PELAKSANAAN PROGRAM TAHFIDZ AL-QURAN DAN HADITS …
Transcript of PELAKSANAAN PROGRAM TAHFIDZ AL-QURAN DAN HADITS …
0
PELAKSANAAN PROGRAM TAHFIDZ AL-QURAN DAN HADITS ARBA’IN
DI PONDOK PESANTREN MUHAMMADIYAH BOARDING SCHOOL KLATEN PUTRA TAHUN 2019
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada
Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam
Oleh :
ALI AKBAR SARI PUTRA
G000150070
PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019
1
PELAKSANAAN PROGRAM TAHFIDZ AL-QURAN DAN HADITS
ARBA’IN
DI PONDOK PESANTREN MUHAMMADIYAH BOARDING SCHOOL
KLATEN PUTRA TAHUN 2019
Abstrak
Penelitian ini memiliki tujuan yakni untuk mengetahui: 1) Pelaksanaan Program
Tahfidz Al Quran dan Hadits Arbain di Pondok Pesantren Muhammadiyah
Boarding School Klaten Putra; 2) faktor penghamabat dan pendukung dalam
pelaksanaan program tahfidz Al Quran dan Hadits Arbain di Pondok Pesantren
Muhammadiyah Boarding School Klaten Putra. Jenis penelitian yang digunakan
adalah penelitian kualitatif yang berdasarkan ananlisis lapangan bukan dari
perhitungan statistik. Data yang diperoleh melalui wawancara, obsevasi dan
dokulmentasi. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif. Hasil
penelitian ini menunjukan, Pelaksanaan program tahfidz Al Quran dan Hadits
Arbain di Pondok Pesantren Muhammadiyah Boarding School Klaten Putra yang
dimulai dari kelas VII sampai kelas XII dengan target setiap tahun 1 juz mulai
dari juz 30, 29, 28, 1, 2 dan seterusnya. Dalam satu minggu santri bertatap muka
dengan asatidz 11 jam. Metode yang digunakan kebanyakan santri adalah talaqqi.
Adapun setiap akhir tahun diakan ujian tahfidz dengan materi sesuai dengan
tingkatan kelas. Tahfidz Hadits Arbain dengan target satu tahun mampu
diselesaikan dengan baik. Faktor-faktor yang berpengaruh dalam program tahfidz
ini di bagi menjadi dua bagian, yakni: faktor pendukung dan faktor penghambat.
Faktor-faktor pendukung tahfidz Al Quran dan Hadits Arbain adalah Fisik dan
psikis santri yang baik, dukungan dari pihak orang tua, reward atau penghargaan,
Fasilitas, sedangkan faktor-faktor yang penghambat pelaksanaan program tahfidz
Al Quran dan Hadits Arbain adalah pemanfaatan waktu yang diberikan kepada
santri dan rasa malas.Dari hasil penelitian ini dihaharapkan mampu memberikan
konstribusi dan bahan informasi bagi khazanah ilmu pengetahuan serta masukan
bagi civitas akademik dan semua yang membutuhkan di lingkungan Fakultas
Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Kata kunci : Al-Qur’an dan hadits arbain
Abstract
This study aims to find out: 1) Implementation of the Tahfidz Al-Quran and
Arbain Hadith Programs at the Klaten Putra Muhammadiyah Boarding School
Islamic Boarding School; 2) factors of friendship and support in the
implementation of the Tahfidz Al Quran and Arbain Hadith programs at the
Klaten Putra Muhammadiyah Boarding School Islamic Boarding School. The type
of research used is qualitative research based on field analysis rather than
statistical calculations. Data obtained through interviews, observation and
documentation. Analysis of the data used is descriptive analysis.The results of this
study indicate, the implementation of the Tahfidz Al Quran and Hadith Arbain
2
program at the Klaten Putra Muhammadiyah Boarding School Islamic Boarding
School which starts from class VII to class XII with a target of 1 juz every year
starting from juz 30, 29, 28, 1, 2 and so on. In one week the santri meet face to
face with 11 hours. The method used by most santri is talaqqi. Meanwhile, at the
end of each year, a tahfidz test is conducted with the material in accordance with
the class level. Tahfidz Hadith Arbain with a one-year target was able to be
completed well. The factors that influence the tahfidz program are divided into
two parts, namely: supporting factors and inhibiting factors. The supporting
factors of Tahfidz Al-Quran and Arbain Hadith are good physical and psychic
santri, support from the parents, rewards or awards, facilities, while the factors
that inhibit the implementation of the Tahfidz Al Quran and Hadith Arbain
programs are the utilization of time given to santri and feeling lazy.From the
results of this study, it is expected to be able to contribute and information
material for the treasury of knowledge and input for the academic community and
all those who need it in the environment of the Faculty of Islamic Studies,
Muhammadiyah University Surakarta.
