Bimbingan Teknis Kompetensi Pengelola Perpustakaan PTS di ...
PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN
Transcript of PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN
i
PEDOMAN TEKNIS PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN
PERPUSTAKAAN NASIONAL RI
2013
ii
Penyusun :
Damaji Ratmono, SE.,S.IP. Indah Purwani,S.Sos
Wasito,S.Sos
Penyunting:
Dra. Sri Sumekar, M.Si
Ir. Mulatsih Susilorini, MM
Layout
Damaji Ratmono, SE.,S.IP.
Diterbitkan oleh : Perpustakaan Nasional RI
Jl. Salemba Raya No. 28A Jakarta Pusat Telp: (021) 3923554, Fax : (021) 3923554
Email : [email protected] Hak Cipta dilindungi oleh Undang-undang
Perpustakaan Nasional RI. Data Katalog dalam Terbitan (KDT)
Pedoman teknis penjilidan bahan perpustakaan / penyusun, Damaji Ratmono, Indah Purwani, Wasito ; penyunting, Sri Sumekar, Susilorini. -- Jakarta : Perpustakaan Nasional RI, 2013. ... hlm. ; ... cm.
ISBN 978-979-008-623-4
1. Bahan pustaka -- Pemeliharaan dan perbaikan - Buku pegangan, pedoman, dsb. I. Damaji Ratmono II. Indah Purwani. III. Wasito IV. Sri Sumekar. V. Mulatsih Susilorini. VI. Perpustakaan Nasional. 025.7
iii
KATA PENGANTAR
Undang-undang 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan, menyebutkan
bahwa Perpustakaan Nasional RI mengemban tugas dan fungsi antara lain
sebagai Pusat Pelestarian. Kekayaan koleksi Perpustakaan Nasional tentang
Indonesia merupakan aset warisan budaya bangsa yang tidak ternilai harganya
dan harus dilestarikan.
Sebagian besar koleksi Perpustakaan Nasional terbuat dari bahan kertas
(baik berupa buku maupun bentuk lembaran, yaitu : monograf, surat kabar,
terbitan berkala, naskah, peta, lukisan di atas kertas). Koleksi bahan
perpustakaan tersebut memiliki resiko kerusakan baik dari dalam bahan
perpustakaan itu sendiri, maupun dari luar (lingkungan dan kerusakan karena
manusia).
Tujuan utama program preservasi adalah untuk melesrtarikan bahan
perpustakaan baik pelestarian bentuk fisik dengan mempertahankan bentuk
aslinya dan pelestarian kandungan informasinya. Penjilidan bahan perpustakaan
merupakan salah satu solusi dalam menangani bahan perpustakaan yang
mengalami kerusakan. Koleksi buku lama yang terbit puluhan tahun yang lalu,
memiliki kondisi yang rentan akan kerusakan, sehingga perlu segera ditangani
melalui kegiatan penjilidan.
Perpustakaan Nasional RI telah mengembangkan berbagai metode
dalam teknik penjilidan yang mengacu pada Standart Internasional ISO 14416:
200 tentang Persyaratan Penjilidan buku, terbitan berkala, terbitan berseri dan
dokumen kertas lainnya yang digunakan di perpustakaan dan lembaga
PUSDOKINFO
Sebagai perpustakaan Pembina semua jenis perpustakaan, Perpustakan
Nasional bertugas melakukan pembinaan teknis perpustakaan, termasuk
pembinaan teknis tentang pelestarian bahan pustaka . Salah satu bentuk
iv
pembinaan teknis dalam bidang pelestarian adalah melalui penerbitan buku
Pedoman Teknis Penjilidan Bahan Perpustakaan.
Dengan terbitnya Buku Pedoman Teknis Penjilidan Bahan Perpustakaan
ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan bagi semua perpustakaan di
Indonesia, dalam pelaksanaan penjilidan bahan perpustakan.
Jakarta, Juli 2013,
Kepala Perpustakaan Nasional RI
Ttd
Sri Sularsih
v
DAFTAR ISI
Kata Pengantar iii
Daftar Isi v
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 2 B. Dasar Hukum 3
C. Tujuan 3 D. Sistematika Penulisan 4
BAB II PENGERTIAN, RUANG LINGKUP, ISTILAH DAN DEFINISI PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN 6
A. Pengertian Penjilidan 7 B. Ruang Lingkup Penjilidan 7 C. Istilah dan Definisi Penjilidan 8
BAB III BAHAN DAN SARANA PENJILIDAN 11
A. Kertas 12
B. Perekat/lem 15 C. Benang 16 D. Peralatan Penjilidan 19
BAB IV MEKANISME PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN 29
A. Tujuan dan Fungsi Penjilidan 30 B. Alur Kerja Penjilidan 30 C. Proses Penjilidan 32 D. Teknik Penjilidan Bahan Perpustakaan 34
1. Teknik Penjilidan dengan benang/ Thread Binding 34 2. Teknik Penjilidan dengan lem/ Perfect Binding 64
vi
BAB V TEKNIK PEMBUATAN SAMPUL 76
A. Fungsi Sampul 77 B. Jenis-Jenis Sampul 77
1. Sampul Lunak/Soft Cover 79 2. Sampul Keras/Hard Cover 79 3. Pembuatan Sampul Keras (hard cover) 81 4. Pembuatan Sampul Lunak (soft cover) 95
BAB VI PENUTUP 100
DAFTAR PUSTAKA 102
1
PENDAHULUAN
BAB I
2
A. LATAR BELAKANG
Salah satu tujuan pembangunan nasional bidang perpustakaan adalah
penyelamatan khasanah budaya bangsa. Kekayaan koleksi perpustakaan
sebagai aset bangsa yang memuat nilai-nilai luhur bangsa merupakan sumber
informasi utama yang harus dilestarikan. Mengingat banyaknya hasil karya
budaya bangsa di masyarakat yang perlu diselamatkan fisik dan dilestarikan
kandungan informasinya, mengharuskan Perpustakaan Nasional tidak saja
berkonsentrasi pada pelestarian koleksi Perpustakaan Nasional, tetapi juga
koleksi perpustakaan lain maupun koleksi perorangan.
Surat Keputusan Presiden no. 11 tahun 1987 tentang Perpustakaan
Nasional RI menyebutkan bahwa perpustakaan memiliki peranan penting dalam
pelestarian budaya bangsa. Perpustakaan Nasional RI memiliki beberapa tugas
pokok antara lain adalah sebagai pusat pelestarian hasil budaya bangsa.
Dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan
memperkuat fungsi Perpustakaan Nasional RI sebagai perpustakaan
pelestarian. Untuk melaksanakan fungsi tersebut maka Perpustakaan Nasional
RI memiliki kebijakan yang bersifat nasional tentang pelestarian koleksi
perpustakaan
Salah satu upaya dalam pelestarian bahan perpustakaan adalah melalui
kegiatan penjilidan bahan perpustakaan. Secara internasional The International
Organization Standardization (ISO) sudah menetapkan ISO 14416:200 :
Information And Documentation tentang Persyaratan untuk penjilidan buku,
terbitan berkala, terbitan berseri dan dokumen kertas lainnya untuk
penggunaan di perpustakaan dan lembaga PUSDOKINFO. Dalam standar
tersebut telah diatur tentang prosedur penjilidan, metode, standar bahan,
model penjilidan, dan teknik penjilidan yang berlaku secara internasional.
3
Standar Internasional untuk bahan dan metode penjilidan ini
dimaksudkan untuk meningkatkan ketepatan kualitas penjilidan, membantu
para penjilid (binder) untuk mengefisienkan hasil produksinya, termasuk
penerapan sistem otomatisasi, dan untuk menjamin kesinambungan persediaan
bahan penjilidan yang bebas asam (acid free).
Penyusunan buku pedoman ini mengacu pada standar Internasional ISO 14416:
200, dalam implementasinya merupakan materi mendasar yang disesuaikan
dengan kondisi perpustakaan di Indonesia , keberadaan bahan, dan kebutuhan.
B. DASAR HUKUM
Dasar hukum dalam penyusunan pedoman penjilidan ini yaitu :
1. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1990 tentang Serah Simpan Karya
Cetak dan Karya Rekam.
2. Undang-Undang Nomor 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan.
3. Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional Nomor 3 Tahun 2001
Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional Nomor 1 Tahun
2012;
C. TUJUAN
Tujuan dari penyusunan pedoman penjilidan ini yaitu:
1. Menentukan arah kebijakan nasional tentang teknis penjilidan bahan
perpustakaan;
2. Sebagai acuan dalam pelaksanaan penjilidan bahan perpustakaan pada
semua jenis perpustakaan;
4
3. Sebagai panduan dalam tindak lanjut PP no. 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintah Pusat dan Daerah khususnya dalam
penyusunan kebijakan perawatan dan pelestarian koleksi
perpustaakan di daerah.
4. Dalam rangka efisiensi dan efektifitas serta mekanisme pelaksanaan
penjilidan bahan perpustakaan secara nasonal.
