Panduaninstalasi Sistem Fire Alarm

14
Salam sukses... PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM FIRE ALARM Apakah Anda tahu bagaimana merancang dan membuat sistem fire alarm ? Baiklah... mari kita bahas kembali masalah fire alarm. Silahkan memberi komentar ( melalui telephone atau SMS ) jika pembahasan ini masih tidak sempurna ... Awal mula sistem kontrol fire alarm Pada saat dunia industri dan komersial mencari solusi pencegahan kebakaran yang mampu mendeteksi dini gejala kebakaran, banyak organisasi yang memilih sistem / unit kontrol yang dengan segera membantu mencari titik letak kebakaran terjadi. Alternatif dengan sebuah " flash lamp" atau lampu indikator dipanel control ( MCFA )telah menjadi pilihan. Dengan bantuan sebuah sinyal lampu pada panel otomatis operator, tenaga lapangan, teknisi, atau karyawan bisa mengetahui dimana letak zona kebakaran . Sebuah indikasi lampu telah menunjukkan zona kebakaran yang sedang terjadi. Peralatan utama yang menjadi pengendali sistem ini disebut Main Control Fire Alarm (MCFA) atau Fire Alarm Control Panel (FACP) yang berfungsi menerima sinyal masukan (input signal) semua detektor dan komponen pendeteksi lainnya, Cara kerja MCFA yaitu jika detektor mendeteksi adanya kebakaran ataupun sprinkler, automatic fire extinguisher, dan hydrant bekerja maka sinyal itu akan dikirimkan ke control panel MCFA sebagai data masukan (input data). Kemudian control panel akan mengolah, menyeleksi, dan mengevaluasi data tersebut yang hasilnya merupakan data keluaran (output data) yang berisi informasi tentang lokasi zona kebakaran yang ditampilkan pada announciator dan secara otomatis akan mengaktifkan atau membunyikan bel/alarm. Gambar : Panel Control MCFA Sistem Instalasi Announciator Fire Alarm Untuk merencanakan dan membuat sistem fire alarm, maka pertimbangan lokasi, sifat dengan luas dan besar area yang harus dideteksi / dipasang detector maka system pendeteksian kebakaran harus dibagi dalam beberapa zona atau loop. Dengan masingmasing loop terdiri atas 5 atau 10 bahkan lebih 50 detektor yang dipasang secara parallel. Sistem instalasi zona detektor haruslah mampu

description

Panduan

Transcript of Panduaninstalasi Sistem Fire Alarm

Page 1: Panduaninstalasi Sistem Fire Alarm

   

 

 Salam  sukses...

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM FIRE ALARM

 

 Apakah Anda tahu bagaimana merancang dan membuat sistem fire alarm ?  Baiklah...mari kita bahas kembali masalah fire alarm. Silahkan memberi  komentar ( melaluitelephone atau SMS ) jika pembahasan ini masih tidak sempurna ...

Awal mula sistem kontrol fire alarm

Pada saat dunia industri dan komersial mencari solusi pencegahan kebakaranyang mampu mendeteksi dini gejala kebakaran, banyak organisasi yangmemilih sistem / unit kontrol yang dengan segera membantu mencari titik letakkebakaran terjadi. Alternatif dengan sebuah " flash lamp" atau lampu indikatordipanel control ( MCFA )telah menjadi pilihan. Dengan bantuan sebuah sinyallampu pada panel otomatis operator, tenaga lapangan, teknisi, atau karyawanbisa mengetahui dimana letak zona kebakaran. Sebuah indikasi lampu telahmenunjukkan zona kebakaran yang sedang terjadi.

     Peralatan utama yang menjadi pengendali sistem ini disebut Main Control FireAlarm (MCFA) atau Fire Alarm Control Panel (FACP) yang berfungsi menerima

sinyal masukan (input signal) semua detektor dan komponen pendeteksi lainnya, Cara kerja MCFA yaitujika detektor mendeteksi adanya kebakaran ataupun sprinkler, automatic fire extinguisher, dan hydrantbekerja maka sinyal itu akan dikirimkan ke control panel MCFA sebagai data masukan (input data).Kemudian control panel akan mengolah, menyeleksi, dan mengevaluasi data tersebut yang hasilnyamerupakan data keluaran (output data) yang berisi informasi tentang lokasi zona kebakaran yangditampilkan pada announciator dan secara otomatis akan mengaktifkan atau membunyikan bel/alarm.

    

                                                      Gambar : Panel Control  MCFA 

    Sistem  Instalasi Announciator  Fire Alarm

Untuk merencanakan dan membuat sistem fire alarm, maka pertimbangan lokasi, sifat  dengan luas danbesar area yang harus dideteksi / dipasang detector maka system pendeteksian kebakaran  harus dibagidalam beberapa zona atau loop. Dengan masing­masing loop terdiri atas  5 atau 10 bahkan lebih 50detektor yang dipasang secara parallel. Sistem instalasi zona detektor haruslah mampu

Page 2: Panduaninstalasi Sistem Fire Alarm

mempertahankan kepekaan detektor terhadap lonjakan listrik ( current transient ) yang terjadi. Sebabbanyak permasalahan akan timbul jika instalasi tidak dilengkapi dengan sistem proteksi yang baikterhadap arus transient. Arus transient / lonjakan listrik sering merusak smoke detektor dan MCFA.Sistem instalasi harus dipastikan bebas dari arus transient. langkah mudah untuk itu adalah denganmemberikan sebuah relay pengaman yang berfungsi membatasi arus transient akibat lonjakan listrikPLN atau Genset.

