PEDOMAN WAWANCARA PERAN USTADZ DALAM …eprints.unwahas.ac.id/1716/8/Lampiran.pdf · PEDOMAN...
Transcript of PEDOMAN WAWANCARA PERAN USTADZ DALAM …eprints.unwahas.ac.id/1716/8/Lampiran.pdf · PEDOMAN...
PEDOMAN WAWANCARA
PERAN USTADZ DALAM PENANGGULANGAN DAMPAK NEGATIF
PERKEMBANGAN PARIWISATA PADA KEHIDUPAN KEAGAMAAN
DI DUSUN BATULAWANG KEMUJAN KARIMUNJAWA
DAFTAR PERTANYAAN
A. Untuk Kepala Dusun
1. Bagaimanakah sejarah dusun Batulawang?
2. Bagaimana perkembangan pariwisata di dusun Batulawang?
3. Wisata apa sajakah yang terdapat di dusun Batulawang?
4. Apa saja dampak positif maupun negatif dari perkembangan pariwisata di
dusun Batulawang?
5. Apakah ada ustadz atau guru agama di dusun Batulawang?
6. Bagaimana peran bapak sebagai kepala dusun dalam menanggulangi
dampak negatif perkembangan pariwisata di dusun Batulawang?
7. Adakah faktor pendukung dan penghambat peran ustadz dalam
penanggulangan dampak negatif perkembangan pariwisata pada kehidupan
keagamaan di dusun batulawang kemujan karimunjawa?
8. Bagaimanakah upaya yang dilakukan dalam menanggulangi faktor
penghambat peran ustadz dalam penanggulangan dampak negatif
perkembangan pariwisata pada kehidupan keagamaan di dusun
batulawang kemujan karimunjawa?
B. Untuk Ustadz
1. Bagaimanakah kehidupan keagamaan di dusun Batulawang?
2. Apa saja kegiatan keagamaan yang rutin dilaksanakan di dusun
Batulawang?
3. Apa saja sarana prasarana yang menunjang kegiatan keagamaan di dusun
Batulawang?
4. Bagaimanakah peran anda sebagai ustadz dalam penanggulangan dampak
negatif perkembangan pariwisata pada kehidupan keagamaan di dusun
batulawang kemujan karimunjawa?
5. Bagaimanakah sejarah berdirinya lembaga pendidikan Islam di dusun
Batulawang?
6. Adakah faktor pendukung dan penghambat dalam upaya penanggulangan
dampak negatif perkembangan pariwisata pada kehidupan keagamaan di
dusun Batulawang?
C. Untuk Tokoh Masyarakat
1. Bagaimanakah sejarah dusum Batulawang?
2. Apa saja tradisi-tradisi yang masih rutin dilaksanakan?
3. Bagaimanakah dampak positif maupun negatif perkembangan pariwisata di
dusun Batulawang ?
4. Bagaimana peran ustadz dalam menanggulangi dampak negatif perkembangan
pariwisata di dusun Batulawang?
5. Faktor apa saja yang mendukung dan menghambat peran ustadz?
PEDOMAN OBSERVASI
No Indikator Uraian Observasi Ada Tidak
1 Profil
a. Sejarah MTs Al Asror
b. Susunan Pengurus
c. Susunan Organisasi
d. Sarana dan prasarana
2 Kegiatan Harian
a. Kegiatan rutin
keagamaan
3 Kegiatan Sosial a. Kegiatan gelar budaya
4 Nilai Ibadah
a. Membaca Yasin dan
Tahlil setiap hari
senin dan kamis
b. Membaca Yasin dan
Tahlil setiap hari
malam Jum‟at
c. Peringatan hari-hari
besar Islam
NO Uraian Kegiatan Keterangan
1. Mengamati kondisi umum serta menyeluruh tentang gambaran
dusun Batulawang, fokus pengamatan pada :
a. Lokasi penelitian yang meliputi sejarah, letak geografis,
kondisi umum.
b. Mengamati struktur organisasi dusun Batulawang.
c. Mengamati sarana prasaran yang ada di dusun
Batulawang, antara lain:
a) Bentuk fisik
b) Kondisi sarana dan prasarana
2. Mengamati berbagai aktifitas belajar mengajar, fokusnya pada
:
a. Pelaksanaan pembelajaran
b. Metode apa saja yang digunakan saat pembelajaran
dimulai
c. Penggunaan sarana dan prasarana dalam kegiatan
pembelajarn
3. Mengamati berbagai kegiatan keagamaan, adapun fokus
perngamatannya yaitu :
