Pda
Transcript of Pda
![Page 1: Pda](https://reader033.fdocument.pub/reader033/viewer/2022052600/557212d3497959fc0b91064b/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB I
PENDAHULUAN
Paten Duktus Arteriosus (PDA) adalah duktus arteriosus yang tetap
terbuka. Duktus arteriosus adalah suatu pembuluh darah yang menghubungkan
aorta (pembuluh arteri besar yang mengangkut darah ke seluruh tubuh) dengan
arteri pulmonalis (arteri yang membawa darah ke paru-paru), yang merupakan
bagian dari peredaran darah yang normal pada janin. Pertama kali ditemukan oleh
Galen. 1
Duktus arteriosus adalah saluran yang berasal dari arkus aorta ke VI pada
janin yang menghubungkan arteri pulmonalis dengan aorta desendens. Pada bayi
normal duktus tersebut menutup secara fungsional 10-15 jam setelah lahir dan
secara anatomis menjadi ligamentum arteriosum pada usia 2-3 minggu. Bila tidak
menutup maka disebut duktus arterious persisten (Persistent Ductus Arteriosus).2
Selama kehidupan janin, kebanyakan darah dari arterial pulmonal
dialirkan melalui duktus arterious ke dalam aorta. Penutupan fungsional duktus
normalnya terjadi sesudah lahir, tetapi jika duktus tetap terbuka ketika tahanan
vaskular pulmonal turun, darah aorta dialirkan ke dalam arterial pulmonalis.
Ujung aorta duktus tepat sebelah distal keluarnya arteria subklavia, dan duktus
masuk arteria pulmonalis pada percabangannya. Penderita wanita lebih banyak
dibandingkan laki-laki 2:1. PDA merupakan salah satu anomali kardiovaskuler
kongenital yang paling sering akibat infeksi rubela ibu selama awal kehamilan.
PDA merupakan masalah yang sering pada unit perawatan intensif neonatus,
dimana ia mempunyai beberapa sekuele besar pada bayi prematur. 3
Paten Duktus Arteriosus (PDA) menduduki tempat kedua dalam penyakit
jantung bawaan yang mempengaruhi hemodinamika. Pengaruh ini dapat amat
berbeda, kadang-kadang setelah pemeriksaan kardiologi klinis yang mendalam
maka perbedaan itu baru tersingkapkan biasanya PDA mudah didiagnosis. Faktor
penyebab menutupnya duktus dalam keadaan normal, masih belum diketahui.
Berkembangnya paru pada waktu lahir dan perubahan tekanan oksigen darah pada
![Page 2: Pda](https://reader033.fdocument.pub/reader033/viewer/2022052600/557212d3497959fc0b91064b/html5/thumbnails/2.jpg)
waktu yang sama merupakan fakstor yang sudah pasti. Bagaimana kontraksi
duktus terjadi hingga kini belum diketahui secara pasti. 4
Diagnosis ditegakkan dengan pemeriksaan fisik, foto thoraks,
elektrokardiogram, ekokardiogram dan kateterisasi jantung. Penatalaksanaan dari
PDA dianjurkan untuk alasan hemodinamik, mencegah endarteritis dan mencegah
terjadinya hipertensi pulmonal. Intervensi dengan kateter, merupakan pilihan
dalam penutupan PDA, terutama bila terdapat kalsifikasi pada duktus, karena akan
meningkatkan resiko dalam operasi. Operasi dianjurkan pada PDA yang besar,
atau terdapat distorsi seperti aneurisma. 1
![Page 3: Pda](https://reader033.fdocument.pub/reader033/viewer/2022052600/557212d3497959fc0b91064b/html5/thumbnails/3.jpg)
BAB II
ANATOMI DAN FISIOLOGI
A. Anatomi dan Fisiologi Jantung Manusia
Sistem kardiovaskuler merupakan organ sirkulasi darah yang terdiri dari
jantung, komponen darah dan pembuluh darah yang berfungsi memberikan dan
mengalirkan suplai oksigen dan nutrisi keseluruh jaringan tubuh yang di perlukan
dalam proses metabolisme tubuh. Sistem kardivaskuler memerlukan banyak
mekanisme yang bervariasi agar fungsi regulasinya dapat merespons aktivitas
tubuh, salah satunya adalah meningkatkan aktivitas suplai darah agar aktivitas
jaringan dapat terpenuhi. Pada keadaan berat, aliran darah tersebut, lebih banyak
di arahkan pada organ-organ vital seperti jantung dan otak yang berfungsi
memlihara dan mempertahankan sistem sirkulasi itu sendiri.5
Gambar 1: jantung manusia
Sistem kardiovaskuler mulai berfungsi pada usia 3 minggu kehamilan.
