OLEH JASMAN ARIF 132500036 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN …
Transcript of OLEH JASMAN ARIF 132500036 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN …
Asuhan Keperawatan pada Ny. R dengan Prioritas
Masalah Gangguan Kebutuhan Dasar Aman dan
Nyaman ; Cemasdi Kelurahan Sitirejo II
Kecamatan Medan
Karya Tulis Ilmiah (KTI)
Disusun dalam Rangka Menyelesaikan
Program Studi DIII Keperawatan
OLEH
JASMAN ARIF
132500036
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
JUNI 2016
Universitas Sumatera Utara
LEMBAR PENGESAHAN
KARYA TULIS ILMIAH
Asuhan Keperawatan pada Ny. R Dengan Prioritas Masalah Kebutuhan
Dasar Gangguan Rasa Aman Nyaman; Cemas di Kelurahan Sitirejo II
Kecamatan Medan Amplas
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah, segala Puji bagi Allah SWT Rabb semesta alam, yang
Maha Menciptakan, menghidupkan dan mematikan, yang rahmat-Nya meliputi
langit dan bumi, dunia dan akhirat dan kepada-Nyalah semua akan kembali.
Shalawat serta salam mudah-mudahan terlimpah kepada Nabi Muhammad SAW,
yang membawa umat manusia dari alam gelap gulita ke alam yang terang
benderang.
Sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan
judul “ Asuhan Keperawatan pada Ny. R dengan Prioritas Masalah
Gangguan Rasa Aman Nyaman; Cemas di Kelurahan Sitirejo II Kecamatan
Medan Amplas ”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan pendidikan di Program Studi DIII Keperawatan Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.
Dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan,
bimbingan, dan arahan dari semua pihak secara lansung maupun tidak lansung.
Oleh karena itu dalam kesempatan kali ini penulis mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Bapak Setiawan, S.Kp, MNS, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Sri Eka Wahyuni, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku Wakil Dekan I Fakultas
Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Cholina Trisa Siregar, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku Wakil Dekan II
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dr. Sitti Saidah Nasution, S.Kp. M.Kep., Sp. Mat, selaku Wakil Dekan
III Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
5. Ibu Nur Afi Darti, S.Kp, Ns, M.Kep selaku Ketua Program Studi DIII
Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara
sekaligus dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan
meluangkan waktu serta pikiran dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah.
Universitas Sumatera Utara
6. Ibu Nur asiah, S. Kep, Ns, M. Biomed, selaku Dosen Penguji yang telah
meluangkan waktunya dalam sidang Karya Tulis Ilmiah saya.
7. Teristimewa untuk kedua orangtua saya, Ayahanda Nasruddin dan Ibunda
Tercinta Zuniar dan saudara-saudaraku tersayang, Abang saya Jamal
usman dan adik saya Rahmat ali, Ali akbar sanjani, Martina ayu N yang
telah memberikan dukungan, motivasi, semangat dan doa serta materi
dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan baik
8. Keluarga kedua saya di kampus, teman-teman yang berperan dalam
penyelesaian Karya Tulis Ilmiah saya Indah astria Pakpahan, Isah
Masdiana Girsang, Riky andria, Deka agnesia.
9. Teman-teman saya Khusunya Kelompok Belajar Skill Lab B1 dan Teman
Satu Dosen Pembimbing saya Eka trisnawati, Dewinta isabora, Novita
marantika dan Nurhidayah.
Penulis menyadari bahwa penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh
dari kesempurnaan baik isi maupun susunannya. Maka dengan segala kerendahan
hati penulis mengharapkan kritik dan saran serta masukan dari semua pihak yang
dapat menyempurnakan karya Tulis Ilmiah ini.
Medan, 29 Juni 2016
Jasman Arif
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................. i
KATA PENGANTAR ........................................................................... ii
DAFTAR ISI .......................................................................................... iv
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Tujuan ......................................................................................... 3
C. Manfaat ....................................................................................... 4
BAB II PENGELOLAAN KASUS
A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan
Masalah Kecemasan .................................................................... 5
1. Pengkajian ............................................................................. 5
2. Analisa Data .......................................................................... 14
3. Rumusan Masalah ................................................................. 16
4. Perencanaan........................................................................... 17
B. Asuhan Keperawatan Kasus ........................................................ 22
1. Pengkajian ............................................................................. 22
2. Analisa Data .......................................................................... 30
3. Rumusan Masalah ................................................................. 31
4. Perencanaan........................................................................... 32
5. Implementasi ......................................................................... 38
6. Evaluasi ................................................................................. 38
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................. 49
B. Saran ............................................................................................ 50
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 52
Universitas Sumatera Utara
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan peningkatan usia, banyak terjadi proses perkembangan dan
pertumbuhan pada manusia. Namun pada suatu saat perkembangan dan
pertumbuhan itu akan terhenti pada suatu tahapan, sehingga berikutnya akan
terjadi banyak perubahan yang terjadi pada fungsi tubuh manusia. Perubahan
tersebut biasanya terjadi pada proses menua, kerena pada proses ini banyak terjadi
perubahan fisik maupun psikologis. Perubahan tersebut paling banyak terjadi pada
wanita karena pada proses menua terjadi suatu fase yaitu fase menopause
(Proverawati, 2010).
Menurut Northurp (2006), menopause merupakan fase dalam kehidupan
seseorang wanita yang ditandai dengan berhentinya masa subur. Menopause
adalah waktu dari kehidupan seorang wanita saat masa haid berakhir. Ini terjadi
karena tidak lagi menghasilkan estrogen yang cukup untuk mempertahankan
jaringan yang responsive dalam suatu cara yang fisiologi aktif (Hacker, 2001).
Setiap orang mempunyai waktu menopause yang berbeda-beda yaitu ada
yang lebih awal da nada yang menjalani terlambat. Diaktakan awal bila
menopause muncul pada usia 20-40 tahun. Usia menopause terlambat biasanya
terjadi di atas 51 tahun. Dalam kondisi ini yang lebih dapat menimbulkan masalah
adalah usia menopause yang lebih awal atau yang biasa disebut dengan
menopause dini, dimana terjadi penurunan aktivitas ovarium serta esterogen dan
progesterone berfluktuasi (Wahyudi, 2002). Di Indonesia, usia menopause
bervariasi antara 45-50 tahun. Namun, proses perubahan kearah menopause itu
sendiri sudah dimulai sejak wanita berusia 40 tahun (Northurp, 2006).
Banyak wanita menganggap bahwa menopause memberi semacam
kebebasan bagi hidupnya, baik secara fisik, emosional, seksual dan spiritual.
Mereka antusias karena terbebas dari kehamilan dan menstruasi. Tetapi, ada
wanita yang ketakutan menghadapi masa menopause ini. Mereka berpendapat
bahwa menopause membuat mereka menjadi tidak menarik lagi, kesepian, tidak
berdaya dan tidak berguna (Hutapea, 2005).
Universitas Sumatera Utara
Perubahan-perubahn fisik yang terjadi pada masa menopause yaitu ketidak
teraturan siklus haid, gejolak rasa panas, kekeringan vagina, perubahan kulit,
keringat di malam hari, sulit tidur, perubahan pada mulut, kerapuhan pada tulang
(osteoporosis), badan menjadi gemuk, penyakit jantung, kanker payudara, dan
lain-lain. Sedangkan perubahan psikologis meliputi daya ingat menurun, mudah
tersinggung, sukar tidur, tertekan, gugup, kesepian, tidak sabar, tegang, cemas dan
depresi (Kuntjoro, 2002).
Sekitar 40-85 % dari semua wanita dalam usia klimaterik mempunyai
keluhan, baik keluhan fisik maupun psikologis (Labibah, 2007). Beberapa wanita
mengalami hal ini sebagai masa transisi yang mulus dengan sedikit
ketidaknyamanan fisik, sedangkan beberapa wanita lain mengalami banyak gejala
yang tidak nyaman atau reaksi fisik negatif (Satumed, 2007).
Masa menopause merupakan masa transisi fisik alamiah yang dialami oleh
setiap wanita saat dia bertambah umur, darinusia dewasa muda yang identic
dengan kecantikan dan kebugaran ke masa lansia yang lemah dan tidak cantik lagi
(Satumed, 2007). Perubahan penampilan tubuh seperti perubahan penampilan
wajah adalah stressor yang sangat jelas mempengaruhi gambaran diri (Potter &
Perry, 2005). Pandangan yang realistic terhadap diri, menerima dan menyukai
bagian tubuh akan memberi rasa aman sehingga terhindar dari rasa cemas dan
meningkatkan harga diri (Keliat, 1992).
Cemas merupakan reaksi terhadap persepsi adanya bahaya baik yang nyata
maupun yang hanya dibayangkan. Rasa khawatir, gelisah takut, was-was, tidak
tentram, panic dan sebagainya merupakan gejala umum akibat cemas. Sering kali
cemas menimbulkan keluhan fisik berupa berdebar-debar, berkeringat, sakit
kepala, bahkan gangguan fungsi seksual dan lain-lain (Sinar Harapan, 2003).
Tahapan perkembangan merupakan salah satu stressor psikologis.