D. SISTEMATIKA PENULISAN
Adapun sistematika penulisan pedoman ini yaitu :
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Dasar Hukum
C. Tujuan
D. Sistematika Penulisan
BAB II PENGERTIAN, RUANG LINGKUP, ISITILAH DAN DEFINISI
A. Pengertian Penjilidan
B. Ruang Lingkup Penjilidan
C. Istilah Dan Definisi Penjilidan
BAB III BAHAN/SARANA PENJILIDAN
A. Kertas
B. Perekat/Lem
C. Benang
D. Peralatan Penjilidan/Mesin-Mesin
E. Peralatan Penunjang Lainya
5
BAB IV MEKANISME PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN
A. Tujuan dan Fungsi Penjilidan
B. Alur Kerja Penjilidan
C. Proses Penjilidan
D. Teknik Penjilidan Bahan Perpustakaan
1. Teknik Penjilidan dengan benang/ thread binding
2. Teknik Penjilidan dengan lem/Perfect binding
BAB V TEKNIK PEMBUATAN SAMPUL
A. Fungsi Sampul
B. Jenis-Jenis Sampul
1. Sampul Lunak/Soft Cover
2. Sampul keras/Hard Cover
BAB VI PENUTUP
DAFTAR ISI
6
PENGERTIAN, RUANG LINGKUP, ISTILAH DAN DEFINISI PENJILIDAN
BAHAN PERPUSTAKAAN
BAB II
7
A. PENGERTIAN PENJILIDAN
Pada umumnya koleksi yang ada di perpustakaan dalam jangka waktu
tertentu pasti akan mengalami kerusakan. Pelestarian bahan perpustakan
sangat diperlukan guna menunjang fungsi layanan perpustakaan, sehingga
dapat menyediakan koleksi bahan perpustakaan dalam kondisi terpelihara
dengan baik, utuh dan siap pakai. Salah satu metode dalam pelestarian bahan
perpustakaan adalah melalui penjiidan.
Pengertian penjilidan adalah proses, cara menjilid bahan perpustakaan
dengan tujuan untuk melindungi koleksi dari kerusakan. Kegiatan penjilidan
termasuk dalam kegiatan konservasi yang meliputi perbaikan bahan
perpustakaan yang rusak agar kondisinya bisa dikembalikan seperti aslinya.
Untuk itu diperlukan pengetahuan teknis cara menjilid agar mutu jilidan sesuai
dengan maksud dan tujuannya serta bentuk jilidannya bisa diwujudkan secara
maksimal.
Kebijakan untuk menjilid bahan perpustakaan secara ideal harus
melalui prosedur dan tata cara sebagaimana alur kerja yang seharusnya
dilakukan antara pihak pustakawan dan penjilid/binder agar dicapai hasil yang
maksimal.
B. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pedoman ini mengacu pada ISO 14416: 200, yakni untuk
pedoman penjilidan buku, terbitan berkala dan lembaran dokumen lainnya atau
8
pedoman untuk menjilid ulang monografi dengan sampul tebal, terbitan berseri
dan dokumen lainnya.
C. ISTILAH DAN DEFINISI
Istilah dan definisi dalam kegiatan penjilidan yaitu,
1. Bahan Penutup (sampul/cover)
Kumpulan bahan-bahan penutup, karton, dan tatahan yang siap
dilekatkan pada blok buku.
2. Blok Buku
Kumpulan lembaran, termasuk naskah tercetak atau tertulis dan semua
kertas yang ditambahkan oleh penjilid buku yang akan atau telah dijilid.
3. Buckram
Bahan tenunan yang dilapisi dan direndam dalam basa kuat
4. Jahit lewat lipatan
Metode mengaitkan signature (kateren/kuras) yang terpisah, dengan
benang yang melewati menembus lipatan dari bagian dalam
kateren/kuras.
5. Jahit samping
Metode untuk mengamankan lembaran buku dengan benang dekat
pinggiran jilid, benang tersebut melewati menembus seluruh ketebalan
blok buku
6. Jilid ulang
Proses menggantikan suatu jilid (jilidan) menggunakan baik metode
original (dengan mempertahankan jahitan yang lama ) maupun baru
dari penyatuan lembaran.
9
7. Kertas berbufer basa
Kertas dengan pH 7.0 atau lebih, mengandung senyawa (misalnya
kalsium karbonat) pada suatu tingkat yang cukup untuk menetralkan
asam yang ditimbulkan dari peruraian kertas, dari bahan lain yang
digunakan, atau dari polusi udara.
8. Kuras (katern)
Dalam proses penjilidan buku/majalah, kuras atau katern (berasal dari
bahasa Belanda) adalah susunan halaman-halaman buku atau majalah
dalam selembar kertas besar. Setelah kertas besar itu dilipat, halaman-
halaman ini akan tersusun sesuai nomor halamannya. Satu katern
biasanya terdiri dari 4, 8, atau 16 halaman bolak balik (kelipatan 4).
Selembar kuras akan menjadi satu lembar film (klise).
9. Lembar pelindung
Lembar terlipat dari kertas yang dipasang pada blok buku, dengan
masing-masing lembar menghadap ke sisi dalam dari karton, perekat
dipakai pada halaman luar dari setiap lembar pelindung ketika blok buku
dibungkus.
10. Overhang
Bahan penutup diperpanjang melebihi pinggir dari karton.
11. Oversewing
Metode menjahit bagian tipis (misalnya plies) lembaran, satu pada yang
lain dalam rangkaian, untuk menciptakan blok buku yang semi fleksibel.
Oversewing dapat dilakukan dengan tangan dan mesin. Hampir selalu
terakhir dalam penjilidan perpustakaan
12. Pengipasan/ Pengibasan
Proses mengerjakan tepi tumpukan lembaran untuk persiapan
pengeleman.
10
13. Pembungkusan ulang
Proses untuk memasukkan blok buku utuh ke dalam bungkus baru, atau
memasukkan bungkus utuh pada suatu blok buku yang diperbaiki.
14. Penjilidan perekat kipas/pengibasan dua sisi (kipas kiri dan kipas
kanan/pengibasan ke kiri dan ke kanan)
metode merekatkan lembaran lepas bersama pada pinggir jilid untuk
menciptakan suatu blok buku yang kuat dengan memakai lem pada
lembaran, pertama dikipas/dikibas keluar (kiri) dalam satu arah dan
kemudian sekali lagi dalam arah yang berlawanan.
15. Rounding dan backing
Membentuk blok buku dengan mesin khusus (atau dengan tangan).
Hasil rounding dalam ciri punggung cembung dan cekung pinggiran
depan dari suatu buku sampul keras. Backing menyebabkan pinggiran
signature fan out, membuat suatu kertas berlem untuk sampul karton
untuk kembali lagi setelah buku dijilid.
16. Sisi jilidan
Tepi dari lembaran atau kuras yang dijahit, dijilid dengan perekat atau
dengan cara lain
17. Spine inlay = tatahan punggung
Strip atau kartu digunakan untuk memperkuat punggung buku
18. Spine lining
Proses dari, atau bahan yang digunakan, dalam menguatkan punggung
buku
11
BAHAN DAN SARANA PENJILIDAN
BAB III
12
A. KERTAS
Kertas yang dibutuhkan untuk penjilidan mempunyai berbagai ukuran
standar sebagai berikut.
1. Kertas Qonqueror (61,5 x 86 cm)
Bahan Kertas ini mengandung sedikit kandungan zat asam atau pH nya
diatas 7 sehingga sering digunakan untuk bahan pelapis atau pelindung
kertas yang kandungan informasinya bernilai tinggi seperti pada koleksi
buku langka, surat kabar, gambar dan photo langka.
2. Kertas Kessing Samson (90x120 cm)
Bahan kertas seperti pembungkus semen ini mempunyai pH agak
rendah kurang dari 7 (asam) sehingga tidak dianjurkan untuk melapisi
koleksi yang mempunyai kandungan informasi yang bernilai tinggi
karena sifat asamnya bisa menular ke koleksi tersebut. Kertas ini dapat
digunakan sebagai pelapis sampul/cover pada koleksi surat kabar.
3. Karton Board (65x75 cm) dan (70x100 cm)
Bahan yang diproduksi pada awal abad ke 20 ini sudah mempunyai
ukuran standar industri seperti board No. 20; 30; 40; 60. Board ini baik
digunakan dan dipersiapkan untuk penjilidan dengan kualitas yang baik
maka tidak ada masalah dalam penggunaan dan pengeleman.
4. Karton Millboard
Board yang bebas asam (acid free) yang dibikin oleh pabrik dengan
warna abu-abu ini sangat kuat dan tahan lama. Bahan ini sangat tepat
untuk penjilidan, karena tidak retak, karena sangat tipis yakni antara
0,65,08,092 dan 125 inc. Biiasanya digunakan untuk menjilid bahan
kulit, dan pembuatan box, hasilnya berkualitas tinggi.
