Pasar Bebas
-
Upload
toat-dwitama -
Category
Documents
-
view
90 -
download
1
description
Transcript of Pasar Bebas
PENGARUH PASAR BEBAS INDONESIA
A. Latar belakang.
Perdagangan Bebas adalah proses kegiatan ekonomi yang dilakukan dengan tidak adanya
hambatan buatan (hambatan yang diterapkan pemerintah) dalam perdagangan antar
individual-individual dan perusahaan-perusahaan yang berada di negara yang berbeda.
Dengan tidak adanya hambatan yang diterapkan pemerintah dalam melaksanakan
perdagangan, tentunya ada kebebasan aturan, cara, dan jenis barang yang dijual. Maka,
munculah persaingan dagang yang ketat baik antar individu ataupun perusahaan yang berada
di Negara yang berbeda yaitu yang kita kenal dengan istilah ekspor dan impor atau proses
penjualan dan pembelian yang dilakukan antar Negara.
Liberalisasi perdagangan ACFTA yang belaku sejak 1 Januari 2003 akan menyebabkan
makin terbukanya pasar dikawasan ASEAN dan mempengaruhi ekspor Indonesia. Oleh
karena itu produsen di tingkat nasional harus meningkatkan kualitas produk agar bisa
bersaing dengan produk dari negara lain. Persaingan global merupakan momok yang
mengerikan bagi para pengusaha industri terutama industri menengah dan kecil. Dengan
adanya ACFTA, hal in menjadi monster yang menyeramkan. Permasalahan ekonomi kerap
kali muncul mengenai berbagai pemenuhankebutuhan masyarakat yang semakin beragam
dan meningkat. Maka dari itu, dampak akan perekonomian Indonesia adanya perjanjian
AFTA-China harus lebih diperhatikan. Hal ini perlu adanya solusi, pemikiran dan sikap/
mental yang harus dipersiapkan dalam menghadapi persaingan global ini.
Indonesia adalah salah satu Negara yang melakukan kegiatan perdagangan bebas.
Tentunya dalam melaksanakan kegiatan ini terdapat dampak – dampak yang mempengaruhi
perekonomian Negara. Bukan hanya dampak positif bagi komsumen yang bisa mendapatkan
barang – barang berkualitas internasional dengan mudah, tapi tentunya tidak sedikit pula
dampak buruk bagi pelaku usaha di Indonesia yang harus mengalami persaingan yang sangat
ketat dengan tanpa dukungan kualitas penjualan yang terkadang jauh dengan pesaing asing.
B. Sejarah dari perdagangan bebas Internasional
Sejarah dari perdagangan bebas adalah memfokuskan dalam
pengembangan dari pasar terbuka. Diketahui bahwa bermacam
kebudayaan yang makmur sepanjang sejarah yang bertransaksi dalam
perdagangan. Berdasarkan hal ini, secara teoritis rasionalisasi sebagai
kebijakan dari perdagangan bebas akan menjadi menguntungkan ke
negara berkembang sepanjang waktu. Teori ini berkembang dalam rasa
moderennya dari kebudayaan komersil di Inggris, dan lebih luas lagi
Eropa, sepanjang lima abad yang lalu. Sebelum kemunculan
perdagangan bebas, dan keberlanjutan hal tersebut hari ini, kebijakan
dari merkantilisme telah berkembang di Eropa di tahun 1500.
Ekonom yang menganjurkan perdagangan bebas percaya kalau itu
merupakan alasan kenapa beberapa kebudayaan secara ekonomis
makmur. Adam Smith, contohnya, menunjukkan kepada peningkatan
perdagangan sebagai alasan berkembangnya kultur tidak hanya di
Mediterania seperti Mesir, Yunani dan Roma, tapi juga Bengal dan
Tiongkok . Kemakmuran besar dari Belanda setelah menjatuhkan
kekaisaran Spanyol, dan mendeklarasikan perdagangan bebas dan
kebebasan berpikir, membuat pertentangan merkantilis/perdagangan
bebas menjadi pertanyaan paling penting dalam ekonomi untuk
beberapa abad. Kebijakan perdagangan bebas telah berjibaku dengan
merkantilisme, proteksionisme ,isolasionisme , komunisme dan kebijakan
lainnya sepanjang abad.
