PELAKSANAAN PROGRAM KERJA HUMAS DALAM...
-
Upload
dangnguyet -
Category
Documents
-
view
251 -
download
8
Transcript of PELAKSANAAN PROGRAM KERJA HUMAS DALAM...
PELAKSANAAN PROGRAM KERJA HUMAS
DALAM MENINGKATKAN JUMLAH SISWA SMK 11 MARET JAKARTA UTARA
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat
Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
Muhammad Sholeh
106018200766
JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS TARBIYAHDAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
i
ABSTRAK
Muhammad Sholeh (108018200766). Pelaksanaan Program Kerja Humas dalam
Meningkatkan Jumlah Siswa SMK 11 Maret Jakarta Utara. Skripsi di bawah
bimbingan Ibu, Dra. Nurdelima Waruwu, M.Pd. Jurusan Manajemen
Pendidikan. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta 2014.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang pelaksanaan program
kerja humas melalui kegiatan penyebaran brosur, spanduk dan poster untuk
meningkatkan jumlah siswa SMK 11 Maret Jakarta Utara. Penelitian ini telah
dilaksanakan pada bulan Februari 2013 - Januari 2014 di SMK 11 Maret Jakarta
Utara. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan jenis
deskriptif. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik simple random
sampling. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket dan wawancara. Hasil
yang ditemukan dalam penelitian ini bahwa program humas SMK 11 Maret turut
memberikan andil yang signifikan terhadap perkembangan jumlah siswa. Program
humas tersebut meliputi penyebaran media iklan sekolah melalui brosur, pemasangan
spanduk, dan pemasangan poster.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor pelaksanaan program humas
melalui penyebaran brosur efektif dengan skor 3,40, program pemasangan spanduk
cukup efektif dengan skor 2,94 dan program pemasangan poster cukup efektif dengan
skor 3,21.
Dengan demikian dari ketiga program tersebut dimensi penyebaran brosur
adalah program paling efektif yang dibuat oleh humas SMK 11 Maret Jakarta Utara,
sedangkan program pemasangan spanduk dan poster perlu dikembangkan lagi.
Kata Kunci: Program Humas, Efektivitas Pemasaran
ii
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmaanirraahiim
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah S.W.T yang tak pernah
berhenti melimpahkan rahmat ridla-Nya kepada penulis sehingga skripsi ini dapat
penulis selesaikan. Shalawat teriring salam penulis curahkan kepada Nabi
Muhammad S.A.W, sahabat, tabi’in, dan para pengikut beliau yang setia menjalankan
ajaran-ajarannya hingga akhir zaman.
Skripsi ini merupakan kewajiban yang harus penulis tunaikan sebagai
mahasiswa untuk mendapat gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Program Studi
Manajemen Pendidikan Jurusan Kependidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Disamping itu, skripsi ini merupakan
tanggung jawab moral dan sosial sebagai putra daerah yang harus penulis tuangkan
dalam sebuah karya tulis di akhir masa kuliah.
Dengan selesainya penulisan skripsi ini, penulis sampaikan rasa terima kasih
kepada semua pihak yang telah berperan kepada penulis baik semasa penulis
berkuliah maupun semasa penulis menyelesaikan penulisan skripsi ini. Dengan segala
kerendahan dan ketulusan hati, penulis menghaturkan terima kasih kepada:
1. Ibu Nurlena Rifai Ph.D Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Bapak Dr. Hasyim Asy’ari M. Pd, Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan dan
Ibu Iffah Zahriyani, S.Pd, Staf Jurusan KI-MP yang telah memberikan
layanan akademik selama penulis menempuh perkuliahan
3. Ibu Dra. Nurdelima Waruwu, M.Pd. Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan arahan di tengah kesibukan beliau
selama penulis menjalani penulisan skripsi
iii
4. Bapak Drs. Muarif, M. Pd yang tidak henti-hentinya banyak memberikan
nasehat kepada kami.
5. Bapak dan Ibu dosen di lingkungan Jurusan Kependidikan Islam Program Studi
Manajemen Pendidikan yang telah mendidik dan membimbing penulis dengan
ketulusan, profesionalisme, dan dedikasi yang tinggi
6. Pimpinan dan Staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
7. Bapak Drs. Totok Sutikno Kepala Sekolah SMK 11 Maret Jakarta dan Samsul
Spd. Wakasek bidang humas
8. Bapak H. Ahmad Sana’i Imron dan Ibu Hj. Hasiyah, orang tua penulis yang
selalu mendidik, membimbing, memberikan nasehat dan dukungan tanpa lelah,
serta do’a dalam kehidupan yang penulis jalani
9. Kawan Karib sekaligus sosok yang menginspirasi penulis dalam menyusun
karya ilmiah ini Muhammad Jakfar Spd. dan Kawan-kawan KOMFAKMAD,
Gus Yudhi, Retno Farqi, Muh Aja deh, Fajri A, kalian saudara yang baik, tetap
solid selama di perantauan
12.Teman-teman penulis, kelas A dan terutama kelas B Jurusan Kependidikan
Islam-Manajemen Pendidikan (KI-MP) angkatan 2006 dan 2007. Dan kalian
menjadi teman diskusi yang menyenangkan selama penulis disini
Semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat untuk semua pihak yang
menggeluti bidang manajemen pendidikan, minimal bagi penulis. Akhirnya hanya
kepada Allah segala sesuatu penulis kembalikan.
Ciputat, 13 Februari 2014
Penulis
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................ i
KATA PENGANTAR .............................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................. iv
DAFTAR TABEL .................................................................................... vi
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................... 6
C. Pembatasan Masalah .................................................. 7
D. Rumusan Masalah ...................................................... 7
E. Manfaat Penelitian ...................................................... 7
BAB II : KAJIAN TEORI
A. Humas dan Pemasaran Jasa Pendidikan ..................... 8
1. Marketing Public Relations ..................................... 8
2. Konsep Pemasaran Jasa Pendidikan ........................ 11
3. Marketing Mix Jasa Pendidikan .............................. 13
4. Promosi Sekolah ..................................................... 17
5. Bauran Promosi Sekolah ......................................... 20
6. Periklanan Jasa Pendidikan. ..................................... 22
a. Pengertian Periklanan .......................................... 22
b. Unsur-unsur Periklanan. ...................................... 23
c. Tujuan Periklanan. ............................................... 24
d. Media Periklanan................................................. 25
7. Efektivitas Komunikasi Pemasaran . ........................ 27
B. Kerangka Berfikir..…………………………………… 29
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
v
A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................... 31
B. Tujuan Penelitian ......................................................... 31
C. Metode Penelitian ....................................................... 31
D. Populasi dan Sampel ................................................... 32
E. Teknik Pengumpulan Data ........................................... 32
F. Instrumen Penelitian ................................................... 33
G. Teknik Analisa Data ................................................... 37
BAB IV : HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMK 11 Maret Jakarta Utara ......... 40
1. Profil Singkat SMK 11 Maret ................................. 40
2. Data Siswa .............................................................. 41
B. Deskripsi dan Interpretasi Data ................................... 41
1. Proses Pelaksanaan Program Kerja Humas dalam
Meningkatkan Jumlah Siswa SMK 11 Maret .......... 42
2. Efektivitas Pelaksanaan Program Kerja Humas
dalam Meningkatkan Jumlah Siswa ......................... 45
a. Efektivitas Penyebaran Brosur ........................... 45
b. Efektivitas Pemasangan Spanduk ........................ 51
c. Efektivitas Pemasangan Poster............................. 57
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................ 64
B. Saran ........................................................................... 66
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 67
LAMPIRAN ............................................................................................... 69
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 : Data Populasi Penelitian .......................................................... 32
Tabel 3.2 : Kisi-kisi Angket Penelitian...................................................... 34
Tabel 4.1 : Data Siswa 5 Tahun Terakhir ................................................. 40
Tabel 4.2 : Empati Penyebaran Brosur ...................................................... 45
Tabel 4.3 : Persuasi Penyebaran Brosur ................................................... 46
Tabel 4.4 : Impact Penyebaran Brosur ..................................................... 47
Tabel 4.5 : Komunikasi Penyebaran Brosur ............................................. 49
Tabel 4.6 : Empati Dimensi Pemasangan Spanduk .................................. 52
Tabel 4.7 : Persuasi Pemasangan Spanduk ............................................... 53
Tabel 4.8 : Impact Pemasangan Spanduk ................................................. 55
Tabel 4.9 : Komunikasi Pemasangan Spanduk ......................................... 57
Tabel 4.10 : Empati Dimensi Pemasangan Poster .................................... 58
Tabel 4.11 : Persuasi Pemasangan Poster ................................................. 60
Tabel 4.12 : Impact Pemasangan Poster ................................................... 61
Tabel 4.13 : Komunikasi Pemasanga Poster ............................................. 62
8
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada era globalisasi seperti saat ini, perkembangan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (IPTEK) mengakibatkan segala informasi dapat diketahui dengan
mudah oleh seluruh lapisan masyarakat tanpa batas ruang dan waktu. Hal itu juga
berdampak terhadap sekolah sebagai lembaga pendidikan yang memiliki peran
penting dalam peningkatan mutu Sumber Daya Manusia (SDM) di setiap negara.
Sekolah atau lembaga pendidikan merupakan sebuah sistem sosial yang memiliki
banyak hubungan dengan lingkungan internal maupun dengan lingkungan
eksternalnya. Sehingga setiap aktifitas atau terjadinya sebuah peristiwa yang
menyangkut dengan sekolah dapat secara cepat diketahui dan mendapat perhatian
dari semua pihak yang berhubungan, terutama kelompok masyarakat atau individu
yang terlibat atau memiliki kepentingan dan pengaruh bagi sekolah. Oleh karena
itu, kecepatan arus informasi saat ini dapat memberikan dampak positif atau
negatif terhadap perkembangan dan perjalanan sebuah lembaga pendidikan untuk
mencapai tujuannya.
2
Kurang cepatnya respon dan penangan yang baik oleh sekolah dalam
mengahadapi permasalahan yang berkaitan dengan informasi dan komunikasi
menjadi awal terbentuknya opini publik. Opini publik bisa berpengaruh terhadap
citra sekolah. Jika informasi yang diterima publik adalah opini negatif, maka citra
sekolah di mata masyarakat akan menurun, sedangkan citra sekolah yang kurang
baik akan mengakibatkan ketidakpercayaan masyarakat terhadap pendidikan,
yang akan berakibat lagi terhadap eksistensi sekolah. Sebaliknya, jika opini yang
terbentuk adalah bersifat positif di mata publik, maka citra sekolah juga akan
meningkat. Dengan demikian, perlu sebuah pengelolaan atau manajemen
komunikasi di sekolah supaya arus informasi dan komunikasi, bahkan opini yang
terbentuk publik dapat dikendalikan.
Agar lembaga pendidikan dapat mengelola berbagai macam persoalan yang
berkaitan dengan informasi dan komunikasi, khususnya dalam mengantisipasi
berbagai opini negatif atau untuk membangun citra positifnya, Maka diperlukan
fungsi public relations (humas) sebagai alat manajemen pendidikan yang
mengatur arus informasi dan komunikasi. Untuk mengelola berbagai macam
persoalan tersebut, fungsi humas dalam lembaga pendidikan harus bersifat
melekat pada manajemen organisasi. Jelasnya bagaimana humas dapat
menyelenggarakan atau menjembatani komunikasi dua arah (timbal balik) antara
lembaga pendidikan yang diwakilinya dengan public. Sehingga dapat membantu
manajemen sekolah dalam mencapai tujuannya.
Perkembangan IPTEK pada era globalisasi ini juga mengakibatkan timbul
banyaknya persaingan dari segala aspek usaha. Demikian juga persaingan
antarlembaga pendidikan yang selalu ingin lebih maju dan berkembang
dibandingkan dengan lembaga pendidikan yang lain. Kondisi ini bisa dialami oleh
lembaga pendidikan manapun baik yang berstatus negeri maupun swasta, tingkat
dasar atau menengah bahkan hingga perguruan tinggi. Untuk dapat tetap eksis dan
berkembang dalam persaingan dunia jasa pendidikan, maka lembaga pendidikan
dituntut memiliki nilai keunggulan yang bersifat berkelanjutan. Akan tetapi, usaha
untuk menuju ke arah tersebut sekolah harus berupaya untuk selalu meningkatkan
3
kualitas, baik institusi, proses, maupun outcome yang dilakukan secara
berkelanjutan. Dan upaya tersebut akan dapat berjalan secara maksimal apabila
didukung dengan sumber daya manusia yang berkualitas.
Di samping itu, dalam era persaingan dan pasar bebas keunggulan-
keunggulan yang dimiliki oleh sekolah harus bisa ditunjukkan dan ditampilkan
kepada public agar sekolah bisa mendapatkan perhatian dan dukungan dari
masyarakat, artinya adalah bagaimana sekolah mampu berupaya memasarkan jasa
pendidikannya. Oleh karena itu fungsi manajemen yang tepat bagi sekolah dan
yang memiliki kapasitas dalam menangani permasalahan tersebut adalah fungsi
humas sekolah. Organisasi humas di sekolah, selain berfungsi sebagai pengelola
hubungan dengan masyarakatnya dapat juga berfungsi sebagai pelaksana untuk
mempromosikan atau mengenalkan keunggulan lembaga pendidikan yang belum
diketahui oleh publik supaya diketahui dan dikenal secara luas.
Di kota-kota besar seperti di Jakarta, fenomena kegiatan promosi yang
dilakukan pihak-pihak sekolah sudah lazim digunakan. Seperti Penggunaan
brosur, spanduk, iklan di media massa, cetak atau elektronik hingga mendatangi
langsung ke target calon siswa. Namun dikarenakan sekolah adalah sebuah
organisasi sosial dan bukan organisasi yang mengutamakan laba, maka dalam
melakukan promosi pemasaran perlu dilakukan secara hati-hati. Karena jika
promosi yang dilakukan berlebihan tidak sesuai dengan kenyataan, maka akan
menjadi bumerang bagi sekolah karena apa yang diperoleh konsumen tidak sesuai
dengan kenyataan. Oleh karena itu, dibutuhkan sumber daya manusia yang
memiliki kapasitas sebagai pemasar jasa pendidikan.
SMK 11 Maret Jakarta Utara merupakan sekolah swasta yang mampu
bersaing hingga kini dan masih mendapatkan kepercayaan serta dukungan dari
masyarakat untuk terus berkembang sebagai penyedia jasa pendidikan. meski
demikian SMK 11 Maret juga tak luput dari dampak globalisasi dan
perkembangan IPTEK, seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa sekolah harus
mampu mempromosikan lembaganya agar bisa berkembang dan mampu
4
menghadapi segala persaingan dengan lembaga pendidikan yang lain. Maka
sekolah harus memiliki sebuah program kerja yang secara spesifik menangani
pemasaran sekolah.
Dalam melakukan promosi jasa pendidikan, SMK 11 Maret Jakarta Utara
menggunakan organisasi humas sebagai pelaksana. Kegiatan atau program
promosi bertujuan untuk mengenalkan, menginformasikan, serta membujuk
publik internal dan eksternalnya agar tetap memberikan dukungan terhadap
sekolah, sehingga dapat memberikan efek terhadap peningkatan jumlah siswa.
