(Orthosiphon stamineus) -...

63
1 LAPORAN HASIL PENELITIAN JENIS PENELITIAN DASAR TAHUN ANGGARAN 2015 PENENTUAN PROFIL LIPID-KOLESTEROL PADA TIKUS NORMAL DAN TIKUS HIPERKOLESTEROL SETELAH PEMBERIAN EKSTRAK HERBA KUMIS KUCING (Orthosiphon stamineus) OLEH Nurmeilis, M.Si, Apt PUSAT PENELITIAN DAN PENERBITAN (PUSLITPEN) LP2M UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015

Transcript of (Orthosiphon stamineus) -...

Page 1: (Orthosiphon stamineus) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35783/1/... · Benth., dan mempunyai sinonim Orthosiphon aristatus Miq., Orthosiphon

1

LAPORAN HASIL PENELITIAN

JENIS PENELITIAN DASAR TAHUN ANGGARAN 2015

PENENTUAN PROFIL LIPID-KOLESTEROL

PADA TIKUS NORMAL DAN TIKUS HIPERKOLESTEROL

SETELAH PEMBERIAN EKSTRAK HERBA KUMIS KUCING

(Orthosiphon stamineus)

OLEH

Nurmeilis, M.Si, Apt

PUSAT PENELITIAN DAN PENERBITAN (PUSLITPEN)

LP2M UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2015

Page 2: (Orthosiphon stamineus) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35783/1/... · Benth., dan mempunyai sinonim Orthosiphon aristatus Miq., Orthosiphon

2

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan penelitian yang berjudul “Penentuan Profil Lipid-Kolesterol Pada Tikus

Normal dan Tikus Hiperkolesterol Setelah Pemberian Ekstrak Herba Kumis kucing

(Orthosiphon stamineus)”, merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang

dilakukan oleh “Nurmeilis, M.Si, Apt”, dan telah memenuhi ketentuan dan kriteria

penulisan laporan akhir penelitian sebagaimana yang ditetapkan oleh Pusat Penelitian dan

Penerbitan (PUSLITPEN), LP2M UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, November 2015

Peneliti,

NURMEILIS, M.Si, Apt

NIP.19740730 200501 2 003

Mengetahui;

Kepala Pusat Ketua Lembaga,

Penelitian dan Penerbitan (PUSLITPEN) Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

LP2M UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (LP2M) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

WAHDI SAYUTI, MA. M. ARSKAL SALIM, GP., MA., PhDNIP.

19760422 200701 1 012 NIP. 19700901 199603 1 003

Page 3: (Orthosiphon stamineus) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35783/1/... · Benth., dan mempunyai sinonim Orthosiphon aristatus Miq., Orthosiphon

3

PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI

Yang bertanda tangan di bawah ini;

Nama : Nurmeilis, M.Si, Apt

Jabatan : Dosen

Unit Kerja : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Alamat : Jl. Kertamukti, Ciputat, Tangerang Selatan

dengan ini menyatakan bahwa:

1. Judul penelitian “Penentuan Profil Lipid-Kolesterol Pada Tikus Normal

dan Tikus Hiperkolesterol Setelah Pemberian Ekstrak Herba Kumis

kucing (Orthosiphon stamineus)” merupakan karya orisinal saya.

2. Jika di kemudian hari ditemukan fakta bahwa judul, hasil atau bagian dari

laporan penelitian saya merupakan karya orang lain dan/atau plagiasi, maka

saya akan bertanggung jawab untuk mengembalikan 100% dana hibah

penelitian yang telah saya terima, dan siap mendapatkan sanksi sesuai

ketentuan yang berlaku serta bersedia untuk tidak mengajukan proposal

penelitian kepada Puslitpen LP2M UIN Syarif Hidayatullah Jakarta selama 2

tahun berturut-turut.

Demikian pernyataan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.

Jakarta, November 2015

Yang Menyatakan,

Nurmeilis, M.Si, Apt

NIP.19740730 200501 2 003

Page 4: (Orthosiphon stamineus) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35783/1/... · Benth., dan mempunyai sinonim Orthosiphon aristatus Miq., Orthosiphon

4

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirohiim.

Alhamdulillah, Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

Rahmat dan RidhoNya dalam pelaksanaan penelitian dan penyusunan laporan ini

hingga dapat diselesaikan. Penelitian ini berjudul: “Penentuan Profil Lipid-Kolesterol

pada Tikus Normal dn Tikus Hiperkolesterol Setelah Pemberian Ekstrak kumis

kucing (Orthosiphon stamineus)”

Penelitian dengan kategori “Penelitian Dasar Tahun Anggaran 2015” ini

mendapat bantuan dana dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan kami mengucapkan terima kasih karena telah

diberikan kepercayaan untuk melakukan penelitian ini serta semua pihak yang telah

membantu pelaksanaan penelitian ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat pada laporan

penelitian ini, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan sarannya. Semoga hasil

penelitian ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin

Jakarta, November 2015

Penulis

Page 5: (Orthosiphon stamineus) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35783/1/... · Benth., dan mempunyai sinonim Orthosiphon aristatus Miq., Orthosiphon

5

ABSTRAK

Tingginya prevalensi penyakit hiperkolesterol di Indonesia dan meningkatnya

penggunaan obat tradisional mendorong peneliti untuk melakukan penelitian ini

untuk menguji pengaruh pemberian ekstrak etanol 96% herba kumis kucing

(Orthosiphon stamineus Benth) terhadap penurunan kadar kolesterol total pada tikus

normal kolesterol dan tikus hiperkolesterol yang diinduksi pakan hiperkolesterol.

Metode yang digunakan adalah dengan cara tikus diinduksi pakan hiperkolesterol

(kuning telur ayam, sukrosa 65% dan lemak hewan) selama 14 hari terhadap semua

kelompok perlakuan kecuali kontrol normal.Kemudian tikus diberi ekstrak herba

kumis kucing (kelompok uji dosis 250, 500, dan 1000 mg/kgBB) dan simvastatin

(kelompok kontrol positif) selama 14 hari. Kadar kolesterol total darah tikus diukur

sebanyak tiga kali, kadar kolesterol sebelum pemberian pakan hiperkolesterol (hari

ke-0), kadar kolesterol setelah pemberian pakan hiperkolesterol (hari ke-15), dan

kadar kolesterol setelah pemberian ekstrak uji (hari ke-29). Kadar kolesterol darah

tikus diukur menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 500

nm. Hasil penelitian menunjukkan terdapat penurunan kadar kolesterol total pada

kelompok uji dosis 250, 500, dan 1000 mg/kgBB yang berbeda secara bermakna

terhadap kontrol normal pada tikus normal kolesterol (p ≤ 0,05) tetapi masih dalam

rentang kadar normal dan terhadap kontrol negatif pada tikus hiperkolesterol (p ≤

0,05). Juga terdapat peningkatan HDL kolesterol dan penurunan trigliserida pada

tikus hiperkolesterol. Maka dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol herba kumis

kucing memiliki aktivitas sebagai antikolesterol pada dosis 500 mg/kgBB

Kata kunci : Herba Kumis Kucing (Orthosiphon stamineus Benth), Kolesterol

Total, Hiperkolesterolemia

Page 6: (Orthosiphon stamineus) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35783/1/... · Benth., dan mempunyai sinonim Orthosiphon aristatus Miq., Orthosiphon

6

DAFTAR ISI

JUDUL 1

LEMBAR PENGESAHAN 2

PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI 3

KATA PENGANTAR 4

ABSTRAK 5

DAFTAR ISI 6

DAFTAR LAMPIRAN 8

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang 9

1.2 Rumusan masalah 10

1.3 Tujuan penelitian 10

1.4 Hipotesis 11

1.5 Manfaat penelitian 11

BAB II. LANDASAN TEORI

2.1. Tanaman Kumis kucing 12

2.2 Kolesterol 14

2.3 Obat-obat penurun kolesterol 20

2.4 Simvastatin 22

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan waktu penelitian 24

3.2 Rancangan penelitian 24

3.3 Alat dan bahan 24

3.4 Prosedur Penelitian 25

3.4.1. Pembuatan ekstrak 24

3.4.2 Persiapan hewan uji 26

3.4.3. Penimbangan BB 27

3.4.4. Penentuan dosis ekstrak 27

3.4.5 Pembuatan pakan hiperkolesterol 28

3.4.6 Pengujian antikolesterol 28

Page 7: (Orthosiphon stamineus) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35783/1/... · Benth., dan mempunyai sinonim Orthosiphon aristatus Miq., Orthosiphon

7

3.4.7 Cara pengambilan darah 29

3.4.8 Pengukuran kolesterol, HDL dan trigliserida 29

3.5 Pengolahan data 30

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Ekstraksi 32

4.2 Hasil pengukuran kolesterol, HDL, dan trigliserida 34

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 40

5.2 Saran 40

DAFTAR PUSTAKA 41

LAMPIRAN 44

Page 8: (Orthosiphon stamineus) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35783/1/... · Benth., dan mempunyai sinonim Orthosiphon aristatus Miq., Orthosiphon

8

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1. Gambar alat dan bahan 43

2. Lampiran 2. Gambar prosedur kerja 45

3. Lampiran 3. Sertifikat hewan coba 46

4. Lampiran 4. Perhitungan parameter ekstrak 47

5. Lampiran 5. Perhitungan dosis uji ekstrak 48

6. Lampiran 6. Perhitungan dosis simvastatin 50

7. Lampiran 7. Hasil uji statistik kolesterol total pada tikus

normal kolesterol 52

8. Lampiran 8. Hasil uji statistik kolesterol HDL pada tikus

normal kolesterol 54

9. Lampiran 9. Hasil uji statistik kolesterol total pada tikus

hiperkolesterol 56

10. Lampiran 10. Hasil uji statistik kolesterol HDL pada tikus

hiperkolesterol 58

11. Lampiran 11. Hasil uji statistik trigliserida pada tikus

hiperkolesterol 60

12. Lampiran 12. Organisasi Peneliti 61

13. Lampiran 13. Laporan Penggunaan Dana 62

Page 9: (Orthosiphon stamineus) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35783/1/... · Benth., dan mempunyai sinonim Orthosiphon aristatus Miq., Orthosiphon

9

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di Indonesia angka kejadian penyakit kardiovaskuler menunjukkan

peningkatan dari tahun ke tahun. Penyakit kardiovaskuler mengalami kenaikan yang

cukup pesat dan merupakan penyebab kematian nomor satu dikawasan Asia Pasifik

(Fajrin, 2010)

Penyakit kardiovaskular dan komplikasinya sebagian besar dipicu oleh

adanya pembentukan plak aterosklerosis pada pembuluh darah. Menurut Corwin

(2009) salah satu faktor penyebab pembentukan plak aterosklerosis adalah karena

tingginya kadar kolesterol serum yang disebut dengan hiperlipidemia atau

hiperkolesterolemia.Tingginya kadar kolesterol dalam darah dapat memicu

terjadinya akumulasi kolesterol dan lipid pada dinding pembuluh darahdan/atau

terjadi pengendapan lemak yang disebut ateroma. Oksidasi kolesterol dapat

menghasilkan radikal bebas yang diketahui dapat merusak sel endotel dan

membentuk lesi pada dinding pembuluh darah yang kemudian memicu pembentukan

plak aterosklerosis. Menurut Mahan & Escott-Stump (2008) hiperkolesterolemia

adalah suatu kondisi di mana kadar kolesterol darah melebihi 250 mg/dl.

Prevalensi hiperkolesterolemia di Indonesia rentang umur 25-65 tahun

menurut Survei Konsumsi Rumah Tangga (SKRT) 2004 adalah sebesar 1.5% dan

prevalensi batas tinggi (kadar kolesterol darah 200-249 mg/dl) adalah sebesar 11.2%.

Kelompok batas tinggi dapat menjadi hiperkolesterolemia apabila tidak menjaga pola

hidup sehat dan seimbang (Pradono et al., 2004).

Di Indonesia dan beberapa negara lain, tanaman obat telah digunakan secara

luas dalam mengatasi berbagai penyakit. Salah satu tanaman yang sering digunakan

sebagai obat adalah tanaman kumis kucing (Orthosiphon stamineus Benth.). Kumis

kucing telah dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai agen hipoglikemik (Sriplang et

al. 2007), antihiperlipid (Umbare et al. 2009) hepatoprotektif (Maheswari et al.

2008), hipertensi (Himani et al. 2013), diuretik (Wulandari, 2011) dan penyakit

lainnya.

Page 10: (Orthosiphon stamineus) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35783/1/... · Benth., dan mempunyai sinonim Orthosiphon aristatus Miq., Orthosiphon

10

Menurut Himani et al. (2013) tanaman Orthosiphon stamineus Benth. dapat

menghambat platelet darah agar tidak saling menempel dan juga merupakan

hemolitik kuat yang dapat menurunkan tekanan darah sehingga menjadikannya

sebagai pengobatan alternatif untuk tekanan darah tinggi serta untuk mengurangi

kolesterol, yang sering digunakan dalam pengobatan tradisional. Penelitian lain yang

dilakukan oleh Sriplang et al. (2007) menyatakan bahwa ekstrak Orthosiphon

stamineus Benth. dapat mengurangi hiperglikemia pada tikus diabetes yang diinduksi

Streptozosin, menurunkan trigliserida plasma dan meningkatkan konsentrasi HDL-

kolesterol plasma. Umbare et al (2009) menyatakan bahwa ekstrak alkohol-air kulit

batang kumis kucing menunjukkan aktivitas antihiperlipidemia secara signifikan

pada tikus yang diinduksi diet tinggi lemak.

