OUTLOOK EKONOMI BAB 7 - bi.go.id fileminyak dan rencana kebijakan Pemerintah di bidang komoditi...
Transcript of OUTLOOK EKONOMI BAB 7 - bi.go.id fileminyak dan rencana kebijakan Pemerintah di bidang komoditi...
BAB 7 OUTLOOK EKONOMI
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2010 59
BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI
7.1 OUTLOOK MAKRO EKONOMI REGIONAL
7.1.1 OUTLOOK TAHUNAN
Perkembangan ekonomi Gorontalo tahun 2011 diperkirakan tumbuh 7,4 – 7,9% (yoy)
lebih baik dibandingkan tahun 2010. Beberapa karakter fundamental ekonomi daerah
diperkirakan mampu mendukung capaian dimaksud.
Grafik 7.1 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Tahunan
1. Pendapatan
Faktor konsumsi masyarakat diperkirakan masih optimis dalam mendorong pertumbuhan
ekonomi. Daya dukung pendapatan masyarakat tercermin dari peningkatan UMP, rencana
kenaikan gaji PNS serta terjaganya NTP pada level yang meningkat. UMP tahun 2011
ditetapkan sebesar Rp 765.000 atau tumbuh 7,74% (y.o.y) lebih baik dibandingkan
pertumbuhan UMP 2010 sebesar 5,18% (y.o.y). Sementara itu pemerintah pusat
merencanakan untuk menaikkan gaji PNS tahun 2011 sebesar 10%. Di sisi petani,
perlambatan NTP yang terjadi pada akhir tahun 2010 telah kembali meningkat di bulan
Januari 2011. Peningkatan dimaksud diharapkan terus berlangsung selama tahun 2011
yang didorong oleh 2 (dua) faktor utama yaitu perkiraan peningkatan produksi dan
terjaganya harga komoditas pada level yang tinggi.
Disisi produksi, Distanprov Gorontalo optimis bahwa produksi jagung dan padi tumbuh
lebih baik walaupun dengan besaran yang moderat. Sementara permintaan dunia terhadap
komoditas jagung diperkirakan masih tinggi. Berdasarkan informasi Dewan Jagung
Nasional, terdapat beberapa faktor yang melatarbelakangi prospek peningkatan harga
Jagung 2011 :
Stok jagung dunia hingga akhir tahun 2010 menipis, stok jagung tersisa 15 juta ton,
sementara kebutuhan rata-rata sebesar 70 juta ton.
BAB 7 OUTLOOK EKONOMI
60 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2010| BANK INDONESIA
Peningkatan permintaan impor jagung China dari 1,7 juta ton tahun 2010 menjadi 5
juta ton tahun 2011. Sementara Malaysia akan meningimpor 2,8 juta ton, Korea 8,9
juta ton, dan Jepang 16 juta ton pada tahun 2011
2. Produksi pertanian
Produksi pertanian utama Gorontalo yaitu padi dan jagung diperkirakan masih tumbuh
walaupun dengan besaran yang moderat. Sasaran produksi pertanian padi yang ditetapkan
Dinas Pertanian untuk tahun 20111 sebesar 278.584 ton. Apabila sasaran dimaksud tercapai
maka produksi padi akan tumbuh sebesar 9,8% (y.o.y) lebih baik dibandingkan kontraksi
produksi padi tahun 2010 sebesar 7,8% (y.o.y). Sementara sasaran produksi jagung tahun
2011 diperkirakan sebesar 686.344 ton lebih baik dibandingkan tahun 2010 sebesar
679.168 ton. Apabila sasaran produksi tercapai maka produksi jagung dapat tumbuh 1,06%
(y.o.y) dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan produksi sektor pertanian lainnya
seperti rica dan kedelai diperkirakan juga masih optimis dibandingkan tahun 2010. Sasaran
produksi rica ditetapkan sebesar 19.940 ton sementara untuk kedelai sebesar 6.725 ton.
Apabila didukung dengan kondisi cuaca yang baik, puncak panen di Gorontalo
diperkirakan terjadi pada periode Januari-April 2011 baik untuk komoditas padi maupun
jagung. Hal ini tercermin dari jumlah pertanaman September-Desember 2010 yang
tergolong paling besar selama tahun 2010. Pada periode tersebut luas pertanaman padi
mencapai 24.199 hektar dan jagung mencapai 68.782 hektar, dimana hasil produksinya
diperkirakan akan dipanen pada bulan Januari-April 2011.
3. Pembiayaan investasi Pemerintah dan Perbankan
Pembiayaan ekonomi yang bersumber dari dana APBD mengalami peningkatan yang
cukup signfikan. Dana DIPA yang telah disetujui pada tahun 2011 sebesar Rp 4,7 Triliun
atau lebih tinggi dibandingkan dana DIPA Tahun 2010 sebesar Rp 3,7 Triliun. Tambahan
fiskal ini diharapkan mampu meningkatkan konsumsi pemerintah baik disisi belanja publik
maupun belanja modal.
Di sisi perbankan, pertumbuhan kredit nasional diperkirakan melambat pada kisaran 19-
21%. Hal tersebut diperkirakan akan berimbas pada pertumbuhan kredit regional. Risiko
kenaikan harga komoditas dan potensi tekanan inflasi kedepan mendorong Bank Sentral
mengambil langkah antisipatif guna mengendalikan ekspektasi inflasi ke depan yang mulai
meningkat. Peningkatan ekspektasi inflasi terutama dipicu oleh kenaikan harga volatile
foods yang masih tinggi, di samping karena kenaikan harga komoditi global termasuk
minyak dan rencana kebijakan Pemerintah di bidang komoditi strategis.
1 Tayangan Arah Kebijakan Pembangunan Pertanian Provinsi Gorontalo dalam FGD dengan Kemenko 2010.
BAB 7 OUTLOOK EKONOMI
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2010 61
Mulai Februari 2011 BI-rate telah dinaikkan sebesar 25 bps menjadi 6,75% setelah
hampir 14 minggu BI-rate dijaga pada level 6,5%. Peningkatan BI-rate akan direspon oleh
perbankan melalui peningkatan suku bunga pinjaman maupun simpanan. Namun sesuai
arah kebijakan Bank Indonesia tahun 2011, kebijakan perbankan nasional yang mewajibkan
bank umum untuk mencantumkan rencana penyaluran kredit UMKM dalam rencana bisnis
bank diperkirakan mampu menjaga konsistensi bank umum dalam penyaluran kredit
produktif ke masyarakat. Plafon Kredit Usaha Rakyat (KUR) Provinsi Gorontalo yang
disalurkan pada tahun 2011 diperkirakan mencapai Rp 200 Miliar, lebih baik daripada plafon
KUR Provinsi Gorontalo tahun 2010 sebesar Rp 176 Miliar.