Pada saat ini keterlibatan humas dalam kegiatan sekolah yang bertujuan untuk
meningkatkan jumlah siswa memiliki peran yang sangat penting. Peran humas di
sekolah tidak hanya berfungsi sebagai pembuat surat lalu mengantarkannya atau
hanya berfungsi sebagai panitia acara-acara tertentu saja di sekolah, tetapi peran
humas sebagai fungsi manajemen sekolah harus mampu menjadi perancang
program atau konseptor yang memiliki ide-ide baru serta kreativitas yang dapat
membantu manajemen sekolah dalam bidang kegiatan yang berkenaan dengan
informasi dan komunikasi. Sedangkan dalam kaitannya tentang program
peningkatan jumlah siswa, humas selayaknya memiliki kemampuan dan
pengetahuan tentang konsep pemasaran jasa pendidikan.
Humas SMK 11 Maret setiap tahun rutin menjalankan program humas dalam
meningkatkan jumlah siswa. Program tersebut terdiri dari kegiatan promosi
seperti periklanan, sales promotion, personal selling, dan publisitas. Kegiatan
promosi itu ditandai dengan terlihatnya beberapa media promosi yang digunakan
pada saat masa penerimaan siswa baru, seperti spanduk, poster dan brosur.
Sayangnya media promosi tersebut penggunaannya masih terkesan minim dan
belum maksimal, misalnya dalam segi jumlah spanduk dan poster yang terlihat
tidak begitu banyak, namun hal tersebut bisa saja terjadi karena biaya atau
anggaran sekolah yang tidak memadai, dimana untuk membuat program promosi
yang baik dibutuhkan anggaran yang cukup besar dan besar kecilnya biaya
5
promosi biasanya memiliki pengaruh terhadap peningkatan penjualan dari sebuah
produk.
Strategi promosi yang baik juga dapat memberikan dampak terhadap
peningkatan jumlah siswa. Pada saat masa penerimaan siswa baru biasanya
banyak sekali ditemukan berbagai media periklanan sekolah yang terlihat hampir
di setiap jalanan yang berjarak tidak jauh dari sekolah atau tempat-tempat strategis
berkumpulnya calon siswa, namun tidak sedikit brosur sekolah yang dibuang dan
berceceran di jalan karena dibuang pemiliknya, sehingga efektif tidaknya media
promosi itu tergantung baik tidaknya strategi promosi yang dibuat sekolah.
Fenomena perang promosi antarsekolah sebenarnya menandakan bahwa
persaingan dalam usaha jasa pendidikan saat ini sangat begitu ketat, sekolah yang
memiliki mutu pendidikan yang baik, sarana yang lengkap, tenaga pengajar yang
berkualitas, tempat yang strategis, kemudian sekolah gencar melakukan promosi
pasti akan memberikan efek yang signifikan terhadap peningkatan jumlah siswa.
Adapun kegiatan promosi sebenarnya tidak cukup hanya dengan program
periklanan, komunikasi langsung atau personal selling. Pentingnya publikasi atau
pemberitaan tentang kegiatan-kegiatan sekolah yang dapat membangun citra
sekolah di mata masyarakat juga penting dilakukan. Unsur bauran promosi seperti
program publikasi ini jarang dilakukan di SMK 11 Maret, padahal alat publikasi
tidak harus melalui majalah atau koran yang memerlukan biaya besar.
Pemanfaatan media internet sebenarnya bisa dilakukan oleh sekolah sebagai
media publikasi. Selain berbiaya murah, media internet pasti lebih efektif karena
hampir setiap hari orang mengaksesnya terutama kalangan remaja. Internet
sebagai media publikasi kegiatan sekolah dapat membawa dampak terhadap
peningkatan citra positif di mata masyarakat dan memiliki tingkat jangkauan yang
luas. Namun, ketika dilakukan searching (pencarian) di internet tentang kegiatan
yang dilakukan sekolah ternyata masih sedikit sekali informasi yang di peroleh,
hal ini bisa saja terjadi karena humas sekolah tidak memiliki waktu dalam
melakukan publikasi. Selain sebagai alat publikasi, internet juga berfungsi sebagai
6
alat atau media dokumentasi. Humas dapat menyimpannya diinternet, seperti file-
file penting seperti gambar, foto, bahkan softcopy surat-surat.
Dari beberapa penjelasan masalah di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
pelaksanaan kegiatan humas di SMK 11 Maret terutama kegiatan humas sekolah
yang membantu mempromosikan sekolah terhadap calon peserta didik terkesan
biasa saja dan hampir sama dengan promosi sekolah lain, akan tetapi faktanya
SMK 11 Maret merupakan sekolah yang mampu bersaing dengan sekolah lain dan
mampu mencari dan menarik minat calon siswa setiap tahunnya. Sehingga timbul
dugaan bahwa kegiatan atau program promosi yang dilaksanakan humas SMK 11
Maret tidak signifikan dengan peningkatan jumlah siswa.
Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, maka penulis tertarik
untuk meneliti lebih lanjut dan menuangkannya dalam sebuah karya ilmiah yang
berjudul “PELAKSANAAN PROGAM KERJA HUMAS DALAM
MENINGKATKAN JUMLAH SISWA SMK 11 MARET JAKARTA
UTARA”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan masalah
penelitian pada aspek berikut:
1. Tingginya tingkat persaingan antarsekolah untuk mendapatkan calon
siswa.
2. Kurang maksimalnya penggunaan media komunikasi humas dalam
mempromosikan jasa pendidikan.
3. Kurangnya komunikasi dalam mempublikasikan kegiatan-kegiatan
sekolah.
4. Kegiatan promosi yang dilakukan humas sekolah tidak signifikan dengan
peningkatan jumlah siswa.
7
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini tidak terlalu luas, maka penulis membatasi masalah tentang
pelaksanaan program kerja humas melalui media iklan brosur, spanduk dan poster
untuk meningkatkan jumlah siswa SMK 11 Maret Jakarta Utara.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang telah diajukan, maka rumusan
masalah yang akan diteliti pada penelitian skripsi ini yaitu, seberapa efektif
pelaksanaan program kerja humas dalam meningkatkan jumlah siswa SMK 11
Maret Jakarta Utara?
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi penulis, sekolah dan
akademik antara lain:
1. Bagi penulis, dapat bermanfaat untuk menambah wawasan keilmuan
khususnya tentang kegiatan komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh
humas sekolah di SMK 11 Maret Jakarta Utara
2. Bagi sekolah, dapat bermanfaat sebagai alat ukur pelaksanaan program
humas yang telah dijalankan di SMK 11 Maret, sehingga dapat dijadikan
masukan untuk membuat kebijakan program humas yang lebih efektif
untuk meningkatkan jumlah siswanya di masa mendatang.
8
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Humas dan Pemasaran Jasa Pendidikan
1. Marketing Public Relations
Secara sederhana pengertian Humas (Hubungan Masyarakat) atau disebut
juga PR (Public Relations) adalah fungsi manajemen yang membantu
mengelola komunikasi antara organisasi atau lembaga dengan khalayaknya,
supaya terjadi hubungan baik, saling pengertian dan mendukung antara
organisasi atau lembaga dengan publiknya.
Adapun pengertian PR secara definitif hingga saat ini belum terdapat
konsensus mutlak di antara ahli/professional PR. Cutlip dan Center
mengartikan Public Relations sebagai suatu kegiatan komunikasi dan
penafsiran, serta komunikasi-komunikasi dan gagasan-gagasan dari suatu
lembaga kepada publiknya, dan pengkomunikasian informasi, gagasan-
gagasan, serta pendapatnya dari publiknya itu kepada lembaga tadi dalam
usaha yang jujur untuk menumbuhkan kepentingan bersama sehingga dapat
tercipta suatu persesuaian yang harmonis dari lembaga itu dengan
9
masyarakatnya.1 Adanya ketidaksepakatan pengertian humas antara pakar PR
dikarenakan perbedaan sudut pandang, latarbelakang, dan adanya indikasi baik
teoritis maupun praktis bahwa kegiatan PR itu bersifat dinamis dan fleksibel
terhadap perkembangan dinamika masyarakat yang mengikuti kemajuan
zaman. Meskipun demikian, prinsip tentang definisi humas yang dikemukakan
oleh banyak ahli PR adalah sama dan dari sekian banyak itu terdapat beberapa
definisi yang dapat dijadikan sebagai acuan definisi, yaitu definisi Humas yang
diambli dari The British Institute of Public Relations, berbunyi:
a. “Public Relations activity is management of communications between
an organization and its publics”.
(Aktivitas Public Relations adalah mengelola komunikasi antara
organisasi dengan publiknya)
b. “Public Relations practice is deliberate, planned and sustain effort to
establish and maintain mutual understanding between an organization
and its public.”
(Praktik Public Relations adalah memikirkan, merencanakan dan
mencurahakan daya untuk membangun dan menjaga saling pengertian
antara organisasi dan publiknya)2
Humas dan pemasaran merupakan sama-sama fungsi manajemen
keduanya bisa saling mendukung dan menguatkan karena aktivitas dan cara
kerja keduanya adalah sama-sama aktivitas mengelola komunikasi yang
merupakan turunan dari ilmu publisistic atau komunikasi massa.3 Jadi Humas
dapat berfungsi dan berperan melaksanakan tugas dan kegiatan pemasaran di
sebuah organisasi non profit seperti sekolah atau di sebuah perusahaan.
Sedangkan konsep perpaduan humas dan ilmu pemasaran diperkenalkan
pertama kali oleh Philip Kotler dengan konsep Mega Marketing yaitu integrasi
aktivitas PR dengan Marketing Mix. Kemudian muncullah istilah Marketing
Public Relations. Marketing Public Relations adalah sebuah proses
perencanaan dan pengevaluasian program yang merangsang penjualan dan
1 Kustadi Suhandang, Studi dan Penerapan Public Relations: Pedoman kerja Perusahaan,
(Bandung: Nuansa Cendikia, 2012), Cet.II, h.45. 2 Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi, (Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2012), Cet.XI, h.15. 3 Buchari Alma, Manajemen Corporate dan Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan: Fokus
Pada Mutu dan Layanan Prima, (Bandung: Alfabeta, 2009), Cet.II, h.51.
10
pelanggan. Hal tersebut dilakukan melalui pengkomunikasian informasi yang
kredibel dan kesan-kesan yang dapat menghubungkan organisasi/perusahaan,
produk dengan kebutuhan serta perhatian pelanggan.4
Adapun secara garis besar aktivitas utama humas berperan sebagai berikut:
a. Communicator, artinya kemampuan sebagai komunikator baik secara
langsung maupun tidak langsung, melalui media cetak/elektronik dan
lisan atau tatap muka dan sebagainya. Di samping itu juga bertindak
sebagai mediator.
b. Relationship, ialah kemampuan peran PR membangun hubungan yang
positif antara lembaga yang diwakilinya dengan publik internal dan
eksternal. juga, berupaya menciptakan saling pengertian, kepercayaan,
dukungan, kerja sama dan toleransi antara kedua belah pihak tersebut.
c. Back up Management, melaksanakan dukungan manajemen atau
menunjang kegiatan lain, seperti manajemen promosi, pemasaran,
operasional, personalia dan sebagainya untuk mencapai tujuan bersama
dalam suatu kerangka tujuan pokok perusahaan/organisasi.
d. Good Image Maker, ialah menciptakan citra atau publikasi yang positif
merupakan prestasi, reputasi, dan sekaligus menjadi tujuan utama bagi
aktivitas PR dalam melaksanakan manajemen kehumasan membangun
citra atau nama baik lembaga/organisasi dan produk yang diwakilinya.5
Jika ditinjau dari peran humas di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
peran humas dalam sebuah organisasi/perusahaan dapat mendukung dalam
meningkatkan citra atau meningkatkan dan merangsang penjualan. Peran
tersebut tentu melalui kegiatan komunikasi marketing/promosi dengan cara
menginformasikan, membujuk, atau mengenalkan sebuah produk kepada
konsumen.
4 Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi…, h.245.
5 Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi…, h.15.
11
2. Konsep Pemasaran Jasa Pendidikan
Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang melibatkan
kegiatan-kegiatan penting yang memungkinkan individu dan kelompok
mendapatkan kebutuhan dan keinginan melalui pertukaran dengan pihak lain
dan untuk mengembangkan hubungan pertukaran.6 Konsep dasar yang
melandasi adanya pemasaran adalah karena adanya kebutuhan manusia akan
produk barang atau jasa, kemudian adanya keinginan atau hasrat dan timbul
permintaan, sehingga terjadi petukaran nilai yang saling memuaskan baik
antara individu dan kelompok. Sedangkan pengertian pemasaran tidaklah
konstan, tetapi mengalami evolusi sesuai dengan perkembangan zaman.
Meskipun pada awalnya istilah pemasaran banyak digunakan dalam dunia
bisnis yang berorientasi terhadap laba, namun pada saat ini istilah marketing
juga banyak digunakan di organisasi nirlaba atau (non profit organization)
misalnya pemasaran yang dilakukan lembaga pendidikan.
Adapun pengertian jasa menurut Philip Kotler adalah setiap tindakan atau
kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, pada
dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apa pun.7
Sedangkan Pendidikan secara definitif diartikan oleh para tokoh
pendidikan, sebagai berikut:
a. John Dewey mendefinisikan pendidikan sebagai proses pembentukan
kecakapan-kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional
kearah alam dan sesama manusia.
b. Menurut Ki Hajar Dewantara mendidik adalah menuntun segala
kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka sebagai manusia
dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan
kebahagiaan yang setinggi-tingginya.
c. Sedangkan dalam GBHN pendidikan adalah usaha sadar untuk
mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar
sekolah dan berlangsung seumur hidup.8
6 Ara Hidayat dan Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan Konsep, Prinsip Dan Aplikasi
Dalam Mengelola Sekolah Dan Madrasah, (Yogyakarta : PT Kaukaba, 2012) Cet. 1 h. 223 7 Danang Sunyoto, Dasar-dasar Manajemen Pemasaran Konsep, Strategi dan Kasus,
(Yogyakarta: Caps, 2012) Cet. 1 h. 187 8 Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2001),
Cet.II, h. 70
12
Poin penting dari proses pendidikan adalah peningkatan mutu peserta didik
atau mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Sedangkan proses pendidikan pada
umumnya dilakukan di lembaga pendidikan formal. Pendidikan formal yaitu
pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan anak
usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
Selain itu, terdapat juga lembaga pendidikan non-formal dan informal.
Dari pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pemasaran jasa
pendidikan adalah adalah usaha lembaga pendidikan atau sekolah untuk
meciptakan pertukaran nilai antara sekolah dan pelanggan pendidikan melalui
berbagai penawaran layanan/jasa pendidikan dalam meningkatkan mutu SDM
peserta didik. Sehingga timbul permintaan karena adanya kebutuhan dan
keinginan atau hasrat dari pelanggan atau calon peserta didik.
