Overview Kasus Obgyn
Transcript of Overview Kasus Obgyn
Overview Kasus Obgyn
dr. Nur Lailatul Fadhilah, SpOG, M.Ked.Klin
• Preeklampsia
• HPP
• KET / perdarahan saat kehamilan muda
• Kontrasepsi
• Anemia dalam kehamilan
• Persalinan prematur
• Retensio placenta
Komplikasi postpartum
PPH Mengancam
jiwa
Gizzo S, Patrelli TS, Gangi ST, Carrozzini M, Saccardi C, Zambon A, Bertocco A, Fagherazzi S, D’Antona D dan Nardelli GB.
(2013). Which Uterotonic Is Better to Preven the Postpartum Hemorrhage? Latest News in Terms of Clinical Efficacy, Side
Effects, and Contraindications: A Systematic Review. Reproductive Sciences 20: 1011.
WHO : Kehilangan darah serta perlunya transfusi darah 24 jam setelah melahirkan • Pervaginam > 500 cc
(Insiden : 3,9%) • SC > 1000 cc
(Insiden : 6,4%)
ETIOLOGI PPH
Tonus
Tissue
Trauma
Thrombin
- atoni uterus
- sisa jaringan /
bekuan darah
- laserasi, ruptur, inversi
- koagulopati
Pengenalan Syok pada Perdarahan yang tidak tampak jelas (concealed haemorrhage)
ALGORITMA PENATALAKSANAAN PERDARAHAN PASCA-SALIN
Penatalaksanaan aktif Kala III:
- Oksitosin pada saat atau setelah persalinan
- Tarikan tali pusat terkendali
- Masase uterus setelah plasenta lahir
Perdarahan masif
Tekanan darah menurun
Nadi meningkat
Kehilangan darah 500ml
Perdaraan pascasalin
Kompresi bimanual eksterna
Oksitosin 20 IU dalam NaCl
Infus kristaloid 500 ml selama 10 menit
Eksplorasi traktus genitalia
bagian bawah dan uterus.
Evakuasi bekuan darah
Pemeriksaan
plasenta
Pemeriksaan
pembekun darah
Uterus lembek
(Tonus)
Robekan jalan lahir
Inversio (Trauma)
Retensio plasenta
Jaringan (T issue)
Gangguan pembekuan darah
(Trombin)
Jaringan (Tissue)
Misoprostol 1000 mcg rektal
Metilergometrin 0,2mg IM
Karboprost 0,25 mg IM
Jahit robekan
Evakuasi hematom
Koreksi inversio uteri
Manual plasenta
Kuretase
Metotreksat
Transfusi:
- Fresh frozen plasma
- Faktor rekombinan VIIA
- Transfusi trombosit
Kehilangan darah >1000 sampai 1500 ml
Perdarahan aktif
Transfusi RBC, trombosit dan faktor pembekuan
darah. Pemberian vasopresor, anestesi, hematologist,
pembedahan, ICU, tampon uterus, embolisasi
pembuluh darah, ligasi dan jahitan kompresi,
histerektomi
4 T
RIMOT:
- RESUSITASI
- INFUS 2 jalur jarum ukuran besar
- MONITORING tekanan darah, nadi, produksi urin
- OKSIGEN
- TEAM APPROACH
PNPK Perdarahan Pasca Salin PP POGI
Tatalaksana Sistematis
H.A.E.M.O.S.T.A.S.I.S Mnemonic
H Help. Ask for Help Initial
Management
A Assess (vital sign, blood loss) and resucitate
E Establish aetilogy, ensure aviabioity of blood, acbolic (oxytocin, ergometrine, or syntometrine bolus IV/IM)
M Massage uterus
O Oxytocin infusion, ergometrine bolus IV/IM, prostaglandins per rectal
Medical Treatment
S Shi\ to the theatre. E(xclude retain products and trauma, bimanual compression, abdominal aorta compression)
Conservative Non Surgical
Management T Tamponade (balloonor uterine Gauze packing)
A Apply compression uterus (B-Lynch technique or modified) Conservative
Surgical Management
S Systemic pelvic devascularization : uterine, ovarian, quadriple, internal iliaca