Misalnya, masa remaja, masa dewasa, menopause, usia lanjut; yang secara
alamiah akan dialami oleh setiap orang. Dan apabila tahapan perkembangan
tersebut tidak dapat dilampaui dengan baik (tidak mampu beradaptasi), akan
terjadi kecemasan (Hawari, 2006). Sindroma menopause dialami oleh banyak
wanita hamper di seluruh dunia, sekitar 70-80% wanita Erop, 60% wanita
Amerika, 57% wanita di Malaysia, 18% wanita di Cina, 10% wanita di Jepang
Universitas Sumatera Utara
dan Indonesia (Sinar Harapan, 2003). Diperkirakan jumlah penduduk, dengan
perbandingan antara wanita dan pria 2 banding 1 (Hawari, 2006). Kecemasan
tersebut berdampak buruk bagi kesehatan terutama pada wanita di masa
menopouse, diantaranya menurunkan daya tahan tubuh sehingga tubuh akan
kesulitan untuk melawan berbagai penyakit sehingga orang tersebut akan menjadi
mudah sakit karena tubuh yang lemah seperti sering mengalami gangguan
kesehatan misalnya batuk atau pilek, masalah kesehatan pada jantung,
berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap orang yang sering merasa cemas
ternyata dapat meningkatkan resiko terkena gangguan masalah jantung sebanyak
30 persen, karena itu jika tidak ingin mengalami masalah dengan jantung
sebaiknya kontrol rasa cemas tidak berakibat buruk bagi kesehatan jantung, dan
juga dapat mengganggu metabolisme tubuh sehingga efeknya berat badan menjadi
lebih cepat naik.
Dari latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk mengangkat kasus
kecemasan pada wanita yang menopause. Penulis menggunakan proses asuhan
keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi dalam
karya tulis ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Ny.R dengan Prioritas
Masalah Gangguan Kebutuhan dasar Aman dan Nyaman ; Cemas pada ibu
menopouse di kelurahan Sitirejo II Kecamatan Medan Amplas Sumatera Utara.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Karya tulis ilmiah ini bertujuan untuk memberikan asuhan keperawatan
kepada Ny.R dengan Prioritas Masalah gangguan kebutuhan dasar aman dan
nyaman ; cemas pada ibu Menopause di di kelurahan Sitirejo II Kecamatan
Medan Amplas Sumatera Utara.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian pada Ny.R dengan Prioritas Masalah
gangguan kebutuhan dasar aman dan nyaman ; cemas pada ibu
Menopause.
Universitas Sumatera Utara
b. Mampu menegakkan diagnose pada Ny.R dengan Prioritas Masalah
gangguan kebutuhan dasar aman dan nyaman ; cemas pada ibu
Menopause.
c. Mampu memberikan intervensi pada Ny.R dengan Prioritas Masalah
gangguan kebutuhan dasar aman dan nyaman ; cemas pada ibu
Menopause.
d. Mampu memberikan implementasi pada Ny.R dengan Prioritas Masalah
gangguan kebutuhan dasar aman dan nyaman ; cemas pada ibu
Menopause.
e. Mampu melakukan evaluasi pada Ny.R dengan Prioritas Masalah
gangguan kebutuhan dasar aman dan nyaman ; cemas pada ibu
Menopause.
C. Manfaat
1. Bagi Pendidikan Keperawatan
Menjadi bahan masukan dalam kegiatan proses belajar tentang asuhan
keperawatan pada pasien dengan masalah cemas pada ibu menopouse.
2. Pelayanan keperawatan
Dapat memberi informasi dan membantu meningkatkan dalam upaya
pencegahan masalah kecemasan pada menopouse.
3. Klien
Hasil asuhan keperawatan ini dapat digunakan untuk mengetahui cara
memenuhi kebutuhan klien khususnya pencegahan dalam masalah cemas
pada ibu menopouse.
Universitas Sumatera Utara
BAB II
PENGELOLAAN KASUS
A. Konsep Dasar Kecemasan (Ansietas)
1. Pengkajian
a.Pengertian Cemas
Kecemasan adalah perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar
disertai respons autonom (sumber sering kali tidak spesifik atau tidak diketahui
oleh individu); perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya.
Perasaan ini merupakan isyarat kewaspadaan yang memperingatkan bahaya
yang akan terjadi dan memampukan individu melakukan tindakan untuk
menghadapi ancaman (NANDA, 2014).
Kecemasan dapat diekpresikan secara langsung melalui perubahan
fisiologis dan perilaku dan secara tidak langsung dapat menimbulkan gejala tau
mekanisme koping sebagai upaya untuk melawan ansietas. Peningkatan
intensitas perilaku akan meningkatkan sejalan dengan meningkatnya ansietas
(Riyadi, 2009).
b.Faktor predisposisi
Berbagai teori yanga di kembangkan untuk menjelaskan penyebab ansietas
adalah:
- Dalam pandangan psikoanalitik yang di kemukakan oleh Sigmund freud,
ansietas adalah konflik emosional yang terjadi antara dua elemen
kepribadian id, dan super ego. id mewakili dorongan insting dan impuls
primitif individu, sedangkan super ego mencerminkan hati nurani
seseorang dan dikendalikan oleh norma-norma budaya individu. Ego atau
aku, berfungsi mediator antara tuntutan id dan super ego. Menurut teori
psikoanalitik ansietas merupakan konflik emosional yang terjadi antara id
dan super ego, yang berfungsi memperingatkan ego tentang sesuatu
bahaya yang perlu diatasi.
Universitas Sumatera Utara
- Menurut pandangan interpersonal yang dikemukakan oleh sullivan
ansietas timbul dari perasaan takut dari tidak adanya penerimaan dan
penolakan dari interpersonal. Hal ini juga berhubungan dengan trauma
perkembangan seperti,perpisahan, kehilangan yang menimbulkan individu
tidak berdaya. Seseorang dengan harga diri rendah biasanya sangat mudah
mengalami perkembangan ansietas berat.
- Menurut pandangan perilaku ansietas merupakan hasil frustasi dari segala
sesuatau yang mengganggu kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan
yang diinginkan. Para ahli perilaku menganggap ansietas sebagai suatu
dorongan belajar berdasarkan keinginan untuk menghidari rasa sakit. Ahli
teori pembelajaran meyakini bahwa individu yang sejak kecil terbiasa
dalam kehidupannya dihadapkan pada ketakutan yang berlebihan akan
menunjukan kemungkinan ansietas berat pada kehidupan masa dewasanya.
- Kajian keluarga menunjukan bahwa gangguan ansietas merupakan hal
yang biasanaya terjadi dalam suatu keluarga. Teori ini juga tumpang tindih
antara gangguan ansietas dengan depresi.
- Kajian biologis menunjukan bahwa otak mengandung reseptor khusus
untuk benzodiazepines. Reseptor ini mungkin mengatur ansietas.
Penghambat asam aminobutirat-gamaneuroregulator (GABA) juga
mempunyai peran penting dalam mekanisme biologis berhubungan dengan
ansietas, sebagaimana hal nya dengan endorfin. Selain itu telah di buktikan
bahwa kesehatan umum seseorang mempunyai akibat nyata sebagai
predisposisi terhadap ansietas. Ansietas mungkin disertai dengan
gangguan fisik selanjut nya menurunkan kapasitas seseorang untuk
mengatasi stresor.
c.Stresor pencetus
Stresor pencetus dapat berasal dari sumber internal atau eksternal.stresor
pencetus dapat di klasifikasikan dalam dua jenis:
- Ancaman terhadap integritas seseorang meliputi ketidakmampuan
fisiologis yang akan terjadi atau menurunkan kapasitas untuk melakukan
aktivitas hidup sehari-hari.pada ancaman ini, stresor yang berasal dari
Universitas Sumatera Utara
sumber eksternal adalah faktor-faktor yang dapat menyebabkan gangguan
fisik (misal; infeksi virus, polusi udara). Sedangkan yang menjadi sumber
internalnya kegagalan mekanisme fisiologis tubuh (misal; sistem jantung,
sistem imun,pengaturan suhu dan perubahan. Fisiologis selama
kehamilan).
- Ancaman terhadap sistem diri seseorang dapat membahayakan identitas,
harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi seseorang. Ancaman yang
berasal dari sumber eksternal yaitu kehilangan orang yang berarti
(meninggal, perceraian, pindah kerja) dan ancaman yang berasal dari
sumber internal berupa gangguan hubungan interpersonal dirumah, tempat
kerja, atau menerima peran baru.
d.Perilaku
Ansietas dapat diekspresikan langsung melalui perubahan fisiologis dan
perilaku secara tidak langsung melalui timbulnya gejala atau mekanisme
koping dalam upaya mempertahankan diri dari ansietas. Intensitas dari
perilaku akan meningkat sejalan dengan peningkatan ansietas. Respon
fisiologis, perilaku, kognitif, dan afektif terhadap ansietas dijelaskan pada
tabel dibawah ini.
