PEDOMAN “WARISAN SISTEM PERTANIAN DAN PANGAN UNTUK ...
Transcript of PEDOMAN “WARISAN SISTEM PERTANIAN DAN PANGAN UNTUK ...
1
PEDOMAN “WARISAN SISTEM PERTANIAN DAN PANGAN UNTUK KETAHANAN PANGAN”
BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015
PEDOMAN“WARISAN SISTEM PERTANIAN DAN PANGAN
UNTUK KETAHANAN PANGAN”
BADAN KETAHANAN PANGANKEMENTERIAN PERTANIAN
2015
2
PEDOMAN “WARISAN SISTEM PERTANIAN DAN PANGAN UNTUK KETAHANAN PANGAN”
BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015
BADAN KETAHANAN PANGANKEMENTERIAN PERTANIANJl. Harsono RM. No. 3 Ragunan, Pasar MingguJakarta Selatan
PEDOMAN“WARISAN SISTEM PERTANIAN DAN PANGAN UNTUK KETAHANAN PANGAN”
TIM PENyUSUNPengarah: Dr. Ir. Gardjita Budi, M.Agr.St
Penanggungjawab: Dr. Ir. Mei Rochjat Darmawiredja, M.Ed
Anggota:Ir. M. Hamzah, MMNita yulianis, SP, MSiSulistiyorini, STP, MScDuma Sari Simbolon, SP, MSiCitra Indra Permatasari, MScAnwar Hidayat, SP
3
PEDOMAN “WARISAN SISTEM PERTANIAN DAN PANGAN UNTUK KETAHANAN PANGAN”
BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015
Seiring dengan fokus dan arah kebijakan Pemerintahan Jokowi-JK untuk
mengoptimalkan upaya pemberdayaan masyarakat berbasis potensi
sumberdaya alam, sebagaimana tertuang dalam Nawa Cita ke-3, 4, dan 9,
yaitu membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah
dan desa dalam ke rangka Negara Kesatuan; mewujudkan kemandirian ekonomi
dengan membangun kedaulatan pangan; dan memperteguh kebhinekaan dengan
mengembangkan insentif khusus untuk memperkenalkan dan mengangkat
Kebudayaan Lokal, maka dilaksanakan kegiatan pelestarian Warisan Sistem
Pertanian dan Pangan untuk Ketahanan Pangan.
Upaya ini juga merupakan bagian dari dukungan terhadap inisiasi global, yang
dicetuskan oleh Badan Pangan Dunia (Food and Agriculture Organization, FAO)
pada tahun 2002, yang dikenal dengan istilah Globally Important Agriculture
Heritage System (GIAHS). Melalui kegiatan ini diharapkan berbagai warisan
sistem pertanian dan pangan yang ada baik di level global maupun di Indonesia
yang telah berkembang secara turun temurun dan selaras dengan kondisi alam dan
lingkungan setempat untuk pemenuhan kebutuhan pangan dapat dikembangkan
dan dilestarikan keberadaannya serta tidak tergerus dengan arus modernisasi.
Kata Pengantar
4
PEDOMAN “WARISAN SISTEM PERTANIAN DAN PANGAN UNTUK KETAHANAN PANGAN”
BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015
Pada tingkat nasional, ke depannya akan dikembangkan pula Nationally
Important Agriculture Heritage System (NIAHS), sebagai upaya untuk
mengidentifikasi dan mengembangkan potensi yang ada di Indonesia yang
selanjutnya akan dibawa untuk diusulkan sebagai kandidat potensial GIAHS.
Pedoman ini disusun untuk memberikan gambaran tentang visi, misi, tujuan,
sasaran, kriteria, pendekatan, upaya internalisasi, dan mekanisme koordinasi yang
diperlukan dalam mengembangkan Warisan Sistem Pertanian dan Pangan untuk
Ketahanan Pangan.
Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran kegiatan ini, koordinasi lintas
sektor dan pusat daerah merupakan unsur yang penting. Kesinambungan peran
serta masyarakat dan upaya penciptaan nilai tambah ekonomi melalui penguatan
pemberdayaan masyarakat agar menjadi pelaku utama/tuan rumah dalam
pembangunan di wilayahnya juga menjadi isu penting bagi pelaksanaan dan
keberlangsungan kegiatan ini.
Pedoman Pelaksanaan Warisan Sistem Pertanian dan Pangan untuk Ketahanan
Pangan Tahun 2015 ini diharapkan dapat menjadi pedoman bagi pejabat/aparat
tingkat pusat maupun daerah untuk melaksanakan kegiatan pelestarian Warisan
Sistem Pertanian dan Pangan untuk mendukung ketahanan pangan. u
Jakarta, 2015
Kepala Badan Ketahanan Pangan,
Dr. Ir. Gardjita Budi, M.Agr.St,
NIP. 19580223 198709 1 001
5
PEDOMAN “WARISAN SISTEM PERTANIAN DAN PANGAN UNTUK KETAHANAN PANGAN”
BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015
KATA PENGANTAR
I. PENDAHULUAN .................................................................................7
A. Latar Belakang .................................................................................7
B. Tujuan ...........................................................................................10
C. Sasaran ..........................................................................................10
D. Ruang Lingkup ..............................................................................11
II. WARISAN SISTEM PERTANIAN DAN PANGAN...........................13
A. Visi dan Misi ..................................................................................14
B. Tujuan Strategis .............................................................................14
C. Sasaran Strategis ...........................................................................13
D. Kriteria ..........................................................................................15
E. Pendekatan ...................................................................................18
Daftar IsI
6
PEDOMAN “WARISAN SISTEM PERTANIAN DAN PANGAN UNTUK KETAHANAN PANGAN”
BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015
III. UPAYA INTERNALISASI ................................................................21
A. Tataran Global ...............................................................................21
B. Tataran Nasional ............................................................................23
C. Tataran Lokal .................................................................................24
IV. STRATEGI PENGEMBANGAN .......................................................25
A. Identifikasi dan Sosialisasi ..............................................................26
B. Verifikasi/Rekomendasi ..................................................................27
C. Intervensi .......................................................................................28
D. Pengajuan Usulan ..........................................................................31
V. PERAN PUSAT DAN DAERAH ......................................................33
A. Pemerintah Pusat ...........................................................................33
B. Pemerintah Provinsi .......................................................................34
C. Pemerintah Kabupaten dan Kota ...................................................34
PENUTUP ..................................................................................................37
LAMPIRAN .................................................................................................38
7
PEDOMAN “WARISAN SISTEM PERTANIAN DAN PANGAN UNTUK KETAHANAN PANGAN”
BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015
Latar BelakangA.
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan mengamanatkan
bahwa pemenuhan pangan sebagai kebutuhan dasar manusia diselenggarakan
berdasarkan kedaulatan pangan, kemandirian pangan dan ketahanan pangan.
UU Pangan bukan hanya berbicara tentang ketahanan pangan, namun juga
memperjelas dan memperkuat bahwa pencapaian ketahanan pangan dilaksanakan
dengan berlandaskan pada kedaulatan pangan (food soveregnity) dan kemandirian
pangan (food resilience).