Dalam sistem kardiovaskuler terdapat pembuluh darah terbesar yang di sebut
Angioblast. Angioblast ini timbul dari :7
a. Mesoderm : splanknikus & chorionic
b. Merengkim : yolk sac dan tali pusat
![Page 4: Pda](https://reader033.fdocument.pub/reader033/viewer/2022052600/557212d3497959fc0b91064b/html5/thumbnails/4.jpg)
c. Dan dapat juga menimbulkan pembuluh darah dan darah
Dalam awal perkembangannya yaitu pada minggu ketiga, tabung jantung
mulai berkembang di splanknikus yaitu antara bagian pericardial dan IEC dan atap
katup uning telur sekunder(kardiogenik area). Tabung jantung pasangkan
membujur endotel berlapis saluran. Tabung-tabung membentuk untuk menjadi
jantung primordial. Jantung tubular bergabung dalam pembuluh darah di dalam
embrio yang menghubungkan tangkai, karian dan yolk sac membentuk sistem
kardivaskuler purba. Pada janin, proses peredaran darah melalui plasenta. 7
Jantung berbentuk seperti pir/kerucut seperti piramida terbalik dengan
apeks (superior-posterior:C-II) berada di bawah dan basis ( anterior-inferior ICS –
V) berada di atas. Pada basis jantung terdapat aorta, batang nadi paru, pembuluh
balik atas dan bawah dan pembuluh balik. Jantung sebagai pusat sistem
kardiovaskuler terletak di sebelah rongga dada (cavum thoraks) sebelah kiri yang
terlindung oleh costae tepatnya pada mediastinum. Untuk mengetahui denyutan
jantung, kita dapat memeriksa dibawah papilla mamae 2 jari setelahnya. Berat
pada orang dewasa sekitar 250-350 gram. Hubungan jantung dengan alat
sekitarnya yaitu: 5
a) Dinding depan berhubungan dengan sternum dan kartilago kostalis
setinggi kosta III-I.
b) Samping berhubungan dengan paru dan fasies mediastilais.
c) Atas setinggi torakal IV dan servikal II berhubungan dengan aorta
pulmonalis, brongkus dekstra dan bronkus sinistra.
d) Belakang alat-alat mediastinum posterior, esophagus, aorta desendes,
vena azigos, dan kolumna vetebrata torakalis.
e) Bagian bawah berhubungan dengan diafragma.
Jantung terdiri dari empat ruang yaitu:5,8
1. Atrium dekstra: Terdiri dari rongga utama dan aurikula di luar, bagian
dalamnya membentuk suatu rigi atau Krista terminalis.
a. Muara atrium kanan terdiri dari:
a) Vena cava superior
![Page 5: Pda](https://reader033.fdocument.pub/reader033/viewer/2022052600/557212d3497959fc0b91064b/html5/thumbnails/5.jpg)
b) Vena cava inferior
c) Sinus koronarius
d) Osteum atrioventrikuler dekstra
b. Sisa fetal atrium kanan: fossa ovalis dan annulus ovalis
2. Ventrikel dekstra: berhubungan dengan atrium kanan melalui osteum
atrioventrikel dekstrum dan dengan traktus pulmonalis melalui osteum
pulmonalis. Dinding ventrikel kanan jauh lebih tebal dari atrium kanan terdiri
dari:
a. Valvula triskuspidal
b. Valvula pulmonalis
3. Atrium sinistra: Terdiri dari rongga utama dan aurikula
4. Ventrikel sinistra: Berhubungan dengan atrium sinistra melalui osteum
atrioventrikuler sinistra dan dengan aorta melalui osteum aorta terdiri dari:
a. Valvula mitralis
b. Valvula semilunaris aorta
Fungsi umum otot jantung yaitu:5
1. Sifat ritmisitas/otomatis: secara potensial berkontraksi tanpa adanya
rangsangan dari luar.
2. Mengikuti hukum gagal atau tuntas: impuls dilepas mencapai ambang
rangsang otot jantung maka seluruh jantung akan berkontraksi maksimal.
3. Tidak dapat berkontraksi tetanik.
4. Kekuatan kontraksi dipengaruhi panjang awal otot.
B. Sirkulasi Darah Janin
![Page 6: Pda](https://reader033.fdocument.pub/reader033/viewer/2022052600/557212d3497959fc0b91064b/html5/thumbnails/6.jpg)
Gambar 2: Sirkulasi jantung janin
Pada janin masiht terdapat fungsi foramen ovale, duktus arteriosus botali,
duktus venosus arantii dan arteri umbilikalis. Mula-mula darah yang kaya oksigen
dan nutrisi yang berasal dari plasenta melalui vena umbilikalis masuk ke dalam
tubuh janin.Sebagian besar darah tersebut melalui duktus venosus arantii,di dalam
atrium dekstra sebagian besar darah ini akan mengalir secara fisiologik ke atrium
sinistra melalui foramen ovale yang terletak diantara dekstra dan atrium
sinistra,dari atrium sinistra selanjutnya darah ini mengalir ke ventrikel kiri yang
kemudian akan dipompakan ke aorta.Hanya sebagian kecil darah dari atrium
dekstra mengalir ke ventrikel dekstra bersama-sama dengan darah yang berasal
dari vena cava superior.Karena terdapat tekanan dari paru-paru yang belum
berkembang,sebagian besar darah dari ventrikel dekstra ini yang seyogianya
mengalir melalui arteri pulmonaliske paru-paru akan mengalir melalui duktus
arteriosus botali ke aorta,sebagian kecil akan menuju ke paru-paru dan selanjutnya
