PELAKSANAAN PEMANTAUAN KEANEKARAGAMAN HAYATI … · Kondisi lingkungan pada area pengamatan ORF...
Transcript of PELAKSANAAN PEMANTAUAN KEANEKARAGAMAN HAYATI … · Kondisi lingkungan pada area pengamatan ORF...
PELAKSANAAN PEMANTAUAN KEANEKARAGAMAN HAYATI
SEMESTER I TAHUN 2018
A. Lokasi
Lokasi ORF (Onshore Receiving Facilities) dan Landfall berada pada kondisi lingkungan
yang hampir sama. Namun, bedanya pada lokasi ORF jauh dari lingkungan laut. Sedangkan
pada lokasi landfall dekat dengan lingkungan laut. Kondisi lingkungan pada area pengamatan
ORF berupa daratan memanjang yang dikelilingi oleh beberapa tambak. Kondisi saat
pengamatan relatif sepi, tidak ada aktivitas manusia. Sedangkan, pada area pengamatan
landfall merupakan area pertambakan yang lebih luas dibandingkan pada area ORF. Pada
area pengamatan landfall sering dijumpai aktivitas masyarakat sekitar memasuki area
pertambakan untuk memancing atau mengecek tambak pribadi dengan menggunakan sepeda
motor dan sepeda.
B. Alat dan Bahan
Peralatan dan bahan yang digunakan dalam kegiatan pemantauan keanakeragaman hayati
diantaranya adalah:
- Binokuler (teropong)
- Kamera DSLR Canon 600D dengan Canon tele lens 55-250 mm dan lensa fix
- Kompas
- Buku panduan identifikasi satwa liar dan flora
- Alat tulis
- Catatan atau lembar pengamatan
- Jam tangan digital
- Jaring insekta
- Plastik
- Kertas label
- Headlamp
- Hook stick
- Grek stick
- Killing bottle
- Alkohol dan kapas
C. Waktu Survei Pendahuluan dan Pengambilan Data
Pengambilan data keanekaragaman hayati dilakukan di landfall pada 14 dan 15 Juli 2018
serta di ORF pada 8 Juli 2018.
D. Metode Survei atau Pengambilan Data
1. Pengumpulan Data Keanekaragaman Flora
Metode yang digunakan dalam survei keanekaragaman flora kali ini adalah metode
jelajah atau eksplorasi. Koleksi spesimen dilakukan dengan metode jelajah, yakni kolektor
menjelajahi setiap sudut kawasan untuk mengoleksi semua jenis tumbuhan di kawasan
tersebut (Rugayah dkk., 2004). Koleksi yang dikumpulkan berupa spesimen tumbuhan seperti
daun, bunga dan/atau buah untuk proses identifikasi lebih lanjut. Pengidentifikasian
dilakukan dengan mencocokkan spesimen tersebut dengan spesimen herbarium yang telah
teridentifikasi, serta menggunakan buku flora antara lain: Whitmore dkk. (1989) dan Comber
(1990).
2. Pengumpulan Data Keanekaragaman Fauna
a) Pengamatan Burung
Pada pengamatan dilakukan inventarisasi jenis-jenis burung air yang dijumpai di
setiap titik pengambilan data. Inventarisasi bertujuan untuk mendapatkan data
keanekaragaman dan jumlah individu jenis burung di lokasi penelitian. Selain itu, dilakukan
deskripsi lokasi penelitian berdasarkan cuaca dan kondisi saat pengambilan data, serta
inventarisasi vegetasi.
Inventarisasi jenis burung air dilakukan dengan cara pengamatan menggunakan
teropong binokular dan/atau teropong monokular. Pengamatan ini dilakukan pada pagi hari
sekitar pukul 06.30-09.00 WIB dan sore hari sekitar pukul 15.00 – 16.30 WIB di kawasan
ORF, serta pukul 06.30 – 10.00 dan sekitar pukul 14.30 – 17.00 di area landfall.
Pengambilan data dilakukan menggunakan metode line transect dengan berjalan
sepanjang jalur pengamatan tanpa ditentukan titik pengamatan. Dilakukan pengamatan dan
identifikasi jenis burung air yang dijumpai pada lokasi penelitian. Pengamatan meliputi ciri
morfologi (bentuk dan warna tubuh, paruh, kaki, dan bulu) burung yang diamati, lokasi
perjumpaan dengan burung, jumlah burung yang teramati, aktivitas burung, arah terbang
burung, dan waktu perjumpaan. Identifikasi jenis burung menggunakan buku panduan
pengamatan burung di lapangan, yaitu Burung-Burung di Sumatera, Jawa, Bali, dan
Kalimantan (MacKinnon dkk., 2010).
b) Pengamatan herpetofauna
Pengambilan sampel satwa liar herpetofauna dilakukan dengan menggunakan metode
metode penghitungan secara visual (Visual Encounter Surveys/VES) (Heyer dkk., 1994)
yaitu suatu metode standar dalam metode pengamatan lapangan amfibi yang dapat meliputi
semua mikrohabitat pencarian seperti pada tanah, air, dan bagian bawah dari lapisan seresah.
Proses pengambilan sampel dilakukan dengan berjalan pada suatu habitat atau area secara
bebas dengan jumlah waktu pencarian yang disesuaikan dengan luas daerah (survey transect).
Pengumpulan data herpetofauna dilakukan dengan menggunakan metode
penghitungan secara visual (visual encounter survey/VES) pada transek pengamatan
sepanjang 1 km pada area ORF dan 2 km pada area landfall serta pemasangan trap atau
perangkap di beberapa tempat yang dianggap terdapat keberadaan herpetofauna (khusus jenis
Varanus salvator). Pengumpulan data dilakukan pada malam hari sekitar pukul 17.00 – 21.00
WIB di kawasan ORF dan landfall. Data yang dicatat meliputi jenis yang dijumpai dan
jumlah individu setiap jenis yang dijumpai.
