Paralisis Periodik 2

download Paralisis Periodik 2

of 13

Transcript of Paralisis Periodik 2

  • 8/13/2019 Paralisis Periodik 2

    1/13

    dr. Ken Wirastuti, M.Kes, Sp.S

    SARAF

    1

  • 8/13/2019 Paralisis Periodik 2

    2/13

    Paralisis Periodik

    Merupakan miopati metabolik yang ditandai oleh

    defek otot-otot skelet-sensitif ion channels. Merupakan gangguan neuro-muskular yang

    ditandai oleh serangan berupa kelemahan otot

    yang bersifat episodik.

    Diantara serangan, biasanya penderita normal.

    2

  • 8/13/2019 Paralisis Periodik 2

    3/13

    Klasifikasi

    I. Primer (Paralisis periodik familial)

    II. Sekunder: disebabkan karena penyakit lain1. Paralisis periodik hipokalemik

    2. Paralisis periodik hiperkalemik

    Terdapat 3 jenis, yang sebagian besar diturunkan

    secara autosom dominan

    1. Paralisis periodik hipokalemik

    2. Paralisis periodik hiperkalemik

    3. Paramiotonia kongenital

    3

  • 8/13/2019 Paralisis Periodik 2

    4/13

    Paralisis Perodik Hipokalemik

    Autosom dominan. Lokasi: kromosom 1q31-32.

    Onset: dekade kedua.

    Faktor pencetus: periode istirahat setelah latihan fisik

    yang berat, setelah bangun tidur pagi hari, konsumsikarbohidrat yang berlebihan,cuaca dingin, trauma,infeksi pernafasan atas.

    Serangan biasanya pada pagi hari saat bangun tidur danberakhir dalam beberapa jam sampai beberapa hari.

    Umumnya mengenai otot-otot proksimal anggota gerakbawah yang secara cepat berkembang menjadi general(diikuti oleh anggota gerak atas, badan dan leher).

    Otot-otot bulbar/respirasi jarang terkena.

    4

  • 8/13/2019 Paralisis Periodik 2

    5/13

    Lanjutan PP Hipokalemik......

    Patogenesis: kelemahan otot terjadi karena Masuknya ion Kalium ke dalam sel otot

    Membran menjadi hipereksitabilitas diikuti olehdepolarisasi, menyebabkan otot menjadiineksitabilitas dan paralisis

    Adanya gangguan metabolisme KH dalam sel otot

    Kenaikan permeabilitas membran terhadap natriumdan klorida selama episode kelemahan

    Pada pemeriksaan dijumpai refleks fisiologik

    menurun atau menghilang, sementara itusensasi kulit tetap normal.

    Kadar Kalium serum < 3,5 mEq/l.

    5

  • 8/13/2019 Paralisis Periodik 2

    6/13

    Lanjutan PP Hipokalemik......

    Biopsi otot memperlihatkan adanya vakuola2 ygmengandung glikogen di dalam serabut2 ototselama serangan.

    EMG menunjukkan penurunan amplitudo unit

    motor potensial & potensial polifasik meningkatjumlahnya, serta kecepatan hantar serabut sarafmenurun pada saat serangan. Di luar seranganEMG normal.

    EKG sesuai dengan hipokalemia Tes provokatif: pemberian insulin, hormon tiroid,

    steroid (kortikotropin 80-100 IU iv)

    6

  • 8/13/2019 Paralisis Periodik 2

    7/13

    Pemberian KCl oral:25 mEq setiap 30 menitsampai terjadi perbaikan (max: 200 mEq/12

    jam).

    Hindari diet KH tinggi Hindari diuretik golongan benzotiazid

    Profilaksis: acetazolamid & spironolakton

    TERAPI :

    7

  • 8/13/2019 Paralisis Periodik 2

    8/13

    Paralisis periodik hipokalemik sekunder:

    Gejalanya menyerupai PP hipokalemik,

    tetapi tidak bersifat familial

    Berhubungan dengan keadaan

    hipertiroid/tirotoksikosis, hilangnya kalium

    seperti pada sindroma nefrotik.

    8

  • 8/13/2019 Paralisis Periodik 2

    9/13

    Paralisis Periodik Hiperkalemik

    Autosom dominan.

    Lokasi: kromosom 17, defek gen channel Na+.

    Onset: bayi dan anak-anak, biasanya terjadi pada siang

    hari ketika istirahat stl aktivitas fisik. Setiap serangan

    bisa didahului oleh adanya sensasi berat dan kaku pada

    otot2.

    Faktor pencetus: istirahat setelah aktivitas, cuaca dingin,

    lapar, stres emosional, kehamilan dan pemberian

    kalium.

    Umumnya mengenai anggota gerak bawah, ttp

    ekstremitas atas & otot2 leher bisa juga terkena.

    9

  • 8/13/2019 Paralisis Periodik 2

    10/13

    Lanjutan PP Hiperkalemik...........

    Lama serangan singkat yaitu < 60 menit. Serangan bisadicegah dengan mengkonsumsi KH setelah aktivitas

    fisik. Kadar K+ serum meningkat ringan selama serangan,

    tetapi pada beberapa kasus pernah dilaporkan kadar K+yang normal, disebut PP Normokalemik.

    Biopsi otot: normal atau menunjukkan gambaran tdk

    khas. EMG: gambaran miotonia.

    Tes provokatif: pemberian KCl 2-10 gram akanmembangkitkan serangan dalam 1-2 jam.

    Terapi: Akut, kalsium glukonat ( 0,5-2 gram) atau NaCl iv.

    Monitoring serial dari kadar kalium serum untuk mencegahoverkoreksi.

    Profilaksis: Na channel blocker, mexiletin, Hiroklorotiasid 25-75mg/hari.

    10

  • 8/13/2019 Paralisis Periodik 2

    11/13

    Paramiotonia Kongenital

    Autosom dominan.

    Lokasi: kromosom 17, defek gen Na+. Onset: bayi.

    Faktor pencetus: istirahat stl latihan fisik, puasa,

    kedinginan.

    Ditandai dengan kekakuan otot2 yg diikuti oleh kelemahan

    otot. Umumnya mengenai otot2 proksimal ekstremitas

    atas. Gejala dapat memberat selama kehamilan.

    Serangan berakhir setelah beberapa jam sampai

    beberapa hari. Biopsi otot: normal atau memperlihatkan perubahan non-

    spesifik.

    11

  • 8/13/2019 Paralisis Periodik 2

    12/13

    Lanjutan paramiotonia........

    EMG: gambaran khas aktivitas spontan pada

    pendinginan anggota gerak.

    Terapi: Na+ bloker, mexiletin.

    12

  • 8/13/2019 Paralisis Periodik 2

    13/13

    Paralisis PeriodikPrimer Sekunder

    Hipo K Hiper KTerapi menurut

    Penyakit yang

    mendasarinya

    Abortive

    KCL oral

    KCL iv

    Profilaksis:

    Diet: Na 2,3 g/hr

    KH 60-80 g/hr

    Farmakologik

    Abortive:

    Calsium glukonat iv

    Oral glukosa

    Profilaksis:

    Diet:hindari puasa

    & intake KH tinggi

    Farmakologik

    TERAPI

    13