Cyntia (2013) menyebutkan bahwa pada suatu penelitian senyawa bioaktif

flavon atau isoflavon terbukti mampu menurunkan kadar kolesterol darah. Menurut

Himani et al. (2013) ekstrak Orthosiphon stamineus Benth. mengandung senyawa-

senyawa bioaktif salah satunya adalah senyawa flavon seperti sinensetin,

trimetilapigenin, eupatorin, tetrametilluteolin dan lainnya.

Berdasarkan penelitian pendahuluan yang telah dilakukan untuk identifikasi

kandungan ekstrak herba kumis kucing menggunakan GC-MS (Gas Chromatography

Mass Spectrofotometry) ditemukan adanya senyawa kolesterol. Oleh karena itu,

pada penelitian ini peneliti ingin menguji ada atau tidaknya pengaruh pemberian

ekstrak etanol 96% herba kumis kucing (Orthosiphon stamineus Benth.) terhadap

kadar kolesterol total pada tikus normal dan tikus yang diinduksi hiperkolesterol .

1.2 Rumusan Masalah

Apakah pemberian ekstrak etanol 96% herba kumis kucing (Orthosiphon

stamineus Benth.) mempengaruhi kadar kolesterol total pada tikus normal kolesterol

dan tikus yang diinduksi hiperkolesterol ?

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui pengaruh ekstrak herba kumis kucing (Orthosiphon

stamineus Benth.) terhadap kadar kolesterol total, LDL, HDL, trigliserida pada tikus

normal kolesterol dan tikus yang diinduksi hiperkolesterol

Page 11: (Orthosiphon stamineus) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35783/1/... · Benth., dan mempunyai sinonim Orthosiphon aristatus Miq., Orthosiphon

11

1.4 Hipotesa

Pemberian ekstrak herba kumis kucing dapat mempengaruhi kadar kolesterol total,

LDL, HDL dan trigliserida pada tikus normal dan tikus hiperkolesterol

1.5 Manfaat Penelitian

a. Manfaat umum : Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya pengetahuan di bidang

fitofarmaka dan ilmu-ilmu lain yang terkait dalam penggunaan tanaman obat sebagai

terapi, dan sebagai bahan acuan untuk penelitian selanjutnya dalam rangka mencari

dosis yang tepat, aman, dan efektif bagi manusia serta pengembangan formulasinya.

b. Manfaat khusus : Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi ilmiah

mengenai potensi herba kumis kucing sebagai pilihan terapi alternatif alami yang

mudah didapat dan ekonomis untuk mengurangi resiko penyakit kardiovaskuler yang

disebabkan oleh hiperkolesterolemia.

Page 12: (Orthosiphon stamineus) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35783/1/... · Benth., dan mempunyai sinonim Orthosiphon aristatus Miq., Orthosiphon

12

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tumbuhan Kumis Kucing

2.1.1 Klasifikasi Tumbuhan

Klasifikasi tanaman kumis kucing menurut USDA sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Bangsa : Tubiflorae

Suku : Labiatae

Marga : Orthosiphon stamineus Benth.

Nama Lain

Tanaman kumis kucing mempuyai nama botani Orthosiphon stamineus

Benth., dan mempunyai sinonim Orthosiphon aristatus Miq., Orthosiphon spicatus

B.Bs, Orthosiphon grandiflorus Bold (Dalimartha, 2000). Kumis kucing juga dikenal

sebagai Misai Kucing atau cats whiskers (Malaysia) (Almatar et al.,2013), Yaa Nuat

Maeo, Rau Meo Cay Bac(Thailand), Moustaches de Chat (Perancis), or Java Tea

(Eropa) (Elsnoussiet al.,2011)

4

Page 13: (Orthosiphon stamineus) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35783/1/... · Benth., dan mempunyai sinonim Orthosiphon aristatus Miq., Orthosiphon

13

2.1.2 Kandungan Kimia Tanaman

Himani et al., (2013) melaporkan tentang beberapa studi yang menjelaskan

tentang kandungan kimia tanaman kumis kucing. Kumis kucing banyak mengandung

flavon, polifenol, protein aktif, glikosida, minyak atsiri dan kalium. Lebih dari 12

senyawa fenolik yang telah diisolasi dari tanaman kumis kucing seperti : flavon

lipofilik, glikosida flavonol, turunan asam kafeat (asam rosmarinat dan 2,3-

dicaffeoyltartaric acid), asam oleanolat, asam ursolat dan β-sitosterol.

2.1.3 Aktivitas Farmakologi Orthoshipon stamineus

a. Diuretik dan hipourikemik

Aktivitas diuretik dari ekstrak hidroalkohol bagian herba O. Stamineus pada

dosis 50 mg/kg menunjukkan efek yang sama dengan hidroklortiazid dosis 10 mg/kg

(Beaux, Fleurentin and Mortier, 1999). Ekstrak metanol air (1:1) dosis 0,5 1, dan 2

g/kg memiliki efek diuretik, natriuretik, kaliuretik dan hipourisemik pada tikus galur

SD (Sprague Dawley) dengan dosis tunggal dan dosis berulang selama 7 hari ( Arafat

et al., 2008)

b. Hepatoprotektif, Nefroprotektif dan Gastroprotektif

Ekstrak metanol O. stamineus memiliki efek hepatoprotektor pada tikus

hepatoksik yang diinduksi dengan CCl4 (Yam et al.,2007). Ekstrak metanol O.

stamineus pada dosis 100 dan 200 mg/kg memiliki efek nefroprotektif pada tikus

nefrotoksik yang diinduksi dengan gentamisin, dengan parameter fungsi ginjal

(kretinin serum, blood urea, dan protein urin) yang meningkat dan penurunan

kerusakan ginjal secara histopatologi (Kannappan, Madhukar, Mariymmal, Sindhura

and Mannavalan, 2010). Ekstrak metanol air (1:1) daun O. stamineus memiliki

aktivitas antiulserogenik pada tikus ulser yang diinduksi dengan etanol, dengan dosis

125, 250, 500 dan 1000 mg/kg terjadi penurunan index ulcer dan penurunan

kerusakan mukosa lambung dan lipid peroksidasi dengan peningkatan sekresi mukus

(Yam, et al. 2009)

Page 14: (Orthosiphon stamineus) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35783/1/... · Benth., dan mempunyai sinonim Orthosiphon aristatus Miq., Orthosiphon

14

d. Antidiabetes dan antihiperlipidemia

Ekstrak air O. stamineus pada dosis 200 – 1000 mg/kg secara oral pada tikus

jantan galur wistar dapat menurunkan kadar glukosa darah pada tikus normal dan

tikus diabetes yang diinduksi dengan streptozocin, juga menurunkan kadar

trigliserida pada tikus diabetes (Mariam, et al. 1996)

2.2. Kolesterol

2.2.1 Definisi dan Biosintesis Kolesterol

Kolesterol adalah suatu zat lemak yang dibentuk oleh hati dan digunakan

dalam pencernaan lemak. Selama pencernaan, kolesterol bergabung dengan garam

empedu, fosfolipid dan trigliserida menjadi suspensi kecil yang disebut misel.

(Corwin, 2009).

Dalam tubuh manusia terdapat dua macam kolesterol yaitu kolesterol

eksogen dan kolesterol endogen. Kolesterol eksogen adalah kolesterol yang

diabsorbsi dari saluran pencernaan sedangkan kolesterol endogen adalah adalah

kolesterol yang dibentuk dalam sel tubuh. Jumlah kolesterol endogen lebih besar

daripada kolesterol eksogen. Delapan puluh persen kolesterol dihasilkan dari dalam

tubuh (kolesterol endogen) dan dua puluh persen sisanya dari luar tubuh (kolesterol

eksogen) (Marsalina, 2010).

2.2.2 Pengangkutan Kolesterol

Sebagian besar kolesterol dalam darah terikat ke protein plasma tertentu

dalam bentuk kompleks lipoprotein, yang larut dalam darah. Terdapat 3 lipoprotein

utama, yang diberi nama berdasarkan kepadatan protein dibandingkan dengan lipid:

Lipoprotein berdensitas tinggi (high-density lipoprotein, HDL), yang proteinnya

paling banyak dan kolesterolnya paling sedikit.

Lipoprotein berdensitas rendah (low-density lipoprotein, LDL), yang proteinnya

lebih sedikit dan kolesterolnya lebih banyak.

Lipoprotein berdensitas sangat rendah (very low-density lipoprotein, VLDL),

yang proteinnya paling sedikit dan lipidnya paling banyak, tetapi lipid yang

dibawanya adalah lemak netral, bukan kolesterol (Sherwood, 2003).

Page 15: (Orthosiphon stamineus) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35783/1/... · Benth., dan mempunyai sinonim Orthosiphon aristatus Miq., Orthosiphon

15

Kolesterol yang diangkut di dalam kompleks LDL diberi nama kolesterol “jahat”,

karena kolesterol diangkut ke sel, termasuk ke sel-sel yang melapisi bagian dalam

pembuluh, oleh LDL. Sebaliknya, kolesterol yang diangkut dalam kompleks HDL

disebut sebagai kolesterol “baik”, karena HDL mengeluarkan kolesterol dari sel dan

memindahkannya ke hati untuk dieliminasi secara parsial dari tubuh (Sherwood,

2003).

Kolesterol total plasma tersusun atas turunan kolesterol dari VLDL, LDL

dan HDL. Pemeriksaan kadar dari VLDL, LDL dan HDL dapat menentukan ada atau

tidaknya peningkatan kolesterol plasma. Peningkatan kadar LDL dan VLDL serta

penurunan kadar HDL merupakan indikasi terjadinya hiperkolesterolemia. VLDL =

Trigliserida/5, LDL = kolesterol total – (VLDL + HDL)(Dipiro, 2009).

2.2.3 Jenis Kolesterol

Di dalam darah ada tiga jenis lipid yaitu kolesterol, trigliserida, dan

fospolipid. Oleh karena itu sifat lipid yang susah larut dalam lemak, maka dibuat

bentuk yang terlarut. Zat pelarut yaitu suatu protein yang dikenal dengan nama

apoliprotein atu apoprotein. Setiap jenis senyawa mempunyai apolipoprotein

tersendiri. Misalnya VLDL, IDL, dan LDL mengandung apoprotein B100.

Setiap liporotein akan terdiri atas kolesterol (bebas atau ester), trigliserida,

fosfolipid, dan apoprotein. Lipoprotein berbentuk sterik dan mempunyai inti

trigliserida dan kolesterol ester dan dikelilingi oleh fosfolipid dan sedikit kolesterol

bebas. Setiap lipoprotein berbeda berbeda dalam ukuran, densitas, komposisi lemak,

dan komposisi apoprotein. Dengan menggunakan metode ultrasentrifugasi dan

kepadatan, pada manusia dibedakan menjadi lima bagian yakni kilomikron, very low

density lipoprotein (VLDL), intermediate densitylipoprotein (IDL), low density

lipoprotein (LDL), dan high density lipoprotein (HDL). Dari kelimanya yang penting

untuk diketahui adalah LDL dan HDL.

1. Low density lipoprotein

LDL mengandung kolesterol dan fosfolipid yang cukup tinggi. LDL

merupakan lipoprotein yang mengangkut kolesterol terbesar untuk disebarkan

ke seluruh jaringan tubuh dan pembuluh darah. LDL sering disebut kolesterol

jahat karena efeknya yang arterogenik (mudah melekat pada dinding

Page 16: (Orthosiphon stamineus) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35783/1/... · Benth., dan mempunyai sinonim Orthosiphon aristatus Miq., Orthosiphon

16

pembuluh darah), sehingga dapat menyebabkan penumpukan lemak dan

penyempitan pembuluh darah (aterosklerosis). Kadar LDL di dalam darah

sangat tergantung dari lemak jenuh yang masuk. Semakin banyak lemak

jenuh yang masuk, semakin menumpuk pula LDL. Hal ini disebabkan LDL

merupakan lemak jenuh yang tidak mudah larut.

2. High density lipoprotein

HDL mengandung protein yang tinggi dan rendah kolesterol dan fosfolipid.

HDL merupakan lipoprotein yang mengandung Apo-A, yang memiliki efek

anti-aterogenik, sehingga disebut kolesterol baik. Fungsi utamanya adalah

membawa kolesterol bebas dari dalam endotel dan mengirimkannya ke

pembuluh darah perifer, lalu keluar tubuh lewat empedu. Dengan demikian

penimbunan kolesterol di perifer menjadi berkurang (Guyton.,2006).

Kolesterol tidak digunakan sebagai bahan bakar metabolik oleh sel.

Kolesterol berfungsi sebagai komponen penting bagi membran plasma. Selain itu,

beberapa jenis sel khusus menggunakan kolesterol sebagai prekursor untuk

membentuk produk-produk sekretorik, misalnya hormon steroid dan garam empedu.

Walaupun sebagian besar sel mampu mensintesis sebagian kolesterol yang

diperlukan untuk membran plasma mereka sendiri, sel-sel tersebut tidak dapat

membentuk dalam jumlah yang cukup, melalui makanan atau dari sel-sel yang

mengkhususkan diri untuk mensintesis kolesterol, terutama sel-sel hati (Sherwood,

2003).

