OLEH DINA MARDIANA P00320015062 KEMENTERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/527/1/KTI DINA...
Transcript of OLEH DINA MARDIANA P00320015062 KEMENTERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/527/1/KTI DINA...
GAMBARAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN POST PARTUM
SECTIO CAESAREA DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN
RASA NYAMAN DI RUANG MUTIARA
RSU DEWI SARTIKA KENDARI
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan program
Diploma III Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari
Jurusan Keperawatan
OLEH
DINA MARDIANA
P00320015062
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2018
ii
iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Dina Mardiana
Nim : P00120015062
Institusi Pendidikan : Jurusan Keperawatan
Judul KTI : GAMBARAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA
PASIEN POST PARTUM SECTIO CAESAREA
DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA
NYAMAN DI RUANG MUTIARA RSU DEWI
SARTIKA KENDARI
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-
benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau
pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil
jiblakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Kendari, 27 Maret 2018
Yang membuat pernyataan,
Dina Mardiana
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan pada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis diberi kekuatan,
kesehatan, dan kesempatan untuk menyelesaikan karya tulis ilmah ini sebagai
salah satu syarat menyelesaikan pendidikan DIII Keperawatan politeknik
kesehatan kendari dengan judul “ gambaran asuhan keperawatan pada pasien
post partum sectio caesarea dalam pemenuhan kebutuah rasa nyaman di ruang
mutiara RSU Dewi Sartika Kendari.
Penulis menyadari bahwa apa yang penulis sajikan masih jauh dari
kesempurnaan, meskipun pada prinsipnya penulis telah berupaya semaksimal
mungkin dengan modal pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki untuk
mewujudkan penulisan ini. Seiring pula rasa terima kasih yang setinggi –
tingginya kepada khusunya Ibu lena atoy SST, MPH. Selaku pembimbing I dan
bapak muslimin L., A.Kep.,SPd., Msi selaku pembimbing II yang telah rela
dan ikhlas meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan
penulis selama penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada
1. Ibu Askrening, S.KM.,M.Kes selaku direktur politeknik kesehatan kendari
2. Kepala Badan Riset Provinsi Sulawesi tenggara yang telah menerbitkan
surat izin penelitian.
3. Direktur Rumah Sakit Umum Dewi Sartika kendari
v
4. Bapak Indriono Hadi, S.Kep., Ns.,M.Kes. selaku ketua jurusan
keperawatan politeknik kesehatan kendari.
5. Dewan penguji yang terhormat H. Taamu, A.Kep.,SPd.,M.Kes selaku
penguji I, ibu Hj. Sitti Rachmi Misbah. SKp., M.Kes selaku penguji II, dan
bapak Abdul Syukur Bau. S.Kep., Ns.,MM selaku penguji III terima kasih
atas masukkannya dalam penyempurnaan penyusunan Karya Tulis Ilmiah.
6. Para dosen politeknik kesehatan kemenkes kendari. Yang telah banyak
membimbing dan membagi ilmu selama penulisan mengikuti proses
belajar dibangku kuliah dan seluruh staf tata usaha yang telah banyak
membantu sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan.
7. Kedua orang tua ayahanda Herman dan ibunda Gustin yang telah
membesarkan, mendidik penulis dengan penuh kasih sayang dan terima
kasih atas doa, dukungan, motivasi, pengorbanan yang begitu besar kepada
penulis ini.
8. Dewi sinta SPd, selaku saudara peneliti yang telah memberikan semangat
ketika penulis putus asa dalam mengerjakan karya tulis ilmiah.
9. Seluruh rekan – rekan perawat muda terima kasih sudah mau berbagi
semangat dan atas segala dukungan serta kebersamaan kita.
Harapan penulis semoga Allah SWT memberikan petunjuk kepada
kita semua, akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan
mempersembahkan karya tulis ilmiah ini semoga bermanfaat.
Kendari 1 Agustus 2018
penulis
vi
ABSTRAK
DINA MARDIANA (NIM POO320015062). Gambaran asuhan keperawatan
pada pasien post partum sectio caesarea dalam pemenuhan kebutuhan rasa
nyaman diruang mutiara RSU Dewi Sartika Kendari. Dibawah bimbingan ibu
Lena atoy SST., MPH dan bapak Muslimin L.,A.Kep., SPd., Msi.
Latar belakang : peraslinan sectio caesarea di Ruang mutiara RSU Dewi Sartika
Kendari pada tahun 2015 tecatat 318 orang, tahun 2016 tecatat 496 orang, dan
ditahun 2017 tercatat 679 orang. Persalinan sectio caesarea adalah suatu
persalinan dimana janin dilahirkan melalui insisi pada dinding depan perut dan
dinding rahim, ceasarea mengacu pada tindakan pembedahan yang bertujuan
melahirkan bayi dengan membuka dinding perut dan dinding rahim ibu.
Tujuan penelitian : Menggambarkan asuhan keperawatan pada pasien post
partum sectio caesarea dengan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman di ruang
Mutiara Rumah Sakit Umum Dewi Sartika Kendari.
Metode penelitian : jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif,
populasi yang digunakan ibu hamil yang melakukan tindakan persalinan sectio
caesarea.
Hasil penelitian : Masalah yang sering timbul pada ibu nifas sectio caesarea
yaitu rasa nyeri, rasa tidak nyaman, gelisah,sebagian besar penyebab nyeri
diakibatkan karena tindakan pembedahan /operasi. Nyeri adalah sebuah
pengalaman yang tidak menyenangkan baik secara sensoris maupun emosional
yang disebabkan oleh kerusakan jaringan di tubuh
Kata kunci : sectio caesarea
vii
MOTTO
Ilmu adalah senjata yang paling hebat yang bisa kamu gunakan untuk mengubah
dunia. Tidak ada kata menyerah sebelum berhasil, lebih baik mencoba dari
pada tidak sama sekali,ikhtiar menuju tawakal dan berhasil keterharuan
atas kesabaran
.
Keberhasilan tidak datang secara tiba – tiba tapi karena usaha dan kerja keras,
hidup itu layaknya waktu yang terus berjalan dan tak kan pernah bisa
kembali,orang yang mampu belajar dari kegagalan adalah pemenang,namu orang
yang selalu menutupi kegagalan adalah pencundang.
viii
RIWAYAT HIDUP
A. Identitas
1. Nama : DINA MARDIANA
2. Nim : POO320015062
3. Tempat tanggal lahir : Puupi, 19 Oktober 1995
4. Jenis kelamin : Perempuan
5. Agama : Islam
6. Suku/Bangsa : Bugis/Indonesia
7. Alamat : Desa puupi, kec. Kolono. Kab. Konsel.
B. Riwayat pendidikan
1. SD Negeri 2 puupi kecamatan kolono tamat tahun 2009
2. SMP Negeri 3 waworano tamat tahun 2012
3. SMA Negeri 1 kolono tamat 2014
4. Politehnik Kesehatan Kendari Jurusan Keperawatan masuk tahun 2015
sampai sekarang.
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...... ........................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. iii
KEASLIAN PENELITIAN ...................................................................... iv
ABSTRAK ..................... ........................................................................ v
MOTTO.......................... ........................................................................ vi
KATA PENGANTAR .... ........................................................................ vii
DAFTAR ISI .................. ........................................................................ viii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
A. Latar belakang ..... ........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 6
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 6
D. Manfaat Penelitian........................................................................ 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 8
A. Konsep keperawatan kebutuhan rasa nyaman ............................... 8
1. Pengertian rasa nyaman .......................................................... 8
2. Fisiologi nyeri ........................................................................ 8
3. Mekanisme nyeri .................................................................... 10
4. Pengkajian nyeri ..................................................................... 11
5. Riwayat nyeri ........................................................................ 11
6. Diagnosa keperawatan ............................................................ 13
7. Perencanaan keperawatan ....................................................... 13
8. Pelaksanaan keperawatan........................................................ 13
9. Evaluasi ......... ........................................................................ 15
B. Konsep keperawatan kehamilan, persalinan dan sectio caesarea ... 16
1. Fisiologi kehamilan ............................................................... 16
a. Fertilisasi . ........................................................................ 16
b. Pembelahan zigot .............................................................. 16
2. Pengertian persalinan .............................................................. 19
a. Bentuk persalinan ............................................................ 19
b. Proses persalinan ............................................................. 20
3. Pengertian persalinan sectio caesarea dan penyebabnya .......... 21
x
C. Konsep Asuhan keperawatan post partum sectio caesarea ............. 22
a. Pengkajian .... ........................................................................ 22
b. Diagnosa keperawatan ............................................................ 25
c. Rencana keperawatan ............................................................. 26
BAB III METODE STUDI KASUS ......................................................... 33
A. Rancangan studi kasus .................................................................. 33
B. Subjek studi kasus ........................................................................ 33
C. Fokus studi kasus ........................................................................ 34
D. Definisi operasional fokus studi kasus .......................................... 34
E. Tempat dan waktu studi kasus ...................................................... 35
F. Pengumpulan data ........................................................................ 35
G. Penyajian data ..... ........................................................................ 36
H. Etika studi kasus .. ........................................................................ 36
BAB IV HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN ........................ 38
A. Hasil studi kasus . ........................................................................ 38
1. Pengkajian ........................................................................ 38
2. Diagnosa keperawatan ..................................................... 42
3. Rencana keperawatan........................................................ 42
4. Implementasi .................................................................... 43
5. Evaluasi ... ........................................................................ 44
B. Pembahasan ........ ........................................................................ 45
1. Pengkajian ....................................................................... 45
2. Diagnosa keperawatan ....................................................... 47
3. Rencana keperawatan ........................................................ 47
4. Implementasi keperawatan ................................................ 48
5. Evaluasi keperawatan ........................................................ 48
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.................................................... 49
A. Kesimpulan ......... ........................................................................ 49
B. Saran ................... ........................................................................ 50
Daftar pustaka
Lampiran
xi
Daftar lampiran
Lampiran 1. Jadwal Kegiatan
Lampiran 2. Informasi & Pertanyaan Persetujuan (informed consent)
Lampiran 3. Bukti Proses Bimbingan
Lampiran 4. Instrumen Studi Kasus
Lampiran 5. Standar Operasional Prosedur Terapi Musik
Lampiran 6. Lembar observasi
Lampiran 7. Surat izin penelitian
Lampiran 8. Surat pengantar izin penelitian
Lampiran 9. Surat permohonan izin penelitian
Lampiran 10. Surat izin pengambilan data awal penelitian
Lampiran 11. Surat keterangan telah melakukan penelitian
Lampiran 12. Surat bebas administrasi
Lampiran 13. Surat bebas pustaka
Lampiran 14. Lembar konsul
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persalinan normal merupakan proses dari mulai mulesnya ibu sampai
pada keluarnya bayi dengan kondisi kepala dahulu melalui vagina, dengan
lama persalinan lebih dari 24 jam (Whalley, 2008). Proses ini kadang tidak
berjalan semestinya dan janin tidak lahir secara normal karena beberapa
faktor, yaitu komplikasi kehamilan, disproporsi sefalo – pelvik, partus ruptur
lama, riptur uteri, cairan ketuban yang tidak normal, kepala panggul. Keadaan
tersebut perlu tindakan medis berupa operasi sectio caesarea (padilla, et
al.2008).
Tindakan sectio caesarea merupakan pilihan utama bagi tenaga medis
untuk menyelamatkan ibu dan janin. Meskipun 90% persalinan termaksud
kategori normal atau tanpa komplikasi persalinan, namun apabila terjadi
komplikasi maka penanganan selalu berpegang teguh pada prioritas
keselamatan ibu dan bayi. Indikasi operasi caesar dilakukan jika kelahiran
pervaginal mungkin akan menyebabkan resiko pada ibu ataupun pada janin,
dengan pertimbangan hal-hal yang perlu tindakan sectio caesarea proses
persalinan normal lama/ kegagalan proses persalinan normal (Dystasia).
Operasi sectio caesarea ini merupakan pilihan persalinan, yang terakhir
setelah dipertimbangan cara - cara pervagina tidak bisa lagi dikerjakan
(Akhmad, 200; Asamoah et.al, 2011).