ke atrium sinistra melalui vena pulmonalis.Darah dari aorta akan mengalir
keseluruh tubuh janin untuk memberi nutrisi oksigenasi pada sel-sel tubuh.Darah
dari sel-sel tubuh yang miskin oksigen serta penuh dengan sisa-sisa pembakaran
akan dialirkan ke plasenta melalui arteri umbilikalis,seterusnya diteruskan ke
peredaran darah dikotiledon dan jonjot-jonjot dan kembali melalui vena
![Page 7: Pda](https://reader033.fdocument.pub/reader033/viewer/2022052600/557212d3497959fc0b91064b/html5/thumbnails/7.jpg)
umbilikalis demikian seterusnya,sirkulasi janin ini berlangsung ketika janin
berada di dalam uterus.Ketika janin dilahirkan,segera bayi menghisap udara dan
menangis kuat,dengan demikian paru-parunya akan berkembang,tekanan dalam
paru-paru mengecil dan seolah-olah darah terisap ke dalam paru-paru,dengan
demikian duktus botali tidak berfungsi lagi,demikian pula karena tekanan dalam
atrium sinistra meningkat foramen ovale akan tertutup sehingga foramen tersebut
selanjutnya tidak berfungsi lagi .Akibat dipotong dan diikatnya tali pusat arteri
umbilikalis dan duktus venosus arantii akan mengalami obiliterasi,dengan
demikian setelah bayi lahir maka kebutuhan oksigen dipenuhi oleh udara yang
dihisap ke paru-paru dan kebutuhan nutrisi dipenuhi oleh makanan yang dicerna
dengan sistem pencernaan sendiri.5
![Page 8: Pda](https://reader033.fdocument.pub/reader033/viewer/2022052600/557212d3497959fc0b91064b/html5/thumbnails/8.jpg)
BAB III
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Paten Duktus Arteriosus (PDA) adalah suatu kelainan dimana vaskular
yang menghubungkan arteri pulmonal dan aorta pada fase fetal, tetap terbuka
sampai lahir. 1 Duktus arterious seringkali tetap terbuka lebih lama pada bayi
prematur, tetapi dalam sebagian besar kasus masih menutup spontan. jika ada
kegagalan terus-menerus dari penutupan saluran tersebut, maka konsekuensinya
akan tergantung pada ukuran PDA. PDA kecil dapat tetap tidak terdiagnosis
sepanjang hidup karena akan menghasilkan efek minimal.9
B. INSIDEN DAN EPIDEMIOLOGI
PDA adalah cacat jantung bawaan yang paling sering ditemukan atau 8-
10% dari seluruh kasus cacat jantung kongenital. Di Amerika Serikat,
diperkirakan bahwa dari 1000 kelahiran hidup ditemukan 1 kasus PDA.
Perbandingan pada anak perempuan dan laki-laki adalah 2 : 1. Sekitar 75 % kasus
terjadi pada bayi yang lahir dengan berat badan <1200 gram dan sering bersamaan
dengan penyakit jantung kongenital lain. PDA ditemukan pada 10% pasien
dengan keluhan jantung kongenital lain dan sering memiliki peranan penting
dalam menyediakan aliran darah pulmonal ketika aliran dari ventrikel kanan
bersifat stenotik atau atretik. 10
C. ETIOLOGI
Penyebab pasti dari PDA masih belum dapat diketahui, namun
prematuritas dianggap sebagai penyebab terbesar timbulnya PDA. Pada bayi
prematur, gejala cenderung timbul sangat awal, terutama bila disertai dengan
sindrom distres pernapasan. PDA juga lebih sering terdapat pada daerah
pegunungan. Hal ini terjadi karena adanya hipoksia yang menyebabkan duktus
gagal menutup. Penyakit campak jerman (rubella) yang terjadi pada trimester 1
kehamilan juga dihubungkan dengan terjadinya PDA walaupun mekanismenya
![Page 9: Pda](https://reader033.fdocument.pub/reader033/viewer/2022052600/557212d3497959fc0b91064b/html5/thumbnails/9.jpg)
belum diketahui, diduga infeksi rubella mempunyai pengaruh langsung terhadap
jaringan duktus. 10
D. PATOGENESIS
Karena tekanan aorta lebih tinggi, darah berpindah dari kiri ke kanan
melalui duktus, dari aorta ke arteri pulmonalis. Tingkat aliran bergantung pada
ukuran duktus dan rasio vaskular pulmonal dengan sistemik. Pada kasus yang
ekstrem, 70 % curah ventrikel kiri dapat berpindah melalui duktus ke sirkulasi
pulmonal. Bila PDA berukuran kecil, tekanan pada arteri pulmonalis, ventrikel
kanan, dan atrium kanan akan normal. Bila PDA berukuran besar tekanan arteri
pulmonalis dapat meningkat ke level sistemik, baik pada sistol maupun diastol.
Pasien dengan PDA besar beresiko tinggi mengalami penyakit vaskular pulmonal
bila tidak dioperasi. Tekanan nadi melebar karena aliran darah berpindah ke arteri
pulmonalis selama diastol. 3
Gambar 3: Paten duktus arteriosus
Di dalam uterus, tekanan oksigen arterial sistemik fetus yang rendah
(PaO2) dan tingginya kadar PGs dalam sirkulasi (PGs juga dihasilkan oleh
dinding duktus) memainkan peran penting menjaga lumen diktus arteriosus tetap
terbuka. Hal tersebut penting bagi sirkulasi fetus dan untuk bertahan hidup.
