Pelayanan Informasi Obat

4
Depresi merupakan faktor resiko terjadinya morbiditas dan mortalitas selama adanya kondisi perbedaan kesehatan. Pasien depresi mengalami sensitivitas yang rendah terhadap respon inflamasi. Yang ditandai dengan adanya peningkatan kortisol yang signifikan dibandingkan dengan orang normal 1 . Sistem tubuh yang mengatur stress adalah hipotalamus pituitary adrenal. HPA merespon  perubahan tindakan dan juga mental untuk mengatur homeostasis dengan mengontrol level kortisol tubuh. Pasien depresi selain mengalami peningkatan kortisol ternyata juga mengalami  penurunan fungsi reseptor glukokortikoid. Pemberian dexamethasone memberikan hubungan yang significant terhadap penurunan level kortisol pada perbedaan genre tetapi tidak pada tingkat kromosom yaitu kromosom X 6,7,8 . HPA (hipotalamus pituitary adrenal) mengontrol sekresi corticotrophin releasing hormone CRH, corticotrophin dan cortisol. Dexamethasone suppression test DST merupakan test yang sering digunakan untuk menganilis fungsi HPA pada pasien kerusakan psikiatrik. Adanya  peningkatan kortisol pada pasien menunjukkan adanya gejala stress dan bisa menimbulkan depresi 2 . cortisol sebagain indikator kelainan fungsi HPA dan penunjuk adanya gejala stress juga dapat didentifikasi melalui saliva. 10 Gangguan depresi mayor dikaitkan dengan adanya perubahan pada hipotalamik pituitary tiroid HPT dan hipotalamik pituitary adrenal. Adanya perubahan pada HPT menyebabkan adanya defisiensi serotonin pada depressi sehingga menimbulkan terjadinya hiperkortisolisme. Adanya aktivasi HPA yaitu resistensi glukokortikoid dan terjadi kerusakan padaCRH (corticotrophin releasing hormone) pada depresi mayor 3 . Terdapat perbedaan hasil antara pasien muda dengan genre yang berbeda dibandingkan dengan pasien usia lanjut. Dexamethasone pada pasien dengan depresi unipolar dapat mempengaruhi kelenjar pituitarinya. Dibuktikan dengan test yang menggunakan Dexamethasone dan ACTH dimana hasil yang didapatkan yaitu pasien usia lanjut dan pasien berjenis kelamin wanita mengalami kenaikkan hormonal di kelenjar adrenal dan pituitary daripada pasien muda dan pasien laki-laki 4 . Perbandingan antara pasien berdasarkan gender menunjukan hasil yang cukup signifikan. dari penelitian didapatkan pasien perempuan memiliki respon yang lebih tinggi terhadap dexamethason dibandingkan dengan laki-laki. hal inidapat menggambarkan bahwa pasien  perempuan lebih cenderung mengalami depresi dibandingkan laki-laki. 9

