PBL_Tugas RPP 1

24
Pendahuluan PBL (Problem Based Learning) atau Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk belajar. 1 PBL berbeda dengan Discovery-Inquiry Learning, perbedaan tersebut terletak pada jenis masalah serta tujuan yang ingin dicapai. Masalah dalam Discovery-Inquiry adalah masalah yang bersifat tertutup, artinya jawaban dari masalah itu sudah pasti, dan guru sebenarnya sudah mengetahui, namun tidak secara langsung menyampaikannya kepada siswa. Tujuannya adalah untuk menumbuhkan keyakinan dalam diri siswa tentang jawaban dari suatu masalah. 2 Berbeda dengan Discovery-Inquiry, masalah dalam PBL bersifat terbuka; jawaban dari masalah tersebut belum pasti. Setiap siswa, bahkan guru, dapat mengembangkan kemungkinan jawaban. Tujuannya adalah melatih kemampuan siswa untuk berpikir kritis, analitis, sistematis, dan logis untuk menemukan alternatif pemecahan masalah melalui eksplorasi data secara empiris dalam rangka menumbuhkan sikap ilmiah. 3 Tahapan-tahapan model PBL 4 Fase-fase Perilaku guru Fase 1 Orientasi peserta didik kepada masalah Fase 2 Mengorganisasikan peserta didik Fase 3 Membimbing penyelidikan individu dan kelompok Fase 4 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya Fase 5 Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah Menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan. Memotivasi peserta didik untuk terlibat aktif dalam pemecahan masalah yang dipilih. Membantu peserta didik mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut. Mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah. Membantu peserta didik dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, model, dan berbagi tugas dengan teman-teman. Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari/meminta kelompok presentasi hasil kerja. Penilaian dalam pendekatan PBL dilakukan dengan cara evaluasi diri (self-assessment) dan peer-assessment. 1 Model Pembelajaran Berbasis Masalah(Problem Based Learning).ppt : Kemendikbud 2 Hamruni, Strategi Pembelajaran (Yogyakarta: Insan Madani, 2012) , h. 109. 3 Ibid., h. 110. 4 Kemendikbud, loc. cit.

description

Strategi Pembelajaran Sains

Transcript of PBL_Tugas RPP 1

  • Pendahuluan

    PBL (Problem Based Learning) atau Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk belajar.1 PBL berbeda dengan Discovery-Inquiry Learning, perbedaan tersebut terletak pada jenis masalah serta tujuan yang ingin dicapai.

    Masalah dalam Discovery-Inquiry adalah masalah yang bersifat tertutup, artinya jawaban dari masalah itu sudah pasti, dan guru sebenarnya sudah mengetahui, namun tidak secara langsung menyampaikannya kepada siswa. Tujuannya adalah untuk menumbuhkan keyakinan dalam diri siswa tentang jawaban dari suatu masalah. 2

    Berbeda dengan Discovery-Inquiry, masalah dalam PBL bersifat terbuka; jawaban dari masalah tersebut belum pasti. Setiap siswa, bahkan guru, dapat mengembangkan kemungkinan jawaban. Tujuannya adalah melatih kemampuan siswa untuk berpikir kritis, analitis, sistematis, dan logis untuk menemukan alternatif pemecahan masalah melalui eksplorasi data secara empiris dalam rangka menumbuhkan sikap ilmiah.3

    Tahapan-tahapan model PBL4

    Fase-fase Perilaku guruFase 1Orientasi peserta didik kepada masalah

    Fase 2 Mengorganisasikan peserta didik

    Fase 3Membimbing penyelidikan individu dan kelompok

    Fase 4Mengembangkan dan menyajikan hasil karyaFase 5Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

    Menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan.Memotivasi peserta didik untuk terlibat aktif dalam pemecahan masalah yang dipilih.Membantu peserta didik mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.Mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah. Membantu peserta didik dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, model, dan berbagi tugas dengan teman-teman.Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari/meminta kelompok presentasi hasil kerja.

    Penilaian dalam pendekatan PBL dilakukan dengan cara evaluasi diri (self-assessment) dan peer-assessment.

    1 Model Pembelajaran Berbasis Masalah(Problem Based Learning).ppt : Kemendikbud2 Hamruni, Strategi Pembelajaran (Yogyakarta: Insan Madani, 2012) , h. 109.3 Ibid., h. 110.4 Kemendikbud, loc. cit.

  • Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

    Mata Pelajaran : Fisika

    Materi Pokok : Momentum dan Impuls

    Kelas : XI

    Semester : 1(satu)

    Waktu : 2 x Pertemuan ( 2 x 45 menit)

    I. Kompetensi Inti

    KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

    KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli

    (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan

    menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan

    dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam

    menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

    KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual,

    konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya

    tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan

    wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait

    penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural

    pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk

    memecahkan masalah.

    KI 4 : Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah

    abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

    mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan

    metoda sesuai kaidah keilmuan.

    II. Kompetensi Dasar dan Indikator

    KD 1.1 : Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan

    kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang

    menciptakannya

    1.2 : Menyadari kebesaran Tuhan yang mengatur karakteristik gerak pada benda

    titik dan benda tegar, fenomena fluida, dan fenomena gas

  • KD 2.1 : Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti;

    cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif

    dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud

    implementasi sikap dalam melakukan percobaan dan berdiskusi

    2.2 : Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas seharihari sebagai

    wujud implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil

    percobaan

    KD 3.5 : Mendeskripsikan momentum dan impuls, hukum kekekalan momentum,

    serta penerapannya dalam kehidupan seharihari

    Indikator:

    Mengidentifikasi konsep impuls, momentum,proses tumbukan serta

    aplikasinya dalam kehidupan.

    Memformulasikan dan memahami keterkaitan antar impuls dan momentum

    dalam peristiwa tumbukan.

    Mengintegrasikan hukum kekekalan momentum untuk berbagai pristiwa

    tumbukan.

    Menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan momentum, impuls, dan

    peristiwa tumbukan.

    KD 4.5 : Memodifikasi roket sederhana dengan menerapkan hukum kekekalan

    momentum

    Indikator:

    Menjelaskan teorema impuls dan momentum.

    Melakukan percobaan untuk menyelidiki berlakunya hukum kekekalan

    momentum.

    Menyelidiki hukum kekekalan energi pada tumbukan.

    Mengolah dan menyajikan data hasil percobaan.

    III. Tujuan Pembelajaran

    1. Siswa mampu mengidentifikasi konsep impuls ,momentum, proses tumbukan

    serta aplikasinya dalam kehidupan.

    2. Siswa mampu memformulasikan dan memahami keterkaitan antar impuls dan

    momentum dalam peristiwa tumbukan .

  • 3. Siswa mampu mengintegrasikan hukum kekekalan momentum untuk berbagai

    peristiwa tumbukan.

    4. Siswa mampu menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan

    momentum,impuls,dan peristiwa tumbukan.

    IV. Materi Pembelajaran

    Fakta:

    Roket mampu terbang secara vertikal.

    Jika 2 buah mobil yang bergerak dengan kecepatan sama, maka mobil dengan

    massa yang lebih besar lebih susah dihentikan daripada mobil dengan massa

    lebih kecil.

    Seorang petinju menggunakan sarung tangan untuk memperlama kerja gaya

    impuls.

    Tumbukan pada bola billiard.

    Konsep:

    Momentum adalah hasil kali massa dengan kecepatan.

    Impuls adalah hasil kali antara gaya dengan selang waktu tersebut bekerja.

    Prinsip:

    Impuls yang bekerja pada benda sama dengan perubahan momentum benda

    tersebut.

    Jika tidak ada gaya eksternal yang bekerja pada sistem, maka momentum awal

    sama dengan momentum akhir.

    Pada tumbukan elastisitas sempurna berlaku hukum kekekalan energy mekanik

    dengan koefisien restitusi e =1.

    Tumbukan elastisitas sebagian, yaitu tumbukan dimana hukum kekekalan energi

    mekanik tidak berlaku sebab ada sebagian energi yang diubah dalam bentuk lain,

    misalnya panas. Koefisien restitusi 0 < e

  • Tumbukan tidak elastis, yaitu tumbukan dimana hukum kekekalan energi mekanik

    tidak berlaku. Kedua benda setelah tumbukan melekat dan bergerak bersama

    sama. Koefisien restitusi e = 0.

    Prosedur:

    Mengamati fenomena terkait momentum dan impuls

    Melakukan percobaan untuk membuktikan hukum kekekalan momentum.

    Merancang dan membuat roket sederhana dengan menerapkan hukum kekekalan

    momentum.

    Melakukan percobaan untuk mengetahui koefisien restitusi pada tumbukan

    lenting sebagian.

    V. Metode dan Model Pembelajaran

    Pendekatan : Pendekatan Saintifik

    Model Pembelajaran : Problem Based Learning (PBL)

    Metode : Demonstrasi, Eksperimen, Diskusi kelompok, Tanya jawab.

    VI. Media, Alat dan Sumber Belajar

    Media : Powerpoint, simulasi flash dan internet (PhET).