Sel-sel mengambil kolesterol dari darah dengan mensintesis protein reseptor

kolesterol yang mampu mengikat LDL dan menyisipkan reseptor tersebut di

membran plasma sel. Sewaktu suatu partikel LDL berikatan dengan salah satu

reseptor membran, sel akan memakan partikel tersebut melalui proses endositosis. Di

dalam sel, enzim-enzim lisosom akan menguraikan LDL untuk membebaskan

kolesterol sehingga dapat digunakan oleh sel untuk mensintesis membran sel baru.

Apabila terjadi penimbunan berlebihan kolesterol bebas di dalam sel, terjadi

penghentian sintesis protein reseptor LDL (sehingga penyerapan kolesterol menurun)

dan sintesis kolesterol oleh sel itu sendiri (sehingga kolesterol yang baru juga

berkurang). Di pihak lain, apabila kekurangan kolesterol, sel akan membentuk lebih

Page 17: (Orthosiphon stamineus) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35783/1/... · Benth., dan mempunyai sinonim Orthosiphon aristatus Miq., Orthosiphon

17

banyak reseptor LDL, sehingga sel dapat menyerap lebih banyak kolesterol dari

darah (Sherwood, 2003).

Pemeliharaan penyaluran kolesterol darah ke sel melibatkan interaksi antara

kolesterol dari makanan dan sintesis kolesterol oleh hati. Apabila jumlah kolesterol

dari makanan meningkat, sintesis kolesterol oleh hati dihentikan karena kolesterol

dalam darah secara langsung menghambat suatu enzim hati yang penting untuk

sintesis kolesterol. Dengan demikian, semakin banyak kolesterol yang dimakan,

semakin sedikit kolesterol yang dibentuk oleh hati. Sebaliknya, apabila asupan

kolesterol melalui makanan berkurang, hati mensintesis lebih banyak kolesterol

karena efek inhibisi koleterol pada enzim hati tersebut tidak ada (Sherwood, 2003).

Kolesterol total plasma tersusun atas turunan kolesterol dari VLDL, LDL dan

HDL. Pemeriksaan kadar dari VLDL, LDL dan HDL dapat menentukan ada atau

tidaknya peningkatan kolesterol plasma. Peningkatan kadar LDL dan VLDL serta

penurunan kadar HDL merupakan indikasi terjadinya hiperkolesterolemia. VLDL =

Trigliserida/5, LDL = kolesterol total – (VLDL + HDL).

Lipid darah diangkut dengan 2 cara yaitu jalur eksogen dan jalur endogen (Suyatna,

2011):

a. Jalur eksogen

Trigliserida dan kolesterol yang berasal dari makanan dalam usus dikemas

sebagai kilomikron. Kilomikron ini diangkut ke dalam saluran limfe lalu ke dalam

darah via duktus torasikus. Di dalam jaringan lemak, trigliserida dalam kilomikron

mengalami hidrolisis oleh lipoprotein lipase yang terdapat di permukaan sel endotel.

Akibat hidrolisis ini maka akan terbentuk asam lemak dan kilomikron remnant.

Asam lemak bebas akan menembus endotel dan masuk ke dalam jaringan lemak atau

sel otot untuk diubah menjadi trigliserida kembali (sebagai cadangan) atau dioksidasi

(sebagai energi).

Kilomikron remnant adalah kilomikron yang telah dihilangkan sebagian besar

trigliseridanya sehingga ukurannya mengecil tapi jumlah ester kolesterolnya tetap.

Kilomikron remnant ini akan dibersihkan oleh hati dari sirkulasi dengan mekanisme

endositosis oleh lisosom. Hasil metabolisme ini berupa kolesterol bebas yang akan

digunakan untuk sintesis berbagai struktur (membran plasma, mielin, hormon steroid

Page 18: (Orthosiphon stamineus) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35783/1/... · Benth., dan mempunyai sinonim Orthosiphon aristatus Miq., Orthosiphon

18

dsb.), disimpan dalam hati sebagai kolesterol ester lagi, diekskresi ke dalam empedu

atau diubah menjadi lipoprotein endogen yang dikeluarkan ke dalam plasma.

Kolesterol juga dapat disintesis dari asetat dengan pengaruh enzim HMGKoA

reduktase yang menjadi aktif jika terdapat kekurangan kolesterol endogen. Asupan

kolesterol dari darah juga diatur oleh jumlah reseptor LDL yang terdapat pada

permukaan sel hati.

b. Jalur endogen

Trigliserida dan kolesterol yang disintesis oleh hati diangkut secara endogen

dalam bentuk VLDL kaya trigliserida dan mengalami hidrolisis oleh LPL menjadi

partikel lipoprotein yang lebih kecil yaitu IDL dan LDL. LDL mengalami

katabolisme melalui jalur reseptor dan non reseptor. Jalur katabolisme reseptor dapat

ditekan oleh produksi kolesterol endogen.

2.2.4 Hiperlipidemia dan Hiperkolesterolemia

Hiperlipidemia adalah keadaan terdapatnya akumulasi berlebih salah satu

atau lebih lipid utama dalam plasma, sebagai manifestasi kelainan metabolisme atau

transportasi lipid. Dalam klinis, hiperlipidemia dinyatakan sebagai

hiperkolesterolemia, hipertrigliseridemia, atau kombinasi keduanya. Hiperlipidemia

dapat terjadi karena efek transportasi lipid atau karena produksi endogen berlebihan.

Kelainan ini dapat terjadi secara primer (hiperlipidemia primer) maupun sekunder

akibat penyakit lain (Sherwood,2003).

Hiperkolesterolemia merupakan kondisi saat konsentrasi kolesterol di dalam

darah melebihi batas normal. Hiperkolesterolemia terjadi akibat akumulasi kolesterol

dan lipid pada dinding pembuluh darah. Hiperkolesterolemia dapat disebabkan oleh

kombinasi faktor lingkungan dan genetik. Faktor lingkungan termasuk obesitas dan

pengaturan diet. Kontribusi genetik biasanya karena efek aditif dari beberapa gen,

meskipun dapat pula karena cacat gen tunggal seperti dalam kasus

hiperkolesterolemia familial.

Page 19: (Orthosiphon stamineus) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35783/1/... · Benth., dan mempunyai sinonim Orthosiphon aristatus Miq., Orthosiphon

19

Faktor Resiko Pemicu Kolesterol Tinggi

Setiap faktor yang meningkatkan timbulnya penyakit disebut sebagai faktor

resiko. American Heart Association membagi faktor risiko ini menjadi tiga golongan,

yaitu sebagai berikut:

Faktor risiko utama (major risk factor): Faktor risiko utama diyakini secara

langsung meningkatkan resiko timbulnya penyakit jantung koroner, seperti

kadar kolesterol darah abnormal, tekanan darah tinggi, dan merokok.

Faktor risiko tidak langsung (contributing risk factor): Faktor risiko ini dapat

diasosiasikan dengan timbulnya penyakit jantung koroner. Hubungan antara

faktor tersebut dengan penyakit jantung koroner seringkali bersifat tidak

langsung. Faktor-faktor yang termasuk golongan resiko ini adalah diabetes

melitus, kegemukan, tidak aktif, dan stress.

Faktor risiko alami: Faktor risiko alami disebabkan karena keturunan, jenis

kelamin, dan usia.

Faktor risiko utama dan tidak langsung dapat diperbaiki, bahkan dihilangkan

atau diubah. Faktor risiko berkaitan satu dengan lainnya, misalnya penyakit diabetes

dengan kegemukan. Hal yang perlu diperhatikan lagi adalah adakalanya faktor risiko

yang satu mendorong timbulnya faktor risiko lain, seperti merokok dapat

menyebabkan kadar kolesterol abnormal. Adapun beberapa faktor risiko yang

mempengaruhi kadar kolesterol adalah sebagai berikut:

a. Merokok

Merokok akan meningkatkan kecenderungan sel-sel darah untuk

menggumpal didalam pembuluh dan melekat pada lapisan dalam pembuluh darah.

Hal ini akan meningkatkan kecenderungan sel-sel darah untuk menggumpal didalam

pembuluh dan melekat pada lapisan dalam pembuluh darah. Hal ini meningkatkan

risiko penggumpalan darah dan biasanya terjadi di daerah-daerah yang terpengaruh

oleh adanya aterosklerosis. Kebiasaan merokok dapat menurunkan kadar kolesterol

HDL yang baik dalam aliran darah sehingga menyebabkan darah mudah membeku.

Dengan demikian, kemungkinan terjadinya penyumbatan arteri, serangan jantung,

dan stroke menjadi semakin besar.

b. Kurang mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan

Page 20: (Orthosiphon stamineus) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35783/1/... · Benth., dan mempunyai sinonim Orthosiphon aristatus Miq., Orthosiphon

20

Sayuran dan buah-buahan merupakan sumber bahan makanan yang aman

bagi tubuh karena tidak memiliki kandungan kolesterol. Lemak yang dihasilkan pun

merupakan lemak tidak jenuh. Konsumsi lemak jenuh dan kolesterol dari makanan

sehari-hari dan kebiasaan kurang mengonsumsi jenis bahan makanan yang berasal

dari sayuran dan buah-buahan dapat mempengaruhi kadar kolesterol darah.

c. Konsumsi alkohol secara berlebihan

Kebiasaan minum alkohol berlebihan dapat meningkatkan kadar kolesterol

total dan trigliserida. Alkohol juga menyebabkan jantung dan hati tidak dapat bekerja

secara optimal.

d. Obesitas dan kurang aktivitas

Obesitas merupakan suatu keadaan yang menunjukkan adanya kelebihan

lemak dalam tubuh secara abnormal. Obesitas dan kurangnya aktivitas merupakan

salah satu faktor resiko penyakit jantung koroner. Selain itu, obesitas juga

mendorong timbulnya faktor risiko lain, seperti diabetes dan hipertensi yang pada

taraf selanjutnya meningkatkan risiko penyakit jantung koroner.

e. Diabetes melitus

Diabetes melitus pada dasarnya merupakan suatu gangguan metabolisme.Dalam

kasus diabetes, produksi insulin oleh pankreas berkurang, atau mungkin terhenti

sama sekali. Oleh karena itu, kadar gula dalam darah meningkat hingga melampaui

batas sesudah makan. Selain gangguan metabolisme gula, konversi lemak oleh tubuh

juga terganggu sehingga menyebabkan kadar lemak dalam darah meningkat

(Srinilawati,dkk.,2008)

2.3. Obat-Obat Penurun Kolesterol

Adapun obat-obat penurun kolesterol adalah:

A. Inhibitor HMG-KoA reduktase (statin)

adalah obat penurun lipid yang paling baru. Obat ini sangat efektif dalam

menurunkan angka kejadian penyakit koroner dan mortalitas total. Statin

mempunyai sedikit efek samping dan saat ini biasanya merupakan obat pilihan

pertama. Inhibitor HMG-KoA reduktase memblok sintesis kolesterol dalam hati

(yang mengambil sebagian besar obat). Hal ini menstimulasi ekspresi lebih banyak

enzim, cenderung untuk mengembalikan sintesis kolesterol menjadi normal bahkan

Page 21: (Orthosiphon stamineus) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35783/1/... · Benth., dan mempunyai sinonim Orthosiphon aristatus Miq., Orthosiphon

21

pada saat terdapat obat. Akan tetapi, efek kompensasi ini tidak lengkap dan

pengurangan kolesterol dalam hepatosit menyebabkan peningkatan ekspresi

reseptor LDL, yang meningkatkan bersihan kolesterol dari plasma. Bukti kuat

bahwa statin menurunkan kolesterol plasma, terutama dengan meningkatkan jumlah

reseptor LDL, adalah kegagalan obat untuk bekerja pada pasien dengan

hiperkolesterolemia familial homozigot (yang tidak mempunyai reseptor LDL).

Efek samping jarang terjadi, salah satu yang utama adalah miopati. Insidensi

miopati meningkat pada pasien yang menerima terapi kombinasi dengan asam

nikotinat atau fibrat. Statin tidak boleh diberikan selama kehamilan karena

kolesterol penting untuk perkembangan normal fetus.

B. Resin pertukaran anion.

Kolestiramin dan kolestipol adalah bubuk yang digunakan dengan cairan . Kedua

obat ini meningkatkan ekskresi asam empedu, menyebabkan lebih banyak

kolesterol yang diubah menjadi asam empedu. Penurunan konsentrasi kolesterol

hepatosit menyebabkan kompensasi peningkatan aktivitas HMG-KoA reduktase

dan jumlah reseptor LDL. Tampaknya peningkatan ekspresi reseptor LDL hati

merupakan mekanisme utama resin menurunkan kolesterol plasma, karena resin

tidak bekerja pada pasien dengan hiperkolestrolemia familial homozigot. Efek

samping terbatas pada usus, karena resin tidak diabsorpsi, dan mencakup rasa

penuh, rasa tidak nyaman pada perut, diare, dan konstipasi.

C. Asam Nikotinat

mengurangi pelepasan VLDL dan kemudian menurunkan trigliserida plasma

(sekitar 30-50%). Asam nikotinat juga menurunkan kolesterol sebanyak (10-20%)

dan meningkatkan HDL. Asam nikotinat merupakan obat penurun lipid pertama

untuk mengurangi mortalitas keseluruhan pada pasien dengan penyakit arteri

koroner, namun penggunaannya dibatasi oleh efek yang tidak diharapkan yang

meliputi kemerahan yang diperantarai prostaglandin, pusing, dan palpitasi. Saat ini

asam nikotinat hampir tidak pernah digunakan.

D. Fibrat (misalnya gemfibrozil, bezafibrat) menghasilkan penurunan ringan pada

LDL (sekitar 10%) dan peningkatam HDL (sekitar 10%). Sebaliknya, fibrat

menyebabkan penurunan yang bermakna pada trigliserida plasma (sekitar 30%).

