Oktober - repository.unpkediri.ac.id
Transcript of Oktober - repository.unpkediri.ac.id
Oktober 2018
Prosiding SEMNASDAL (Seminar Nasional Sumberdaya Lokal) I ISBN: 978-623-90592-0-0
ii
PROSIDING
PROSIDING SEMINAR NASIONAL SUMBERDAYA LOKAL
(SEMNASDAL)
“Peluang dan Tantangan Sumber Daya Lokal Dalam Menghadapi
Revolusi Industri 4.0”
PAMEKASAN, 25 OKTOBER 2018
Editor:
Lia Kristiana, MP
Mohammad Shoimus Sholeh, MP
Mohammad Taufiq Hidayat, SP., MM
Sustiyana, MP
Diterbitkan Oleh:
UIM PRESS
UNIVERSITAS ISLAM MADURA
Prosiding SEMNASDAL (Seminar Nasional Sumberdaya Lokal) I ISBN: 978-623-90592-0-0
Oktober 2018
iii
SUSUNAN DEWAN REDAKSI
Peluang dan Tantangan Sumber Daya Lokal dalam Menghadapi Revolusi 4.0
Penasehat
Ahmad, S.Ag., M.Pd
(Rektor Universitas Islam Madura)
Penanggung Jawab
Kustiawati Ningsih, MP
(Dekan Fakultas Pertanian)
Ketua Dewan Redaksi
Kelik Perdana Windra Sukma, M.Sc
Bendahara:
Endang Tri Wahyurini, S.Pi., M.Agr
Sekretaris
Yanti Nurmalasari, M.Agr
Rahmawati Ardila, M.Pd
Rikza A. A. Cahyati, MP
Reviewer
Prof. Dr. Hermanto Siregar
Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr. Sc
Dr. Rini Dwiastuti. M.S
Dr. Supandi, M.Pdi
Editor:
Lia Kristiana, MP
Mohammad Shoimus Sholeh, MP
Mohammad Taufiq Hidayat, SP., MM
Sustiyana, MP
Alamat Redaksi : Fakultas Pertanian Universitas Islam Madura
Jl.PP.Miftahul Ulum Bettet Pamekasan
Tlp.(0324)321783, fax(0324)321783
Oktober 2018
Prosiding SEMNASDAL (Seminar Nasional Sumberdaya Lokal) I ISBN: 978-623-90592-0-0
iv
SAMBUTAN-SAMBUTAN
Kearifan lokal merupakan suatu bentuk warisan budaya Indonesia. Kearifan lokal
terbentuk sebagai proses interaksi antara manusia dengan lingkungannya dalam rangka
memenuhi berbagai kebutuhannya. Proses-proses terbentuknya kearifan lokal sangat
bergantung kepada potensi sumberdaya alam dan lingkungan serta dipengaruhi oleh
pandangan, sikap, dan perilaku masyarakat setempat terhadap alam dan lingkungannya.
Kearifan lokal yang berkembang di masyarakat pedesaan bukan hanya sekedar
kebudayaan yang dianggap primitif oleh masyarakat luas. Kearifan lokal juga memiliki
kekuatan untuk menjaga keseimbangan alam dan mengelola sumberdaya alam dan
lingkungan secara bijaksana. Dengan mengetahui bagaimana kearifan lokal, kita dapat
mengetahui bagaimana mengelola dan melestarikan sumberdaya alam dan lingkungan.
Pemahaman ini menjadi landasan penting untuk mengelola sumberdaya alam dan
lingkungan secara arif dan bijaksana. Seminar nasional ini mencoba untuk sedikit
mengupas mengenai pentingnya kearifan lokal tersebut dalam pengelolaan sumberdaya
lokal (SDM dan SDA) serta Peluang dan Tantangan Sumber Daya Lokal Dalam
Menghadapi Revolusi Industri 4.0
Untuk itu UIM melalui Fakultas Pertanian akan melaksanakan Seminar
Nasional Sumber Daya Lokal I yang bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada
dosen, peneliti, mahasiswa untuk memaparkan artikel hasil penelitian yang berkaitan
dengan Pertanian, Perikanan, Peternakan, Sosial Humaniora dan Sains Teknologi.