Pengambilan sampel dilakukan dengan menjelajahi area yang diduga terdapat hewan
reptil kemudian menangkap sampel yang terlihat menggunakan jaring atau dengan tangan
kosong, kemudian diambil foto untuk nantinya diidentifikasi berdasarkan karakter morfologi
menggunakan panduan identifikasi (Iskandar, 1998).
c) Pengamatan insekta/serangga
Pengamatan insekta menggunakan metode aktif, yaitu dengan metode “Butterfly
walks” (Pollard dan Yates, 1993), yaitu menangkap insekta dengan menggunakan jaring
insekta. Setelah insekta masuk ke dalam jaring, insekta akan ‘dibius’ dengan cara
dimasukkan ke dalam botol yang sudah berisi kapas yang diberi alkohol (killing bottle). Hal
tersebut agar dapat memudahkan pengamat dalam mengidentifikasi dan mendokumentasi
jenis insekta. Jika dalam pengamatan, pengamat menemukan individu dengan jenis yang
sama dengan insekta yang sudah dimasukkan killing bottle, insekta tersebut tidak akan
dimasukkan ke killing bottle, hanya dihitung jumlahnya.
E. Metode Pengolahan Data
1. Indeks Keanekaragaman (untuk fauna)
H’= -Σpi ln pi
H’ = indeks keanekaragaman Shannon
Pi = ni/N, perbandingan antara jumlah individu spesies ke-i dengan
jumlah total individu,
ni = jumlah suatu jenis
N = jumlah total individu
Tabel tingkat keanekaragaman dianalisis berdasarkan kriteria Lee et al., (1978), yaitu :
Nilai H’ Keterangan
H’ ≥ 3.0 Sangat tinggi
2.0 ≤ H’ < 3.0 Tinggi
1.5 ≤ H’ < 2.0 Sedang
1.0 ≤ H’ < 1.5 Rendah
H’ < 1.0 Sangat rendah
HASIL PEMANTAUAN KEANEKARAGAMAN HAYATI
A. Flora
1. Flora di area Onshore Receiving Facilities/ORF
Pada jalur atau transek pengamatan yang berdekatan dengan pipa gas, terdapat 14 jenis
pohon yang teridentifikasi, yaitu nyamplung (Calophyllum inophyllum), tongke hutan
(Acacia mangium), mangga (Mangifera indica), trembesi (Albizia saman), weru (Albizia
procera), ketapang (Terminalia catappa), jamblang (Syzygium cumini), cermai (Phyllanthus
acidus), bambu (Bambusa sp.), sawo (Manilkara sp.), jambu air (Syzygium aqueum), dan
kelor (Moringa oleifera), kelompok tumbuhan famili Arecaceae/Palmae, dan kelompok
tumbuhan yang merupakan tumbuhan endemik Australia, yaitu Melaleuca sp.
Jenis pohon yang paling banyak dijumpai pada jalur pengamatan adalah tongke hutan.
tongke hutan (Acacia mangium) merupakan salah satu jenis pohon yang diprioritaskan
sebagai salah satu jenis tanaman Hutan Tanaman Industri (HTI) dan rehabilitasi lahan karena
sifatnya yang cepat tumbuh dan dapat tumbuh dalam berbagai kondisi lingkungan. Di dekat
pipa gas juga terdapat lahan pertambakan yang didominasi oleh jenis pohon pisang (Musa
paradisiaca) dan di sekitar lahan tambak banyak ditumbuhi rumput-rumput berjenis
Ischaemum sp., Cyperus sp., dan Polytrias sp.
Nilai indeks keanekaragaman tumbuhan di ORF sebesar 1,920 yang termasuk
kategori sedang. Dari total 15 jenis tumbuhan yang diidentifikasi di area ORF, hanya 2 jenis
yang telah dievaluasi IUCN, yaitu Mangga dan Nyamplung. Mangga berstatus Data Deficient
atau masih diperlukan data yang terkumpul lebh banyak mengenai jenis ini. Sedangkan
Nyamplung berstatus Least Concern atau keberadannya masih melimpah di alam. Semua
jenis tumbuhan di ORF belum tidak dilindungi Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Nomor P.20 tahun 2018.
Tabel 1. Jenis, jumlah individu, serta indeks keanekaragaman tumbuhan (pohon) yang
dijumpai di ORF
No Jenis Jumlah
individu Ni/n ln Ni/n
Nama Ilmiah/Latin Nama Indonesia/Lokal
1 Calophyllum inophyllum Nyamplung 6 -0,12644
2 Acacia mangium Tongke hutan 48 -0,36335
3 Mangifera indica Mangga 6 -0,12644
4 Albizia saman Trembesi 34 -0,33351
5 Terminalia catappa Ketapang 15 -0,22684
6 Syzygium cumini Jamblang 1 -0,03271
7 Phyllanthus acidus Cermai 1 -0,03271
8 Bambusa sp. Bambu 4 -0,09482
9 Manilkara sp. Sawo 5 -0,11128
10 Syzygium aqueum Jambu air 2 -0,05641
11 Moringa oleifera Kelor 2 -0,05641
12 Melaleuca sp Minyak kayu putih 3 -0,07672
13 Arecaceae/Palmae Palem-paleman 2 -0,05641
14 Albizia procera Weru 15 -0,22684
14 Musa paradisiaca Pisang 10
Total Individu 144
Total Jenis 15
H’ (Indeks Keanekaragaman) 1,920
Tabel 2. Status keterancaman dan status perlindungan tumbuhan yang dijumpai di area ORF
No. Nama latin/ilmiah Nama umum/Inggris Nama
lokal/Indonesia PM IUCN (2018)
1. Calophyllum
inophyllum Alexandrian Laurel Nyamplung - Least Concern
2. Acacia mangium Hickory Wattle Tongke hutan - -
3. Mangifera indica Mango Mangga - Data Deficient
4. Albizia saman Monkey Pod Tree Trembesi - -
5. Terminalia catappa Indian-almond Ketapang - -
6. Syzygium cumini Java Plum Jamblang - -
7. Phyllanthus acidus Tahitian Gooseberry
Tree Cermai - -
8. Bambusa sp. - Bambu - -
9. Manilkara sp. - Sawo - -
10. Syzygium aqueum Watery Rose Apple Jambu air - -
11. Moringa oleifera Drumstick Tree Kelor - -
12. Melaleuca sp - Minyak kayu
putih - -
13. Arecaceae/Palmae - Palem-paleman - -
14. Albizia procera White Siris Weru - -
15 Musa paradisiaca Banana Pisang - -
2. Flora di area landfall
Berbeda dengan area ORF, di area landfall terutama yang dekat dengan area pipa gas
didominasi oleh vegetasi mangrove, yaitu api-api (Avicennia sp.) dan bakau (Rhizopora sp.).
