nutrisi pada pasien diabetes mellitus
-
Upload
depy-irmayanti -
Category
Documents
-
view
67 -
download
12
description
Transcript of nutrisi pada pasien diabetes mellitus
9/9/2014
1
Nutrisi Pada Diabetes
Ns. Heri Kristianto, SKep.,MKep.,Sp.Kep.MB
Kunci keberhasilan terapi gizi pada diabetes
1. Pengkajian parameter metabolik
individu dan gaya hidup
2. Mendorong pasien berpartisipasi
pada penentuan tujuan yang akan
dicapai
3. Memilih intervensi gizi yang memadai
4. Mengevaluasi efektivitas perencanaan
pelayanan gizi
Tujuan terapi gizi diabetes
Umum: membantu orang dengan diabetes memperbaikikebiasaan gizi dan olahraga untuk mendapatkan kontrolmetabolik yang lebih baik
Khusus:
1. Mempertahankan kadar glukosa darah ( keseimbanganasupan makanan dengan insulin, baik eksogen maupunendogen…atau OHO dengan tingkat aktivitas)
2. Kadar serum lipid normal
3. Memberikan kecukupan energi BB normal (dewasa)
Pertumbuhan & perkembangan normal (anak & remaja)
Peningkatan kebutuhan metabolik selama kehamilan danlaktasi
4. Berat badan memadai ≠ Berat
badan idaman
Dapat dicapai oleh pasien dan
atau petugas kesehatan untuk
dipertahankan baik jangka
pendek maupun panjang
5. Menghindari & menangani
komplikasi akut & kronik
6. Meningkatkan kesehatan secara
keseluruhan melalui gizi yang
optimal
Langkah-langkah terapi gizi diabetes
1. Pengkajian
Data klinis: GD, kadar
lemak, HbA1c
Kemampuan pasien
dalam memenuhi
kecukupan gizi
Aspek budaya, etnik
Keuangan
Metode: wawancara &
lembar pengkajian
2. Menentukan tujuan yang akan dicapai
Pasien diminta untuk identifikasi apa yang perlu dalam
penatalaksanaan diabetes secara keseluruhan
Tujuan: perubahan (+) kebiasaan makan dan latihan
jasmani
Perbaikan kadar glukosa darah dan kadar lemak
Perbaikan asupan gizi
9/9/2014
2
3. Intervensi Gizi
Pertimbangan: kemampuan individu akan kebutuhan
informasi
Memberikan informasi praktis pada pasien yang dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
Dua tahap pemberian informasi:
A. Intervensi gizi dasar
B. Intervensi gizi lanjutan
Intervensi Gizi Dasar
Penjelasan gambaran tentang gizi
Kebutuhan zat gizi
Petunjuk penatalaksanaan gizi pada diabetes
Informasi survival skill yang dianggap perlu untuk pasien
-- membaca label
-- penatalaksanaan pada saat sakit
Intervensi Gizi Lanjutan
Penggunaan pendekatan perencanaan makan lebih
mendalam
Pengaturan menu
Penghitungan kalori
Penghitungan lemak
Daftar bahan penukar
Evaluasi
Fokus: pemecahan masalah untuk membantu danmenetapkan tujuan baru untuk intervensi gizi lebih lanjut
Pemantauan kadar glukosa darah dan HbA1C
Pemantauan lipid
Pemantauan tekanan darah
Pemantauan fungsi ginjal
Pola makan yang konsistenA1C yg rendah kontrolmakan DM
Rencana tindak lanjut dilakukan:
3-6 bulan untuk anak-anak
6-12 bulan untuk dewasa
Terapi Gizi pada DM tipe 1
Perencanaan makan ditetapkan berdasarkan asupan makan
sehari-hari individu
Digunakan sebagai dasar untuk mengintegrasikan terapi
insulin dengan pola makan dan latihan jasmani
Jika menggunakan terapi insulin makan pada waktu yang
konsisten dan sinkron dengan waktu kerja insulin
Individu perlu memantau kadar glukosa darah sesuai dosis
insulin dan jumlah makanan yang biasa digunakan
9/9/2014
3
Terapi Gizi pada DM tipe 2
Penekanan: pengendalian glukosa, lipid dan hipertensi
Gemuk penurunan BB & hipokalori
Perencanaan makan: kandungan gizi yang cukup & pengurangan total lemak (terutama lemak jenuh)
