PBL ETIK

download PBL ETIK

of 15

Transcript of PBL ETIK

MEMBUKA RAHASIA MEDIK

Ketua Sekretaris Anggota

: Galuh Anidya Pratiwi (1102011111) : Balqis Toda (1102011060) : Adroew Pasca Perdana (1102011011) Afnan Fadiya (1102011012) Baiamal Marisa Irarailani Latuconsina (1102011059) Dewi Handayani (1102011076) Dian Asri Gumilang Pratiwi (1102011079) Dila Rizky Pratiwi (1102011080)

``

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI

Jl. Letjen Suprapto, Cempaka Putih, Jakarta 10510 Telp. 62.21.4244574 Fax. 62.21.4244574

SASARAN BELAJAR LO. 1 - MEMAHAMI DAN MENJELASKAN REKAM MEDIS LO. 2 - MEMAHAMI DAN MENJELASKAN RAHASIA MEDIS LO. 3 - MEMAHAMI DAN MENJELASKAN KODEKI LO. 4 - MEMAHAMI DAN MENJELASKAN HUBUNGAN DOKTER PASIEN LO.5 - MEMAHAMI DAN MENJELASKAN SUMPAH HIPPOCRATES DAN SUMPAH DOKTER MUSLIM LO.6 - MEMAHAMI DAN MENJELASKAN UNDANG-UNDANG MEMBUKA RAHASIA MEDIS LO.7 - MEMAHAMI DAN MENJELASKAN AMANAH MENURUT SYARIAT ISLAM

o

o

o o o

o

o

Skenario 1

Membuka Rahasia MedikIbu Desi, seorang perawat, 32 tahun dirawat di kamar 520 Rumah Sakit Harapan sehat. Ia terbaring lunglai sambil memandangi plafon kamar dengan tatapan kosong setelah menjalani operasi kanker serviks stadium satu. Ketika jam berkunjung tiba, ibu Desi merasa gembira karena teman-temannya dating mengunjunginya. Seperti biasa mereka datang membawa biskuit, buah-buahan, makanan kaleng dan lain sebagainya. Keriuhan inipun berkurang ketika dr. Fauziah, dokter bedah ibu Desi memasuki ruangan tersebut. Dr. Fauziah memberitahukan hasil pemeriksaan lab dan patologi Anatomi dari jaringan yang diambil, ternyata hasilnya positif keganasan. Ibu Desi terdiam karena tidak tahu apa yang harus ia lakukan selain tersenyum, teman-teman kantornya saling memandang satu dengan yang lainnya. Setelah menulis saran di rekam medis, dr. Fauziah kemudian pamit meninggalkan kamar. Kini tinggal ibu Desi yang sedih dan pilu karena dr. Fauziah, dokter yang ia percayai telah membuka rahasia medis-nya dan dianggap tidak bisa menjaga amanah, melanggar kode etik kedokteran dan syariat islam. Selama ini dia tidak pernah bercerita kepada siapapun tentang penyakitnya, dan dia sudah mempercayakan penyakitnya kepada dokter yang merawatnya, karena dia yakin dokter akan memegang sumpah Hippocrates. Ibu desi tidak tahu harus berbuat apa, apakah ia akan mengakhiri hubungan dokter pasien yang selama ini terjadi atau membawa kasus ini ke polisi.

LO 1. Memahami dan Menjelaskan Rahasia Medis Rekam medis adalah kumpulan keterangan tentang identitas, hasil anamnesis, pemeriksaan, dan catatan segala kegiatan para pelayan kesehatan atas pasien dari waktu ke waktu. Isi Rekam Medis : Rekam Medis pasien rawat jalan a. Identitas dan falmulir perizinan (lembar hak kuasa) b. Riwayat penyakit (anamnesis) y Keluhan utama y Riwayat sekarang y Riwayat penyakit yang pernah di derita y Riwayat keluarga tentang penyakit yang mungkin diturunkan c. Laporan pemeriksaan fisik (laboraturium, rontgen,scanning dll) d. Diagnosis e. Instruksi diagnostic Rekam Medis pasien rawat inap Sama dengan rekam medis rawat jalan dengan tambahan : a. Persetujuan tindakan medic b. Catatan konsultasi c. Catatan perawat dan tenaga kerja lainnya d. Catatan observasi klinik dan hasil pengobatan e. Resume akhir dan evaluasi pengobatan