Fibrat bekerja sebagai ligan untuk reseptor transkripsi nukleus, reseptor alfa

Page 22: (Orthosiphon stamineus) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35783/1/... · Benth., dan mempunyai sinonim Orthosiphon aristatus Miq., Orthosiphon

22

peroksisom yang diaktivasi proliferator (PPAR- , peroxisom proliferator-activated

receptor alpha), dan menstimulasi aktivitas lipoprotein lipase. Fibrat merupakan

obat lini pertama pada pasien dengan kadar trigliserida plasma yang sangat tinggi

yang berisiko mengalami pankreatitis. Semua fibrat dapat menyebabkan sindrom

seperti miositis. Insidensi miositis meningkat dengan penggunaan bersama inhibitor

HMG-KoA dan kombinasi tersebut sebaiknya dihindari.

E. Inhibitor pada absorbsi kolesterol usus.

Ezetimibe menurunkan penyerapan kolesterol (dan fitosterol) dan menurunkan

kolesterol LDL sekitar 18%) dengan sedikit perubahan pada kolesterol HDL. Hal

ini mungkin sinergis dengan statin sehingga menjadi terapi kombinasi yang baik

(Neal,M.J.,2006).

2.4 Simvastatin

2.4.1 Definisi

Simvastatin adalah obat golongan statin, digunakan untuk menurunkan

kolesterol (agen hipolipidemik) pada keadaan hiperkolesterolemi dan juga dapat

mencegah penyakit kardiovaskular. Statin saat ini merupakan hipolipidemik yang

paling efektif dan aman (Suyatna, 2007).

2.4.2 Farmakodinamik

Statin bekerja dengan cara menghambat sintesis kolesterol dalam hati, dengan

menghambat enzim HMG-KoA reduktase (Suyatna, 2007). HMG-KoA reduktase

memperantarai langkah pertama biosintesis sterol (Katzung, 1997). Akibat

penurunan sintesis kolesterol ini maka SREBP (sterol regulatory elementbinding

protein) yang terdapat pada membran dipecah oleh protease, lalu diangkut ke

nukleus. Faktor-faktor transkripsi kemudian akan berikatan dengan gen reseptor

LDL, sehingga terjadi peningkatan sintesis reseptor LDL. Peningkatan jumlah

reseptor LDL pada membran sel hepatosit akan menurunkan kadar kolesterol darah

lebih besar lagi. Selain LDL, VLDL dan IDL juga menurun, sedangkan HDL

meningkat (Suyatna, 2007). Karena obat ini diekstraksi paling banyak di dalam hati,

efek utama obat ini pada hati. Aktivitas pada hati beberapa turunan tampaknya dapat

disebabkan perbedaan spesifisitas jaringan untuk ambilan obat. Selama pengobatan

Page 23: (Orthosiphon stamineus) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35783/1/... · Benth., dan mempunyai sinonim Orthosiphon aristatus Miq., Orthosiphon

23

dapat terjadi penurunan sedang trigliserida plasma dan peningkatan ringan kadar

HDL kolesterol (Katzung, 1997).

Statin menurunkan kejadian penyakit jantung koroner fatal dan nonfatal,

stroke, dan angka mortalitas totalnya (Suyatna, 2007).

2.4.3 Farmakokinetik

Semua statin, kecuali lovastatin dan simvastatin berada dalam bentuk asam β-

hidroksi. Kedua statin yang disebut di atas merupakan prodrug dalam bentuk lakton

dan harus dihidrolisis lebih dahulu menjadi bentuk aktif asam β-hidroksi. Statin

diabsorpsi sekitar 40-75%, kecuali fluvastatin yang diabsorpsi hampir sempurna.

Semua obat mengalami metabolisme lintas pertama di hati. Obat-obat ini sebagian

besar terikat protein plasma. Sebagian besar produk degradasi dieksresi melalui feses

dan kurang dari 10% dalam urin. Kadar puncak lovastatin dalam plasma terlihat 2-4

jam sesudah pemberian oral tunggal. Sesudah 3 hari dengan pemberian 1x sehari,

mantap akan tercapai dan kadar plasma 1½x kadar puncak pada pemberian tunggal.

Kadar tetinggi bisa didapat bila lovastatin diberikan bersama makanan. Lovastatin

agaknya tidak menginduksi sitokrom P450 (Suyatna, 2007).

2.4.4 Efek Samping

Efek samping statin yang potensial berbahaya adalah miopati dan

rabdomiolisis. Efek samping lain yang dapat terjadi adalah gangguan saluran cerna,

sakit kepala, rash, neuropati perifer dan sindroma lupus (Suyatna, 2007).

Page 24: (Orthosiphon stamineus) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35783/1/... · Benth., dan mempunyai sinonim Orthosiphon aristatus Miq., Orthosiphon

24

BAB III. METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian akan dilakukan di Laboratorium Penelitian I, Laboratorium

Biokimia/Patologi Klinik dan Animal House Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada bulan Mei hingga Oktober2015.

3.2 Rancangan Penelitian

Desain penelitian ini adalah eksperimental laboratorium dengan rancangan

penelitian acak lengkap. Kegiatan yang dilakukan adalah pembuatan ekstrak dan

karakterisasi (organoleptis, kadar air, susut pengeringan, kadar abu, residu pelarut),

pengamatan berat badan tikus, uji aktivitas terhadap kadar kolesterol total,

trigliserida, LDL, HDL plasma darah dan pemeriksaan histopatologi aorta tikus

berupa pengukuran tebal aorta pada tikus putih jantan yang diberi diet tinggi lemak

dan kolesterol dibandingkan dengan kontrol.

3.3 Alat dan Bahan Penelitian

3.3.1 Alat

Blender, timbangan, rotary evaporator, oven, timbangan analitik, waterbath,

hot plate, bejana maserasi, kapas, kertas saring, aluminium foil, sonde, tabung

Eppendorf, syringe, yellow tips, blue tips, pipa kapiler, spektrofotometer

3.3.2 Bahan

Bahan Uji : Simplisia herba kumis kucing, yang diperoleh dari PT.Karya Sari Jl.

Klamono A5 No. 4 Jatiwaringin Asri, Pondok gede 17411, Bekasi, Indonesia

Hewan Uji : 80 ekor tikus galur wistar yang berumur ± 3 bulan dengan berat badan

sekitar 150-250 gram, yang diperoleh dari fakultas kedokteran hewan, IPB Bogor.

Bahan Kimia : Reagen Kit kolesterol ELITech, kit kolesterol HDL dan Trigliserida

dari Diagnostic Systems International (Diasys), pelarut (etanol 96% dan aquadest),

Na-CMC, eter,

Bahan lainnya : Obat Simvastatin, pakan untuk induksi hiperkolesterol yang

diberikan berupa diet tinggi lemak sebanyak 5500 g mengandung : 3000 g diet

Page 25: (Orthosiphon stamineus) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35783/1/... · Benth., dan mempunyai sinonim Orthosiphon aristatus Miq., Orthosiphon

25

standar (55%) dicampur dengan 250 g (5%)kuning telur bebek, kelapa sawit 500 g

(9%), tepung terigu 1250 g (22%), 500 g (9%) lemak domba/sapi dan air panas

(Ratnawati & Widowati, 2011)

3.4 Prosedur Kerja

3.4.1 Pembuatan Ekstrak etanol herba kumis kucing

Simplisia herba kumis kucing (Orthosiphone stamineus Benth) yang telah

dihaluskan diekstraksi menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 96%.

Serbuk yang diperoleh setelah dihaluskan ditimbang sebanyak 1,5 kg dan

ditambahkan pelarut etanol 96% kedalam bejana tersebut kurang lebih hingga 2 cm

diatas permukaan serbuk. Pelarut diganti setiap 3 hari sekali dan pengadukan

dilakukan setiap harinya 2-3 kali sehari. Hasil maserat yang didapatkan kemudian

disaring dan dipekatkan menggunakan rotary evaporator. Ekstrak kental yang

diperoleh dikeringkan menggunakan oven vakum selama 5 hari hingga didapatkan

ekstrak kering. Perhitungan randemen dihitung dari ekstrak kental yang diperoleh

sebelumnya.

%Randemen=

3.4.2 PengujianParameter Ekstrak

Pengujian parameter ekstrak yang dilakukan adalah parameter non spesifik

meliputi susut pengeringan dan kadar abu, dan parameter spesifik yaitu identitas

ekstrak, organoleptis.

a). Penetapan Susut Pengeringan

Ekstrak ditimbang sebanyak 1 g dan dimasukkan ke dalam botol timbang

dangkal bertutup yang sebelumnya telah dipanaskan pada suhu 1050C selama 30

menit dan telah ditara.Ekstrak yang ditimbang diratakan dalam botol timbang

kemudian dimasukkan kedalam oven, sebelumnya tutup botol timbang dibuka dan

dikeringkan pada suhu 1050C hingga bobot tetap. Sebelum setiap pengeringan, botol

dibiarkan dalam keadaan tertutup mendingin dalam eksikator hingga suhu kamar

(Depkes RI,2000).

Page 26: (Orthosiphon stamineus) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35783/1/... · Benth., dan mempunyai sinonim Orthosiphon aristatus Miq., Orthosiphon

26

b). Penetapan kadar abu

1 gram ekstrak yang telah digerus dan ditimbang, dimasukkan kedalam krus

silikat yang telah dipijarkan dan ditara, kemudian diratakan. Pijarkan perlahan-lahan

hingga arang habis, dinginkan, timbang (Depkes, 2000).Hitung kadar abu dengan

rumus sebagai berikut:

% Kadar abu=

Keterangan :

A : Berat cawan kosong

B : Berat cawan kosong + berat ekstrak sebelum dipanaskan

C : Berat cawan kosong + berat ekstrak setelah dikeringkan

c). Pemeriksaan Identitas Ekstrak

Diidentifikasi dengan tata nama yang meliputi nama ekstrak, nama latin

tumbuhan, bagian tumbuhan yang digunakan,nama Indonesia tumbuhan, serta

senyawa marker tumbuhan (Depkes, 2000).

d). Pemeriksaan Organoleptis

Diidentifikasi menggunakan panca indera untuk mengetahui bentuk, warna,

bau, dan rasa (Depkes, 2000).

3.4.3 Persiapan Hewan Uji

Penelitian ini menggunakan 36 tikus jantan yang diinduksi menjadi

hiperkolesterol, yang telah dibagi secara acak dalam 6 kelompok perlakuan dengan

masing-masing kelompok 5 ekor tikus.

Tabel 1. Pembagian hewan uji untuk tikus normal kolesterol

Kelompok Jumlah Perlakuan

1 5 Kontrol normal diberikan suspensi Na-CMC 1%

2 5 Kontrol positif diberikan suspensi simvastatin

3 5 Diberikan ekstrak herba kumis kucing 250 mg/kgBB

4 5 Diberikan ekstrak herba kumis kucing 500 mg/kgBB

5 5 Diberikan ekstrak herba kumis kucing 500 mg/kgBB

Page 27: (Orthosiphon stamineus) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35783/1/... · Benth., dan mempunyai sinonim Orthosiphon aristatus Miq., Orthosiphon

27

Tabel 2. Pembagian hewan uji untuk tikus hiperkolesterol

Kelompok Jumlah Perlakuan

1 5 Kontrol normal diberikan suspensi Na-CMC 1%

2 5 Kontrol negatif, diberikan pakan tinggi kolesterol

3 5 Kontrol positif diberikan pakan tinggi kolesterol, dan

suspensi simvastatin

4 5 Diberikan pakan tinggi kolesterol dan ekstrak herba

kumis kucing 250 mg/kgBB

5 5 Diberikan pakan tinggi kolesterol dan ekstrak herba

kumis kucing 500 mg/kgBB

6 5 Diberikan pakan tinggi kolesterol dan ekstrak herba

kumis kucing 1000 mg/kgBB

3.4.4. Penentuan Dosis Ektrak Herba Kumis Kucing

Dosis ekstrak etanol 96% herba kumis kucing yang digunakan yaitu

250mg/kg BB, 500 mg/kg BB, dan 1000 mg/kg BB. Pemilihan dosis berdasarkan

dosis yang telah digunakan pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sriplang

et al.,2007). Volume larutan uji yang diberikan dibuat 2 ml yang disesuaikan

dengan berat badan tikus.

3.4.5 . Penimbangan Berat Badan

Hewan uji yang telah dikelompokkan dan diberi perlakuan, dilakukan

pengamatan berat badan dengan cara menimbang semua hewan uji pada setiap

kelompok. Pengamatan peningkatan berat badan dilakukan perminggu atau pada hari

ke-0, 7, 14, 21, 28, 35, 42, 49, 56.

Page 28: (Orthosiphon stamineus) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35783/1/... · Benth., dan mempunyai sinonim Orthosiphon aristatus Miq., Orthosiphon

28

3.4.6. Pembuatan makanan hiperkolesterol

Formula : Kuning telur 80%

Larutan sukrosa 65% 15%

Lemak hewan 5%

Makanan hiperkolesterol dibuat dalam bentuk emulsi, semua bahan dicampur dan

diaduk hingga homogen. Makanan dibuat baru setiap hari. Volume administrasi oral

yang diberikan adalah 2 ml/200gramBB tikus.