4. Kondisi infrastruktur dan energi
Disisi infastruktur diharapkan penambahan alokasi APBD dapat terserap di komponen
belanja modal. Sesuai alokasi anggaran tahun 2011, pekerjaan umum dan perhubungan
akan mendapatkan alokasi dana sebesar Rp 502 Miliar dan Rp 132 Miliar.
Untuk sektor perhubungan beberapa infrastruktur utama yang menjadi fokus perhatian
Pemerintah Daerah tahun 2011 yaitu :
- Pengembangan Bandara Djalaludin Gorontalo, sebesar Rp 46,17 Milyar,
- Pengembangan Pelabuhan Anggrek sebesar Rp 36,38 Milyar,
- Pengembangan Pelabuhan Gorontalo sebesar Rp 18, Milyar,
- Pengembangan Pelabuhan penyeberangan Gorontalo sebesar Rp 16,65 Milyar
- Pengembangan Pelabuhan Tilamuta sebesar Rp 6,9 Milyar.
- Pengembangan perhubungan darat sebesar Rp 8,49 Milyar.
Di sisi energi, kondisi kelistrikan Gorontalo tahun 2011 diperkirakan lebih baik dibandingkan
tahun 2011. Hal tersebut diindikasikan oleh langkah-langkah yang direncanakan PLN
selama tahun 2011 :
- Pembangunan interkoneksi ke sistem Gorontalo ke sistem Amurang untuk
memindahkan surplus energi dari Amurang ke Gorontalo
- Pembangunan interkoneksi sistem Gorontalo – Palu 150 KV
- Menggeser jadwal pemeliharaan rutin mesin pembangkit dari siang menjadi malam
untuk menghindari penurunan pasokan pada siang hari.
- Mengoptimalkan partisipasi swasta melalui pembangunan PLTU Tenaga Listrik
2x10 MW, PLTU Gorontalo Energi 2x7 MW dan PLTU Anggrek 2x25 MW. PLTU
Anggrek sendiri diperkirakan bisa beroperasi tahun 2011
- Sementara itu kontrakstor asing juga akan melakukan investasi pembangkit listrik
di Gorontalo antara lain LG-Korea yang akan membangun pembangkit dengan
memanfaatkan sisa tongkol jagung.
BAB 7 OUTLOOK EKONOMI
62 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2010| BANK INDONESIA
- Kajian pembangunan PLTP (pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi) di Lombongo
9 MW dan Pentadio 5 MW
5. Peringatan Satu Dasa Warsa Provinsi Gorontalo dan World Maize Conference.
Peringatan satu dasawarsa Provinsi Gorontalo pada tahun 2011 diperkirakan
memberikan efek positif bagi peningkatan kegiatan konsumsi masyarakat. World Maize
Conference yang akan dilaksanakan pada akhir Oktober 2011 dengan dihadiri tamu
undangan dari perwakilan negara eksportir jagung dunia diharapkan mampu memberikan
dorongan positif bagi perekonomian. Saat ini pemerintah provinsi telah berkoordinasi
dengan pengelola restoran-hotel untuk menyambut event besar tersebut melalui perbaikan
kualitas saran-prasarana hotel dan restoran.
6. Situasi politik daerah
Pada tahun 2011 direncanakan untuk dilaksanakan pemilihan Gubernur Gorontalo
untuk periode masa jabatan 2011-2016. Ekskalasi politik yang meningkat diharapkan dapat
terkendali secara aman dan tertib sehingga tidak mengganggu kegiatan perekonomian
daerah. Selama pemilu 2011, diperkirakan konsumsi akan meningkat seiring dengan
kegiatan kampanye calon Gubernur.
Sementara itu faktor resiko turut membayangi optimisme pertumbuhan tahun 2009. Faktor
resiko dimaksud ditampilkan dalam tabel berikut :
UPSIDE RISK DOWNSIDE RISK
• Realisasi kenaikan gaji pegawai dan
UMP
• Dampak cuaca ekstrim dapat
diminimalisir
• Kebijakan investasi mampu menarik
investor baru
• Kebijakan penyaluran kredit ke sektor riil
dan UMKM dapat berjalan sesuai
rencana bisnis bank
• Ketersediaan infrastruktur dan energi
yang mendukung investasi 2011.
• Koordinasi antar Provinsi & Kab/Kota
berjalan dengan baik
• Kondisi politik pemilihan Gubernur dapat
berjalan kondusif.
• Permasalahan distribusi dan distorsi
pasar dapat diminimalisir
Terhambatnya realisasi kenaikan gaji
pegawai dan UMP
Dampak cuaca ekstrim tidak dapat
diminimalisir
Kebijakan investasi belum mampu
menarik investor baru
Kebijakan moneter kontraktif menekan laju
pertumbuhan kredit sementara rencana
penyaluran kredit di sektor riil dan UMKM
tidak sesuai dengan target rencana bisnis
bank
Ketersediaan infrastruktur dan energi
masih terkendala
Koordinasi antar Provinsi & Kab/Kota
belum berjalan optimal
Kondisi pemilihan Gubernur tidak berjalan
kondusif.
Permasalahan distribusi dan distorsi pasar
BAB 7 OUTLOOK EKONOMI
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2010 63
7.1.2 OUTLOOK TRIWULANAN
Pertumbuhan ekonomi triwulan I-2011 diperkirakan berkisar 7,7 – 8,2% (y.o.y) lebih
rendah dibandingkan triwulan IV-2010. Kondisi ekonomi triwulan I-2011 akan terkesan
melambat mengingat basis pertumbuhan ekonomi triwulan I-2010 berada pada level yang
cukup tinggi di angka 8,78% (y.o.y).
Di sisi sektoral kondisi pertanian selama triwulan I-2011 diperkirakan memasuki
puncak panen yang didasarkan pada luas pertanaman September-November 2010 yang
terbesar dibandingkan beberapa triwulan sebelumnya. Sementara di sisi permintaan,
pertumbuhan konsumsi diperkirakan meningkat seiring dengan digelarnya peringatan satu
dasawarsa Provinsi Gorontalo.
