paper handling dan restran hewan

11
Pendahuluan Anestesi secara umum berarti suatu tindakan menghilangkan rasa sakit ketika melakukan pembedahan dan berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan rasa sakit pada tubuh. Istilah anestesi digunakan pertama kali oleh Oliver Wendel Holmes Sr pada tahun 1846. Anestesi terbagi ke dalam 2 kelompok, yaitu analgetik dan anestesi keadaan sadar. Analgetik tidak selalu menghilangkan seluruh rasa nyeri, tetapi selalu meringankan rasa nyeri. Beberapa jenis anestesi menyebabkan hilangnya kesadaran, sedangkan jenis yang lainnya hanya menghilangkan nyeri dari bagian tubuh tertentu dan pemakainya tetap sadar. Obat-obatan anestetik yang diberikan pada hewan akan membuat hewan tersebut tidak peka terhadap rasa sakit sehingga hewan menjadi lebih tenang, dengan demikian pembedahan dapat dilaksanakan lebih aman dan lancar. Dalam melakukan anestesi harus diperhatikan beberapa faktor antara lain: kondisi hewan, lokasi pembedahan, lama pembedahan, ukuran tubuh/jenis hewan, kepekaan hewan terhadap obat anestetik dan penyakit-penyakit yang diderita hewan. Sebelum anestesi sangat perlu dilakukan pemeriksaan kesehatan hewan, karena kadang-kadang anestesi umum mempunyai resiko yang jauh lebih besar dibandingkan pembedahan yang dijalankan. Ada beberapa tipe anestesi antara lain sebagai berikut: Pembiusan total adalah hilangnya kesadaran total Pembiusan lokal adalah hilangnya rasa pada daerah tertentu yang diinginkan (pada sebagian kecil daerah tubuh). Pembiusan regional adalah hilangnya rasa pada bagian yang lebih luas dari tubuh oleh blokade selektif pada jaringan spinal atau saraf yang berhubungan dengannya Dalam melakukan anestesi juga perlu diperhatikan tindakan handling dan restrain serta tindakan premedikasi anestesi untuk menunjang keberhasilan anestesi. Pembahasan Handling dan restrain

description

veterinary medicine (veterinary surgery)

Transcript of paper handling dan restran hewan

Pendahuluan Anestesi secara umum berarti suatu tindakan menghilangkan rasa sakit ketika melakukan pembedahan dan berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan rasa sakit pada tubuh. Istilah anestesi digunakan pertama kali oleh Oliver Wendel Holmes Sr pada tahun 1846. Anestesi terbagi ke dalam 2 kelompok, yaitu analgetik dan anestesi keadaan sadar. Analgetik tidak selalu menghilangkan seluruh rasa nyeri, tetapi selalu meringankan rasa nyeri. Beberapa jenis anestesi menyebabkan hilangnya kesadaran, sedangkan jenis yang lainnya hanya menghilangkan nyeri dari bagian tubuh tertentu dan pemakainya tetap sadar. Obat-obatan anestetik yang diberikan pada hewan akan membuat hewan tersebut tidak peka terhadap rasa sakit sehingga hewan menjadi lebih tenang, dengan demikian pembedahan dapat dilaksanakan lebih aman dan lancar.Dalam melakukan anestesi harus diperhatikan beberapa faktor antara lain: kondisi hewan, lokasi pembedahan, lama pembedahan, ukuran tubuh/jenis hewan, kepekaan hewan terhadap obat anestetik dan penyakit-penyakit yang diderita hewan. Sebelum anestesi sangat perlu dilakukan pemeriksaan kesehatan hewan, karena kadang-kadang anestesi umum mempunyai resiko yang jauh lebih besar dibandingkan pembedahan yang dijalankan. Ada beberapa tipe anestesi antara lain sebagai berikut: Pembiusan total adalah hilangnya kesadaran total Pembiusan lokal adalah hilangnya rasa pada daerah tertentu yang diinginkan (pada sebagian kecil daerah tubuh). Pembiusan regional adalah hilangnya rasa pada bagian yang lebih luas dari tubuh oleh blokade selektif pada jaringan spinal atau saraf yang berhubungan dengannyaDalam melakukan anestesi juga perlu diperhatikan tindakan handling dan restrain serta tindakan premedikasi anestesi untuk menunjang keberhasilan anestesi.Pembahasan Handling dan restrainHandling merupakan tindakan untuk menangani hewan meliputi cara memegang yang baik dan benar sedangkan restrain merupakan tindakan untuk menguasai hewan atau memberikan batasan baik dalam pergerakan hewan baik menggunakan peralatan maupun tanpa peralatan khusus. Handling dan restrain dilakukan agar tidak terjadi cidera baik pada hewannya maupun pada orang yang menanganinya. Untuk tindakan anestesi pada hewan sebelum masuk pada tindakan premedikasi anestesi hewan terlebih dahulu di handling atau jika diperlukan dilakukan restrain dengan peralatan yang disesuaikan dengan jenis hewan yang digunakan.

