paper pengenalan peralatan bedah

download paper pengenalan peralatan bedah

of 6

description

veterinary medicine

Transcript of paper pengenalan peralatan bedah

Pengenalan Peralatan OperasiOleh : Ismi Nurjannah (2012-D)

Pendahuluan Pelaksanaan operasi pada hewan juga diperlukan suatu usaha yang dapat melindungi luka dari kontaminasi dan infeksi bakteri sama halnya dengan operasi yang dilakukan pada manusia. Sumber kontaminasi bakteri dapat berasal dari pasien, lingkungan (udara, ruang dan fasilitas yang tersedia untuk keperluan operasi), bahan dan alat-alat operasi, serta anggota team operasi. Untuk melindungi dan atau untuk mencegah agar luka tidak terkontaminasi atau terinfeksi bakteri sehingga luka operasi yang dibuat diharapkan dapat mengalami kesembuhan primer, diperlukan usaha yang dapat menghalangi masuknya organisme pengganggu antara lain dengan cara melakukan operasi di dalam operasi yang memadai, sterilitas peralatan, bahan dan perlengkapan operasi, persiapan operator, pembantu operator dan orang-orang yang terlibat dalam pelaksanaan operasi, serta pasien sesuai dengan prosedur yang aseptik.Pembedahan merupakan suatu tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan membuka dan menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani. Yang dilakukan dengan membuat sayatan pada bagian yang akan ditangani selanjutnya dilakukan perbaikan yang diakhiri dengan penutupan dan penjahitan luka.Secara garis besar pembedahan dibedakan menjadi dua, yaitu pembedahan mayor dan pembedahan minor. Istilah bedah minor (operasi kecil) dipakai untuk tindakan operasi ringan yang biasanya dikerjakan dengan anestesi local. Sedangkan bedah mayor adalah tindakan bedah besar yang menggunakan anestesi umum/general anestesi. Untuk peralatan dan bahan-bahan yang digunakan dalam pembedahan disesuaikan dengan jenis operasi atau tujuan dari pembedahan itu sendiri.Pembahasan Peralatan bedah adalah alat-alat yang dirancang untuk digunakan pada kegiatan pembedahan. Dari semua peralatan bedah yang dibutuhkan untuk suatu tindakan pembedahan, yang paling terpenting adalah peralatan bedah yang steril dan sesuai dengan kebutuhan opersi yang dilakukan. Masing-masing dari peralatan tersebut memiliki fungsi tersendiri. Dalam bedah minor instrumen dasar bedah minor terbagi atas empat berdasarkan fungsi, yakni instrumen dengan fungsi memotong (pisau scalpel + pegangan dan beragam jenis gunting), instrumen dengan fungsi menggenggam (pinset anatomi, pinset cirrhurgis dan klem jaringan), instrumen dengan fungsi menghentikan perdarahan (klem arteri lurus dan klem mosquito), serta instrumen dengan fungsi menjahit (needle holder,benang bedah, dan needle). Peralatan dan bahan-bahan yang pada umumnya digunakan dalam pelaksanaan operasi baik dalam bedah mayor maupun bedah minor diantaranya adalah sebagai berikut.

ScalpelScalpel merupakan alat yang berguna dalam menginsisi kulit dan memotong jaringan secara tajam. Selain itu, alat ini juga berguna untuk mengangkat jaringan/benda asing dari bagian dalam kulit. Yang terdiri dari batang scalpel dan pisau scalpel (blade). Pada awalnya antara batang dan pisau melekat menjadi satu, namun sekarang banyak tersedia bermacam-macam pisau scalpel yang dapat dilepas dari batangnya (disposible blade). Scalpel model bard-parker baik batang maupun pisaunya mempunyai beberapa model, bentuk dan ukuran yang bermacam-macam namun scalpel yang biasa digunakan adalah batang nomor 3 dan pisau nomor 10. Ukuran blade dari scalpel

