PENGARUH DIVERSITAS GENDER, REMUNERASI …digilib.unila.ac.id/21352/3/SKRIPSI TANPA BAB...
Transcript of PENGARUH DIVERSITAS GENDER, REMUNERASI …digilib.unila.ac.id/21352/3/SKRIPSI TANPA BAB...
PENGARUH DIVERSITAS GENDER, REMUNERASI
DIREKSI DAN STRUKTUR KEPEMILIKAN TERHADAP
KINERJA PERUSAHAAN
(Studi Empiris Pada Perusahaan yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia)
(Skripsi)
Oleh:
SANDRO ARMAS
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Lampung
Bandar lampung
2016
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF GENDER DIVERSITY, BOARD REMUNERATION,
OWNERSHIP STRUCTURE TOWARD COMPANY PERFORMANCE
(Empirical Study in Companies Listed in Indonesia Stock Exchange)
By
Sandro Armas
Gender diversity, distribution boards remuneration and shareholdings of
boards is a matter of good corporate governance are often faced business. This
research aims to determine how much influence the gender diversity, remuneration
and ownership structure can improve the performance of the company. Independent
variable is a proxy for gender diversity is measured by Blau index, measured by the
ratio remuneration remuneration with a net profit before tax and ownership structure
is measured by the ratio of the percentage of shareholding of directors. The dependent
variable is a proxy for the performance of the company is divided into two, namely,
market performance using tobin’s q and internal performance measured by ROE. The
number of samples of this study amounted to 366 enterprises of all companies listed
on the Stock Exchange in 2011, 2012 and 2013. From the results of gender diversity,
remuneration and a positive effect on the ownership structure of the company's
performance both internal and market performance.
Keywords: gender diversity, board remuneration, ownership structure, company
performance
ABSTRAK
PENGARUH DIVERSITAS GENDER, REMUNERASI DIREKSI,
DAN STRUKTUR KEPEMILIKAN TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN
(Studi Empiris Pada Perusahaan yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia)
Oleh
Sandro Armas
Keragaman gender , pembagian remunerasi direksi serta kepemilikan saham
direksi merupakan masalah good corporate governance yang sering dihadapi
institusi bisnis.Penelitian ini bertujuan utuk mengetahui seberapa besar pengaruh
gender diversity, remunerasi dan struktur kepemilikan dapat meningkatkan kinerja
perusahaan. Proksi variabel independen yaitu diversitas gender diukur dengan Blau
index, remunerasi diukur dengan rasio remunerasi dengan laba bersih sebelum pajak,
dan struktur kepemilikan diukur dengan rasio presentase kepemilikan saham direksi.
Proksi variabel dependen yaitu kinerja perusahaan dibagi menjadi dua yaitu, kinerja
pasar menggunakan tobinsQ dan kinerja internal diukur dengan ROE .Jumlah sampel
ini penelitian berjumlah 366 perusahaan dari semua perusahaan yang terdaftar di
BEI tahun 2011, 2012 dan 2013. Dari hasil penelitian diversitas gender, remunerasi
dan struktur kepemilikan berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan baik
internal maupun kinerja pasar.
Kata Kunci: diversitas gender, remunerasi, struktur kepemilikan, kinerja perusahaan
PENGARUH DIVERSITAS GENDER, REMUNERASI DIREKSI, DAN
STRUKTUR KEPEMILIKAN TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN
(Studi Empiris Pada Perusahaan yang Tercatat di BEI)
Oleh
SANDRO ARMAS
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA EKONOMI
Pada
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2016
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Sandro Armas, dilahirkan di Bandar
Lampung, pada tanggal 2 Juni 1991, sebagai anak ketiga dari
pasangan Bapak Syamsurrijal dan Ibu Rosnawati.
Jenjang pendidikan yang pernah ditempuh oleh penulis adalah
Taman Kanak-Kanak (TK) Al Azhar yang diselesaikan tahun 1997, SD Al-Azhar
I yang diselesaikan tahun 2003, SMP Negeri 19 Bandar Lampung yang
diselesaikan tahun 2006, dan SMA Negeri 9 Bandar Lampung yang diselesaikan
tahun 2009.
Pada tahun yang sama, 2009, penulis diterima menjadi salah satu mahasiswa
Universitas Lampung Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Akuntansi lewat jalur
SNMPTN.
HALAMAN PERSEMBAHAN
Kupersembahkan skripsi ini kepada:
1. Allah SWT, Yang Maha Mendengar dan Maha Mengetahui.
2. Mama dan Papa yang selalu mendukung dan mendoa’kan anak-anaknya
dengan setulus hati agar dapat sukses di dunia dan akhirat.
3. Kakakku Putri Shinta Aprilia, Abangku Satria Denisya, dan Abangku Alex
Soelistyo serta Keponakanku Alifiya Faeezah Soelistyoputri dan Alisha
Fadiyah Soelistyoputri.
4. Sahabat-sahabat saya yang selalu membantu dan memberikan motivasi.
MOTTO
“The greatest pleasure in life is doing what people say you cant
do”
“Jack of all trades, but master of none”
“If u want to go fast. Go alone.
If u want to go far. Go together.”
“Remember : Everyone has bad games. Everyone make mistakes”
SANWACANA
Assalammualaikum Wr.Wb.
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat dan
hidayah-Nya serta ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
Skripsi dengan judul “Pengaruh Diversitas Gender, Remunerasi Direksi, Dan
Struktur Kepemilikan Terhadap Kinerja Perusahaan (Studi Empiris Pada
Perusahaan yang Tercatat di BEI)” adalah dalam rangka memenuhi salah satu
syarat untuk pencapaian gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Lampung.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Hi. Satria Bangsawan, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
2. Ibu Dr. Fajar Gustiawaty Dewi, S.E., M.Si., Akt., selaku ketua Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bisnis;
3. Bapak Yuliansyah, S.E., M.S.A., Ph.D., Akt. selaku pembimbing utama.
Terimakasih telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, saran,
kritik, dan nasehatnya dalam proses penyelesaian skripsi ini.
4. Ibu Yuztitya Asmaranti, S.E., M.Si. selaku pembimbing kedua. Terimakasih
telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, saran, kritik, dan
nasehatnya dalam proses penyelesaian skripsi ini.
5. Ibu Dr. Rindu Rika Gamayuni S.E., M.Si. selaku penguji utama pada ujian
skripsi. Terima kasih atas kritik dan saran yang telah diberikan dalam upaya
perbaikan skripsi ini.
6. Bapak Saring Suhendro S.E., M.Si. selaku dosen pembimbing akademik.
7. Segenap Bapak dan Ibu Dosen yang telah membantu penulis dalam menimba
ilmu dan memperluas wawasan selama penulis menyelesaikan pendidikan di
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
8. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Terima kasih atas
bantuannya selama ini.
9. Kedua orang tuaku Bapak Syamsurrijal dan Ibu Rosnawati yang dengan sabar,
penuh kasih sayang dan cinta dalam mendidik dan membesarkanku,
memberikan segala hal untuk mencukupi kebutuhanku, memberikan dorongan
dan semangat bagiku agar terus berjuang dalam untuk membahagiakan mereka
10. Umpun, Bang Tia, Bang Alex, Atu Alia, Adek Alisha dan keluarga besar saya.
Terima kasih karena selalu mendukung dan mendoa’kan agar saya menjadi
pribadi yang lebih baik.