Untuk lebih menguatkan pemahaman tentang pengertian pemasaran jasa
pendidikan, maka di bawah ini adalah pengertian yang diberikan oleh beberapa
ahli pendidikan, sebagai berikut:
a) David Wijaya mengartikan pemasaran jasa pendidikan sebagai
keterampilan perencanaan dan pengelolaan hubungan pertukaran antara
sekolah dan kelompok masyarakat dan aktivitas pemasaran jasa
pendidikan lebih dari aktivitas penjualan, periklanan, dan promosi
untuk menciptakan permintaan jasa pendidikan. 9
b) Barnawi dan Mohammad Arifin memberikan pengertian yang hampir
sama yaitu sebagai proses pengelolaan sekolah dalam kegiatan
pertukaran nilai-nilai untuk memenuhi kepentingan sekolah dan
kepentingan peserta didik berdasarkan harapan dan kebutuhan
stakeholder.10
9 David Wijaya, Pemasaran Jasa Pendidikan, (Jakarta: Salemba Empat, 2012) h. 17
10 Barnawi dan Mohammad arifin, Buku Pintar Mengelola Sekolah Swasta, (Jogjakarta: Ar-
ruz Media, 2012) Cet. 1, h.14
13
c) Ara Hidayat dan Imam Macahli, pengertian pemasaran dalam konteks
jasa pendidikan adalah sebuah proses sosial dan manjerial untuk
mendapatkan apa yang dibutuhkan dan diinginkan melalui penciptaan
(creation) penawaran, pertukaran produk yang bernilai dengan pihak
lain dalam bidang pendidikan.11
Penggunaan konsep pemasaran jasa dalam dunia pendidikan sama halnya
dengan penggunaan konsep pemasaran jasa dalam dunia usaha. Jika dalam
dunia usaha dikenal dengan istilah marketing mix, maka sekolah juga
menggunakan marketing mix. Perbedaannya adalah konsep pemasaran dalam
dunia usaha biasanya lebih cenderung untuk meningkatkan profit atau lebih
bertujuan untuk meningkatkan profit/laba perusahaan. Sedangkan pemasaran
jasa dalam dunia pendidikan tidak demikian, mereka lebih cenderung bertujuan
meningkatkan jumlah siswanya agar bisa berkembang dan maju, namun bukan
berarti meningkatkan profit sekolah karena lembaga pendidikan merupakan
lembaga sosial bukan lembaga komersial.
3. Marketing Mix (Bauran Pemasaran) Jasa Pendidikan
Dalam kontek pendidikan, bauran pemasaran (marketing mix) adalah
unsur-unsur yang sangat penting dan dapat dipadukan sedemikian rupa
sehingga dapat menghasilkan strategi pemasaran yang dapat digunakan untuk
memenangkan persaingan.12
Unsur-unsur yang terdapat dalam bauran pemasaran jasa ada tujuh hal
yang biasa disingkat dengan 7P yaitu terdiri dari 4P tradisional yang digunakan
dalam pemasaran barang dan 3P sebagai perluasan bauran pemasaran. Unsur
4P adalah product (produk) jasa seperti apa yang ditawarkan, price (harga)
strategi penentuan harganya, place (lokasi/tempat) dimana tempat jasa
pendidikan, promotion (promosi) bagaimana promosi dilakukan. Sedangkan
unsur 3P adalah people (SDM); kualitas, kualifikasi, dan kompetensi yang
dimiliki oleh orang yang terlibat dalam pemberian jasa, physical evidence
11
Ara Hidayat dan Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan… , hal.229 12
Ara Hidayat, Pengelolaan Pendidikan…, h. 238
14
(bukti fisik); sarana-prasarana seperti apa yang dimiliki, process; manajemen
layanan pembelajaran yang diberikan.
Ketujuh komponen bauran pemasaran adalah sebuah sistem yang bertujuan
untuk memenangkan persaingan. Ketujuh komponen tersebut memiliki
keterkaitan dan saling mendukung antara satu dengan yang lain. Jika
komponen produk, harga, tempat, sarana, SDM, dan proses tidak didukung
oleh promosi sebagai sarana untuk menyampaikan keberadaan komponen
produk, harga dan yang lainnya, maka tentu pemasar tidak bisa mencapai target
pasar.
ketujuh unsur bauran pemasaran tersebut dalam konteks pendidikan dapat
dijelaskan sebagai berikut:
a) Konsep Produk Dalam Dunia Pendidikan
Produk dalam konteks jasa pendidikan adalah jasa yang ditawarkan
kepada pelanggan berupa reputasi, prospek, dan variasi pilihan. Lembaga
pendidikan yang mampu bertahan dan mampu memenangkan persaingan
jasa pendidikan adalah lembaga yang dapat menawarkan reputasi, prospek,
mutu pendidikan yang baik, prospek dan peluang yang cerah bagi para
siswa untuk menentukan pilihan-pilihan yang diinginkannya.13
Selain itu, konsep produk dalam dunia pendidikan ialah bagaimana
kualitas lulusannya. Sekolah yang dapat menghasilkan produk yang baik
tercermin dari profil lulusannya yang sukses melanjutkan ke jenjang
sekolah yang lebih tinggi dan sukses dalam beraktualisasi di tengah
masyarakat. Lulusan yang sukses ialah lulusan yang mampu melanjutkan
ke sekolah-sekolah yang terbaik. Mereka mampu menembus seleksi yang
ketat dan dapat bersaing dengan para lulusan dari sekolah lain. Selain itu,
lulusan yang dapat dikatakan sukses ialah lulusan yang dapat terjun ke
tengah masyarakat dengan mengambil salah satu atau beberapa peran
sosial secara terhormat dan memiliki kesejahteraan yang layak.
13
Ara Hidayat, Pengelolaan Pendidikan…, hal.238
15
b) Harga/Biaya Jasa Pendidikan
Dalam dunia pendidikan, Pusdiklat Depdiknas (2008) mendefinisikan
harga jasa pendidikan sebagai biaya pendidikan. Biaya pendidikan adalah
“nilai rupiah dari semua sumber daya (input) dalam bentuk natura
(barang), pengorbanan, dan uang yang dikeluarkan untuk seluruh aktivitas
pendidikan.14
Aktivitas penentuan harga jasa pendidikan terkait dengan pendapatan
yang akan diterima sekolah, oleh karena itu aktivitas penentuan harga
memiliki peran penting dalam proses bauran pemasaran pendidikan. Harga
untuk jasa pendidikan ini sangat dipengaruhi oleh mutu dari produk yang
ditawarkan. Jika mutu produk tinggi, maka calon pelanggan pun tidak akan
segan-segan untuk membayar lebih mahal, selama masih berada dalam
batas keterjangkauan.
c) Tempat/Lokasi
Tempat/lokasi berarti berhubungan dengan dimana perusahaan jasa
pendidikan harus bermarkas dan melakukan aktivitas kegiatannya. Dalam
konteks jasa pendidikan place atau tempat adalah lokasi sekolah berada.15
Penentuan lokasi sekolah akan mempengaruhi preferensi calon
pelanggan dalam menentukan pilihannya. Lokasi sekolah perlu
mempertimbangkan lingkungan dimana lokasi itu berada (dekat dengan
pusat kota atau perumahan, lingkungan belajar yang kondusif dan
transportasi atau akses menuju sekolah tersebut).
d) Orang (SDM) Jasa Pendidikan
Orang dalam konteks pendidikan adalah orang-orang yang telibat
dalam proses penyampaian jasa pendidikan seperti Tata Usaha (TU),
kepala sekolah, guru, dan karyawan (pendidik dan tenaga kependidikan).16
Adapun masalah orang yang telibat untuk menyediakan jasa
pendidikan tidak semua karyawan sekolah dapat menyampaikan pesan
yang sama ke orang tua siswa dan kelompok lain di luar sekolah. hal ini
14
David Wijaya, Pemasaran Jasa Pendidikan…, hal. 106 15
Ara Hidayat, Pengelolaan Pendidikan…, hal.239 16
Ara Hidayat, Pengelolaan Pendidikan…, hal.240
16
terkait budaya sekolah yang tidak sepenuhnya mengambil pendekatan
yang berorientasi pada pasar.
e) Physical evidence (Sarana Fisik)
Sarana fisik merupakan suatu hal yang secara nyata turut
mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli dan menggunakan
produk jasa yang ditawarkan.
Physical evidence dalam kontek SNP Standar Sarana dan Prasarana
yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat
berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja,
tempat bermain, tempat berkreasi, serta sumber belajar lain, yang
diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan
teknologi informasi dan komunikasi.17
Terdapat dua macam bukti fisik yaitu pertama, bukti essential
evidence yang dapat berupa desain ruang kelas, gedung sekolah,
perpustakaan, lapangan olah raga dan lain-lain. Kedua, bukti pendukung
dalam kontek lembaga pendidikan bisa berupa raport per semester, catatan
prestasi siswa dan lain-lain.
f) Proses jasa Pendidikan
Proses dalam kontek jasa pendidikan adalah segala kegiatan yang
mendukung terselenggaranya proses kegiatan belajar mengajar guna
ternbentuknya produk/lulusan (output) yang diinginkan.
Sedangkan menurut David wijaya Proses berarti sistem operasi
sekolah untuk mengatur pemasaran jasa pendidikan dengan dampak yang
jelas terhadap penempatan karyawan sekolah dalam hal pembagian
tanggung jawab untuk mengoordinasikan dan mencari sumber daya bagi
strategi pemasaran jasa pendidikan. 18
g) Promosi Jasa Pendidikan
Adapun pengertian promosi jasa pendidikan menurut Alma adalah
bentuk komunikasi pemasaran yang merupakan aktivitas pemasaran untuk
menyebarkan informasi, memengaruhi, membujuk, atau mengingatkan
pasar sasaran tentang produk jasa pendidikan agar bersedia menerima,
17
Ara Hidayat, Pengelolaan Pendidikan…, hal.240 18
David Wijaya, Pemasaran Jasa Pendidikan…,Hal 78
17
membeli dan setia pada lembaga pendidikan yang bersangkutan.19
Promosi
jasa pendidikan meliputi aktivitas dan materi yang digunakan sekolah
untuk menjangkau khalayak sekolah, membangun lingkungan internal
sekolah yang peduli, serta menciptakan kesadaran dari upaya sekolah
untuk memenuhi keinginan dan harapan masyarakat.20
Kegiatan promosi yang dapat dilakukan adalah dengan cara
advertising (iklan) melalui media TV, radio, surat kabar, bulletin, majalah,
baliho, brosur dan lain-lain. Promosi penjualan seperti pameran
pendidikan, bazaar pendidikan, dan invitasi. Melakukan kontak langsung
dengan calon siswa dan melakukan kegiatan hubungan dengan
masyarakat.
Dari ketujuh unsur bauran pemasaran jasa pendidikan seluruhnya
merupakan hal penting dalam proses pencapaian tujuan pemasaran jasa
pendidikan. Unsur atau komponen pemasaran tersebut memiliki fungsi, strategi
serta penekanan yang berbeda-beda yang nantinya akan menguatkan satu
variabel dengan variabel lainnya dan menjadi sebuah sistem.
4. Promosi Sekolah
Promosi secara bahasa barasal dari bahasa inggris, yaitu promote, yang
diadopsi dari bahasa yunani, yaitu promovere. Secara sederhana promosi dapat
diartikan sebagai upaya menyampaikan suatu pesan tentang hal yang kurang
dikenal sehingga menjadi lebih dikenal oleh publik.21
Promosi pada hakekatnya adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran
dengan cara menyebar informasi, mempengaruhi/membujuk, dan
mengingatkan pasar sasaran dan produknya agar bersedia menerima, membeli
dan loyal pada produk yang ditawarkan.perhatian, dan selanjutnya member
pengaruh meningkatnya penjualan.
19 Buchari Alma dan Ratih Hurriyati, Manajemen Corporate dan Strategi Pemasaran Jasa
Pendidikan Fokus Pada Mutu dan Layanan…, h. 162 20
David Wijaya, Pemasaran Jasa Pendidikan…, h. 156 21
Didih Suryadi, Promosi Efektif Menggugah Minat dan Loyalitas Pelanggan, (Jakarta:
Oryza, 2011) hal. 61
18
Untuk menciptakan komunikasi yang efektif dalam melakukan promosi,
agar khalayak dapat tertarik, berminat, dan berhasil memengaruhi, maka
pemasar perlu memahami kegiatan marketing communication sebagai sebuah
proses komunikasi. Menurut Shannon dan Weaver komunikasi termasuk di
dalamnya semua prosedur yang dengannya pikiran seseorang dapat
memengaruhi pikiran orang lainnya. Hal ini tentu saja tidak hanya meliputi
kata-kata lisan maupun tulisan, tapi juga musik, gambar, teater, pertunjukan
balet, dan bahkan sesungguhnya seluruh perilaku manusia. Lebih jauh berikut
sketsa teori mereka mengenai proses komunikasi.
Signal Received Signal
Untuk lebih jelasnya, berikut diuraikan beberapa konsep kunci yang
terdapat dalam model komunikasi ini.
a. Information Source. Adalah pembuat keputusan yang memutuskan
pesan mana yang akan dikirim dari serangkaian pilihan pesan yang
tersedia. Information Source dalam proses komunikasi adalah
komunikator seperti perancang program marketing communication yang
membuat, memilih, dan mengirimkan pesan kepada khalayak
sasaarannya.
b. Transmitter. Adalah perangkat yang mengubah pesan dari bentuk asal
menjadi sinyal yang dapat dikirimkan. Pada komunikasi bermedia,
misalnya telepon. Transmitter pada komunikasi interpersonal adalah
mulut kita sendiri yang mengubah pesan menjadi gelombang suara
untuk dikirimkan kepada pendengar. Sedangkan pada kegiatan
marketing communication, transmitter dapat berupa pihak yang
Information source
Transmitter Chanel Receiver Information Source
Noise
Source
19
menerjemahkan pesan komunikasi pemasaran dalam bentuk produk
komunikasi yang dapat disampaikan kepada konsumen. Transmitter
dalam sebuah program kampanye marketing communication dengan
demikian dapat berupa pihak agensi yang memproduksi iklan atau
produk marketing communication lainnya.
c. Signal. Adalah bentuk pesan yang telah disandi sehingga dapat
dikirimkan melalui saluran komunikasi yang digunakan. Pada
komunikasi tatap muka, signal adalah gelombang suara yang
dirambatkan melalui udara. Dalam konteks marketing communication,
signal berarti berbagai produk marketing communication (iklan, event,
atau materi-materi promosi lainnya) yang ditawarkan kepada
konsumen.
d. Channel. Adalah saluran yang digunakan untuk mengirimkan signal
dari information source ke destination. Secara sederhana saluran dapat
berbentuk sambungan kabel ataupun udara. Untuk konteks komunikasi
massa (termasuk didalamnya marketing communication), konsep
channel juga dapat diperluas menjadi semua saluran komunikasi yang
dapat digunakan untuk mengirimkan pesan. Sehingga hal ini mencakup
berbagai jenis media (cetak, elektronik) yang dapat dipilih untuk
mengantarkan pesan.
e. Receiver. Adalah perangkat yang digunakan destination atau penerima
pesan untuk menangkap signal yang dikirimkan information source.
Pada kegiatan marketing communication, receiver adalah semua
perangkat yang digunakan konsumen untuk menerima produk
komuniasi pemasaran yang dikirimkan pemasar, seperti misalnya
pesawat televise dan lain-lainnya.
f. Destination. Adalah pihak penerima pesan atau informasi yang hendak
dituju oleh information source. Di sinilah konsumen berada dalam
kegiatan marketing communication.
g. Noise. Adalah gangguan pada channel yang dapat mendistorsi isi pesan
yang dikirimkan. Noise dalam marketing communication dapat berupa
20
pesan komunikasi pemasaran lain yang menjejali saluran komunikasi,
sehingga mengalihkan perhatian konsumen dari pesan yang tengah
dikirimkan. Menurut Shannon-Weaver noise adalah faktor yang
menghambat efektivitas saluran komunikasi sehingga harus diperangi
dengan berbagai strategi.