a. Kegiatan Keagamaan
1) Aktifitas ustadz dalam menjalankan kegiatan rutinan
di dusun Batulawang
2) Mengamati kegiatan keagamaan apa saja yang rutin
dilaksanakan di dusun Batulawang
PEDOMAN DOKUMENTASI
1. Data tentang struktur organisasi dusun Batulawang.
2. Data tentang keadaan penduduk dusun Batulawang.
3. Data tentang sarana dan prasarana di dusun Batulawang
4. Data tentang kegiatan keagamaan di dusun Batulawang.
TRANSKIP WAWANCARA
Judul Skripsi :Peran Ustadz Dalam Penanggulangan Dampak Negatif
Perkembangan Pariwisata Pada Kehidupan Keagamaan di
Dusun Batulawang Kemujan Karimunjawa
Hari/Tanggal : Sabtu, 04 Agustus 2018
Waktu : Pukul 13:54-14:34 WIB
Tempat : Kediaman Kepala Dusun Batulawang
Narasumber : Bapak Abdul Razak
Jabatan : Kepala Dusun
Simbol : Pewawancara Sheli Nurmala disingkat SN
Bapak Abdul Razak disingkat AR
SN : “Assalammualaikum bapak, saya Sheli Nurmala Mahasiswa semester
akhir Fakultas Agama Islam Unwahas. Begini pak, maksud
kedatangan saya kemari yaitu memohon bapak untuk berkenan
menjadi narasumber dalam penelitian saya di dusun Batulawang ini,
dengan judul Peran Ustadz dalam Penanggulangan Dampak Negatif
Perkembangan Pariwisata pada Kehidupan Keagamaan di Dusun
Batulawang”.
AR : “Waalaikummussalam, iya silahkan, InsyaAllah saya bisa”.
SN : “Terimakasih banyak bapak, kalau langsung hari ini bagaimana
pak?”.
AR : “Iya silahkan, sekarang juga bisa”.
SN : “Sebelumnya saya ingin bertanya dulu tentang bagaimana sejarah
berdirinya dusun Batulawang ini pak?”.
AR : “Kalau sejaranh berdirinya dusun Batulawang yang saya ketahui
sebagai generasi ketiga atau generasi penerus, orang-orang dahulu
yang disini terutama bapak saya, dari Sulawesi sebenarnya bukan
bertujuan ke dusun Batulawang atau pulau Karimunjawa melainkan
berlayar ke Semarang dan saat ingin kembali ke Sulawesi anginnya
saat kencang dari arah timur sehingga singgah di pulau Karimunjawa
ini. Selanjutnya beberapa hari kemudian berubah pikiran mencoba
menanam pohon kelapa dan ubi-ubian yang bisa dimanfaatkan
sementara waktu untuk dimakan sehari-hari. Akan tetapi dalam bidang
keagamaan kebetulan disini mayoritas agama Islam sehingga bisa
menjalin kerukunan satu dengan yang lain walaupun di dusun
Batulawang ini tentunya kita ketahui bahwa ada beberapa suku dan
budaya, ada suku bugis, madura, jawa dan juga bajo. Namun
perbedaan suku tidak pernah menimbulkan gesekan karna kita
masing-masing tidak pernah mengungkit-ungkit masalah perbedaan
suku, kita saling menghormati serta saling menghargai walaupun kita
mempunyai adat dan budaya masing-masing. Pada tahun 70an
kemudian di bentuk organisasi kepemudaan dengan tujuan saling
merangkul semua suku untuk menciptakan kerukunan”.
SN : “Sebagaimana yang kita ketahui Karimunjawa saat ini menjadi
tempat wisata yang banyak diminati oleh para wisatawan, lalu
bagaimana perkembangan pariwisata di dusun Batulawang ini sendiri
pak?”.
AR : “Kalau perkembangan pariwisata mulai dari tahun 2014 sampai saat
ini memang semakin berkembang terbukti hingga hari ini semakin
bertambahnya penginapan di dusun Batulawang, itu tandanya kita
sudah siap mengikuti perkembangan pariwisata”.
SN : “Wisata apa saja yang terdapat di dusun Batulawang ini pak?”.
AR : “Tentunya wisata di dusun Batulawang ini adalah wisata bahari yang
menjadi favorit para wisatawan, wisata kuliner dan juga karena dusun
Batulawang terletak di ujung utara kepulauan Karimunjawa maka ada
namanya wisata Tanjung Batulawang. Peralatan-peralatan
keselamatan pariwisatapun sedikit demi sedikit mulai kita penuhi agar
para wisatawan merasa aman, dan tentunya kita selalu memberi
himbauan kepada para wisatawan agar jangan sampai merusak
kekayaan alam seperti terumbu karang karena nilai jualnya sangat luar
biasa bagi Karimunjawa yang harus kita jaga dan kita lestarikan”.
SN : “Dikarenakan perkembangan pariwisata yang pesat di dusun
Batulawang, tentunya ada dampak positif maupun negatifnya, apa saja
dampak positif dari perkembangan pariwisata pak?”.
AR : “Kalau dampak positifnya tentunya di bidang ekonomi, semakin
meningkatnya perekonomian penduduk dan juga terbukanya lapangan
pekerjaan baru, dikarekanan di dusun Batulawang ini mayoritas
penduduknya berprofesi sebagai nelayan”.