Selain itu terdapat pula jenis mangrove buta buta (Excoecaria sp.) dan Bruguiera sp. Nilai
indeks keanekaragaman tumbuhan di landfall sebesar 0,585 yang termasuk kategori sangat
rendah.
Tabel 3. Jenis, jumlah individu, serta indeks keanekaragaman tumbuhan (pohon) yang
dijumpai di landfall
No Jenis Jumlah
individu Ni/n ln Ni/n
Nama Ilmiah/Latin Nama Indonesia/Lokal
1 Avicennia sp. Api-api 1984 -0,19844
2 Rhizopora sp. Bakau 552 -0,33064
3 Excoecaria sp. Buta-buta 17 -0,03326
4 Bruguiera sp. Putut 11 -0,02339
Total Individu 2564
Total Jenis 4
H’ (Indeks Keanekaragaman) 0,585
B. Fauna
1. Fauna di area Onshore Receiving Facilities/ORF
Penelitian atau pengamatan terhadap fauna ditujukan untuk mendapatkan gambaran
keadaan satwa liar yang ada di area ORF (Onshore Receiving Facilities) dan landfall, baik
dari segi jumlah individu, jenis spesies, dan vegetasi atau habitat yang dimanfaatkan oleh
fauna darat. Hal ini dikarenakan kehadiran satwa liar sangat berguna bagi bioindikator
lingkungan. Banyak fauna darat yang memanfaatkan suatu tempat untuk berlindung, mencari
makan, dan bersarang. Keberadaan satwa liar juga dipengaruhi atau ditentukan oleh keadaan
habitat yang ada pada suatu tempat.
Di daerah ORF (Onshore Receiving Facilities) terdapat beberapa jenis pohon yang
tumbuh di sekitar area ORF. Selain itu, terdapat jenis rerumputan. Sedangkan pada area ORF
yang dimanfaatkan untuk pertambakan, terdapat tanaman pisang (Musa paradisiaca) dan
ilalang-ilalang (± 1,5-2 meter). Dengan kondisi demikian, masih dapat dijumpai satwa liar
berupa jenis burung (aves), herpetofauna, dan insekta.
a) Insekta/Serangga
Tercatat sebanyak 24 jenis insekta di area ORF (Onshore Receiving Facilities). Jenis
yang paling banyak dijumpai adalah kupu-kupu jenis Zizina otis sebanyak 69 individu. Jenis
tersebut sering kali dijumpai berkelompok dan terbang rendah di sekitar tumbuhan bawah
atau rumput-rumputan atau terlihat hinggap di pucuk rerumputan. Nilai indeks
keanekaragaman insekta di area ORF termasuk dalam kategori tinggi, yaitu sebesar 2,319.
Hal ini menunjukkan bahwa lingkungan di area ORF berada dalam keadaan yang menunjang
keberlangsungan hidup insekta/serangga.
Dapat dilihat pada Tabel 5, terdapat 9 jenis insekta yang masuk ke dalam daftar
tingkat keterancaman spesies yang telah dievaluasi oleh IUCN (International Union or
Conservation of Nature and Natural Resources) dan masuk dalam kategori Least Concern
atau masih dalam risiko keterancaman rendah. Semua jenis insekta yang dijumpai tidak
dilindungi Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.20 tahun 2018.