5. Bauran Promosi Sekolah
Adapun kegiatan program promosi dapat dilakukan dengan beberapa cara
yang disebut bauran promosi atau promotion mix. Bauran promosi adalah unsur
dalam bauran pemasaran perusahaan yang didayagunakan untuk
memberitahukan, membujuk, dan mengingatkan tentang produk perusahaan.22
Bauran promosi jasa pendidikan memiliki unsur-unsur lebih luas dan rumit
dibanding bauran promosi produk maufaktur yang pada umumnya hanya terdiri
atas variabel-variabel bauran promosi seperti periklanan, penjualan pribadi,
publisitas, dan promosi penjualan. Akan tetapi, unsur-unsur materi
instruksioanl (instructional materials) dan desain organisasi (corporate design)
merupakan unsur penting dalam bauran promosi jasa pendidikan karena sifat
dan karakteristik jasa pendidikan membutuhkan bentuk komunikasi yang dapat
menonjolkan keberwujudan jasa pendidikan.
a) Komunikasi pribadi (personal communication), yaitu komunikasi
secara langsung antara pemasar jasa pendidikan dan pelanggan jasa
pendidikan yang melibatkan dialog dua arah, seperti percakapan tatap
muka, panggilan telepon, dan surat elektronik (surel), yang meliputi
penjualan pribadi (personal selling) jasa pendidikan, telemarketing jasa
pendidikan, layanan pelanggan (costumer service) jasa pendidikan,
serta komunikasi dari mulut ke mulut (word of mouth) pemasaran jasa
pendidikan.
b) Periklanan (advertising), yaitu bentuk-bentuk komunikasi bukan pribadi
yang dilakukan pemasar jasa pendidikan untuk menginformasikan,
22
Danang Sunyoto, Dasar-dasar Manajemen Pemasaran…, h.156
21
mengevaluasi, atau membujuk khalayak pasar sasaran jasa pendidikan,
yang meliputi siaran radio (broadcast), materi tercetak (print), internet,
papan reklame (outdoor advertising), dan surat langsung (direct mail).
Adapun tujuan periklanan menurut Hamdani yaitu; memberikan
informasi, membujuk, sebagai pengingat, dan pemantapan untuk
meyakinkan pembeli.23
c) Promosi penjualan (sales promotion), yaitu bentuk insentif jangka
pendek yang ditawarkan kepada pelanggan jasa pendidikan dan
perantara jasa pendidikan untuk merangsang pembelian produk jasa
pendidikan, atau penjualan secara tatap muka yang diberikan pula
iming-iming yang menguntungkan pembeli yang meliputi pengambilan
sampel (sampling) produk jasa pendidikan, kupon (coupon) produk jasa
pendidikan, diskon (discount) produk jasa pendidikan, tawaran
pengembalian tunai (sign-up rebate) produk jasa pendidikan, hadiah
(gift), dan promosi berhadiah (prize promotion).
d) Publisitas (publicity) atau hubungan masyarakat (humas), yaitu upaya
yang dilakukan pemasar jasa pendidikan untuk memicu minat positif
terhadap sekolah dan produk jasa pendidikan melalui penyebaran berita
baru, membuat konferensi pers, menyelenggarakan peristiwa istimewa,
dan mendanai aktivitas yang patut dijadikan berita oleh pihak ketiga
sekolah, yang meliputi hubungan pers (press realease/kits) sekolah,
konferensi pers (press comference) sekolah, peristiwa istimewa (special
event) sekolah, pekan raya dan pameran kegiatan (trade show
exhibition) sekolah, serta kegiatan sponsor (sponsorship) yang
dilakukan sekolah.
e) Materi instruksional (instructional materials), yaitu materi promosi
untuk mempromosikan produk jasa pendidikan baru atau atribut produk
jasa pendidikan apabila pelanggan jasa pendidikan tidak memahami
produk jasa pendidikan, yang meliputi situs web sekolah, buku panduan
23
Danang Sunyoto, Dasar-dasar Manajemen Pemasaran Konsep, Strategi, dan Kasus…,
h. 158
22
(manual) sekolah, brosur (brochure) sekolah, video dan kaset (video-
audio cassette) sekolah, perangkat lunak dan CD (software and CD-
ROM) sekolah, serta kotak suara (voice mail) sekolah.
f) Desain organisasi (corporate design), yaitu aplikasi warna, symbol, dan
kop surat yang berbeda-beda sehingga memberikan kemudahan bagi
sekolah untuk mengakui identitasnya, yang meliputi papan merek
(signage) sekolah, dekorasi bagian dalam (vehicle) sekolah, peralatan
(equipment) sekolah, alat tulis (stationery) sekolah, dan seragam
(uniform) sekolah.
6. Periklanan Jasa Pendidikan
a. Pengertian Periklanan
Secara sederhana iklan dapat diartikan sebagai pesan yang menawarkan
suatu produk untuk ditujukan kepada masyarakat lewat suatu media.
Iklan merupakan salah satu bagian dari bauran promotion. Menurut
Kustadi Suhandang periklanan adalah salah satu metode untuk
memperkenalkan barang, jasa, atau gagasan kepada publik.24
Maksud
dari memperkenalkan di sini adalah memberitahukan tentang
keberadaan sebuah sekolah sekaligus menawarkan produk jasa
pendidikan sehingga publik berminat untuk membeli atau memilih
menjadi konsumen pendidikan (peserta didik). Periklanan merupakan
salah satu bentuk dari komunikasi impersonal yang digunakan oleh
lembaga pendidikan. periklanan merupakan aktivitas pemasaran jasa
pendidikan yang paling mudah diamati karena periklanan jasa
pendidikan adalah salah satu bentuk promosi jasa pendidikan yang
paling banyak digunakan sekolah dalam mempromosikan produk jasa
pendidikan.
Periklanan merupakan aktivitas promosi yang memanfaatkan media
promosi. media yang mampu menjangkau segmen pasar yang lebih luas,
24
Kustadi Suhandang, Studi dan Penerapan Public Relations: Pedoman Kerja
Perusahaan…, h.91.
23
baik berupa media cetak atau elektronik.25
Jika ditinjau dari segi
jangkauannya, maka advertising lebih luas dari variabel promosi lainnya.
Mengingat fungsi dari media komunikasi pemasaran adalah memberikan
informasi kepada masyarakat, maka sisi manfaat dari kegiatan periklanan
tentu memberi informasi keberadaan produk. Aktivitas periklanan juga
memiliki segi kelemahan, di antaranya tidak dapat membedakan segmen
pasar. Kurangnya informasi keberadaan produk mengingat keterbatasan
ruang dan waktu. Serta periode tampilan periklanan relatif singkat. Media
yang dapat dipergunakan dalam periklanan di antaranya, koran, brosur,
reklame, spanduk, e-mail, jejaring sosial internet, televisi, dan alat
komunikasi elektronik lainnya.
Iklan adalah semua bentuk pembayaran untuk menampilkan serta
mempromosikan barang atau jasa bukan secara pribadi oleh sponsor,
sedangkan periklanan adalah seluruh proses yang terdiri atas penyiapan,
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan iklan. Menurut Kotler dan
Fox, periklanan jasa pendidikan dapat meliputi media, seperti majalah dan
surat kabar, radio dan televisi, media luar (poster, simbol, papan reklame,
dan tulisan di atap). Periklanan jasa pendidikan dapat digunakan untuk
membangun citra sekolah dalam jangka panjang dan reputasi sekolah atau
program tertentu, memberikan informasi tentang program atau peristiwa
istimewa, dan berbagai tujuan lainnya26
.
b. Unsur-unsur Periklanan
Menurut Didih Suryadi, periklanan pada dasarnya memiliki 5 unsur
pokok, sebagai berikut:
1) Adanya suatu pesan yang akan ditransfer kepada orang lain. Pesan
di sini bisa berbentuk verbal maupun non verbal bergantung dari
media dan tekhnik pelaksanaan iklannya.
2) Terdapat komunikator yang menyampaikan pesan dan memiliki
kepentingan tertentu dalam kegiatan penyampaian iklan.
25
Nirwana, Pemasaran Jasa, (Malang: Alta Pustaka, 2012), Cet.I, h.94. 26
David Wijaya, Pemasaran Jasa Pendidikan…,h.173
24
Komunikator iklan bisa jadi merupakan lembaga bisnis, sosial, atau
pemerintah, bahkan boleh jadi merupakan perorangan.
3) Adanya media iklan yang ditujukan bukan kepada satu komunikan,
oleh karenanya penyampaian iklan membutuhkan media tertentu
agar proses transfer gagasannya lebih efektif. Media iklan terbagi
atas dua jenis, yaitu above the line (media lini atas). Media ini
antara lain televisi, radio, koran majalah, film, dll. Above the line
bersifat massal, yaitu dalam waktu yang bersamaan iklan dapat
diterima oleh banyak orang. Jenis kedua ialah bellow the line
(media lini bawah). Karakteristik media lini bawah ini
jangkauannya terbatas secara jumlah dan wilayah, juga tidak
serempak. Sekalipun demikian, media ini mampu menjangkau yang
tidak dapat dijangkau above the line. Termasuk dalam media ini
antara lain, poster, leflet, billboard, spanduk, direct mail, bus panel,
point of purchase, dan lain-lain.
4) Adanya komunikan atau khalayak yang menjadi sasaran (audiens)
atas kegiatan iklan. Dalam dunia bisnis kita akrab sekali dengan
istilah segment, yaitu kelompok sasaran pemasaran berdasarkan
identitas tertentu. Oleh karenanya komunikan iklan ialah khalayak
yang terlebih dahulu sudah disegmentasikan.
5) Terjadi dampak iklan. Dampak iklan adalah efek atau akibat
peningkatan jumlah penjualan yang disebabkan proses
penyampaian pesan oleh komunikator terhadap komunikan atau
khalayak.
c. Tujuan Periklanan
Adapun tujuan periklanan diantaranya, yaitu:
1) Iklan yang bersifat memberikan informasi, yaitu iklan yang secara
panjang lebar menerangkan jasa pendidikan dalam tahap rintisan
(perkenalan) untuk menciptakan permintaan atas produk jasa
tersebut.
25
2) Iklan membujuk, yaitu iklan menjadi penting dalam situasi
persaingan di mana sasaran sekolah adalah menciptakan
permintaan yang selektif akan sekolah-sekolah yang dipandang
berkualitas.
3) Iklan pengingat, yaitu iklan ini akan sangat penting dalam tahap
kedewasaan atau lembaga pendidikan yang sudah sangat
berpengalaman dan cukup lama eksis dalam menyediakan jasa
pendidikan untuk menjaga agar konsumen pendidikan selalu ingat
akan sekolah tersebut.
4) Iklan pemantapan, yaitu iklan yang berusaha meyakinkan para
konsumen pendidikan bahwa mereka telah mengambil pilihan yang
tepat memilih sekolah. Misalkan memilih alternatif
d. Media Periklanan
Adapun media periklanan jasa pendidikan yang lumrah digunakan
oleh sekolah terutama ketika masa penerimaan siswa baru sebagai berikut:
1) Brosur atau Pamflet
Brosur adalah terbitan tidak berkala yang dapat terdiri dari satu
hingga sejumlah kecil halaman, tidak terkait dengan terbitan lain, dan
selesai dalam sekali terbit. Brosur merupakan periklanan dalam
bentuk cetak. Secara umum brosur merupakan sarana beriklan yang
informatif. Brosur dapat berisi informasi dari produk atau jasa yang
tengah ditawarkan. Design brosur yang menarik dan komunikatif
mampu menarik konsumen.
2) Poster
Poster adalah karya seni atau desain grafis yang memuat
komposisi gambar dan huruf di atas kertas berukuran besar.
Pengaplikasiannya dengan di temple di dinding atau permukaan datar
lainnya dengan sifat mencari perhatian mata (eye-catching) sekuat
mungkin. Oleh karena itulah poster biasanya dibuat dengan warna-
warna kontras dan kuat.
26
Poster bisa menjadi saran iklan, pendidikan, propaganda, dan
dekorasi. Dapat dicetak dalam apapun dan secara massal menjadi
kelebihan dari sebuah poster.27
3) Spanduk
Spanduk adalah media informasi yang dibuat dari bahan kain
yang umumnya memiliki ukuran 8 s/d 10 meter persegi panjang. Isi
pesannya bisa untuk menginformasikan jenis jurusan, program studi,
atau tanggal pendaftaran penerimaan siswa baru, dan sebagainya.
Media ini ditempatkan di jalan masuk sekitar lingkungan lembaga
pendidikan, khususnya jalan yang strategi atau bisa juga ditempatkan
di depan gedung.28
4) Internet
Situs web pemasaran dirancang untuk membawa pelanggan atau
calon pelanggan sedekat mungkin dengan pembelian atau hasil
pemasaran lain. Isi web pemasaran biasanya mencakup katalog,
kupon, atau yang lain. Dalam penggunaannya sebagai media promosi
web site pemasaran dapat dibagi menjadi tiga model, tergantung pada
tingkat interaksi yang ada pada web site tersebut, yaitu:
Publishing sites, Pada dasarnya, web site ini berfungsi sebagai
brosur, katalog, koran, majalah atau ensiklopedi elektronik, yang
informasinya diperbarui secara teratur, sesuai keinginan sekolah atau
perusahaan. Informasi yang ditawarkan seragam pada semua
pengunjung, seupa dengan penyampaian informasi pada mendia
penyiaran. Meski berisi berbagai topic, gambar, atau grafis, namun
dialog antara pengunjung dengan pengelola web site sangat terbatas.
Database and forms Web site, ini adalah kombinasi dari
kemampuan menyiarkan informasi dan mesin pencari sehingga
memungkikan pengunjung untuk memperoleh informasi sesuai yang
27
Dendy Triadi dan Addy Sukma Bharata, Ayo Bikin Iklan! Memahami Teori dan Praktek
Iklan Media Lini Bawah, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2010), h.7. 28
Zulkarnaen Nasution, Manajemen Humas di Lembaga Pendidikan: Konsep, Fenomena
dan Aplikasinya, (Malang: UMM Press, 2010), Cet.II, h.116.
27
mereka inginkan. Istus model ini menawarkan interaktivitas, dialog,
dan beberapa kemampuan pemasaran, seperti dan memesan produk
yang diinginkan.
Personalisation, model ini dapat menciptakan halaman web yang
spesifik untuk pengunjungnya. Komunikasi yang terjadi tak hanya
sebatas interaksi bertanya jawab, tetapi sudah terjadi dialog, di mana
pengelola mengantisipasi pilihan pengunjung web site dan
menawarkan alternatif. Pengunjung juga harus siap member informasi
tentang identitas mereka, agar bisa disesuaikan dengan keinginannya.
Web site ini mengharuskan adanya update informasi.
6. Efektivitas Komunikasi Pemasaran
Tahap terakhir dari proses komunikasi pemasaran adalah evaluasi. untuk
mengetahui hasil evaluasi komunikasi pemasaran dapat dilakukan dengan cara
membandingkan sebelum dan setelah dilakukan komunikasi.29
Efek yang
dihasilkan dari sebuah kegiatan komunikasi pemasaran, dapat dikatakan
bergantung pada performa unsur-unsur proses komunikasi. Performa unsur-
unsur elemen itu meliputi kemampuan komunikator dalam memformulasikan
pesan, kejernihan dan kemenarikan pesan yang disampaikan, serta ketepatan
waktu serta saluran komunikasi yang digunakan.