    Alat dan bahan : Statif, mistar, neraca pegas, bandul, bola m1 dan m2, botol

    minuman, pipa, plaster.

    Sumber belajar : Buku pegangan Fisika jilid 1, Buku Fisika penunjang aktivitas

    peserta didik, Modul dan LKS.

  • VII. Langkah Langkah Kegiatan Pembelajaran

    Pertemuan Pertama

    N

    o

    Kegiatan Pembelajaran Alokasi

    WaktuKegiatan Awal

    Guru Siswa

    1 Guru masuk kelas, memberi salam

    pembuka dan mempresensi siswa

    serta mengingatkan kepada siswa

    tentang materi yang telah di ajarkan

    sebelumnya

    Siswa menjawab salam pembuka

    dari guru dan guru bersama

    siswa mengingat kembali tentang

    materi yang telah diajarkan

    sebelumnya

    3 menit

    2 Guru menyampaikan tujuan

    pembelajaran, atau kompetensi dasar

    yang ingin dicapai

    Siswa menerima informasi

    tentang tujuan atau kompetensi

    dasar yang ingin dicapai

    2 menit

    Kegiatan Inti 75 menit

    1 a. Guru menjelaskan konsep materi

    yang mencakup momentum, impuls,

    Hukum kekekalan momentum dan

    konsep tumbukan

    b. Guru memberi kesempatan siswa

    untuk bertanya hal- hal yang belum

    jelas dari paparan guru

    Tahap Orientasi masalah

    a. Siswa memperhatikan

    pemaparan yang dilakukan oleh

    guru

    b. Siswa mengajukan pertanyaan

    tentang hal- hal yang belum jelas

    terkait materi yang telah

    dijelaskan guru

    20 menit

    2 Guru membagi siswa menjadi

    beberapa kelompok yang terdiri dari

    4-5 orang untuk mengerjakan LKS

    tentang materi tumbukan.Guru

    membagikan LKS dan menyuruh

    siswa untuk menyiapkan alat dan

    bahan.

    Mengorganisasi siswa

    Memperhatikan intstruksi guru

    yang sedang membagi

    kelompok,menerima LKS yang

    dibagikan oleh guru dan

    mempersiapkan alat dan bahan

    untuk observasi

    5 menit

    3 a. Guru menjelaskan pada siswa yang a. Siswa memperhatikan 35 menit

  • harus dilakukan dalam eksperimen

    b. Guru menyuruh siswa untuk

    melakukan kegiatan eksperimen

    c. Guru menyuruh siswa untuk

    menjawab tugas pertanyaan dari LKS

    d. Guru menyuruh siswa untuk

    mengumpulkan hasil kerja diskusi

    mereka

    Tahap Penyelidikan

    b. Siswa melakukan eksperimen

    c. Siswa berdiskusi dengan

    kelompoknya dalam menjawab

    d. Siswa mengumpulkan hasil

    kerja mereka

    4 Guru menyuruh siswa untuk

    mempresentasikan hasil kerja dan

    pemecahan masalah.

    Tahap mengorganisasi laporan

    percobaan

    Perwakilan dari salah satu

    kelompok mempresentasikan

    hasil kerja mereka

    10 menit

    5 Guru mrnyuruh siswa untuk

    mengevaluasi terhadap penyelidikan

    mereka

    Tahap mengevaluasi proses

    pemecahan masal

    Siswa mencoccokkan hasil

    kelompok meraka dengan

    kelompok lain

    5 menit

    Kegiatan penutup 10 menit

    1 Guru menyimpulkan hasil evaluasi

    siswa dengan mencocokkan materinya

    Siswa memperhatikan 5 menit

    2 Guru memberikan pekerjaan rumah

    (PR)

    Siswa memperhatikan 2,5 menit

    3 Guru menginformasikan materi yang

    akan di bahas pertemuan selanjutnya

    Siswa memperhatikan 2,5 menit

  • Pertemuan Kedua

    Rincian Kegiatan Waktu

    Pendahuluan

    Merefleksi hasil belajar pertemuan sebelumnya

    Menagih dan mengingatkan tugas membaca dengan mengajukan

    pertanyaan dasar tentang momentum dan impuls (menagih secara lisan

    tugas baca mencari informasi tentang momentum dan impuls melalui

    berbagai sumber (buku, internet, atau modul)

    Menyampaikan tujuan pembelajaran.

