PEDOMAN MATA KULIAH ISLAM & ILMU - aik.ummi.ac.id · Hubungan Ilmu, Agama dan Budaya Hubungan...
Transcript of PEDOMAN MATA KULIAH ISLAM & ILMU - aik.ummi.ac.id · Hubungan Ilmu, Agama dan Budaya Hubungan...
PEDOMAN MATA KULIAH ISLAM & ILMU
PENGETAHUAN (AIK 4)
Prahasti Suyaman
Leonita Siwiyanti
2020
ii
CAPAIAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH ISLAM & ILMU PENGETAHUAN
Dimensi
Kompetensi Capaian Pembelajaran (CP-MK)
Mata Kuliah Islam & Ilmu Pengetahuan
Sikap M1 Mahasiswa mampu memahami nilai-nilai Islam dalam
mengembangkan dan menerapkan IPTEKS
Keterampilan
Umum
M2 Mahasiswa mampu mengintegrasikan nilai-nilai Islam
dalam mengembangkan dan menerapkan IPTEKS
Keterampilan
Khusus
M3 Mahasiswa mampu menghayati nilai-nilai Islam dalam
pengembangan IPTEKS
Pengetahuan M4 (Sarjana) Mahasiswa mampu menerapkan nilai-nilai Islam
dalam pengembangan IPTEKS
iii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahirrahmaanirrahim,
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT Pedoman Mata Kuliah
Islam & Ilmu Pengetahuan (AIK 4) untuk mahasiswa UMMI ini dapat
diselesaikan. Buku ini dimaksudkan sebagai pedoman penyelenggaraan
Pendidikan AIK khususnya matakuliah Islam & Ilmu Pengetahuan di UMMI agar
ada standarisasi baik standar kompetensi, isi, proses, evaluasi, dan sarana serta
fasilitas. Tujuannya adalah agar pelaksanaan mata kuliah Islam & Ilmu
Pengetahuan ini dapat berlangsung secara efektif dan mencapai tujuan
sebagaimana diharapkan.
Buku pedoman ini hanya memuat mata kuliah Islam & Ilmu Pengetahuan
yang bersifat standar, berupa tujuan, ketentuan dan evaluasi penilaian Buku ini
merujuk dari Buku Pedoman AIK PTM 2013 dan Buku SPMI AIK PTMA 2019
yang diturunkan ke dalam Standar SPMI AIK UMMI tentang mata kuliah AIK
dan RPS khusus mata kuliah Islam & Ilmu Pengetahuan.
Komitmen dan kepedulian semua pihak, terutama para pimpinan dan
seluruh dosen pengampu mata kuliah AIK untuk menerapkan buku pedoman ini
sangat diharapkan, termasuk masukan dan saran untuk perbaikan di masa datang.
Akhirnya, semoga kehadiran buku pedoman ini bermanfaat untuk meningkatkan
mutu Pendidikan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan di Universitas
Muhammadiyah Sukabumi.
Sukabumi, Juli 2020
Tim Penyusun
iv
DAFTAR ISI
CAPAIAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH ISLAM & ILMU PENGETAHUAN .................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Tujuan Pendidikan Al-Islam & Kemuhammadiyahan (AIK) ........... 1
B. Standar Kompetensi Lulusan AIK ....................................................... 2
C. Deskripsi matakuliah Islam & Ilmu Pengetahuan .............................. 3
D. Landasan Hukum ................................................................................... 4
KETENTUAN MATA KULIAH ISLAM & ILMU PENGETAHUAN .......... 5
A. Tujuan Perkuliahan ............................................................................... 5
B. Ruang Lingkup Materi Perkuliahan .................................................... 5
C. Ringkasan Materi Tatap Muka ............................................................. 6
D. Ketentuan dan Kewajiban Mahasiswa ............................................... 16
E. Tugas dan Tanggung Jawab Dosen Pembimbing AIK .................... 17
PELAKSANAAN MATA KULIAH ISLAM & ILMU PENGETAHUAN ... 18
A. Waktu Kegiatan .................................................................................... 18
B. Tahapan Perkuliahan ........................................................................... 18
C. Persiapan Perkuliahan ......................................................................... 19
D. Pelaksanaan Perkuliahan .................................................................... 19
E. Penyusunan Laporan ........................................................................... 20
F. Evaluasi Perkuliahan ........................................................................... 20
PENUTUP ............................................................................................................ 22
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 23
LAMPIRAN 1 ...................................................................................................... 24
A. INSTRUMEN INTEGRASI AIK ........................................................ 24
B. DAFTAR HADIR MAHASISWA ...................................................... 25
C. SISTEMATIKA LAPORAN ............................................................... 26
D. PENILAIAN AKHIR ........................................................................... 27
Buku Pedoman Mata Kuliah Islam & Ilmu Pengetahuan (AIK 4) | 1
PENDAHULUAN
A. Tujuan Pendidikan Al-Islam & Kemuhammadiyahan (AIK)
Pendidikan Muhammadiyah merupakan pendidikan Islam modern yang
mengintegrasikan agama dengan kehidupan dan antara iman dan kemajuan yang
holistik. Dari rahim pendidikan Muhammadiyah diharapkan lahir generasi muslim
terpelajar yang kuat iman dan kepribadiannya, sekaligus mampu menghadapi dan
menjawab tantangan zaman. Inilah pendidikan Islam yang berkemajuan.
(Pedoman AIK PTM : 2013)
IPTEKS adalah hasil pemikiran rasional secara holistik dan komprehensif
atas realitas alam semesta (ayat kauniyah) dan atas wahyu dan sunnah (ayat
qauliyah) yang merupakan satu kesatuan ntegral melalui kegiatan penelitian dan
pengembangan yang terus menerus diperbarui bagi kemulyaan kemanusiaan
dalam alam kehidupan yang lestari. Penguasaan IPTEKS adalah langkah awal
tumbuhnya kesadaran makrifat (iman/ tauhid), sehingga pemikiran rasional adalah
awal dari kesadaran spiritual makrifat ketuhanan. Pengabdian ibadah kepada
Allah meliputi ibadah yang terangkum dalam rukun Islam, penelitian dan
pengembangan IPTEKS, penataan lingkungan hidup yang lestari berkelanjutan
dalam kehidupan bersama yang beradab, berkeadilan, dan sejahtera, serta
pembebasan setiap orang dari penderitaan akibat kebodohan dan kemiskinan
(Tanfidz Keputusan Muktamar Satu Abad Muhammadiyah, 2010: 128).
Visi Pendidikan Muhammadiyah sebagaimana tertuang dalam Putusan
Muktamar Muhammadiyah ke 46 tentang Revitalisasi Pendidikan
Muhammadiyah: “Terbentuknya manusia pembelajar yang bertaqwa, berakhlak
mulia, berkemajuan dan unggul dalam ipteks sebagai perwujudan tajdid dakwah
amar ma’ruf nahi munkar” (Berita Resmi: 2010, hal. 221) Sedangkan Visi UMMI
adalah ”Terwujudnya Universitas Muhammadiyah Sukabumi yang Unggul dalam
Keilmuan dan Ke-Islaman pada tahun 2022”.
Visi tersebut mengharuskan PTM terutama Universitas Muhammadiyah
Sukabumi untuk meningkatkan mutu dalam berbagai aspek termasuk pendidikan
Buku Pedoman Mata Kuliah Islam & Ilmu Pengetahuan (AIK 4) | 2
Al Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK). PTM mengemban amanah untuk
mewujudkan salah satu misi Muhammadiyah yaitu menyelenggarakan pendidikan
AIK sebagai bagian dari dakwah amar makruf nahi munkar.
