Oleh : ANNAS SEDAYU - digilib.uns.ac.id/Analisis...adalah “analisis tingkat manajemen laba sebelum...
Transcript of Oleh : ANNAS SEDAYU - digilib.uns.ac.id/Analisis...adalah “analisis tingkat manajemen laba sebelum...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ANALISIS TINGKAT MANAJEMEN LABA SEBELUM DAN
SESUDAH PENURUNAN TARIF PAJAK 2008
(Studi Empirirs pada Perusahaan Real Estate yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2010)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh : ANNAS SEDAYU
F0308031
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
MOTTO
Coins always make sounds but paper moneys are always silent. So, when you value increases you should keep your self silent and humble..
Kita tidak terlalu tua untuk belajar, tetapi kita terlalu tua untuk berpikir mengenainya. Jadi, ketika kita ingin belajar sesuatu jangan pernah berpikir terlalu lama selama hal itu adalah hal positif
The most important thing is being humble and keep silent
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERSEMBAHAN
Karya ini penulis persembahkan kepada :
- Kedua orang tua tercinta,
- Sahabat serta teman-temanku, dan
- Almamater tercinta Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Alhamdulillahirabbil’alamiin, segala puji syukur penulis panjatkan kepada
Allah Yang Maha Kuasa atas rahmat dan hidayah-Nya karena hanya dengan izin-Nya
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini guna meraih gelar Sarjana Ekonomi jurusan
Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret. Adapun judul skripsi ini
adalah “ANALISIS TINGKAT MANAJEMEN LABA SEBELUM DAN
SESUDAH PENURUNAN TARIF PAJAK TAHUN 2008 (STUDI EMPITIS
PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE TAHUN 2006-2010) ”
Tak lupa shalawat dan salam penulis haturkan kepada junjungan Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, dan pengikutnya. Pada kesempatan ini,
penulis tak lupa mengucapkan terima kasih yang tulus dan ikhlas kepada semua pihak
yang telah memberikan dukungan moril dan materiil dalam penyusunan laporan ini,
terutama kepada:
1. Drs. Eko Arief, M.Si., Ak., selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah meluangkan
waktu beliau dan membimbing penulis dalam menyusun skripsi ini.
2. Drs. Wartono, M.Si., Ak. CPA., selaku Pembimbing Akademik yang telah
membimbing penulis selama studi di Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Sebelas
Maret.
3. Drs. Santoso Tri H., M.Si., Ak. selaku Kepala Jurusan atas bimbingan, waktu, dan
kebaikannya sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Sebelas Maret.
4. Bapak/Ibu Pimpinan dan Pembantu Pimpinan di Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Sebelas Maret atas segala kemudahan dan kebaikannya.
5. Bapak/Ibu Dosen di lingkungan S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuannya.
6. Kedua orangtua tercinta yang tiada putus memberikan kasih sayang, doa dan
dukungan kepada ananda. Sungguh senyum dan perkataan bangga dari Bapak dan Ibu
merupakan penghargaan terbesar bagi ananda.
7. Rekan-rekan Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret
angkatan 2008 khususnya Akuntansi kelas A, juga sahabat-sahabatku yang sudah
mengisi hari-hariku selama empat tahun ini; Eka Widayati, Oktavia Mustika, Susiana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Wijaya, dan Gunawan Wibisono. Kalian yang membuat kuliah di sini menjadi tidak
membosankan..
8. My Close Friend Siti Noor Aisyiyah, Latifah Evry, Wilantika Cempaka Ruci, Dendy
Santoso, Lulus Yoga, Ozie, Ardi Firmansyah dan Allyn Meity, terimakasih semua
dukungan dan juga kesegaran yang kalian berikan di waktu-waktu senggang, yang
membuatku tidak jenuh.
9. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah memberikan
bantuan selama penyusunan skripsi ini.
Semoga semua kebaikan yang telah diberikan kepada penulis, menjadi
pahala dan mendapat balasan dari Tuhan Yang Maha Esa. Penulis menyadari bahwa
skripsi ini kurang dari kesempurnaan, sehingga adanya kritik dan saran yang
membangun sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan semua pihak yang membutuhkannya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Surakarta, Juli 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN………………………………………………. ii
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………….. iii
HALAMAN MOTTO………………………………………………………... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ……………………………………………... v
KATA PENGANTAR………………………………………………………... vi
DAFTAR ISI………………………………………………………………….. ix
DAFTAR TABEL……………………………………………………………... xi
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………….. xii
ABSTRAK…………………………………………………………………….. xiii
BAB 1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……….………………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah………………………………………..…………….. 5
C. Tujuan dan KegunaanPenelitian……………………………………….. 7
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori……..………………………………………………….. 9
1. Teori Agency.................................................................................... 9
2. Manajemen Laba……………………............................................ 10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3. Discretionary Accrual ................................................................ 11
4. Perubahan Tarif PPh......................................................................... 12
5. Mengukur Tingkat Manajemen Laba dengan Pendekatan Discretionary
Accrual ………………………………………………14
B. Penelitian Terdahulu……………............................................................ 16
C. Kerangka Pemikiran Teoritis dan Pengembangan Hipotesis................. 20
BAB 3. METODE PENELITIAN
A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional………………………… 23
1. Variabel Penelitian.......................................................................... 23
2. Definisi Operasional........................................................................ 23
B. Penentuan Populasi dan Sampel............………………………………. 27
C. Jenis dan Data Penelitian.................................………………………... 28
D. Metode Pengumpulan Data………………………….………………… 28
E. Metode Analisis Data………………………………………………..….. 29
1. Uji Statistik Deskriptif....................................................................... 29
2. Uji Normalitas................................................................................... 29
3. Uji Beda Rata-rata..............................................................................30
BAB 4. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Objek Penelitian…………………………………………….. 32
B. Hasil Analisis Data……………………………………………….…….. 33
1. Hasil Statistik Deskriptif................................................................... 33
2. Hasil Uji Normalitas.......................................................................... 35
3. Hasil Hipotesis................................................................................... 37
C. Pembahasan.........………………………………………………………. 39
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan……………………………………………………………... 42
B. Keterbatasan……………………………………………………………. 43
C. Saran……………………………………………………………………. 43
D. Implikasi................................................................................................... 44
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 4.1 Sampel Penelitian.................................…………………… 31
Tabel 4.2 Descriptive Statistics...........…………………………......... 33
Tabel 4.3 Uji Normalitas........................………………………..…………. 35
Tabel 4.4 Hasil Uji Beda Rata-Rata Discretionary
Accrual................……….…………………………………. 37
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar. 1 Kerangka Pemikiran …………………………………… 24
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAK
Analisis Tingkat Earning Manajemen Sebelum dan Sesudah Penurunan
Tarif Pajak tahun 2008
ANNAS SEDAYU F0308031
Penelitian ini bertujuan untuk menguji tingkat discretionary accrual antara
sebelum dan sesudah penurunan tarif pajak penghasilan Badan tahun 2008.
Sampel penelitian ini adalah 35 perusahaan Real Estate yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia, yang telah mempublikasikan laporan keuangannya dari tahun
2006-2010.
Metode analisis ini menggunakan analisis regresi berganda untuk mengetahui
nilai non-discretionary accrual dan uji beda T-test dengan menggunakan paired
sample t-test sebagai alat uji beda tersebut. Uji beda T-test digunakan untuk
menguji tingkat discretionary accrual antara sebelum dan sesudah penurunan tarif
pajak penghasilan Badan 2008.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tahun 2009 yaitu sesudah penurunan
tarif pajak, pihak manajemen terbukti melakukan discretionary accrual untuk
melakukan penghematan laba.
Kata Kunci: discretionary accrual, manajemen laba, penurunan tarif PPh Badan
2008, penghematan laba, rekayasa laba
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRACT
Analysis of Earning Management Before and After The Reduction Income Tax
Rate for Fiscal year 2008
ANNAS SEDAYU
F0308031
This study aims to test the level of discretionary accruals between before and after the
reduction income tax rate for fiscal year 2008. The samples were 35 companies listed
in Indonesia Stock Exchange, which has published its financial statements for the
years 2006-2010
The method of analysis is using multiple regression analysis to determine the value of
non-discretionary accruals and test different T-test using paired samples t-test as a
means to test these differences. Test of different Ttest was used to test the level of
discretionary accruals between before and after the reduction income tax rates
Agency 2008.
The results showed that in 2009 after reducing the tax rate, the management has been
convicted of discretionary accruals to make revenue savings.
Keywords:discretionary accruals, earnings management, the corporate income
tax reduction in the rate of 2008, revenue savings, profit engineering.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pajak adalah salah satu sumber pendapatan yang penting untuk
pembiayaan pembangunan. Salah satu sektor pajak yang paling besar diperoleh
Negara adalah pajak penghasilan. Pada tahun 2008, pemerintah dan Dewan
Perwakilan Rakyat merevisi beberapa Undang-Undang Perpajakan, termasuk
perubahan tarif pajak penghasilan badan tahun 2008, yang sebelumnya
menggunakan tarif progresif 10 persen, 15 persen dan 30 persen diubah menjadi
tarif tunggal yaitu sebesar 28 persen untuk tahun pajak 2009 serta 25 persen untuk
tahun pajak 2010 dan seterusnya melalui Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008
tentang perubahan keempat atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 mengenai
Pajak Penghasilan yang akan mulai diberlakukan sejak tanggal 1 Januari 2009.