11. Sahabat-sahabatku, Atanasius E.A Ginting, Nurwahyu Ningsih, Tirta
Khairudin, Fikri Rizki Utama ,Fadli Andika Putra, Paramita Uli, Try Adi
Utama dan Tantra Ikhlas. Terima kasih atas segala waktu luang, bantuan, dan
dukungan yang telah kalian berikan selama ini.
12. Teman-teman Akuntansi 2009, Dedy Prasetyo, Dedy Novriansyah, David,
Richard, Zaqi, Guntur, Harun, Eka, Ridwan, Anne, Erwin, Elisabeth,Cintya
Diah, Okto, serta nama lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
13. Teman-teman dota Surya, Dimek, Tidus, Tray, Oncom, Reyner, Ardi, Fredi
dan seluruh teman dotaku yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
14. Teman-temanku di AYG, Itong, Arthur, Aldi, Bimo,dan Danil terima kasih
telah memberikan hari-hari yang menyenangkan..
15. Teman-teman di Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah menorehkan cerita.
16. Almamater tercinta, Universitas Lampung.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi
penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua. Amin.
Wassalammualaikum Wr.Wb.
Bandar Lampung, Februari 2016
Penulis
Sandro Armas
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRACT
ABSTRAK
HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMAN PENGESAHAN
PERNYATAAN
RIWAYAT HIDUP
PERSEMBAHAN
MOTO
SANWACANA
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 4
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................................... 4
1.3.1 Tujuan Penelitian .................................................................. 4
1.3.2 Manfaat Penelitian ................................................................ 5
1.3.2.1 Manfaat Teoritis ......................................................... 5
1.3.2.1 Manfaat Praktis .......................................................... 5
II. LANDASAN TEORI
2.1 Teori Keagenan ............................................................................... 6
2.2 Good Corporate Governance ......................................................... 8
2.3 Corporate Governance dan Perspektif Keagenan ........................... 9
2.4 Kinerja Perusahaan ......................................................................... 10
2.5 Diversitas Gender ............................................................................ 11
2.6 Remunerasi Dewan Direksi ............................................................. 12
2.7 Struktur Kepemilikan ...................................................................... 13
2.8 Model Penelitian .............................................................................. 13
2.9 Penelitian Terdahulu dan Pengembangan Hipotesis ....................... 14
2.9.1 Penelitian Terdahulu ............................................................... 14
2.9.2 Pengembangan Hipotesis ........................................................ 15
III. METODE PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel Penelitian ...................................................... 18
3.2 Jenis dan Sumber Data .................................................................. 18
3.3 Definisi Operasional Variabel ........................................................ 19
3.3.1 Variabel Dependen ................................................................ 19
3.3.2 Variabel Independen .............................................................. 20
3.4 Metode Analisis ................................................................................ 21
3.5 Alat Analisis ..................................................................................... 22
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Penelitian ........................................................................ 28
4.2 Analisis Deskriptif Variabel .......................................................... 29
4.3 Analisis Data ................................................................................... 30
4.4 Uji Normalitas ................................................................................ 31
4.5 Uji Asumsi Klasik ........................................................................... 32
4.5.1 Uji Multikolinieritas ............................................................... 32
4.5.1.1 Uji Multikolinieritas ROE ......................................... 32
4.5.1.2 Uji Multikolinieritas Rasio Tobin’s Q ....................... 32
4.5.2 Uji Heteroskedatisitas ............................................................. 33
4.5.2.1 Uji Heteroskedatisitas ROE ....................................... 33
4.5.2.2 Uji Heteroskedatisitas Rasio Tobin’s Q .................... 34
4.5.3 Uji Autokorelasi ..................................................................... 35
4.5.3.1 Uji Autokorelasi ROE ................................................ 35
4.5.3.2 Uji Autokorelasi Rasio Tobin’s Q.............................. 36
4.6 Pengujian Hipotesis .......................................................................... 36
4.6.1 Pengujian Terhadap ROE ........................................................ 37
4.6.2 Pengujian Terhadap Tobin’s Q ................................................ 40
4.7 Hasil Pengujian Hipotesis dan Pembahasan Hipotesis ..................... 43
4.7.1 Diversitas Gender .................................................................... 44
4.7.2 Rasio Remunerasi .................................................................... 45
4.7.3 Struktur Kepemilikan .............................................................. 46
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan ......................................................................................... 47
5.2 Saran .............................................................................................. 48
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Proses Pemilihan Sampel Penelitian ...................................................... 28
2. Hasil Uji Statistik Deskriptif .................................................................. 29
3. Hasil Uji Normalitas .............................................................................. 31
4. Hasil Uji Multikoliniearitas ................................................................... 32
5. Hasil Uji Multikoliniearitas ROE ........................................................... 32
6. Hasil Uji Multikoliniearitas TobinsQ ..................................................... 33
7. Hasil Uji Autokorelasi ............................................................................ 35
8. Hasil Uji Autokorelasi ROE ................................................................... 35
9. Hasil Uji Autokorelasi TobinsQ ............................................................. 36
10. Simpulan Hasil Pengujian Hipotesis ...................................................... 44
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Data Penelitian
2. Uji Asumsi Klasik
3. Uji Hipotesis ROE
4. Uji Hipotesis TobinsQ
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Model Penelitian ……………………………………………………...….. 14
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap perusahaan selalu menginginkan kinerja perusahaan mengalami
perkembangan signifikan. Banyak cara perusahaan untuk dapat meningkatkan
kinerja dengan memberikan kesempatan yang sama bagi jajaran manajemen
puncak khususnya direksi untuk bekerja secara optimal bagi perusahaan baik
untuk laki-laki maupun perempuan. Diversitas gender dalam dewan direksi
diharapkan mampu memberikan kontribusi secara aktif dan inovatif dalam
pengambilan keputusan yang dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Dengan
menambahkan remunerasi dan kepemilikan saham merupakan sebuah bonus bagi
jajaran direksi dari hasil upaya untuk meningkatkan kinerja perusahaan.
Isu perempuan menduduki peran penting dalam dunia bisnis merupakan fenomena
yang menarik untuk dikaji. Tidak dijelaskan dengan pasti alasan mengapa
dikatakan abadnya kaum perempuan, tetapi hanya diungkapkan bahwa
perempuan-perempuan di Amerika dan beberapa negara di Asia serta Eropa telah
banyak memenangkan kompetisi dengan lawan jenisnya (pria) dalam mengisi
posisi-posisi manajemen puncak di beberapa perusahaan terkemuka.
Kecenderungan yang sama sebenarnya juga terjadi di Indonesia. Sepuluh tahun
2
terakhir beberapa majalah di Indonesia memuat topik perempuan manajer
(eksekutif) sebagai laporan utamanya (Teg dan Utami, 2013).
Perbedaan gaya kepemimpinan laki-laki dan perempuan merupakan faktor yang
dapat kita lihat sebagai ukuran pengaruh kinerja suatu perusahaan. Isu diversitas
gender mencuat ke permukaan dikarenakan keberadaan perempuan yang sering
mendapat perhatian dalam dunia kerja. Namun sebaliknya kebergaman gender
atau keberadaan perempuan dalam manajamen puncak bukan sebagai ancaman
melainkan dapat mendorong kinerja dan meningkatkan inovasi perusahaan.
Perusahaan yang memilikit tingkat diversitas gender yang tinggi cenderung dapat
memiliki pandangan yang luas dalam mengambil keputusan.