2
Di indonesia Angka kejadian sectio caesarea mengalami peningkatan
pada tahun 2000 jumlah ibu bersalin dengan sectio caesarea 47,22%, tahun
2001 sebesar 45, 19%, tahun 2002 sebesar 47, 13, tahun 2003 sebesar 46, 87,
tahun 2004 sebesar 53, 2% tahun 2005 sebesar 51, 59%, dan tahun 2006
sebesar 53, 68%, dan tahun 2007 belum terdapat jumlah yang signifikan
(Grace, 2007). Survei Nasional pada tahun 2009, 921.000 persalinan dengan
sectio caesarea dari 4,039.000 persalinan atau sekitar 22,8% dari seluruh
persalinan.
Tindakan operasi sectio caesarea menyebabkan nyeri dan
mengakibatkan terjadinya perubahan kontinuitas jaringan karena adanya
pembedahan. Pada proses operasi digunakan anestesi agar pasien tidak
merasakan nyeri pada dibedah. Namun setelah operasi selesai dan pasien
mulai sadar, akan merasakan nyeri di daerah sayatan yang membuat sangat
terganggu (Whalley, dkk 2008).
Menurut Maslow, seorang pelopor psikologis mengatakan bahwa
kebutuhan rasa nyaman merupakan kebutuhan dasar setelah kebutuhan
fisiologis yang harus terpenuhi. Seorang yang mengalami rasa nyeri akan
berdampak pada aktifitas sehari- harinya, Orang tersebut akan terganggu
pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidurnya, pemenuhan individual, juga
aspek interaksi sosialnya yang dapat berupa menghidari percakapan, menarik
diri, dan menghindari kontak. Selain itu, seseorang yang mengalami nyeri
hebat akan berkelanjutan, apabia tidak di tangani pada akhirnya dapat
mengakibatkan syok neurologik orang tersebut ( Istichomah, 2010 ).
3
Sebagian besar penyebab nyeri diakibatkan karena tindakan
pembedahan /operasi. Nyeri adalah sebuah pengalaman yang tidak
menyenangkan baik secara sensoris maupun emosional yang disebabkan oleh
kerusakan jaringan di tubuh (Merskey & Bogduk, 1994 dalam Kinsel, 2008).
Nyeri persalinan merupakan pengaman subjektif tentang sensasi fisik yang
terkait dengan kontraksi uterus, dilatasi dan penipisan serviks, serta
penurunan janin selama persalinan. Respon fisiologis terhadap nyeri meliputi
peningkatan tekanan darah, denyut nadi, pernapasan, keringat, diameter pupil,
dan ketegangan otot (Arifin 2008).
Pengendalian yang sering digunakan untuk menurunkan nyeri post
sectio caesarea berupa penggunaan farmakologi, biasanya untuk
menghilangkan nyeri digunakan analgetik yang terbagi menjadi dua golongan
yaitu analgesik dan non narkotik dan analgesik narkotik. Pengendalian nyeri
secara farmakologi efektif untuk nyeri sedang dan berat, Namun pemberian
farmakologi tidak bertujuan untuk meningkatkan kemampuan klien sendiri
untuk mengontrol nyerinya (Van Kooten, 1999 dalam Anggorowati dkk,
2007).
Penatalaksaan non farmakologi terdiri dari berbagai tindakan
mencakup intervensi perilaku kognitif meliputi tindakan distraksi, tehnik
relaksasi, imajinasi terbimbing, umpan balik biologis (biofeedback), hypnosis
dan setuhan terapeutik (Bernatzky, 2011).
Salah satu penanganan untuk mengatasi rasa nyaman nyeri adalah
tehnik distraksi. Tehnik distraksi dapat mengalihkan fokus perhatian pasien
4
yang mengalami nyeri sehingga dapat menjadi strategi yang sangat berhasil.
Keefektifan tehnik distraksi tergantung pada kemampuan pasien untuk
menerima dan membangkitkan infut sensori, distraksi dapat mengatasi nyeri
berdasarkan teori Gate Control bahwa implus nyeri dapat diatur atau
dihambat oleh mekanisme pertahanan disepanjang sistem saraf pusat. Tehnik
distraksi khususnya distraksi pendengaran dapat merangsang peningkatan
hormon endorfin yang merupakan subtansi sejenis morfin disuplai oleh tubuh.
Individu dengan endorfin banyak, lebih sedikit merasakan nyeri dan individu
dengan endorfin sedikit merasakan nyeri lebih besar, sehingga inilah yang
menyebabkan adanya perbedaan perubahan intensitas nyeri sebelum dan
setelah diberikan intervensi berupa distraksi pendengaran.
Salah satu tehnik distraksi yang efektif adalah terapi (mendengarkan
bacaan ayat-ayat suci Al – Qur’an), yang dapat menurunkan nyeri fisiologis,
stres, dan kecemasan dengan mengalihkan perhatian seseorang dari rasa nyeri
(potter & perry, 2010). Distraksi mendengarkan ayat – ayat suci Al – Qur’an
adalah dapat memberikan manfaat dan obat yang mujarab bagi seseorang
yang mengalami kegudaan hati keputusaan, kecemasan dan mengurangi rasa
sakit (Syarbini & Jamhari, 2012). Al – Qur’an memberikan ketenangan
terhadap sistem dan unsur tubuh manusia (Syarbini & Jamhari 2012).
Lantunan Al – Qur’an secara fisik mengandung unsur suara manusia. Suara
manusia merupakan instrumen penyembuhan didengar menggunakan cd kaset
(Thalba 2013). Mendengar ayat – ayat suci Al – Qur’an dapat meurunkan
hormon – hormon stres, mengatifkan hormon endorfin alami, meningkatkan
perasaan rileks, danmengalihkan perhatian dari rasa takut, cemas, tegang.
5
Memperbaiki sistem kimia tubuh sehingga menurunkan tekanan darah serta
memperlambat pernapasan, detak jantung, denyut nadi, dan aktivitas
gelombang otak (Basuki 2010).
Penelitian sebelumnya Rohmi handayani (2014) menemukan
penurunan skala nyeri setelah di berikan terapi Mendengarkan ayat – ayat
suci Al – Qur’an, dari data respon yang peneliti temukan dapat terlihat bahwa
sebagian besar skala nyeri berkurang setelah diberikan terapi mendengarkan
ayat – ayat suci Al – Qur’an dimana sebelum di berikan terapi mendengarkan
ayat – ayat suci Al – Qur’an skala nyeri yang tertinggi adalah 10 dan terendah
6,tetapi setelah di berikan terapi mendengarkan ayat – ayat suci Al – Qur’an
skala nyeri menurun menjadi 8 hingga 4
Berdasarkan data di Rumah Sakit Umum Dewi Sartika Kendari,
jumlah persalinan sectio caesarea tahun 2015, sebanyak 318 orang, tahun
2016, sebanyak 496 orang dan tahun 2017 sebanyak 679 orang.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas penulis tertarik untuk
melakukan studi kasus dengan judul “ Gambaran Asuhan Keperawatan pada
pasien post partum Sectio Caesarea dalam Pemenuhan Kebutuhan Rasa
Nyaman di ruangan mutiara Rumah Sakit Umum Dewi Sartika Kendari.
6
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari kasus diatas “Bagaimanakah gambaran asuhan
keperawatan pada pasien post partum Sectio Caesarea dalam pemenuhan
kebutuhan rasa nyaman di ruangan mutiara Rumah Sakit Umum Dewi Sartika
Kendari.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum:
Menggambarkan asuhan keperawatan pada pasien post partum sectio
caesarea dengan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman di ruang Mutiara
Rumah Sakit Umum Dewi Sartika Kendari.
2. Tujuan khusus:
a. Untuk mengetahui bagaimana pengkajian asuhan keperawatan pada pasien
post partum sectio caesarea diruang mutiara RSU Dewi Sartika Kendari
b. Untuk mengetahui diagnosa keperawatan pada pasien post partum sectio
caesarea diruag mutiara RSU Dewi Sartika Kendari
c. Untuk mengetahui intervensi keperawatan pada pasien post partum sectio
caesarea diruang mutiara RSU Dewi Sartika Kendari
d. Untuk mengetahui implementasi dan evaluasi keperawatan pada post
partum sectio caeasarea diruang mutiara RSU Dewi Sartika Kendari
7
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat
tentang asuhan tentang asuhan keperawatan pada post partum sectio
caesarea dengan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman.
2. Bagi ilmu pengetahuan dan teknologi
Diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dan salah satu
bagian dari pembelajaran asuhan keperawatan pada pasien post partum
sectio caesarea dengan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman.
3. Bagi penulis
Memperoleh pengalaman dalam mengaplikasikan hasil riset keperawatan
khususnya dibidang maternitas tentang pelaksanaan pemenuhan rasa
nyaman pada pasien post partum sectio caesarea.
8
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep keperawatan kebutuhan rasa nyaman
1. Pengertian
Kebutuhan rasa nyaman adalah suatu keadaan telah terpenuhinya
kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman (suatu
kepuasan yang meningkatkan penampilan sehari-hari), kelegaan
(kebutuhan telah terpenuhi), dan transenden (keadaan tentang suatu yang
melebihi masalah dan nyeri).
Nyeri adalah bentuk ketidaknyamanan baik sensori maupun emosional
yang berhubungan dengan resiko atau aktualnya kerusakan jaringan tubuh,
timbul ketika jaringan sedang rusak dan menyebabkan individu tersebut
bereaksi untuk menghilangkan rasa nyeri (Andarmoyo, 2013).
2. Fisiologi Nyeri
Munculnya nyeri berkaitan erat dengan reseptor dan adanya rangsangan.
Reseptor nyeri yang dimaksud adalah nociceptor, merupakan ujung-ujung
saraf sangat bebas yang memiliki sedikit atau bahkan tidak memiliki
tersebar pada kulit dan mukosa, khususnya pada visera, persendian,
dinding arteri, hati, dan kantung empedu. Reseptor nyeri dapat
memberikan respon akibat adanya stimulasi atau rangsangan. Stimulasi
tersebut dapat berupa zat kimiawi seperti histamine, bradikinin,
prostaglandin dan macam-macam asam yang dilepas apabila terdapat
9
kerusakan pada jaringan akibat kekurangan oksigenasi. Stimulasi yang lain
dapat berupa termal, listrik, atau mekanis (Alimul, 2013).
Selanjutnya, stimulasi yang diterima oleh reseptor tersebut ditransmisikan
berupa impul-impuls nyeri kesum-sum tulang belakang oleh dua jenis
serabut yang bermyelin rapat atau serabut A (delta) dan serabut lamban
(serabut C). Impuls-impuls yang ditransmisikan oleh serabut delta A
mempunya isi fatinhibitor yang ditransmisikan keserabut C. Serabut-
serabut aferen masuk ke spinal melalui akar dorsal (dorsal root)
sertasinaps pada dorsal horn. Dorsal horn terdiri atas beberapa lapisan atau
laminae yang saling bertautan. Diantara lapisan dua dan tiga terbentuk
substantia gelatinosa yang merupakansaluranutamaimpuls. Kemudian
impuls nyeri menyebrangi sumsum tulang belakang pada interneuron dan
bersambung ke jalur spinal asendens yang paling utama, yaitu jalur
spinothalamic tract (STT) atau jalur spinothalamus dan spinoreticular tract
(SRT) yang membawa informasi tentang sifat dan lokasi nyeri. Dari proses
transmisi terdapat dua jalur mekanisme terjadinya nyeri, yaitu jalur opiate
dan jalur nonopiate. Jalur opiate adalah ditandai oleh pertemuan reseptor
pada otak yang terdiri atas jalur spinal desendens dari thalamus yang
melalui otak tengah dan medula ketanduk dorsal dari sumsum tulang
belakang yang berkonduksi dengan nociceptor impuls supresif. Serotin
merupakan neurotransmiten dalam impuls supresif. Sistem supresif lebih
mengaktifkan stimulasi nociceptor yang ditransmisikan oleh serabut A.