Pemerintah memberi keringanan tarif pajak sebesar 5 persen lebih rendah dari
tarif yang berlaku umum bagi wajib pajak yang berbentuk perseroan terbuka
dengan minimal 40 persen dari seluruh sahamnya diperdagangkan di Bursa Efek
Indonesia dan memenuhi persyaratan tertentu.
Perusahaan terdorong untuk melakukan tindakan tertentu dalam mengkaji
laporan keuangan karena adanya perubahan tarif pajak penghasilan, yaitu dengan
melakukan manajemen laba, karena laba adalah komponen penting yang
digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan bisnis. Manajemen laba sendiri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
adalah tindakan yang dilakukan manajemen untuk mengurangi atau menaikkan
laba sesuai yang diharapkan dengan tujuan tertentu. Tarif PPh yang sebelumnya
menggunakan tarif bertingkat berubah menjadi tarif tunggal. Perusahaan akan
merasa lebih diuntungkan karena membayar pajak yang lebih sedikit. Karena
Undang-Undang ini baru dikeluarkan pada tahun 2008, maka sebelum tahun 2008
perusahaan akan tetap membayar dengan tarif sebelumnya. Supaya tarif yang
dibayarkan lebih ringan perusahaan biasanya mempunyai taktik dalam pengenaan
Pajak Penghasilan. Manajemen laba atau pengaturan laba oleh pihak manajemen
juga dapat dilakukan supaya perusahaan membayar pajak dengan jumlah yang
lebih ringan daripada yang sebenarnya. Intinya, manajemen laba dilakukan untuk
menghindari kerugian yang terjadi pada perusahaan. Bidang ini perlu direplikasi
karena pada penelitian sebelumnya masih belum sempurna, bukan karena hasilnya
yang salah atau tidak signifikan, tetapi karena ada beberapa jenis perusahaan yang
belum diteliti, juga dengan adanya hasil yang berbeda dari setiap penelitian.
Beberapa penelitian yang berkaitan dengan penurunan tarif pajak penghasilan
badan sebelumnya telah banyak dilakukan. Antara lain:
Yamashita dan Otogawa (2007) meneliti tentang pengaruh publikasi
perubahan Undang-Undang tarif pajak penghasilan badan terhadap perusahaan
Jepang dan membuktikan adanya signifikansi negatif discretionary accrual untuk
tahun sebelum penurunan tarif pajak. Hal ini membuktikan bahwa manager
perusahaan menunda penghasilan dalam menanggapi perubahan Undang-Undang
Perpajakan yang digunakan untuk meminimalkan biaya pajak penghasilan badan.
Di Indonesia, Husni (2010) melakukan penelitian yang serupa. Dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
penelitiannya, Husni ingin menguji apakah dengan dikeluarkannya UU
Perpajakan tahun 2008 yang efektif per 1 Januari 2009, manajer akan berusaha
menunda pengakuan laba suatu periode sebelum dikeluarkannya tarif baru yang
lebih rendah. Hasil penelitian belum dapat menemukan bahwa manajemen
merekayasa dengan adanya perubahan Undang-Undang Pajak Penghasilan tahun
2008.
Subagyo dan Octavia (2010) juga melakukan penelitian mengenai hal
tersebut dan menemukan bahwa perusahaan manufaktur yang melakukan
manajemen laba dalam rangka merespon perubahan tarif pajak badan di Indonesia
adalah perusahaan yang memperoleh laba (profit firm) saja, yang memanipulasi
labanya guna meminimalkan pembayaran pajak perusahaannya. Peneliti juga
membuktikan bahwa manajemen laba yang dilakukan perusahaan yang
memperoleh laba (profit firm) dipengaruhi insentif pajak dan insentif non pajak,
sedangkan manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan yang mengalami
kerugian (loss firm) hanya dipengaruhi oleh insentif non pajak saja.
Hasil penelitian Wenty Anggraeni (2011) menunjukkan bahwa pada tahun
2009 yaitu sesudah penurunan tarif pajak, pihak manajemen tidak terbukti
melakukan discretionary accrual untuk melakukan penghematan laba. Hal ini
menunjukkan bahwa manajemen di Indonesia tidak melakukan tindakan
opportunistik untuk melakukan manajemen laba dalam rangka penurunan tarif
pajak Badan 2008.
Penelitian Wijaya dan Martani (2011) ini dilakukan untuk mengetahui
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
respon perusahaan Publik terhadap penurnan tarif PPh dari 30 persen menjadi 28
persen pada tahun 2008. Perusahaan yang menjadi sampel dari penelitian bukan
hanya yang mendapatkan laba saja tetapi juga perusahaan yang mengalami
kerugian. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui apakah perusahaan
menunda labanya ke tahun dimana tarif pajak lebih kecil dan juga apakah
perusahaan memaksimalkan beban pada saat tarif pajak lebih tinggi. Selain itu
penelitian ini ingin mengetahui apakah manajemen laba juga dipengaruhi insentif
dan non insentif pajak. Yang terakhir untuk mengetahui apakah perusahaan yang
mengalami kerugian juga melakukan insentif pajak. Penelitian ini membuktikan
perusahaan melakukan manajemen laba, meskipun perusahaan yang mengalami
laba tingkat discretionary accrual nya lebih rendah bila dibandingkan dengan
perusahaan yang mengalami kerugian. Manajemen laba juga dipengaruhi oleh
insentif pajak (perencanaan pajak dan kewajiban pajak tangguhan bersih) dan non
insentif pajak tangguhan yaitu earning pressure, sedangkan perusahaan yang
mengalami kerugian dipengaruhi oleh kewajiban pajak tangguhan bersih dan
earning pressure. Manajemen laba tidak dipengaruhi banyaknya jumlah saham
yang beredar di BEI.
Balchandran, et al (2007) meneliti mengenai respon manajemen dengan
adanya penurunan tarif pajak di Australia pada tahun 1988 dari 49 persen menjadi
39 persen dan juga pengenalan sistem imputasi deviden pajak pada tahun 1987.
Perusahaan yang menjadi sampel di penelitian ini adalah perusahaan yang
terdaftar di Australian Stock Exchange (ASX) dengan menggunakan purposive
sampling dan terpilih 102 sampel. Penelitian ini menggunakan beberapa metode
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
modifikasi dan variasi Jones (1991) yaitu dengan model current accrual yang
juga digunakan oleh penelitian-penelitian lanjutnya antara lain Guenter (1994),
Lopez, et al (1998), serta Yin dan Cheng (2004). Hasil dari penelitian ini yaitu
manajer terbukti melakukan manajemen laba dengan hasil negatif dari
discretionary accrual ketika adanya pengenalan pajak imputasi dan juga
penurunan tarif pajak oleh pemerintah di tahun 1987-1988.
Discretionary Accrual dapat digunakan untuk mendeteksi manajemen
laba, perusahaan biasa melakukan tax shifting atau penggeseran laba dengan
adanya Undang-Undang mengenai penurunan PPh, sehingga laba yang
dibayarkan oleh perusahaan pada tahun sebelum adanya penurunan tarif PPh
akan lebih sedikit karena digeserkan pada tahun setelah adanya UU penurunan
tarif PPh. Berdasarkan perbedaan dari beberapa penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya, penelitian ini akan menguji perbedaan yang signifikan dan
konsistensi dari hasil penelitian tingkat manajemen laba perusahaan dari dua
tahun sebelum dan sesudah penurunan tarif pajak penghasilan Badan tahun 2008.
Untuk tujuan tersebut maka disusunlah penelitian yang berjudul “Analisis
Tingkat Manajemen Laba Sebelum dan Sesudah Penurunan Tarif Pajak
Penghasilan Badan 2008 (Studi Empiris Pada Perusahaan Real Estate yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2010)”.
B. Rumusan Masalah
Penurunan tarif PPh Badan mempengaruhi laporan keuangan perusahaan-
perusahaan yang ada di Indonesia. Besarnya laba yang diinginkan perusahaan
menyebabkan discretionary accrual yang diketahui dilakukan oleh perusahaan-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
perusahaan tersebut. Terdapat perbedaan hasil dari penelitian-penelitian
sebelumnya sehingga dengan adanya perbedaan tersebut dan adanya perubahan
tarif pajak tahun 2008, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui ada
atau tidaknya tindakan manajemen laba untuk meminimalkan beban pajak
penghasilan dua tahun sebelum dan sesudah penurunan tarif pajak 2008.
Gap dengan penelitian ini adalah peneliti mendeteksi manajemen laba
dengan Discretionary Accrual, karena Discretionary Accrual dinilai sebagai
model yang baik untuk memprediksi laba (Dechow, et al.1995). Pada penelitian
Wijaya dan Martani, variabel dependennya adalah Discretionary Accrual,
sedangkan variabel independennya adalah perencanaan pajak, kewajiban pajak
tangguhan bersih, earning pressure, tingkat hutang, earning bath, ukuran
perusahaan serta persentase saham disetor yang diperdagangkan di BEI. Dari
penelitian ini menunjukkan perusahaan terbukti melakukan manajemen laba
meskipun perusahaan yang mengalami laba, tingkat discretionary accrualnya
lebih rendah bila dibandingkan dengan perusahaan yang mengalami kerugian.
