PAPER-TUNTUTAN-BENTANGAN-RCT-TERDAKWA-DANES.pdf

22
PAPER BENTANGAN TUNTUTAN RCT LAHAN SAWIT PT ADEI PLANTATION & INDUSTRY DIBAKAR, DANESUVARAN KR SINGAM BERTANGGUNGJAWAB DISUSUN OLEH TIM RIAU CORRUPTION TRIAL www.rct.or.id 15 JUNI 2014

Transcript of PAPER-TUNTUTAN-BENTANGAN-RCT-TERDAKWA-DANES.pdf

  • PAPER BENTANGAN TUNTUTAN RCT

    LAHAN SAWIT PT ADEI PLANTATION & INDUSTRY DIBAKAR,

    DANESUVARAN KR SINGAM BERTANGGUNGJAWAB DISUSUN OLEH TIM RIAU CORRUPTION TRIAL

    www.rct.or.id 15 JUNI 2014

  • PAPER BENTANGAN

    Paper Bentangan rct 1 of 21

    HASIL PANTAUAN SIDANG ATAS NAMA TERDAKWA DANESUVARAN KR SINGAM

    LAHAN SAWIT PT ADEI PLANTATION & INDUSTRY DIBAKAR,

    DANESUVARAN KR SINGAM BERTANGGUNGJAWAB1

    Merekomendasikan kepada Penuntut Umum: Menuntut Danesuvaran KR Singam dihukum 10 tahun penjara, denda Rp 10 miliar, saat sidang Tuntutan pada 17 Juni 2014 di Pengadilan Negeri Pelalawan digelar.

    I. PENDAHULUAN PT Adei Plantation and Industry memiliki kegiatan usaha di bidang perkebunan kelapa sawit dan industri, salah satunya di Kabupaten Pelalawan. PT Adei memiliki Hak Guna Usaha (HGU) kebun kelapa sawit yang merupakan kebun inti seluas 12. 860 hektar. Ia terletak di Desa Kemang dan Desa Palas di Kecamatan Pangkalan Kuras, Desa Batang Nilo Kecil dan Desa Telayap di Kecamatan Pelalawan serta di Desa Sungai Buluh di Kecamatan Bunut. Selain mengelola HGU Kebun Kelapa Sawit seluas 12.860 hektar, PT Adei juga mengelola kebun plasma dengan menjalin pola kemitraan melalui pola KKPA di antaranya bersama Koperasi Petani Sejahtera dengan luas lahan 520 hektar yang berlokasi di Desa Batang Nilo Kecil Kabupaten Pelalawan. Struktur kepengurusan kebun kelapa sawit pola KKPA antara PT Adei dengan Koperasi Petani Sejahtera adalah Tan Kei Yoong selaku Regional Direktur, dan Danesuvaran selaku General Manager atau Pimpinan Kebun KKPA Desa Batang Nilo Kecil. Bagaimana terbentuknya pola KKPA tersebut? Berawal dari tahun 1999, ketika PT Adei mengelola HGU-nya di Desa Batang Nilo Kecil. HGU tersebut ada yang tumpang tindih dengan lahan masyarakat Desa Batang Nilo Kecil. Terjadi kesepakatan, yaitu PT Adei bersedia mengganti rugi tanaman karet masyarakat yang tumpang tindih tersebut sebesar Rp 15 ribu per batang. PT Adei juga bersedia membangun kebun kelapa sawit pola KKPA atas lahan masyarakat. Karena lahan yang tumpang tindih itu milik tiga persukuan Piliang, Melayu, dan Pelabi, maka mamak adat yang ada di Desa Batang Nilo Kecil melalui Kepala Desa Zulkifli menyerahkan lahan yang luasnya sekitar 540 hektar kepada Koperasi Petani Sejahtera. Di desa tersebut sudah berdiri koperasi bernama Petani Sejahtera dengan jumlah anggota 220 orang. Kemudian Koperasi Petani Sejahtera menyerahkan lahan 540 hektar tersebut kepada PT Adei pada tahun 2002 untuk dikelola PT Adei secara kemitraan bersama dengan Koperasi Petani Sejahtera dengan pola KKPA menggunakan tenaga ahli yang cakap dan terampil. Batas sempadan lahan untuk perkebunan pola KKPA yakni:

    1 Paper ini dikerjakan oleh tim rct

  • PAPER BENTANGAN

    Paper Bentangan rct 2 of 21

    Sebelah utara berbatasan dengan Desa Sering. Sebelah selatan berbatasan dengan kebun inti PT Adei. Sebelah timur berbatasan dengan lahan KKPA Telayap. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Batang Nilo Kecil. Di dalam batas lahan KKPA itu ada anak sungai yang biasa disebut masyarakat dengan Sungai Jiat yang membelah dari utara sampai ke perbatasan kebun inti PT Adei di hulu anak sungai pada bagian selatan.

    Tanggal 1 Juli 2006 lahan mulai digarap. Danesuvaran atas nama PT Adei membuat perjanjian

    kerjasama dengan PT Logoh Mitra Mandiri. Tahun 2007 PT Logoh melakukan pekerjaan pemborongan, dimulai dengan membuka lahan (land clearing), hingga persiapan tanam beserta pembuatan parit dan kanal. Lahan seluas 520 hektar itu (setelah dikurangi untuk membangun akses jalan dan parit kanal) dibangun menjadi 24 blok kebun kelapa sawit pola KKPA Desa Batang Nilo Kecil dan diantara satu blok dengan blok lainnya dibatasi oleh parit kanal keliling, termasuk akses jalan.

    Setelah 6 tahun digarap, barulah dibuat perjanjian kerjasama (MoU) antara PT Adei Plantation

    dengan Koperasi Petani Sejahtera, tepatnya tanggal 17 Desember 2012. Dalam perjanjian tersebut, PT Adei diwakili Tan Kei Yoong (Regional Direktur), Danesuvaran (Direktur), dan Riza Adami Nasution (Humas). Sedangkan Koperasi Petani Sejahtera diwakili oleh Labora Bancin (Ketua Koperasi), Adi Firdaus (Sekretaris), dan Arifin (Bendahara). Perjanjian diketahui oleh Suryanto (Kepala Desa Batang Nilo Kecil).

    Sejak digarap tahun 2007 hingga bulan Juni 2013, lahan KKPA sebanyak 24 blok tersebut sudah

    menghasilkan sawit seluas 488 hektar dengan umur tanaman minimal 2 tahun dan maksimal 6 tahun. Blok 1, 2 dan blok 3 dari awal belum ditanam karena masih bersengketa dengan masyarakat. Sedangkan blok 19, sebagian blok 20 dan blok 21 (sejajar dengan Sungai Jiat) ditumbuhi semak belukar dan terdapat beberapa tegakan kayu hutan alam. Blok 19, 20, 21 pernah dilakukan steking menggunakan alat berat untuk ditanam kelapa sawit, namun tidak menghasilkan karena banjir.

    Tanggal 17 Juni 2013 areal sejajar blok 19 dan 20 tepatnya di sekitar Sungai Jiat terjadi

    kebakaran. Selanjutnya pada 18 Juni 2013 areal sejajar dengan blok 21 (di sekitar Sungai Jiat) juga terjadi kebakaran. Semua lahan yang terbakar tersebut masuk dalam batas wilayah studi Amdal PT Adei sebagaimana RKL dan RPL nya.

    Danesuvaran selaku General Manager kebun KKPA pada saat kebakaran tidak memerintahkan

    asisten (Sutrisno) atau staf asisten (Sardiman Saragih) atau mandor di bawahnya untuk melakukan upaya pemadaman kebakaran di blok 19,20, 21. Akibatnya, kebakaran terus merambat sampai pada tanggal 19 Juni 2013 membakar tanaman kelapa sawit produktif yang tumbuh pada blok 20 dan 21 yang berlokasi di seberang parit kanal sejajar dengan Sungai Jiat.

    Karena sudah merambat ke lahan produktif, barulah Danesuvaran meminta Sutrisno (asisten

    KKPA) dan stafnya Sardiman Saragih untuk memadamkan api yang membakar tanaman kelapa sawit produktif itu. Mereka memadamkan api menggunakan ember serta mesin air.

    Kebakaran semakin meluas, penggunaan satu mesin air saja tidak cukup, maka Senior

    Manager Kebun Nilo Barat I membeli dan mengantar 1 unit mesin air lagi ke lokasi tanaman kelapa sawit produktif yang terbakar.

  • PAPER BENTANGAN

    Paper Bentangan rct 3 of 21

    Tanggal 21 Juni 2013 Danesuvaran memerintahkan operator alat berat untuk membuat isolasi dan kantong air di Hutan Desa Sering untuk mencegah kebakaran tidak semakin meluas menghanguskan tanaman kelapa sawit produktif. Tanggal 22 Juni 2013 dibeli lagi 2 unit mesin air. Jadi total 4 mesin air melakukan pemadaman di blok 20 dan 21 sampai tanggal 30 Juni 2013. Api padam setelah turun hujan.