I Interventional radiologist, if appropriate, uterine artery embolization
S
Subtotal/total hysterectomy
Last Effort- Non - Conservative
Surgical Management
Gulardi H.Wiknjosastro*, Ali Sungkar*, Novan Satya Pamungkas*, Budiman**, Iswan Syarif**, Agung Suhadi. The use of B-Iynch technique and Lasso Budiman technique to control post partum hemorrhage due to uterine atony. PIT
ACOG 2013
Buku panduan Praktis Hipertensi Dalam Kehamilan, Fetomaternal Surabaya
Buku panduan Praktis
Hipertensi Dalam
Kehamilan, Fetomaternal
Surabaya
Pritchard Regimen
Zuspan Regimen
Cito terminasi
Urgen terminasi
SOGC, 2014
• Onset cepat • Duration lama • Murah • Mudah didapat
Rekomendasi PNPK POGI mengenai penggunaan
Aspirin dosis rendah
Penggunaan Aspirin dosis rendah (75 mg/hari)
direkomendasikan untuk prevensi PE pada kelompok risiko tinggi
Level evidence II, Recommendation A
Aspirin dosis rendah untuk prevensi PE sebaiknya dimulai < 20 minggu
Level evidence III, Recommendation C
Suplementasi Kalsium
Rekomendasi PNPK POGI mengenai Suplementasi Kalsium
Suplementasi kalsium minimal 1g/hari direko mendasikan terutama pada wanita dengan
asupan kalsium rendah
Penggunaan Aspirin dosis rendah dan suplemen
kalsium direkomendasikan untuk prevensi PE pada wanita dengan risiko tinggi
Level evidence I, Recommendation A
PERDARAHAN
OBSTETRI
KEHAMILAN &
PERDARAHAN
GINEKOLOGI
NON OBSTETRI
PERDARAHAN YG BERASAL
DR KEHAMILANNYA
PERDRHAN BERASAL
DR KEHAMILANNYA
PERDRHAN
PASCA
PERSALINAN
-POLIP CX
-CA CX
-PERLUKAAN
DIGENITAL
INSPEKULO
HAMIL
< 20 MG
HAMIL
LANJUT
-ABORTUS
-K E T
-MOLA
-PLAS. PREVIA
-SOL. PLASENTA
-RUPTURA UTERI
GEJALA KLINIS DX ABORTUS ( HAMIL MUDA )
ANAMNESA PEMERIKSAAN DIAGNOSA
KELUAR
JARINGAN
KRAMP
PRT BWH
-
-
+ + -
+ BILA SD
ABORTUS
+
+
+ ± +
PINGSAN
+ MUAL
MUNTAH
FLUKSUS Ф CX UTERUS
SDKT
SDKT
SDKT
BANYAK
BANYAK
BANYAK
-
-
+
+
- NYERI
GERAK
+ BL SD
ABORTUS
- SESUAI TELAT
HAID - LUNAK
- SESUAI TELAT
HAID - KONTRAKSI/ KERAS
< TLT HAID
-< TLT HAID
- LUNAK
-AGAK BSR DR “N” -LUNAK -MASSA AP & NYERI
- >TLT HAID
-TANDA ANAK – -KISTA OV
( KISTA LUTEUM )
AB IMMINENS
AB INSIPIENS
AB INKOMPLT
AB. KOMPLIT
K E T
MOLA
( PE PD AWAL HAMIL )
CONTOH SOAL
1. Seorang ibu 23 tahun hamil anak pertama usia kehamilan 24 minggu. Ibu tidak mengeluhkan gejala sama sekali dengan tekanan darah 140/90. Saat diperiksa urin ditemukan proteinuria + 1. Tatalaksana untuk pasien ini adalah a. MgSO4 b. Diazepam injeksi c. Kalsium dosis 1,5-2,0 gram d. Kalsium dosis 5 gram e. Vitamin C 1000 mg 2x sehari
2. Ny. J 25 tahun, hamil dengan usia kehamilan 14 minggu, datang ke UGD Puskesmas karena muntah berat dengan darah pada muntah sejak 3 hari. Diagnosis pada pasien ini adalah a. Gastroenteritis akut b. Ca laring c. GERD d. Hiperemesis gravidarum e. Mallory Weiss tear + hyperemesis gravidarum Pembahasan • Muntah dan mual berlebihan pada awal kehamilan mengindikasikan
diagnosis hyperemesis gravidarum. Pada kasus yang berat, darah dapat muncul juga pada muntahan pasien yang mengindikasikan Mallory Weiss tear.