Manajemen laba juga dipengaruhi oleh insentif pajak (perencanaan pajak dan
kewajiban pajak tangguhan bersih) dan non insentif pajak tangguhan yaitu
earning pressure, sedangkan perusahaan yang mengalami kerugian dipengaruhi
oleh kewajiban pajak tangguhan bersih dan earning pressure. Manajemen laba
tidak dipengaruhi banyaknya jumlah saham yang beredar di BEI.Sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di BEI tahun
2006-2010. Kondisi perekonomian yang sekarang sedang berkembang
berpengaruh terhadap bisnis real estate, bisnis real estate yang sedang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
berkembang menyebabkan para investor tertarik untuk menanamkan modal di
perusahaan tersebut hal ini menyebabkan manajemen perusahaan melakukan
berbagai hal untuk membuat perusahaannya tampak bagus melalui pengerjaan
laporan keuangan. Tak jarang para manajer melakukan manajemen laba. sampel
yang digunakan adalah seluruh perusahaan publik. Pada penelitian Wijaya dan
Martani (2011) sampel yang digunakan adalah seluruh perusahaan publik yang
terdaftar di BEI dan pada penelitian Balachandran, et al (2007) sampel yang
digunakan adalah perusahaan yang terdaftar di Australian Stock Exchange
(ASX). Berdasarkan latar belakang tersebut, maka pertanyaan yang diajukan
peneliti adalah sebagai berikut.
Apakah terdapat perbedaan tingkat discretionary accrual sebelum dan sesudah
diberlakukannya UU PPh tahun 2008 yang mendeteksi bahwa perusahaan
melakukan manajemen laba?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah, maka tujuan dan
kegunaan dilakukannya penelitian ini yaitu, untuk menguji apakah wajib pajak
Badan memberikan respon dengan melakukan manajemen laba setelah adanya
penurunan tarif PPh Badan tahun 2008 dan memperoleh bukti empiris mengenai
ada atau tidaknya rekayasa discretionary accrual pada periode dua tahun sebelum
dan dua tahun setelah ditetapkannya penurunan tarif PPh Badan tahun 2008. Hasil
penelitian ini diharapkan berguna untuk memberikan tambahan pengetahuan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
dapat menjadi bahan referensi untuk mengkaji topik yang berkaitan dengan
manajemen laba, serta mengetahui lebih dalam tentang discretionary accrual dan
juga dapat dikembangkan untuk penelitian selanjutnya. Discretionary Accrual
dapat digunakan untuk mendeteksi manajemen laba, perusahaan biasa
melakukan tax shifting atau penggeseran laba dengan adanya Undang-Undang
mengenai penurunan PPh, sehingga laba yang dibayarkan oleh perusahaan pada
tahun sebelum adanya penurunan tariff PPh akan lebih sedikit karena digeserkan
pada tahun setelah adanya UU penurunan tariff PPh.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. LANDASAN TEORI
1. Teori Agency
Hubungan keagenan adalah sebuah kontrak antara manajer (agent) dengan
investor (principal), menurut pernyataan Jensen dan Meckling (1976) dalam Siti
Munfiah (2003). Kontrak yang baik antara investor dan manajer adalah kontrak
yang mampu menjelaskan apa saja yang harus dilakukan manajer dalam
melakukan pengelolaan dana yang diinvestasikan dan pembagian return antara
manajer dan investor. Konflik kepentingan antara pemilik dan agen terjadi karena
kemungkinan agen tidak selalu berbuat sesuai dengan kepentingan prinsipal,
sehingga memicu biaya keagenan (agency cost). Jensen dan Meckling (1976)
menyebutkan ada tiga jenis biaya keagenan. Principal dapat membatasi
penyimpangan (divergencies) dari kepentingan dengan menetapkan insentif yang
layak dan mengeluarkan biaya monitoring (monitoring cost) yang dirancang untuk
membatasi penyimpangan aktivitas-aktivitas yang dilakukan agen. Dalam
beberapa situasi tertentu, agen memungkinkan untuk membelanjakan sumber daya
perusahaan (biaya bonding/bonding cost) untuk menjamin bahwa agen tidak akan
bertindak yang dapat merugikan principal. Nilai uang yang ekuivalen dengan
pengurangan kesejahteraan yang dialami oleh principal juga merupakan biaya
yang timbul dari hubungan keagenan. Biaya jenis ini disebut kerugian residual
(residual loss).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Adanya perbedaan kepentingan dan informasi antara principal dan agent
memicu agent untuk memikirkan bagaimana angka akuntansi yang dihasilkan
dapat lebih memaksimalkan pemenuhan kebutuhan ekonomis dan psikologisnya.
Cara yang dapat dilakukan agent untuk mempengaruhi angka akuntansi tersebut
yaitu dengan melakukan manajemen laba.
2. Manajemen Laba
Setiawati dan Na’im (2000) dalam Wisnumurti (2010) menyatakan bahwa
manajemen laba merupakan campur tangan dalam proses pelaporan keuangan
eksternal dengan tujuan untuk menguntungkan diri sendiri. Manajemen laba
sendiri dapat mengakibatkan berkurangnya kredibilitas laporan keuangan,
menambah bias dalam laporan keuangan dan dapat membuat pemakai laporan
keuangan mempercayai angka laba hasil rekayasa tersebut sebagai angka laba
tanpa rekayasa. Sugiri (1998) dalam Widyaningdyah (2001) menyatakan bahwa
membagi definisi earnings management menjadi dua, yaitu:
a. Definisi sempit
Earnings management dalam hal ini hanya berkaitan dengan pemilihan
metode akuntansi. Earnings management dalam artian sempit ini
didefinisikan sebagai perilaku manajer untuk “bermain” dengan komponen
discretionary accruals dalam menentukan besarnya earnings.
b. Definisi luas
Earnings management merupakan tindakan manajer untuk meningkatkan
(mengurangi) laba yang dilaporkan saat ini atas suatu unit dimana manajer
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
bertanggung jawab, tanpa mengakibatkan peningkatan (penurunan)
profitabilitas ekonomis jangka panjang unit tersebut.
Menurut Healy dan James M. Wahley dalam Aprilia (2010), terdapat tiga aspek
penting dalam manajemen laba, antara lain:
a. nampak bahwa banyak alasan atau justifikasi yang diajukan oleh manajer
untuk mempengaruhi berbagai alasan untuk mengestimasi berbagai
kejadian masa depan, misalnya umur mesin, nilai sisa (salvage value) asset
jangka panjang, penundaan pajak atau kerugian sebagai akibat dari adanya
bad deb,
b. manajemen laba digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang tidak
sebenarnya kepada pemegang saham (to mislead stock holder) atau
beberapa tingkatan pemegang saham tentang kinerja ekonomi sebenarnya.
Justifikasi yang dilakukan oleh manajer untuk menggunakan manajemen
laba tidak saja berimplikasi pada manfaat tetapi juga biaya. Artinya
manajemen laba memiliki dua implikasi langsung, yaitu manfaat dan biaya
(cost and benefit).
3. Discretionary Accrual
Satwika dan Damayanti (2005) menyatakan bahwa akrual merupakan
jumlah penyesuaian akuntansi yang dibutuhkan untuk mengubah arus kas operasi
menjadi laba bersih. Akrual kemudian dibagi menjadi dua jenis, antara lain:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
a. nondiscretionary Accrual (Normal Accruals) yaitu pengakuan akrual yang
wajar dan tunduk pada saat standar atau peraturan akuntansi yang berlaku
umum,
b. discretionary Accrual (Abnormal Accruals) yaitu pengakuan akrual
yang bebas, tidak diatur, dan merupakan pilihan kebijakan manajemen.
Basis akrual akan menyediakan banyak keleluasaan bagi manajer dalam hal
pengakuan pendapatan dan beban. Manajemen perusahaan kemudian dapat
melakukan manipulasi dengan menggunakan discretionary accrual.
Pendapat lain yang dinyatakan oleh Sulistyanto (2008) menyatakan bahwa
discretionary accrual merupakan komponen akrual hasil rekayasa manajerial
dengan memanfaatkan kebebasan dan keleluasaan dalam estimasi dan pemakaian
standar akuntansi. Pengertian non-discretionary accrual merupakan komponen
akrual yang diperoleh secara alamiah dari dasar pencatatan akrual dengan
mengikuti standar yang diterima secara umum, misalkan metode depresiasi dan
penentuan persediaan yang dipilih harus mengikuti metode yang diakui dalam
prinsip akuntansi.