Kedaulatan pangan merupakan hak negara dan bangsa yang secara mandiri
menentukan kebijakan pangannya, yang menjamin hak atas pangan bagi rakyat
dan memberikan hak bagi masyarakat untuk menentukan sistem pangan yang
sesuai dengan potensi sumber daya lokal. Upaya tersebut dipertegas dengan tekad
untuk mencapai kemandirian pangan, yaitu membangun kemampuan negara dan
bangsa untuk memproduksi pangan yang beraneka ragam dari dalam negeri,
dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam, manusia, sosial, ekonomi, dan
kearifan lokal secara bermartabat.
1
PenDahuluan
8
PEDOMAN “WARISAN SISTEM PERTANIAN DAN PANGAN UNTUK KETAHANAN PANGAN”
BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015
Agricultural Heritage, Bali Indonesia Foto
: htt
ps://
en.w
ikip
edia
.org
9
PEDOMAN “WARISAN SISTEM PERTANIAN DAN PANGAN UNTUK KETAHANAN PANGAN”
BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015
Indonesia merupakan bangsa yang memiliki kekayaan luar biasa dengan lebih
dari 500 suku yang berbeda dengan tradisi, budaya dan seni, serta kekayaan
alam yang sangat tinggi nilainya. Potensi yang ada tersebut perlu dioptimalkan
keberadaannya untuk mendukung pencapaian kesejahteraan masyarakat. Sektor
pertanian sebagai sumber penghasil pangan memiliki Warisan Sistem Pertanian
dan Pangan yang telah berkembang secara turun temurun dan masih menjadi cara
masyarakat melakukan usaha pertanian. Praktik yang sudah bertahan selama kurun
waktu yang panjang ini merupakan bukti bahwa praktik ini selaras dengan kondisi
alam dan lingkungan setempat. Selama bertahun-tahun, praktik ini menghasilkan
pengetahuan dan pengalaman dalam manajemen dan penggunaan sumberdaya
secara efektif dan berkelanjutan. Untuk itu, Warisan Sistem Pertanian dan Pangan
yang dikembangkan oleh masyarakat Indonesia ini perlu dilestarikan untuk menjaga
keseimbangan antara usaha pertanian untuk memenuhi kebutuhan pangan dan
sebagai upaya untuk mempertahankan aspek keberlanjutan lingkungan.
Badan Pangan Dunia, yang dikenal dengan FAO (Food and Agriculture
Organization) pada tahun 2003 telah meluncurkan GIAHS (Globally Important
Agricultural Heritage Systems) atau yang dikenal sebagai Warisan Sistem Pertanian
dan Pangan Global. Pada tingkatan Nasional selanjutnya akan dikembangkan pula
Sistem Pertanian dan Pangan Nasional, dengan istilah NIAHS (Nationally Important
Agricultural Heritage Systems).
Konsep GIAHS ini tidak terbatas hanya pada aspek warisan budaya yang
bersifat fisik, namun merupakan sistem yang hidup dari komunitas manusia dalam
hubungannya dengan wilayah, budaya atau lanskap pertanian atau biofisika, dan
lingkungan sosial yang lebih besar.
Secara sederhana, GIAHS merupakan pengembangan dari pengakuan
yang diakui oleh UNESCO atas warisan dunia dengan lebih mendorong untuk
inovasi sistem pertanian, perikanan dan kehutanan tanpa meninggalkan aspek
kemandirian dan keberlanjutan serta mendukung ketahanan pangan. Sistem ini
juga mempertahankan keragaman hayati, penghidupan, pengetahuan praktek dan
budaya. Warisan pertanian ini penting untuk dikenali dan didukung untuk terus
berlanjut dalam memenuhi kebutuhan bagi generasi sekarang dan akan datang.
Dengan mengaktualisasikan kembali kearifan lokal dapat melestarikan
kearifan lokal dalam bertani dan budidaya pangan. Langkah ini diharapkan dapat
meningkatkan kesejahteraan dan sebagai bagian dari pencapaian target MDGs
(Millenium Development Goals) dan selaras dalam mendukung pencapaian SDGs
10
PEDOMAN “WARISAN SISTEM PERTANIAN DAN PANGAN UNTUK KETAHANAN PANGAN”
BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015
(Sustainable Development Goals). Eksistensi GIAHS dan NIAHS ini tidak terlepas
dari upaya pencapaian ketahanan pangan.
Untuk itu, dibutuhkan peningkatan pemahaman dari beragam stakeholder
dalam mengembangkan potensi Warisan Pertanian dan Pangan untuk Ketahanan
Pangan. Hal ini seiring dengan upaya untuk melestarikan budi daya sistem pertanian
dan pangan sekaligus mempromosikan keunikannya, baik secara nasional hingga
ke tingkat global.
TujuanB.
Tujuan Umum: 1.
Pedoman ini diharapkan dapat menjadi kerangka acuan bagi Pejabat/
Aparat/Pelaksana Kegiatan baik di tingkat pusat maupun daerah dalam rangka
mensosialisasikan dan mengembangkan Warisan Sistem Pertanian dan Pangan
pada tingkatan Global/Nasional (GIAHS/ NIAHS) untuk mendukung pelestarian
budaya dan identitas masyarakat lokal.
Tujuan Khusus: 2.
Meningkatkan pemahaman, kesadaran, peran, dan partisipasi aparat dan a.
masyarakat dalam melestarikan Warisan Sistem Pertanian dan Pangan untuk
Ketahanan Pangan
Menyebarluaskan informasi dan potensi Warisan Sistem Pertanian dan b.
Pangan untuk Ketahanan Pangan di wilayah potensial di Indonesia untuk
dapat dijadikan lesson learns/model inovatif bagi daerah lainnya.
SasaranC.
Pedoman ini dapat digunakan oleh aparat di lingkup Kementerian Pertanian,
khususnya Badan Ketahanan Pangan), Pemerintah Daerah diantaranya Bappeda
dan BKP Daerah, serta instansi lainnya yang mendukung dalam kegiatan sosialisasi
dan pengembangan Warisan Sistem Pertanian dan Pangan untuk Ketahanan
Pangan dalam kerangka GIAHS maupun NIAHS.
11
PEDOMAN “WARISAN SISTEM PERTANIAN DAN PANGAN UNTUK KETAHANAN PANGAN”
BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015
GIAHS Site, China
Ruang LingkupD.
Ruang lingkup dari kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Badan Ketahanan
Pangan Kementerian Pertanian pada tahun 2015 mencakup kegiatan sosialisasi,
sinergi, koordinasi dan penyebaran informasi tentang potensi dan implementasi
Warisan Sistem Pertanian dan Pangan untuk Ketahanan Pangan dalam kerangka
GIAHS maupun NIAHS serta menggali upaya-upaya intervensi yang strategis untuk
pengembangan GIAHS maupun NIAHS secara berkelanjutan di Indonesia.
