NILAI-NILAI PENDIDIKAN DARI WABAH CORONA VIRUS DISEASE ...
Transcript of NILAI-NILAI PENDIDIKAN DARI WABAH CORONA VIRUS DISEASE ...
DARUL ULUM Jurnal Ilmiah Keagamaan,Pendidikan dan Kemasyarakatan
Volume 11,Nomor 1,2020 E-ISSN:2621-2404,P-ISSN:1907-3003
NILAI-NILAI PENDIDIKAN DARI WABAH CORONA VIRUS DISEASE
TAHUN 2019 (COVID-19)
Tin Suprapti, S Ag
Guru MTsN 1 Kotabaru
Abstrak
Sebagaimana diketahui bahwa di tengah merebaknya virus Corona di
dunia saat ini, selalu saja ada dua golongan yang ekstrem dalam
bersikap. Salah satu pihak berlebihan dalam mengantisipasi sehingga
menimbulkan kepanikan, pihak lainnya berlebihan dalam
meremehkannya hingga menimbulkan bahaya bagi yang lain. Terkait
dengan wabah coronavirus covid 19 ini, sebagai seorang mu’min,
maka sebaiknya selain melakukan juga ikhtiar karantina atau “social
distancing” ini, maka tingkatkan juga spiritual kita. Serta meneladani
Rasulullah bagaimana dalam menyikapi terjadinya pandemi atau
wabah ketika menimpa kehidupan manusia.
Keyword: nilai, pendidikan, wabah, covid-19
A. Pendahuluan
Terkait dengan wabah coronavirus covid 19 ini, sebagai seorang mu’min,
maka sebaiknya selain melakukan juga ikhtiar karantina atau “social distancing” ini,
maka tingkatkan juga spiritual kita. Jika dapat bertafakkur lebih jauh, sebagai muslim
semua wabah ini adalah sebuah rahmatNYA, sebuah peringatan bagi yang berpikir,
untuk terus menjadikannya sebagai wasilah atau jalan untuk terus banyak
mendekatkan diri kepada Allah Swt, sehingga ketika tingkat kepasrahan tinggi maka
akan dirasakan ketenangan dan dengan segala usaha dan doa keselamatan juga
kepada Allah Swt, dengan selalu melibatkanNYA, dan berharap semua wabah ini
akan berakhir, dan dapat pula segera ditemukan penyebabnya, InshaAllah
AamiinYRA. Dialah Allah Sang Maha Pencipta lagi Maha Mengetahui1.
Sebagaimana diketahui bahwa di tengah merebaknya virus Corona di dunia
saat ini, selalu saja ada dua golongan yang ekstrem dalam bersikap. Salah satu pihak
berlebihan dalam mengantisipasi sehingga menimbulkan kepanikan, pihak lainnya
berlebihan dalam meremehkannya hingga menimbulkan bahaya bagi yang lain.
Terkait kepanikan, ini akan menimbulkan kerugian besar sehingga layak dihindari.
Tapi terkait tindakan meremehkan, maka bukan hanya potensi kerugian yang datang
1 Indriya Indriya, “Konsep Tafakkur Dalam Alquran Dalam Menyikapi Coronavirus Covid-19,”
SALAM: Jurnal Sosial Dan Budaya Syar-I 7, no. 3 (March 18, 2020): 211–16,
https://doi.org/10.15408/sjsbs.v7i3.15050.
DARUL ULUM Jurnal Ilmiah Keagamaan,Pendidikan dan Kemasyarakatan
Volume 11,Nomor 1,2020 E-ISSN:2621-2404,P-ISSN:1907-3003
melainkan potensi kematian, bagi diri sendiri atau orang lain. Karena itu maka
seharusnya kewaspadaan perlu diutamakan2.
B. Metode
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan teknik analisis deskriptif
dengan kajian kepustakaan (library research). Melalui kajian literatur ini peneliti
berusaha menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung saat ini
atau saat yang lampau serta bersumber dari berbagai sumber yang memiliki
kedalaman teori dari para ahli. Artikel ini menyoroti konsep nilai-nilai pendidikan
dari wabah corona virus 2019 (covid-19).
C. Pengertian Nilai-Nilai Pendidikan Dari Wabah Corona
Menurut Burbecher, nilai dibedakan dalam dua bagian yaitu nilai instrinsik
yang di anggap baik, tidak untuk sesuatu yang lain, melainkan di dalam dirinya
sendiri) dan nilai instrumental (nilai yang di anggap baik karena bernilai untuk yang
lain.3 Nilai menurut Abu Ahmadi dan Noor Salimi,104 adalah suatu seperangkat
keyakinan atau perasaan yang diyakini sebagai suatu identitas yang memberikan
corak khusus kepada pola pemikiran, perasaan, keterikatan, maupun perilaku.
