Osmoregulasi Pada Ikan Nila
-
Upload
ina-rahmawati -
Category
Documents
-
view
442 -
download
16
Transcript of Osmoregulasi Pada Ikan Nila
-
8/10/2019 Osmoregulasi Pada Ikan Nila
1/27
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Osmoregulasi sangat penting pada hewan air karena tubuh ikan bersifat
permeabel terhadap lingkungan maupun lautan garam. Sifat fisik lingkungan yang
berbeda menyebabkan ada perbedaan proses osmoregulasi antara ikan air tawar
dengan ikan air laut. Cairan tubuh ikan tawar mempunyai tekanan yang lebih
besar dari pada lingkungannya, garam-garam cenderung ke luar. Sebaliknya ikan
yang hidup di laut mempunyai tekanan osmotik yang lebih kecil dari pada
lingkunganya, sehingga terdapat kecenderungan garam-garam masuk ke dalam
tubuh dan air keluar.
Osmoregulasi adalah pengontrolan kadar air dan garam mineral di dalam
darah. Ini merupakan mekanisme homeostatik. Regulasi dari konsentrasi Na+
pada plasma hampir sama konsentrasinya dengan ekskresi regulasi Na+ yang
berhubungan dengan sensor dan efektor yang berbeda-beda (penerima volum)
yang berasal dari keseimbangan air dan osmoregulasi
Tanpa osmoregulasi maka ikan akan mati, ini karena osmoregulasi dapat
mengontrol konsentrasi cairan dalam tubuh. Jika ikan tidak bisa mengatur proses
osmose dalam tubuhnya maka ikan akan mati, karena osmoregulasi sangat
berfungsi dalam aspek kesehatan ikan.
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah mengamati osmoregulasi pada ikan nila(Oreochromis niloticus ).
1.3 Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh pada praktikum kali ini adalah kita dapat
mengetahui osmoregulasi pada ikan nila pada media hidup dengan salinitas yang
bervariasi.
-
8/10/2019 Osmoregulasi Pada Ikan Nila
2/27
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ikan Nila
Ikan Nila adalah sejenis ikan konsumsi air tawar. Ikan ini d iintroduksi dari
Afrika pada tahun 1969, dan kini menjadi ikan peliharaan yang populer di kolam-
kolam air tawar dan beberapa waduk di Indonesia. Nama ilmiahnya adalah
Oreochromis niloticus , dan dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Nile Tilapia .
Ikan peliharaan yang berukuran sedang, panjang total (moncong hingga ujung
ekor) mencapai sekitar 30 cm. Sirip punggung ( dorsal ) dengan 16-17 duri (tajam)
dan 11-15 jari-jari (duri lunak); dan sirip dubur ( anal ) dengan 3 duri dan 8-11 jari-
jari. Tubuh berwarna kehitaman atau keabuan, dengan beberapa pita gelap
melintang (belang) yang makin mengabur pada ikan dewasa. Ekor bergaris-garis
tegak , 7-12 buah. Tenggorokan, sirip dada, sirip perut, sirip ekor dan ujung sirip
punggung dengan warna merah atau kemerahan (atau kekuningan) ketika musim
berbiak (Wikipedia, 2009).
Ikan nila dilaporkan sebagai pemakan segala (omnivora) , pemakan
plankton, sampai pemakan aneka tumbuhan sehingga ikan ini diperkirakan dapat
dimanfaatkan sebagai pengendali gulma air. Ikan ini sangat peridi, mudah
berbiak. Secara alami, ikan nila (dari perkataan Nile , Sungai Nil) ditemukan mulai
dari Syria di utara hingga Afrika timur sampai ke Kongo dan Liberia.
Pemeliharaan ikan ini diyakini pula telah berlangsung semenjak peradaban Mesir
purba. Karena mudahnya dipelihara dan dibiakkan, ikan ini segera diternakkan di
banyak negara sebagai ikan konsumsi, termasuk di pelbagai daerah di Indonesia.Akan tetapi mengingat rasa dagingnya yang tidak istimewa, ikan nila juga tidak
pernah mencapai harga yang tinggi. Di samping dijual dalam keadaan segar,
daging ikan nila sering pula dijadikan fillet (Wikipedia, 2009). Ikan nila relatif
cepat beradaptasi terhadap perubahan lingkungan yang baru. Daya adaptasi juga
berbeda antara ikan besar dan ikan kecil. Ikan yang berukuran besar ternyata
kurang cepat beradapasi dibandingkan dengan ikan yang berukuran kecil (Effendi,
2001).