Keywords: Al-Qur’an and Hadits Arbain
1. PENDAHULUAN
Pondok pesantren adalah suatu sistem pendidikan pertama kali dan yang tertua di
Indonesia. Istilah pondok pesantren sendiri di Indonesia sudah lama ada sebelum
kedatangan islam dan mengadopsi dari sistem keagamaan. Sebagai sebuah
lembaga pendidikan pondok pesantren memiliki pengaruh besar didalam ranah
pendidikan yang berbasis realigius dan sangat besar pengaruh bagi sejarah bangsa.
Pesantren merupakan tempat dimana pendidikan moral dibentuk dan membimbing
orang dari buruk menjadi baik dan yang baik menjadi lebih baik lagi dan
merupakan sistem pendidikan yang menggunakan sistem asrama, yang mana
antara santri dan kyai hidup dalam satu lingkup yang memilki aturan atau disiplin.
Selain sebagai lembaga pendidikan pesantren juga sebagai lembaga sosial,
dan dalam penyelanggarannya pesantren juga bersifat formal maupun sekolah
agama (madrasah, sekolah umum dan sekolah tinggi). Selain sekolah formal
pesantren juga memberlakukan sekolah non formal yang mana hanya
mengajarkan pelajaran agama saja. Fungsi dari dari pesantren juga sebagai
lembaga solidaritas sosial yang mana santri yang ada didalam pesantren tidak
semua dalam segi ekonomi mampu,maka dari itu pesantren memberikan
pelayanan yang sama rata tanpa membedakan tingkat ekonomi mereka. Dengan
3
bertambahnya zaman serta tuntutan masyarakat dalam kebutuhan pendidikan
umum, sekarang banyak pesantren yang mempromosikan model model
pendidikan umum dalam pesantren.kemudian munculah istilah yang
mendeskripsikan sebuah pesantren yakni pesantren salafiyah, pesantren
tradisional dan pesantren modern. Pesantren salafiyah adalah pesantren yang
mengajarkan kitab kitab klasik dan tidak mengajarkan pengetahuan umum.
Pesantren tradisional merupakan pesantren yang menggunakan sistem pendidikan
yang mengarah atau lebih mendalami Al Quran dan Hadist Rasulullah serta
bahasa arab dengan konsentrasinya kitab kitab klasik sedangkan pesantren modern
merupakan pesantren yang menggunakan sistem pengajaran pendidikan umum
atau kurikulum.
Sekarang banyak pesantren yang bersaing dalam mengembangkan
pesantrennya masing- masing, mulai dalam pendidikan yang berkurikulum,
seperti salah satu pondok pesantren Muhammadiyah yang berada di klaten yaitu
Pondok Pesantren Muhammadiyah Boarding School Klaten. Pondok Pesantren
Muhammadiyah Boarding School Klaten merupakan suatu lembaga yang
berusaha untuk mencetak santri terbaik dalam segala segi. Adapun di Pondok
Pesantren Muhammadiyah Boarding School Klaten program yang sangat
ditekankan yakni program Tahfidzul Quran dan Hadits Arbain yang mana yang
telah diungkapkan oleh penanggung jawab bagian Tahfidz, bahwasannya program
tahfidzul Quran dan Hadits Arbain adalah program wajib yang harus diikuti oleh
setiap santri, bahkan terkhusus untuk pondok pesantren yang berada di bawah
naungan Muhammadiyah belum banyak yang menekankan program Tahfidzul
Quran dan Hadits Arbain
Menghafal merupakan proses mengingat materi yang dihafalkan secara
sempurna, karena ilmu tersebut untuk dihafal bukan untuk dipahami. Namun
setelah hafalan Al Quran itu sudah sempurna untuk di hafalkan, maka wajib untuk
mengetahui isi kandungan yang ada didalamnya. Kegiatan menghafal al-Quran
juga merupakan proses untuk mengingat materi seluruh ayat dan ini harus dihafal
secara sempurna. Dari proses itulah dimulai dari awal sampai proses muroja’ah
(mengulang hafalan) dengan sempurna, apabila dari awal proses menghafal sudah
4
ada kesalahan maka akan salah pula dalam mengingat materi tersebut. Bahkan
ayat yang sudah dihafal sulit untuk di temukan kembali dalam ingatan.