    10 menit

    Kegiatan Inti

    1. MendefinisikanMasalah

    Mengamati dan Menanya

    Dua orang peserta didik dari kelompok berbeda diminta untuk

    memaparkan hasil tugas membaca tentang hukum kekekalan momentum

    Guru menampilkan fenomena peluncuran roket berbentuk video

    Siswa mengamati fenomena yang ditampilkan, berdasarkan fenomena

    tersebut guru mengajukan beberapa pertanyaan terkait permasalahan

    peluncuran roket, seperti:

    a. Mengapa roket bisa terbang vertikal?

    b. Apa yang menyebabkan roket bisa terbang vertikal padahal

    semburan gas tidak mendorong bumi atau udara?

    2. Mencari Solusi

    Guru mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok belajar yang telah

    dibagi sebelumnya dan membagikan lembar kerja terkait permasalahan

    70 menit

  • yang sedang dibahas yaitu tentang sistem peluncuran roket

    Guru mengarahkan siswa untuk duduk sesuai kelompok belajar

    3. Melaksanakan Strategi

    Mencoba

    Siswa dalam kelompok mencermati LKS yang diberikan, dan mencoba

    membuat roket air sederhana sesuai yang ada dalam LKS (Lampiran)

    Guru memberikan arahan dan memotivasi masing masing anggota

    kelompok untuk belajar penuh dengan kontrol diri dan bertanggung

    jawab dalam kelompoknya serta bekerja sama dalam mengerjakan LKS

    yang diberikan.

    4. Mengkaji kembali dan Mengevaluasi Pengaruh

    Mengasosiasi

    Kelompok mencoba kinerja roket sederhana yang telah dibuat

    Kemudian mengamati gejala-gejala apa saja dalam peluncuran roket

    untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru sebelumnya yaitu:

    a. Mengapa roket bisa terbang vertikal?

    b. Apa yang menyebabkan roket bisa terbang vertikal padahal

    semburan gas tidak mendorong bumi atau udara?

    Guru membimbing/menilai kemampuan peserta didik mengolah data

    dan merumuskan kajian proyek yang telah dibuat

    Mengkomunikasikan

    Perwakilan dari masingmasing kelompok menyampaikan hasil

    percobaan dan kesimpulan diskusi

    Kelompok mendiskusikan pemecahan masalah

  • Guru menilai kemampuan peserta didik berkomunikasi lisan

    Penutup

    Bersama peserta didik menyimpulkan kembali hasil diskusi dan

    mengingatkan pentingnya kecermatan, ketelitian, keuletan, dan kejujuran

    dalam memperoleh, menyajikan, mengolah, dan menganalisis data, serta

    pentingnya kerjasama, kolaborasi, dan komunikasi dalam kerja kelompok

    10 menit

    VIII. Penilaian

    1. Penilaian Kognitif

    a. Teknik penilaian

    Penilaian ini dilakukan dengan menganalisis hasil pengerjaan kuis dan

    pekerjaan rumah siswa.

    b. Prosedur Penilaian

    Menilai setiap jawaban siswa sesuai dengan pedoman penskoran

    Merekapitulasi scor pada setiap item soal

    c. Instrumen penilaian

    Instrumen yang digunakan berupa tes essay,kunci jawaban,dan penskoran (

    terlampir).

    2. Penilaian Afektif

    a. Teknik Penilaian

    Penilaian ini dilakukan dengan mengobservasi aktifitas siswa yang muncul

    dalam pembelajaran.

    b. Prosedur Penilaian

    Guru mengamati aktivitas siswa yang muncul dalam pembelajaran

    Memberikan nilai setiap aktivitas yang muncul sesuai dengan pedoman

    penskoran

    Merekapitulasi hasil penskoran dan mengkreteriakan sesuai ketentuan

    c. Instrumen penilaian

    Instrumen yang digunakan pedoman penskoran penilaian afektif dan lembar

    observasi penilaian psikomotor (terlampir).

  • 3. Penilaian Psikomotor

    a. Teknik Penilaian

    Penilaian ini dilakukan dengan mengobservasi siswa selama melakukan

    praktikum

    b. Prosedur penilaian

    Guru mengamati aktivitas penyelidikan siswa yang muncul selama praktikum;

    Memberikan nilai setiap aktivitas penyelidikan yang muncul sesuai dengan

    pedoman penskoran

    Merekapitulasi hasil penskoran sesuai ketentuan

    c. Instrumen penilaian

    Instrumen yang digunakan berupa pedoman penskoran penilaian psikomotorik

    dan lembar observasi penilaian psikomotor (terlampir).