4. Perubahan Tarif PPh 2008
Perubahan Undang-Undang Perpajakan terbaru di Indonesia terjadi tahun
2008 meliputi Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (UU
KUP), Undang-Undang Pajak Penghasilan (UU PPh), serta Undang-Undang Pajak
Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah
(UU PPN dan PPnBM). Hal ini diatur berdasarkan Aturan Pelaksanaan Ketentuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Pasal 4 Peraturan Pemerintah Nomor 81 tahun 2007, UU No. 36 tahun 2008
tentang Perubahan Keempat atas Undang-Undang No. 7 tahun 1983 tentang Pajak
Penghasilan dan dipertegas dengan Peraturan Menteri Keuangan PMK-
238/PMK.03/2008. Menurut Peraturan Menteri Keuangan PMK-
238/PMK.03/2008 ada 5 (lima) hal yang diatur dalam penurunan tarif,
diantaranya:
a. Wajib Pajak Badan Dalam Negeri yang berbentuk Perseroan Terbuka
dapat memperoleh potongan tarif pajak penghasilan sebesar 5% (lima
persen) lebih rendah dari tarif tertinggi Pajak Penghasilan Wajib Pajak
Badan Dalam Negeri sebagaimana diatur dalam pasal 17 ayat (1) huruf b
Undang-Undang PPh,
b. Penurunan Tarif Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud di atas
diberikan kepada Wajib Pajak apabila jumlah kepemilikan saham
publiknya 40% (empat puluh persen) dan atau lebih dari keseluruhan
saham yang disetor dan saham tersebut dimiliki paling sedikit oleh 300
(tiga ratus) pihak,
c. Masing-masing pihak sebagaimana dimaksud di atas hanya boleh
Memiliki saham kurang dari 5% (lima persen) dari keseluruhan saham
yang disetor,
d. Ketentuan sebagaimana dimaksud di atas harus dipenuhi oleh Wajib
Pajak Badan dalam waktu paling singkat 6 (enam) bulan dalam jangka
waktu 1 (satu) tahun pajak,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
e. Waktu enam bulan sebagaimana dimaksud di atas adalah 183 (seratus
delapan puluh tiga) hari.
Perubahan tarif pajak penghasilan Badantelah berganti sebanyak empat
kali yaitu UU PPh tahun 1983 yang mulai berlaku tahun 1984, tarif UU PPh tahun
1994 yang mulai berlaku tahun 1995, UU PPh tahun 2000 yang mulai berlaku
tahun 2001, dan UU PPh tahun 2008 yang mulai berlaku tahun 2009.
5. Mengukur Tingkat Manajemen Laba dengan Pendekatan Discretionary
Accrual
Dechow, et al (1995) telah mengevaluasi beberapa model untuk
mendeteksi dan mengukur manajemen laba berdasarkan akrual. Dalam penelitian
ini, discretionary accrual sebagai proksi atas manajemen laba diukur dengan
menggunakan Modified Jones Model, karena model ini mempunyai standar error
dari εit (error term) hasil regresi estimasi nilai total akrual yang paling kecil
dibandingkan model-model yang lainnya. (Dechow et. al, 1995).
Seperti yang dilakukan Jones (1991), perhitungan dilakukan dengan
menghitung total laba akrual, kemudian memisahkan nondiscretionary accrual
(tingkat laba akrual yang wajar) dan discretionary accrual (tingkat laba akrual
yang tidak normal). Total akrual merupakan selisih antara net income dengan cash
flow operation yang dirumuskan sebagai berikut (Sook, 1998):
TAit = Nit – CFOit .......................................................................(1)
Keterangan:
TAit = Total akrual perusahaan i pada tahun t.
Nit = Laba bersih (net income) perusahaan i pada tahun t.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
CFOit = Kas dari operasi(cash flow operation) perusahaan i pada tahun t.
Total akrual (TAit) sendiri juga merupakan penjumlahan dari nondiscretionary
accrual dengan discretionary accrual dengan persamaan berikut:
TAit =NDAit-DAit......................................................................(2)
Keterangan:
TAit = Total akrual perusahaan i pada tahun t.
NDAit = Nondiscretionary accrual perusahaan i pada tahun t.
DAit = Discretionary accrual perusahaan i pada tahun t.
Total akrual kemudian dirumuskan oleh Jones (1991) yang dimodifikasi
oleh Dechow et. Al (1995) sebagai berikut:
TAit / Ait−1= α1 (1/ATit-1) + β1 (ΔREV+Ait−1 – ΔRECit/ Ait−1) + β2
(PPEit/Ait−1) + ε ………………………………….................(3)
Keterangan:
TAit = Total akrual perusahaan i pada tahun t
ATit−1 = Total aktiva perusahaan i pada tahun t-1
ΔREVit = Pendapatan perusahaan i pada tahun t dikurangi
pendapatan pada tahun t-1.
ΔRECit = piutang perusahaan i pada tahun t dikurang piutang
tahun t-1.
PPEit = Aktiva tetap perusahaan i pada tahun t
εit = Error term perusahaan i pada tahun t
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Perhitungan nondiscretionary accrual menurut model Jones yang
dimodifikasi kemudian dirumuskan sebagai berikut:
NDAit =α1(1/Ait−1)+β1(ΔREVit/Ait−1–ΔRECit)+β2(PPEit/Ait−1)......(4)
Keterangan:
DAit = Discretionary accrual pada perusahaan i pada tahun t
TAit = Total akrual perusahaan i pada tahun t
Ait−1 = Total aktiva perusahaan i pada tahun t-1
ΔREVit = Pendapatan perusahaan i pada tahun t dikurangi pendapatan
tahun t-1.
ΔRECit = piutang perusahaan i pada tahun t dikurang piutang tahun t-1.
PPEit = Aktiva tetap perusahaan i pada tahun t.
Discretionary accrual sebagai proxy atas manajemen laba diukur dengan
menggunakan Modified Jones Model, karena model ini mempunyai standar error
dari εit (error term) hasil regresi estimasi nilai total akrual yang paling kecil
dibandingkan model-model yang lainnya. (Dechow,et al. 1995).
B. Penelitian Terdahulu
Tahun 2008 di Indonesia perubahan Undang-Undang perpajakan yang
keempat untuk pajak penghasilan UU No.36 Tahun 2008. Dalam UU Pajak
Penghasilan 2008 ada perubahan tarif untuk Wajib Pajak Badan. UU ini
ditetapkan pada tangal 23 September 2008 yang memungkinkan adanya cukup
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
waktu untuk manajemen melakukan earnings management dalam merespon
perubahan UU Pajak Penghasilan.
Di Amerika Serikat terdapat studi empiris tentang perilaku yang
memanfaatkan perubahan peraturan perpajakan (yang dikenal dengan TRA/ Tax
Reform Act) yang mengevaluasi perilaku manajemen laba dalam kaitannya dengan
minimalisasi pajak (Guenther, 1994). Tax Reform Act (TRA) di Amerika serikat
dipublikasikan pada bulan September 1986, dan berlaku efektif 1 Juli 1987
sehingga fleksibilitas kebijakan akuntansi berperan sebagai suatu peluang yang
tersedia untuk menunda pelaporan laba. Penelitian yang dilakukan oleh Guenther
(1994) mencoba mengevaluasi pengaruh publikasi TRA terhadap perusahaan di
United State (US) seperti banyak penelitian manajemen yang lain. Guenther
memfokuskan pada total akrual. Dalam penelitiannya Guenther tidak berhasil
membuktikan bahwa satu periode sebelum berlakunya TRA 1986, perusahaan
melakukan penurunan akrual untuk memaksimumkan penghematan pajak.
Kegagalan Guenther untuk membuktikan bahwa penurunan pajak dapat
mempengaruhi kebijakan akrual perusahaan ini mungkin disebabkan tidak
diperhitungkannya keterbatasan manajer untuk melakukan rekayasa akrual.
Penelitian yang dilakukan di Indonesia oleh Siti Munfiah (2003) dalam
mendeteksi adanya earning management menggunakan pendekatan discretionary
accrual model Jones. Hasil penelitiaannya tidak dapat membuktikan adanya
perilaku perusahaan yang berusaha untuk menurunkan laba pada tahun 2000
dengan tujuan untuk mendapatkan penghematan pajak tahun yang bersangkutan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Wulandari (2004) yang
yang menguji adanya indikasi manajemen laba saat sebelum dan sesudah
perubahan tarif Pajak Penghasilan Badan tahun 2000. Hasil penelitiannya
membuktikan bahwa faktor perubahan tarif pajak penghasilan badan berdampak
pada perilaku manajemen laba perusahaan. Hal ini ditandai dengan nilai hasil
pengujian manajemen laba yang membuktikan bahwa nilai discretionary accrual
setelah perubahan tarif PPh Badan lebih tinggi daripada nilai discretionary
accrual sebelum perubahan tarif PPh Badan. Hal ini berarti bahwa pihak
manajemen perusahaan cenderung untuk menunda penghasilannya pada tahun
2000, dimana tarif PPh Badannya masih tinggi, dan kemudian mengakuinya
sebagai penghasilan pada tahun 2001, dimana tarif PPh Badannya lebih kecil,
sehingga perusahaan dapat memperoleh penghematan pajak.
Balchandran, et al (2007) meneliti mengenai respon manajemen dengan
adanya penurunan tarif pajak di Australia Hasil dari penelitian ini yaitu manajer
terbukti melakukan manajemen laba dengan hasil negatif dari discretionary
accrual ketika adanya pengenalan pajak imputasi dan juga penurunan tarif pajak
oleh pemerintah di tahun 1987-1988.