Proses menghafal Al Quran adalah proses yang sangat susah, karena
memerlukan kesabaran dalam menjalankan prosesnya, pada dasarnya menghafal
bukan hanyalah mengingat materi atau ayat, akan tetapi juga menjaga hafalan
yang sudah dimiliki karena didalam proses menjaga hafalan hal yang sangat berat
dan banyak cobaan dan rintangan selama proses menghafal. Setiap orang pasti
pernah merasa cepat didalam menghafal, namun tidak bisa dipungkiri hilangnya
hafalan juga cepat. Akan tetapi hal tersebut merupakan sesuatu yang wajar bagi
para penghafal Al Quran. Oleh karena itu dalam hal menjaga hafalan harus
diperhatikan dengan cermat.
Al-Quran dan Hadits merupakan pedoman bagi umat muslim karena
keduanya merupakan sumber pengetahuan utama bagi tholabul „ilmi didalam
menuntut ilmu. Dan apabila mereka mau menghafal dan memahami keduanya,
secara tidak langsung memberikan konstribusi yang sangat besar terhadap
studinya. Dan jika melihat realita yang ada di masyarakat sekarang banyak
dijumpai muslimin yang tidah paham betul dengan kitab sucinya. Dan salah satu
upaya didalam mengakrabkan setiap muslim dengan Al Quran adalah dengan
Tahfidzul Quran sehingga kaum muslimin tidak asing dengan kitab suci mereka
sendiri, mereka mampu memahami isi kandungan yang ada didalamnya dan
setelah mampu memahami isi kandungannya maka mereka tinggal mengamalkan
apa yang diperintahkan didalam Al Quran dan didalam Hadits Rosul.
Pondok Pesantren MBS Klaten Putra merupakan salah satu lembaga yang
baru melaksanakan program tahfidzul Quran dan hadits Arba’in dari sekian
Pondok Pesantren yang ada di jawa tengah dan terkhusus lembaga yang berada di
bawah naungan Muhammadiyah.
2. METODE
Jenis penelitian yang digunakan yakni penelitian lapangan (field research) yaitu
mendiskripsikan dan memaparkan keadaan serta fenomena yang terjadi di
lapangan. Penelitian ini juga bisa disebut dengan penelitian sosiologis yakni
penelitian yang dilakukan dengan cara langsung terjun ke lapangan.
5
Pada penelitian ini peneliti lebih banyak menggunakan penelitian
kualitatif. Menurut Lincon dan Denzin didalam yang berjudul Metode Penilitian
Kualitatif bagian revisi bahwa pengumpulan data yang dilakukan adalah bersifat
alamiah yang mana melibatkan beberapa unsur metode yang dilakukan. Yang
dimaksud dengan alamiah disini adalah tidak ada perencanaan yang disenagaja
ataupun rekayasa yang sudah diatur terlebih dahulu,dan semua terjadi secara
spontan alami. Adapun tujuannya adalah agar dapat digunakan untuk menafsirkan
apa yang terjadi di lingkungan tersebut.
Pendekatan penelitian kualitatif yang digunakan pada penelitian ini,
menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif yang mana maksud dari pendekatan
deskriptif kualitatif adalah dari proses pengumpulan data yang dikumpulkan
merupakan berupa naskah wawancara dengan narasumber, gambar-gambar yang
terjadi di lapangan, beberapa catatan di lapangan dan bukan berupa angka, jika
ada angka sebagai penjelas saja. Adapun teknik dalam mencari informasi di
Pondok Pesantren Muhammadiyah Boarding School Klaten yakni dengan metode
Purposive Sampling. Apa itu Purposive Sampling? Yakni pemilihan subjek yang
didasarkan atas sifat sifat dan ciri-ciri yang ada sangkut pautnya dengan judul
pembahasan yaitu Pelaksaan Program Tahfidz Al Quran dan Hadits Arbain di
Pondok Pesantren Muhammadiyah Boarding School Klaten Putra. Adapun subjek
dalam penelitian terdiri dari: Penanggung jawab bagian tahfidzul Quran dan
Hadits Arba’in Murobbi tahfidz Pon-Pes MBS Klaten, Santri Pon-Pes MBS
Klaten
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Metode ini merupakan rangkaian dari penelitian yang berfungsi untuk mengatur
urutan data secara kaidah yang benar atau sistematis didalam membuat sebuah
karya tulis, kemudian mengorganisasikan dalam sebuah pola, kategori dan uraian
dasar sehingga mendapatkan satu konsep yang didasarkan dari data yang didapat.