13
5. Kertas Marmer/Marbel paper
Kertas dengan corak berwarna warni ini biasa digunakan untuk melapisi
cover buku agar lebih menarik dan bervariasi. Bentuk kertas bercorak
bunga-bunga atau lukisan tangan yang dibuat secara hand made
sehingga menciptakan corak yang lebih artistik dan menarik.
Gambar 1. Beberapa corak kertas marmer
6. Buckram dan Linen
Terbuat dari campuran antara bahan kain dan plastik, sehingga agak
ulet, lentur juga kuat teksturnya. Biasanya dipakai untuk bahan
cover/penutup sampul buku/majalah dan kotak, warnanya
bermacam-macam. Beda bukcram dan linen hanya terletak pada
kekuatan teksturnya, dimana bukram yang merupakan produk impor
lebih kuat dan mahal daripada linen buatan lokal.
14
Gambar 2. . Kertas Linen
Gambar 3. Buckram
15
B. PEREKAT/ LEM
Berdasarkan Standar ISO 14416:200 jenis perekat yang digunakan untuk
penjilidan terdiri dari dari :
1. Perekat untuk semua proses
Persyaratan khusus: Perekat harus tidak mengandung PVC, dan
mempunyai nilai pH 7. Persyaratan umum: Perekat yang digunakan untuk
semua proses harus mampu membentuk suatu ikatan tahan lama antara
permukaan yang digabungkan. Kekuatan perekat harus sedemikian mengikat
bahan-bahan sehingga tidak dapat dipisahkan tanpa merusaknya, kecuali
menggunakan teknik khusus. Perekat harus mempunyai daya tahan yang baik,
daya adaptasi yang baik terhadap semua jenis kertas dan ciri-ciri kekuatan yang
baik, serta tahan terhadap serangan biologis (serangga/ngengat).
2. Perekat untuk jilid perekat dobel-fan
Persyaratan khusus: Perekat yang digunakan untuk jilid perekat fan
dobel, mengelem punggung dan meluruskan punggung harus suatu polimer
plastis internal seperti polivinil asetat, PVAc, diformulasi khusus untuk
keperluan ini, yang tidak berlawanan dengan penuaan jangka panjang pada
temperatur ruangan normal (20OC sampai 30OC).
3. Perekat untuk membungkus (casing-in)
Persyaratan khusus: Perekat untuk casing–in harus kompatibel dengan
perekat yang digunakan untuk membuat bungkus sehingga bungkus melekat
erat dan aman bagi blok buku.
16
Gambar 4. Bahan perekat/lem
C. BENANG
1. Benang untuk jahit-luar
Persyaratan khusus benang untuk jahit luar harus katun, nilon atau katun
ditutup poliester. Kekuatan putus harus tidak kurang dari 15 N sebagaimana
diukur oleh ISO 2062.
2. Benang untuk jahit lewat lipatan
Persyaratan khusus benang untuk jahit lewat lipatan oleh mesin harus
katun, nilon atau katun ditutup poliester, dan harus sesuai caliper untuk
mengendalikan pengembangan. Kekuatan putus harus tidak kurang dari 15 N
sebagaimana diukur oleh ISO 2062. Benang dengan kualitas yang sama harus
17
digunakan untuk menjahit lewat lipatan dengan tangan, kecuali dapat juga
digunakan benang katun atau rami.
3. Benang untuk jahit samping
Persyaratan khusus benang untuk jahit samping harus katun, nilon atau
katun dicakup poliester, dan ketebalan sama dengan benang katun R 72 tex f4,
dan memiliki kekuatan putus harus tidak kurang dari 15 N.
4. Pita jahit
Persyaratan khusus pita jahit harus katun atau linen, harus tidak kurang dari
13 mm lebar, dan harus memiliki tidak kurang dari 40 benang lungsin per cm
dan tidak kurang dari 13 benang pengisi per sentimeter. Kekuatan tarik harus
tidak kurang dari 107 N/cm kain
Gambar 5. benang jahit
18
Gambar 6. Bahan pita penghias buku (head band)
Gambar 7. Bahan untuk cover buku
19
D. PERALATAN PENJILIDAN
Peralatan yang dibutuhkan dalam proses penjilidan secara ideal
memang banyak sekali macam dan fungsinya. Peralatan yang digunakan bisa
yang modern atau konvensional. Untuk belajar cara menjilid perlu memahami
beberapa proses penggunaan peralatan penjilidan agar tidak mengalami
kesulitan dan menghasilkan karya jilid yang bagus. Beberapa peralatan yang
diperlukan di antaranya adalah
1. Mesin potong semi otomatis
Mesin potong kertas ini digunakan untuk memotong kertas/karton
menurut ukuran yang diperlukan. Mesin ini ada yang digerakkan dengan listrik
dan ada yang manual dengan tangan. Tipe alat ini berdiri sendiri dan terbuat
dari besi dengan standar pemotongan tidak kurang dari 1050 mm (42 inci), bisa
disesuaikan untuk penggunaan dalam skala yg luas, dan pisaunya harus diganti
secara berkala.
Mesin potong merupakan salah satu penunjang dalam hal merapikan
atau menyisir ke tiga sisi buku atau majalah yang akan kita jilid.
Ketiga sisi buku atau majalah tersebut yaitu sisi atas jika buku atau majalah
didirikan sesuai teks atau informasi lainnya, sisi bawah, dan sisi depan buku
atau majalah dalam posisi tetap berdiri dan posisi punggung buku atau majalah
berada di sebelah kiri tangan kita. Kegiatan merapikan atau menyisir buku atau
majalah ini senantiasa di lakukan setiap jilidan terutama buku atau majalah
baru, karena tiap jilidan itu terdiri dari beberapa seri terbitan buku atau
majalah. Sebagai contoh jika menjilid buku atau majalah sebanyak 1000 bundel
atau jilidan, ini artinya kita akan melakukan penyisiran jilidan tersebut sebanyak
1000 x 3 sisi buku atau majalah sama dengan 3000 kali kita mengerjakan
penyisiran.
20
Gambar 8. Mesin potong semi otomatis
Skala penunjuk angka besarnya yang akan dipotong (kiri) dan bantalan
jarak potong pada belakang mesin potong sesuai skala angka (kanan). Jarak atau
lebar yang akan dipotong sesuai angka skala (kiri) dan penampang mesin potong
semi manual secara utuh
Gambar 9. Skala Penunjuk Mesin potong semi otomatis
21
2. Mesin potong manual
Mesin potong manual biasanya di pakai untuk memotong bord no. 20
dalam rangka pembuatan kotak majalah atau kotak penyimpanan dokumen
tertentu. Di samping itu biasanya di pakai untuk memotong atau menyisir buku
atau majalah. Pada punggungnya di lem atau lembar lepas, kemudian di lem
kembali sesuai prosedur pengeleman. Frekuensi banyaknya jumlah pemotongan
hampir sama dengan mesin potong semi manual. Karena di setiap ikat buku
atau majalah biasanya kita melakukan pemotongan 2-3 kali pada punggungnya,
jika tidak sesuai hasil potongan meleset atau tidak rata lebarnya karena licin
pada cover luar buku atau majalahnya.
Gambar 11. Bantalan jarak potong belakang mesin dan skala angka potongan
Gambar 10 Penampang mesin potong manual
22
3. Alat potong bord ( kacip )
Alat potong bord (kacip) yaitu alat potong khusus memotong bord,
cover buku atau majalah secara manual dan satu per satu, dapat juga untuk
memotong linen setelah di gabung beberapa lembar untuk pekerjaan dengan
ukuran lebar yang sama. Untuk memotong bord biasanya di lakukan satu per
satu lembar bord, baik dalam pekerjaan portepel atau map, dan cover buku atau
majalah.
Alat potong kacip ini di lengkapi alat ukur di dua tempat yaitu 1 ukuran
dalam centimeter yang melekat pada dinding meja pemotong bord, dan 1
ukuran dalam centimeter yang tertera pada tatakan meja sebelah kanan bawah.
Alat potong bord ini ada dua unit yang merupakan andalan untuk segala aspek
dan ukuran bord yang dikehendaki.
Dalam frequensi jumlah penggunaan dan hasil potongan bord yaitu
sebagai berikut : untuk memotong dengan hasil satu buah cover buku atau
majalah adalah 2 lembar bord untuk sisi depan dan belakang di tambah satu
lembar bord untuk punggung buku atau majalah. Praktek memotongnya 2x
potong ukuran panjang, 2x potong ukuran lebar, 2x potong akhir atau pinggir.
Punggung buku bord no. 60 (1 buah), yaitu 1x potong ukuran panjang,
1x potong ukuran lebar. Untuk memotong bord dalam pembuatan map/
portepel berlidah di perkirakan 10 kali sampai 15 kali pemotongan per satu
buah portepel.
23
Gambar 12. Mesin potong kacip
Gambar 13. Mesin potong kacip
Penampang mesin potong bord (kiri) dan skala angka dalam centimeter
sesuai potongan pada bantalan mesin (kanan) Tampak skala centimeter pada
alat potong bord bagian bawah (kiri) dan terdapat 2 unit penampang alat
potong bord.