http://id.wikipedia.org/wiki/Ikanhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ikan_air_tawar&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Introduksihttp://id.wikipedia.org/wiki/Afrikahttp://id.wikipedia.org/wiki/Wadukhttp://id.wikipedia.org/wiki/Indonesiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Inggrishttp://id.wikipedia.org/wiki/Sentimeterhttp://id.wikipedia.org/wiki/Omnivorahttp://id.wikipedia.org/wiki/Planktonhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Peridi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Syriahttp://id.wikipedia.org/wiki/Kongohttp://id.wikipedia.org/wiki/Liberiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Mesirhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Fillet&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Fillet&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Fillet&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Mesirhttp://id.wikipedia.org/wiki/Liberiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Kongohttp://id.wikipedia.org/wiki/Syriahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Peridi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Planktonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Omnivorahttp://id.wikipedia.org/wiki/Sentimeterhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Inggrishttp://id.wikipedia.org/wiki/Indonesiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Wadukhttp://id.wikipedia.org/wiki/Afrikahttp://id.wikipedia.org/wiki/Introduksihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ikan_air_tawar&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Ikan -
8/10/2019 Osmoregulasi Pada Ikan Nila
3/27
3
Klasifikasi ikan nila (Trewavas 1982 diacu dalam Shindu 2005) adalah :
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Osteichtyes
Ordo : Percomorphi
Famili : Cichlidae
Genus : Oreochromis
Spesies : Oreochromis niloticus
Gambar 1. Ikan Nila
Sumber : pena-khadafi.blogspot.com
2.2 Osmoregulasi
Osmoregulasi adalah proses mengatur konsentrasi cairan dan
menyeimbangkan pemasukan serta pengeluaran cairan tubuh oleh sel atau
organisme hidup. Proses osmoregulasi diperlukan karena adanya perbedaan
konsentrasi cairan tubuh dengan lingkungan disekitarnya. Osmoregulasi juga berfungsi ganda sebagai sarana untuk membuang zat-zat yang tidak diperlukan
oleh sel atau organisme hidup.
Osmoregulasi sangat penting pada hewan air karena tubuh ikan bersifat
permeabel terhadap lingkungan maupun lautan garam. Sifat fisik lingkungan yang
berbeda menyebabkan ada perbedaan proses osmoregulasi antara ikan air tawar
dengan ikan air laut. Cairan tubuh ikan tawar mempunyai tekanan yang lebih
besar dari pada lingkungannya, garam-garam cenderung ke luar. Sebaliknya ikan
http://www.google.com/url?sa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=0CAYQjB0&url=http%3A%2F%2Fpena-khadafi.blogspot.com%2F2014%2F02%2Fmutu-ikan-nila.html&ei=dullVIuTDsm3uASrtIHQBg&psig=AFQjCNEJXl1hFLa9VCAbewT-OLBkqctudQ&ust=1416051425560953http://www.google.com/url?sa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=0CAYQjB0&url=http%3A%2F%2Fpena-khadafi.blogspot.com%2F2014%2F02%2Fmutu-ikan-nila.html&ei=dullVIuTDsm3uASrtIHQBg&psig=AFQjCNEJXl1hFLa9VCAbewT-OLBkqctudQ&ust=1416051425560953 -
8/10/2019 Osmoregulasi Pada Ikan Nila
4/27
4
yang hidup di laut mempunyai tekanan osmotik yang lebih kecil dari pada
lingkunganya, sehingga terdapat kecenderungan garam-garam masuk ke dalam
tubuh dan air keluar.
Osmoregulasi adalah pengontrolan kadar air dan garam mineral di dalam
darah. Ini merupakan mekanisme homeostatik. Regulasi dari konsentrasi Na+
pada plasma hampir sama konsentrasinya dengan ekskresi regulasi Na+ yang
berhubungan dengan sensor dan efektor yang berbeda-beda (penerima volum)
yang berasal dari keseimbangan air dan osmoregulasi (vitamins-guide 2004.) dan
ditambahkan pula oleh Fujaya (1999) bahwa osmoregulasi adalah upaya
mengontrol keseimbangan air dan ion ion antara tubuh dan lingkungannya atau
suatu proses pengaturan tekanan osmose. Hal ini penting dilakukan, terutama oleh
organisme perairan karena;
1. Harus terjadi keseimbangan antara substansi tubuh dan lingkungan;
2. Membran sel yang permeabel merupakan tempat lewatnya beberapa substansi
yang bergerak cepat;
3. Adanya perbedaan tekanan osmose antara cairan tubuh dan lingkungan.
Tanpa osmoregulasi maka ikan akan mati, ini karena osmoregulasi dapat
mengontrol konsentrasi cairan dalam tubuh. Jika ikan tidak bisa mengatur proses
osmose dalam tubuhnya maka ikan akan mati, karena osmoregulasi sangat
berfungsi dalam aspek kesehatan ikan (Fujaya,1999).
Osmoconformer adalah sebutan bagi hewan yang mampu memelihara
keseimbangan antara cairan tubuh dengan keadaan lingkungan sekitar.
Kebanyakan invertebrata laut adalah osmoconformer, dimana cairan tubuh mereka
isotonik dari keadaan lingkungannya. Meskipun konsentrasi relatif dari garam dan
cairan tubuh mereka berubah ubah dibandingkan air laut, dalam kasus ini hewan
juga harus mengatur tingkat ion internal (Djawad, dkk, 2007).
2.3 Organ Osmoregulasi
Pada organisme akuatik seperti ikan, terdapat beberapa organ yang
berperan dalam proses pengaturan tekanan osmosis atau osmoregulasi agar proes
fisiologis didalam tubuhnya dapat berjalan normal. Pada ikan air laut terjadi
-
8/10/2019 Osmoregulasi Pada Ikan Nila
5/27
5
kehilangan air dari dalam tubuh melalui kulit dan kemudian ikan akan
mendapatkan garam-garam dari air laut yang masuk lewat mulutnya. Organ dalam
tubuh ikan menyerap ion-ion garam seperti Na+, K+ dan Cl-, serta air masuk ke
dalam darah dan selanjutnya disirkulasi. Kemudian insang ikan akan
mengeluarkan kembali ion-ion tersebut dari darah ke lingkungan luar.