Pendidikan AIK juga menjadi kekuatan PTM karena dapat menjadi basis
kekuatan spiritual, moral dan intelektual serta daya gerak bagi seluruh civitas
akademika. Keberhasilan pendidikan AIK menjadi salah satu indikator
ketercapaian misi penyelenggaraan dan pengelolaan PTM. Peningkatan mutu
proses dan hasil (outcome) pendidikan AIK harus dilaksanakan terus menerus dan
tersistem.
Tujuan umum pendidikan AIK adalah terbentuknya manusia pembelajar
yang bertaqwa, berakhlak mulia, berkemajuan dan unggul dalam IPTEKS sebagai
perwujudan tajdid dakwah amar makruf nahi munkar. Sedangkan tujuan umum
tersebut dijabarkan menjadi tujuan yang lebih terukur sebagai berikut:
1. AIK I (Aqidah Akhlak) : Membentuk sarjana muslim yang mengenal
diri dan Tuhan, misi, tujuan dan manfaat hidupnya sebagaimana
dituntunkan dalam al-Qur’an dan as-Sunnah.
2. AIK II (Ibadah Muamalah) : Membentuk sarjana muslim yang taat dan
benar dalam beribadah, unggul dalam bermuamalah, dan bermanfaat
bagi masyarakat dan lingkungan.
3. AIK III (Kemuhammadiyahan) : Membentuk sarjana muslim sebagai
kader persyarikatan Muhammadiyah yang mampu beramar makruf nahi
munkar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
4. AIK IV (Islam & Ilmu Pengetahuan) : Membentuk sarjana muslim yang
berjiwa dan berperilaku cendekia (ulul albab).
B. Standar Kompetensi Lulusan AIK
Standar SPMI AIK tentang kompetensi lulusan mata kuliah AIK digunakan
sebagai acuan pengembangan standar isi pembelajaran mata kuliah AIK, standar
proses pembelajaran, standar penilaian pembelajaran, standar dosen dan tenaga
kependidikan, standar sarana dan prasarana pembelajaran, standar pengelolaan
pembelajaran, dan standar pembiayaan pembelajaran bidang AIK.
Buku Pedoman Mata Kuliah Islam & Ilmu Pengetahuan (AIK 4) | 3
Standar kompetensi lulusan mata kuliah AIK merupakan seperangkat
kompetensi lulusan yang dibakukan dan diwujudkan dengan hasil belajar peserta
didik Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) di UMMI. Sebuah kriteria profil
kader persyarikatan minimal yang menjadi target setelah lulus dari UMMI. Dan
bisa dikatakan standar kompetensi lulusan mata kuliah AIK merupakan kriteria
minimal tentang kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang dinyatakan dalam rumusan capaian
pempelajaran lulusan mata kuliah AIK
Berdasarkan standar kompetensi lulusan AIK UMMI, mahasisiwa
diharapkan setelah menyelesaikan program pendidikannya akan memiliki
kompetensi sebagai berikut:
1. Mengetahui dan memahami hakekat Tuhan, manusia dan kehidupan
sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan Hadits yang shahih dan ilmu
pengetahuan (AIK I)
2. Mengamalkan tata cara beribadah yang benar berdasarkan alQur’an dan
as-Sunnah maqbullah (AIK II).
3. Berakhlakul karimah dalam bermuamalah yang bermanfaat bagi diri,
masyarakat, bangsa dan negara (AIK II).
4. Mampu menginternalisasikan misi persyarikatan Muhammadiyah
dalam berbagai aspek kehidupan (AIK III).
5. Menguasai dan mengintegrasikan nilai-nilai Islam dalam
pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan (AIK IV).
C. Deskripsi matakuliah Islam & Ilmu Pengetahuan
Mata kuliah ini merupakan mata kuliah wajib dengan bobot 2 SKS sebagai
prasyarat untuk mengambil mata kuliah Tugas Akhir/Skripsi. Dalam mata kuliah
ini mahasiswa dapat mempelajari tentang Karya Monumental Umat Islam dalam
IPTEK, Hakikat IPTEKS dalam Pandangan Islam, Paradigma Pengembangan
IPTEKS, Interelasi Kebenaran Al-Quran dan IPTEKS, Kewajban menuntut ilmu
dalam mengembangkan dan mengamalkannya, Etika pengembangan dan
penerapan IPTEKS dalam pandangan Islam, Dakwah bil hal melalui
Buku Pedoman Mata Kuliah Islam & Ilmu Pengetahuan (AIK 4) | 4
pengembangan dan penerapan IPTEKS. Sehingga capaian pembelajaran yang
harus dicapai oleh mahasiswa yaitu : mampu memahami, mengintegrasikan,
menerapkan, menghayati nilai-nilai Islam dalam pengembangan IPTEKS.
D. Landasan Hukum
1. Peraturan Menteri Riset, Teknologi, Dan Pendidikan Tinggi Republik
Indonesia Nomor 62 Tahun 2016 Tentang Sistem Penjaminan Mutu
Pendidikan Tinggi
2. Peraturan Menteri Riset, Teknologi, Dan Pendidikan Tinggi Republik
Indonesia Nomor 44 Tahun 2015 Tentang Standar Nasional Pendidikan
Tinggi Bagian Ketiga tentang Standar Isi Pembelajaran, Bagian
Keempat tentang Standar Proses Pembelajaran dan Bagian Kelima
tentang Standar Penilaian Pembelajaran
3. Pedoman Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor 02/Ped/I.0/B/2012
Tentang Perguruan Tinggi Muhammadiyah
4. Pedoman Pendidikan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan Perguruan
Tinggi Muhammadiyah
5. Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) 4.0 PTMA 2019
6. Standar SPMI AIK UMMI tentang Kompetensi Lulusan Mata Kuliah
AIK Universitas Muhammadiyah Sukabumi
Buku Pedoman Mata Kuliah Islam & Ilmu Pengetahuan (AIK 4) | 5
KETENTUAN MATA KULIAH ISLAM & ILMU PENGETAHUAN
A. Tujuan Perkuliahan
Sesuai dengan tahapan dalam memahami nilai-nilai al-Islam dan
Kemuhammadiyahan, pada mata kuliah Islam & Ilmu Pengetahuan (AIK 4) ini
ditekankan pada pengungkapan nilai-nilai yang berkaitan dengan disiplin ilmu
masing-masing fakultas atau program studi. Oleh sebab itu, tujuan perkuliahan
pada AIK 4 ini adalah agar :
1. mahasiswa mampu menerapkan nilai-nilai Islam dalam pengembangan
IPTEKS,
2. mahasiswa mampu mensinergikan nilai-nilai Islam dalam pengembangan
IPTEKS.
B. Ruang Lingkup Materi Perkuliahan
Secara garis besar mata kuliah Islam & Ilmu Pengetahuan (AIK 4) ini terdiri
beberapa bagian, yaitu :
1. Bagian pertama, menjelaskan tentang Hakikat IPTEKS dalam
pandangan Islam. Bagian ini terdiri dalam 2 sub bagian yaitu :
Kewajiban menuntut ilmu dan Karya Monumental Umat Islam dan
IPTES
2. Bagian kedua, menerangkan tentang Etika pengembangan dan
penerapan IPTEKS dalam pandangan Islam, yang terdiri atas :
a. Sinergi ilmu dan peng-integrasiannya dengan nilai dan ajaran
Islam,
b. Paradigma ilmu tidak bebas nilai,
c. Paradigma ilmu bebas nilai,
d. Perlunya akhlak Islami dalam penerapan IPTEKS
3. Bagian ketiga, merelasikan kebenaran Al-Qur’an dan IPTEKS, yang
dijabarkan dalam Integrasi Islam dan Ilmu Pengetahuan.
