PBL 1 NU

7
PBL 1 Kasus : Andi adalah salah seorang laki laki berusia 18 tahun merasakan bahwa air kencingnya bertambah pekat sejak siang hari ini . selain bertambah pekat volumenya juga dirasakan lebih sedikit dari biasanya. Serta berwarna kuning gelap tidak seperti biasa biasanya. 1. RPS Identitas pasien : a. Nama : andi b. Usia : 18 thn c. Jenis kelamin : laki laki Keluhan utama : warna air kencing lebih gelap dan volumenya lebih sedikit dari biasanya. Onset : siang hari ini Kualitas : - Kuantitas : - Pemberat : - Memperingan : - Keluhan penyerta : - RPD : - RPK : - RSE : - Konsumsi air 24 jam terakhir Konsumsi makanan Frekuensi miksi Keluhan lain yang dirasakan Air kencingnya berbau seperti apa ? (waktu kencing bagaimana ?) Apakah ada nyeri/ sakit ? seperti apa ? 2. Anatomi a. Ren Bagian cavitas abdomen Jumlah 2 dextra dan sinistra Letak setinggi t 11-12 (dextra) Bentuk sepetti kacang : konkaf dan konvex Bagian medial : hillum : arteri dan vena, nervus, ureter Pendarahan : arteri : renalis – aorta pars abdominalis

description

NU

Transcript of PBL 1 NU

Page 1: PBL 1 NU

PBL 1Kasus :

Andi adalah salah seorang laki laki berusia 18 tahun merasakan bahwa air kencingnya bertambah pekat sejak siang hari ini . selain bertambah pekat volumenya juga dirasakan lebih sedikit dari biasanya. Serta berwarna kuning gelap tidak seperti biasa biasanya.

1. RPSIdentitas pasien : a. Nama : andi b. Usia : 18 thnc. Jenis kelamin : laki lakiKeluhan utama : warna air kencing lebih gelap dan volumenya lebih sedikit dari biasanya.Onset : siang hari iniKualitas : -Kuantitas : -Pemberat : -Memperingan : -Keluhan penyerta : -RPD : -RPK : -RSE : -Konsumsi air 24 jam terakhirKonsumsi makanan Frekuensi miksi Keluhan lain yang dirasakan Air kencingnya berbau seperti apa ? (waktu kencing bagaimana ?) Apakah ada nyeri/ sakit ? seperti apa ?

2. Anatomia. Ren

Bagian cavitas abdomen Jumlah 2 dextra dan sinistra Letak setinggi t 11-12 (dextra) Bentuk sepetti kacang : konkaf dan konvex Bagian medial : hillum : arteri dan vena, nervus, ureter Pendarahan : arteri : renalis – aorta pars abdominalis Arteri segmentalis lobaris lobularis arcuata interlobularis aferen glomerulur eferen kapiler vena (kebalikan arteri) dextra : vena cava inferior, sinistra (v. testicularis / ovarica, v. frenica inferior, v. adrenal sinistra) Nervus : simpatis (splanichi abdominal) parasimpatis (truncus vagalis

anterior “sinistra”, posterior” dextra”) Potongan Coronal : cortex dan medulla

b. Ureter Struktur otot yang berfungsi menyalurkan urin ke VU

Page 2: PBL 1 NU

Perdarahan : arteri (renalis, testicularis/ ovarica, vesicularis superior) dan vena (mengikuti nama arteri)

2 pars : 1. parsabdominal : plexus renalis abdominal aortic dan plexus hipogastrica superior 2. Pars pelvical : plexus splanichus pelvicus

Penyempitan : 1. Ketika keluar dari renal (pelvico ureterica junction) 2. Ketika bersilangan dengan arteri iliaca communis 3. Ketika masuk ke VU

c. Vesica Urinari Vu adalah organ yang berfungsi menampung urin sementara Organ berada di pelvis bentuknya segitiga, dan elastis ketika menampung

urin dalam jumlah banyak. Struktur : apex dan basis Punya penggantung : bertujuan vu terfiksasi dibawah pelvis : 1.