Osmoregulasi merupakan suatu fungsi fisiologis yang membutuhkan
energi, yang dikontrol oleh penyerapan selektif ion-ion melewati insang dan
beberapa bagian tubuh lainnya dikontrol oleh pembuangan yang selektif terhadap
garam-garam. Kemampuan osmoregulasi bergantung suhu, musim, umur, kondisi
fisiologis, jenis kelamin dan perbedaan genotip.
1. Ginjal
Ginjal merupakan organ ekskresi yang mempunyai peranan di dalam
proses penyaringan (filtrasi). Pada sebagian besar ikan, pronephoros hanya
berfungsi pada stadia awal,yaitu pada stadia embrio/larva. Yang kemudian
fungsinya digantikan oleh mesonephros ketika ikan menjadi dewasa. Ginjal
melakukan dua fungsi utama :
1. Mengeksresikan sebagian besar produk akhir metabolisme tubuh,
2. Mengatur konsentrasi cairan tubuh.
2. Insang
Insang ikan bersifat permeabel terhadap air dan garam. Di dalam laut
salinitasnya lebih besar daripada dalam cairan tubuhnya. Pada lingkungan air
keluar, tetapi garam berdifusi kedalam. Ikan air laut minum air dalam jumlah yang
banyak dan mengeluarkan sedikit urin. Ikan air tawar, garam akan memasuki
insang dan dalam jumlah yang banyak air akan masuk lewat kulit ikan dan insang.
Hal ini karena kadar garam di dalam tubuh ikan (mendekati 0.5%) yang lebih
tinggi daripada konsentrasi air di mana ikan tersebut hidup. Karena tubuh ikan
akan berusaha agar proses difusi antara air kedalam tubuh ikan tetap berlangsung,
sejumlah besar air dikeluarkan oleh ginjal. Sebgai hasilnya bahwa konsentrasi
garam pada urine sangat rendah ( Fujaya,1999).
-
8/10/2019 Osmoregulasi Pada Ikan Nila
6/27
6
3. Kulit
Pada ikan teleostei air tawar yang bersifat hiperosmotik terhadap
media/lingkungan hidupnya, masalah utama yang muncul adalah bagaimana
memasukkan air secara osmosis. Peranan kulit dalam penyerapan secara aktif
pada ikan bertulang sejati (teleostei) air tawar menjadi kurang berarti bila
dibandingkan dengan peranan insang. Hal ini dikarenakan insang mempunyai
permukaan yang lebih besar/luas dan didukung dengan permeabilitasnya yang
tinggi sedangkan kulit umumnya memiliki ketebalan yang lebih besar sehingga
bersifat impermeabel. Umumnya kulit berperan dalam proses osmoregulasi pada
jenis ikan-ikan tertentu, terutama pada stadia awal/larva.
4. Saluran Pencernaan
Saluran pencernaan yang berperan dalam osmoregulasi adalah bagian
esofagus dan usus. Pada ikan bertulang sejati air laut, karena
media/lingkungannya bersifat hipertonik, maka tubuh ikan akan kekurangan air.
Oleh karena itu ikan air laut meminum air laut. Pada waktu meminum air laut ion-
ion Na+ dan Cl- akan diserap darah. Air yang diminum masuk kedalam usus telah
mengalami penawaran sehingga mudah diserap usus.
2.4 Tingkat osmoregulasi
Tingkat osmoregulasi dipengaruhi oleh salinitas tertentu dan akan
berpengaruh terhadap tingkat osmolalitas plasma, jika salinitasnya meningkat
maka osmolalitas plasma juga meningkat sedangkan pada kapasitas
osmoregulasinya semakin besar kadar salinitas suatu perairan maka semakin kecil
nilai kapasitas osmoregulasinya.
Dalam osmoregulasi terdapat dua istilah yaitu eurihalin dan stenohalin.
Eurihalin adalah kemampuan suatu organisme terhadap keadaan perubahan
salinitas yang tinggi. Ikan yang tergolong dalam eurihalin adalah salah satunya
ikan nila. Stenohalin adalah tingkat adaptasi yang sempit terhadap salinitas yang
tinggi. Contoh organisme yang bersifat stenohalin salah satunya adalah ikan
nilam.
-
8/10/2019 Osmoregulasi Pada Ikan Nila
7/27
7
Dalam responnya terhadap perubahan salinitas, pengaturan air dan ion
paling sedikit terdapat dua fase. Pengaturan segera yaitu ikan mulai atau
menghentikan minum dan meningkatkan atau menurunkan aktivitas transport ion
dan air yang telah ada pada epitel osmoregulasi yang berhadapan dengan
perubahan salinitas lingkungan. Pengaturan jangka panjang melibatkan modifikasi
organ-organ osmoregulasi seperti insang, intestine dan ginjal. Pada level jaringan
dan sel, bila kan berpindah ke lingkungan laut, sel klorida tipe air tawar hilang,
sedangkan sel klorida tipe air laut berdiferensiasi pada insang.
Tidak ada organisme yang hidup di air tawar tidak melakukan
osmoregulasi. Sedangkan pada ikan air laut, beberapa diantaranya hanya
melakukan sedikit upaya untuk mengontrol tekanan osmose dalam tubuhnya.