Efek komunikasi pemasaran dapat dilihat dari tahapan yang dilalui pesan
hingga ia memiliki efek pada diri khalayak. Seperti akan terlihat, efek yang
diharapkan dari komunikasi pemasaran, seperti misalnya pembelian, tidak
terjadi secara sederhana. Ada rangkaian tahapan yang dilalui, dari mulai
perhatian, pengetahuan, hingga tahap tindakan. Sering kali bahkan efek
kegiatan komunikasi pemasaran berhenti pada tahap pengetahuan atau bahkan
perhatian. Sehingga, mengaharapkan sebuah kampanye marketing
communication akan segera berefek pada tindakan pembelian merupakan
sesuatu yang dapat dianggap naïf.
Untuk mengetahui efektivitas sebuah program komunikasi pemasaran,
maka perlu dilakukan pengukuran. Pengukuran efektifitas program promosi
29
Nirwana, Pemasaran Jasa…, hal. 100
28
melalui media iklan salah satunya dapat dilakukakan dengan menggunakan
metode EPIC model. Epic model adalah metode pengukuran program promosi
yang dikembangkan oleh AC Nielsen, salah satu perusahaan peneliti terkemuka
di dunia, EPIC model mencakup empat dimensi, yaitu empati, persuasi,
dampak dan komunikasi.30
Dimensi Emphaty, Empati melibatkan afeksi dan kognisi konsumen,
menurut J.Paul Peter dan Jerry C afeksi dan kognisi mengacu pada dua tipe
tanggapan internal psikologis yang dimiliki konsumen terhadap rangsangan
lingkungan dan kejadian yang berlangsung. Dalam bahasa yang lebih
sederhana, afeksi melibatkan perasaan, sementara kognisi melibatkan
pemikiran, variasi tanggapan afektif dapat berupa penilaian positif, negatif,
menyenangkan atau tidak menyenangkan, dan konsumen dapat merasakan
empat jenis tanggapan afektif yaitu emosi, perasaan khusus, suasana hati dan
evaluasi yang berbeda dalam tingkat intensitas dan daya improvisasinya.
Dimensi Persuation, Dimensi persuasi menginformasikan apa yang dapat
diberikan suatu iklan untuk peningkatan atau penguatan karakter suatu merek,
sehingga pemasang iklan memperoleh pemahaman tentang dampak iklan
terhadap keinginan konsumen untuk membeli serta memperoleh kemampuan
suatu iklan dalam mengembangkan daya tarik suatu merek.
Persuasi (persuation) adalah perubahan kepercayaan, sikap, dan keinginan
berperilaku yang disebabkan satu komunikasi promosi. Proses komunikasi
persuasi akan ditentukan dengan tingkat keterlibatan konsumen dalam pesan
produk.
Dimensi Impact, Dimensi Impact menunjukkan, apakah suatu merek dapat
terlihat menonjol dibandingkan merek lain pada kategori yang serupa dan
apakah suatu iklan mampu melibatkan konsumen dalam pesan yang di
sampaikan. Dampak (impact) yang diinginkan dari hasil iklan adalah jumlah
pengetahuan produk (product knowledge) yang dicapai konsumen melalui
tingkat keterlibatan (involvement) konsumen dengan produk dan atau proses
30
Freddy Rangkuti, Mengukur Efektivitas Program Promosi dan Analisis Kasus
Menggunakan SPSS, Jakarta (PT Gramedia Pustaka Utama, 2009), hal.193
29
pemilihan. Konsumen memiliki tingkat pengetahuan produk (levels of product
knowledge) yang berbedabeda, yang dapat digunakan untuk menerjemahkan
informasi baru dan membuat pilihan pembelian.
Dimensi Communication, Dimensi komunikasi memberikan informasi
tentang kemampuan konsumen dalam mengingat pesan utama yang
disampaikan, pemahaman konsumen, serta kekuatan kesan yang ditinggalkan
pesan tersebut. Perspektif pemrosesan kognitif adalah inti untuk
mengembangkan strategi pemasaran yang berhasil yang merupakan
permasalahan komunikasi.
B. Kerangka Teori
Sekolah adalah sebuah organisasi sosial yang menyediakan jasa pendidikan.
Sebagai penyedia jasa pendidikan sekolah membutuhkan konsumen demi
keberlangsungan proses pendidikan. Demikian juga konsumen membutuhkan jasa
pendidikan agar berpendidikan. Untuk menjembatani hubungan antara sekolah
dan masyarakat sebagai konsumen pendidikan, maka dibutuhkan manajemen
komunikasi yang dapat menghubungkan antara sekolah dengan masyarakat.
Manajemen komunikasi di sekolah ditangani oleh humas sebagai subsistem
manajemen yang berfungsi membantu komunikasi dengan masyarakat.
Salah satu fungsi humas adalah membantu memasarkan sekolah, tujuannya
agar eksistensi sekolah tetap berlanjut dan tidak ditinggalkan masyarakatnya.
Humas sekolah dalam melakukan komunikasi pemasaran menggunakan promosi.
Diantara program promosi humas adalah dengan menggunakan iklan sebagai
bauran promosi. Dalam mengiklankan sekolah, humas menggunakan program
iklan seperti penyebaran brosur, pemasangan spanduk, dan pemasangan poster,
tujuannya adalah untuk menyampaikan pesan, menginformasikan, membujuk, dan
mengenalkan sekolah kepada masyarakat.
Efektif atau tidaknya program iklan yang dibuat humas sekolah, dapat
diketahui setelah dilakukan evaluasi. Evaluasi program humas dilakukan dengan
30
mengukur sampai tidaknya pesan yang disampaikan kepada konsumen. Adapun
metode pengukuran bisa dilakukan melalui pendapat atau persepsi masyarakat
terhadap program yang telah dijalankan. Metode pengukuran tersebut dapat
menggunkan metode EPIC (Emphaty, Pesuation, Impact, Comunication).
31
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMK 11 Maret Jakarta Utara. Jl Raya Bekasi
Km 20, Pegangsaan Dua, Kelapa Gading dan dilaksanakan pada bulan Juli 2013
sampai dengan Januari 2014.
B. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui Efektifitas media
periklanan sebagai program kerja humas SMK 11 Maret Jakarta Utara dalam
meningkatkan jumlah siswa.
C. Metode Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif
dengan jenis deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian untuk memberi
uraian mengenai fenomena atau gejala sosial yang diteliti dengan
mendeskripsikan tentang nilai variabel mandiri (satu variabel) berdasarkan
indikator-indikator dari variabel.31
Dalam hal ini penulis mendeskripsikan tentang
pelaksanaan program kerja humas dalam meningkatkan jumlah siswa SMK 11
Maret Jakarta Utara.
31
Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan Sosial, (Jakarta: Referensi, 2013), cet. Ke-5,
h.62
32
D. Populasi dan Sample
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMK 11 Maret Jakarta
Utara pada tahun ajaran 2013-2014 yang berjumlah 253.
E. Tabel 3.1
Data Populasi Penelitian
No Kelas Jumlah Jumlah
Keseluruhan Laki-laki Perempuan
1 X AK 1 11 12 23
2 X AK 2 9 14 23
3 X AP 1 13 10 23
4 X AP 2 9 15 24
Jumlah 42 51 93
Sumber data siswa SMK 11 Maret Jakarta Utara TA 2013-2014
Namun karena keterbatasan sumber daya yang dimiliki penulis maka
penelitian ini hanya dibatasi pada populasi terjangkau yaitu siswa kelas X yang
berjumlah 93 siswa. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan
Simple Random Sampling yaitu pengambilan sampel yang dilakukan secara acak
dari populasi yang ada.32
Menurut tabel sampel Krejcie bahwa angka populasi 96-
100 jumlah sampelnya sebanyak 80 responden.
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Angket
Angket atau kuesioner adalah seperangkat pertanyaan atau pernyataan
yang disusun secara logis, sistematis tentang konsep kegiatan promosi
periklanan sebagai program kerja humas dalam meningkatkan jumlah siswa
SMK 11 Maret. Adapun jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini
adalah jenis angket berstruktur. Disini responden hanya diminta untuk
mencek atau memilih skala-skala atau lajur-lajur pertanyaan mengenai
32
Iskandar, Metodologi Penelitian Pndidikan dan Sosial,… hal. 71
33
dimensi program kerja humas melalui kegiatan penyebaran brosur, spanduk
dan poster.33
Dalam setiap pertanyaan telah disediakan jawaban Sangat Setuju
(SS), Setuju (S), Biasa (B), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS)
2. Wawancara
Wawancara ini digunakan untuk memperoleh data atau informasi
tentang proses pelaksanaan program kerja humas dalam meningkatkan jumlah
siswa SMK 11 Maret Jakarta Utara. Adapun dalam wawancara ini yanag
menjadi responden adalah tenaga kependidikan bidang humas SMK 11 Maret
Jakarta Utara.
F. Instrumen Penelitian
1. Definisi Konseptual
Secara konseptual pelaksanaan program kerja humas dalam
meningkatkan jumlah siswa adalah upaya humas sebagai fungsi manajemen
sekolah untuk melakukan komunikasi pemasaran kepada calon siswa.
Program kegiatan humas dalam melakukan upaya pemasaran kepada
konsumen ialah melalui kegiatan promosi. Kegiatan promosi humas di
sekolah untuk meningkatkan jumlah siswa dilakukan dengan penyebaran
brosur sekolah, pemasangan spanduk, dan pemasangan poster. Kegiatan
tersebut adalah untuk mengenalkan atau menginformasikan sekolah kepada
calon siswa.
2. Definisi Operasional
Secara operasional pelaksanaan program kerja humas dalam
meningkatkan jumlah siswa adalah kemampuan sebuah program yang
dirancang dan dijalankan oleh humas sekolah dapat memberikan dampak
terhadap peningkatan jumlah siswa. Dampak atau efektifitas program humas
terhadap peningkatan jumlah siswa (program pemasaran) adalah dengan
mengukur efektifitas media iklan yang terdiri dari penyebaran brosur,
33
Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen dalam Negeri dan Otonomi Daerah
Rebpublik Indonesia, Metode Penelitian Sosial (Terapan dan Kebijaksanaan), Tahun 2000, hal.70
34
pemasangan spanduk, dan pemasangan pamflet melalui alat ukur EPIC
Models. EPIC Models terdiri dari 4 dimensi yaitu:
a. Empati
Empati adalah keadaan konsumen terhadap kegiatan promosi, apakah
konsumen menyukai atau tidak dan menggambarkan bagaimana
konsumen melihat hubungan antara promosi dengan pribadi mereka.
b. Peruasi
Dimensi persuasi adalah tentang apa yang didapat konsumen dari
kegiatan promosi yang dapat mempengaruhi sikap dan keinginan
konsumen untuk berhubungan lebih lanjut dan mendorong untuk
melakukan transaksi.
c. Dampak
Dimensi dampak menunjukkan suatu merek dapat terlihat lebih
menonjol disbanding merek lainnya pada kategori serupa, serta
memberikan informasi seberapa besar keterlibatan konsumen dalam
pesan yang disampaikan.
d. Komunikasi
Dimensi komunikasi menunjukkan kemampuan konsumen dalam
mengingat pesan utama yang disampaikan, pemahaman konsumen, serta
kekuatan kesan yang ditinggalkan oleh pesan tersebut.
Sedangkan pengukuran untuk mengetahui efektifitas pelaksanaan
program humas melalui media promosi iklan dengan menggunakan skala
likert yaitu sangat tidak setuju (bobot 1), tidak setuju (bobot 2), biasa saja
(bobot 3), setuju (bobot 4), dan sangat setuju (bobot 5).
2. Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Tabel 3.2 Kisi-kisi Pelaksanaan Program Kerja Humas dalam
Meningkatkan Jumlah Siswa.
No Dimensi Indikator Sub Indikator EPIC Item
1.
Penyebaran
Brosur
a. Empati
a. Brosur didapatkan calon
siswa.
1
35
2.
Pemasangan
spanduk
b. Persuasi
c. Dampak
d. Komunikasi
a. Empati
b. Persuasi
c. Dampak
b. Brosur disukai calon
siswa.
a. Brosur menarik untuk
dilihat dan dibaca calon
siswa
b. Brosur menjadikan calon
siswa ingin masuk
sekolah.
a. Brosur lebih kreatif
dibandingkan brosur
sekolah lain.
b. Brosur menjadikan calon
siswa mengetahui sekolah.
a. Brosur memberi informasi
yang jelas pada calon
siswa.
b. Brosur menyampaikan
pesan yang dapat
dimengerti calon siswa.
a. Spanduk terlihat oleh
calon siswa
b. Spanduk disukai oleh
calon siswa.
a. Spanduk menarik
perhatian calon siswa.
b. Spanduk menjadikan
calon siswa ingin masuk
sekolah.
a. Spanduk lebih kreatif
dibandingkan spanduk
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
36
3.
Pemasangan
Poster
d. Komunikasi
a. Empati
b. Persuasi
c. Dampak
d. Komunikasi
sekolah lain.
b. Spanduk menjadikan
calon siswa mengeatahui
sekolah.
a. Spanduk memberi
informasi yang jelas
kepada calon siswa.
b. Spanduk menyampaikan
pesan yang dapat
dimengerti calon siswa.
a. Poster terlihat oleh calon
siswa.
b. Poster disukai oleh calon
siswa.
a. Poster menarik perhatian
calon siswa.
b. Poster menjadikan calon
siswa ingin masuk sekolah
a. Poster lebih menarik
dibandingkan poster
sekolah lain.
b. Poster menjadikan calon
siswa mengetahui sekolah.
a. Poster memberi informasi
yang jelas kepada calon
siswa.
b. Poster menyampaikan
pesan yang dapat
dimengerti calon siswa.
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
37
G. Teknik Analisa Data
Teknik analisa data yang digunakan untuk mengetahui efektifitas program
kerja humas dalam meningkatkan jumlah siswa SMK 11 Maret melalui media
promosi brosur, spanduk dan poster, maka peneliti menganalisa data hasil angket
dengan merata-ratakan hasil skor jawaban responden perelemen dimensi,
kemudian hasil perelemen tersebut dicari skor EPIC Rate dengan merata-ratakan
hasil perelemen dimensi program setelah diberikan bobot sesuai jawaban
responden. Berikut adalah tahapan analisa data:
1. Skor Rata-Rata
Setiap jawaban responden dari pertanyaan yang diberikan kepada
konsumen, kemudian diberikan bobot. Cara menghitung skor rata-rata adalah
dengan menjumlahkan seluruh hasil kali nilai masing-masing bobotnya dibagi
dengan jumlah total frekuensi.