Sistem tubuh Respons
Kardiovaskuler Palpitasi
Jantung berdebar
Tekanan darah meningkat
Denyut nadi menurun
Pingsan
Pernapasan Napas cepat
Sesak nafas
Pembengkakan pada tenggorokan
Sensasi tercekik
Napas dangkal
Tekanan pada dada
Universitas Sumatera Utara
Neuromuskuler Reflek meningkat
Reaksi terkejut
Mata berkedip-kedip
Insomnia
Gelisah
Wajah tegang
Kelemahan umum
Gerakan yang janggal
Tremor
Gastrointestinal Kehilangan nafsu makan
Rasa tidak nyaman pada abdomen
Menolak makan
Nyeri abdomen
Mual
Nyeri ulu hati
Diare
Saluran perkemihan Sering berkemih
Tidak dapat menahan kencing
Kulit Wajah kemerahan
Telapak tangan berkeringat
Berkeringat seluruh badan
Gatal
Rasa panas dan dingin
Wajah pucat
Tabel respos perilaku,kognitif dan afektif
Sisitem Respos
Perilaku Gelisah
Ketegangan fisik
Reaksi terkejut
Bicara cepat
Kurang koordinasi
Universitas Sumatera Utara
Cenderung mengalami cidera
Menarik diri dari hubungan-
interpersoanal
Inhibisi
Melarikan diri dari masalah
Menghindar
Hiperventilasi
Sangat waspada
Kognitif Perhatian terganggu
Konsentrasi buruk
Pelupa
Salah dalam memberikan penilaian
Preokupasi
Hambatan berpikir
Lapang persepsi menurun
Bingung
Sangat waspada
Kehilangan obyektivitas
Takut kehilangan kendali
Takut pada gambaran visual
Takut cedera atau kematian
Mimpi buruk
Afektif Mudah terganggu
Tidak sabar
Tegang
Gugup
Ketakutan
kekhawatiran
Rasa bersalah
Mati rasa
Malu
Kecemasan
Universitas Sumatera Utara
e. Pengukuran tingkat kecemasan
Kecemasan dapat diukur dengan pengukuran tingkat kecemasan menurut alat
ukur kecemasan yang disebut HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale). Skala
HARS merupakan pengukuran kecemasan yang didasarkan pada
munculnya symptom pada individu yang mengalami kecemasan. Menurut skala
HARS terdapat 14 syptoms yang nampak pada individu yang mengalami
kecemasan. Setiap item yang diobservasi diberi 5 tingkatan skor( skala likert)
antara 0 (Nol Present) sampai dengan 4 (severe).
Skala HARS pertama kali digunakan pada tahun 1959, yang diperkenalkan
oleh Max Hamilton dan sekarang telah menjadi standar dalam pengukuran
kecemasan terutama pada penelitian trial clinic. Skala HARS telah dibuktikan
memiliki validitas dan reliabilitas cukup tinggi untuk melakukan pengukuran
kecemasan pada penelitian trial clinic yaitu 0,93 dan 0,97. Kondisi ini
menunjukkan bahwa pengukuran kecemasan dengan menggunakan skala HARS
akan diperoleh hasil yang valid dan reliable.
Skala HARS Menurut Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) penilaian
kecemasan terdiri dan 14 item, meliputi:
1). Perasaan Cemas firasat buruk, takut akan pikiran sendiri, mudah
tensinggung.
2). Ketegangan merasa tegang, gelisah, gemetar, mudah terganggu dan lesu.
3). Ketakutan : takut terhadap gelap, terhadap orang asing, bila tinggal sendiri
dan takut pada binatang besar.
4). Gangguan tidur sukar memulai tidur, terbangun pada malam hari, tidur
tidak pulas dan mimpi buruk.
5). Gangguan kecerdasan : penurunan daya ingat, mudah lupa dan sulit
konsentrasi.
6). Perasaan depresi : hilangnya minat, berkurangnya kesenangan pada hoby,
sedih, perasaan tidak menyenangkan sepanjang hari.
7). Gejala somatik: nyeni path otot-otot dan kaku, gertakan gigi, suara tidak
stabil dan kedutan otot.
Universitas Sumatera Utara
8). Gejala sensorik: perasaan ditusuk-tusuk, penglihatan kabur, muka merah
dan pucat serta merasa lemah.
9). Gejala kardiovaskuler : takikardi, nyeri di dada, denyut nadi mengeras dan
detak jantung hilang sekejap.
10). Gejala pemapasan : rasa tertekan di dada, perasaan tercekik, sering
menarik napas panjang dan merasa napas pendek.
11). Gejala gastrointestinal: sulit menelan, obstipasi, berat badan menurun,
mual dan muntah, nyeri lambung sebelum dan sesudah makan, perasaan
panas di perut.
12). Gejala urogenital : sering keneing, tidak dapat menahan keneing,
aminorea, ereksi lemah atau impotensi.
13). Gejala vegetatif : mulut kering, mudah berkeringat, muka merah, bulu
roma berdiri, pusing atau sakit kepala.
14). Perilaku sewaktu wawancara : gelisah, jari-jari gemetar, mengkerutkan
dahi atau kening, muka tegang, tonus otot meningkat dan napas pendek dan
cepat.
Cara Penilaian kecemasan adalah dengan memberikan nilai dengan kategori:
0 = tidak ada gejala sama sekali
1 = Satu dari gejala yang ada
2 = Sedang/ separuh dari gejala yang ada
3 = berat/lebih dari ½ gejala yang ada
4 = sangat berat semua gejala ada
Penentuan derajat kecemasan dengan cara menjumlah nilai skor dan item 1-14
dengan hasil:
1). Skor kurang dari 6 = tidak ada kecemasan.
2). Skor 7 – 14 = kecemasan ringan.
3). Skur 15 – 27 = kecemasan sedang.
4). Skor lebih dari 27 = kecemasan berat.
Tingkat Kecemasan
Stuart dan Sundeen (1995) membagi kecemasan menjadi 4 tingkatan yaitu :
Universitas Sumatera Utara
-Kecemasan Ringan
Kecemasan ringan berhubungan dengan ketegangan akan peristiwa
kehidupan sehari-hari. Pada tingkat ini lahan persepsi melebar dab individu
akan berhati-hati dan waspada. Individu terdorong untuk belajar yang akan
menghasilkan pertumbuhan dan kreativitas.
Respon Fisiologis :
· Sesekali nafas pendek
· Nadi dan tekanan darah naik
· Gejala ringan pada lambung
· Muka berkerut dan bibir bergetar
· Respon Kognitif
· Lapang persegi meluas
· Mampu menerima ransangan yang kompleks
· Konsentrasi pada masalah
· Menyelesaikan masalah secara efektif
Respon perilaku dan Emosi
· Tidak dapat duduk tenang
· Tremor halus pada tangan
· Suara kadang-kadang meninggi
- Kecemasan sedang
Pada tingkat ini lahan persepsi terhadap lingkungan menurun/individu
lebih memfokuskan pada hal penting saat itu dan mengesampingkan hal lain.
Respon Fisiologis:
· Sering nafas pendek
· Nadi ekstra systole dan tekanan darah naik
· Mulut kering
· Anorexia
· Diare/konstipasi
· Gelisah
Respon Kognitif:
· Lapang persepsi menyempit
· Rangsang Luar tidak mampu diterima
Universitas Sumatera Utara
· Berfokus pada apa yang menjadi perhatiannya
Respon Prilaku dan Emosi:
· Gerakan tersentak-sentak (meremas tangan)
· Bicara banyak dan lebih cepat
· Perasaan tidak nyaman
- Kecemasan Berat
Pada kecemasan berat lahan persepsi menjadi sempit. Individu cenderung
memikirkan hal yang kecil saja dan mengabaikan hal-hal yang lain. Individu
tidak mampu berfikir berat lagi dan membutuhkan banyak
pengarahan/tuntutan.
Respon Fisiologis:
· Sering nafas pendek
· Nadi dan tekanan darah naik
· Berkeringat dan sakit kepala
· Penglihatan kabur
Respon Kognitif :
· Lapang persepsi sangat menyempit
· Tidak mampu menyelesaikan masalah
Respon Prilaku dan Emosi:
· Perasaan ancaman meningkat
· Verbalisasi cepat
· Blocking
- Panik
Pada tingkat ini persepsi sudah terganggu sehingga individu sudah tidak
dapat mengendalikan diri lagi dan tidak dapat melakukan apa-apa walaupun
sudah diberi pengarahan/tuntunan.
Respon Fisiologis:
· Nafas pendek
· Rasa tercekik dan berdebar
· Sakit dada
· Pucat
· Hipotensi
Universitas Sumatera Utara
Respon Kognitif:
· Lapang persepsi menyempit
· Tidak dapat berfikir lagi
Respon Prilaku dan Emosi:
· Agitasi, mengamuk dan marah
· Ketakutan, berteriak-teriak, blocking
· Persepsi Kacau
2. Analisa data
Pengumpulan data adalah informasi tentang pasien yang dilakukan secara
sistematis untuk menentukan masalah-masalah, serta kebutuhan-kebutuhan
keperawatan dan kesehatan pasien. Dari informasi yang terkumpul didapatkan
data dasar tentang masalah-masalah yang dihadapi pasien (Potter & perry,
2005).