Upaya memantapkan sosialisasi, promosi dan implementasi pengembangan
Warisan Sistem Pertanian dan Pangan untuk Ketahanan Pangan akan memerlukan
peran serta aktif lintas K/L terkait baik yang secara langsung berhubungan dengan
pertanian, seperti sektor kelautan dan perikanan, lingkungan hidup dan kehutanan,
maupun yang tidak terkait secara langsung, seperti halnya sektor pariwisata dan
pekerjaan umum. Partisipasi aktif sektor swasta dan masyarakat perlu dilibatkan
secara aktif untuk mendorong keberhasilan implementasi di lapangan. u
Foto
: htt
p://e
nglis
h.ag
ri.go
v.cn
12
PEDOMAN “WARISAN SISTEM PERTANIAN DAN PANGAN UNTUK KETAHANAN PANGAN”
BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015
GIAHS Site, Aohan Dryland Farming System, Inner Mongolia Foto
: htt
p://e
nglis
h.ag
ri.go
v.cn
13
PEDOMAN “WARISAN SISTEM PERTANIAN DAN PANGAN UNTUK KETAHANAN PANGAN”
BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015
Dalam rangka menjaga dan mendukung sistem warisan agri-budaya di
dunia, pada tahun 2002, FAO memulai sebuah inisiatif untuk konservasi
dinamis melalui Globally Important Agriculture Heritage System (GIAHS)
atau Warisan Sistem Pertanian dan Pangan Global. Upaya ini merupakan inisiatif
kemitraan untuk keberlanjutan pembangunan yang digagas dan dicanangkan
oleh FAO (Food Agriculture Organization)di acara Konferensi Dunia (2002) tentang
Pembangunan Keberlanjutan di Johannesburg, Afrika Selatan. GIAHS adalah
sistem pemanfaatan alam dan landskap yang mengagumkan kaya akan keaneka-
ragaman hayati, berasal dari hasil adaptasi bersama oleh sekelompok masyarakat
sesuai kebutuhan dan aspirasinya untuk pembangunan yang berkesinambungan
bersama lingkungan. (FAO, 2002).
Inisiatif GIAHS diarahkan untuk mempromosikan pemahaman umum,
kesadaran, pengakuan nasional dan internasional terhadap warisan sistem
pertanian dan pangan dengan menumbuhkan pendekatan terpadu antara
pertanian berkelanjutan dan pembangunan pedesaan yang melibatkan keluarga
petani, petani, masyarakat adat.
WarIsan sIsteM PertanIan Dan Pangan
2
14
PEDOMAN “WARISAN SISTEM PERTANIAN DAN PANGAN UNTUK KETAHANAN PANGAN”
BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015
Visi dan MisiA.
Visi GIAHS adalah konservasi yang dinamis terhadap warisan sistem pertanian
dan pangan yang hidup, berkembang dan penting secara global (GIAHS) untuk
menghasilkan barang dan jasa yang melimpah dalam mendukung ketahanan
pangan saat ini dan masa depan.
Pencapaian Visi tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan filosofi
“BAHAGIA” dengan penjabaran sebagai berikut :
Bangga atas Warisan Sistem Pertanian dan Pangan yang unggul;1.
Harapan memperoleh penghidupan yang lebih baik;2.
Giat mempertahankan dan mengembangkan Warisan secara inovatif;3.
Ada manfaat yang diperoleh langsung atas kegiatan pengembangan sistem 4.
pertanian dan pangan.
Misi GIAHS adalah untuk mengidentifikasi, mendukung, menjaga dan
mengembangkan warisan sistem pertanian dan pangan untuk ketahanan pangan
bagi generasi kini hingga generasi masa depan.
Tujuan StrategisB.
Pada tataran implementatif, khususnya terkait GIAHS ataupun NIAHS yang
berbasis pada upaya pencapaian ketahanan pangan, yaitu pengembangan Warisan
Sistem Pertanian dan Pangan untuk Ketahanan Pangan, maka tujuan strategis
yang akan dicapai adalah:
Mempromosikan pemahaman dan kesadaran publik, pengakuan serta 1.
dukungan lokal, nasional dan internasional untuk menjaga Warisan Sistem
Pertanian dan Pangan untuk Ketahanan Pangan.
Mengembangkan model inovatif yang melibatkan masyarakat, pemerintah 2.
lokal dan nasional dalam manajemen adaptif keanekaragaman hayati
Pertanian.
Mempertahankan dan memperkuat budaya dan identitas masyarakat lokal 3.
dengan kearifan lokal yang telah melekat secara turun temurun.
Sasaran StrategisC.
Adapun sasaran strategis yang akan dicapai adalah:
15
PEDOMAN “WARISAN SISTEM PERTANIAN DAN PANGAN UNTUK KETAHANAN PANGAN”
BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015
Meningkatnya pemahaman dan kesadaran publik, pengakuan serta dukungan 1.
lokal, nasional dan internasional untuk menjaga Warisan Sistem Pertanian dan
Pangan.
Berkembangnya model inovatif pengembangan Warisan Sistem Pertanian 2.
dan Pangan untuk Ketahanan Pangan yang melibatkan beragam elemen
pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah pusat, pemerintah daerah,
dan sektor swasta hingga komunitas masyarakat.
Menguatnya rasa bangga seluruh elemen bangsa terhadap akar budaya 3.
terkait sistem pertanian dan pangan untuk ketahanan pangan yang telah
berkembang secara turun temurun, sekaligus meningkatkan manfaat yang
didapat masyarakat.
KriteriaD.
Warisan Sistem Pertanian dan Pangan untuk Ketahanan Pangan yang
dipertimbangkan masuk ke dalam kategori GIAHS diharapkan dapat memenuhi
5 (lima) kriteria yang mencakup kepentingan publik dan bekerja secara holistik,
dengan meliputi:
Fungsi ketahanan pangan dan penghidupan1.
Warisan Sistem Pertanian dan Pangan yang diusulkan haruslah yang
berkontribusi terhadap ketahanan pangan dan penghidupan penduduk
lokal yang mewakili mayoritas sumber penghidupan penduduk tersebut. Hal
ini mencakup penyediaan dan pertukaran di antara penduduk lokal untuk
menghasilkan kestabilan dan kemandirian pangan dan penghidupan.
Untuk memenuhi kebutuhan pangan dan penghidupannya, pertanian
tradisional melakukan praktik diversifikasi, penanaman beragam tanaman
untuk memaksimalkan penggunaan ruang dan waktu, penggunaan input
kimia yang minimal, serta penggunaan sumber daya lokal yang tersedia.
Konservasi GIAHS terkait dengan kondisi bahwa globalisasi, degradasi
lingkungan dan peningkatan jumlah penduduk telah membawa tekanan
pada sistem produksi sehingga menurunkan keragaman biologi, economic
returns dan penghidupan khususnya untuk komunitas pertanian tradisional
yang termasuk kaum miskin dan marginal. Promosi GIAHS dapat membantu
meningkatkan produksi pangan (on-farm) dan memperbaiki penghidupan di
perdesaan.
16
PEDOMAN “WARISAN SISTEM PERTANIAN DAN PANGAN UNTUK KETAHANAN PANGAN”
BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015
GIAHS Site, Hani Rice Terraces in Honghe of Yunnan, China
Foto
: htt
p://e
nglis
h.ag
ri.go
v.cn
17
PEDOMAN “WARISAN SISTEM PERTANIAN DAN PANGAN UNTUK KETAHANAN PANGAN”
BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015
18
PEDOMAN “WARISAN SISTEM PERTANIAN DAN PANGAN UNTUK KETAHANAN PANGAN”
BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015
Fungsi keragaman hayati dan ekosistem 2.
Agroekosistem yang kompleks beserta keragaman hayati pertaniannya
serta lanskap yang terkait, dapat dikonservasi dan dikembangkan secara
berkelanjutan dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan yang
terkait dengan melibatkan secara aktif penduduk lokal. Konservasi dinamis
GIAHS perlu diangkat ke tingkat internasional untuk diperkenalkan dan diakui
sebagai bagian dari sumberdaya ekologi dan budaya dunia yang unik.
Sistem pengetahuan dan adaptasi teknologi3.