Penanggung Jawab
Kustiawati Ningsih, MP
Prosiding SEMNASDAL (Seminar Nasional Sumberdaya Lokal) I ISBN: 978-623-90592-0-0
Oktober 2018
v
DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL …………………………………………...……………….
ii
DEWAN REDAKSI …………………………………………...………………….
iii
SAMBUTAN-SAMBUTAN…….………………………………………………...
iv
DAFTAR ISI……………………………………………………………………….
v
ANALISIS USAHATANI DURIAN DI KECAMATAN PEGANTENAN KABUPATEN PAMEKASAN…………………………………………………… Ditulis Oleh : Lia Kristiana, Iswahyudi
1-7
PENGARUH PENERAPAN KONSERVASI TERHADAP PRODUKTIVITAS USAHATANI PADI DI KECAMATAN PAKONG, PAMEKASAN………………………………… Mohammad Shoimus Sholeh, Kelik Perdana Windra Sukma
8-12
SOCIAL CAPITAL PADA USAHA PEGARAMAN RAKYAT DI KECAMATAN GALIS KABUPATEN PAMEKASAN………………………... Mohammad Saedy Romli
13-21
EVALUASI MUTU GABAH KABUPATEN PAMEKASAN………………….. Iswahyudi, Sustiyana
22-26
ANALISIS KARAKTERISTIK WANITA YANG MENGALAMI DISMENOREA DI UNIVERSITAS ISLAM MADURA……………………….. Layla Imroatu, Yulia Paramita
27-31
ANALISIS PENGARUH PRODUKSI GARAM LOKAL TERHADAP NILAI PRODUK DOMESTIK BRUTO GUNA MENDUKUNG PERTUMBUHAN EKONOMI INKLUSIF DI INDONESIA……………………………………….. Novia Anggita Aprilianti, Belindha Ayu Ardhani, M. Fariz Fadillah Mardianto
32-42
INTEGRASI KERJASAMA REGIONAL INDONESIA DI ASEAN DALAM UPAYA MENYIKAPI PERMASALAHAN PEREDARAN NARKOBA……... Nur Inna Alfiyah, Lulus Sugeng Triandika
43-53
PENAMBAHAN GUM GUAR PADA PEMBUATAN ES KRIM INSTAN DITINJAU DARI VISKOSITAS, OVERRUN DAN KECEPATAN MELELEH………………………………………………………..………………. ukman Hakim, Purwadi, Masdiana C.H Padaga
54-62
OPTIMALISASI HAK DAN FUNGSI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN EFEKTIFITAS PENGGUNAAN DANA DESA (DD) DAN ALOKASI DANA DESA (ADD) DI KABUPATEN SUMENEP…………………………………………………… Roos Yuliastina, Ach. Andiriyanto
63-70
PENERAPAN TEKNOLOGI AWETAN PAKAN (SILASE) PADA PETERNAK KAMBING YANG TERDAMPAK BANJIR…………………….