    Tanggal 16 Juli 2013 ahli kebakaran hutan dan lahan dari Fakultas Kehutanan IPB, Prof. Dr. Ir.

    Bambang Hero Saharjo, M. Agr mendatangi lokasi kebakaran dan melakukan observasi dan pengecekan terhadap lahan yang terbakar, pengambilan sampel bahan bakar serta tanah di atas permukaan lahan yang telah terbakar.

    Sampel-sampel tersebut dianalisis untuk mendapatkan gambaran lebih detail yang dilakukan

    di Laboratorium Pengaruh Hutan Fakultas Kehutanan IPB dan untuk menghitung gas emisi rumah kava yang dihasilkan selama pembakaran berlangsung. Prof. Bambang menggunakan persamaan Seiler dan Crutzen Tahun 1980.

    Dari hasil pengukuran lokasi yang terbakar, diketahui luas areal yang terbakar adalah areal

    kosong di dalam kebun kelapa sawit pola KKPA yang dikelola PT Adei di Desa Batang Nilo Kecil Kabupaten Pelalawan seluas 304.703 m2. Ada pula areal yang terbakar berupa tanaman kelapa sawit pola KKPA yang dikelola oleh PT Adei seluas 7.925 m2. Daerah aliran Sungai Jiat di Desa Batang Nilo Kecil juga terbakar seluas 50 meter di sisi kiri dan kanannya. Luas keseluruhan areal yang terbakar adalah 211.115 m2 atau seluas 40 ha lahan terbakar menurut pengukuran dari BPN Pelalawan.

    II. PROFIL TERDAKWA

    Danesuvaran K.R. Singam kini berusia 52 tahun. Ia warga negara Malaysia, lahir di Negeri Sembilan, Malaysia. Di PT Adei Plantation and Industry, Danesuvaran K.R. Singam menjabat sebagai General Manager Nilo Complex juga Pimpinan Kebun KKPA Desa Batang Nilo Kecil. Sejak 13 Desember 2013 Danesuvaran ditahan. Namun pada sidang perdana majelis hakim mengalihkan statusnya menjadi tahanan kota. Danesuvaran membayar Rp 200 juta sebagai jaminan.

    III. DAKWAAN

    Penuntut Umum menggunakan dakwaan Alternatif. Meski bentuk dakwaan Alternatif tidak diatur secara tegas dalam ketentuan perundanga-undangan, keberadaannya sudah menjadi kebutuhan yang tidak terpisahkan dari praktek system peradilan pidana.2 Salah satu intinya Penuntut Umum menawarkan (offering) atau mengemukakan pilihan atau opsi kepada hakim untuk mengambil di mana diantara dakwaan yang diajukan dianggap tepat untuk mempertanggungjawabkan tindak pidana yang dilakukan terdakwa.3 Meski pilihan ada pada hakim, Penuntut Umum membuat satu pilihan hukuman untuk terdakwa saat sidang Penuntutan berdasarkan keterangan saksi dan alat bukti lainnya selama proses pemeriksaan di depan majelis hakim. Berikut dakwaan yang disusun oleh Penuntut Umum:

    2 M Yahya Harahap SH, Buku Pembahasan Permasalahan dan Penerapan Kuhap Penyidikan dan Penuntutan,

    Hal 444-445 3 ibid

  • PAPER BENTANGAN

    Paper Bentangan rct 4 of 21

    PERTAMA

    PRIMAIR: Pasal 48 ayat (1) jo Pasal 26 UU No 18 Tahun 2004 Tentang Perkebunan Pasal 48 Ayat (1): Setiap orang yang dengan sengaja membuka dan/atau mengolah lahan dengan cara pembakaran yang berakibat terjadinya pencemaran dan kerusakan fungsi lingkungan hidup sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26, diancam dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah). Pasal 26 : Setiap pelaku usaha perkebunan dilarang membuka dan/atau mengolah lahan dengan cara pembakaran yang berakibat terjadinya pencemaran dan kerusakan fungsi lingkungan hidup. SUBSIDIAIR: Pasal 49 ayat (1) jo Pasal 26 UU No 18 Tahun 2004 Tentang Perkebunan Pasa1 49 Ayat (1): Setiap orang yang karena kelalaiannya membuka dan/atau mengolah lahan dengan cara pembakaran yang berakibat terjadinya pencemaran dan kerusakan fungsi lingkungan hidup sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26, diancam dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp 3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah). Pasal 26 : Setiap pelaku usaha perkebunan dilarang membuka dan/atau mengolah lahan dengan cara pembakaran yang berakibat terjadinya pencemaran dan kerusakan fungsi lingkungan hidup. ATAU KEDUA PRIMAIR: Pasal 108 jo Pasal 69 ayat (1) huruf (h) jo Pasal 116 ayat (1) huruf (b) UU 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Pasal 108: Setiap orang yang melakukan pembakaran lahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69 ayat (1) huruf h, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling sedikit Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah) dan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah). Pasal 69 ayat (1): Setiap orang dilarang melakukan pembukaan lahan dengan cara membakar. Pasal 116 ayat (1) huruf (b): Apabila tindak pidana lingkungan hidup dilakukan oleh, untuk, atau atas nama badan usaha, tuntutan pidana dan sanksi pidana dijatuhkan kepada orang yang memberi perintah untuk melakukan tindak pidana tersebut atau orang yang bertindak sebagai pemimpin kegiatan dalam tindak pidana tersebut. SUBSIDIAIR: Pasal 98 ayat (1) jo Pasal 116 ayat (1) huruf (b) UU 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Pasal 98 ayat (1): Setiap orang yang dengan sengaja melakukan perbuatan yang mengakibatkan dilampauinya baku mutu udara ambien, baku mutu air, baku mutu air laut, atau kriteria baku kerusakan lingkungan hidup, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling sedikit Rp 3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah) dan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).

  • PAPER BENTANGAN

    Paper Bentangan rct 5 of 21

    Pasal 116 ayat (1) huruf (b): Apabila tindak pidana lingkungan hidup dilakukan oleh, untuk, atau atas nama badan usaha, tuntutan pidana dan sanksi pidana dijatuhkan kepada orang yang memberi perintah untuk melakukan tindak pidana tersebut atau orang yang bertindak sebagai pemimpin kegiatan dalam tindak pidana tersebut. LEBIH SUBSIDIAIR: Pasal 99 ayat (1) jo Pasal 116 ayat (1) huruf (b) 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Pasal 99 ayat (1): Setiap orang yang karena kelalaiannya mengakibatkan dilampauinya baku mutu udara ambien, baku mutu air, baku mutu air laut, atau kriteria baku kerusakan lingkungan hidup, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling sedikit Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) dan paling banyak Rp 3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah). Pasal 116 ayat (1) huruf (b): Apabila tindak pidana lingkungan hidup dilakukan oleh, untuk, atau atas nama badan usaha, tuntutan pidana dan sanksi pidana dijatuhkan kepada orang yang memberi perintah untuk melakukan tindak pidana tersebut atau orang yang bertindak sebagai pemimpin kegiatan dalam tindak pidana tersebut.

    IV. KESAKSIAN

    Sidang kasus kebakaran hutan dan lahan di areal KKPA PT Adei Plantation dengan terdakwa Danesuvaran KR Singam berlangsung sebanyak 23 kali sidang (sidang terakhir berupa pemeriksaan terdakwa). Ada 23 saksi fakta dan 6 saksi ahli dari tim Penuntut Umum serta 5 saksi meringankan (a de charge) dan 3 saksi ahli dari tim Penasehat Hukum Danesuvaran. Agenda pemeriksaan saksi dan pembuktian dimulai pada sidang ke-5 tanggal 5 Februari 2014.

    Berikut rinciannya:

    No Nama Saksi Pekerjaan Inti Keterangan Link Berita

    1 Laboran Bancin (Sidang 5, 5 Februari 2013)

    Karyawan PT Adei/ Ketua KKPA PT Adei

    Labora menjadi ketua KKPA sejak tahun 2012. Saat terjadi kebakaran 19 Juni 2013 di daerah aliran sungai dan kena lahan KKPA seluas 1,5 hektar. Pemadaman dilakukan manual. Area yang terbakar di KKPA blok 19,20,21 yang bersengketa dengan masyarakat serta area yang tidak ditanami sawit karena banjir. Keterangan Labora di depan persidangan selalu berubah-ubah. Di BAP ia mengatakan lahan sengaja dibakar PT Adei, ketika JPU konfirmasi, Labora bilang lahan sengaja dibakar. Tapi ketika PH bertanya lagi, Labora bilang lahan terbakar, bukan dibakar. Keterangan Labora soal sungai jiat juga berubah dari BAP. Di BAP ia bilang sungai Jiat sengaja ditimbun oleh PT Adei. Ketika

    Rilis: http://rct.or.id/index.php/berita/135-labora-yang-terbakar-sepanjang-aliran-sungai Video: https://www.youtube.com/watch?v=rGjE-VMk2lk Audio: http://www.4shared.com/mp3/tXKLt4Lcba/Sidang_5_Februari_2014__Labora.html

  • PAPER BENTANGAN

    Paper Bentangan rct 6 of 21

    ditanya PH di depan persidangan, ia bilang tidak ada PT Adei menimbun Sungai Jiat.