LO 2. Memahami dan Menjelaskan Rahasia Medis Rahasia medis : Segala sesuatu yang diketahui oleh orang seperti tenaga medis, mahasiswa kedokteran, pelayanan kesehatan dll, pada waktu atau selama melakukan pekerjaan dalam lapangan kedokterannya. y Pihak yang wajib menyimpan rahasia medis : a. Tenaga medis : Dokter dan dokter gigi b. Tenaga keperawatan : Perawat dan bidan c. Tenaga kefarmasian : Apoteker, analisis farmasi, asisten apoteker

: Epidemiolog kesehatan dan entomolog kesehatan dll. e. Tenaga gizi : Nutrisions dan sanitarians f. Tenaga keterapian fisik : Fisioterapis, terapis wicara, okupasiterapis g. Tenaga keteknisan medis : Raliografes, radioterapis,analis kesehatan dll.

d. Tenaga kesmas

LO.3 Memahami dan mempelajari KODEKI KODEKI adalah rumusan,aturan dan batasan yang mengkaji huungan atau kewajiban seorang dokter dengan teman sejawat ,diri sendiri dan pasien. y Isi KODEKI Kewajiban Umum Pasal 1 Setiap dokter harus menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah dokter. Pasal 2 Seorang dokter harus senantiasa berupaya melaksanakan profesinya sesuai dengan standar profesi yang tertinggi. Pasal 3 Dalam melakukan pekerjaan kedokterannya, seorang dokter tidak boleh dipengaruhi oleh sesuatu yang mengakibatkan hilangnya kebebasan dan kemandirian profesi. Pasal 4 Setiap dokter harus menghindarkan diri dari perbuatan yang bersifat memuji diri. Pasal 5 Tiap perbuatan atau nasehat yang mungkin melemahkan daya tahan psikis maupun fisik hanya diberikan untuk kepentingan dan kebaikan pasien, setelah memperoleh persetujuan pasien. Pasal 6 Setiap dokter harus senantiasa berhati-hati dalam mengumumkan dan menerapkan setiap penemuan teknik atau pengobatan baru yang belum diuji kebenarannya dan hal-hal yang dapat menimbulkan keresahan masyarakat. Pasal 7 Seorang dokter hanya memberi surat keterangan dan pendapat yang telah diperiksa sendiri kebenarannya.

Pasal 7a Seorang dokter harus, dalam setiap praktik medisnya, memberikan pelayanan medis yang kompeten dengan kebebasan teknis dan moral sepenuhnya, disertai rasa kasih sayang (compassion) dan penghormatan atas martabat manusia. Pasal 7b Seorang dokter harus bersikap jujur dalam berhubungan dengan pasien dan sejawatnya, dan berupaya untuk mengingatkan sejawatnya yang dia ketahui memiliki kekurangan dalam karakter atau kompetensi, atau yang melakukan penipuan atau penggelapan, dalam menangani pasien Pasal 7c Seorang dokter harus menghormati hak-hak pasien, hak-hak sejawatnya, dan hak tenaga kesehatan lainnya, dan harus menjaga kepercayaan pasien Pasal 7d Setiap dokten harus senantiasa mengingat akan kewajiban melindungi hidup makhluk insani. Pasal 8 Dalam melakukan pekerjaannya seorang dokter harus memperhatikan kepentingan masyarakat dan memperhatikan semua aspek pelayanan kesehatan yang menyeluruh (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif), baik fisik maupun psiko-sosial, serta berusaha menjadi pendidik dan pengabdi masyarakat yang sebenar-benarnya. Pasal 9 Setiap dokter dalam bekerja sama dengan para pejabat di bidang kesehatan dan bidang lainnya serta masyarakat, harus saling menghormati. Kewajiban Dokter Terhadap Pasien Pasal 10 Setiap dokten wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan segala ilmu dan ketrampilannya untuk kepentingan pasien. Dalam hal ini ia tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan, maka atas persetujuan pasien,ia wajib menujuk pasien kepada dokten yang mempunyai keahlian dalam penyakit tersebut.