71-76
Oktober 2018
Prosiding SEMNASDAL (Seminar Nasional Sumberdaya Lokal) I ISBN: 978-623-90592-0-0
vi
Wahyunia, Edy Susanto, Husen, Dwi Kartikasari EFEKTIVITAS PENGGUNAAN PESTISIDA NABATI BUAH MIMBA (Azadirachta indicaA. Juss) DAN UMBI GADUNG (Dioscorea hispida Dennst) TERHADAP PENGENDALIAN HAMA ULAT BUNGA (Nacolea octasema Meyr.) DAN PRODUKSI BUAH PISANG KEPOK (Musa paradisiaca formatypica)……………………………………………………… Wahyudi, Kelik Perdana WS, Iswahyudi
77-85
ANALISIS EFISIENSI USAHATANI SISTEM KEMITRAAN PRODUKSI BENIH PARE (Momordica charantia L) STUDY KASUS DI DUSUN MADE DESA BOTOPUTIH KECAMATAN TIKUNG KABUPATEN LAMONGAN……………………………………………………………………… Emmy Hamidah, Endang Tri Wahyurini, Hasan Zunaidi
86-98
MENGUNGKAP MULTITARGETING DAN AKTIVITAS AKSI SELULER SENYAWA AKTIF DARI EKSTRAK DAUN SIRIH (Piper betle L.) DALAM MENGATASI MASTITISSECARA IN SILICO……………………. Agus Muji Santoso, Sulistiono, Poppy Rahmatika Primandiri, Viol Dhea Kharisma, Mohamad Amin, Betty Lukiati, Yuliana Puspitasari, Sutiman Bambang Sumitro
99-105
GEJOLAK SANTRI TERHADAP PUTUSAN VONIS 2 TAHUN PENJARA KASUS PENISTAAN AGAMA OLEH BASUKI TJAHAJA PURNAMA (AHOK) STUDI KASUS PONDOK PESANTREN BETET PAMEKASAN... Dewi Pusparini, Mohammad Soheh
106-110
STRUKTUR USAHA SAPI PERAH DI KOPERASI KARYA AMANAH KABUPATEN PASURUAN…………………………………………………….. Andrie Kisroh Sunyigono
111-118
PERSEPSI REMAJA TERHADAP KEBERADAAN JAMU MADURA……. Isdiana Suprapti, Teti Sugiarti
119-122
PEMBUATAN NUGGET IKAN SEBAGAI SALAH SATU USAHA DIFERENSIASI PENGOLAHAN IKAN DI KABUPATEN PAMEKASAN…. Yanti Nurmalasari
123-126
ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PROGRAM KAMPUNG KB DIKABUPATEN JOMBANG………………… Agus Raikhani, Linda ratna Sari, Novy Setya Yunas, Iswari Hariastuti
127-136
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN NUGGET DANGKE DENGAN PENAMBAHAN BAWANG PUTIH (Allium sativum L.)…………………. Endah Murpiningrum, Wahniyathi Hatta, Nur Aryati
137-141
PENERAPAN TEKNOLOGI FERMENTASI PARSIAL PADA SILASE LIMBAH PERTANIAN DI KELOMPOK TERNAK DESA TLOGOAGUNG KEMBANGBAHU LAMONGAN………………………………………………. Arif Arya Hertanto, Edy Susanto, Dyanovita Alkurnia
142-150
Prosiding SEMNASDAL (Seminar Nasional Sumberdaya Lokal) I ISBN: 978-623-90592-0-0
Oktober 2018
vii
KONTRIBUSI TANGGUNG JAWAB SOSIAL (TJS) PERUSAHAAN DARI PERSPEKTIF KELOMPOK MASYARAKAT DI KECAMATAN GILI GENTING KABUPATEN SUMENEP…………………………………………. Enza Resdiana, Endang Widyastuti
151-158
PENAMBAHAN TEPUNG DAUN SUKUN DALAM PAKAN TERHADAP PERFORMAN ITIK HIBRIDA………………………………………………….. E.Yuniati, S.Andaruisworo
159-164
BIOREFINERYPROSES EKSTRAKSI SECARA SIMULTAN FUKOIDAN DAN ALGINAT DARI ALGA COKLAT Sargassum cristaefolium……… Doni Ferdyansah, Sugiono
165-172
OPTIMALISASI PENGAWASAN DANA DESA…………………………….. Adi Gunawan
173-183
REAKTUALISASI DAN REFORMULASI NILAI-NILAI QUR’ANI DALAM MENGHADAPI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0…………………………….. Suhaimi
184-190
POTENSI PEGEMBANGAN SAPI PERAH DI KABUPATEN ENREKANG DAN CAPAIAN SELAMA 30 TAHUN TERAKHIR…………………………… Budi Utomo, Erna Yuniati, Jajang Dwisetiawan