Jalur nonopiate merupakan jalur desenden yang tidak memberikan respon
10
terhadap naloxone yang kurang banyak diketahui mekanismenya (Barbara
C. Long, 1989 dalam alimul, 2013)
3. Mekanisme nyeri
Mekanisme timbulnya nyeri didasari oleh proses multipel yaitu nosisepsi,
sensitasi perifer, perubahan penotip, sentisasi sentral, eksitabilitas ektopik,
reorganisasi struktural, dan penurunan inhibisi. Nyeri pada pasien post
operasi sectio caesarea diakibatkan dari robeknya lapisan kulit dan
jaringan di bawahnya akibat pembedahan. Nosisepsi adalah mekanisme
yang menimbulkan nyeri nosiseptif dan terdiri dari proses transduksi,
konduksi, modulasi, dan persepsi.
1) Transduksi merupakan proses perubahan rangsangan nyeri menjadi
suatu aktivitas listrik yang akan diterima ujung – ujung saraf.
Rangsangan ini dapat berupa stimulus fisik, kimia ataupun panas, dan
dapat terjadi diseluruh jalur nyeri
2) Transmisi adalah proses penyaluran implus listrik yang dihasilkan oleh
proses transduksi sepanjang jalur nyeri, di mana molekul – molekul
dicelah sinaptip menstramisi informasi dari satu neuron ke neuron
berikutnya.
3) Modulasi adalah proses modifikasi terhadap rangsangan. Modifikasi
ini dapat terjadi pada sepanjang titik dari sejak transmisi pertama
sampai ke korteks serebri. Modifikasi ini dapat berupa augmentasi
(peningkatan) ataupun inhibisi (penghambatan)
11
4) Pesepsi adalah proses terakhir saat stimulus tersebut sudah mencapai
korteks sehingga mencapai tingkat kesadaran, selanjutnya di
terjemahkan dan ditindaklanjuti berupa tanggapan terhadap nyeri
4. Pengkajian Nyeri
Pengkajian nyeri yang akurat penting untuk upaya penatalaksanaan nyeri
yang efektif. Karena nyeri merupakan pengalaman yang subjektif dan
dirasakan secara berbeda pada masing-masing individu,maka seperti faktor
fisiologis, psikologis, perilaku, emosional,dan sosiokultural. Pengkajian
nyeri terdiri atas dua komponen utama, yakni
a. riwayat nyeri untuk mendapatkan data dari klien
b. observasi langsung pada respon prilaku dan fisiologis klien. Tujuan
pengkajian adalah untuk mendapatkan pemahaman objektif terhadap
pengalaman subjektif.
Pengkajian dapat dilakukan dengan cara PQRST :
P :Provoking atau pemicu, yaitu faktor yang memicu timbulnya nyeri
Q : Quality atau kualitas nyeri (mis, tumpul, tajam)
R : Region atau daerah yaitu daerah perjalanan kedaerah lain
S : Saverity atau keganasan, yaitu intensitasnya
T : Time ata waktu, yaitu serangan, lamanya, kekerapan dan sebab
5. Riwayat Nyeri
12
Saat mengkaji riwayat nyeri, perawat sebaiknya memberi kesempatan
klien untuk mengungkapkan cara pandang mereka terhadap nyeri dan situasi
tersebut dengan kata-kata mereka sendiri. Langkah ini akan membantu
perawat memahami makna nyeri meliputi beberapa aspek antara lain :
a. Lokasi. Untuk menetukan lokasi nyeri yang spesifik, minta klien
menunjukan area nyerinya. Pegkajian ini bisa dilakukan dengan bantuan
gambar tubuh. Klien bisa menandai bagian tubuh yang mengalami nyeri.
Ini sangat bermanfaat, terutama untuk klien yang memiliki lebih dari satu
sumber nyeri.
b. Skala nyeri yang dirasakan pasien bisa diukur menggunakan angka,
dimulai dari angka 10 nyeri sangat berat, angka 7 – 9 nyeri berat, angka 4
– 6 nyeri sedang, angka 1 – 3 nyeri ringan dan angka 0 nyeri tidak
diraskan.
c. Kualitas nyeri. Terkadang nyeri bisa terasa seperti “dipukul-pukul “ atau
“ditusuk-tusuk”.
d. Pola nyeri meliputi waktu , durasi, dan kekambuhan atau interval nyeri
e. Faktor prespitasi. Terkadang aktivitas tertentu dapat memicu munculnya
nyeri.
f. Gejala yang menyertai. Gejala ini meliputi mual, muntah,pusing dan diare
g. Pengaruh pada aktivitas sehari-hari. Dengan mengetahui sejauh mana
nyeri memengaruhi aktivitas harian klien akan membantu perawat
memahami perspektif klien tentang nyeri.
h. Sumber koping. Setiap individu memiliki strategi koping yang berbeda
dalam menghadapi nyeri.
13
i. Respon afektif. Respon afektif klien terhadap nyeri bervariasi, bergantung
pada situasi, derajat dn durasi nyeri, interprestasi tentang nyeri, dan
banyak faktor lainya.
6. Diagnosa Keperawatan
Terdapat beberapa diagnosis yang berhubungan dengan masalah nyeri,
diantaranya :
a. Nyeri akut berhubungan dengan trauma jaringan saraf pada daerah
bekas luka operasi
b. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasive
c. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri luka bekas operasi
d. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik
7. Perencanaan keperawatan
a. Mengurangi dan membatasi factor-faktor yang menambah nyeri
b. Menggunakan berbagai teknik non invasive untuk memodifikasi nyeri
yang dialami.
c. Menggunakan cara-cara untuk mengurangi nyeri yang optimal, seperti
memberikan analgesic sesuai dengan program yang ditentukan
8. Pelaksanaan keperawatan
a. Mengurangi factor yang dapat menahan nyeri, misalnya menggunakan
tehnik distraksi, relaksasi, pemberian obat analgetik dan pemberian
stimulator listri antara lain :
a) Memodifikasi stimulus nyeri dengan menggunakan teknik-teknik
seperti:
(1) Teknik Distraksi (latihan pengalihan)
14
a. Menonton televisi
b. Berbincang-bincang dengan orang lain
c. Mendengarkan musik.
d. Terapi mendengarkan ayat – ayat suci Al – Qur’an
(2) Teknik relaksasi
Menganjurkan pasien untuk menarik napas dalam dan mengisi
paru-paru dalam udara, menghembuskannya secara perlahan,
melemaskan otot-otot tangan, kaki, perut, dan punggung, serta
mengulangi hal yang sama sambil terus berkonsentrasi hingga
didapat rasa nyaman, tenang, dan rileks.
Stimulasi kulit
e. Menggosok dengan halus pada daerah nyeri
f. Menggosok punggung
g. Menggunakan air hangat dan dingin
h. Memijat dengan air mengalir.
(3) Pemberian obat analgesik, yang dilakukan guna menganggu atau
memblok transmisi stimulus agar terjadi perubahan persepsi
dengan cara mengurangi kortikal terhadap nyeri.
(4) Pemberian stimulator listrik, yaitu dengan memblok atau
mengubah stimulus nyeri dengan stimulus yang kurang
dirasakan.
15
9. Evaluasi
Evaluasi terhadap masalah nyeri dilakukan dengan menilai kemampuan
dalam merespons rangsangan nyeri, diantaranya hilangnya perasaan nyeri,
menurunnya intensitas nyeri, adanya respons fisiologis yang baik, dan
pasien mampu melakukan aktivitas sehari-hari tanpa keluhan nyeri
16
B. Konsep keperawatan kehamilan, persalinan dan sectio caesarea
1. Fisiologi kehamilan
a. Fertilisasi
Proses penyatuan gamet pria dan wanita, terjadi didaerah ampula tuba
fallopi, sekitar 200 – 500 juta sel sperma berhasil mencapai sel telur, namun
hanya 1 sperma yang dapat membuahi sel telur. Terdapat berbagai rintangan
yang menghambat jalan sperma, lapisan keras yang melindungi ovum sangat
sukar untuk di tembus, namun sperma di lengkapi sistem khusus untuk
membantunya memasuki sel telur yaitu di bawah lapisan pelindung pada
kepala sperma terdapat kantung – kantung kecil yang berisi enzim – enzim
pelarut yaitu enzim – enzim akrosom. Sperma melepas enzim- enzim akroson
untuk menembus zonz pellusida yaitu sebuah perisai glikoprotein disekeliling
sel telur yang mempermudah dan mempertahankan pengikatan sperma dan
menginduksi reaksi akrosom. Reaksi akrosom yaitu reaksi yang terjadi
setelah penempelan ke zona pellusida dan induksi oleh protein- protein zona.
Penyatuan yang sebenarnya terjadi adalah antara selaput oosit dan selaput
yang meliputi bagian belakang sperma.
b. Pembelahan zigot
Setelah pebuahan terjadi mulailah pembelahan zigot. Hal ini dapat
berlangsung karena sitoplasma ovum banyak mengandung banyak zat asam
amino dan enzim. Setelah zigot mencapai tingkat dua sel, ia menjadi
pembelahan mitosis, mengakibatkan bertambahnya jumlah sel denga cepat.
Sel yang menjadi semakin kecil ini disebut blastomer dan sampai tingkat
17
delapan sel, sel- selnya membentuk sebuah gumpalan longgar. Segera setelah
pembelahan ini terjadi maka, pembelahan- pembelahan selanjutnya berjalan
dengan lancar, dan dalam 3 hari terbentuk suatu kelompok sel- sel embrio
yang termanfaatkan kemudian membelah lagi, kemudian hasil konsepsi
berada pada stadium morula dengan 16 sel. Morula terdiri dari inner cell mass
(kumpulan sel- sel sebelah dalam, yang tumbuh menjadi jaringan embrio
sampai janin) dan outer cell mass (lapisan sebelah luar yang akan membentuk
trofoblast yang tumbuh menjadi plasenta)
Pada stadium morulla energi untuk pembelahan ini diperoleh dari
vitelus, hingga volume vitellus makin berkurang dan terisi seluruhnya oleh
morula. Dengan demekian, zona pellusida tetap utuh, dengan perkataan lain,
besarnya hasil konsepsi disalurkan melalui saluran tuba yang sempit dan terus
kearah cavum uteri kira-kira pada waktu morula memasuki rongga rahim,
cairan mulai menembus zona pellusida masuk kedalam ruang antar sel yang
ada di massa sel dalam. Berangsur – angsur antar sel menyatu, dan akhirnya
terbentuklah sebuah rongga, bastokel, pada saat ini mudigah disebut
blastokista. Sel-sel didalam massa sel dalam, yang sekarang disebut
embrioblast, terletak pada salah satu kutub, sedangkan sel – sel dimassa sel
luar atau trofoblast, menipis dan membentuk dinding epitel blastokista. Zona
pellusida sekarang menghilang, sehingga implantasi dapat dimulai. Dengan
demikian, menjelang akhir minggu pertama perkembangan, zigot telah
melewati tingkat morula dan blastokista dan sudah mulai berimplantasi di
selaput lendir rahim.
18
1) Proses Implantasi
Kemudian blastula tersebut berimplantasi dalam endometrium dengan
bagian dimana bagian inner cell mass berlokasi, hal ini yang menyebabkan
tali pusat berpangkal sentral atau prasentral. Bila nidasi terjadi mulailah
diferensiasi sel-sel blastula . Sel-sel yang lebih kecil, yang dekat dengan
ruang eksoselom, membentuk ruangan amnion.