Handling dan restrain pada kucing Pada kucing dapat ditangkap menggunakan karung atau dengan selimut tebal kemudian dipegang pada bagian tengkuknya. Bisa juga menggunakan jerat untuk menangkap kucing, jerat yang digunakan berbentuk sama dengan jerat yang digunakan untuk menangkap anjing. Jika diperlukan kucing juga dapat diberangus dengan menggunakan bahan perban ataupun kain yang kuat. Jika kucing mengalami luka pada kepala atau kaki maka saat melakukan perawatan kucing dapat dimasukan kedalam karung yang membungkus tubuhnya sehingga kucing tidak memberontak. Caranya adalah dengan memasukan kedua kaki belakang terlebih dahulu kemudian mulut karung diikat pada bagian leher kucing. Untuk perawatan kaki keseluruhan badan kucing ditutup kecuali kaki yang keluar dari lubang yang telah disediakan. Cara memegang dan restrain pada kucing disesuaikan dengan tindakan yang ingin dilakukan.Handling dan restrain pada anjing Dalam menangani anjing diperlukan kewaspadaan. Untuk mendekati dan memberikan tindakan harus dilakukan perlahan. Untuk menangkap anjing misalnya anjing liar ataupun anjing yang sifatnya galak dapat digunakan jerat. Terdapat beberapa cara untuk membawa anjing untuk anjing yang luka dapat dibawa dengan cara menahan bagian bawah tubuh anjing dan posisi anjing berada disamping badan orang yang membawa.Bagian badan yang sakit selalu di posisikan lebih tinggi dari bagian badan yang sehat. Hal ini dilakukan agar bagian badan yang sakit tidak menerima beban yang lebih banyak dan menimbulkan rasa sakit yang berlebihan. Jika anjing lebih agresif dapat dipasangkan berangus terlebih dahulu sebelum dilakukan penanganan. Premedikasi anestesiPremedikasi anestesi adalah pemberian obat-obatan preanestik yang digunakan untuk mempersiapkan hewan sebelum pemberian obat anestesia baik anestesi local maupun anestesi regional maupun anestesi umum. Premedikasi diberikan kurnag lebih setengah sampai satu jam sebelum pemberian anestesi umum atau anestesi local. Obat-obatan tersebut diberikan secara intramuscular, subkutan atau bahkan intravena. Manfaat dari dilakukannya premedikasi adalah sebagai berikut : Membuat hewan menjadi lebih tenang dan terkendaliPremedikasi akan menyebabkan fase induksi menjadi lebih tenang dan memberikan rasa nyaman bagi pasien maupun dokter hewannya Menguangi dosis anestesiBeberapa kombinasi obat dapat bersift sinergis sehingga diharapkan dapat menghemat obat anestetik dan sekaligus mengurangi efek toksiknya Mengurangi efek-efek otonomik yang tidak diinginkanHal ini mencakup efek parasimpatetik, bradikardia melalui peningkatan tonus vagal dan saliva yang berlebihan Mengurangi efek-efek samping yang tidak diinginkanObat-obat premedikasi tertentu dipakai khusus untuk mengantisipasi efek-efek samping obat anestetik yang tidak diinginkann seperti nausea, vomit, dan postoperasi Mengurangi nyeri postoperasiPemberian analgesic seringkali dibutuhkan untuk mengurangi kepekaan pasien terhadap rasa nyeri. Beberapa analgesic dapat diberikan sebelum dan sesudah anestesi atau pembedahanObat-obatan dan dosis yang digunakan untuk premedikasi dipelih tergantung pada : Umur, kondisi dan temperamen hewan Ada tau tidaknya rasa nyeri Tehnik anestesi yang dipakai Adanya antisipasi komplikasi Kondisi-kondisi khusus seperti adanya fetus pada hewan gravidSedative, transquilizer dan analgesic lainnya biasanya digunakan untuk menurunkan respon terhadap adanya stimulasi pada system syaraf pusat dan kemudian berpengaruh pada obat-obat