Analisis data menurut Bogdan merupakan suatu proses yang mana
digunakan untuk mencari dan mengatur secara sitematis data yang didapat dari
hasil wawancara ataupun data yang didapat di lapangan, sehingga data yang
didapat mudah dipahami oleh orang lain juga dapat menjadi informasi bagi orang
6
lain. Analisis ini digunakan untuk mengorganisasikan data, menjelaskan data
secara gamblang dan terperinci, melakukan sintesa, memilih data mana yang
dianggap lebih prioritas untuk dipelajari, dan membuat kesimpulan yang akan
disampaikan oleh pembaca atau orang lain
Sistem pendidikan di Pondok Pesantren Muhammadiyah Boarding School
Klaten menggunakan kurikulum Departemen Agama RI dan dibantu dengan
pelajaran pesantren, sehingga kurikulum yang digunakan adalah penggabungan 2
kurikulum yang mampu menghasilkan pelajar yang memiliki kemampuan dalam
bidang ilmu Umum dan ilmu Agama.
Sistem pembelajaran dengan ilmu umum dan agama yang saling bersinergi
akan menjadikan santri memilki kemampuan dalam kedua ilmu dunia maupun
ilmu akhirat sebagai bekal masa depan santri. Program kurikulum yang menjadi
program unggulan Pondok Pesantren Muhammadiyah Boarding School Klaten
adalah 3 T, yakni Tahfidz, Tafhim dan Taf’il. Tahfidzul Quran merupakan
program yang sangat ditekankan kepada santri, adapun target setiap tahunnya
adalah 1 juz yang mana disetiap akhir tahun akan di ujikan. Untuk tahfidz Hadits
Arbain dimulai dari kelas 1 Mts dengan target setahun setiap santri mampu
menyelesaikan hafalan hadits mereka yang berjumlah 42 hadits, akan tetapi untuk
kelas 1 Mts,belum di wajibkan untuk menyelesaikan hafalan hadits mereka,
dikarenakan perlu adaptasi yang memakan waktu mungkin bisa 3-4 bulan. Untuk
hadits Arbain sendiri setiap naik kelas akan di ulang ulang. Tafhim adalah
program yang menjadi program unggulan, apa itu Tafhimul Quran? Yakni
menerjemahkan perkata dari Al Quran kemudian mengetahui bagaimana
kedudukan perkata didalam bahasa arab, ditinjau dari Nahwu, Shorof dan
Balaghoh. Taf’il merupakan pengamalan dari ilmu tafhim yang didapatkan di
kelas.
Menghafal merupakan proses mengingat sesuatu yang membutuhkan
konsentrasi tinggi, jika dalam menghafal pelajaran mungkin hafal dalam waktu
yang singkat, akan tetapi beda dengan Al Quran. Program tahfidz di Pondok
Pesantren Muhammadiyah Boarding School Klaten dimulai dari juz 30, 29, 28, 1,
2 dan seterusnya. Untuk santri baru yakni kelas 1 dan 4 yang masih terbata bata
7
dalam membaca Al Quran akan diajarkan tentang tahsin dan tajwid selama 3
bulan, adapun target setiap tahunnya setiap tingkatan yakni kelas 1 dimulai dari
juz 30. Kewajiban santri dalam menyetorkan hafalannya setiap hari adalah 7 baris
minimal. Dan target dalam menghafal hadits setiap tahunnya adalah 42 hadits,
yang mana hadits ini akan di ulang ulang tiap naik kelas. Sebagaimana yang di
sampaikan oleh Ustadz Nizar Al Khobari
“Untuk target santri Pondok Pesantren Muhammadiyah Boarding School
Klaten didalam menghafal Al Quran setiap tahunnya adalah 1 juz,
yangdimulai dari juz 30, 29, 28, 1, 2 mengapa dimulai dari juz belakang?
Karena dari juz belakang santri lebih mudah memulai menghafal Al
Quran dan ayat ayatnya pun relatif pendek-pendek. Dari hafalan 1 juz itu
nanti akan di ujikan di akhir tahun. Bagi santri yang belum mampu
membaca dengan lancar maka akan diadakan privat tahsin selama 3
bulan agar mampu menghafalkan dengan benar. Untuk kesehariannya
santri diwajibkan menyetorkan hafalannya sebanyak 7 baris dari ayat
yang dihafal dan disetorkan di pagi harinya, untuk malam harinya santri
di wajibkan untuk mengulangi atau memurojaah hafalan yang tadi pagi
disetorkan. Untuk hadits Arbain target setahunnya mereka di wajibkan
selesai adapun waktu mereka menyetor di hari jumat malam”.
Dari hasil wawancara peneliti dapat menyimpulkan bahwa untuk
materi tahfidz Al Quran di mulai dari juz yang paling belakang yakni 30,
29, 28, kemudian di lanjutkan juz 1 dan seterusnya dan untuk materi hadits
dalam jangka satu tahun harus selesai 42 hadits yang dalam seminggu
boleh menyetorkan 1 hadits dan boleh lebih, karena dalam penyetoran
hadits waktunya fleksibel. Walaupun santri harus mentargetkan sehari
harus 7 baris, adapun upaya asatidz selalu memberikan motivasi agar
santri-santri semangat dalam menghafal Al Quran Maupun Hadits Arbain.