4. Bagian keempat, menjelaskan tentang tanggung jawab ilmuwan
muslim.
Buku Pedoman Mata Kuliah Islam & Ilmu Pengetahuan (AIK 4) | 6
5. Bagian kelima, membahas tentang Integrasi AIK, yaitu konsep dan
teknik internalisasi Islam dalam Ilmu Pengetahuan
6. Bagian keenam, membahas tentang Paradigma Islam yang disesuaikan
dengan bidang keilmuan (sesuai fakultas atau program studinya)
7. Bagian ketujuh, membahas tentang etika Islam yang dihubungkan
dengan bidang keilmuan (sesuai fakultas atau program studinya)
8. Bagian kedelapan, membahas tentang Prinsip ajaran Islam yang
dihubungkan dengan bidang keilmuan (sesuai fakultas atau program
studinya).
9. Bagian kesembilan, merupakan bagian terakhir dimana mahasiswa
melakukan dakwah bil hal melalui pengembangan dan penerapan ilmu
yang dihubungkan dengan bidang keilmuan (sesuai fakultas atau
program studinya).
C. Ringkasan Materi Tatap Muka
1. Hakikat IPTEKS dalam Pandangan Islam
Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam pandangan
Islam pada materi ini mengkaji tentang konsep IPTEKS dan peradaban
Muslim; hubungan agama; ilmu dan budaya; serta hukum sunnatullah
atau kausalitas (sebab akibat). Diharapkan dapat tergambar dengan jelas
seperti apa sebenarnya IPTEKS yang harus dipelajari dan bagaimana
mengaplikasikannya.
Melalui kajian hakikat IPTEKS dalam pandangan Islam diharapkan
mahasiswa dapat:
a. Memahami dan mampu mengintegrasikan nilai-nilai Islam dalam
pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan teknologi dan
seni.
b. Menghayati dan menerapkan nilai-nilai Islam dalam
pengembangan IPTEKS.
Buku Pedoman Mata Kuliah Islam & Ilmu Pengetahuan (AIK 4) | 7
Konsep IPTEK dalam Islam tercatat pada sejarah peradaban muslim.
Gambaran al-Quran tentang semangat IPTEK tercantum dala al-Quran
surat ar-Rahman ayat 33:
معشر ت وٱلرض فٱنفذوا ي و نس إن ٱستطعتم أن تنفذوا من أقطار ٱلسم ٱلجن وٱل
ن ل تنفذون إل بسلط
”Hai jamaah jin dan manusia, jika kamu tidak sanggup menembus
(melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat
menembusnya kecuali dengan kekuatan (sains dan teknologi).”
(Q.S. ar-Rahman [55]: 33)
Seruan Allah di atas, merupakan tantangan dan anjuran untuk terus
menerus mamejukan IPTEK dengan maksud memahami rahasia-rahasia
Allah atas apa yang terjadi di langit dan di bumi.
Menggali ilmu adalah satu-satunya alat untuk mencapai pemahaman
yang lebih mendalam tentang sang Pencipta, dan untuk menyelesaikan
persoalan masyarakat Islam. Oleh sebab itu IPTEKS dipelajari bukan
untuk IPTEKS itu sendiri, akan tetapi untuk mendapatkan keridhoan
Allah SWT dengan mencoba memahami ayat-ayatNya.
Hubungan Ilmu, Agama dan Budaya
Hubungan mengenai ilmu, agama dan budaya akan berkaitan dengan
posisi akal dalam sistem ajaran agama. Dalam ajaran Islam, hampir
seluruh perintah dan larangan dalam al-Quran sesungguhnya selalu
disinggung latar belakang akaliahnya, sehingga dapat diterima oleh
manusia. Berikutnya, al-Quran di banyak tempat juga memberi posisi
khusus perbuatan sadar manusia yang terus berkembang akhirnya
membentuk suatu format kebudayaan. Kebudayaan secara ringkas
dengan demikian adalah media manusia untuk berhadapan dengan
dirinya, alam dan Allah. Di sisi lain fungsi al-Quran sebagai kodifikasi
wahyu adalah merupakan cara Allah SWT memberikan petunjuk
kepada manusia untuk secara terus-menerus membentuk
kebudayaannya sebagai proses agar manusia yang taat( perbuatan)
memperoleh kebahagiaan hidup (Mulkhan, 1993)
Buku Pedoman Mata Kuliah Islam & Ilmu Pengetahuan (AIK 4) | 8
Pola hubungan agama dengan ilmu, (Furchan (2002) melihat ada empat
pola hubungan, yaitu pola hubungan pertama adalah pola hubungan
negatif, saling tolak. Apa yang dianggap benar oleh agama dianggap
tidak benar oleh ilmu pengetahuan dan teknologi. Pola hubungan kedua
adalah perkembangan dari pola hubungan pertama, menerima
kebenaran keduanya dengan anggapan bahwa masing-masing
mempunyai wilayah kebenaran yang berbeda. Pola ketiga adalah pola
hubungan netral, tidak bertentangan tapi juga tidak saling
mempengaruhi. Dan pola keempat adalah pola hubungan yang positif.
Sementara itu, hubungan agama dengan budaya menurut Sutardi
(2007), agama sukar dipisahkan dari budaya karena agama tidak akan
dianut oleh umatnya tanpa budaya. Agama tidak tersebar tanpa budaya,
begitupun sebaliknya, budaya akan tersesat tanpa agama.
Hukum Sunnatullah (Kausalitas)
Sunnatullah dapat diartikan sebagai cara Allah memperlakukan
manusia, yang dalam arti luasnya bermakna ketetapan-ketetapan atau
hukum-hukum Allah yang berlaku untuk alam semesta (Hidayat, 1996).
Dengan demikian sunnatullah adalah ketentuan Allah. Suatu ketentuan
hukum logika yang mempunyai hubungan sebab akibat dalam kajian
ilmiah disebut dengan hukum alam.
Hukum sunnatullah atau kausalitas merupakan hukum yang ditetapkan
Allah yang bersifat fitrah, yakni tetap dan otomatis, untuk memnagtur
mekanisme alam semesta sehingga dapat menjadi pedoman bagi
manusia dalam beribadah kepada Allah selaku hamban-Nya dan dalam
mengelola alam semesta selaku khalifatullah guna mewujudkan
maslahat bagi kehidupan manusia dan menghindari mafsadat.
a. Kewajiban Menuntut Ilmu
Berdasarkan surat al-Mujadalah ayat 11, jelaslah bahwa menuntut
ilmu adalah merupakan perintah langsung dari Allah. Ayat itu
menyatakan bahwa derajat orang yang beriman dan menuntut ilmu akan
diangkat beberapa derajat. Dalam surat at-taubah ayat 122 menjelaskan
Buku Pedoman Mata Kuliah Islam & Ilmu Pengetahuan (AIK 4) | 9
bahwa diwajibkan untuk menuntut ilmu agama dan kedudukan orang
yang menuntut ilmu harus mampu menjadi pengingat bagi orang yang
tidak mengetahui masalah agama serta mampu menjaga diri dari hal-hal
yang menjerumuskan ke dalam lembah kehinaan.