• Sumber : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532917/
3. Ibu J. 28 tahun datang untuk periksa kehamilan di Puskesmas. Pada pemeriksaan ditemukan bahwa ibu merokok dan mengeluhkan vagina yang berbau busuk. Komplikasi yang dapat terjadi pada anak adalah a. Gagal ginjal b. Thalasemia c. Lahir premature d. Sindroma down e. Keratitis Pembahasan • Merokok dan infeksi pervaginam dapat menyebabkan banyak
komplikasi pada janin. Komplikasi dapat muncul saat kehamilan atau saat persalinan. Komplikasi yang paling sering muncul adalah kelahiran premature.
• Sumber : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK536939/
4. Obat yang dapat diberikan pada ibu hamil yang asma dan dapat bermanfaat pada kehamilan yang rentan terjadi persalinan premature adalah a. Deksametason b. Metilprednisolon c. Hidrokortison d. Prednisone e. Teofilin Pembahasan • Deksametason merupakan steroid yang dapat digunakan sebagai
pencegahan terhadap asma. Pemberian steroid pada ibu hamil tidak dianjurkan kecuali memang memiliki manfaat yang lebih banyak. Deksametason juga dapat mempercepat pematangan paru dan rutin diberikan pada ibu hamil yang janinnya terancam lahir premature.
• Sumber : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7660991/
5. Pasien perempuan hamil 8 minggu, dating karena nyeri perut hebat perut tegang, keluar darah sedikit dari jalan lahir. Pasien tampak pucat akral dingin. Didapatkan nyeri goyang porsio. Diagnosis pada ibu ini adalah a. Abortus komplet b. Rupture tuba c. Ruptur uteri d. Solusio plasenta e. Plasenta akreta Pembahasan • Diagnosis ini adalah rupture tuba kemungkinan akibat kehamilan
ektopik. Pemeriksaan fisik yang ditemukan adalah nyeri perut hebat, pendarahan dari jalan lahir, keadaan syok akibat hipovolemik, dan nyeri goyang porsio. Diagnosisnya adalah kehamilan ektopik.
• Sumber : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK539860/
6. Tatalaksana untuk prekelampsia berat tanpa kejang adalah a. MgSO4 b. Fenobarbital c. Diazepam oral d. Fenitoin oral e. Asam valproat Pemberian MgSO4 adalah dengan menggunakan 4 g larutan MgSo4 yang diberikan IV selama 20 menit. Jika sulit dilakukan dapat diberikan masing-asing 8 gr IM di bokong kanan dan bokong kiri. Jika diberikan intravena dapat dilaruktkan pada ringer laktat atau rigner asetat • Sumber : PPK IDI 2017
7. Profilaksis malaria pada ibu hamil dilakukan dengan a. Meflokuin b. Isoniazied c. Pirazinamid d. Ethambutol e. Streptomisin Pembahasan • CDC merekomendasikan melflokuin sebagai obat untuk
tatalaksana malaria dan profilaksis malaria. Meflokuin aman diberikan pada setiap trimester. Menurut studi terbaru diemukan bahwa meflokuin masuk dalam kategori B. Beberapa sumber menyebutkan bahwa klorokuin juga dapat digunakan untuk profilaksis ibu hamil.