Pengaturan porsi tersebar sepanjang hari asupan gizitercukupi
Target penurunan BB 5-10 kg dikatakan efektif untukkontrol diabetik meskipun BBI tdk tercapai
Cara menurunkan BB: penurupan asupan energi moderat& peningkatan pengeluaran energi
Dianjurkan pembatasan kalori sedang 250-500 kkallebih rendah dari kebutuhan sehari
Kebutuhan Zat Gizi
Protein
rekomendasi ADA & Perkeni (2006) : 10%-20% energi dari
protein total
jika terjadi nefropati pada dewasa: diturunkan menjadi 0.8
g/kgBB perhari atau 10% dari kebutuhan energi
65% hendaknya bernilai biologik tinggi
High biological value proteins are provided by animal sources
of protein, such as meat, poultry, fish, eggs, milk, cheese and
yogurt
Lemak
Asupan lemak < 7% energi dari lemak jenuh dan tidak
lebih 10% energi dari lemak tidak jenuh ganda, selebihnya
dari lemak tidak jenuh tunggal
Indonesia asupan lemak 20-25% Energi
Jika terjadi peningkatan LDL
Diet dislipidemia tahap II yaitu < 7% energi total dari
lemak jenuh dan kandungan kolesterol 200 mg/ hari
Jika terjadi peningkatanTg danVLDL
Penurunan BB, peningkatan aktivitas, peningkatan sedang
asupan lemak tidak jenuh tunggal sampai 20% energi,
asupan karbohidrat lebih rendah
Lemak Jenuh & Kolesterol
Tujuan: mencegah dan
menurunkan resiko
komplikasi penyakit
kardiovaskuler
< 7% asupan energi sehari
dari lemak jenuh dan
asupan kolesterol
makanan hendaknya
dibatasi tidak lebih dari
300 mg/ hari
Karbohidrat dan pemanis
ADA fokus pada jumlah total karbohidrat daripada jenis
Buah dan susu memiliki indek glikemik yang lebih rendah
dibandingkan tepung-tepungan
Prioritas hendaknya lebih pada jumlah total karbohidrat
yang dikonsumsi daripada sumber karbohidrat
Indonesia 45-65% energi
9/9/2014
4
@ Sukrosa
Penggunaan sukrosa tidak memperburuk kontrol glukosa darah
pada DM tipe 1 & 2
Dapat diperhitungkan sebagai pengganti karbohidrat
@ Pemanis
Fruktosa menaikkan glukosa plasma lebih kecil dari pada
sukrosa dan tepung-tepungan bahan pemanis
Pemakaian > 20% merugikan (LDL & Kolesterol)
STOP bagi penderita DISLIPIDEMIA
Sorbitol, manitol dan xylitol respon glikemik lebih rendah
dibandingkan sukrosa dan karbohidrat. Jika berlebihan
laksatif
Sakarin, aspartam, acesulfame K pemanis tak bergizi
Serat
Asupan = non DM
Asupan: 20-35 gr serat makanan dari berbagai sumber
bahan makanan
Indonesia 25 gr/ 1000 kalori/ hari dengan
mengutamakan serat larut
Natrium
Tidak lebih dari 3000 mg
Hipertensi ringan s.d sedang : 2400 mg natrium / hari
Alkohol
= orang normal
Kadar glukosa tidak terpengaruh oleh penggunaan alkohol
dalam jumlah sedang apabila DM terkendali dgn baik
Resiko Hipoglikemia insulin atau sulfonilurea hanya
diminum saat makan
Hindari alkohol pada penderita pankreatitis, dislipidemia,
neuropati
Asupan kalori dari alkohol dihitung sebagai bagian dari
asupan kalori total dan sebagai penukar lemak (1
minuman alkohol= 2 penukar lemak)
Anjuran konsumsi alkohol (edukasi)
Alkohol tidak boleh dikonsumsi bila: GD tdk stabil, TG
meningkat, sulfoniluria, gastritis, pankreatitis, ginjal dan
jantung
Tidak diminum dalam kondisi perut kosong
Alkohol mengganggu kesadaran perencanaan makan
tidak dipatuhi
Batasi tidak lebih dari 1-2 minuman saja, tdk lebih 2x
seminggu
1minuman= 340g bir, 140 g anggur, 42 g
Mikronutrien: vitamin dan mineral
Jika asupan gizi cukup tidak perlu tambah suplemen
Suplemen antioksidan (manfaat ??)