GIAHS merupakan kumpulan praktik dan sistem pengetahuan, kelembagaan,
teknologi, kemampuan, budaya, kepercayaan dan nilai yang sesuai untuk
masyarakat pertanian. Hal ini terkait erat dengan pengetahuan dan kearifan
lokal masyarakat dan caranya beradaptasi dengan teknologi yang berkembang
saat ini.
Sistem nilai budaya pertanian dan organisasi sosial4.
GIAHS merupakan sistem yang diregulasi oleh nilai budaya pertanian yang
kuat dan bentuk kolektif dari organisasi sosial termasuk kelembagaan untuk
manajemen agro-ekologi, pengaturan normatif untuk akses sumberdaya dan
pembagian keuntungan, sistem nilai, ritual, dll.
Bentangan alam (landscape) yang nilai ekologis dan keindahannya tinggi5.
Bentangan alam (landscape) merupakan hasil dari manajemen manusia
menyediakan solusi kreatif atau praktis terhadap hambatan lingkungan atau
sosial yang ada. Contoh bentangan alam/lanskap dimaksud adalah sistem
irigasi, teras, dll. Lanskap ini dapat menjadi konservasi/efisiensi sumber daya
atau menyediakan keragaman hayati, sarana rekreasi, atau penggunaan non
komersial (seni, pendidikan, spiritual atau hal-hal ilmiah).
Warisan Sistem Pertanian dan Pangan untuk Ketahanan Pangan yang
dipertimbangkan masuk ke dalam kategori NIAHS diharapkan dapat memenuhi
6 (enam) kriteria yang terdiri dari 5 (lima) kriteria GIAHS dan ditambah dengan 1
(satu) kriteria, yaitu Keanekaragaman pangan dan keanekaragaman hayati yang
bernilai tinggi.
PendekatanE.
Pendekatan yang dilakukan untuk mengembangkan Sistem Warisan Pertanian
dan Pangan untuk Ketahanan Pangan dilakukan tercermin melalui 4 langkah
sebagai berikut:
19
PEDOMAN “WARISAN SISTEM PERTANIAN DAN PANGAN UNTUK KETAHANAN PANGAN”
BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015
Penilaian (1. Assessment):
untuk menyajikan sebuah analisa menyeluruh mengenai status dan
kecenderungan sistem warisan pertanian
Pengelolaan Adaptif/Konservasi Dinamis: 2.
untuk mengidentifikasi praktik pengelolaan terbaik dalam mempromosikan
konservasi dan penilaian barang dan jasa pertanian warisan
Pembangunan Kapasitas: 3.
untuk memperkuat kapasitas masyarakat lokal dan organisasi mereka
serta pemangku kepentingan lain dalam mengelola GIAHS dan untuk
mempromosikan kesadaran dan tindakan yang bertanggung jawab.
Pengarusutamaan: 4.
untuk mempromosikan integrasi GIAHS dalam rencana dan program sektoral
dan lintas-sektoral di tingkat nasional dan lokal.
Pelaksanaan pendekatan tersebut dilakukan dengan memperhatikan 3 (tiga)
manfaat pokok yang akan dicapai melalui pemanfaatan alam yang bersinergi
dengan kearifan lokal, melalui pencapaian:
Konservasi Lingkungan1.
Tindakan konservasi melalui pemanfaatan potensi lokal dengan melakukan
penguatan sistem manajemen penduduk lokal.
Kesejahteraan Rakyat2.
Dengan adanya peningkatan kesejahteraan petani, maka petani akan bangga
menjadi seorang petani dan memberikan kemantapanbagi petani tersebut
untuk tetap bertani.
Pemenuhan Kebutuhan (Pangan)3.
Pemenuhan kebutuhan pangan secara berkelanjutan dapat terjamin
dengan memperteguh dan/atau mengaktualisasikan kembali kearifan lokal,
dan memberikan insentif khusus dalam melestarikan kearifan lokal untuk
mendukung pencapaian ketahanan pangan yang berbasis kedaulatan pangan
dan kemandirian pangan.
Melalui pendekatan tersebut, semua pemangku kepentingan dituntut untuk
menumbuhkan pendekatan terpadu antara sistem pertanian berkelanjutan dengan
pembangunan pedesaan, sesuai potensi, nilai sosial budaya dan ekonomi masing-
masing daerah dan ramah lingkungan serta menghasilkan produk yang bernilai
jual tinggi. u
20
PEDOMAN “WARISAN SISTEM PERTANIAN DAN PANGAN UNTUK KETAHANAN PANGAN”
BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015
Pu’er Traditional Tea Agrosystem China was recognized as a GIAHS site in 2012
Foto
: htt
p://e
nglis
h.ag
ri.go
v.cn
21
PEDOMAN “WARISAN SISTEM PERTANIAN DAN PANGAN UNTUK KETAHANAN PANGAN”
BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015
Beragam proses dilakukan untuk melestarikan dan mengembangkan Warisan
Sistem Pertanian dan Pangan untuk Ketahanan Pangan baik pada tataran
global, nasional hingga tingkat lokal baik dalam bentuk GIAHS (Globally
Important Agriculture Heritage System) maupun NIAHS (Nationally Important
Agriculture Heritage System).
Tataran GlobalA.
Sejak tahun 2003, FAO telah menetapkan upaya untuk mengidentifikasi sistem
penggunaan lahan dan lanskap yang mengagumkan, kaya akan keanekaragaman
hayati, berasal dari adaptasi bersama oleh kelompok masyarakat sesuai
kebutuhan dan aspirasinya untuk pembangunan yang berkesinambungan dengan
lingkungannya. Proses internalisasi GIAHS dilakukan dengan cara sosialisasi,
identifikasi, seleksi, peningkatan kapasitas, pendam pingan dan pengesahan/
pengakuan terhadap lokasi GIAHS secara global oleh tim/pakar FAO.
Hingga tahun 2014,telah terdapat 31 situs GIAHS di 13 negara di dunia yang
tersebar di Afrika, Amerika Latin dan Asia. Khusus di kawasan Asia dan Pasifik,
uPaYa InternalIsasI
3
22
PEDOMAN “WARISAN SISTEM PERTANIAN DAN PANGAN UNTUK KETAHANAN PANGAN”
BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015
lokasi GIAHS terdapat di negara China, India, Jepang dan Philipina. Contoh GIAHS
diantaranya adalah pertanian chiloe di Chili, pertanian Andean Peru, Sistem Gout
di Aljeria, Sistem Oase di Moroko, taman jeruk di Italia dan lainnya. Pengembangan
GIAHS membutuhkan waktu dan kekonsistenan kebijakan, seperti upaya China
dalam mengembangkan dan mendapatkan sertifikasi GIAHS, membutuhkan
waktu sekitar 4-10 tahun.
Beberapa tipe lokasi yang telah mendapat pengakuan GIAHS, diantaranya:
Agroekosistem terasering padi gunung (seperti di China)1.
Sistem pertanian tumpang sari/polikultur (Seperti di Taiwan)2.
Sistem pertanian vegetasi bawah 3.
Sistem peternakan nomaden dan semi-nomaden (seperti di Rusia)4.
Sistem manajemen irigasi kuno (5. ancient irrigation), tanah dan air (seperti di
Maroko dan Tunisia)
Pekarangan (seperti di Vanuatu)6.
Sistem dibawah permukaan laut (seperti di India)7.