Grafik 7.2
Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Triwulanan
Hasil survei kegiatan dunia usaha pada triwulan IV-2010 mengindikasikan bahwa
sektor dunia usaha masih optimis pada triwulan I-2011 walaupun dengan besaran
yang lebih rendah apabila dibandingkan triwulan sebelumnya. Optimisme tersebut
ditunjukkan oleh masih positifnya nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) hasil survei kegiatan
dunia usaha yang dilakukan pada triwulan IV-2010 sebelumnya. Pada triwulan I-2011
diperkirakan Gorontalo memasuki masa puncak panen. Produksi pertanian Januari – April
2011 untuk padi diperkirakan sebesar 145.007 ton jauh lebih baik dibandingkan produksi
September – Desember 2010 sebesar 43.777 ton. Sementara untuk jagung diperkirakan
sebesar 285.339 ton lebih baik dibandingkan kondiisi September – Desember 2010 sebesar
192.947 ton. Sementara itu kinerja sektor angkutan khususnya sub sektor angkutan udara
diperkirakan akan mengalami peningkatan seiring dengan masuknya Garuda Indonesia di
Gorontalo.
BAB 7 OUTLOOK EKONOMI
64 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2010| BANK INDONESIA
Disisi permintaan, kinerja konsumsi diperkirakan mulai menurun yang ditunjukkan
oleh nilai ekspektasi konsumen hasil survei Bank Indonesia. Indeks ekspektasi
konsumsi berada pada level 145,3 atau lebih rendah dibandingkan ekspektasi triwulan
sebelumnya yang tercatat 168,9. Kondisi ini menunjukkan bahwa optimisme masyarakat
dalam melakukan konsumsi pada triwulan kedepan akan berkurang.
Grafik 7.3 Grafik 7.4
Survei Kegiatan Dunia Usaha Survei Konsumen
Sementara itu kinerja konsumsi dan ekspor diperkirakan lebih baik dibandingkan
pada triwulan IV-2010. Kinerja ekspor akan kembali tumbuh seiring dengan produksi
jagung triwulan I-2011 yang diperkirakan meningkat. Perkembangan harga jagung domestik
dan internasional diharapkan memberikan daya dukung dunia usaha untuk meningkatkan
ekspornya. Disamping itu kegiatan ekspor kopra diharapkan juga mengalami pertumbuhan
mengingat harga komoditas minyak kelapa (kopra) di pasar domestik dan internasional terus
menunjukkan peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya.
Grafik 7.5 Grafik 7.6
Perkembangan Harga Jagung Perkembangan Harga Minyak Kelapa
Sementara itu kinerja konsumsi pemerintah dan swasta diperkirakan meningkat
selama triwulan I-2010. Kondisi tersebut seiring dengan kegiatan besar Pemerintah
Provinsi dalam rangka peringatan satu dasawarsa terbentuknya Provinsi Gorontalo yang
puncaknya akan digelar pada 16 Februari 2011.
BAB 7 OUTLOOK EKONOMI
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2010 65
7.2 OUTLOOK INFLASI
Sumber: Proyeksi Bank Indonesia Gorontalo
Grafik 7.7 Proyeksi Inflasi Tahunan (yoy) Provinsi Gorontalo (%)
Inflasi Gorontalo pada tahun 2011 diproyeksikan pada kisaran 7 ± 1% (yoy)
seiring dengan masih tingginya potensi tekanan inflasi kedepan. Inflasi Komoditas
Bahan Makanan (Volatile Food) diperkirakan masih menjadi penyumbang utama inflasi
daerah karena meningkatnya permintaan masyarakat, di sisi lain masih terdapat
permasalahan dalam produksi, tata niaga, distribusi dan gangguan cuaca ekstrim. Rencana
kebijakan Pemerintah Pusat untuk melakukan pembatasan subsidi BBM karena
kecenderungan kenaikan harga minyak dunia dapat memberi tekanan pada administered
price yang berpotensi meningkatkan inflasi 2011. Indikasi tekanan inflasi yang relatif tinggi
dapat ditunjukkan oleh hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha yang menunjukkan bahwa
ekspektasi harga jual oleh para produsen pada triwulan kedepan menunjukkan peningkatan.
Grafik 7.8 Ekspektasi Harga Jual
Sumber: SKDU, Bank Indonesia Gorontalo
BAB 7 OUTLOOK EKONOMI
66 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2010| BANK INDONESIA
7.3 PROSPEK PERBANKAN
Penghimpunan dana pihak ketiga melalui tabungan pada triwulan I-2011
diperkirakan akan mengalami peningkatan. Berbagai kegiatan yang dilakukan oleh
perbankan misalnya intensitas sosialisasi dan promosi serta adanya produk “TabunganKu”
dengan berbagai fasilitas kemudahan, diperkirakan cukup positif meningkatkan kesadaran
masyarakat untuk memanfaatkan produk perbankan yang selanjutnya mendorong
pertumbuhan dana pihak ketiga khususnya dalam bentuk tabungan. Selain itu, ekspektasi
masyarakat terhadap potensi kenaikan pendapatan pada 3 hingga 6 bulan mendatang, akan
turut meningkatkan jumlah tabungan, sebagaimana tercermin dari hasil survey konsumen
bulan Desember 2010 dimana indeks ekspektasi jumlah tabungan 6 bulan mendatang
adalah sebesar 115.
Adapun jumlah kredit diperkirakan masih akan mengalami peningkatan
meskipun relatif lebih rendah dibanding triwulan laporan. Hal ini salah satunya terlihat
dari hasil survei dunia usaha terhadap ekspektasi usaha dan situasi bisnis enam bulan
mendatang, dimana responden umumnya optimis masih cukup kondusif dengan nilai saldo
bersih sebesar 36%. Hal lainnya yang diperkirakan akan mendorong peningkatan kredit
adalah penyelesaian berbagai proyek yang telah dirintis sejak akhir triwulan IV-2010 antara
lain pembangunan ruko dan perumahan khususnya di Kota Gorontalo yang umumnya terkait
dengan pembiayaan atau kredit dari perbankan.