Metode merupakan suatu cara untuk mencapai apa yang diinginkan dan
berhasil. Oleh karena itu pemilihan metode didalam menghafal Al Quran yang
tepat dengan kondisi santri harus diperhatikan. Sedangkan didalam menentukan
metode tidak bisa disama ratakan didalam cara santri menghafal, karena tidak
8
semua santri memiliki daya ingat yang sama, bahkan ada juga santri yang
memadukan beberapa metode sehingga bagi dia lebih mudah dalam mengingat.
Penggunaan metode dalam menghafal sesuai dengan kondisi dan
kebutuhan santri. Seperti yang diutarakan oleh salah satu santri yang bernama
Ridho Rohman yang berhasil menyelesaikan hafalannya 30 juz selama 3 tahun
sebagai berikut
“metode yang saya gunakan biasanya dalam menghafal yakni dengan
membaca saja minimal 20 kali dari satu halaman baru yang ingin di
setorkan kepada ustadz, waktunya sebelum sholat dan sesudah sholat jika
kira-kira sudah tidak asing dengan ayat yang dibaca baru saya mulai
menghafal, terkadang jika mendapat ayat yang agak susah minimal satu
muka dalam sehari, tetapi jika mendapat ayat yang enak dipahami
minimal satu sampai 2 lembar sekali setor”.
Selain metode diatas, dalam program tahfidz ini juga di kenal
dengan istilah muroja’ah, yakni mengulang-ulang bacaan yang mana
dikhususkan waktunya di malam hari setelah sholat isya’.sebagaimana
yang disampaikan oleh Ustadz Nizar Al khobari :
“Untuk sistem pengulangan hafalan santri yang sudah di hafal kami
memilih waktu malam hari untuk mengulang ulang bacaan yang pernah
disetorkan”.
Upaya yang dilakukan pesantren dalam menjaga hafalan santri
setelah selesai satu juz adalah metode juziyah yakni santri menyiapkan
hafalan satu juz untuk ditasmi’kan dengan ustadznya, dan santri di berikan
waktu 1 minggu untuk melancarkan hafalannya. Sebagaimana yang
disampaikan oleh Ustadz Nizar Al Khobari :
“Diwajibkan untuk menyiapkan hafalan satu juz untuk mentasmi‟kan
kepada ustadz pengampunya, karena merupakan syarat untuk naik ke juz
selanjutnya”
Dari penjelasan diatas peneliti menyimpulkan dalam metode menghafal
setiap santri memilki metode yang berbeda-beda, akan tetapi rata-rata
menggunakan metode membaca minimal 20 kali kemudian baru dihafal setalah di
9
setorkan kepada ustadz pembimbingnya masing-masing, Untuk malam hari
digunakan untuk mengulang-ulang hafalan, sedangkan santri yang sudah selesai
satu juz harus melakukan satu program yakni juziyah yang mana dalam waktu
seminggu santri yang telah selesai satu juz fokus dengan hafalan yang telah
selesai kemudian di tasmi’kan kepada ustadznya, dan menjadi syarat untuk naik
ke juz selanjutnya.
Fasilitas merupakan salah satu penunjang dalam keberhasilan santri dalam
menghafal Al Quran dan Hadits Arbain. Kesadaran pesantren dalam memenuhi
sarana prasarana ini harus terwujud karena demi mewujudkan keberhasilan santri.
Dari setiap kampus kepengasuhan memberikan izin kepada beberapa santri
membawa music box yang digunakan sebagai penunjang didalam menghafal Al
Quran. Akan tetapi motifasi harus selalu terus diberikan kepada santri agar santri
semangat dalam menghafal Al Quran dan Hadits Arbain, pesantren juga
memfasilitasi buku saku hadits Arba’in untuk setiap santri sebagai penunjang
dalam menghafal hadits Arba’in, sebagaimana yang disampaikan oleh Ustadz
Yahya Ilma selaku kepengasuhan kampus 3sebagai berikut :
“Untuk penunjang santri dalam menghafal, kami memberikan izin kepada
beberapa santri untuk boleh membawa musik box dengan diisi dengan
mp3 murotal yang bisa di dengarkan bersama sama di kamar, pesantren
juga membagi buku saku hadits Arbain untuk saraa santri dalam
menghafal Hadits Arbain”
Dzikri selaku santri juga mengatakan sebagai berikut ini :
“Alhamdulillah dengan adanya izin dari ustad Yahya dengan
dibolehkannya membawa musik box kami terbantu didalam menghafal
terutama Al Quran”
Dari penjelasan diatas peneliti menyimpulkan bahwasannya pesantren
memberikan fasilitas berupa musik dan buku saku hadits Arbain kepada setiap
santri sebagai penunjang keberhasilan santri dalam menghafal.