C. Sejarah Masuknya Perdagangan Bebas di Indonesia
Kondisi perekonomian Indonesia tidak juga membaik. Masih terdapat ketimpangan
ekonomi, tingkat kemiskinan dan pengangguran masih tinggi, serta pendapatan per kapita
yang masih rendah. Untuk dapat memperbaiki sistem perekonomian di Indonesia, kita perlu
mempelajari sejarah tentang perekonomian Indonesia dari masa orde lama hingga masa
reformasi. Dengan mempelajari sejarahnya, kita dapat mengetahui kebijakan-kebijakan
ekonomi apa saja yang sudah diambil pemerintah dan bagaimana dampaknya terhadap
perekonomian Indonesia serta dapat memberikan kontribusi untuk mengatasi permasalah
ekonomi yang ada. Sistem perekonomian Indonesia dibagi menjadi 3 yaitu Pemerintahan
pada masa orde lama, orde baru, dan reformasi.
D. Pengertian perdagangan bebas.
Perdagangan bebas adalah sebuah konsep ekonomi yang mengacu kepada Harmonized
Commodity Description and Coding System (HS) dengan ketentuan dari World Customs
Organization yang berpusat di Brussels, Belgium. penjualan produk antar negara tanpa
pajak ekspor-impor atau hambatan perdagangan lainnya.
Perdagangan bebas dapat juga didefinisikan sebagai tidak adanya hambatan buatanb
(hambatan yang diterapkan pemerintah) dalam perdagangan antar individual-individual dan
perusahaan-perusahaan yang berada di negara yang berbeda.
Atau dapat diartikan suatu kegiatan jual beli produk antar negara tanpa adanya kerumitan
aturan atau birokrasi yang mengatur perdagangan bebas itu didalam suatu Negara. Sehingga,
suatu Negara, perusahaan, atau perorangan sekalipun dapat menjual produk yang
diciptakannya di luar negeri. Begitu pula sebaliknya, Negara lainpun dapat menjual
produknya didalam negeri sehingga komsumen dapat mendapatkan barang – barang kualitas
internasional dengan mudah dan dengan harga yang relatif terjangkau.
Dengan tidak adanya hambatan aturan dalam melaksanakan kegiatan perdagangan bebas
ini tentunya memacu suatu Negara untuk mengembangkan negaranya dalam menjual hasil
produk unggulan yang menjadi ciri khas negaranya tersebut. Menurut para pakar dengan
melakukan perdagangan bebas tentunya akan saling menguntungkan bagi Negara.
Tentunya setiap Negara memiliki kekurangan dan kelebihannya masing – masing, ada
Negara yang memiliki keunggulan dalam menciptakan alat – alat canggih seperti computer
dan alat elektronik lainnya, tetapi minim dalam sumber daya alam. Ada pula Negara yang
memiliki sumber daya alam yang berlimpah tetapi memiliki keterbatasan dalam
menciptakan alat – alat canggih seperti elektronik, maka dengan adanya perdagangan bebas
tentunya akan menjadi keutungan bagi satu sama lain.
E. Ciri-ciri perdagangan Pasar Bebas
Perdagangan barang tanpa pajak (termasuk tarif) atau pembatasan perdagangan yang lain
(seperti kuota impor atau subsidi untuk produsen), maksudnya adalah jual beli tersebut
dilakukan tanpa dikenai pajak pada pemerintah.
Perdagangan layanan tanpa pajak atau pembatasan perdagangan yang lain, hal ini pun
hamper sama dengan poin pertama, tidak adanya ketentuan pajak yang khusus yang
dikenakan kepada produsen, juga tidak adanya pembatasan oleh perdagangan yang lain.
Ketiadaan dasar-dasar “pemutar belit perdagangan” (seperti pajak, subsidi, peraturan atau
hukum) yang memberikan kelebihan kepada sejumlah kecil perusahaan, isirumah, atau
faktor-faktor produksi
Akses bebas ke pasar, tidak adanya batasan atau kemudahan akses yang dapat langsung
pada pasarnya, langsung pada konsumen dalam proses penjualannya.
Akses bebas kepada informasi pasar, konsumen dalam proses membeli produk dapat
meraih informasi secara terbuka dan bebas.