Tabel 4. Jenis, jumlah individu, serta indeks keanekaragaman insekta yang dijumpai di ORF
No Jenis Jumlah
individu Ni/n ln Ni/n
Nama Ilmiah/Latin Nama Indonesia/Lokal
1 Delias hyparete - 9 -0,1042047
2 Zizina otis - 69 -0,33658409
3 Appias olferna Kupu-kupu putih 1 -0,01880601
4 Leptosia nina - 16 -0,15497047
5 Potanthus Omaha - 2 -0,03305185
6 Ideopsis juventa - 1 -0,01880601
7 Neptis hylas Kupu-kupu zebra hitam
putih 2 -0,03305185
8 Crocothemis servillia - 6 -0,0774724
9 Brachythemis contaminata Capung sayap oranye 55 -0,30931973
10 Orthetrum sabina Capung badak 6 -0,0774724
11 Ischnura senegalensis - 33 -0,2410433
12 Orthetrum glaucum - 2 -0,03305185
13 Diplacodes trivialis - 5 -0,06755904
14 Pseudagrion microcephalum - 10 -0,11231719
15 Pseudagrion pruinosum - 1 -0,01880601
16 Neurothemis tullia - 2 -0,03305185
17 Prodasineura autumnalis - 1 -0,01880601
18 Prosotas gracilis - 41 -0,2702029
19 Mycalesis mineus - 1 -0,01880601
20 Danaus plexippus Kupu-kupu raja 1 -0,01880601
21 Telicota augias - 2 -0,03305185
22 Pelopidas agna - 1 -0,01880601
23 Vespa tropica - 36 -0,25265235
24 Apis sp. - 1 -0,01880601
Total Individu 304
Total Jenis 24
H’ (Indeks Keanekaragaman) 2,319
Tabel 5. Status keterancaman dan status perlindungan insekta/serangga yang dijumpai di area
ORF
No. Nama latin/ilmiah Nama umum/Inggris Nama
lokal/Indonesia PM IUCN (2018)
1. Delias hyparete Painted Jezebel - - -
2. Zizina otis Lesser Grass Blue - - -
3. Appias olferna Eastern Striped
Albatross
Kupu-kupu
putih - -
4. Leptosia nina Psyche - - -
5. Potanthus omaha Lesser Dart - - -
6. Ideopsis juventa Grey Glassy Tiger - - -
7. Neptis hylas Common Sailor
Kupu-kupu
zebra hitam
putih
- -
8. Crocothemis
servillia Scarlet Skimmer - - -
9. Brachythemis
contaminata Ditch Jewel
Capung sayap
oranye - Least Concern
10. Orthetrum sabina Slender Skimmer Capung badak - Least Concern
11. Ischnura
senegalensis Tropical Bluetail - - Least Concern
12. Orthetrum glaucum Blue Marsh Hawk - - Least Concern
13. Diplacodes trivialis Blue Ground Skimmer - - Least Concern
14. Pseudagrion
microcephalum Blue Sprite - - Least Concern
15. Pseudagrion
pruinosum Grey Sprite - - Least Concern
16. Neurothemis tullia Pied Paddy Skimmer - - Least Concern
17. Prodasineura
autumnalis Black Threadtail - - Least Concern
18. Prosotas gracilis - - - -
19. Mycalesis mineus Dark-brand Bush
Brown - - -
20. Danaus plexippus Monarch Butterfly Kupu-kupu raja - -
21. Telicota augias Bright-orange Darter - - -
22. Pelopidas agna Dark branded Swift - - -
23. Vespa tropica - - - -
24. Apis sp. - - - -
b) Herpetofauna
Hewan reptil pada umumnya merupakan hewan nokturnal yang sebagian banyak
aktivitasnya dilakukan di malam hari. Hewan reptil juga menyukai kondisi lingkungan yang
lembap, dingin, semak-semak dan di lubang-lubang pohon. Beberapa hewan reptil tinggal
pada lubang-lubang pepohonan atau pada tanah.
Dari hasil pengambilan data yang dilakukan di ORF, diketahui sebanyak 10 jenis
herpetofauna dijumpai di area ORF (Onshore Receiving Facilities). Cicak Rumah
(Hemidactylus frenatus) memiliki jumlah individu terbanyak, yaitu sebanyak 33 individu dari
120 total individu yang dicatat. Nilai keanekaragaman pada area pengambilan data area ORF
sebesar 1,702 yang termasuk kategori sedang.
Dapat dilihat pada Tabel 7, semua jenis herpetofauna yang dijumpai tidak dilindungi
oleh Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.20 tahun 2018. Empat
jenis di antaranya telah dievaluasi oleh IUCN dan termasuk dalam kategori Least Concern
yang berarti masih cukup melimpah di alam.
Tabel 6. Jenis, jumlah individu, serta indeks keanekaragaman herpetofauna yang dijumpai di
ORF
No
Jenis Jumlah
individu Ni/n ln Ni/n Nama
Lokal/Indonesia Nama Ilmiah/Latin
1. Cicak Gula Gehyra mutilata 18 -0,28457
2. Cicak Rumah Hemidactylus frenatus 33 -0,35502
3. Kadal kebun Eutrophis multifasciata 9 -0,19427
4. Tokek rumah Gecko gecko 8 -0,18054
5. Cicak kayu Hemidactylus platyurus 5 -0,13242
6. Ular welang Bungarus fasciatus 1 -0,0399
7. Ular tambak Cerberus schneiderii 42 -0,36744
8. Ular Tampar/Tali
picis Dendrelaphis pictus 2 -0,06824
9. Ular air belang Homalopsis buccata 1 -0,0399
10. Katak pohon bergaris Polypedates leucomystax 1 -0,0399
Jumlah Total Spesies 120
Jumlah Total Individu 10
H’ (Indeks Keanekaragaman) 1,702
Tabel 7. Status keterancaman dan status perlindungan herpetofauna yang dijumpai di area
ORF
No. Nama latin/ilmiah Nama
umum/Inggris
Nama
lokal/Indone
sia
PM IUCN (2017)
1. Gehyra mutilata Four-clawed Gecko Cicak Gula - -
2. Hemidactylus frenatus Common House
Gecko Cicak Rumah - Least Concern
3. Eutropis multifasciata East Indian Brown
Mabuya Kadal kebun - -
4. Gekko gecko Tokay Gecko Tokek rumah - -
5. Hemidactylus
platyurus
Flat-tailed House
Gecko Cicak kayu - -
6. Bungarus fasciatus Banded Kreit Ular welang - Least Concern
7. Cerberus schneiderii Dog-faced Water
Snake Ular tambak - -
8. Dendrelaphis pictus Painted Bronzeback
Ular
Tampar/Tali
picis
- -
9. Homalopsis buccata Linne’s Water Snake Ular air
belang - Least Concern
10. Polypedates
leucomystax
White-lipped Tree
Frog
Katak pohon
bergaris - Least Concern
c) Aves/Burung
Selama pengamatan di daerah ORF (Onshore Receiving Facilities) tercatat 247
individu burung dari 25 jenis burung. Dari jenis burung yang dicatat, dapat dikelompokkan
menjadi dua kelompok, yaitu burung air dan burung non-air. Dari total 25 jenis yang tercatat,
sebanyak 8 jenis yang termasuk kelompok burung air, seperti: Blekok sawah (Ardeola
speciosa), Cangak merah (Ardeola speciosa), Bambangan merah (Ixobrychus cinnamomeus),
Titihan Australia (Tachybaptus novaehollandiae), dan Mandar batu (Gallinula chloropus),
Kuntul kecil (Egretta garzetta), Itik benjut (Anas gibberifrons), dan Dara laut kecil (Sternula
albifrons). Sebanyak 17 jenis burung termasuk kelompok burung non-air, seperti: Walet sapi
(Collocalia esculenta), Perkutut Jawa (Geopelia striata), Remetuk laut (Gerygone
sulphurea), dan Cabai Jawa (Dicaeum trochileum).