Begitupun hadits Nabi Muhammad SAW: ”Dari Anas bin Malik ia
berkata; Rasulullah SAW bersabda: Menuntut ilmu ialah kewajiban
bagi setiap muslim. Dan orang yang meletakkan ilmu bukan pada
ahlinya, seperti seorang yang mengalungkan mutiara, intan dan emas ke
leher babi.” (H.R. Ibnu Majah: 220).
b. Karya Monumental umat Islam dalam IPTEKS
Dalam masa keemasan peradaban Islam, banyak karya-karya
ilmuwan muslim yang memberikan khasanah baru dalam keilmuan. Al-
Khawarizmi sebagai salah satu contoh ilmuan muslim yang memiliki
karya monumental dengan penemuan angka nol, serta banyak lagi karya
monumental dari ragam ilmu yang berbeda. Karya monumental tersebut
mencakup karya di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan juga seni.
2. Etika Pengembangan dan Penerapan IPTEKS
Ilmu yang pada hakikatnya mempelajari alam sebagaimana adanya,
mulai dipertanyakan; untuk apa sebenarnya ilmu itu dipergunakan?
Dimana batas wewenang penjelajahan keilmuan dan ke arah mana
perkembangan ilmu yang seharusnya.
Pertanyaan ini coba dijawab oleh para ilmuan dengan hakikat moral,
oleh karenanya pembahasan materi dalam bab ini lebih terfokus kepada:
a. Sinergi ilmu dan pengintegrasiannya dengan nilai dan ajatan Islam;
b. Paradigma ilmu tidak bebas nilai dan bebas nilai;
c. Perlunya akhlak Islami dalam penerapan IPTEKS.
Sinergi Ilmu dan Pengintegrasiannya dengan Nilai dan Ajaran
Islam
Islam mementingkan pengembangan dan penguasaan IPTEK untuk
menjadi sarana ibadah muslim kepada Allah SWT dan mengemban
Buku Pedoman Mata Kuliah Islam & Ilmu Pengetahuan (AIK 4) | 10
amanat khlifatullah (wakil/ mandataris Allah) di muka bumi. Ada lebih
dari 800 ayat dalam al-Quran yang mementingkan proses perenungan,
pemikiran dan pengamatan terhadap berbagai gejala alam, untuk
ditafakuri dan menjadi bahan dzikir (ingat) kepada Allah.
Dalam pengertian Islam, akal bukanlah otak tetapi daya pikir yang
terdapat dalam jiwa manusia untuk mempenroleh pengetahuan dengan
memperhatikan salam sekitar. Dalam al-Quran banyak sekali ditemukan
anjuran bagi umat Islam menuntut ilmu, sebagaimana firman Allah
dalam QS. Al-Alaq ayat 1: ”Bacalah dengan (menyebut) nama
Tuhanmu yang menciptakan.”
Membaca adalah sebuah kegiatan dalam mencari ilmu, membaca tidak
hanya dilakukan terhadap teks tetapi juga dengan melakukan
pengamatan terhadap ayat-ayat Allah. Ajaran Islam dan ilmu
pengetahuan tidak terlepas satu sama lain. Keduanya saling
menjelaskan dan saling memperkuat secara sinergis, holistik dan
integratif.
Paradigma Ilmu Tidak Bebas Nilai (Value Bound)
Paradigma ilmu yang tidak bebas nilai memandang bahwa ilmu iutu
selalu terkait dengan nilai yang harus dikembangkan dengan
mempertimbangkan aspek nilai. Salah seorang filsuf, Habermas
berpendapat bahwa ilmu, sekalipun ilmunalam tidak mungkin bebas
nilai, karena setiap ilmu selalu ada kepentingan-keopentingan teknis
(Habermas, 1990).
Ilmu yang tidak bebas nilai memandang bahwa ilmu itu selalu terkait
dengan nilai dan harus dikembangkan dengan mempertimbangkan nilai.
Ilmu jelas tidak mungkin bisa terlepas dari nilai-nilai kepentingan-
kepentingan baik politik, ekonomi, sosial keagamaa, lingkungan dan
sebagainya.
Buku Pedoman Mata Kuliah Islam & Ilmu Pengetahuan (AIK 4) | 11
Paradigma Ilmu Bebas Nilai (Value Free)
Ilmu bebas nilai daam bahasa Inggris sering disebut dengan value free,
yang menyatakan bahwa ilmu dan teknologi adalah bersifat otonom
(Keraf, 2001). Bebas nilai artinya setiap kegiatan ilmiah harus
didasarkan pada hakikat ilmu pengetahuan itu sendiri. Ilmu
pengetahuan menolak campur tangan faktor eksternal yang tidak secara
hakiki menentukan ilmu pengetahuan itu sendiri. Penganut paradigma
ini menginginkan bahwa ilmu harus bersifat netral terhadap nilai-nilai,
baik secara ontologis maupun aksiologis (Suariasumantri, 2001)
Perlunya Akhlak Islami dalam Penerapan IPTEKS
Al-Qardhawi (1989), mengemukakan terkait dengan pentignya akhlak
Islami dalam pengembangan ilmu, bahwa akhlak Islami yang harus
diperhatikan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, bahwa akhlak
Islami yang harus diperhatikan dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan adalah:
a. Rasa tanggung jawab di hadapan Allah.
b. Amanat Ilmiah.
c. Tawadu’. Orang yang benar berilmu tidak akan diperalat oleh
ketertipuan dan tidak akan diperbudak oleh perasaan ’ujub
mengagumi diri sendiri.
d. Izzah. Perasaan mulia yang merupakan fadhilah paling spesifik
bagi kaum muslimin.
e. Mengutamakan dan menerapkan ilmu.
f. Menyebarkan ilmu.
g. Hak cipta dan penerbit.
Pentingnya akhlak Islami bagi pengembangan ilmu, untu menjaga agar
ilmu itu tidak menjadi penyebab bencana bagi kehidupan manusia dan
kerusakan lingkungan serta kehancuran di muka bumi.
Buku Pedoman Mata Kuliah Islam & Ilmu Pengetahuan (AIK 4) | 12
3. Relasi Kebenaran Al-Qur’an dan IPTEKS
Allah menurunkan ayat-ayat (tanda kekuasaan)-Nya berupa ayat-ayat
Qauliyah dan ayat-ayat Kauniyah.
Secara sederhana, prose terbentuknya ilmu pengetahuan menurut Islam
sebagai anugerah Allah kepada manusia, dapat digambarkan sebagai
berikut:
Proses terbentuknya ilmu pengetahuan tersebut menunjukkan, bahwa
Islam tidak mengenal istilah dikotomi, memisahkan dan membedakan
antara ilmu keislaman dan ilmu keduniawian. Sekalipun kebenaran
yang terdapat dalam ilmu pengetahuan berupa kebenaran ilmiah, tetapi
karena sebenarnya berasal dari Allah SWT juga, maka ilmu
pengetahuan dengan wahyu tidak mungkin berlawanan (Kaelany,
1992).
Dalam pandangan seorang muslim ayat qauliyah akan memberikan
petunjuk/isyarat bagi kebenaran ayat kauliyah, misalnya surat An-Nuur:
43 mengisyaratkan terjadinya hujan, surat al-Mukminun: 12-14
mengisyaratkan tentang keseimbangan dan kestabilan pada sistem tata
surya, dan banyak lagi.