Setelah usia kehamilan cukup, duktus akan menutup 10-15 jam setelah lahir. 1,7
![Page 10: Pda](https://reader033.fdocument.pub/reader033/viewer/2022052600/557212d3497959fc0b91064b/html5/thumbnails/10.jpg)
Penutupan duktus arteriosus pada bayi cukup bulan terjadi melalui dua
tahap. Awalnya, dalam beberapa jam pertama setelah lahir, terjadi peningkatan
PaO2 arterial dan penurunan PGs dalam sirkulasi yang menyebabkan konstriksi
tunika media otot polos duktus. Konstriksi menyebabkan dinding otot duktus
arteriosus mengalami iskemik hebat yang merangsang pembentukan growth factor
endothelial vaskular, transformasi growth factor B, dan mediator inflamasi serta
GF yang lain sehingga mengubah duktus menjadi ligamen yang non kontraktil. 11
Sebaliknya pada bayi prematur, duktus gagal berkonstrksi dalam beberapa
hari setelah lahir. Walaupun duktus pada bayi-bayi prematur dapat berkonstrksi,
namun kosntriksi tersebut seringkali gagal menyebabkan iskemik hebat yang
dibutuhkan untuk proses remodeling arteri. Sehingga banyak duktus arteriosus
bayi prematur yang telah menutup dapat terbuka kembali dan pada akhirnya
mengalami gejala-gejala klinis PDA. 12
Beberapa vasodilator endogen yang dihasilkan oleh dinding duktus (seperti
PGs dan nitrit oksida) diketahui menghambat penutupan duktus dibandingkan
prostaglandin, PGE2 tampaknya memegang peranan terpenting dalam menjaga
lumen duktus tetap terbuka. Reduksi sintesis PG oleh inhibitor cyclooksigenae
(COX) menyebabkan konstriksi duktus. Selain PG, nitrit oksida juga di produksi
oleh dinding duktus. Nitrit oksida synthase ditemukan pada lapisan sel-sel
endothelial lumen dan di dalam vasa vasorum tunika adventitia duktus. Duktus
yang prematur lebih sensitif terhadap PGs dan nitrit oksida. Observasi klinik
menunjukkan bahwa inhibitor PG lebih efektif jika diberikan pada hari pertama
setelah lahir dan keefektifan berkurang seiring bertambahnya usia kelahiran. Dua
penelitian pada manusia dan hewan menunjukkan bahwa kombinasi indometasin
dan nitrit oksida synthase inhibitor, yang diberikan dalam beberapa hari setelah
kelahiran menyebabkan konstriksi duktus yang lebih efektif dibandingkan
pemberian terapi indometasin tunggal. 1,11,12
Terdapat beberapa alasan lain mengapa PDA menjadi kurang responsif
terhadap indometasin yang diberikan pada bayi prematur setelah kelahiran. Sesaat
setelah lahir, terdapat respon inflamasi yang terjadi dalam dinding duktus
arteriosus. Respon ini berhungunan dengan masuknya monosit/makrofag ke
![Page 11: Pda](https://reader033.fdocument.pub/reader033/viewer/2022052600/557212d3497959fc0b91064b/html5/thumbnails/11.jpg)
dalam dinding duktus dan induksi dari beberapa sitokin seperti interferon gamma
dan TNF alfa. Sitokin-sitokin tersebut merupakan vasodilator kuat yang bekerja
melalui meklanisme yang yang tidak tergantung PGs ataupun nitrit oksida.11
Alasan lain berkurangnya respon kontraktilitas duktus terhadap
indometasin setelah lahir berhubungan dengan energi yang terkandung di dalam
dinding duktus. Pada duktus yang prematur, ketika lumen duktus tetap terbuka,
metabolit energi (seperti glukosa, oksigen dan ATP) mulai menurun setelah lahir.
Walaupun hal ini tidak cukup besar untuk menyebabkan terjadinya kematian sel
dan remodeling, namun dapat mempengaruhi kemampuan konstriksi duktus.
Harus dicatat bahwa, ketika duktus yang prematur berkonstriksi , namun duktus
tidak mengalami hipoksia hebat, dimana hal tersebut merupakan sinyal pertama
menuju proses kematian sel dan kaskade inflamasi yang menyebabkan remodeling
duktus.11
Sumber nutrisi duktus didapat melalui lumen, akan tetapi terdapat
sejumlah substansi disediakan oleh vasa vasorum untuk menyuplai dinding luar
lumen. Vasa-vasa ini berhenti tumbuh pada jarak 400-500 mikro meter dari
lumen. Jarak antara lumen dan vasa vasorum disebut juga zona avaskular duktus.