SN : “Menurut bapak dampak negatif seperti apa yang ditimbulkan dari
perkembangan pariwisata di dusun Batulawang?”
AR : “Kalau menurut saya sendiri dampak negatif dari perkembangan
pariwisata di dusun Batulawang ini tentunya hal-hal yang tidak perlu
ditiru, seperti cara berpakaian wisatawan asing maupun cara
bergaulnya. Sehingga moral anak-anak remaja semakin menurun dan
puncak dampak negatif pergaulan yang bebas di dusun Batulawang ini
sudah ada beberapa kejadian kehamilan diluar pernikahan”.
SN : “Apakah ada ustadz atau tokoh agama di dusun Batulawang ini
pak?”.
AR : “Iya, tentunya di dusun Batulawang ini ada ustadz atau juga guru
agama yang sangat berperan ditempat-tempat ibadah maupun di
masyarakat. Contohnya adanya Taman Pendidikan Al-qur‟an dan juga
tempat-tempat menuntut ilmu agama lainnya, meskipun belum sepesat
yang ada diluaran untungnya banyak anak-anak kami yang
mengenyam pendidikan agama di pondok pesantren sehingga
sepulang dari pondok pesantren mereka bisa membagikan ilmu
mereka kepada kita semua”.
SN : “Menurut bapak sebagai kepala dusun di dusun Batulawang ini
bagaimana peran bapak sendiri dalam menanggulangi dampak negatif
perkembangan pariwisata di dusun Batulawang ini?”.
AR : “Saya sendiri pribadi sehari-harinya berusaha memberikan contoh
kepada masyarakat, juga tidak henti-hentinya mengingatkan dan
berusaha turun tangan sendiri kelapangan untuk memberikan
pemahaman kepada yang punya penginapan khususnya agar tertib
administrasi dan juga wisatawan agar menunjukkan pasport atau KTP
dan jika tidak bisa menunjukkannya tentunya kita pertanyakan dan
saya memberikan tanggung jawab penuh masalah keamanan kepada
yang punya penginapan agar kemungkinan-kemungkinan yang bisa
saja terjadi seperti penyelundupan narkoba atau sebagainya sebisa
mungkin dihindari. Dan saya juga sebagai kepala dusun selalu
memantau agar pemilik penginapan juga jangan sampai mengganggu
kenyamanan masyarakat seperti tidak membunyikan musik secara
berlebihan, segala bentuk acara kita batasi sampai jam 11 malam.
Karena kita tinggal dilingkungan masyarakat, maka kita harus saling
menghargai dan untuk mengantisipasi bilamana masyarakat merasa
kurang nyaman jika tengah malam masih ada keributan”.
SN : “Tentunya dalam penanggulangan dampak negatif perkembangan
pariwisata pada kehidupan keagamaan di dusun Batulawang ini ada
faktor pendukung dan penghambatnya pak. Apa sajakah faktor
pendukung dan penghambatnya pak??”.
AR : “Yang pertama adanya daya dukung dari setiap stakeholder baik
tokoh masyarakat, ustadz/tokoh agama, orang tua, serta daya dukung
dari seluruh masyarakat. Kedua budaya di dusun Batulawang yang
bisa dipastikan semua masyarakatnya memeluk agama Islam. Ketiga
sarana dan prasarana yang mewadahi dalam segala bentuk kegiatan
keagamaan. Kemudian untuk faktor penghambatnya bisa jadi arus
informasi dan teknologi yang sangat pesat sehingga masyarakat belum
terbiasa sehingga mudah terpengaruh ke arah negatif”.
SN : “Struktur organisasi di dusun Batulawang ini apakah terlampir pak?
Jika terlampir bolehkah saya pinjam untuk saya gandakan sebagai
bukti dokumentasi”.
AR : “Untuk struktur organisasi kami belum membuat secara
terlampir, jadi saya sebutkan saja dan bisa mbak tulis, kepala dusun
saya sendiri Abdul Razak, RW 05 Abdullah, RT 01 Sarifudi, RT 02
Abdul Wahab, dan untuk organisasi remaja ketua 1 Hamka, ketua 2
Rizal, sekretaris Khirul Amin, bendahara 1 Umarudin, bendahara 2
Rudiansyah, departemen agama syaifudin, seni dan budaya Feri,
olahraga Usman. Kemudian perlindungan masyarakat atau LIMNAS
beranggotakan lima orang yaitu, Ahdian Ali, Edi Kuswanto,
Muhammad Sabri, Mahmuda, Berahing”.
SN : “Nggih pak, mungkin sementara saya rasa cukup, matursuwun bapak
atas keluangan waktunya. Wassalammualaikum wr.wb”.
AR : “Iya mba, waalaikummussalam wr.wb”.