Dengan demikian, interkoneksitas antara ayat qauliyah sebagai petunjuk
wahyu yang memberikan isyarat global tentang fenomena IPTEK untuk
Buku Pedoman Mata Kuliah Islam & Ilmu Pengetahuan (AIK 4) | 13
membantu menjelaskan dan mencocokkan terhadap ayat kauniyah. Hal
ini merupakan suatu suunatullah yang terus menrus tidak terputus.
4. Tanggung Jawab Ilmuwan Muslim
Berdasarkan tinjauan ideologis terdapat tiga jenis paradigma
pengembangan IPTEKS, yaitu: paradigma sekuler, sosialis dan Islam.
Paradigma Islam memangdang bahwa agama adalah dasar dan pengatur
kehidupan. Aqidah Islam menjadi basis dari segala ilmu pengetahuan.
Aqidah Islam yang terwujud dalam apa-ala yang ada dalam al-Quran
dan al-hadits menjadi landasan pemikiran, yaitu suatu asas yang
diatasnya dibangun seluruh bangunan pemikiran dan ilmu pengetahuan
manusia.
Pada umumnya, para peneliti, guru dan dosen ketika mengajar, hanya
sampai pada level informasi, tidak masuk ke level respons perilaku dan
sumber. Akibatnya, mahasiswa bisa lulus dengan nilai cumlaude tetapi
tidak beriman dan bertakwa kepada Allah sebagai sumber dari segala
sumber, dan menghasilkan ilmuwan sekuler.
Supaya menjadi ilmuwan yang bertakwa, maka kita wajib secara terus
menerus mencari ilmu, baik ilmu sebagai content, metodologi, maupun
sebagai paradigma.
Mengembangkan ilmu untuk kepentingan umum seperti pengembangan
sains dan teknologi termasuk fardhu kifayah. Dalam hal fardhu kifayah,
mesti ada sekelompok orang yang mewakili semua muslim secara
signifikan. Apabila tidak ada sekelompok orang yang menjadi pakar
dalam bidang sains dan teknologi yang dibutuhkan umat, maka semua
muslim berdosa. Jadi harus ada pakar yang mencukupi di masing-
masing bidang.
Orang berilmu yang disertai keimanan pasti memiliki karakteristik yang
unggul, yakni memiliki integritas, kredibilitas, transparansi, visioner
dan komunikatif, sehingga ilmuwan akan lebih memberikan manfaat
bagi orang lain.
Buku Pedoman Mata Kuliah Islam & Ilmu Pengetahuan (AIK 4) | 14
5. Integrasi AIK : konsep dan teknik internalisasi Islam dalam Ilmu
Pengetahuan
Paradigma integrasi ilmu berarti cara pandang tertentu atau model
pendekatan tertentu terhadap ilmu pengetahuan yang bersifat
menyatukan, disebut paradigma integrasi ilmu integratif atau singkatnya
paradigma integrasi ilmu integralistik yaitu pandangan yang melihat
sesuatu ilmu sebagai bagian dari keseluruhan.
Terkait hal di atas, terdapat pemikiran Kuntowijoyo yang kiranya masih
relevan dikaji ulang yaitu Pengilmuan Islam. Dalam pengilmuan Islam,
terdapat dua pokok ide, yaitu integrasi ilmu dan objektifikasi.
Objektifikasi Islam secara sederhana diartikan dengan “Islam that can
be transmitted openly and without secrecy”. Maksudnya adalah Islam
yang ajarannya bisa dirasakan manfaatnya oleh semua orang, termasuk
non muslim sekalipun.
Pengilmuan Islam merupakan pengembangan lebih lanjut dari upaya
untuk menempatkan al Quran sebagai sumber utama rujukan umat
Islam. Dalam hal ini, al Quran ditempatkan dalam posisi yang simetris
dengan alam dan juga manusia, yakni sebagai sumber ilmu. Sebagai
sumber ilmu, al Quran memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi
berbagai macam teori, khususnya dalam bidang ilmu-ilmu sosial dan
juga ilmu-ilmu yang lain. Pandangan ini menjadi mungkin, karena al
Quran memuat banyak konsep yang dapat dianalisis sehingga
melahirkan sebuah teori ilmu.
Kuntowijoyo menawarkan dua langkah yang harus diambil sebagai
upaya mengimplemantasikan pengilmuan Islam, yaitu integralisasi dan
objektifikasi. Integralisasi adalah pengintegrasian kekayaan keilmuan
manusia dengan wahyu (petunjuk Allah dalam Al Quran beserta
pelaksanaannya dalam sunnah Nabi). Sementara, objektifikasi adalah
Buku Pedoman Mata Kuliah Islam & Ilmu Pengetahuan (AIK 4) | 15
menjadikan pengilmuan Islam sebagai rahmat untuk semua orang
(rahmatan lil'âlamîn).
Internalisasi nilai-nilai Islam adalah melalui gagasan M Amin Abdullah
dengan konsep Integrasi-interkoneksi yang terbagi menjadi tiga
tingkatan sebagai berikut:
Model Kelas Pemula
a. Informatif : suatu displin ilmu perlu diperkaya dengan informasi
yang dimiliki oleh disilin ilmu lain, sehingga wawasan civitas
akademika semakin luas.
b. Konfirmatif : suatu disiplin ilmu tertentu untuk membangun teori
yang kokoh perlu memperoleh penegasan dari disiplin ilmu yang
lain.
c. Korektif : suatu teori ilmu tertentu perlu dikonfrontir dengan ilmu
agama atau sebaliknya, sehingga yang satu dapat mengoreksi yang
lain.
Model Kelas Lanjutan
a. Similarisasi : menyamakan begitu saja konsep-konsep sains dengan
konsep-konsep dari agama, meskipun belum tentu sama.
b. Paralelisasi : menganggap paralel konsep yang berasal dari Qur’an
dengan konsep yang berasal dari sains karena kemiripan
konotasinya tanpa menyamakan keduanya.
c. Komplementasi : antara sains dan agama saling mengisi dan saling
memperkuat satu sama lain, tetapi tetap memertahankan eksistensi
masing-masing. Misalnya
d. Komparasi : membandingkan konsep/teori sains dengan
konsep/wawasan agama mengenai gejala-gejala yang sama.
e. Induktifikasi : asumsi-asumsi dasar dari teori ilmiah yang didukung
oleh temuan-temuan empirik dilanjutkan pemikirannya secara
teoritis abstrak ke arah pemikiran metafisik/ghaib, kemudian
dihubungkan dengan prinsip-prinsip agama dan al-Qur’an
mengenai hal tersebut.
Buku Pedoman Mata Kuliah Islam & Ilmu Pengetahuan (AIK 4) | 16
f. Verifikasi : mengungkapkan hasil-hasil penelitian ilmiah yang
menunjang dan membuktikan kebenaran-kebenaran (ayat-ayat)
Qur’an.
Model Kelas Ahli
Hermenuetisasi : menghubungkan secara triadik sirkularistik antara
religion, philosophy dan science
D. Ketentuan dan Kewajiban Mahasiswa
Seluruh mahasiswa yang akan mengampu mata kuliah Islam & Ilmu
Pengetahuan (AIK4) harus memenuhi ketentuan dan kewajiban, sebagai berikut :
1. Ketentuan Mahasiswa; Telah mengontrak mata kuliah Islam & Ilmu
Pengetahuan (AIK 4)
2. Kewajiban mahasiswa;
a. Mengikuti perkuliahan tatap muka sampai sebelum UTS,
b. Mengikuti pembekalan setelah UTS tentang integrasi AIK,
c. Melaksanakan studi lapangan/penelitian secara kelompok yang
membahas tentang hal-hal sebagai berikut : paradigma Islam,
Prinsip Islam, Etika Islam dan praktek dakwah bil hal menurut
keilmuan masing-masing program studi atau Fakultas, selama
waktu 10 hari (6 jam/hari)
d. Melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing AIK, dibuktikan
dengan mengisi kegiatan pada daftar hadir (logbook), minimal 4
kali.
e. Menyusun laporan dengan bimbingan dan persetujuan oleh Dosen
Pembimbing AIK,
f. Membuat presentasi berupa PPT dengan dibimbing dosen
pembimbing AIK dan dipresentasikan di depan kelas.
g. Mengumpulkan laporan integrasi AIK kepada dosen dan staf AIK
melalui email [email protected] selambat-lambatnya sebelum UAS.