Fenomena yang tidak kalah menarik yaitu pemberian remunerasi kepada dewan
direksi perusahaan. Remunerasi merupakan suatu cara perusahaan untuk dapat
memotivasi karyawannya untuk dapat meningkatkan kinerja. Pemberian
remunerasi yang tinggi diharapkan dapat memberikan feedback yang baik pula
bagi perusahaan. Nawawi, dalam Retnaningsih (2007) menyatakan bahwa
kegiatan peningkatan kinerja produktivitas dimulai dengan upaya menumbuhkan
dorongan atau motivasi supaya sukses dalam melaksanakan pekerjaan
berdasarkan kesadaran personel yang bersangkutan. Pemberian remunerasi bagi
karyawan merupakan hal pokok untuk membangun motivasi karyawan untuk
mencapai tujuan perusahaan secara maksimal sehingga kinerja perusahaan akan
meningkat.
Salah satu isu yang penting dan kontroversial mengenai corporate governance
adalah mengenai struktur kepemilikan saham yang terkait dengan peningkatan
3
kinerja perusahaan. Kemungkinan suatu perusahaan berada pada posisi tekanan
keuangan juga banyak dipengaruhi oleh struktur kepemilikan perusahaan tersebut.
Faisal (2005) menyimpulkan bahwa pada saat level kepemilikan manajerial rendah,
peningkatan kepemilikan manajerial akan berdampak pada keselarasan kepentingan
antara pemegang saham dengan manajemen. Konsekuensinya manajemen tidak
mempunyai dorongan untuk menurunkan tingkat utang. Sebaliknya, pada saat
kepemilikan manajerial tinggi entrechment effect terjadi yang berakibat tingkat utang
menjadi tinggi. Hal tersebut akan mempengaruhi kinerja perusahaan.
Teg dan Utami (2013) meneliti mengenai pengaruh gender, remunerasi terhadap
kinerja perusahaan dengan hasil penelitian menunjukkan gender berpengaruh
positif terhadap kinerja pasar dan internal perusahaan. Sebaliknya remunerasi
tidak berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan. Hal ini membuktikan
bahwa terdapat faktor lain yang dapat mempengaruhi remunerasi direksi yang
dapat meningkatkan kinerja perusahaan.
Di Indonesia, penelitian mengenai pengaruh remunerasi dan diversitas gender
masih sangat jarang, sehingga peneliti mengharapkan bahwa diversitas gender,
remunerasi, dan kepemilikan manajerial dapat memberikan informasi terhadap
kinerja perusahaan yang dalam hal ini kinerja pasar dan kinerja internal
perusahaan. Penelitian ini merupakan replikasi dari Teg dan Utami (2013).
Perbedaannya adalah penambahan struktur kepemilikan sebagai variabel
independen dan periode pengamatan yang melanjutkan penelitian sebelumnya.
Penelitian Klein (1998) menyimpulkan bahwa ada hubungan yang positif antara
kinerja perusahaan dengan komposisi dewan direksi akan tetapi penelitiannya
juga menemukan adanya hubungan yang tidak sistematik jika dewan direksi
4
digolongkan dalam kelompok insiders, outsiders dan affiliates. Adapun kontribusi
penelitian ini adalah diharapkan dengan adanya pengungkapan remunerasi yang
diterima oleh direksi perusahaan merupakan pelaksanaan prinsip-prinsip
tatakelola perusahaan yang baik (good corporate governance) yang dalam hal ini
juga mempengaruhi kinerja perusahaan dan keberlangsungan usaha. Berdasarkan
uraian tersebut, maka penelitian ini diberi judul “Pengaruh Diversitas Gender,
Remunerasi Direksi, dan Struktur Kepemilikan terhadap Kinerja
Perusahaan.’’
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis dapat merumuskan masalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana pengaruh diversitas gender terhadap kinerja perusahaan?
2. Bagaimana pengaruh remunerasi direksi terhadap kinerja perusahaan?
3. Bagaimana pengaruh struktur kepemilikan manajerial terhadap kinerja
perusahaan?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk memberikan bukti secara empiris pengaruh diversitas gender
terhadap kinerja perusahaan.
2. Untuk memberikan bukti secara empiris pengaruh remunerasi direksi
terhadap kinerja perusahaan.
5
3. Untuk memberikan bukti secara empiris pengaruh kepemilikan manajerial
terhadap kinerja perusahaan.
1.3.2 Manfaat Penelitian
1.3.2.1 Manfaat Teoritis
1. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan
dan referensi penelitian mengenai pengaruh diversitas gender, remunerasi
dan struktur kepemilikan terhadap kinerja perusahaan.
1.3.2.2 Manfaat Praktis
1. Bagi para investor, penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan
informasi yang berkaitan dengan diversitas gender, remunerasi direksi dan
struktur kepemiikan terhadap kinerja perusahaan.
2. Bagi regulator, penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi
terutama berkaitan dengan diversitas gender, remunerasi direksi dan struktur
kepemilikan terhadap kinerja perusahaan.
6
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Keagenan (Agency Theory)
Menurut Jensen dan Meckling (1976) teori keagenan menjelaskan hubungan
antara agent (manajemen perusahaan) dan principal (pemegang saham). Dalam
hubungan keagenan (agency relationship) terdapat suatu kontrak dimana satu
orang atau lebih (principal) memerintah agent untuk melakukan suatu jasa atas
nama principal dan memberi wewenang kepada agent untuk membuat keputusan
yang terbaik bagi principal. Pihak principal juga dapat membatasi divergensi
kepentingannya dengan memberikan tingkat insentif yang layak kepada agen dan
bersedia mengeluarkan biaya pengawasan (monitoring cost) untuk mencegah
hazard dari agen. Namun, sebaliknya teori keagenan juga dapat
mengimplikasikan adanya asimetri informasi.
Konflik antar kelompok atau agency problem merupakan konflik yang timbul
antara pemilik dan manajer perusahaan ada kecenderungan manajer lebih
mementingkan tujuan individu daripada tujuan perusahaan. Menurut Husnan &
Pudjiastuti (2002:12) masalah keagenan sering terjadi pada perusahaan yang
berbentuk Perseroan Terbatas (PT) yang sering kali terjadi pemisahan antara
pengelola perusahaan dengan pemilik perusahaan. Di samping itu, untuk
perusahaan yang berbentuk PT tanggung jawab hanya terbatas pada modal yang
disetorkan, artinya apabila perusahaan mengalami kebangkrutan, maka
7
modal(ekuitas) yang telah disetorkan oleh pemilik perusahaan mungkin sekali
akan hilang, tetapi harta kekayaan pribadi tidak akan diikutsertakan untuk
menutup kerugian tersebut. Dengan demikian memungkinkan masalah-masalah
keagenan (agency problems).
Beberapa faktor yang menyebabkan munculnya masalah keagenan antara lain.
1) Moral Hazard (MH)
Hal ini umumnya terjadi pada perusahaan besar dengan kompleksitas yang tinggi,
manajer cenderung untuk memanfaatkan insentif yang sesuai dengan
kepentingannya atau berdasarkan keahliannya untuk bayaran yang diterima dari
perusahaan dan kemungkinan hal tersebut tidak termasuk dalam kontrak.
2) Penahanan Laba (Earning Retention)
Masalah ini berkisar pada kecenderungan untuk melakukan investasi yang
berlebihan oleh agent (pihak manajemen) melalui peningkatan dan pertumbuhan
dengan tujuan untuk memperbesar kekuasaan, prestise, atau penghargaan bagi
dirinya, namun dapat menghancurkan kesejahteraan pemegang saham.
3) Horison Waktu
Konflik ini muncul sebagai akibat dari kondisi arus kas, dengan mana principal
lebih menekankan pada arus kas untuk masa depan yang kondisinya belum pasti,
sedangkan manajemen cenderung menekankan kepada hal-hal yang berkaitan
dengan pekerjaan mereka.
