OB 1 Kelompok 5 Fix - EDIT
-
Upload
elini-febriani -
Category
Documents
-
view
78 -
download
3
description
Transcript of OB 1 Kelompok 5 Fix - EDIT
KELOMPOK 5- Tumbuh Kembang TMJ, Lidah, dan Kelenjar Saliva
Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan didefinisikan sebagai meningkatnya bobot dan dimensi spasial suatu organ atau
organisme. Selama pertumbuhan, jumlah, ukuran dan produksi sel semuanya meningkat. Perkembangan
diartikan sebagai organ atau organisme yang bergerak menuju maturasi.
Menurut Nursalam (2005)5, ada beberapa tahapan tumbuh kembang pada masa anak-anak. Tahapan
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Masa Pranatal
Kehidupan bayi pada masa prenatal dikelompokkan menjadi dua periode yaitu :
a) Masa embrio
Dimulai sejak konsepsi sampai kehamilan 8 minggu. Ovum yang telah dibuahi akan datang
dengan cepat menjadi suatu organisme yang berdiferensiasi secara pesat untuk membentuk
berbagai sistem organ tubuh.
b) Masa fetus
Dimulai sejak kehamilan 9 minggu sampai masa kelahiran. Masa fetus terbagi menjadi dua.
Yang pertama adalah masa fetus dini (usia 9 minggu sampai trimester kedua), dimana terjadi
percepatan pertumbuhan dan pembentukan manusia sempurna serta alat tubuh mulai berfungsi.
Yang kedua adalah masa fetus lanjut (trimester akhir) yang ditandai dengan pertumbuhan tetap
yang berlangsung cepat disertai dengan perkembangan fungsi-fungsi.
2. Masa Neonatal
Masa ini terjadi adaptasi terhadap lingkungan, perubahan sirkulasi darah, serta mulai berfungsinya
organ-organ tubuh. Saat lahir, berat badan normal dari bayi yang sehat berkisar antara 2500- 4000
gram, panjang badan berkisar 50 cm dan berat otak sekitar 350 gram. Selama 10 hari pertama
biasanya terdapat penurunan berat badan sekitar 10% dari berat badan lahir, kemudian berat badan
bayi akan berangsur-angsur mengalami kenaikan.
Tumbuh Kembang TMJ
Tulang rahang atas, rahang bawah maupun tulang temporal berasal dari perkembangan mesenkim dari
sel neural crest selama minggu keempat perkembangan embrio. Bagian luar mesenkim, pharyngeal arch
berkembang dalam area kepala dan leher, dan terlibat juga dalam perkembangan fasial. Setelah 4-5 minggu
stomodeum dikelilingi sejumlah prosesus mandibula (bagian ventral pharyngeal arch I), sejumlah prosesus
maksila (bagian dorsal pharyngeal arch I), dan oleh prosesus frontal dari atas.1
Dalam prosesus mandibula, kartilago Meckel dibentuk. Prosesus timpani dan prosesus mandibula
pada kartilago Meckel berkembang sempurna pada minggu ke 16. Penebalan posterior pada akhir kartilago
timpani adalah kartilago primordial yang disebut malleus. Bagian malleus yang berhubungan langsung dengan
kartilago primordial disebut incus (pada bidang artikulasi datar). Minggu ke 8-16 perkembangan, kartilago
primordial berfungsi sebagai permulaan temporomandibular atau sendi malleoincudal, pada akhirnya
berkembang menjadi tulang pendengaran.
Pada minggu ke 8, sendi ini hanya dapat menunjukkan rotasi sederhana atau pergerakan bukal. Semua
pergerakan penting untuk perkembangan kartilago kondilus. Pada akhirnya, malleus terpisah dari kartilago
Meckel dan mengeras menjadi tulang telinga tengah.1
Pusat pertumbuhan mandibula berkembang dari minggu ke 12 pada prosesus mandibula di kartilago
Meckel, yang berperan morfogenetik dalam perkembangan rahang bawah, hal ini menandakan permulaan
ossifikasi intramembranous pada mandibula.
Minggu ke 18, volume kartilago Mekel menurun dan akan menghilang selama osifikasi mandibula.
Kartilago meckel akan digantikn oleh mandibula dan kartilago kondylus sekunder.