Buku Pedoman Mata Kuliah Islam & Ilmu Pengetahuan (AIK 4) | 17
E. Tugas dan Tanggung Jawab Dosen Pembimbing AIK
Dosen Pembimbing AIK adalah dosen yang diberikan tugas oleh Lembaga
Al-Islam & Kemuhammadiyahan untuk mendampingi mahasiswa yang
mengampu mata kuliah AIK 4 sesuai program studinya masing-masing.
Dosen pembimbing AIK bertugas dan bertanggung jawab :
1. Memberikan pengetahuan awal mengenai integrasi AIK kepada
mahasiswa
2. Membimbing mahasiswa terkait dengan kebutuhan data dan informasi
yang diperlukan dalam kegiatan ini.
3. Mengarahkan penyusunan laporan hasil kegiatan integrasi AIK
4. Mengkoordinasikan kegiatan presentasi laporan
5. Menilai hasil laporan dan kinerja mahasiswa dalam kegiatan integrasi
AIK ini.
6. Menilai hasil akhir pembelajaran Islam & Ilmu Pengetahuan (AIK 4) dan
menyerahkan nilainya ke program studi dan LAIK, serta menginputnya
ke SIAK UMMI.
Buku Pedoman Mata Kuliah Islam & Ilmu Pengetahuan (AIK 4) | 18
PELAKSANAAN MATA KULIAH ISLAM & ILMU PENGETAHUAN
A. Waktu Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan mata kuliah Islam & Ilmu Pengetahuan (AIK 4) dapat
dilakukan pada semester 4 atau semester 6 sesuai dengan kurikulum yang
ditetapkan oleh program studinya masing-masing.
Waktu kegiatan dilaksanakan sesuai RPS terdiri dari dua tahap, yaitu tahap
penyampaian materi (dari awal perkuliahan sampai UTS) dan tahap integrasi AIK
(setelah UTS sampai UAS).
Dalam tahap penyampaian materi, dilakukan dengan pembelajaran tatap
muka di kelas. Dosen menyampaikan materi-materi dan mahasiswa diberikan
tugas seputar materi yang disampaikan tersebut. Waktu pelaksanaan selama 7 kali
tatap muka dan diawali dengan pertemuan pendahuluan yang berisi penjelasan
capaian pembelajaran mata kuliah, tujuan mata kuliah dan kontrak kuliah. Selesai
7 kali pertemuan kemudian dilaksanakan UTS berupa essay.
Selanjutnya untuk tahap integrasi AIK, mahasiswa harus mengikuti
pembekalan tentang konsep dan teknik internalisasi Islam dan ilmu pengetahuan.
Setelah itu mahasiswa diberi waktu selama 2 minggu (10 hari = 6 jam/hari) untuk
melakukan integrasi AIK sesuai bidang keilmuannya masing-masing. Selanjutkan
membuat laporan dan presentasi, dan presentasi dilakukan secara bertahap selama
4 kali pertemuan, dengan ketentuan 1 hari dapat dipresentasikan 2-3 kelompok.
Terakhir laporan dikumpulkan paling lambat sebelum UAS baik ke dosen
pembimbin AIK dan diteruskan ke email LAIK.
B. Tahapan Perkuliahan
1. Pendahuluan
2. Penyampaian materi selama 6 kali pertemuan
3. UTS matkul AIK 4
4. Pembekalan integrasi AIK
5. Pelaksanaan kegiatan integrasi AIK
Buku Pedoman Mata Kuliah Islam & Ilmu Pengetahuan (AIK 4) | 19
6. Pembuatan Laporan integrasi
7. Presentasi laporan integrasi AIK
8. Pengumpulan laporan integrasi AIK
9. Penilaian akhir matakuliah Islam & Ilmu Pengetahuan
C. Persiapan Perkuliahan
1. Mahasiswa yang mengampu mata kuliah Islam & Ilmu Pengetahuan
harus mengontrak terlebih dahulu dan disetujui DPA.
2. Perkuliahan tatap muka dilakukan sebanyak 7 kali dengan materi yang
terdapat dalam ruang lingkup mata kuliah.
3. Pembekalan, sebelum melaksanakan kegiatan integrasi AIK mahasiswa
perlu melakukan pembekalan tentang konsep dan teknik internalisasi
Islam dan Ilmu pengetahuan. Tujuannya agar mahasiswa dapat
memahami tata cara melakukan integrasi AIK.
D. Pelaksanaan Perkuliahan
Perkuliahan Islam & Ilmu Pengetahuan (AIK 4) memiliki bobot 2 SKS dan
dilaksanakan selama 1 semester dengan pelaksanaan tatap muka dan integrasi
AIK. Kegiatan yang harus dilaksanakan pada integrasi AIK, yaitu :
1. Menelaah ilmu pengetahuan (sesuai bidang keilmuan) yang didapat
mahasiswa di program studinya masing-masing.
2. Menelaah pandangan Islam tentang ilmu pengetahuan (sesuai bidang
keilmuan) dilihat dari Al-Qur’an dan Sunnah.
3. Menyusun laporan hasil dari integrasi AIK dengan ilmu pengetahuan
4. Membuat presentasi berupa PPT yang akan dipaparkan dihadap dosen
dan rekan-rekan lainnya.
Buku Pedoman Mata Kuliah Islam & Ilmu Pengetahuan (AIK 4) | 20
E. Penyusunan Laporan
Laporan kegiatan integrasi AIK disusun oleh mahasiswa setelah selesai
melaksanakan kegiatan, sesuai sistematika laporan yang telah ditentukan
(lampiran 2). Pengumpulan laporan paling lambat sebelum UAS.
F. Evaluasi Perkuliahan
Evaluasi perkuliahan mempunyai dua kepentingan, yaitu kepentingan
penilaian pencapaian belajar mahasiswa dan perbaikan kegiatan integrasi AIK ini.
1. Tujuan Penilaian
a. Menentukan tingkat ketercapaian mahasiswa dalam setiap
pembelajaran AIK 4 ini.
b. Mengetahui peningkatan dan perkembangan kemampuan
mahasiswa dalam mengimplementasikan matakuliah AIK 4 ini.
c. Mendiagnosis kesulitan mahasiswa dalam melakukan integrasi
AIK.
d. Mendorong mahasiswa untuk meningkatkan kemampuan belajar
bekerjasama dengan sesama rekannya dan memahami bahwa ilmu
pengetahuan yang mereka dapatkan dapat diintegrasikan dengan
Al-Islam dan Kemuhammadiyahan.
e. Mendorong dosen pembimbing AIK untuk meningkatkan
pemahaman dan pembimbingan yang terstruktur dan sistematis
sesuai dengan RPS.