description

Off label drug

Transcript of Pelayanan Informasi Obat

Depresi merupakan faktor resiko terjadinya morbiditas dan mortalitas selama adanya kondisi perbedaan kesehatan. Pasien depresi mengalami sensitivitas yang rendah terhadap respon inflamasi. Yang ditandai dengan adanya peningkatan kortisol yang signifikan dibandingkan dengan orang normal1. Sistem tubuh yang mengatur stress adalah hipotalamus pituitary adrenal. HPA merespon perubahan tindakan dan juga mental untuk mengatur homeostasis dengan mengontrol level kortisol tubuh. Pasien depresi selain mengalami peningkatan kortisol ternyata juga mengalami penurunan fungsi reseptor glukokortikoid. Pemberian dexamethasone memberikan hubungan yang significant terhadap penurunan level kortisol pada perbedaan genre tetapi tidak pada tingkat kromosom yaitu kromosom X 6,7,8.HPA (hipotalamus pituitary adrenal) mengontrol sekresi corticotrophin releasing hormone CRH, corticotrophin dan cortisol. Dexamethasone suppression test DST merupakan test yang sering digunakan untuk menganilis fungsi HPA pada pasien kerusakan psikiatrik. Adanya peningkatan kortisol pada pasien menunjukkan adanya gejala stress dan bisa menimbulkan depresi2. cortisol sebagain indikator kelainan fungsi HPA dan penunjuk adanya gejala stress juga dapat didentifikasi melalui saliva.10Gangguan depresi mayor dikaitkan dengan adanya perubahan pada hipotalamik pituitary tiroid HPT dan hipotalamik pituitary adrenal. Adanya perubahan pada HPT menyebabkan adanya defisiensi serotonin pada depressi sehingga menimbulkan terjadinya hiperkortisolisme. Adanya aktivasi HPA yaitu resistensi glukokortikoid dan terjadi kerusakan padaCRH (corticotrophin releasing hormone) pada depresi mayor3. Terdapat perbedaan hasil antara pasien muda dengan genre yang berbeda dibandingkan dengan pasien usia lanjut. Dexamethasone pada pasien dengan depresi unipolar dapat mempengaruhi kelenjar pituitarinya. Dibuktikan dengan test yang menggunakan Dexamethasone dan ACTH dimana hasil yang didapatkan yaitu pasien usia lanjut dan pasien berjenis kelamin wanita mengalami kenaikkan hormonal di kelenjar adrenal dan pituitary daripada pasien muda dan pasien laki-laki4. Perbandingan antara pasien berdasarkan gender menunjukan hasil yang cukup signifikan. dari penelitian didapatkan pasien perempuan memiliki respon yang lebih tinggi terhadap dexamethason dibandingkan dengan laki-laki. hal inidapat menggambarkan bahwa pasien perempuan lebih cenderung mengalami depresi dibandingkan laki-laki.9 Saat pasien diberikan dosis kecil dexamethasone secara peroral menunjukkan adanya penurunan kortisol dibandingkan dengan control kortisol karena adanya hipersupresi kortisol yang ditekan oleh dexamethasone5. Tetapi ada sebuah penelitian walaupun diberikan dexamethasone kadar kortisol pasien justru meningkat sedangkan yang lainnya sama seperti penelitian lainnya mengalami penurunan kadar kortisol. walaupun beberapa pasien mengalami peningkatan kortisol setelah diberi perlakuan, tampaknya hal itu tidak mempengaruhi bahwa dexamethason memberikan respon positif untuk menurunkan kadar kortisol pada pasien depresi. sedangkan pada orang normal yang diberikan dexamethasone tidak ada respon penekanan dalam kadar kortisol yang normal, dan hal ini masih perlu dibuktikan lagi apa penyebabnya.11Uji dexamethsone tidak hanya digunakan sebagai diagnosis gangguan neuroendokrin pada pasien depresi, tetapi juga dapat mengungkapkan nilai perbedaan dalam keparahan penyakit.12

kesimpulansebagai kesimpulan, kami memperoleh bukti bahwa HPA berperan penting dalam depresi. menignkatnya sekresi kortisol oleh HPA menunjukan tingkat keparahan dari depresi itu. Dexamethasone terbukti dapat menekan sekresi kortisol oleh HPA. pembuktian ini dapat dilihat dari serangkaian test yang dilakukan oleh beberapa penelitan yaitu tes dexamethasone supresi terhadap pasien depresi. test dexamethasone supresi dijadikan diagnosa gangguan HPA dan diagnosa terhadap gangguan kejiwaan khususnya depresi. Hal ini menunjukan bahwa dexamethasone dapat digunakan sebagai obat antidepresi (off label), selain digunakan sebagai obat antiinflamasi dan anti alergi sebagai terapi utamanya.