Dampak luas akan mengancam announciator dan MCFA sebagai akibat tidak adanya sistem proteksi aruslebih bahkan saat terjadi short circuit akibat lonjakan listrik atau terbakarnya tahanan pada end off line( EOL ) zona detektor. Sistem instalasi juga harus terlindungi dari arus ground akibat kesalahan sistemlooping yang bersentuhan dengan besi atau bahan konduktor lain. Kesalahan atau munculnya groundshort circuit dapat merusak ke tingkat MCFA. Sistem instalasi juga harus mampu melindungi modul darishort circuit dan overcurrent baik pada terminal power supplay module ataupun terminal input looping.Jika tidak modul anda akan rusak dan berdampak besar pada kerusakan sistem MCFA.

 

 

Permasalahan Kontrol dan Monitoring Fire AlarmPada saat MCFA  menerima sinyal dari detector, control panel tidak  bisamenginformasikan secara visual baik visual gambar lokasi kejadian daridetector mana yang mendeteksi titik api, sebab kontrol hanya memberikansinyal flash / lampu pada panel kontrol bahkan terkadang lebih sehinggapetugas pemadam kebakaran sulit untuk menemukan lokasi titik api secaracepat di bangunan dan lokasi secara visual. Artinya sebagian orang mengalamikesulitan selama proses pencarian titik kebakaran yang terjadi :

1. Panel MCFA   saya tidak bisa memberikan lokasi kebakaran dimana persislokasinya. Saya hanya bisa melihat lampu flash berkedip / menyala saja danhanya kode alamat kebakaran. Lalu dimana posisi ruang dan lantai berapa ?Tidak ada gambar bangunan yang bisa mempermudah mencari lokasisebenarnya.

2. Sebagai petugas ruang kontrol saya mengalami kesulitan saat mengarahkantitik evakuasi dan memberikan informasi titik kebakaran karena saya tidak tahu letak ruangannya.Hanya kode dan lampu di panel yang kurang jelas.

3. Sulit bagi saya untuk menguasai evakuasi dan memahami kerja alarm dan saya juga mengalamikesulitan menangani permasalahan kebakaran. Panel Alarm tidak melibatkan saya untuk cepatmenguasai permasalahan fire alarm.

Pemilihan Perangkat dan Desain  Sistem  Fire Alarm

   Pemilihan perangkat dimulai dari pemilihan detektor, sifat dan karakteristik ruang, jumlah zona, danpemilihan kontrol utama. Pada ruang dengan tingkat kepulan asap tinggi maka dipasang smoke detektorseperti ruangan­ruangan konveksi, gudang kain, atau dimana terdapat ruangan yang atapnya tinggi. Padaruangan dengan tingkat panas yang tinggi seperti ruang trafo, power panel room, atau ruang gensetsebaiknya dipasang kombinasi antara smoke detektor ( sebagai pendeteksi kebakaran kabel listrik ) dansensor panas heat detektor ( sebagai pendeteksi panas ruangan trafo ). Namun kadangkala menyesuaikandengan design ruangan yang akan dipasang sistem fire alarm. Sebagai contoh jika dalam ruang trafo,power room sistem instalasi udaranya baik, maka dianjurkan untuk untuk memasang detektor temperatur (temperatur controller / temperatur transmitter ) sehingga temperatur ruangan bisa diatur sesuai denganstandart operasi trafo atau panel room atau genset room. Jadi yang mana anda pilih tergantung bagaimanasifat dan karakteristik ruangan yang akan dimonitor. 

Page 3: Panduaninstalasi Sistem Fire Alarm

       

Perangkat sistem fire alarm terdiri atas perangkat hardware dan software. Namun faktor keamanan dankemudahan dan kemudahan operasional serta monitoring dan  controlling tetap akan menjadi pilihanutama dalam pembuatan sistem fire alarm. Sistem fire alarm tidak saja hanya memberikan sinyal dinikebakaran berupa bell alarm kepada petugas, namun hendaknya juga kemudahan monitoring kondisisebenarnya kejadian kebakaran di lapangan .

   Pemilihan modul dan konfigurasi controller sangat mempengaruhisistem yang akan dirancang. Hal ini disebabkan beberapa kendaladalam pemilihan modul controller secara tepat, effisien dalampemasangan dan instalasinya. Detektor dengan tegangan 24Vdcsebagai sensor akan memberikan sinyal digital kepada kontroler padasaat munculnya asap atau panas. Sedangkan tidak semua modulcontroller di lapangan mampu menerima lebih dari satu sinyallapangan. Produk lama hanya mampu menerima paling banyak 2 sinyalinput dalam satu modulnya. Selain itu juga tidak semua modulcontroller sistem lama mampu terintegrasi dan berkomunikasi denganstandart protocol komunikasi data. 

        

Penggunaan modul analog dan digital telah menjadikan sistem yang lebih sederhana dan mudah dalamsistem monitoring baik pengkabelan maupun pemrograman telah menjadi pilihan banyak industri dankomersial untuk mendapatkan fleksibilitas dan kemampuan sistem kontrol dan monitoring. Beberapaproduk controller terakhir didesain dan dibuat untuk beberapa channel input dan atau  output dalam satumodulnya. Maka dalam hal sistem instalasi akan lebih effisien baik biaya dan pengkabelannya.

