Nutri Siku
-
Upload
david-sugiarto -
Category
Documents
-
view
212 -
download
0
description
Transcript of Nutri Siku
PERAN NUTRISI PADA TUMBUH KEMBANG ANAK
1. Pendahuluan
Pertumbuhan dan perkembangan anak sangat dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu faktor internal maupun faktor eksternal. Salah satu faktor eksternal yang
telah dikemukakan adalah nutrisi.
Pemenuhan kebutuhan akan nutrisi sangat penting dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan anak karena nutrisi dalam tubuh dapat
membantu proses pertumbuhan dan perkembangan anak serta mencegah terjadinya
berbagai penyakit akibat kurang nutrisi seperti kekurangan energi dan protein
( KEP ). Terpenuhinya kebutuhan nutrisi dapat membantu pertumbuhan dan
perkembangan anak sesuai dengan usia tumbuh kembang dan dapat meningkatkan
kualitas hidup serta mencegah terjadinya morbiditas dan mortalitas. Selain itu, nutrisi
juga berperan dalam pelaksanaan aktivitas sehari-hari karena merupakan sumber
tenaga yang dibutuhkan oleh berbagai organ untuk tubuh, dan juga sebagai sumber
zat pembangun dan pengatur dalam tubuh.
2. Tumbuh Kembang Anak
Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup dua peristiwa yang sifatnya
berbeda tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan. Pertumbuhan adalah
bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh karena adanya multiplikasi ( bertambah
banyak ) sel-sel tubuh dan juga karena bertambah besarnya sel. Perkembangan adalah
1
bertambahnya kemampuan atau fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang
teratur, dapat diperkirakan dan diramalkan sebagai hasil dari proses diferensiasi sel,
jaringan tubuh, organ-organ dan sistemnya yang terorganisasi ( Wong et al., 2008 ).
Dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan mempunyai dampak terhadap
aspek fisik, sedangkan perkembangan berkaitan dengan pematangan fungsi organ
atau individu. Meskipun pertumbuhan dan perkembangan mempunyai arti yang
berbeda, namun keduanya saling mempengaruhi dan berjalan secara bersamaan
( Wong et al., 2008 ).
Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita karena
masa ini merupakan masa pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan
menentukan perkembangan anak selanjutnya. Pada masa balita ini perkembangan
kemampuan berbahasa, kreativitas, kesadaran sosial, emosional dan intelegensi
berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya
( Soetjiningsih, 1995 ).
Untuk menilai pertumbuhan anak dilakukan pengukuran antropometri.
Pengukuran antropometri meliputi pengukuran berat badan, tinggi badan ( panjang
badan ) dan lingkar kepala. Pengukuran berat badan digunakan untuk menilai hasil
peningkatan atau penurunan berat semua jaringan yang ada pada tubuh. Pengukuran
tinggi badan digunakan sebagai salah satu parameter untuk menilai status gizi.
Pengukuran lingkar kepala dimaksudkan untuk menilai pertumbuhan otak.
Pertumbuhan otak kecil ( mikrosefali ) menunjukkan adanya reterdasi mental,
sedangkan apabila otaknya besar ( volume kepala meningkat ) dapat terjadi akibat
penyumbatan cairan serebrospinal ( Hidayat dan Aziz, 2005 ).
2
Frankenburg dan kawan – kawan (1981), melalui DDST ( Denver
Development Screening Test ), mengemukakan 4 parameter perkembangan yang
dipakai dalam menilai perkembangan anak, yaitu ( Soetjiningsih, 1995 ):
a. Personal social ( tingkah laku sosial ).
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan
berinteraksi dengan lingkungannya.
b. Fine motor adaptive ( gerakan motorik halus ).
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk melakukan gerakan
yang melibatkan bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi
memerlukan kondisi yang cermat. Misalnya kemampuan untuk menggambar,
memegang sesuatu benda, dan lain - lain.
c. Language ( bahasa ).
Kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, mengikuti perintah
dan berbicara spontan.
d. Gross motor ( perkembangan motorik kasar ).
Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.