24
4. Mesin potong otomatis besar ( Mesin potong kertas Polar 78 )
Yaitu alat potong modern yang di lengkapi monitor dan ada sensor
pengamannya. Mesin potong ini cara kerjanya sangat ringan, areal potongnya
luas, di lengkapi bola-bola angin, ada sensor pengaman, serta ketikan ukuran
potongan tertera pada layar monitor.
Gambar 14 . Mesin potong otomatis besar Polar 78
5. Mesin potong kertas lembaran
Mesin potong kertas lembaran merupakan mesin potong yang di pakai
untuk memotong kertas dalam beberapa lembar, yang di lengkapi skala
potongan ukuran kertas. Petunjuk skala ukuran ini tertera pada meja tatakan
kertas yang akan di potong. Mesin ini manual dengan cara memotong kertasnya
gaya atau tekanan pegas, sama seperti memotong bord pada alat kacip.
25
Gambar 15 Penampang mesin potong kertas lembaran
Gambar 16 : Skala Ukuran kertas dan skala centimeter pada bantalan sisi mesin
6. Alat potong linen 2 roll
Merupakan alat untuk memotong linen dalam posisi rol linen di pasang
pada besi batang rol. Kemudian linen ditarik sesuai lebar yang dikehendaki
dalam posisi tegang lalu pisau potongnya digaritkan atau digesekan pada
linennya dari tepi kiri sampai tepi kanan maka terjadilah satu potongan linen
yang kita kehendaki. Alat potong linen ini dilengkapi 2 unit besi batang rol dan 2
unit pisau pemotong linen.
26
Gambar 17: Penampang mesin potong linen
Gambar. 18. Peragaan pemotongan linen (kiri)
7. Mesin bor atau pembuat lubang
Peralatan ini dikhususkan untuk membuat lubang dengan interval lubang
tertentu yang bisa di atur secara manual. Bentuk lubang bulat dapat digeser ke
kanan kiri dan maju mundur, sehingga hasil lubang bulatnya bisa diatur letaknya
di pinggir atau di tengah.
27
8. Press Buku/Koran
Alat pres buku terbuat dari besi atau kayu berukuran standar 350 x 550
mm, berfungsi untuk mengeluarkan udara dari dalam buku yang selesai dilem
sehingga menjadi padat (lebih menyatu dan merapikan proses pengeleman.
Gambar. 19. alat press buku
Peralatan Penunjang Penjilidan lainnya yaitu :
1. Jarum jahit dengan panjang jarum 7 – 9 cm.
2. Pisau potong (cutter)
3. Gunting
4. Tulang pelipat
5. Penggaris besi
6. Kuas segi tiga
7. Kuas besar
8. Palu
9. Gergaji buku
10. Pusut
28
Gambar 20 . Peralatan penunjang penjilidan (foto peralatannya dilengkapi sesuai dengan yg di sebutkan )
Gambar 21 . Jarum jahit
29
MEKANISME PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN
BAB IV
30
A. TUJUAN DAN FUNGSI PENJILIDAN
Tujuan utama penjilidan di perpustakaan adalah untuk melestarikan
bahan perpustakaan agar tetap dalam keadaan utuh dan terhindar dari
kerusakan fisik guna menunjang fungsi perpustakaan dalam melaksanakan
layanan perpustakaan.
Penjilidan bahan perpustakaan dilakukan karena beberapa faktor antara lain :
1. Frekuensi pemakaian bahan perpustakaan yang terlalu sering;
2. Kerusakan bahan perpustakaan tidak terlalu parah dan kertas yang
akan dijilid belum mengalami kerapuhan
3. Kerusakan bahan perpustakaan tidak terlalu parah dan kertas yang
akan dijilid belum mengalami kerapuhan.
4. Bahan perpustakaan yang mempunyai kandungan informasi yang
bernilai tinggi
Fungsi penjilidan diperlukan untuk mencegah keruskan sedini mungkin,
sehingga bahan perpustakaan tidak akan bertambah parah kerusakannya.
B. ALUR KERJA PENJILIDAN
Berikut ini adalah alur kerja penjilidan :
1. Bagian layanan perpustakaan melakukan seleksi koleksi yang perlu
dilakukan konservasi, membuat kartu catatan/ slip penjilidan, dan
mengirimkan ke bagian penjilidan;
2. Bagian penjilidan melakukan sortir bahan perpustakaan,pengecekan
daftar koleksi, serta mencatat tentang kerusakan koleksi;
31
3. Bahan perpustakaan yang rusak dikirim ke bagian perawatan untuk
dilakukan laminasi, enkapsulasi, atau deasifikasi, sesuai dengan jenis
kerusakan.
4. Apabila isi bahan perpustakaan tidak lengkap, misalnya ada beberapa
lembaran yang hilang, atau volume nomer surat kabar atau majalah
tidak lengkap, maka bahan perpustakaan akan dikembalikan ke bagian
layanan.
5. Setelah proses perawatan bahan perpustakaan selesai, maka akan
dikirimkan ke bagain penjilidan untuk dijilid.
6. Bahan perpustakaan yang sudah lengkap (baik no, volume, maupun
halamannya) segera dilakukan proses penjilidan.
Setelah selesai dijilid, bahan perpustakaan dilengkapi dengan data (label, judul,
dsb.) dan dikirimkan kembali ke bagian layanan.
ALUR KERJA PROSES PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN
32
C. PROSES PENJILIDAN
Struktur Buku Struktur buku seperti gambar di atas yaitu terdiri dari :
1. Sampul muka 2. Sampul belakang 3. Pita kepala 4. Engsel dalam 5. Blok buku 6. Lembar Pelindung 7. Pias 8. Engsel luar 9. Pita ekor 10. Punggung buku
Tahapan Penjilidan
1) Melipat lembaran kertas menjadi kuras (katern), menyusun,
menggabungkan menjadi satu dengan bahan tertentu.
2) Membuat ban atau menyortir sehingga hasil jilidan betul-betul
tersusun dengan rapi dan baik.
33
3) Proses penghimpunan, penjilidan cetakan ataupun kuras (katern)
dapat dilakukan dengan beberapa cara tergantung dari jenis
bahan perpustakaan yang akan dijilid.
4) Melakukan penyisiran sehingga rata.
5) Membuat cover .
6) Penggabungan lembar demi lembar dan penyampulan dapat
dilakukan secara manual ataupun dengan menggunakan mesin.
7) Penjilidan dapat dilakukan pada bahan perpustakaan yang terdiri
atas buku, majalah, dan surat kabar dan meliputi pengerjaan bagian
Isi buku (blok buku) yaitu bagian buku dan sampul buku/cover yaitu
kulit buku yang berupa sampul lunak atau keras untuk melindungi
isi buku/blok buku.
Proses Penjilidan digambarkan sebagai berikut :
Ada bermacam-macam teknik penjilidan, disesuaikan dengan usia buku
dan nilai kegunaan atau kandungan informasi yang ada di dalamya. Setiap
bahan perpustakaan yang akan ditangani pasti mengalami masalah yang
berbeda-beda, demikian juga dalam metode pengerjaannya. Penjilidan itu
sendiri dibagi dua bagian dalam pelaksanaan, yaitu persiapan awal (forwarding)
Melipat
lembaran
kertas menjadi
katern/kuras
Menyusun
Menggabung kan
Penyisiran Pengkoveran
Membuat
BAN/
Menyortir
34
yakni proses pembuatan cover yang dilakukan untuk melengkapi penjilidan
yang memuat judul dan dekoratif bahan perpustakaan. Penyelesaian (finishing)
yang merupakan hal penting dan agak sulit pengerjaannya dalam penjilidan
karena membutuhkan keahlian, kejelian dan kemampuan seni artistik dimana
judul dan dekoratif sebuah bahan perpustakaan dapat dibuat dengan manarik.
D.
TEKNIK PENJILIDAN BAHAN PERPUSTAKAAN
Pada umumnya teknik penjilidan yang diterapkan pada penjilidan buku
dapat dibagi dalam tiga macam , yaitu :
1. Penjilidan dengan benang (tread binding)
2. Penjilidan dengan lem (perfect binding)
3. Penjilidan dengan kawat (wire binding) : dalam buku ini pedoman ini
tidak dibahas.
1. Teknik Penjilidan Dengan Benang (Tread Binding)
Menjilid dengan benang merupakan sistem penjilidan yang paling baik
mutunya. Kekuatan jilidan sangat bagus dan kemudahan untuk dibuka serta
dibentangkan dengan posisi 180 derajad menyebabkan sistem jilidan ini banyak
dipakai untuk buku-buku berkualitas tinggi, seperti ensiklopedia, kamus, buku
teks, buku pedoman, dan lain sebagainya. Ditinjau dari aspek konservasi buku
dengan sistem jilid benang ini mempunyai kekuatan yang lebih baik dari pada
sistem jilid lainnya, seperti jilid kawat dan jilid lem .