Pasal 11

Setiap dokter harus memberikan kesempatan kepada pasien agar senantiasa dapat berhubungan dengan keluarga dan penasehatnya dalam beribadat dan atau dalam masalah lainnya. Pasal 12 Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia. Pasal 13 Setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu tugas perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain bersedia dan mampu memberikannya. Kewajiban Dokter Terhadap Teman Sejawat Pasal 14 Setiap dokter memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana ia sendiri ingin diperlakukan. Pasal 15 Setiap dokter tidak boleh mengambil alih pasien dan teman sejawat, kecuali dengan persetujuan atau berdasarkan prosedur yang etis. Kewajiban Dokter Terhadap Diri Sendiri Pasal 16 Setiap dokter harus memelihara kesehatannya, supaya dapat bekerja dengan baik. Pasal 17 Setiap dokter harus senantiasa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran/kesehatan. http://www.ilunifk83.com/t130-kode-etik-kedokteran-indonesia

LO.4.Memahami dan menjelaskan hubungan dokter-pasien 1. Deternalistik - Prinsip utama : beneticence - Meniadakan hak pasien (consen) - Mulai dikritik tahun 1956 (karena dokter tidak menghargai hak-hak pasien) 2. Kontrak tual - Mulai tahun 1972-1975 - Prinsip utama : otonomi - Fried rights = luadity,autonomy,fidelity,humanity

3. Kontrak terapetik - Hubungan dokter pasien pada umumnya merupakan kontrak - Berlangsung pada saat tertentu tapi hubungan baik harus tetap terjaga - Hubungan dokter pasien dapat dimisalkan seperti hubungan pada waktu membeli mobil bahwa kedua dilakukan dengan illegal untuk memutuskan sikap yang disetujui bersama - Untuk melakukan terapi dokter dan pasien sudah secara langsung terjalin dalam ikatan kontrak - Untuk melakukan terapi dokter dan pasien sudah secara langsung terjalin dalam ikatan kontrak - Pasien ingin diobati dan dokter setuju untuk mengobati - Untuk kontrak yang valid harus ada pengertian kerjasama dari pihak pihak yang terlibat dalam perjanjian tersebut - Apabila pasien menolak dilakukan tindakan medis tersebut.dokter wajib informasi mengenai baik dan buruknya tindakan tersebut - Dalam hubungan ini dokter akan berusaha mungkin dalam memberi jasa pengobatan kepada pasien tetapi dokter tidak buruknya tindakan tersebut - Dalam hubungan ini dokter berusaha sebaik mungkin dalam memberi jasa pengobatan kepada pasien tetapi dokter tidak menjamin akan hasil berhasil dalam memberikan jasa pengobatan. A. Pola-pola Hubungan Dokter Paisen 1) Priesty Model (paternalistik) - Hak penuh pengambilan keputusan oleh dokter-dokter dominan - Prinsip utama = beneficence - meniadakan hak pasien - Mulai dikritik tahun 1956 2) 3) Colleglal model (mitra) Mulai tahun 1972-1975 (social contract) Hak dokter-pasien sejajar Pasien adalah subyek hokum dapat mengambil keputusan Prinsip utama = autonomi Elglneeting model Hak pasien penuh.dokter tidak mengeambil keputusan Pasien dominan Lebih modern

4) Partnership - Dikembangakan setelah belakangan ini di eropa dan amerika

-

Hubungan kontraktual lebih dilihat dari kacamata hokum Dokter dan pasien berpatner untuk melawan pihak ke-3 yaitu penyakitnya Lebih mengutamakan keselamatan pasien Kalau dokter ingin selamat, pasien harus selamat terlebih dahulu supaya tidak ada tuntut menuntut

B. Pengakhiran Hubungan Dokter Pasien - Pasien sembuh - Pasien tidak koperatif - Tidak sesuai kompetensi dokter - Kondisi pasien bukan dalam keadaan gawat darurat yang mengakhiri hubungan dokter pasien

LO.5. Sumpah Hipocrates,Sumpah Dokter Indonesia,dan Sumpah Dokter Muslim yarsi. Sumpah HipocratesSaya berjanji demi Appolo Dewa penyembuh dan Aesculapius dan hygeia,dan panacea kesehatan dan semua dewa-dewa sebagai saksi ,bahwa sesuai dengan kemampuan dan pikiran saya,saya akan mematuhi janji-janji berikut ini :1. 2.