191-198 PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR LIMBAH WHEY KEJU DITAMBAH URIN SAPI DAN DARAH SAPI DENGAN STARTER WHEY KEFIR……………………………………………………………………………. Budi Utomo, Erna Yuniati, Jajang Dwisetiawan
199-192
Prosiding SEMNASAL (Seminar Nasional Sumberdaya Lokal) I ISBN: 978-623-90592-0-0
Oktober 2018
159
PENAMBAHAN TEPUNG DAUN SUKUN DALAM PAKAN TERHADAP PERFORMAN ITIK HIBRIDA
E.Yuniati
1, S.Andaruisworo
2
FakultasPeternakanUniversitas UN PGRI Kediri Jl. AchmadDahlan no.76 Kediri
ABSTRAK Pakan adalah kebutuhan terpenting dalam usaha peternakan sehingga biaya pakan akan
menentukan biaya produksi. Untuk mengurangi biaya produksi diperlukan bahan baku yang murah,
mudah diperoleh dan memiliki nutrisi yang cukup.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
penggunaan tepung daunsukun sebagai campuran pakan itik dan untuk meningkatkan jumlah pakan.
Penggunaan kandang dalam penelitian ini berjumlah 3 kandang,1 kandang dengan penambahan 6%
tepung daunsukun, 1 kandang dengan penambahan 9% tepung daunsukun, 1 kandang dengan
penambahan 12% tepung daunsukun. Untuk setiap kandang perlakuan diisi dengan 25 ekoritik
hibrida. Pakan diberikan 2 kali, yaitu pagi hari pada pukul 06.00 dan sore hari pukul 16.00 WIB.
Itikyang digunakan berumur 15 hari, di mana itik ini telah memasuki fase pertumbuhan. Sedangkan
untuk penimbangan dilakukan setiap minggu untuk mengetahui peningkatan bobot badan itik. Hasil
penelitian menunjukkan tidak ada pengaruh yang signifikan (P> 0,05) pada penambahan tepung
daunsukun 6%, 9%dan 12%. Untuk konsumsi itikhibridameningkatdariminggukeminggu,sehingga
dengan konsumsi itik memenuhi kebutuhan untuk tumbuh dan berkembang. Ransum yang diberi
tepungdaun sukun dapat menurunkan jumlah ransum konsentrat dengan penambahan tepung daun
sukun hingga 12%. Berdasarkan penelitian dengan tepungdaun sukun pada itik hibrida sebagai
berikut konsumsi tertinggi 1164,29 gram / ekor, bobot badan tertinggi1320 gram / ekor dankonversi
0,88.
Kata kunci: Itikhibrida,Tepung daunsukun, Performan PENDAHULUAN
Pakanmerupakan kebutuhan yang paling utama dalam usaha peternakan, dimana
dalam pemeliharaan secara intensif biaya pakan mencapai 70% sehingga biaya pakan
sangat menentukan biaya produksi. Agar dapat menekan biaya produksi diperlukan bahan
baku yang harga murah, mudah didapat dan mempunyai nilai gizi yang baik.
Dalam membuat pakan itik banyak bahan lokal yang dapat digunakan. Pembuatan
pakan harus memperhatikan ketersediaan bahan, kandungan gizi bahan, kebutuhan gizi
ternak dan harga bahan itu sendiri. Salah satu bahan pakan lokal adalah daun sukun.
Menurut Elly (2016), penambahan tepung daun sukun 9% dalam pakan itik jantan tegal
menghasilkan pertambahan berat badan yang tinggi.
Untuk itu diperlukan tentang penelitian yang dapat menghasilkan campuran pakan
itik pedaging cepat dipotong sehingga bisa dijual. Tujuan penelitian adalah formulasi bahan
campuan pakan daun sukun untuk meningkatkan jumlah pakan.