Hanya saja bagian isi buku harus berupa kuras, sehingga seluruh
halaman isi harus dilipat terlebih dahulu sebelum dijilid. Berbeda dengan jilid
kawat pada punggung ( sadle stitching ), yang dapat dijilid pada setiap bukunya
35
hanya yang terdiri atas satu kuras atau lebih ( multi) .Kuras yang satu dengan
yang lain digabungkan dengan cara ditumpuk dan dijahit dengan benang.
Ada 2 macam cara menjilid dengan benang yaitu :
a. Menjilid dengan 1 kuras ( tanpa pita)
b. Menjilid multi kuras ( diatas pita)
a. Teknik Menjilid dengan 1 kuras (tanpa pita)
Bagian blok buku hanya terdiri atas 1 kuras. Bagian sampul dan blok
buku digabungkan dengan jilid benang . Bahan sampul yang dipakai ialah karton
seperti BC, Buffalo, Manila karton atau yang sejenisnya sedangkan blok buku
digunakan HVS , atau art paper. Pada sistem jilid benang ukuran buku sangat
menentukan jumlah tusukan jahitnya. Buku dengan ukuran setengah folio (
16,5x 21,5 cm.) dijahit dengan 3 tusukan, sedangkan buku dengan ukuran folio (
21,5 x 33 cm ) dijahit dengan 5 tusukan.
Berikut adalah Bahan dan Peralatan yang diperlukan :
Bahan menjilid satu kuras
Keterangan Gambar:
1. Kertas isi : HVS 60/80
gram/m2
2. Kertas Sampul : BC/
Buffalo
3. Bord
4. Benang jahit
5. Lilin 1
2 3
4
5
36
Peralatan Penjilidan menjahit satu kuras
Keterangan Gambar:
1. Pisau Potong (Cutter) 2. Penggaris Besi 30 cm
3. Benang Jahit 4. Jarum Jahit
5. Tulang Pelipat
1
2
3
4
5
37
Cara Penjilidan 1 kuras (tanpa pita)
1. Kertas dilipat menjadi 2 bagian
dengan menggunakan tulang pelipat,
untuk mendapatkan hasil yang baik
tekan kertas dengan tulang pelipat ke
sisi atas dan bawah. Lipat kertas
bagian isi menjadi dua bagian dengan
menggunakan tulang pelipat. Untuk
mendapat hasil lipatan yang baik
tekan tulang pelipat dari tengah
keatas dan kebawah
2. Urutkan lipatan kertas sesuai dengan nomor urut halaman, bilamana yang dijilid berupa buku teks, maka dibuat kuras-kuras (1 kuras terdiri atas 4,8,12,16 halaman dst ) Sisipkan lipatan kertas berdasarkan nomor urut halamannya apabila yang dijiid adalah buku teks sehingga merupakan satu kuras. ( 1 kuras dapat terdiri atas = 4,8,12,16,20,24 halaman…dan seterusnya.
3. Untuk membuat sampul potong karton seukuran dengan bentangan halaman isi dan lipat menjadi dua potong karton untuk bagian sampul seukuran dengan bentangan halaman isi dan kemudian lipat menjadi dua
38
4. Gabungkan sampul karton dengan bagian isi
5. Bagian punggung yang akan dijahit ditandai untuk menentukan jumlah tusukannya. Buku dengan ukuran 16,5 x 21,5 cm ( ½ folio) cukup dijilid dengan tiga tusukan . Sedangkan buku ukuran folio 21,5x 33 cm atau lebih maka penjilidannya lebih sesuai dengan lima tusukan.
6. Lubangi tanda jahit tersebut
dengan pusut . Buku dibuka dan
diletakkan di atas bord sebagai
alasnya, bagian sampul
menghadap ke atas dan bagian
teks menghadap ke bawah.
Lubang yang dibuat tidak perlu
terlalu besar cukup asal tembus
pada bagian buku dalam halaman.
39
7. Masukkan benang ke dalam
jarum. Agar benang lebih kuat
digosok dengan lilin. Benang yang
dipakai cukup satu helai saja dan
ujungnya diikat dengan cara
ditusukkan ke ujung jarum.
8. Jahit buku tersebut dimulai dari
bagian dalam. Mula-mula dari
tengah (lubang 2) keluar masuk ke
lubang 3. Dari lubang 3 ke lubang
1 melewati lubang 2, kemudian
masuk kembali ke lubang 2
1
2
3
4
40
9. Setelah dijahit sisa benang diikat mati dan dipotong kira-kira sepanjang 3 cm.
10. Press buku yang telah dijahit
dengan alat press. Pengepresan
tidak terlalu lama dan apabila
lipatan pada punggung buku sudah
terlipat erat maka buku dapat
dikeluarkan
11. Rapikan sisi buku dengan menyisir sesuaikan dengan ukuran buku yang diinginkan. Untuk melindungi permukaan meja dari sayatan pisau gunakan cutting mate/bord sebagai alasnya, penggaris besi sebagai pembatas dan pisau potong sebagai alat potongnya. Merapikan sisi buku dengan pisau potong hanya untuk buku dengan jumlah halaman yang tidak terlalu banyak. Untuk buku tebal penyisirannya harus menggunakan mesin potong.
41
b. Teknik Menjilid Multi Kuras (di atas pita)
Buku dengan multi kuras bagian isinya lebih dari satu kuras. Setiap kuras
berisikan lembar halaman yang telah disusun berdasarkan nomor
urutnya.Kuras-kuras tersebut kemudian digabungkan menjadi satu dan dijahit
dengan benang di atas pita yang berfungsi sebagai pengikat dari gabungan
antara kuras yang satu dengan kuras lainnya.
Pada blok buku bagian muka dan belakang ditempel lembar pelindung
yang berfungsi sebagai engsel yang menyatukan sampul dengan blok buku.Agar
dapat bertahan lama maka kertas lembar pelindung harus lebih tebal dan kuat
daripada kertas halaman isi. Penyampulan untuk multi kuras dapat
mempergunakan karton biasa (soft cover/paperback) ataupun dengan bord
(hardcover).Secara terpisah akan dijelaskan bagaimana cara membuat sampul
sampul tersebut.
Seperti halnya pada sistem jilid benang dengan satu kuras maka untuk
jilid benang dengan multi kuras pun ukuran buku sangat menentukan jumlah
jumlah tusukan jahit serta jumlah pita yang digunakan . Untuk buku dengan
ukuran setengah folio (16,5 x 21,5 cm) dijahit dengan enam tusukan, dengan
dua buah pita, sedangkan buku dengan ukuran folio (21,5 x 33cm) dijahit
dengan delapan tusukan dengan tiga pita. Setelah dijahit punggung blok buku
diberi lapisan lem untuk mengikat lebih kuat lagi blok buku yang telah dijahit
agar tidak bergeser. Pada punggung bagian kepala dan ekor dipasang pita
kepala dan pita ekor selain sebagai variasi berfungsi pula sebagai penguat
bagian tersebut. Proses terakhir dari menjailid multi kuras dengan benang di
atas pita ialah menempelkan lembar penguat pada punggung blok buku.
Berikut adalah Bahan dan Peralatan yang diperlukan :
42
5
Keterangan Gambar :
1. Pisau cutter 7. Pusut
2. Pisau 8. Jarum jahit
3. Gunting 9. Penggaris besi
4. Pemberat 10. Kain mahyong/perca
5. Tulang pelipat
6. Kuas segitiga
1
2
3
4
6
7 8
9
10
43
Cara Penjilidan Multi Kuras Di atas pita :
1. Kertas dilipat menjadi 2 bagian dan
ditekan dengan menggunakan tulang
pelipat, untuk mendapatkan hasil
yang baik tekan tulang pelipat dari
tengah ke atas dan ke bawah.
Keterangan Gambar :
1. Bord 5. Benang jait
2. Kertas HVS 6. Lilin
3. Kertas Pelindung/Conqueror 7. Pita Rimpis
4. Lem 8. Pita kapital
1
2 3
4
5 6
7
8
44
2. Sisipkan lipatan-lipatan kertas tersebut. Berdasarkan nomor urut halamannya sehingga membentuk kuras lipatan-lipatan tersebut berdasarkan nomor urut halamannya sehingga merupakan satu kuras. Misalnya jumlah halaman sebuah buku terdiri atas 320 halaman, apabila tiap kuras memuat 16 halaman maka jumlah kuras dalam buku tersebut adalah 320 :16=20 kuras
3. Ukur dan tentukan posisi jahitnya. Mula-mula diukur dari sisi kepala ke arah sisi ekor. Jarak dari kepala ke lubang 1= 2,5 cm, jarak dari lubang 1 ke lubang 2= 3,5 cm., jarak dari lubang 2 ke lubang3 = 1,5 cm (lebar pita)
4. Tanda-tanda yang akan jahit tersebut kemudian dilubangi dengan mempergunakan gergaji. Pada waktu menggergaji perlu diperhatikan agar lubang tidak terlalu dangkal ataupun terlalu dalam, cukup sampai menembus pada halaman kuras sebelah dalam. Lubang ini diperlukan untuk mempermudah jalannya jarun jahit dan benang pada waktu menjahit
45
5. Perdalam lubang apabila belum
tembus sampai ke halaman kuras
sebelah dalam dengan
menggunakan pusut. Pada waktu
memperdalam lubang sebaiknya
kuras diletakkan di atas selembar
bord dari punggungnya lubang
yang belum tembus tersebut
ditusuk dengan pusut.