  • Lampiran 1

    LEMBAR KERJA SISWA

    Hukum Kekekalan Momentum

    Satuan Pendidikan : SMA

    Mata Pelajaran : Fisika

    Kelas / Semester : XI / 1

    Tahun Pelajaran : 2014 / 2015

    Alokasi Waktu : 35 menit

    I. Tujuan :

    Membuktikan hukum kekekalan momentum pada tumbukan sentral.

    II. Dasar Teori

    Pada dua benda yang bertumbukan dan tidak dipengaruhi impuls gaya luar maka

    akan memenuhi kekekalan momentum.Momentum sebelum dan sesudah tumbukan

    sama.Untuk memebuktikan hukum ini dapat dirancang alat dan bahan seperti pada

    gambar 2.15. Pada bagian (a) terlihat dua bola bermassa m1 dan m2 diikat tali sama

    panjang dan tali diikatkan pada statif dalam satu titik.

    Untuk lebih mwemudahkan perhitungan maka pada awalnya bola m1 dapat

    diberikan kecepatan dengan menyimpangkan setinggi h1 , sedangkan bola m2 diam

    .Kecepatan m1 saat menumbuk m2 sebesar :

    ?? = ? 2? ?Jika m1 dilepas dari ketinggian h1 dan menumbuk m2 (m2 diberi malam agar dapat

    menempel) maka dapat diukur ketinggian yang dicapai setelah tumbukan,misalnya

    h.Berarti pada tumbukan itu berlaku:

    Pawal = Pakhir

    Dengan Pawal = m1v1 = m1 ? 2? ?

  • Pakhir = (m1 + m2 ) v = (m

    Dari penjelasan diatas maka pembuktian hukum kekekalan

    menggunakan analisa kesamaan nilai P

    III. Alat dan Bahan :

    1. Bola m1,m2

    2. Benang

    3. Statif

    4. Neraca Ohauss

    5. Mistar

    6. Malam

    IV. Langkah Kegiatan :

    1. Siapkan dua bola m

    malam),kemudian ukurlah besarnya massa benda itu dengan neraca Ohauss.

    2. Ikatlah kedua bola (m

    lain dari kedua benang itun disatukan( panjang sama ) kemudian ika

    statif seperti tampak pada gambar 2.15 (a).

    3. Simpangkan bola m

    sehingga dapat menumbuk m

    GAMBAR 2.15

    (a)

    ) v = (m1 + m2 ) ? 2? ?Dari penjelasan diatas maka pembuktian hukum kekekalan momentum ini dapat

    menggunakan analisa kesamaan nilai Pawal disdamakan dengan nilai Pakhir .

    Siapkan dua bola m1 dan m2 (usahakan massanya berbeda dan m

    malam),kemudian ukurlah besarnya massa benda itu dengan neraca Ohauss.

    Ikatlah kedua bola (m1 dan m2 ) dengan benang pada ujung- ujungya dan ujung

    lain dari kedua benang itun disatukan( panjang sama ) kemudian ika

    statif seperti tampak pada gambar 2.15 (a).

    Simpangkan bola m1 setinggi h1 (ukur dengan mistar ).Kemudian lepaskan m

    sehingga dapat menumbuk m2 secara sentral dan menempel (karena ada

    GAMBAR 2.15

    (b)

    momentum ini dapat

    (usahakan massanya berbeda dan m2 di beri

    malam),kemudian ukurlah besarnya massa benda itu dengan neraca Ohauss.

    ujungya dan ujung

    lain dari kedua benang itun disatukan( panjang sama ) kemudian ikatakan pada

    (ukur dengan mistar ).Kemudian lepaskan m1

    secara sentral dan menempel (karena ada

  • malam).Bersamaan ini,siapkan mistar untuk mengukur tinggi h setelah terjadi

    tumbukan ,seperti terlihat pada Gambar 2.15 (b).

    4. Ulangi langkah (3) beberapa kali dengan h1 atau m1 dan m2 yang berbeda (m1

    dan m2 dapat ditambah besarnya dengan menempelkan malam).

    5. Catat semua data pada Tabel 2.12

    V. Data dan Analisa

    Tabel 2.12

    No m1 (kg) m2 (kg) h1 (m) h (m) Pawal Pakhir

    1

    2

    3

    4

    5

    Pada tabel 2.12 dapat dilihat hasil perhitungan pada kolom 5 (Pawal )dan kolom 6

    (Pakhir ). Dari kedua nilai itu terlihat bahwa nilainya .............. ,berarti berlaku:

    Pawal ..............Pakhir

    VI. Simpulan:

    Dari analisa di atas maka eksperimen ini diperoleh:.....................................

