PBL BLOK 24 Inkompabilitas ABO

download PBL BLOK 24 Inkompabilitas ABO

of 12

description

blok 24

Transcript of PBL BLOK 24 Inkompabilitas ABO

Inkompabilitas ABOPada Bayi Usia 3 Hari

Gari Kharisma102010131B1

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJl.Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510PENDAHULUANHiperbilirubinemia merupakan salah satu fenomena klinis yang paling sering ditemukan pada bayi baru lahir. Lebih dari 85% bayi cukup bulan yang kembali dirawat dalam minggu pertama kehidupan disebabkan oleh keadaan ini. Hiperbilirubinemia menyebabkan bayi terlihat berwarna kuning, keadaan ini timbul akibat akumulasi pigmen bilirubin (4Z, 15Z bilirubin IX alpha) yang berwarna ikterus pada sklera dan kulit. Pada masa transisi setelah lahir, hepar belum berfungsi secara optimal, sehingga proses glukuronidasi bilirubin tidak terjadi secara maksimal. Keadaan ini akan menyebabkan dominasi bilirubin tak terkonjugasi di dalam darah.1Pada kebanyakan bayi baru lahir, hiperbilirubinemia tak terkonjugasi merupakan fenomena transisional yang normal, tetapi pada beberapa bayi, terjadi peningkatan bilirubin secara berlebihan sehingga bilirubin berpotensi menjadi toksik dan dapat menyebabkan kematian. Dengan demikian, setiap bayi yang mengalami kuning, harus dibedakan apakah ikterus yang terjadi merupakan keadaan yang fisiologis atau patologis seperti inkompabilitas ABO dan rhesus, sepsis neonatal, breast feeding jaundice, dan perdarahan intrakranial.Pada Inkompatibilitas ABO, hiperbilirubinemia lebih menonjol dibandingkan dengan anemia dan timbulnya pada 24 jam pertama. Reaksi hemolisis terjadi selagi zat anti dari ibu masih terdapat dalam serum bayi.1-3

ANAMNESISAnamnesis merupakan wawancara riwayat kesehatan pasien baik secara langsung atau tidak langsung yang memiliki tiga tujuan utama yaitu mengumpulkan informasi, membagi informasi, dan membina hubungan saling percaya untuk mendukung kesejahteraan pasien. Informasi atau data yang dokter dapatkan dari wawancara merupakan data subjektif berisi hal yang diutarakan pasien kepada dokter mulai dari keluhan utama hingga riwayat pribadi dan sosial.2Dalam kasus ini, dokter melakukan anamnesis secara tidak langsung (alloanamnesis) melalui ibu karena pasien seorang bayi berusia 48 jam. Riwayat kesehatan yang perlu dikumpulkan meliputi : (1) Identifikasi data meliputi nama, usia, jenis kelamin, dan alamat; (2) Keluhan utama yang berasal dari kata-kata orang tua yang menyebabkan pasien membutuhkan perawatan yaitu bayi tersebut tampak kuning; (3) Riwayat penyakit saat ini meliputi pendekatan yang dijelaskan berikutnya; (4) Riwayat kesehatan masa lalu seperti pemeliharaan kesehatan, mencakup imunisasi, uji skrining dan penyakit yang diderita oleh ibu; (5) Riwayat keluarga yaitu diagram usia dan kesehatan, atau usia dan penyebab kematian dari setiap hubungan keluarga yang paling dekat mencakup kakek-nenek, orang tua, saudara kandung, anak, cucu dan (6) Riwayat Pribadi dan Sosial seperti aktivitas hiburan, diet sehari-hari, serta situasi ibu saat hamil.2Sebelum melakukan pemeriksaan fisis pada neonatus, harus dilakukan anamnesis yang cermat untuk mengetahui hal-hal berikut: (1) Riwayat terdapatnya penyakit keturunan; (2) Riwayat kehamilan-kehamilan sebelumnya (Gravida 1 Para 1 Abortus 0); (3) Riwayat kehamilan sekarang (konsumsi obat-obatan dan trauma yang dialami selama kehamilan) dan (4) Riwayat persalinan sekarang (normal atau sungsang, partus spontan, partus presipitatus, atau partus buatan).3Pendekatan bayi dengan ikterus membutuhkan beberapa informasi terstruktur seperti (1) Berat badan bayi baru lahir; (2) Masa gestasi dan (3) Usia dalam jam untuk menentukan apakah ikterus fisiologik atau patologik.3Pertanyaan yang patut ditujukan untuk ikterus patologik antara lain (1) Golongan darah dan Rhesus ibu untuk riwayat inkompabilitas darah; (2) Penyakit ibu selama hamil untuk riwayat sepsis neonatal dan (3) Waktu pengeluaran mekonium dan urin pertama.3PEMERIKSAAN FISIKTanda-Tanda VitalSesudah penampakan umum janin dievaluasi, pemeriksaan harus diteruskan dengan penilaian tanda-tanda vital, terutama frekuensi jantung (frekuensi jantung normal 120-160 denyut/menit), frekuensi pernapasan (frekuensi normal 30-60 pernapasan/menit), suhu (biasanya pada mulanya dilakukan pengukuran per rektal dan kemudian melalui aksila), dan tekanan darah (sering dicadangkan untuk bayi sakit). Selain itu, panjang tubuh, berat badan, dan lingkar kepala harus diukur dan dicatat pada kurva pertumbuhan untuk menentukan apakah pertumbuhan normal, terlalu cepat, atau terlambat menurut usia kehamilan tertentu.Kulit Abnormalitas kulit yang abnormal (kulit kolodion; aplasia kutis; sklerema neonatorum) Warna bayi kaukasia yang normal adalah merah muda. Pucat: anemia atau perfusi yang buruk Warna kelabu: asidosis Plethora: polisitemia Ekimosis: trauma lahir Ikterus: peningkatan bilirubin yang bereaksi indirek. Ruam (milia) Lesi vaskuler (hemangioma) Lesi berpigmen dan nevi (bercak Mongolian)

PEMERIKSAAN PENUNJANGPengukuran bilirubin diindikasikan jika ikterus pada usia kurang dari 24 jam dan tampaknya signifikan pada pemeriksaan klinis.

Gambar 4. Grafik Bilirubin Serum Total terhadap Usia Pasca NatalPemeriksaan lebih lanjut, selain bilirubin serum total, yang mungkin dibutuhkan (usia