Kabupaten Pati Nomor 10 Tahun 2002 Tentang Usaha Pertambangan

Daerah Bahan Galian C.

Subagyo, P. Joko. 2002. Hukum Lingkungan Masalah dan Penanggulangannya. Rineka

Cipta. Jakarta.

Undang-Undang No.11 Tahun 1967 Tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pertambangan

http://geoarkeologi.blog.ugm.ac.id, 2008

http://directory.umm.ac.id, 2011