Dengan menggunakan beberapa module digital dan komputer sebagai pengganti dari master control firealarm yang sudah ada sebelumnya, dan dengan tambahan software berbasis komputer  maka didapatkansistem dengan kelebihan yang tidak didapat pada sistem control panel fire alarm sebelumnya. Kelebihanpembuatan sistem tersebut adalah sebagai berikut :

1.  penggunaan sistem komputer relatif lebih mudah dan  menjadi lebih fleksibel untuk berbagaiaplikasi pengontrolan.

2.  Memungkinkan dilakukannya integrasi berbagai macam aplikasi  dalam satu komputer. Bahkanmemungkinkannya dilakukan komunikasi antar komputer atau controler yang lain.

3.  Mempermudah kemungkinan pengolahan, penambahan  dan pengaturan data informasi sehinggadiperoleh sistem monitoring dan kontrol fire alarm yang aplikatif dan informatif dalam bentukgambar visual animasi, grafic, dan berbagai menu kontrol visual sesuai dengan kondisi nyata dilapangan.

Sedangkan penggunaan modul controller untuk sistem ini mempunyai kelebihan dalam beberapa halberikut :

1.  Dapat diaplikasikan untuk sistem lain dengan protocol komunikasi modbus / RTU Protocol.2.  Mampu menerima sinyal input detektor lebih dari 8 channel. Dimana untuk 1 channel mewakili satu

input detektor atau satu zona detektor. Sehingga lebih effisien dalam sistem pengkabelan dan

Page 4: Panduaninstalasi Sistem Fire Alarm

harga.3. Memungkinkan untuk memonitor aliran komunikasi data secara remote4.  Memiliki kemampuan menerima data digital maupun analog yang bisa dikontrol lewat komputer.5.  Dapat dihubungkan lewat jaringan Ethernet sehingga memungkinkan dilakukan integrasi komunikasi

data dengan unit lain melalui modem, hub, atau controller lain.

                                

Instalasi dengan sistem semi­addressable pada awalnya merupakan pilihan yang mendekati untukmencari dimana sebenarnya zona kebakaran terjadi. Namun perkembangan teknologi sistem semi­addressable  telah digantikan oleh tuntutan sistem fire alarm yang transparan, real time, dankemudahan lain dalam hal monitoring data kejadian serta kemudahan kontrol dalam tampilan layarkomputer.

Perbandingan sistem semi­addressable MCFA dan sistem komputerBeberapa kelemahan yang dijumpai  saat akan menggunakan sistem Addressable telah diantisipasidengan sistem dan produk yang lebih baik yaitu bahwa :

Jumlah modul dan instalasi kabel yang lebih banyak karena satu detektor alan memiliki satuaddress tersendiri. Sehingga biaya akan lebih besar.

Kesulitan dalam menentukan secara pasti dimana lokasi ruangan dan posisi di lapangan yangsebenarnya. Indikasi lampu alarm pada panel announciator tidak sepenuhnya bisa mewakili posisisebenarnya tentang titik kejadian kebakaran di lapangan.

    Oleh karena itu,Pada sistem addressable setiap detector memiliki alamat sendiri­sendiri untuk menyatakan identitasID dirinya. Jadi titik kebakaran sudah diketahui dengan pasti dengan melihat lampu flash pada panelannunciator, karena panel bisa menginformasikan deteksi berasal dari detector yangmana. Sedangkan sistem konvensional hanya menginformasikan deteksi berasal dari Zone atau Loop,tanpa bisa memastikan detector mana yang mendeteksi, sebab 1 Loop atau Zone bisa terdiri dari 5bahkan 10 detector, bahkan terkadang lebih. ­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­ Agar bisa menginformasikan alamat ID, maka diperlukan sebuah module yang disebutdengan Monitor Module. Ketentuannya adalah bagaimana menentukan modul yang tepat dan murah.Sebab  beberapa tahun yang lalu  modul dengan kemampuan addressable agak sulit ditemukan.Namun sekarang ini tidak lagi seiring dengan perkembangan teknologi elektronika. Artinya sekarangdengan satu Monitor Module benar­benar bisa dipakai untuk beberapa alamat addressable. Tidakseperti produk lama dimana satu monitor modul hanya bisa menampung satu alamat addressable.Sehingga sekarang dengan Monitor Modul  addressable diperoleh sistem yang benar­benaraddressable (istilahnya fully addressable).

Sistem komputer merupakan sistem baru kontrol monitoring fire alarm dimana Main Control Fire Alarm (MCFA ) digantikan oleh sebuah perangkat komputer. Dalam hal ini komputer bertindak sebagai pusatpengolahan data kejadian kebakaran dan mengolah serta memerintahkan unit anounciator atau modulcontroller untuk mengaktifkan lampu flash dan alarm bell atau sekedar menghidupkan pompa kebakaran.

      

   Salah satu kelebihan utama sistem komputer dibanding dengan sistemdengan MCFA nya adalah dalam hal monitoring dan controlling. Sistemkomputer dengan tingkat flexibilitas dan kegunaannya, mempunyainilai lebih memonitor secara real time, transparan, dan mampumenyediakan berbagai keinginan desain dalam bentuk gambar, grafik,animasi, yang menyerupai aslinya. Oleh karena itu dibanding dengansistem MCFA maka sistem komputer merupakan solusi keterbatasandalam transparansi monitoring sesungguhnya sesuai keadaanlapangan, juga menjadi salah satu penyedia sistem kontrol yangterintegrasi dengan sistem­sistem kontrol lain seperti kontroltemperatur, tekanan, atau lainnya dengan hanya menggunakan satukomputer untuk kemudian dijadikan pusat pengendali yang terintegrasidengan unit kontrol lainnya.