3.

4.

5. 6.

7.

8.

Saya akan memperlakukan guru yang telah mengajarkan ilmu kedokteran ini sama dengan orang tua saya, berbagi materi dengan beliau dan memenuhi keperluannya, Saya akan memperlakukan anak keturunannya akan saya anggap sebagai saudara kandung saya dan akan mengajari mereka ilmu kedokteran ini bila mereka menginginkannya tanpa bayaran atau upah Saya akan memberikan ilmu pengetahuan tentang kedokteran sepeti saya mengajarkannya kepada anak saya sendiri seperti halnya saya mendapatkannya dari para guru saya semua disiplin ilmu dengan tanpa bayaran dan berjanji mengikuti aturan (etika) kedokteran dan bukan aturan yang lain. Saya akan mengikuti system yang beraturan yang menurut kebiasaan dan penilaian saya, saya selalu mempertimbangkan untuk kemanfaatan (benefit) pasien saya dan mendapatkan apa saja baik yang buruk dan kurang baik. Saya akan tidak memberikan obat yang mematikan kepada siapapun walau atas permintaan atau nasihat orang lain, dan selalu dengan cara yang benar. Saya tidak akan memberikan persetujuan kepada wanita untuk menggugurkan kandungannya. Dengan jujur dan hormat saya akan melalui hidup saya dan menjalankan praktek dokter saya. Saya tidak akan membebaskan seseorang yang sedang kesakitan karena tertindih batu tetapi saya akan membiarkannya sampai ada orang yang biasa mengerjakan pekerjaan mengangkat batu. Ke dalam rumah siapa saja yang saya masuki, saya akan menemui mereka untuk kemanfaatan (benefit) dari yang sakit dan akan menghindari setiap kegiatan yang tercela atau korupsi, dan lebih lanjut akan menghindari rayuan wanita atau pria, dari pembantu dan budak. Apapun yang berkaitan dengan pekerjaan professional saya, atau sekalipun tidak berhubungan dengannya,

9. 10.

saya melihat dan mendengar, kehidupan seseorang tidak boleh dibicarakan keluar, saya tidak akan menceritakannya dan semuanya harus tetap dirahasiakan.

Bila saya memegang teguh janji ini dan tidak mengingkarinya, semoga saya mendapatkan pahala dan dapat menikmati hidup bahagia dan menjalankan praktek kedokteran saya, dihormati semua orang, sepanjang waktu, dan sebaliknya apabila saya melalaikan dan mengingkari janji ini semoga sebaliknya yang saya peroleh.

Sumpah Dokter Indonesia Demi Allah saya bersumpah bahwa : 1. Saya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan perikemanusiaan. 2. Saya akan memberikan kepada guru-guru saya penghormatan dan pernyataan terima kasih yang selayaknya 3. Saya akan menjalankan tugas saya dengan cara yang terhormat dan bermoral tinggi,sesuai dengan mertabat pekerjaan saya. 4. Kesehatan penderita akan senantiasa saya utamakan. 5. Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui karena pekerjaan saya dank arena keilmuan saya sebagai dokter. 6. Saya akan memelihara sekuat tenaga martabat dan tradisi luhur jabatan kedokteran. 7. Saya akan memperlakukan teman sejawat saya sebagai mana saya sendiri ingin di perlakukan 8. Dalam menunaikan kewajiban terhadap penderita,saya akan berikhtiar dengan sungguh-sungguh supaya tidak terpengaruh oleh pertimbangan keagamaan,kebangsaan,kesukuan,politik kepartaian,atau kedudukan social. 9. Saya akan menghormati setiap hidup insani mulai dari saat pembuahan. 10. Sekalipun diancam,saya tidak akan mempergunakan pengetahuan kedokteran saya untuk sesuatau yang bertentangan dengan hokum perikemanusiaan. Saya ikrarkan sumpah ini dengan sungguh-sungguh dan dengan mempertaruhkan kehormatan diri saya.