3. Nutrisi
Nutrisi adalah zat penyusun bahan makanan yang banyak diperlukan oleh
tubuh untuk metabolisme, yaitu: air, protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral
( Dorland, 2002 ).
3
3.1. Air
Air berfungsi menjadi medium untuk nutrisi lainnya. Air merupakan unsur
paling penting diantara semua nutrisi dan terdapat baik dalam makanan padat maupun
dalam minuman. Sejumlah kecil air dihasilkan oleh metabolisme. Air merupakan
media tempat semua proses metabolisme berlangsung. Kehilangan air terjadi melalui
udara pernapasan disamping itu lewat keringat, urin dan feses. Manusia dapat hidup
berminggu-minggu tanpa makanan, namun tanpa air hanya dapat bertahan hidup
beberapa hari saja ( Solihin dan Pudjiadi, 2001 ).
3.2. Protein
Nilai gizi protein ditentukan oleh kadar asam amino esensial. Terdapat dua
jenis protein, yaitu: protein hewani yang didapat dari daging hewan dan protein nabati
yang didapat dari tumbuh-tumbuhan ( Solihin dan Pudjiadi, 2001 ).
Nilai gizi protein hewani lebih besar dari pada protein nabati dan lebih
mudah diserap oleh tubuh. Walaupun demikian, kombinasi penggunaan protein
hewani dan protein nabati sangat dianjurkan dalam pemenuhan protein yang
seimbang.
Fungsi protein berperan penting bagi semua jaringan tubuh, yaitu ( Solihin
dan Pudjiadi, 2001 ):
1. Protein menggantikan protein yang hilang selama proses metabolisme yang
normal.
2. Protein menghasilkan jaringan yang baru. Jaringan baru terbentuk selama masa
pertumbuhan, kesembuhan dari cidera, kehamilan dan laktasi.
4
3. Protein diperlukan dalam pembuatan protein yang baru dengan fungsi khusus
didalam tubuh, yaitu sebagai enzim dan hormon.
4. Protein dapat dipakai sebagai sumber energi. (Mary E. Beck, 2000)
3.3. Lemak
Pada dasarnya, lemak tidak banyak dibutuhkan dalam jumlah besar kecuali
lemak esensial, yaitu asam linoleat dan asam arakidonat. Pada anak usia bayi sampai
kurang lebih 3 bulan, lemak merupakan sumber gliserida dan kolesterol yang tidak
dapat dibuat dari karbohidrat. Lemak juga berfungsi untuk mempermudah absorbsi
vitamin yang larut dalam lemak, yaitu vitamin A, D, E, dan K.
Fungsi lemak dalam tubuh adalah sebagai berikut ( Solihin dan Pudjiadi, 2001 ):
1. Sumber energi. Lemak dioksidasi di dalam tubuh untuk memberikan energi bagi
aktivitas jaringan dan guna mempertahankan suhu tubuh.
2. Ikut serta membangun jaringan tubuh. Sebagian lemak masuk ke dalam sel tubuh
dan merupakan bagian esensial dari struktur sel tersebut.
3. Perlindungan. Endapan jaringan lemak di sekitar organ tubuh yang penting akan
mempertahankan organ tubuh dalam posisinya dan melindunginya terhadap
cedera.
4. Penyekat ( isolasi ). Jaringan lemak subkutan akan mencegah kehilangan panas
dari tubuh.
5. Perasaan kenyang. Adanya lemak di dalam bolus makanan ketika lewat dalam
duodenum mengakibatkan penghambatan peristaltik lambung dan sekresi asam,
5
sehingga menunda waktu pengosongan lambung dan mencegah timbulnya rasa
lapar.
6. Vitamin larut dalam lemak. Membantu proses penyerapan dari dalam usus dan
melarutkan vitamin yang larut dalam lemak.