4) Penghindaran Risiko Manajerial
Masalah ini muncul ketika ada batasan diversifikasi portofolio yang berhubungan
dengan pendapatan manajerial atas kinerja yang dicapainya, sehingga manajer
akan berusaha meminimalkan risiko saham perusahaan dari keputusan investasi
8
yang meningkatkan risikonya. Misalnya manajemen lebih senang dengan
pendanaan ekuitas dan berusaha menghindari peminjaman utang, karena
mengalami kebangkrutan atau kegagalan.
2.2 Good Corporate Governance
Definisi Corporate Governance sesuai dengan Surat Keputusan Menteri BUMN
Kep-117/M-MBU/2002 tanggal 31 Juli 2002 tentang penerapan praktik GCG
pada BUMN adalah suatu proses dan struktur yang digunakan oleh organ BUMN
untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna
mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap
memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya, berlandaskan peraturan
perundangan dan nilai-nilai etika. Definisi ini menekankan pada keberhasilan
usaha dengan memperhatikan akuntabilitas yang berlandaskan pada peraturan
perundangan dan nilai-nilai etika serta memperhatikan stakeholders yang tujuan
jangka panjangnya adalah untuk mewujudkan dan meningkatkan nilai pemegang
saham. Ada empat unsur penting dalam corporate governance yang merupakan
prinsip-prinsip dalam corporate governance, yaitu (Effendi, 2009):
1. Fairness
Menjamin perlindungan hak-hak para pemegang saham, termasuk hak-hak
pemegang saham minoritas dan para pemegang saham asing, serta menjamin
terlaksananya komitmen dengan para investor. Penetapan tanggung jawab dewan
komisaris, direksi, kehadiran komisaris independen dan komite audit serta
penyajian informasi (terutama laporan keuangan) dengan pengungkapan penuh
merupakan perwujudan dari prinsip keadilan/kewajaran ini.
9
2. Transparency
Mewajibkan adanya suatu informasi yang terbuka, tepat waktu, serta jelas, dan
dapat diperbandingkan yang menyangkut keadaan keuangan, pengelolaan
perusahaan, dan kepemilikan perusahaan.
3. Accountability
Menjelaskan peran dan tanggung jawab, serta mendukung usaha untuk menjamin
penyeimbangan kepentingan manajemen dan pemegang saham, sebagaimana yang
diawasi oleh Dewan Komisaris.
4. Responsibility
Memastikan dipatuhinya peraturan serta ketentuan yang berlaku sebagai cerminan
dipatuhinya nilai-nilai sosial. Prinsip tanggung jawab ini juga berhubungan
dengan kewajiban perusahaan untuk mematuhi semua peraturan dan hukum yang
berlaku, termasuk juga prinsip-prinsip yang mengatur tentang penyusunan dan
penyampaian laporan keuangan perusahaan.
2.3 Corporate Governance dan Perspektif Keagenan
Perspektif hubungan keagenan merupakan dasar yang digunakan untuk
memahami corporate governance. Inti dari hubungan keagenan adalah adanya
pemisahaan antara kepemilikan (di pihak principal/investor) dan pengendalian (di
pihak agen/manajer). Investor memiliki harapan bahwa manajer akan
menghasilkan returns dari uang yang mereka investasikan. Oleh karena itu,
kontrak yang baik antara investor dan manajer adalah kontrak yang mampu
menjelaskan spesifikasi-spesifikasi apa sajakah yang harus dilakukan manajer
dalam mengelola dana para investor dan spesifikasi tentang pembagian return
antara manajer dengan investor. Secara ideal, investor dan manajer sebaiknya
10
menandatangani kontrak yang lengkap/komplit, yang menspesifikasikan secara
tepat apa saja yang akan dilakukan oleh manajer di segala kemungkinan yang
terjadi, dan bagaimana laba perusahaan akan dialokasikan (Darmawati et al.,
2004).
Tujuan dari corporate governance diantaranya agar para pemegang saham dapat
memperoleh haknya dan agar perusahaan melaksanakan kewajibannya untuk
melakukan pengungkapan (disclosure) secara akurat, tepat waktu, dan transparan
terhadap semua informasi kinerja perusahaan, kepemilikan, dan stakeholder
(Effendi, 2009).
2.4 Kinerja Perusahaan
Kinerja perusahaan adalah penentuan ukuran-ukura tertentu yang dapat mengukur
keberhasilan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba (Indriastiti, 2008).
Kinerja merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap perusahaan
dimanapun, karena kinerja merupakan cerminan dari kemampuan perusahaan
dalam mengalokasikan sumber dayanya.
Penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas operasional suatu
organisasi, bagi organisasi dan karyawan berdasarkan sasaran, standar dan kinerja
yng telah ditetapkan sebelumnya. Sedangkan kinerja perusahaan sendiri adalah
kemampuan perusahaan dalam menjelaskan operasionalnya. Penilaian kinerja
perusahaan dapat dilihat dari segi analisis laporan keuangan dan dari segi
perubahan harga saham.
11
Kinerja Perusahaan merupakan hasil dari tindakan direktur (Beiner, 2003).
Kinerja merupakan cerminan dari kemampuan perusahaan dalam mengelola dan
mengalokasikan sumberdayanya. Tujuan dari penilaian kinerja adalah untuk
memotivasi para pelaku manajemen dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam
memenuhi standar perilaku yang telah ditetapkan.
2.5 Diversitas Gender
Gender merupakan sekumpulan ciri-ciri khas yang dikaitkan dengan jenis kelamin
seseorang dan diarahkan pada peran sosisal atau identitasnya dalam masyarakat.
Menurut WHO gender diartikan sebagai seperangkat peran, perilaku, kegiatan,
dan atribut yang dianggap layak bagi laki-lak dan perempuan yang dikonstruksi
secara sosial dalam suatu masyarakat.
Diversifikasi struktur sumberdaya manusia yang berkaitan dengan ras dan
campuran gender seringkali dipandang sebagai hal penting untuk memaksimalkan
sumberdaya penting perusahaan (Siciliano, 1996). Keragaman suatu perusahaan
dibutuhkan untuk dapat mengoptimalkan dan meningkatkan inovasi perusahaan.
Perempuan memberikan perhatian lebih besar dalam pengelolaan perusahaan.
Direksi perempuan lebih banyak hadir dalam rapat-rapat direksi serta lebih telibat
antusias dalam dalam mengikuti jalannya rapat maupun memimpin rapat.
Menurut Kusumatuti et.al. (2007), wanita memiliki sikap kehati-hatian yang
sangat tinggi, cenderung menghindari risiko, dan lebih teliti dibandingkan pria.
Sisi inilah yang membuat wanita tidak terburu-buru dalam mengambil keputusan.
Untuk itu dengan adanya wanita dalam jajaran direksi dikatakan dapat membantu
mengambil keputusan yang lebih tepat dan berisiko lebih rendah.
12
2.6 Remunerasi Dewan Direksi
Remunerasi memiliki makna yang luas, tidak hanya berupa gaji tapi juga dapat
berupa barang atau saham dan properti. Remunerasi dibagi menjadi tiga
komponen yaitu, pembayaran langsung, pembayaran tidak langsung, dan
ganjaran non finansial. Pembayaran langsung berupa gaji, insentif dan bonus.
Pembayaran tidak langsung berupa tunjangan dan asuransi sedangkan ganjaran
non finansial berupa tugas-tugas yang menarik (Milkovich dan Newman, 1999).