  • Lampiran 2

    LEMBAR KERJA SISWA

    Hukum Kekekalan Momentum

    Satuan Pendidikan : SMA

    Mata Pelajaran : Fisika

    Kelas / Semester : XI / 1

    Tahun Pelajaran : 2014 / 2015

    Alokasi Waktu : 35 menit

    1.Tujuan :

    Membuat roket sederhana untuk memahami konsep hukum kekekalan energi.

    2.Dasar Teori

    Momentum adalah hasil kali sebuah benda dengan kecepatan benda itu pada suatu saat. Impuls merupakan hasil kali gaya dengan waktu yang ditempuhnya. Untuk mengetahui dan lebih memahami mengenai impuls dan momentum, kita dapat melihat bagaimana cara kerja prinsip roket. Roket bergerak bukan karena tekanan semburan gasnya mendorong udara, karena di luar angkasa tidak ada udara. Prinsip yang digunakan hukum kekekalan momentum. Dengan massa gas yang disemburkan dengan kecepatan tertentu, menyebabkan roket mendapatkan gerak majunya. Percobaan sederhananya dilakukan dengan oleh astronot dengan sarung tangan karet (berfungsi sama dengan balon) yang dipasangi sedotan minuman berperang seperti roket. Tekanan udara yang keluar dari sarung tangan karet yang semula ditiup memberi efek dorongan. Roket bergerak karena adanya semburan propelan. Pada roket air, semburan propelan digantikan dengan campuran air dan udara bertekanan tertentu. Asumsikan ketika t=0, roket diam sehingga massa roket ditambah massa bahan bakar adalah m, setelah t, roket telah membakar sebesar m bahan bakar sehingga kecepatan roket bertambah sebesar v dan v akan terus bertambah besar terhadap t dan gas hasil pembakaran memiliki kecepatan keluar sebesar -u konstan. sehingga untuk roket (momentum roket)

    P1=0 P2=(m-m)v maka F-(m-m)g=(m-m)v/t........(1)

  • untuk gas yang keluar dari roket dengan massa m (momentum gas)P1=0 P2=-(m)u maka-(F+(m)g)=-(m)u/t F=((m)u/t)-((m)g)

    untuk lim t 0, maka m0 juga, maka suku (m)g bisa kita abaikan terhadap suku lainnya, sehingga persamaan diatas menjadi

    F=(u)(dm/dt)........(2) dengan dm/dt adalah laju pembakaran bahan bakar dan persamaan diatas merupakan persamaan gaya dorong roket sekarang lihat persamaan 1

    F-(m-m)g=(m-m)v/t F-(m-m)g=(mv/t)-(mv/t)

    untuk lim t 0, maka m0 juga dan v0 juga, maka suku (mv/t) dan (m)g bisa kita abaikan terhadap suku lainnya, sehingga persamaan diatas menjadi

    F-mg=(m.dv/dt) (u)(dm/dt)-mg=(m.dv/dt) (u)(dm/dt(m))-g=(dv/dt)

    sehingga untuk mendapatkan kecepatan roket ketika t maka kita integralkan persamaan diatas dari t=o sampai t dan dari m sampai m saat t

    (u)(dm/(m))-g.dt= (dv)(u)ln(mawal/makhir)-gt=vt.....(3) Persamaan 3 merupakan persamaan untuk kecepatan roket ketika waktu t dengan syarat V0=0 dan tawal=0 Jika kita mengasumsikan V00 dan tawal0, maka persamaan 3 akan menjadi (u)ln(mawal/makhir)-(gt2-gt1)=vt-v0.....(4)Inilah persamaan umum untuk kecepatan roket dengan syarat u haruslah harga mutlak, karena saat awal kita sudah memasukkan u negatif, maka pada rumus umum, u harus harga mutlak.

    3. Alat dan Bahan :

    Dua buah botol pepsi,

    Ipra board (karton plastik),

    Botol lem glukol kecil,

    kater,

    mistar stainless,

    spidol,

    Bunglon (pentil bekas ban sepeda motor),

  • Pot bunga,

    Pompa angin,

    amplas halus,

    gunting

    4. Langkah Kegiatan :

    Prosedur Pembuatan Badan Roket

    1. Siapkan seluruh alat dan bahan sesuai tabel alat dan bahan

    2. Potong 2 buah botol bersoda dengan rata sesuai ukuran.

    3. Amplas kedua botol yang sudah dipotong sampai halus , botol 1 bagian

    dalam botol 2 bagian luar.