Penelitian yang sama dilakukan oleh Yamashita dan Otogawa (2007) yang
mencoba menginvestigasi pengaruh publikasi perubahan UU tarif pajak
penghasilan badan terhadap perusahaan Jepang, seperti banyak penelitian
manajemen laba yang lain. Dalam penelitiannya Yamashita dan Otogawa berhasil
menemukan bahwa ada signifikan negatif diskresioanari akrual untuk tahun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
segera sebelum penurunan tarif pajak. Ini menunujukan perusahaan Jepang
mengatur pendapatan akuntansi mereka untuk meminimumkan biaya pajak.
Subagyo dan Oktavia (2010) melakukan penelitian tentang manajemen
laba yang digunakan sebagai respon atas perubahan tarif pajak penghasilan badan
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa perusahaan manufaktur yang melakukan
manajemen laba dalam rangka merespon perubahan tarif pajak badan di Indonesia
adalah perusahaan yang memperoleh laba, sedangkan perusahaan yang
mengalamai kerugian tidak melakukan manajemen laba dalam rangka merespon
perubahan tarif pajak badan. Selain itu, diketahui pula bahwa manajemen laba
yang dilakukan oleh perusahaan yang memperoleh laba dipengaruhi oleh insentif
pajak dan non pajak, sedangkan manajemen laba yang dilakukan perusahaan yang
mengalami kerugian hanya dipengaruhi oleh insentif non pajak.
Wijaya dan Martani (2011) hasil penelitiannya menemukan bahwa
perusahaan melakukan manajemen laba dalam menanggapi penurunan tarif pajak
badan di Indonesia. Hal ini menunjukkan Perusahaan yang memperoleh laba
(profit firm) melakukan praktik manajemen laba yang lebih besar dibandingkan
perusahaan yang mengalami kerugian (loss firm). Hal ini terlihat dari tingkat rata-
rata discretionary accrual perusahaan yang memperoleh laba lebih negatif
(rendah) bila dibandingkan dengan perusahaan yang mengalami kerugian.
Mengacu pada penelitian terdahulu yang hasilnya berbeda-beda, penelitian
ini akan menguji penurunan Penghasilan Kena Pajak dan perubahan tarif pada
Wajib Pajak di Indonesia tahun 2008, yang diberlakukan efektif tahun 2009 dan
2010, memberikan peluang kepada perusahaan untuk menikmati penghematan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
pajak, sehingga menyebabkan manajer untuk melakukan rekayasa laba akrual atau
beban.
C. Kerangka Pemikiran Teoritis dan Pengembangan Hipotesis
Gambar.1 Kerangka Pemikiran
a. Kerangka Pemikiran
Penelitian ini menguji apakah dengan adanya perubahan tarif PPh Badan dalam
Undang-Undang tahun 2008 direspon manajemen untuk melakukan manajemen
Undang Undang No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan
Sebelum penurunan tarif PPh 2008
Setelah penurunan tarif PPh 2008
Uji Normalitas
Discretionary Accrual
Discretionary Accrual
Uji Beda rata-rata dengan Wilcoxon test
Uji Beda rata-rata dengan Paired sample
test
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
laba yang bertujuan supaya beban pajak penghasilan lebih minim dengan menguji
perbedaan tingkat discretionary accrual sebelum dan sesudah diberlakukannya
UU PPh 2008.
b. Pengembangan Hipotesis
Menurut Undang-Undang No.36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan yang
berlaku efektif pada 1 Januari 2009, terdapat perubahan tarif pajak yang
dikenakan, salah satunya adalah penurunan tarif pajak penghasilan Badan yang
tertuang pada pasal 17 ayat 1 huruf (b) di mana wajib pajak Badan dalam negeri
dan bentuk usaha tetap dikenakan tarif pajak penghasilan sebesar 28% (dua puluh
delapan persen). Tarif yang dikenakan ini mengalami penurunan dibandingkan
dengan tarif pajak yang dikenakan pada periode sebelumnya di mana tarifnya
tergantung dari tingkat penghasilan kena pajak. Adanya penurunan tarif pajak ini
dapat memberikan insentif bagi manajemen untuk melakukan rekayasa laba
dengan cara mempercepat pengakuan biaya sebelum penurunan tarif yaitu pada
tahun 2008, atau menunda pengakuan pendapatan dan memasukkan pendapatan
tersebut ke laba tahun 2009. Dari hal tersebut, maka rumusan hipotesis yang
diajukan adalah sebagai berikut:
Ha: Tingkat discretionary accrual setelah penurunan tarif pajak penghasilan
Badan Tahun 2008 lebih tinggi daripada sebelum penurunan tarif pajak
penghasilan Badan Tahun 2008.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Ho: Tingkat discretonary accrual setelah penurunan tarif pajak penghasilan
Badan Tahun 2008 lebih rendah dari pada sebelum perubahan UU
perpajakan tahun 2008.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional
1. Variabel Penelitian
Pengujian dalam penelitian ini menggunakan ukuran discretionary accrual
yang diperoleh dari error term total akrual dengan menggunakan model
Jones(1991) yang telah dimodifikasi oleh Dechow (1995). Model Jones yang telah
dimodifikasi ini dipilih karena pada model ini memperhitungkan kas pada operasi,
variabel arus kas operasi digunakan untuk mengontrol tingkat kinerja yang
ekstrim karena arus kas operasi sangat menentukan besarnya laba yang akan
diperoleh di mana semakin besar kas operasi akan menunjukkan kesempatan
perusahaan untuk memperoleh laba yang besar sehingga sangat dimungkinkan
manajemen laba akan dilakukan.
2. Defenisi Operasional
a. Total Akrual
Model pengujian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan model Jones (1991) yang telah dimodifikasi untuk menghitung total
akrual yaitu:
1) Menghitung total akrual
TAit = Nit – CFOit ..................................................................(1)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Keterangan:
TAit = Total akrual perusahaan i pada tahun t.
Nit = Laba bersih (net income) perusahaan i pada tahun t.
CFOit = Kas dari operasi(cash flow operation) perusahaan i pada tahun t.
Total akrual tersebut dapat dipergunakan sebagai perhitungan untuk
mencari proksi discretionary accrual yang merupakan ukuran manajemen laba.
Total accrual sebuah perusahaan dapat dipisahkan menjadi non-discretionary
accrual dan discretionary accrual. Model Jones (1991) memisahkan tingkat
akrual discretionary dan non-discretionary. Dalam penelitiannya Jones
menggunakan aktiva tetap dan perubahan pendapatan untuk mengontrol
perubahan non-discretionary accrual karena perubahan kondisi yang terjadi.
Pendapatan digunakan sebagai kontrol terhadap lingkungan perusahaan karena
pendapatan merupakan ukuran objektif dari operasi perusahaan sebelum
manipulasi manajer Jones (1991). Aktiva tetap digunakan karena berkaitan
dengan biaya depresiasi yang non-discretionary. Kemudian oleh Jones model
tersebut dibagi dengan total aktiva tahun sebelumnya (Ait-1) dengan tujuan untuk
menghilangkan pengaruh heteroskedastisitas.
Penelitian ini menggunakan model Jones yang telah dimodifikasi oleh
Dechow, et al (1995) yaitu bahwa perubahan pendapatan disesuaikan dengan
perubahan piutang karena dalam pendapatan atas penjualan sudah tentu ada yang
berasal dari penjualan secara kredit. Pengurangan terhadap nilai piutang untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
menunjukkan bahwa pendapatan yang diterima benar-benar merupakan
pendapatan bersih.
Penelitian ini juga menggunakan model yang dikembangkan oleh Gill- de-
Albonorz and Illueca (2005), Phillips et al. (2003), Kaznik (1999), and Jeter and
Shivakumar (1999) yang memasukkan arus kas dari operasi (CFO) untuk
mengurangi pengaruh tingkat kinerja yang ekstrim, karena arus kas menunjukkan
kesempatan untuk memperoleh laba besar.
Model modifikasi Jones untuk melakukan estimasi terhadap akrual tersebut
adalah sebagai berikut:
TAit/Ait-1 = α1 (1/Ait−1) + β1(ΔREVit/Ait−1−ΔRECit/Ait−1) + β2 (PPEit/Ait-1)
+β3(CFOit/Ait−1)+εit ………………………....... (2)
Keterangan:
TAit/Ait-1 = Total akrual perusahaan i pada tahun t
Ait−1 = Total aktiva perusahaan i pada tahun t-1
ΔREVit = Pendapatan perusahaan i pada tahun t dikurangi
pendapatan pada tahun t-1.
ΔRECit = Piutang perusahaan i pada tahun t dikurangi piutang pada
tahun t-1.
PPEit = Aktiva tetap perusahaan i pada tahun t
CFOit = Arus kas operasi perusahaan i pada tahun t
εit = Error term perusahaan i pada tahun t
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Dari rumus diatas dapat diketahui bahwa total akrual merupakan
penjumlahan antara non-discretionary accrual dengan discretionary accrual
dengan persamaan sebagai berikut:
TAit = NDAit-DAit……………………………… (3)
Keterangan:
TAit = Total akrual perusahaan i pada tahun t.
NDAit = Nondiscretionary accrual perusahaan I pada tahun t.