Pakan dibuat dengan total volume 100 ml, perhitungan komposisi pakan sebagai

berikut :

Kuning telur : 80 g / 100 ml x 100 ml = 80 g

Larutan sukrosa 65% : 15 g / 100 ml x 100 ml = 15 g

Lemak hewan : 5 g / 100 ml x 100 ml = 5 g

3.4.7. Pengujian Kolesterol, HDL, LDL dan trigliserida

a. Setiap hari semua tikus diberi pakan standar 120 gram/6 ekor tikus dan

aquadest.

b. Sebelum diberikan perlakuan, masing-masing tikus diukur kadar kolesterol

total.

c. Untuk perlakuan pada tikus normal nonhiperkolesterol, masing-masing

kelompok uji diberikan perlakuan selama 20 hari. Pada hari ke 21 setelah

pemberian ekstrak herba kumis kucing dilakukan pengambilan darah tikus

pada semua kelompok melalui sinus orbitalis pada mata, kemudian dilakukan

pengukuran kadar kolesterol total pada darah tikus. Sebelumnya tikus

dipuasakan selama 12 jam.

d. Untuk perlakuan pada tikus hiperkolesterol, masing-masing kelompok uji

kecuali kontrol normal, diinduksi dengan pakan tinggi kolesterol selama 14

hari kemudian diukur kadar kolesterolnya, jika sudah terjadi kenaikan kadar

kolesterol maka masing-masing kelompok diberi perlakuan (kelompok kontrol

negatif tetap diberikan pakan tinggi kolesterol, kelompok kontrol positif diberi

simvastatin dan kelompok uji diberi ekstrak etanol kumis kucing dosis 250,

500 dan 1000 mg/kgBB selama 14 hari (hari ke 15 sampai hari ke-28). Pada

hari ke-29 dilakukan pengambilan darah dan diukur kolesterol totalnya

Page 29: (Orthosiphon stamineus) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35783/1/... · Benth., dan mempunyai sinonim Orthosiphon aristatus Miq., Orthosiphon

29

3.4.8. Cara Pengambilan Darah

Tikus dipuasakan 12 jam sebelum dilakukan pengambilan darah.

Pengambilan darah dilakukan sebanyak 2 kali, yaitu sebelum perlakuan dan setelah

perlakuan. Pengambilan darah dilakukan dengan cara tikus dianestesi terlebih dahulu

menggunakan eter lalu dipegang dan dijepit bagian tengkuk dengan jari tangan.

Tikus dikondisikan senyaman mungkin, kemudian pipa kapiler digoreskan pada

retro-orbital pleksus.Pipa kapiler diputar sampai melukai pleksus, lalu darah

ditampung pada tube EDTA untuk tujuan pengambilan plasma darah . Darah yang

diambil dari setiap mata tikus berkisar antara 1-1,5ml. Darah didiamkan selama 15

menit dan disentrifus selama 15 menit dengan kecepatan 3000 rpm. Plasma darah

yang diperoleh dipipet menggunakan pipet mikro dan dimasukkan ke dalam tabung

Effendorf lalu disimpan pada suhu -200C.

3.4.9. Cara Pengukuran Kadar Kolesterol

Pengukuran kadar kolesterol total, LDL, HDL dan trigliserida tikus dilakukan

sebelum perlakuan (hari ke-0), setelah induksi (hari ke-15) dan setelah pemberian

sediaan uji (hari ke-30) menggunakan spektrofotometer UV.

Pengukuran kadar kolesterol total tikus dilakukan dengan metode enzimatis

dengan larutan pereaksi kolesterol ELITech yang mengandung buffer, fenol, sodium

kolat, 4-aminoantipirin, kolesterol esterase, kolesterol oksidase dan peroksidase.

Plasma darah dipipet menggunakan mikropipet sebanyak 0,01 l dimasukkan ke

dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan larutan pereaksi kolesterol ELITech

sebanyak 1 ml dan dibiarkan selama 20 menit pada suhu kamar. Sebagai blanko

digunakan pereaksi kolesterol ELITech sebanyak 1 ml dan aquadest 0,01 ml, dan

sebagai standar digunakan 0,01ml standar kolesterol dan 1 ml reagen kolesterol

ELITech. Kemudian diukur absorbansinya menggunakan spektrofotometer UV-

visibel pada panjang gelombang 500 nm (Dachriyanus et al.,2007). Untuk

mengetahui kadar kolesterol total dihitung menggunakan rumus:

(200 mg/dl)

Page 30: (Orthosiphon stamineus) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35783/1/... · Benth., dan mempunyai sinonim Orthosiphon aristatus Miq., Orthosiphon

30

3.5 Pengolahan Data

Data yang diperoleh diolah secara statistik menggunakan SPSS. Analisis yang

dilakukan adalah kenormalan dan uji homogenitas . Kemudian untuk melihat

hubungan antara kelompok perlakuan, dilakukan analisis varian satu arah (ANOVA)

jika data terdistribusi normal dan homogen. Jika terdapat perbedaan signifikan antar

kelompok, dilakukan analisis uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Namun, jika data tidak

terdistribusi normal dan homogen maka dilakukan analisis Kruskal-Wallis. Untuk

melihat adanya perbedaan digunakan Mann Whitney

Page 31: (Orthosiphon stamineus) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35783/1/... · Benth., dan mempunyai sinonim Orthosiphon aristatus Miq., Orthosiphon

31

4.5 Alur Penelitian

2

m

i

n

g

g

u

Tikus Putih

(n=80

Masa aklitimasi 2 minggu

Kontrol Normal

(n=6)

Kelompok Perlakuan

(n=18)

Induksi pakan hiperkolesterol selama 2 minggu

Periksa kadar kolesterol total, LDL, HDL, trigliserida

Na-CMC

P1 : Ekstrak 250 mg/ml

Analisa data

Kontrol positif

(n=6)

Kontrol negatif

(n=6)

Kelompok P1

Kelompok P2

Kelompok P3

Simvastatin Induksi

hiperkolesterol

Periksa kadar kolesterol total, LDL, HDL, trigliserida

P3 : Ekstrak 1000 mg/ml

P2 : Ekstrak 500 mg/ml

Periksa kadar kolesterol total, LDL, HDL, trigliserida

Page 32: (Orthosiphon stamineus) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35783/1/... · Benth., dan mempunyai sinonim Orthosiphon aristatus Miq., Orthosiphon

32

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Ekstraksi Herba Kumis Kucing (Orthosiphon stamineus Benth.)

Dari 1500 g serbuk herba kumis kucing yang diekstraksi diperoleh ekstrak

kental sebanyak 133 g sehingga randemen yang diperoleh yaitu 8,87 % (lampiran

10). Randemen merupakan perbandingan ekstrak yang diperoleh dengan simplisia

awal.Menurut Farmakope herbal randemen ekstrak dari daun kumis kucing tidak

kurang dari 8,7%, dan hasil randemen yang diperoleh pada penelitian ini adalah

8,87%. Metode maserasi yang digunakan dalam proses ektraksi ini dipilih karena

maserasi merupakan metode sederhana dan baik untuk senyawa-senyawa yang tidak

tahan terhadap pemanasan. Pemilihan pelarut etanol 96% sebagai pelarut yang

digunakan dalam proses ekstraksi ialah karena senyawa sinensetin yang merupakan

salah satu senyawa golongan flavonoid yang menjadi senyawa marker dalam

tanaman kumis kucing (Himani et al., 2013) dan juga memiliki peran dalam

metabolisme lipid dalam jaringan adiposa (Kang S.I., Shin H.S., and Kim S.J., 2015),

larut dengan baik dalam pelarut ini. Hal ini berdasarkan hasil penelitian yang telah

dilakukan oleh Arifianti et al pada tahun 2014 yang menyatakan bahwa rerata kadar

sinensetin tertinggi dalam ekstrak daun Orthosiphon stamineus Benth diperoleh pada

kelompok ekstrak dengan pelarut pengekstraksi etanol 96%. Selain itu, pelarut ideal

yang sering digunakan adalah alkohol atau campurannya dengan air yang merupakan

pelarut pengekstraksi yang mempunyai extractive power yang terbaik untuk hampir

semua senyawa yang mempunyai berat molekul rendah seperti alkohol, saponin dan

flavonoid.

Pengukuran kadar sinensetin dalam ekstrak herba kumis kucing dilakukan

untuk memastikan ekstrak yang digunakan dalam penelitian mengandung senyawa

marker (sinensetin) dengan kadar sesuai standar yang telah ditetapkan. Kadar

sinensetin yang diperoleh dalam ekstrak herba kumis kucing adalah sebesar 0,075%.

Hasil pengukuran kadar sinensetin tersebut menunjukkan nilai yang lebih rendah dari

standar ekstrak daun kumis kucing yang menurut Depkes (2008) adalah tidak kurang

dari 1,10%. Hal ini dapat disebabkan oleh ekstrak yang digunakan dalam penelitian

adalah ekstrak herba kumis kucing yang terdiri dari semua bagian tanaman yang

berada diatas tanah, sedangkan sinensetin lebih banyak terdapat dalam ekstrak daun

Page 33: (Orthosiphon stamineus) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35783/1/... · Benth., dan mempunyai sinonim Orthosiphon aristatus Miq., Orthosiphon

33

(Olah et al., 2003). Beberapa faktor lain seperti bagian tanaman yang diambil, umur

tanaman, kondisi tempat tumbuh, waktu pemanenan dan proses pengeringan

simplisia juga dapat mempengaruhi kadar senyawa kimia dalam tanaman

(Wulandari, 2011).

Parameter non-spesifik merupakan suatu aspek yang berfokus pada aspek

kimia, mikrobiologi dan fisis yang akan mempengaruhi keamanan konsumen dan

stabilitas. Standarisasi parameter non-spesifik yang dilakukan ialah kadar susut

pengeringan dan kadar abu. Parameter susut pengeringan bertujuan untuk

memberikan batasan maksimal (rentang) tentang besarnya senyawa yang hilang pada

proses pengeringan. Parameter kadar abu bertujuan memberikan gambaran

kandungan mineral internal dan eksternal yang berasal dari proses awal sampai

terbentuknya ekstrak. Pada pengujian parameter ekstrak tersebut diperoleh hasil

susut pengeringan sebesar 0,948% dan kadar abu 12,587%. Perhitungan uji

parameter esktrakdapat dilihat pada lampiran 10. Menurut farmakope herbal kadar

susut pengeringan dari daun Orthosiphone stamineus tidak lebih dari 12% dan hasil

yang diperoleh sebesar 0,948%. Hal ini menunjukkan bahwa besarnya senyawa yang

hilang pada proses pengeringan sangat kecil. Dan untuk kadar abu total dari ekstrak

kental daun Orthosiphone stamineus tidak kurang dari 9%, namun hasil yang

didapatkan adalah 12,587%.Seperti yang diketahui kumis kucing mengandung

senyawa mineral yang sebagian besarnya adalah mineral kalium (Awale et al.,2001

yang dikutip dari Arifianti et al.,2014). Kandungan mineral kalium dalam daun segar

kumis kucing yaitu sekitar 600-700 mg/100g daun segar (Anon,2001 yang dikutip

dari Almatar et al.,2013).

Tabel 1. Hasil Pengujian Parameter Ekstrak

Parameter

Standarisasi

Jenis Hasil

Spesifik Identitas Ekstrak Nama Ekstrak: Kumis kucing

Nama Latin : Orthosiphon stamineus

Benth

Bagian tanaman yang digunakan :

Herba

Senyawa Identitas : Sinensetin

Organoleptis Bentuk : kental

Warna : coklat kehitaman

Rasa : Pahit

Page 34: (Orthosiphon stamineus) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35783/1/... · Benth., dan mempunyai sinonim Orthosiphon aristatus Miq., Orthosiphon

34

Bau : Khas

Pengukuran Sinensetin 0.075 %

Nonspesifik Susut pengeringan 0,948%

Kadar abu 12,587%

2. Hasil Pengujian kolesterol total, HDL dan trigliserida

Pada penelitian ini menggunakan tikus putih sebagai subjek penelitian. Tikus

yang digunakan adalah tikus jantan galur Sparague-Dawley yang berusia 3-4 bulan

dengan berat badan sekitar 150-250 g. Tikus putih banyak digunakan pada

penelitian-penelitian toksikologi, metabolisme lemak, obat-obatan maupun

mekanisme penyakit infeksius. Tikus putih baik digunakan dalam penelitian karena

mudah dipelihara, mudah berkembang biak sehingga cepat mendapatkan hewan coba

yang seragam dan mudah dikelola dilaboratorium (Berata et al.,2010). Selain itu

tikus putih pada umumnya tenang,mudah ditangani, tidak bersifat fotofobik, dan

aktivitasnya tidak demikian terganggu dengan adanya manusia disekitarnya. Sebelum

digunakan untuk penelitian,tikus diaklimatisasi selama dua minggu agar dapat

menyesuaikan diri dengan lingkungan. Selama proses aklimatisasi, tikus diamati

aktivitasnya maupun kondisi fisiknyasetiap hari, yaitu dengan cara menimbang berat

badan tikus dan melihat apakah ada luka atau tidak pada hewan. Selama proses

aklimatisasi hingga akhir penelitian berat badan tikus menunjukkan kenaikan setiap

harinya, kecuali pada akhir penelitian dimana berat badan tikus kontrol positif

mengalami penurunan.

Pada penelitian ini digunakan dua kontrol yaitu kontrol normal dan positif.