Remunerasi bertujuan untuk dapat memotivasi karyawan dalam meningkatkan
produktivitas atau mencapai kinerja tingkat kinerja yang tinggi. Semakin tinggi
remunerasi perusahaan maka karyawan akan termotivasi untuk dapat
meningkatkan kinerja individu sehingga berdampak baik bagi kinerja perusahaan.
Milkovich dan Newman (1999) menyebutkan bahwa remunerasi mengacu pada
segala bentuk keuntungan baik bersifat finansial (transaksional) maupun non
finansial (relasional). Mondy dan Noe (1993) juga menyatakan bahwa remunerasi
sebagai bentuk imbalan yang diterima oleh seorang karyawan atas kontribusi
mereka terhadap organisasi. Pada dasarnya, remunerasi merupakan alat untuk
mewujudkan visi dan misi organisasi karena remunerasi itu sendiri bertujuan
untuk menarik karyawan yang cakap dan berpengalaman, mempertahankan
karyawan yang berkualitas, memotivasi karyawan untuk bekerja dengan efektif,
memotivasi terbentuknya perilaku yang positif, dan menjadi alat untuk
mengendalikan pengeluaran, di mana hal tersebut merupakan faktor-faktor yang
dapat membantu pencapaian visi misi organisasi.
13
2.7 Struktur Kepemilikan
Kepemilikan manajerial adalah jumlah kepemilikan saham oleh pihak manajemen
dari seluruh modal saham perusahaan yang dikelola. Indikator yang digunakan
untuk mengukur kepemilikan manajerial adalah persentase jumlah saham yang
dimiliki pihak manajemen dari seluruh modal saham perusahaan yang beredar.
Kepemilikan manajemen menurut Welvin dan Herawaty (2010) adalah saham
yang dimiliki oleh manajemen secara pribadi maupun saham yang dimiliki oleh
anak cabang perusahaan bersangkutan beserta afiliasinya. Kepemilikan manajerial
akan mensejajarkan kepentingan manajemen dengan pemegang saham, sehingga
manajer ikut merasakan secara langsung manfaat dari keputusan yang diambil dan
ikut pula menanggung kerugian sebagai konsekuensi dari pengambilan keputusan
yang salah. Namun, kepemilikan manajerial yang tinggi juga dapat berdampak
buruk terhadap kelangsungan kinerja perusahaan. dengan kepemilikan manajerial
yang tinggi , manajer mempunyai hak voting yang tinggi sehingga manajer
mempunyai posisi yang kuat untuk mengendalikan perusahaan (Putri, 2006).
2.8 Model Penelitian
Berdasarkan uraian-uraian yang telah dikemukakan pada pembahasan
sebelumnya, sebagai dasar untuk merumuskan hipotesis, dapat digambarkan
rerangka penelitian yang tersaji di bawah ini:
14
Gambar 1.
Model Penelitian
2.9 Penelitian Terdahulu dan Pengembangan Hipotesis
2.9.1 Penelitian Terdahulu
Marimutu dan Kolandaisamy (2009) meneliti mengenai pengaruh
diversitas dewan terhadap kinerja perusahaan. Penelitian mereka
menunjukkan diversitas gender tidak berpengaruh terhadap kinerja
keuangan perusahaan. Sebaliknya, hasil penelitian tersebut menyatakan
bahwa persebaran dewan (board diversity) yang diukur dengan perbedaan
etnik (demografhic) dalam anggota direksi, berpengaruh secara signifikan
terhadap kinerja keuangan perusahaan secara keseluruhan.
Ardianingsih dan Ardiyani (2010) meneliti bagaimana pengaruh struktur
kepemilikan terhadap kinerja perusahaan. Hasil penelitian ini
menunjukkan struktur kepemilikan dan ROA berpengaruh signifikan
terhadap kinerja perusahaan. Besar kecil kepemilikan saham manajerial
dalam perusahaan dapat mengindikasikan ada kesamaan (congruance)
kepentingan antara manajemen dengan pemegang saham.
Kinerja Perusahaan
Diversitas Gender
Remunerasi
Struktur Kepemilikan
15
Teg dan Utami (2013) meneliti mengenai pengaruh gender, remunerasi
terhadap kinerja perusahaan dengan hasil penelitian menunjukkan gender
berpengaruh positif terhadap kinerja pasar dan internal perusahaan.
Sebaliknya remunerasi tidak berpengaruh positif terhadap kinerja
perusahaan.
2.9.2 Pengembangan Hipotesis
2.9.2.1 Diversitas Gender terhadap Kinerja Perusahaan
Teori keagenan menjelaskan bagaimana hubungan antara manajemen perusahaan
dan pemegang saham. Berdasarkan teori keagenan yang berfokus pada
pengendalian dan pengawasan terhadap kinerja para manajemen untuk dapat
berperilaku secara jujur dan mengutamakan tata kelola yang baik. Tidak sedikit
perusahaan mengalami masalah keagenan yang menimbulkan polemik terhadap
pengambilan keputusan perusahaan. Diversitas perusahaan khususnya gender
diperlukan untuk membatasi masalah tersebut. Dengan adanya perempuan sebagai
dewan direksi diharapkan mampu memberikan pandangan secara luas dan
cenderung menghindari resiko dalam pengambilan keputusan.
Sehubungan dengan hal ini berdasarkan hasil penelitian Sisciliano (1996) yang
meneliti perusahaan nirlaba bahwa diversitas gender dalam dewan direksi
berpengaruh positif terhadap kinerja sosial. Keberadaan perempuan dalam dewan
direksi membuktikan bahwa tidak ada diskriminasi terhadap peran wanita dan
laki-laki, mereka semua memiliki kesempatan yang sama dalam mengambil peran
dalam perusahaan.
16
Hasil penelitian Krishan dan Parson (2005) menunjukan bahwa diversitas gender
dalam tim manajemen puncak berpengaruh positif terhadap kualitas pelaporan
akuntansi. Peran wanita dalam manajemen puncak dalam hal ini mampu
memberikan kontribusi terhadap kualitas pelaporan akuntansi. Sifat wanita yang
cenderung hati-hati dan teliti memberikan dampak yang baik bagi perusahaan.
Perbedaan gaya kepemimpinan perempuan dan laki-laki benar-benar fenomena
menarik. Sifat perempuan yang cenderung dinamis diharapkan mampu memicu
kinerja perusahaan. Hasil Penelitian Teg dan Utami (2013) menunjukkan bahwa
diversitas gender berpengaruh positif terhadap kinerja internal perusahaan dan
kinerja pasar perusahaan. Tujuan dengan adanya diversitas gender ini diharapkan
mampu menstimulus kinerja perusahaan. Keberadaan perempuan dalam dewan
direksi dapat memberikan perbedaan pandangan yang luas terhadap pengambilan
keputusan secara inovatif dan akurat. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka
dibentuklah hipotesis pertama sebagai berikut:
H1: Diversitas Gender berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan.