Batasan karakteristik yang terkait dengan kecemasan menurut NANDA
adalah:
- Agitasi
- Gelisah
- Gerakan ekstra
- Insomnia
- Kontak mata yang buruk
- Melihat sepintas
- Mengekspresikan
kekhawatiran karena
perubahan dalam peristiwa
hidup
- Penurunan produktivitas
- Perilaku mengintai
- Tampak waspada
- Berfokus pada diri sendiri
- Distres
- Gugup
- Lemah
- Mulut kering
- Peningkatan denyut nadi
- Peningkatan frekuensi
pernafasan
- Peningkatan refleks
- Peningkatan tekanan darah
- Vasokontriksi superfisial
- Wajah memerah
- Anyang-anyangan
- Diare
- Dorongan segera berkemih
- Gangguan pola tidur
- Kesemutan pada
eksremitas
- Letih
Universitas Sumatera Utara
- Kesedihan mendalam
- Ketakutan
- Menggemerutukan gigi
- Menyesal
- Peka
- Perasaan tidak adekuat
- Putus asa
- Ragu
- Senang berlebihan
- Gemetar
- Peningkatan keringat
- Peningkatan ketegangan
- Suara bergetar
- Tremor
- Tremor tangan
- Wajah tegang
- Anoreksia
- Diare
- Dilatasi pupil
- Eksitasikardiovaskuler
- Gangguan pernafasan
- Jantung berdebar-debar
- Kedutan otot
- Mual
- Nyeri abdomen
- Penurunan denyut nadi
- Penururnan tekanan darah
- Pusing
- Sering berkemih
- Bloking pikiran
- Cenderung menyalahkan
orang lain
- Gangguan konsentrasi
- Gangguan perhatian
- Konfusi
- Lupa
- Melamun
- Menyadari gejala
fisiologis
- Penurunan kemampuan
belajar
- Penurunan kemampuan
untuk memecahkan
masalah
- Penurunan lapang persepsi
- Preokupasi
a. Faktor yang berhubungan terkait kecemasan pada menurut NANDA yaitu:
- Terpajan toksin
- Hubungan keluarga/hereditas
- Transmisi dan penularan interpersonal
- Krisis situasi dan maturasi
- Ancaman atau perubahan pada status peran, fungsi peran, lingkungan,
status kesehatan, dan pola interaksi
- Stres
Universitas Sumatera Utara
- Penyalahgunaan zat
- Ancaman kematian
- Ancaman terhadap konsep diri
- Konflik yang tidak disadari tentang nilai dan tujuan hidup yang esensial
- Kebutuhan yang tidak terpenuhi
3. RUMUSAN MASALAH
Perumusan masalah keperawatan didasarkan pada identifikasi kebutuhan
klien. Bila data pengkajian mulai menunjukan masalah, perawat diarahkan pada
pemilihan diagnosa untuk mengidentifkasi kebutuhan klien. Perawat terlebih
dahulu menentukan apa masalah kesehatan klien dan apakah masalah tersebut
potensial atau aktual (Potter & Perry , 2005)
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul menurut diagnosa
keperawatan NANDA.
Ada beberapa diagnosa keperawatan yang mungkin dapat muncul pada
pasien yang mengalami masalah pada domain ke-9 kelas dua, yaitu:
a. Ketidakefektifan perencanaan aktivitas
b. Resiko ketidakefektifan perencanaan aktivitas
c. Ansietas
d. Koping defensif
e. Ketidakefektifan koping
f. Kesiapan meningkatnya koping
g. Ketidakefektifan koping komunitas
h. Kesiapan meningkatkan koping komunitas
i. Penurunan koping keluarga
j. Ketidakmampuan koping keluarga
k. Kesiapan meningkatkan koping keluarga
l. Ansietas kematian
m. Ketidakefektifan penyangkalan
n. Ketakutan
o. Duka cita
p. Duka cita terganggu
Universitas Sumatera Utara
q. Risiko duka cita terganggu
r. Gangguan pengolahan mood
s. Kesiapan meningkatkan kekuatan
t. Ketidakberdayaan
u. Risiko ketidakberdayaan
v. Gangguan penyesuaian individu
w. Kesiapan meningkatkan penyesuaian individu
x. Kepedihan kronis
y. Stres berlebihan
4. PERENCANAAN
Perencanaan adalah teori dari perilaku keperawatan dimana tujuan yang
berpusat pada klien dan hasil yang diperkirakan diterapakan dan intervensi
keperawatan dipilih untuk mencapai tujuan tersebut (Potter & Perry, 2005).
Proses perencanaan keperawatan di rumah memerlukan keterlibatan dari
klien, keluarga, dan orang yang berarti lainnya. Seluruh perawatan dilakukan di
rumah.Klien dan keluarga dibiasakan untuk mempunyai kontrol, dan perawat
harus menyadari hal ini.
1). Ansietas
Perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai respons
autonom (sumber sering kali tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu);
perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya. Perasaan ini
merupakan isyarat kewaspadaan yang memperingatkan bahaya yang akan
terjadi dan memampukan individu melakukan tindakan untuk menghadapi
ancaman.
Hasil NOC
a. Tingkat Ansietas: keparahan manifestasi kekhawatiran, ketegangan, atau
perasaan tidak tenang yang muncul dari sumber yang tidak dapat diidentifikasi
b. Pengendalian-Diri Terhadap Ansietas: Tindakan personal untuk
menghilangkan atau mengurangi perasaan khawatir, tegang atau perasaan
tidak tenang akibat sumber yang tidak diidentifikasi
c. Konsentrasi: Kemampuan untuk focus pada stimulas tertentu
Universitas Sumatera Utara
d. Koping: Tindakan personal untuk mengatasi stressor yang membebani
sumber-sumber individu
Tujuan/Kriteria Hasil
a. Ansietas berkurang, dibuktikan oleh bukti tingkat ansietas hanya ringan
sampai sedang, dan selalu menunjukkan pengendalian diri terhadap ansietas,
konsentrasi, koping.
b. Menunjukkan pengendalian diri terhadap ansietas yang dibuktikan oleh
indikator sebagai berikut:
- Merencanakan strategi koping untuk situasi penuh tekanan
- Mempertahankan performa peran
- Memantau distorsi sensori
- Memantau manifestasi perilaku ansietas
- Menggunakan teknik relaksasi untuk meredakan ansietas
Intervensi NIC
a. Bimbingan Antisipasi: Mempersiapkan pasien menghadapi kemungkinan
krisis perkembangan dan/ atau situasionel
b. Penurunan Ansietas: meminimalkan kekhawatira, ketakutan, prasangka,
atau perasaan tidak tenang yang berhubungan dengan sumber bahaya yang
diantisipasi dan tidak jelas
c. Teknik Menenangkan Diri: Meredakan kecemasan pada pasien yang
mengalami distress akut
d. Peningkatan koping: Membantu pasien untuk beradaptasi dengan persepsi
stressor, perubahan, atau ancaman yang menghambat pemenuhan tuntutan
dan peran hidup
e. Dukungan Emosi: Memberikan penenangan, penerimaan dan
bantuan/dukungan selama masa stress.
Aktivitas Keperawatan
Pengkajian
- Kaji dan dokumentasikan tingkat kecemasan pasien termasuk reaksi fisik
- Kaji tanda-tanda vital klien
Universitas Sumatera Utara
- Gali bersama pasien tentang teknik yang berhasil dan tidak berhasil
menurunkan ansietas dimasa lalu
- Kaji faktor budaya (misalnya, konflik nilai) yang menjadi penyebab
ansietas
Observasi
- Observasi tanda-tanda vital
- Observasi tanda-tanda cemas berat
Pendidikan Kesehatan
- Berikan informasi mengenai sumber komunitas yang tersedia, seperti
teman, tetangga, kelompok, tempat ibadah, lembaga sukarelawan dan
pusat rekreasi
- Informasikan tentang gejala ansietas
- Ajarkan anggota keluarga bagaimana membedakan antara serangan panic
dan gejala penyakit fisik
- Penurunan Ansietas (NIC):
• Sediakan informasi factual menyangkut diagnose,terapi, dan
prognosis
• Instruksikan pasien tentang penggunaan teknik relaksasi
• Jelaskan semua prosedur, termasuk sensasi yang biasanya di alami
selama prosedur
Aktivitas Kolaboratif
- Penurunan Ansietas (NIC): Berikan obat untuk menurunkan ansietas, jika
perlu
Aktivitas Lain
- Pada saat ansietas berat, dampingi pasien, bicara dengan tenang, dan
berikan ketenangan serta rasa nyaman
- Beri dorongan kepada klien untuk mengukapakan secara verbal, pikiran,
dan perasaan untuk mengeksternalisasikan
Universitas Sumatera Utara
- Bantu klien untuk memfokuskan pada situasi saat ini
- Sediakan pengalihan melalui televesi, radio, permainan, serta terapi
okupasi
- Berikan penguatan positif ketika pasien mampu meneruskan aktifitas
sehari-hari dan aktifitas lainnya meskipun mengalami ansietas
- Yakinkan kembali pasien melalui sentuhan,dan sikap empati secara verbal
dan non verbal secara bergantian
- Dorong klien untuk mengekspresikan kemarahan dan iritasi, serta izinkan
klien untuk menangis
- Kurangi rangsangan yang berlebihan dengan menyediakan lingkungan
tenang, kontak yang terbatas dengan orang lain jika dibutuhkan, serta
pembatasan penggunaan kafein dan stimulan lain
- Singkirkan sumber-sumber ansieatas jika memungkinkan
- Penurunan Ansietas (NIC):
• Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
• Nyatakan dengan jelas tentang harapan terhadap perilaku klien
• Dampingi klien (misalnya, selama prosedur) untuk meningkatkan
keamanan dan mengurangi rasa takut
• Berikan pijatan punggung/pijat leher, jika perlu
• Bantu klien untuk mengidentifikai situasi yang mencetuskan cemas.
1. Gangguan pola tidur
Gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat faktor eksternal.
Hasil NOC
Tujuan:
Pola tidur, kualitas tidur dalam bats normal.
Kriteria hasil:
- Jumlah jam tidur dalam batas normal
- Pola tidur, kualitas dalam batas normal
- Perasaan fresh sesudah tidur/istirahat
Universitas Sumatera Utara
Aktivitas Keperawatan
Mandiri
- Kaji tanda-tanda vital (TD, HR, RR, T)
- Lakukan kajian masalah tidur, karakteristik, dan penyebab tidur
- Kaji insomnia, anjuraan teknik relaksasi
- Tinjau ulang kebutuhan perubahan tidur normal berkenaan dengan
kehamilan
Kolaborasi:
- Ajarkan pada keluarga posisi tidur yang baik, agar dapat memantau
keadaan pasien
Observasi:
- Evaluasi tingkat kelelahan, anjurkan pasien untuk istirahat 1-2 jam pada
siang hari dan 8 jam pada malam hari
Universitas Sumatera Utara
B. ASUHAN KEPERAWATAN KASUS
1. Pengkajian
a. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. R.