METODE PENELITIAN
Penelitian menggunakan ternak itik hibrida yang berumur 15 hari sebanyak 75 ekor.
Pakan yang digunakan adalah BR1 dan tepung daun sukun. Alat :Tempat pakan dan minum
serta timbangan.
Oktober 2018
Prosiding SEMNASAL (Seminar Nasional Sumberdaya Lokal) I ISBN: 978-623-90592-0-0
160
Analisis yang digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL)
Model matematika Rancangan Alat Lengkap (RAL) adalah sebagai berikut:
Yij = µ + α + Ɛij
Keterangan :
I : 1,2,3,…p (jumlah perlakuan) dan j = 1,2,3…,1 (jumlah ulangan)
Yij : Nilai pengamatan pada suatu percobaan
1 : Nilai tengah umum
αi : Pengaruh perlakuan taraf ke i
Ɛij : Galat percobaan pada suatu percobaan ulangan ke - j perlakuan ke-i
Data yang diperoleh dan di analisa dengan menggunakan sidik ragam. Jika ( P > 0,
05 ) maka dilakukan uji BNT, ( Suhaimi, 2001 )
Perlakuan yang diamati sebagai berikut :
H1 = 6% daun sukun + 94% ransum
H2 = 9% daun sukun + 91% ransum
H3 = 12% daun sukun + 88% ransum
Masing-masing perlakuan diulang 5 kali. Tiap ulangan berisi 5 ekoritik Apabila ada
perbedaan dilanjut dengan uji Duncan.
Parameter Penelitian
1. Konsumsi Ransum
2. Pertambahan Bobot Badan
3. Konversi Ransum
HASIL DAN PEMBAHASAN
Konsumsi Ransum
Konsumsi ransum merupakan jumlah ransum yang diberikan dikurangi dengan
ransum yang tersisa. Dapat dilihat pada grafik dibawah ini:
Grafik 1.KonsumsiItik Hibrida
Keterangan:
H1=Hibrida 6%; H2=Hibrida 9%; H3=Hibrida 12%;
0
500
1000
1500
minggu 1 minggu 2 minggu 3 minggu 4 minggu 5
KO
NSU
MSI
(G
RA
M)
Konsumsi Itik Hibrida
H1 H2 H3
Prosiding SEMNASAL (Seminar Nasional Sumberdaya Lokal) I ISBN: 978-623-90592-0-0
Oktober 2018
161
Pada grafik 1. dalam perlakuan rataan konsumsi itik hibrida pada minggu 1 itik masih
menyesuaikan dengan lingkungan maupun dengan ransum yang ditambahkan dengan daun
sukun untuk menaikkan daya suka/palabilitas ternak itik hibrida, minggu 1 itik masih
stabil/sesuai dengan pemberian.
Minggu 2 itik hibrida diperoleh persen tertinggi pada perlakuan H3 yaitu penambahan
daun sukun sebanyak 12% kemungkinan minggu 2 daya suka/palabilitas bisa meningkat
sehingga H3 dengan penambahan 12% konsumsi juga meningkat.
Minggu 3 itik hibrida, P2, P3 konsumsi relatif sama. Kemungkinan pada minggu 3
jumlah perlakuan pada saat itik hibrida dipengaruhi oleh lingkungan seperti cuacanya baik
sehingga dari semua perlakuan mengalami kesamaan dalam konsumsinya.
Minggu 4 itikhibrida dari perlakuan H1 rerata konsumsi untuk perlakuan H1, H2, H3
berturut-turut 928,57; 985,71; 986,71 gram. Dan yang paling banyak konsumsinya adalah
diperlakuan H3 yaitu dengan penambahan daun sukun 12%. Dimanaitik sudah mulai
mengalami pertumbuhan yang berbeda dan kebutuhan tubuhnya pun juga mengalami
perbedaan. Anggorodi (1980) menyatakan konsumsi pakan dipengaruhi oleh besar dan
bangsa, suhu sekitar, fase produksi, perkandangan, derajat kepadatan, tersedianya air
bersih, tingkat penyakit dalam kelompok, kandungan energi dalam pakan.