X=
Dimana :
X = rata-rata berbobot
Fi = frekuensi
Wi= bobot
2. Menentukan Skor EPIC Rate
Langkah terakhir adalah menentukan nilai EPIC Rate dengan rumus
sebagai berikut :
EPIC =
Hasil EPIC Rate akan menggambarkan posisi promosi suatu produk
dalam persepsi responden, sesuai dengan rentang skala yang telah ditentukan
diatas. Adapun skala penilaiannya menggunakan skala Likert, sebagai
berikut:
38
a. Sangat tidak efektif, Jika rentang skala berada pada nilai 1,00 -1,80.
b. Tidak efektif, jika rentang skala berada pada nilai, 1,81 – 2,6.
c. Cukup Efektif, jika rentang skala berada pada nilai, 2,61 – 3,40.
d. Efektif, jika rentang skala berada pada nilai, 3,41 – 4, 20.
e. Sangat efektif, jika rentang skala berada pada nilai, 4,21 – 5,00.34
34
Freddy Rangkuti, Mengukur Efektivitas Program Promosi dan Analisis Kasus
Menggunakan SPSS,… hal.193
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMK 11 Maret Jakarta
1. Profil Singkat SMK 11 Maret Jakarta
SMK 11 berdiri sejak tahun 1994 merupakan sekolah menengah kejuruan
yang beralamat di Jl. Raya Bekasi Km. 20 Jakarta, tepatnya di RT/03/RW04
Kelurahan Pegangsaan Dua Kecamatan Kelapa Gading Jakarta Utara. SMK
11 Maret saat ini dikepalai oleh Bpk. Totok Sutikno dan memiliki dua
program keahlian yaitu: Akuntansi Keuangan dan Administrasi Perkantoran.
Sekolah yang memiliki motto “Empowering and Competency” ini
memiliki Visi dan Misi sebagai berikut:
a. Visi
” Menciptakan lulusan yang terampil dan mampu bersaing”
b. Misi
Menyediakan sarana dan prasarana sesuai standar (SNP) Standar
Nasional Pendidikan
Melaksanakan proses pembelajaran yang efektif
Mewujudkan lulusan yang siap kerja
2. Data Siswa Lima Tahun Terahir
Berdasarkan data jumlah siswa SMK 11 Maret Jakarta Utara selama
lima tahun terakhir, jumlah siswanya mengalami fluktuatif, berikut
adalah tabel jumlah siswa SMK 11 Maret lima tahun terhakhir.
40
39
Tabel 4.1
Data Siswa 5 Tahun Terakhir
No Tahun
Kelas
Jumlah A
K
X
AP
X A
K
XI
AP
XI
A
K
XI
I
AP
XI
I
1 2009 – 2010 35 39 32 40 33 40 219
2 2010 – 2011 38 40 30 38 35 40 221
3 2011 – 2012 38 40 36 39 30 40 223
4 2012 – 2013 40 42 39 40 35 38 235
5 2013 – 2014 47 46 38 41 39 42 253
B. Deskripsi dan Interpretasi Data
Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan, maka dalam
penelitian ini penulis memperoleh data dan informasi melalui wawancara
denga pihak SMK 11 Maret Jakarta untuk memperoleh gambaran data
mengenai proses pelaksanaan program kerja humas dalam meningkatkan
jumlah siswanya. Selain data wawancara penliti juga menggunakan angket
kepada siswa untuk memperoleh data mengenai penilaian mereka sebagai
konsumen SMK 11 Maret Jakarta mengenai efektifitas pelaksanaan program
kerja humas melalui media penyebaran brosur, spanduk, dan poster atau
pamflet.
Berikut adalah deskripsi hasil data yang diperoleh peniliti berdasarkan
fakta dan kondisi yang sebenarnya:
1. Proses Pelaksanaan Program Kerja Humas dalam Meningkatkan
Jumlah Siswa 11 Maret Jakarta Utara.
Proses pelaksanaan program kerja humas dalam meningkatkan jumlah
siswa SMK 11 Maret Jakarta Utara merupakan kegiatan rutin sekolah
yang dilakukan setiap tahun. Kegiatan tersebut memiliki beberapa
program, salah-satunya adalah program penerimaan siswa baru. Dalam
kegiatan itu, terdapat media komunikasi pemasaran yang digunakan
41
dengan tujuan untuk menginformasikan keberadaan sekolah kepada
publik.
Pada saat masa penerimaan siswa baru sekolah menyediakan brosur,
memasang spanduk dan menyebarkan poster sebagai media komunikasi
pemasaran kepada calon siswa. Berdasarkan hasil wawancara dengan
wakil kepala sekolah bidang humas SMK 11 Maret Jakarta Samsul
Khudari mengatakan, bahwa sekolah menggunakan brosur, spanduk,
serta poster sebagai media publikasi kepada calon siswa sejak dulu,
biasanya pada saat masa penerimaan siswa baru.35
Adapun tahapan kegiatan humas terdiri dari kegiatan penelitian,
perencanaan, pengkomunikasian/pelaksanaan dan evaluasi. Berikut
adalah deskripsi data berdasarkan hasil wawancara dengan wakil kepala
sekolah bidang humas:
a. Analisa Lingkungan Internal dan Eksternal Sekolah
Penelitian merupakan langkah pertama yang dilakukan dalam
proses kegiatan humas yang merupakan tindakan pengumpulan data
dan pengkajian fakta. Penelitan dalam humas dilakukan untuk
mendukung berjalannya proses dan mencari penghambat yang dapat
mengganggu pelaksanaan. Humas SMK 11 Maret melakukan
penelitian menggunakan hasil analisis SWOT sebelum menyusun
program kerja humas. Dari hasil analisis SWOT dapat diperoleh data
atau informasi yang dijadikan pertimbangan atau strategi yang akan
diimplementasikan pada sebuah program. Dalam proses penyusunan
program peningkatan jumlah siswa, pihak sekolah membuat program
khusus, yaitu program kerja penerimaan siswa baru. Dalam program
tersebut terdapat kegiatan penggunaan media promosi, seperti
penyebaran brosur, pemasangan spanduk dan poster. Wakasek humas
mengemukakan, bahwa dari hasil analisis SWOT dapat dipetakan
masalahnya, kelemahan SMK 11 Maret adalah lokasinya yang agak
tersembunyi berada di gang kecil dan belakang gedung-gedung,
sehingga dengan dibuatnya media brosur, spanduk serta poster sekolah
bisa diketahui dan dikenal oleh masyarakat.
b. Perencanaan
Pada tahap kedua proses kegiatan humas adalah perencanaan,
yaitu membuat langkah kegiatan yang akan dikerjakan nantinya.
Perencanaan pada hakikatnya adalah penetapan sasaran yang ingin
35
Hasil wawncara dengan wakasek bidang humas tanggal 14 Januari 2014
42
dicapai, serta tindakan yang harus dilakukan untuk mencapainya.
Salah-satu sasaran yang ingin dicapai dan dibahas pada tahap
perencanaan humas adalah program peningakatan jumlah siswa. Untuk
meningkatkan jumlah siswa adalah dengan melakukan kegiatan
promosi yaitu menginformasikan, mengenalkan serta membujuk
masyarakat agar bisa mengetahui sekolah dan berminat untuk menjadi
peserta didiknya. Caranya adalah dengan menggunakan media brosur,
spanduk serta poster yang memuat informasi tentang sekolah.
Dalam membuat media promosi perlu terlebih dahulu dilakukan
perencanaan agar media yang digunakan dapat berjalan efektif dan
mencapai tujuan. Perencanaan dilakukan humas SMK 11 Maret
beserta kepala sekolah dan pihak lainnya ketika rapat program kerja
tahunan. Dalam rapat itu dibahas mengenai anggaran yang akan
dihabiskan dalam pelaksanaan program promosi. Pembahasan lainnya
adalah mengenai waktu pelaksanaan dan orang-orang yang dilibatkan
dalam program.
Dalam tahapan perencanaan pembuatan media brosur, spanduk,
kepala sekolah berserta wakil kepala sekolah bidang humas akan
menentukan guru-guru yang berkompeten dalam membuat atau
mendesain bentuk serta pesan kata-kata yang akan dimuat dalam
media promosi. berikut adalah hasil wawancara dengan wakil kepala
sekolah bidang humas SMK 11 Maret Jakarta:
“…. Tahapan proses perencanaan pembuatan media promosi yang
tujuannya adalah untuk menginformasikan sekolah kepada calon
peserta didik saat masa penerimaan siswa baru dilakukan dengan
memilih atau menentukan guru yang berkompeten dalam
membuat dan mendesain media promosi seperti pembuatan
brosur, spanduk dan poster. Kemudian sebelum dicetak guru
tersebut harus melaporkan hasilnya terlebih dahulu kepada kepala
sekolah dan jika media tersebut sudah dianggap bagus dan sesuai
dengan tujuan program yang akan dicapai, maka ya dicetak dan
kemudian dipasang sesuai kebutuhan…”36
Dari hasi wawancara di atas diperoleh keterangan, bahwa pihak
SMK 11 Maret khususnya bidang humas membuat program kegiatan
dengan melakukan perencanaan agar kegiatan yang dilakukan dapat
efektif dan mencapai tujuan.
c. Pelaksanaan
36
Hasil wawncara dengan wakasek bidang humas tanggal 14 Januari 2014
43
Tahapan pelaksanaan kegiatan humas sebenarnya merupakan
parameter untuk melihat terlaksananya kegiatan atau tindakan yang
dilakukan sesuai dengan perencanaan yang dilakukan. Agar proses
pelaksanaan program kerja humas dalam meningkatkan jumlah siswa
SMK 11 maret berhasil, maka kepala sekolah dan wakil kepala
sekolah bidang humas memerintah guru yang sudah ditentukan pada
saat perencanaan untuk melakukan koordinasi. Pelaksanaan kegiatan
dilakukan sesuai dengan jadwal dan tempat yang telah ditentukan saat
proses perencanaan. Berikut adalah hasil wawancara dengan wakil
kepala sekolah bidang humas SMK 11 Maret Jakarta:
“….pelaksanaan kegiatan penyediaan dan penyebaran brosur itu
dilakukan sesuai dengan perencanaan yang telah kami lakukan.
Dan kepala sekolah memerintahkan untuk melakukan koordinasi,
misalkan membuat media brosur, spanduk dan poster …”37
d. Evaluasi
Proses terakhir dalam kegiatan humas adalah dengan melakukan
evaluasi. evaluasi atau penilaian dilakukan untuk mengetahui
sejauhmana hasil dari program kerja humas dalam meningkatkan
jumlah siswa SMK 11 tersebut dapat berjalan sesuai dengan hasil yang
diinginkan. Pada tahapan ini sekolah melakukan evaluasi setelah
proses masa penerimaan siswa baru selesai dan membandingkan
dengan kegiatan tahun sebelumnya, jika siswa yang menjadi peserta
didikan mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya,
maka program promosi sekolah berjalan sesuai dengan harapan.
Disamping itu, hasil dari tahapan evaluasi ini akan dijadikan feedback
oleh sekolah untuk menentukan program kerja yang lebih baik lagi
kedepannya. Berikut adalah hasil wawancara dengan wakil kepala
sekolah bidang humas SMK 11 Maret Jakarta:
“….untuk proses evaluasi program kerja penerimaan siswa baru,
sekolah melakukan evaluasi ketika masa penerimaan siswa baru
telah selesai. Cara evaluasinya dengan membandingkan jumlah
peserta didik yang diterima dengan jumlah peserta didik tahun
sebelumnya. Jika peserta didik yang sekarang lebih maka proses
pelaksanaan progam kerja itu berjalan sesuai dengan baik, dari
hasil evaluasi itu nantinya juga akan dibuat program yang lebih
baik…”38
37
Hasil wawncara dengan wakasek bidang humas tanggal 14 Januari 2014 38
Hasil wawncara dengan wakasek bidang humas tanggal 14 Januari 2014
44
2. Efektivitas Pelaksanaan Program Kerja Humas dalam
Meningkatkan Jumlah Siswa
a. Efektivitas Penyebaran Brosur
1) Dimensi Empati
Pada dimensi empati penyebaran brosur terdapat dua tabel data,
pertama adalah tabel mengenai sampainya brosur SMK 11 Maret
kepada calon siswa dan yang kedua adalah keadaan apakah brosur
yang dibuat SMK 11 Maret disukai oleh calon siswa.
Tabel 4.2
Empati Penyebaran Brosur
Alternatif
Jawaban Bobot
Frekuensi
E1
Mean
Skor E1
Frekuensi
E2
Mean
Skor E2
STS
TS
B
S
ST
1
2
3
4
5
3
6
26
25
20
3
12
78
100
100
8
10
24
30
8
8
20
72
120
40
Total
80
= 3,66
80
= 3,25
Berdasarkan hasil analisa data di atas, maka dapat diketahui:
a) Elemen empati satu (E1), bahwa brosur yang disebarkan
atau disediakan sekolah dapat didapatkan atau diperoleh
calon siswa. Berdasarkan analisa data di atas konsumen
yang mendapatkan atau memperoleh brosur sekolah
memiliki skor 3,66 yang berarti efektif.
b) Elemen empati dua (E2) yaitu calon siswa menyukai brosur
yang dibuat SMK 11 Maret dan memiliki skor sebesar 3,25
yang berarti cukup efektif.
Secara keseluruhan dimensi Empati pada pelaksanaan program
humas melalui penyebaran brosur adalah dengan menjumlahkan
45
hasil rata-rata keduanya E1 (3,66) dan E2 (3,25), maka hasilnya
adalah 6,91. Kemudian hasil tersebut dibagi dua, sehingga
diperoleh skor 3,45. Dengan demikian skor tersebut berada pada
rentang skala “efektif”.
2) Persuasi
Dalam dimensi persuasi terdapat dua informasi data yang dapat
diperoleh, pertama adalah informasi mengenai ketertarikan siswa
kepada sekolah setelah melihat isi brosur dan kedua adalah siswa
ingin masuk ke SMK 11 Maret setelah mendapatkan brosurnya.
Tabel 4.3
Persuasi Penyebaran Brosur
Alternatif
Jawaban Bobot
Frekuensi
P1
Mean
P1
Frekuensi
P2
Mean
P2
STS
TS
B
S
SS
1
2
3
4
5
10
7
28
26
9
10
14
84
104
45
2
6
16
31
25
2
12
48
124
125
Total
80
,2
80
=3,88
Berdasarkan hasil analisa data di atas, maka dapat diketahui
bahwa:
a) Elemen P1, yaitu mengenai ketertarikan calon siswa
terhadap SMK 11 Maret setelah mendapatkan brosur
diperoleh skor rata-rata 3,21. Skor tersebut berarti berada
pada rentang skala “cukup efektif”.
b) Elemen P2, yaitu mengenai keinginan siswa untuk masuk
sebagai peserta didik SMK 11 Maret setelah mendapat
brosur memperoleh skor 3,88 yang berarti skor tersebut
berada pada rentang skala “efektif’.
Untuk mengetahui skor rata-rata keseluruhan dimensi persuasi
pada efektifitas penyebaran brosur, maka nilai rata-rata P1 (3,21)
46
ditambah dengan nilai P2 (3,88), hasilnya adalah 7,09. Hasil skor
(7,09) kemudian dibagi dua, sehingga diperoleh skor 3,54. Dengan
demikian, maka pelaksanaan program penyebaran brosur pada
dimensi persuasi, secara keseluruhan berada pada rentang skalah
masih efektif”.
3) Impact
Pada dimensi impact atau dampak terdapat dua informasi data
yang dapat diperoleh dari responden, pertama adalah data tentang
penilaian siswa terhadap brosur, apakah brosur yang dibuat SMK
11 Maret lebih kreatif dibandingkan dengan brosur yang dibuat
sekolah lain. Kedua adalah apakah dengan brosur menjadikan siswa
mengetahui keberadaan SMK 11 Maret.