Ligamentum puboprostaticum lateralis 2. Lig. Pubovesicalis medialis 3. Lig. Rectovesicalis 4. Lig. Umbilicalis mediana dan medialis

Vaskularisasi : cranial / basis : A. Vesicalis superior , inferior : a. Vesicalis inferior , wanita : a. vaginalis , fundus : pria : a. Diferensialis wanita : a. Vesicalis inferiordan a. Vaginalis. Vena : plexus venosus prostaticus

Inervasi : simpatis : plexus hipogastricus, parasimpatis : plex. Hipogastricus inferior

Lubang : OUI uretrad. Uretra

Wanita : > pendek Laki laki : 3 pars : 1 prostatica 2. Membranasea 3. Spongiosa Ujung uretra ada lubang : OUE

3. Histologia. REN

2 parenkim : cortex dan medulla Cortex : lebih gelap, penyusun dalam : corp. Renalis. Ada pyramida renalis,

diperbesar glomerulus kapiler capsula bowman : visceral (1. Modifikasi sel dari epitel endotel (sel podocyte) 2. Sel endotel dari kapiler 3. Sel mesangeal) parietal : epitel squamous simpleks

Ada space antara visceral dan parietal : bownman space : untuk menampung darah yang sudah di filtrasi

Crp. Renalis : 2 poilus : 1. Polus vascularis (isinya : arteriol aferen dan eferen) 2. Polus urinari (tub. Kontortus proximal)

Aparatus jukstaglomerular : 1 makula densa (modifikasi epitel TKD) 2. Sel juksta (modifikasi arteriol aferen di tunica muscularisnya) 3. Sel mesangeal / lacys. Funsinya : menghasilkan hormon ADH

Bagian yang bertugas menfiltrasi ada barier atau saringan : 3 lapis : 1. Celah endotel 2. Membrana basalis 3. Pedikel dari podocyte

Nefron : glomerulus, TKP, TKD, ansa henle TKP : ep. Kuboid simpleks, apikal sel ada brush border : jika diliat dari

mikroskopis terlihat kotor. TKD : tersususn ep. Kuboid simpleks, tidak ada brush border lumen

terlihat bersih, sitoplasma jernih. Ansa henle : 1. Tebal (ada di cortex , ep. Kuboid simpleks) 2. Tipis. Inti

menjorok ke lumen

Page 3: PBL 1 NU

TK : bukan bagian dari nefron, ep kuboid tingg/ kolumner, pucat, batas antar sel jelas.

Calyces renalis : mayor dan minor : epitel transisional., terdiri 2 lapisan otot sir dan long.

b. URETER Lapisan : mukosa (ep. transisional) muskularis (long sir long) adventisia

c. VU Wanita : dibawah rahim dan rectum laki : di depan rectum diatas prostat Susunan seperti ureter tapi lebih tebal, karena ada susunan muskulus atau

ruge : kalau penuh meregang Epitel transisional

d. URETRA 2 macam epitel : 1. Ep. Transisional, 2 epitel squamous kompleks non

keratin (semakin ke distal)4. Fisiologi system urinaria

Fungsi : 1. ekstensi dan eliminasi zat zat sisa metabolisme (urea, as. Urat, kreatinin, dll) 2. Regulasi (tek. Darah, hormon (eritropoitin untuk pembentukan SDM, aldosteron dan ADH untuk mengatur jumlah cairan pada tubuh, prostaglandin : mekanisme tubuh) mengatur met. ion kalsium dan vit D) 3. homeostatis CES 4. Mempertahankan nutrisi yang masih diperlukan oleh tubuh 5. Bekerjasama dengan system lain. Ex : digestive, dll

5. Proses fisiologi pembentukan urinAliran filtrat pada tubulus di nefron kapiler glomerulus di kumpulkan di capsula bowman tuibulus proksimal ansa henle tubulus distal duktis koligent.Proses dasar :1. Filtrasi golmerulus : plasma bebas protein tersaring melalui kapiler glomerulus

kedalam capsula bowman sewaktu darah mengalir ke glomerulus. N : 20% tersaring masuk. Membutuhkan gaya : 1. Tekanan darah kapiler glomerulus (mempercepat)2.

Tek. Osmotik koloid plasma (melawan laju filtrasi) 3. Tek. Hidrostatik kapsula bowman (melawan laju filtrasi)

Rumus LFG : koefisin filtrasi x tek. Filtrasi netto (tek, darah kapiler- tek osmotik + tek hidrostatik) N : lk : 125 ml/ menit pr : 115 ml/menit.

1140 ml/ menit darah masuk ke ginjal (22%)2. Reabsorpsi : filtrat mengalir melalui tubulus bahan yang bermanfaat oleh

tiubuh dikembalikan ke kapiler pertubuler. 180 yang disaring : 178,5 L di reabsorpsi. Sisanya mengalir ke pelvis ginjal untuk dikeluarkan sebagai urin.