Sedangkan diminggu 5 konsumsinya yang paling sedikit adalah itik yang dikandang
H1 dan yang konsumsinya paling banyak adalah itik yang berada dikandang H3,
kemungkinan dikandang yang diperlakuan penambahan 12% ini memang memerlukan
konsumsi lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan tubuhnya dan itik yang diperlakuan ini
sudah mulai beradaptasi dengan pakannya. Aroma, rasa dan tekstur sangat mempengaruhi
palabilitas pakan (Sudiyono dan Purwatri, 2007).
Untuk mengetahui pengaruh pemberian daun sukun dalam konsumsi itik hibrida
maka dilakukan analisis sidik ragam. Dari hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa
penambahan 6%, 9% dan 12% daun sukun dalam ransum tidak berpengaruh nyata
(P>0,05) terhadap konsumsi ransum itik hibrida. Pemberian ransum yang diberi
penambahan daun sukun bisa menurunkan jumlah ransum konsentrat sehingga dapat
ditambahkan 12% dari daun sukun. Itik yang diberi penambahan daun sukun sehingga itik
bisa meningkatkan selera konsumsinya.. Hal ini sesuai dengan pendapat Wahyu (1992)
bahwa konsumsi ransum dipengaruhi oleh iklim, kesehatan, palabilitas ransum, bentuk
ransum serta bobot badan.
Pertambahan Bobot Badan
Pertambahan bobot badan dihitung berdasarkan berat akhir minggu dikurangi
dengan berat awal minggu yang dihitung tiap minggunya. Berdasarkan grafik 2. terlihat
bahwa perlakuan H1 paling sedikit bobot badannya, sebab diperlakuan
H1denganpenambahan 6% di dapatkanbobot badan paling rendah, dibanding dengan bobot
badan yang lainnya. Kemudian disusul dengan perlakuanH2 dan H3 penambahan
daunsukun 9% dan 12%..Pertambahan bobot badan dihitung setiap minggu berdasarkan
bobot badan akhir dikurangi bobot badan awal persatuan waktu dalam satuan
g/ekor/minggu. Sehingga dapat dilihat rerata bobot badan hasil penelitian itik hibrida tidak
berpengaruh nyata (P>0,05). Tidak adanya pengaruh yang tidak nyata dipengaruhi oleh tipe
ternak itik hibrida pada waktu penelitian sedang cuacapanas, dan pada saat penelitian itik
hibrida juga sering sekali mengalami stress. Pertambahan bobot badan dipengaruhi oleh
Oktober 2018
Prosiding SEMNASAL (Seminar Nasional Sumberdaya Lokal) I ISBN: 978-623-90592-0-0
162
tipe ternak, suhu, lingkungan, jenis kelamin dan gizi yang ada dalam ransum (Nazaruddin,
1994).
Grafik.2.Bobot Itik Hibrida
Keterangan:
H1=Hibrida 6%; H2=Hibrida 9%; h3=Hibrida 12%;
Persentase bobot badan dari minggu ke minggu mengalami peningkatan yang
berbeda-beda. Hal ini sesuai dengan pendapat (Jull, 1982)menyatakan bahwa persentase
kenaikan bobot badan dari minggu keminggu berikutnya selama periode-periode
pertumbuhan tidak sama. Kecepatan pertumbuhan dipengaruhi oleh genetik(strain), jenis
kelamin, lingkungan, manajemen, kualitas dan kuantitas ransum yang dikonsumsi. Hal ini
didukung (Wahyu, 1992) bahwa tingkat konsumsi ransum berpengaruh terhadap bobot
badan mingguan. Tingkat konsumsi ransum yang rendah akan mengakibatkan zat-zat nutrisi
makanan yang terkonsumsi juga rendah sehingga mengakibatkan pertumbuhan yang tidak
optimal yang menyebabkan penurunan bobot badan.