2) Perkembangan Trofoblast:
a) Pembentukan plasenta
b) Pembentukan tali pusat
c) Selaput janin (Amnion dan Korion)
c. Tanda- tanda kehamilan
1. Tanda tidak pasti kehamilan
a. Amenorhoe (berhentinya menstruasi pada seorang wanita
b. Mual dengan atau tanpa muntah(mual emesi dan muntah vomiting)
c. Ngidam
d. Sering kencing
e. Kostipasi atau obstipasi
f. Sinkope/ pingsan
g. Payudara Tegang
h. Pigmentasi Kulit
i. Epulis
j. Varices
k. Rahim membesar sesuai dengan tuanya kehamilan
2 Tanda Pasti Kehamilan
19
Tanda pasti kehamilan dapat ditentukan dengan jalan:
a. Denyut jantung janin, dengan stetoskop pada usia kehamilan 17-19
minggu, dengan Doppler pada usia kehamilan 10 minggu, dengan
elektrokardiografi dapat mendeteksi sejak 48 hari setelah HPHT
terakhir
b. Persepsi Gerakan Janin, Gerakan janin terdeteksi oleh pemeriksa
setelah usia kehamilan sekitar 20 minggu
c. Deteksi kehamilan secara Ultrasonograi Setelah 6 minggu denyut
jantung sudah terdeteksi. Kantung gestasi mulai dapat dilihat sejak
usia kehamilan 4 – 5 minggu sejak menstruasi terakhir dan pada
minggu ke- 8, usia gestasi dapat diperkirakan secara cukup akurat.
2. Pengertian Persalinan
Persalinan adalah proses dimana janin, plasenta dan selaput ketuban
keluar dari uterus ibu (Depkes, 2008). persalinan adalah proses membuka dan
menipisnya serviks, dan janin turun kejalan lahir (sumara 2009)
a. Bentuk persalinan
1) Bentuk persalinan spontan adalah Persalinan yang berlansung dengan
kekuatan ibu sendiri, dan melalui jalan lahir.
2) Persalinan Bantuan adalah Persalinan dengan rangsangan yang
dibantu dengan tenaga dari luar ekstraksi dengan forcep atau dengan
dilakukan sectio caesarea.
3) Persalinan Anjuran adalah Persalinan yang tidak di mulai dengan
sendirinya, baru belangsung setelah pemecahan ketuban.
20
b. Proses persalinan
Proses persalinan terdiri dari 4 kala:
1) Kala I, disebut kala pembukaan dimulai dengan pembukaan serviks
sampai terjadi pembukaan 10 cm. Proses pembukaannya serviks
disebabkan oleh HIS persalinan/ kontraksi.
Tanda dan gejala kala I
a) HIS sudah teratur, frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit
b) Penipisan dan pembukaan serviks
c) Keluar cairan dari vagina dalam bentuk lendir bercampur darah.
2) Kala II, Kala dua persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah
lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala dua dikenal
juga sebagai kala pengeluaran
Tanda dan gejala kala II :
a) Ibu merasakan keinginan meneran bersamaan dengan terjadinya
kontraksi.
b) Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada rectum dan atau
vaginamya.
c) Perineum terlihat menonjol.
d) Vulva – vagina dan singter ani terlihat membuka.
e) Peningkatan pengeluaran lendir dan darah.
3) Kala III persalinan dimulai setelah setelah lahirnya bayi dan berakhir
dengan lahirnya plasenta.
Tanda dan Gejala lepasnya plasenta:
21
a) Perubahan ukuran dan bentuk uterus
b) Tali pusat memanjang
c) Semburan darah tiba – tiba
4) Kala IV , Setelah plasenta lahir, kontraksi rahim tetap kuat dengan
amplitude 60 sampai 80 mmHg, kekuatann kontraksi ini tidak diikuti
oleh interval pembuluh darah tertutup rapat dan terjadi kesempatan
membentuk thrombus melalui kontraksi yang kuat dan pembentukan
thrombus terjadi penghentian pengeluaran darah post partum.
Tanda dan gejala kala IV:
a) Bayi dan plasenta telah lahir
b) Tinggi fundus uteri 2 jari bawah pusat
3. Pengetian sectio caesarea dan penyebab terjadinya sectio caesarea
Persalinan pada pasien post operasi sectio caesarea adalah suatu
persalinan dimana janin dildahirkan melalui insisi pada dinding depat perut
dan dinding rahim, tindakan sectio ceasarea mengacu pada tindakan
pembedahan yang bertujuan melahirkan bayi dengan membuka dinding perut
dan dinding rahim ibu. Penyebab persalinan dengan bedah sectio caesarea:
1. Bayi sungsang
2. Sebagian kasus mulut tertutup plasenta
3. Bayi kembar
4. Kehamilan pada usia lanjut
5. Persalinan berkepanjangan
6. Bayi belum lahir lebih dari 24 jam sejak ketuban pecah
22
7. Kontraksi terlalu lemah
C. Konsep Asuhan Keperawatan post partum Sectio Caesarea
a. Pengkajian
Pengkajian adalah pengumpulan data yang cermat tentang klien, keluarga
atau kelompok perawat mendapatkan data dengan melakukan
wawancara, observasi dan pemeriksaan terdapat dua jenis pengkajian
yaitu wawancara skrining penerimaan dan pengkajian fokus (Dermawan,
2012).
1) Identitas
Pada penderita dengan indikasi section caesarea dapat terjadi pada
setiap umur kehamilan yang dapat dilihat pada kehamilan muda.
2) Keluhan Utama
Pada klien dengan post operasi keluhan utamanya yaitu klien
mengeluh nyeri pada luka bekas operasi, badannya lemah, tidak berani
bergerak, dan rasa haus yang berlebihan.
3) Riwayat Penyakit Sekarang
Pada riwayat penyakit sekarang yang harus dikaji yaitu jam selesa i
operasi, kesadaran klien, keadaan umum, letak dan ukurandari luka
operasi.
4) Riwayat Penyakit Dahulu
Apakah klien pernah mengalami riwayat tindakan operasi
sebelumnya.
5) Riwayat Penyakit Keluarga
23
Peranan keluarga atau keturunan merupakan factor penyebab penting
yang perlu dikaji yaitu penyakit berat yang pernah diderita salah satu
anggota yang ada hubungannya dengan operasi misalnya : TBC, DM,
dan Hypertensi.
6) Riwayat Obstetri
Untuk mengetahui riwayat obstetri yang perlu diketahui adalah :
a) Keadaan haid
Perlu ditanyakan kapan datangnya menarche siklus haid, hari pertama
haid terakhir untuk dapat diketahui yang keluar darah muda atau darah
tua, encer atau menggumpal, lamanya nyeri atau tidak, pada sebelum
atau sesudah haid, berbau atau tidak, dimana untuk mengetahui
gambaran tentang keadaan alat kandungan
b) Perkawinan
Berapa kali kawin dan berapa lama dengan suami sekarang.
c) Kehamilan
Riwayat kehamilan pada klien dengan partus biasa terdapat pada
primi/multigravida.
d) Riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu
Ditanyakan kelangsungan dari kehamilan dan persalinan serta nifas
yang lalu, bagaimana keadaan bayi yang dilahirkan, apakah cukup
bulan atau tidak, kelahirannya normal atau tidak, siapa yang menolong
persalinan dan dimana melahirkannya, sehingga mendapat gambaran
yang jelas tentang riwayat kehamilan, persalinan yang lalu.
e) Pola Kebiasaan Sehari-harimenurut Virginia Henderson
24
1) Respirasi
Pada kasus post sectio caesarea penyulit yang sering ditemukan
adalah obstruksi jalan nafas, respirasi yang tidak adekuat dan
respirasi arrest.
2) Nutrisi
Klien setelah selesai operasi pemenuhan nutrisinya selama puasa
melalui infuse dan setelah 6 jam baru diberikan minum secara
bertahap dan setelah 8 jam baru diberikan makanan lunak, tapi
bila klien dengan lumbal fungsi langsung diberi makan, minum
seperti biasanya, bahkan dianjurkan banyak minum.
3) Eliminasi
Meliputi berapa kali BAB, konsistensi, warna, bau, dan lien
dengan post sectio caesarea, untuk BAK melalui dawercateter
yang sebelumnya telah terpasang.
4) Istirahat/tidur
Pada pasien dengan post sectio caesarea mengalami gangguan
istirahat tidur karena adanya rasa nyeri pada daerah operasi dan
ada rasa yang tidak enak pada uretra akibat terpasangnya dower
cateter.
5) Mempertahankan temperature tubuh dan sirkulasi
Pada pasien dengan post op section caesarea mengalami
gangguan dalam hal temperature tubuh, suhu tubuh>37,
6) Kebutuhan personal hygiene
25
Klien dengan post sectio caesarea pada hari pertama dan hari
kedua sebelum kateter dibuka klien membutuhkan orang lain
untuk membersih kandiri dalam hal ini klien harus dimandikan.
7) Aktivitas
Pola aktivitas dapat terganggu dengan adanya rasa nyeri pada
daerah operasi sehingga klien membatasi gerakan.
b. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan pada klien persalinan post sectio caesarea
indikasi letak sungsang, Post operasi
1) Nyeri akut berhubungan dengan trauma jaringan
2) Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasive yang ditandai
dengan klien mengeluh sakit bila bergerak, keadaan umum lemah.
3) Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri luka bekas
operasi ditandai dengan klien mengeluh sakit bila bergerak, keadaan
umum lemah kebutuhan aktivitas klien tampak dibantu.
4) Kurang perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik.
26
c. Rencana keperawatan
1) Dianosa keperawatan:
a) Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik ditandai dengan:
(1) DS : Klien mengatakan nyeri perut bekas operasi sectio caesarea
(2) DO : Ekspresi wajah klien meringis
2) Tujuan (Noc)
a) Setelah dilakukan tindakan keperawatan hal yang diharapkan, klien dapat:
(1) Mengontrol nyeri (pain control) dengan kriteria hasil
(a) Klien dapat mengetahui penyebab nyeri, onset nyeri,
(b) Klien mampu menggunakan tehnik non farmakologi untuk mengurangi
nyeri dan tindakan peencengahan nyeri.
(c) Klien melaporkan nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri
(2) Menunjukkan tingkat nyeri (pain level):
(a) Klien melaporkan nyeri dan pengaruhnya pada tubuh
(b) Klien mampu mengenal skala, intensitas, frekuensi, dan lamanya episode
nyeri
(c) Klien mengatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
(d) Tanda – tanda vital dalam batas normal
(e) Ekspresi wajah tenang
3) Intevensi keperawatan
27
a) Manajemen nyeri (paint management):
1) Kaji secara komprehensif tentang nyeri, meliputi: lokasi, karakteristik,
onset, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas/beratnya nyeri dan faktor –
faktor prespitasi
2) Observasi syarat non verbal dari ketidaknyaman, khususnya
ketidakmampuan komunikasi secara efektif
3) Gunakan komunikasi terapeutik agar klien dapat mengekspresikan nyeri.
4) Ajarkan penggunaan tehnik non farmakologi (misalnya: napas dalam,
tehnik distraksi, atau massage)
5) Evaluasi tentang keefektifan dari tindakan mengontrol nyeri yang telah di
gunakan
6) Tingkatkan istirahat yang cukup
7) Modifikasi tindakan mengontrol nyeri berdasarkan respon klien
8) Monitor kenyamanan klien terhadapa manajemen nyeri
9) Libatkan keluarga untuk mengurangi nyeri
10) Informasikan kepada tim kesehatan lainnya/ anggota keluarga saat
tindakan non farmakologi dilakukan untuk pendekatan preventif
11) Pemberian analgetik (analgetic administration) : tentukan lokasi nyeri,
karakteristik, kualitas, dan keparahan sebelum pengobatan.
b) Berikan obat, memakai prinsip 5 benar cek alergi obat
28
(1) Libatkan klien dalam pemulihan analgetik yang akan digunakan
(2) Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgetik pertama kali
(3) Evaluasi efektifitas analgetik, tanda dan gejala (efek samping)
1) diagnosa keperawatan
a) resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasive yang di tandai
dengan :
(1) DS : klien mengeluh sakit bila bergerak
(2) DO : keadaan umum lemah
2) Tujuan noc
(1) Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama...x 24 jam diharapkan
klien dapat meningkatkan pertahanan tubuh (immune status) dengan
kriteria hasil:
(a) Klien tidak menunjukkan tanda – tanda infeksi
(b) Suhu tubuh normal (36 – 37 derajat celcius)
(c) Nadi normal (70 – 80 x/ menit)
(d) Frekuensi napas normal (20 x/ menit)
(e) Tekanan darah normal 120 / 70 mmHg
(f) Cairan ketuban tidak berbau busuk
3) Intervensi keperawatan (noc)
29
1) Pengendalian infeksi (infection control) dan perlindungan terhadap infeksi
(infection protection) :
(a) Pantau tanda dan gejala infeksi (misalnya : suhu tubuh, keadaan luka post
operasi, kondisi vulva, kelelahan dan malaise)
(b) Kaji faktor yang meningkatkan serangan infeksi (misalnya : usia lanjut,
status imun menurun dan malnutrisi)
(c) Pantau hygiene personal untuk perlindungan terhadap infeksi)
(d) Ajurkan klien atau keluarga untuk menjaga personal hygiene dan
melindungi tubuh terhadap infeksi)
(e) Ajarkan klien dan keluarga tentang tanda dan gejala infeksi)
(f) Bersihkan lingkungan secara tepat setelah digunakan klien
(g) Batasi jumlah pengunjung
(h) Tingkatkan asupan nutrisi dan cairan
(i) Pertahankan tehnik aseptic
(j) Pertahankan tehnik isolasi sesuai kebutuhan.