3.4. Karbohidrat
Karbohidrat adalah sumber tenaga. Bayi yang baru mendapat asupan
makanan dari ASI akan mendapatkan 40% kalori dari laktosa yang dikandung dalam
ASI. Pada anak yang lebih besar, karbohidrat didapatkan dari makanan yang banyak
mengandung tepung, seperti bubur susu, sereal, nasi tim, atau nasi. Apabila tidak
mendapatkan asupan karbohidrat yang memadai untuk menghasilkan energi, tubuh
akan memecah protein dan lemak cadangan dalam tubuh. Fungsi karbohidrat di
dalam tubuh yaitu untuk menghasilkan panas dan energi bagi segala bentuk aktivitas
tubuh ( Solihin dan Pudjiadi, 2001 ).
3.5. Vitamin
Vitamin adalah sejumlah zat yang terdapat dalam makanan yang berfungsi
untuk mempertahankan fungsi tubuh (Marlow, D.R dan Reeding, B.A, 1988).
Vitamin terbagi dalam dua bagian besar, yaitu vitamin yang larut dalam air dan
vitamin yang larut dalam lemak ( Solihin dan Pudjiadi, 2001 ):
1) Vitamin yang larut dalam air
Vitamin yang larut dalam air adalah vitamin B dan C yang tidak disimpan dalam
tubuh, melainkan harus dikonsumsi melalui makanan tertentu. Vitamin B
6
mencakup vitamin B1, B2 dan B12. Berikut ini adalah fungsi-fungsi dari vitamin
tersebut:
B1 atau tiamin diperlukan tubuh untuk metabolisme karbohidrat dalam
pembentukan energi ( sebagai koenzim ). Kekurangan vitamin ini akan
menyebabkan tubuh cepat merasa lelah, kurang nafsu makan, kerusakan
pembuluh darah dan sel saraf.
B2 atau riboflavin penting dalam metabolisme karbohidrat, asam amino,
dan asam lemak yaitu sebagai koenzim dari flavin enzim. Kekurangan
vitamin ini akan menyebabkan tubuh merasa lelah sehingga kurang aktif
dalam bekerjaserta dapat mengurangi ketajaman penglihatan.
Kekurangan vitamin B12 dapat menyebabkan anemia
2) Vitamin yang larut dalam lemak
Vitamin yang larut dalam lemak adalah vitamin A, D, E, dan K. Berikut ini
peranan penting vitamin A,D, E, dan K dalam tubuh:
A: untuk pertumbuhan, penglihatan, dan reproduksi sel epitel
D: untuk penyerapan dan metabolisme kalsium dan fosfor, pembentukan
tulang dan gigi.
E: sebagai antioksidan alami yang membantu melindungi struktur sel yang
penting terutama membran sel dari kerusakan akibat adanya radikal bebas.
K: untuk proses pembentukan darah dan mineral yang dibutuhkan tubuh
adalah mineral makro, yaitu Ca, P, Mg, Na, dam K serta mineral mikro yaitu
Fe dan Zn.
3.6. Mineral
7
Unsur mineral terdapat di dalam jaringan tulang, gigi dan protein. Mineral
merupakan unsur esensial bagi fungsi normal sebagian enzim dan sangat penting
dalam pengendalian komposisi cairan tubuh. Unsur-unsur mineral di dalam tubuh
kurang lebih 3% dari keseluruhan berat tubuh. Sejumlah mineral terlibat dalam
berbagi proses tubuh, seperti : kalsium, fosfor, kalium, sulfur, natrium, klor, besi
fluor, tembaga, seng, yodium, kobalt, mangan, magnesium, kromium dan selenium.
Fungsi mineral dalam tubuh ada 3, yaitu ( Solihin dan Pudjiadi, 2001 ):
1. Mineral merupakan konstituen tulang dan gigi yang memberikan kekuatan serta
rigiditas kepada jaringan tersebut, misalnya: kalsium, fosfor dan magnesium.
2. Mineral membentuk garam-garam yang dapat larut dan dengan demikian
mengendalikan komposisi cairan tubuh.
3. Mineral turut membangun enzim dan protein.
4. Kebutuhan Nutrisi Berdasarkan Usia Tumbuh Kembang
Secara umum kebutuhan nutrisi pada anak dapat dikelompokkan berdasarkan
usia anak, yaitu mulai umur 0-4 bulan, 4-6 bulan, 6-9 bulan, 9-12 bulan, usia todlerr
dan prasekolah, usia sekolah dan usia remaja ( Rudolph, 2007 ).