Perkembangan TMJ umumnya antara minggu ke 7-20 intrauterine dan periode sensitif terutama masa
morfogenesis antara minggu ke 7-11. Gambaran utama perkembangan TMJ dibandingkan sendi lain pada
tubuh manusia ialah bersamaan perkiraan awal kondilus dan dasar temporal (blastema). Terdapat 3 tahap
perkembangan TMJ:
1. Tahap blastemik (minggu ke 7-8) : berkembangnya kondilus, fossa articular, diskus artikularis dan
capsul
2. Tahap cavitasi (minggu ke 9-11) : mulai terjadi perkembangan celah celah bawah dan chondogenesis
kondilus
3. Tahap maturasi setelah minggu ke 12
Eminensia yang kecil pada ramus ascenden mandibula merupakan basis kondilus dan prosesus
koronoideus.
Pada minggu ke 9, terjadi kondrogenesis mulai dari sel mesenkim, ke lateral dari kartilago Meckel,
dan di tengah blastema kondilus.
Di minggu ke 10, kepala kondilus dan seluruh konus kondilus bagian apikal diselubungi oleh badan
rahang bawah, yang diosifikasi intramembranous. Osifikasi enchondral pada kartilago kondilus dalam bagian
anterior mulai pada minggu ke 17 dan akhir minggu ke 20 pembentukan kartilaginous dari kondil terlihat
hanya di bagian permukaan.
Keberadaan tulang temporal dapat dilihat dari pada minggu ke 8-9. Seringkali ditandai pada bagian
distal kartilago Meckel dan basis tulang pendengaran yaitu malleus dan incus. Selama minggu,ke 8, prosesus
zigomatikus tulang temporal mengalami pengerasan. Pada minggu ke 10, terdapat penebalan bagian medial
diskus dengan sedikit kontur cekung. Pada periode minggu 11-12, fossa artikularis menjadi cekung, cembung
atau datar menyeluruh. Fossa artikularis melebar ke cranium dari kondilus ke anterior langsung dan dari
minggu ke 12 tersebut kondilus membentuk cekungan. Keberadaan eminensia artikularis dan prosesus post
glenoid terlihat setelah minggu ke 26.2
Setelah minggu ke 7, penebalan mesenkim dapat terlihat diposisi cranium dari depan kondilus, diluar
dari itu berkembanglah diskus artikularis. karena membentuk jarak artikular, diskus menebal ke bagian
tengah, yang selanjutnya membuat karakteristik bentuk bikonkaf. Dari minggu ke 12, diskus artikularis berada
pada posisi permanen antara tulang temporal dan kondilus. Struktur kartilagenousnya sangat jelas terlihat di
minggu ke 15-20.
Mesenkim yang berkembang pada kapsul artikular mulai pada minggu ke 8 dan membentang dari
bagian skuamosa tulang temporal menjauhi diskus artikularis dan kondilus. Pada minggu ke 11, kapsula
terletak di antara arkus zigomatik tulang temporal dan kondilus dan melekat pada bagian luar diskus
artikularis.
Jarak artikularis atas dan bawah bertambah akibat dari beberapa celah didalam penebalan mesenkim,
dari perkembangan kondilus, diskus artikularis dan kapsul. Jarak artikularis bawah mengalami perkembangan
lebih awal dibandingkan bagian atas saat minggu ke 9, dan diikuti dengan bentuk dasar kondilus.Pada minggu
ke-11 terbentu jarak artikularis antara proseus zygomatikus tulang temporal dan disks artikularis.
Pertumbuhan ke arah lateral dan anterior dimulai antara minggu ke 12-16. Jarak artikular tidak seimbang
sampai minggu ke 26.
Gambar 2. Diskus artikularis dan struktur yang berkaitan
Tahap kedua TMJ secara menyeluruh berkembang setelah minggu ke 14 pertumbuhan intrauterin, di
anterior dari otic kapsula dan setelah minggu ke 16 yang dianggap sebagai fungsional sendi utama. Bagian
yang mengeras pada sendi utama (malleus dan incus) menjadi bagian telinga tengah. Hanya dua ligamen oto-
mandibular yang belum sempurna tetap berkembang tanpa memiliki fungsi yang signifikan. Ligamen disco-
malleolar menghubungkan anterior ligament malleolar dan berakhir menyebar di posterior diskus artikularis.