1) Diagnosa keperawatan
a) Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri luka bekas operasi
ditandai dengan :
(1) Ds : klien mengeluh sakit bila bergerak,
(2) Do : keadaan umum lemah, kebutuhan aktivitas klien tampak dibantu
30
2) Tujuan (nic)
1) Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ....x 24 jam hal yang
diharapkan mobilitas klien meningkat (mobility level) dengan kriteria
hasil:
(a) Aktivitas fisik meningkat
(b) Melaporkan perasaan peningkatan kekuatan dan kemampuan dalam
bergerak
3) Intervensi keperawatan (noc)
1) Exercise therapy : ambulation ( terapi latihan : ambulasi)
(a) Kaji kemampuan klien dalam melakukan mobilitas
(b) Observasi penyebab gangguan mobilitas yang dialami klien
(c) Monitor dan catat kemampuan klien dalam mentoleransi aktivitas dan
penggunaan keempat ekstremitasnya
(d) Jika memungkinkan observasi tindakan yang di lakukan untuk nyerinya
dan gangguan musculokeletal
(e) Ajarkan latihan ROM secara pasif/ aktif sesuai kondisi klien
2) Positionning :
a) Pastikan keterbatasan gerak sendi yang dialami
b) Pastikan baju klien longgar
c) Lindungi klien dari trauma selama latihan
31
d) Berikan reinforcement positif
e) Kolaborasi dengan fisioterapi
f) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi analgetik
1) Diagnosa keperawatan
a) Defisit perawatan diri mandi/ kebersihan berhubungan dengan kelemahan
fisik
2) Tujuan (nic)
(1) Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama...x 24 jam klien dapat
menunjukkan perawatan diri : aktivitas kebutuhan sehari – hari : mandi
dengan kriteria :
(a) Klien menerima bantuan atau perawatan total dari pemberian perawatan
jika diperlukan
(b) Klien mengungkapkan secara verbal kepuasan tentang kebersihan tubuh
dan hygiene mulut
3) Intervensi keperawatan (noc)
a) Bantu perawatan diri (self care assitance) :
(1) Kaji kemampuan klien untuk menggunakan alat bantu
(2) Pantau adanya perubahan kemampuan fungus
(3) Pantau kebutuhan klien terhadap perlengkapan alat – alat untuk kebersihan
diri, berpakaian dan makan
32
(4) Berikan bantuan sampai klien mampu untuk melakukan perawatan diri
b) Bantu perawatan diri : mandi (self care assistance : bathing)
(1) Kaji membran mukosa oral dan kebersihan tubuh setiap hari
(2) Kaji kondisi kulit saat mandi
(3) Pantaun kebersihan kuku, berdasarkan kemampuan perawatan diri klien
(4) Berikan bantuan sampai klien mampu secara penuh untuk melakukan
perawatan diri
33
BAB III
METODE STUDI KASUS
A. Rancangan studi kasus
Desain penelitian ini adalah Deskriptif dengan bentuk studi kasus.
Metode penilitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan secara intensif,
terperinci, dan mendalam terhadap suatu organisasi(individu) tujuan dari
peenelitian deskriptif adalah mengambarkan masalah penelitian yang terjadi
pada studi kasus asuhan keperawatan pada pasien post partum sectio
caesaraea diruangan mutiara Rumah Sakit Umum Dewi Sartika Kendari.
B. Subjek studi kasus
1. Definisi kriteria inklusi adalah karakteristik umum dari suatu populasi atau
target yang akan di jadikan subjek. Kriteria inkluisi yaitu:
a. Pasien berjenis kelamin perempuan
b. Ibu hamil.
c. Ibu hamil yang akan menjalani operasi sectio caesarea
d. Berstatus menikah
e. Bersedia untuk dijadikan responden.
2. Definisi kriteria ekskluisi adalah anggota populasi yang tidak bisa
dijadikan sebagai subjek penelitian ( notoatmodjo 2010).
a. Pasien yang tidak hamil
b. Berjenis kelamin laki- laki
c. Pasien yang tidak bersedia menjadi responden
34
C. Fokus studi kasus
1. Kebutuhan Rasa Nyaman pada pasien sectio caesarea
2. Untuk mengetahui bagaimana pengkajian asuhan keperawatan pada pasien
post partum sectio caesarea diruang mutiara RSU Dewi Sartika Kendari
3. Untuk mengetahui diagnosa keperawatan pada pasien post partum sectio
caesarea diruag mutiara RSU Dewi Sartika Kendari
4. Untuk mengetahui intervensi keperawatan pada pasien post partum sectio
caesarea diruang mutiara RSU Dewi Sartika Kendari
5. Untuk mengetahui implementasi dan evaluasi keperawatan pada post
partum sectio caeasarea diruang mutiara RSU Dewi Sartika Kendari.
D. Definisi operasional fokus studi kasus
Definisi operasional fokus studi kasus
1. Kebutuhan rasa nyaman adalah suatu keadaan telah terpenuhinya
kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman (suatu
kepuasan yang meningkatkan penampilan sehari – hari), kelegaan
(kebutuhan yang telah terpenuhi), dan traspenden (keadaan tentang suatu
yang melebihi masalah dan nyeri).
2. Tehnik distraksi dapat mengalihkan fokus perhatian pasien yang
mengalami nyeri sehingga dapat menjadi strategi yang sangat berhasil.
Keefektifan tehnik distraksi tergantung pada kemampuan pasien untuk
menerima dan membangkitkan infut sensori, distraksi dapat mengatasi
nyeri.
3. Nyeri adalah bentuk ketidaknyamanan baik sensori maupun emosional
yang dirasakan pasien nyeri yang dirasakan dapat diukur menggunakan
35
P : penyebab nyeri
Q : qualitas nyeri
R : region nyeri
S : skala nyeri
T : time/ waktu
Skala nyeri yang dirasakan pasien bisa diukur menggunakan angka,
dimulai dari angka 10 nyeri sangat berat, angka 7 – 9 nyeri berat, angka 4
– 6 nyeri sedang, angka 1 – 3 nyeri ringan dan angka 0 nyeri tidak
diraskan.
4. Persalinan sectio caesarea adalah suatu persalinan dimana janin dilahirkan
melalui insisi pada dinding depan perut dan dinding rahim, ceasarea
mengacu pada tindakan pembedahan yang bertujuan melahirkan bayi
dengan membuka dinding perut dan dinding rahim ibu.
5. Asuhan Keperawatan merupakan proses atau rangkaian kegiatan pada
praktik keperawatan yang diberikan secara langsung kepada klien/ pasien
di berbagai tatanan pelayanan kesehatan, yang terdiri dari pengkajian,
klasifikasi data, analisa data, diagnosa keperawatan. intervensi
keperawatan,implementasi dan evaluasi keperawatan. intervensi yang
diterapkan dalam penangan nyeri yaitu memberikan terapi mendengarkan
ayat – ayat suci al – quran, terapi ini di berikan 3 jam setelah operasi,
frekuensi minimal 3 kali dalam sehari, lama pemberian terapi kurang lebih
20 menit, pemberian terapi diberikan dalam durasi 5 jam setelah
pemberian obat. Hal yang di evaluasi adalah perubahan tingkat nyeri yang
dirasakan setelah pemberian terapi tersebut.
36
E. Tempat dan waktu studi kasus
1. Tempat :Penelitian dilaksanakan di Ruangan Mutiara Rumah Sakit Umum
Dewi Sartika Kendari
2. Waktu : waktu penelitian dilaksanakan 09 sampai 12 juli 2018
F. Pengumpulan data
1. Wawancara (interview) metode wawancara ini akan mendapatkan
informasi yang valid dan langsung dari sumbernya, melalui percakapan
yang dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interview) yang
mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewe).
Tehnik wawancara dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur,
yaitu wawancara dilakukan dengan mengajukan pertanyaan yang sistematis
dan diajukan pertanyaan yang telah di susun.
2. Observasi adalah pengamatan terhadap suatu objek yang diteliti secara
langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh data yang diteliti.
Dalam observasi ini dilakukan observasi penelitian secara lansung ,
dalam kegiatan observasi secara langsung pada pasien post partum sectio
caesarea di ruangan mutiara rumah sakit umum dewi sartika kendari.
G. Penyajian data
Penyajian data yang sesuai dalam penelitian studi kasus deskriptif, data yang
didapatkan dari responden dengan wawancara kemudian disajikan dalam
bentuk narasi dan mengambil kesimpulan dari suatu data, data yang dicantum
dalam bentuk narasi atau tekstuler. Penyajian data bentuk narasi yaitu
penyajian dalam bentuk kalimat.
37
Dalam penelitian ini setelah data terkumpul dari data wawancara dan data
dari observasi tentang pemenuhan kebutuhan rasa nyaman pada pasien post
partum sectio caesarea kemudian disajikan dalam bentuk narasi
H. Etika studi kasus
Dalam melakukan penelitian ini peneliti harus mendapatkan
persetujuan dari direktur rumah sakit dan kepala ruangan tempat penelitian.
Setelah mendapatkan persetujuan dari direktur rumah sakit dan kepala
ruangan tempat penelitian, selanjutnya pertanyaan disampaikan kepada pasien
dengan menekankan etika yaitu :
1. Informemed consent (lembar persetujuan)
Peneliti meminta izin kepada pasien untuk mendatangani lembar
persetujuan penelitian setelah pasien menyatakan ketersedian untuk
berpartisipasi dalam penelitian
2. Anonimity (tanpa nama)
Untuk menjaga kerahasian pasien, maka dalam lembar pengumpulan
data tidak di cantumkan nama tapi kode.
3. Confidentiality ( kerahasian)
Kerahasian informasi yang telah dikumpulkan dari partisipasi dijaga
oleh peneliti. Data hanya disajikan atau dilaporkan dalam bentuk kelompok
yang berhubungan dengan penelitian ini.
38
BAB IV
HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Pengkajian
Hasil penelitian menunjukkan Ny. H, usia 37 tahun, jenis kelamin
perempuan, status perkawinan menikah, agama islam, pendidikan terakhir SD
dan dirawat diruang inap diruang mutiara rumah sakit umum dewi sartika
dengan diagnosa medis sectio caesarea.
Ny. H masuk di RSU Dewi Sartika pada tanggal 8 juli 2018 pada jam
10 : 00 Wita melalui IGD dengan keluhan nyeri perut tembus sampai
belakang, dengan hasil USG mengandung anak kembar posisi kedua janin
sungsang sehingga dokter mengatakan Ny H, akan direncakan untuk operasi
jam 12 : 15 wita.
Persalinan sectio caesaraea dilakukan pada tanggal 09 juli 2018 pukul
12 : 20 malam. melahirkan anak kembar berjenis kelamin laki – laki dengan
berat badan bayi, 2700 gram, 1700 gram dan panjang badan 45 cm. Pada
pengkajian riwayat ginekologi Ny H Mengatakan tidak ada masalah, Ny H
mengatakan menggunakan KB yaitu KB implan,dan status obstetrikus
G4P4O0.