    4. Masukan sisi botol yang diamplas luar ke dalam ke air panas dengan suhu

    60 C selama 2 menit (untuk memperkecil mulut botol)

    5. Kemudian gabungkan kedua buah botol yang telah dipotong dengan diberi

    lem keduanya.

    6. Potong karton plastic (ipra board) untuk sayap roket berbentuk sirip.

    Kemudian pasang dengan menngunakan lem dengan ukuran yang

    seimbang.

    7. Masukkan salah satu kepala botol keair panas dengan suhu 60 C,

    kemudian masukan ke dop yang berukuran 34" ke kepala botol tersebut

    (sebagai bawah botol).

    Prosedur Pembuatan Dudukan Roket

    1. Bolongi pot bunga menggunakan besi panas sesuai ukuran bunglon.

    2. Rapikan karet yang ada di bunglon

    3. Masukkan bunglon kedalam dop

    4. Dop dan bunglon disatukan dengan pot yang bagian tengahnya sudah dibolongi, lalu kunci bunglon menggunakan more

    5. Pertanyaan

    1. Mengapa roket bisa terbang vertikal?

    2. Apa yang menyebabkan roket bisa terbang vertikal padahal semburan gas tidak

    mendorong bumi atau udara?

    6. Simpulan:

    Dari analisa di atas maka eksperimen ini diperoleh:.....................................

  • Lampiran 3

    Tugas Rumah

    Soal Soal Latihan :

    Kerjakan soal soal berikut dengan benar!

    1) Kayu dengan massa 0,8 kg digantungkan dengan seutastali , kayu ditembak dengan

    sebutir peluru 0,2 kg dan peluru bersarang didalam kayu. Kecepatan kayu dan peluru

    10 m/s. Hitung kecepatan peluru saat menumbuk kayu.

    Kunci = 10 m/s

    2) Sebuah bola yang massanya 0,01 kg bergerak dengan arah horizontal dengan

    kecepatan 30 m/s, dipukul dengan sebuah tongkat dengan gaya 3900 N, hingga bola

    membalik dengan kecepatan 35 m/s. Tentukan Impuls pemukulan...

    Kunci = 0,05 N.s

    3) Seorang memukul bola dengan gaya 20 N dengan sebuah pemukul. Lama pemukul

    menyentuh bola 0,1 detik. Jika massa bola 100 gram, tentukan kecepatan bola waktu

    lepas dari pemukul .

    Kunci = 200 m/s

    4) Sebuah benda A dan B masing-masing bermassa 5 kg dan 10 kg bergerak berlawanan

    arah..vA = 10 m/s dan v B = 15 m/s. Jika A dan B bertumbukan, hitunglah kecepatan

    B setelah tumbukan. Jika vA menjadi 12 m/s.

    Kunci = 14 m/ s

    5) Seseorang yang massanya 70 kg berdiri dilantai yang licin dan menembak

    menggunakan senapan 5 kg. Peluru yang massanya 0,05 kg meluncur dengan

    kecepatan 150 m/s. Kecepatan mundur penembak saat peluru melesat adalah...

    Kunci = 0.1 m/s

    Total Skor : 20

    Penilaian Proses

    Untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam belajar Tumbukanadalahdengan melihat dan

    mengamati saat siswa mengerjakan soal soal latihan. Kemudian secara klasikal dicocokkan

    kebenaran pengerjaannya.

    Jika 85 % siswa memperoleh skor 15 maka pembelajaran tersebut telah tuntas.

  • Lampiran 4

    LEMBAR OBSERVASIKOMPETENSI AFEKTIF SISWA

    Mata pelajaran :Fisika Pertemuanke : Kelas : X Hari/tanggal : Semester : 1 Pokokbahasan : Hukum Kekekalan momentum

    No. NamaSiswa INIDKATOR scoreA1

    (Menerima)A2

    (Menanggapi)A3

    (Menilai)A4

    (Mengelola)A5

    (Menghayati)a b c d a b c d a b c d a b c d a b c d

    12

    34567

    dst

    Keterangan

    Skor 0 : apabila tidak ditampilkan peserta didikSkor 1 : apabila ditampilkan peserta didikSkor minimal : 0 Skor maksimal : 20

  • Lampiran 5

    PEDOMAN OBSERVASI AKTIFITAS BELAJAR PESERTA DIDIK

    1. Antusias peserta didik dalam mengikuti pembelajaran (A1).

    a. Peserta didik memperhatikan penjelasan guru.

    b. Peserta didik tidak mengerjakan pekerjaan lain.

    c. Peserta didik spontan bekerja apabila diberitugas.

    d. Peserta didik tidak terpengaruh situasi di luarkelas.