Dait = Discretionary accrual pada perusahaan i pada tahun t
2). Menghitung tingkat akrual yang normal
NDAit = α1 (1/Ait−1) + β1 (ΔREVitAit−1−ΔRECitAit−1) + β2
(PPEit/Ait-1) + β3(CFOit /Ait−1)…………………….. ..............(4)
Oleh karena itu jika dilihat dari persamaan (3) dan (4) maka estimasi
discretionary accrual adalah εit (error term). Jadi proxy discretionary accrual
adalah:
DAit = TAit / Ait−1 – [α1 (1/Ait−1) + β1 (ΔREVitAit−1−ΔRECitAit−1 )
+ β2 (PPEit /Ait−1) +β3(CFOit /Ait−1)]……………………… (5)
Keterangan:
DAit = Discretionary accrual pada perusahaan.
TAit = Total akrual perusahaan i pada tahun t.
Ait−1 = Total aktiva perusahaan i pada tahun t-1.
ΔRECit = Piutang perusahaan i pada tahun t dikurangi piutang pada tahun
t-1
PPEit = Aktiva tetap perusahaan i pada tahun t.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
CFOit = Arus kas operasi perusahaan i pada tahun t.
ΔREVit = Pendapatan perusahaan i pada tahun t dikurangi pendapatan
tahun t-1
B. Penentuan Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan Real Estate yang
terdaftar di BEI tahun 2006 – 2010. Pemilihan sampel dalam penelitian ini
mengguanakan metode purposive sampling. Purvosive sampling merupakan suatu
metode pengambilan sampel non probabilita yang disesuaikan dengan kriteria
tertentu. Beberapa kriteria yang harus dipenuhi dalam penentuan sampel
penelitian ini adalah:
1. Menerbitkan data laporan keuangan tahunan yang lengkap selama periode
pengamatan 2006-2010. Pemilihan rentang waktu bertujuan agar
penelitian hanya berfokus pada tahun sekitar perubahan UU PPh Tahun
2008 sehingga hasil yang diperoleh akan maksimal.
2. Perusahaan Real Estate harus memperoleh laba selama periode
pengamatan 2006-2010. Perusahaan harus memperoleh laba karena laba
yang direkayasa oleh manajemen merupakan penghasilan kena pajak.
Sedangkan perusahaan yang rugi akan mengkreditkan pajaknya ke tahun-
tahun berikutnya. Selain itu perusahaan tidak kena kompensasi pajak
akibat rugi tahun sebelumnya yang menutupi laba pada tahun
bersangkutan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
C. Jenis dan Data Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa
laporan keuangan Wajib Pajak Badan perusahaan Real Estate yang terdaftar pada
Bursa Efek Indonesia periode tahun 2006-2010. Di dalam penelitian ini, data
sekunder diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) 2006-2010
dan laporan keuangan perusahaan yang telah diaudit tahun 2006-2010 dari
www.idx.co.id.
D. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode
dokumentasi. Pengumpulan data dimulai dengan tahap penelitian pendahuluan,
yaitu melakukan studi kepustakaan dengan mempelajari buku–buku bacaan yang
berhubungan dengan pokok bahasan dalam penelitian ini. Pada tahap ini juga
dilakukan pengkajian data yang dibutuhkan, yaitu mengenai jenis data yang
dibutuhkan, ketersediaan data, cara memperoleh data dan gambaran cara
pengolahan data. Tahapan selanjutnya adalah penelitian pokok yang digunakan
untuk mengumpulkan keseluruhan data yang dibutuhkan guna menjawab
persoalan penelitian dan memperkaya literatur untuk menunjang data kuantitatif
yang diperoleh.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
E. Metode Analisis Data
Dalam pengelolaan data, peneliti menggunakan alat bantu berupa
perangkat lunak statistik yang dikenal dengan SPSS. Sedangkan teknik analisis
yang digunakan meliputi: uji statistik deskriptif, uji normalitas, dan uji beda rata-
rata.
1. Uji Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran variabel-variabel yang
diteliti. Uji statistik deskriptif mencakup range, nilai minimum, nilai maksimum,
nilai rata-rata (mean), serta standar deviasi dari data discretionary accrual selama
tahun pengamatan 2006-2010.
2. Uji Normalitas
Uji normalitas dalam penelitian ini bertujuan untuk menentukan alat uji yang
digunakan sebagai teknik statistik analisis data. Normalitas suatu data dapat
dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik
normal plot, melihat grafik histogram dari residualnya, atau menggunakan uji
Kolmogorov-Smirnov (K-S). Jika data berdistribusi normal maka langkah yang
diambil atau digunakan statistik parametrik sedangkan data tidak berdistribusi
normal dengan menggunakan statistik non parametrik. Dasar pengambilan
keputusan untuk analisis grafik normal plot adalah sebagai berikut (Ghozali,
2009):
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
a. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
histogram, menuju pola distribusi normal, maka data berdistribusi
normal,
b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti
Garis diagonal atau garis histograf, maka data tidak berdistribusi
normal.
Sedangkan dasar pengambilan keputusan untuk uji kolmogorov-Smirnov
(K-S) adalah sebagai berikut:
a. Jika p-value < 0.05 maka data tidak berdistribusi normal,
b. Jika p-value > 0.05 maka data berdistribusi normal.
3. Uji Beda Rata-rata
Menurut Santoso (2002) uji beda mean adalah dua sampel berpasangan
diartikan sebagai sebuah sampel dengan subjek yang sama akan tetapi
mengalami dua perlakuan yang berbeda. Dalam studi ini dilakukan
pembandingkan antara nilai Discretionary Accrual penurunan tarif pajak
penghasilan Badan Tahun 2008. Nilai Discretionary Accrual untuk tahun 2006
dan 2007 merupakan nilai sebelum penurunan tarif pajak penghasilan Badan
Tahun 2008. Dan nilai Discretionary Accrual tahun 2009 dan 2010 merupakan
nilai setelah penurunan tarif pajak penghasilan Badan Tahun 2008.
Dalam penelitian ini, jika data berdistribusi normal adalah paired sample
t-test sedangkan data tidak berdistribusi normal adalah Wilcoxon Test. Manajemen
laba dapat dilihat dengan apakah ada perbedaan yang signifikan antara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
discretionary accrual pada periode sebelum dan sesudah penurunan tarif pajak
penghasilan Badan 2008 untuk tahun 2006-2010. Pada penelitian ini tingkat
signifikansi yang ditetapkan adalah 5 persen (α = 0,05) (Ghozali, 2009).
Pengambilan keputusannya adalah: jika rata-rata discretionary accrual tahun
2006-2007 > rata-rata discretionary accrual tahun 2009-2010 dengan probabilitas
< 0,05, maka HA diterima yang berarti perusahaan melakukan manajemen laba
tahun 2009-2010 untuk menghemat pajak. Jika rata-rata discretionary accrual
tahun 2006-2007 < rata-rata discretionary accrual tahun 2009-2010 dengan
probabilitas < 0,05, maka maka HA ditolak yang berarti perusahaan tidak
melakukan manajemen laba tahun 2009 untuk menghemat pajak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Objek Penelitian.
Sampel yang terpilih dalam penelitian ini dengan metode purposive
sampling sebanyak 35 perusahaan, pada sub sektor perusahaan and property
yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia selama periode pengamatan 2006-2010.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory
(ICMD). Adapun perusahaan yang memenuhi persyara tan adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.1 Sampel Penelitian
No. Keterangan Jumlah
1.
Perusahaan real estate yang terdaftar di BEI selamaperiode tahun 2006-2010.
52
2. Perusahaan real estate yang datanya tidak lengkap pada laporan keuangan selama periode pengamatantahun 2006-2010.
17
Jumlah Sampel Akhir 35
Sumber: Data sekunder yang telah diolah
Dari keseluruhan jumlah perusahaan real estate yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2006-2010, terdapat 52 perusahaan. Sedangkan
perusahaan yang tidak memenuhi persyaratan sebagai sampel sebanyak 17
sehingga sampel yang diambil pada penelitian ini sebanyak 35 perusahaan pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
setiap tahunnya yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan dalam pemilihan
sampel sehingga jumlah observasi (n) dalam penelitian adalah 35 x 5 =
1 7 5 perusahaan real estate yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia. Dilihat dari
komposisi sampel perusahaan maka dapat diketahui bahwa sampel yang diambil
sudah cukup mewakili populasi.
B. Hasil Analisis Data
1. Hasil Statistik Deskriptif
Sebelum dapat menemukan nilai discretionary accrual, pertama-tama
menghitung nilai dari total akrual yang akan menjadi variabel dependen.
Kemudian dilakukan regresi untuk dapat menemukan nilai dari estimasi non-
discretionary accrual. Estimasi non-discretionary accrual menggunakan model
Jones yang telah dimodifikasi oleh Dechow, et al (1995). Dari hasil regresi,
diperoleh koefisien yang digunakan untuk mencari nilai non-discretionary
accrual yang nantinya akan digunakan untuk mencari nilai discretionary accrual.