Kromium diberikan dalam pengendalian glikemik akibat
nutrisi parenteral pada DM
Kekurangan magnesium berperan pada resistensi insulin,
intoleransi karbohidrat dan hipertensi
Suplemen kalium diuretik
pembatasan kalium pada kondisi insufisiensi ginjal atau
hipoaldosteronisme hiporeninemik
9/9/2014
5
Penghitungan Kebutuhan Kalori
Perhitungan berat badan Ideal (BBI) dengan rumus Brocca yang dimodifikasi sebagai berikut
Berat badan Ideal (BBI)= 90% x (TB dalam cm - 100) x 1 kg
Bagi pria dengan tinggi badan < 160 cm dan wanita < 150 cm, rumus dimodifikasi menjadi:
Berat badan ideal (BBI) = (TB dalam cm - 100) x 1 kg
Hasil:
BB Normal : BB ideal ± 10 %
Kurus : < BBI - 10 %
Gemuk : > BBI + 10 %
Perhitungan berat badan ideal menurut Indeks Massa Tubuh.
Indeks massa tubuh dapat dihitung dengan rumus:
IMT = BB(kg)/TB(m2)
Klasifikasi IMT:
BB Kurang <18,5
BB Normal 18,5-22,9
BB Lebih >23,0
Dengan risiko 23,0-24,9
Obes I 25,0-29,9
Obes II >30
Faktor-faktor yang menentukan
kebutuhan kalori antara lain:
Jenis Kelamin
Kebutuhan kalori wanita sebesar 25 kal/kg BB dan untuk pria sebesar 30 kal/kg BB.
Umur
1. Bayi & anak: kebutuhan kalori lebih tinggi drpd dewasa, dalam tahun pertama bisa mencapai 112kal/ kg BB
2. Umur 1 tahun ± 1000 kal, umur > 1 tahun mendapatkan100 kal untuk tiap tahun
3. Kebutuhan kalori untuk pasien usia di atas 40 tahun:
Dikurangi 5% untuk dekade antara 40 dan 59 tahun
Dikurangi 10% untuk usia 60 s/d 69 tahun
Dikurangi 20%, usia di atas 70 tahun.
Aktivitas Fisik atau Pekerjaan
Penambahan kebutuhan kalori dapat ditambah sesuai dengan intensitas aktivitas fisik:
10% dari kebutuhan basal diberikan pada keadaan istirahat
20% pada pasien dengan aktivitas ringan
30% dengan aktivitas sedang
50% dengan aktivitas sangat berat.
Berat Badan
Bila kegemukan dikurangi sekitar 20-30% bergantung kepada tingkat kegemukan.
Bila kurus ditambah sekitar 20-30% sesuai dengan kebutuhan untuk meningkatkan BB.
Untuk tujuan penurunan berat badan jumlah kalori yang diberikan paling sedikit 1000 - 1200 kkal perhari untuk wanita dan 1200 - 1600 kkal perhari untuk pria.
Kehamilan/ Laktasi
1. Awal kehamilan dibutuhkan tambahan 150 kal/ hari
2. Trimester II dan III 350 kal/ hari
3. Laktasi tambahan sebanyak 550 kal/ hari
Adanya komplikasi
Infeksi, trauma, atau operasi suhu meningkat
tambahan kalori 13 % untuk 1 derajat celcius
Contoh KasusBerdasarkan kasus, kebutuhan kalori menurut rumus Brocca adalah
Indeks Massa Tubuh (IMT).:
Rumus BMI = BB (kg) : (TB (m))2
= 45: (1,55)2
= 18,73
Klasifikasi BMI :
Berat badan kurang : < 18,5
Berat badan normal : 18,5 – 22,9
Berat badan lebih : ≥ 23,0
Jadi Ny. SA mempunyai berat badan normal
Penghitungan kebutuhan kalori Ny. SA menurut Brocca sebagai berikut :
Tinggi badan 155 Cm
Berat badan ideal (TB – 100) kg = 90% (155 – 100) kg = 49.5 kg
Kalori basal wanita 25 kal/kg = 49.5 kg x 25 kal/kg = 1237.5 kal
Koreksi :
Aktifitas ringan + 10 % = 10 % x 1237.5 kal = +123.75 kal
Usia (45 thn) = 5% x 1237.5 kal = - 61.87 kal
Jadi total kebutuhan kalori Ny. SA adalah 1299.38 kal atau 1300 kal