Semarang, 04 Agustus 2018
Kepala Dusun Batulawang
Abdul Razak
TRANSKIP WAWANCARA
Judul Skripsi :Peran Ustadz Dalam Penanggulangan Dampak Negatif
Perkembangan Pariwisata Pada Kehidupan Keagamaan di
Dusun Batulawang Kemujan Karimunjawa
Hari/Tanggal : Senin, 06 Agustus 2018
Waktu : Pukul 13:30-14:58 WIB
Tempat : Kediaman Kepala TPQ Mambaul Ulum Batulawang
Narasumber : Ibu Hania S.Kom. I
Jabatan : Kepala TPQ Mambaul Ulum Batulawang
Simbol : Pewawancara Sheli Nurmala disingkat SN
Narasumber Ibu Hania S.Kom. I disingkat IH
SN : “Assalammualaikum ibu, saya Sheli Nurmala Mahasiswa semester
akhir Fakultas Agama Islam Unwahas. Begini ibu, maksud
kedatangan saya kemari yaitu memohon ibu untuk berkenan menjadi
narasumber dalam penelitian saya di dusun Batulawang ini, dengan
judul Peran Ustadz dalam Penanggulangan Dampak Negatif
Perkembangan Pariwisata pada Kehidupan Keagamaan di Dusun
Batulawang”.
IH : “Waalaikummussalam, silahkan, InsyaAllah saya bersedia”.
SN : “Terimakasih banyak ibu, kalau langsung hari ini bagaimana bu?”.
IH : “ Iya silahkan, sekarang juga bisa”.
SN : ”Sebelumnya saya ingin bertanya dulu tentang bagaimana kehidupan
keagamaan di dusun Batulawang ini?”.
IH : “Kalau kita melihat dari segi kesehariannya di dusun batulawang ini
saya akui masih kurang begitu kompak, contohnya kemarin saya
mencoba ingin mengadakan pengajian untuk ibu ibu kelihatannya
masyarakat batulawang banyak yang kurang kompak atau kurang
setuju, entah karna kurang minat atau kurang senang dengan
kepemimpinannya. Jujur saja saya agak kecewa karena kurang adanya
kekompakan dalam bidang agama, sebenarnya yang kami harapkan
dari pemuda, tokoh agama dan lembaga pendidikan di dusun
Batulawang agar ibu ibu di dusun Batulawang ini yang mayoritas
pekerjaannya adalah ibu rumah tangga memiliki wawasan yang luas di
bidang agama terlebih dalam mendidik anak”.
SN : “Berarti bisa disimpulkan bahwa masih kurangnya kesadaran bagi
sebagian masyarakat akan pentingnya pendidikan agama ya bu?”.
IH : “Ya. Benar sekali mbk”.
SN : “Apa saja kegiatan keagamaan yang rutin dilaksanakan di dusun
Batulawang ini bu?”.
IH : “Kalau kegiatan keagamaan disini itu biasanya pada malam jum‟at
yasinan dan tahlilan bersama di masjid, lalu setiap hari senin khusus
ibu ibu dan remaja tahlilan dan yasinan. Selain itu ada juga TPQ, RA,
PAUD yang dilaksanakan oleh lembaga”.
SN : “Siapa penggagas pertama kali untuk melaksanakan kegiatan yasinan
dan tahlilan untuk ibu ibu dan remaja bu?”.
IH : “Setahu saya yang pertama kali menggagaskan adanya rutinan
khusus ibu ibu itu ibu Harmia yang mengajak dari teman ke teman,
tettangga tetangga dan akhirnya sampai saat ini semakin tahun
semakin bertambah jama‟ahnya”.
SN : “Biasanya kegiatan rutinan yasinan dan tahlil ibu ibu dan remaja itu
dilaksanakan dimana bu?”.
IH : “Awalnya pelaksanaannya di masjid dan mungkin agak kurang
nyaman jika dimasjid karna yang namanya ibu ibu pasti ada yang
ngerumpi jadi dirasa kurang pas jika di masjid dan Akhirnya
beralihlah dari rumah ke rumah penduduk”.
SN : “Apa saja sarana prasarana yang menunjang kegiatan keagamaan di
dusun Batulawang?”.
IH : “Kalau untuk sarana prasana disini itu yang menonjol gedung TPQ
fasilitas sudah lengkap dan sudah memenuhi syarat untuk tempat
belajar dan mengajar anak anak TPQ, ditambah juga dengan gedung
RA”.
SN : “Bagaimana peran ibu sendiri sebagai tokoh agama dan juga
ustadzah dalam menanggulangi dampak negatif perkembangan
pariwisata di dusun Batulawang ini?”.