Evaluasi program tahfidz dilakukan setiap bulan sekali, guna untuk
mengetahui beberapa masalah dan perkembangan selama sebulan. Evaluasi ini
juga digunakan untuk mencari solusi dari beebrapa masalah yang ada khususnya
10
terkaitdengan program tahfidz, mulai dari masalah santri sampai masalah murobbi
atau pengampu tahfidz, sebagaimana disampaikan oleh Ustadz Nizar sebagai
berikut :
“Evaluasi merupakan usaha kami dalam memantau perkembangan dalam
berjalannya program tahfidz di tiap-tiap kampus, dan evaluasi ini
diadakan setiap bulan sekali, mulai dari permasalahan santri sampai
pengampu kita adakan evaluasi”.
Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Program Tahfidz Al
Quran dan Hadits Arba’in Muhammadiyah Boarding School Klaten Putra, Pada
umumnya, dalam pelaksanaan program tahfidz Al Quran atau Hadits Arba’in di
Pondok Pesantren Muhammadiyah Boarding School Klaten tidak ada kendala
yang terlalu besar selama berjalannya program tahfidz ini, akan tetapi meskipun
demikian ada beberapa faktor pendukung dan ada pula faktor yang menghambat
pelaksanaan program tahfidz Al Quran dan Hadits di Pondok Pesantren
Muhammadiyah Boarding School Klaten Putra.
Faktor Pendukung Tahfidz Al Quran dan Hadits Arba’in di Pondok
Pesantren Muhammadiyah Boarding School Klaten Putra, Beberapa faktor yang
mendukung dalam pelaksanaan program tahfidz di Pondok Pesangtren
Muhammadiyah Boarding School Klaten Putra diantaranya:
Dalam proses menghafal Al Quran dan Hadits dengan baik, lancar dan
baik harus memiliki kondisi tubuh yang sehat pikiran maupun jiwanya. Karena
faktor ini akan mempengaruhi santri didalam proses menghafal, karena ada
beebrapa anak ketika kondisi badan kurang fit pikirannya akan terasa berat jika
digunakan untuk menghafal, sebagaimana yang disampaikan oleh Ustadz Nizar Al
Khobari:
“hal pertama yang harus diperhatikan oleh pesantren yakni tentang
kesehatan santri, karena dalam proses menghafal ataupun belajar mereka
sangat berpengaruh dalam pelaksanaan tahfidz ini, oleh karena itu jika
ada santri yang sakit maka dia diijinkan untuk tidak mengikuti tahfidz”
11
Dari penjelasan diatas diterangkan bahwa kondisi fisik pikiran dan rohani
harus dalam keadaan fit didalam menghafal Al Quran dan Hadits Arba’in, agar
dalam proses mereka menghafal nyaman.
faktor pendukung yang menjadi keberhasilan santri yakni adanya
dukungan dari orang tua, karena hakikatnya santri akan merasa tertekan jika tidak
ada dukungan dari orang tuanya, dalam peneriamaan santri baru wali santri dan
calon santri baru ditanya dengan beberapa pertanyaan, siapkah putra putri bapak
menjalani program tahfidz selama pendidikan di pesantren ini? Sebagaimana yang
disampaikan oleh Ustadz Fahruddin Sismito Lc:
“Calon santri yang siap menjalani pendidikan di pesantren ini harus siap
dan menyatakan kesanggupannya dalam menghafalkan Al Quran, dan
faktor dukungan dari Orang tua sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan santri dalam menghafal”
Dalam penjelasan diatas dukungan dari orang tua juga berpengaruh dalam
perjalanan santri dalam menghafal, sekaligus menjadi motifasi tersendiri bagi
santri.
Salah satu faktor yang menjadikan santri semangat dalam menghafal
adalah dengan pemberian Reward kepada santri yang berhasil menyelesaikan
hafalan Al Qurannya 30 juz dan Hadits Arba’in yang berupa beasiswa dari
pesantren dengan syarat siap diuji setiap semester hafalannya. Sebagaimana yang
disampaikan oleh Ustadz Fahruddin Samito Lc :
“khusus santri yang telah menyelesaikan tahfidznya selama dipesantren,
maka pesantren memberikan beasiswa selama belajar di Pondok
Pesantren Muhammadiyah Boarding School Klaten dengan syarat siap di
uji hafalannya di setiap semesternya”
Dengan adanya fasilitas yakni diizinkannya beberapa santri membawa
musik box, santri lebih semangat dalam murojaah hafalan, karena dengan
mendengarkan murotal dari masyayikh yang disenangi santri lebih menambah
kesengan santri dalam murojaah juga menambah hafalan, sebagaimana yang
disampaikan oleh Ridho :
12
“dengan adanya musik box kami lebih semangat didalam murojaah
maupun menghafal karena setiap waktu kami bisa mendengar murotal
dari ayat kami hafal”
Juga disampaikan oleh Ustadz Yahya selaku kepengasuhan:
“Ada beberapa santri yang kami izinkan untuk membawa musik box demi
menunjang keberhasilan santri dalam mengulang-ulang hafalannya,
karean dengan mendengarkan s antri lebih mampu menangkap apa yang
mereka dengar dari ayat-ayat Al Quran”.