6. Jahit kuras satu-persatu yang
dimulai dari kuras terakhir (kalau
untuk penjilidan majalah
vol/nomor yang paling akhir dalam
bendel yang dimaksud, untuk
penjlidan surat kabar maka
tanggal yang paling akhir dalam
bendel yang dimaksud). Untuk
memudahkan penjahitan maka
perlu bantuan pemberat agar
posisi dari kuras yang dijahit tidak
bergeser
7. Benang yang digunakan untuk
menjahit tidak dirangkap dua,
agar pada waktu menjahit benang
tidak terlepas dari jarumnya maka
ujung benang ditusukkan ke
jarum. Selain itu untuk
memperkuat dan melicinkan
jalannya benang jahit diberi
lapisan lilin.
46
8. Jahit tumpukan kuras
sebagai berikut :
Mula-mula jarum
dimasukkan ke dalam
lubang nomor 1 (sisi
ekor), ke luar nomor 2
(melompati pita), masuk
nomor 3, keluar nomor
4 (melompati pita),
masuk nomor 5, keluar
nomor 6 (sisi kepala)
Tahap 1
Tahap 2
Tahap 3
47
Tahap 4
Tahap 5
48
Tahap 6
Tahap 7
49
Tahap 8
Tahap 9
50
Tahap 10
9. Lanjutkan pada kuras
berikutnya, pemberat
pada kuras pertama
diambil dan letakkan
pada kuras yang akan
dijahit.
51
10. Jahit kuras kedua dengan urutan sebagai berikut : Jarum dari lubang nomor 6 kuras pertama masuk ke lubang nomor 6 pada
kuras kedua kemudian keluar nomor 5 (sebelum menempati pita benang pada
kuras kedua dikaitkan pada benang di atas pita pada kuras pertama), masuk ke
nomor 4, keluar ke nomor 3 (kaitkan pada benang di atas pada kuras pertama,
dan lompati pita), masuk ke nomor 2, keluar ke nomor 1.
Dari lubang nomor 1 pada kuras kedua benang kemudian diikatkan pada sisa
benang yang ada pada ujung nomor 1 pada kuras pertama. (perlu diperhatikan
adalah setiap selesai menjahit pada akhir kuras benangnya agak ditarik agar
hasil jahitan menjadi kencang.) (lihat gambar)
Tahap 1 masuk kelubang nomor 6 pada kuras kedua
52
Tahap 2 keluar ke nomor 5
Tahap 3 kaitkan pada benang di atas pita pada kuras pertama,dan lompati pita
53
Tahap 4 masuk kenomor 4
Tahap 5 keluar ke nomor 3
54
Tahap 6 kaitkan pada benang di atas pita pada kuras pertama,dan lompati pita
dan masuk ke nomor 2
Tahap 7 keluar ke nomor 1
55
Tahap 8 benang diikatkan pada sisa benang yang ada pada ujung nomor 1 pada
kuras pertama
11. Pada kuras ketiga, langkah jahitnya sama seperti cara menjahit kuras kedua
pada kertas pertama
Tahap 1
56
Tahap 2
Tahap 3
57
Tahap 4
Tahap 5
58
12. Sambung benang apabila habis sebelum penjahitan seluruh kuras selesai.
Penyambungan benang dilakukan pada bagian punggung bukan pada bagian
dalamnya sehingga akan tampak jika halaman buku dibuka. Ada beberapa cara
penyambungan benang yang aman dan kuat serta tidak akan terlepas pada
waktu ditarik saat penjahitan.
Tahap 1
Tahap 2
59
13. Blok buku di pres agar kuras-kuras merekat dengan baik satu dengan
lainnya. Sebelum dipres posisi punggung harus betul-betul rata. apabila
punggung bukunya tidak diratakan terlebih dahulu maka jika lem telah
mengering posisinya tidak dapat diperbaiki kembali.
60
14. Beri perekat pada bagian puggung. Upayakan agar lem mengisi sela-sela di
antara kuras.
15. Lembar pelindung di pasang pada bagian atas dan bawah blok buku. Lembar
pelindung berfungsi sebagai pelindung bagian isi dan juga sebagai yang
menghubungkan blok buku dengan bagian sampul.
61
17. Tempelkan pita
kapital/kepala (head
band) dan pita pada
punggung buku
16. Gosok dengan tulang
pelipat sampai lembar
pelindung melekat erat
pada blok buku
62
18. Buat lembar penguat untuk punggung buku.Jenis kertas sama seperti kertas
untuk lembar pelindung. ukurannya : tingginya sama dengan tinggi blok buku
dikurangi 1 cm,dan lebar;( 2x4 cm) +tebal punggung buku. Misalnya buku
dengan ukuran 16,5 x 21,5cm, tebal punggung 2 cm, maka ukuran lembar
penguat dengan sudut 45 ° jarak dari sudut ke masing-masing sisinya adalah 2,5
cm.
63
Jadilah sebuah blok buku
19. Tempelkan lembar
penguat pada punggung
buku dengan posisi
ditengah-tengah
punggung buku
64
2. Teknik Penjilidan Dengan Lem (Perfect Binding)
Selain dijilid dengan kawat dan benang, buku dapat pula dijilid tanpa
benang yaitu dengan mempergunakan lem. Pada penjilidan buku dengan lem
yang dijilid berupa lembaran lepas bukan berupa kuras,. Kekuatan jilidan sangat
tergantung cara pengasaran, pengeleman dan jenis lem yang digunakan.Pada
umumnya lem yang dipakai untuk menjilid adalah lem sintetis seperti
rakol,indrakol,fox dan lain sebagainya.
Kualitas jilidan buku yang dijilid dengan lem pada umumnya kurang begitu
baik dibandingkan dengan system jilid kawat maupun benang. Hal ini
disebabkan karena mudahnya lembar/halaman buku terlepas dari jilidannya.
Terutama penjilidan yang pengelemennya menggunakan mesin dengan lem
panas (hot glue) setelah keirng lem tersebut cenderung menjadi rapuh, yang
mengakibatkan pecahnya jilidan dan terlepasnya lembar halaman.
Kelebihan sisitem jilid lem dibandingkan dengan jilid kawat (dari
samping=sidestiching) antara lain adalah : halaman dapat dibuka dan
dibentangkan dengan mudah dan buku yang dijilid dapat lebih tebal ( ± 1.000
halaman ).
Penjilidan dengan lem dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara manual
dan mesin. Buku yang dijilid secara mesin hasilnya lebih banyak dan lebih cepat.
Namun pada umumnya kualitas yang dihasilkan tidak sebaik menjilid dengan
lem secara manual. Hal ini disebabkan karena pada penjilidan secara manual
bagian yang di lem tidak hanya pada bagian punggungnya saja tetapi juga pada
setiap sisi kertas pada bagian punggung yang telah di lem di beri dengan kain
kasa yang berfungsi sebagai engsel yang sangat kuat dan elastik yang menjaga
punggung buku tidak mudah patah apabila sering dibuka dan ditutup. Sampul
untuk buku yang dijilid dengan lem dapat menggunakan sampul dengan karton
dan sampul dengan bord. Khusus pembuatan dan pemasangan sampul dengan
bord akan dijelaskan secara rinci pada bab berikutnya.
65
Bahan :
1. bord 2. Kertas Isi : HVS 60/80 gr
3. Lembar pelindung : kertas conqueror, HVS 4. Lem
5. Kain kassa/perban 6. Pita kapital
5. Pita Kapital 6. Kain Kassa/ perban
Peralatan :
1. Tulang Pelipat 5. Pisau Potong (cutter)
2. Penggaris Besi 6. Kuas segitiga
3. Alat Pres 7. Gunting
4. Kain Mahyong/ perca
1
2 3
4 5
6
66
Tahapan Pengerjaan :
1. Susun lembar
halaman yang akan
dijilid berdasarkan
nomor urutnya apabila
yang dijilid adalah buku
teks. Periksa apakah ada
halaman yang kurang,
terbalik, kotor ataupun
kurang jelas cetak
annya.
2. Press lembar halaman
yang akan dijilid tersebut
dengan alat press dan
pastikan tepi buku sudah
rata
67
3. Goreskan pisau potong (cutter) pada buku dan sebaiknya bersilang dan
jangan terlalu dalam yang penting lem dapat masuk pada goresan
tersebut.
4. Beri perekat pada punggung buku. Lapisan lemnya jangan terlalu tebal
yang perlu diperhatiakan ialah lapisan lem harus merata diseluruh
punggung blok buku
68
5. Kibaskan blok buku keatas, kasarkan dengan pisau dan beri lem. Semakin
jauh punggung buku dapat dikibaskan semakin baik dan kuat hasil jilidannya.
Pada waktu mengibaskan blok buku agar berhati-hati sehingga halaman yang
tidak bergeser.