IH : “Dari pribadi diri saya sendiri cara menanggulanginya itu seharusnya
dari awal kita harus merangkul dari pemuda, tokoh masyarakat, bapak
bapak dan ibu ibu, karena jika tidak adanya dukungan dari mereka
semua tidak akan bisa melawan jajahan dari perkembangan
pariwisata, jadi kita memang harus benar benar menciptakan
kekompakan baik dari remaja, tokoh agama, tokoh masyarakan dan
bahkan orangtua. Karna jika hanya dari diri saya sendiri saya tidsk
mungkin sanggup mengatasi dampak negatif dari perkembangan
pariwisata tanpa adanya dukungan dari mereka semua”.
SN : “Sebagai ustadzah di dusun Batulawang ini peran yang seperti apa
yang telah ibu laksanakan sebagai bentuk dari penanggulangan
dampak negatif perkembangan pariwisata?”.
IH : “Peran yang saya lakukan disini pertama saya memimpin tahlil saat
yasinan dan tahlilan bersama ibu ibu, sebagai kepala TPQ dan
kemarin diterima sebagai penyuluh agama non PNS. Alhamdulillah
sedikit demi sedikit berjalan dengan lancar”.
SN : “Sejarah berdirinya TPQ sendiri itu bagaimana ibu?”.
IH : “Awal mula berdirinya TPQ seingat saya itu pada tahun 2003 dan
yang sangat mengesankan itu dulu kita belum memiliki gedung yang
layak untuk digunakan tempat belajar, sehingga kita menggunakan
bekas rumah penduduk yang sudah tidak dihuni dan alhamdulillah
anak anak tetap semangat belajar meskipun dengan tempat yang bisa
dikatakan jauh dari kata layak karena rumah yang sudah lama tidak
dihuni itu kalau malam ditempati ayam jadi terkadang kita harus
membersihkan terlebih dahulu sebelum memulai proses belajar
mengajar, lalu seiring berjlannya waktu mulai adanya pembangunan
gedung TPQ baru meskipun hanya berdindingkan gedek namun sudah
lebih nyaman dari tempat sebelumnya. Pada tahun 2009 kalau tidak
salah alhamdulillah kita mendapatkan bantuan dari PNPM untuk
pembangunan gedung dan sampai sekarang masih aktif digunakan
bahkan sudah pesat dengan adanya RA dan PAUD”.
SN : “Jadi siapa penggagas pertamakali mendirikan TPQ bu?”.
IH : “Penggagas pertama kali itu bapak Rusliawan S.Pd.I, memang saya
akui beliaulah yang pertamakali mendirikan TPQ dan RA di dusun
Batulawang dan dibantu dengan operba dan sampai sekarang masih
berjalan dengan lancar meskipun banyak rintangannya”.
SN : “Terimakasih banyak atas waktunya bu, dan mohon maaf telah
mengganggu waktu istirahat ibu. Wassalammualaikum wr.wb.”
MS : “waalaikummussalam wr.wb”.
Semarang, 06 Agustus 2018
Kepala TPQ Mambaul Ulum Batulawang
Hania S.Kom. I
TRANSKIP WAWANCARA
Judul Skripsi :Peran Ustadz Dalam Penanggulangan Dampak Negatif
Perkembangan Pariwisata Pada Kehidupan Keagamaan di
Dusun Batulawang Kemujan Karimunjawa
Hari/Tanggal : Senin, 06 Agustus 2018
Waktu : Pukul 16:25-17:59 WIB
Tempat : Kediaman Ustadz/Tokoh Agama
Narasumber : Muhammad Sawar
Jabatan : Ustadz/Tokoh Agama di Dusun Batulawang
Simbol : Pewawancara Sheli Nurmala disingkat SN
Narasumber Muhammad Sawar disingkat MS
SN : “Assalammualaikum pak, saya Sheli Nurmala Mahasiswa semester
akhir Fakultas Agama Islam Unwahas. Begini pak, maksud
kedatangan saya kemari yaitu memohon bapak untuk berkenan
menjadi narasumber dalam penelitian saya di dusun Batulawang ini,
dengan judul Peran Ustadz dalam Penanggulangan Dampak Negatif
Perkembangan Pariwisata pada Kehidupan Keagamaan di Dusun
Batulawang”.
MS : “Waalaikummussalam, ya silahkan saya bersedia”.
SN : “Terimakasih banyak pak, mohon maaf sebelumnya pak apakah
wawancaranya bisa sekarang saja atau mungkin bapak ada
kesibukan?”.
MS : “Kebetulan saya tidak sedang sibuk sekarang, malah justru tiga hari
mendatang saya tidak dirumah”.
SN : “Alhamdulillah, saya mulai ya pak wawancaranya?”.
MS : “Ya, Silahkan”.
SN : “Sebelumnya saya ingin bertanya dulu tentang bagaimana kehidupan
keagamaan di dusun Batulawang ini?”.
MS : “Sementara ini kalau masalah keagamaan peran aktif masyarakat
masih seperti biasa belum adanya pengaruh yang terlalu mencolok
semenjak berkembangnya pariwisata di dusun Batulawang ini”.