Semakin jauh perbedaan tekanan osmose antara tubuh dan lingkungan, semakin
banyak energy metabolisme yang dibutuhkan untuk melakukan osmoregulasi
sebagai upaya adaptasi, namun tetap ada batas toleransi.
a. Kapasitas osmoregulasi > 1 disebut Hiperosmotik.
b. Kapasitas osmoregulasi = 1 disebut Isoosmotik.
c. Kapasitas osmoregulasi < 1 disebut hipoosmotik.
Untuk ikan-ikan potadrom yang bersifat hiperosmotik terhadap
lingkungannya dalam proses osmoregulasi, air bergerak ke dalam tubuh dan ion-
ion keluar ke lingkungan dengan cara difusi. Keseimbangan cairan tubuhnya
dapat terjadi dengan cara meminum sedikit air atau bahkan tidak minum sama
sekali. Kelebihan air dalam tubuhnya dapat dikurangi dengan membuangnya
dalam bentuk urin. Untuk ikan-ikan oseanodrom yang bersifat hipoosmotik
terhadap lingkungannya, air mengalir secara osmose dari dalam tubuhnya melalui
ginjal, insang dan kulit ke lingkungan, sedangkan ion-ion masuk ke dalam
tubuhnya secara difusi. Sedangkan untuk ikan-ikan eurihalin, memiliki
kemampuan untuk dengan cepat menyeimbangkan tekanan osmotik dalam
tubuhnya dengan media (isoosmotik), namun karana kondisi lingkungan perairan
tidak selalu tetap, maka proses ormoregulasi seperti halnya ikan potadrom dan
oseanodrom tetap terjadi.
-
8/10/2019 Osmoregulasi Pada Ikan Nila
8/27
8
2.5 Sistem Osmoregulasi
Sistem Osmoregulasi ialah sistem pengaturan keseimbangan tekanan
osmotik cairan tubuh (air dan darah) dengan tekanan osmotik habitat (perairan).
Tekanan osmotik adalah tekanan yang diberikan pada larutan yang dapat
menghentikan perpindahan molekul-molekul pelarut ke dalam larutan melalui
membran semi permeabel (proses osmosis).
Osmoregulasi pada ikan air tawar
Gambar 2. Osmoregulasi Ikan Nila
Sumber : www.jenjet.com
Ikan air tawar cenderung untuk menyerap air dari lingkungannya dengan
cara osmosis, terjadi sebagai akibat dari kadar garam dalam tubuh ikan yang lebih
tinggi dibandingkan dengan lingkungannya. Insang ikan air tawar secara aktifmemasukkan garam dari lingkungan ke dalam tubuh. Ginjal akan memompa
keluar kelebihan air sebagai air seni. Ikan air tawar harus selalu menjaga dirinya
agar garam tidak melarut dan lolos ke dalam air.
Ginjal mempunyai glomeruli dalam jumlah banyak dengan diameter besar.
Ini dimaksudkan untuk lebih dapat menahan garam-garam tubuh agar tidak keluar
dan sekaligus memompa air seni sebanyak-banyaknya. Ketika cairan dari badan
malpighi memasuki tubuli ginjal, glukosaakan diserap kembali pada tubuli
http://www.jenjet.com/alat/alat-penangkapan-ikan-laut.htmlhttp://www.jenjet.com/alat/alat-penangkapan-ikan-laut.html -
8/10/2019 Osmoregulasi Pada Ikan Nila
9/27
9
proximallis dan garam - garam diserap kembali pada tubuli distal. Dinding tubuli
ginjal bersifat impermiable (kedap air, tidak dapat ditembus) terhadap air.
Ikan mempertahankan keseimbangannya dengan tidak banyak minum air,
kulitnya diliputi mucus, melakukan osmosis lewat insang, produksi urinnya encer,
dan memompa garam melalui sel-sel khusus pada insang. Secara umum kulit ikan
merupakan lapisan kedap, sehingga garam di dalam tubuhnya tidak mudah bocor
kedalam air. Satu-satunya bagian ikan yang berinteraksi dengan air adalah insang.
-
8/10/2019 Osmoregulasi Pada Ikan Nila
10/27
-
8/10/2019 Osmoregulasi Pada Ikan Nila
11/27
11
3. Hand counter, untuk menghitung buka tutup operculum
4. DO meter untuk menghitung oksigen yang terlarut dalam air
5. Stop watch / jam tangan, untuk menghitung waktu
6. pH meter, untuk mengukur pH air
-
8/10/2019 Osmoregulasi Pada Ikan Nila
12/27
12
7. Termometer, untuk mengukur suhu air
8. Timbangan elektrik, menimbang ikan dan pakan
9. Beaker glass, melarutkan garam ikan
10. Refraktosalinometer, mengukur salinitas air
-
8/10/2019 Osmoregulasi Pada Ikan Nila
13/27
-
8/10/2019 Osmoregulasi Pada Ikan Nila
14/27
14
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Hasil Pengamatan Kelompok
Tabel 1. Laju Pertumbuhan Harian
Ikan
Ke
Hari Pertama Hari Kelima Laju Pertumbuhan
Bobot
Ikan
(gram)
Panjang
Ikan (cm)
Bobot
Ikan
(gram)
Panjang
Ikan (cm)
Bobot
Ikan
(gram)
Panjang
Ikan
(cm)
1 5.26 7 5.49 7.2 1.74 0.2
2 5.72 6.2 5.92 6.5 0.48 0.3
3 4.38 6.3 4.65 6.5 1.92 0.2
4 4 6.5 4.05 6.7 1.5 0.2
5 4.45 6.2 6.56 6.3 1.75 0.1
23.81 32.2 26.67 33.2 7.39 1
Rata-
rata
4.8 6.44 5.3 6.64 1.48 0.2
Perhitungan Laju Pertumbuhan Harian
G =
=
=
= 37,6 %
-
8/10/2019 Osmoregulasi Pada Ikan Nila
15/27
15
Tabel 2. Hasil Pengamatan Sub Lethal dan Lethal kelompok
Tanggal Waktu
Sub Lethal Lethal
MukosaTL
Renang
TL
Makan
BT.