2. Komponen Penilaian
Komponen penilaian pada mata kuliah Islam & Ilmu Pengetahuan
terdiri dari 2 tahap, yaitu :
a. Nilai tugas saat tatap muka dan Nilai UTS
b. Nilai Integrasi AIK, yang terdiri dari :
1) Nilai pembekalan, yaitu penilaian dari aspek : kehadiran,
kedisiplinan, kerapian, keaktifan dan kesantunan dalam
mengikuti pembekalan (lampiran 1)
Buku Pedoman Mata Kuliah Islam & Ilmu Pengetahuan (AIK 4) | 21
2) Nilai Pelaksanaan kegiatan integrasi AIK, yaitu : kehadiran
(logbook), penentuan kajian keilmuan, penelaahan ilmu
pengetahuan, penelaahan Al-Qur’an dan Sunnah, presentasi
laporan dan penilaian laporan. (lampiran 1)
Setelah semua skor kemampuan tersebut ditetapkan, maka semua skor
kemampuan tersebut digunakan untuk menetapkan nilai akhir (NA)
mahasiswa dalam mengampu mata kuliah Islam & Ilmu Pengetahuan (AIK
4). Adapun penetapan NA tersebut didasarkan atas rumus berikut :
a. Bobot Penilaian Integrasi AIK
NA = A+B+C+D
Keterangan:
A : Skor pembekalan bobot 10%
B : Skor pelaksanaan kegiatan integrasi AIK bobot 20%
C : Skor pelaksanaan presentasi laporan bobot 40%
D : Skor hasil laporan integrasi AIK bobot 30 %
b. Bobot Penilaian Akhir mata kuliah AIK 4 :
No. Jenis penilaian Aspek penilaian Persentase
1. Kehadiran Kehadiran mahasiswa akan dihitung sampai dengan 15
menit setelah kegiatan pembelajaran berjalan. Presentasi
kehadiran untuk mata kuliah ini adalah 80%, apabila
kurang maka harus mengikuti mengulang.
Berbusana muslim/muslimah dan membawa Al-Qur’an
setiap masuk kelas
20%
2. Tugas Individu resume tentang hakikat IPTEKS dan tanggung jawab
ilmuwan muslim (buku teks /jurnal yang di dapat dan
ketepatan penjelasanannya)
20%
4. UTS Tes tulis 20%
5. UAS Kegiatan integrasi AIK dengan keilmuan nya msaing-
masing, berupa : pembekalan, pelaksanaan integrasi
AIK, PPT dan presentasi laporan.
40%
Total 100%
Buku Pedoman Mata Kuliah Islam & Ilmu Pengetahuan (AIK 4) | 22
PENUTUP
Lembaga Al-Islam dan Kemuhammadiyahan UMMI telah menetapkan
kegiatan integrasi AIK dalam mata kuliah Islam & Ilmu Pengetahuan (AIK 4).
Melalui kegiatan integrasi AIK ini diharapkan mahasiswa lebih dapat menerapkan
dan mensinergikan nilai-nilai Islam dalam pengembangan IPTEKS, sehingga
membentuk sarjana muslim yang berjiwa dan berperilaku cendekia (ulul albab).
Buku Pedoman Mata Kuliah Islam & Ilmu Pengetahuan (AIK 4) | 23
DAFTAR PUSTAKA
Tim Pedoman Pendidikan AIK Majelis Pendidikan Tinggi PP Muhammadiyah.
2013. Buku Pedoman Pendidikan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan
Perguruan Tinggi Muhammadiyah., Yogyakarta : Majelis Dikti PP
Muhammadiyah.
PP Muhammadiyah. 2010. Tanfidz Keputusan Muktamar Satu Abad
Muhammadiyah. Yogyakarta : PP Muhammadiyah.
Muadz, et.al. 2016. Islam dan Ilmu Pengetahuan. Sidoarjo: Umsida Press.
Furchan, Arief. H. 2002. Transformasi Pendidikan Islam di Indonesia: Anatomi
Keberadaan Madrasah dan PTAI. Yogyakarta: Gama Media
Mulkhan, Abdul Munir. 1993. Paradigma Intelektual Muslim.: Pengantar Filsafat
Pendidikan Islam dan Dakwah. Yogyakarta: SIPRESS.
Sutardi, Tedi. 2007. Antropologi Mengungkap Keragaman Budaya. Bandung: PT.
Setia
Al-Qardhawi, Yusuf. 1989. Metode dan Etika Pengembangan Ilmu Perspektif
Sunnah. Bandung: Rosda.
Habermas, Jurgen. 1990. Ilmu Dan Teknologi Sebagai Ideologi. Jakarta: LP3ES.
Keraf, A. Sonny & Mikhael Dua. 2001. Ilmu Pengetahuan Sebuah Tinjauan
Filosofis. Yogyakarta: Kanisius.
Suriasumantri, Jujun S. 2001. Filsafat Ilmu; Sebuah Pengantar Populer. Jakarta:
Pustaka Sinar Harapan.
Kaelany HD. 1992. Islam dan Aspek-Aspek Kemasyarakatan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Sutrisno. 2015. Critical Issues and reform in Muslim Higher Education. Kuala
Lumpur: IIUM.
Kuntowijoyo. 2008. Paradigma Islam: Interpretasi Untuk Aksi. Bandung: Mizan.
M Dwi Fajri, 2017. Mazhab Integrasi Interkoneksi, Makalah Workshop Integrasi
Keilmuan di Universitas Muhamamdiyah Sukabumi.
Muhammad Thariq Aziz dan Leonita Siwiyanti. Konsep dan Teknik Internalisasi
Islam dalam Ilmu Pengetahuan.
Buku Pedoman Mata Kuliah Islam & Ilmu Pengetahuan (AIK 4) | 24
LAMPIRAN 1
A. INSTRUMEN INTEGRASI AIK
No Aspek yang
ditelaah Deskripsi Hasil Telaah
1. Bagaimana bentuk
(paradigma Islam,
Prinsip Islam,
Etika Islam dan
dakwah bil hal)
menurut keilmuan
masing-masing
program studi atau
Fakultas
2. Bagaimana bentuk
(paradigma Islam,
Prinsip Islam,
Etika Islam dan
dakwah bil hal)
menurut
pandangan Al-
Qur’an dan Sunnah
3. Adakah hubungan
(paradigma Islam,
Prinsip Islam,
Etika Islam dan
dakwah bil hal)
dari sudut pandang
keilmuan dengan
Islam
Sukabumi, ……………… Mahasiswa,
(………………………….) NIM.
Buku Pedoman Mata Kuliah Islam & Ilmu Pengetahuan (AIK 4) | 25
B. DAFTAR HADIR MAHASISWA
No. Hari/
Tanggal Tempat Kegiatan
Dosen
Pembimbing AIK
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Buku Pedoman Mata Kuliah Islam & Ilmu Pengetahuan (AIK 4) | 26
C. SISTEMATIKA LAPORAN
Halaman Judul
Lembar Pengesahan
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang Kegiatan (Tujuan dan Manfaat Kegiatan Integrasi AIK)
B. Hakikat IPTEKS menurut pandangan Islam
BAB II Hasil Pelaksanaan Integrasi AIK
A. Ilmu Pengetahuan (sesuai bidang keilmuan)
B. Pandangan Islam tentang Ilmu Pengetahuan (sesuai bidang keilmuan)
C. Paradigma Islam/Etika Islam/Prinsip Islam/Dakwah Bil Hal sesuai keilmuan
berdasarkan pandangan Islam (Qur’an dan Sunnah)
BAB III Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA (minimal 10 buku)
disesuaikan dengan bagian awal
laporan
Buku Pedoman Mata Kuliah Islam & Ilmu Pengetahuan (AIK 4) | 27
D. PENILAIAN AKHIR
1. PENILAIAN PEMBEKALAN (A)
Nama Mahasiswa : ____________________________
NIM : ____________________________
Program Studi : ____________________________
Kelompok kajian : ____________________________
Petunjuk Pengisian:
Lembar ini diisi oleh Dosen Pembimbing AIK setelah selesai kegiatan Pembekalan
No. Indikator Penilaian Skor
4 3 2 1
1. Kehadiran dalam pembekalan
2. Kedisiplinan mahasiswa
3. Kerapian mahasiswa
4. Keaktifan dalam mengikuti pembekalan
5. Sopan santun dalam mengikuti pembekalan
Skor Total
Keterangan:
Skor maksimal untuk setiap deskriptor 4, sehingga skor maksimal yang diperoleh
adalah 5 x 4 = 20.