Ligamen malleo-mandibular ialah sisa kartilago Meckel yang berjalan melalui fisur skuamosa timpani.2
Tabel Tumbuh Kembang TMJ
Minggu 7-8 10-11
12
13 14 15 19-20 26
fossa
artikularis
terbentuk dari
kumpulan sel
mesenkim di
permukaan
jaringan yang
akan
berdiferensiasi
menjadi diskus
dan kapsula
-fossa
berosifikasi
-perkembangan
tulang pada
fossa lebih besar
dari kondilus
eminensia
artikularis
terjadi perkembangan
Diskus peningkatan serat kolagen
tulang
temporal dan
tulang
timpani
bagian skuamosa dari terdapat fisura
timpani skuamosa yang dilalui oleh nervus
timpani
Sendi Tidak ada perubahan yang signifikn pada
permukaan
Pada
permuk
aannya
mulai
berbent
uk
konkaf
kartilago
meckel
volume mulai tereduksi
Kondrosit Berdeferansiasi
struktur
fibrokartilago
terbentuk dan sudah ada refleks menelan
sel-sel kapsula
dan jaringan
sinovial
Terjadi pembentukan
Tumbuh Kembang Lidah
Secara anatomi, lidah memiliki bagian badan (bagian anterior) dan bagian pangkal (bagian posterior).
Bagian anterior meluas dari ujung lidah ke sulkus
terminalisnmembentuk groove-V puncak permukaan, belakangnya membentuk panah-V pada papilla
sirkumvalata. Bagian posterior lidah berada dibelakang sulkus terminalis. Lidah memiliki gambaran kantong-
kantong membran mukosa yang diisisi dengan otot volunter.
Ketika embrio berusia 4 minggu, lidah mulai berkembang dari dinding anterior. Secara embriologi,
lidah berkembang dari branchial arches. Branchial arch pertama memiliki tiga bentuk tonjolan lidah melurus
dan bergabung dan menjadi struktur tunggal dari bagian anterior lidah. Tiga tonjolan anterior memiliki nama
spesifik yaitu tonjolan tengah disebut tuberculum impar dan tonjolan bagian samping disebut tonjolan lateral
lidah. Di samping 3 tonjolan lidah, pada garis pertengahan antara branchial arch kedua, ketiga, dan keempat
serta melibatkan inner ends pada arch tersebut, terdapat satu tonjolan yang akan berkembang menjadi dasar
atau bagian pangkal lidah. Nama tonjolan ini disebut copula Jadi jumlah tonjolan embrionik lidah ada 4, yaitu
1 tuberkulum impar, 2 tonjolan lateral dan 1 copula yang berasal dari empat branchial arch dan bergabung
menjadi lidah tunggal. Diakhir bulan kedua kandungan bentuknya telah dapat dikenali dan meluas ke atas dan
ke depan ke arah membukanya mulut.5
Ket.
1. Badan lidah2. Sulkus terminalis3. Foramen caecum4. Pangkal lidah5. Tonsil palatina6. Orifis laring7. Tonjolan aritenoid
Embrio minggu keempat:
Branchial Arch
1 2, 3, 4
2 tonjolan lateral lidah 1 tonjolan tengah copula
berfusi (tuberculum impar)
2/3 anterior lidah 1/3 posterior lidah
Tidak membentuk
bangunan yang khas
berfusi
lidah
Bagan Tumbuh kembang lidah
Pertumbuhan dan perkembangan papila dan taste buds:
penginduksi Tanpa induksi saraf Cabang terminal dari
N.IX
Chorda tympani
(N.VII)
papila Filiformis Sirkumvalata dan
foliata
fungiformis
Dalam bentuk sempurnanya lidah, disamping papila sirkumvalata pada ujung garis membentuk-V
terdapat foramen caecum, yaitu bagian rendah kecil yang menandai titik embrio berasal dari glandula tiroid.
Pada sekitar 17 hari kandungan, pada midline antara branchial arch pertama dan kedua, glandula originates
Ket.