Sumpah Dokter Muslim Yarsi.

Saya bersaksi bahwa sesungguhnya,tidak ada tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa sesungguhnya,nabi Muhammad itu utusan Allah.

1. Saya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan perikemanusiaan; 2. Saya akan memelihara dengan sekuat tenaga martabat dan tradisi luhur jabatan kedokteran;

3. Saya akan menjalankan tugas saya dengan cara yang berhormat dan bersusila, sesuai dengan martabat pekerjaan saya sebagai dokter; 4. Saya akan menjalankan tugas saya dengan mengutamakan kepentingan masyarakat; 5. Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui kepada orang lain karena pekerjaan saya dan karena keilmuan saya sebagai dokter; 6. Saya tidak akan mempergunakan pengetahuan kedokteran saya untuk sesuatu yang bertentangan dengan perikemanusiaan, sekalipun diancam; 7. Saya akan menghormati setiap hidup insani mulai dari saat pembuahan; 8. Saya akan senantiasa menutamakan kesehatan penderita; 9. Saya akan berikhtiar dengan sungguh-sungguh supaya saya tidak terpengaruh oleh pertimbang an keagamaan, kebangsaan, kesukuan, politik kepartaian atau kedudukan sosial dalam menunaikan kewajiban terhadap penderita; 10. Saya akan memberikan kepada guru-guru saya penghormatan dan pernyataan terima kasih yang selayaknya; 11. Saya akan memperlakukan teman sejawat saya sebagai mana saya sendiri ingin diperlakukan; 12. Saya akan mentaati dan mengamalkan Kode Etik Kedokteran Indonesia yang berdasarkan Pancasila; 13. Saya ikrarkan baiat ini dengan sungguh-sungguh dengan mempertaruhkan kehormatan diri saya sebgai DOKTER MUSLIM yang berpedoman pada firman Allah. Bahwa sesungguhnya : shalatku,pengabdianku,kehidupanku dan kematiamku karena Allah pemelihara Alam semesta.

L.O.6 Memahami dan menjelaskan undang-undang yang berhubungan dengan pembukaan Rahasia Medis Setiap dokter dalam melaksanakan praktik kedokteran wajib menyimpan kerahasiaan yang menyangkut riwayat penyakit pasien yang tertuang dalam rekam medis. Rahasia kedokteran tersebut dapat dibuka hanya untuk kepentingan pasien untuk memenuhi permintaan aparat penegak hukum (hakim majelis), permintaan pasien sendiri atau berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Berdasarkan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana, rahasia kedokteran (isi rekam medis) baru dapat dibuka bila diminta oleh hakim majelis di hadapan sidang majelis. Dokter dan dokter gigi bertanggung jawab atas kerahasiaan rekam medis sedangkan kepala sarana pelayanan kesehatan bertanggung jawab menyimpan rekam medis. UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2004 Rekam Medis Pasal 46

(1) Setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktik kedokteran wajib membuat rekam medis. Yang dimaksud dengan rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. (2) Rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus segera dilengkapi setelah pasien selesai menerima pelayanan kesehatan. Dalam hal terjadi kesalahan dalam melakukan pencatatan pada rekam medis, berkas dan catatan tidak boleh dihilangkan atau dihapus dengan cara apa pun. Perubahan catatan atau kesalahan dalam rekam medis hanya dapat dilakukan dengan pencoretan dan dibubuhi paraf petugas yang bersangkutan. (3) Setiap catatan rekam medis harus dibubuhi nama, waktu, dan tanda tangan petugas yang memberikan pelayanan atau tindakan Yang dimaksud dengan petugas adalah dokter atau dokter gigi atau tenaga kesehatan lain yang memberikan pelayanan langsung kepada pasien. Apabila dalam pencatatan rekam medis menggunakan teknologi informasi elektronik, kewajiban membubuhi tanda tangan dapat diganti dengan menggunakan nomor identitas pribadi (personal identification number). Dalam pasal 48 undang-undang No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran pada paragraph 4 mengenai Rahasia Kedokteran, dinyatakan bahwa setiap dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteranwajib menyimpan rahasia kedokteran. Rahasia kedokteran dapat dibuka hanya untuk kepentingan kesehatan pasien, memnuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka penegakan hukum, permintaan pasien sendiri atau berdasarkan ketentuan perundangundangan. Pasal 322 KUHP yang berbunyi: (1) Barang siapa dengan sengaja membuka suatu rahasia yang ia wajib menyimpannya oleh karena jabatan atau pekerjaannya, baik yang sekarang maupun yang dulu, dihukum dengan hukuman penjara selama-selamanya sembilan bulan atau denda banyak-banyaknya enam ratus rupiah. (2) Jika kejahatan ini dilakukan terhadap seseorang tertentu,ia hanya dituntut atas pengaduan orang itu.