Sumber: Survei Konsumen & Kegiatan Dunia Usaha,
Bank Indonesia Gorontalo
Grafik 7.9 Grafik 7.10
Indeks Ekspektasi Tabungan 6 bulan yad Indeks Ekspektasi Situasi Bisnis
0
20
40
60
80
100
Sep Des Mar Juni Sep Des
2009 2010
Ekspektasi tabungan dalam 6 bulan yad
Ekspektasi tabungan dalam 6 bulan yad
0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
70.00
Lebih Baik Sama Lebih Buruk Saldo Bersih
EKSPEKTASI SITUASI BISNIS 6 BULAN MENDATANG
EKSPEKTASI SITUASI BISNIS 6 BULAN MENDATANG
LAMPIRAN
1. MAKROEKONOMI REGIONAL
Tabel 1.A PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ATAS DASAR HARGA KONSTAN
TAHUN 2000 UNTUK PROVINSI GORONTALO (dalam jutaan rupiah)
Sisi Permintaan
Sisi Penawaran
Tabel 1.B PERTUMBUHAN ATAS DASAR HARGA KONSTAN TAHUN 2000 UNTUK PROVINSI GORONTALO
(dalam persen)
Sisi Permintaan
Sisi Penawaran
Sumber : BPS Prov. Gorontalo
I II III IV I II III IV
Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 468,554.30 479,928.08 502,656.80 503,256.26 1,954,395.45 519,781.38 546,905.22 579,340.60 615,388.70 2,261,415.89
Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba 6,600.64 6,801.54 7,319.05 7,284.71 28,005.94 7,397.20 7,751.85 7,934.48 7,834.86 30,918.39
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 228,903.64 253,896.50 282,639.50 316,842.83 1,082,282.47 257,619.45 286,452.64 319,783.80 359,567.76 1,223,423.65
Pembentukan Modal Tetap Bruto 225,808.66 231,846.75 247,303.20 267,096.83 972,055.44 228,748.60 244,262.90 262,781.92 286,938.92 1,022,732.34
Perubahan Stok (68,456.31) (81,357.95) (97,849.95) (198,005.23) (445,669.44) (72,223.32) (119,132.46) (159,815.77) (228,365.83) (579,537.37)
Ekspor Barang dan Jasa 100,657.74 105,038.60 100,093.60 103,622.45 409,412.40 104,818.96 110,994.57 118,845.65 95,707.01 430,366.19
Impor Barang dan Jasa 314,934.18 320,973.57 323,267.29 330,570.07 1,289,745.11 344,759.21 352,582.16 368,958.34 405,605.96 1,471,905.67
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 647,134.48 675,179.94 718,894.91 669,527.79 2,710,737.13 701,383.06 724,652.56 759,912.34 731,465.46 2,917,491.33
2010KOMPONEN2009
20092010
I II III IV I II III IV
1. PERTANIAN 199,867.15 208,963.24 220,032.12 172,006.97 800,869.47 202,910.92 211,788.25 222,714.91 196,262.44 833,676.52
2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 6,598.38 7,201.25 8,075.46 8,100.89 29,975.99 7,961.24 8,142.31 8,682.90 8,359.94 33,146.39
3. INDUSTRI PENGOLAHAN 49,541.55 50,217.76 54,645.14 54,674.27 209,078.72 55,015.76 55,404.57 58,447.51 58,625.45 227,493.29
4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 3,671.48 3,717.00 3,956.30 3,975.53 15,320.31 3,955.07 4,057.15 4,179.22 4,325.13 16,516.57
5. BANGUNAN 51,741.84 55,806.71 61,951.72 63,211.36 232,711.62 61,704.57 62,974.76 67,440.50 67,803.09 259,922.92
6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 89,093.06 91,504.41 96,618.96 96,677.34 373,893.76 97,125.44 100,459.16 106,849.22 107,653.33 412,087.14
7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 66,344.73 70,067.35 72,850.58 73,236.47 282,499.13 74,180.78 76,493.14 79,482.14 80,207.80 310,363.86
8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH. 56,112.23 57,160.68 60,347.79 60,994.17 234,614.87 60,803.88 62,593.54 65,824.82 66,410.89 255,633.14
9. JASA-JASA 124,164.08 130,541.17 140,416.72 136,651.22 531,773.19 137,724.96 142,740.17 146,291.19 141,895.20 568,651.52
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 647,134.48 675,179.94 718,894.91 669,527.79 2,710,737.13 701,382.61 724,653.05 759,912.40 731,543.26 2,917,491.33
2010SEKTOR2009
20092010
I II III IV I II III IV
Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 11.66 12.57 11.11 8.17 10.82 10.93 13.96 15.26 22.28 15.71
Pengeluaran Lembaga Nirlaba 9.81 8.01 9.63 4.74 7.97 12.07 13.97 8.41 7.55 10.40
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 6.40 8.51 9.75 11.34 9.19 12.54 12.82 13.14 13.48 13.04
Pembentukan Modal Tetap Bruto 12.41 3.53 1.57 4.13 5.11 1.30 5.36 6.26 7.43 5.21
Ekspor Barang dan Jasa (6.18) (2.24) 5.69 (4.43) (2.02) 4.13 5.67 18.73 (7.64) 5.12
Impor Barang dan Jasa 23.81 42.34 10.13 5.15 18.57 9.47 9.85 14.13 22.70 14.12
PERTUMBUHAN EKONOMI KESELURUHAN 7.66 7.22 6.60 8.78 7.54 8.38 7.33 5.71 9.25 7.63
2010KOMPONEN2009
20092010
I II III IV I II III IV
1. PERTANIAN 7.74 5.42 (2.89) 5.18 3.49 1.52 1.35 1.22 14.10 4.10
2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 9.23 12.91 20.17 14.82 14.44 20.65 13.07 7.52 3.20 10.58
3. INDUSTRI PENGOLAHAN 6.38 2.32 4.76 1.48 3.66 11.05 10.33 6.96 7.23 8.81
4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 7.51 6.53 7.85 4.30 6.51 7.72 9.15 5.63 8.79 7.81
5. BANGUNAN 9.78 12.86 18.91 15.87 14.51 19.25 12.84 8.86 7.26 11.69