4.1. Umur 0-4 Bulan
Pada umur ini kebutuhan nutrisi bayi semuanya melalui air susu ibu yang
mempunyai komponen yang paling seimbang, akan tetapi apabila terjadi gangguan
dalam air susu ibu maka dapat menggunakan susu formula. Pemberian ASI eksklusif
adalah sampai 4 bulan tanpa makanan yang lain, sebab kebutuhannya sesuai dengan
8
jumlah yang dubutuhkan pada bayi. Proses pemberian ASI ini dapat dilakukan
melalui proses menyusui ( Rudolph, 2007 ).
Proses menyusui akan memberikan dampak yang baik seperti pada proses
awal menyusui setelah bayi lahir terdapat zat kekebalan tubuh yang terdapat pada
kolostrom yang kaya akan protein dan mengandung imunoglobulin A yang tinggi
melalui keluarnya ASI pertama, disamping itu proses menyusui akan membantu
reflek bayi untuk mengisap yang menyebabkan kebutuhan kasih sayang pada bayi
terpenuhi dan membantu proses bonding. Proses pengeluaran ASI dapat terjadi
karena adanya reflek menghisap juga dapat dipengaruhi proses hormonal terutama
oksitosin dan prolactin ( Rudolph, 2007 ).
ASI merupakan makanan yang ideal pada bayi, disamping mempunyai zat gizi
yang ideal juga mempunyai beberapa manfaat seperti harganya murah dan sederhana,
tersedia pada suhu yang ideal dan tidak perlu dipanaskan atau disterilkan dahulu,
bebas dalam pencemaran kuman yang dapat mengurangi kemungkinan timbulnya
gangguan saluran pencernaan, serta akan mempercepat pengembalian besarnya rahim
pada bentuk dan ukuran sebelum mengandung ( Rudolph, 2007 ).
ASI mempunyai peran yang penting dalam pertumbuhan dan perkembangan
bagi anak mengingat zat gizi yang ideal terdapat didalamnya, diantaranya
imunoglobulin ( IgA, Ig G, Ig M, IgD, Ig E ), lisozim yang merupakan satu enzim
yang tinggi jumlahnya yang berfungsi bakteriostatik terhadap enterobakteria dan
kuman gram negatif dan sebagai pelindung terhadap berbagai macam virus,
laktoperoksidase enzim yang berfungsi membunuh streptokokus, laktoferin dan
transferin yang merupakan komponen protein yang dapat mengurangi tersedianya zat
9
besi pada pertumbuhan kuman, serta komponen komplemen yaitu C3 dan C4 yang
berfungsi untuk pertahanan tubuh ( Rudolph, 2007 ).
Tidak semua anak mendapatkan ASI secara langsung, banyak kita temukan
anak yang kebutuhan nutrisinya diperoleh melalui susu formula. Dalam hal
pemakaian susu formula atau susu botol yang perlu diperhatikan adalah sterilkan
dahulu sebelum memberikan pada bayi dengan cara dipanaskan, jangan membuat
lama-lama susu dalam botol, ikuti petunjuk pamakaian susu formula, dan lain-lain
( Rudolph, 2007 ).
4.2. Umur 4-6 Bulan
Pada usia ini kebutuhan nutrisi pada anak yang utama tetap adalah ASI
kemudian di tambah lagi dengan bubur susu dan sari buah. Tambahan dalam
pemenuhan kebutuhan nutrisi pada anak ini seiring dengan perkembangan fungsi
sistem pencernaan ( Rudolph, 2007 ).
4.3. Umur 6-9 Bulan
Kebutuhan nutrisi pada anak usia ini adalah tetap diteruskan dari ASI
kemudian ditambah dengan bubur susu, bubur tim saring dan buah. Penambahan
bentuk kebutuhan nutrisi disesuaikan dengan ukuran kebutuhan nutrisi pada usia
anak. Makanan lembut padat mulai bias diberkan mengingat perkembangan gigi
sudah mulai ( Rudolph, 2007 ).