Operculum
Berat
(g)SR
6/11/201413.00 - Aktif Lahap 132 4,76
19.00 Sedikit Aktif Lahap 114 -
7/11/2014
01.00 Sedikit Aktif Lahap 128 -
07.00 Sedikit Aktif Lahap 142 -
13.00Cukup
banyak Aktif Lahap 133 -
8/11/2014 13.00Cukup
banyakAktif Lahap 140 -
9/11/2014 13.00 Banyak
Tidak
terlalu
aktif
Tidak
terlalu
lahap
130 -
10/11/2014 13.00 Banyak
Tidak
terlalu
aktif
Tidak
terlalu
lahap
141 -
11/11/2014 13.00 Banyak
Tidak
terlalu
aktif
Tidak
terlalu
lahap
153 6,64 100 %
Tabel 3. Hasil Pengamatan Kualitas Air Kelompok
Tanggal WaktuKualitas Air
Suhu
Salinitas(ppt)
DO(mg/L) pH
6/11/201413.00 25 10 1,7 6,64
19.00 25 10 1,3 6,72
7/11/201401.00 25 10 1,4 6,8307.00 25 10 1,2 6,46
-
8/10/2019 Osmoregulasi Pada Ikan Nila
16/27
16
13.00 24 10 1,6 6,758/11/2014 13.00
23,910
1,9 6,189/11/2014 13.00 23 10 1,4 6,90
10/11/2014 13.00 25 10 1,6 6,53
11/11/2014 13.00 25 10 1,7 6,87
4.1.2 Hasil Pengamatan Kelas
Tabel 4. Hasil Pengamatan Sub Lethal dan Lethal kelas (Lab FHA, Akuakultur,
MSP)
Lab Kelompok
Sub Lethal Lethal
MukosaTl
Renang
Tl
Makan
BT.
OperculumSR
FHA
1 Sedang Tenang Aktif 143 100 %
2 Sedikit Aktif Aktif 128 100 %
3Cukup
Banyak
Cukup
AktifAktif 135 100 %
4 SedikitKurang
aktif
Tidak
langsung
dimakan
152 100 %
5Banyak
busa
Kurang
aktif
Kurang
aktif140 0 %
Lab Kelompok
Sub Lethal Lethal
MukosaTl
Renang
TlMakan
BT.Operculum
SR
Akua-
kultur
1
2 Sedikit AktifKurangnapsumakan
125 100 %
-
8/10/2019 Osmoregulasi Pada Ikan Nila
17/27
17
3 SedikitKurang
aktif
Kurangnapsumakan
173 100 %
4 SedikitKurang
aktif
Kurangnapsumakan
153 100 %
5
Lab Kelompok
Sub Lethal Lethal
MukosaTl
Renang
TlMakan
BT.Operculum
SR
MSP
1 SedangTidakAktif
TidakHabis
156 100 %
2 SedangTidakBegituAktif
Kurangnapsumakan
144 100 %
3 SedikitKurang
aktif
Kurangnapsumakan
135 100 %
4Cukup
banyakAktif Lahap 126 100 %
5 BanyakTidakAktif
TidakHabis
135 100 %
-
8/10/2019 Osmoregulasi Pada Ikan Nila
18/27
18
Tabel 5. Hasil Pengamatan Kualitas Air Kelas (Lab FHA, Akuakultur, MSP)
Lab Kelompok
Kualitas Air LajuPertumbuhan
Suhu
( )pH
Salinitas
(ppt)
DO
(mg/L)
Awal
(gr)
Akhir
(gr)
FHA
1 25 7.04 0 2.2 5.22 5.22
2 25 6.84 5 1.87 5.8 5.23
3 25 6.72 10 1.81 5.21 5.32
4 25 6.66 15 1.77 10.79 10.845 25 6.13 20 1.9 4.26 0
Lab Kelompok
Kualitas AirLaju
Pertumbuhan
Suhu
( )pH
Salinitas
(ppt)
DO
(mg/L)
Awal
(gr)
Akhir
(gr)
Akua-
kultur
12 25 6.76 5 1.54 4.78 7.78
3 24 6.57 10 1.8 8.3 7.7
4 25 6.63 15 1.56 4.8 3.15
5
Lab Kelompok
Kualitas AirLaju
Pertumbuhan
Suhu
( )pH
Salinitas
(ppt)
DO
(mg/L)
Awal
(gr)
Akhir
(gr)
MSP
1 25 6.79 0 1.6 11.33 11.51
2 25 6.51 5 1.78 6.33 6
3 25 6.66 10 1.51 4.76 6.64
4 25 6.67 15 1.75 4.94 4.55
5 25 6.57 20 1.82 9.78 10.58
-
8/10/2019 Osmoregulasi Pada Ikan Nila
19/27
19
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pembahasan Data Kelompok
Praktikum kali ini yaitu mengenai Osmoregulasi pada ikan nila. Pada
praktikum ini dilakukan beberapa pengamatan. Pengamatan pertama yaitu
pengamatan sub lethal yang mencakup pengamatan jumlah mukosa, tingkah laku
(gerak) renang dan makan, buka tutup operculum serta pertumbuhan harian.