• Sumber : https://www.cdc.gov/malaria/new_info/2011/mefloquine_pregnancy.html
8. Ny. D 29 tahun datang dengan nyeri perut kanan bawah sejak 3 jam. Pasien mengatakan sudah terlambat menstruasi sejak 1 bulan. Pada pemeriksaan fisik ditemukan nyeri goyang porsio. Diagnosis untuk pasien ini adalah a. Solusio plasenta b. Plasenta akreta c. Kehamilan ektopik d. Mola hidatidosa e. Blighted ovum Pembahasan • Diagnosis pada pasien ini adalah KET karena ditemukan
menstruasi yang terlambat mengindikasikan adanya kehamilan. Pada pemeriksaan fisik nyeri goyang porsio menguatkan diagnosis kehamilan ektopik
• Sumber : PPK IDI 2017
9. Sepasang muda mudi yang ingin menikah melakukan konsultasi pada Anda untuk menunda kehamilan selama 3 tahun. Mereka mengatakan bahwa keduanya pelupa dan sering tidak patuh ketika minum obat. Kontrasepsi apa yang disarankan a. Vasektomi b. Tubektoomi c. Kondom d. IUD e. Koitus interruptus Pembahasan • IUD merupakan kontrasepsi yang dipilih ketika pasien ingin
kontrasepsi yang reversible namun tidak memiliki kepatuhan yang baik. Pilihan KB lain berisiko gagal karena kepatuhan pasien yang rendah
10. Seorang ibu hamil datang dengan letih, lesu, dan lemah sejak 1 bulan. Pada pemeriksaan fisik ditemukan konjungtiva anemis. Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan anemia mikrositik hiporkomik. Pemeriksaan selanjutnya yang tepat adalah a. Serum besi b. Serum TSH c. Hapusan darah tepi d. Aspirasi sumsum tulang e. Elektroforesis HB Pembahasan • Anemia pada ibu hamil disebabkan umumnya oleh anemia
defisiensi besi. Pada pemeriksaan ditemukan anemia mikrostiki hiporkomik yang menunjang pemeriksaan ini. Pemeriksaan selanjutnya adalah memastikan diagnosis dengan pemeriksaan serum besi.
• Sumber : PPK IDI 2017
11. Pertanyaan yang dapat membantu mencari faktor risiko anemia pada ibu hamil adalah a. Riwayat persalinan b. Riwayat kehamilan c. Riwayat diet d. Riwayat aktivitas fisik e. Riwayat kesehatan suami Pembahasan • Anemia pada ibu hamil disebabkan umumnya oleh anemia
defisiensi besi. Pada pemeriksaan ditemukan anemia mikrostiki hiporkomik yang menunjang pemeriksaan ini. Pemeriksaan selanjutnya adalah memastikan diagnosis dengan pemeriksaan serum besi.
• Sumber • PPK IDI 2017
12. Bidan desa berkonsultasi pada Anda mengenai ibu hamil yang baru saja melahirkan 20 menit lalu. Pada pemeriksaan plasenta ditemukan kotiledon tidak lengkap. Diagnosis pada pasien ini adalah a. Solusio plasenta b. Plasenta akreta c. Persalinan kala II lambat d. Retensio plasenta e. Plasenta previa Pembahasan • Ketika kotiledon tidak lengkap mengindikasikan bahwa ada plasenta
yang masih tertinggal di dalam rahim. Diagnosis untuk pasien ini adalah retensio plasenta. Plasenta perlu segara dievakuasi agar tidak menimbulkan komplikasi seperti pendarahan post partum
• Sumber • PPK IDI 2017
13. Wanita berusia 27 tahun datang untuk control pada hari ke 6 setelah post partum pervaginam. Saat ini bleding +, VT OUE terbuka, teraba jaringan. Dianosa klinis penyebab HPP? a. Atonia uteri b. Retensio placenta c. Sisa plasenta d. Ruptur uteri e. Laserasi jala lahir Pembahasan • Perdarahan pasca lahir karea retensio plasenta pada
pemeriksaan klinis akan didapatkan kotiledon atau selaput ketuban yang tersisa. Perdarahan dapat muncul 6-10 hari post partum disertai subinvolusi uterus. Sedangkan retensio plasenta adalah kondisi dimana plasenta belum dilahirkan dalam 30 menit setelah kelahiran bayi.
14. Bagaimana tatalaksana pada pasien dengan HPP karena sisa plasenta ?
a. Asam tranexamat
b. Eksplorasi digital sampai dengan kuretasi
c. Bimanual plasenta
d. Observasi
e. Langsung rujuk tanpa
penanganan awal
15. Seorang wanita 26 tahun dalam observasi pasca persalinan pervaginam. Didapatkan kontraksi uterus lembek, TFU tidak teraba, terlihat darah mengalir dari jalan lahir. Telah dilakukan penatalaksanaan perdarahan dan pemberian oksitosin. Terapi selanjutnya adalah a. Kompresi bimanual interna b. Infus RL 500ml + 40mg oksitosin c. Injeksi ergometrin : baru di infus RL 500 + drip oksitosin d. Kompresi arteri abdomen
a. e. Kuretase