10
4.4. Umur 10-12 Bulan
Pada usia anak ini masih tetap diberikan ASI dengan penambahan bubur,
susu, bubur tim kasar dan buah. Bentuk makanan yang disediakan dapat lebih padat
dan bertambah jumlahnya mengingat pertumbuhan gigi dan kemampuan fungsi
pencernaan sudah lebih bertambah ( Rudolph, 2007 ).
4.5. Usia todler dan prasekolah
Pada usia ini sebaiknya penyediaan menunya bervariasi untuk mencegah
kebosanan. Makanan yang dianjurkan antara lain daging, sup, sayuran, buah , sereal
atau roti serta susu. Pada anak ini juga perlu makanan padat sebab kemampuan
mengunyahnya sudah kuat ( Rudolph, 2007 ).
Usia todler dan prasekolah umumnya membutuhkan ( Soetjiningsih, 1995 ):
• Susu : 2 atau 3 kali dalam 1 hari. Dalam 1 kali minum kira-kira 1/2-1 gelas.
• Daging : 2 kali atau lebih dalam 1 hari.
• Sereal dan roti : 4 kali atau lebih dalam 1 hari. 1 kali pemberian kira-kira 1/2-1
potong roti atau 1/2-1 gelas bubur.
• Sayur dan buah-buahan : 4 kali atau lebih dalam 1 hari. Meliputi sekurang-
kurangnya 1 kali atau lebih pemberian jeruk dan 1 kali pemberian sayuran hijau.
4.6. Usia Sekolah
Pada usia sekolah, anak membutuhkan penyediaan makanan dasar yang sama
dengan yang dibutuhkan oleh anak usia prasekolah, tapi kebutuhannya lebih banyak
11
dari usia prasekolah. Contoh : Susu satu gelas, daging 6-8 potong, roti 1-2 potong
roti, sereal 1/2-1 mangkok ( Rudolph, 2007 ).
4.7. Usia Remaja
Pada masa remaja kebutuhan kalori semakin meningkat karena perubahan
pada masa pubertas dan aktifitas. Pada usia remaja anak akan sangat menyadari
gambaran diri sehingga perlu pemantauan diet dalam makanan, seperti takut akan
obesitas dan takut timbulnya jerawat akibat makanan. Pada masa ini terjadi
pertumbuhan yang cepat baik tinggi maupun berat badan sehingga kebutuhan gizipun
meningkat ( Rudolph, 2007 ).
5. Dampak Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Pada Anak
5.1. Dampak Psikologis
Mencakup aspek psikodinamik, psikososial dan maturasi organik.
a. Psikodinamik ( Freud )
Pada usia bayi, pemenuhan kebutuhan yang utama adalah kebutuhan dasar
melalui oral. Fase oral berhasil dilalui apabila anak mendapatkan kepuasan dalam
pemenuhan kebutuhan oral saat makan dan minum. Dampak psikodinamik yang
diperoleh bayi adalah kepuasan karena terpenuhinya kebutuhan dasar dan
kehangatan saat pemenuhan kebutuhan dasar tersebut ( Tershakovec dan Stallings,
2010 ).
12
b. Psikososial ( Erikson )
Fase awal dari pertumbuhan dan perkembangan anak menurut pendekatan
psikososial adalah tercapainya rasa percaya dan tidak percaya. Makanan merupakan
stimulus yang dapat meringankan rasa lapar anak dan pemuasan yang konsisten
terhadap rasa lapar dapat mempengaruhi kepercayaan anak terhadap lingkungannya
terutama lingkungan keluarga ( Tershakovec dan Stallings, 2010 ).
c. Maturasi Organik ( Piaget )
Perkembangan organik yang dilalui anak melalui makanan adalah
pengalaman mendapatkan beberapa sensoris seperti rasa atau pengecapan,
penciuman, pergerakan dan perabaan. Dengan dikenalkan berbagai macam makanan,
anak akan kaya dengan berbagai macam rasa, demikian juga dengan bertambah
kayanya penciuman melaui bau makanan. Selain itu, dengan makanan anak dapat
meningkatkan keterampilan, seperti memegang botol susu, memegang cangkir,
sendok, dan keterampilan koordinasi gerak\ seperti menyuap dan menyendok
makanan ( Tershakovec dan Stallings, 2010 ).