Penelitian dilakukan pada periode 2006-2010 dengan sampel adalah 35
perusahaan. Data penelitian diambil berdasarkan laporan tahunan yang
merupakan data akhir tahun dari masing-masing perusahaan. Nama-nama
perusahaan selama tahun 2006–2010 tersebut adalah sebagaimana tercantum pada
Lampiran. Setelah diketahui nilai dari discretionary accrual pada tahun 2006
sampai tahun 2010, maka dapat diketahui range, nilai minimum, nilai maksimum,
rata-rata, serta standar deviasinya setiap tahun dari 35 perusahaan tersebut pada
analisis statistik deskriptif. Tabel 4.2 berikut ini menyajikan statistik deskriptif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
untuk discretionary accrual tahun 2006-2010.
Tabel 4.2
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation DA.06 35 -0,0648 0,5320 0,095192 0,1162051 DA.07 35 -1,6749 0,2023 -0,089535 0,3372315 DA.08 35 -2,9587 3,4249 0,217641 0,9049129 DA.09 35 -0,1656 2,2779 0,228225 0,4176019 DA.10 35 -0,3971 1,9178 0,207381 0,4405472 DA_Sblm 35 -0,7546 0,2513 0,002828 0,1754274 DA_Ssdh 35 -0,2814 1,9669 0,217803 0,4107720 Valid N (listwise) 35
Sumber: OutputSPSS
Tabel statistik deskriptif menjelaskan bahwa nilai minimum variabel
discretionary accrual tahun 2006 sebesar -0,0648, discretionary accrual tahun
2007 sebesar -1,6749, discretionary accrual tahun 2008 sebesar 2,9587,
discretionary accrual tahun 2009 sebesar -0,1656, discretionary accrual tahun
2010 sebesar -0,3971, discretionary accrual sebelum penurunan pajak 2008
sebesar -0,7546 dan discretionary accrual sesudah penurunan pajak 2008
sebesar -0,2814. Sedangkan nilai maksimumnya discretionary accrual tahun
2006 sebesar 0,5320, discretionary accrual tahun 2007 sebesar 0,2023,
discretionary accrual tahun 2008 sebesar 3,4249, discretionary accrual tahun
2009 sebesar 2,2779, discretionary accrual tahun 2010 sebesar 1,9178,
discretionary accrual sebelum dan DA sesudah 2,0600. Rata-rata nilai
discretionary accrual pada tahun 2006 sebesar 0,095192, dengan standar deviasi
sebesar DA tahun 2007 sebesar -0,089535 dengan standar deviasi sebesar
0,3372315, DA tahun 2008 sebesar 0,217641 dengan standar deviasi 0,9049129,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
DA tahun 2009 sebesar 0,228225 dengan standar deviasi 0,4176019, DA 2010
sebesar 0,207381 dengan standar deviasi 0,4405472, DA sebelum 0,002828
dengan standar deviasi 0,1754274 dan DA sebelum 0,217803 dengan standar
deviasi 0,4107720. Nilai discretionary accrual yang bertanda positif
menunjukkan bahwa terdapat discretionary accrual yang menaikkan laba
(income increasing) dan bertanda negatif menurunkan laba (income decreasing).
Rata-rata discretionary accrual setelah adanya peraturan pajak 2008
menunjukkan nilai positif hal ini menunjukkan bahwa terjadi usaha menurunkan
laba di mana tarif pajaknya lebih tinggi sebelum adanya penurunan tarif pajak
2008.
2. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas dalam penelitian ini bertujuan untuk menentukan alat uji yang
digunakan sebagai teknik statistik analisis data. Uji normalitas data pada
penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov (K-S). Jika data
berdistribusi normal maka langkah yang diambil atau digunakan statistik
parametrik sedangkan data tidak berdistribusi normal dengan menggunakan
statistik non parametrik.. (Ghozali,2009).
Sedangkan dasar pengambilan keputusan untuk uji kolmogorov-Smirnov (K-S)
adalah sebagai berikut:
a. Jika p-value< 0.05 maka data tidak berdistribusi normal,
b. Jika p-value> 0.05 maka data berdistribusi normal.
Pada pengujian ini nilai signifikansi Kolmogorov-Smirnov jika lebih besar
dari 0,05 maka data terdistribusi secara normal, tetapi jika nilai signifikansi di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
bawah 0,05 menunjukkan bahwa variabel yang diuji tidak berdistribusi normal
(Ghozali,2009).
Tabel 4.3
Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
DA.06 DA.07 DA.08 DA.09 DA.10 DA_Sblm DA_Ssdh N 35 35 35 35 35 35 35
Normal Parameters(a,b)
Mean 0,095192 -0,089535 0,217641 0,228225 0,207381 0,002828 0,217803
Std. Deviation 0,116205 0,337232 0,904913 0,417602 0,440547 0,1754274 0,4107720
Most Extreme Differences
Absolute 0,.288 0,311 0,278 0,311 0,249 0,246 0,284
Positive 0,288 0,257 0,278 0,311 0,249 0,170 0,284
Negative -0,126 -0,311 -0,275 -0,229 -0,205 -0,246 -0,243
Kolmogorov-Smirnov Z 1,702 1,842 1,647 1,838 1,472 1,458 1,681
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,006 0,002 0,009 0,002 0,026 0,029 0,007
Sumber: output SPSS
Tabel 4.3 menjelaskan bahwa nilai Z Kolmogorov-Smirnov untuk periode tahun
2006 sebesar 1,702 dengan p-value 0,006 periode tahun 2007 sebesar 1,842
dengan p-value 0,002, periode tahun 2008 sebesar 1,647 dengan p-value sebesar
0,009, periode tahun 2009 sebesar 1,838 dengan p-value 0,002 periode tahun 2010
dengan p-value 0,026, DA sebelum adanya penurunan tarif pajak 2008 sebesar
1.458 dengan p-value 0,029 dan DA setelah adanya penurunan tarif pajak 2008
sebesar 1.681 dengan p-value 0,007. Dari tabel 4.2 terlihat bahwa nilai KS-Z
mempunyai p-value < 0,05 sehingga alat uji statistik yang digunakan sebagai
penelitian adalah non parametrik yaitu wilcoxon test
.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
3. Hasil Uji Hipotesis
Setelah melakukan uji normalitas, maka data discretionary accrual
dilakukan tahun 2007 sampai dengan tahun 2010, dan discretionary accrual
sebelum dan discretionary accrual setelah adanya penurunan tarif pajak 2008
dilakukan uji wilcoxon test karena dari uji normalitas terbukti bahwa data tidak
berdistribusi normal. Hipotesis yang diajukan menyatakan bahwa terdapat
perbedaan tingkat discretionary accrual antara sebelum dan sesudah penurunan
tarif pajak Badan 2008, dimana perusahaan yang melakukan manajemen laba
diindikasikan tingkat discretionary accrualnya lebih rendah pada saat sesudah
penurunan tarif pajak tersebut. Untuk mengetahui kebenaran hipotesis tersebut,
maka dilakukan uji beda wilcoxon test antara tingkat discretionary accrual antara
sebelum dan sesudah penurunan tarif pajak 2008. Jika terdapat perbedaan yang
signifikan antara tahun 2006 dengan 2010, antara tahun 2007 dengan 2009 dan
DA sebelum dengan DA sesudah adanya penurunan tarif pajak 2008 pada 35
perusahaan yang telah dijadikan sampel pengujian, maka perusahaan-perusahaan
tersebut melakukan manajemen laba sehubungan dengan adanya penurunan tarif
pajak 2008. Perusahaan tidak melakukan manajemen laba jika nilai total akrual
sama dengan nilai non-discretionary accrual, atau nilai discretionary accrual
sama dengan nol, maka peneliti menguji nilai discretionary accrual antara
sebelum dan sesudah penurunan tarif pajak. Alat uji yang digunakan adalah uji
beda wilcoxon test. Tabel 4.4 dibawah ini menunjukkan hasil dari uji beda tersebut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Tabel 4.4 Hasil Uji Beda Rata-Rata
Discretionary Accrual Uji Statistik Wilcoxon Test
N Mean Sig. (p-value)
DA 2006 DA 2010 DA 2007 DA 2009 DA Sebelum DA Setelah
35 35 35 35 35 35
0,095192 -0,089535 0.217641 0,228225 0,002828 0,217803
0,039
0,000
0,001
Sumber: Output SPSS, data diolah
Tabel 4.2 menjelaskan bahwa hasil yang diperoleh dari uji beda rata-rata
discretionary accrual menunjukkan bahwa secara statistik terlihat bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan antara periode 2 tahun sebelum penurunan tarif pajak
Badan 2008 dengan 2 tahun sesudah penurunan tarif pajak Badan 2008 yaitu
dengan nilai signifikansi sebesar 0,039, antara periode 1 tahun sebelum
penurunan pajak Badan 2008 dengan 1 tahun sesudah penurunan tarif pajak Badan
2008 yaitu dengan nilai signifikan sebesar 0,000 dan discretionary accrual
sebelum dengan discretionary accrual setelah tarif pajak pajak Badan 2008
sebesar 0,001. Oleh karena nilai p-value < 0.05 maka ada perbedaan setelah
adanya penurunan tarif pajak Badan 2008 pada periode 1 tahun sebelum dengan
1 tahun sesudah adanya penurunan tarif pajak Badan 2008, periode 2 tahun
sebelum dengan 2 tahun sesudah adanya penurunan tarif pajak Badan 2008, dan
discretionary accrual sebelum dengan discretionary accrual sesudah adanya
penurunan tarif pajak Badan 2008. Dengan demikian maka dapat dikatakan
bahwa data empiris mendukung hipotesis alternatif yang diajukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
C. Pembahasan
Dalam penelitian yang dilakukan digunakan uji wilcoxon test dengan
analisis compare means untuk dapat mengetahui perbedaan tingkat discretionary
accrual pada tahun sebelum penurunan tarif pajak Badan 2008 yang
dibandingkan dengan tingkat discretionary accrual sesudah perubahan tarif pajak
Badan 2008. Rata-rata discretionary accrual sebelum penurunan tarif pajak
Badan 2008 yaitu sebesar 0,003939, dimana nilai rata- rata discretionary accrual
sebelum adanya tarif pajak Badan 2008 lebih rendah daripada discretionary
accrual setelah adanya tarif pajak Badan 2008 sebesar 0,217803. Hal ini
menunjukkan bahwa terjadi usaha penurunan laba pada tahun sebelumnya di
mana tarif pajaknya lebih tinggi sebelum adanya penurunan tarif. Tingkat
signifikansi yang diperoleh menunjukkan probabilitas tingkat signifikansi sebesar
0,001, hal tersebut menunjukkan bahwa secara absolut, akrual tahun sebelumnya
lebih rendah dan secara statistik ada perbedaan secara signifikan, hal ini
menandakan manajemen menggunakan akrual untuk menghemat pajak.
Hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa tingkat discretionary accrual
sesudah penurunan tarif pajak penghasilan Badan 2008 akan lebih tinggi jika
dibandingkan dengan sebelum penurunan tarif pajak penghasilan Badan 2008
dapat diterima. Hasil pengujian tersebut membuktikan bahwa adanya perubahan
tarif PPh Badan yang lebih kecil direspon oleh perusahaan untuk melakukan
manajemen laba. Oleh karena itu data yang dihasilkan mendukung hipotesis
alternatif (HA). Pada penelitian ini perusahaan real estate melakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
penghematan laba pada tahun sesudah penurunan tarif pajak, hal ini dapat
diinterpretasikan bahwa perusahaan menunda pelaporan laba tahun sebelumnya
yaitu tahun 2006-2007 dan menggeser laba tersebut ke tahun 2009-2010 dalam
merespon Undang-Undang Perpajakan tarif PPh Badan 2008. Dari hasil yang
diperoleh tersebut membuktikan bahwa manajemen menggunakan akrual untuk
menghemat pajak, selain itu manajemen di Indonesia melakukan tindakan
opportunistik dalam merespon penurunan tarif pajak penghasilan Badan 2008.
Pada penelitian ini perusahaan terbukti melakukan manajemen laba setelah
penurunan tarif pajak penghasilan Badan 2008.
Hasil penelitian konsisten dengan penelitian yang dilakukan Wulandari,
dkk (2004) yang meneliti tentang adanya indikasi manajemen laba menjelang
Undang-Undang Perpajakan tahun 2000. Hasil penelitiannya membuktikan
bahwa praktik manajemen laba masih tetap dilakukan dengan adanya perubahan
Undang-Undang Perpajakan 2000. Hal ini ditunjukkan dengan tingkat
discretionary accrual yang lebih tinggi setelah perubahan Undang-Undang
dibandingkan sebelum perubahan Undang-Undang. Dengan dibuktikannya
penelitian ini, maka menunjukkan bahwa pihak manajemen perusahaan cenderung
untuk mentransfer labanya pada periode setelah Undang-Undang Perpajakan,
karena pada periode ini tarif pajak penghasilannya telah menurun sehingga
perusahaan dapat memperoleh penghematan pajak. Dan Hasil penelitian juga
didukung oleh Yamashita dan Otogawa (2007) yang meneliti tentang pengaruh
publikasi perubahan Undang- Undang tarif pajak penghasilan badan terhadap
perusahaan Jepang. Dalam penelitiannya ini membuktikan terdapat perbedaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
yang signifikansi discretionary accrual untuk tahun sebelum penurunan tarif
pajak. Hal ini membuktikan bahwa manager perusahaan menunda penghasilan
dalam menanggapi perubahan Undang-Undang Perpajakan yang digunakan untuk
meminimalkan biaya pajak penghasilan badan. Sedangkan hasil penelitian ini
tidak didukung oleh penelitian yang dilakukan Hidayati dan Zulaikha (2003) yang
melakukan penelitian mengenai adanya perilaku earning management
menggunakan pendekatan discretionary accrual. Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa perubahan Undang-Undang Perpajakan tahun 2000 tidak
direspon oleh Wajib Pajak Badan untuk melakukan earning management dengan
tujuan untuk meminimumkan beban pajak penghasilan perusahaan. Hal ini
ditunjukkan dengan tidak adanya perbedaan discretionary accrual pada tahun
2000 dan 2001, dan hal ini diinterpretasikan bahwa perusahaan tidak menunda
pelaporan laba tahun 2000 dan menggesernya ke tahun 2001 dalam merespon
Undang-Undang Perpajakan 2000 tersebut, dan hasil penelitian Hidayati dan
Zulaikha (2003) dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Setiawati dan Na’im
(2000) yang menguji apakah terdapat perilaku manajemen laba di perusahaan
manufaktur pada saat penurunan tarif pajak tahun1994. Hasil penelitiannya tidak
membuktikan adanya perilaku perusahaan untuk menurunkan laba setelah
penurunan tarif pajak tahun 1994 tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Tingkat Manajemen Laba
Sebelum dan Sesudah PenurunanTarif Pajak Badan 2008 pada perusahaan-
perusahaan yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), periode penelitian
2006-2010.Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa:
1. Terdapat perbedaan yang signifikan antara 2 tahun (tahun 2006) sebelum
adanya tarif pajak Badan 2008 dan 2 tahun (tahun 2010) setelah adanya
tarif pajak Badan 2008 terhadap tingkat manajemen laba. Hal ini
ditunjukkan dengan 35 perusahaan yang dijadikan sample memiliki nilai
rata-rata yang berbeda pada discretionaryaccrual. Sebelum adanya tariff
pajak Badan 2008 dan setelah adanya tarif pajak Badan 2008.
2. Terdapat perbedaan yang signifikan antara 1 tahun (tahun 2007) sebelum
adanya tarif pajak Badan 2008 dan 1 tahun (tahun 2009) setelah adanya
tarif pajak Badan 2008 terhadap tingkat manajemen laba. Hal ini
ditunjukkan dengan 35perusahaan yang dijadikan sample memiliki nilai
rata-rata yang berbeda pada discretionary accrual sebelum adanya tarif
pajak Badan 2008 dan setelah adanya tarif pajak Badan 2008.
3. Terdapat perbedaan yang signifikan sebelum (tahun 2006 dan tahun 2007)
adanya tarif pajak Badan 2008 dan setelah (tahun 2009 dan tahun 2010)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
adanya tarif pajak Badan 2008 terhadap tingkat manajemen laba. Hal ini
ditunjukkan dengan 35 perusahaan yang dijadikan sample memiliki nilai
rata-rata yang berbeda pada discretionary accrual sebelum adanya tarif
pajak Badan 2008 dan setelah adanya tarif pajak Badan 2008.
B. Keterbatasan Penelitian
Adapun keterbatasan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. penelitian ini memiliki sampel yang sedikit akibat adanya persyaratan sampel
harus dipenuhi untuk mendapatkan hasil analisis yang lebih baik,
2. Periode penelitian yang pendek menyebabkan jumlah pengamatan yang
dilakukan tidak telalu banyak.
C. Saran
Dari keterbatasan yang ada, saran yang dapat dikemukakan untuk
penelitian selanjutnya agar dapat memperoleh hasil yang lebih baik adalah:
penelitian ini menggunakan model Model Jones dimodifikasi oleh Dechow, et al
(1995) yang telah telah penulis modifikasi sesuai dengan pola distribusi laba
emiten di Bursa Efek Jakarta yang mengikuti pola random walk. Keakuratan
model jones yang dimodifikasi ini perlu dikaji lagi dengan menggunakan model
alternatif penilaian perusahaan yang lain. Perlu dilakukan penelitian lanjutan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
dengan menggabungkan perusahaan yang bernilai buku ekuitas negatif dan
positif, dan juga untuk sektor non .
D. Implikasi Penelitian
Secara teori informasi akuntansi yang digunakan secara luas oleh
investor dan analis keuangan dapat memunculkan keinginan manajemen
melakukan manajemen laba dengan maksud mempengaruhi harga saham jangka
pendek. Manajemen laba dapat dideteksi atau diproxy dengan menggunakan
Discretionary Accrual. Discretionary Accrual dapat digunakan untuk
mendeteksi manajemen laba, perusahaan biasa melakukan tax shifting atau
penggeseran laba dengan adanya Undang-Undang mengenai penurunan PPH,
sehingga laba yang dibayarkan oleh perusahaan pada tahun sebelum adanya
penurunan tarif PPh akan lebih sedikit karena digeserkan pada tahun setelah
adanya UU penurunan tariff PPh. Hasil penelitian Balachandran, et al (2007)
membuktikan bahwa model modifikasi Jones oleh Dechow (1994) dapat
digunakan untuk mendeteksi tingkat discretionary accrual.