6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 7.60 8.20 10.35 8.46 8.67 9.02 9.79 10.59 11.35 10.22
7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 8.56 9.82 11.01 7.29 9.16 11.81 9.17 9.10 9.52 9.86
8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH. 6.92 7.23 10.95 11.00 9.06 8.36 9.50 9.08 8.88 8.96
9. JASA-JASA 7.00 7.49 11.82 13.60 10.02 10.92 9.34 4.18 3.84 6.93
PERTUMBUHAN EKONOMI KESELURUHAN 7.66 7.22 6.60 8.78 7.54 8.38 7.33 5.71 9.26 7.63
SEKTOR2009
20092010
2010
2. INFLASI
Tabel 2.A PERKEMBANGAN INFLASI PROVINSI GORONTALO
Tabel 2.B DISAGREGASI INFLASI PROVINSI GORONTALO
Tabel 2.C INFLASI KELOMPOK BARANG DAN JASA (YOY)
Sumber : BPS Prov. Gorontalo
DEC JAN FEB MAR APR MEI JUNI JULI AUG SEPT OCT NOV DEC
UMUM 4.35 4.07 4.89 3.59 2.74 2.69 2.73 3.91 7.28 7.6 5.9 5.93 7.43
BAHAN MAKANAN 7.7 5.26 7.98 5.1 3.54 2.34 2.03 3.13 12.76 15.63 11.15 11.25 16.20
Padi-padian, Umbi-umbian dan Hasilnya 8.86 5.41 9.06 7.46 4.17 3.36 5.97 7.25 19.29 16.62 16.1 18.2 20.20
Daging dan Hasil-hasilnya -3.05 -4.86 -1.62 0.31 1.59 0.86 0.63 0.68 3.72 5.29 7.51 5.25 6.19
Ikan Segar 11.08 5.18 5.74 5.58 -0.55 -10.89 -8.8 -4.83 6.68 15.86 16.49 13.04 8.83
Ikan Diawetkan -7.72 0.75 8.67 10.14 7.56 7.8 9.94 6.66 8.44 8.01 6.04 8.26 6.86
Telur, Susu dan Hasil-hasilnya -4.55 -5.81 -2.3 -2.47 -4.7 -5.14 -2.91 -0.81 -1.01 -0.92 -1.5 -1.73 3.27
Sayur-sayuran -1 -7.25 8.55 25.92 10.17 21.99 30.25 -11.72 14.53 21.8 -11.06 -28.14 -0.96
Kacang - kacangan 10 11.58 10.85 4.09 1.65 6.85 9.04 9.65 10.77 4.57 2.09 8.7 14.95
Buah - buahan 21.68 29.04 40.99 27.79 24.31 24.21 -4.61 2.61 25.87 20.07 3.99 9.65 9.93
Bumbu - bumbuan 14.98 21.23 8.32 -17.84 9.74 44.9 26.78 47.83 43.11 49 34.51 53.96 77.12
Lemak dan Minyak 3.99 5.86 7.34 6.45 2.8 -8.82 -7.23 -7.61 -7.29 -7.73 -9.56 -6.32 -3.42
Bahan Makanan Lainnya 3.53 2.49 5.01 2.3 0.95 0.95 0.95 1.87 1.87 0.83 0.83 3.95 4.37
MAKANAN JADI,MINUMAN,ROKOK & TEMBAKAU 7.73 8.13 8.52 5.93 4.09 5.83 5.56 8.41 8.22 7.87 7.06 6.87 7.08
Makanan Jadi 2.18 2.13 2.13 2.13 2.14 2.21 2.21 2.42 2.97 1.57 1.55 1 1.00
Minuman yang Tidak Beralkohol 14.42 15.78 17.46 13.53 11.04 9.95 8.38 12.91 14.58 13.21 8.67 8.79 8.23
Tembakau dan Minuman Beralkohol 10.49 10.83 10.83 6.4 3.13 7.43 7.43 11.96 10.26 11.34 11.34 11.34 12.05
PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS & BAHAN BAKAR 2.84 3.57 3.17 3.06 2.98 3.06 3.57 4.45 5.42 3.45 3.11 2.68 2.51
Biaya Tempat Tinggal 3.89 5.13 4.38 4.23 4.78 5.04 5.74 7.23 7.86 4.08 3.52 2.89 2.85
Bahan Bakar, Penerangan dan Air 0.05 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.04 0.07 3.11 3.11 3.11 3.08 3.08
Perlengkapan Rumahtangga 1.04 1.13 1.5 1.12 1.12 1.48 2.29 2.03 0.79 2.12 1.82 1.78 1.13
Penyelenggaraan Rumahtangga 4.06 4.08 4.14 4.35 0.85 0.04 0.25 0.47 0.65 1.68 1.84 1.46 0.57
SANDANG 3.06 2.63 0.42 -0.18 0.27 1.17 2.25 2.3 3.21 3.05 3.36 3.71 3.23
Sandang Laki-laki 0.21 0.23 0.23 0.23 0.23 0.23 0.46 0.39 3.68 3.43 3.43 3.72 3.79
Sandang Wanita 0.01 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.49 0.45 0.22 0.55 0.4 0.11 0.10
Sandang Anak-anak 0 0 0 0 0 0 0 0 0.75 0.75 0.79 2.3 2.30
Barang Pribadi dan Sandang Lain 17.61 14.86 1.87 -1.32 1.02 5.97 10.81 11.29 10.55 9.34 11.25 11.41 8.50
KESEHATAN 8.22 7.81 8.1 9.35 7.86 7.31 7.36 7.64 7.86 2.37 2.33 2.27 2.32
Jasa Kesehatan 31.53 31.53 31.53 31.53 31.53 31.53 31.53 31.53 31.53 0 0 0 0.00
Obat-obatan 8.74 8.7 9.45 15.78 9.54 8.05 7.94 8.11 8.11 7.23 6.82 6.9 6.86
Jasa Perawatan Jasmani 2.69 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.00
Perawatan Jasmani dan Kosmetika 1.48 1.12 1.36 1.24 0.88 0.5 0.63 1.07 1.48 1.65 1.73 1.58 1.68
PENDIDIKAN, REKREASI, DAN OLAHRAGA 0.57 0.53 0.28 0.36 0.18 0.35 0.35 0.47 0.52 0.41 0.51 0.51 0.51
Jasa Pendidikan 0 0 0 0 0 0 0 -0.13 -0.13 -0.13 -0.13 -0.13 -0.13
Kursus-kursus/Pelatihan 42.16 42.16 42.16 42.16 42.16 42.16 42.16 42.16 42.16 0 0 0 0.00
Perlengkapan/Peralatan Pendidikan 0.78 0.93 0.51 0.51 0.08 0.62 0.62 1.82 1.98 2.22 2.22 2.15 2.15
Rekreasi -0.76 -0.93 -1.55 -1.29 -1.65 -1.36 -1.36 -1.36 -1.25 0.46 0.8 0.84 0.85
Olahraga -0.46 -0.46 -0.46 -0.46 -0.46 -0.46 -0.46 -0.46 -0.46 0.07 0.07 0 0.00
TRANSPOR, KOMUNIKASI & JASA KEUANGAN -2.5 -0.97 -0.09 -0.06 -0.2 -0.36 -0.4 0.65 0.94 2.57 1.55 2.13 2.53
Transpor -3.06 -0.89 0.36 0.41 0.21 0.21 0.16 0.4 0.43 2.2 0.37 1.02 1.60
Komunikasi dan Pengiriman -1.83 -1.83 -1.83 -1.83 -1.83 -2.98 -2.98 -1.25 -0.12 1.71 2.98 3.72 3.72
Sarana dan Penunjang Transpor 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 1.78 1.78 12.79 13.9 14.08 14.08 13.63 13.63
Jasa Keuangan 0.34 0.34 0.34 0.34 0.34 0.34 0.34 0.34 0 0 0 0 0.00
Kelompok / Sub kelompok
2009 2010
DEC JAN FEB MAR APR MEI JUNI JULI AUG SEPT OCT NOV DEC
Core Inflation 3.43% 3.89% 3.55% 3.32% 3.05% 3.09% 3.41% 4.46% 5.03% 3.40% 3.06% 2.87% 2.68%