Nilai Pembekalan =Skor Total
20 𝑥 100 𝑥 10%
Sukabumi, ………………
Dosen Pembimbing AIK,
(………………………….)
NIP.
Buku Pedoman Mata Kuliah Islam & Ilmu Pengetahuan (AIK 4) | 28
2. PENILAIAN PELAKSANAAN INTEGRASI AIK (B)
Nama Mahasiswa : ____________________________
NIM : ____________________________
Program Studi : ____________________________
Kelompok kajian : ____________________________
Petunjuk Pengisian:
Berikan skor 1-4 dengan makna 4=sangat baik, 3=baik, 2=cukup baik, 1=kurang baik
sesuai dengan kinerja pengamatan mahasiswa
No Deskriptor Skor
4 3 2 1
1. Kehadiran, Kedisiplinan dan Kesantunan
2.
Hasil telaah bentuk (paradigma Islam, Prinsip
Islam, Etika Islam dan dakwah bil hal) menurut
keilmuan masing-masing program studi atau
Fakultas
3.
Hasil telaah bentuk (paradigma Islam, Prinsip
Islam, Etika Islam dan dakwah bil hal) menurut
pandangan Al-Qur’an dan Sunnah
4.
Mendiskripsikan hubungan (paradigma Islam, Prinsip
Islam, Etika Islam dan dakwah bil hal) dari sudut
pandang keilmuan dengan Islam
Skor Total
Keterangan:
Skor maksimal untuk setiap deskriptor 4, sehingga skor maksimal yang diperoleh adalah
4 x 4 = 16.
Nilai B =Skor Total
16 𝑥 100 𝑥 20%
Sukabumi, ………………
Dosen Pembimbing AIK,
(………………………….)
NIP.
Buku Pedoman Mata Kuliah Islam & Ilmu Pengetahuan (AIK 4) | 29
3. PENILAIAN PRESENTASI LAPORAN (C)
Nama Mahasiswa : ____________________________
NIM : ____________________________
Program Studi : ____________________________
Kelompok kajian : ____________________________
Petunjuk Pengisian:
Berikan skor 1-4 dengan makna 4=sangat baik, 3=baik, 2=cukup baik, 1=kurang baik
sesuai dengan kinerja pengamatan mahasiswa
No Komponen Skor
4 3 2 1
1. Kemampuan komunikasi dan kerjasama kelompok
2. Penyajian PPT
3. Kemampuan menjawab pertanyaan
4. Pemahaman pendalaman materi
5. Sopan santun Ketika presentasi
Total Skor
Keterangan:
Skor maksimal untuk setiap deskriptor 4, sehingga skor maksimal yang diperoleh
adalah 5 x 4 = 20.
Keterangan: Instrumen hasil pengamatan dilampirkan
Nilai D =Skor Total
20 𝑥 100 𝑥 30%
Sukabumi, ………………
Dosen Pembimbing AIK,
(………………………….)
NIP.
Buku Pedoman Mata Kuliah Islam & Ilmu Pengetahuan (AIK 4) | 30
4. PENILAIAN LAPORAN (D)
Nama Mahasiswa : ____________________________
NIM : ____________________________
Program Studi : ____________________________
Kelompok kajian : ____________________________
Petunjuk Pengisian:
Berikan skor 1-4 dengan makna 4=sangat baik, 3=baik, 2=cukup baik, 1=kurang baik
sesuai dengan kinerja pengamatan mahasiswa
No Komponen Skor
4 3 2 1
1. Sistematika dan keruntutan laporan
2. Pemahaman pendalaman materi
3. Penggunaan bahasa baku yang baik dan benar
dengan tata tulisnya
4. Ketepatan pengutipan
5. Ketepatan penulisan daftar pustaka
Total Skor
Keterangan:
Skor maksimal untuk setiap deskriptor 4, sehingga skor maksimal yang diperoleh
adalah 5 x 4 = 20.
Keterangan: Instrumen hasil pengamatan dilampirkan
Nilai D =Skor Total
20 𝑥 100 𝑥 30%
Sukabumi, ………………
Dosen Pembimbing AIK,
(………………………….)
NIP.
Buku Pedoman Mata Kuliah Islam & Ilmu Pengetahuan (AIK 4) | 31
LAMPIRAN 2
FORMAT PENILAIAN AKHIR
Integrasi
AIK
Nilai
Nilai
Akhir
(100%)
Paraf DPP
A
(10%)
B
(20%)
C
(40%)
D
(30%)
Keterangan :
A : Skor pembekalan bobot 10%
B : Skor pelaksanaan kegiatan integrasi AIK bobot 20%
C : Skor pelaksanaan presentasi laporan bobot 40%
D : Skor hasil laporan integrasi AIK bobot 30 %
Matkul
AIK 4
Nilai
Nilai
Akhir
(100%)
Paraf DPP
A
(20%)
B
(20%)
C
(20%)
D
(40%)
Keterangan :
A : Skor kehadiran bobot 20%
B : Skor tugas bobot 20%
C : Skor UTS bobot 20%
D : Skor UAS (laporan integrasi AIK) bobot 40 %
Standar Nilai Akhir
Tingkat
Penguasaan
Nilai
Huruf Bobot Predikat
80 – 100 A 4 Sangat Baik
68 – 79 B 3 Baik
56 – 67 C 2 Cukup
45 – 55 D 1 Kurang
0 – 44 E 0 Sangat Kurang
Buku Pedoman Mata Kuliah Islam & Ilmu Pengetahuan (AIK 4) | 32
LAMPIRAN 3
CONTOH DESAIN COVER DAN LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN
(SESUAI KAJIAN)
DISUSUN SEBAGAI TUGAS AKHIR MATA KULIAH
ISLAM & ILMU PENGETAHUAN
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 1
NIM NAMA
PROGRAM STUDI...................................
FAKULTAS ………………………………..
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI
20......
Buku Pedoman Mata Kuliah Islam & Ilmu Pengetahuan (AIK 4) | 33
LAMPIRAN 15
CONTOH DESAIN LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PENGESAHAN
(SESUAI KAJIAN)
DISUSUN SEBAGAI TUGAS AKHIR MATA KULIAH
ISLAM & ILMU PENGETAHUAN
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 1
Sukabumi, ...........,20.....
Disetujui dan Disahkan,
Dosen Pembimbing AIK
..............................
NIP. ...................
Ketua Kelompok
..............................
NIM. ...................
Mengetahui,
Ketua Lembaga AIK
..............................
NIP. ...................
Buku Pedoman Mata Kuliah Islam & Ilmu Pengetahuan (AIK 4) | 34