    2 Sardiman Saragih (Sidang 5, 5 Februari 2012)

    Karyawan PT Adei

    Tanggal 18 Juni 2013 Sardiman sudah turun ke lokasi untuk melakukan kontrol. Tanggal 19 Juni 2013 setelah kebakaran merembet ke sawit produktif, baru dilakukan upaya pemadaman. Pemadaman dilakukan menggunakan mesin 1 unit, belakangan dibeli lagi 3 unit mesin baru. Ia katakan kebakaran awalnya di area DAS. Kemudian merembet ke blok 19,20,21 di area KKPA. Sungai Jiat sudah lama tidak ada air, penuh dengan gulma dan semak belukar.

    Rilis: http://rct.or.id/index.php/berita/135-labora-yang-terbakar-sepanjang-aliran-sungai Video: https://www.youtube.com/watch?v=rGjE-VMk2lk Audio: http://www.4shared.com/mp3/tXKLt4Lcba/Sidang_5_Februari_2014__Labora.html

    3 Rahmad (Sidang 6, 11 Februari 2014)

    Karyawan PT Adei/Mandor Penyemprotan

    Ia sudah melihat kebakaran di area DAS pada 16 Juni 2013 ketika melakukan pemantauan terhadap anak buahnya yang bekerja menyemprot lahan sawit. Namun dibiarkan saja karena lahan masyarakat, ia tidak tahu siapa yang membakar. Tanggal 19 Juni 2013 api merembet ke sawit produktif blok 21 area KKPA. Melihat api sudah membakar sawit produktif, Rahmad telepon Sardiman Saragih, Sardiman perintahkan padamkan api menggunakan pompa air. Sungai Jiat tertimbun gulma dan tidak ada air, karena itu air untuk memadamkan api diambil dari kanal-kanal PT Adei. Rahmad terlihat gugup menjawab pertanyaan, sulit menjawab, banyak berpikir dan jawaban sering berubah-ubah.

    Rilis: http://rct.or.id/index.php/berita/139-sutrisno-rupanya-udah-ada-api-yang-menyebrang-ke-blok-21-22-terbakar Video: https://www.youtube.com/watch?v=v-bz0C5efhQ Audio: http://www.4shared.com/mp3/n32e1AaRce/Sidang_7_11_Februari_2014__Rah.html

    4 Sutrisno (sidang 6, 11 Februari 2014)

    Karyawan PT Adei/Asisten Lapangan KKPA PT Adei

    Saat terjadi kebakaran tanggal 19 Juni 2013 di lahan sawit produktif, ia melapor ke Danesuvaran selaku General Manager PT Adei. Danesuvaran memerintahkan dilakukan pemadaman, dan dia pinjam mesin pompa air ke Zulham, Senior Manager PT Adei, belakangan beli lagi mesin pemadaman api karena tidak cukup. Ia menjadi koordinator

    Rilis: http://rct.or.id/index.php/berita/139-sutrisno-rupanya-udah-ada-api-yang-menyebrang-ke-blok-21-22-terbakar Video: https://www.youtube.com/watch?v=v-bz0C5efhQ Audio: http://www.4shared.com/mp3

  • PAPER BENTANGAN

    Paper Bentangan rct 7 of 21

    pemadam kebakaran. Yang terbakar daerah aliran sungai serta blok 19,20 yang bersengketa dengan masyarakat, lahannya milik masyarakat karena sudah dijual masyarakat ke Brigjen Simamora.

    /T9QX4c6Rce/sidang_7_11_februari_2014__sut.html

    5 Roni Tambunan (sidang 7, 12 Februari 2014)

    Penyidik Polda Riau

    Roni dihadirkan ke persidangan terkait keterangan Labora Bancin di persidangan tidak sesuai dengan isi BAP. Roni katakan, kata dibakar berasal

    dari Labora Bancin sendiri. Ditanya siapa yang bakar, dia jawab tidak tahu. Berkas yang sudah diketik, dibaca, kemudian ditanda tangani. Tidak ada keberatan. Labora Bancin turut hadir saat Roni memberikan keterangan. Di depan persidangan, Labora katakan keterangannya sesuai dengan BAP.

    Rilis: http://rct.or.id/index.php/berita/143-lahan-terbakar-di-blok-21-dan-22-berdasarkan-keterangan-simarmata Video: http://www.youtube.com/watch?v=rL3UkrfbM5A

    6 Abdul Hamid (sidang 7, 12 Februari 2014)

    Penyidik Polri Abdul Hamid mendampingi tim penyidik dari Kemen LH dan Polda Riau ke tempat kejadian perkara. Sardiman Saragih mengantarkan langsung ke TKP. Ia melihat lahan terbakar di blok 21 dan 22 serta terdapat bekas potongan kayu. Tim ke lapangan untuk mengambil sampel.

    Rilis: http://rct.or.id/index.php/berita/143-lahan-terbakar-di-blok-21-dan-22-berdasarkan-keterangan-simarmata Video: http://www.youtube.com/watch?v=rL3UkrfbM5A

    7 Adi Firdaus (sidang 7, 12 Februari 2014)

    Karyawan PT Adei/Sopir/Sekretaris KKPA PT Adei

    Karena terdaftar sebagai anggota KKPA, Adi mendapat jatah lahan 2 hektar. Setiap kali panen, Adi mendapat uang Rp 200 ribu dari lahan tersebut. Pertama kali dapat uang tahun 2013, padahal KKPA sudah ditanami sawit sejak tahun 2006. Lahan milik masyarakat. Karena PT Adei mengelola lahan tersebut, masyarakat berhutang Rp 34 miliar pada PT Adei. Sebelum hutang lunas, lahan tidak boleh dijual. Namun masyarakat sudah menjual 20 hektar kepada H. Naim, uangnya dipakai untuk membangun masjid. Kebakaran terjadi tanggal 19 Juni 2013 di kiri kanan sungai Jiat dan merembet ke lahan sawit produktif. Sungainya dangkal dari dulu, ditumbuhi rumput dan semak belukar. Karena itu air untuk memadamkan api diambil dari

    Rilis: http://rct.or.id/index.php/berita/143-lahan-terbakar-di-blok-21-dan-22-berdasarkan-keterangan-simarmata Video: http://www.youtube.com/watch?v=rL3UkrfbM5A

  • PAPER BENTANGAN

    Paper Bentangan rct 8 of 21

    parit kanal. Ada kayu yang terbakar di lahan itu.

    8 Arifin (sidang 8, 19 Februari 2014)

    Karyawan PT Adei/Mandor/Bendahara KKPA PT Adei

    Arifin menyatakan koperasi Tani Sejahtera dibentuk atas saran PT Adei agar bisa dilakukan kerjasama. Setiap tiga bulan, masyarakat yang punya lahan mendapat uang Rp 200 ribu dari hasil panen sawit. Sebelum dibakar, menurut Arifin kayu yang ada di blok 19,20,21 sudah ditumbang untuk diolah oleh PT Adei.

    Rilis: http://rct.or.id/index.php/berita/147-satu-mesin-untuk-4-blok Video: http://www.youtube.com/watch?v=z39TM9zS3DY Audio: http://www.4shared.com/mp3/ZQfrNzpxce/Sidang_19_Februari_2014__Arifi.html

    9 Bambang Junaidi (sidang 8, 19 Februari 2014)

    Karyawan PT Adei/Mandor

    Bambang datang ke lokasi kebakaran blok 19,20,21 untuk melakukan pemadaman. Mereka bekerja shift secara bergantian untuk padamkan api. Bambang dapat shift sore.

    Rilis: http://rct.or.id/index.php/berita/147-satu-mesin-untuk-4-blok Video: http://www.youtube.com/watch?v=z39TM9zS3DY Audio: http://www.4shared.com/mp3/xYhGGIALce/Sidang_19_Februari_2014__Bamba.html

    10 Amir (sidang 8, 19 Februari 2014)

    Ninik Mamak Desa Batang Nilo Kecil Suku Piliang

    Amir ceritakan dulunya lahan KKPA milik masyarakat adat dari 3 suku: Piliang, Parabi dan Melayu. Tahun 2000-an lahan diserahkan ke PT Adei untuk dikelola menjadi kebun sawit. Tidak ada pakai ukur berapa luasnya, hanya main tunjuk saja batas-batasnya. Masyarakat dapat uang Rp 200 ribu per tiga bulan dari hasil panen kebun sawit.