LO.7 Memahami dan Menjelaskan Amanah Menurut Syariat Islam Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul dan janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedangkan kamu mengetahui. (QS al-Anfal [8]: 27). Ayat ini menegaskan syariat luhur bernama amanah. Berasal dari kata amuna, yamunu, amanatan, amanah berarti jujur dan dapat dipercaya. Berkembang menjadi kata aminah yang berarti aman tenteram. Lalu muncul derivasi lain, amanah, artinya saling percaya.

Menjaga Amanah dalam Islam Dari gramatikal amanah ini lahir pemahaman bahwa kejujuran akan memberi rasa aman bagi semua pihak sehingga lahir rasa saling percaya. Saat seseorang memelihara amanah sama halnya dengan menjaga harga dirinya, sekaligus sebagai satu rumpun kata dan makna dengan iman. Dari Anas bin Malik, Rasulullah SAW bersabda, Tidak ada iman bagi yang tidak amanah (tidak jujur dan tak bisa dipercaya), dan tidak ada agama bagi yang tidak menepati janji. (HR Baihaqi). Di antara indikator seseorang yang sukses dalam hidup adalah ketika dia mampu menjaga harkat dan martabat dirinya. Dan itu artinya ia cerdas mengelola amanah. Ia jujur dengan kata hatinya. Apa yang ada di hati ia ucapkan. Dan apa yang diucapkan, sudah ia pikirkan dan istiqamah untuk diamalkan. Jika engkau miliki empat hal, engkau tidak akan rugi dalam urusan dunia: menjaga amanah, jujur dalam berkata, berakhlak baik, dan menjaga harga diri dalam (usaha, bekerja) mencari makan. (HR Ahmad). Terkait dengan kebutuhan dunia yang serbamateri, agama kita tidak mengenal konsep sense of material belonging, rasa memiliki dunia atau materi. Islam mendidik umatnya untuk memiliki sense to be entrusted. rasa diamanahi. Semua materi yang ada pada dirinya bukan sama sekali miliknya, tapi titipan dan amanah dari Allah untuk dijaga. Karena, siapa pun yang mencoba mengakui milik-Nya akan berakhir mengenaskan. Cukuplah Firaun dan Qarun menjadi pelajaran buat kita. Menjaga amanah memang berat, bahkan mahaberat. Makhluk langit, bumi, dan gunung pernah ditawari untuk mengemban amanah-Nya, tapi semua menolaknya. Semua makhluk Allah yang notabene jauh lebih besar dari makhluk manusia ini merasa berat dan sangat khawatir kalau nanti tidak akan kuat mengembannya. (QS al-Ahzab [33]: 72). Hanya manusia, yang sok merasa sanggup dan kuat mengemban amanah-Nya. Meski tidak sedikit yang lulus dan sanggup mengemban amanah-Nya seperti para nabi dan rasul dan orang-orang saleh yang telah dipilih oleh Allah. Lalu, bagaimana kita bisa menjaga amanah? Laa mulkiyyah, we have but nothing. Sepertinya kita punya, tapi sebenarnya tidak punya apa apa. Tugas hidup ini mengakui semua mililk-Nya, lalu menggunakannya di jalan Allah dengan rasa syukur dan rendah hati (QS Ibrahim [14]: 7). Sesungguhnya kita mengetahui bahwa segala bentuk penyelewengan yang dilakukan akhir-akhir ini, disebabkan rendahnya komitmen untuk menjaga amanah. Padahal, menjaga amanah itu bagian penting di dalam kehidupan ini. Andai kata negara ini dikelola dengan amanah, maka kesejahteraan masyarakatnya tentu sudah jauh lebih baik dari sekarang ini. Menjaga Amanah dalam Islam amanah dalam islam,menjaga amanah dalam islam,menjaga amanat,saling percaya dalam islam,Jujur dan Amanah dalam Islam,orang amanah,menjaga amanah menurut islam,ramadhan menjaga amanah,menjaga amanah dalam syariat islam,menjaga amanah dalam

