Patogenesis Dan Patofisiologi Polip Nasi

2
Patogenesis dan patofisiologi polip nasi Ada beberapa teori yang mempostulatkan bagaimana patogenesis dari polip hidung dapat terjadi, meskipun ada beberapa teori, para dokter dan ahli setuju bahwa polip hidung merupakan hasil dari inflamasi pada mukosa hidung dan saluran pernafasan. Inflamasi merupakan respon dari sel yang cedera dan cedera nya sel dapat diakibatkan oleh infeksi oleh virus, bakteri ataupun karena inhalasi dari zat yang iritatif. Saat sel mengalami cedera maka akan timbul proses perbaikan jaringan dengan re-epitelialisasi dan inflamasi. e-epitelialisasi yang terjadi terkadang tidak sempurna dan proses inflamasi yang menyebabkan edema juga akan mengakibatkan timbulnya lesi berupa massa. Salah satu teori yang sudah cukup terbukti adalah teori dari !ernstein yang dipublikasikan  pada tahun "##$. % eori ini berpusat pada perubahan ak tivitas bioelektrikal dari kanal natrium dan pompa &a-' A% (-ase. !ernstein mengklaim bahwa cedera pada mukosa hidung disebabkan oleh gesekan udara yang dihasilkan dari turbulensi udara yang melewati rongga hidung. )edera sel diperparah oleh adanya inflamasi akibat infeksi dari virus dan bakteri secara berulang, sehingga akan mengakibatkan ulserasi pada mukosa hidung menjadi lebih mudah terjadi. Sebagai konsekuensi dari k erusakan mukosa, ada perub ahan pada transport ion melalui membran mukosa. (erubahan yang terjadi adalah gangguan dari sekresi ion )l -  ke rongga hidung yang mengakibatkan peningkatan influ* ion &atrium dari lingkungan ekstraselular ke intraselular. (erubahan lain yang terjadi adalah gangguan dari pompa &a-' A% (-ase, yang terjadi akibat proses peradangan yang melibatkan eosinofil. (enelitian mengatakan bahwa pada proses pembentukan polip hidung, sel %h+ banyak memegan  peranan dalam inflamasi, sel %h+ akan mengeluarkan mediator inflamasi seperti interleukin- yang akan mengaktivasi eosinofil. osinofil akan menghasilkan Major Basic Protein /!(0 yang akan mengganggu fungsi dari pompa &a-' A% (-ase. (ompa &a-' A% (-ase berfungsi untuk memompa ion natrium keluar dari sel dan ion kalium masuk ke dalam sel, jika fungsinya terganggu akan terjadi retensi ion natrium. Influ* dan retensi ion &atrium ini menyebabkan terjadinya retensi air intra seluler sehingga timbul edema. eabsorbsi air ke arah intraselular mengakibatkan mukus pada rongga hidung menjadi lebih kental sehingga transport mukus oleh epitel silia terganggu, hal ini akan mengakibatkan terganggunya airflow pada rongga hidung sehingga mengakibatkan gejala hidung tersumbat, hiposmia, anosmia dan mengorok. 1angguan transport mukus oleh silia mengakibatkan gejala rhinorrhea 2bstruksi dari meatus media dapat mengakibatkan gejala- gejala sinusitis seperti kepala yang terasa berat dan inflamasi pada mukosa hidung mengakibatkan hipervaskularisasi yang dapat menyebabkan gejala epistaksis. Selain cederamya sel mukosa, hal yang dapat menyebabkan terjadinya polip secara genetik adalah mutasi dari gen autosomal )3% )ystic 3ibrosis %ransmembrane egulator0 yang terjadi pada pasien dengan cystic fibrosis. /utasi pada gen )3% dapat mengakibatkan  perubahan pada jumlah kanal natrium y ang terbuka pada membran sel, sehingga menyebabkan influ* natrium berlebih yang diikuti oleh air sehingga terjadi edema.