    Rilis: http://rct.or.id/index.php/berita/147-satu-mesin-untuk-4-blok Video: http://www.youtube.com/watch?v=z39TM9zS3DY Audio: http://www.4shared.com/mp3/xYhGGIALce/Sidang_19_Februari_2014__Bamba.html

    11 Ardi (sidang 8, 19 Februari 2014)

    Karyawan PT Adei/Mandor Pemupukan

    Ardi memadamkan api yang terbakar di lahan KKPA, bergantian bersama pekerja lain. Sebagai karyawan PT Adei, tugasnya memupuk tanaman sawit. Ia bekerja untuk PT Adei, memupuk di blok 19,20,21. Namun ketika ditanya lahan milik siapa pada blok 19,20,21 yang terbakar itu, ia tidak mau menjawab. Diam saja.

    Rilis: http://rct.or.id/index.php/berita/147-satu-mesin-untuk-4-blok Video: http://www.youtube.com/watch?v=z39TM9zS3DY Audio: http://www.4shared.com/mp3/xYhGGIALce/Sidang_19_Februari_2014__Bamba.html

    12 Hepi Zulfian (sidang 9, 26 Februari 2014)

    Humas PT Adei Hepi tahu kebakaran dari Sutrisno via telepon tanggal 19 Juni 2013. Lahan yang terbakar kata Sutrisno milik orang luar bernama Roy Bangun.

    Rilis: http://rct.or.id/index.php/berita/150-herry-perkebunan-harus-memiliki-izin-diajukan-oleh-

  • PAPER BENTANGAN

    Paper Bentangan rct 9 of 21

    Lahan yang terbakar di area KKPA adalah yang berkonflik dengan masyarakat, milik Brigjen Simamora karyawan PT Adei. Sebagai karyawan, Simamora tidak mendapat sanksi dari perusahaan karena dia mengaku tidak membakar lahan.

    koptan-setelah-kebakaran Video: https://www.youtube.com/watch?v=1aiUdnVaz6k Audio: http://www.4shared.com/mp3/E8Lv3hu6ba/Sidang_9_26_Februari_2014__Hev.html

    13 Zulham (sidang 9, 26 Februari 2014)

    Senior Manager PT Adei

    Zulham menyatakan sejak dulu sudah ada tim pemadam kebakaran dan ia ditunjuk sebagai ketua tim pemadam kebakaran sejak Mei 2013. Tanggal 19 Juni 2013 ia mendapat kabar dari Sutrisno terjadi kebakaran di lahan KKPA PT Adei. Ada 8 pokok yang terbakar. Sebagai ketua tim pemadam kebakaran, ia mengaku tidak tahu darimana asal api dan baru turun ke lapangan jauh hari setelah kebakaran terjadi. Mengenai peralatan PT Adei yang tidak mencukupi untuk memadamkan api, Zulham membantah. Dia bilang peralatan cukup, peralatan dibeli untuk memadamkan api di luar area PT Adei karena orang luar sering minta bantu. Zulham mengatakan membantu memadamkan api di area luar PT Adei, sementara daerah DAS yang bersempadan dengan PT Adei tidak dipadamkan. Katanya karena tidak ada kebakaran di sana. Terdeteksi hotspot di sana, mana mungkin tidak ada kebakaran. Kata JPU. Bisa saja hotspot salah dan tidak akurat, kata Zulham berkeras.

    Rilis: http://rct.or.id/index.php/berita/150-herry-perkebunan-harus-memiliki-izin-diajukan-oleh-koptan-setelah-kebakaran Video: https://www.youtube.com/watch?v=1aiUdnVaz6k Audio: http://www.4shared.com/mp3/qpw6wOncce/Sidang_9_26_Februari_2014__Zul.html

    14 Eko Novitra (sidang 9, 26 Februari 2014)

    BLH Pelalawan Eko menjelaskan soal Amdal PT Adei. Amdal diterbitkan tahun 2006. PT Adei berkewajiban melaporkan perkembangan kegiatannya sesuai Amdal per semester. Menurut Eko, laporan ada dibuat dan diserahkan, tapi isinya itu-itu saja, tidak ada perkembangan yang disebutkan. Menurut peta Amdal, sungai Jiat masuk ke dalam batas wilayah PT Adei sehingga menjadi tanggung jawab PT Adei.

    Rilis: http://rct.or.id/index.php/berita/150-herry-perkebunan-harus-memiliki-izin-diajukan-oleh-koptan-setelah-kebakaran Video: http://www.4shared.com/mp3/ZzwVITkvba/Sidang_9_26_Februari_2014__lan.html Audio: http://www.4shared.com/mp3/ZzwVITkvba/Sidang_9_26_Fe

  • PAPER BENTANGAN

    Paper Bentangan rct 10 of 21

    bruari_2014__lan.html

    15 Heri Herdiansyahputra (sidang 9, 26 Februari 2014)

    Dishut Pelalawan

    Heri menyatakan KKPA PT Adei tidak memiliki izin usaha perkebunan. Sesuai UU No. 18 tentang perkebunan, bila tidak ada izin, KKPA PT Adei bisa dikenai sanksi pidana penjara 5 tahun dan denda 5 miliar.

    Rilis: http://rct.or.id/index.php/berita/150-herry-perkebunan-harus-memiliki-izin-diajukan-oleh-koptan-setelah-kebakaran Video: https://www.youtube.com/watch?v=1aiUdnVaz6k Audio: http://www.4shared.com/mp3/zRpteE1Dce/Sidang_9_26_Februari_2014__Her.html

    16 Riza Adami Nasution (sidang 10, 5 Maret 2014)

    Senior Manager Humas PT Adei

    Riza mengurus Amdal PT Adei. JPU tanya mengapa tidak dibuat embung padahal dalam Amdal ada, dia bilang kanal lebih bagus daripada embung. Di BAP, Riza bilang sungai Jiat masuk areal KKPA PT Adei, setelah di persidangan ia mencabut keterangannya. Sungai Jiat tidak masuk areal PT Adei. Mengenai kebakaran ia tahu dari Labora Bancin tanggal 19 Juni 2013. Labora telepon minta izin support alat untuk memadamkan api.

    Rilis: http://rct.or.id/index.php/berita/155-saksi-iza-adami-nasution-mencabut-keterangannya-di-bap-soal-sumber-kebakaran Video: https://www.youtube.com/watch?v=ArVUaqKNBjI Audio: http://www.4shared.com/mp3/gJ6FjmB-ce/Sidang_10_5_Maret_2014__Riza_A.html

    17 Nahason Sihite (sidang 10, 5 Maret 2014)

    Karyawan PT Adei

    Nahason Sihite adalah orang yang pertama kali merintis area KKPA PT Adei. Luasnya sekitar 500-an hektar. Ia mengakui saat perintisan ada sungai kecil, berkelok-kelok mengalir ke arah utara. Penduduk menamakan itu sungai jiat.

    Rilis: http://rct.or.id/index.php/berita/155-saksi-iza-adami-nasution-mencabut-keterangannya-di-bap-soal-sumber-kebakaran Video: https://www.youtube.com/watch?v=ArVUaqKNBjI Audio: http://www.4shared.com/mp3/K4zQAeGcce/Sidang_10_5_Maret_2014__Nahaso.html

    18 Suryanto (sidang 12, 19 Maret 2014)

    Kepala Desa Batang Nilo Kecil

    KKPA Desa Batang Nilo Kecil sudah ada sejak tahun 1999 dan memulai kerjasama dengan masyarakat tahun 2002. Luas lahan 600-an hektar, yang ditanam 500-an. Sisanya bersengketa dengan masyarakat di blok 1,2,3 dan blok 19,20,21 tidak ditanam karena banjir serta dijual untuk membangun

    Rilis: http://rct.or.id/index.php/berita/162-edi-kliwon-dan-erwin-mengatakan-brigjen-simamora-membakar-lahan Video: http://www.youtube.com/watch?v=oTTcKDT1JQM

  • PAPER BENTANGAN

    Paper Bentangan rct 11 of 21

    masjid desa. Lahan blok 19,20,21 itu sudah digarap masyarakat. Saat kebakaran ia ditelepon Sardiman Saragih. Esoknya ia datang ke lokasi dan melihat orang memadamkan api dengan ember.

    Audio: http://www.4shared.com/mp3/uLB8Tzewce/Sidang_12_19_Maret_2014__Surya.html

    19 Edi Kliwon (sidang 12, 19 Maret 2014)

    Pemilik Lahan KKPA Desa Batang Nilo Kecil

    Edi Kliwon salah satu pemilik lahan di blok 19,20,21 KKPA PT Adei, sebelum dijual ke Erwin karena tidak punya uang. Ia tidak tahu lahan itu milik PT Adei. Ia beli lahan dari Yunus tahun 2012. Saat kebakaran, ia datang ke sana, waktu itu api masih kecil dan lahan yang terbakar duluan di sebelahnya milik Brigjen Simamora. Edi Kliwon tanda tangan surat pernyataan yang dibawa Eki satpam PT Adei. Ia tak bisa baca, tak tahu apa isi surat. Hanya tanda tangan. Kata Erwin itu surat menyatakan bahwa ia bersedia menjadi saksi dan menuntut penggantian lahannya yang terbakar kepada Brigjen Simamora. Sampai sekarang lahan itu belum diganti rugi.