Jenis kelamin : Perempuan
Umur :46 Tahun
Status perkawinan : Sudah Kawin
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jln.persamaan gg.rahmat.simp.limun Kec.Medan
Amplas.
Golongan darah : -
Tanggal pengkajian : 29Mei 2016
Tanggal operasi : -
Diagnosa medis : -
b. KELUHAN UTAMA
Klien mengeluh cemas terhadap perubahan-perubahan yang terjadi
pada tubuhnya.
c. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
1) Provocative/palliative
a) Apa penyebabnya
Penyebabnya adalah Ny.R sedang mengalami fase awal
menopouse,klien merasakan banyak perubahan-perubahan yang
terjadi pada tubuh klien,baik fisik maupun psikologis disertai
kurangnya pengehtahuan klien terhadap menopause, hal-hal tersebut
menyebabkan timbulnya rasa cemas,dan takut yang dialami klien.
Universitas Sumatera Utara
b) Hal-hal yang memperbaiki keadaan
Tidak ada hal yang memperbaiki keadaan,karena Ny.R tidak
banyak mengetahui tentang menopouse itu sendiri serta kurangnya
minat Ny.R untuk mencari tahu tentang masalah yang dialaminya.
2) Quantity/quality
a) Bagaimana dirasakan
Klien sering merasa gelisah,timbul perasaan takut dan
tertekan,mudah lelah, timbul rasa panas pada bagian wajah hingga
leher, keringat berlebihan,serta klien mengatakan sulit
tidur(insomnia).
b) Bagaimana dilihat .
Klien tampak gelisah , wajah terlihat tegang,dan tangan
gemetaran.
3) Severity
Klien mengatakan sering merasa cemas, gelisah dan
tertekan,sehingga terganggu dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
4) Time
Perasaan cemas, keringat berlebihan, rasa panas pada wajah hingga
leher, gelisah, dan rasa takut terhadap kondisinya saat ini telah dialami
klien sejak 5 bulan yang lalu. gejala-gejala tersebut sering dirasakanklien
di waktu malam hari menjelang tidur dan disiang hari ketika klien tidak
melakukan kegiatan.
d. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
1) Penyakit yang pernah dialami
Ny.R mengatakan ia pernah mengalami penyakit hepatitis A
sekitar 2 tahun yang lalu,serta terdapat tumor di bagian lutut kiri,klien
juga menderita penyakitdiabetes meilitus dan hipertensi sejak 3 tahun
yang lalu hingga saat ini .
2) Pengobatan/tindakan yang dilakukan
Ny.R mengatakan pernah melakukan pengobatan penyakit hepatitis
A di Malaysia.
Universitas Sumatera Utara
Dilakukannyatindakan operasi pengangkatan tumor pada lutut kiri
klien di tahun 2009 ,klienrutin setiap bulannya mengontrol kadar gula
darah di pusat pelayanan kesehatan terdekat,sedangkan untuk
menurunkan tekanan darah tinggi(hipertensi) klien hanya mengkonsumsi
obat-obatan herbal.
3) Pernah dirawat/dioperasi
Klien pernah dirawat inap selama tiga hari di rumah sakit haji
Adam Malik untuk dilakukan nya tindakan operasi pengangkatan tumor
pada bagian lutut kiri klien.
4) Lama dirawat
Klien dirawat inap di rumah sakit haji Adam Malik selama 3 hari.
5) Alergi
Pasien tidak memiliki riwayat alergi, baik alergi makanan ataupun
alergi obat.
e. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
1) Orang tua
Klien memiliki orang tua dengan riwayat penyakit diabetes
meilitus dan hipertensi.
2) Saudara kandung
Klien memiliki 4 orang saudara kandung.Tiga orang diantaranya
tidak memiliki penyakit yang serius hanya satuorang saudara klien yang
menderita penyakit diabetes meilitus kgd:400 mg/dl .
3) Penyakit keturunan yang ada
Klien memiliki riwayat penyakit keturunan yaitu diabetes meilitus.
4)Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
Tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa.
5)Anggota keluarga yang meninggal
Adik kandung klien ‘
6) Penyebab meninggal
Diabetes meilitus di sertai komplikasi.
Universitas Sumatera Utara
f. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL
1) Persepsi pasien terhadap penyakitnya
Klien mengatakan merasa cemas dan takut atas penyakit yang
dialaminya, klien berharap agar masalah yang dialaminya tidak
berlangsung lama, klien berharap segera sembuh.
2) Konsep diri
Gambaran diri :klien merasa sedih dan takut atas kondisinya saat
ini, hal itu sangat berdampak buruk bagi kehidupan
klien, sehingga membuat klien merasa tidak
berguna, dimana klien tidak dapat lagi berperan
sepenuhnya sebagai seorang ibu didalam keluarga,
terutama bagi suami yang dengan kondisi klien
saat ini klien tidak dapat lagi berreproduksi dan
memenuhi kebutuhan seksual suaminya.
Ideal diri :klien mengatakan ingin cepat sembuh.
Peran diri :klien mengalami gangguan peran diri selama
mengalami menopouse karena tidak bisa
menjalankan sebagai istri dan ibu rumah tangga.
Identitas :klien mengatakan dirinya sebagai seorang istri dan
ibu dari ke empat orang anaknya.
3) Hubungan sosial
Orang yang berarti :semua anggota keluarganya.
Hubungan dengan keluarga :sejak menderita menopouse hubungan
dan interaksi klien dengan keluarga
kurang baik.
Hubungan dengan orang lain : hubungan klien dengan orang lain
kurangbaik, sejak terjadinya menopouse.
Hambatan bersosialisasi : sejak terjadi nya terjadi menopause
menyebabkan klien jadi mudah
tersinggung, labilitas emosi, sering merasa
tertekan sehingga menimbulkan hambatan
dalam bersosialisasi.
Universitas Sumatera Utara
4) Spiritual
Nilai dan keyakinan :klien selalu berdoa bersama suami dan
anaknyauntuk kehidupannya yang lebih
baik.
Kegiatan ibadah : Sholat 5 waktu dan mengaji.
g.PEMERIKSAAN FISIK
1) Keadaan Umum
Klien tampak gelisah, lemas serta wajah tampak kaku.
2) Tanda-tanda vital
Suhu tubuh :36,5 0C
Tekanan darah : 170/100mmhg
Nadi : 78x/m
Pernafasan : 25x/m
TB : 160cm
BB : 71kg
3) Pemeriksaan Head to toe
Kepala
Bentuk : bentuk kepala bulat
Kulit kepala : bersih dan tidak ada ketombe.
Rambut
Penyebaran dan keadaan rambut : penyebaran rambut tidak merata
dan rambut tampak kusam dan
kering.
Warna rambut : hitam kecoklatan
Wajah
Struktur wajah : simetris.
Universitas Sumatera Utara
Mata
Kelengkapan dan kesimetrisan : kedua mata lengkap dan simetris
antara mata sebelah kanan dan kiri.
Kelopak mata : tampak lingkaran hitam
Konjungtiva : anemis
Pupil : tidak dilakukan pemeriksaan
Cornea dan iris : tidak dilakukan pemeriksaan
Hidung
Tulang hidung dan posisi septum nasi: normal, dan letaknya di Medial
Lubang hidung : normal dan simetris antarakanan
dan kiri
Cuping hidung : normal dan tidak ada Kelainan.
. Telinga
Bentuk teling : bentuk antara telinga kanan dan kiri
normal
Ukuran telinga : ukuran antara telinga kanan dan kiri
simetris
Lubang teling : tidak ditemukan adanya kelainan
padalubang telinga.
Ketajaman pendengaran : dapat mendengar dengan baik
Mulut dan faring
Keadaan bibir :mukosa bibir tampak kering.
Keadaan gusi : normal tidak ada ditemukan
kelainan.
Keadaan lidah : berwarna merah muda.
.
Universitas Sumatera Utara
Pemeriksaan integumen
Kebersihan : Kulit tampak kering.
Kehangatan : Kulit terasa hangat
Warna : Kulit berwarna sawo matang
Turgor : Kembali lebih dari 2 detik
Kelembaban : Kulit tampak kering
Kelainan pada kulit : Tidak ditemukan adanya kelainan pada
kulit
Kuku : Normal
Tonus otot : Lembek
Sistem Pencernaan
Selera makan : baik
Pemeriksaan thoraks/dada
Inspeksi thoraks : Simetris antara kanan dan kiri dan tidak
ditemukan kelainan atau luka
Pernafasan : Pernafasannya normal 22x/menit
Tanda kesulitan bernafas : Tidak ditemukan tanda kesulitan bernafas.
h. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI
1) Pola makan dan minum
Frekuensi makan : 3x/hari
Nafsu/selera makan : Selera makan baik.
Nyeri ulu hati : Tidak ditemukan adanya nyeri ulu hati
Alergi : Klien tidak memiliki riwayat alergi
Mual dan muntah : Klien tidak mengalami ataupun merasakan
mual dan muntah
Tampak memisahkan diri : Klien tidak pernah memisahkan diri dengan
keluarganya pada saat makan
Universitas Sumatera Utara
Waktu pemberian makan : Pagi hari pukul 07.30 WIB, siang hari
pukul 13.00 WIB, dan malam hari pukul
20.00 WIB.
Jumlah dan jenis makanan : klien makan makanan yang biasa di
sediakan oleh anaknya.
Waktu pemberian minum : Tidak ditentukan, sesuai dengan kebutuhan
klien, jumlah 6-8gelas perhari.