Volatile Food 7.89% 5.31% 7.97% 5.05% 3.50% 2.28% 1.95% 3.09% 12.80% 15.71% 11.21% 11.28% 16.30%
Administered Price 1.63% 2.76% 3.35% 2.13% 1.07% 2.41% 2.39% 3.91% 4.17% 5.30% 4.49% 4.77% 5.25%
Disagregasi Inflasi (yoy)2009 2010
12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Umum 4.35% 4.07% 4.89% 3.59% 2.74% 2.69% 2.73% 3.91% 7.28% 7.60% 5.90% 5.93% 7.43%
1 Bahan makanan 7.70% 5.26% 7.98% 5.10% 3.54% 2.34% 2.03% 3.13% 12.76% 15.63% 11.15% 11.25% 16.20%
2 Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 1.69% 8.13% 8.52% 5.93% 4.09% 5.83% 5.56% 8.41% 8.22% 7.87% 7.06% 6.87% 13.43%
3 Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar -6.31% 3.57% 3.17% 3.06% 2.98% 3.06% 3.57% 4.45% 5.42% 3.45% 3.11% 2.68% 12.53%
4 Sandang 0.00% 2.63% 0.42% -0.18% 0.27% 1.17% 2.25% 2.30% 3.21% 3.05% 3.39% 3.71% 6.39%
5 Kesehatan 8.22% 7.81% 8.10% 9.35% 7.86% 7.31% 7.36% 7.64% 7.86% 2.37% 2.33% 2.27% 2.32%
6 Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 0.57% 0.53% 0.28% 0.36% 0.18% 0.35% 0.35% 0.47% 0.52% 0.41% 0.51% 0.51% 0.51%
7 Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan -2.50% -0.97% -0.09% -0.06% -0.20% -0.36% -0.40% 0.65% 0.94% 2.57% 1.55% 2.13% 2.53%
2010No
Inflasi Tahunan 2009
3. PERBANKAN
Tabel 3.A
PERKEMBANGAN BANK UMUM PROVINSI GORONTALO
MAR JUN SEP DES MAR JUN SEP DES
Jumlah Bank umum 10 10 10 10 11 11 12 12
Jumlah kantor 58 59 60 65 66 66 74 74
Asset Bank Umum 2,482,231 2,601,819 2,835,580 2,904,673 3,032,713 3,282,757 3,460,909 3,948,917
DPK (Jutaan Rp) 1,850,958 1,860,937 1,867,702 1,823,599 1,836,064 1,987,339 2,063,241 2,050,722
Giro 307,986 331,795 296,879 253,202 334,492 384,186 412,236 269,746
Deposito 633,622 557,588 577,321 459,354 532,690 521,669 566,145 518,665
Tabungan 909,350 971,554 993,502 1,111,043 968,882 1,081,484 1,084,860 1,262,311
Kredit Sektoral - Outstanding (Jutaan Rp) 2,093,630 2,292,940 2,458,410 2,583,642 2,775,870 3,026,366 3,183,337 3,443,591
Pertanian 80,052 87,200 100,730 81,517 47,049 44,102 51,143 53,287
Pertambangan 2,700 2,525 1,849 1,886 123 694 1,363 1,303
Industri 31,329 32,490 28,176 18,357 18,660 18,629 18,395 23,919
Listrik, Gas & Air - - - - - 19 17 87
Konstruksi 46,446 59,973 86,084 69,701 102,703 98,713 118,318 83,179
Perdagangan 652,904 729,028 748,801 821,188 757,824 838,314 845,296 958,108
Angkutan 11,609 11,858 8,418 7,371 7,993 7,583 11,028 36,579
Jasa Dunia Usaha 27,236 29,243 24,207 29,998 27,613 13,906 4,444 6,619
Jasa Sosial 4,637 4,242 4,259 5,329 19,383 29,619 22,629 35,282
Lainnya 1,236,717 1,336,381 1,455,886 1,548,295 1,794,522 1,974,787 2,110,704 2,245,228
Kredit - Berdasarkan Bank Pelapor (Jutaan Rp)2,093,630 2,292,940 2,458,410 2,583,642 2,775,870 3,026,366 3,183,337 3,443,591
Investasi 111,907 136,338 145,917 153,781 169,737 181,673 203,553 323,917
Modal Kerja 774,563 842,335 880,504 899,179 944,593 1,003,778 1,020,235 1,099,857
Konsumsi 1,207,160 1,314,267 1,431,989 1,530,682 1,661,540 1,840,915 1,959,549 2,019,817
Kredit UMKM -Plafon s.d. 5 M (Jutaan Rp) 1,364,910 1,434,461 1,522,032 1,514,132 2,308,435 2,534,219 2,704,187 2,956,691
L D R (%) - Berdasarkan Bank Pelapor 113.11 123.21 131.63 141.68 151.19 152.28 154.29 167.92
Pendapatan Bunga 91,094 188,661 292,953 404,837 142,267 303,394 470,972 541,072
Beban Bunga 22,579 45,455 65,631 84,098 34,324 80,172 129,279 83,678
NIM 68,515 143,206 227,322 320,739 107,943 223,222 341,693 457,394
Pendapatan Operasional - - - - 153,719 329,215 509,667 595,769
Beban Operasional - - - - 82,583 176,523 275,902 290,907
Rasio BOPO - - - #DIV/0! 53.72 53.62 54.13 48.83
NPLs Gross sektoral (Jutaan Rp) 63,523 72,733 79,068 58,101 66,121 61,465 60,523 70,898
Pertanian 2,658 2,757 3,757 1,676 1,953 1,108 3,298 2,644
Pertambangan - - - 3 3 - -
Industri 3,914 4,463 4,540 3,419 1,912 1,188 979 488
Listrik, Gas & Air - - - - - - - -
Konstruksi 4,292 3,082 3,449 2,004 3,529 3,360 2,665 4,002
Perdagangan 29,239 35,216 40,561 27,576 31,204 31,434 28,962 39,801
Angkutan 573 642 763 696 132 98 77 308
Jasa Dunia Usaha 1,115 1,760 1,032 323 1,217 754 250 181
Jasa Sosial 269 130 343 248 803 1,106 1,000 1,031
Lainnya 21,463 24,683 24,623 22,159 25,368 22,414 23,292 22,443
Rasio NPLs Gross sektoral (%) 3.03 3.17 3.22 2.25 2.38 2.03 1.90 2.06
Pertanian 3.32 3.16 3.73 2.06 4.15 2.51 6.45 4.96
Pertambangan 0.00 0.00 0.00 0.00 2.44 0.43 - -
Industri 12.49 13.74 16.11 18.63 10.25 6.38 5.32 2.04
Listrik, Gas & Air 0.00 0.00 0.00 0.00 1.00 0.00 - -
Konstruksi 9.24 5.14 4.01 2.88 3.44 3.40 2.25 4.81
Perdagangan 4.48 4.83 5.42 3.36 4.12 3.75 3.43 4.15
Angkutan 4.94 5.41 9.06 9.44 1.65 1.29 0.70 0.84
Jasa Dunia Usaha 4.09 6.02 4.26 1.08 4.41 5.42 5.63 2.73
Jasa Sosial 5.80 3.06 8.05 4.65 4.14 3.73 4.42 2.92
Lainnya 1.74 1.85 1.69 1.43 1.41 1.14 1.10 1.00