    Rilis: http://rct.or.id/index.php/berita/162-edi-kliwon-dan-erwin-mengatakan-brigjen-simamora-membakar-lahan Video: http://www.youtube.com/watch?v=oTTcKDT1JQM Audio: http://www.4shared.com/mp3/EHcacSw7ce/Sidang_12_19_Maret_2014__Edi_K.html

    20 Erwin (sidang 12, 19 Maret 2014)

    Pemilik Lahan KKPA Desa Batang Nilo Kecil

    Erwin juga memiliki lahan di blok 19,20,21. Ia juga beli lahan dari Edi Kliwon. Saat kebakaran, ia bersama Edi ke lokasi dan melihat api membakar lahannya. Asal api dari lahan Brigjen Simamora. Ia melihat api di lahan itu namun tidak memadamkan karena ada orang yang bekerja di sana. Setelah kebakaran, ia datang ke rumah Brigjen Simamora minta ganti rugi lahan yang terbakar. Tapi tidak diganti karena Erwin tidak bisa membuktikan bahwa Simamora yang membakar lahan.

    Rilis: http://rct.or.id/index.php/berita/162-edi-kliwon-dan-erwin-mengatakan-brigjen-simamora-membakar-lahan Video: http://www.youtube.com/watch?v=oTTcKDT1JQM Audio: http://www.4shared.com/mp3/-6LRg5qmba/sidang_12_19_maret_2014__erwin.html

    21 Brigjen Simamora (sidang 12, 19 Maret 2014)

    Karyawan PT Adei

    Ia mengakui punya lahan di blok 19,20,21 dibeli dari Yunus pada April 2013. Sebelumnya ia mengaku tidak tahu lahan itu milik KKPA PT Adei. Ia tidak ada diberi sanksi oleh PT Adei karena kebakaran itu. Keterangan Simamora dikonfrontir dengan Erwin dan Edi Kliwon. Karena Erwin dan Edi bilang yang bakar lahan adalah Simamora. Waktu saya datang ke rumahnya, dia bilang memang ada

    Rilis: http://rct.or.id/index.php/berita/162-edi-kliwon-dan-erwin-mengatakan-brigjen-simamora-membakar-lahan Video: http://www.youtube.com/watch?v=oTTcKDT1JQM Audio: http://www.4shared.com/mp3/-

  • PAPER BENTANGAN

    Paper Bentangan rct 12 of 21

    api di lahannya dan dia berusaha memadamkan, kata Erwin. Simamora bersikeras bukan dia yang bakar lahan.

    6LRg5qmba/sidang_12_19_maret_2014__erwin.html

    22 Tan Kei Yoong (sidang 13, 26 Maret 2014)

    Regional Manager PT Adei

    Tan Kei selaku Managing Director PT Adei. Saat kebakaran terjadi ia berada di Jepang dan diberitahu oleh Danesuvaran. Blok 1,2,3 dan 19,20,21 tidak ditanami dan menjadi tanggung jawab koperasi. DAS tanggung jawab desa, bukan PT Adei.

    Rilis: http://rct.or.id/index.php/berita/164-lahan-1-5-hektare-das-di-pt-adei-terbakar Video: http://www.youtube.com/watch?v=loHxi2VzhDE Audio: http://www.4shared.com/mp3/gR9QvPNpba/Sidang_13_26_Maret_2014__Tan_K.html

    23 Goh Tee Meng (sidang 13, 26 Maret 2014)

    Presiden Direktur PT Adei

    Ia Presdir sejak Feb 2010- Agust 2013, sebelum pensiun ia membawahi 17 perusahaan di Indonesia yang Induk Perusahaannya KLK di Malaysia yaitu: Legisindo, Still Indo Wahana Perkasa, Parit Sempadan, Agro Makmur Abadi, Alam Kaya Sejahtera, Adei, Sukabumi alam Lestari, Kasih Jaya, Hadi Kaya, Safari Riau, Mulia Agung Permai, Kaya Makmur Abadi, Menteng Jaya Sawit Perdana, Hutan Hijau Mas, Jabontara Ekakarsa, Meilindo Mas Perkebunan, 198, Langkat kerjasama dengan PTPN. Goh Tee Meng tahu kebakaran karena dihubungi Danesuvaran, tapi sudah berhasil dipadamkan. Danes selaku GM bertanggung jawab untuk mengatasi masalah itu.

    Rilis: http://rct.or.id/index.php/berita/164-lahan-1-5-hektare-das-di-pt-adei-terbakar Video: http://www.youtube.com/watch?v=loHxi2VzhDE Audio: http://www.4shared.com/mp3/jZ6i9vVzce/Sidang_13_26_Maret_2014__Goh_T.html

    24 Nelson Sitohang (Saksi Ahli) (sidang 14, 2 April 2014)

    PNS Badan Lingkungan Hidup Prop Riau

    Usaha perkebunan bersandar pada UU Pengelolaan Lingkungan Hidup. Bila melanggar aturan bisa dikenai sanksi administrasi, namun bila perusahaan menyebabkan kerusakan lingkungan hidup, ada sanksi pidana. Sungai Jiat berdasarkan peta Amdal berada dalam konsesi KKPA PT Adei jadi PT Adei wajib menjaganya. Dalam aturan area sungai harus dikonservasi. Bila lahan dirambah masyarakat, PT Adei harus melaporkan, bukan berarti lepas tanggung jawab. Mengenai sungai Jiat yang tertimbun secara alami tidak mungkin, pasti ada campur tangan manusia. Kesimpulan Nelson bahwa PT Adei sudah merusak

    Rilis: http://rct.or.id/index.php/berita/166-nelson-pt-adei-tidak-menjaga-lingkungan-hidup Video: https://www.youtube.com/watch?v=gKulFBr2vgo Audio: http://www.4shared.com/mp3/2tt-FL3rba/Sidang_14_2_April_2014__Nelson.html

  • PAPER BENTANGAN

    Paper Bentangan rct 13 of 21

    lingkungan hidup dengan sengaja membakar untuk menanam sawit.

    25 Suparyadi (Saksi Ahli) (sidang 14, 2 April 2014)

    PNS BPN Kab Pelalawan Staf Sub Seksi Pengukuran dan Pemetaan Kadastral

    Suparyadi melakukan pengukuran luas areal yang terbakar setelah kebakaran terjadi. Hasil perhitungan luas areal yang terbakar 32 hektar. Danesuvaran sempat membantah. Menurutnya lahan yang terbakar 22 hektar karena 10 hektar lahan masyarakat. Suparyadi tetap pada keterangannya karena tidak melihat apakah itu lahan masyarakat atau bukan.

    Rilis: http://rct.or.id/index.php/berita/166-nelson-pt-adei-tidak-menjaga-lingkungan-hidup Video: https://www.youtube.com/watch?v=gKulFBr2vgo Audio: http://www.4shared.com/mp3/b6xhmgjDce/Sidang_14_2_April_2014__Supary.html

    26 Bambang Hero Saharjo (Saksi Ahli) (sidang 15, 16 April 2014)

    PNS pada Fakultas Kehutanan IPB Bogor

    Bambang turun ke lokasi kebakaran.Ia mengambil sampel di 6 titik. Dari hasil analisa lab, terbukti PT Adei sengaja melakukan pembakaran lahan. PT Adei tidak punya sarana lengkap untuk mencegah kebakaran. Tidak punya struktur organisasi tim pemadam kebakaran. Menurut perhitungan Bambang Hero, kebakaran lahan yang dilakukan PT Adei telah melepaskan emisi gas rumah kaca yaitu 270 ton karbon, 243 ton CO2, 0,78 ton CH4, 0,51 ton NOx, 0,22 ton NH3, 1,17 ton O3, 20,65 ton CO, dan 24 ton partikel yang sudah melampaui baku mutu kerusakan lingkungan. Jadi PT Adei sudah merusak lingkungan hidup, kata Bambang.

    Rilis: http://rct.or.id/index.php/berita/169-pt-adei-sengaja-membakar-lahan-dan-merusak-lingkungan-hidup

    Video: http://www.youtube.com/watch?v=npQ5-hvDJ1U

    Audio: http://www.youtube.com/watch?v=npQ5-hvDJ1U

    27 Basuki Wasis (Saksi Ahli) (sidang 15, 16 April 2014)

    Dosen di Faklultas Kehutanan IPB Bogor

    Basuki turun ke lapangan sebanyak 2 kali. Dari hasil observasi dan penelitiannya, ia menyatakan PT Adei sengaja membakar lahan dan merusak lingkungan hidup. Sifat fisik, kimia dan biologi tanah gambut sudah rusak akibat kebakaran lahan yang dilakukan. Sifat fisik yang diteliti Basuki yakni sedimentasi tanah. Ia menemukan adanya tanah mineral di lokasi kebakaran. Sifat kimia yang dianalisa Basuki berupa pengukuran pH tanah. Gambut memiliki pH yang rendah. Tanah gambut yang terbakar pH-nya naik drastis. Ini membuktikan memang telah terjadi kebakaran dan gambut menjadi rusak, katanya.