5.2. Dampak Fisiologis
Dampak nutrisi pada anak yang terlihat jelas adalah terhadap
pertumbuhan fisik anak. Selama masa intrauterin, asupan nutrisi yang adekuat pada
ibu berdampak tidak hanya pada kesehatan ibu, tetapi lebih pada pertumbuhan janin.
Dengan asupan nutrisi yang adekuat, dari hari ke hari kehamilan ibu bertambah besar
13
dan sejalan dengan itu, janin tumbuh dan berkembang sampai pada usia kehamilan
yang matang maka janin siap dilahirkan dengan berat badan dan pertumbuhan organ
fisik lainnya yang normal. Terutama pada trimester pertama pada saat terjadi
pertumbuhan otak, asupan nutrisi yang adekuat terutama protein akan mempengaruhi
pertumbuhan otak. Sebaliknya, apabila ibu tidak mendapat asupan gizi yang adekuat,
bayi dapat lahir dengan berat badan rendah. Diet atau pembatasan makanan pada ibu
selama masa kehamilan akan menurunkan berat badan bayi ( Tershakovec dan
Stallings, 2010 ).
Begitu juga setelah anak dilahirkan, asupan nutrisi yang tepat untuk bayi,
toddler, prasekolah, usia sekolah, dan remaja akan sangat berdampak pada
pertumbuhan fisik, yaitu anak akan bertambah berat dan bertambah tinggi atau
meningkat secara kuantitas ( Tershakovec dan Stallings, 2010 ).
6. Dapak Nutrisi Kurang Terhdap Tumbuh Kembang Anak
Nutrisi sangat penting dalam proses pertumbuhan dan perkembangan anak
karena nutrisi dalam tubuh dapat membantu proses pertumbuhan dan perkembangan
anak serta mencegah terjadinya berbagai penyakit akibat kurang nutrisi dalam tubuh
seperti kekurangan energi dan protein ( Hidayat dan Aziz, 2005 ).
Dampak yang ditimbulkan akibat nutrisi yang kurang pada pertumbuhan anak
antara lain berat badan tidak sesuai dengan umur, tinggi badan tidak sesuai dengan
umur, berat badan tidak sesuai dengan tinggi badan dan lingkar kepala dan lingkar
lengan kecil ( Hidayat dan Aziz, 2005 ).
14
Dampak yang ditimbulkan akibat nutrisi yang kurang pada perkembangan
anak antara lain berat dan besar otak tidak bertambah , tingkah laku anak tidak
normal serta tingkat kecerdasan menurun ( Hidayat dan Aziz, 2005 ).
Nutrisi yang kurang juga dapat menyebabkan penyakit kurang energi dan
protein ( KEP ). Penyakit ini terjadi karena ketidakseimbangan antara konsumsi
kalori atau karbohidrat dan protein dengan kebutuhan energi atau terjadinya defisiensi
karbohidrat dan protein. Jenis penyakit kurang energi dan protein di kenal dalam 3
bentuk yaitu : kwarshiorkor, marasmus dan marasmus kwarshiorkor ( Hidayat dan
Aziz, 2005 ).
a. Kwarshiorkor
Kata kwarshiorkor berasal dari bahasa Ghana yang berati “anak yang
kekurangan kasih sayang ibu”. Kwashiorkor adalah salah satu bentuk malnutrisi
protein berat yang disebabkan oleh intake protein yang inadekuat dengan intake
karbohidrat yang normal atau tinggi ( Hidayat dan Aziz, 2005 ).