39
Ketika dilakukan pengkajian pada tanggal 09 juli 2018 jam 10 : 12
WITA. Keluhan utama yang dirasakan Ny H nyeri di daerah perut bekas
jahitan operasi.
Riwayat kehamilan Ny H. Pada anak pertama dengan persalinan
normal sekarang berumur 20 tahun, anak kedua berumur 18 tahun, anak
ketiga berumur 14 tahun tahun dan anak keempat berumur 8 tahun pada anak
pertama,kedua, ketiga dan keempat Ny H mengatakan masalah sewaktu hamil
tidak ada. Ny H tidak pernah memeriksa kehamilan kerumah sakit ataupun
kepuskesmas tetapi hanya memeriksa kandungan kedukun bearanak
dikampungnya.
Dalam pengkajian pemeriksaan fisik didapat hasil bahwa klien dengan
keadaan umum lemah, kesadaran composmentis GCS: E5 V5 M 5 atau dalam
kesadaran penuh, berat badan 55 kg, tinggi badan 160 cm, pengukuran
tekanan darah 110/70 mmHg, suhu 36,5oC, nadi 76x/menit, pernapasan
18x/menit.
Pada pemeriksaan kepala sampai leher, didapatkan hasil bahwa kepala
simetris, rambut hitam, tidak ada ketombe, rambut lepek, mata , tidak ada
edema, sclera putih, konjungtiva anemis, hidung bersih, tidak ada secret,
mulut bersih, tidak ada stomatitis, bibir lembab, telingah bersih, tidak ada
serumen, leher simetris, tidak ada pembesaran kelenjar thiroid
Pada pemeriksaan dada (jantung) inspeksi ictus cordis tidak tampak,
tidak ada bunyi tambahan, pada pemeriksaan paru – paru inspeksi didapatkan
bentuk dada simetris, kanan dan kiri, palpasi vokal permitus pengembangan
40
dada kanan dan kiri sama, perkusi sonor, auskultasi suara napas vesikuler,
tidak ada suara napas tambahan.
Hasil pemeriksaan payudara simetris kanan dan kiri, bersih, puting
susu menonjol besar, pengeluaran air susu ibu ( ASI) sedikit, acrola berubah
menjadi hitam. Pada pemeriksaan abdomen Ny H mengeluh nyeri pada
daerah bekas jahitan luka operasi, masih tertutup kasa.Ny H mengeluh sakit
ketika bangun dari tempat tidur dan ketika disaat duduk dan kemudian berdiri
tegak, penilaian nyeri NSR nyeri setelah operasi, quality nyeri seperti tersaya-
sayat, region nyeri didaerah perut, scala 8, time, hilang timbul, fundus uterus
tiga jari di bawah pusat,
Pemeriksaan perineum dan genetalia, tidak ada kerusakan intregitas
kulit pada vagina, tidak ada edema tidak ada hematom, tidak ada tanda –
tanda REEDA, perineum utuh, terdapat lochea rubra, bau khas, konsistensi
cair, tidak ada hemoroid.
Pada pemeriksaan ekstremitas atas tidak ada edema, tangan kiri
terpasang infus RL, posisi tangan lurus, jari – jari bisa digerakkan perabaan
akral hangat. Ekstremitas bawah kaki kanan dan kiri tidak terdapat luka, jari –
jari dapat digerakkan, perabaan akral hangat tidak terdapat varises, tidak
terdapat edema, dan kaki kanan sering kram.
Pada pengkajian eliminasi selama di rawat dirumah sakit buang air
kecil ( BAK) Ny H terpasang kateter, jumlah urine 1500 cc. Bau khas, warna
kuning, Ny H selama setelah operasi belum pernah BAB.
41
Pada pengkajian istirahat dan kenyamanan Ny H mengatakan tidak
kebiasaan khusus sebelum tidur, klien mengatakan susah tidur selama dirawat
dirumah sakit karena nyeri dan kegerahan.
Pada pemeriksaan mobilisasi dan latihan klien sebelum melahirkan
kemampauan merawat diri, makan dan minum, toileting, berpakaian,
berpindah posisi dengan mandiri, pada hari pertama setelah melahirkan
dengan persalinan sectio caesarea kemampuan merawat diri, makan, minum,
berpindah tempat dengan bantuan suaminya.tetapi pada hari kedua Ny H
sudah bisa makan, minum, berpakaian dan duduk dengan mandiri tanpa
bantuan suaminya.
Pada pengkajian nutrisi dan cairan, asupan nutrisi, Ny H mengatakan
makan 3x sehari, dengan nasi, lauk pauk, sayuran, porsi makan dihabiskan,
Ny H tidak memilih- milih makanan,dan minum air putih 1 liter dan teh
hangat.
Pada pengkajian keadaan mental adaptasi psikologis Ny H
mengatakan sangat cemas dan kaget ketika dokter mengatkan untuk dioperasi
dan bayinnya kembar. untuk pertama kalinya Ny H menjalani operasi, dan
untuk pertama kalinya Ny H melahirkan di rumah sakit.anak – anak
sebelummnya Ny H mengatakan melahirkan dirumah dengan bantuan dukun
beranak dikampungnya.
Riwayat keluarga didapatkan hasil klien mengatakan dalam anggota
keluarganya tidak ada yang melahirkan secara sectio caesarea tetapi kalau
42
melahirkan kembar ada yaitu ipar klien, Ny H mengatakan tidak mempunyai
riwayat asma, jantung, alergi serta penyakit yang menular.
2. Diagnosa keperawatan
Pada tanggal 09 juli 2018 jam 12 : 20 wita diperoleh data subjektif Ny
H mengatakan nyeri luka post sectio caeasarea, qualitas nyeri seperti tersayat
– sayat , daerah nyeri dibagian perut ( abdomen) scala nyeri 8, nyeri dirasakan
saat bergerak, nyeri dirasakan hilang timbul/sewaktu – waktu. Respon
objektif Ny H tanpak meringis, gelisah, tanpak melindungi daerah nyeri,
tanpak merubah posisi dan tanpak ada luka operasi didaerah perut.
Berdasarkan data diatas menurut analisa peneliti mengangkat
diagnosa keperawatan nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik
ditandai dengan : klien mengatakan nyeri luka post sectio caesarea, qualitas
nyeri seperti tersayat- sayat, daerah nyeri daerah nyeri dibagian perut (
abdomen) scala nyeri 8, nyeri dirasakan saat bergerak, nyeri dirasakan hilang
timbul/sewaktu – waktu. Respon objektif Ny H tampak meringis, gelisah,
tampak melindungi daerah nyeri, tanpak merubah posisi dan tanpak ada luka
operasi didaerah perut.
3. Rencana asuhan keperawatan
Rencana tindakan keperawatan dilakukan pada klien mengacu pada
Nanda 2015. Rencana asuhan keperawatan yang akan dilakukan peneliti
yaitu menggunakan tehnik distraksi/ pengalihan. Salah satu tehnik distraksi
yang diberikan adalah terapi mendengarkan ayat – ayat suci al – quraan
43
untuk mengurangi rasa nyeri yang dirasakan Ny. H pemberian terapi
mendengarkan ayat – ayat suci al – qur’an, kolaborasi pemberian obat
analgetik ( ranitidin) dan pemberian HE(Health education). Setelah dilakukan
tindakan keperawatan selama 3x24 jam hal yang diharapkan: klien
mengatakan merasa lebih tenang,rileks dan nyaman setelah pemberian terapi
mendengarkan ayat – ayat suci al –quran, kolaborasi pemberian obat
analgetik ( ranitidin) dan pemberian HE ( health education) sehingga nyeri
sedikit berkurang, skala nyeri yang dirasakan yaitu 2.
d. Implementasi keperawatan
Implementasi dilakukan sesuai dengan intervensi keperawatan.
pemberian intervensi dilakukan selama 5. Pemberian terapi diberikan tiga kali
dalam sehari setelah 5 jam pemberian obat analgetik (ranitidin).
Hari pertama tanggal 09 juli 2018, tindakan yang dilakukan pukul
17 : 00 wita, Pemberian terapi mendengarkan ayat – ayat suci kurang lebih
20 menit, pukul 18 : 00 wita diberikan kembali terapi mendengarkan ayat –
ayat suci al – quran selama kurang lebih 15 menit, pukul 19 : 00 wita
pemberian terapi mendengarkan ayat – ayat suci al – quran kurang lebih 20
menit,
Hari kedua tanggal 10 juli 2018, dilakukan tindakan yang sama yaitu
pemberian terapi mendengarkan ayat – ayat suci al quran, Pukul 10 : 12 wita
pemberian terapi dilakukan selama kurang lebih 15, pukul 11 : 12 wita terapi
diberikan kembali kurang lebih 20 menit, pukul 13 : 12 wita pemberian
terapi mendengarkan ayat – ayat suci al quran selama kurang lebih 15 menit.
44
Hari ketiga pemberian terapi pukul 17 : 00 wita, pemberian terapi
mendengarkan ayat – ayat suci al – qur’an selama kurang lebih 15 menit
pukul 18 : 00 wita, pemberian terapi mendengarkan ayat – ayat suci al –
qur’an selama kurang 20 menit, pukul 19 : 00 wita pemberian terapi
mendengarkan ayat – ayat suci al – qur’an selama kurang lebih 15 menit.
Dihari keempat terapi diberikan hanya satu kali pemberian pukul
14:20 wita pemberian terapi mendengarkan ayat – ayat suci al –qur’an, pukul
16 : 30 wita klien sudah diperbolehkan pulang.
e. Evaluasi keperawatan
Hasil yang di evaluasi adalah perubahan setelah pemberian terapi
mendengarkan ayat – ayat suci al-quran selama 4 hari.
Pada tanggal 09 juli 2018 pukul 17 : 00 wita sebelum terapi diberikan
mendengarkan ayat – ayat suci al – qur’an respon subjektif, klien
mengatakan nyeri , penyebab nyeri bekas luka operasi, region( lokasi) perut
bawah, scala nyeri 8, time( waktu) hilang timbul, masih tanpak gelisah dan
meringis. Setelah pemberian terapi mendengarkan ayat – ayat suci al –
qur’an, disertai kolaborasi pemberian obat analgetik ( ranitidin) dan
pemberian HE oleh perawat hasil yang didapatkan klien masih merasa tidak
nyaman, sehingga nyeri tidak berkurang ,skala nyeri masih tetap 8,
Pukul 18 : 00 wita sebelum tindakan terapi mendengarkan ayat – ayat
suci al – qur’an skala nyeri 8, setelah pemberian terapi mendengarkan ayat –
ayat suci al – quran disertai kolaborasi pemberian obat analgetik ( ranitidin)
dan pemberian HE oleh perawat, klien masih merasakan tidak nyaman,gelisah
sehinga skala nyeri masih tetap 8.
45
Pukul 19 : 00 wita terapi mendengarkan ayat – ayat suci al – quran
kurang lebih 20 menit, setelah pemberian hasil yang didapatkan pemberian
terapi mendengarkan ayat – ayat suci al – quran disertai kolaborasi pemberian
obat analgetik ( ranitidin) dan pemberian HE oleh perawat, klien masih
merasa tidak nyaman, gelisah tidak rileks sehingga skala nyeri yang dirasakan
tidak berkurang.