Warisan pertanian adat (seperti di India dan Jepang)8.
Pertanian tanaman bernilai tinggi dan rempah-rempah (seperti di 9.
Madagaskar)
Sistem berburu (seperti di Rusia)10.
Gambar 1. Lokasi GIAHS yang tersebar di seluruh dunia
(Sumber: http://www.fao.org/giahs/en/)
23
PEDOMAN “WARISAN SISTEM PERTANIAN DAN PANGAN UNTUK KETAHANAN PANGAN”
BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015
Tataran NasionalB.
Pada tataran nasional, Pemerintah Indonesia menetapkan Nationally Important
Agriculture Heritage System (NIAHS) atau yang dikenal sebagai Warisan Sistem
Pertanian Dan Pangan Nasional. Hal ini dilakukan sebagai langkah strategis
menuju pengakuan sebagai GIAHS. Sebagai bentuk dukungan terhadap komitmen
nasional tersebut, Kementerian Pertanian melalui Badan Ketahanan Pangan meng -
iden tifikasi dan mengembangkan Warisan Sistem Pertanian dan Pangan untuk
Ketahanan Pangan.
Pada tahap inisiasi, sebagai upaya untuk mendapatkan pengakuan terhadap
pengetahuan dan kearifan lokal bidang pertanian di Indonesia, Pemerintah
Indonesia melalui Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat sejak
tahun 2013 telah melakukan upaya internalisasi melalui pelaksanaan sosialisasi
dan kajian potensi GIAHS. Sosialisasi dilakukan dengan melibatkan lintas K/L terkait
dengan mendatangkan pakar dari FAO.
Adapun kajian potensi GIAHS di Indonesia tersebut dilakukan oleh Institut
Pertanian Bogor bekerja sama dengan Univeritas Lampung, Universitas Gadjah
Mada, Universitas Udayana, Universitas Mulawarman, dan Universitas Hasanuddin
untuk mengkaji dan melakukan pemetaan lokasi potensi GIAHS di 5 (lima) wilayah
Indonesia, yaitu Provinsi Bali, Lampung, D.I. Yogyakarta, Kalimantan Timur dan
Sulawesi Selatan. Berdasarkan hasil kajian tersebut lokasi potensi GIAHS Indonesia
yang saat ini diunggulkan untuk diajukan ke FAO adalah Praktek Pertanian di Desa
Tradisional Bugbug, Kab. Karangasem, Provinsi Bali, yang dikenal dengan Tri Hita
Karana (THK). THK juga mengimplementasikan sistem pertanian Subak.
Berdasarkan Rapat Koordinasi tentang Globally Important Agri culture Heritage
System (GIAHS) yang diselenggarakan di Hotel Prama Sanur Beach Hotel, Sanur,
Bali pada tanggal 20-21 November 2014 disepakati bahwa Kemenko PMK selaku
inisiator pengembangan GIAHS di Indonesia menjadi koordinator implementasi
dan penatalaksanaan GIAHS di Indonesia, yang melibatkan seluruh K/L terkait,
diantaranya Kementerian Pertanian, Kementerian Kelautan dan Perikanan, dan
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Adapun Kementerian Pertanian
selakufocal point kerja sama RI-FAO, memiliki peran untuk endorsement pengajuan
usulan GIAHS Indonesia kepada FAO.
Proses internalisasi pada tataran nasional dilakukan dengan cara sosialisasi,
identifikasi, seleksi, peningkatan kapasitas, pendam pingan dan pengesahan/
pengakuan terhadap lokasi NIAHS oleh Tim Pokja Nasional. Adapun proses yang
24
PEDOMAN “WARISAN SISTEM PERTANIAN DAN PANGAN UNTUK KETAHANAN PANGAN”
BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015
harus ditempuh untuk memperoleh pengakuan/sertifikasi NIAHS, dilakukan melalui
tata cara sebagai berikut:
Gambar 2. Proses Sertifikasi NIAHS
Tataran Lokal (Pemerintah Daerah, Sektor Swasta dan Masyarakat)C.
Pada tataran lokal, internalisasi NIAHS dan atau GIAHS dapat dilakukan
melalui upaya pemberdayaan masyarakat lokal yang dilengkapi dengan fasilitasi
pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan, mempromosikan pengetahuan
tradisional dan meningkatkan keberlangsungan sistem melalui pengembangan
ekonomi. Upaya ini dilakukan melalui koordinasi program/kegiatan yang bersifat
lintas sektor.
Pemerintah Daerah, sektor swasta, dan masyarakat diharapkan untuk berperan
aktif secarakonsisten dan berkelanjutan untuk mendukung upaya dan menciptakan
situasi yang kondusif dalam membangun rasa bangga untukmelestarikan Warisan
Sistem Pertanian dan Pangan serta secara mandiri melakukan berbagai aktivitas
yang inovatif bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal secara berkesinam-
bungan. Peran tersebut dapat dilaksanakan dengan cara:
Penguatan ekonomi bagi masyarakat lokal;1.
Pengelolaan aspek budaya, pengelolaan ekosistim dan lingkungan;2.
Edukasi dan promosi untuk pengembangan ekowisata;3.
Pembangunan pertanian berkelanjutan dan promosi pertanian organik;4.
Pembangunan sosial dan/atau fasilitasi infrastruktur;5.
Tata kelola dan penguatan legalitas. 6. u
25
PEDOMAN “WARISAN SISTEM PERTANIAN DAN PANGAN UNTUK KETAHANAN PANGAN”
BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015
Keberhasilan upaya internalisasi yang dilaksanakan baik pada tataran global,
nasional, maupun lokal bergantung pada strategi pengembangan yang
dilakukan untuk pengakuan konservasi/pelestarian warisan budaya pertani-
an dan pangan pada daerah-daerah di Indonesia. Strategi pengembangan Warisan
Sistem Pertanian dan Pangan untuk Ketahanan Pangan perlu mempertimbangkan
hal-hal berikut:
Penetapan strategi perencanaan nasional yang partisipatif (penetapan tujuan, 1.
kerangka kerja organisasi dan peningkatan kapasitas);
Menentukan kekhasan dan kedinamisan lokasi;2.
Mengidentifikasi hal-hal prinsip, peralatan/perangkat dan praktek-praktek 3.
yang terbaik dalam konservasi dinamis untuk lokasi yang dipilih;
Program aksi yang dikembangkan dan didemonstrasikan 4.
Penilaian perkembangan GIAHS/NIAHS;5.
Diseminasi hasil dan inisiatif pengembangan skala luas;6.
Tercapainya tujuan dan aspirasi penduduk lokal.7.
strategI PengeMBangan
4
26
PEDOMAN “WARISAN SISTEM PERTANIAN DAN PANGAN UNTUK KETAHANAN PANGAN”
BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015
Adapun secara garis besar, strategi pengembangan untuk pengakuan
konservasi/pelestarian warisan budaya pertanian dan pangan terdiri dari empat
(4) kegiatan utama yakni: i) identifikasi dan sosialisasi; ii) verifikasi/rekomendasi; iii)
intervensi; dan, iv) pengajuan usulan.
Identifikasi dan SosialisasiA.