Ketebalan zona avaskular menunjukkan jarak terjauh terpisahnya dua sumber
nutrisi duktus, dengan jarak tersebut homeostasis oksigen dan nutrisi dalam
jaringan dapat dipertahankan.11
Pada duktus bayi cukup bula, konstriksi duktus akan menyumbat vasa
vasorum dan mencegah aliran nutrisi menuju dinding luar duktus. Hal ini
menyebabkan zona avaskular bertambah panjang, dari 500 mikrometer menjadi
keseluruhan tebal dinding duktus (±1,2 mm). Jika ini terjadi, bagian tengah
dinding duktus mengalami hipoksia hebat, sehingga proses remodeling duktus
dapat mulai terjadi. Pada duktus yang prematur, tebal dinding duktus hanya
sekitar 200µm. Vasa vasorum tersebar di dalam tunika adventitia duktus dan tidak
memasuki tunika media. Duktus imatur yang berdinding tipis tidak membutuhkan
aliran dari vasa vasorum karena ia dapat menerima seluruh kebutuhan nutrisinya
dari lumen. Sehingga jika duktus prematur berkonstriksi, tidak ada daerah yang
kehilangan aliran nutrisi dari vasa vasorum. Walaupun zona avaskular pada
![Page 12: Pda](https://reader033.fdocument.pub/reader033/viewer/2022052600/557212d3497959fc0b91064b/html5/thumbnails/12.jpg)
duktus prematur sedikit menebal setelah lahir, namun tidak setebal zona avaskular
pada duktus matur. Oleh karena itu, duktus arteriosus prematur jarang mengalami
hipoksia hebat yang dibutuhkan remodeling duktus. Sehingga, agar duktus
prematur dapat mengalami derajat hipoksia seperti yang diperlukan untuk
memulai kaskade remodeling, maka harus terjadi obliterasi lumen dan eliminasi
aliran nutrisi menuju dinding duktus secara komplit. 11
E. DIAGNOSIS
a. Gejala Klinis
Biasanya tidak ada gejala akibat duktus arteriosus paten. Defek besar
akan menimbulkan gagal jantung kongestif yang serupa dengan gagal jantung
kongestif yang ditemukan pada bayi dengan VSD besar. Kemunduran
pertumbuhan fisik mungkin merupakan manifestasi utama pada bayi dengan shunt
besar.3
PDA besar akan menimbulkan tanda-tanda fisik yang mencolok yang
dapat dihubungkan pada tekananan nadi yang lebih lebar. Kebanyakan nadi
arterial sangat melambung. Jantung berukuran normal bila duktus kecil tetapi
membesar sedang atau sangat membesar pada kasus dengan PDA yang besar.
Impuls apeks jelas, dan pada pembesaran jantung, mengangkat. Getaran
maksimalnya di sela iga 2 kiri, sering ada dan dapat menjalar ke arah klavikula
kiri, ke bawah linea para-sternalis kiri atau ke arah apeks. Biasanya getarannya
sistolik tetapi dapat juga diraba di seluruh siklus jantung. Bising kontinu klasik
telah beraneka ragam digambarkan berkualitas seperti bising mesin, dengung
gasing atau felegar guntur. Bising ini dimulai segera sesudah mulainya bunyi
pertama, mencapai intensitas maksimal pada akhir sistol, dan menyusut pada akhir
diastol. Bising ini mungkin terlokalisasi di sela iga 2 kiri atau menjalar ke bawah
linea parasternalis kiri atau ke klavikula kiri. Bila ada kenaikan tahanan vaskular
pulmonal, komponen bising diastolik mungkin kurang jelas atau tidak ada. Pada
penderita dengan shunt dari kiri ke kanan yang besar, bising mid diastolik mitral,
nada rendah mungkin dapat terdengar, karena penambahan volume aliran darah
yang melewati katup mitral. 3
![Page 13: Pda](https://reader033.fdocument.pub/reader033/viewer/2022052600/557212d3497959fc0b91064b/html5/thumbnails/13.jpg)
Pernafasan cepat (takipneu) bila aliran pirau besar. Sianosis pada kuku
jari tangan kiri dan kedua kaki bila telah terjadi sindrom Eisenmenger. Nadi
perifer terasa menghentak, akibat tekanan nadi ( pulse pressure) yang besar.
Terdengar bising kontinu yang khas machinary murmur dan dapat teraba getaran
(thrill) di sela iga II kiri yang menjalar ke bawah klavikula kiri. Bila telah terjadi
hipertensi pulmonal, bunyi jantung kedua mengeras dan bising diastolik melemah
atau menghilang.2
b. Radiografi
Biasanya menunjukkan arterial pulmonalis yang menonjol dengan corak
vaskular intrapulmonal bertambah (pletora), tetapi bila terjadi hipertensi pulmonal
yang disertai perubahan vaskular paru, maka corakan tersebut di daerah tepi
berkutang (pruned sign) Besar jantung tergantung pada shunt dari kiri ke kanan,
mungkin normal atau membesar sedang atau sangat besar. Ruangan-ruangan yang
terlibat adalah atrium dan ventrikel kiri. Tonjolan aorta (aortic knob) normal atau
menonjol. Pada bayi biasanya akan sulit terdeteksi, sedangkan pada anak yang
kebih besar aytau pada orang dewasa dengan adanya gambaran tonjolan aorta
yang membesar dapat menjadi salah satu tanda yang mengarah ke PDA. Dengan
berjalannya penyakit PDA dapat juga memberikan gambaran kalsifikasi.2,9,16
Gambar 4: x-ray PDA 11
![Page 14: Pda](https://reader033.fdocument.pub/reader033/viewer/2022052600/557212d3497959fc0b91064b/html5/thumbnails/14.jpg)
Gambar 4: Pembesaran atrium kiri Gambar 5 : pembesaran atrium kiri
Gambar 6 : Pembesaran ventrikel kiri
Gambar 7: Corakan vaskularisasi paru meningkat pada PDA
![Page 15: Pda](https://reader033.fdocument.pub/reader033/viewer/2022052600/557212d3497959fc0b91064b/html5/thumbnails/15.jpg)
Gambar 8 : Pembesaran aorta pada PDA
Gambar 9: CT-Scan Multislices PDA
Gambar 10 : CT-angiogram PDA17
c. Ekokardiografi
Dapat diukur ukuran dari PDA, pada dewasa biasanya sukar dan kurang
tepat. Dapat ditentukan ukuran atrium dan ventrikel kiri sebagai petanda aliran
darah dari kiri ke kanan yang signifikan. Juga dapat diukur tekanan arteri
pulmonalis, adanya gradien lebih dari 64 mmHg pada daerah PDA menunjukkan
tidak adanya hipertensi pulmonal. 1
Ruang-ruang jantung normal jika duktus kecil. Pada shunt besar, dimensi
atrium kiri dan ventrikel kiri bertambah. Ukuran atrium kiri biasanya dihitung
dengan membandingkan dengan ukuran akar aorta, dikenal sebagai rasio Aki:Ao.