Pada tanggal 10 juli 2018 pukul 17 : 00 wita sebelum pemberian
terapi mendengarkan ayat – ayat suci al – qur’an dihari kedua , klien
mengatakan masih merasakan nyeri, penyebab nyeri bekas luka operasi,
region( lokasi) perut bawah, scala nyeri 7, time( waktu) hilang timbul, masih
tanpak gelisah dan meringis, setelah pemberian terapi mendengarkan ayat –
ayat suci al – qur’an disertai kolaborasi pemberian obat analgetik ( ranitidin)
dan pemberian HE, klien merasa sedikit lebih nyaman, tenang sehingga nyeri
yang dirasakan berkurang, skala nyeri yang dirasakan yaitu 6.
pukul 18 : 00 sebelum pemberian terapi mendengarkan ayat – ayat
suci al – qur’an, klien mengatakan masih merasa nyeri,sehingga skala nyeri
yang dirasakan 6, setelah pemberian terapi mendengarkan ayat – ayat suci al
– qur’an disertai kolaborasi pemberian obat analgetik ( ranitidin) dan
pemberian HE, klien mangatakan merasa nyaman,dan tanpak tenang
sehingga nyeri yang dirasakan juga berkurang, skala nyeri yang dirasakan 5.
Pukul 19 : 00 wita, sebelum pemberian terapi mendengarkan ayat –
ayat suci al – qur’an disertai kolaborasi pemberian obat analgetik ( ranitidin)
dan pemberian HE skala nyeri 5, setelah pemberian terapi mendengarkan
ayat- ayat suci al – qur’an disertai kolaborasi pemberian obat analgetik
46
(ranitidin) dan pemberian HE klien mengatakan merasa tenang tetapi masih
merasa nyeri sehingga skala yang dirasakan tidak menurun tetap 5.
Pada tanggal 11 juli 2018 pukul 17 : 00 wita sebelum pemberian
terapi mendengarkan ayat – ayat suci al – qur’an disertai kolaborasi
pemberian obat analgetik ( ranitidin) dan pemberian HE di hari ketiga hasil
yang didapatkan, klien mengatakan masih merasa nyeri, skala nyeri yang
dirasakan 5. Setelah pemberian terapi mendengarkan ayat – ayat suci al –
qur’an disertai kolaborasi pemberian obat analgetik ( ranitidin) dan pemberian
HE, klien mengatakan merasa lebih nyaman dan rileks sehingga nyeri yang
dirasakan dapat berkurang, skala nyeri yang dirasakan 4.
Pukul 18 : 00 wita sebelum pemberian terapi mendengarkan ayat –
ayat suci al – qur’an disertai kolaborasi pemberian obat analgetik ( ranitidin)
dan pemberian HE, klien mengatakan nyeri masih dirasakan, skala nyeri yang
dirasakan yaitu masih tetap 4. pukul 19 : 00 wita setelah pemberian terapi
mendengarkan ayat – ayat suci al – qur’an disertai kolaborasi pemberian obat
analgetik ( ranitidin) dan pemberian HE, klien merasa lebih rileks dari
sebelumnya sehingga nyeri yang dirasakan juga berkurang, skala nyeri yang
dirasakan juga menurun yaitu 3.
Pada tanggal 12 juli 2018 pukul 16 : 00 wita, sebelum pemberian
terapi mendengarkan ayat – ayat suci al – qur’an disertai kolaborasi
pemberian obat analgetik ( ranitidin) dan pemberian HE, dihari keempat
skala nyeri yang dirasakan 3, setelah pemberian terapi mendengarkan ayat –
ayat suci al – qur’an disertai kolaborasi pemberian obat analgetik ( ranitidin)
dan pemberian HE, klien mengatakan merasa jauh lebih rileks dan nyaman
47
sehingga nyeri yang dirasakan juga semakin berkurang, skala nyeri yang
dirasakan 2. Pukul 17 : 20 wita pemberian terapi sudah tidak diberikan lagi
karena klien sudah pulang.
B. Pembahasan
Penulis akan membahas tentang pemberian tehnik distraksi, terapi
mendengarkan ayat – ayat suci al – qur’an terhadap penurunan intensitas
nyeri pada asuhan keperawatan Ny H dengan post partum sectio caesarea di
ruang mutiara RSU Dewi Sartika Kendari. Membahas tentang factor
kesenjangan – kesenjangan yang terjadi antara teori dengan kenyataan yang
meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan,
implementasi keperawatan dan evaluasi keperawatan
a. Pengkajian
Menurut prawirohardjo (2008) alasan melakukan sectio caesarea
yang tidak direncanakan, meliputi bayi yang letaknya sunsang, bayi kembar,
masalah dengan plasenta atau tali pusat menempatkan bayi pada resiko,bayi
terlalu besar untuk dilkeluarkan dari vagina, pada saat di kaji Ny H
mengatakan alasan yang menyebabkan dirinya melakukan persalinan dengan
sectio caesarea karena posisi janin sungsang dan kembar, serta kondisi yang
lemah sehingga tidak memungkinkan untuk persalinan normal.
Masalah yang sering timbul pada ibu nifas sectio caesarea yaitu rasa nyeri,
rasa tidak nyaman, gelisah,sebagian besar penyebab nyeri diakibatkan karena
tindakan pembedahan /operasi. Nyeri adalah sebuah pengalaman yang tidak
menyenangkan baik secara sensoris maupun emosional yang disebabkan oleh
kerusakan jaringan di tubuh (Merskey & Bogduk, 1994 dalam Kinsel, 2008).
48
Menurut ( Herdman 2014) masalah pada klien dengan post sectio
caesarea dengan batasan karakteristik adanya laporan verbal atau non verbal,
menunjukkan perubahan posisi untuk nelindungi area nyeri, tingkah laku
berhati – hati, gangguan pola tidur, dan tingkah laku ekspresif ( gelisah,
meringis, dan lemah).
Menurut analisa peneliti teori sesuai dengan kasus. pada kasus Ny h
keluhan utama yang dirasakan klien yaitu nyeri, perasaan tidak nyaman,
gelisah, perubahan posisi untuk nelindungi area nyeri, tingkah laku berhati –
hati, di hari kedua setelah persalinan sectio caesarea klien susah untuk tidur,
dan tingkah laku ekspresif ( gelisah, meringis, dan lemah),
b. Diagnosa keperawatan
Hasil pengkajian dan analisa yang dilakukan pada Ny H peneliti
mengangkat diagnosa keperawatan nyeri akut berhubungan dengan agen
cidera fisik, dengan batasan karekteristik yang ditemukan peneliti pada Ny H
yaitu merasakan nyeri tersayat – sayat, merasa tidak nyaman, gelisah,skala
nyeri 8, sikap melindungi area nyeri, gelisah, meringis, mendesah, perubahan
posisi untuk menghindari nyeri.
Diagnosa nyeri ditegakkan, Menurut Maslow, seorang pelopor psikologis
mengatakan bahwa kebutuhan rasa nyaman merupakan kebutuhan dasar
setelah kebutuhan fisiologis yang harus terpenuhi. Seorang yang mengalami
rasa nyeri akan berdampak pada aktifitas sehari- harinya, orang tersebut akan
terganggu pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidurnya.
49
c. Intervensi keperawatan
Berdasarkan kasus Ny H tindakan yang akan dilakukan sesuai dengan
intervensi yang disusun pada diagnosa keperawatan nyeri akut berhubungan
dengan agen cidera fisik.
Intervensi yang dilakukan peneliti untuk mengatasi nyeri yaitu dengan
Pendekatan non farmakologi untuk mengendalikan nyeri yaitu tehnik
distraksi, salah satu tehnik distraksi yang diterapkan adalah pemberian terapi
mendengarkan ayat – ayat suci al – quran selama selama 4 hari,
Menurut widayati (2011) mendengarkan ayat – ayat suci al – quran
adalah salah musik yang memiliki pengaruh positif bagi pendengar, terapi ini
dapat mempercepat penyembuhan. Hal ini telah dibuktikan oleh berbagai ahli
seperti yang didilakukan Ahmad Al Khadi bahwa medengarkan ayat – ayat
suci al – quran memiliki pengaruh yang signifikan dalam penurunan intensitas
nyeri.
d. Implementasi keperawatan
Implementasi keperawatan dengan diagnosa nyeri akut behubungan
dengan agen cidera fisik. Salah satu tehnik distraksi yaitu pemberian terapi
mendengarkan ayat – ayat suci al – quran . Pemberian terapi mendengarkan
ayat – ayat suci al – quran diberikan dihari pertama sampai dihari keempat
setalah operasi. pemberian terapi ini dilakukan setelah 6 jam pemberian obat
analgetik ( ranitidin ).
50
Rohmi handayani (2014) sebagian besar skala nyeri berkurang setelah
diberikan terapi mendengarkan ayat – ayat suci Al – Qur’an dimana sebelum di
berikan terapi mendengarkan ayat – ayat suci Al – Qur’an skala nyeri yang
tertinggi adalah 10 dan terendah 6,tetapi setelah di berikan terapi
mendengarkan ayat – ayat suci Al – Qur’an skala nyeri menurun menjadi 8
hingga 4. Sebagaian besar rencana tindakan keperawatan dapat dilaksanakan
pada implementasi keperawatan.
e. Evaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatan pada Ny H dengan masalah keperawatan nyeri
akut berhungan dengan agen cedera fisik. Evaluasi yang didapat dari hasil
pemberian terapi mendengarkan ayat – ayat suci al – quran selama 4 hari.
Tanggal 09 juli 2018 pemberian terapi mendengarkan ayat – ayat suci
al – quran, diberikan tiga kali dalam sehari, intensitas nyeri Masih tetap 8
walaupun sudah diberikan terapi mendengarkan ayat – ayat suci al – quran
dihari pertama masalah belum teratasi.
Tanggal 10 juli 2018 pemberian terapi mendengarkan ayat – ayat suci
al – quran disertai kolaborasi pemberian obat analgetik ( ranitidin) dan
pemberian HE diberikan tiga kali dalam sehari, intensitas nyeri di hari kedua
menurun, skala nyeri yang awalnya 7 turun menjadi 6, dari skala 6 turun
menjadi 5, masalah teratasi sebagian.
Tanggal 11 juli 2018 pemberian terapi mendengarkan ayat – ayat suci
al- quran disertai kolaborasi pemberian obat analgetik ( ranitidin) dan
51
pemberian HE dihari ketiga intensitas nyeri juga menurun dari skala 4 turun
menjadi 3.
Tanggal 12 juli 2018 di hari keempat intensitas nyeri semakin
berkurang setelah pemberian terapi mendengarkan ayat – ayat suci disertai
kolaborasi pemberian obat analgetik ( ranitidin) dan pemberian HE. skala nyeri
yang dirasakan dari skala 3 turun menjadi 2. Dihari keempat pukul 16 : 30 wita
klien sudah diperbolehkan pulang dengan kondisi baik dan skala nyeri 2 dalam
intensitas ringan.
Artikel kesehatan (2009) mengatakan bahwa tidak terjadi penurunan
intensitas nyeri dihari pertama, hal ini dikarenakan pada hari pertama ( 24 jam
setelah operasi ) luka post operasi masih dalam fase implamasi, di hari hari
berikutnya penurunan intesitas nyeri dapat terjadi, dikarenakan kemampuan
setiap individu berbeda dalam merespon dan mempresepsikan nyeri yang
dialami.
52
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Persalinan sectio caesarea adalah suatu persalinan dimana janin
dilahirkan melalui insisi pada dinding depan perut dan dinding rahim, ceasarea
mengacu pada tindakan pembedahan yang bertujuan melahirkan bayi dengan
membuka dinding perut dan dinding rahim ibu. Setelah melakukan asuhan
keperawatan selama 4 hari pada Ny H dengan diagnosa medis sectio caesarea
diruang mutiara RSU Dewi Sartika Kendari penulis mengambil kesimpulan :
1. Pengkajian terhadap masalah nyeri akut pada Ny H telah dilakukan secara
komprehensif dan diperoleh hasil yaitu terdapat keluhan utama merasakan
nyeri, nyeri yang dirasakan disebabkan adanya luka bekas operasi, nyeri
seperti tersayat - sayat, skala nyeri 8, nyeri hilang timbul, sikap melindungi
area nyeri dan perubahan posisi untuk menghindari nyeri, tampak meringis
dan mendesah.
2. Diagnosa keperawatan yang dimucul pada Ny H adalah nyeri akut
berhubungan dengan agen cidera fisik ditandai dengan klien mengatakan
merasakan nyeri, nyeri yang dirasakan disebabkan adanya luka bekas
operasi, nyeri seperti tersayat - sayat, skala nyeri 8, nyeri hilang timbul,
sikap melindungi area nyeri dan perubahan posisi untuk menghindari
nyeri, tampak meringis dan mendesah.