Pengamatan kedua yaitu pengamatan lethal dengan membandingkan jumlah ikan
yang hidup pada pengamatan hari terakhir dengan jumlah ikan yang hidup pada
hari pertama pengamatan (Effendi,1997). Ketiga yaitu pengamatan kualitas air.
Indikator yang diamati untuk kualitas air yaitu salinitas yang diukur dengan
menggunakan alat refraktosalinometer, Dissolved oxygen (DO) yang diukur
dengan menggunakan DO Meter, Suhu yang diukur dengan termometer dan pH
yang diukur dengan menggunakan pH meter.
Pengamatan pertama yaitu mengenai pengamatan sublethal. Dari hasil
pengamatan yang tertera pada tabel 1.2 dapat diketahui bahwa kadar mukosa yangterdapat pada ikan semakin hari semakin banyak. untuk tingkah laku renang ikan
semakin hari semakin pasif atau tidak terlalu aktif bergerak. Dalam responnya
terhadap perubahan salinitas, pengaturan air dan ion paling sedikit terdapat dua
fase. Pengaturan segera yaitu ikan mulai atau menghentikan minum dan
meningkatkan atau menurunkan aktivitas transport ion dan air yang telah ada pada
epitel osmoregulasi yang berhadapan dengan perubahan salinitas lingkungan.
Pengaturan jangka panjang melibatkan modifikasi organ-organ osmoregulasiseperti insang, intestine dan ginjal. Pada level jaringan dan sel, bila ikan
berpindah ke lingkungan yang bersalinitas tinggi, sel klorida tipe air tawar
berkurang, sehingga kadar mukosa semakin meningkat.
Osmoregulasi memiliki hubungan dengan pertumbuhan dalam hal
penggunaan energi dimana hubungan tersebut bersifat berbanding terbalik.
Meningkatnya penggunaan energi untuk osmoregulasi akan menurunkan porsi
energi untuk pertumbuhan. Hal ini terkait kecenderungan bahwa osmoregulasi
-
8/10/2019 Osmoregulasi Pada Ikan Nila
20/27
20
mutlak harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum digunakan untuk tumbuh. Maka
dari itu pertumbuhan akan maksimal pada kondisi salinitas yang optimal sehingga
laju pertumbuhan rata-rata bobot ikan dapat meningkat 1,48 gram. Begitupula
dengan laju pertumbuhan panjang ikan mengalami rata-rata penambahan panjang
0,2 cm. Indikator sublethal yang selanjutnya yaitu buka tutup operculum. Pada
setiap pengamatan jumlah buka tutup operculum berbeda-beda, hal ini terjadi
karena faktor lingkungan ikan seiring dengan penambahan dan penurunan suhu.
Indiktor yang terakhir yaitu laju pertumbuhan harian, dari hasil perhitungan
didapatkan bahwa laju pertumbuhan harian pada ikan tersebut yaitu 37,6 %.
Grafik 1. Jumlah BT. Operculum Pada Tiap Pengamatan
Pengamatan kedua yaitu pengamatan lethal, pengamatan ini dihitung
dengan cara membandingkan jumlah ikan yang hidup pada hari pertama dengan
jumlah ikan yang hidup pada hari kelima. dari hasil pengamatan didapatkan bahwa nilai kelangsungan hidup ikan sebesar 100 %. Ikan nila dapat dinyatakan
sebagai ikan eurihalin karena dapat bertahan hingga salinitas 10 ppt.
Pengamatan ketiga yaitu pengamatan kualitas air, indikator yang diamati
pertama yaitu suhu, suhu relatif tidak bervariasi dengan kisaran 23-25 .
Lingkungan tumbuh (habitat) yang paling ideal adalah perairan air tawar yang
memiliki suhu antara 14C 38C, atau suhu optimal 25C 30C. Keadaan suhu
yang rendah yaitu suhu kurang dari 14C ataupun suhu yang terlalu tinggi di atas
132
114128
142133
140130
141153
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
1 2 3 4 5 6 7 8 9
B u
k a T u t u p O p e r c u
l u m
Pengamatan ke-
-
8/10/2019 Osmoregulasi Pada Ikan Nila
21/27
21
30C akan menghambat pertumbuhan nila. Ikan nila memiliki toleransi tinggi
terhadap perubahan lingkungan hidup. Batas bawah dan batas atas suhu yang
mematikan ikan nila berturut-turut adalah 11-12C dan 42C (Rukmana,1997).
Grafik 2. Nilai Suhu Pada Tiap Pengamatan
Indikator yang kedua yaitu Dissolved Oxygen (DO). DO sangat berperan
dalam respirasi,DO yang terukur bervariasi berkisar 1,2-1,9 mg/L. DO yang ada
di akuarium disuplai dengan menggunakan bantuan aerator. Dengan adanya
aeratoor sangat membantu terhadap respirasi dan osmoregulasi ikan.
