Non Destructive Test

download Non Destructive Test

of 7

description

Dalam praktikum Non Destructive Test dilakukan tiga metode yang berbeda dengan peralatan serta langkah-langkah pengujian yang berbeda. Ketiga metode yang digunakan pada praktikum kali ini adalah Magnetic Particle, Liquid Penetrant dan Ultrasonic Inspection.

Transcript of Non Destructive Test

LAPORAN PRAKTIKUM METALURGI 2Non Destructive Test

Oleh : Praktikan : Aditya HaqNRP : 2113100146Kelompok Praktikum A3

Jurusan Teknik MesinFakultas Teknologi IndustriInstitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya2015

I. TUJUAN PRAKTIKUMPraktikum Non Destructive Test dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:1. Mendeteksi adanya cacat atau retakan pada bagian dari suatu benda tanpa merusak benda itu.2. Mengetahui interpretasi dari hasil pengujian untuk menentukan lokasi cacat atau retakan tersebut.

II. LANGKAH PRAKTIKUM DAN SPESIMEN UJI2.1. Metode Ultrasonic Inspection2.1.1. Peralatan dan spesimen ujiPeralatan yang digunakan dalam praktikum Ultrasonic Inspection adalah sebagai berikut: Spesimen uji Pesawat ultrasonic SIUI CTS 9005 Probe normal SIUI 2,5Z20NL00 Standar block Kain Lap/tisu Gliserin / grease Mistar ukur2.1.2. Langkah PraktikumLangkah praktikum yang digunakan dalam ultrasonic inspection adalah sebagai berikut :a. Spesimen uji dibersihkan dan diukur dimensinyab. Spesimen digambar dengan skala 1:1 pada kertas dan dibuat garis dengan jarak tiap garis 2.5 cm dengan pertimbangan jarak tiap garis harus lebih besar dari diameter probe yaitu 2.3 cm, karena bila jarak tiap garis lebih kecil dari diameter probe akan terjadi kemungkinan kesalahan pembacaan cacatc. Pesawat ultrasonic inspection dikalibrasi dengan standar block, cara mengkalibrasikan standard block yaitu standard block diolesi grease kemudian standard block diinspeksi untuk mengecek pesawat ultrasonic bekerja dengan benard. Grease dioleskan merata pada permukaan spesimen yang akan dilakukan pengujiane. Spesimen diinspeksi menggunakan probe normal, probe digerakkan dari sisi pojok kiri specimen kearah kanan dan digerakkan mengular dengan pergeseran sebesar 2,5 cmf. Setiap cacat yang ditunjukan pada layar CRT pesawat ultrasonic diamati jarak dan kedalaman cacatnya kemudian ditandai lokasinya pada kertas bergaris g. Spesimen dibersihkan dari sisa grease dengan kain lap atau tisu

2.2. Metode Magnetic Particle2.2.1 PeralatanPeralatan yang digunakan dalam praktikum Magnetic Particle adalah sebagai berikut: Spesimen uji Magnetic particle (magnafis 7HF) Yoke magnaflux 220V Pylox warna putih Kain lap / tisu Mistar ukur Thiner 2.2.2 Langkah PraktikumLangkah praktikum yang digunakan dalam Magnetic Particle adalah sebagai berikut :a. Alat dan bahan dipersiapkan b. Permukaan spesimen dibersihkan menggunakan thinerc. Dimensi spesimen diukur menggunakan mistar ukurd. Permukaan spesimen diwarnai putih menggunakan pyloxe. Yoke magnaflux hihidupkan dan di tes berfungsi atau tidakf. Spesimen dimagnetisasi menggunakan Yoke Magnaflux 220V dengan waktu magnetisasi 10 menit tanpa jedag. Setelah sepuluh menit sambil dimagnetisasi magnetic particle disemprotkan ke permukaan spesimen h. Magnetic particle akan berkumpul pada permukaan spesimen yang mengalami cacati. Cacat yang terlihat pada spesimen digambar dan diukur posisi dan besarnya.2.3 Metode Liquid Penetrant2.3.1 Peralatan PraktikumPeralatan yang digunakan dalam praktikum Liquid Penetrant adalah sebagai berikut: Spesimen uji Liquid Penetrant SKL SP1 Developer SKD-S2 Thiner Kain lap / tissue Mistar ukur2.3.2 Langkah PraktikumLangkah praktikum yang digunakan dalam praktikum Liquid Penetrant adalah sebagai berikut:a. Permukaan spesimen dibersihkanb. Dengan mistar ukur permukaan specimen uji diukur dimensinyac. Liquid penetrant disemprotkan pada permukaan spesimen uji, dan ditunggu selama 3 menit dengan tujuan cairan penetran masuk kecelah cacatd. Permukaan specimen dibersihkan dengan tisu atau kain lape. Developer disemprotkan pada permukaan spesimen uji dan ditunggu hingga cacat muncul pada permukaan specimenf. Cacat yang ditunjukan pada permukaan spesimen digambar dan diukur posisinyag. Spesimen dibersihkan dengan cairan thiner

III. HASIL PRAKTIKUM3.1. Ultrasonic InspectionPraktikum ultrasonic inspection dapat diamati hasilnya pada gambar 3.1 dan gambar 3.2

28 mm28 mm23 mm

28 mm23 mm23 mm

18 mm18 mm23 mm

18 mm18 mm18 mm

118 mm147 mm

Gambar 3.1 posisi crack pada pandangan atas

Gambar 3.2 posisi crack pada visual 3 dimensi dengan satuan centimeterPengujian Ultrasonic inspection pada spesimen mendapati crack pada kedalaman 18 mm dan 28 mm dengan posisi crack ditunjukan pada gambar diatas. Pada posisi kedalaman 23 mm diindikasi cacat palsu karena pada.

3.2. Magnetic ParticleHasil dari praktikum magnetic particle dapat digambarkan pada gambar 3.3 dan gambar 3.4

Gambar 3.3 cacat pada spesimen magnetic partikel dalam satuan milimeter

Gambar 3.4 Spesimen saat diuji magnetic partikelPraktikum magnetic particle menunjukkan pada specimen uji terjadi dua cacat permukaan yaitu pertama di jarak 55 mm dari tepi kiri spesimen berbentuk lingkaran dengan diameter 23 mm, 45 mm dari tepi atas spesimen dan cacat kedua pada jarak 70 mm dari tepi kanan, 47 mm dari tepi atas spesimen berbentuk lingkaran dengan diameter crack 23 mm.

3.3. Liquid PenetrantPada praktikum liquid penetrant didapatkan hasil yaitu terjadi crack pada kedua spesimen seperti gambar 3.5 dan gambar 3.6

Gambar 3.5 Spesimen uji pertama dalam satuan milimeter

Gambar 3.6 Spesimen uji kedua dalam satuan milimeterPada praktikum liquid penetrant didapat hasil yaitu terdapat crack permukaan permukaan pada kedua spesimen uji, seperti yang ditunjukkan pada gambar 3.5 dan 3.6 dengan ditunjukan warna merah dari cairan penetrant yang muncul ketika disemprotkan cairan developer karena daya kapilaritas dari kedua cairan berbeda disebabkan efek perbedaaan tegangan permukaan.

IV. KESIMPULAN PRAKTIKUM1. Spesimen uji ultrasonic partikel memiliki cacat pada kedalaman 18 mm dan 28 mm dan lubang pada kedalaman 23 mm.2. Spesimen uji magnetic particle memiliki cacat berbentuk lingkaran dengan diameter 23 mm.3. Spesimen uji liquid penetrant memiliki cacat berbentuk crack permukaan.