2.9.2.2 Remunerasi terhadap Kinerja Perusahaan
Teori keagenan berfungsi untuk mengawasi dan mengendalikan kinerja
manajemen dalam menjalankan perusahaan. Salah satu cara principal dalam
memotivasi para manajemen dengan memberikan remunerasi sebagai bonus dari
hasil kinerja terhadap perusahaan. Dengan adanya pemberian remunerasi
diharapkan mampu memberikan semangat bagi manajemen untuk bekerja secara
maksimal dan bersungguh-sungguh dalam menjalankan tugasnya. Hasil penelitian
Brick et. al (2005) menunjukkan bahwa remunerasi berpengaruh signifikan
17
positif terhadap kinerja perusahaan. Remunerasi dapat memberikan motivasi
terhadap kelangsungan manajamen untuk dapat mencapai kinerja sesuai dengan
tata kelola yang baik. Diharapkan dengan pemberian remunerasi yang sesuai
dengan hasil kinerja dapat mendongkrak motivasi manajemen untuk dapat bekerja
lebih baik untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Pemberian remunerasi yang
sesuai dengan keinginan manajemen dapat memberikan semangat bagi para
manajemen untuk dapat bekerja lebih baik sehingga tujuan perusahaan dapat
berjalan secara maksimal. Bedasarkan penjelasan tersebut, maka dibentuklah
hipotesis kedua sebagai berikut:
H2: Remunerasi berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan.
2.9.2.3 Struktur Kepemilikan Manajerial terhadap Kinerja Perusahaan
Teori keagenan menjelaskan hubungan antara principal dan manajemen.
Kurangnya pemberian saham biasa kepada manajemen dapat menimbulkan
masalah keagenan. Untuk itu diperlukan kebijakan yang sesuai dalam
memberikan saham kepada manajemen sehingga hal-hal yang tidak diinginkan
tidak terjadi. Hasil penelitian Ardianingsih dan Ardiyani (2010) menunjukkan
bahwa struktur kepemilikan berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan.
Besar kecil kepemilikan saham manajerial dalam perusahaan dapat
mengindikasikan adanya kesamaan kepentingan antara manajemen dengan
principal. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dibentuklah hipotesis ketiga
sebagai berikut:
H3: Struktur Kepemilikan Manajerial berpengaruh positif terhadap Kinerja
Perusahaan.
18
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi merupakan keseluruhan dari pengamatan yang menjadi fokus penelitian.
Populasi yang digunakan adalah semua perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) dan berdasarkan ketersediaan data untuk menghitung variabel-
variabel yang dijelaskan sebelumnya. Periode penelitian adalah 2011-2013.
Pemilihan sampel penelitian menggunakan metode purposive sampling dengan
cara melakukan pemilihan-pemilihan data yang memiliki tingkat kesesuaian
dengan kebutuhan penelitian yaitu:
1. Perusahaan memiliki keragaman direksi.
2. Perusahaan mencantumkan pengungkapan remunerasi pada annual report.
3. Perusahaan mencantumkan ada atau tidaknya pengungkapan struktur
kepemilikan saham (kepemilikan manajerial) pada annual report.
4. Perusahaan tidak mengalami kerugian berurut-turut selama tahun 2011-2013.
3.2 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini termasuk data sekunder. Data
sekunder adalah jenis data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung
melalui media perantara. Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau
laporan historis yang telah tersusun untuk dipublikasi atau tidak dipublikasikan.
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari situs Bursa Efek
19
Indonesia. Data yang dimaksud adalah laporan tahunan (annual report) dari
semua perusahaan yang terdaftar di BEI pada tahun 2011-2013 yang memuat
secara lengkap informasi yang diperlukan dalam penelitian ini.
3.3 Definisi Operasional Variabel
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
3.3.1 Variabel Dependen
3.3.1.1 Kinerja Perusahaan
Kinerja perusahaan adalah penentuan ukuran-ukuran tertentu yang dapat
mengukur keberhasilan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba (Indriastiti,
2008). Pada penelitian ini kinerja perusahaan diproksikan menjadi kinerja pasar
dan kinerja internal.
- Kinerja Pasar
Kinerja pasar diukur dengan rasio Tobin’s Q. Tobins’Q sebagai ukuran penilaian
pasar (Klapper dan Love, 2002). Kinerja perusahaan yang digunakan adalah
kinerja perusahaan yang di proksikan pada Retrun on Equity (ROE), dan Tobins’
Q. Rasio ini diukur dengan perbandingan jumlah harga pasar lembar saham yang
beredar dan jumlah hutang dengan total aset. Rasio Tobin’s Q dirumuskan sebagai
berikut:
TOBIN = (MVE + DEBT)/TA
- Kinerja Internal
Kinerja internal diukur dengan Return On Equity (ROE). Formula untuk
mengukur ROE perusahaan yaitu laba bersih dibagi dengan nilai rata-rata ekuitas.
ROE = Net Income/Average of Equity
20
3.3.2 Variabel Independen
3.3.2.1 Diversitas Gender
Menurut WHO, gender didefinisikan sebagai perbedaan status dan peran antara
pria dan wanita yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan nilai budaya yang
berlaku dalam periode tertentu. Diversitas Gender dalam penelitian ini diukur
dengan Blau Index (1977). Perhitungan Blau menjumlahkan hasil kuadrat dari
nilai fraksi pria dan wanita. Semakin tinggi fraksi salah satu gender sampai pada
tingkat 50 persen maka keadaan mencapai kondisi yang semakin beragam
(heterogen) sementara jika salah satu fraksi pria atau wanita maka kondisi
berbalik menjadi semakin tidak beragam (homogen). Blau index dirumuskan
sebagai berikut:
Bi = 1-∑pi2
Keterangan:
Bi = Blau Index
Pi = Fraksi gender dari populasi tiap kelompok
Sumber: (Teg dan Utami, 2013).
3.3.2.2 Remunerasi Dewan
Remunerasi adalah bentuk imbalan yang diterima oleh seorang karyawan atas
kontribusi mereka terhadap organisasi (Mondy & Noe, 1993). Dalam penelitian
ini remunerasi diukur dengan ukuran rasio perbandingan jumlah remunerasi yang
tertera pada laporan keuangan dengan jumlah laba sebelum pajak penghasilan
badan.
21
3.3.2.3 Struktur Kepemilikan
Struktur kepemilikan terbagi dalam berbagai kategori. Struktur kepemilikan yang
dibahas dalam penelitian ini adalah struktur kepemilikan yang dimiliki oleh
manajer. Kepemilikan manajer adalah persentase jumlah kepemilikan saham oleh
pihak manajemen dari seluruh modal saham perusahaan yang dikelola (Boediono,
2005). Indikator yang digunakan untuk mengukur kepemilikan manajerial adalah
persentase jumlah saham yang dimiliki pihak manajemen dari seluruh modal
perusahaan yang dimiliki.
3.4 Metode Analisis
Tipe penelitian ini dari sudut pandang rerangka berpikir tergolong penelitian
kuantitatif. Rerangka berpikir jenis ini menguji teori-teori dengan menggunakan
angka dan metode statistik dalam melakukan analisis data (Yamin dan
Kurniawan, 2009). Metode analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda.
Model regresi linier berganda sebagai berikut:
Y1 = α1 + β1X1 + β2X2+ β3X3 +β4X4 + ℮ ……… (1)
Y2= α2 + β1X1 + β2X2+ β3X3 +β4X4 + ℮……….. (2)
Keterangan :
Y1 : Rasio Tobin’s Q
Y2 : ROE
X1 : Diversitas Gender
X2 : Remunerasi Dewan
X3 : Struktur Kepemilikan
εit : Error term
22
3.5 Alat Analisis
3.5.1 Metode Regresi Linier Berganda (multiple linear regression)
Alat uji yang digunakan dalam pengujian penelitian ini adalah metode regresi
linier berganda (multiple linear regression). Pengujian Analisis regresi berganda
dapat menjelaskan pengaruh antara variabel terikat dengan beberapa variabel
bebas. Dalam melakukan analisis regresi berganda diperlukan beberapa langkah
dan alat analisis. Sebelum melakukan analisis regresi linier berganda terlebih
dahulu dilakukan uji statistik deskriptif dan uji asumsi klasik. Untuk
mempermudah dalam menganalisis digunakan software SPSS 21.