    Rilis: http://rct.or.id/index.php/berita/169-pt-adei-sengaja-membakar-lahan-dan-merusak-lingkungan-hidup Video: http://www.youtube.com/watch?v=npQ5-hvDJ1U Audio: http://www.4shared.com/mp3/6JQfO7yZba/Sidang_15_15_April_2014__Basuk.html

  • PAPER BENTANGAN

    Paper Bentangan rct 14 of 21

    Untuk sifat biologi tanah, Basuki menemukan banyaknya mikroba di dalam tanah yang mati, juga flora dan fauna yang mati di lokasi kebakaran. Sesuai PP 4/2001, salah satu sifat saja terpenuhi, PT Adei telah dinyatakan merusak lingkungan hidup. Dalam kasus ini, semua sifat terpenuhi untuk menyatakan bahwa PT Adei sudah merusak lingkungan, kata Basuki Wasis.

    28 Irwan Dahar (Saksi Ahli) (sidang 17, 30 April 2014)

    PNS Dinas Perkebunan Prop Riau Kepala Seksi Penanggulangan Kebakaran Kebun

    PT Adei tidak memiliki sarana yang lengkap untuk menanggulangi kebakaran lahan. Tidak ada embung dan menara pemantau api. Bisa diberi sanksi pencabutan izin usaha. Tim Penasehat Hukum Danesuvaran keberatan terhadap keterangan Irwan Dahar dalam BAP yang menyatakan PT Adei tidak punya izin. Terkait keterangan terkait perizinan, Irwan menjelaskan saat memberikan keterangan di penyidik ia diampingi oleh ahli bidang perizinan. PH minta agar keterangan di BAP terkait perizinan dianulir. Majelis hakim menyatakan akan mempertimbangkan dan memberikan penilaian tersendiri.

    Rilis: http://rct.or.id/index.php/berita/173-pt-adei-melanggar-aturan-izin-bisa-dicabut

    Video: https://www.youtube.com/watch?v=sf-0mNecmNo

    Audio: http://rct.or.id/index.php/berita/173-pt-adei-melanggar-aturan-izin-bisa-dicabut

    29 Edward Omar Sharif Hiariej (Saksi Ahli) (sidang 18, 7 Mei 2014)

    Profesor Hukum Pidana Fakultas Hukum UGM

    Tidak hadir di persidangan dan BAP nya dibacakan tim JPU. Intinya tentang pekerjaan yang melakukan penyimpangan dari ketentuan namun dibiarkan atau tidak ada upaya pencegahan dari Direktur, dengan demikian Direktur dapat dimintai pertanggung-jawaban. Dan yang bertanggung jawab dapat dilihat di UU Perseroan Terbatas.

    Rilis: http://rct.or.id/index.php/berita/176-saksi-andria-direktur-juga-mengatakan-itu-bukan-tanggung-jawab-kami Video: https://www.youtube.com/watch?v=OmfF9Az9v2Q Audio: http://www.4shared.com/mp3/ecKV-A7Nba/Sidang_18_7_Mei_2014__Pembacaa.html

    30 Andria (Saksi Meringankan) (sidang 18, 7 Mei 2014)

    Karyawan PT Adei/Senior Asisten Manajer PT Adei bidang lingkungan

    Ia menyatakan BLH sering turun ke PT Adei untuk mengecek dan penilaiannya selalu bagus. Andria mengaku PT Adei ada melakukan sosialisasi terkait kebakaran lahan, sosialisasi saja tanpa adanya pelatihan

    Rilis: http://rct.or.id/index.php/berita/176-saksi-andria-direktur-juga-mengatakan-itu-bukan-tanggung-jawab-kami Video:

  • PAPER BENTANGAN

    Paper Bentangan rct 15 of 21

    bagaimana mengantisipasi bila kebakaran terjadi. Embung tidak ada di PT Adei dan Andria berkeras fungsi embung sama dengan waduk untuk menampung air. Sungai Jiat bukan tanggung jawab PT Adei. Direktur mengatakan begitu, kata Andria. Pernyataan ini dibantah Danesuvaran GM PT Adei. Kita bertanggung jawab menjaga sungai, kata Danesuvaran. Andria bertugas membuat laporan Amdal setiap enam bulan sekali. JPU membuktikan laporannya tidak berubah, sama setiap semester. Andria mencoba berkelit namun akhirnya ia mengakuinya. Namun ia bilang BLH selalu menilai laporannya bagus tidak ada masalah.

    https://www.youtube.com/watch?v=OmfF9Az9v2Q Audio: www.4shared.com/mp3/ecKV-A7Nba/Sidang_18_7_Mei_2014__Pembacaa.html

    31 Azel Tasman (Saksi Meringankan) (sidang 19, 14 Mei 2014)

    Pemilik Lahan yang Berdampingan dengan KKPA

    Azel mengolah lahan yang bersengketa dengan PT Adei. Keterangannya tidak konsisten. Sebentar mengatakan lahannya terbakar, sebentar tidak terbakar.

    Rilis: http://rct.or.id/index.php/berita/182-saksi-a-decharge-sungai-jiat-tak-ada-air-saat-kemarau Video: https://www.youtube.com/watch?v=PjKuK-jLl2Q Audio: http://rct.or.id/index.php/berita/182-saksi-a-decharge-sungai-jiat-tak-ada-air-saat-kemarau

    32 Samsul Bahri (Saksi Meringankan) (sidang 19, 14 Mei 2014)

    Mantan Kepala Desa Sering 2010-2013

    Keterangan Samsul tentang sungai Jiat. Ia bilang sungai itu sudah ada lama sekali. Kalau musim kemarau kering dan musim hujan banjir dan menggenangi area sekitarnya.

    Rilis: http://rct.or.id/index.php/berita/182-saksi-a-decharge-sungai-jiat-tak-ada-air-saat-kemarau Video: https://www.youtube.com/watch?v=PjKuK-jLl2Q Audio: http://www.4shared.com/mp3/78p7vtVTba/Sidang_19_14_Mei_2014__Azel_Ka.html

    33 Khairul Anwar (Saksi Meringankan) (sidang 19, 14 Mei 2014)

    Karyawan PT Adei/Supir Danesuvaran

    Khairul menjelaskan bahwa Danesuvaran adalah orang yang sangat peduli tentang lingkungan dan mengingatkan untuk tidak membuang puntung rokok agar kebakaran tidak terjadi. Saat kebakaran, Khairul mengantar Danesuvaran berkeliling

    Rilis: http://rct.or.id/index.php/berita/182-saksi-a-decharge-sungai-jiat-tak-ada-air-saat-kemarau Video: https://www.youtube.com/watch?v=PjKuK-jLl2Q

  • PAPER BENTANGAN

    Paper Bentangan rct 16 of 21

    lokasi. Saat itu separuh masih terbakar, separuh sudah dipadamkan, katanya. JPU minta majelis hakim mencatat dan mempertimbangkan keterangan Khairul karena setiap sidang dia selalu hadir dan mengikuti. JPU meragukan kebenaran kesaksian Khairul.

    Audio: http://www.4shared.com/mp3/PvUMpn4lce/Sidang_19_14_Mei_2014__Khairil.html

    34 M. Nasir Bafat (Saksi Meringankan) (sidang 19, 14 Mei 2014)

    Warga Desa Sering

    Nasir mengatakan Sungai Jiat sangat kecil alirannya, saat musim kemarau kering dan musim hujan baru berair.

    Rilis: http://rct.or.id/index.php/berita/182-saksi-a-decharge-sungai-jiat-tak-ada-air-saat-kemarau Video: https://www.youtube.com/watch?v=PjKuK-jLl2Q Audio: http://www.4shared.com/mp3/PvUMpn4lce/Sidang_19_14_Mei_2014__Khairil.html

    35 Gunawan Jaya Kirana (Saksi Ahli PH) (sidang 20, 20 Mei 2014)

    Dosen Institut Pertanian Bogor

    Gunawan pernah turun ke lokasi kebakaran PT Adei pada bulan Maret 2014. Ia ambil sampel dan diteliti di laboratorium. Ia bantah semua hasil penelitian Bambang Hero dan Basuki Wasis. Meski begitu, hasil penelitian Gunawan Jaya belum selesai.

    Rilis: http://rct.or.id/index.php/berita/184-riset-belum-selesai-gunawan-bantah-hasil-riset-ahli-jpu Video: https://www.youtube.com/watch?v=86UIk-CfKx8 Audio: http://www.4shared.com/mp3/uMZubRwOba/Sidang_20_20_Mei_2014__Gunawan.html

    36 Chairul Huda (Saksi Ahli PH) (sidang 21, 28 Mei 2014)

    Dosen Universitas Muhammadiyah Jakarta

    Ia dosen hukum pidana. Ia katakan UU Perkebunan tidak bisa menjerat korporasi, hanya perseorangan. Harus dibuktikan yang membakar itu atas nama korporasi dan bekerja atas perintah korporasi, katanya. Ia juga katakan PT Adei tidak bisa diberikan sanksi pidana, bila melanggar aturan, hanya sanksi administrasi saja. Namun setelah didesak hakim, apa dasar hukum yang menyatakan perusahaan tidak bisa dikenai sanksi pidana, ia tak bisa menjawab. Akhirnya ia menyatakan bahwa itu hanya pendapatnya saja, tidak ada dasar hukumnya.