Ketakupayaan firma-firma mengacaukan pasar melalui kekuatan monopoli atau oligopoli
berian pemerintah
Pergerakan bebas tenaga kerja antara luar dan dalam negara
Pergerakan bebas modal antara luar dan dalam Negara
F. Pengaruh pasar bebas di Indonesai meliuti beberapa Aspek, diantaranya :
1. Politik .
Dampak Positif (+)
a. Kerjasama dalam bidang politik seperti studi banding dengan negara luar lebih
mudah.
b. Kebijakan politik yang sukses akan diapresiasi oleh negara lain.
c. Berita-berita politik negara lain lebih mudah diakses melalui media asing.
d. Pemerintahan dijalankan secara terbuka dan demokratis.
e. Terjadinya pasar bebas disebabkan karena keputusan politik yang dibuat oleh
pemerintah.
Dampak Negatif (-)
a. Campur tangan asing terhadap politik dalam negeri semakin mudah.
b. Politik dalam negeri selalu diawasi perjalanannya oleh luar.
c. Banyak tokoh-tokoh politik yang terkena kasus korupsi, bebas kabur keluar
negeri.
d. Globalisasi politik selalu mewujudkan kepentingan para pelaku yang
menjalankannya.
e. Kebijakan politik yang merugikan negara akan dimanfaatkan negara lain.
2. Ekonomi
Kekuatan globalisasi ekonomi atau globalisasi kapitalisme adalah liberalisme ekonomi.
Ilmuwan menyebutnya kapitalisme pasar bebas. Berbeda dengan kapitalisme
kesejahteraan, yaitu kapitalisme yang diregulasi dan direformasi, kapitalisme ini tidak
membiarkan pasar berjalan sebebas-bebasnya tanpa kendali, tapi perlu diatur agar
kapitalismememberikan keuntungan dan keadilan sampai orang-orang dibawah tingakat
kesejahteraan.
Dan Dampak positif globalisasi antara lain:
1. Semakin terbukanya pasar untuk produk-produk ekspor, dengan catatan produk
ekspor Indonesia mampu bersaing di pasar internasional. Hal ini membuka
kesempatan bagi pengusaha di Indonesia untuk melahirkan produk-produk
berkualitas, kreatif, dan dibutuhkan oleh pasar dunia.
2. Semakin mudah mengakses modal investasi dari luar negeri. Apabila investasinya
bersifat langsung, misalnya dengan pendirian pabrik di Indonesia maka akan
membuka lapangan kerja. Hal ini bisa mengatasi kelangkaan modal di Indonesia
3. Semakin mudah memperoleh barang-barang yang dibutuhkan masyarakat dan belum
bisa diproduksi di Indonesia
4. Semakin meningkatnya kegiatan pariwisata, sehingga membuka lapangan kerja di
bidang pariwisata sekaligus menjadi ajang promosi produk Indonesia.
5. Produksi global dapat ditingkatkan Pandangan ini sesuai dengan teori 'Keuntungan
Komparatif' dari David Ricardo. Melalui spesialisasi dan perdagangan faktor-faktor
produksi dunia dapat digunakan dengan lebih efesien, output dunia bertambah dan
masyarakat akan memperoleh keuntungan dari spesialisasi dan perdagangan dalam
bentuk pendapatan yang meningkat, yang selanjutnya dapat meningkatkan
pembelanjaan dan tabungan.
6. Meningkatkan kemakmuran masyarakat dalam suatu Negara Perdagangan yang lebih
bebas memungkinkan masyarakat dari berbagai negara mengimpor lebih banyak
barang dari luar negeri. Hal ini menyebabkan konsumen mempunyai pilihan barang
yang lebih banyak. Selain itu, konsumen juga dapat menikmati barang yang lebih
baik dengan harga yang lebih rendah.
7. Meluaskan pasar untuk produk dalam negeri Perdagangan luar negeri yang lebih
bebas memungkinkan setiap negara memperoleh pasar yang jauh lebih luas dari
pasar dalam negeri.
8. Dapat memperoleh lebih banyak modal dan teknologi yang lebih baik Modal dapat
diperoleh dari investasi asing dan terutama dinikmati oleh negara-negara
berkembang karena masalah kekurangan modal dan tenaga ahli serta tenaga terdidik
yang berpengalaman kebanyakan dihadapi oleh negara-negara berkembang.
9. Menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomi Pembangunan sektor
industri dan berbagai sektor lainnya bukan saja dikembangkan oleh perusahaan
asing, tetapi terutamanya melalui investasi yang dilakukan oleh perusahaan swasta
domestik. Perusahaan domestik ini seringkali memerlukan modal dari bank atau
pasar saham. dana dari luar negeri terutama dari negara-negara maju yang memasuki
pasar uang dan pasar modal di dalam negeri dapat membantu menyediakan modal
yang dibutuhkan tersebut.
Dampak negatif globalisasi bagi kegiatan ekonomi di Indonesia terutama bersumber dari
ketidaksiapan ekonomi Indonesia dalam persaingan yang semakin bebas. Berikut adalah
dampak negatif globalisasi terhadap perekonomian adalah :
1. Kemungkinan hilangnya pasar produk ekspor Indonesia karena kalah bersaing dengan
produksi negara lain yang lebih murah dan berkualitas. Misalnya produk pertanian kita
kalah jauh dari Thailand.
2. Membanjirnya produk impor di pasaran Indonesia sehingga mematikan usaha-usaha di
Indonesia. Misalnya, ancaman produk mainan Cina yang lebih murah bagi industri
mainan di tanah air.
3. Ancaman dari sektor keuangan dunia yang semakin bebas dan menjadi ajang spekulasi.
Investasi yang sudah ditanam di Indonesia bisa dengan mudah ditarik atau dicabut jika
dirasa tidak lagi menguntungkan. Hal ini bisa memengaruhi kestabilan ekonomi.
4. Ancaman masuknya tenaga kerja asing (ekspatriat) di Indonesia yang lebih profesional
SDMnya. Lapangan kerja di Indonesia yang sudah sempit jadi semakin sempit.
5. Menghambat pertumbuhan sektor industry Salah satu efek dari globalisasi adalah
perkembangan sistem perdagangan luar negeri yang lebih bebas. Perkembangan ini
menyebabkan negara-negara berkembang tidak dapat lagi menggunakan tarif yang tingi
untuk memberikan proteksi kepada industri yang baru berkembang (infant industry).
Dengan demikian, perdagangan luar negeri yang lebih bebas menimbulkan hambatan
kepada negara berkembang untuk memajukan sektor industri domestik yang lebih cepat.
Selain itu, ketergantungan kepada industri-industri yang dimiliki perusahaan
multinasional semakin meningkat.
6. Memperburuk neraca pembayaran Globalisasi cenderung menaikkan barang-barang
impor. Sebaliknya, apabila suatu negara tidak mampu bersaing, maka ekspor tidak
berkembang. Keadaan ini dapat memperburuk kondisi neraca pembayaran. Efek buruk
lain dari globaliassi terhadap neraca pembayaran adalah pembayaran neto pendapatan
faktor produksi dari luar negeri cenderung mengalami defisit. Investasi asing yang
bertambah banyak menyebabkan aliran pembayaran keuntungan (pendapatan) investasi
ke luar negeri semakin meningkat. Tidak berkembangnya ekspor dapat berakibat buruk
terhadap neraca pembayaran.
7. Sektor keuangan semakin tidak stabil Salah satu efek penting dari globalisasi adalah
pengaliran investasi (modal) portofolio yang semakin besar. Investasi ini terutama
meliputi partisipasi dana luar negeri ke pasar saham. Ketika pasar saham sedang
meningkat, dana ini akan mengalir masuk, neraca pembayaran bertambah bak dan nilai
uang akan bertambah baik. Sebaliknya, ketika harga-harga saham di pasar saham
menurun, dana dalam negeri akan mengalir ke luar negeri, neraca pembayaran cenderung
menjadi bertambah buruk dan nilai mata uang domestik merosot. Ketidakstabilan di
sektor keuangan ini dapat menimbulkan efek buruk kepada kestabilan kegiatan ekonomi
secara keseluruhan.
8. Memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang Apabila hal-hal yang
dinyatakan di atas berlaku dalam suatu negara, maka dlam jangka pendek pertumbuhan
ekonominya menjadi tidak stabil. Dalam jangka panjang pertumbuhan yang seperti ini
akan mengurangi lajunya pertumbuhan ekonomi. Pendapatan nasional dan kesempatan
kerja akan semakin lambat pertumbuhannya dan masalah pengangguran tidak dapat
diatasi atau malah semakin memburuk. Pada akhirnya, apabila globalisasi menimbulkan
efek buruk kepada prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang suatu negara, distribusi
pendapatan menjadi semakin tidak adil dan masalah sosial-ekonomi masyarakat semakin
bertambah buruk.
3. ekonomi dan politik
Dalam penggunaannya secara tradisional, istilah ekonomi politik dipakai sebagai
sinonim atau nama lain dari istilah ilmu ekonomi. Fokus dari studi ekonomi politik
adalah fenomena-fenomena ekonomi secara umum, yang bergulir serta dikaji menjadi
lebih spesifik , yaitu menyoroti interaksi antara faktor-faktor ekonomi dan faktor-faktor
politik. Namun, dalam perkembangan yang berikutnya, istilah ekonomi politik selalu
mengacu pada adanya interaksi antara aspek ekonomi dan aspek politik.Adanya
kelemahan instrumental ini menyebabkan banyak kalangan ilmuwan dari kedua belah
pihak-berusaha untuk mempertemukan titik temunya, sehingga para ilmuwan ini
berusaha untuk mencoba mengkaji hal ini dengan menggunakan pendekatan-pendekatan
dalam ekonomi politik.[4] Dalam upaya memaksimalkan studi mengenai ekonomi
politik, juga tidak boleh terlepas dari sistem ekonomi di negara yang bersangkutan.
Terkait dengan hal tersebut, setidaknya dalam berbagai jenis yang ada, terdapat dua
sistem ekonomi besar dunia yang dibagi menjadi dua kategori pokok, yakni sistem
ekonomi yang berorentasi pasar (ekonomi liberal) dengan sistem ekonomi terencana atau
yang lebih dikenal sebagai sistem ekonomi terpusat (sosialis).
4. sosial
Meluasnya masalah sosial Dampak negatif dari globalisasi yaitu semakin berderetnya
jumlah usaha swasta nasional usaha kecil dan menengah ( UKM ) yang bertumbangan.
Hal ini terjadi karena usaha tersebut kalah bersaing dengan MNCs seperti Nestle yang
memproduksi susu dancow, makanan bayi, minuman kemasan, Nabisco yang
memproduksi kue kering berbagai jenis, Unilever yang memproduksi pasta gigi, sabun
cuci, sabun mandi dan lain-lain.
Hadirnya mal-mal seperti Carefour yang berpusat di perancis telah membuat toko
kelontong dan warung-warung rakyat gulung tikar. Bersamaan dengan rontoknya usaha-
usaha rakyat kecil tersebut telah menambah jumlah pengangguran, kemiskinan di negeri
ini. Realitas lainnya terdiskripsikan meningkatnya masyarakat rawan pangan, bayi
kekurangan gizi, rendahnya tingkat pendidikan, rendahnya tingkat harapan hidup
masyarakat, dan rusaknya lingkungan hidup.
Hasil pemetaan tahun 2001 menunjukkan bahwa penduduk miskin di Indonesia menyebar
di sumatera 24,54 persen, jawa bali 42,8 persen, Kalimantan 20,32 persen, sulawesi 24,95
persen, pulau lain 41, 83 persen. Kawasan barat Indonesia 45,8 persen, kawasan timur
Indonesia sebesar 34,31 persen (kompas, 7 april 2003) dalam Suparjan dan Hempri
suyatno (2003 : 176). Sedangkan berdasarkan data yang dikeluarkan BPS bahwa jumlah
penduduk miskin di Indonesia berdasarkan sensus penduduk tahun 2010 sebanyak 31,02
juta jiwa (Kompas, 21 September 2010). Jumlah tersebut termasuk penyandang cacat
( cacat netra, daksa, rungu wicara, mental retardasi dan mental psikotik, bekas penderita
penyakit kronis ), anak terlantar, lanjut usia terlantar, anak nakal, keluarga berumah tidak
layak huni, gelandangan dan pengemis, penyandang tuna sosial, dan korban bencana,
baik karena alam maupun bencana sosial.