2) Perawatan diri/personal hygiene
Kebersihan tubuh : Kebersihan tubuh klien baik dan mandi 2
kali sehari,rambut tampak bersih.
Kebersihan gigi dan mulut : Gigi dan mulut tampak bersih
Kebersihan kuku : Kuku tangan dan kaki klien tampak bersih.
3) Pola kegiatan/aktivitas
Mandi, makan, BAB, BAK, ganti pakaian dilakukan klien secara mandiri.
4) Pola eliminasi
BAB
Pola BAB : 1 x/hari
Karakter feses : lembek dan padat
Riwayat perdarahan : Tidak ditemukan adanya riwayat
perdarahan
BAK
Pola BAK :4-6 kali sehari
Nyeri/rasa terbakar/kesulitan BAK : tidak ditemukan nyeri/rasa
terbakar/kesulitan saat BAK
Riwayat penyakit kandung kemih : tidak ada riwayat penyakit ginjal
Penggunaan diuretic : tidak menggunakan diuretik
Upaya mengatasi masalah : tidak ditemukan adanya masalah
Universitas Sumatera Utara
2. Analisa Data
No Data Etiologi Maslah
Keperawatan
1. Ds :
Klien mengatakan merasa
cemas dan takut akibat
terjadinyaperubahan-
perubahan pada tubuh nya,
meliputi perubahan fisik
dan psikologis.
Do :
- Klien tampak gelisah
- wajah tegang
- tubuh tampak lemah
- keringat berlebihan
- kontak mata kurang
- TD : 170/100 mmhg
- RR : 26 x/menit
Fase awal menopouse
terjadinya perubahan
fisik dan psikologis pada
tubuh
Ancaman atau perubahan
pada status peran, fungsi
peran, Kebutuhan yang
tidak terpenuhi.
Menimbulkan perasaan tidak nyaman atau kekawatiran Kecemasan (ansietas)
Ansietas
2. Ds:
−Klien mengatakan sulit
untuk tidur dimalam hari
karena khawatir
memikirkan perubahan
tubuh pada masa
menopouse yang
mengganggu peran, dan
fungsi peran klien dalam
keluarga.
- Klien mengatakan lama
tidur 4 jam.
Fase awal menopouse
ketidaknyamana fisik
dan psikologis yang lama
Cemas dan gelisah
Insomnia
Gangguan Pola Tidur
Gangguan Pola
Tidur
Universitas Sumatera Utara
Do:
• Tampak lingkaran hitam
pada kantong mata. • Tampak lemah.
• klien sering menguap
• konjugtiva anemis
•
3. RUMUSAN MASALAH
Setelah analisa data dilakukan, dapat dirumuskan beberapa masalah
kesehatan.masalah yang muncul berdasarkan prioritas yang didasari kriteria yang
harus ditangai segera,berikut beberapa masalah yang muncul berdasarkan analisa
data:
a) Ansietas
b) Gangguan Pola Tidur
DIAGNOSA KEPERAWATAN (prioritas)
1. ansietasberhubungan dengan terjadinya perubahan-perubahan fisik dan
psikologis pada fase awal menopouse.
2. Gangguan Pola Tidurberhubungan dengan kondisi tubuh pada fase
menopouse ditandai dengan tidak bisa tidur karena timbulnya
kekhawatiran akan perubahan tubuh di masa menopouse yang dapat
mengganggu peran dan fungsi peran dalam keluarga.
Universitas Sumatera Utara
4. PERENCANAAN KEPERAWATAN
Hari/
tanggal No. Dx Perencanaan Keperawatan
Kamis,
2 Juni
2016
1.Cemas Tujuan dan kriteria hasil:
NOC: Ansietas/cemas
1.Ansietas berkurang, dibuktikan oleh
bukti tingkat ansietas hanya ringan
sampai sedang, dan selalu menunjukkan
pengendalian diri terhadap ansietas,
konsentrasi, koping.
2.Menunjukkan pengendalian diri
terhadap ansietas yang dibuktikan oleh
indikator sebagai berikut:
- Merencanakan strategi koping untuk
situasi penuh tekanan
- Mempertahankan performa peran
- Memantau distorsi sensori
- Memantau manifestasi perilaku
ansietas
- Menggunakan teknik relaksasi untuk
meredakan ansietas
Rencana tindakan Rasional
Pengkajian:
1. Kaji dan
dokumentasikan
tingkat
kecemasan pasien
termasuk reaksi
fisik
Tingkat
kecemasan klien
dan reaksi fisik
tergantung dari
tingkat
kecemasan yang
dialami.
Universitas Sumatera Utara
2. Kaji tanda-tanda
vital klien
Mengetahui
keadaan umum
klien melalui
tanda-tanda vital.
Observasi:
1.Observasi tanda-
tanda vital
Peningkatan
tekanan darah dan
frekuensi nadi
merupakan
indikator
peningkatan
cemas
2. Observasi tanda-
1. tanda cemas berat
Memberikan
penanganan
yang tepat
Pendidikan
Kesehatan
1.Berikan informasi
mengenai sumber
komunitas yang
tersedia, seperti
teman, tetangga,
kelompok, tempat
ibadah, lembaga
sukarelawan dan
pusat rekreasi
Sumber
komunitas yang
tersedia dapat
menjadi sarana
untuk
menurunkan
cemas pada klien
2.Berikan informasi
mengenai menopouse
dan adaptasi
mengenai perubahan
yang terjadi pada
masa menopouse
Dapat
menurunkan
kecemasan pada
klien
Universitas Sumatera Utara
1. Mandiri
1. Dampingi pasien,
bicara dengan tenang,
dan berikan
ketenangan serta rasa
nyaman
Ketenangan
terhadap rasa
nyaman akan
menurunkan
cemas pada klien
2.Sediakan
pengalihan melalui
televesi, radio,
permainan, serta
terapi okupasi
Untuk
menurunkan
ansietas dan
memperluas
fokus
3.Berikan penguatan
positif ketika pasien
mampu meneruskan
aktifitas sehari-hari
dan aktifitas lainnya
meskipun mengalami
ansietas
Mengalihkan
pikiran klien dari
cemas
4.Yakinkan kembali
pasien melalui
sentuhan,dan sikap
empati secara verbal
dan non verbal secara
bergantian
Sentuhan dan
sikap empati
secara verbal dan
non verbal dapat
menurunkan
cemas pada klien
5.Kurangi
rangsangan yang
berlebihan dengan
menyediakan
lingkungan tenang,
kontak yang terbatas
dengan orang lain
Menurunkan
rasa cemas pada
klien
Universitas Sumatera Utara
jika dibutuhkan, serta
pembatasan
penggunaan kafein
dan stimulan lain
Singkirkan sumber-
sumber ansieatas jika
memungkinkan
Mencegah
cemas klien
10.Penurunan cemas:
- Gunakan
pendekatan
yang tenang dan
meyakinkan
- Dampingi klien
(misalnya,
selama
prosedur) untuk
meningkatkan
keamanan dan
mengurangi rasa
takut
- Berikan pijatan
punggung/pijat
leher, jika perlu
- Bantu klien
untuk
mengidentifikai
situasi yang
mencetuskan
cemas.
Menurunkan
cemas pada klien
Pijatan leher
dapat
meningkatkan
relaksasi pada
klien sehingga
cemas menurun
Universitas Sumatera Utara
2. Gangguan pola tidur Tujuan dan kriteria hasil:
Tujuan: Pola tidur, kualitas tidur dalam
batas normal.
Kriteria hasil:
- Jumlah jam tidur dalam batas normal
- Pola tidur, kualitas dalam batas
normal
- Perasaan fresh sesudah tidur/istirahat
Rencana tindakan Rasional
1. Mandiri:
1. kaji tanda-tanda
vital (TD, HR, RR,
T)
Untuk
mengumpulkan
dan
menganalisis
data
kardiovaskuler,
dan suhu tubuh
2. lakukan kajian
masalah tidur,
karakteristik, dan
penyebab tidur
Untuk memberikan informasi dasar dalam menentukan rencana perawatan
3. kaji insomnia,
anjuraan teknik
relaksasi
Ansietas yang
berlebihan,
kegembiraan,
ketidaknyamanan
fisik, nokturia,
dapat
mempersulit tidur
Universitas Sumatera Utara
4. Tinjau ulang
kebutuhan
perubahan tidur
normal berkenaan
dengan kehamilan
Membantu
mengidentifikasi
kebutuhan pola
tidur
Kolaborasi:
1.ajarkan pada
keluarga posisi
tidur yang baik,
agar dapat
memantau keadaan
pasien
Agar keluarga
dapat memantau
keadaan/posisi
tidur pasien
Observasi:
2. Evaluasi tingkat
kelelahan,
anjurkan pasien
untuk istirahat 1-2
jam pada siang hari
dan 8 jam pada
malam hari
Meringankan rasa
lelah
Universitas Sumatera Utara
5. Implementasi dan Evaluasi
Hari/
Tanggal
No.
Dx. Implementasi Keperawatan Evaluasi(SOAP)
Jum’at,
3 Juni 2016
1. 1. Mengkaji dan
mendokumentasikan
tingkat kecemasan
menggunakan skala
HARS(Hamilton Anxiety
Rating Scale)
2. Mengkaji tanda-tanda vital
klien TD, RR, HR, T, BB,
.
3. Mengkaji faktor budaya
(misalnya, konflik nilai
atau keyakinan klien
terhadap suatu masalah
kesehatan) yang
menyebabkan ansietas.