bisnis,MENJAGA AMANAH,jujur dan amanah dalam bisnis,beratnya amanah dalam islam,syariat islam tentang menjaga amanah. Perkataan Imam Syafii tentang mengemban amanah Dalam suatu majelis,imam SyafiI menanyakan kepada murid nya,kepada semua murid-murid ku aku memiliki 2 dua pertanyaan, 1.Tahukah kalian tentang apa yang paling berat di dunia ini ? Murid nya yang pertama menjawab yang paling berat di dunia ini adalah batu wahai guru. Salah, Imam SyafiI menjawab . Murid nya yang kedua menjawab yang paling berat di dunia ini adalah gunung wahai guru. Imam SyafiI menjawab bahwa sesungguhnya yang paling berat di dunia ini adalah MENGEMBAN AMANAH Agama Islam mengharuskan setiap pemeluknya memiliki hati dan perasaan yang mawas dan kuat, dengan hati yang mawas dan kuat semua hak-hak Allah dan hak-hak manusia dapat dipelihara dengan baik, semua amal perbuatan dapat dijauhkan dari sikap ekstrim dan memudah-mudahkan. Karena itulah agama Islam ini mewajibkan setiap muslim memiliki sifat dapat dipercaya (amanah). Amanah dalam perspektif agama Islam memiliki makna dan kandungan yang luas, di mana seluruh makna dan kandungan tsb bermuara pada satu pengertian yaitu setiap orang merasakan bahwa Allah swt senantiasa menyertainya dalam setiap urusan yang dibebani kepadanya, dan setiap orang memahami dengan penuh keyakinan bahwa kelak ia akan dimintakan pertanggung jawaban atas urusan tsb sebagaimana yang telah dijelaskan dalam sabda Rasulullah saw : Masing-masing kalian adalah pemimpin, dan masing-masing kalian akan ditanya tentang kepemimpinannya, seorang imam adalah pemimpin dan akan ditanya tentang kepemimpinannya, seorang laki-laki adal pemimpin dalam keluarganya, dan dia akan ditanya tentang kepemimpinannya, seorang wanita adalah pemimpin di rumah suaminya dan akan ditanya tentang kepemimpinannya, dan seorang pembantu adalah pemimpin dalam memelihara harta tuannya dan ia akan ditanya pula tentang kepemimpinannya, (HR Imam Bukhori). Sementara pengertian amanah menurut kaca mata kebanyakan orang awam seringkali diletakan pada pemahaman yang sempit, yaitu sebatas memelihara barang titipan, padahal makna hakikatnya jauh lebih besar dan lebih berat dari makna yang diduga. Amanah adalah sebuah kewajiban, di mana sudah seharusnya semua orang Islam saling mewasiatinya dan memohon bantuan kepada Allah swt dalam menjaganya, bahkan ketika seseorang hendak bepergian sekalipun setiap saudaranya seharusnya berpesan kepadanya : Aku memohon kepada Allah swt agar Ia terus menjaga agama engkau, amanah dan akhir amalan engkau, (HR Imam Tirmidzi).

DAFTAR PUSTAKA Hanafiah, M. Jusuf, Amri Amir.1999.Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan.Penerbit Buku Kedokteran EGC. Ilham, Muhammad Arifin.2011.Friday,29April2011.10:16WIB