Transcript of Patogenesis Dan Patofisiologi Polip Nasi

Page 1: Patogenesis Dan Patofisiologi Polip Nasi

7/23/2019 Patogenesis Dan Patofisiologi Polip Nasi

http://slidepdf.com/reader/full/patogenesis-dan-patofisiologi-polip-nasi 1/2

Patogenesis dan patofisiologi polip nasi

Ada beberapa teori yang mempostulatkan bagaimana patogenesis dari polip hidung dapat

terjadi, meskipun ada beberapa teori, para dokter dan ahli setuju bahwa polip hidung

merupakan hasil dari inflamasi pada mukosa hidung dan saluran pernafasan. Inflamasi

merupakan respon dari sel yang cedera dan cedera nya sel dapat diakibatkan oleh infeksi oleh

virus, bakteri ataupun karena inhalasi dari zat yang iritatif. Saat sel mengalami cedera maka

akan timbul proses perbaikan jaringan dengan re-epitelialisasi dan inflamasi. e-epitelialisasi

yang terjadi terkadang tidak sempurna dan proses inflamasi yang menyebabkan edema juga

akan mengakibatkan timbulnya lesi berupa massa.

Salah satu teori yang sudah cukup terbukti adalah teori dari !ernstein yang dipublikasikan

 pada tahun "##$. %eori ini berpusat pada perubahan aktivitas bioelektrikal dari kanal natrium

dan pompa &a-' A%(-ase. !ernstein mengklaim bahwa cedera pada mukosa hidung

disebabkan oleh gesekan udara yang dihasilkan dari turbulensi udara yang melewati rongga

hidung. )edera sel diperparah oleh adanya inflamasi akibat infeksi dari virus dan bakteri

secara berulang, sehingga akan mengakibatkan ulserasi pada mukosa hidung menjadi lebih

mudah terjadi. Sebagai konsekuensi dari kerusakan mukosa, ada perubahan pada transport

ion melalui membran mukosa. (erubahan yang terjadi adalah gangguan dari sekresi ion )l- ke

rongga hidung yang mengakibatkan peningkatan influ* ion &atrium dari lingkungan

ekstraselular ke intraselular. (erubahan lain yang terjadi adalah gangguan dari pompa &a-'

A%(-ase, yang terjadi akibat proses peradangan yang melibatkan eosinofil. (enelitian

mengatakan bahwa pada proses pembentukan polip hidung, sel %h+ banyak memegan

 peranan dalam inflamasi, sel %h+ akan mengeluarkan mediator inflamasi seperti interleukin-

yang akan mengaktivasi eosinofil. osinofil akan menghasilkan Major Basic Protein /!(0

yang akan mengganggu fungsi dari pompa &a-' A%(-ase. (ompa &a-' A%(-ase berfungsi

untuk memompa ion natrium keluar dari sel dan ion kalium masuk ke dalam sel, jika

fungsinya terganggu akan terjadi retensi ion natrium.

Influ* dan retensi ion &atrium ini menyebabkan terjadinya retensi air intra seluler sehingga

timbul edema. eabsorbsi air ke arah intraselular mengakibatkan mukus pada rongga hidung

menjadi lebih kental sehingga transport mukus oleh epitel silia terganggu, hal ini akan

mengakibatkan terganggunya airflow pada rongga hidung sehingga mengakibatkan gejala

hidung tersumbat, hiposmia, anosmia dan mengorok. 1angguan transport mukus oleh silia

mengakibatkan gejala rhinorrhea 2bstruksi dari meatus media dapat mengakibatkan gejala-

gejala sinusitis seperti kepala yang terasa berat dan inflamasi pada mukosa hidung

mengakibatkan hipervaskularisasi yang dapat menyebabkan gejala epistaksis.

Selain cederamya sel mukosa, hal yang dapat menyebabkan terjadinya polip secara genetik

adalah mutasi dari gen autosomal )3% )ystic 3ibrosis %ransmembrane egulator0 yang

terjadi pada pasien dengan cystic fibrosis. /utasi pada gen )3% dapat mengakibatkan

 perubahan pada jumlah kanal natrium yang terbuka pada membran sel, sehingga

menyebabkan influ* natrium berlebih yang diikuti oleh air sehingga terjadi edema.

Page 2: Patogenesis Dan Patofisiologi Polip Nasi

7/23/2019 Patogenesis Dan Patofisiologi Polip Nasi

http://slidepdf.com/reader/full/patogenesis-dan-patofisiologi-polip-nasi 2/2