 

 

    

    Langkah Kerja Pembuatan Sistem Fire Alarm     1.  Persiapan Perangkat Peralatan dan Support Sistem

Page 5: Panduaninstalasi Sistem Fire Alarm

         Beberapa perangkat peralatan dalam sistem fire alarm yang perlu adalah seperti diuraikan dalamtabel          seperti berikut . 

  

    

NO URAIAN PEKERJAAN dan MATERIALI PEKERJAAN ELEKTRONIKAA PEKERJAAN FIRE ALARM1 PEKERJAAN UTAMA1 Desk Komputer/pc Merk DELL Optiplex 390nMT  ­ Intel Core i3­ 2120, 2GB DDR3  ­Widescreen Flat Panel Monitor 19”  ­  2. Software HMI ­ SCADA   ­  Microsoft Operating System ( 32 / 64 bit )   ­  Wndows Xp, Vista, windows 7   3 Module Controller   ­  Digital Input/ Output for status   ­  Control Relay Module for output   ­  Converter RS232/4824.  Power Supply 24 Vdc dan UPS        2 KABEL DISTRIBUSI1 Kabel dari MCFP ke :  ­ TBFA ­ Zone A    Twisted Shielded 2 x AWG 18 dalam PVC Conduit 20 mm²    FRC 3 x 2,5 mm² dalam PVC Conduit 20 mm²  ­ TBFA ­ Zone B    Twisted Shielded 2 x AWG 18 dalam PVC Conduit 20 mm²    FRC 3 x 2,5 mm² dalam PVC Conduit 20 mm²  ­ TBFA ­ Zone C    Twisted Shielded 2 x AWG 18 dalam PVC Conduit 20 mm²    FRC 3 x 2,5 mm² dalam PVC Conduit 20 mm²       Instalasi FRC 2 x 1,5 mm² dalam PVC Conduit 20 mm² :    Smoke Extract Fan    Pressure Fan    Automatic Door    Sound System    PDTR    Genset Monitoring    Hydrant Pump Monitoring    DPK dan PABX     3 INSTALASI FIRE ALARM  ZONE A  ­ Rate of Rise Detector  ­ Jack Fireman Intercom  ­ Indicator Flashing Lamp  ­ Alarm Bell  ­ Break Glass  ­ Instalasi Detector FRC 2 x 1,5 mm² dalam Conduit  ­ Instalasi Bell + Indicator Lamp : NYA 2 x 1,5 mm²

Page 6: Panduaninstalasi Sistem Fire Alarm

  ­ Instalasi Jack Fireman Intercom : FRC 2 x 1,5 mm²  ­ Instalasi Break Glass : Twisted Shielded AWG 18  ­ Instalasi Flow Switch : NYA 2 x 1.5 mm²  ZONE B  ­ Rate of Rise Detector  ­ Jack Fireman Intercom  ­ Indicator Flashing Lamp  ­ Alarm Bell  ­ Break Glass  ­ Instalasi Detector FRC 2 x 1,5 mm² dalam Conduit  ­ Instalasi Bell + Indicator Lamp : NYA 2 x 1,5 mm²  ­ Instalasi Jack Fireman Intercom : FRC 2 x 1,5 mm²  ­ Instalasi Break Glass : Twisted Shielded AWG 18  ­ Instalasi Flow Switch : NYA 2 x 1.5 mm²  ZONE C  ­ Rate of Rise Detector  ­ Jack Fireman Intercom  ­ Indicator Flashing Lamp  ­ Alarm Bell  ­ Break Glass  ­ Instalasi Detector FRC 2 x 1,5 mm² dalam Conduit  ­ Instalasi Bell + Indicator Lamp : NYA 2 x 1,5 mm²  ­ Instalasi Jack Fireman Intercom : FRC 2 x 1,5 mm²  ­ Instalasi Break Glass : Twisted Shielded AWG 18  ­ Instalasi Flow Switch : NYA 2 x 1.5 mm²

        

2. Langkah kerja berikutnya adalah penentuan lokasi Hydrant Box dan Panel Announciator / JunctionBox. Penentuan lokasi Hidrant Box ini didasarkan atas tingkat kepadatan pengunjung atau luasnyabangunan yang akan dipasang. Hal ini penting mengingat faktor kekerasan bunyi alarm bell dan tingkatcahaya yang ditimbulkan oleh nyala flashing dari lampu flash. Pilih flash lamp dengan cahaya berkedip (bukan sekedar menyala ) agar pada saat lampu ruangan dimatikan  nyala lampu flash begitu jelas. Panel announciator berfungsi sebagai panel penerima sinyal lapangan dari detektor. Hendaknya panelannounciator terletak dalam ruang yang bertemperatur cukup dingin (seperti diruang AHU) untukketahanan modul elektronik. Juga dibutuhkan sistem wiring yang rapi dan simple untuk memudahkantroubleshooting dan perbaikan. Panel announciator berisi modul kontrol yang menerima sinyalkebakaran dari detektor, push button  dan flow switch atau tamper switch yang aktif saat sprinklerpecah.