Tabel 4.3
Impact Penyebaran Brosur
Alternatif
Jawaban Bobot
Frekuensi
D1
Mean
D1
Frekuensi
D2
Mean
D2
STS
TS
B
S
SS
1
2
3
4
5
7
4
38
25
6
7
8
114
100
30
4
7
16
40
13
4
14
48
160
65
Total
80
,2
80
=3,63
Berdasarkan hasil analisa data di atas, maka dapat diketahui
bahwa:
a) Elemen D1 (Dampak 1), efektifitas pelaksanaan program
kerja humas menggunakan brosur diperoleh data, bahwa
brosur yang dibuat SMK 11 Maret lebih kreatif dibandingkan
dengan brosur sekolah lain dan mendapatkan skor 3,23.
Dengan demikian skor tersebut berada pada rentang skala
“cukup efektif”.
b) Elemen D2 (Dampak 2) mendapatkan skor 3, 63 yang berarti
“efektif”. Hasil tersebut menyatakan bahwa pelaksanaan
47
program kerja humas melalui penyebaran brosur
mengakibatkan calon siswa dapat mengetahui SMK 11 Maret.
Untuk mengetahui secara keseluruhan tingkat efektifitas
pelaksanaan program kerja humas melalui penyebaran brosur pada
dimensi dampak dapat diketahui dengan menjumlahkan skor rata-
rata D1 (3,23) dengan D2 (3,63) dan penjumlahan tersebut
mendapatkan nilai 6,86. Kemudian nilai 6,39 dibagi dua, sehingga
diperoleh skor rata-rata 3,43. Dengan hasil skor 3,43, maka
dinyatakan “efektif”.
4) Komunikasi
Pada data Dimensi komunikasi juga terdapat dua informasi
yang dapat diketahui, pertama brosur SMK 11 Maret dapat
memberikan informasi yang jelas kepada calon siswa. Kedua
adalah calon siswa dapat mengerti pesan yang disampaikan dalam
brosur SMK 11 Maret.
Tabel 4.4
Komunikasi Penyebaran Brosur
Alternatif
Jawaban Bobot
Frekuensi
C1
Mean
C1
Frekuensi
C2
Mean
C2
STS
TS
B
S
SS
1
2
3
4
5
7
12
32
19
10
7
24
94
76
50
3
5
28
34
10
3
10
84
136
50
Total
80
,
80
=3,53
Berdasarkan hasil analisa data di atas maka dapat diketahui:
a) Elemen C1 (Communications 1), bahwa brosur yang dibuat
SMK 11 Maret dapat memberikan informasi yang jelas
kepada calon siswa mendapatkan skor rata-rata 3,13. Dengan
demikian skor tersebut berada pada rentang skala “cukup
efektif”.
48
b) Elemen C2 (Communication 2), bahwa calon siswa mengerti
pesan yang disampaikan brosur SMK 11 Maret memperoleh
skor rata-rata 3,53. Dengan demikian skor tersebut berada
pada rentang skala “efektif”.
Secara keseluruhan untuk mengetahui tingkat efektifitas
pelaksanaan program humas melalui penyebaran brosur pada
dimensi komunikasi dengan menjumlahkan hasil skor rata-rata C1
(3,13) dengan skor C2 (3,53), sehingga diperoleh nilai 6,66.
Kemudian nilai 6,66 dibagi dua dan diperoleh skor rata-rata secara
keseluruhan 3,33. Berarti skor dimensi komunikasi pada program
penyebaran brosur SMK 11 Maret berada pada rentang skala
“cukup efektif”.
Berdasarkan hasil analisa data model EPIC di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa efektifitas pelaksanaan program kerja humas
melalui penyebaran brosur untuk meningkatkan jumlah siswa SMK
11 Maret, bahwa dimensi Empati efektif dengan skor 3,45. Dimensi
Persuasi efektif dengan skor 3,54. Dimensi Impact atau Dampak
efektif dengan skor 3,43. Dimensi Komunikasi cukup efektif
dengan skor 3,33.
Untuk mempermudah penjelasan kesimpulan, berikut adalah
grafik hasil efektifitas perelemen dimensi pelaksanaan program
kerja humas melalui penyebaran brosur untuk meningkatkan jumlah
siswa SMK 11 Maret.
Gambar 4.1
Grafik Perelemen Dimensi Penyebaran Brosur
3.45 3.54 3.43 3.33
1
1.8
2.6
3.4
4.2
5
Empati Persuasi Dampak Komunikasi
Skal
a Li
kert
Dimensi Indikator EPIC
49
Berdasarkan data di atas, maka dapat di ambil kesimpulan
efektifitas penyebaran brosur ialah dengan merata-ratakan hasil
seluruh dimensi EPIC penyebaran brosur, yaitu: 3,45 + 3,54 + 3,43
+ 3,33 = 13,62 kemudian dibagi empat, sehingga diperoleh skor
EPIC 3,40. Dengan demikian skor efektifitas pelaksanaan program
kerja humas melalui penyebaran brosur untuk meningkatkan jumlah
siswa SMK Maret Jakarta berada pada rentang skala “efektif”.
b. Efektivitas Pemasangan Spanduk
1) Dimensi Empati
Pada dimensi empati penyebaran dan pemasangan spanduk
terdapat dua tabel data, pertama adalah tabel mengenai terlihatnya
spanduk yang dipasang dibeberapa tempat oleh humas SMK 11
Maret dan yang kedua adalah pendapat siswa apakah spanduk yang
dibuat SMK 11 Maret disukai oleh calon siswa.
Tabel 4.5
Empati Dimensi Pemasangan Spanduk
Alternatif
Jawaban Bobot
Frekuensi
C1
Mean
C1
Frekuensi
C2
Mean
C2
STS
TS
B
S
SS
1
2
3
4
5
3
15
24
30
8
3
30
72
120
40
8
17
22
27
6
8
34
66
108
30
Total
80
,
80
=3,07
Berdasarkan hasil analisa data di atas, maka dapat diketahui:
a) Elemen empati satu (E1), bahwa spanduk yang disebarkan
dan dipasang oleh SMK 11 Maret dapat terlihat oleh calon
siswa memperoleh skor rata-rata 3,31. Dengan demikian
skor tersebut berada pada rentang skala “cukup efektif”.
b) Elemen empati dua (E2) yaitu calon siswa menyukai
spanduk yang dipasang oleh SMK 11 Maret dan memiliki
50
skor rata-rata , 7. Skor tersebut bisa dikatakan “cukup
efektif’.
Secara keseluruhan dimensi Empati pada pelaksanaan program
humas melalui penyebaran dan pemasangan spanduk adalah dengan
menjumlahkan hasil rata-rata keduanya E1 (3,31) dan E2 (3,07),
maka hasilnya adalah 6,38. Kemudian hasil tersebut dibagi dua,
sehingga diperoleh skor 3,19. Dengan demikian skor tersebut
berada pada rentang skala “cukup efektif”.
2) Persuasi
Pada dimensi persuasi penyebaran dan pemasangan spanduk
terdapat dua informasi data yang dapat diperoleh, pertama adalah
informasi mengenai ketertarikan siswa kepada sekolah setelah
melihat pesan dalam spanduk dan kedua adalah siswa ingin masuk
menjadi peserta didik SMK 11 Maret setelah melihat spanduk SMK
11 Maret.
Tabel 4.6
Persuasi Dimensi Pemasangan Spanduk
Alternatif
Jawaban Bobot
Frekuensi
P1
Mean
P1
Frekuensi
P2
Mean
P2
STS
TS
B
S
SS
1
2
3
4
5
33
17
16
11
3
33
34
48
44
15
21
13
26
15
5
21
26
78
60
25
Total
80
2, 7
80
=2,62
Berdasarkan hasil analisa data di atas, maka dapat diketahui
bahwa:
a) Elemen P1, yaitu mengenai ketertarikan calon siswa
terhadap SMK 11 Maret setelah melihat spanduk diperoleh
skor rata-rata 2,17. Skor tersebut berarti berada pada rentang
skala “tidak efektif”.
b) Elemen P2, yaitu mengenai keinginan siswa untuk masuk
sebagai peserta didik SMK 11 Maret setelah melihat
51
spanduk mendapatkan skor 2,62 yang berarti skor tersebut
berada pada rentang skala “cukup efektif’.
Skor rata-rata keseluruhan dimensi persuasi pada efektifitas
penyebaran dan pemasangan spanduk dengam menjumlahkan nilai
rata-rata P1 (2,17) ditambah dengan nilai P2 (2,62), hasilnya adalah
5,4. Hasil skor (5,4) kemudian dibagi dua, sehingga diperoleh skor
2,39. Dengan demikian, maka pelaksanaan program penyebaran
dan pemasangan spanduk pada dimensi persuasi, secara
keseluruhan berada pada rentang skalah “tidak efektif”.
3) Impact
Pada dimensi impact atau dampak terdapat dua informasi data
yang dapat diperoleh dari responden, pertama adalah data tentang
penilaian siswa terhadap spanduk SMK 11 Maret, apakah lebih
kreatif dibandingkan dengan spanduk yang dibuat sekolah lain.
Kedua adalah apakah dengan media spanduk menjadikan siswa
mengetahui keberadaan SMK 11 Maret.
Tabel 4.7
Impact Pemasangan Spanduk
Alternatif
Jawaban Bobot
Frekuensi
D1
Mean
D1
Frekuensi
D2
Mean
D2
STS
TS
B
S
SS
1
2
3
4
5
7
10
39
21
3
7
20
117
84
15
2
11
30
27
10
2
22
90
108
50
Total
80
, 80
=3,4
Berdasarkan hasil analisa data di atas, maka dapat diketahui bahwa:
a) Elemen D1 (Dampak 1), efektifitas pelaksanaan program
melalui penyebaran dan pemasangan spanduk diperoleh
data, bahwa spanduk yang dibuat SMK 11 Maret lebih
kreatif dibandingkan dengan spanduk sekolah lain dan
52
mendapatkan skor 3,03. Dengan demikian skor tersebut
berada pada rentang skala “cukup efektif”.
b) Elemen D2 (Dampak 2) mendapatkan skor 3,4 yang berarti
“cukup efektif”. Hasil tersebut menyatakan bahwa
pelaksanaan program kerja humas melalui penyebaran dan
pemasangan spanduk mengakibatkan calon siswa dapat
mengetahui SMK 11 Maret.
Untuk mengetahui secara keseluruhan tingkat efektifitas
pelaksanaan program kerja humas melalui penyebaran dan
pemasangan spanduk pada dimensi dampak, yaitu dengan
menjumlahkan skor rata-rata D1 (3,03) dengan D2 (3,4) dan
penjumlahan tersebut mendapatkan nilai 6,43. Kemudian nilai 6,43
dibagi dua, sehingga diperoleh skor rata-rata 3,21. Dengan
demikian skor tersebut, dinyatakan “cukup efektif”.
4) Komunikasi
Pada data Dimensi komunikasi juga terdapat dua informasi
yang dapat diketahui, pertama penyebaran dan pemasangan
spanduk SMK 11 Maret dapat memberikan informasi yang jelas
kepada calon siswa. Kedua adalah calon siswa dapat mengerti
pesan yang disampaikan dalam spanduk SMK 11 Maret.
Tabel 4.8
Komunikasi Pemasangan Spanduk
Alternatif
Jawaban Bobot
Frekuensi
C1
Mean
C1
Frekuensi
C2
Mean
C2
STS
TS
B
S
SS
1
2
3
4
5
15
18
23
14
10
15
36
69
56
50
2
19
36
12
11
2
38
108
48
55
53
Total
80
2, 2
80
=3,13
Berdasarkan hasil analisa data di atas maka dapat diketahui:
a) Elemen C1 (Communications 1), bahwa spanduk yang dibuat
SMK 11 Maret dapat memberikan informasi yang jelas
kepada calon siswa mendapatkan skor rata-rata 2,82. Dengan
demikian skor tersebut berada pada rentang skala “cukup
efektif”.
2) Elemen C2 (Communication 2), bahwa calon siswa mengerti
pesan yang disampaikan dalam spanduk SMK 11 Maret
memperoleh skor rata-rata 3,13. Dengan demikian skor
tersebut berada pada rentang skala “cukup efektif”.
Secara keseluruhan untuk mengetahui tingkat efektifitas
pelaksanaan program humas melalui penyebaran dan pemasangan
spanduk pada dimensi komunikasi, yaitu dengan menjumlahkan
hasil skor rata-rata C1 (2,82) dengan skor C2 (3,13), sehingga
diperoleh nilai 5,95. Kemudian nilai 6,4 dibagi dua dan diperoleh
skor rata-rata secara keseluruhan 2,97. Berarti skor dimensi
komunikasi pada program penyebaran brosur SMK 11 Maret
berada pada rentang skala “cukup efektif”.
Berdasarkan hasil analisa data model EPIC di atas, maka dapat
disimpulkan skor efektifitas pelaksanaan program kerja humas
melalui penyebaran dan pemasangan spanduk untuk meningkatkan
jumlah siswa SMK 11 Maret, yaitu: dimensi Empati cukup efektif
dengan skor 3,19. Dimensi Persuasi cukup efektif dengan skor 2,39.
Dimensi Impact atau Dampak cukup efektif dengan skor 3,21.
Dimensi Komunikasi cukup efektif dengan skor 2,97.
Untuk mempermudah penjelasan kesimpulan, berikut adalah
grafik hasil efektifitas perelemen dimensi pelaksanaan program
kerja humas melalui penyebaran dan pemasangan spanduk untuk
meningkatkan jumlah siswa SMK 11 Maret.
54
Gambar 4.2
Grafik Perelemen Dimensi Pemasangan Spanduk
Secara keseluruhan efektifitas penyebaran dan pemasangan
spanduk dengan merata-ratakan hasil seluruh dimensi EPIC
penyebaran spanduk, yaitu: 3,19 + 2,39 + 3,21 + 2,97 = 11,76
kemudian dibagi empat, sehingga diperoleh skor EPIC 2,94.
Dengan demikian skor efektifitas pelaksanaan program kerja humas
melalui penyebaran dan pemasangan spanduk untuk meningkatkan
jumlah siswa SMK 11 Maret Jakarta berada pada rentang skala
“cukup efektif”.
c. Efektivitas Pemasangan Poster
1) Dimensi Empati
Pada dimensi empati penyebaran dan pemasangan poster
terdapat dua tabel data yang diperoleh dari hasil angket, pertama
adalah tabel mengenai terlihatnya pamflet atau poster yang
dipasang di beberapa tempat oleh humas SMK 11 Maret dan yang
kedua adalah pendapat siswa mengenai poster, apakah poster yang
dibuat SMK 11 Maret disukai oleh calon siswa.
Tabel 4.9
Empati Dimensi Poster
Alternatif
Jawaban Bobot
Frekuensi
C1
Mean
C1
Frekuensi
C2
Mean
C2
3.19
2.39
3.21 2.97
1
1.8
2.6
3.4
4.2
5
Empati Persuasi Dampak Komunikasi
Skal
a Li
kert
Dimensi Indikator EPIC
55
STS
TS
B
S
SS
1
2
3
4
5
4
14
27
29
6
4
28
81
116
30
9
12
36
20
3
9
24
108
80
15
Total
80
,2
80
=2,95
Berdasarkan hasil analisa data di atas, maka dapat diketahui:
a) Elemen empati satu (E1), bahwa poster yang disebarkan
dan dipasang oleh SMK 11 Maret dapat terlihat oleh calon
siswa dan memperoleh skor rata-rata 3,23. Dengan demikian
skor tersebut berada pada rentang skala “cukup efektif”.
b) Elemen empati dua (E2) yaitu calon siswa menyukai poster
yang dipasang oleh SMK 11 Maret dan memiliki skor rata-
rata 2,95. Skor tersebut bisa dikatakan “cukup efektif’.