Untuk lokasi perkandangan sudah jauh dari keramaian, dengan harapan itik tidak
mengalami stress tetapi pada saat penelitian itik hibrida tetap mengalami stress. Mungkin
pengaruh pada saat dilakukan penimbangan setiap minggunya. Menurut (Sandhy, 2000)
lokasi untuk peternakan harus jauh dari keramaian dan jauh dari pemukiman
penduduk.Tidak hanya itu DOD harus dipilih dari indukan yang bagus, sehingga akan baik
pula dalam pertumbuhannya. Menurut (Anwar, 2005) bibit itik yang dihasilkan haruslah
berasal dari induk itik pilihan untuk mencapai bibit itik yang mempunyai pertumbuhan yang
cepat khususnya untuk itik pedaging.
Konversi Ransum
Konversi ransum dihitung dengan membandingkan jumlah ransum yang dikonsumsi
dengan pertambahan bobot badan yang didapat setiap minggunya. Berdasarkan grafik 3.
terlihat bahwa di minggu 1 konversi itik hibrida yang terendah ada diperlakuan P3 dimana
diperlakuan ini diberi tambahan daun sukun sebanyak 12%, dimana dengan pemberian
daun sukun 12% ini konsumsi sebanding dengan pertambahan bobot badan sehingga
konversinya lebih sedikit dibandingkan dengan perlakuan yang lain karena mengalami
pertambahan bobot badan yang lebih baik dibanding dengan perlakuan H1dan H2.
Sehingga dengan konversi yang rendah maka penambahan daun sukun tersebut secara
ekonomis lebih efisien. Tatalaksana, kualitas ransum, dan penggunaan bibit yang baik juga
dapat berpengaruh (Yunus, 1991).
0
500
1000
1500
minggu 1 minggu 2 minggu 3 minggu 4 minggu 5
Bobot Badan Itik Hibrida
H1 H2 H3
Prosiding SEMNASAL (Seminar Nasional Sumberdaya Lokal) I ISBN: 978-623-90592-0-0
Oktober 2018
163
Grafik 4.3 Konversi ransumItik Hibrida
Keterangan:
H1=Hibrida 6%; H2=Hibrida 9%; P3=Hibrida 12%;
Minggu 2 konversi itik hibrida dari masing-masing perlakuan H1, H2 dan H3 yaitu
0,80; 0,77dan 0,75. Dimana konversi terendah ada diperlakuan H3 yaitu 0,75 gram, dimana
H3 ini dalam perlakuannya ditambahkan daun sukun sebanyak 12%. Kemudian disusul oleh
perlakuan P1 kemudian H2. (Jull, 1982) yang menyatakan bahwa persentase kenaikan
bobot badan dari minggu ke minggu berikutnya selama periode-periode pertumbuhan tidak
sama, kecepatan pertumbuhan dipengaruhi oleh generasi (strain), jenis kelamin, lingkungan,
manajemen, kualitas dan kuantitas ransum yang dikonsumsi.
Minggu 3 terlihat bahwa konversi terendah ada di perlakuan H3, dimana dalam
perlakuan H3 ini ditambahkan daun sukun sebanyak 12% dan tertinggi ada diperlakuan H1
dimana dalam perlakuan ini ditambahkan daun sukun sebanyak 6%. Sehingga dengan
konversi lebih sedikit maka dengan penambahan daun sukun sebanyak 12% ini lebih
efisien. Hal ini sesuai dengan pendapat North (1990) yang menyatakan bahwa nilai konversi
pakan kecil semakin efisien karena konsumsi pakannya digunakan secara optimal untuk
pertumbuhan.