6. Setelah dilem kemudian buku diletakkan di atas bord seukuran buku
dimasing-masing permukaannya
69
7. Jika punggung buku belum rata, pukulkan punggung buku ke permukaan
meja yang telah diberi alas bord saat sebelum lem mengering, jika lem
terlanjur kering maka sulit untuk dapat meratakan posisi punggung
buku tersebut, akibatnya hasil jilidan kurang baik dan agak sulit sewaktu
pemasangan sampulnya. Setelah punggung buku rata, buku diletakkan
kembali ke alat press.
8. potong kain kassa seukuran lebih dari punggung buku, kemudian
tempelkan ke punggung buku tersebut dan setelah itu beri lem kembali
ke permukaan kain kassa. Tunggu sampai blok buku mengering.
70
9. Pisahkan blok buku tersebut (apabila dalam blok buku terdiri atas lebih
dari satu buku). Pemisahannya dapat menggunakan pisau potong.
71
10. Potong lembar pelindung untuk blok buku kertas untuk lembar
pelindung lebih tebal daripada kertas HVS 100 gram/m2, contoh
Qonqueror, keasing, dan lain sebagainya. Ukuran dari lembar pelindung
sama dengan ukuran bentangan halaman blok buku misalnya ukuran
buku :16 x21 cm maka ukuran dari lembar pelindungnya adalah : 21x 32
cm kemudian lipat lembar pelindung menjadi dua dengan tulang
pelipat.
11. Beri perekat selebar 0,5 – 1 cm pada sisi muka
72
12. Pasang lembar pelindung pada bagian atas dan bawah blok buku.
Lembar pelindung berfungsi sebagai pelindung bagian isi dan
juga sebagai engsel yang menghubungkan blok buku dengan bagian
sampul
13. Tempelkan pita capital pada punggung buku
73
14. Buat lembar penguat untuk punggung buku.Jenis kertas sama seperti
kertas untuk lembar pelindung. ukurannya : tingginya sama dengan
tinggi blok buku dikurangi 1 cm,dan lebar; (2x4 cm) +tebal punggung
buku. Misalnya buku dengan ukuran 16,5 x 21,5cm, tebal punggung 2
cm, maka ukuran lembar penguat dengan sudut 45 ° jarak dari sudut ke
masing-masing sisinya adalah 2,5 cm.
74
15. Tempelkan lembar penguat tepat di tengah-tengah punggung buku
75
16. Jadilah sebuah Blok Buku
76
TEKNIK PEMBUATAN SAMPUL
BAB V
77
A. Fungsi Sampul
Sampul buku merupakan bagian yang juga sangat menentukan kekuatan
jilidan sebuah buku. Sebagai pelindung isi dan untuk menarik minat pembaca.
Sampul berperan juga dalam menentukan kualitas buku dan nilai jual dari buku
yang diproduksi apakah akan diterbitkan dalam edisi mewah/lux ataukah dalam
edisi biasa. Fungsi sampul adalah sebagai pelindung isi buku dan sebagai alat
promosi, untuk menarik minat membaca.
B. Jenis-jenis Sampul
Sampul buku merupakan bagian yang juga sangat menentukan kekuatan
jilidan sebuah buku. Sebagai pelindung isi dan penarik minat pembaca, sampul
buku sebagai pelindung isi dan penarik minat pembaca. Sampul berperan juga
dalam menentukan kualitas buku dan nilai jual dari buku yang diproduksi
apakah akan diterbitkan dalam edisi mewah ataukah dalam edisi biasa.
Berdasarkan strukturnya buku dapat dibagi dalam dua bagian utama yaitu :
1. Bagian isi
Bagian isi dari buku ialah bagian teks dari buku yang bersangkutan .
secara fisiknya bagian isi sebuah buku ialah blok buku yang terdiri atas
kumpulan halaman yang dijilid berdasarkan nomor urutnya.
Secara rinci pada bagaian Penjilidan telah dijelaskan tentang macam dan
system penjilidan yang dapat diterapkan pad abagian isi sebuah buku.
Apakah buku tersebut akan dijilid dengan kawat (wire binding) dengan
benang (tread binding) ataukah dengan lem (perfect binding) serta
bagaimana tahapan yang diperlukan.
2. Bagian Sampul.
78
Sebuah buku terdiri atas bagian sampul dan bagian isi yang merupakan
suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan . Sesuai dengan fungsinya,
sampul dan isi buku mempunyai peranan masing-masing. Jika ditinjau dari
peranannya maka sampul mempunyai fungsi :
- Sebagai pelindung isi buku
- Sebagai alat promosi
Berdasarkan kondisi fisiknya sampul/cover dapat dibedakan menjadi dua
jenis yaitu hard cover dan soft cover.
1. Sampul Lunak (Soft Cover)
Penggunaan sampul soft cover adalah untuk melindungi buku yang
jumlah halamannya lebih tipis seperti pada buku bacaan, pelajaran sekolah,
atau majalah. Dalam proses pembuatan cover hal yang diperlukan adalah
mendesain cover baru atau cover lama (bila masih bisa dipertahankan) bisa
lebih menarik dan mempuanyai daya tahan yang kuat.
Untuk penjilidan ulang Cover yang sudah selesai ditempel kembali dengan
penempatan secara tepat dan sesuai dengan aslinya
2. Sampul Keras (Hard Cover )
Pemilihan penjilidan buku dengan sampul bord/ sampul tebal sangat
ditentukan oleh isi, macam buku, pemakai dan harga dari buku yang
bersangkutan. Sampul yang terbuat dari bahan kertas atau board yang tebal
dan keras. Biasa digunanakan untuk sampul buku yang jumlah halamannya
banyak atau buku-buku tebal seperti pada buku agenda, tesis, ensiklopedia,
dsb. Selain proses pengerjaannya yang memerlukan waktu yang cukup lama,
menjilid dengan sampul tebal ini biayanya jauh lebih mahal dibandingkan
dengan sampul karton, sehingga harga buku dengan sampul bord harganya
79
menjadi tinggi. Dengan keadaan ini maka tidak semua buku dijilid bord/sampul
tebal.
Penyampulan dengan bord dapat dilakukan pada buku dengan
punggung rata ataupun punggung bulat. Khusus untuk punggung bulat blok
buku tidak dapat dijilid dengan kawat maupun lem tetapi harus dijilid dengaan
dengan benang.Selain itu buku yang dijilid dengan punggung bulat tidak dapat
dilakukan pada buku tipis dengan jumlah halaman kurang dari 200 halaman,
karena akan sulit dalam pengerjaanya dan hasilnya juga kurang baik.
Pada penjilidan dengan sampul tebal, bord selalu ditutup dengan bahan
tertentu. Lapisan penutup tersebut dapat berupa kulit kambing ( parchment ),
kulit sapi ( vellum), linen maupun kertas bercorak ( kertas marmer).Dewasa ini
menjilid dengan sampul tebal yang dilapis kulit sudah jarang dilakukan kecuali
untuk buku-buku edisi khusus atau buku kuno atau buku antik dan langka.