Dari 25 jenis burung yang tercatatat, Walet sapi (Collocalia esculenta) memiliki
jumlah individu terbanyak, yaitu sebanyak 56 individu. Jenis burung ini sangat mudah
dijumpai di lingkungan, terutama saat banyak pula dijumpai serangga/insekta, yang
merupakan pakan dari burung Walet sapi, berada di area yang sama. Hal ini dapat kita
hubungkan dengan cukup tingginya pula nilai keanekaragaman insekta/serangga di area ORF,
sehingga berdampak pada banyaknya burung Walet sapi yang datang ke area ORF.
Indeks keanekaragaman burung di area ORF sebesar 2,521 yang menunjukkan bahwa
tingkat keanekaragaman burung di area tersebut cukup tinggi dan dapat pula disimpulkan
bahwa lingkungan yang ada dapat mendukung keberlangsungan hidup jenis-jenis burung
tersebut.
Dapat dilihat pada Tabel 9, terdapat tiga jenis burung yang dilindungi oleh Peraturan
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia tahun 2018 (PM), yaitu
Titihan Australia, Bubut Jawa, dan Dara laut kecil. Dari 25 jenis burung yang dijumpai, 23
jenis burung termasuk kategori Least Concern atau masih melimpah di alam, 1 jenis burung
termasuk kategori Near Threatened atau Hampir Terancam, dan 1 jenis burung termasuk
kategori Rentan atau Vulnerable. Jenis burung yang termasuk kategori Near Threatened
adalah Itik benjut (Anas gibberifrons). Hal ini menunjukkan bahwa jenis burung ini mungkin
sedang mendekati status keadaan terancam, meski belum masuk dalam status terancam. Jenis
burung yang masuk dalam kategori Rentan atau Vulnerable berdasarkan status keterancaman
IUCN, yaitu Bubut Jawa (Centropus nigrorufus) yang juga merupakan burung endemik Pulau
Jawa. Status Rentan atau Vulnerable tersebut menunjukkan bahwa jenis burung tersebut
sedang menghadapi risiko tinggi kepunahan di alam liar dalam waktu yang akan datang.
Dengan status jenis burung Bubut Jawa yang berada dalam kategori Vulnerable atau Rentan
sekaligus termasuk burung yang dilindungi oleh Peraturan Menteri, hal ini diharapkan dapat
menjadi atensi khusus dalam pengelolaan satwa dan lingkungan area ORF.
Tabel 8. Jenis, jumlah individu, serta indeks keanekaragaman aves/burung yang dijumpai di
ORF
No Jenis Jumlah
indivdu Ni/N ln Ni/N
Nama Latin Nama Indonesia
1 Collocalia esculenta Walet sapi 56 -0,33646
2 Ardeola speciosa Blekok sawah 15 -0,17012
3 Lonchura leucogastroides Bondol Jawa 21 -0,20956
4 Pycnonotus goiavier Merbah cerukcuk 47 -0,31573
5 Alcedo coerulescens Raja udang biru 9 -0,12069
6 Gerygone sulphurea Remetuk laut 2 -0,039
7 Spilopelia chinensis Tekukur biasa 4 -0,06677
8 Dicaeum trochileum Cabai Jawa 2 -0,039
9 Ardea purpurea Cangak merah 2 -0,039
10 Todirhamphus chloris Cekakak sungai 5 -0,07895
11 Pycnonotus aurigaster Cucak kutilang 8 -0,11109
12 Lonchura punctulata Bondol peking 29 -0,2515
13 Gallinula chloropus Mandar Batu 1 -0,02231
14 Tachybaptus novaehollandiae Titihan Australia 2 -0,039
15 Centropus nigrorufus Bubut Jawa 1 -0,02231
16 Geopelia striata Perkutut Jawa 5 -0,07895
17 Egretta garzetta Kuntul kecil 5 -0,07895
18 Lalage nigra Kapasan kemiri 13 -0,15497
19 Merops philippinus Kirik-kirik laut 5 -0,07895
20 Anas gibberifrons Itik benjut 4 -0,06677
21 Hirundo tahitica Layang-layang batu 5 -0,07895
22 Acrocephalus stentoreus Kerak-basi ramai 2 -0,039
23 Ixobrychus cinnamomeus Bambangan merah 2 -0,039
24 Sterna albifrons Dara laut kecil 1 -0,02231
25 Dendrocopos macei Caladi ulam 1 -0,02231
Total Individu 247
Total Spesies 25
H’ (Indeks Keanekaragaman) 2,521
Tabel 9. Status keterancaman dan status perlindungan burung/aves yang dijumpai di area
ORF
No. Nama Latin/ilmiah Nama
lokal/Indonesia
Nama
umum/Inggris PM
IUCN
(2017)
1. Collocalia esculenta Walet sapi Glossy Swiftlet - Least
Concern
2. Ardeola speciosa Blekok sawah Javan Pond-heron - Least
Concern
3. Lonchura
leucogastroides Bondol Jawa Javan Munia -
Least
Concern
4. Pycnonotus goiavier Merbah cerukcuk Yellow-vented
Bulbul -
Least
Concern
5. Alcedo coerulescens Raja udang biru Cerulean Kingfisher - Least
Concern
6. Gerygone sulphurea Remetuk laut Golden-bellied
Gerygone -
Least
Concern
7. Spilopelia chinensis Tekukur biasa Eastern Spotted
Dove -
Least
Concern
8. Dicaeum trochileum Cabai Jawa Scarlet-headed
Flowerpecker -
Least
Concern
9. Ardea purpurea Cangak merah Purple Heron - Least
Concern
10. Todiramphus chloris Cekakak sungai Collared Kingfisher - Least