anestetik, misalnya obat-obat sedative yang menimbulkan depresi respirasi sehingga bila diberikan sebelum anestetik akan menimbulkan depresi respirasi dan kegagalan respirasi dapat terjadi sebelum anestesi tercapai. Obat-obatan yang digunakan dalam anestesi premedikasi adalah : Anticholinergic Analgesic Neuroleptanalgesik Transquilizer Obat dissosiatif BarbiturateIstilah anestesi dimunculkan pertamakali oleh holmes yang artinya tidak ada rasa nyeri. Pada dasarnya pemberian anestesi memang dilakukan untuk mengurangi bahkan menghilangkan rasa nyeri baik disertai atau tanpa disertai hilangnya kesadaran. Biasanya anestesi dibutuhkan pada tindakan-tindakan yang berkaitan dengan pembedahan, karena dalam waktu tertentu harus dapat dipastikan hewan tidak dapat merasakan nyeri sehingga tidak menimbulkan penderitaan bagi hewan.Tujuan umum pemberian anestesi adalah sebagai berikut :1. Mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri dengan meminimalkan kerusakan beberapa organ tubuh terutama pada pasien dengan kondisi khusus seperti pada pasien tua, bayi atau penderita penyakit komplikasi2. Membuat hewan tidak terlalu banyak bergeak bila dibutuhkan relaksasi muskulus (mengendalikan hewan)Teknik pemakaian obat anastetik dibagi menjadi beberapa kelompok yaitu :1. Anestesi lokalDigunakan dalam bentuk cairan yang disemprotkan pada permukaan kulit/mukosa yang disemprotkan pada permukaan kulit/mukosa yang akan dianestesi atau dalam bentuk obat tetes ataupun salep2. Analgesik yang bekerja sentralSupresi pada penerimaan rasa sakit dalam system saraf pusat yang diberikan secara perenteral3. Depresi saraf umumSedative, transquilizer dan hipnotik dapat dipakai sebagai obat tunggal atau dikombinasikan dengan analgesic, atau ditambahkan pada anestesi umum4. Anestesi umumDapat dicapai melalui inhalasi gas ataupun cairan volatile, selain itu dapat diberikan secara parenteral, peroral, per rektal dan obat-obatan non volatile atau dengan kombinasi metode-metode tersebut5. Relaksasi muskulusObat-obatan yang bekerja secara sentral atau perifer yang disuntikan untuk menghambat tonus muskullus skeletal sehingga terjadi relaksasiAnestesiumum adalah tindakan meniadakan nyeri secara sentral disertai hilangnya kesadaran dan bersifat reversible. Biasanya keadaan anestesi umum yang ideal harus mencakup analgesi, amnesia, hilangnya kesadaran, hambatan sensoris dan reflex otonom, serta relaksasi muskulus. Semua hal tersebut dapat dicapai dengan berbagai tingkat depresi system saraf pusat akibat kerja obat anastetik yang berbeda, sehingga masing-masing obat dapat menimbulkan efek yang berbeda. Suatu obat anestetik diharapkan mempunyai kemampuan menginduksi anestesi secara halus dan cepat dan bersih, selain itu juga memiliki batasan keamanan yang luas dan efek samping yang minimal. Anestesi umum yang sempurna menghasilkan ketidaksadaran, analgesia, relaksasi otot tanpa menimbulkan resiko yang tidak diinginkan dari pasien. Tujuananestesi umumadalah hipnotik,analgesik,relaksasi danstabilisasi otonom. Obat obat anestesi umum bisa diberikan melalui parenteral (Intravena, Intramuscular), perektal, perinhalasi.Kondisi anestesi umum yang seimbang meliputi pemberian obat-obatan premedikasi yang berfungsi sebagai sedative dan atau analgesic. Pemakaian obat penghambat neuromuscular selama pembedahan dan penggunaan obat anestetik umum yang diberikan secara parenteral atau inhalasi.Stadium Anestesi UmumTahapan dalam anestesi terdiri dari 4 stadium yaitu stadium pertama