3. Langkah selanjutnya adalah penentuan lokasi pemasangan detektor dan pembagian zona detektor.Pertanyaan yang sering diajukan adalah di area mana kita menempatkan Smoke Detector dan di areamana kita menempatkan Heat Detector. Secara umum patokannya adalah: 

Jika diperkirakan di area tersebut saat awal terjadi kebakaran lebih didominasi hembusan hawa panasketimbang kepulan asap, maka tempatkanlah Heat Detector. Contoh: ruang trafo, power room atauruang genset. Namun kombinasi smoke detector dan heat detector juga dimungkinkan mengingat ruangtrafo atau power room terdapat kabel­kabel yang sewaktu­waktu bisa terbakar, sehingga penempatansmoke detektor bersamaan dengan heat detector bisa juga dilakukan.  Untuk ruangan Trafo denganBlower Fan yang baik, maka pemasangan smoke detektor tidak akan effektif, sehingga bisadikombinasikan antara fixed heat detector dan sensor temperatur ( temperatur transmitter ).Temperatur transmiter dipergunakan sebagai kontrol temperatur ruangan trafo yang akan mengaturkerja on/off fan secara terpadu untuk effisiensi energi listrik. 

Sebaliknya jika didominasi asap, sebaiknya memasang Smoke. Contoh: ruangan no smoking area yangberalas karpet (kecuali kamar hotel), gudang kertas, gudang kapas, gudang ban, gudang makanan­minuman (mamin) dan sejenisnya. 4. Penarikan Kabel FRC ( Fire Resistance Cable ) atau kabel khusus untuk instalasi kebakaran. Penarikankabel haruslah dilakukan secara baik yaitu dengan memberikan code jalur penarikan. Hal ini untukmemudahkan pengecekan dan perbaikan kabel di suatu hari saat kesalahan input detektor ke alamatmodul controller. Lakukan penarikan kabel data ( kabel komunikasi mondul controller dengan sistemkomputer ) bersamaan dengan penarikan kabel FRC berdasar route penarikan yang sudah ditentukan.

Page 7: Panduaninstalasi Sistem Fire Alarm

5. Pengetesan jalur kabel dan alamat program detektor. Pada saat melakukan penarikan kabel FRC,secara bersamaan hendaknnya dilakukan pengetesan sinyal input detektor yang ada pada modulcontroller. Hal ini harus dilakukan bersamaan dengan penarikan kabel FRC agar dapat dilakukanperbaikan secepatnya apabila ditemukan kesalahan jalur penarikan atau penyambungan kabel FRC kesemua detektor. Hidupkan power 24 Vdc dan setting alamat input detektor akan segera diketahui benartidaknya ke terminal modul controller lewat program komputer.

6. Pembuatan Sistem Monitoring dan Control di Komputer.Pembuatan sistem monitoring dilakukan dengan menggunakan sistem animasi gambar dimana padalayar komputer akan tampak gambar asli bangunan, ruang atau bagian gedung yang akan dimonitor.Dengan menggunakan software aplikasi maka setiap kejadian / event dapat dibuat animasi gambarseperti gambar animasi api, fan, atau pompa atau junction box atau detektor yang menggambarkankondisi sebenarnya.

 

    

Tujuan yang hendak dicapai dalam pembuatan sistemkomputerisasi fire alarm adalah :

1. Mendapatkan sistem pendeteksian adanya sinyal kebakarandengan bantuan komputer

2. Mendapatkan informasi “ titik lokasi kebocoran dan kebakaran ”berdasarkan identifikasi posisi detektor

3. Mendapatkan kemudahan informasi real time dari lapangantentang keadaan titik­titik detector kebakaran, status alarm, danevent / kejadian ( jam, menit, detik ) aktivitas system fire alarm dengan melibatkan pemrosesan komputer

4. Mendapatkan kemudahan dalam evakuasi titik kebakaran kepadapihak terkait dengan informasi kebakaran yang ditampilkan padalayar computer

5. Memberikan alat bantu kepada maintenance dan pihak terkaitdalam system control dan monitoring perangkat gedung, pendataandan pelaporan kejadian system fire alarm, hanya dengan memilihmenu pada layar komputer

6. Membuat sistem integrasi dimana sistem fire alarm akanmenjadi bagian dari building management yang terintegrasi dengan

Page 8: Panduaninstalasi Sistem Fire Alarm

sistem monitoring dan controlling lainnya secara otomatis.

 

 

       

Sedangkan sistem konfigurasi yang dipilih sebagai desain pembuatan fire alarm adalahseperti digambarkan berikut :

  

    

Dengan pemilihan beberapa module controller yang ada di pasaran maka setiap detektor akan berfungsi sebagai sinyaldigital yang mengaktifkan input module yang kemudian akan ditampilkan pada layar komputer. Beberapa informasipenting dan urgent yang bisa ditampilkan di layar komputer dipilih sebagai indikasi alarm tentang status,kejadian dari semua aktifitas kejadian atau aktivitas  gedung, mall, pabrik atau apartemen dapat dibuatsesuai dengan keinginan. Yang dapat dibuat seperti beberapa model berikut :

   Detektor  Zona 12 Lantai 2 Gudang Utama Aktif 

 Jocky Pump  Unit 2  Aktif 

 Unit AHU Lantai 2 TRIP

 

 OverTemperatur 98  Celcius

Please ­ check your AHU  first !!!!

Page 9: Panduaninstalasi Sistem Fire Alarm

   

Apabila pada zona tertentu terindikasi ada sinyal detector aktif maka system otomatis akanmemberitahukan adanya sinyal tersebut dengan informasi berupa perubahan status non­aktif menjadi aktifdengan ditandai oleh “ bunyi bell alarm”  serta perubahan warna  status bar dari warna hijau menjadimerah pada layar komputer.  seperti gambar berikut.