Penggunaan scalpel untuk mengiris jaringan harus diusahakan agar trauma yang ditimbulkan seminimal mungkin. Untuk memudahkan pengirisan, jaringan yang akan diiris harus difiksir menyilang dengan arah irisan. Lrisan harus tunggal, dan tidak boleh diulangulang karena di samping tidak efisien juga menyebabkan tepi irisan seperti digergaji. Agar dapat menghasilkan irisan yang baik, scalpel harus dipegang erat-erat, batang scalpel harus membentuk sudut 30-40 dari garis irisan yang akan dibuat. Ibu jari ditempatkan di sebelah lateral batang scalpel, jari tengah dan jari manis ditempatkan di sebelah lateral dan ventral batang scalpel, sedangkan jari telunjuk ditempatkan dipunggung pisau scalpel untuk mengendalikan arah irisan dan memperkirakan dalamnya irisan. Setiap pisau scalpel memiliki dua ujung yang berbeda, yang satu berujung tajam sebagai bagian pemotong dan yang lainnya berujung tumpul berlubang sebagai tempat menempelnya pegangan scalpel. Cara pemasangannya: pegang area tumpul pisau dengan needle-holder dan hubungkan lubang pada area tersebut pada lidah pegangan sampai terkunci (terdengar bunyi). Cara pelepasan: pegang ujung pisau dengan needle-holder dan lepaskan dari lidah pegangan.Gunting Berdasarkan pada fungsinya atau berdasarkan pada objek kerjanya gunting dibagi 3 yaitu gunting operasi, gunting benang (untuk memotong benang dan untuk mengambil benang), dan gunting pembalut. Gunting operasi atau gunting jaringan : merupakan alat yang digunakan untuk memotong jaringan. Berdasarkan ujungnya dibagi menjadi beberapa jenis yaitu tumpul-tumpul, tajam-tajam dan tajam tumpul. Berdasarkan pada bentuknya dibagi menjadi gunting lurus dan bengkok berdasar tepi ketajamannya dibedakan menjadi rata dan bergerigi. Gunting operasi tidak boleh digunakan untuk memotong benang meskipun pemotongan dilakukan pada bagian distal gunting. Model gunting banyak jenisnya, tetapi yang paling disukai adalah mayo, metzenbaum, dan sustrunk. Model metzenbaum lebih tipis dan hanya digunakan untuk operasi jaringan padat. Gunting operasi disamping untuk menggunting jaringan juga dapat untuk preparasi tumpul. Gunting benang : gunting benang didesain untuk menggunting benang. Gunting ini berbentuk lurus dan berujung tajam. Gunting untuk benang biasanya pendek, lebih berat, bladenya mempunyai sisi ketajaman yang bergerigi. Fungsinya untuk memotong benang (katun, sutera, nilon, dan stainless steel). Gunting untuk mengambil benang operasi biasanya lebih ringan, tajam, ujungnya tipis, dan di dekat ujung gunting dari salah satu blade (di bagian ketajaman) terdapat lekukan ke dalam yang berfungsi untuk mengangkat benang operasi yang diambil/dihilangkan dari jaringan. Gunting pembalut atau gunting perban : gunting perban merupakan gunting berujung sudut dengan ujung yang tumpul. Gunting ini memiliki kepala kecil pada ujungnya yang bermanfaat untuk memudahkan dalam memotong perban. Jenis gunting ini terdiri atas knowles dan lister. Bagian dasar gunting ini lebih panjang dan digunakan sangat mudah dalam pemotongan perban. Ujung tumpulnya didesain untuk mencegah kecelakaan saat remove perban dilakukan. Selain untuk membentuk dan memotong perban sesaat sebelum menutup luka, gunting ini juga aman digunakan untuk memotong perban saat perban telah ditempatkan di atas luka

Hemostatic forceps Hemostatik forceps merupakan alat yang digunakan untuk menjepit pembuluh darah yang terpotong. Forcpes tersebut dilengkapi box lock, mempunyai alur transversal pada sisi dalam tips (batang penjepit). Alur tranversal ada yang hanya sebagian dariujung sampai tengah, dan dari ujung sampai distal tips. Berdasar bentuk batangnya hemostatik forceps ada 2 yaitu lurus dan bengkok., dan berdasar pola alur dibagi 5 yaitu : Rochester-pean (alur transversal dari ujung sampai pangkal) untuk menjepit pembuluh darah besar dan jaringan Ochsner (alur seperti rochester-pean forceps tetapi ujungnya bergigi). Fungsi gigi untuk mencegah terjadinya selip ketika digunakan untuk menjepit pembuluh darah besar dan jaringan. Carmalt (alur memanjang dari pangkal sampai mendekati ujung, tetapi di bagian ujungnya beralur transversal). Alur transversal di ujung berfungsi untuk memudahkan melepas forceps setelah digunakan. Kelly (alur transversal dari tengah sampai ujung distal) untuk menjepit pembuluh darah kecil. Mosquito (alur transversal dari pangkal sampai ujung distal) untuk menjepit pembuluh darah kecil.Allis tissue-forceps Allis forceps merupakan alat untuk menjepit jaringan/organ tidak berlumen, mempunyai kekuatan menjepit maksimal tetapi hanya menimbulkan trauma jaringan minimal. Jaringan yang kontak dengan allis forceps hanya sedikit dan posisi bagian jaringan yang dijepit dengan allis forceps saling tegak lurus.Bubcock tissue forceps Bubcock tissue forceps merupakan forceps yang dirancang serupa dengan allis forceps, tidak boleh digunakan untuk menjepit atau memegang organ viscera atau organ berlumen karena dapat menyebabkan trauma jaringan.