Sumber : LBU
20102009KOMPONEN
Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum - Bank Indonesia
Tabel 3.A PERKEMBANGAN BPR PROVINSI GORONTALO
MAR JUN SEP DES MAR JUN SEP DES
Jumlah BPR 4 4 4 4 4 4 4 4
Jumlah kantor BPR 9 8 8 8 8 8 9 7
ASSET (Jutaan Rp) 20,437 21,833 22,711 23,719 25,882 30,444 31,333 32,698
DPK (Jutaan Rp) 8,096 9,076 9,772 10,453 11,306 12,330 9,136 13,939
Deposito 4,307 4,512 4,982 5,620 6,766 7,175 5,407 8,109
Tabungan 3,789 4,564 4,790 4,833 4,540 5,155 3,728 5,830
Kredit - Berdasarkan Bank Pelapor (Jutaan Rp) 16,007 19,063 20,732 19,780 20,303 20,759 20,640 20,343
Investasi 403 353 468 433 395 402 400 377
Modal Kerja 10,627 12,840 13,654 12,656 12,629 12,510 12,293 12,208
Konsumsi 4,977 5,870 6,610 6,691 7,279 7,846 7,947 7,758
Kredit Sektoral - Outstanding (Jutaan Rp) - Klasifikasi Lama 16,007 19,063 20,732 19,780 20,303 20,759 20,640
Pertanian 326 437 410 368 337 338 301
Industri 381 402 352 318 331 322 313
Perdagangan, Restoran dan Hotel 7,918 9,726 10,642 10,030 9,873 9,846 9,431
Jasa-jasa 2,148 2,489 2,427 2,199 2,309 2,227 2,466
Lainnya 5,235 6,008 6,901 6,865 7,454 8,026 8,129
Kredit Sektoral - Outstanding (Jutaan Rp) - Berdasarkan Klasifikasi Baru 21,002
Pertanian, Perburuan dan Kehutanan 244
Perikanan 108
Pertambangan dan Penggalian 56
Industri Pengolahan 278
Listrik, Gas dan Air 16
Konstruksi -
Perdagangan Besar dan Eceran 8,956
Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum 154
Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi 548
Perantara Keuangan 40
Real Estate 233
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 23
Jasa Pendidikan 5
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial -
Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya, Hiburan dan Perorangan Lainnya 644
Jasa Perorangan yang Melayani Rumah Tangga 445
Kegiatan Usaha Yang belum Jelas Batasannya 836
Rumah Tangga 4,691
Bukan Lapangan Usaha Lainnya 3,067
Kredit UMKM -Plafon s.d. 5 M (Jutaan Rp) 16,007 19,063 20,732 19,780 20,303 20,759 20,640 20,343
L D R (%) - Berdasarkan Bank Pelapor 197.71 210.04 212.15 189.22 179.57 168.36 225.92 145.94
NPLs Gross sektoral (Jutaan Rp) 2,561 3,422 4,082 3,734 3,860 3,639 4,207 -
Pertanian 73 142 141 124 N/A 132 149
Industri 35 47 54 50 N/A 36 47
Perdagangan, Restoran dan Hotel 1,761 2,639 2,808 2,801 N/A 2,622 3,015
Jasa-jasa 310 267 491 386 N/A 357 373
Lainnya 381 326 587 372 N/A 492 624
NPLs Gross sektoral (Jutaan Rp) - Berdasarkan Klasifikasi Baru 4,978
Pertanian, Perburuan dan Kehutanan 143
Perikanan 20
Pertambangan dan Penggalian 4
Industri Pengolahan 62
Listrik, Gas dan Air 16
Konstruksi -
Perdagangan Besar dan Eceran 2,978
Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum 13
Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi 69
Perantara Keuangan -
Real Estate -
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 3
Jasa Pendidikan -
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial -
Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya, Hiburan dan Perorangan Lainnya 232
Jasa Perorangan yang Melayani Rumah Tangga 13
Kegiatan Usaha Yang belum Jelas Batasannya 370
Rumah Tangga 48
Bukan Lapangan Usaha Lainnya 1,008
Rasio NPLs Gross sektoral (%) 16.00 17.95 19.69 18.88 19.01 17.53 20.38
Pertanian 22.44 32.55 34.51 33.72 N/A 39.10 49.38
Industri 9.20 11.71 15.29 15.81 N/A 11.20 15.17
Perdagangan, Restoran dan Hotel 22.24 27.13 26.39 27.93 N/A 26.63 31.96
Jasa-jasa 14.42 10.74 20.25 17.57 N/A 16.03 15.11
Lainnya 7.29 5.43 8.51 5.43 N/A 6.13 7.68
Rasio NPLs Gross sektoral (%) 23.7
Pertanian, Perburuan dan Kehutanan 58.7
Perikanan 18.2
Pertambangan dan Penggalian 6.3
Industri Pengolahan 22.4
Listrik, Gas dan Air 100.0
Konstruksi -
Perdagangan Besar dan Eceran 33.2
Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum 8.6
Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi 12.6
Perantara Keuangan -
Real Estate -
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 11.7
Jasa Pendidikan -
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial -
Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya, Hiburan dan Perorangan Lainnya 36.0
Jasa Perorangan yang Melayani Rumah Tangga 2.8
Kegiatan Usaha Yang belum Jelas Batasannya 44.2
Rumah Tangga 1.0
Bukan Lapangan Usaha Lainnya
KOMPONEN20102009
Sumber: Laporan BPR - Bank Indonesia
DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN
Inflasi Kecenderungan kenaikan harga barang dan jasa secara
umum dan bersifat persisten. Perubahan (laju) inflasi
umumnya diukur dengan melihat perubahan harga pada
sejumlah barang dan jasa yang dikonsumsi oleh
masyarakat, seperti tercermin pada perkembangan indeks
harga konsumen (IHK). Berdasarkan faktor penyebabnya,
inflasi dapat dipengaruhi baik dari penawaran maupun dari
permintaan.