    2. Interaksi siswa dengan guru (A2).

    a. Peserta didik bertanya kepada guru.

    b. Peserta didik menjawab pertanyaan guru.

    c. Peserta didik memanfaatkan guru sebagai narasumber.

    d. Peserta didik memanfaatkan guru sebagai fasilitator.

    3. Interaksi antar peserta didik (A3).

    a. Peserta didik bertanya kepada teman dalam satu kelompok.

    b. Peserta didik menjawab pertanyaan teman dalam satu kelompok.

    c. Peserta didik bertanya kepada teman dalam kelompok lain.

    d. Peserta didik menjawab pertanyaan teman dalam kelompok lain.

    4. Aktifitas Peserta didik dalam kelompok (A4)

    a. Peserta didik mengemukakan pendapatnya.

    b. Peserta didik menanggapi pertanyaan/pendapat teman sejawat.

    c. Peserta didik mengerjakan tugas kelompok.

    d. Peserta didik menjelaskan pendapat/pekerjaannya.

    5. Partisipasi Peserta didik dalam menyimpulkan hasil pembahasan (A5)

    a. Peserta didik mengacungkan tangan untuk ikut menyimpulkan.

    b. Peserta didik merespon pernyataan/simpulan temannya.

    c. Peserta didik menyempurnakan simpulan yang dikemukakan oleh temannya.

    d. Peserta didik menghargai pendapat temannya.

  • Lampiran 6

    PEDOMAN PENILAIAN PSIKOMOTOR

    Nomo

    r

    Butir

    Aspek Keterampilan Skor Scor

    Butir5 4 3 2 1

    Menggunakan alat dan bahan yang tepat

    1 Mengambil alat dan bahan yang tepat

    (sesuai dengan spesifikasi praktikum)

    2 Mencermati keadaan alat dan bahan

    yang akan digunakan (mengkalibrasi)

    3 Menggunakan alat dengan berhati-

    hati

    Merancang percobaan sesuai dengan petunjuk pada LKS

    1 Merangkai alat sesuai dengan

    petunjuk pada LKS

    2 Mengadakan pembagian tugas dalam

    perancangan alat

    Mengumpulkan data hasil percobaan dengan runtut dan tepat

    1 Mengadakan pembagian tugas dalam

    pengambilan data

    2 Mencatat data pada LKS sesuai

    dengan hasil praktikum

    3 Mengolah data hasil praktikum

  • 4 Mendiskusikan hasil yang diperoleh

    Keterangan:

    5 = amat baik

    4 = baik

    3 = cukup

    2 = kurang

    1 = sangat kurang

    Nilai tiap tagihan :

    ? ??? ? = ????? ? 10045

  • Lampiran 7

    LEMBAR OBSERVASI PENILAIAN PSIKOMOTOR

    Mata Pelajaran : Fisika

    Kelas/Program : X/1

    Semester/Tahun Pelajaran : 1 (Satu)/2011/2012

    Kompetensi Dasar : Menunjukkan konsep momentum dan impuls pada

    peristiwa tumbukan dalam kehidupan sehari- hari.

    No Nama L/P Aspek Yang Dinilai

    Skor

    Nil

    ai

    A B C

    1 2 3 1 2 1 2 3 4

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    9

    dst

    Jumlah

    Rerata

    Ketuntasan

    Keterangan:

    A : Menggunakan alat dan bahan yang tepat

    B : merancang percobaan sesuai dengan petunjuk pada LKS

    C : mengumpulkan data hasil percobaan dengan runut dan tepat

  • Daftar Pustaka

    Fendi, P. d. (2009). Physics for Senior High School Year XI. Jakarta: Yudhistira.

    Giancoli, D. C. (2001). Fisika Jilid 1(terjemahan). Jakarta: Erlangga.

    Gina Nugraha, d. (2008). Belajar Mudah Fisika SMA. Bandung: Pustaka Setia.

    Hamruni. (2012). Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Insan Madani.

    Kanginan, M. (2004). Fisika untuk SMA. Jakarta: Erlangga.

    Kusnandar. (2014). Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013). Jakarta: Rajawali Pers.

    Resnick, H. a. (1991). Fisika Jilid 1 (terjemahan). Jakarta: Erlangga.

    Sudjono, A. (2012). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

    Tipler, P. (1998). Fisika untuk Sains dan Teknik Jilid 1 (terjemahan). Jakarta: Erlangga.

    Wahyono, E. (2008). Fisika Praktis SMA. Yogyakarta: Pustaka Widyatama.

    Zainuri, I. (2006). Fisika Lengkap SMA. Jakarta: Erlangga.