berupa analgesia sampai kehilangan kesadaran, stadium 2 sampai respirasi teratur, stadium 3 dan stadium 4 sampai henti napas dan henti jantung. Dalam memberikan anestesi kita perlu mengetahui stadium2 anestesi untuk memonitoring sejauh manapasien bisa diberikan intervensi seperti pembedahan.Stadium I: stadium induksi (analgesia sampai kesadaran hilang)Stadium I (Stadium Analgesia/Cisorientasi) dimulai dari saat pemberian zat anestetik sampai hilangnya kesadaran. Pada stadium ini pasien masih dapat mengikuti perintah dan terdapat analgesi (hilangnya rasa sakit). Tindakan pembedahan ringan, seperti pencabutan gigi dan biopsi kelenjar, dapat dilakukan pada stadium ini. Stadium ini berakhir dengan ditandai oleh hilangnya refleks bulu mata.Stadium II: stadium eksitasi (sampai respirasi teratur)Stadium II (Stadium Eksitasi/Delirium) Mulai dari akhir stadium I dan ditandai dengan pernapasan yang irreguler, pupil melebar dengan reflekss cahaya (+), pergerakan bola matatidak teratur, lakrimasi (+), tonus otot meninggi dan diakhiri dengan hilangnya reflex menelan dan kelopak mata.Stadium III : stadium anestesiStadium III yaitu stadium sejak mulai teraturnya lagi pernapasan hingga hilangnya pernapasan spontan. Stadia ini ditandai oleh hilangnya pernapasan spontan, hilangnya reflekss kelopakmata dan dapat digerakkannya kepala ke kiri dan kekanan dengan mudah. Stadium III dibagi menjadi 4 tahap yaitu: Tahap 1 : Pernapasan teratur, spontan, dada dan perut seimbang, terjadi gerakan bola mata yang tidak menurut kehendak, pupil midriasis, refleks cahaya ada, lakrimasi meningkat, refleks faring dan muntah tidak ada, dan belum tercapai relaksasi otot lurik yang sempurna. (tonus otot mulai menurun). Tahap 2 : Pernapasan teratur, spontan, perut-dada, volume tidak menurun, frekuensi meningkat, bola mata tidak bergerak, terfiksasi di tengah, pupil midriasis, refleks cahaya mulai menurun, relaksasi otot sedang, dan refleks laring hilang sehingga dikerjakan intubasi. Tahap 3 : Pernapasan teratur oleh perut karena otot interkostal mulai paralisis, lakrimasi tidak ada, pupil midriasis dan sentral, refleks laring dan peritoneum tidak ada, relaksasi otot lurik hampir sempuma (tonus otot semakin menurun). Tahap 4 : Pernapasan tidak teratur oleh perut karena otot interkostal paralisis total, pupil sangat midriasis, refleks cahaya hilang, refleks sfmgter ani dan kelenjar air mata tidak ada, relaksasi otot lurik sempuma (tonus otot sangat menurun).Stadium IV (henti nafas dan henti jantung)Respirasi tipe abdominal disertai paralisa muskulus intercostal, tekanan darah menurun, dilatasi pupil, kegagalan pernapasan (apnea) yang kemudian akan segera diikuti kegagalan sirkulasi/ henti jantung dan akhirnya pasien meninggal. Pasien sebaiknya tidak mencapai stadium ini karena itu berarti terjadi kedalaman anestesi yang berlebihan.IV catheter adalah catheter yang dimasukkan ke dalam pembuluh vena. Kegunaanya berlaku sebagai vena tambahan (perpanjangan vena) untuk pengobatan iv catheter dapat digunakan dalam terapi cairan melalui intravena yaitu pada pemberian cairan infus.Terapi cairan merupakan tindakan pengobatan esensial untuk pasien dalam kondisi kritis atau memerlukan perawatan intensif. Terapi cairan harus menjadi pilihan dan mendapat perhatian yang serius terutama pada pasien anjing dan kucing yang telah lama tidak mau makan dan minum. Hewan masih dapat hidup dalam beberapa minggu tanpa makan, tetapi akan mati hanya dalam beberapa hari atau beberapa jam jika