1. Tonjolan lateral lidah2. Tuberkulum impar3. Foramen caecum4. Copula5. Tonjolan epiglotis6. Orifis laring7. Tonjolan aritenoid8. Lengkung faring
sebagai sebuah proliferasi kecil dari epithelium. Dalam perkembangannya, glandula menurun sampai ke posisi
akhir di leher, sisanya melekat di lidah selama terjadi migrasi oleh duktus thyroglossal yang sempit. Duktus
selanjutnya menghilang, tetapi tempat asal dari glandula thyroid ditandai pada lidah oleh hadirnya foramen
caecum. Sel sisa-sisa dari duktus dapat tinggal dan lama kelamaan meningkat menjadi kista ductus
thyroglossal. Khasnya, terdapat di stuktur midline yang berlokasi di region tulang hyoid.
Bifurkasi pada bagian anterior lidah jarang mengalami kelainan dan kemungkinan terjadinya karena
tonjolan lidah pada branchial arch pertama gagal bergabung. Kemungkinan anomaly lain adalah begitu
panjangnya lidah (makroglosia), begitu kecilnya lidah (mikroglosia) dan tidak adanya lidah (aglosia). Pada
periode tertentu, lidah yang bergerak sangat membatasi frenulum yang berhubungan dengan lidah dan dasar
mulut. Kondisi ini disebut sebagai ankiloglosia (togue tie).
Tabel kelainan lidah
Makroglosia Keadaan yang menunjukkan lidah membesar
secara abnormal. Makroglosia ini dapat
kongenital maupun dapatan. Makroglosia
kongenital dapat disebabkan oleh hipertrofi
otot idiopatik, tumor jinak, dan kista.
Makroglosia dapatan dapat merupakan akibat
dari pembesaran pasif lidah jika gigi-gigi
bawah hilang8
Mikroglosia Mikroglosia ialah lidah yang kecil. Keadaan ini
jarang ditemukan, dapat ditemukan pada
sindrom Pierre Robin yang merupakan
kelainan herediter.8
Sumber : Dentallecnotes.blogspot.com
Aglosia Aglosia ialah kondisi tidak adanya lidah sejak
lahir yang disebabkan karena gangguan proses
perkembangannya. Keadaan ini jarang
ditemukan.8
Ankiloglosia Merupakan perlekatan sebagian atau seluruh
lidah ke dasar mulut. Keadaan kongenital ini
ditandai dengan frenulum lingualis melekat
terlalu jauh ke depan dan terlihat pada posisi
bervariasi. Pergerakan lidah terhambat dan
penderita tidak dapat menyentuh palatum keras
saat posisi mulut terbuka, serta mengganggu
proses bicara9.
Sumber:http://www.waybuilder.net/sweetheaven/
MedTech/Dental/OMPath/fig0210.jpg
Tumbuh Kembang Kelenjar Saliva
Kelenjar saliva merupakan kelenjar eksokrin yang sekretnya tanpa warna, cairan lengket yang disebut
saliva. Saliva dalam rongga mulut melewati duktus yang membuka dalam permukaan mukosa oral. Gangguan
dalam aliran saliva dikarenakan penyakit, obat-obatan atau terapi radiasi tidak hanya dapat timbul efek pada
gigi dan mukosa oral, tetapi juga mengurangi kualitas hidup pasien melalui berkurangnya kemampuan dalam
memakan dan berbicara. Gangguan pada fungsi kelenjar saliva dapat merusak keseimbangan ekologi
mikroorganisme pada rongga mulut dan dengan mudah meningkatkan penyakit karies, penyakit periodontal,
dan infeksi oral yeast (candida albicans).
Perkembangan Kelenjar Saliva
Kelenjar saliva seperti halnya gigi, berasal dari interaksi antara oral ektodermal dan mesenkim
branchial arch. Sel ektodermal memberi peningkatan pada kelenjar parenkim yang akhirnya membentuk sel
sekret dan sel duktus. Sementara itu, mesenkim membentuk stroma jaringan ikat yang mendukung kelenjar
dan menyediakan akses untuk vaskularisasi dan persarafan yang menyuplainya.6
Perkembangan kelenjar saliva dimulai sejak minggu ke-6 hingga minggu ke-8 kehamilan, yaitu saat
oral ectoderm memanjang hingga mendekati mesoderm dan merupakan awal terbentuknya kelenjar saliva
mayor. Perkembangan kelenjar saliva mayor terdiri dari tiga tahap utama.