Faktor Penghambat Tahfidz Al Quran dan Hadits Arba’in Muhammadiyah
Boarding School Klaten Putra, Dalam pelaksanaan tahfidz di Pondok Pesantren
Muhammadiyah Boarding School Klaten berjalan dengan baik, namun ada
beberapa hal yang harus diperhatikan diantaranya:
Dalam keseharian santri dari segi penggunaan waktu yang telah diberikan
pesantren sudah cukup, hanya saja santri kurang dalam mengoptimalkan waktu
diberikan untuk menghafal, sebagaimana yang dijelaskan oleh Ustadz Nizar:
“Masalah yang sering membuat santri tidak menyetorkan hafalan barunya
yakni kurang optimalnya waktu yang digunakan untuk tahfidz”
Juga disampaikan oleh Ridho sebagai berikut :
“banyak teman-teman yang kurang mengoptimalkan waktu yang telah
diberikan asatidz untuk menambah hafalan”
Malas merupakan musuh bagi penghafal Al Quran, ketika malas datang
tidak jarang santri yang menyetorkan hafalannnya, sebagaimana yang
disampaikan Ustadz Abdurrohman :
“Fokus dalam menghafal merupakan hal dasar dalam menghafal Al
Quran dan Hadits, oleh karena itu banyak santri yang ketika malas jarang
mereka menyetorkan hafalan barunya”
Begitu juga disampaikan oleh Ridho :
“Malas merupakan keadaan dimana fokus untuk menghafal Al Quran itu
tidak bergairah,biasanya banyak fikiran dalam benak santri jika malas,
asatidz sering memberikan wejangan kepada kita ketika malas itu
muncul”
13
4. PENUTUP
Dari penjelasan dan analisis yang ada pada hasil dan merujuk pada rumusan
masalah yang telah dirumuskan di pendahuluan, maka hasil dari penenlitian ini
disimpulkan sebagai berikut: Pelaksanaan program tahfidz Al Quran dan Hadits
Arbain di Pondok Pesantren Muhammadiyah Boarding School Klaten Putra yang
dimulai dari kelas VII sampai kelas XII dengan target setiap tahun 1 juz mulai
dari juz 30, 29, 28, 1, 2 dan seterusnya. Dalam satu minggu santri bertatap muka
dengan asatidz 11 jam. Metode yang digunakan kebanyakan santri adalah talaqqi.
Adapun setiap akhir tahun diakan ujian tahfidz dengan materi sesuai dengan
tingkatan kelas. Tahfidz Hadits Arbain dengan target satu tahun mampu
diselesaikan dengan baik., Faktor-faktor yang berpengaruh dalam program tahfidz
ini di bagi menjadi dua bagian, yakni: faktor pendukung dan faktor penghambat.
Faktor-faktor pendukung tahfidz Al Quran dan Hadits Arbain adalah Fisik dan
psikis santri yang baik, dukungan dari pihak orang tua, reward atau penghargaan,
Fasilitas, sedangkan faktor-faktor yang penghambat pelaksanaan program tahfidz
Al Quran dan Hadits Arbain adalah pemanfaatan waktu yang diberikan kepada
santri dan rasa malas.
Program Tahfidz Al Quran dan Hadits Arbain khususnya Peantren yang
berada dibawah naungan Muhammadiyah khususnya belum banyak dilakukan.
Jika dikaji lebih mendalam, program ini sangat bermaanfaat bagi pesantren, santri
maupun masyarakat.
Pesantren yang berfungsi sebagai penyelenggara pendidikan, sebaiaknya
mengarahkan santri-santri dalam kegiatan yang positif dan membentuk karakter
yang baik misalnya dengan melaksanakan program tahfidz Al-Quran, Tahsin, dan
lain sebagainya.
Hal itu dilakukan untuk mengurangi hal-hal yang cenderung untuk
bermain dan menghabiskan waktu sia-sia. Oleh karena itu, kegiatan positif ini
harus terus ditingkatkan dengan melibatkan semua guru-guru yang mengajar.