Skening fosa suprasternal memungkinkan visualisasi duktus langsung.
![Page 16: Pda](https://reader033.fdocument.pub/reader033/viewer/2022052600/557212d3497959fc0b91064b/html5/thumbnails/16.jpg)
Pemeriksaan Doppler akan menampakkan aliran turbulen retrogard (membalik)
sistolik dan atau diastolik dalam arteria pulmonalis dan aliran retrogard aorta pada
diastol. 3,11,13
Gambar 11: Ekokardiografi PDA11
Gambar 12: Ekokardiografi PDA13
Gambar 13: Ekokardiografi PDA13
![Page 17: Pda](https://reader033.fdocument.pub/reader033/viewer/2022052600/557212d3497959fc0b91064b/html5/thumbnails/17.jpg)
F. DIAGNOSIS BANDING
a. Atrium Septal Defek 1
Defek septum atrial atau Atrial Septal Defect (ASD) adalah gangguan
septum atau sekat antara rongga atrium kanan dan kiri. Septum tersebut tidak
menutup secara sempurna dan membuat aliran darah atrium kiri dan kanan
bercampur.Angka kejadian ASD berkisar 1 dari 1500 kelahiran hidup. Lubang
septum tersebut dapat terjadi di bagian mana saja dari septum namun bagian
tersering adalah pada bagian foramen ovale yang disebut dengan ostium
sekundum ASD. Kelainan in terjadi akibat dari resorpsi atau penyerapan
berlebihan atau tidak adekuatnya pertumbuhan dari septum.
Pada foto thoraks terlihat kardiomegali akibat pembesaran atrium dan
ventrikel kanan. Segmen pulmonal menonjol dan vaskularisasi paru meningkat
(pletora) pada kasus lanjut dengan hipertensii pulmonal, gambaran vaskularisasi
paru, mengurang di daerah tepi (pruned tree)
Gambar 14: Atrium Septal defek
![Page 18: Pda](https://reader033.fdocument.pub/reader033/viewer/2022052600/557212d3497959fc0b91064b/html5/thumbnails/18.jpg)
Gambar 15 : Peningkatan vaskularisasi paru disertai pembesaran atrium kanan
dan ventrikel kana pada ASD
Gambar 16 : Axial CT ASD
b. Ventrikel Septal Defek
Defek septum ventrikel atau Ventricular Septal Defect (VSD) adalah
gangguan atau lubang pada septum atau sekat di antara rongga ventrikel akibat
kegagalan fusi atau penyambungan sekat interventrikel. VSD terjadi pada 1,5 –
3,5 dari 1000 kelahiran hidup dan sekitar 20-25% dari seluruh angka kejadian
kelainan jantung kongenital. Umumnya lubang terjadi pada daerah membranosa
![Page 19: Pda](https://reader033.fdocument.pub/reader033/viewer/2022052600/557212d3497959fc0b91064b/html5/thumbnails/19.jpg)
(70%) dan muscular (20%) dari septum. Pasien dengan ASD ringan umumnya
tidak menimbulkan keluhan. Sepuluh persen dari bayi baru lahir dengan VSD
yang besar akan menimbulkan gejala klinis dini seperti takipnue (napas cepat),
tidak kuat menyusu, gagal tumbuh, gagal jantung kongestif, dan infeksi saluran
pernapasan berulang. 1
Pada foto thorax terlihat kardiomegali akibat pembesaran ventrikel kiri.
Gambaran vaskularisasi paru meningkat (pletora), kecuali bila telah terjadi
penyakit vaskuler paru dimana terlihat gambaran pruned sign yang disertai
penonjolan arteri pulmonalis.
Gambar 17: VSD
Gambar 18: Pembesaran ventrikel kanan disertai peningkatan vaskularisasi paru
(pletora)
![Page 20: Pda](https://reader033.fdocument.pub/reader033/viewer/2022052600/557212d3497959fc0b91064b/html5/thumbnails/20.jpg)
Gambar 19 : CT Scan multislices VSD
G. PENATALAKSANAAN
a. Medikamentosa
Pada noenatus kurang dari 10 dari, usaha untuk menutup PDA dapat
dengan pemberian indometasin peroral dengan dosis 0,2 mg/kgBB/8 jam,
pemberian dapat diulang sampai 3 dosis, pemberian dapat diulang sampai 3 dosis.
Bila terdapat gagal jantung diberikan digitali, diuretika atau vasodilator bila perlu.