Building Integration Management

Kelebihan lain dalam pembuatan sistem fire alarm dengan menggunakan komputer adalah kemampuanintegrasi dari beberapa kontrol  fasilitas / utility dalam satu pengolahan data secara menyeluruh denganbentuk manajemen gedung. Sistem terintegrasi menjadi pilihan dari sentraliasasi kegiatan yangmemadukan aktivitas unit utility ( seperti fire pump, compressor, genset, boiler ), unit administrasi, unitpembelajaan dan unit maintenance secara menyeluruh. Meskipun pada awalnya hanya sebagai sistemkontrol fire alarm, maka sistem komputerisasi dari fire alarm bisa diupgrade dalam sistem yang lebihluas melalui penggunaan software dan utility ketingkat yang lebih luas seperti digambarkan dalamgambar.

Fire Alarm Building management merupakan tindakan integrasi sistem informasi  yang dipilih untukmendapatkan  sistem penataan  keamanan gedung yang berdampak dalam peningkatan efektifivitasoperasional, transparansi informasi, dan kemudahan maintenance. Operator bisa dengan mudahmengoperasikan dan mengendalikan sistem fire alarm dalam bentuk dan kondisi sebenarnya ( real time) dalam bentuk gambar kejadian alarm di layar komputer. Operator dengan cepat memahami secaravisual tentang lokasi kebakaran yang sesungguhnya.

Oleh karena kemudahan visual dalam melihat kejadian dan lokasi kebakaran dengan layar komputertersebut, maka pemakaian Fire Alarm secara visual sekarang telah menjadi pilihan denganpertimbangan kecepatan dan kemudahan pencarian titik kebakaran. Kelebihan lain dari system visual iniadalah kemampuan untuk menggabungkan sistem fire alarm dengan banyak utility lain dalam gedungsecara terkoordinasi dan terintegrasi.

Salah satu bentuk integrasi tersebut adalah termasuk monitoring dan controlling seluruh aset gedungbaik perangkat lunak berupa data maupun perangkat keras berupa komponen bangunan gedung sepertikontrol jockey pump, electric pump,  diesel pump, dan sistem lainnya seperti power room, genset room,dan trafo room. Seperti digambarkan sebagai berikut

Page 10: Panduaninstalasi Sistem Fire Alarm

                        

   

Atau dikenal dengan sistem  integrasi. Perancangan fire alarm terintegrasi meliputi tahapan berikut :

1.  Perencanaan perangkat lapangan seperti detektor, kabel data, kabel instalasi detektor, dan lain­lain

2.  Perancangan tampilan visualisasi pada layar komputer  dipilih untuk program IBIS (IntegratedBuilding Information System) yang dirancang dengan pemrograman Visual Basic.

3.  Pemilihan perangkat Komputer dan Modul Controller sebagai perangkat komunikasi data lapangandengan unit komputer sehingga membentuk sistem monitoring dan kontrol yang terintegrasi.

4.  Pembuatan sistem monitoring dan kontrol fire pump room

Implementasi dari  Integrated Building System yang dirancang antara lain dapat digunakan untukmemonitor kegiatan operasional fire alarm dan pemeliharaan sejumlah perangkat alarm, maintenance,serta perbaikan sistem secara menyeluruh.  Sistem Fire Alarm dengan komputer dikembangkan denganbeberapa  tampilan sesuai dengan hak akses yang diberikan kepada masing masing pengguna yakniuser, admin, eksekutor dan engineer, yang didalamnya terdapat database hak akses untuk editingprogram, operasi, atau setting parameter. Integrated Building System telah mampu mengurangiterjadinya human error pada proses manajemen kebakaran secara real time, transparansi kejadian,aktivitas secara fleksibel. 

Kemampuan menginventarisir data dan gambar yang terintegrasi, didukung oleh teknologi pengelolaandatabase yang berbasiskan web, bermanfaat untuk user dalam mengetahui informasi melalui hasil cetakkejadian, letak detektor dan zona yang aktif. Bagi  staff dan engineering sistem ini digunakan dalammemonitoring dan mengontrol sistem secara fleksibel, mudah dalam monitor lokasi kebakaran danmendeteksi secara visual posisi zona detektor yang aktif.  Pihak­pihak terkait seperti security, staffmaintenance dan engineer dapat bertindak dalam menanggulangi kerusakan yang terjadi untukmemberikan layanan terbaik dalam pengelolaan bangunan gedung.

      

    Integrasi Unit Pump dan Fire Alarm

Page 11: Panduaninstalasi Sistem Fire Alarm

 

     Unit Fire Pump merupakan unit vital yang berperanan dalam proses pemadaman kebakaran yangterjadi. Unit Fire Pump yang adalah gabungan dari jockey pump, main electric pump dan Fire Diesel bekerjasecara terintegrasi setelah menerima perintah aktif dari fire alarm MCFA sebagai pusat pengendalipenanganan kebakaran. Fungsi dari tiap­tiap unit tersebut dapat dijelaskan berikut :

 

Pipa Hydrant        Instalasi pipa hydrant berfungsi untuk mengatasi dan menaggulangi kebakaran secara manual denganmenggunakan hydrant box , hydrant box ini tersedia pada setiap lantai dengan beberapa zone /tempat.Pada hydrant box terdapat fire hose[ selang ] ,nozzle, valve, juga terpasang alat bantu control manual callpoint, alarm bell serta  indicating lamp dan untuk diluar gedung [ area taman / parkir ] terpasang hydrantpillar serta hose reel cabinet. 