1. Gregory E., Miller, Nicolas, Rohleder, Cinnamon, Stetler, and Clemens, Kirschbaum, 2005, Clinical Depression and Regulation of the Inflammatory Response During Acute Stress, Psychosomatic Medicine, 67:6796872. Leo, Sher, 2006, Combined Dexamethasone Suppression Corticotropin Releasing Hormone Stimulation Test in Studies of Depression, Alcoholism, and Suicidal Behavior, TheScientificWorldJOURNAL, 139814043. Jantien, P., Brouwer, Bente C., Appelhof, Witte J.G., Hoogendijk, Jochanan, Huyser, Erik Endert, Cassandra Zuketto, Aart, H., Schene, Jan, G.P., Tijssen, Richard, Van Dyck, Wilmar M., Wiersinga, and Eric, Fliers, 2005, Clinical Study : Thyroid and adrenal axis in major depression a controlled study in outpatients, European Journal of Endocrinology, 152 1851914. Assessment of the Dexamethasone/CRH Test as a State-Dependent Marker for Hypothalamic-Pituitary-Adrenal (HPA) Axis Abnormalities in Major Depressive Episode:A Multicenter Study5. Veerle, L Simoens, and Sylvie, Hbert, 2012, Research Article : Cortisol suppression and hearing thresholds in tinnitus after low-dose dexamethasone challenge, MC Ear, Nose and Throat Disorders, 12:46. Shakti Gupta, Eric Aslakson, Brian M., Gurbaxani and Suzanne D., Vernon, 2007, Research Article : Inclusion of the glucocorticoid receptor in a hypothalamic pituitary adrenal axis model reveals bistability, Theoretical Biology and Medical Modelling 2007, 4:87. Anthony J., Cleare, Mario F., Juruena, Carmine M., Pariante, Andrew S., Papadopoulos, Lucia Poon, Stafford Lightman, 2009, Prednisolone suppression test in depression: prospective study of the role of HPA axis dysfunction in treatment resistance, The British Journal of Psychiatry, 194, 3423498. Daimei Sasayama, Hiroaki Hori, Yoshimi Iijima, Toshiya Teraishi, Kotaro Hattori, Miho Ota, Teruhiko Higuchi, Naoji Amano, and Hiroshi Kunugi, Takashi Fujii, 2011, Research Article : Modulation of cortisol responses to the DEX/CRH test by polymorphisms of the interleukin-1beta gene in healthy adults, Behavioral and Brain Functions , 7:239. Kunugi, Hiroshi., Ida, Itsuro., Owashi, Tashimi., Kimura, Mahito., Inoue, Yumiko., Nakagawa, Shin., Yabana, Takafumi., Kanai, Rie., Aihara, Masako., Yuuki, Naoya., Otsubo, Tempei., Oshima, Akihiko., Kamijima, Kunitoshi., Kudo, Koutaro., Inoue, Takeshi., Kitaichi, Yuji., 2006, Assesment of the Dexamethasone/CRH Test as a State-Dependent Marker for Hypothalmic-Pituitary-Adrenal 9HPA) Axis Abnormalities in Major Depressive Episode: A Multicenter Study, Neuropsychopharmacology, 31, 212-22010. Bhagwagar, Zubin., Hafizi, Sepehr., J. Cowen, Philip., 2003, Increase in Consentration of Waking Salivary Cortisol in Recovered Patients With Depression, Am J Psychiatry, 160: 1890-189111. N. Fountoulakis, Konstatinos., Gonda, Xenia., Rihmer, Zoltan., Fokas, Costas., Iacovide, Apostolos., 2008, Primary Research: Revisiting the Dexamethasone Supression Test in Unipolar major depression: an exploratory study, Annals of General Psychiatry, 7: 2212. Atouglu, Safinaz., Ozcetin, Adnan., Yildiz, Ozcan., Atouglu, Abmet., 2003, Evaluatin of dexamethasone supression test in fibromyalgia patients with or without depression, Swiss Med WKLY, 133: 241-244