Tanda yang sering dijumpai pada pada penderita kwashiorkor yaitu gagal
untuk menambah berat badan, penurunan masa otot, rambut kemerahan dan mudah
dicabut, edema general ( muka sembab, punggung kaki, dan perut yang membuncit)
dan perubahan mental ( letargia, iritabilitas dan apatis ). Pada keadaan akhir dapat
menyebabkan shok berat, koma dan berakhir dengan kematian ( Hidayat dan Aziz,
2005 ).
15
b. Marasmus
Marasmus adalah berasal dari kata Yunani yang berarti kurus kering.
Marasmus disebabkan karena kurang kalori yang berlebihan, sehingga membuat
cadangan makanan yang tersimpan dalam tubuh terpaksa dipergunakan untuk
memenuhi kebutuhan yang sangat diperlukan untuk kelangsungan hidup ( Hidayat
dan Aziz, 2005 ).
Gejala marasmus adalah seperti gejala kurang gizi pada umumnya ( seperti
lemah lesu, apatis, cengeng, dan lain-lain), tetapi karena semua zat gizi dalam
keadaan kekurangan, maka anak tersebut menjadi kurus kering ( Hidayat dan Aziz,
2005 ).
c. Marasmus Kwarshiorkor
Tipe marasmus kwashiorkor terjadi karena makanan sehari-hari tidak cukup
mengandung protein dan juga kalori untuk pertumbuhan normal. Pada tipe ini terjadi
penurunan berat badan dibawah 60 % dari normal ( Hidayat dan Aziz, 2005 ).
Gejala klinis dari tipe marasmus kwashiorkor adalah merupakan gabungan
antara marasmus dan kwashiorkor yaitu adanya edema dengan berat badan dibawah
60 % dari normal berat badan sesuai dengan usia ( Hidayat dan Aziz, 2005 ).
16
KESIMPULAN
Nutrisi adalah zat penyusun bahan makanan yang banyak diperlukan oleh
tubuh untuk metabolisme. Pemenuhan kebutuhan akan nutrisi sangat penting dalam
proses pertumbuhan dan perkembangan anak karena nutrisi dalam tubuh dapat
membantu proses pertumbuhan dan perkembangan anak serta mencegah terjadinya
berbagai penyakit akibat kurang nutrisi dalam tubuh.
Secara umum kebutuhan nutrisi pada anak dapat dikelompokkan berdasarkan
usia anak, yaitu mulai umur 0-4 bulan, 4-6 bulan, 6-9 bulan, 9-12 bulan, usia todlerr
dan prasekolah, usia sekolah dan usia remaja. Nutrisi yang kurang dapat
menyebabkan gangguan pada pertumbuhan dan perkembangan anak, serta dapat
menyebabkan penyakit akibat kurang nutrisi dalam tubuh seperti kekurangan energi
dan protein ( KEP ).
17
DAFTAR PUSTAKA
Dorland, 2002. In Hartanto H ,dkk. ( alih bahasa ) Kamus Kedokteran Dorland ( Edisi
29 ). Jakarta : EGC.
Hidayat, Azis A. 2005. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Jakarta: Salemba
Medika.
Rudolph CD. 2007. Gastroenetrologi dan Nutrisi. In : Buku Ajar Pediatri Volume 2
( Edisi 20 ). Jakarta : EGC, pp 1108 – 1124.
Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak dan Nutrisi Ibu hamil – Pertumbuhan
Janin. In Ranuh IGN ( Ed. ) : Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC, pp 1 –
95.
Solihin, Pudjiadi. 2001. Ilmu Gizi Klinis pada Anak Edisi Empat. Jakarta : FKUI.
Tershakovec MA, Stallings VA. 2010. Nutrisi Pediatri dan Gangguan Nutrisi. In
Berhman RE, Kliegman RM ( Eds. ) : Nelson Esensi Pediatri ( Edisi 4 ).
Jakarta : EGC, pp 65 – 102.
Wong DL, Eaton MH, Wilson D, Winkelstein ML and Schwatrz P. 2008. Pengaruh
Tumbuh Kembang pada Peningkatan Kesehatan Anak. In : Buku Asas
Keperawatan Pediatrik Volume 1 ( Edisi 6 ). Jakarta : EGC, pp 108 – 135.
18