4. Mengobservasi tanda-
tanda vital
5. Mendampingi pasien
bicara dengan tenang, dan
berikan ketenangan
misalnya menyediakan
tempat yang tenang, udara
segar, agar klien dapat
membantu klien
merelaksasikan tubuh nya
sehingga dapat
mengurangi kecemasan
serta merasa lebih nyaman
S : Ny.R mengatakan sudah
dapat sedikit tenang tetapi
cemas hanya berkurang
belum hilang sepenuhnya.
O:
-RR : 26 x/m
-HR: 75x/m
-T : 36.30C
-TD: 160/100 mmhg
-BB:71 Kg
-TB: 160 cm
- Klien tampak gelisah
-lemah
-wajah tampak tegang.
A: Masalah teratasi sebagian.
- Klien tampak lebih
tenang
- Keringat berkurang
- Gelisah berkurang
P : Intervensi dilanjutkan.
- Mendampingi pasien
dan mendiskusikan
koping yang tepat
utnuk mengatasi
kecemasan
- Mengobservasi tanda-
tanda vital
Universitas Sumatera Utara
6. Membantu klien
mengenali situasi yang
menimbulkan kecemasan
dengan cara memberikan
penkes tentang kecemasan
dan koping yang tepat
untuk mengurangi cemas.
7. Memberikan penkes pada
pasien terkait adaptasi
mengenai perubahan
tubuh pada masa
menopouse agar dapat
mengurangi cemas, misal
menjelaskan tentang
menopouse dan perubahan
pada tubuh pada masa
menopouse
8. Menyediakan pengalihan
agar cemas tidak muncul
melalui televisi, radio, dan
terapi okupasi, kegiatan
kemasyarakatan dan
keagamaan seperti, arisan,
pengajian.
9. Mengurangi rangsangan
yang berlebihan dengan
menyediakan lingkungan
yang tenang dengan cara
mengurangi kebisingan,
jaga sirkulasi udara
ruangan agar klien dapat
menerapkan teknik
- Mengurangi
rangsangan yang
berlebihan,
menciptakan
lingkungan yang
tenang
- Mengintruksikan pada
klien untuk
menggunakan tehnik
relaksasi
- Penkes pada pasien
dan keluarga terkait
menopouse
Universitas Sumatera Utara
relaksasi pernafasan,
kontak yang terbatas
dengan orang lain jika
dibutuhkan, serta
membatasi penggunaan
kafein dan stimulan lain.
10. Menginstruksikan pasien
menggunakan teknik
relaksasi, misal nya pijat
relaksasi, mandi air
hangat, teknik nafas dalam
untuk memberi
ketenangan serta dapat
mengurangi kecemasan.
Jumat,
4 juni
2016
2. 1. Mengkaji tanda-tanda vital
2. Melakukan kajian masalah
tidur berupa
kualitas(kepuasan tidur)
dan kuantitas(durasi tidur)
tidur, karakteristik, dan
penyebab tidur
3. Mengajarkan pada klien
posisi tidur yang baik
dengan memiringkan
tubuh kebagian kanan
dimana posisi ini
memudahkan pernafasan
(sesuai kepercayaan
klien).
4. Menganjurkan klien untuk
istirahat 1-2 jam pada
S: klien mengatakan
kesulitan untuk tidur sudah
berkurang, klien dapat tidur
dengan pulas.
O: Tanda-tanda vital
-RR : 26 x/m
-HR: 75x/m
-T : 36.30C
-TD: 170/100 mmhg
-BB:71 Kg
-TB: 160 cm
lingkaran hitam di bawah
mata klien tampak berkurang,
klien tampak tenang dan
lebih segar
A: Masalah teratasi sebagian.
Universitas Sumatera Utara
siang hari dan 8 jam pada
malam hari.
5. meningkatkan kenyaman
waktu tidur, misal: mandi
air hangat dan pijat
sebelum tidur, masase
6. melibatkan keluarga
dalam memodifikasi
lingkungan agar klien
dapat tidur dengan pulas,
misalnya mengurangi
kebisingan, dan
mengurangi pencahayaan,
ruangan dan tempat tidur
yang bersih dan nyaman.
- Klien tampak lebih
segar
- Tidur cukup
P: intervensi dilanjutkan.
- Mengajarkan pada
klien posisi tidur yang
nyaman agar dapat
membantu tidur
dengan pulas
- Mengobservasi tanda-
tanda vital
- meningkatkan
kenyaman waktu tidur,
misal: mandi air hangat
dan pijat sebelum tidur,
masase
- memodifikasi
lingkungan
Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN
CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/
Tanggal
No.
Dx
Implementasi
keperawatan
Evaluasi (SOAP)
Sabtu,
5 juni
2016
1. 1. Mengobservasi tanda-
tanda vital
2. Mendampingi pasien
bicara dengan tenang,
dan berikan ketenangan
misalnya menyediakan
tempat yang tenang,
udara segar, agar klien
dapat membantu klien
merelaksasikan tubuh
nya sehingga dapat
mengurangi kecemasan
serta merasa lebih
nyaman
3. Membantu klien
mengenali situasi yang
menimbulkan kecemasan
dengan cara memberikan
penkes tentang
kecemasan dan koping
yang tepat untuk
mengurangi cemas.
4. Memberikan penkes
pada pasien terkait
adaptasi mengenai
perubahan tubuh pada
masa menopouse agar
S :Ny.R mengatakan sudah dapat
sedikit tenang tetapi cemas hanya
berkurang belum hilang
sepenuhnya
O:
RR : 26 x/m
HR: 75x/m
T : 36.30C
TD: 150/90 mmhg
BB:71 Kg
TB: 160 cm
Klien tampak
gelisah,lemah,wajah tampak
tegang.
A: Masalah teratasi sebagian.
- Klien tampak lebih tenang
- Keringat berkurang
- Gelisah berkurang
P : Intervensi dilanjutkan.
- Mendampingi pasien dan
mendiskusikan koping
yang tepat utnuk mengatasi
kecemasan
- Mengobservasi tanda-tanda
vital
- Mengurangi rangsangan
yang berlebihan,
Universitas Sumatera Utara
dapat mengurangi
cemas, misal
menjelaskan tentang
menopouse dan
perubahan pada tubuh
pada masa menopouse
5. Menyediakan pengalihan
agar cemas tidak
muncul melalui televisi,
radio, dan terapi okupasi,
kegiatan kemasyarakatan
dan keagamaan seperti,
arisan, pengajian.
6. Mengurangi rangsangan
yang berlebihan dengan
menyediakan lingkungan
yang tenang dengan cara
mengurangi kebisingan,
jaga sirkulasi udara
ruangan agar klien dapat
menerapkan teknik
relaksasi pernafasan,
kontak yang terbatas
dengan orang lain jika
dibutuhkan, serta
membatasi penggunaan
kafein dan stimulan lain.
7. Menginstruksikan pasien
menggunakan teknik
relaksasi, misal nya pijat
relaksasi, mandi air
hangat, teknik nafas
menciptakan lingkungan
yang tenang
- Mengintruksikan pada klien
untuk menggunakan tehnik
relaksasi
- Penkes pada pasien dan
keluarga terkait menopouse
Universitas Sumatera Utara
dalam untuk memberi
ketenangan serta dapat
mengurangi kecemasan..
Sabtu,
5 juni
2016
2. 1. Mengobservasi tanda-
tanda vital
2. Mengajarkan pada klien
posisi tidur yang baik
dengan memiringkan
tubuh kebagian kanan
dimana posisi ini
memudahkan pernafasan
(sesuai kepercayaan
klien).
3. Menganjurkan klien
untuk istirahat 1-2 jam
pada siang hari dan 8
jam pada malam hari.
4. meningkatkan kenyaman
waktu tidur, misal:
mandi air hangat dan
pijat sebelum tidur,
masase
5. melibatkan keluarga
dalam memodifikasi
lingkungan agar klien
dapat tidur dengan pulas,
misalnya mengurangi
kebisingan, dan
mengurangi
pencahayaan, ruangan
dan tempat tidur yang
S: klien mengatakan kesulitan
untuk tidur sudah berkurang,
klien dapat tidur 5-6 jam dimalam
hari.
O: Tanda-tanda vital
-RR : 26 x/m
-HR: 75x/m
-T : 36.30C
-TD: 150/90 mmhg
-BB:71 Kg
-TB: 160 cm
lingkaran hitam di bawah mata
klien tampak berkurang, klien
tampak tenang dan lebih segar
A: Masalah sebagian teratasi.
- Klien tampak lebih segar
- Tidur cukup
- Klien dapat tidur pulas
P: intervensi dilanjutkan.
- Mengajarkan pada klien
posisi tidur yang nyaman
agar dapat membantu tidur
dengan pulas
- Mengobservasi tanda-tanda
vital
- meningkatkan kenyaman
waktu tidur, misal: mandi
Universitas Sumatera Utara
bersih dan nyaman. air hangat dan pijat
sebelum tidur, masase
- memodifikasi lingkungan
Hari/
Tanggal
No.
Dx
Implementasi
keperawatan
Evaluasi (SOAP)
Senin,
7 juni
2016
1. 1. Mengobservasi tanda-
tanda vital
2. Mendampingi pasien
bicara dengan tenang,
dan berikan ketenangan
misalnya menyediakan
tempat yang tenang,
udara segar, agar klien
dapat membantu klien
merelaksasikan tubuh
nya sehingga dapat
mengurangi kecemasan
serta merasa lebih
nyaman
3. Membantu klien
mengenali situasi yang
menimbulkan kecemasan
dengan cara memberikan
penkes tentang
kecemasan dan koping
yang tepat untuk
mengurangi cemas.