Disini penjilidan dengan sampul tebal yang dilapisi dengan karton dan kertas
marmer yang dibedakan dalam tiga macam yakni:
a. Sampul tebal dengan linen penuh (full linen)
b. Sampul tebal dengan setengah linen (a half linen)
c. Sampul tebal dengan seperempat linen (a quarter linen)
Dalam buku pedoman ini hanya akan dijelaskan pembuatan sampul keras (hard
cover) full linen dan sampul lunak (soft cover)
80
PEMBUATAN SAMPUL KERAS
(HARD COVER )
81
Berikut ini adalah peralatan dan bahan yang dibutuhkan untuk membuat hard cover :
Keterangan gambar :
1. Linen 6. Engsel
2. Kain lap/mahyong 7. Board uk.100
3. Kuas segitiga 8. Tulang pelipat
4. Board uk.30 9. Kertas quenqeror
5. Lem APV
1
2
8 4
3
5
9
6
7
82
Tahapan Pengerjaan :
1. Sisir ketiga sisi buku yang
akan dibuatkan sampulnya
(sisi kepala, sisi muka dan
sisi ekor) sesuai dengan
ukuran buku yang telah
ditentukan
2. Ukur panjang dan lebar
buku serta tinggi punggung
untuk pembuatan cover
dengan ukuran :
Lebarnya sama dengan
lebar buku, Tinggi seukuran
dengan tinggi buku
ditambah 6 mm (untuk pias
atas 3 mm dan pias bawah 3
mm )
83
3. Bord no.40 potong untuk sampul muka dan sampul muka dan sampul
belakang dengan ukuran :
Lebarnya sama dengan lebar buku, Tinggi seukuran dengan tinggi buku
ditambah 6 mm (untuk pias atas 3 mm dan pias bawah 3 mm )
84
4. Potong bord no.100
untuk punggung dengan
ukuran : lebar 4 cm (misal
tebal bukunya 4 cm) dan
tinggi 21,6 cm (sama
dengan tinggi bord sampul)
5. Potong alur jepit
sebanyak 2 buah dengan
ukuran :
Lebar = 5 - 7 mm, Tinggi =
tinggi bord sampul
6. Siapkan kertas
quenqeror/kasing untuk
meletakkan bord punggung,
dan bord sampul dengan
uk.lebar 10 cm, tinggi =
tinggi bord sampul
85
7. Letakkan bord sampul
muka dan Bord belakang,
bord punggung serta alur
jepit pada posisi lurus
sehingga tidak ada yang
letaknya lebih tinggi atau
pun lebih rendah, dan
mulai mengelem punggung
8. Letakkan punggung
tersebut ke kertas keasing
secara tegak lurus
86
9. Letakkan alur jepit
seperti gambar disamping
10. Lem kedua bord sampul
kira-kira 5 cm – 7 cm
11. Letakkan bord di
samping alur jepit
87
12. Letakkan bord yang satu
lagi dan lepaskan alur
jepitnya
13. sampul di balik dan
gosok dibagian yang telah di
lem tadi
88
14. Potong linen
dengan ukuran lebih
besar 3 cm dari ukuran
bentangan bord
sampul kemudian lem
semua bagian linen
dengan arah dari
tengah ke pinggir atau
bisa juga dengan cara
melem bord sampul
seperti gambar di
samping, jadi ada dua
cara pengeleman
15. Setelah di lem
tempelkan permukaan
bord sampul ke linen
89
16. Gosok dengan kain
bagian permukaan
bord dengan linen tadi
agar lem merekat
sempurna
17. Potong ke empat
ujung linen dengan
sudut 45 derajat,beri
jarak setebal bord
18. Robek bagian
kertas kesing yang
tidak dilem tadi
tujuannya agar pinggir
kertas kesing tidak
nampak
90
19. lem ke dua pinggir
linen dan rekatkan ke
bord
20. kemudian lem ke
dua pinggir linen yang
pendek dan lipat kedua
ujungnya sambil
direkatkan ke bord,
kemudian gosok
dengan kain
21. selesai sudah
pembuatan hard cover,
dan langkah
selanjutnya yaitu
menggabungkan
dengan blok buku
91
22. Gabungkan sampul
dengan blok buku
dengan posisi blok
buku berada di tengah-
tengah sampul
23. Lem blok buku
dengan arah dari
tengah ke pinggir
sambil tangan yang
satu menekan pinggir
dalam buku agar tidak
bergeser
24. Tutup sampul
dengan cara agak
ditarik
92
25. Press buku dengan
alat pengepres agar
lem merekat kuat dan
merata
26. Keluarkan buku
dari alat press
kemudian bersihkan
lem yang ada di bagian
dalam buku dengan
kain mahjong
27. Buat rel pinggir
buku dengan tulang
pelipat
93
28. Buku telah selesai dikerjakan
Untuk sampul tebal dengan setengah linen dan seperempat linen cara
pengerjaannya sama, hanya saja yang ditutup linen setengah bagian dan
seperempat bagian dari sampul sedangkan bagian lainnya ditutup dengan kertas
bercorak atau kertas marmer.
94
PEMBUATAN SAMPUL LUNAK
(SOFTCOVER )
95
Tahapan Pengerjaan
1. Ukur blok buku yang akan
dibuatkan sampulnya,baik
lebar, tinggi, dan tebal
punggung blok buku yang
bersangkutan
Misalnya :
Tinggi buku 21 cm, lebar 16
cm dan punggung 2 cm,
maka ukuran sampulnya
adalah: lebar = (2 x 16 cm) +
2cm = 34 cm, tinggi = 21 cm
(tetap)
Maka ukuran bentangan
sampulnya adalah 21 x 34
cm
2. Potong karton ukuran 21
x 34 cm untuk sampul
menggunakan pisau potong
(cutter) di atas bord sebagai
alasnya
96
3. Buat garis lipat agar
punggung sampul karton
mudah dilipat dan
memudahkan
pemasangannya.
Caranya :
Ukur jarak dari sisi muka
sampul ke sisi punggungnya
=16cm. (lebar buku).
Kemudian ukur tebal
punggung = 2 cm. Gunakan
ujung tulang pelipat untuk
membuat garis lipat
berdasarkan jarak tersebut.
4. Buat garis lipat untuk
engsel agar sampul karton
dapat dibuka dan ditutup
dengan mudah.
Caranya:
Ukur garis setebal 1 cm
pada tepi punggung bagian
muka sampul dan garis
dengan ujung tulang pelipat
97
5. Beri perekat pada
punggung blok buku yang
akan dipasang sampulnya.
Hanya pada bagian
punggungnya saja yang
diberi lem, bagian sisi
punggungnya tidak diberi
lem
6. Pasangkan sampul pada
blok buku. Periksa apakah
sampul tidak terbalik. Agar
sampul merekat erat pada
punggung blok buku, gosok
bagian punggungnya
dengan tulang pelipat.
7. Beri perekat pada
bagian dalam sampul
untuk lipatan engselnya
kemudian gosok dengan
tulang pelipat untuk
merapatkannya
98
8. Pres buku dengan alat
pengepres agar hasil
pemasangan sampulnya
baik
9. Sisir ketiga sisi buku
sesuai dengan ukuran buku
setelah perekatnya kering
99
PENUTUP
BAB VI
100
Tujuan utama preservasi adalah untuk melesrtarikan bahan
perpustakaan baik pelestarian bentuk fisik dengan mempertahankan bentuk
aslinya maupun melestarikan kandungan informasinya. Penjilidan bahan
perpustakaan merupakan salah satu solusi dalam menangani bahan
perpustakaan yang mengalami kerusakan. Koleksi buku lama yang terbit
puluhan tahun yang lalu, memiliki kondisi yang rentan akan kerusakan,
sehingga perlu segera ditangani melalui kegiatan penjilidan.
Koleksi yang disimpan di peperpustakan dapat digunakan melalui
beberapa cara, bergantung pada misi perpustakaan. Karena terlalu sering
digunakan dan kurangnya pemeliharaan dalam penggunaan, akan menimbulkan
resiko kerusakan dan hilangnya nilai informasi serta nilai artifak yang
dimilikinya. Sebagian besar koleksi perpustakaan terbuat dari bahan kertas
(baik berupa buku maupun bentuk lembaran, yaitu: monograf, surat kabar,
terbitan berkala, naskah, peta, lukisan di atas kertas). Koleksi bahan
perpustakaan tersebut memiliki resiko yang sangat tinggi terjadinya kerusakan
baik dari dalam bahan perpustakaan itu sendiri, maupun dari luar (lingkungan
dan kerusakan karena manusia).
Penjilidan merupakan salah satu kegiatan di perpustakan yang
bertujuan untuk melestarikan bentuk fisik bahan perpustakaan. Dari uraian
tentang penjilidan bahan perpustakaan dengan segala aspeknya diharapkan
para petugas perpustakaan yang telah belajar, memahami, dan mempraktekkan
cara menjilid dengan baik bisa mendapatkan tambahan pengetahuan yang
bermanfaat dalam menunjang kerja di tempat masing-masing, khususnya guna
menunjang fungsi layanan perpustakaan dengan senantiasa menyediakan
koleksi yang siap pakai dan dalam keadaan utuh.
101
DAFTAR PUSTAKA
Benang Jahit http://usflagstore.blogspot.com
Clement, David.1985. Preservation of library collection. Paris: UNESCO. Cockrell, Douglas. 2005. Book binding and the care of books. http://www.about
book binding.com. diakses 05/06/2008. Conservation and preservation at the National Library of Indonesia: A report by
the International Revew Team for conservation and preservation. 1989. Jakarta : Perpustakaan Nasional RI.
Feather, John. 1991. Preservation and management of library collection.
London: The Library Association. Gardjito (et.al). 1997. Pedoman Teknis Penjilidan. Penyunting Ediyami Bondan
Andoko. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI. Greenfield, Jane. 1984. Books : their care and repair. London: Library of
Congress. Harvey, Ross. 1993. Preservation in Libraries: a reader. London: Bouker.
Indonesia.Undang-Undang No. 4 Tahun 1990 tentang Serah Simpan Karya cetak dan Karya Rekam . Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 1994.
Indonesia. Undang-Undang No.43 tahun 2007 tentang Perpustakaan. Jakarta:
Perpustakaan Nasional RI, 2007 International Standard ISO 14416:200: Information and documentation —
Requirements for binding of books, periodicals, serials and other paper
documents for archive and library use — Methods and materials
Jarum jahit http://www.kaskus.co.id
Johnson, Arthur W. 1981. Manual of Binding. London: Thames and Hudson.
Pengetahuan Kejuruan Dasar Penjilidan Buku. 1983. Jakarta: Pusat Grafika Indonesia.
102
Rosmala, Kartini. 2009. Sejarah Buku, Majalah dan Surat Kabar. Bekasi: Universitas Islam “45”. http://www.scribd.com./doc/20102787/Sejarah-Buku-Majalah- SuratKabar. diakses 6 /10/ 2009.