Tahap pertama ditandai dengan adanya tonjolan epitelial yang bercabang dan terus berkembang. Sel
epitel bersilia membentuk garis lumina, sementara permukaan luarnya dilapisi oleh sel mioepitel ektodermal.
Penampakan awal berupa lobus-lobus dan saluran duktus terjadi selama tahap kedua. Primitive acini dan
duktus bagian distal, keduanya mengandung sel mioepitel, proses pembentukannya berlangsung hingga bulan
ke-7 kehamilan. Tahap ketiga ditandai dengan pematangan acini dan terbentuknya duktus tambahan.7
Perkembangan kelenjar saliva
(: http://origin-ars.els-cdn.com/content/image/1-s2.0-S1566070206002700-gr33.jpg)
Kelenjar pertama yang akan muncul, pada minggu ke-6 kehamilan ialah kelenjar parotid primordial.
Kelenjar ini berkembang dari stomodeum posterior, yang memanjang secara lateral ke korda yang padat
melalui otot masseter. Korda tersebut akan membentuk duktus-duktus dan acini terbentuk di ujung distalnya.
Kapsul terbentuk dari sel mesenkim dan mengelilingi kelenjar serta menghubungkannya dengan limfonodus.
Tonjolan kecil muncul di dasar mulut bagian lateral lidah selama minggu ke-6 kehamilan dan memanjang ke
arah posterior di sekitar otot milihyoid hingga ke submandibular triangle. Tonjolan-tonjolan tersebut
berkembang menjadi kelenjar submandibular. Kapsul yang mengelilingi mesenkim akan berkembang secara
sempurna di sekitar kelenjar submandibular pada bulan ke-3 kehamilan. Aktivitas sekretorinya akan dimulai
di minggu ke-16 kehamilan. Pertumbuhan kelenjar saliva submandibula setelah lahir akan terus berlanjut
setelah terbentuknya mucus acini.
Selama minggu ke-9 kehamilan, kelenjar sublingual primordial terbentuk dari tonjolan-tonjolan epitel
endodermal yang terdapat pada sulkus paralingual di dasar mulut. Keberadaan kapsul berguna untuk infiltrasi
kelenjar oleh jaringan penghubung sublingual. Ektorderm pernafasan membantu pertumbuhan unit-unit
tubuloacini dan berkembang menjadi kelenjar saliva minor pada minggu ke-12 kehamilan.7
Enam tonjol dibentuk pada tempat spesifik dan akhirnya menandai titik keluarnya masing-masing
duktus ekskretori untuk sepasang kelenjar parotid, kelenjar submandibular dan kelenjar sublingualis (Gambar
6). Tambahan tonjol tersebar pada lidah, bibir, mukosa bukal, dan palatum yang meningkatkan kelenjar saliva
minor mendistribusikan dibawah membran mukosa. Sebagai sel epitel yang tumbuh dalam jaringan ikat dan
multipel, kelenjar saliva membentuk sel sekret yang memproduksi saliva dan sistem sel duktus yang
membawa dan mengubah saliva sebelum mencapai rongga mulut.6
Glandula Parotis Glandula submandibularis Glandula sublingualis
(minggu keenam dan ketujuh) (berkembang agak akhir)
Berasal berasal
Jaringan ektodermal Jaringan endodermal
berlokasi di tepi stomodeum berlokasi di dasar mulut di latero-caudal lidah
sel-sel berproliferasi
tali padat ujung bulat
lumen acini
(mengeluarkan sekret)
duktus
Distribusi Kelenjar Saliva
Kelenjar saliva mayor merupakan organ sepasang. Kelenjar terbesar adalah kelenjar parotis yang
berlokasi dibawah kulit wajah, didepan telinga dan diatas sudut mandibula. Kelenjar parotis memproduksi air
atau cairan serosa. Duktus utama pada masing-masing kelenjar parotis yaitu duktus Stensen, yang membuka
dalam rongga mulut diatas dinding salah satu pipi yang berhadapan dengan gigi M2 maksila. Jika lidah
melewati diatas area ini, tonjolan kecil dapat dirasakan saat duktus membuka dalam mulut. Kelenjar parotis
yang terlibat parotitis endemik, seringkali disebut mumps.
