NYANYIAN KEKASIHKU Perju...NYANYIAN KEKASIHKU Perjuangan Mama Yosefa dalam perspektif Kajian...
Transcript of NYANYIAN KEKASIHKU Perju...NYANYIAN KEKASIHKU Perjuangan Mama Yosefa dalam perspektif Kajian...
i
A
PROGRAM STUDI MAGISTER SOSIOLOGI AGAMA
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA
-------------------------------------------------
NYANYIAN KEKASIHKU
Perjuangan Mama Yosefa dalam perspektif Kajian Ekofeminis terhadap Yesaya 5:1-7:
Pergulatan Perempuan Papua Melawan Penindasan
THESIS
Diajukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains
Oleh:
Sellina A. Rahayaan
752012014
Salatiga, 2014
ii
iii
Motto:
Tersembunyi ujung jalan hampir atau masih jauh, ku dibimbing tangan Tuhan ke negri
yang tak ku tahu, Bapa ajar aku ikut, apa juga maksudMu, tak bersangsi atau takut,
beriman tetap teguh
Meski langkahMu semua tersembunyi bagiku, hatiku menurut jua dan memuji kasihMu,
meski kini tak ku tampak, nanti ku berbahagia. Apabila trangMu tampak dengan
kemuliaannya
Tuhan janganlah biarkan kutentukan nasibku. Brilah hanya kudengarkan keputusan
hikmatMu. Aku ini pun selaku kanak-kanak yang bebal. Bapa jua bimbing aku ke
kehidupan kekal
(Isaak Samuel Kijne, dalam Nyanyian Rohani No. 134)
iv
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1- 5
B. Perumusan Masalah .............................................................................................................6
C. Tujuan Penelitian ..................................................................................................................6
D. Hipotesa ...............................................................................................................................6
E. Metodologi Penelitian ...................................................................................................... 7-8
1. Metode Penelitian ........................................................................................................7
2. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................................... 8
3. Signifikansi Penulisan .................................................................................................8
F. Kerangka Penulisan ............................................................................................................. 9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Teori Ekofeminisme ......................................................................................................10-17
B. Konsep Kedudukan dan Peran Perempuan
dalam Masyarakat Patriakhal Yehuda.......................................................................... 18- 36
1. Beit’ ab dan Mišpāhâ...........................................................................................21-32
2. Naẖala..................................................................................................................32-36
BAB III
ANALISIS TEKS
A. Investigasi..................................................................................................................... 37-44
1. Dominasi Asyur.....................................................................................................37-41
v
2. Dominasi Kaum Elit..............................................................................................41-44
B. Identifikasi......................................................................................................................44-50
C. Membaca Kembali (Retrieval)...................................................................................... 51-55
D. Kesimpulan....................................................................................................................55
BAB IV
PARA PEREMPUAN SEPERTI MAMA YOSEFA DAN PEREMPUAN LAINNYA
MELAWAN PENINDASAN DI PAPUA
A. Wajah Kapitalisme Global di Papua..............................................................................57-66
1. Freeport McMoran Copper and Gold Inc.............................................................59-61
2. Birokrasi “Elit” Negara.........................................................................................62-65
3. Birokrasi “Elit” Papua...........................................................................................65-66
B. Para Perempuan Seperti Mama Yosefa dan Pergulatan
Melawan Penindasan......................................................................................................67-70
1. Nyanyian Kritik.....................................................................................................70-80
2. Nyanyian Kebun Anggur yang Baru untuk Papua................................................80-82
BAB V
A. Kesimpulan....................................................................................................................83-86
B. Saran..............................................................................................................................86-88
DAFTAR PUSTAKA.………………………………………………………….……......89-92
vi
Kata Pengantar
Penindasan adalah musuh bersama kehidupan, sebagaimana keadilan adalan cita-
cita bersamanya. Hidup beradil dalam keseimbangan dunia ini menuntut suatu keberanian
mendobrak tatanan-tatanan yang terlanjur mapan di dalam masyarakat. Kebanyakan orang
lebih menikmati hidup dalam zona aman yang acapkali memelihara penindasan, eksploitasi,
dan diskriminasi sebagai “tradisi”. Sebaliknya sedikit dari pada kita memiliki jiwa ksatria
untuk berjalan di luar mainstream, melawan raksasa-raksasa ketidakadilan.