Kontrol normal diperlukan untuk mengetahui kadar kolesterol total darah tikus

selama uji. Sedangkan kontrol positif menggunakan simvastatin diperlukan untuk

melihat pengaruh obat antikolesterol yang telah terbukti khasiatnya menurunkan

kadar kolesterol. Karena simvastatin tidak larut dalam air, maka disuspensikan

dengan Na CMC 1%. Sebelum pemberian perlakuan pada tikus, dilakukan

pengukuran kadar kolesterol darah awal sebelum perlakuan . Hal ini dilakukan untuk

memperoleh data kolesterol yang akan digunakan sebagai pembanding pada saat

tikus telah diberikan perlakuan. Dari data yang diperoleh, kadar kolesterol total

masing-masing tikus sebelum perlakuan menunjukkan normal. Adapun kadar

Page 35: (Orthosiphon stamineus) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35783/1/... · Benth., dan mempunyai sinonim Orthosiphon aristatus Miq., Orthosiphon

35

kolesterol total normal tikus adalah 40-130 mg/dl (Malole dan Sri.,1989).Pada hari

ke 15 diberikan perlakuan dengan pemberian bahan uji dan pembanding pada

masing-masing tikus normal. Ekstrak herba kumis kucing yang telah disuspensikan

terlebih dahulu dengan NaCMC 1% diberikan dalam 3 variasi dosis yaitu dosis 250

mg/kg berat badan, 500 mg/kg berat badan dan 1000 mg/kg berat badan. Dosis ini

dipilih berdasarkan dosis yang digunakan pada penelitian efek ekstrak air

Orthosiphon stamineus Benth terhadap kadar glukosa dan profil lipid pada tikus

normal dan tikus yang diinduksi streptozotocin. Untuk kelompok normal diberikan

suspensi NaCMC 1% dan untuk kelompok kontrol positif diberikan simvastatin

dengan dosis 10 mg/kg berat badan. Dosis ini diambil berdasarkan dosis lazim yang

sering digunakan pada manusia sebagai obat antikolesterol yang kemudian

dikonversikan ke dalam dosis tikus dengan rumus HED. Dosis simvastatin yang

digunakan pada tikus ialah 1,03 kg/BB. Bahan uji diberikan secara oral mengunakan

sonde lambung yang diberikan pada interval satu hari sekali di pagi hari. Perlakuan

diberikan selama 20 hari.

Untuk pengujian pada tikus hiperkolesterol, metode yang digunakan untuk uji

penurunan kadar kolesterol darah yaitu dengan cara tikus dibuat hiperkolesterol yang

diinduksi dengan pemberian makanan hiperkolesterol dengan komposisi makanan

yang terdiri dari kuning telur (80%), larutan sukrosa 65% dalam air (15%), dan

lemak hewan (5%) (Purwanti, 2012). Komposisi makanan hiperkolesterol tersebut

dipilih karena mengandung lemak yang tinggi sehingga dapat meningkatkan kadar

kolesterol dan trigliserida. Ayuningtyas dan Arifah (2012) menyebutkan pada

penelitian sebelumnya, bahwa penambahan lemak dalam pakan dapat meningkatkan

kadar kolesterol total dan trigliserida tikus. Tikus diinduksi dengan makanan

hiperkolesterol selama 14 hari terhadap semua kelompok perlakuan kecuali

kelompok normal. Selanjutnya tikus diberikan suspensi ekstrak uji dalam berbagai

dosis. Metode ini digunakan karena merupakan metode yang mudah dan umum

digunakan pada uji efek penurunan kadar kolesterol total darah tikus. Pengukuran

kadar kolesterol total darah tikus dilakukan sebanyak tiga kali yaitu kadar kolesterol

total sebelum pemberian makanan hiperkolesterol (hari ke-0), kadar kolesterol total

setelah pemberian makanan hiperkolesterol (hari ke-15), dan kadar kolesterol total

setelah pemberian ekstrak uji (harike-29).

Page 36: (Orthosiphon stamineus) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35783/1/... · Benth., dan mempunyai sinonim Orthosiphon aristatus Miq., Orthosiphon

36

Pengukuran kadar kolesterol total darah tikus dilakukan dengan metode

enzimatis dengan larutan pereaksi kolesterol ELITech menggunakan alat

spektrofotometer pada panjang gelombang 500 nm. Plasma yang digunakan

ditambahkan dengan larutan pereaksi kolesterol. Pada penambahan ini akan terjadi

reaksi dimana enzim kolesterol esterase akan menghidrolisis kolesterol ester menjadi

kolesterol bebas dan asam lemak. Enzim kolesterol oksidase akan mengoksidasi

kolesterol bebas menjadi koles-4-en-3-one dan hidrogen peroksida.Selanjutnya

hidrogen peroksida akan bereaksi dengan 4-aminoantipirin dan fenol membentuk

komplek quinoneimine yang berwarna merah (Anonim.,2014). Warna yang terbentuk

diukur serapannya dengan spektrofotometer UV-visibel pada panjanggelombang 500

nm (Dachriyanus dkk., 2007).

Kadar kolesterol total darah tikus normal dapat dilihat pada Tabel 3, bahwa

rata-rata kadar kolesterol total plasma darah tikus setelah diberi perlakuan

menunjukkan kadar yang lebih rendah dari pada sebelum diberi perlakuan kecuali

pada kontrol normal, namun masih dalam rentang kadar normal (40-130 mg/dl).

Hasil analisa statistik diperoleh bahwa kelompok kontrol positif dan kelompok uji

dosis 250, 500, dan 1000 mg/kgBB memiliki perbedaan yang signifikan (p<0.05)

terhadap kontrol normal. Namun dari ketiga variasi dosis ekstrak etanol herba kumis

kucing yang diberikan tidak memiliki perbedaan yang bermakna dalam penurunan

kolesterol total tikus normal. Hal ini menjelaskan bahwa peningkatan dosis tidak

memberikan aktivitas yang berbeda.

Berdasarkan data persentase penurunan kadar kolesterol total tikus (Tabel 6)

diketahui bahwa semua kelompok uji dosis ekstrak herba kumis kucing (250

mg/kgBB, 500 mg/kgBB, dan 1000 mg/kgBB) menunjukkan penurunan kadar

kolesterol total yang signifikan jika dibandingkan dengan kontrol normal. Namun

jika dibandingkan dengan kontrol positif, kelompok uji dosis 500 mg/kgBB memiliki

persentase penurunan kolesterol total yang hampir sama, maka dari itu dapat

disimpulkan pemberian ekstrak etanol herba kumis dosis 500 mg/kgBB memiliki

efek yang sama dengan simvastatin pada tikus normal. Namun berdasarkan uji

statistik, perbedaan persentase penurunan tersebut tidak berbeda secara bermakna.

Jika dibandingkan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Umbare et al(2007)

tentang efek ekstrak etanol 95% dari kulit batang Orthosiphone stamineus Benth

Page 37: (Orthosiphon stamineus) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35783/1/... · Benth., dan mempunyai sinonim Orthosiphon aristatus Miq., Orthosiphon

37

dengan dosis 500 dan 750 mg/kgBB mampu menurunkan kadar kolesterol total

masing-masing 20,32% dan 28,84%. Untuk kadar trigliserida ekstrak kulit batang dari

kumis kucing mampu menurunkan 26,6% dan 28,09%. Hal ini menunjukkan bahwa

ekstrak herba kumis kucing memiliki aktivitas yang lebih besar dalam menurunkan

kadar kolesterol total tikus dibandingkan dengan ekstrak kulit batang.

Tabel 3. Kadar kolesterol total pada tikus normal

Kel Kelompok Perlakuan Rata-rata Kadar Kolesterol Total (mg/dl) ± SD

Sebelum Perlakuan Setelah Perlakuan

1 Normal 78,42 ± 20,72 96,94 ± 19,77

2 Positif 98,32 ± 14,79 67,37 ± 15,17

3 Dosis 250 mg/kgBB 91,81 ± 21,71 71,12 ± 22,59

4 Dosis 500 mg/kgBB 100,58 ± 15,35 67,92 ± 14,27

5 Dosis 1000 mg/kgBB 105,85 ± 15,35 52,67 ± 9,64

Tabel 4.Persentase Penurunan Kadar Kolesterol Total pada tikus normal kolesterol

Tabel 5. Kadar Kolesterol HDL pada tikus normal

Kel Kelompok Perlakuan Rata-rata Kadar Kolesterol HDL (mg/dl) ± SD

Sebelum Perlakuan Setelah Perlakuan

1 Positif 18,549 24,808

2 Dosis 500 mg/kgBB 12,761 16,802

3 Dosis 1000 mg/kgBB 12,724 17,346

Kelompok Persentase Penurunan Kadar Kolesterol Total Tikus

Setelah Perlakuan(%)

Normal -23,614

Positif 31,485

Dosis 250 mg/kgBB 22,539

Dosis 500 mg/kgBB 32,476

Dosis 1000 mg/kgBB 50,241

Page 38: (Orthosiphon stamineus) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35783/1/... · Benth., dan mempunyai sinonim Orthosiphon aristatus Miq., Orthosiphon

38

Kadar kolesterol total darah tikus hiperkolesterol dapat dilihat pada Tabel 6.

Berdasarkan data tersebut, pemeriksaan kadar kolesterol total tikus sebelum

diinduksi makanan hiperkolesterol (hari ke-0) menunjukkan kadar kolesterol total

dalam rentang normal. Sedangkan data hasil uji statistik kenaikan kadar kolesterol

total tikus pada hari ke-15 setelah diberikan makanan hiperkolesterol, menunjukkan

bahwa kelompok yang diinduksi makanan hiperkolesterol memiliki kenaikan kadar

kolesterol total yang bermakna (p≤0,05) dibandingkan dengan kelompok kontrol

normal dan rata-rata kenaikan kadar kolesterol total tikus setelah diinduksi makanan

hiperkolesterol pada masing-masing kelompok perlakuan kecuali kelompok normal

menunjukkan kadar kolesterol total diatas rentang kadar normal.

Ekstrak herba kumis kucing menunjukkan persentase penurunan kadar

kolesterol total yang berbeda pada tiap dosis, namun berdasarkan uji statistik

perbedaan tersebut tidak bermakna. Hal ini menjelaskan bahwa kelompok uji

memiliki aktivitas yang sama untuk setiap dosis (250, 500, 1000 mg/kgBB) dalam

menurunkan kadar kolesterol total tikus. Hal tersebut menjelaskan bahwa

peningkatan dosis tidak memperlihatkan peningkatan aktivitas penurunan kadar

kolesterol total.

Tabel 6. Kadar kolesterol total pada tikus hiperkolesterol

Kel Kelompok Perlakuan Rata-rata Kadar Kolesterol Total (mg/dl) ± SD

Sebelum

Perlakuan

Setelah Induksi

hiperkolesterol

Setelah

Perlakuan

1 Normal 97,56 ± 11,25 106,77 ± 17,85 109,73 ± 4,809

2 Negatif 85,47 ± 17,865 135,94 ± 12,885 113,27 ± 9,225

3 Positif 64,64 ± 13,488 160,16 ± 12,278 87,80 ± 3,116

4 Dosis 250 mg/kgBB 87,50 ± 23,526 142,94 ± 15,936 89,05 ± 8,298

5 Dosis 500 mg/kgBB 76,43 ± 9,840 175,52 ± 6,724 91,20 ± 4,283

6 Dosis 1000 mg/kgBB 77,74 ± 30,375 131,25 ± 13,258 89,69 ± 9,384

Page 39: (Orthosiphon stamineus) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35783/1/... · Benth., dan mempunyai sinonim Orthosiphon aristatus Miq., Orthosiphon

39

Tabel 7. Kadar Kolesterol HDL pada tikus hiperkolesterol

Kel Kelompok Perlakuan Rata-rata Kadar Kolesterol HDL (mg/dl) ± SD

Sebelum Perlakuan Setelah Perlakuan

1 Negatif 17,237 ± 3,134 21,900 ± 3,155

2 Positif 16,126 ± 1,387 20,033 ± 7,152

3 Dosis 500 mg/kgBB 17,135 ±1,276 16,663 ± 1,932

4 Dosis 1000 mg/kgBB 15,730 ± 0,896 17,316 ± 4,537

Tabel 8. Kadar trigliserida pada tikus hiperkolesterol

Kel Kelompok Perlakuan Rata-rata Kadar Trigliserida (mg/dl) ± SD

Sebelum Perlakuan Setelah Perlakuan

1 Negatif 136,091 ± 70,822 121,482 ± 140,304

2 Positif 67,545 ± 21,256 29,774 ± 22,648

3 Dosis 500 mg/kgBB 64,091 ± 33,582 19,975 ± 15,172

4 Dosis 1000 mg/kgBB 83,182 ± 19,577 109,925 ± 38,068

Page 40: (Orthosiphon stamineus) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35783/1/... · Benth., dan mempunyai sinonim Orthosiphon aristatus Miq., Orthosiphon

40

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian uji pengaruh pemberian ekstrak etanol 96% herba kumis

kucing (Orthosiphone stamineus Benth) pada tikus normal dan tikus hiperkolesterol

diperoleh kesimpulan sbb :

1. Ekstrak dengan dosis 250 , 500 dan 1000 mg/kgBB mampu menurunkan kadar

kolesterol total tikus normal secara signifikan (p<0,05) terhadap kontrol normal,

dan masih dalam rentang kadar normal

2. Ekstrak dengan dosis 250 , 500 dan 1000 mg/kgBB mampu menurunkan kadar

kolesterol total tikus hiperkolesterol secara signifikan (p<0,05) terhadap kontrol

negatif

3. Ekstrak dengan dosis 250 , 500 dan 1000 mg/kgBB mampu meningkatkan

kadar HDL kolesterol dan menurunkan kadar trigliserida pada tikus normal dan

hiperkolesterol tetapi tidak ada perbedaan yang signifikan terhadap kontrol

normal

5.2 Saran

1. Perlu penelitian lebih lanjut mengenai efek penurunan kadar kolesterol total darah

tikus dari ekstrak etanol 96% herba kumis kucing (Orthosiphone stamineus) dengan

lama pemberian ekstrak yang berbeda.

