Pajak Rumah Susun
description
Transcript of Pajak Rumah Susun
Home Profil Sambutan Info Pajak Berita Galery Pengumuman Kontak
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
___________________________________________________________________________________________
18 Juli 1995
SURAT DIREKTUR JENDERAL PAJAK
NOMOR S - 96/PJ.32/1995
TENTANG
PERLAKUAN PPN DAN PPh ATAS PENGELOLAAN RUMAH SUSUN
DIREKTUR JENDERAL PAJAK,
Sehubungan dengan surat Saudara Nomor : XXX tanggal 3 Januari 1995 perihal informasi mengenai
perhitungan pajak, dengan ini disampaikan hal-hal sebagai berikut :
1. Dalam surat tersebut Saudara menjelaskan bahwa sesuai dengan Undang-undang Rumah Susun No.
16 Tahun 1985 dan Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1988 :
a. Penyelenggara pembangunan bertanggungjawab untuk mengelola rumah susun dalam waktu
3 sampai 12 bulan setelah terbentuknya Perhimpunan Penghuni. Biaya operasi untuk
menjalankan pengelolaan ditagih kepada para pembeli rumah susun.
b. Setelah jangka waktu 3 sampai 12 bulan, maka perhimpunan Penghuni bertanggung jawab
atas pengelolaan Rumah Susun, yang dibiayai dari iuran pemilik satuan rumah susun
tersebut,
c. Dalam pengelolaan rumah susun para pemilik rumah susun selain membayar iuran
pengelolaan, juga membayar Sinking Fund yang digunakan untuk pembiayaan penggantian-
penggantian instalasi yang ada pada rumah susun di masa mendatang.
2. Perlakuan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penghasilan atas iuran biaya pengelolaan rumah
susun dan sinking fund yang dibayar oleh para pemilik rumah susun tersebut, adalah sebagai berikut :
2.1. PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
2.1.1. Pengelolaan Rumah Susun yang dilakukan oleh penyelenggara pembangunan maupun
Perhimpunan Penghuni Rumah Susun dapat dipersamakan dengan kegiatan
pengelolaan dan pemeliharaan lingkungan yang dilakukan oleh RT atau RW yang
biayanya bersumber dari iuran warga/anggota, Jasa yang dilakukan oleh pengurus
RT atau RW dapat digolongkan jasa di bidang pelayanan sosial.
2.1.2. Sesuai dengan ketentuan Pasal 4A Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 sebagaimana
telah diubah dengan Undang-undang Nomor 11 Tahun 1994 jo Pasal 9 angka 2 dan
Pasal 11 angka 7 Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 1994 bahwa salah satu jenis
jasa yang tidak dikenakan PPN adalah Jasa di bidang pelayanan sosial, kecuali yang
bersifat komersial.
2.1.3. Berdasarkan ketentuan tersebut di atas, maka iuran pengelolaan dan pemeliharaan
lingkungan serta Sinking Fund yang dibayarkan oleh anggota Perhimpunan Penghuni
Rumah Susun kepada penyelenggara pembangunan Rumah Susunan maupun kepada
Perhimpunan Penghuni Rumah Susun tersebut bukan merupakan objek pengenaan
Pajak Pertambahan Nilai, sepanjang penyelenggara pembangunan Rumah Susun
menggunakan iuran tersebut sepenuhnya untuk mengelola dan memelihara
lingkungan Rumah Susun tanpa tujuan komersial, namun kalau ada tanda-tanda
bertujuan komersial, maka hal tersebut merupakan objek pengenaan PPN.
2.2. PAJAK PENGHASILAN
2.2.1. PT. XYZ yang menyediakan jasa di bidang manajemen properti, juga menerima
imbalan berupa iuran pemeliharaan dan pengelolaan dari para penghuni/pemilik
Rumah Susun maka penerimaan iuran tersebut merupakan penghasilan bagi PT. XYZ,
sedangkan biaya pemeliharaan dan pengelolaan Rumah Susun yang dikeluarkan
merupakan biaya perusahaan.
2.2.2. Berdasarkan Pasal 23 ayat (1) huruf c ke 2 UU Nomor 7 Tahun 1983 sebagaimana
telah diubah terakhir dengan UU Nomor 10 Tahun 1994 dan Surat Keputusan Direktur
Jenderal Pajak Nomor : Kep-10/PJ./1995 tanggal 31 Januari 1995 imbalan jasa berupa
iuran pemeliharaan dan pengelolaan Rumah Susun termasuk imbalan jasa
pembersihan yang terutang PPh Pasal 23 sebesar (15% x 40%) = 6% dari jumlah
bruto.
Dengan demikian atas pembayaran iuran oleh para penghuni :
a. dalam hal penghuni adalah Subjek Pajak badan atau bentuk usaha tetap,
maka pada saat membayarkan iuran pemeliharaan dan pengelolaan kepada
PT. XYZ ataupun kepada Perhimpunan Penghuni wajib memotong PPh Pasal
23.
b. apabila penghuni adalah Subjek Pajak orang pribadi tidak perlu memotong
PPh Pasal 23, kecuali apabila Wajib Pajak Orang Pribadi tersebut telah
ditunjuk sebagai pemotong PPh Pasal 23 sesuai dengan Keputusan Direktur
Jenderal Pajak Nomor : Kep-50/PJ./1994 tanggal 27 Desember 1994.
2.2.3. Pembayaran biaya pembersihan dan perbaikan.
a. Pembayaran PT. XYZ atau Perhimpunan Penghuni untuk biaya kebersihan
kepada perusahaan Cleaning Service harus dipotong PPh Pasal 23 sebesar
(15% x 40%) = 6% dari jumlah bruto.
b. Pembayaran kepada satpam atau petugas kebersihan lainnya harus dipotong
PPh Pasal 21 sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Keputusan Direktur
Jenderal Pajak Nomor : Kep-02/PJ./1995 tanggal 9 Januari 1995.
c. Pembayaran untuk perbaikan gedung yang dananya berasal dari sinking fund
kepada pemborong/kontraktor harus dipotong PPh Pasal 23 sebesar
(15% x 10%) = 1,5% dari jumlah bruto.
2.2.4. Sinking Fund yang digunakan sebagai sumber pembiayaan untuk penggantian
instalasi serta perbaikan atas kerusakan pada Rumah Susun yang ditanamkan
sebagai deposito atau tabungan lain, atas penghasilan berupa bunga dikenakan PPh
yang bersifat final sebesar 15% dari jumlah bruto sebagaimana diatur dalam PP
Nomor 51 Tahun 1994.
Demikian untuk dimaklumi.
DIREKTUR JENDERAL PAJAK,
ttd
FUAD BAWAZIER
Home | About Us | Contact Us
KANWIL PAJAK Daerah Istimewa Yogyakarta
Jl. Ringroad Utara No. 10, Yogyakarta 55282
Telp : +62 274 4333951 / Fax : +62 274 4333954
Copyright© Kanwil DJP DIY. Developed by Citra.web.id
Best View on Firefox 3
PERATURAN PAJAK
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Daerah Istimewa Yogyakarta http://www.kanwiljogja.pajak.go.id/ppajak.php?id=4757
1 of 1 4/14/2014 4:46 PM