Concern
11. Pycnonotus
aurigaster Cucak kutilang Sooty-headed Bulbul -
Least
Concern
12. Lonchura punctulata Bondol peking Scaly-breasted
Munia -
Least
Concern
13. Gallinula chloropus Mandar Batu Common Moorhen - Least
Concern
14. Tachybaptus
novaehollandiae Titihan Australia Australasian Grebe
Least
Concern
15. Centropus
nigrorufus Bubut Jawa Javan Coucal Vulnerable
16. Geopelia striata Perkutut Jawa Zebra Dove - Least
Concern
17. Egretta garzetta Kuntul kecil Little Egret - Least
Concern
18. Lalage nigra Kapasan kemiri Pied Triller - Least
Concern
19. Merops philippinus Kirik-kirik laut Blue-tailed Bee-eater - Least
Concern
20. Anas gibberifrons Itik benjut Sunda Teal - Near
Threatened
21. Hirundo tahitica Layang-layang batu Tahiti Swallow - Least
Concern
22. Acrocephalus
stentoreus Kerak-basi ramai
Clamorous Reed-
warbler -
Least
Concern
23. Ixobrychus
cinnamomeus Bambangan merah Cinnamon Bittern -
Least
Concern
24. Sternula albifrons Dara laut kecil Little Tern Least
Concern
25. Dendrocopos macei Caladi ulam Fulvous-breasted
Woodpecker -
Least
Concern
2. Fauna di area landfall
Area pengamatan selanjutnya adalah di area landfall. Area ini merupakan area
pertambakan dimana banyak sekali jenis pohon bakau di tepian tambak dan sekitar pipa-pipa
gas. Selain itu, juga terdapat jenis tumbuhan semak. Selama pengamatan sering dijumpai
orang-orang yang keluar masuk area pertambakan untuk memancing, memanen dan
meemilah rumput laut, membawa hasil tambak atau rumput laut. Area ini berbatasan dengan
laut dan lebih luas jika dibandingkan dengan area pengamatan pada ORF (Onshore Receiving
Facilities).
a) Insekta/Serangga
Dijumpai 9 jenis dan 356 individu insekta di area landfall. Jenis yang paling banyak
dijumpai adalah kupu-kupu jenis Zizina otis sebanyak 172 individu. Selain Zizina otis, jenis
kupu-kupu lainnya yang dijumpai adalah Acraea terpsicore dan Leptosia nina. Pada
pengamatan kali ini, jenis insekta kelompok capung mendominasi jenis. Terdapat 5 jenis
capung dari 9 jenis insekta yang tercatat. Terdapat 1 jenis insekta dalam kelompok tawon
yang dijumpai, yaitu Vespa sp. Indeks keanekaragaman insekta di area landfall termasuk
kategori rendah, yaitu sebesar 1,418. Hal ini dapat disebabkan karena pada saat pengamatan,
keadaan angin berhembus cukup kencang, sehingga menyebabkan keberadaan serangga pun
rendah di area tersebut.
Dapat dilihat pada Tabel 11, terdapat empat jenis insekta yang telah dievaluasi oleh
IUCN dan masuk dalam kategori Least Concern yang berarti masih dalam risiko
keterancaman yang rendah atau melimpah di alam. Semua jenis belum termasuk dalam jenis
yang dilindungi Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.20 tahun
2018.
Tabel 10. Jenis, jumlah individu, serta indeks keanekaragaman insekta/serangga yang
dijumpai di landfall
No
Jenis Jumlah
individu Ni/n ln Ni/n
Nama Latin/Ilmiah Nama
Lokal/Indonesia
1 Crocothemis servillia - 29 -0,20427
2 Brachythemis contaminata Capung sayap oranye 84 -0,34075
3 Zizina otis - 172 -0,35146
4 Leptosia nina - 5 -0,05991
5 Ischnura senegalensis - 3 -0,04025
6 Vespa tropica - 50 -0,27569
7 Orthetrum sabina Capung badak 10 -0,10035
8 Acraea terpsicore - 2 -0,02911
9 Orthetrum chrysis Capung tengger perut
kait 1 -0,0165
Total Individu 356
Total Spesies 9
H’ (Indeks Keanekaragaman) 1,418
Tabel 11. Status keterancaman dan status perlindungan insekta/serangga yang dijumpai di
area landfall
No. Nama latin/ilmiah Nama umum/Inggris Nama
lokal/Indonesia PM IUCN (2017)
1. Crocothemis
servillia Scarlet Skimmer
- - -
2. Brachythemis
contaminata Ditch Jewel
Capung sayap
oranye - Least Concern
3 Zizina otis Lesser Grass Blue - - -
4. Leptosia nina Psyche - - -
5. Ischnura
senegalensis Tropical Bluetail
- - Least Concern
6. Vespa tropica - - - -
7. Orthetrum sabina Slender Skimmer Capung badak Least Concern
8. Acraea terpsicore Tawny Coster - - -
9. Orthetrum chrysis Spine-tufted Skimmer Capung tengger
perut kait - Least Concern
b) Herpetofauna
Tercatat 4 jenis herpetofauna yang dijumpai di area landfall, dengan jumlah individu
terbanyak yang dijumpai adalah Ular tambak (Cerberus schneiderii), yaitu sebanyak 42
individu. Indeks keanekaragaman herpetofauna pada area landfall sebesar 0,787 yang
menunjukkan bahwa tingkat keanekaragaman sangat rendah.