Grafik 3. Nilai DO Pada Tiap Pengamatan
25 25 25 25
24 23.9
23
25 25
22
22.5
23
23.5
24
24.5
25
25.5
1 2 3 4 5 6 7 8 9
S u h u
Pengamatan ke-
1.7
1.31.4
1.2
1.6
1.9
1.4
1.61.7
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1.4
1.6
1.8
2
1 2 3 4 5 6 7 8 9
D i s s o
l v e
d O
x y g e n
Pengamatan ke-
-
8/10/2019 Osmoregulasi Pada Ikan Nila
22/27
22
Indikator terahir yang diamati yaitu pH air. pH yang didapat berkisar 6,1-
6,9 sehingga masih dapat ditoleransi oleh ikan nila. Keadaan pH air antara 5 11
dapat ditoleransi oleh ikan nila, tetapi pH yang optimal untuk pertumbuhan dan
perkembangbiakkan ikan ini adalah 7- 8. Ikan nila masih dapat tumbuh dalam
keadaan air asin pada salinitas 0-35 ppt. Oleh karena itu, ikan nila dapat
dibudidayakan di perairan payau, tambak dan perairan laut, terutama untuk tujuan
usaha pembesaran (Rukmana, 1997). Semakin aktif ikan bergerak maka semakin
sedikit jumlah mukosa yang dikeluarkan ini berbanding lurus dengan pH yang
didapat dalam praktikum kali ini. Jika pH semakin bertambah maka mukosa
semakin bertambah pula, ini dikarenakan mukosa diperlukan untuk melindungi
dan menjaga kstabilan tubuh ikan .
Grafik 4. Nilai pH Pada Tiap Pengamatan
4.2.2 Pembahasan Data Kelas
Pengamatan yang dilakukan oleh beberapa kelompok dengan perlakuan
(salinitas) yang berbeda menghasilkan perbedaan dalam hasil yang cukup
signifikan. Pada pengamatan pertama mengenai pengamatan Sub Lethal dan
Lethal, dalam pengamatan mukosa rata-rata julah mukosa semakin hari semakin
sedikit karena ikan cenderung pasif. Mukosa yang dihasikan digunakan untuk
mempertahanan diri dari lingkungan sekitar. Selain pengamatan mukosa,
pengamatan bobot ikan pada tiap kelompok ada yang mengalami peningkatan dan
6.646.72
6.83
6.46
6.75
6.18
6.9
6.53
6.87
5.8
6
6.2
6.4
6.6
6.8
7
1 2 3 4 5 6 7 8 9
p H
Pengamatan ke-
-
8/10/2019 Osmoregulasi Pada Ikan Nila
23/27
23
adapula yang mengalami penurunan (lihat grafik 5). Peningkatan bobot ikan yang
paling besar yaitu kelompok 2 Lab Akuakultur dimana pertambahan bobotnya
sebesar 3 gram dengan tingkah laku ikan yang aktif, menyebabkan ikan
membutuhkan lebih banyak energi yang didapatkan dari pakan. Peningkatan
bobot ikan dapat disebabkan oleh daya cerna ikan terhadap pakan sangat tinggi
sehingga pakan yang dicerna dapat digunakan untuk pertumbuhan. Pada beberapa
kelompok bobot ikan mengalami penurunan. Hal ini dapat disebabkan oleh
tingginya salinitas air yang menyebabkan osmoregulasi yang dilakukan ikan
sangat tinggi sehingga energi yang didapatkan dari pakan digunakan untuk
metabolisme dan mempertahankan diri bukan untuk pertumbuhan.
Grafik 5. Bobot awal dan Bobot Akhir Pengamatan Kelas
Pengamatan kedua yaitu mengenai pengamatan kualitas air, pada hasil
pengamatan pH (lihat grafik 6) didapatkan bahwa pH berada pada kisaran 6-7.Keadaan pH air antara 5 11 dapat ditoleransi oleh ikan nila, tetapi pH yang
optimal untuk pertumbuhan dan perkembangbiakkan ikan ini adalah 7- 8
(Rukmana, 1997). PH air mempengaruhi tingkat kesuburan perairan karena
mempengaruhi kehidupan jasad renik. Perairan asam kurang produktif malah
dapat membunuh hewan budidaya. Pada pH rendah (keasaman yang tinggi)
kandungan oksigen terlarut berkurang, sebagai akibatnya oksigen menurun,
aktifitas pernapasan naik, serta makan akan berkurang. Hal sebaliknya terjadi
0
2
4
6
8
10
12
14
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Bobot Awal
Bobot Akhir
-
8/10/2019 Osmoregulasi Pada Ikan Nila
24/27
24
pada suasana basa. Sebagian besar biota aquatic sensitive terhadap perubahan PH
dan menyukai nilai PH sekitar 7 - 8,5. Nilia PH sangat mempengaruhi proses
biokimia perairan misalnya, proses nitrifikasi akan berakhir jika PH
rendah (Novontny and Olem, 1994 dalam Kordi, 2009).