Santri merupakan objek pendidikan yang harus mendapat pendidikan yang
baik serta pengarahan dari gurunya. Oleh karena itu , santri harus dilibatkan dalam
14
hal-hal yang positif . santri juga tidak selalu diberikan pengetahuan, namun juga
diberikan materi yang berkenaan dengan spiritual.
Hal tersebut bertujuan agar ruhuhiyah santri mendapat asupan yang baik
dengan pengajaran tahfidz Al Quran. Adapun manfaat bagi diri santri pun sangat
besar, sebagai bekal kelak mereka dewasa.
Seiring dengan perkembangan zaman, pendidikan karakter sangat
berpengaruh bagi lingkungan masyarakat, ketika orang tua peduli dengan
pendidikan anaknya, maka sama saja mereka peduli dengan masa depan anaknya.
Oleh karena itu dukungan dari orangtua sangat berpengaruh dalam
membantu mengahafal Al-Quran yang telah diprogramkan oleh pesantren.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur‟an dan Terjemahannya. Departemen Agama
Abdul Chaer, 2014. Perkenalan Awal dengan Al-Quran. Jakarta: Rineka Cipta
Abdullah Al-Mulham, 2013. Menjadi Hafidz Al Qur’an Dengan Otak Kanan,
Jakarta: Pustaka Ikadi
Abudin Nata, 2012. Kapita Selekta Pendidikan Islam, Jakarta: Rajawali Pers
Ahmad Zainal Abidin,2015. Kilat dan Mudah Hafal Juz Amma, Yogyakarta: Sabil
Ahsin Al Hafidz,2009. Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur‟an, Jakarta: Bumi
Aksara
Amjad Qasim, 2010. Sebulan Menghafal Al-Qur‟an, Solo: Zamzam
Dina Maryana, 2012. Pelaksanaan Metode Takrir Dalam Menghafal Al Qur‟an di
Pondok Pesantren Tahfidzul Quran Putri Al-Latifiyah Palembang dan
Pondok Pesantren Raudhatul Quran Parayama Organ Ilir. (Palembang:
IAIN Raden Fatah Press)
Fauzan Yayan, 2015. Quantum Tahfidz Metode Cepat dan Mudah Menghafal Al
Quran , Jakarta: Erlangga
Habibullah, 2013. Pelaksanaan Pembelajaran Al Quran di TPA Masjid Nurul
Hojrah Kleurahan Pahlawan Palembang, (Palembang, IAIN Raden Fatah
Press)
15
Halipah M. Akip, 2015. Penerapan Metode Mneghafal dalam Meningkatkan
Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
dikelas VSD Negeri 4 Kayu Agung.(Palembang: IAIN Raden Fatah Press)
Haris Herdiansyah, 2015. Metodelogi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu Psikologi,
Jakarta: Salemba Humanika
Hasil wawancara dengan Ustadz Nizar, Penanggung Jawab Bagian Tahfidz
Pesantren Muhammadiyah Boarding School Klaten pada 2 April 2019
Hasil Wawancara dengan Ustadz Yahya Ilma, Pengasuh Pondok Pesantren
Muhammadiyah Boarding School Klaten Kampus 3 pada 3 April 2019
Hasil Wawancara dengan Ustadz Abdurrahman, Murabbi Tahfidz pada 5 April
2019
Hasil Wawancara dengan Ridho Rohman, Santri Pondok Pesantren
Muhammadiyah Boarding School Klaten pada 4 April 2019
Ibnu Katsir, 2012. Keajaiban dan Keistimewaan Al Quran, Jakarta: Pustaka
Azzam
Kristi Poerwandari, 2011. Pendekatan Kualitatif Untuk Peneltian Perilaku
Manusia, Jakarta: LPSP3 UI
Lexy J. Moloeng, 2010. Metodelogi Peneltian Kualitatif, Bandung, PT Remaja
Rosdakarya
Muyasaroh , Pengelolaan Pembelajaran Tahfidz Al Quran di PP Al Ittofaqiyah
Ogan Ilir, Ta’dib Jurnal Pendidikan Islam, Vol XIV No 01, Juni 2009
Raghib As-Sirjani, 2007 . Cara Cerdas Hafal Al-Qur‟an, Solo: AQWAM
Saifudin Azwar, 2009. Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Sayuti Ali, 2012. Metodelogi Penelitian Agama Pendekatan Teori Dan Praktek,
Jakarta: Rajawali Pers
Wiwi Alawiyah, 2015. Panduan Menghafal Al Qur‟an Super Kilat, Yogyakarta:
Diva Press
Yahya Abdul Fattah Az-Zawawi, 2011. Revolusi Menghafal Al Qur‟an, Surakarta:
Insan Kamil