Dapat dilihat pada Tabel 13, semua jenis herpetofauna yang dijumpai tidak dilindungi oleh
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.20 tahun 2018. Hanya 2 jenis
yang telah dievaluasi oleh IUCN dan termasuk dalam kategori Least Concern yang berarti
masih cukup melimpah di alam.
Tabel 12. Jenis, jumlah individu, serta indeks keanekaragaman herpetofauna yang dijumpai
di landfall
Ini
Jenis Jumlah
individu
Ini/n ln
Ini/n Nama
lokal/Indonesia Nama latin/ilmiah
1. Ular tambak Cerberus schneiderii 42 -0,22502
2. Cicak rumah Hemidactylus frenatus 10 -0,30534
3. Cicak gula Gehyra maculata 4 -0,18644
4. Biawak Varanus salvator 1 -0,07093
Jumlah Total Jenis 4
Jumlah Total Individu 57
H’ (Indeks Keanekaragaman) 0,787
Tabel 13. Status keterancaman dan status perlindungan herpetofauna yang dijumpai di area
landfall
No. Nama latin/ilmiah Nama umum/Inggris Nama
lokal/Indonesia PP IUCN (2017)
1. Cerberus schneiderii Dog-faced Water Snake Ular tambak - -
2. Hemidactylus
frenatus Common House Gecko Cicak rumah - Least Concern
3. Gehyra maculata Four-Clawed Gecko Cicak gula - -
4. Varanus salvator Common Water
Monitor Biawak - Least Concern
c) Aves/Burung
Pada area landfall, tercatat sebanyak 30 jenis burung dari 341 individu. Burung Walet
sapi memiliki jumlah individu terbanyak sebesar 88 individu. Indeks keanekaragaman burung
di area landfall sebesar 2.749 yang menunjukkan bahwa tingkat keanekaragaman burung di
area tersebut cukup tinggi dan dapat pula disimpulkan bahwa lingkungan yang ada dapat
mendukung keberlangsungan hidup jenis-jenis burung tersebut.
Dapat dilihat pada Tabel 15, terdapat 5 jenis burung yang dilindungi oleh Peraturan
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.20 tahun 2018, yaitu Dara laut sayap-
putih, Cerek Jawa, Dara laut kecil, Dara laut biasa, dan Kipasan belang. Terdapat satu jenis
burung yang status keterancamannya berada dalam status hampir terancam atau Near
Threatened menurut IUCN, yaitu Cerek Jawa. Hal tersebut menunjukkan bahwa jenis Cerek
Jawa, yang juga merupakan burung endemik Jawa, mungkin sedang mendekati status
keadaan terancam, meski belum masuk dalam status terancam. Dua puluh sembilan jenis
burung lainnya berada dalam risiko keterancaman yang masih rendah atau masih melimpah di
alam (Least Concern).
Tabel 14. Jenis, jumlah individu, serta indeks keanekaragaman aves/burung yang dijumpai di
landfall
No Jenis
Jumlah ni/N ln ni/N Nama latin/ilmiah Nama lokal/Indonesia
1 Collocalia esculenta Walet sapi 83 -0,34394
2 Actitis hypoleucos Trinil Pantai 2 -0,03014
3 Prinia inornata Perenjak padi 9 -0,09593
4 Ardeola speciosa Blekok sawah 25 -0,19157
5 Pycnonotus goiavier Merbah cerukcuk 2 -0,03014
6 Egretta garzetta Kuntul kecil 23 -0,18187
7 Lonchura punctulata Bondol peking 14 -0,13108
8 Alcedo coerulescens Raja udang biru 11 -0,11077
9 Gerygone sulphurea Remetuk laut 10 -0,1035
10 Spilopelia chinensis Tekukur biasa 16 -0,14354
11 Ardea purpurea Cangak merah 3 -0,04164
12 Chlidonias leucopterus Dara laut sayap putih 44 -0,26422
13 Sternula albifrons Dara laut kecil 4 -0,05215
14 Todiramphus chloris Cekakak sungai 4 -0,05215
15 Artamus leucoryn Kekep babi 6 -0,07109
16 Butorides striata Kokokan laut 15 -0,13741
17 Phalacrocorax sulcirostris Pecuk padi hitam 17 -0,14949
18 Treron vernans Punai gading 3 -0,04164
19 Rhipidura javanica Kipasan belang 3 -0,04164
20 Passer montanus Burung gereja Eurasia 6 -0,07109
21 Gallinula chloropus Mandar batu 1 -0,0171
22 Geopelia striata Perkutut Jawa 19 -0,16088
23 Merops philippinus Kirik-kirik laut 6 -0,07109
24 Charadrius javanicus Cerek Jawa 3 -0,04164
25 Lalage nigra Kapasan kemiri 5 -0,06191
26 Tringa tetanus Trinil kaki merah 1 -0,0171
27 Himantopus leucocephalus Gagang bayam timur 2 -0,03014
28 Todiramphus sanctus Cekakak suci 1 -0,0171
29 Streptopelia bitorquata Dederuk Jawa 1 -0,0171
30 Sterna hirundo Dara laut biasa 2 -0,03014
Total spesies 30
Total individu 341
H’ (indeks keanekaragaman) 2,749
Tabel 15. Jenis-jenis burung di area landfall
No. Nama
Latin/ilmiah
Nama
lokal/Indonesia
Nama
umum/Inggris PM IUCN (2017)
1 Collocalia
esculenta Walet sapi
Glossy Swiftlet - Least Concern
2 Actitis hypoleucos Trinil pantai Common
Sandpiper -
Least Concern
3 Prinia inornata Perenjak padi Plain Prinia - Least Concern
4 Ardeola speciosa Blekok sawah Javan Pond Heron - Least Concern
5 Pycnonotus
goiavier Merbah cerukcuk