Vulsellum forceps Vulsellum forceps merupakan forceps yang mempunyai ujung penjepit runcing sehingga kemampuan untuk memegang jaringan lebih kuat dan trauma jaringan yang ditimbulkan juga lebih berat.Duval dan lovelace lung-grasping forceps Forceps yang berfungsi untuk menjepit paru-paru. Ujung forceps berbentuk segitiga, ujung jepitan cukup lembut sehingga tidak menimbulkan trauma pada paru-paru.Alligator forcepsAlligator forceps merupakan forceps yang di bagian ujung tipsnya terdapat engsel dan berfungsi untuk membuka dan menutup ujung forceps. Karena strukturnya yang unik maka forceps dapat disisipkan melalui celah yang sempit untuk menjepit jaringan yang terletak di dalam (suatu hal yang tidak mungkin dilakukan apabila digunakan forceps lain, karena forceps lain umumnya mempunyai engsel di bagian sentral/tengah).Serrefine forcepsSuatu forceps yang berfungsi untuk hemostatik selama nefrotomi, digunakan secara temporer untuk menghentikan aliran darah pada pembuluh darah yang berukuran medium. Tipsnya mendatar, permukaan sebelah dalam bergerigi dan bagian luarnya berbentuk konveks.Tissue forceps (pinset)Tissue forceps merupakan alat yang berfungsi untuk memegang jaringan pada waktu operasi dan waktu menjahit tepi luka, juga untuk memegang jarum jahit waktu menjahit tepi luka. Berdasar bentuk ujungnya pinset dibagi 2 yaitu : Pinset anatomi : pinset anatomi memiliki ujung tumpul halus. Pinset anatomis (ujung tidak bergigi) merupakan pinset yang berfungsi untuk memegang jaringan atau organ dalam, dan organ berlumen. Secara umum, pinset digunakan oleh ibu jari dan dua atau tiga anak jari lainnya dalam satu tangan. Tekanan pegas muncul saat jari-jari tersebut saling menekan ke arah yang berlawanan dan menghasilkan kemampuan menggenggam. Alat ini dapat menggenggam objek atau jaringan kecil dengan cepat dan mudah, serta memindahkan dan mengeluarkan jaringan dengan tekanan yang beragam. Pinset anatomi ini juga digunakan saat jahitan dilakukan, berupa eksplorasi jaringan dan membentuk pola jahitan tanpa melibatkan jari. Pinset chirurgis : pinset chirurgis atau pinset bedah (ujung bergigi) merupakan pinset yang terutama berfungsi untuk memegang kulit dan jaringan lain, kecuali organ dalam dan organ berlumen. Pinset chirurgis biasanya memiliki susunan gigi 1x2 (dua gigi pada satu bidang). Pinset bergigi ini digunakan pada jaringan; harus dengan perhitungan tepat, oleh karena dapat merusak jaringan jika dibandingkan dengan pinset anatomi (dapat digunakan dengan genggaman halus). Alat ini memiliki fungsi yang sama dengan pinset anatomi yakni untuk membentuk pola jahitan, meremove jahitan, dan fungsi-fungsi lainnya.Needle holder Merupakan forceps yang berfungsi untuk memegang jarum, bentuknya menyerupai hemostatik forceps tetapi tips pemegang jarum lebih pendek, lebih berat dan mempunyai alur dengan pola menyilang, namun kebanyakan pemegang jarum mempunyai pola alur memanjang, hal ini dimaksudkan untuk membantu memperkuat dalam menjepit jarum. Macam needle holder antara lain mayo-heegar (panjang), metzembaum (panjang) dan derfneedle holder (pendek).Towel clamp/duk klem Towel clamp merupakan forceps yang berfungsi untuk menjepit duk/drapes dan handuk pada kulit pasien supaya posisi drapes dan handuk tidak bergeser. Dalam menjepitkan klem pada kulit sebaiknya diusahakan agar kulit yang dijepit sesedikit mungkin. Kiem ditempatkan pada ke empat sudut drapes dengan posisi tengkurap (bagian yang cekung ditempelkan kulit/drapes), dan membentuk sudut 45 dengan jaringan yang akan diiris. Ada 2 macam towel clips yaitu plain backhaus towel clamps dan backhaus towel clamps with ball stop. Needle (jarum jahit) Jarum jahit yang baik mempunyai sifat sebagai berikut cukup kuat, kaku, meskipun tidak mudah bengkok tetapi cukup fleksibel (jaum mampu membengkok atau akan menjadi bengkok dahulu sebelum patah), cukup tajam untuk menembus jaringan, bersih, terbuat dari stainlaess staeel yang tahan terhadap korosif, dan permukaannya halus. Berdasar lubang/mata jarum, jarum jahit dibedakan menjadi a). Jarum dengan lubang atau mata jarum tertutup (lubang jarum berbentuk bulat, bujur atau segiempat), b). Lubang jarum french (pada ujung jarum terdapat celah dari bagian sisi dalam lubang), c). Lubang jarum swaged. Lubang jarum swage mempunyai kemampuan untuk memprotek ujung benang jahit sedemikian rupa sehingga dapat mencegah lepasnya benang selama digunakan untuk menjahit. Benang yang digunakan hanya mempunyai yang mempunyai ukuran sama dengan atau mendekati diameter lubang jarum. Karena posisi benang pada lubang jarum sangat smooth maka ketika jarum ditusukkan dan dilewatkan di dalam jaringan hanya menimbulkan trauma jaringan yang sangat ringan, minimal. Body atau batang jarum jahit juga bevariasi besar, panjang, dan bentuknya. Batang jarum ada yang berbentuk bulat, oval, datar, sudut (segitiga, atau ribbed. Batang jarum bentuk bulat atau oval biasanya mempunyai diameter lebih besar di bagian lubang atau mata jarumnya yang kemudian diameter tersebut semakin mengecil di bagian ujung (lancipnya). Batang jarum datar atau segitiga dapat memotong jaringan atau mengiris jaringan. Bentuk jarum juga ada yang lurus, bengkok atau lengkung dengan sudut kelengkungan 1/4,3/8, 1/2, atau 5/8 lingkaran, dan 1/2 lengkung. Jarum yang lengkung akan memudahkan dalam menjahit jaringan dalam atau yang tebal (terutama jarum lengkung 1/2, atau 5/8 lingkaran), sedangkan jarum lurus atau 1/2 lengkung biasanya digunakan untuk menjahit jaringan superficial terutama kulit. Untuk memudahkan dalam menggunakan jarum jahit umumnya jarum dijepit dengan needle holder di bagian tengah jarum, dan tidak berdekatan dengan lubang atau ujung jarum. Ujung jarum sebaiknya tidak dipegang dengan needle holder atau tangan yang bersarung tangan. Ujung jarum umumnya diklasifikasikan sebagai berikut : 1). Taper (untuk menjahit jaringan lunak, organ berlumen dalam rongga dada dan rongga abdomen, pembuluh darah, tendo, syaraf), 2). Tumpul (jarang digunakan kecuali untuk menjahit hepar dan ginjal), segitiga, cutting (mempunyai tepi tajam, biasanya digunakan untuk menjahit jaringan padat, kulit, fascia).KesimpulanPeralatan yang digunakan dalam operasi terdiri dari berbagai alat yang menunjang pelaksanaan operasi dimana alat yang digunkan disesuaikan dengan kebutuhan dalam operasi yaitu berdasarkan pada jenis operaasi yang akan dilakukan. Paralatan yang digunakan berupa : scalpel beserta bladenya, gunting yang terbagi menjadi gunting operasi/jaringan, gunting benang dan gunting pembalut. Hemostatic forceps, tissue forceps yang terbagi menjadi pinset anatomis dan pinset chirugis, serrofine forceps, alligator forceps, allis tissue forceps, bubcock tissue forceps, vulsellum forceps, duval and lovelace lung grasping forceps, needle dan towel clamp/duk klem.Daftar PustakaAnwar, 2005, Sterilisasi Instrument Bedah, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara: Sumatera UtaraFossum Tw. 2002. Small Animal Surgery Ed-2. Missouri: Mosby Elservier.Grace Pa, Nr Borley. 2006. Surgery At A Glance. Massachusets: Blackwell Publishing Ltd.Hartiningsih, 2009, Persiapan Operasi Pada Hewan, Fkh Universitas Gadjah MadaHikcman J Dan Walker Rg. 1998. An Atlas Of Veterinary Surgery Ed-2. Cambridge: Department Of Veterinary Clinical Studies.