3.5.2 Uji Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan secara ringkas variabel-
variabel dalam penelitian ini. Analisis deskriptif dilakukan untuk mengetahui
gambaran data yang akan dianalisis. Dalam Ghozali (2001) disebutkan bahwa alat
analisis yang digunakan dalam uji statistik deskriptif antara lain adalah nilai
maksimum, minimum, rata-rata (mean), dan standar deviasi. Statistik deskriptif
menyajikan ukuran-ukuran numerik yang sangat penting bagi data sampel.
Ukuran numerik ini merupakan bentuk penyederhanaan data ke dalam bentuk
yang lebih ringkas dan sederhana yang pada akhirnya mengarah pada suatu
penjelasan dan penafsiran.
3.5.3 Uji Asumsi Klasik
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, maka data yang telah diinput akan diuji
terlebih dahulu dengan uji asumsi klasik untuk mengetahui apakah data tersebut
memenuhi asumsi-asumsi dasar. Hal ini penting dilakukan untuk menghindari
23
estimasi yang bias. Pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah uji
normalitas, uji multikolineraritas, dan uji heteroskedastisitas.
3.5.3.1 Uji Normalitas
Tujuan melakukan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah dalam model
regresi, variabel penganggu atau residual memiliki distribusi normal. Model
regresi yang baik memiliki distribusi data normal atau mendeteksi normal, untuk
mendeteksi apakah distribusi normal atau tidak dapat dilakukan dengan cara
analisis statistik (Ghozali, 2001).
Menurut Ghozali (2001), ada dua cara untuk mengetahui apakah residual
memiliki distribusi normal atau tidak. Cara tersebut adalah dengan analisis grafik
dan uji statistik. Uji normalitas dengan analisis grafik seringkali menyesatkan jika
tidak dilakukan dengan seksama. Hal ini karena secara visual data terlihat normal,
padahal secara statistik bisa sebaliknya. Oleh karena itu, dianjurkan selain
menggunakan analisis grafik, penelitian juga menggunakan analisis statistik. Ada
dua cara untuk mengetahui normalitas distribusi residual data dengan analisis
statistik. Yang pertama adalah dengan uji statistik sederhana dengan melihat nilai
kurtosis dan skewnes dari residual dengan menggunakan rumus. Yang kedua
adalah dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test. Jika nilai probabilitas
(Kolmogorov-Smirnov) < taraf signifikansi (0.05), maka distribusi data dikatakan
tidak normal dan Jika nilai probabilitas (Kolmogorov-Smirnov) > taraf signifikansi
(0.05), maka distribusi data dikatakan normal.
24
3.5.3.2 Uji Multikolinieritas
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam suatu model regresi
terdapat adanya korelasi antar variabel bebas (independent). Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi suatu korelasi diantara variable-variabel bebasnya.
Jika variabel bebas saling berkorelasi maka variabel-variabel ini tidak orthogonal
(Ghozali, 2001). Ghozali (2001) menyatakan bahwa untuk mendeteksi ada
tidaknya korelasi antar variabel bebas (multikolinieritas) dalam sebuah model
regresi adalah sebagai berikut:
1. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi
(misalnya antara 0.7 dan 1), tetapi secara individual variabelvariabel independen
banyak yang tidak signifikan dalam mempengaruhi variabel dependen.
2. Menganalisis matriks korelasi variabel-variabel independen. Jika antar variabel
independen ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya diatas 0,90), maka hal ini
merupakan indikasi adanya multikolonieritas. Tidak adanya korelasi yang tinggi
tidak berarti bebas dari multikolonieritas. Multikolonieritas dapat disebabkan
karena adanya kombinasi dua atau lebih variabel independen.
3. Menggunakan nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF).
Multikolinieritas terjadi apabila nilai tolerance dibawah 0,1 dan nilai Variance
Inflation Factor (VIF) berada diatas 10.
3.5.3.3 Uji Heteroskedastisitas
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan kepengamatan lain.
25
Jika variance dari residual satu pengamatan kepengamatan lain tetap, makadisebut
homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas (Ghozali,2001).
Dalam Ghozali (2001) ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya
heteroskedastisitas antara lain adalah dengan melakukan uji park, ujiglejser, uji
white dan melihat grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat
(dependent) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID.
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang
lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang tetap, maka
disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.
Heteroskedastisitas menunjukan bahwa varians dari setiap error bersifat heterogen
yang berarti melanggar asumsi klasik yang mensyaratkan bahwa varians dari error
harus bersifat homogennya. Hipotesis dalam uji Heteroskedastisitas ini adalah :
H0 : tidak ada heteroskedastisitas
H1 : ada heteroskedastisitas
Dalam pengujian dilakukan dengan menggunakan uji individu (t-test) untuk
masing-masing variabel. Pengambilan keputusan tersebut dilakukan dengan
kriteria :
Jika signifikan (probabilitas) dari thitung< 0,05 maka H0 ditolak
Jika signifikan (probabilitas) dari thitung > 0,05 maka H1diterima
3.5.3.4 Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terdapat
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t -1 (sebelumnya). Jika terjadi
26
korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena
observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan antara satu dengan lainnya.
Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi (Ghozali, 2001).
3.5.4 Uji Hipotesis
3.5.4.1. Uji Signifikan Simultan (F)
Uji F dilakukan untuk melihat kemaknaan dari model regresi. Hasil dari uji F
dapat dilihat dari hasil output SPSS release 21.00. Bila F hitung lebih besar
dari F tabel (F hitung > F tabel) serta tingkat signifikannya (p-value) lebih kecil
dari 5% (α: 5% = 0,05), maka hal ini menunjukkan Ho ditolak dan H1 diterima.
Berarti bahwa variabel independen secara simultan mempunyai pengaruh
signifikan terhadap variabel dependen.
3.5.4.2 Uji Signifikan Parsial (t)
Uji t dilakukan untuk menganalisis pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen secara parsial atau individual. Hasil dari uji t dapat dilihat dari
hasil output SPSS release 21.00. Bila Thitung lebih besar dari Ttabel (t-hitung > t-
tabel) serta tingkat signifikannya (p-value) lebih kecil dari 5% (α: 5% = 0,05),
maka hal ini menunjukkan H0 ditolak dan H1. Hal ini berarti ada pengaruh
signifikan antara variabel independen secara parsial.
3.5.4.3 Uji Koefisien Determinasi (R2)
Uji koefisien determinasi (R2) ditujukan untuk melihat seberapa besar
kemampuan variabel independen (diversitas gender, remunerasi, dan struktur
27
kepemilikan) menjelaskan variabel dependen (ROE dan rasio Tobins’Q) yang
dilihat melalui adjusted R2, karena variabel independennya lebih dari 1.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Penelitian ini menganalisis tentang pengaruh diversitas gender, remunerasi
direksi, dan struktur kepemilikan terhadap kinerja perusahaan yang diproksikan
dengan return on equity (ROE) dan rasio tobin’s q. Penelitian ini bertujuan untuk
memberikan bukti empiris atas meningkatnya kinerja perusahaan yaitu kinerja
internal yang diproksikan dengan return on equity (ROE) dan kinerja pasar yang
diproksikan dengan rasio tobin’s q terhadap diversitas gender, remunerasi direksi,
dan struktur kepemilikan.