2. Perlu dilakukan isolasi senyawa aktif dari tumbuhan kumis kucing yang berperan

dalam aktivitas antikolesterol

Page 41: (Orthosiphon stamineus) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35783/1/... · Benth., dan mempunyai sinonim Orthosiphon aristatus Miq., Orthosiphon

41

DAFTAR PUSTAKA

Arifianti, Lusiana, Rice Disi Oktarina dan Idha Kusumawati (2014). Pengaruh Jenis

Pelarut Pengekstraksi Terhadap Kadar Sinensetin Dalam Ekstrak Daun

Orthosiphon stamineus Benth. Departemen Farmakognosi dan Fitokimia,

Fakultas Farmasi Universitas Airlangga. E-Journal Planta Husada, 2(1).

Basheer, Ahamed And Abdil Majid (2010). Medicinal Potentials Of Orthosiphon

Stamineus Benth .WebmedCentral CANCER. 1(12):WMC001361

Corwin, E.J (2009). Buku Saku Patofisiologi (Terjemahan). Jakarta : EGC, p.480

Cyntia, Novi (2013). Pengaruh Pemberian Ekstrak Kacang Hijau (Phaseolus radiates)

Terhadap Kadar kolesterol LDL Serum Tikus Hiperkolesterolemia. Semarang:

Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.

Dachriyanus, et al ( 2007). Uji Efek A-Mangostin terhadap Kadar Kolesterol Total,

Trigliserida, Kolesterol HDL, dan Kolesterol LDL Darah Mencit Putih Jantan

serta Penentuan Lethal Dosis 50 (LD50). Jurusan Farmasi Fakultas MIPA

Universitas Andalas. J. Sains Tek. Far., 12(2)

DepKes RI.2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Jakarta :

Dirjen POM

Dipiro, Joseph T., Barbara G., Cecily V., and Terry LS (2009). Pharmacotherapy

Handbook 7th

edition. The McGraw-Hill Companies, Inc

Himani, Bajaj, Bisht Seema, Nath Bhole,Yadav Mayank, Singh Vinod, and Singh

Mamta (2013). Misai Kuching: A Glimpse of Maestro. International Journal of

Pharmaceutical Sciences Review and Research, 22 (2), 55-59.

Katzung, Betram G (1997). Farmakologi Dasar dan Klinik. Edisi 6. Jakarta: Penerbit

Buku Kedokteran EGC. Hal: 553-554

Kang, S.I., Shin H.S., and Kim S.J (2015). Sinensetin Enhances Adipogenesis and

Lipolysis by Increasing Cyclic Adenosine Monophosphate Levels in 3T3-L1

Adipocytes. Biol. Pharm. Bull, 38 (4) : 552-558.

Maheswari,C.,R.Maryammal and R.Venkatanarayanan (2008). Hepatoprotective

Activity of Orthosiphon stamineus on Liver Damage Caused by Paracetamol in

Rats. Jordan Journal of Biological Sciences. 1 (3), p.105-108

Marsalina, Meisa (2010). Pengaruh Pemberian Ekstrak Kelopak Bunga Rosela

(Hibiscus sabdariffa L.) Terhadap Kadar Kolesterol Total Darah dan Berat

Badan Tikus Putih (Rattus norvegicus) (Skripsi). Surakarta : Fakultas

Kedokteran Universitas Sebelas Maret

Page 42: (Orthosiphon stamineus) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35783/1/... · Benth., dan mempunyai sinonim Orthosiphon aristatus Miq., Orthosiphon

42

Pradono J, Sari P, Hapsari D, Suriani O, Lubis A, Afifah T, (2004). Survei

Kesehatan Nasional. Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT): Sudut

pandang masyarakat mengena status, cakupan, ketanggapan, dan sistem

pelayanan kesehatan. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan

Kesehatan.

Ratnawati H., and Widowati W (2011). Anticholesteril Activity of Velvet Bean

(Mucuna pruriens L.) toward Hypercholesterolemic Rats. Sains Malaysiana

40 (4) :317-321

Umbare, R.P., Patil S.M.,Mate G.S., and Dongare S.S (2009). Hypolipidemic

Activity of Orthosiphon stamineus Benth. Bark Extract. Journal of

Pharmacy Research, 2(11), 1735-1738

USDA. (2015). Natural Resources Conservation Service. Available at

http://plants.usda.gov/core/profile?symbol=ORTHO7

Sherwood, L. (2003). Human Physiology:From Cells to Systems.5th Edition.USA:

Brooks/Cole.

Sriplang, Adisakwattana S, Rungsipipat A, Yibchok-Anun S (2007). Effects of

Orthosiphon stamineus aqueous extract on plasma glucose concentration and

lipid profile in normal and streptozotocin-induced diabetic rats, J

Ethnopharmacol. 109, 510-40

Suyatna, F.D. (2007). Farmakologi dan Terapi Edisi. Editor. Sulistia G.G. Edisi 5

Jakarta: Penerbit Bagian Farmakologi Universitas Indonesia.

Tjay,T.H., dan Kirana,R. (2008). Obat-Obat Penting. Jakarta: PT Elex Media

Komputindo. Hal 589,591.

Wulandari, Intan. (2011). Teknologi Ekstraksi dengan Metode Maserasi Dalam

Etanol 70% Pada Daun Kumis Kucing (Orthosiphon stamineus Benst.)

(Skripsi). Surakarta : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman

Obat Tradisional (BBPPTO-OT)

Page 43: (Orthosiphon stamineus) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35783/1/... · Benth., dan mempunyai sinonim Orthosiphon aristatus Miq., Orthosiphon

43

Lampiran 1. Gambar Alat dan Bahan

Gambar 2 Rotary

Evaporator Gambar 1 Botol

Maserasi Gambar 3

Timbangan Analitik

Gambar 4 Tanur

tinggi

Gambar 5 Desikator

Gambar 7 Sentrifuge Gambar 8 Tube

EDTA

Gambar 9

Spektrofotometri UV

Gambar 6 TLC-

Scanner

Page 44: (Orthosiphon stamineus) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35783/1/... · Benth., dan mempunyai sinonim Orthosiphon aristatus Miq., Orthosiphon

44

(Lampiran lanjutan )

Gambar 10. Simplisia Gambar 12. Plasma

Darah

Gambar 11. Ekstrak

kental

Page 45: (Orthosiphon stamineus) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35783/1/... · Benth., dan mempunyai sinonim Orthosiphon aristatus Miq., Orthosiphon

45

Lampiran 2. Gambar Prosedur kerja

Gambar 164. Penambahan

reagen ke plasma

Gambar 18. Proses

Maserasi

Gambar 19. Proses

Penyaringan

Gambar 13. Proses

Pengentalan Ekstrak

Gambar 14 Pengambilan

darah tikus

Gambar 15.Pemberian

bahan uji

Gambar 23. Penimbangan

Berat Badan Tikus

Gambar 17. Pengukuran

Absorbansi Sampel

Page 46: (Orthosiphon stamineus) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35783/1/... · Benth., dan mempunyai sinonim Orthosiphon aristatus Miq., Orthosiphon

46

Lampiran 3. Sertifikat hewan coba

Page 47: (Orthosiphon stamineus) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35783/1/... · Benth., dan mempunyai sinonim Orthosiphon aristatus Miq., Orthosiphon

47

Lampiran 4. Pemeriksaan Parameter Ekstrak

1. Perhitungan Randemen

% Randemen=

100%

% Randemen=

100%

% Randemen= 8,87 %

2. Pemeriksaan Susut Pengeringan

Berat botol kosong = 23,641 g

Berat Ekstrak = 2,002 g

Berat botol kosong + ekstrak sebelum dipanaskan (W0)= 25,649 g

Berat botol kosong + ekstrak setelah dikeringkan (W1) = 25,400 g

% Susut pengeringan =

100%

% Susut pengeringan =

100%

% Susut pengeringan = 0,948 %

3. Pemeriksaan Kadar abu

Berat cawan kosong (A)= 59,139 g

Berat ekstrak= 2,002 g

Berat cawan kosong + berat ekstrak sebelum dipanaskan (B)= 61,141 g

Berat cawan kosong + berat ekstrak setelah dikeringkan (C)= 59,391 g

% Kadar abu=

100%

% Kadar abu= –

100%

% Kadar abu= 12,587

Page 48: (Orthosiphon stamineus) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35783/1/... · Benth., dan mempunyai sinonim Orthosiphon aristatus Miq., Orthosiphon

48

Lampiran 5. Perhitungan Dosis Uji Ekstrak Herba kumis kucing

Untuk perhitungan dosis uji ekstrak herba kumis kucing digunakan rumus sebagai

berikut:

VAO =

a. Perhitungan jumlah ekstrak dengan dosis 250 mg/kgBB

VAO =

2 ml=

=

Konsentrasi mg/ml = 25 mg/ml

Pembuatan ekstrak dilakukan tiap 3 hari sekali,dan perhitungan dilakukan untuk 6

ekor tikus, maka perhitungan jumlah ekstrak yang dibutuhkan ialah:

VAO total = VAO x Jumlah tikus x waktu perlakuan

= 2 ml x 6 (ekor tikus) x3 (hari)

=36 ml

Karena VAO yang diberikan disesuaikan dengan berat badan tikus, maka suspensi

ekstrak dibuat dalam 50 ml.

Jumlah ekstrak herba kumis kucing = VAO total x konsentrasi

= 50 ml x 25 mg/ml

= 1250 mg= 1,25g

b. Perhitungan jumlah ekstrak dengan dosis 500 mg/kgBB

VAO =

2 ml=

Konsentrasi mg/ml =

Konsentrasi mg/ml = 50 mg/ml

Karena pembuatan ekstrak dilakukan tiap 3 hari sekali,dan perhitungan dilakukan

untuk 6 ekor, maka perhitungan jumlah ekstrak yang dibutuhkan ialah:

VAO total = VAO x Jumlah tikus x waktu perlakuan

Page 49: (Orthosiphon stamineus) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35783/1/... · Benth., dan mempunyai sinonim Orthosiphon aristatus Miq., Orthosiphon

49

= 2 ml x 6 (ekor tikus) x 3 (hari)

= 36 ml

Karena VAO yang diberikan disesuaikan dengan berat badan tikus, maka suspensi

ekstrak dibuat dalam 50 ml.

Jumlah ekstrak herba kumis kucing = VAO total x konsentrasi

= 50 ml x 50 mg/ml

= 2500 mg= 2,5g

c. Perhitungan jumlah ekstrak dengan dosis 1000 mg/kgBB

VAO =

2 ml=

=

Konsentrasi mg/ml = 100 mg/ml

Karena pembuatan ekstrak dilakukan tiap 3 hari sekali,dan perhitungan dilakukan

untuk 6 ekor tikus, maka perhitungan jumlah ekstrak yang dibutuhkan ialah:

VAO total = VAO x Jumlah tikus x waktu perlakuan

= 2 ml x 10 (ekor tikus) x 3 (hari)

= 36 ml

Karena VAO yang diberikan disesuaikan dengan berat badan tikus, maka suspensi

ekstrak dibuat dalam 50 ml

Jumlah ekstrak herba kumis kucing = VAO total x konsentrasi

= 50 ml x 100 mg/ml

= 5000 mg= 5 g

Page 50: (Orthosiphon stamineus) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35783/1/... · Benth., dan mempunyai sinonim Orthosiphon aristatus Miq., Orthosiphon

50

Lampiran 6. Perhitungan Dosis Tablet Simvastatin

Perhitungan Dosis Simvastatin berdasarkan rumus HED untuk menkonversikan dosis

dari manusia ke tikus (Shaw et al,2007):

HED (mg/kg) = Animal dose (mg/kg) x

Tabel.Conversion Animal Doses to HED on BSA

Spesies Berat Badan (kg) Luas Permukaan Tubuh Faktor Km

Manusia

Dewasa

Anak

60

20

1,6

0,8

37

25

Baboon 12 0,6 20

Anjing 10 0,5 20

Monyet 3 0,24 12

Kelinci 1,8 0,15 12

Babi 0,4 0,05 8

Tikus 0,15 0,025 6

Hamster 0,08 0,02 5

Mencit 0,02 0,007 3

HED (mg/kg) = Dosis hewan x

10 mg/60 kg = Dosis hewan x

0,167 mg/kg = Dosis hewan x

Dosis hewan = 1,03 mg/kg

Berat badan tikus: 200-250 g

VAO =

2 ml =

Konsentrasi simvastatin dalam larutan = 0,116 mg/ml

Page 51: (Orthosiphon stamineus) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35783/1/... · Benth., dan mempunyai sinonim Orthosiphon aristatus Miq., Orthosiphon

51

VAO total = VAO x jumlah tikus x waktu perlakuan

= 2 ml x 6 (ekor tikus) x 20 hari

= 240 ml

Jumlah simvastatin = VAO total x konsentrasi

= 240 ml x 0,116 mg/ml

= 27,84 mg

Dengan pertimbangan bahwa 10 mg simvastatin terdistribusi merata didalam tablet

dengan berat total 100 mg, maka pembuatan dosis simvastatin dilakukan sebagai

berikut:

Tablet simvastatin 100 mg mengandung 10 mg simvastatin, berarti 3 tablet

300 mg mengandung 30 mg simvastatin.