tidak ada air. terapi cairan pada hewan dapat dilakukan melalui beberapa cara yaitu melalui oral, subcutan, intraperitoneal dan melalui intravenaPemberian cairan secara intravena dilakukan jika tingkat dehidrasi yang diderita oleh hewan mencapai 7% atau lebih. Lokasi tempat pemberian secara intravena yaitu vena periperal (misal vena saphena), vena jugularis dan intraosseus. Pemberian secara intra vena juga dilakukan untuk perbaikan volume cairan ekstraseluler yang harus segera dilakukan pada kasus hemorhagic shock karena luka atau operasi (bedah). Efek samping pemberian secara intravena yaitu : dapat menimbulkan phlebitis, septicemia, dan overhidrasi, memerlukan waktu pemberian yang lama, memerlukan asisten untuk restrain pasien. Untuk mengurangi efek samping itu dapat digunakan vena cateter. Keuntungan penggunaan intravena catheter: akses yang cepat menuju sirkulasi, dapat melakukan infuse secara kontinyu tanpa merusak vena, dapat mengurangi kebocoran perivascular, dapat mengukur tekanan vena central Penggunaan catheter yang lama (menetap) kadang-kadang menimbulkan komplikasi seperti thromboplebitis, thromboembolism, septikemia, dan bakterial endocarditis. Untuk mengurangi efek dari itu dianjurkan : penggunaan cateter yang harus menetap hanya benar-benar diperlukan, pertahankan kondisi yang seaseptik mungkin saat pemasangan cateter, letakan tampon yang berisi betadin diatas tempat masuknya catheter ke kulit, periksa secara rutin kulit disekitar tempat masuknya catheter, terutama adanya kemerahan, dan bengkak dan periksa adanya demam, leukositosis atau aritmia. Jika gejala itu teramati segera cabut catheter dan berikan antibiotika pada pasien, jika harus menggunakan catheter dalam waktu lama, ganti catheter setiap 4-5 hari dengan yang baru

Kesimpulan Anestesi secara umum berarti suatu tindakan menghilangkan rasa sakit ketika melakukan pembedahan dan berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan rasa sakit pada tubuh. Obat-obatan anestetik yang diberikan pada hewan akan membuat hewan tersebut tidak peka terhadap rasa sakit sehingga hewan menjadi lebih tenang, dengan demikian pembedahan dapat dilaksanakan lebih aman dan lancar. Sebelum dilakukan anestesi hewan dihandling dan direstrain terlebih dahulu untuk mempermudah tindakan. Selanjutnya dilakukan premedikasi yaitu pemberian obat-obatan yang digunakan untuk mempersiapkan hewan sebelum pemberian obat anestetik premedikasi bertujuan untuk membuat hewan lebih tenang dan terkendali, mengurangi dosis anestesi, mengurangi efek otonomik yang tidak diinginkan, mengurangi efek samping yang tidak diinginkan dan mengurangi nyeri post operasi. Pemasangan atau penggunaan iv catheter pada hewan dapat dilakukan dengan tujuan pemberian terapi cairan melalui intravena. Kelebihannya diantaranya akses yang cepat menuju sirkulasi, dan tidak melukai vena.

Daftar PustakaKatzung, Bertram G. 2002.Farmakologi Dasar Dan Klinik (Basic ClinicalPharmacology).Alih Bahasa: Bagian Farmakologi Fakultas KedokteranUniversitasIndonesia.Jakarta: Salemba MedikaPlumb, Donald C. 2005. Veterinary DrugHandbook : 5th edition. Blackwell Publishing : Iowa Sardjana, I Komang Wiarsa Dan Kusumawati,Diah, 2004, Anestesi Veteriner Jilid 1, Gadjah Mada University Press: YogyakartaStaf Pengajar Bagian Anestesiologi Dan Terapi Intensif. 1989. Anestesiologi.Jakarta: CV. Info MedikaSuartha, Nyoman I, 2010, Terapi Cairan Pada Anjing dan Kucing, Buletin Veteriner Udayana Vol. 2 No.2. :69-83 ISSN : 2085-2495 2010