4. Memberikan penkes
pada pasien terkait
adaptasi mengenai
S : Ny.R mengatakan kecemasan
nya berkurang atas perubahan
tubuh yang dialaminya baik fisik
maupun psikologis yang
berkaitan dengan menopouse
yang dialaminya,klien sudah
dapat melakukan aktifitas sehari-
hari seperti biasa nya,dan tampak
hubungan sosial dengan anggota
keluarga tampat erat,ditandai
dengan klien sudah sering
berkumpul dan mengobrol sambil
menonton tv bersama-sama.
O:
RR : 26 x/m
HR: 75x/m
T : 36.30C
TD: 160/90 mmhg
BB:71 Kg
TB: 160 cm
Klien tampak tenang, gelisah
berkurang,kontak mata baik.
A: Masalah teratasi sebagian.
- Klien tampak tenang
- Keringat berkurang
Universitas Sumatera Utara
perubahan tubuh pada
masa menopouse agar
dapat mengurangi
cemas, misal
menjelaskan tentang
menopouse dan
perubahan pada tubuh
pada masa menopouse
5. Menyediakan pengalihan
agar cemas tidak
muncul melalui televisi,
radio, dan terapi okupasi,
kegiatan kemasyarakatan
dan keagamaan seperti,
arisan, pengajian.
6. Mengurangi rangsangan
yang berlebihan dengan
menyediakan lingkungan
yang tenang dengan cara
mengurangi kebisingan,
jaga sirkulasi udara
ruangan agar klien dapat
menerapkan teknik
relaksasi pernafasan,
kontak yang terbatas
dengan orang lain jika
dibutuhkan, serta
membatasi penggunaan
kafein dan stimulan lain.
7. Menginstruksikan pasien
menggunakan teknik
relaksasi, misal nya pijat
- Gelisah berkurang
- Wajah tampak segar
P : Intervensi dilanjutkan.
- Mengobservasi tanda-tanda
vital
- Mengurangi rangsangan
yang berlebihan,
menciptakan lingkungan
yang tenang
- Mengintruksikan pada
klien untuk menggunakan
tehnik relaksasi
- Penkes pada pasien dan
keluarga terkait menopouse
Universitas Sumatera Utara
relaksasi, mandi air
hangat, teknik nafas
dalam untuk memberi
ketenangan serta dapat
mengurangi kecemasan..
Senin,
7 juni
2016
2. 1. Mengobservasi tanda-
tanda vital
2. Mengajarkan pada klien
posisi tidur yang baik
dengan memiringkan
tubuh kebagian kanan
dimana posisi ini
memudahkan pernafasan
(sesuai kepercayaan
klien).
3. Menganjurkan klien
untuk istirahat 1-2 jam
pada siang hari dan 8
jam pada malam hari.
4. meningkatkan kenyaman
waktu tidur, misal:
mandi air hangat dan
pijat sebelum tidur,
masase
5. melibatkan keluarga
dalam memodifikasi
lingkungan agar klien
dapat tidur dengan pulas,
misalnya mengurangi
kebisingan, dan
mengurangi
S: klien mengatakan tidur 8 jam
di malam hari, dan sudah dapat
tertidur pulas
O: Tanda-tanda vital
-RR : 26 x/m
-HR: 75x/m
-T : 36.30C
-TD: 160/90 mmhg
-BB:71 Kg
-TB: 160 cm
lingkaran hitam di bawah mata
klien tampak berkurang, klien
tampak tenang dan lebih segar
A: Masalah teratasi.
P: intervensi dihentikan
Universitas Sumatera Utara
pencahayaan, ruangan
dan tempat tidur yang
bersih dan nyaman.
Universitas Sumatera Utara
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kecemasan/ansietas adalah suatu keadaan khawatir yang mengeluhkan
bahwa sesuatu yang buruk akan segera terjadi,.Respons yang timbul dari ansietas
yaitu khawatir,gelisah,tidak tenang dan dapat disertai dengan keluhan
fisik.kondisi alami secara subjektif dan di komunikasikan dalam hubungan
interpersonal.asietas berbeda dengan rasa takut yang merupakan penilaian
intelektual terhadap sesuatu yang berbahaya. Ansietas adalah respons emosional
terhadap penilaian tersebut yang penyebabnya tidak diketahui, oleh sebab itu
sangat penting dalam menetukan koping yang tepat dalam mengatasi gangguan
kecemasan tersebut untuk mempertahankan homeostasis tubuh.
1. Hasil pengkajian dengan masalah keperawatan kecemasan, klien
tampak lemah, gelisah, wajah tampak tegang, kontak mata kurang,
Terkadang tampak tremor pada bagian tangan, klien mengatakan ia
merasa cemas dan takut atas perubahan fisik dan psikologis yang
dialaminya sejak beberapa bulan yang lalu, meliputi, sering merasa
gelisah, berat badan naik, tremor pada tangan, keringat
berlebihan,insomnia, mudah tersinggung, sulit untuk berkonsentrasi,
dimana klien saat ini sedang mengalami menopouse.
2. Diagnosis yang ditemukan pada saat dilakukan pengkajian adalah
kecemasan dan gangguan pola tidur.
3. Rencana asuhan keperawatan dengan masalah keperawatan
kecemasan/ansietas pada Ny.R yaitu, Gunakan pendekatan yang
menenangkan, temani klien untuk memberikan keamanan dan
mengurangi rasa cemas/takut,Identifikasi tingkat kecemasan, Bantu
klien mengenali situasi yang menimbulkan kecemasan, Dorong klien
untuk mengungkapkan perasaan,ketakutan yang dialami dan
bagaimana kemampuan klien mengantispasi kecemasan dan
ketakutan tersebut agar dapat mengembangkan koping yang dapat
mengatasi kecemasan, Instruksikan pasien menggunakan teknik
relaksasi, Berikan obat untuk mengurangi kecemasan.
Universitas Sumatera Utara
4. Implementasi asuhan keperawatan dengan kebutuhan dasar gangguan
rasa cemas pana Ny.R yaitu, Menggunakan pendekatan yang
menenangkan, Menemani klien untuk memberikan keamanan dan
mengurangi rasa cemas/takut,Identifikasi tingkat kecemasan,
Membantu klien mengenali situasi yang menimbulkan kecemasan,
mendorong klien untuk mengungkapkan perasaan,ketakutan yang
dialami dan bagaimana kemampuan klien mengantispasi kecemasan
dan ketakutan tersebut agar dapat mengembangkan koping yang dapat
mengatasi kecemasan, Menginstruksikan pasien menggunakan teknik
relaksasi, Memberikan obat untuk mengurangi kecemasan.
5. Evaluasi dengan kebutuhan dasar gangguan rasa cemas pada Ny.R
mengatakan perasaaan cemas dan takut yang dialaminya sudah
berkurang, begitu pula dengan tremor,insomnia dan gelisah yang
dialaminya sekarang sudah mulai berkurang, klien tampak lebih segar
dan lebih bersemangat beraktivitas bersama seluruh anggota
keluarganya dan Ny.R telah mengehtahui tentang masalah menopouse,
perubahan-perubahan baik fisik maupun fisiologis yang terjadi pada
masa menopouse beserta tanda dan gejala nya.
B. Saran
1. Bagi instansi pendidikan
Bagi institusi pendidikan agar lebih baik menyediakan referensi yang
berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan dasar gangguan rasa cemas
sebagai bahan bacaan bagi mahasiswa guna meningkatkan kualitas
pendidikan bagi mahasiswa khususnya mahasiswa DIII keperawatan.
2. Bagi klien dan keluarga
Agar memperoleh pengetahuan tentang masalah gangguan rasa cemas
serta meningkatkan kemandirian bagi keluarga dalam merawat anggota
keluarga yang mengalami masalah gangguan rasa cemas.
Universitas Sumatera Utara
3. Bagi profesi keperawatan
Bagi profesi keperawatan agar dapat meningkatkan pelayanan asuhan
keperawatan pada pasien dengan prioritas masalah gangguan rasa cemas.
4. Bagi mahasiswa
Agar menggali lebih dalam lagi ilmu pengehtahuan yang berhubungan
dengan gangguan rasa cemas.
Universitas Sumatera Utara
Daftar Pustaka
Carpenito, L. (2000). Diagnosa Keperawatan: Aplikasi pada Praktik Klinis.
Jakarta: EGC.
Hacker, N. F. (2001). Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC.
Hawari, D. (2006). Manajemen Stress, Cemas dan Depresi Edisi Dua. Jakarta:
Gaya Baru.
Hutapea, R. (2005). Sehat & Ceria di Usia Senja. Jakarta : Asdi Mahasatya.
Keliat, B. A. (1992). Gangguan Konsep Diri. Jakarta: EGC.
Koentjoro, Z. (2002). Menopause. http://www.e-psikologi.com/dewasa.
Labibah. (2007). Menopause.dan Klimaterik . http://www .epsikologi. com/usia /
270902.htm
Nevid, J., dkk. (2003). Psikologi Abnormal Edisi Kelima. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
.
Northrup, C. (2006). Bijak di Saat Menopause. Bandung: Q-Press.
Potter, P. A., & Perry, A. G. (2005). Fundamental Keperawatan Vol. Jakarta:
EGC.
Proverawati, A. (2010). Menopause Dan Sindrom Premenopause. Yogyakarta:
Nuha Medika.
Riyadi, S. & Purwanto, T. (2009). Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Stuart, G.W. & sundeen S.J. (1995). Buku saku keperawatan jiwa. Jakarta:
penerbit buku kedokteran EGC
Universitas Sumatera Utara