Food Inflation Inflasi yang disebabkan oleh perubahan harga dari jenis
barang-barang makanan.
Administered Inflation Inflasi yang disebabkan oleh perubahan harga sekelompok
barang yang harganya diatur/ dikendalikan oleh pemerintah,
seperti: BBM, Tarif listrik, telpon, dll.
Traded Inflation Inflasi yang diukur berdasarkan perubahan harga kategori
barang yang dapat diperdagangkan secara international.
Inflation Month to Month Perbandingan atau nisbah indeks harga konsumen pada
bulan yang diukur dengan IHK pada bulan sebelumnya
(inflasi bulanan), dan sering disingkat (m-t-m)
Inflasi Year to Date Inflasi kumulatif merupakan inflasi yang mengukur
perbandingan harga (nisba) perubahan harga indeks
konsumen bulan bersangkutan dibandingkan akhir bulan
pada tahun sebelumnya, sehingga merupakan angka total
dan disingkat (y-t-d)
Inflasi Year on Year Atau inflasi tahunan adalah Inflasi yang mengukur
perbandingan harga (nisbah) perubahan harga indeks
konsumen bulan bersangkutan dibandingkan IHK pada
bulan yang sama tahun sebelumnya, atau sering disingkat
(Y-o-Y)
Inflasi Quarter to Quarter Atau inflasi triwulan adalah inflasi yang mengukur
perbandingan harga (nisbah)/perubahan indeks harga
konsumen pada akhir triwulan yang bersangkutan
dibandingkan IHK akhir triwulan sebelumnya, atau sering
disebut (q-t-q)
PDB dan PDRB Atau produk domestik bruto, sedangkan untuk skala daerah
(kota/kebupaten) disebut PDRB (produk domestik regional
bruto)
Pertumbuhan Year on
Year
Atau pertumbuhan tahunan adalah pertumbuhan yang
mengukur perbandingan PDRB atas dasar harga konstan
triwulan laporan dibandingkan PDRB atas dasar harga
konstan triwulan yang sama tahun sebelumnya, atau sering
disingkat (Y-o-Y)
Pertumbuhan Melambat Pertumbuhan tahunan masih menunjukkan nilai positif
namun lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya
M1 Disebut sebagai narrow money (uang beredar dalam arti
sempit), terdiri dari uang kartal dan uang giral
M2 Disebut broad money atau uang beredar dalam arti luas,
merupakan indicator tingkat likuiditas perekonomian, terdiri
dari uang kartal, uang giral dan uang kuasi (tabungan dan
deposito baik dalam mata uang rupiah maupun asing).
Mo Disebut uang primer (base money) merupakan kewajiban
otoritas moneter (di dalam neraca bank sentral), terdiri dari
uang kartal pada bank umum dan masyarakat ditambah
dengan saldo giro bank umum dan masyarakat dibank
sentral.
Uang Kartal Uang kertas dan uang logam yang berlaku, tidak termasuk
uang kas pada kas negara (KPKN) dan bank umum.
Uang Giral Terdiri dari rekening giro masyarakat masyarakat dibank,
kiriman uang, simpanan berjangka dan tabungan yang
sudah jatuh tempo yang seluruhnya merupakan simpanann
penduduk dalam rupiah pada sistem moneter.
NIM Singkatan dari Net Interest Margin adalah selisih antara
pendapatan bunga yang diperoleh oleh bank dengan biaya
bunga yang harus dibayar.
NPLs Singkatan dari non performing loan disebut juga kredit
bermasalah, dengan kolektibiltas kurang lancar (3),
diragukan(4) dan macet (5) menurut ketentuan BI.
Restrukturisasi kredit Upaya yang dilakukan bank dalam kegiatan usaha
perkreditan agar debitur dapat memenuhi kewajibannya
yang dilakukan antara lain dengan melalui : restrukturisasi,
re-scheduling atau konversi kepemilikan.
UMKM Singkatan dari Sektor Usaha Mikri, Kecil Menengah yang
mempunyai skala pinjaman antara Rp50 Juta s/d Rp 5
Milyar.
UYD
Singkatan dari uang yang diedarkan, adalah uang
kartalyang berada dimasyarakat ditambah dengan uang
yang berada di kas bank.
Inflow Uang kartal yang masuk ke BI, melalui kegiatan setoran
yang dilakukan oleh bank umum.
Outflow Uang kartal yang keluar dari BI melaui proses penarikan
uang tunai bank umum dari giro di BI atau pembayaran
tunai melalui BI.
Netflow Selisih antara outflow and inflow.
PTTB Pemberian tanda tidak berharga, adalah bagian dari
kegiatan untuk menarik uang yang sudah tidak layak edar,
sehingga uang yang disediakan oleh BI tersebut dapat
berada dalm kondisi layak dan segar (fit for circulation)
untuk bertransaksi.