3. Sekresi tubulus : pemindahan selektif bahan bahan peritubulus ke dalam lumen tubulus

Sasbel :

1. Dehidrasi selain karena kekurangan minum a. Luka bakarb. Diabetes insipidusc. Diare

Page 4: PBL 1 NU

d. Muntah2. Mekanisme Refleks miksi dan kontrol volunter miksi ?

a. Refleks miksiKandung kemih terisi > 400 ml urin merangsang reseptor regang di VU 1.diteruskam ke saraf parasimpatis menstimulus VU berkontraksi diikuti relaksasi sphincter internus uretra 2.Dan menghambat neuron motorik ke sphincter externus miksiDewasa : ada proses kontrol Anak anak : tidak ada proses kontrol karena serabut sarafnya belum sempurna

b. Kontrol volunter Hampir sama refleks (bedanya, kita sadar kalo pengen miksi)VU terisi menyadari ingin miksi impuls ke cortex cerebri stimulus neuron motorik sphincter externus kontraksi urin tidak berhasil dikeluarkan ditahan dan tidak keluar bisa ntaran aja.

3. Peran ginjal dalam keseimbangan cairan dan elektrolit terkait ginjal

a. Hormon : ADH, aldosteron, ANP ANP volume di intra vasculer naik volume dijantung naik ada

regangan di atrium kanan stimulasi ANP ke arteriol aferen di ginjal relaksasi GFR meningkat memproduksi na ++ Na di ekskresi lebih banyak.Fungsi : menghambat renin dan aldostreron dan reabsorbsi Na.

ADH di prosuksi di hipothalamus dan di keluarkan oleh neuro hipofisis ADH keluar ketika volume cairan di intra berfungsi untuk

Aldosteron volume cairan di intra vasculer turun dan TD tinggi merangsang ren hasilin renin angiotensinogen angiotensin 1 Angiotensin 2 oleh ACE ke hipothalamus dan kelenjar supra renal rangsang ren hasilin aldosteron retensi garam dan air ait di tubulus bisa di reabsosbsi di tubulus TD turun

b. Konserntrasi NA meningkat aktifin osmoreseptor merangsang sekresi ADH timbul rasa haus sehingga ekskresi urin dikurangi dan menambah intake air Normal

c. Konsentrasi Na turun hambat osmoreseptor sekresi ADH di kurangi meningkatkan ekskresi urin

4. Kenapa bisa haus ? bagaiman mekanismenya ?Pusat haus di hipothalamus 1. Peningkatan osmolaritas ECS dehidrasi ntraseluler di pusat rasa haus

rangsang haus (untuk membantu mengencerkan cairan ekstra seluler dan mengembalikan osmolaritas kembali ke normal)-Penikngtana ECS rangsang osmoreseptor neuron hipothalamus yang sintesis vasopresin dilepaskan neurohipofisi berikatan dengan reseptornya di DK memicu terbentuknya aquoforin reabsorbsi cairan ke vasa recta terbentuknya urin menjadi lebih pekat.

2. Penurunan volume cairan ekstraseluler dan tekanan arterial bekerja di jalur yang tidak bergantung pada stimulasi untuk peningkatan osmolaritas cairan kehilangan melalui perdarahan akan merangsang rasa haus.

Page 5: PBL 1 NU

Terjadi karena ada input netral dari baroreseptor internal dan sistemik dalam sirkulasi.

3. Angiotensin 2 berhubungan dengan hipovolemik dan TD rendah membantu memulihkan TD kembali normal bersama dengan angiotensin 2 pada ginjal untuk menurunkan ekskresi cairan.

4. Lain kekeringan mulut dan membran mukosa haus.

Info 3 : puasa dan aktivitas biasa

Selesai

Batasan masalah

Identikikasi masalah

Analisis masalah

1. Anatomia. Saluran atas (dinar)

2. Histologia. Salutan atas (ivan)

3. Fisiologia. Sistem NU saluran atas ( ghaida)b. Pembentukan urin (vinda)

Sasbel1. Dehidrasi kecuali akibat puasa (syifa & atin )

a. Luka bakar SYIFAb. Penyakit hati kronik SYIFAc. Diabetes insipidus ATINd. DIARE & MUNTAH ATIN

2. Mekanisme berkemih ( pusva)a. Refleks miksi b. Kontrol volunter

3. Keseimbangan cairan dan elektronik (miftachul)4. Mekanisme haus (nining)5. KUPAS TUNTAS DEHIDRASI

a. DEFINISI (IVAN)b. JENIS DEHIDRASI ( RINGAN, SEDANG, BERAT) (DINNAR)c. TALAK (ATIN)d. MEKANISME DEHIDRASI KARNA PUASA DAN LARI PAGI (GHAIDA)

EDITOR: YUPITA MAYA DAN DIMMI