Kelenjar submandibula berlokasi dibawah dasar mulut pada dangkal permukaan lingual mandibula,
hanya pada anterior ke sudut mandibula. Kelenjar ini memproduksi campuran cairan serosa dan mukus yang
dapat masuk ke rongga mulut melalui duktus Wharton. Duktus ini membuka dalam dasar mulut dibawah
lidah, bersebelahan pada midline. Pembukaan duktus ini secara jelas terlihat sebagai dua tonjolan kecil area
ini.
Kelenjar sublingual merupakan kelenjar saliva mayor terkecil. Lokasinya berada diatas dasar mulut,
dibawah mukosa yang membentuk dasar mulut, tetapi di anterior pada kelenjar submandibula. Kelenjar ini
memproduksi campuran cairan mucous dan serous. Berlawanan dengan kelenjar lain, sekresi sublingual
dikirim kemulut melalui beberapa duktus utama. Beberapa duktus membuka sepanjang puncak papilla plica
sublingualis, dimana yang lainnya bergabung dengan duktus submandibula dan berbagi pada pembukaan yang
sama. Pemeriksaan secara hati-hatidilakukan pada area dibawah lidah dalam mulut.
Kelenjar saliva minor secara umum digambarkan menurut lokasi mereka dalam rongga mulut.
Dibawah membran mukosa pipi dan bibir banyak kelenjar kecil yang mengandung sel sekret mukus dan
serosa, sel mukus lebih banyak. Pada keadaan duktus membuka terdapat kelenjar kecil yang tersebar diatas
permukaan mukosa pipi dan bibir. Kelenjar saliva terbesar mengandung seluruh sel mucous yang berada
dibawah membrane mucous pada pangkal mulut dan saat duktus membuka, saliva didistribusikan keseluruh
permukaan pada palatum keras maupun lunak. Lidah mengandung kelenjar pada bagian anterior yang juga
mengandung sel serous dan sel mucous. Dibagian posterior lidah, kelenjar von Ebner mengandung seluruh sel
serous, duktus pada kelenjar ini kosong dalam parit papilla sirkumvalata. Kelenjar hanya terdiri atas sel
mucous juga ditemukan pada pangkal lidah dan pada permukaan mulut.3
Dalam pipi dan bibir, tebalnya submukosa berisi jaringan lemak dan kelenjar saliva dengan keadaan
duktus membuka yang tersebar diatas permukaan mukosa. Adakalanya, terlihat menjadi ukuran kacang
polong membulat yang hanya berada dibawah permukaan mukosa yang terlihat. Ketika salah satu duktus
kelenjar saliva kecil tersumbat, sekresi dari kelenjar saliva terakumulasi dekat permukaan. Gelembung ini
disebut mukokel.
Daftar Pustaka
1. Bumann, axel dan Lotzmann, Ulrich. 2002. TMJ Disorders and Orofacial Pain The Role of Dentistry
in a Multidisciplinary Diagnostic Approach. New York: Thieme Stuttgart.
2. Badel, tomislav dkk. Temporomandibularjoint development and disorders related to clinicalotologic
symptomology. Department of Histology and Embryology, School of Medicine, University of Zagreb,
Zagreb, Croatia
3. Gunawan, Harun A. 1999. Buku Ajar Biologi Oral 1. Jakarta: Bagian Biologi Oral Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Indonesia
4. Melfi, Rudy C dan Alley, Keith. 2000. Permar’s Oral Embryology and Microscopic Anatomy A
Textbook for Students in Dental Hygiene. Ed 10.Pennsylvania:Lipincott Williams & Wilkins
5. Nursalam. 2005. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak : Untuk Perawat dan Bidan. Jakarta
6. T, Atakamatsu et al. 2011. Salivary gland development mediated by PACE4.The journal of medical
investigation.vol 56 supplement.
7. A.S. Tucker, I. Miletich.2010. Salivary Glands Developments, Adaptations, and Disease. London:
Krager
8. Robert P. Langlais, Craig S. Miller. 2000. Atlas Berwarna: Kelainan Rongga Mulut yang Lazim. Jakarta:
Hipokrates
9. Drg. Janti Sudiono, MDSc. 2009. Gangguan Tumbuh Kembang Dentokraniofasial. Jakarta : EGC