    Rilis: http://rct.or.id/index.php/berita/186-sanksi-administrasi-untuk-pt-adei-plantation-atas-pembakaran-lahan Video: https://www.youtube.com/watch?v=KN4IHdDYY_s Audio: http://www.4shared.com/mp3/aLqfclzOba/Sidang_21_28_Mei_2014__Chairul.html

  • PAPER BENTANGAN

    Paper Bentangan rct 17 of 21

    37 Prf. Dr. Daud Silalahi, SH (saksi ahli PH) (sidang 23, 11 Juni 2014)

    Saksi Ahli Hukum Lingkungan

    Saksi ahli tidak datang karena sakit. Berkas keterangannya diberikan ke majelis hakim.

    Rilis: http://rct.or.id/index.php/berita/193-danesh-fokus-bantu-pemadaman-swp-dan-arara-abadi-kkpa-tanggung-jawab-asisten Video: http://www.youtube.com/watch?v=W5541aDbof0 Audio: http://www.4shared.com/mp3/mx8HlhdQba/Sidang_23_11_Juni_2014__pemeri.html

    38 Danesuvaran KR Singam (sidang 23, 11 Juni 2014)

    Pemeriksaan terdakwa

    Danesuvaran mengatakan bahwa yang mengurus izin usaha perkebunan semestinya koperasi. Alasannya tidak tahu, itu instruksi dari atasan. Yang bertanggung jawab terhadap KKPA saat terjadi kebakaran adalah asisten lapangan bernama Sutrisno karena untuk melakukan pemadaman api tidak perlu menunggu perintah darinya selaku General Manager PT Adei. Menurut Danesuvaran, peralatan di areal KKPA sudah cukup untuk memadamkan api. Peralatan dibeli lagi dengan dalih untuk memadamkan api di luar areal KKPA karena kondisi sedang rawan. Ia mengakui peralatan pemadaman tidak ada di areal KKPA, hanya ada di kebun inti PT Adei. Alasannya karena memang sudah SOP nya begitu.

    Rilis: http://rct.or.id/index.php/berita/193-danesh-fokus-bantu-pemadaman-swp-dan-arara-abadi-kkpa-tanggung-jawab-asisten Video: http://www.youtube.com/watch?v=W5541aDbof0 Audio: http://www.4shared.com/mp3/mx8HlhdQba/Sidang_23_11_Juni_2014__pemeri.html

    V. ANALISIS Pada Juni 2013, telah terjadi kebakaran lahan perkebunan kelapa sawit di areal KKPA Desa Batang Nilo Kecil, Kecamatan Pelalawan, Kabupaten Pelalawan. Berdasarkan AMDAL, lahan KKPA Desa Batang Nilo Kecil masuk dalam areal PT Adei Plantaion and Industry. Berdasarkan dakwaan Penuntut Umum, isu utamanya adalah:

    Benarkah lahan perkebuanan kelapa sawit KKPA Desa Batang Nilo Kecil yang dikelola oleh PT Adei Plantation Industry sengaja membuka dan atau mengolah lahan dengan cara pembakaran berakibat pada pengrusakan atau pencemaran lingkungan?

    Untuk menjawab pertanyaan tersebut harus merujuk pada hasil pemeriksaan hakim terhadap alat bukti dan barang bukti yang diajukan oleh Penuntut Umum di depan persidangan.

  • PAPER BENTANGAN

    Paper Bentangan rct 18 of 21

    Tim riau corruption trial mendasari analisis pada keterangan saksi, keterangan terdakwa, keterangan ahli. Sebab, selama proses persidangan, tim riau corruption trial tidak dapat melihat bukti-bukti lainnya berupa surat dan barang bukti yang diperlihatkan Penuntut Umum dihadapan majelis hakim. Dalam analisis ini, rct tidak akan membahas unsur-unsur pasal dalam dakwaan.

    Memorie van Tulichting menyebut bahwa sengaja (opzetrlijk) adalah sama dengan dikehendaki dan diketahui (willen en wettens). Satochid Kartanegara menyebut yang dimaksud dengan willen en wettens adalah seseorang yang melakukan sesuatu perbuatan dengan sengaja, harus menghendaki (wilen) perbuatan itu serta harus menginsafi, mengerti (wetten) akan akibat dari perbuatan itu. Hasil pantauan sidang riau corruption trial menyimpulkan meski di dalam persidangan seluruh saksi fakta yang dihadirkan oleh Penuntut Umum tidak menyebut pimpinan PT Adei Plantation and Industry secara langsung membakar lahan, namun keterangan ahli Prof Bambang Heru Saharjo dan Basuki Wasis menyebut lahan sengaja dibakar karena ada bahan bakar yang tersedia di areal lahan. Dan lahan yang terbakar milik Brigjen Simamora yang juga karyawan PT Adei Plantation and Industry. Lantas saat terjadi kebakaran manajemen PT Adei Plantation Industry tidak cepat memadamkan api. Berikut rangkaian faktanya: Lahan pola KKPA kerjasama antara PT Adei dengan Koperasi Petani Sejahtera telah terbakar. Ini dibenarkan oleh semua saksi. Awalnya lahan terbakar di sekitar daerah aliran sungai jiat, yang menurut peta dokumen Amdal masuk ke dalam wilayah kerja PT Adei. Namun PT Adei mengakui lahan tersebut bersengketa dengan masyarakat. Kebakaran tersebut terjadi pada 17 Juni 2013. Dua hari kemudian, api merembet ke lahan produktif. Setelah di lahan produktif PT Adei terbakar, barulah dilakukan pemadaman. Pernyataan ini dibenarkan oleh saksi Rahmad, karyawan PT Adei. Ia bersama Adi Firdaus dan Bambang Junaidi (semuanya mandor yang bekerja untuk PT Adei) secara bergantian memadamkan api. Keterangan mereka bersesuaian dengan keterangan Bambang Hero Saharjo, ahli Kebakaran Hutan dan Lahan. Bambang turun ke lokasi kebakaran dan melihat fakta lapangan. Ia menyatakan lokasi lahan yang terbakar berada di antara tanaman kelapa sawit milik PT Adei dan tanaman sawit milik KKPA Batang Nilo Kecil. Selain itu, Bambang juga menyatakan bahwa pada bagian lain dari lahan yang terbakar ditemukan aliran sungai seperti bagian anak sungai yang masih ada namun tidak mengalir dengan baik. Sungai ini sudah menyempit dari kondisi awalnya sehingga penampakannya nampak seperti kolam ikan yang airnya menggenang. Dari peta lokasi kegiatan perkebunan kelapa sawit PT Adei, diketahui bahwa lahan bekas terbakar itu adalah anak sungai yang masih hidup yang berujung pada sungai Kampar, kata Bambang. Keterangan mengenai pendangkalan sungai jiat juga dibenarkan oleh beberapa saksi lain. Seperti para pegawai PT Adei yakni Rahmad, Sardiman Saragih dan Adi Firdaus. Mereka sudah lama bekerja pada PT Adei dan setiap hari berkeliling di sekitar areal KKPA untuk melakukan pengelolaan kelapa sawit. Mereka mengamati sungai jiat setiap hari dan menyatakan bahwa sungai jiat tersebut sudah tidak ada air.