Minggu 4 untuk konversi terlihat bahwa itik hibrida didalam perlakuan konversi
terbaik ada diperlakuan 12% kemudian disusul oleh penambahan daun sukun 9%, lalu
penambahan daun sukun 6%. Hal ini sesuai dengan pendapat Kamal (1997) dan Zuprizal
(1993) yang menyatakan bahwa besar kecilnya nilai konversi pakan dipengaruhi oleh
kualitas pakan dan kemampuan ternak untuk mengubah pakan menjadi daging,
keseimbangan pakan, ukuran tubuh, temperatur lingkungan, berat hidup, bentuk fisik pakan
strain, dan jenis kelamin.
Minggu 5 dari grafik 3. konversi itik hibrida tertinggi ada diperlakuan H1, kemudian
disusul perlakuan H3 dan H2, Konversi yang terendah ada diperlakuan H2, dimana
diperlakuan ini dari pakan yang diberikan dapat dicerna oleh tubuh sehingga lebih efisien
dibandingkan dengan perlakuan yang lainnya. Menurut pendapat (North, 1990) yang
menyatakan bahwa nilai konversi pakan kecil semakin efisien karena konsumsi pakannya
digunakan secara optimal untuk pertumbuhan itik.
Untuk mengetahui pengaruh penambahandaun sukun maka dilakukan analisis
keragaman. Hasil keragaman menunjukkan pengaruh yang tidak nyata (P>0,05). Hasil yang
tidak berbeda nyata ini disebabkan penambahan daun sukun hanya selisih sedikit antar
perlakuan dan bobot maupun konsumsinya juga menunjukan perbedaan yang tidak nyata
sehingga untuk konversi juga tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Konversi ransum
0
0.5
1
1.5
minggu 1 minggu 2 minggu 3 minggu 4 minggu 5
KO
NV
ERSI
(GR
AM
)
H1 H2 H3
Oktober 2018
Prosiding SEMNASAL (Seminar Nasional Sumberdaya Lokal) I ISBN: 978-623-90592-0-0
164
dipengaruhi oleh genetika, ukuran tubuh, suhu lingkungan, kesehatan, tercukupinya nutrien
ransum (Rasyaf, 1987). Tatalaksana, kualitas ransum, dan penggunaan bibit yang baik juga
dapat berpengaruh (Yunus, 1991). Rasyaf (1991) berpendapat bahwa semakin kecil
konversi ransum berarti pemberian ransum makin efisien, namun jika konversi ransum
tersebut membesar, maka telah terjadi pemborosan.
PENUTUP
Berdasarkan konsumsi, PBB dan konversi itik hibrida dapat disimpulkan selama
penelitian bahwa tepung daun sukun dapat menggantikan peran ransum sebanyak 12%.
Disarankan penambahan daun sukun dalam pakan sebesar 12%
UCAPAN TERIMA KASIH
Penelitian ini dibiayai oleh Direktora tRiset dan Pengabdian Masyarakat Direktorat Jendral
Penguat Riset dan Pengembangan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
DAFTAR PUSTAKA
Anggorodi, R. 1980. Ilmu Makanan Ternak Umum. PT. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
Elly,T.Ibnu,H.Snovie,A.S,Emmy,S dan Sri,M. 2016. Pengaruh Pemberian Tepung Daun
Sukun ke dalam Pakan terhadap Kualitas Daging Itik Tegal Jantan umur 9
minggu.Proseding Seminar Nasional Optimalisasi Sumberdaya Lokal pada
Peternakan Berbasis Teknologi 2.Makasar 2016.
Jull. 1982. Sukses Beternak Ayam Petelur. PT. Agromedia Pustaka. Depok.
Kamal. M. 1997. Pengaruh Penambahan DL metionin sintesis kedalam ransum fase akhir
terhadap perlemakan tubuh ayam broiler. Buletin Peternakan 18:40-46.
Wahyu, J. 1992. Ilmu Nutrisi Ternak Unggas cetakan ke-4 Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta
Zuprizal. 1993. Pengaruh Penggunaan Pakan Tinggi Protein Terhadap Penampilan, Karkas
dan Perlemakan Ayam Daging Fase Akhir. Buletin Peternakan 17:110-118.