Grafik 6. pH pengamatan Kelas
Salinitas merupakan salah satu parameter lingkungan yang mempengaruhi
proses biologi dan secara langsung akan mempengaruhi kehidupan organisme
antara lain yaitu mempengaruhi laju pertumbuhan, jumlah makanan yang
dikonsumsi, nilai konversi makanan, dan daya kelangsungan hidup (Andrianto,
2005). Tingkah laku ikan nila ketika diberi salinitas antara 5 ppt sampai 20 ppt
masih normal. Ikan nila juga masih mampu bertahan hidup. Begitu pula dengan
tingkat kelangsungan hidup ikan nila sampai pada 20 ppt masih tinggi. Jika diberi perlakuan dengan media hidup dengan salinitas 20 ppt maka tingkat kelangsungan
hidup ikan nila rendah bahkan 0%. Hal ini menunjukkan bahwa ikan nila hanya
dapat mentolerir salinitas air sampai sekitar 20 ppt. Ini didukung oleh pendapat
William (1979) dalam Anggraeni (2002) yang menyatakan bahwa seluruh
organisme memilki beberapa kisaran salinitas dan apabila kisaran tersebut
terlampaui maka organisme tersebut akan mati atau pindah ke tempat lain.
7.04
6.846.72
6.66
6.13
6.76
6.576.63
6.79
6.51
6.66 6.67
6.57
5.6
5.8
6
6.2
6.4
6.6
6.8
7
7.2
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
pH
-
8/10/2019 Osmoregulasi Pada Ikan Nila
25/27
25
Dissolved Oxygen (DO) yang terdapat pada hasil pengamatan berkisar
antara 1,5-2,2 mg/L. DO berbanding terbalik dengan salinitas, pada salinitas yang
tinggi, kandungan oksigen terlarutnya rendah, namun pada pengamatan ini
didapatkan hasil bahwa pada salinitas yang tinggi (20 ppt) memiliki kadar DO
yang lebih tinggi dibandingkan dengan salinitas yang lebih rendah. Hal ini bisa
disebabkan oleh adanya penumpukkan amonia ataupun pakan yang terendam
dalam air yang menyebabkan kadar amonia tinggi dan kadar oksigen terlarut
rendah.
Grafik 7. Dissolved Oxygen (DO) hasil Pengamatan Kelas
2.2
1.87 1.81 1.771.9
1.54
1.8
1.56 1.61.78
1.51
1.75 1.82
0
0.5
1
1.5
2
2.5
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Dissolved Oxygen
-
8/10/2019 Osmoregulasi Pada Ikan Nila
26/27
26
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Pemberian media dengan salinitas yang berbeda-beda pada media hidup
ikan nila memberikan hasil pengamatan osmoregulasi yang berbeda-beda
Pada pengamatan sub lethal dan lethal, mukosa yang terdapat pada ikan
semakin hari semakin sedikit, ikan semakin pasif dan buka tutup
operculum bervariasi
Pada pengamatan kualitas air, pH berkisar antara 6-7. Pada kisaran ini ikan
nila dapat hidup dengan baik karena masih dapat mentolerir pH antara 6-8.
Suhu yang didapat berkisar antara 23-25C. Salinitas yang digunkan mulai
dari 0-20 ppt.
Pada salinitas 20 ppt ikan ada yang mengalami kematian, sehingga dapat
diketahui bahwa ikan nila bisa mentolerir salinitas sampai 20 ppt.
DO sangat dibutuhkan untuk proses respirasi dan osmoregulasi. DO yang
tercatat berkisar antara 1,5-2,2 mg/L.
5.2 Saran
Untuk pengamatan lebih lanjut diharapkan dalam pengamatan dilakukan
oleh satu orang saja, karena untuk pengamatan sub lethal setiap orang memiliki
pendapat/ pernyataan yang berbeda-beda.
-
8/10/2019 Osmoregulasi Pada Ikan Nila
27/27
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2012.Hubungan Parameter Kualitas Air Dalam Budidaya Ikan Nilahttps://www.academia.edu/3250891/HUBUNGAN_PARAMETER_KUALITAS_AIR_DALAM_BUDIDAYA_IKAN_NILA diakses 19
November 2014 Pukul 22.47 WIB
Anonim.2013.Laporan Praktikum Fisiologi Hewan Airhttp://himbiounpad.files.wordpress.com/2013/06/fisiologi-hewan-air.pdfdiaskes 19 November 2014 Pukul 22.51 WIB
Jenie.2012.Osmoregulasihttp://jeniewulandari.wordpress.com/2012/10/05/osmoregulasi/ diakses19 November 2014 Pukul 22.49 WIB
https://www.academia.edu/3250891/HUBUNGAN_PARAMETER_KUALITAS_AIR_DALAM_BUDIDAYA_IKAN_NILAhttps://www.academia.edu/3250891/HUBUNGAN_PARAMETER_KUALITAS_AIR_DALAM_BUDIDAYA_IKAN_NILAhttp://himbiounpad.files.wordpress.com/2013/06/fisiologi-hewan-air.pdfhttp://jeniewulandari.wordpress.com/2012/10/05/osmoregulasi/http://jeniewulandari.wordpress.com/2012/10/05/osmoregulasi/http://himbiounpad.files.wordpress.com/2013/06/fisiologi-hewan-air.pdfhttps://www.academia.edu/3250891/HUBUNGAN_PARAMETER_KUALITAS_AIR_DALAM_BUDIDAYA_IKAN_NILAhttps://www.academia.edu/3250891/HUBUNGAN_PARAMETER_KUALITAS_AIR_DALAM_BUDIDAYA_IKAN_NILA