Mereka yang demikian, adalah yang tak terduga dari golongan rakyat yang
muncul bersuara bagi ketertindasan yang dialaminya. Sekalipun harus bersuara di dalam
ruang-ruang keterbatasannya, namun sudut pandang kesederhanaan dan kepedulian telah
membawa para perempuan Yehuda abad kedelapan kritis menilai dan bertindak atas situasi
penindasan yang dialaminya, baik bermasyarakat maupun ber-alam sebagai suatu buah asam
dari kebusukan elit-elit Kapitalisme. Pengalaman penindasan sebagai suatu cerita lama di
dalam konteks hadirnya Yesaya 5:1-7 akhirnya menjadi selalu baru dalam pengalaman
penindasan-penindasan lainnya.
Sebagaimana kali ini di dalam pengalaman perjuangan melawan Freeport dan
jajaran elit kaki-tangannya, seorang mama Yosefa dan kelompok perempuan saudari-
saudarinya gigih berjuang melawan eksploitasi yang telah merenggut tanah, hutan, gunung,
lembah, dan sungai yang adalah hajat kehidupannya sebagai manusia Amungme. Sebagai
perempuan yang hidup dalam komunitas adat yang sangat patriakhal mereka gigih berjuang,
meskipun sering dikecam telah berjalan melampaui batas-batas adat namun, bagi para
perempuan ini cita-cita Keadilan merupakan semangat untuk tidak gentar berjuang atau
bahkan menyerah kepada ancaman. Adil terhadap sesama melampaui ras, warna kulit, status
sosial, agama, gender dan lain sebagainya, dan juga adil terhadap alam yang memberi dan
memelihara kehidupan ini (ecojustice). Demikianlah suatu prinsip ekofeminisme terbangun
oleh pengalaman-pengalaman kepedulian para perempuan seperti mama Yosefa dan
kelompoknya atau bahkan para perempuan Yehuda abad kedelapan dalam konteks Yesaya
5:1-7. Pengalaman riil berempatik terhadap alam yang lahir dari kesadaran tentang situsi
penindasan yang juga dialami oleh kebanyakan perempuan. Suatu pengalaman penindasan
yang seirama, ketika alam tertidas perempuan pun ditindas di dalamnya.
Maka, tulisan ini hadir sebagai bentuk apreseasi dan rasa hormat yang tinggi
terhadap perjuangan-perjuangan para perempuan yang demikian. Sehingga semangat
vii
berjuang yang telah dikerjakan baik oleh para perempuan Yehuda abad kedelapan atau
bahkan mama Yosefa dan saudari-saudarinya menjadi suatu usaha juang yang selalu
menginspirasi perjuangan-perjuangan lain mencapai keadilan.
Adapun perjuangan yang demikian juga menjadi bagian dari perjalanan penulisan
thesis ini, yang tentu dalam eksistensinya sebagai suatu langkah awal, jauh dari sempurna.
Meski begitu, untuk sampai kepada titik ini, suatu perjuangan tidak mudah telah penulis
hadapi, perjuangan penuh lelah yang menggiring penulis untuk melangkah dan konsisten
terhadap langkah juang ini. Demikianlah Allah sumber kehidupan hadir pada orang-orang
yang membantu penulis di dalam penyelesaian thesis ini. Maka penghargaan dan rasa terima
kasih yang dalam penulis sampaikan kepada:
1. Kaka Ira Mangalilo., Ph. D “guru” yang berendah hati dan selalu menginpirasi.
Yang saya idolakan sejak kelas pertama “Dunia Israel kuno”, dan membawa
kembali minat Perjanjian Lama saya yang sempat luntur. Yang telah bersedia
dengan penuh kesabaran dan setia membimbing penulis dalam jatuh bangun
mengerjakan thesis ini. Memberikan lebih dari sekedar bimbingan thesis, suatu
bekal menjadi seorang teolog perempuan yang bergumul di dalam realitas
pergumulan umat.