SN : “Apa saja kegiatan keagamaan yang rutin dilaksanakan di dusun
Batulawang ini pak?”.
MS : “Kalau untuk ibu-ibu kegiatan keagamaan yang rutin itu adanya
pengajian tahlil setiah hari senin dan kamis, untuk bapak-bapak dan
remaja yang terkadang dari ibu-ibu juga ada yang mengikuti setiap
hari jum‟at selepas sholat maghrib berjama‟ah kami tahlilan dan
yasinan di masjid. Tentunya pada hari-hari besar Islam seperti maulid
Nabi dan dan juga istighosah masal yang dilaksanakan satu bulan
sekali”.
SN : “Apa saja sarana prasarana yang menunjang kegiatan keagamaan di
dusun Batulawang ini pak?”.
MS : “Kalau untuk sarana prasananya alhamdulillah sudah sangat
mendukung sekali, di dusun Batulawang ini sudah ada masjid yang
sangat cukup untuk menampung seluruh masyarakat dusun
Batulawang apabila ada kegiatan keagamaan yang dilaksanakan
dimasjid. Gedung TPQ dan RA yang digunakan untuk anak-anak
menimba ilmu agama. Untuk ibu-ibu sendiri kegiatan tahlilannya
dilaksanakan dari rumah kerumah secara bergiliran dengan maksud
menjalin tali silahturahmi”.
SN : “Sekarang ini kan kita melihat perkembangan pariwisata di dusun
Batulawang ini kan bisa dikatakan pesat ya pak, tentunya ada dampak
negatif maupun positif yang ditimbulkan, sebagai ustadz dan juga
tokoh agama di dusun Batulawang ini, bagaimana peran bapak dalam
menanggulangi dampak negatif perkembangan pariwisata?”
IH : “Yang namanya perkembangan tentunya tidak dapak kita hindari
karena telah masuk pada era globalisasi. Saya sendiri sebagai tokoh
agama disini ya mengupayakan bagaimanapun caranya agar
menghimbau kepada masyarakat terlebihnya anak-anak jangan sampai
meniru budaya dan gaya hidup wisatawan asing yang tidak sesuai
dengan adat Islam kita dan membawa dampak buruk kedepan
nantinya. Arahan serta masukan sering kita selipkan pada saat
kegiatan-kegiatan rutinan seperti yasinan terutama generasi-generasi
kita perlu ditekankan bahwa pendidikan agama sebagai bekal dalam
kehidupan ini.”
SN : “Adakah faktor pendukung dan penghambat dalam upaya
menanggulangi dampak negatif perkembangan pariwisata pak?”.
MS : “Ya ada mbak, untuk faktor pendukungnya Alhamdulillah
masyarakat dusun Batulawang beragama Islam semua jadi masih satu
pemikiran, dan untuk faktor penghambatnya adalah karakter
masyarakat yang berbeda-beda dilihat dari, motivasi, minat kondisi
dan sikap saling mendukung penanggulangan dampak negatif
perkembangan pariwisata yang berbeda-beda. Latar belakang keluarga
yang berbeda, sehingga memungkinkan penanaman nilai pendidikan
agama Islam di lingkungan keluarga tidak terlaksana sebagaimana
yang telah disampaikan dan diterapkan oleh para ustadz ataupun tokoh
agama.
SN : “Saya rasa cukup sekian wawancara sore hari ini, terimakasih
banyak atas waktu bapak dan mohon maaf jika mengganggu waktu
istirahat bapak. Wassalammualaikum wr.wb.”
MS : “Iya mba sama-sama dan sama sekali tidak mengganggu,
waalaikummussalam wr.wb”.
Semarang, 06 Agustus 2018
Tokoh Agama Dusun Batulawang
Muhammad Sawar
TRANSKIP WAWANCARA
Judul Skripsi :Peran Ustadz Dalam Penanggulangan Dampak Negatif
Perkembangan Pariwisata Pada Kehidupan Keagamaan di
Dusun Batulawang Kemujan Karimunjawa
Hari/Tanggal : Senin, 05 Desember 2018
Waktu : Pukul 09:00-09:59 WIB
Tempat : Kediaman Ketua RW 05
Narasumber : Bapak Abdullah
Jabatan : Ketua RW 05
Simbol : Pewawancara Sheli Nurmala disingkat SN
Narasumber Bapak Abdullah disingkat BA
SN : “Assalammualaikum ibu, saya Sheli Nurmala Mahasiswa semester
akhir Fakultas Agama Islam Unwahas. Begini pak, maksud
kedatangan saya kemari yaitu memohon bapak untuk berkenan
menjadi narasumber dalam penelitian saya di dusun Batulawang ini,
dengan judul Peran Ustadz dalam Penanggulangan Dampak Negatif
Perkembangan Pariwisata pada Kehidupan Keagamaan di Dusun
Batulawang”
BA : “Waalaikummussalam, silahkan mbak, dimulai sekarang saja”.