3 tablet simvastatin digerus dalam lumpang hingga menjadi serbuk.

Ditimbang 278,4 mg serbuk, mengandung simvastatin 27,84 mg.

Hasil timbangan disuspensikan dalam NaCMC 1%.

Suspensi simvastatin diberikan 2 ml/200gramBB tikus setiap hari selama 20

hari.

Page 52: (Orthosiphon stamineus) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35783/1/... · Benth., dan mempunyai sinonim Orthosiphon aristatus Miq., Orthosiphon

52

Lampiran 7. Hasil uji statistik kolesterol pada tikus normal kolesterol

1. Uji Normalitas One Sample Kolmogrov-Smirnov Test

Tujuan: Untuk melihat data kadar kolesterol darah tikus terdistribusi normal atau

tidak.

Hipotesis: Ho: Data kadar Kolesterol total darah tikus terdistribusi normal

Ha: Data Kadar kolesterol total darah tikus tidak terdistribusi normal

Pengambilan keputusan:

Jika nilai signifikansi 0,05, maka Ho diterima

Jika nilai signifikansi 0,05, maka Ho ditolak

Tabel.Hasil Uji Normalitas

2. Uji Homogenitas (Lavene)

Tujuan: Untuk melihat data kadar kolesterol total tikus homogen atau tidak.

Hipotesis: Ho: Data kadar kolesterol total darah tikus bervariasi homogen

Ha: Data kadar kolesterol total darah tikus tidak bervariasi homogen

Pengambilan keputusan:

Jika nilai signifikansi 0,05, maka Ho diterima

Jika nilai signifikansi 0,05, maka Ho ditolak

Tabel. Hasil Uji Homogenitas

Keputusan: Data kadar kolesterol total tikus bervariasi homogen.

DataKolesterolAwal DataKolesterolAkhir

N 25 25

Normal Parametersa Mean 94.9929 71.1300

Std. Deviation 18.99620 21.19198

Most Extreme Differences Absolute .134 .168

Positive .075 .168

Negative -.134 -.089

Kolmogorov-Smirnov Z .669 .840

Asymp. Sig. (2-tailed) .761 .480

a. Test distribution is Normal.

Levene Statistic df1 df2 Sig.

Data Kolesterol Awal

.738 4 20 .577

Data Kolesterol Akhir .637 4 20 .642

Page 53: (Orthosiphon stamineus) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35783/1/... · Benth., dan mempunyai sinonim Orthosiphon aristatus Miq., Orthosiphon

53

3. Uji One-Way ANOVA

Tujuan: Untuk melihat data kadar kolesterol darah tikus antar kelompok

terdapat perbedaan secara bermakna atau tidak.

Hipotesis:

Ho: Data kadar kolesterol total darah tikus tidak terdapat perbedaan secara

bermakna.

Ha: Data kadar kolesterol total darah tikus terdapat perbedaan secara

bermakna.

Pengambilan keputusan:

Jika nilai signifikansi 0,05, maka Ho diterima

Jika nilai signifikansi 0,05, maka Ho ditolak

Tabel. .Hasil Uji One-Way Anova

Keputusan: Data kadar kolesterol total akhir pada tikus normal terdapat perbedaan

secara bermakna.

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

DataKolesterol

Awal

Between Groups 2224.719 4 556.180 1.728 .183

Within Groups 6435.813 20 321.791

Total 8660.533 24

DataKolesterol

Akhir

Between Groups 5065.292 4 1266.323 4.433 .010

Within Groups 5713.109 20 285.655

Total 10778.401 24

Page 54: (Orthosiphon stamineus) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35783/1/... · Benth., dan mempunyai sinonim Orthosiphon aristatus Miq., Orthosiphon

54

Lampiran 8. Hasil uji statistik kolesterol HDL pada tikus normal kolesterol

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Kadar_HDL_sebelum Kadar_HDL_setelah

N 12 12

Normal Parametersa Mean 16.76392 17.56567

Std. Deviation 7.065238 3.590202

Most Extreme Differences Absolute .234 .172

Positive .234 .172

Negative -.133 -.116

Kolmogorov-Smirnov Z .812 .595

Asymp. Sig. (2-tailed) .526 .871

a. Test distribution is Normal.

Kesimpulan: Data kadar HDL setelah diberikan ekstrak menunjukkan “Normal”

karena p 0,05.

Test of Homogeneity of Variances

Levene Statistic df1 df2 Sig.

Kadar_HDL_sebelum 7.925 2 9 .010

Kadar_HDL_setelah .113 2 9 .894

Kesimpulan: Data kadar HDL setelah diberikan ekstrak menunjukkan “Homogen”

Maka dapat dilanjutkan uji Anova karena data terdistribusi normal dan homogen

Hasil Uji One Way Anova

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Kadar HDL sebelum Between Groups 388.198 2 194.099 10.857 .004

Within Groups 160.895 9 17.877

Total 549.093 11

Kadar HDL setelah Between Groups 6.398 2 3.199 .213 .812

Within Groups 135.387 9 15.043

Total 141.785 11

Kesimpulan: Dari hasil Uji One Way Anova, menunjukkan kadar sebelum dan

sesudah tidak memiliki perbedaan yang bermakna. (P 0,05).

Page 55: (Orthosiphon stamineus) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35783/1/... · Benth., dan mempunyai sinonim Orthosiphon aristatus Miq., Orthosiphon

55

Lampiran 9. Hasil uji statistik kolesterol total pada tikus hiperkolesterol

1. Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Tujuan : Untuk melihat kenormalan distribusi data kadar kolesterol total

darah tikus hiperkolesterol

Hipotesis :

Ho : Data kadar kolesterol total darah tikus terdistribusi normal

Ha : Data kadar kolesterol total darah tikus tidak terdistribusi normal

Pengambilan keputusan :

Bila nilai signifikansi ≤ 0,05 Ho ditolak

Bila nilai signifikansi ≥ 0,05 Ho diterima

Keputusan: Data kadar kolesterol total tikus hiperkolesterol terdistribusi normal.

Uji Homogenitas (Lavene)

Tujuan: Untuk melihat data kadar kolesterol total tikus homogen atau tidak.

Hipotesis: Ho: Data kadar kolesterol total darah tikus bervariasi homogen

Ha: Data kadar kolesterol total darah tikus tidak bervariasi homogen

Pengambilan keputusan:

Jika nilai signifikansi 0,05, maka Ho diterima

Jika nilai signifikansi 0,05, maka Ho ditolak

Page 56: (Orthosiphon stamineus) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35783/1/... · Benth., dan mempunyai sinonim Orthosiphon aristatus Miq., Orthosiphon

56

Keputusan: Data kadar kolesterol total tikus bervariasi homogen.

Uji One-Way ANOVA

Tujuan: Untuk melihat data kadar kolesterol darah tikus antar kelompok terdapat

perbedaan secara bermakna atau tidak.

Hipotesis:

Ho: Data kadar kolesterol total darah tikus hiperkolesterol tidak terdapat perbedaan

secara bermakna.

Ha: Data kadar kolesterol total darah tikus hiperkolesterol terdapat perbedaan secara

bermakna.

Pengambilan keputusan:

Jika nilai signifikansi 0,05, maka Ho diterima

Jika nilai signifikansi 0,05, maka Ho ditolak

Keputusan : data kadar kolesterol total darah tikus berbeda secara

bermakna pada hari ke-15 dan hari ke-29.

Page 57: (Orthosiphon stamineus) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35783/1/... · Benth., dan mempunyai sinonim Orthosiphon aristatus Miq., Orthosiphon

57

Lampiran 10. Hasil uji statistik kolesterol HDL pada tikus hiperkolesterol

Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Kadar_HDL_pretest Kadar_HDL_posttest

N 20 20

Normal Parametersa Mean 16.55940 24.19410

Std. Deviation 1.848168 22.812933

Most Extreme Differences Absolute .089 .365

Positive .087 .365

Negative -.089 -.320

Kolmogorov-Smirnov Z .397 1.631

Asymp. Sig. (2-tailed) .997 .010

a. Test distribution is Normal.

Kesimpulan: Data kadar HDLkolesterol pada tikus hiperkolesterol setelah diberikan

ekstrak menunjukkan “Normal” karena p 0,05.

Uji Homogenitas

Test of Homogeneity of Variances

Levene Statistic df1 df2 Sig.

Kadar_HDL_pretest 2.998 4 15 .053

Kadar_HDL_posttest 1.161 4 15 .367

Kesimpulan: Data kadar HDLkolesterol pada tikus hiperkolesterol setelah diberikan

ekstrak menunjukkan “homogen” karena p 0,05.

Maka dapat dilanjutkan dengan uji Anova karena data sudah terdistribusi normal dan

homogen

Page 58: (Orthosiphon stamineus) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35783/1/... · Benth., dan mempunyai sinonim Orthosiphon aristatus Miq., Orthosiphon

58

Uji Anova satu arah

ANOVA

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Kadar_HDL_pretest Between Groups 6.666 4 1.667 .429 .785

Within Groups 58.233 15 3.882

Total 64.899 19

Kadar_HDL_posttest Between Groups 85.779 4 21.445 .950 .463

Within Groups 338.574 15 22.572

Total 424.353 19

Kesimpulan: Dari hasil Uji One Way Anova, menunjukkan kadar HDL kolesterol

sebelum dan sesudah tidak memiliki perbedaan yang bermakna. (P 0,05).

Page 59: (Orthosiphon stamineus) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35783/1/... · Benth., dan mempunyai sinonim Orthosiphon aristatus Miq., Orthosiphon

59

Lampiran 11. Hasil uji statistik trigliserida

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Kadar_Trigliserid

a_pretest

Kadar_Trigliserid

a_posttest

N 20 20

Normal Parametersa Mean 86.01820 71.62370

Std. Deviation 43.463338 75.087972

Most Extreme Differences Absolute .177 .213

Positive .177 .213

Negative -.132 -.175

Kolmogorov-Smirnov Z .793 .951

Asymp. Sig. (2-tailed) .555 .327

a. Test distribution is Normal.

Kesimpulan: Data kadar trigliserida pada tikus hiperkolesterol setelah diberikan

ekstrak menunjukkan “Normal” karena p 0,05.

Uji Homogenitas

Kesimpulan: Data kadar trigliserida pada tikus hiperkolesterol setelah diberikan

ekstrak menunjukkan “tidak homogen” karena p < 0,05.

Maka tidak bisa digunakan uji Anova tetapi menggunakan uji Kruskal Wallis

Test of Homogeneity of Variances

Levene Statistic df1 df2 Sig.

Kadar_Trigliserida_pretest 1.746 4 15 .192

Kadar_Trigliserida_posttest 5.362 4 15 .007

Page 60: (Orthosiphon stamineus) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35783/1/... · Benth., dan mempunyai sinonim Orthosiphon aristatus Miq., Orthosiphon

60

Uji Kruskal Wallis

Kruskal-Wallis Test Test Statistics

a,b

Kadar_Trigliserida

_pretest Kadar_Trigliserida

_posttest

Chi-Square 1.333 .083

Df 1 1

Asymp. Sig. .248 .773

a. Kruskal Wallis Test

c. Grouping Variable: Kelompok

Page 61: (Orthosiphon stamineus) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35783/1/... · Benth., dan mempunyai sinonim Orthosiphon aristatus Miq., Orthosiphon

61

Lampiran 12. Organisasi Peneliti

Nama Pangkat/gol keahlian tugas

1 Nurmeilis, M.Si, Apt Lektor/ IIId Farmakologi dan

farmasi klinis

Peneliti utama

2 Rizky Hidayanti Mahasiswa S1 Farmasi Pembantu

peneliti

3 Dini Fauzana Mahasiswa S1 Farmasi Pembantu

peneliti

Page 62: (Orthosiphon stamineus) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35783/1/... · Benth., dan mempunyai sinonim Orthosiphon aristatus Miq., Orthosiphon

62

Lampiran 13. Laporan Penggunaan Anggaran

Penggunaan Anggaran sebagai berikut :

a. Gaji dan upah (22,5%)...................................Rp 2.250.000

b. Bahan habis pakai + ATK (81 %).....................................Rp 8.150.000

JUMLAH Rp 10.540.000

RINCIAN PENGGUNAAN

ANGGARAN

No Mata Anggaran Biaya Jumlah

A HONOR

1 Honor peneliti 1 Org x 60 jam 60 O/jam 30000 1.800.000

2 honor pembantu peneliti 1 Org x 30 jam 30 O/jam 15000 450.000

TOTAL A 2.250.000

B ALAT / BAHAN HABIS PAKAI

1 Hewan uji /tikus

75 ekor 30000 2.250.000

2 Sonde oral hewan + pakan

1 paket

200.000

3 Jasa pemeliharaan hewan & kandang

2 bulan 200.000 400.000

4 Dietil eter (untuk pembiusan)

1 btl

100.000

5 Reagen kolesterol

2 Set

2.000.000

6 Reagen HDL

1 Set

850.000

7 Reagen trigliserida

1 Set

1.650.000

8 Simvastatin

50.000

9 ATK

300.000

10 Konsumsi

200.000

11 Transport perjalanan dalam kota

150.000

TOTAL B 8.150.000

TOTAL

10.400.000

Page 63: (Orthosiphon stamineus) - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35783/1/... · Benth., dan mempunyai sinonim Orthosiphon aristatus Miq., Orthosiphon

63