2. Pdt. Dr. Ebenhaezer Nuban Timo, yang dalam kesibukan telah bersedia menjadi
pembimbing 2 dalam penulisan ini. Yang dengan penuh kesabaran dan
kerendahan hati telah memberi banyak waktu dan kesempatan tak terduga bagi
pembimbingan saya. Terimakasih juga bapa untuk ilmu-ilmu berteologi yang
mem-bumi, me-rakyat, praktis dan merayap sebagaimana umat merayap, yang
saya terima sebagai pesan-pesan perkuliahan bapa.
3. Pdt. Dr. Thobias Mesakh, yang telah bersedia menjadi penguji bagi penulis dalam
ujian thesis ini. Terimakasi bapa untuk suatu pembacaan kritis yang memacu
penulis untuk mengerjakan thesis ini lebih baik lagi.
4. Civitas Akademika Universitas Kristen Satya Wacana, secara khusus Program
Studi Magister Sosiologi Agama, atas setiap ilmu, bimbingan, dan persekutuan
selama berstudi.
5. Orang-orang terkasih yang selalu berdoa dan mendukung penulis, Mama Mien
Lewier (my role fighter, terimakasih Mama untuk menjadi yang paling tangguh
viii
dalam perlintasan hidup ini), Bapa Ephoes, Yeri, Putri, dan segenap keluarga
besar Rahayaan-Lewier. Biarlah perjuangan ini menjadi suatu langkah tegap bagi
sekalian adik-adik dan saudara. Dan menjadi persembahan hidup bagi mereka
yang telah melahirkan dan bergumul dengan kehidupanku selama 25 tahun ini.
6. Teman-teman MSA angkatan 2012, yang kebanyakan di antara mereka kini sudah
ada di kota-kota pelayanannya masing-masing. Juga beberapa dari antara kami
yang sebagai yang “tersisa” yang masih bergumul di kota sejuk ini.
7. Para sahabat yang selalu mendorong dan mendoakan, Kaka Ice Dimara sekeluarga
(yang dermawati dan setiawati, memberi waktu, tenaga, hati dan tumpangan2 luar
biasa selama dua tahun bergumul bersama di Kota Ini), Pak Made (“guru” dan
rekan berdiskusi yang luar biasa rendah hati, terimakasih bapak untuk kesejukan
berdiskusi..), Ona, Oya, K’Elin, Sari, Ensi, Deli, Edy, Chikan dan semua saudara
Cantate Domino yang selalu menjadi semangat bagi langkah ini. Juga adik-adik
terkasih Nina, Ike, dan Ge, yang senantiasa menjadi sandaran kala letih dan getar.
8. Saudara David Heipon. SH, patner separuh perjalanan ini, terimakasi untuk setiap
pengalaman bertumbuh dan belajar bersama, gairah membaca, dan mimpi-mimpi
tentang Papua Kita (selamat mengejar...)
9. Saudari-saudariku, para perempuan luar biasa yang bertumbuh di Asrama Putri
Mansinam Salatiga. Terimakasi untuk setiap kesempatan belajar menjadi seorang
perempuan papua meloncati tembok-tembok stigma. Persekutuan HIMPPAR,
selaku rumah ber-Papua kami di kota ini (terimakasi untuk berbagai kesempatan
bertumbuh dalam organisasi, dan pelayanan), Mas Totok (ojek yang setiawan
menolong).
10. Dan sekalian saudara yang mengiringi langkah sukses ini.
Kiranya Kristus sang penolong sejati, membalas segala kebaikan dan pertolongan
saudara-saudari sekalian.
Damar Jati yang teduh, 15 September 2014