Jocky Fire Pump         Digunakan untuk menstabilkan tekanan air pada pipa dan pressure tank. Pada saat splinker pecah,maka secara otomatis sinyal flow switch akan diterima sebagai input dan sekaligus diolah sebagai sinyaloutput modul controller untuk mengaktifkan jockey pump. Pada saat air terdistribusi ke area kebakaranmaka secara otomatis tekanan pipa header akan turun dan memaksa jockey pump menaikkan tekanan. Jikatekanan tidak bisa dipertahankan pada jockey pump 1, maka secara otomatis keadaan ini akan memaksajockey pump 2 dan seterusnya untuk mentransfer air ke lokasi pecahnya splinker. Jika pada tekanan headerjockey pump masih tidak mampu mempertahankan tekanannya maka kerja pompa akan dibantu oleh firepump. Main Fire Pump                Digunakan  sebagai  pompa  utama  ,  bila  tekanan  /  pressure  tank  turun  setelah  jocky  pump  tidaksanggup  lagi  mengatasi  [  jocky  pump  akan mati  sesuai  dengan  setting  pressure  tank  ]  maka  main  firepump  akan  bekerja.  Dan  pada  saat  tekanan  header  tidak  bisa  dipertahankan  oleh main  fire  pump makasecara otomatis kerja pemompaan akan dibantu oleh diesel pump. Diesel Fire Pump               Digunakan bila terjadi kebakaran dan pompa mengalami kerusakkan atau gagal operasional [listrikpadam] dan pompa main pump serta  jocky pump berhenti  bekerja mensupply air maka  diesel  fire  pumpakan melakukan start secara otomatis berdasarkan pressure  switch  . Bekerjanya diesel  fire pump secaraotomatis menggunakan panel diesel stater, panel  ini  juga melakukan pengisian accu/me­charger accu dandapat bekerja secara manual dengan kunci stater pada diesel tersebut .Untuk perawatan pada diesel  fire  pump  ini  dilakukan pemanasan  setiap minggu  [2xpemanasan]  ,sebelumdilakukan  pemanasan  diesel  dilakukan  pemeriksaan  pada  accu,  pendingin  air  [air  radiator]  dan  peng­checkkan pada pelumas mesin [oli mesin]. Siemense Conection        Digunakan bila terjadi kebakaran dan pompa [diesel fire pump, fire main pump dan jocky pump] tidakbisa  di  operasional  /  gagal  bekerja  maka  dilakukan  pengisian  air  kedalam  jaringan  pipa  dari  mobilpemadam kebakaran/ pompa cadangan lain untuk menggantikan fungsi peralatan yang ada dalam keadaanemergency , siemese conection dipasang pada instalasi pipa sprinkler dan hydrant.  

 Maksud Utama Monitoring dan Kontrol Fire Pump           Sistem monitoring dan kontrol fire pump juga menjadi pertimbangan utama pembuatan sistem firealarm. Hal ini menjadi penting ketika sistem pemadaman kebakaran menjadi salah satu tindakan proteksikebakaran. Sistem monitoring fire pump secara dasar dapat dibuat untuk memonitor status beban firepump diantaranya elektric pump trip, disel engine trip, water pressure, level water tank, batteray voltage,valve status dan oil temperatur. Tujuan utama pembuatan sistem monitoring dan kontrol fire pump adalah

Page 12: Panduaninstalasi Sistem Fire Alarm

untuk mendapatkan kondisi sistem fire pump yang handal kapanpun fire pump dijalankan. Tujuan lainnyaadalah juga untuk menjaga kondisi semua pompa dan sistem bekerja dengan baik kapanpun dibutuhkandengan pengendalian dan monitoring secara otomatis.           Untuk mencapai tujuan tersebut maka dilakukan pembuatan sistem yang akan berfungsi sebagaiinspection tool, testing tool dan maintenance tool.1. Inspection : merupakan langkah pengecekan secara visual sehingga diperoleh kondisi operasi yang baik,serta terhindarnya kerusakan phisik.2. Testing : merupakan tindakan pengetesan sistem, dan bagiannya, untuk meyakinkan dan membuktikansistem atau bagian bekerja secara baik dan sesuai dengan standart operasi.3. Maintenance : pekerjaan yang terorganisasi untuk menjaga dan memperbaiki peralatan pada kondisioperasi yang direncanakan.           Berpedoman pada 3 hal tersebut maka dibuatlah beberapa prosedure inspeksi berikut testingterhadap sistem dengan melakukan pengukuran dan pengetesan dalam hal :1. Melakukan pengetesan dan pengukuran tekanan pada jockey pump, electric pump dan diesel pump padasaat start dan stop dalam rentang waktu pengetesan secara manual. Hal ini dilakukan melalui panel lokalmaupun dari kontrol komputer. Pada test ini diharapkan diketahui setting atau kalibrasi tekanan tiap pompapada saat nanti beroperasi. contoh :Tes mingguan terdiri dari kondisi churn (tanpa aliran air) dan observasi visual yang bersangkutan. Tesharus dilakukan dengan menjalankan pompa secara otomatik selama minimum 10 menit untuk pompaberpenggerak motor listrik dan minimum 30 menit untuk pompa berpenggerak mesin diesel. Tes tahunanharus dilakukan dengan aliran minimum, nominal (rated) dan maksimum. 2. Melakukan pengetesan kerja valve dari sistem secara keseluruhan bekerja dengan baik saat kondisinormal, ataupun saat kondisi beroperasi.3. Memastikan semua sistem kelistrikan bekerja optimal seluruh pompa untuk mengetahui kondisi overloaddan overcurrent serta kepastian sistem bekerja baik saat peak load. contoh :3.1. Prosedure tekanan sistem untuk menjalankan pompa joki secara otomatik,3.2. Prosedure operasi valve saat kebakaran terjadi saat start, pengaturan tekanan saat terjadinya kebakaran, sampai prosesmematikan pompa secara manual.