Tahapan awal untuk pengembangan Warisan Sistem Pertanian dan Pangan
untuk Ketahanan Pangan adalah identifikasi potensi dan sosialisasi. Identifikasi
potensi dilakukan oleh Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah melalui
observasi dan kunjungan lapangan serta kajian bersama dengan perguruan tinggi/
lembaga kajian yang relevan. Hasil identifikasi tersebut selanjutnya dituangkan
dalam bentuk proposal pengajuan yang disertai dengan data dan informasi yang
valid untuk menggambarkan ketelusuran dan kevalidan riwayat/sejarah pada lokasi
yang akan diangkat potensinya.
Gambar 3. Tahapan Penentuan Lokasi GIAHS / NIAHS
Proses identifikasi dilakukan untuk memotret dan mengkaji keberadaan
Warisan Sistem Pertanian dan Pangan di seluruh penjuru Indonesia yang memiliki
keunikan dan kesesuaian kriteria dengan standar yang telah ditetapkan oleh
FAO untuk site GIAHS,maupun yang ditetapkan oleh Pemerintah RI untuk site
NIAHS. Berdasarkan hasil identifikasi tersebut, lokasi tersebut perlu dipersiapkan
lebih lanjut untuk memperoleh kesempatan dan peluang agar diakui kekhasan
dan keunikannya secara nasional (sertifikasi NIAHS oleh Tim Pokja Nasional) dan
bahkan secara global (sertifikasi GIAHS oleh FAO).
27
PEDOMAN “WARISAN SISTEM PERTANIAN DAN PANGAN UNTUK KETAHANAN PANGAN”
BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015
GIAHS Pilot Site 7 Urban Agricultural Heritage of Xuanhua Grape Gardens, Hebei
Adapun upaya sosialisasi yang dilakukan meliputi penyebaran informasi
terkait konsep dan kegiatan pengembangan Warisan Sistem Pertanian dan Pangan
untuk Ketahanan Pangan kepada seluruh elemen masyarakat, khususnya kepada
stakeholder yang daerahnya potensial memiliki warisan sistem pertanian dan
pangan yang patut untuk dilestarikan. Pelaksanaan sosialisasi dilakukan melalui
penyelenggaraan pertemuan/workshop/seminar, pengadaan dan penyebarluasan
bahan promosi terkait potensi GIAHS/NIAHS.
Tahap awal untuk identifikasi dan sosialisasi yang dilakukan oleh Badan
Ketahanan Pangan pada tahun 2015, dilakukan pada 2 (dua) lokasi potensial,
yaitu Provinsi Bali dan Provinsi Jawa Barat.
Verifikasi/RekomendasiB.
Setelah dilakukan identifikasi terhadap warisan sistem pertanian dan pangan
di lokasi potensial NIAHS atau GIAHS, maka hasil identifikasi ini selanjutnya akan
melalui tahap verifikasi. Verifikasi yang dilakukan oleh Tim Pokja Nasional yang
dikoordinasikan oleh Kementerian Koordinator Pemberdayaan Manusia dan
Foto
: htt
p://e
nglis
h.ag
ri.go
v.cn
28
PEDOMAN “WARISAN SISTEM PERTANIAN DAN PANGAN UNTUK KETAHANAN PANGAN”
BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015
Kebudayaan. Upaya ini dilakukan untuk mengevaluasi hasil identifikasi lapangan
maupun kajian dengan kesesuaian kriteria yang telah ditetapkan secara nasional
maupun global. Hasil verifikasi adalah berupa rekomendasi mengenai Warisan
Sistem Pertanian dan Pangan yang akan dikonservasi dan pada akhirnya diusulkan
untuk mendapat pengakuan baik nasional maupun global.
IntervensiC.
Intervensi dalam bentuk pelaksanaan program dan kegiatan penunjang yang
dilakukan bersama-sama secara terintegrasi antar pemangku kepentingan yang
terlibat memiliki peranan penting dalam mendukung keberhasilan pengembangan
lokasi potensi Warisan Sistem Pertanian dan Pangan Nasional (NIAHS). Peran
serta lintas sektor (pertanian, kehutanan, kelautan dan perikanan, pariwisata, dll)
baik di tingkat pusat dan daerah serta adanya dukungan swasta dan masyarakat
setempat menjadi satu rangkaian utuh yang harus dapat dikoordinasikan dengan
baik. Intervensi ini dapat dilakukan bersamaan dengan proses identifikasi.
Implementasi dalam bentuk program dan kegiatan yang terintegrasi antar
berbagai sektor yang terkait sesuai dengan tupoksinya masing-masing dalam kurun
waktu yang disepakati bersama, misalnya 4 tahun. Ilustrasi intervensi program/
kegiatan bagi masyarakat di suatu site GIAHS/NIAHS dijabarkan pada Gambar 4.
Gambar 4. Contoh Intervensi
29
PEDOMAN “WARISAN SISTEM PERTANIAN DAN PANGAN UNTUK KETAHANAN PANGAN”
BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015
Program dan kegiatan yang dilaksanakan dapat didasarkan pada kegiatan
yang merevitalisasi ekonomi pedesaan dan mengembalikan kepada identitas
pangan dan pertanian dalam hal :
Keanekaragaman pangan, gizi dan kesehatan, kesempatan ekonomi dan •pembukaan lapangan kerja pertanian.
Konservasi agro-• biodiversity dan keterkaitan dengan sumberdaya genetik
untuk mendukung keanekaragaman pangan.
Pengakuan dan mengangkat nilai/citra terhadap identitas budaya pangan (pola •pangan) dan budaya lokal.
Mempromosikan praktek-praktek agro-• ecological yang mendukung pertanian
berkelanjutan dan ketahanan ekosistim.
Nilai tambah untuk produk-produk dan jasa dari beragam agro-ekosistim•
Intervensi dapat bersifat spesifik dan berbeda-beda antar satu lokasi potensial
NIAHS/GIAHS dengan yang lainnya bergantung pada potensi yang ada. Sebagai
ilustrasi intervensi, Program Aksi yang dapat dilakukan untuk masyarakat yang
memiliki budaya terkait pangan lokal, diantaranya:
1. Perbaikan Sistim Pertanian Pangan Lokal tertentu sebagai pangan pokok:
Memperbaiki kualitas benih ubikayu yang dikembangkan dengan tingkat a.
produktifitas yang lebih tinggi dan aman untuk konsumsi.
Memperbaiki sistim budidaya ubikayu dengan penggunaan pupuk organik b.
untuk menjaga kesuburan lahan dan peningkatan produksi.
2. Perbaikan Sistim Pengolahan Pangan Lokal:
Penggunaan peralatan pengolahan ubikayu yang lebih higienis.a.
Memperpendek proses pengolahan dengan peralatan yang lebih praktis.b.
Mempertahankan konsep c. zero waste dalam pengolahan ubikayu.
3. Peningkatan Kegiatan Ekonomi Produktif:
Pelatihan pengolahan pangan lokal menjadi berbagai olahan bernilai a.
ekonomis atau nilai jual.
Memperbaiki kemasan yang lebih menarik.b.
Membentuk jaringan pemasaran.c.
Merintis kemitraan dengan berbagai pihak.d.
30
PEDOMAN “WARISAN SISTEM PERTANIAN DAN PANGAN UNTUK KETAHANAN PANGAN”
BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015
4. Peningkatan sanitasi lingkungan:
Penataan pemukiman yang lebih sehat dengan menata kandang ternak a.
tidak berdekatan langsung dengan tempat tinggal.
Penataan limbah rumah tangga (saluran air limbah, sumur air bersih, dll).b.