SN : “Terimakasih pak atas waktunya. Sebelumnya saya ingin bertanya
tentang bagaimana sejarah dusun Batulawang?”
BA : “Kalau menurut sejarah yang sampai saat ini yang saya ingat , tapi
jika ada kekeliruan saya mohon maaf dikarenakan faktor usia jadi
daya ingat saya juda sudah mulai berkurang, sejarah tentang kampung
Batulawang ini yang didomisili oleh orang bugis asal Sulawesi
Selatan. Pada tahun 1932 datanglah Lato‟ Ali Cacok sebagai pendang
kedua setelah Lato‟ Laendra yang kedatangannya 8 tahun lebih dulu
dari Lato‟ Ali Cacok. Suku Bugis memang terkenal dengan jiwa
melautnya jadi memang tidak heran jika banyak suku Bugis yang
menetap di pulau-pulau kecil manapun. Yaa, termasuk di kepulauan
Karimunjawa ini, yang awalnya hanya digunakan sebagai tempat
persinggahan dan perlindungan saat angin kencang. Lalu tahun-tahun
berikutnya disusul lagi oleh Lato‟ Garusang dan terakhir Lato‟ Paik
yang anak cucunya berkembang biak sampai masa sekarang ini. Awal
mulanya suku Bugis yang telah menetap di dusun Batulawang ini
hanya berprofesi sebagai nelayan, lalu Lato‟ Laendra, Lato‟ Ali Cacok
dan Lato‟ Garusang sebagai generasi pertama membuka lahan-lahan
untuk ditanami pohon kelapa.”.
SN : “ Tradisi-tradisi khas Bugis apa saja yang masih sangat kental dan
masih rutin dilakukan sampai sekarang ini pak?”
BA : “Kalau tradisi bugis yang memang dibawa oleh pendahulu-
pendahulu kita itu seperti saat mau menurunkan kapal atau kapal baru
ada ritual yang namanya “mappano’ lopi” ini salah satu tradisi Bugis
yang dari dulu sampai sekarang ini masih kita jaga, lalu jika ada
kapal-kapal nelayan yang agak sulit mendapatkan ikan biasanya akan
dilakukan ritual memandikan kapal atau biasa kita sebut dengan
“maccemme lopi”. Lalu upacara wajib yang dilakukan satu tahun
sekali itu “mappano’ tasik” yang pertamakali dilakukan oleh pelaut
dari sulawesi selatan yang bernama Lato‟ Paik. Sedekah laut atau
mappano’ tasi’ ini sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT
yang telah membukakan pintu rezeki melalui kekayaan laut. Tradisi
bugis lainnya itu yaa, acara “mamaulu” atau menyambut kelahiran
Nabi Muhammad SAW yang kita rayakan dengan membawa ketan,
telur yang dihias dan buah-buahan yang ditusuk dengan bambu yang
telah diraut dan dibawa kemasjid yang nantinya dibagikan sama rata
ke penduduk”.
SN : “Saat ini perkembangan pariwisata di dusun Batulawang bisa
dikatakan cukup pesat ya pak, tentunyakan ada dampak positif
maupun negatifnya, menurut baoak apa saja dampak positif dan
negatifnya pak?”
BA : “Alhamdulillah, semakin hari semakin tahun pariwisata di dusun
Batulawang ini semakin berkembang, kalau saya lihat dari segi
dampak positifnya itu banyak sekali yang bermanfaat dan
menghasalkan bagi seluruh masyarakat karena sebelum pariwisata
masuk harga ikan, harga kelapa muda waktu itu kan tidak ada
harganya, setelah adanya pariwisata nelayan-nelayan bisa semakin
berkembang dan juga kelapa muda bisa dijual sehingga perekonomian
masyarakat meningkat. Namun jika kita lihat dari dampak negatifnya
yaa kita harus waspada saja, karna jika kita meniru dari segi pakaian
segi pergaulan dari wisatawan asing banyak sekali yang tidak boleh
kita ikuti. Makanya jika saat saya ada di home stay saya ini tamu-tamu
asing pasti saya atur jika keluar dari lokasi home stay harus
menggunakan pakaian-pakaian yang sesuai dengan masyarakat disini,
bahkan didalam kamar home stay saya sudah ada saya tempel
peraturan-peraturan berpakaian”.
SN : “Seperti apa contoh dari dampak positif maupun dampak negatif
yang sudah sangat nampak di dusun Batulawang ini pak?”