Secara keseluruhan dimensi Empati pada pelaksanaan program
humas melalui penyebaran dan pemasangan poster adalah dengan
menjumlahkan hasil rata-rata keduanya E1 (3,23) dan E2 (2,95),
maka hasilnya adalah 6,18. Kemudian hasil tersebut dibagi dua,
sehingga diperoleh skor 3,09. Dengan demikian skor tersebut
berada pada rentang skala “cukup efektif”.
2) Persuasi
Dalam dimensi persuasi penyebaran dan pemasangan poster
terdapat dua informasi data yang dapat diperoleh, pertama adalah
informasi mengenai ketertarikan siswa kepada sekolah setelah
melihat pesan dalam poster dan kedua adalah siswa ingin masuk
menjadi peserta didik SMK 11 Maret setelah melihat pamflet atau
poster SMK 11 Maret.
Tabel 4.10
Persuasi Dimensi Pemasangan Poster
Alternatif
Jawaban Bobot
Frekuensi
P1
Mean
P1
Frekuensi
P2
Mean
P2
56
STS
TS
B
S
SS
1
2
3
4
5
11
6
23
31
9
11
12
78
124
45
4
13
35
15
13
4
26
105
60
65
Total
80
, 7
80
=3,25
Berdasarkan hasil analisa data di atas, maka dapat diketahui
bahwa:
a) Elemen P1, yaitu mengenai ketertarikan calon siswa
terhadap SMK 11 Maret setelah melihat poster diperoleh
skor rata-rata 3,37. Skor tersebut berarti berada pada rentang
skala “cukup efektif”.
b) Elemen P2, yaitu mengenai keinginan siswa untuk masuk
sebagai peserta didik SMK 11 Maret setelah melihat poster
mendapatkan skor 3,25 yang berarti skor tersebut berada
pada rentang skala “cukup efektif’.
Untuk mengetahui skor rata-rata keseluruhan dimensi persuasi
pada efektifitas penyebaran dan pemasangan poster, maka nilai
rata-rata P1 (3,37) ditambah dengan nilai P2 (3,25), hasilnya adalah
6,62. Hasil skor (5,4) kemudian dibagi dua, sehingga diperoleh
skor 3,31. Dengan demikian, pelaksanaan program penyebaran dan
pemasangan poster pada dimensi persuasi, secara keseluruhan
berada pada rentang skalah “cukup efektif”.
3) Impact
Pada dimensi impact atau dampak terdapat dua informasi data
yang dapat diperoleh dari responden, pertama adalah data tentang
penilaian siswa terhadap pamflet atau poster SMK 11 Maret,
pertama adalah poster yang dibuat SMK 11 Maret, apakah lebih
57
kreatif dibandingkan dengan spanduk yang dibuat sekolah lain.
Kedua, apakah dengan media poster menjadikan calon siswa
mengetahui keberadaan SMK 11 Maret.
Tabel 4.11
Impact Dimensi Pemasangan Poster
Alternatif
Jawaban Bobot
Frekuensi
D1
Mean
D1
Frekuensi
D2
Mean
D2
STS
TS
B
S
SS
1
2
3
4
5
13
19
28
15
5
13
38
84
60
25
8
14
32
16
10
8
28
96
64
50
Total
80
2,75
80
=3,07
Berdasarkan hasil analisa data di atas, maka dapat diketahui
bahwa:
a) Elemen D1 (Dampak 1), efektifitas pelaksanaan program
melalui penyebaran dan pemasangan poster diperoleh data,
bahwa poster yang dibuat SMK 11 Maret lebih kreatif
dibandingkan dengan poster sekolah lain mendapatkan skor
2,75. Dengan demikian skor tersebut berada pada rentang
skala “cukup efektif”.
b) Elemen D2 (Dampak 2) mendapatkan skor 3,07 yang berarti
“cukup efektif”. Hasil tersebut menyatakan bahwa
pelaksanaan program kerja humas melalui penyebaran dan
pemasangan poster mengakibatkan calon siswa dapat
mengetahui SMK 11 Maret.
Untuk mengetahui secara keseluruhan tingkat efektifitas
pelaksanaan program kerja humas melalui penyebaran dan
pemasangan poster pada dimensi dampak, yaitu dengan
menjumlahkan skor rata-rata D1 (2,75) dengan D2 (3,07) dan
penjumlahan tersebut mendapatkan nilai 5,82. Kemudian nilai 5,82
58
dibagi dua, sehingga diperoleh skor rata-rata 3,91. Dengan
demikian skor tersebut, dinyatakan “efektif”.
4) Komunikasi
Pada data dimensi komunikasi juga terdapat dua informasi yang
dapat diketahui, pertama penyebaran dan pemasangan poster SMK
11 Maret dapat memberikan informasi yang jelas kepada calon
siswa. Kedua adalah calon siswa dapat mengerti pesan yang
disampaikan dalam poster SMK 11 Maret.
Tabel 4.12
Komunikasi Dimensi Pemasangan Poster
Alternatif
Jawaban Bobot
Frekuensi
C1
Mean
C1
Frekuensi
C2
Mean
C2
STS
TS
B
S
SS
1
2
3
4
5
8
18
21
19
14
8
36
63
76
70
13
19
30
12
6
26
38
90
48
30
Total
80
,
80
=2,9
Berdasarkan hasil analisa data di atas maka dapat diketahui:
a) Elemen C1 (Communications 1), bahwa poster yang dibuat
SMK 11 Maret dapat memberikan informasi yang jelas
kepada calon siswa mendapatkan skor rata-rata 3,16.
Dengan demikian skor tersebut berada pada rentang skala
“cukup efektif”.
b) Elemen C2 (Communication 2), bahwa calon siswa mengerti
pesan yang disampaikan poster SMK 11 Maret memperoleh
skor rata-rata 2,9. Dengan demikian skor tersebut berada
pada rentang skala “cukup efektif”.
Secara keseluruhan untuk mengetahui tingkat efektifitas
pelaksanaan program humas melalui penyebaran dan pemasangan
59
poster pada elemen komunikasi, yaitu dengan menjumlahkan hasil
skor rata-rata C1 (3,16) dengan skor C2 (2,9), sehingga diperoleh
nilai 6,06. Kemudian nilai 6,06 dibagi dua dan diperoleh skor rata-
rata secara keseluruhan 3,03. Berarti skor dimensi komunikasi pada
program penyebaran dan pemasangan poster SMK 11 Maret berada
pada rentang skala “cukup efektif”.
Berdasarkan hasil analisa data model EPIC di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa efektifitas pelaksanaan program kerja humas
melalui penyebaran poster untuk meningkatkan jumlah siswa SMK
11 Maret, yaitu: dimensi empati cukup efektif dengan skor 3,09.
Dimensi persuasi cukup efektif dengan skor 3,31. Dimensi Impact
efektif dengan skor 3,91. Dimensi komunikasi cukup efektif dengan
skor 2,90.
Untuk mempermudah penjelasan data tersebut, berikut adalah
grafik hasil efektivitas perelemen dimensi pelaksanaan program
kerja humas melalui penyebaran dan pemasangan poster untuk
meningkatkan jumlah siswa SMK 11 Maret
Gambar 4.3
Grafik Perelemen Dimensi Pemasangan Poster
Berdasarkan gambaran data di atas, maka dapat diambil
kesimpulan efektifitas penyebaran dan pemasangan poster, yaitu
dengan merata-ratakan hasil seluruh perdimensi EPIC penyebaran
poster, yaitu: 3,09 + 3,31 + 3,91 + 2,9 = 13,21 kemudian dibagi
empat, sehingga diperoleh skor EPIC 3,30. Dengan demikian skor
efektifitas pelaksanaan program kerja humas melalui penyebaran
dan pemasangan poster untuk meningkatkan jumlah siswa SMK 11
Maret Jakarta berada pada rentang skala “cukup efektif”.
3.09 3.31
3.91
2.9
1
1.8
2.6
3.4
4.2
5
Empati Persuasi Dampak Komunikasi
Skal
a Li
kert
Dimensi Indikator EPIC
60
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penelitian yang telah dilakukan tentang pelaksanaan program kerja
humas dalam meningkatkan jumlah siswa SMK 11 Maret Jakarta Utara dapat
disimpulkan bahwa:
Bidang humas turut memberikan andil yang signifikan terhadap
perkembangan jumlah siswa di sekolah tersebut. Hal ini dapat dibuktikan
dengan peningkatan jumlah siswa dari tahun ke-tahun. Bidang humas di
sekolah tersebut mempunyai program yang jelas dalam membantu pihak
sekolah khususnya mempublikasikan sekolah kepada masyarakat. Adapun
program humas yang dilaksanakan untuk meningkatkan jumlah siswa adalah
dengan penyebaran brosur, pemasangan spanduk dan penyebaran poster
sekolah. Penyebaran brosur dilakukan di Sekolah Menengah Pertama (SMP)
dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) di sekitar SMK 11 Maret Jakarta Utara.
Adapun spanduk di pasang di tempat-tempat strategis yang mudah terlihat
oleh masyarakat. Sedangkan poster juga ditempel di keramaian dan papan
informasi yang berdekatan dengan SMP dan MTs yang ada di sekitar SMK 11
Maret.
61
Berdasarkan hasil analisa data, efektifitas program kerja humas dalam
meningkatkan jumlah siswa SMK 11 Maret, bahwa penyebaran brosur
mendapatkan skor EPIC rate sebesar 3,40. Skor tersebut dalam penelitian
dinyatakan efektif. Jika berdasarkan skor per-elemen EPIC dimensi
penyebaran brosur, maka elemen persuasi yang paling dominan memperoleh
nilai tertinggi dengan skor 3,54 yang berarti efektif. Hal tersebut menyatakan
bahwa efektifitas penyebaran brosur sekolah lebih dominan di elemen
persuasi mengenai ketertarikan siswa terhadap sekolah dan ingin menjadi
siswa dibandingkan dengan elemen lainnya.
Adapun program pemasangan spanduk mendapatkan skor EPIC rate
2,94. Skor tersebut berarti cukup efektif. Skor tertinggi elemen EPIC
pemasangan spanduk adalah elemen impact yang berada di tingkatan cukup
efektif dengan skor 3,21. Sehingga efektifitas pemasangan spanduk lebih
dominan di segi kreatifitas spanduk dan menjadikan calon siswa mengetahui
keberadaan SMK 11 Maret dibandingkan dengan elemen lainnya.
Sedangkan efektifitas pemasangan dan penyebaran poster memperoleh
skor EPIC rate 3,30. Skor tersebut berarti cukup efektif. Skor tertinggi berada
di elemen EPIC Impact yang berada di tingkatan cukup efektif dengan skor
3,21. Sehingga efektifitas pemasangan spanduk lebih dominan di segi
kreatifitas spanduk dan menjadikan calon siswa mengetahui keberadaan SMK
11 Maret dibandingkan dengan elemen lainnya.
Dari ketiga pelaksanaan program kerja humas dalam meningkatkan
jumlah siswa SMK 11 Maret, maka dapat diketahui bahwa program
penyebaran brosur mendapatkan skor EPIC tertinggi dengan skor 3, 43 yang
berarti efektif dibandingkan kedua program lainnya yang masih pada rentang
skala cukup efektif.
62
B. Saran-saran
Adapun saran-saran yang dapat dijadikan bahan masukan dan
pertimbangan bagi sekolah terutama wakasek bidang humas SMK 11 Maret
Jakarta berkaitan dengan program kerja humas dalam meningkatkan jumlah
siswa SMK 11 Maret adalah sebagai berikut:
1. Memperluas jangkauan media iklan brosur, spanduk, dan poster SMK
11 Maret.
2. Melakukan promosi melalui website, media sosial sehingga
memudahkan calon siswa dan orang tua/masyarakat untuk
mendapatkan informasi tentang sekolah tersebut.
3. Meningkatkan desain dan bahasa di dalam brosur, spanduk dan poster
sehingga masyarakat dan calon siswa lebih tertarik untuk mencari
informasi lanjutan tentang SMK 11 Maret Jakarta Utara.
4. Menjaga kerja sama dan komunikasi yang baik dengan SMP dan MTs
yang berada di sekitar sekolah untuk penyebaran brosur, spanduk dan
poster.
5. Meningkatkan anggaran promosi untuk memperbanyak media iklan
promosi secara maksimal sesuai dengan kemampuan SMK 11 Maret
Jakarta Utara.
63
DAFTAR PUSTAKA
Eka, Ag Wenats dkk, Integrated Marketing Communications Komunikasi
Pemasaran di Indonesia, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,
2012.
Ahmadi, Abu dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, cet. Ke-2, Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2001.
Alma, Buchari. Manajemen Corporate dan Strategi Pemasaran Jasa
Pendidikan: Fokus Pada Mutu dan Layanan Prima, cet. Ke-2,
Bandung: Alfabeta, 2009.
Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen dalam Negeri dan Otonomi
Daerah Rebpublik Indonesia, Metode Penelitian Sosial (Terapan dan
Kebijaksanaan), Tahun 2000.
Barnawi dan Mohammad arifin, Buku Pintar Mengelola Sekolah Swasta,
Jogjakarta: Ar-ruz Media, 2012
Bungin, M. Burhan. Penelitian Kuantitatif, Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan
Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya, Jakarta: Kencana, 2009
Gozali, Dodi M. Communication Measurement: Konsep dan Aplikasi
Pengukuran Kinerja Public Relations, Jakarta: Simbiosa Rekatama
Media, 2005.
Hidayat, Ara dan Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan Konsep, Prinsip
Dan Aplikasi Dalam Mengelola Sekolah Dan Madrasah, Yogyakarta
: PT Kaukaba, 2012.
Iskandar, Dr. M.Pd. Metodologi Penelitian Pndidikan dan Sosial, Cet. Ke-5
Jakarta, Referensi, 2013
Nasution, Zulkarnaen. Manajemen Humas di Lembaga Pendidikan: Konsep,
Fenomena dan Aplikasinya, cet. Ke-2, Malang: UMM Press, 2010.
Kotler, Philip, Manajemen Pemasaran, Jakarta: PT Indeks, 2009.
Rangkuti, Freddy. Mengukur Efektivitas Program Promosi: Analisis Kasus
Menggunakan SPSS, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2009
64
Ruslan, Rosady. Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi, cet.
Ke-11, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2012.
Suryosubroto, Hubungan Sekolah dengan Masyarakat, Jakarta: Rineka Cipta,
2012
Suhandang, Kustadi. Studi dan Penerapan Public Relations: Pedoman kerja
Perusahaan, cet-2, Bandung: Nuansa Cendikia, 2012.
Sunyoto, Danang. Dasar-dasar Manajemen Pemasaran Konsep, Strategi dan
Kasus, Yogyakarta: Caps, 2012.
Suryadi, Didih. Promosi Efektif Menggugah Minat dan Loyalitas Pelanggan,
Jakarta: Oryza, 2011.
Triadi, Dendy dan Addy Sukma Bharata, Ayo Bikin Iklan! Memahami Teori
dan Praktek Iklan Media Lini Bawah, Jakarta: PT Elex Media
Komputindo, 2010.
Wijaya, David. Pemasaran Jasa Pendidikan, Jakarta: Salemba Empat, 2012.