5. Peningkatan Kualitas Gizi Masyarakat:
Pengembangan pertanian organik untuk sayuran di pekarangan rumah a.
untuk konsumsi keluarga.
Pengembangan ternak (ayam, itik) untuk konsumsi keluarga.b.
Sosialisasi tentang makanan yang sehat : Beragam, Bergizi Seimbang dan c.
Aman (B2SA).
Peningkatan kualitas gizi anak sekolah dan usia dini dengan pemberian d.
makanan tambahan.
6. Pengembangan Sebagai Desa Wisata Ketahanan Pangan:
Pengembangan seni budaya Cirendeu.a.
Pembangunan fasilitas seperti sarana areal pembibitan, pembangunan b.
shade house dan pembuatan sarana green house (proses belajar bagi
pengunjung).
Peningkatan kualitas SDM dalam pengolahan pangan untuk pengembangan c.
agribisnis.
Pemantapan kelembagaan usaha.d.
Pelatihan peningkatan usaha dan kewirausahaan untuk pengembangan e.
ekonomi : aspek manajemen, nilai ekonomis produk, penghitungan biaya
produksi, dll.
Secara umum, untuk mendukung keberlanjutan implementasi terhadap
pengembangan dan konservasi Warisan Sistem Pertanian dan Pangan baik pada
skala NIAHS maupun GIAHS, pengembangan ekonomi berupa peningkatan nilai
tambah di daerah pelaksana untuk masyarakat lokal merupakan unsur penting
yang harus menjadi perhatian.
31
PEDOMAN “WARISAN SISTEM PERTANIAN DAN PANGAN UNTUK KETAHANAN PANGAN”
BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015
Pengajuan UsulanD.
Tahap akhir dari proses strategi pengembangan warisan budaya pertanian dan
pangan adalah proses pengajuan usulan yang dapat dilaksanakan secara paralel
dengan proses intervensi program. Proses pengajuan usulan dimulai dengan
penyusunan proposal dengan mengacu pada penilaian kesesuaian dengan kriteria
NIAHS yang dibuat oleh Kemenko PMK. Tahapan selanjutnya adalah penilaian
proposal oleh tim Pokja di bawah koordinasi Kemenko PMK. Jika memenuhi
persyaratan, dilakukan penetapan melalui sertifikasi warisan sistem pertanian dan
pangan nasional (NIAHS) oleh Kemenko PMK.
Setelah adanya pengakuan secara nasional oleh Kemenko PMK, Tim Pokja
dapat mengajukan potensi Warisan Sistem Pertanian dan Pangan tersebut ke
tingkat global, melalui penyampaian proposal usulan ke FAO sebagai kandidat
GIAHS Proposal GIAHS ini perlu mengikuti standar yang ditetapkan FAO. Setelah
dilakukan verifikasi oleh Tim Pokja di bawah koordinasi Kemenko PMK, maka
Proposal GIAHS diajukan ke FAO melalui Kementerian Pertanian yang merupakan
focal point kerjasama RI-FAO. Adapun tahapan penetapan NIAHS dan GIAHS
dapat dilihat pada lampiran 2. u
Qingtian Rice-Fish Culture, Zhejiang
Foto
: htt
p://k
alei
dosc
ope.
cult
ural
-chi
na.c
om
32
PEDOMAN “WARISAN SISTEM PERTANIAN DAN PANGAN UNTUK KETAHANAN PANGAN”
BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015
Pelabelan dan Packaging yang dirancang dengan baik untuk mempromosikan produk lokal di salah situs GIAHS di China (Gambar 1-4 ), Chili (Gambar 5) dan Jepang (Gambar 6)
2
1
5 6
3 4
Foto
: Dok
. Kem
enta
n
33
PEDOMAN “WARISAN SISTEM PERTANIAN DAN PANGAN UNTUK KETAHANAN PANGAN”
BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015
Mekanisme implementasi dan koordinasi dalam melestarikan Warisan
Sistem Pertanian dan Pangan untuk Ketahanan Pangan sebagai bagian
dari upaya untuk mendapatkan pengakuan sebagai lokasi site NIAHS
maupun GIAHS dijabarkan sebagai berikut:
Pemerintah PusatA.
Membentuk Tim Koordinasi Pelaksanaan yang beranggotakan Kementerian/1.
Lembaga terkait, FAO Indonesia, mitra internasional, swasta, organisasi
masyarakat dan perguruan tinggi. Upaya ini akan dikoordinasikan oleh Tim
Pokja Nasional.
Menyusun Pedoman Warisan Sistem Pertanian dan Pangan untuk Ketahanan 2.
Pangan.
Membangun koordinasi dan kerjasama pemerintah pusat dan daerah serta 3.
pemangku kepentingan lain seperti swasta, organisasi masyarakat dan
internasional serta perguruan tinggi sesuai dengan tugas dan kewenangannya
Peran Pusat Dan Daerah
5
34
PEDOMAN “WARISAN SISTEM PERTANIAN DAN PANGAN UNTUK KETAHANAN PANGAN”
BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015
dalam pengembangan Warisan Sistem Pertanian dan Pangan untuk Ketahanan
Pangan.
Optimalisasi advokasi untuk mengarusutamakan pelestarian Warisan Sistem 4.
Pertanian dan Pangan untuk Ketahanan Pangan.
Melakukan inventarisasi, identif ikasi dan seleksi potensi di tingkat Kementerian/5.
Lembaga dan daerah berdasarkan pedoman yang ditetapkan.
Menyusun proposal secara bersama Kementerian/Lembaga atas proposal 6.
pemerintah daerah.
Pemerintah ProvinsiB.
Membentuk Tim Teknis NIAHS dan GIAHS di wilayahnya yang beranggotakan 1.
SKPD terkait, swasta, organisasi masyarakat dan perguruan tinggi.
Menyusun Pedoman Teknis Warisan Sistem Pertanian dan Pangan untuk 2.
Ketahanan Pangan.
Membangun kerjasama, konsolidasi dan pembagian peran antara pemerintah 3.
daerah dengan pemangku kepentingan lain seperti swasta, organisasi
masyarakat dan perguruan tinggi mulai dari tahap identifikasi hingga
pengembangan Warisan Sistem Pertanian dan Pangan.
Melakukan sosialisasi, promosi, dan diseminasi untuk mengarusutamakan 4.
pelestarian Warisan Sistem Pertanian dan Pangan di wilayahnya sebagai
bagian kebijakan strategis daerah.
Melakukan inventarisasi, identifikasi dan seleksi potensi di tingkat provinsi 5.
berdasarkan pedoman yang ditetapkan.
Menyusun dan mengajukan proposal NIAHS sebagai cikal bakal lokasi GIAHS 6.
yang diusulkan ke FAO.
Pemerintah Kabupaten dan KotaC.
Membentuk Tim Pelaksana NIAHS dan GIAHS di wilayahnya yang 1.
beranggotakan SKPD terkait, swasta, organisasi masyarakat dan perguruan
tinggi.
Menyusun Pedoman Pelaksanaan Warisan Sistem Pertanian dan Pangan untuk 2.
Ketahanan Pangan.
35
PEDOMAN “WARISAN SISTEM PERTANIAN DAN PANGAN UNTUK KETAHANAN PANGAN”
BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015
Membangun kerja sama, konsolidasi dan pembagian peran antara pemerintah 3.
daerah dengan pemangku kepentingan lain seperti swasta, organisasi
masyarakat dan perguruan tinggi mulai dari tahap identifikasi hingga
pengembangan Warisan Sistem Pertanian dan Pangan.