Berdasarkan hasil pengujian, maka disimpulkan bahwa:
1. Diversitas gender pada perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap kinerja
perusahaan yang dalam hal ini diproksikan dengan return on equity (ROE) dan
rasio tobin’s q.
2. Rasio remunerasi pada perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap kinerja
perusahaan yang dalam hal ini diproksikan dengan return on equity (ROE) dan
rasio tobin’s q
3. Struktur kepemilikan pada perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap
kinerja perusahaan yang dalam hal ini diproksikan dengan return on equity
(ROE) dan rasio tobin’s q.
48
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan untuk penelitian sejenis selanjutnya yaitu:
1. Variabel diversitas gender pada perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap
kinerja perusahaan (ROE dan rasio tobin’s q), peneliti menyarankan
manajemen perusahaan memperhatikan keragaman gender dalam perusahaan
untuk dapat mengoptimalkan dan meningkatkan inovasi perusahaan.
Perempuan memberikan perhatian lebih besar dalam pengelolaan perusahaan.
Untuk itu dengan adanya wanita dalam jajaran direksi dikatakan dapat
membantu mengambil keputusan yang lebih tepat dan berisiko lebih rendah.
2. Variabel rasio remunerasi pada perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap
kinerja perusahaan (ROE dan rasio tobin’s q), peneliti menyarankan
manajemen perusahaan memperhatikan pemberian remunerasi perusahaan.
Pemberian remunerasi bertujuan untuk dapat memotivasi karyawan dalam
meningkatkan produktivitas atau mencapai kinerja tingkat kinerja yang tinggi.
Semakin tinggi remunerasi perusahaan maka karyawan akan termotivasi untuk
dapat meningkatkan kinerja individu sehingga berdampak baik bagi kinerja
perusahaan.
3. Variabel struktur kepemilikan pada perusahaan memiliki pengaruh positif
terhadap kinerja perusahaan (ROE dan rasio tobin’s q), peneliti menyarankan
manajemen perusahaan memperhatikan Peningkatan kepemilikan manajerial
akan berdampak pada keselarasan kepentingan antara pemegang saham dengan
manajemen. Sehingga besar kecil kepemilikan saham manajerial dalam
perusahaan dapat mengindikasikan adanya kesamaan kepentingan antara
49
manajemen dengan principal dan meningkatkan kinerja perusahaan sesuai
dengan tata kelola yang baik.
4. Peneliti selanjutnya disarankan untuk menggunakan periode penelitian yang
lebih panjang dan dapat menggunakan kinerja perusahaan seperti ROA dan
kinerja lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Ardianingsih, Arum dan Komala Ardiyani. 2010. Analisis Pengaruh Struktur
Kepemilikan terhadap Kinerja Perusahaan. Jurnal Pena, Vol. 19 No. 2,
September.
Bathala, C.T, K.P Moon dan R.P Rao. 1994. Managerial Ownership, Debt Policy
and the Impact of Institutional Holding: an Agency Perspective. Financial
Management, Vol.23 : 38-50.
Beiner, S., W. drobertz, F schmid dan H Zimmerman. 2003. “Is Board size an
Independent Corporate Governance Mechanism?”.
Blau, P. 1977. Inequality and Heterogeneity. Free Press, New York.
Boediono, Gideon, SB. 2005. Kualitas Laba: Studi Pengaruh Mekanisme
Corporate Governance dan Dampak Manajemen Laba dengan
Menggunakan Analisi Jalur. Simposium Nasional Akuntansi VIII. Solo
Brick I.J. et. al, (2005). CEO Compensation, Director Compensation, and Firm
Performance: Evidence or Cronyism?
Darmawati, Deni et al. 2004. Hubungan Corporate Governance dan Kinerja
Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi VII. Denpasar.
Effendi, Arief. 2009. The Power Of Good Corporate Governance: Teori dan
Implementasi. Salemba Empat. Jakarta.
Ghozali, I. 2001. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS. Semarang.
Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hanafi, Mamduh M. dan Abdul Halim. 2007. Analisa Laporan Keuangan. Edisi
Ketiga. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Husnan, Suad dan Pudjiastuti, Enny. 2002. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan.
Edisi Ketiga.Yogyakarta: AMP YKPN.
Indriastiti, Dessy P.P. 2008. “Hubungan Corporate Governance dan Struktur
Kepemilikan dengan Kinerja Perusahaan”. Skripsi. Fakultas Ekonomi
UNDIP : Semarang.
Jensen, Michael C. dan W.H. Meckling. 1976. “Theory of the Firm: Managerial
Behavior, Agency Cost and Ownership Structure.” Journal of Financial
Economics 3: 305-360.
Joseph W. 2003. The Tobin’s Q as a Company Perfomance Indicator.
Developments in Business Simulation Perfomance and Experiential
Learning, Vol. 30.
Klapper, Leora F. dan I. Love. 2002. “Corporate Governnace, Investor Protection,
and Performance in Emerging Market”. World bank Working Paper.
Klein, April, 1998. Firm Performance and Board Committee Structure. Journal of
Law and Economics. Vol.XLI. 275-303.
Krishnan, G.P. and Parsons, L.M. (2008), “Going to the bottom line: an
exploration of gender and earnings quality”, Journal of Business Ethics,
Vol. 78 No. 1-2, pp. 65-76.
Mak, Y.T dan Yuan Li, 2001. Determinants of Corporate Ownership and Board
Structure: Evidence from Singapore. Journal of Corporate Finance.
Vol.7.: 235-256.
Marimutu, M., Kolandaysamy, I. 2009. Ethnic and Gender Diversity in Boards of
Directors and Their Relevance to Financial Performance of Malaysian
Companies. CCSE Journal of Sustainable Development.
Milkovich, George dan Jerry Newman. 2008. Compensation. Ninth Edition. USA
Mondy, R.W., Noe, R.M., Premeaux, S.R. 1993. Human Resource Management
(5rded.), Massachusetts, Allyn and Bacon.
Peraturan Menteri Negara BUMN No.PER-02/MBU/2009, sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-
03/MBU/2009.
Putri, Irmanda Firmantyas, 2006. Analisis Persamaan Simultan Kepemilikan
Manajerial, Kepemilikan Institusional, Risiko, Kebijakan Hutang,
Kebijakan Dividen Dalam Perspektif Teori Keagenan. UNDIP.
Retnaningsih, Sudarwanti. 2007. Analisis Pengaruh Keadilan Kompensasi, Peran
Kepemimpinan, dan Kepuasan Kerja terhadap Komitmen Organisasi
dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan (Studi Kasus: Pada Sentral
Pengolahan Pos Semarang). Tesis. Program Pascasarjana Universitas
Diponegoro Semarang.
Siciliano, J.I. 1996. The Relationship Of Board Member Diversity To
Organizational Performance. Journal Of Bussiness Ethics 15 hal 1313-
1320.
Teg, Teg Wayan dan Wiwik Utami. 2013. Pengaruh Gender Diversity dan
Remunerasi Direksi Terhadap Kinerja Perusahaan di Bursa Efek
Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi XVI. Manado.
Welvin, I Guna dan Arleen Herawaty. 2010. “Pengaruh Mekanisme Good
Corporate Governance, Independensi Auditor, Kualitas Audit Dan
Faktor Lainnya Terhadap Manajemen Laba”. Jurnal Bisnis Dan
Akuntansi Vol. 12.No.1. April 2010.
Yamin, Sofyan. dan Kurniawan, Heri. 2009. SPSS Complete : Teknik Analisis
Statistik Terlengkap dengan Software SPSS. Jakarta: Penerbit Salemba
Infotek.