G. Upaya Antisipasi Indonesia dalam Menghadapi Perdagangan Bebas
Upaya Antisipasi Indonesia dalam Menghadapi Perdagangan Bebas Melihat dampak yang
lebih banyak merugikan tersebut, kiranya perlu dilakukan antisipasi yang cepat dan
menyeluruh. Dalam mengantisi dampak-dampak perdagangan bebas yang cenderung kurang
menguntungkan bagi Indonesia tersebut, ada beberapa upaya yang telah ditempuh maupun
belum ditempuh oleh pemerintah. Beberapa bentuk upaya antisipasi yang belum maupun
sudah ditempuh Indonesia antara lain:
1. Memberikan pendidikan kepada masyarakat untuk lebih mencintai produk dalam
negeri dengan terus meningkatkan mutu produk-produk dalam negeri agar lebih
berkualitas. Misalnya dengan menggiatkan program Aku Cinta Produk Indonesia
(ACI ).
2. Melakukan negosiasi ulang kesepakatan perdagangan bebas itu atau minimal
menundanya, terutama untuk sektor-sektor yang belum siap.
3. Melakukan seleksi produk untuk melindungi industri nasional.
4. Mencabut pungutan retribusi yang memberatkan dunia usaha di daerah, agar industri
lokal menjadi lebih kompetitif.
5. Pengetatan pemeriksaan barang masuk di pelabuhan harus dilakukan juga, karena
negara lain juga melakukan hal yang sama.
6. Memberikan kemudahan dalam bentuk pendanaan, dengan cara kredit usaha dengan
bunga yang rendah.
7. Mengaktifkan rambu-rambu nontarif, seperti pemberlakuan Standar Nasional
Indonesia (SNI), ketentuan label, dan sejumlah peraturan lainnya terkait dengan
pengamanan pasar dalam negeri.
8. Memperbaiki berbagai kebijakan ekonomi untuk menghadapi perdagangan bebas.
Tetapi secara jangka panjang langkah-langkah tersebut tidak bisa digunakan secara
permanen. Sebagai bagian dari masyarakat dunia, bangsa ini tidak bisa mengelak dari
kebijaksanaan global tersebut. Masyarakat industri harus berjuang dengan keras
untuk memenangkan persaingan global yang semakin mengancam tersebut, maka di
sini dibutuhkan suatu kejelian. Oleh karena itu, negara dunia ketiga harus saling
membahu dalam menciptakan tata dunia yang adil dengan menggalang seluruh
kekuatan yang tersedia, baik dalam bentuk kebijakan maupun koalisi untuk
penyusunan skenario ekonomi dunia yang adil agar eksploitasi tidak kembali terjadi.
H. Kesimpulan
Ditarik suatu kesimpulan seperti di bawah ini: Dampak positif yang ditimbulkan akibat
adanya perdagangan bebas di Indonesia terhadap bidang ekonomi politik, seperti
memperluas pasar dan menambah keuntungan serta adanya transfer teknologi, ternyata tidak
dirasakan secara signifikan oleh segala kalangan. Justru yang dirasakan adalah pertama
peran negara sebagai alat untuk mensejahterakan rakyat semakin tereduksi oleh kekuatan
pasar yang tidak mempunyai agenda sosial dan usaha pengentasan kemiskinan. Kedua,
Adanya hambatan nontarif yang menyebabkan tingginya tingkat pengangguran, kemiskinan,
ketidakseimbangan, dan lumpuhnya perekonomian nasional.
Beberapa upaya yang telah maupun belum terealisasi ditempuh oleh pemerintah Indonesia
dalam mengatasi dampak-dampak dari perdagangan bebas di bidang ekonomi politik, antara
lain yang paling mendasar dan pokok ialah dengan memperbaiki kebijakan ekonomi politik
Indonesia terkait dengan perdagangan bebas, menanamkan pendidikan cinta produk dalam
negeri sejak dini, serta meningkatkan kualitas produk-produk di dalam negeri.
PENGANTAR BISNIS
PENGARUH PASAR BEBAS INDONESIA
Disusun Oleh :
Muhabat Asim HutaurukNIM :
STIE RIAU
SI MANAJEMEN