Yellow-vented
Bulbul
- Least Concern
6 Egretta garzetta Kuntul kecil Little Egret - Least Concern
7 Lonchura
punctulata Bondol peking
Scaly-breasted
Munia -
Least Concern
8 Alcedo
coerulescens Raja udang biru
Cerulean
Kingfisher -
Least Concern
9 Gerygone
sulphurea Remetuk laut
Golden-bellied
Gerygone -
Least Concern
10 Spilopelia chinensis Tekukur biasa Spotted Dove - Least Concern
11 Ardea purpurea Cangak merah Purple Heron - Least Concern
12 Chlidonias
leucopterus
Dara laut sayap
putih
White-winged
Tern
Least Concern
13 Sternula albifrons Dara laut kecil Little Tern Least Concern
14 Todiramphus
chloris Cekakak sungai
Collared
Kingfisher -
Least Concern
15 Artamus leucoryn Kekep babi White-breasted
Woodswallow -
Least Concern
16 Butorides striata Kokokan laut Green-backed
Heron -
Least Concern
17 Phalacrocorax
sulcirostris Pecuk padi hitam
Little Black
Cormorant -
Least Concern
18 Treron vernans Punai gading Pink-necked
Green Pigeon - Least Concern
19 Rhipidura javanica Kipasan belang Sunda Pied
Fantail
Least Concern
20 Passer montanus Burung gereja
Eurasia
Eurasian Tree
Sparrow -
Least Concern
21 Gallinula chloropus Mandar batu Common
Moorhen
- Least Concern
22 Geopelia striata Perkutut Jawa Zebra Dove - Least Concern
23 Merops philippinus Kirik-kirik laut Blue-tailed Bee-
eater -
Least Concern
24 Charadrius
javanicus Cerek Jawa Javan Plover
Near
Threatened
25 Lalage nigra Kapasan kemiri Pied Triller - Least Concern
26 Tringa totanus Trinil kaki merah Common
Redshank -
Least Concern
27 Himantopus
leucocephalus
Gagang bayam
timur Pied Stilt -
-
28 Todiramphus
sanctus Cekakak suci Sacred Kingfisher -
Least Concern
29 Streptopelia
bitorquata Dederuk Jawa
Sunda Collared-
dove -
Least Concern
30 Sterna hirundo Dara laut biasa Common Tern Least Concern
Lampiran 1. Dokumentasi saat pengambilan data
pengamatan burung menggunakan binokuler Trapping insekta dengan jaring/net
Insekta dimasukkan ke killing bottle Penggunaan hook saat sampling herpetofauna
Pengamatan sisik ular (salah satu cara identifikasi)
Lampiran 2. Dokumentasi beberapa flora yang dijumpai saat pengamatan
Areaceae/Palmae daun Acacia mangium
Terminalia catappa Melaleuca sp.
Lampiran 3. Dokumentasi insekta yang dijumpai di ORF
Zizina otis Ideopsis juventa
Leptosia nina Brachythemis contaminata
Delias hyparete Appias olferna
Mycalesis mineus Neurothemis tullia
Vespa tropica (dok. Google)
Lampiran 4. Dokumentasi insekta yang dijumpai di landfall
Brachythemis contaminata Leptosia nina
Orthetrum sabina Zizina otis
Crocothemis servilia Vespa tropica (dok. Google)
Lampiran 5. Dokumentasi herpetofauna di ORF
Eutropis multifasciata Polypedates leucomystax
Gehyra mutilata
Gekko gecko Gehyra mutilata
Hemidactylus frenatus Dendrelaphis pictus
Bungarus fasciatus Hemidactylus platyurus
Cerberus schneiderii Homalopsis buccata
Lampiran 6. Dokumentasi herpetofauna di landfall
Hemidactylus frenatus Gehyra mutilata
Cerberus schneiderii
Lampiran 7. Dokumentasi burung di ORF
Collocalia esculenta Centropus nigrorufus (dok. Google)
Ardeola speciosa Lonchura leucogastroides
Pycnonotus goiavier (dok. Google) Egretta garzetta (dok. Google)
Alcedo coerulescens (dok. Google) Acrocephalus stentoreus (dok. Google)
Gerygone sulphurea Spilopelia chinensis
Dicaeum trochileum Ardea purpurea
Todiramphus chloris (dok. Google) Pycnonotus aurigaster
Lonchura punctulata Gallinula chloropus (dok. Google)
Ixobrychus cinnamomeus Tachybaptus novaehollandiae (dok. Google)
Anas gibberifrons Hirundo tahitica
Sternula albifrons Geopelia striata
Dendrocopos macei
Lampiran 8. Dokumentasi burung di landfall
Collocalia esculenta Actitis hypoleucos (dok. Google)
Merops philippinus (dok. Google) Prinia inornata
Ardeola speciosa Charadrius javanicus (dok. Google)
Pycnonotus goiavier (dok. Google) Egretta garzetta (dok. Google)
Lonchura punctulata Alcedo coerulescens (dok. Google)
Lalage nigra (dok. Google) Gerygone sulphurea
Tringa tetanus (dok. Google) Spilopelia chinensis
Himantopus leucocephalus Ardea purpurea
Todiramphus sanctus (dok. Google) Chlidonias leucopterus
Sternula albifrons Todiramphus chloris (dok. Google)
Artamus leucorynchus (dok. Google) Streptopelia bitorquata (dok. Google)
Geopelia striata Butorides striata
Phalacrocorax sulcirostris Sterna hirundo (dok. Google)
Treron vernans Rhipidura javanica (dok. Google)
Passer montanus Gallinula chloropus (dok. Google)