Melakukan sosialisasi, promosi, dan diseminasi untuk mengarusutamakan 4.
pelestarian Warisan Sistem Pertanian dan Pangan di tingkat kabupaten dan
kota sebagai bagian kebijakan strategis daerah.
Melakukan inventarisasi, identifikasi dan seleksi potensi di tingkat Kabupaten 5.
dan Kota berdasarkan pedoman yang telah ditetapkan;
Menyusun dan mengajukan proposal NIAHS sebagai cikal bakal lokasi GIAHS 6.
yang diusulkan melalui Provinsi dan Nasional. u
GIAHS site in Peru
Foto
: htt
p://w
ww.
wor
ldag
ricul
tura
lher
itage
.org
36
PEDOMAN “WARISAN SISTEM PERTANIAN DAN PANGAN UNTUK KETAHANAN PANGAN”
BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015
Fasilitas Pendukung berkembangnya GIAHS di China berupa Museum Pertanian (gambar 1-4) dan upaya promosi produk pertanian dan pangan yang diangkat sebagai unggulan di lokasi GIAHS (gambar 5-6)
2
1
5 6
3 4
Foto
: Dok
. Kem
enta
n
37
PEDOMAN “WARISAN SISTEM PERTANIAN DAN PANGAN UNTUK KETAHANAN PANGAN”
BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015
Sebagai bagian dari pembangunan ketahanan pangan untuk mewujudkan
kedaulatan pangan, maka dilaksanakan kegiatan pelestarian Warisan Sistem
Pertanian dan Pangan. Disadari bahwa pelestarian warisan sistem pertanian
dan pangan ini akan menghadapi berbagai tantangan sesuai dinamika yang
terjadi saat ini. Karena itu diperlukan tekad dan kerja sama dari seluruh pemangku
kepentingan baik pemerintah, swasta, perguruan tinggi maupun masyarakat
luas.
Dukungan lintas sektor dalam mendorong pengembangan Warisan Sistem
Pertanian dan Pangan dapat dilakukan melalui upaya koordinasi dan fasilitasi
Warisan Sistem Pertanian dan Pangan sesuai dengan peran masing-masing sektor
terkait. Peran pemerintah daerah dapat dioptimalkan baik dari sisi teknis maupun
sisi penganggaran melalui dana APBD. Swasta pun dapat turut berperan dengan
memanfaatkan kerja sama Public Private Partnership ataupun melalui pemanfaatan
dana CSR (Coorporate Social Responsibility). Selanjutnya masyarakat yang menjadi
sasaran pembangunan perlu terus diberdayakan dan dibangun kemandiriannya.
Implementasi Pedoman Pelaksanaan Warisan Sistem Pangan dan Pertanian
untuk Ketahanan Pangan dapat terus disempurnakan sesuai dengan perkembangan
kebijakan dan dinamika sosial ekonomi, lingkungan dan iklim. u
PenutuP
38
PEDOMAN “WARISAN SISTEM PERTANIAN DAN PANGAN UNTUK KETAHANAN PANGAN”
BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015
1stlevel criteria for the identification of candidate sites using GIAHS global criteria
2nd level criteria for prioritizing which site needs to be studied in the short and long term / NIAHS
Indicators
Contributes in 1. a major way to the community’s food security and livelihood Supports 2. biodiversity conservation and ecosystems functions The practices 3. are part of a local/indigenous knowledge systems and are adaptive The practices are 4. part of culture, value systems and social organization It involves a 5. remarkable landscape that has been maintained for a very long time
Indigenous knowledge systems 1. and practices: Social Acceptability, Uniqueness
CirikhasIndonesiaa)
Bagaimanadenganb) heritage yanghampirpunah?
Scale of application 2. Bukanhanyabatasadministrasitetapijugadapatmerupakanbatasekologis,dan/ataubatasbudaya.
Ageofthepractice3.(depend on current situation)Narasumberminimalberusia60tahunAkanlebihbaiknarasumbermampumenunjukkandokumen/buktiyangsahih
Current and/or Potential support 4. of Local Government Unit
Hubungankeruanganpada5.keanekaragamanhabitat(ekosistemtanahdanekosistemair)
Contributes to a major watershed/6. ecosystems program and livelihood
Potential for agrotourism 7. programs
Hanyaadadia)IndonesiaSejalandenganb)nilaisosial
Minimal1desaatausebutanlain
Minimal50thn
KomitmenPemerintahDaerah(Kab/Kota,Prov)
Level of Biodiversity(dalambiodiversity map)
Support to people income and welfare
Existing cultural event
Lampiran 1. Kriteria NIAHS (Two level criteria for Identifying Candidate Sites for NIAHS)
39
PEDOMAN “WARISAN SISTEM PERTANIAN DAN PANGAN UNTUK KETAHANAN PANGAN”
BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015
No Tahap Uraian
1. SosialisasiNIAHS
Sosialisasikepadainstansi/lembagaterkaitditingkatnasionaldandaerah,untukmemberikanpemahaman,menarikminat,sekaligusmengidentifikasilokasiberpotensiNIAHS
2.PenjaringanminatusulanNIAHS
Menjaringminatdariinstansisektoral,provinsidankabupaten/kotauntukmendorongminatpengajuanusulanNIAHS
3.ReviuatasusulanawalNIAHS(long-list)
Mereviuusulanyangmasuk,memberikanumpan-balik,danmembuatdaftarpanjang(long-list)lokasiyangpotensialsebagaiNIAHS
4.Panduanpenyusunanproposal
Menyusunpanduanpenyusunan:(a)ProposaluntukPengakuanNIAHS;(b)RencanaAksiPelestarianNIAHS
5.PenyusunanProposaldanRencanaAksi
Memberikanbimbingan,asistensidalampenyusunanProposaldanRencanaAksi
6.PengajuanproposalNIAHS
MengumpulkanProposaldanRencanaAksi
7. ReviuproposalNIAHSMereviuusulanyangmasuk,memberikanpenilaian,umpanbaliktermasukkunjunganlapangan
8.PemilihanusulanNIAHSyangpotensial(short-list)
Memilihusulanlokasiyangdinilailayak,dannilaitertinggiNIAHS(short-list)
9. PenetapanNIAHS MelaluiSKMenkoPMK
10.ImplementasiRencanaAksi
Memberikanbimbingan,supervisidalampelaksanaanrencanaaksiyangdilaksanakanolehpengelolaNIAHS
11.Pemantauan,PenilaiandanPelaporan
MelakukanPemantauan,PenilaiandanPelaporanpelaksanaanrencanaaksiyangdilaksanakanolehpengelolaNIAHS
12.SeleksiuntukdiusulkansebagaiGIAHS
MendorongdanmenyeleksilokasiNIAHSyanglayakdiusulkansebagaiGIAHS,danmemfasilitasipertemuandenganFAO
Lampiran 2. Tahapan untuk Penentuan Lokasi, Pengusulan Proposal, Penilaian, dan Penetapan NIAHS
40
PEDOMAN “WARISAN SISTEM PERTANIAN DAN PANGAN UNTUK KETAHANAN PANGAN”
BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015
Urban Agricultural Heritage of Xuanhua Grape Gardens, Hebei
Foto
: htt
p://e
nglis
h.ag
ri.go
v.cn