53
3. Rencana keperawatan yang disusun untuk mengatasi masalah nyeri akut
yaitu dengan memberikan tehnik distraksi pemberian terapi mendengarkan
ayat – ayat suci al – quran dan stelah pemberian obat ranitidin..
4. Implementasi keperawatan yang dilkakukan pada Ny H selama 4 hari.
Implementasi sesuai dengan intervensi. Sebagaian besar rencana tindakan
keperawatan dapat dilaksanakan pada implementasi keperawatan.
5. Hasil evaluasi keperawatan dengan masalah nyeri akut pada Ny H belum
dapat teratasi pada hari keempat pemberian terapi,tetapi klien sudah bisa
pulang karena skala nyeri 2 dalam batasan ringan.
B. Saran
Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan
diagnosa keperawatan nyeri akut, penulis memberikan usulan dan masukan
yang positif khususnya dibidang kesehatan antara lain :
1. Bagi institusi pelayanan kesehatan ( Rumah Sakit )
Hal ini di harapkan rumah sakit dapat memberikan pelayanan kesehatan
dan mempertahankan hubungan kerja sama antara tim kesehatan maupun
klien. Sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan
yang obtimal pada umumnya dan klien post partum sectio caesarea
khususnya, diharapkan rumah sakit mampu menyediakan fasilitas serta
sarana dan prasarana yang mendukung kesembuhan klien.
2. Bagi tenaga kesehatan khususnya perawat
Diharapkan selalu berkoordinasi dengan tim kesehatan lainnya dalam
memberikan asuhan keperawatan pada klien agar lebih maksimal,
54
khususnya pada klien dengan post partum sectio caesarea. Perawat
diharapkan dapat memberikan pelayanan propesional dan komprehensif.
3. Bagi institusi pendidikan
Dapat meningkatkan mutu pelayanan pendidikan yang lebih berkualitas
dan propesional sehingga dapat tercipta perawat profesional, terampil,
inovatif dan bermutu yang mampu memberikan asuhan keperawatan
secara menyeluruh berdasarkan kode etik keperawatan.
55
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, S.A. 2008. Panduan Lengkap Kehamilan Persalinan dan Perawatan
Bayi. Jogjakarta: Diglossia Media.
Anggorowati, DKK. 2007. Efektifitas Pemeberian Interpensi Spritual “ Spirit
Ibu” Terhadap Nyeri Post Sectio Caesarea (SC) Pada RS Sultan Agung
dan RS Roemani Semarang. Jurnal Media Ners Vol 1, No 1.
Arifin, L. 2008. Tehnik Akupuntur Pada Nyeri Persalinan.
Http//Keperawatan Maternitas-Blosgpot.com/2008/0/4. Akupresur.
Pada-Nyeri-Persalinan. HTM. Diakses Pada Tanggal 28 maret 2018
Asomah, Et.Al. 2011. Distribution Of Causes Of Maternal Mortalilty Among
Different Socio-Demographic Groups in Ghana; A Descriptive Study.
BMC. Publik Health.
Bernatzky, G. Presch M. DKK. Emotional Foundation Of Music as a Non-
Pharmacologi Pain Management Tool Medicine. Neuroscience and
Biobehayioral Reviews, 30(60):11. 2011
Djohan. 2009. Psikologi Musik , Best Publisher, Yogyakarta.
Depkes RI. 2008. Asuhan Persalina Normal. JNPK-KR. Jakarta.
Hidayat, A. Aziz Alimul., & Uliyah, Usrifatul. (2014). Pengantar Kebutuhan
Dasar Manusia. Jakarta: Salemba Medika.
Sumarah, DKK. 2009. Perawatan Ibu Bersalin (Asuhan Keperawatan Pada
Ibu Bersalin). Jakarta: Fitramaya.
Padilla, Et.Al. 2008. Risk Factors In Caesarea Sectio. Ginocol Obstet Mex
Article In Spanish.
Walley J, DKK. 2008. Panduan Praktis Bagi Calon Ibu Kehamilan dan
Persalinan. Jakarta: PT, Bhuana Ilmu Popular.
Reni Yuli. 2017. Buku ajar Asuhan keperawatan Maternitas. Jakarta.
Yuda, Trauna. 2008. Stres Hipertensi dan Terapi Musik dalam
http://www.tanyadokter.com. Diakses tanggal 28 Maret 2018.
56
Lampiran 1
JADWAL KEGIATAN PENELITIAN
A. Alat dan bahan
Alat penelitian yang digunakan yaitu alat tulis, alat perekam, kamera,
cd musik, headset, sedangkan bahan penelitian yang digunakan yaitu lembar
wawancara dan observasi.
B. Tahap Kerja
1. Tahap persiapan
Tahap ini dilakukan untuk penyusunan proposal dan mengurus surat
izin atau pengantar dari Politeknik Kesehatan Kendari Jurusan Keperawatan
yang di tujukan oleh pihak Rumah Sakit Umum Dewi Sartika Kendari unutuk
mendapatkan izin penelitian di tempat teersebut.
2. Tahap penelitian
a. Melakukan peninjauan langsung pada objek penelitian
b. Memberikan informed consent untuk di tanda tangani oleh subjek
yang akan di teliti
c. Melakukan Asuhan Keperawatan pada pasien post partum sectio
caesarea dengan diagnosa nyeri akut di ruangan Mutiara Rumah
Sakit Umum Dewi Sartika Kendari
3. Tahap pengumpulan Data
Melakukan analisa berdasarkan data yang telah dikumpulkan,
kemudian menyajikan data tersebut untuk memberikan gambaran mengenai
57
asuhan keperawatan pada pasien post partum sectio ceasarea dengan
pemenuhan kebutuhan rasa nyaman.
4. Tahap Akhir
Tahap akhir dari penelitian ini yaitu penulisan laporan yang disajikan
dalam bentuk Karya Tulis Ilmiah .
58
Lampiran 2
LEMBAR PERTANYAAN PERSETUJUAN (INFORMED CONSENT)
MENJADI SUBJEK PENELITIAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama :
Umur :
Alamat :
Jenis Kelamin :
Setelah mendapatkan penjelasan tentang maksud dan tujuan serta
memahami penelitian yang dilakukan dengan judul “ GAMBARAN ASUHAN
KEPERAWATAN PADA PASIEN POST PARTUM SECTIO CAESAREA
DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN DIRUANG
MUTIARA RSU DEWI SARTIKA KENDARI, dengan ini menyatakan
bersedia untuk berperan serta menjadi subjek penelitian dan bersedia
melakukan terapi sesuai dengan data yang diperlukan.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran tanpa ada
paksaan dari pihak manapun.
Yang membuat surat pernyataan
59
Lampiran 3
INSTRUMEN STUDI KASUS
Instrumen penelitian merupakan sebuah alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data atau informasi yang bermanfaat untuk menjawab
permasalahan penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu :
1. Alat tulis dan buku
Alat tulis digunakan untuk menuliskan informasi yang didapatkan dari
narasumber.
2. Lembar wawancara
Lembar wawancara ini berisi pertanyaan seputar keadaan pasien post
partum sectio caesarea
3. Kamera
Kamera digunakan ketika peneliti melakukan observasi untuk
mendemostrasikan gambar
4. Alat perekam
Alat perekam digunakan untuk merekam suara ketika melakukan
pengumpulan data, baik menggunakan metode wawancara ataupun observasi.
5. CD Musik
CD Musik alat musik yang digunakan dalam pemberian terapi musik
60
6. Headset
Headset digunakan untuk mendengar musik, dan diletakkan di kedua
telinga.
7. Tape musik/ radio
Digunakan untuk pemutaran cd musik
61
Lampiran 4
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
“ TERAPI AUDIO BACAAN AL – QUR’AN”
Pengertian : pemanfaatan kemampuan musik dan elemen musik oleh
terapis kepada klien
Tujuan : memperbaiki kondisi fisik, emosional dan kesehatan
spiritual klien
Persiapan alat dan bahan : 1. tap musik / radio
2. kaset/ cd
3. headset
4. alat – alat yang sesuai
Prosedur :
Pre interaksi
1. Cek catatan keperawatan atau catatan medis klien (jika ada)
2. Siapkan alat – alat
3. Identifikasi faktor atau kondisi yang menyebabkan kontra indikasi
4. Cuci tangan.
Tahap orientasi :
1. Beri salam dan panggil klien dengan namanya
2. Jelaskan tujuan, prosedur, dan lamanya pada klien / keluarga
62
Tahap kerja :
1. Berikan kesempatan klien bertanya sebelum kegiatan dilakukan
2. Menanyakan keluhan utama klien
3. Jaga privasi klien, memulai kegiatan dengan cara yang baik
4. Menetapkan perubahan pada perilaku atau fisiologi yang di inginkan
seperti relaksasi, stimulus, konsentrasi, dan mengurangi rasa sakit
5. Menetapkan ketertarikan klien terhadap musik
6. Identifikasi pilihan musik klien
7. Berdiskusi dengan klien dengan tujuan berbagi pengalaman dalam musik
8. Pilih pilihan musik yang mewakili pilihan klien
9. Bantu klien untuk memilih posisi yang nyaman
10. Batasi stimulus eksternal seperti cahaya, suara, pengunjung, panggilan
telepon selama mendengarkan musik.
11. Dekatkan tab kaset /CD dan perlengkapan dengan klien
12. Pastikan tab kaset/CD dan perlengkapan dalam kondisi baik
13. Dukung dengan headphone jika diperlukan
14. Nyalakan musik dan lakukan terapi musik
15. Pastikan volume musik sesuai dan tidak terlalu keras
16. Hindari menghidupkan musik dan meninggalkannya dalam waktu yang
lama
17. Fasilitasi jika klien ingin berpartisipasi aktif seperti memainkan alat musik
atau bernyanyi jika diinginkan dan memungkinkan saat itu
18. Hindari stimulus musik setelah nyeri
63
19. Menetapkan perubahan pada perilaku dan/ atau fisiologi yang diinginkan
seperti relaksas, stimulus dan mengurangi rasa nyeri
20. Menetapkan ketertarikan klien terhadap musik
21. Identifikasi pilihan musik klien
Tahap terminasi :
1. Evaluasi hasil kegiatan (kenyamanan klien)
2. Simpulkan hasil kegiatan
3. Berikan umpan balik positif
4. Kontrak pertemuan selanjutnya
5. Akhiri kegiatan dengan cara yang baik
6. Bereskan alat – alat
7. Cuci tangam\n.
Dokumentasi :
a. Catat hasil kegiatan didalam catatan keperawatan
1. Nama klie, umur, jenis kelamin.
2. Keluhan utama
3. Tindakan yang dilakukan (terapi musik)
4. Lama tindakan
5. Jenis tarapi audio bacaan al – qur’an yang diberikan
6. Reaksi setelah pemberian terapi musik
7. Respon klien
8. Nama perawat
9. Tanggal pemeriksaa
64
Lampiran 5 lembar observasi
LEMBAR OBSERVASI
Nama Pasien : Ny.H
Umur : 37 Tahun
Hari/Tanggal pelaksanaan : Senin ,9 - 12 Juli 2018
Jenis Tindakan : Pemberian terapi mendengarkan ayat – ayat suci al – qur’an
No Jam
Pre Pemberian terapi mendengarkan ayat – ayat suci
al - qur’an
Post Pemberian terapi mendengarkan ayat – ayat suci
al – qur’an ketera
ngan
Skala Skala
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 01.00
2 02. 00
3 03. 00
4 04. 00
65
5 05. 00
6 06. 00
7 07. 00
8 08. 00
9 09. 00
10 10. 00
11 11. 00
12 12.00
13 13. 00
14 14. 00
15 15.00
16 16. 00
17 17. 00
18 18. 00
19 19. 00
20 20. 00
21 21. 00
22 22. 00
23 23. 00
24 24. 00
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75