Pada neonatus terutama prematur dimana penutupan spontan masih diharapkan
terjadi, sebaiknya tidak diberikan diuretika ataupun vasodilator yang dapat
menghambat penutupan spontan tersebut.2
b. Pembedahan
Pada dasarnya PDA harus dioperasi secepatnya apabila kesempatan
untuk munutup sendiri tidak mungkin lagi ( usia lebih dari 14-16 minggu) untuk
mencegah endokarditis infektif. Risiko operasi hampir tidak ada.2 Pada penderita
PDA sedang sampai besar, penutupan diselesaikan untuk menangani gagal
jantung kongestif, dan atau mencegah terjadinya penyakit vaskuler pulmonal. Bila
diagnosis PDA ditegakkan, penanganan bedah jangan terlallu ditunda sesudah
terapi medik gagal jantung kongestif telah dilakukan dengan cukup. 3
Karena angka kematian kasus dengan penanganan bedah angat kecil
kurang dari 1% dan risiko tanpa pembedahan lebih besar, pengikatan dan
![Page 21: Pda](https://reader033.fdocument.pub/reader033/viewer/2022052600/557212d3497959fc0b91064b/html5/thumbnails/21.jpg)
pemotongan duktus terindikasi pada penderita yang tidak bergejala, lebih disukai
sebelum umur 1 tahun. Hipertensi pulmonal bukan merupakan kontraindikasi
untuk operasi jantung bahwa aliran shunt masih dominan dari kiri ke kanan dan
bahwa tidak ada penyakit vaskuler pulmonal yang berat.
Tindakan bedahnya adalah ligasi pada pembuluh pintas yang terbuka.
Tindakan ini harus sedini mungkin, bahkan bila bayi lahir prematur dengan duktus
terbuka arteriosus terbuka disertai dengan gagal jantung harus segera dilakukan
tindakan bedah ini. Dianjurkan agar anak yang mempunyai duktus arteriosus
terbuka harus sudah dibedah sebelum usia sekolah. Kontraindikasi tindakan ini
adalah bila sudah terjadi aliir balik darah dari pintasan, yaitu yang semula dari kiri
ke kanan menjadi kanan ke kiri dan terjadi sindrome Eisenmenger pada paru.
Tekanan darah aorta menyebabkan beban berlebihan pada kapiler paru melalui
duktus terbuka sehingga menyebabkan fibrosis di pembuluh darah. Fibrosis
pembuluh paru ini mengakibatkan hipertensi pulmoner. Setelah tekanan pulmonal
melebihi tekanan dalam aorta aliran darah akan berbalik dari kanan ke kiri
melalui pintasan arteriosus. Sindrom Eisenmenger biasanya terjadi pada pintasan
kiri ke kanan. Sindrom klinis dengan hipertensi pulmonal, fibrosis paru dan aliran
darah pintasan kanan ke kiri disebut sebagai sindrom Eisenmenger.15
Koreksi dapat dilakukan tanpa pembedahan terbuka. Hasil pembedahan
biasanya baik bila dilakukan dengan indikasi yang tepat. Perlu diingatkan adanya
kemungkinan kelainan jantung bawaan lain bila seorang anak mempunyai duktus
arteriosus terbuka.15
Sesudah penutupan, gejala-gejala gagal jantung yang jelas atau yang baru
dengan cepat menghilang. Biasanya ada perbaikan segera pada perkembangan
fisik bayi yang telah gagal tumbuh. Nadi dan tekanan darah kembali normal, dan
bising seperti mesin (machinery like) menghilang. Bising sistolik fungsional pada
daerah pulmonal kadang-kadang dapat menetap, bising ini mungkin
menggambarkan turbulen pada arteri pulmonalis yang tetap dilatasi. Tanda-tanda
![Page 22: Pda](https://reader033.fdocument.pub/reader033/viewer/2022052600/557212d3497959fc0b91064b/html5/thumbnails/22.jpg)
rontgenografi pembesaran jantung sirkulasi pulmonal berlebih akan menghilang
selama beberapa bulan dan elektrokardiogram menjadi normal.3
Penutupan transkateter pada laboratoium kateterisasi jantung dengan
menggunakan penyumbat teflon, dan payung penutup atau gulungan (coil)
intravaskular telah digunakan secara berhasil pada senter terpilih dan
menghilangkan risiko pembedahan. Pendekatan yang relatif baru mencakup
penggunaan tekhnik pembedahan thorakskopi untuk mengikat duktus tanpa perlu
melakukan thoraotomi laterla yang besar.3
H. PROGNOSIS DAN KOMPLIKASI
Penderita dengan PDA kecil dapat hidup normal dengan tidak atau
sedikit bergejala jantung, namun manifestasi lambat dapat terjadi. Penutupan
spontan duktus sesudah bayi sangat jarang. Gagal jantung kongestif paling sering
terjadi pada awal masa bayi bila ada duktus besar tetapi dapat terjadi pada
kehidupan akhir walaupun dengan PDA ukuran sedang. Beban volume ventrikel
kiri yang lama semakin kurang ditoleransi dengan baik.3
Endokarditis infeksius dapat ditemukan pada semua usia. Emboli
pulmonal atau sitemik dapat terjadi. Komplikasi yang jarang meliputi dilatasi
aneurisma arteri pukmonalis atau duktus, kalsifikasi duktus, trombosis
noninfeksius duktus dengan embolisasi dan emboli paradoks. Hipertensi pulmonal
(sindrom Eisenmenger) biasanya terjadi pada penderita dengan PDA besar yang
tidak mengalami penanganan pembedahan.3
DAFTAR PUSTAKA
![Page 23: Pda](https://reader033.fdocument.pub/reader033/viewer/2022052600/557212d3497959fc0b91064b/html5/thumbnails/23.jpg)
1. Ali Ghanie, Penyakit Jantung Kongenital pada Dewasa. Dalam: Sudoyo
Aru W, Setiyohadi bambang, editor. Ilmu Penyakit Dalam Ed.IV jilid III.