   

REALISASI PEMBUATAN SISTEM MONITORING PUMP DAN FIRE ALARM  

Kontrol Pada Unit Fire Pump 

Berikut adalah beberapa kontrol yang dibuat untuk mendapatkan sistem kontrol dan monitoring yangmewakili kerja sistem yang sesungguhnya sehingga nantinya didapatkan kinerja sistem fire pump yangoptimal. Kontrol dan monitoring tersebut adalah : 1. Kontrol dan monitoring Level dari Tangki Air2. Kontrol Status Jokey Pump, Electric Pump dan Diesel Pump3. Pressure Load Monitoring pada saluran Header4. Kontrol operasi semua pompa ( Start dan Stop, Auto Manual Operation )5. Monitoring Temperatur Oli Diesel, dan Oil Pressure. Dari beberapa kontrol yang dibutuhkan tersebut maka dibuatlah sistem monitoring dan kontrol pada layarkomputer seperti digambarkan berikut :   

Page 13: Panduaninstalasi Sistem Fire Alarm

    

Sedangkan sistem monitoring terintegrasi untuk Fire Pum dan Fire Alarm terbagi atas beberapa kontrolyang menggabungkan fungsi­fungsi berikut : 1. Fungsi Signalling. Yaitu peralatan detektor maupun sensor yang akan berfungsi sebagai sinyal input yangmemicu perangkat bell / alarm dan fire pump. Sinyal ini digerakkan dari modul controller berupa sinyaldigital dari detektor, flow switch, tekanan pompa yang terintegrasi dalam layar monitor. 2. Fungsi Monitoring. Yaitu perangkat software yang menampilkan sinyal input dalam bentuk animasigambar, graphic, atau tabel data kejadian setiap waktu. 3. Fungsi Controlling. Yaitu peralatan yang berguna sebagai kontrol beberapa fungsi otomatis yangmengendalikan kerja sistem secara keseluruhan. Control ini menggunakan beberapa modul ControllerAnalog yang mengukur parameter­parameter tekanan, suhu yang sering berubah yang mempengaruhisistem. 

 

  

 Seperti Apakah Model Sistem Monitoring Anda  ? 

Masukkan alamat E­mail Anda untukInformasi Perencanaan Fire Alarm !!

SubscribePowered by Aardvark Mailing List

Dan Bagaimana kondisi Sistem Anda Sekarang ? 

  

Sistem monitoring dan kontrol fire alarm fan fire pump secara umum mempunyai Main Control  sebagaipusat pengendali. Banyak hal terjadi dalam sistem fire alarm anda dan fire pump saat ini. Semua bisadiringkas dalam berbagai permasalahan berikut :

Panel MCFA saya bermasalah dan sulit untuk memperbaikinya. Biaya Mahal dan Berkali­kali rusak.Smoke detektor saya seringkali bermasalah. Terlalu peka. Sangat menggangu. padahal saya sering

membersihkan debu, kotoran dan melakukan pengecekan lapangan .Sulit memperbaiki kerusakan komponen karena produk sudah sulit dicari. Saya harus melakukan

perombakan dengan sistem baru .Saya menginginkan perubahan sistem kontrol dengan sistem lain selain MCFA. Dengan sistem baru

yang lebih dipantau secara program dengan perangkat Modul atau Komputer.masalah yang biasanya sering terjadi trouble pada instalasi atau system mapping pada system fire

alarmSaya benar­benar mengalami kesulitan untuk memperbaiki kerusakan sistem alarm. Saya tidak

memahami sistem kerjanya.

Page 14: Panduaninstalasi Sistem Fire Alarm

Saya tidak mempunyai pengalaman fire alarm, saya sering mematikan power alarm jika alarm bellgedung berbunyi untuk antisipasi. Saya sulit menemukan detektor mana yang aktif dan di ruang

mana.Saya ingin membuat kontrol dan monitoring sistem pompa kebakaran yang terintegrasi dengan firealarm. Dimana saya bisa mendapatkannya . Sistem Pompa kebakaran saya kadang mengalami

gangguan operasi. Adakah cara untuk melakukan memperbaiki performance pompa kebakaran saya.Apakah benar, ada sistem lain yang lebih mudah. Cepat dalam menemukan letak ruang, lantai danposisi dalam gedung melalui gambar visual atau animasi dalam layar komputer, saya rasa sangat

menarik.

Apapun yang Anda lakukan dan sedang Anda alami, Anda bisa menentukan sendiri bagaimana bentukmanagement monitoring dan kontrol yang Anda inginkan. 

Semoga bermanfaat ... !!!

Informasi Penting Lainnya :

Building Automation System

Perangkat Modul Fire Alarm

 

 

 

       JAKA KRISTANTA ST

Owner PanduanInstalasi.comOwner : CV. Alfa Perkasa Engineering. Klik disiniOffice : Perum Randusari Indah Blok A no 8 Teras Boyolali Jateng­ 57146Email  : [email protected].  0276­324189 atau 081218127854 (SMS) atau 087805401860Informasi Proyek Sistem Fire Alarm dan Fire Pump  : Hubungi 087805401860, 081218127854Tentang saya klik   disini.

  

Home | Contact | Modul Praktek | Facebook | Twitter  | MySpace  | Video

   

 Panduan Instalasi Industri Komersial ­ Tahap­tahap Animasi bergambar Pembelajaran Instalasi ­  Copyright   JAKA KRISTANTA,PanduanInstalasi.com,