  • PAPER BENTANGAN

    Paper Bentangan rct 19 of 21

    Bambang Hero menyimpulkan bahwa kegiatan pembakaran di lahan tersebut sengaja dibiarkan tanpa ada upaya pemadaman atau pencegahan. Hal tersebut dipertegas dengan hadirnya tiang panjang yang jaraknya beraturan yang menandakan kegiatan tersebut terencana sebelum pembakaran. Tak hanya Bambang Hero sendiri yang menyatakan begitu. Arifin, karyawan PT Adei yang bekerja sebagai mandor juga menyatakan bahwa ada kayu pancang sebelum lahan tersebut hangus terbakar. Berdasarkan hasil analisa Bambang Hero, pembakaran sengaja dilakukan dalam rangka membersihkan lahan sehingga mudah dikerjakan. Lahan yang terbakar sesungguhnya adalah anak sungai yang sengaja ditimbun yang kemudian akan digunakan sebagai lahan untuk pembangunan kebun kelapa sawit. Hal tersebut tampak dari jenis tanaman yang terdapat di bawah permukaan rumput yang ditanam kemudian dibakar tersebut ternyata adalah tanah mineral, bukan tanah gambut. Berdasarkan verifikasi lapangan diketahui bahwa penimbunan sungai untuk perluasan areal penanaman kelapa sawit memang telah direncanakan dan dilakukan secara sengaja (dengan maksud menyatukan lahan menjadi satu hamparan) termasuk kegiatan penyiapan lahannya dengan pembakaran dan penanamannya dengan rumput untuk bagian permukaannya yang seolah-olah gambut tipis. Selama pembakaran telah dilepaskan 270 ton karbon, 243 ton CO2, 0,78 ton CH4, 0,51 ton NOx, 0,22 ton NH3, 1,17 ton O3, dan 20,65 ton CO serta 24 ton partikel. Gas rumah kaca yang dilepaskan selama kebakaran berlangsung telah melewati batas ambang terjadinya pencemaran, yang berarti bahwa gas-gas yang dihasilkan selama pembakaran telah mencemarkan lingkungan dilahan terbakar dan sekitarnya, selain itu gambut yang terbakar tidak mungkin kembali lagi karena rusak. Dalam rangka pemulihan lahan yang rusak akibat kebakaran lahan seluas 40 ha melalui pemberian kompos, serta biaya yang harus dikeluarkan untuk memfungsikan faktor ekologis yang hilang maka dibutuhkan biaya sebesar Rp.15.794.238.630. Basuki Wasis, ahli kerusakan lingkungan juga turun ke lapangan untuk melakukan obeservasi. Ia menganalisa sampel tanah di areal yang terbakar di PT Adei. Berdasarkan hasil analisanya di Laboratorium Pengaruh Hutan Bagian Ekologi Hutan Departemen Silvikultur Fakultas Kehutanan IPB, ditarik kesimpulan memang benar pada lokasi kebakaran telah terjadi perusakan tanah dan lingjungan melalui kegiata pembakaran dalam penyiapan lahan (land clearing) untuk pembuatan kebun kelapa sawit. Hasil analisa menunjukkan bahwa memang tanah tersebut dibakar dan telah terjadi kerusakan lingkungan sifat fisika tanah karena telah masuk kriteria baku kerusakan untuk parameter subsidence pH tanah, C organik, dan nitrogen tanah. Selain itu, hasil analisa terhadap total mikroorganisme, total fungsi dan respirasi tanah, porositas dan bobot isi tanah, keragaman spesies dan populasi, serta peningkatan kadar Ca dan Mg tanah juga menunjukkan bahwa tanah tersebut sengaja dibakar. Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) mengatur ketentuan pengelolaan dampak untuk mengurangi potensi kebakaran, yakni melalui kegiatan membangun menara api setinggi 20 meter yang ditempatkan di beberapa tempat strategis, membuat papan peringatan yang

  • PAPER BENTANGAN

    Paper Bentangan rct 20 of 21

    berisi himbauan agar menghindari kegiatan yang menyebabkan terjadinya kebakaran lahan, membuat embung (kolam persediaan air) untuk kebutuan pemadaman api saat kebakaran lahan, membentuk tim penanggulangan kebakaran yang dilengkapi dengan fasilitas alat komunikasi dan alat berat yang memadai, serta membuat tanda larangan agar tidak membuang puntung rokok atau menghidupkan api unggun. Mengenai menara api, seluruh saksi menyatakan bahwa di areal KKPA PT Adei tidak ada menara api. Embung juga tidak ada. Namun pihak perusahaan berkelit bahwa mengenai hal ini. Zulham selaku Senior Manager PT Adei, Hepi Zulfian dan Riza Adami Nasution selaku Humas PT Adei kompak menyatakan bahwa menara api ada di areal inti PT Adei dan ini bisa mencakup semua areal PT Adei termasuk KKPA. Embung mereka mengakui tidak ada, namun mereka menyatakan waduk dan parit kanal berfungsi lebih baik daripada embung. Nelson Sitohang dari Badan Lingkungan Hidup menyatakan bahwa perusahaan harus mematuhi segala hal yang disyaratkan dalam RKL. Kalau mau mengganti embung menjadi waduk, ubah dulu AMDAL nya. Karena apa yang tertara dalam AMDAL wajib dipenuhi, katanya. Mengenai papan peringatan dan tanda larangan tidak membuang puntung rokok, para saksi dari pihak perusahaan mengakui pengumuman tersebut ada. Sementara untuk tim penanggulangan kebakaran, terjadi perbedaan keterangan. Pihak PT Adei (dari kesaksian Zulham, Hepi dan Riza Adami selaku Humas PT Adei) menyatakan regu pemadam kebakaran ada dan Zulham sebagai ketua, baru dibentuk Mei 2013. Namun fakta di lapangan (melalui kesaksian para karyawan PT Adei seperti Adi Firdaus, Arifin, Ardi dan Bambang Junaidi), mereka secara bergantian memadamkan api atas perintah Sutrisno. Saat bersaksi di persidangan, Sutrisno juga mengatakan bahwa ia diperintahkan oleh Danesuvaran untuk mengkoordinir pemadaman api di lokasi kebakaran. Lantas, siapa yang membakar lahan tersebut? Erwin dan Edi Kliwon, dua warga Desa Batang Nilo Kecil yang memiliki lahan di areal DAS (asal mula api) menyatakan sumber api berasal dari lahan milik Brigjen Simamora. Letak lahan Simamora bersebelahan dengan lahan Erwin. Erwin menyatakan bahwa saat ia mengolah lahannya, ia melihat ada orang yang bekerja di lahan Simamora dan membakar lahan tersebut. Namun ia tidak memeriksa lebih lanjut. Namun saat Erwin menanyakan ke Simamora, ia tidak mengaku membakar lahan. PT Adei juga tidak menghukum Simamora karena ia tidak mengaku bakar lahan.

    VI. REKOMENDASI Riau Corruption Trial berposisi pada bahwa terdakwa Danesuvaran KR Singam terpenuhi dalam kualifikasi dalam Pasal 116 ayat (1) huruf (b): Apabila tindak pidana lingkungan hidup dilakukan oleh, untuk, atau atas nama badan usaha, tuntutan pidana dan sanksi pidana dijatuhkan kepada orang yang memberi perintah untuk melakukan tindak pidana tersebut atau orang yang bertindak sebagai pemimpin kegiatan dalam tindak pidana tersebut. Peran terdakwa terlihat dalam analisis tersebut di atas. Riau Corruption Trial tidak membahas unsur-unsur pasal sebagaimana termaktub dalam dakwaan Penuntut Umum. Riau Corruption Trial hendak mendorong dan merekomendasikan

  • PAPER BENTANGAN

    Paper Bentangan rct 21 of 21

    kepada Penuntut Umum agar menuntut terdakwa berdasarkan akibat yang ditimbulkan ulah kejahatan korporasi yang telah membakar lahannya demi keuntungan ekonomis tanpa memperhatikan keadilan ekologis dan keadilan sosial termasuk dampak bahayan lingkungan yang diderita oleh rakyat Riau. Riau Corruption Trial hadir salah satu misinya menyelamatkan lingkungan melalui pengawasan penegakan hukum Sumber Daya Alam. Riau Corruption Trial yakin kejahatan korporasi dapat diberantas salah satunya dengan penegakan hukum yang benar, adil dan berpihak kepada ekologis. Riau Corruption Trial mengapresiasi Penuntut Umum sudah berusaha keras membuktikan bahwa PT Adei Plantation and Industry sengaja membakar lahannya dengan menghadirkan alat bukti dan barang bukti di depan persidangan. Namun, catatan kritis Riau Corruption Trial kepada Penuntut Umum yaitu, tidak memasukkan Pasal 117, Pasal 118 dan Pasal 119 UU Nomor 32 tahun 2009 tentang Pengelolaan dan Perlindungan Lingkungan Hidup. Sebab jika pasal-pasa tersebut masuk dalam dakwaan Penuntut Umum, pidana tambahan berupa salah satunya penutupan seluruh atau sebagian tempat usaha dan atau kegiatan bisa dikenakan kepada korporasi, sehingga memberi efek jera. Apalagi hakim dalam memeriksa dan memutus perkara berpedoman kepada Dakwaan Penuntut Umum. Meski pidana tambahan tidak dimasukkan oleh Penuntut Umum, agar terjadi efek jera kepada korporasi, kami merekomendasikan kepada Penuntut Umum agar Menuntut terdakwa Danesuvaran KR Singam: 1. Pidana Penjara selama sepuluh (10) tahun, dan 2. Pidana Denda Rp 10.000.000.000,00 atau Rp 10 Miliar Karena terbukti sengaja membuka lahan dengan cara dibakar, berkaibat pada kerusakan dan pencemaran lingkungan.

    VII. REFERENSI Referensi Paper Bentangan di bersumber dari:

    1. Riau Corruption Trial www.rct.or.id 2. Dakwaan Penuntut Umum atas nama Terdakwa Danesuvaran KR Singam 3. Buku M Yahya Harahap SH berjudul Pembahasan Permasalahan dan Penerapan

    KUHAP Penyidikan dan Penuntutan 4. Buku Supriadi SH MHum berjudul Hukum Kehutanan dan Hukum Perkebunan di

    Indonesia 5. Buku DR Syahrul Machmud SH MH berjudul Problematika Penerapan Delik Formil

    Dalam Perspektif Penegakan Hukum Pidana Lingkungan di Indonesia

    ***Selesai***