Jakarta : Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia :2007 Hal.1645-1646
2. Roebiono S Poppy. Duktus Arteriosus Persisten. Buku Ajar Kardiologi
Fakultas kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta: Balai Penerbit
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia : 2004 Hal. 227-228
3. Wahab A.Samik, Patent Ductus Arteriosus. Ilmu Kesehatan Anak (Nelson
Textbook of Pediatrics) Ed.15 Vol.3. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC:2000 Hal. 1582-1584.
4. Hassan Rusepno, Alatas Husein. Paten Ductus Ateriosus. Buku Kuliah
Ilmu Kesehatan Anak. Jilid 2. Jakarta: Bagian Ilmu kesehatan Anak
Fakultas kedokteran Universitas Indonesia : 2007 Hal. 715-716.
5. Sherwood L. Jantung. Fisiologi manusia dari sel ke sel. Ed.2. Jakarta:
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC: 2001 hal.256
6. Basic Cardiac Anatomy and Physiology
h ttp://casemed.case.edu/cardiacexam/intro.htm diakses pada tanggal 24
desember 2012
7. Sadler T.W, Sistem kardiovaskular.Embrilogi Kedokteran Langman. Ed.
Ke-7. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC:2000. Hal.184
8. Spalteholz Werner. Sistem Kardiovaskular. Ed.16 Bagian 3. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC:2000. Hal.3
9. Sutton David, Patent Ductus Arteriosus. Textbook of Radiology and
Imaging. Vol: 2. : 2005. P.376-378
10. Silalahi C . Wahab A. Penyakit Jantung Kongenital. Dalam: Wahab A.
Kardiologi Anak. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC: 2007 hal. 69-
76
11. Luke K Kim, MD Fellow. Patent Ductus Arteriosus.Department of
Internal Medicine, Division of Cardiology, New York Presbyterian
Hospital, Weill Cornell Medical Center:2012
![Page 24: Pda](https://reader033.fdocument.pub/reader033/viewer/2022052600/557212d3497959fc0b91064b/html5/thumbnails/24.jpg)
http://emedicine.medscape.com/article/891096-overview. diakses 24
Desember 2012
12. Kosim M.sholeh, Yunanto Ari,Dewi Rizalya,Sarosa gatot irwan, Usman
Ali. ”Buku Ajar neonatologi”.Ed.1.Jakarta:Badan Penerbit IDAI:2008. Hal
39
13. Edmund KK, Elizabeth M, Gary P. Patent Ductus Arteriosus. Handbook of
Echo-Doppler Interpretation. Ed II. New York : Blackwell Futura: 2004.P
253-255.
14. Purwohudoyo S Sudarmo. Sistem Kardiovaskular-Paten Ductus Arterious.
Dalam: Ekayuda Iwan, editor. “ Radiologi Diagnostik”. Ed II. Jakarta:
Divisi Radiodiagnostik, Departemen radiologi Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo: 2008. Hal.
188-189.
15. Sjamsuhidajat R, Jong WD. Patent Ductus Arteriosus. Buku Ajar Ilmu
Bedah Ed.2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC: 2005 hal. 440.
16. Eng Philip, Cheah Foong. Patent Ductus Arteriosus. Interpreting Chest X-
Ray. Singapore: Cambridge Universitas Press: 2005. P. 92.
17. Matthew J. Budoff. Patent Ductus Arteriosus. Cardiac CT imaging :
diagnosis of cardiovascular disease. London: Springer-Verlag :2006.
P.227
![Page 25: Pda](https://reader033.fdocument.pub/reader033/viewer/2022052600/557212d3497959fc0b91064b/html5/thumbnails/25.jpg)
BAGIAN ILMU RADIOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
REFERAT
DESEMBER
2012
PATEN DUKTUS ARTERIOSUS
OLEH :
Rosnita Makmur
10542 0045 08
PEMBIMBING :
dr. P.Indal Patra A, Sp.Rad, M.kes
DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN ILMU RADIOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2012
![Page 26: Pda](https://reader033.fdocument.pub/reader033/viewer/2022052600/557212d3497959fc0b91064b/html5/thumbnails/26.jpg)
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN............................................................. 1BAB IIANATOMI DAN FISIOLOGI....................................... 3BAB IIIPEMBAHASAN............................................................. 8
A.DEFINISI.................................................................. 8B. INSIDEN DAN EPIDEMIOLOGI........................... 8C. ETIOLOGI................................................................ 8D. PATOGENESIS ...................................................... 9E. DIAGNOSIS............................................................. 12F. DIAGNOSIS BANDING.......................................... 17G. PENATALAKSANAAN......................................... 19H. PROGNOSIS DAN KOMPLIKASI........................ 21
DAFTAR PUSTAKA................................................................... 22
![Page 27: Pda](https://reader033.fdocument.pub/reader033/viewer/2022052600/557212d3497959fc0b91064b/html5/thumbnails/27.jpg)
HALAMAN PENGESAHAN
Yang bertanda tangan dibawah ini, menyatakan bahwa :
Nama : Rosnita Makmur
NIM : 10542004508
Judul Refarat : Paten Duktus Arteriosus
Telah Menyelesaikan tugas dalam rangka kepaniteraan klinik pada bagian
Ilmu Radiologi Fakultas Kedokteran Universitas Muhamadiyah Makassar
Makassar, 27 Desember 2012
Pembimbing
dr. P. Indal Patra A, Sp.Rad, M.kes