BA : “Kalau dari dampak positif tentunya dari segi ekonomi, dengan
berkembangnya pariwisata di dusun Batulawang banyak masyarakat
yang membuka warung-warung makan di depan rumahnya. Jika dari
dampak negatifnya yaa dari segi bergaul kita sudah mulai kewalahan
dalam mengawasi anak-anak terlebih saat ini dengan adanya
handphone, mungkin karna itulah pergaulan anak-anak semakin tidak
terkontrol sehingga di dusun Batulawang ini sudah ada beberapa anak
yang kami kecolongan seperti kehamilan anak usia dini dan di luar
pernikahan ”.
SN :“Bagaimanakah peran bapak sebagai tokoh masyarakat dalam
menanggulangi dampak negatif perkembangan pariwisata?”
BA :“Untuk menanggulanginya tentunya dari segi nilai-nilai agama harus
lebih ditingkatkan agar anak-anak tahu mana perbuatan yang
melanggar norma agama dan merugikan dirinya sendiri maupun yang
tidak.”
SN :“Di dusun Batulawang ini apakan ada ustadz, tokoh agama, dan guru
agama yang biasa mengajarkan pelajaran agama Islam pak?”
BA : “Sebenarnya ada mbak, tapi kalau saya lihat untuk saat ini mulai
tidak aktif seperti bapak Muh. Sawar itukan saya anggap sebagai
seseorang yang berilmu di dusun Batulawang ini, yaa mungkin
kendalanya karena beliau profesinya sebagai nelayan jadi juga jarang
dirumah. Ada juga ibu Hania yang alhamdulillah cukup aktif dan
semoga saja tidak pernah bosan membina anak-anak kami di dusun
Batulawang ini”.
SN : “Menurut bapak sejauh ini bagaimanakah peran ustadz, sudah
maksimalkah atau masih banyak yang perlu ditingkatkan?”
BA :“Masih sangat kurang mbak, saya inginnya ustadz dan ustadzah yang
ada di Batulawang ini mengadakan kegiatan keagamaan yang lebih
mendidik anak-anak kita dalam mendalami ilmu agama, kenapa?
karena perkembangan zaman yang semakin berkembang dari segi
wisatanya, dan teknologi semakin tidak terkendali, mungkin saja
kegiatan-kegiatan keagamaan lebih diaktifkan lagi agar anak-anak ini
ada kesibukan”.
SN :“Apa saja faktor pendukung dan penghambat dari peran ustadz dalam
penanggulangan dampak negatif perkembangan pariwisata pada
kehidupan keagamaan?”
BA :“Kalau faktor pendukung tentunya dari lingkungan sekitar, kalau
faktor pengahambatnya itu masih ada beberapa ustadz atau tokoh
agama yang masih kurang aktif pada kegiatan keagamaan dan juga
belum terciptanya kekompakan masyarakat dusun Batulawang dalam
kegiatan keagamaan”
SN :“Saya rasa cukup sekian wawancara sore hari ini, terimakasih banyak
atas waktu bapak dan mohon maaf jika mengganggu waktu istirahat
bapak. Wassalammualaikum wr.wb.”
MS :“Iya mbak sama-sama, saya juga dimaafkan jika ada salah-salah kata
karna faktor usia dan juga keterbatasan pendidikan dan juga bahasa
saya. waalaikummussalam wr.wb”.
Semarang, 10 Desember 2018
Tokoh Masyarakat
Abdullah
Wawancara dengan Ibu Hania
Kepala TPQ Safinatul Huda
Wawancara dengan bapak Sawar
Ustadz di dusun Batulawang
Wawancara dengan Kepala dusun Batulawang
Wawancara dengan ketua Rw
dusun Batulawang
Penginapan di dusun Batulawang
Cafe Ogik Laendra Sunset Beach
Homestay Cemara Indah
Homestay Asari Timo‟ Beach
Rutunitas
Ibu-ibu Tahlilan dan Yasinan
SD N Kemujan 04 TPQ dan RA Safinatul Huda
Kondisi Masjid di dusun Batulawang
Suasana belajar mengaji di ruman ibu Hania
Proses Belajar Mengajar RA
Acara peringatan hari Kelahiran Nabi atau Mamaulu’
Pembagian Telur dan Ketan
(Tello’ dan Sokko)
Peringatan Maulid Nabi atau Mamaulu‟
Tari Mappadendang
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
1. Nama : Sheli Nurmala
2. TTL : Kab. Jepara 31 Juli 1996
3. NIM : 1460100763
4. Fakultas : Agama Islam
5. Jurusan : Pendidikan Agama Islam
6. Alamat : Mrican Rt 04 Rw 04 Kemujan Kec. Karimunjawa
Kab. Jepara
7. Nomor Hp : 085-329-421-246
8. E-mail : [email protected]
B. Riwayat Pendidikan
1. Pendidikan Formal
a. SD N 03 Kemujan Lulus Tahun 2008
b. MTs Safinatu Huda 02 Kemujan Lulus Tahun 2011
c. SMK Roudlotul Mubtadiin Lulus Tahun 2014
Semarang, 17 Januari 2019
Peneliti,
Sheli Nurmala
146010063