Sedangkan menurut Hamid Darmadi,5 mengemukakan nilai atau value termasuk
bidang kajian tentang filsafat. Istilah nilai dalam bidang filsafat di pakai untuk
menunjukkan kata benda abstrak yang artinya “keberhargaan” atau kebaikan, dan
kata kerja yang artinya suatu tindakan kejiwaan tertentu dalam menilai atau
melakukan penilaian.
Adapun pengertian pendidikan Islam sebagaimana yang telah dijelaskan di atas
yaitu sebuah proses yang dilakukan unuk menciptakan manusia-manusia seutuhnya,
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan serta mampu mewujudkan eksistensinya sebagai
khalifah Allah di muka bumi, yang berdasarkan pada ajaran AlQuran dan Sunnah.6
Pandemi atau wabah menurut Departemen Pendidikan Nasional, yaitu wabah
yang berjangkit serempak di mana-mana, meliputi daerah geografi yang luas7.
2 https://islam.nu.or.id/post/read/117874/melihat-corona-dari-perspektif-aqidah-dan-fiqih 3 Jalaludin & Abdullah Idi, Filsafat Pendidkan Manusia, Jogjakarta: ArRuzz Media, 2007, hlm.
137. 4 A.Ahmadi, Nor S, MKDU Dasar Dasar Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi,
Jakarta: Bumi Aksara, 1991, hlm. 667. 5 Hamid Darmadi, Dasar konsep Pendidikan Moral, Landasan Konsep Dasar dan Implementasi,
Bandung: Alfabeta, 2007, hlm. 67. 6 Armai Arief, Pengantar ilmu dan metodologi pendidikan islam, Jakart: Cip -
tat Pers, 2002, hlm. 3. 7 Departemen Pendidikan Nasional. (2001). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Bandung: Balai
DARUL ULUM Jurnal Ilmiah Keagamaan,Pendidikan dan Kemasyarakatan
Volume 11,Nomor 1,2020 E-ISSN:2621-2404,P-ISSN:1907-3003
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai pendidikan dalam
musibah wabah covid-19 merupakan suatu hikmah dan pelajaran yang berguna bagi
kehidupan manusia dari suatau musibah, yakni musibah covid-19. Nilai-nilai tersebut
berhubungan dengan kehidupan secara materiil maupun spritual.
D. Nilai-Nilai Pendidikan Dari Wabah Covid-19
Usaha positif yang diajarkan oleh Rasulullah dalam menangkal penyebaran
wabah antara lain:
1. Menjaga higienitas makanan
Memastikan makanan dan minuman selalu dalam kondisi higienis adalah
langkah antisipasi yang penting untuk menangkal penyakit atau wabah. Ini adalah
langkah yang seyogianya dilakukan setiap Muslim setiap harinya. Rasulullah
menginstruksikan:
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tutuplah bejana-bejana,
dan ikatlah tempat-tempat minuman, karena di suatu malam pada setiap tahunnya
akan ada wabah penyakit (berbahaya) yang akan jatuh ke dalam bejana dan ke
tempat-tempat air yang tidak tertutup" (HR. Muslim).
2. Mengisolasi area wabah
Apabila wabah sudah menyebar di suatu tempat, maka isolasi adalah
langkah yang diajarkan oleh Rasulullah. Beliau bersabda: "Apabila kalian
mendengar wabah lepra di suatu negeri, maka janganlah kalian masuk ke
dalamnya, namun jika ia menjangkiti suatu negeri, sementara kalian berada di
dalamnya, maka janganlah kalian keluar dari negeri tersebut" (HR. al-Bukhari).
Wabah lepra dalam hadis tersebut hanyalah sekedar contoh sebab di masa
lalu, wabah yang populer dan memakan banyak korban jiwa adalah lepra.
Sedangkan hukum isolasi itu sendiri berlaku bagi semua wabah, termasuk
Corona. Isolasi ini dapat mencegah penyebaran wabah ke daerah lebih luas,
namun di satu sisi akan menyebabkan orang yang berada di daerah wabah akan
ikut terdampak wabah juga. Dalam hal ini kemudian Rasulullah bersabda bahwa
wabah tersebut akan menjadi siksaan bagi orang yang tidak beriman tetapi akan
menjadi rahmat Allah bagi mereka yang beriman, bahkan Muslim yang terkena
wabah dan bersabar akan mendapatkan pahala mati syahid.
"Dari 'Aisyah radliallahu 'anhu, istri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
berkata; "Aku pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
Pustaka.
DARUL ULUM Jurnal Ilmiah Keagamaan,Pendidikan dan Kemasyarakatan
Volume 11,Nomor 1,2020 E-ISSN:2621-2404,P-ISSN:1907-3003
tentang masalah tha'un lalu beliau mengabarkan aku bahwa tha'un (penyakit
sampar, pes, lepra) adalah sejenis siksa yang Allah kirim kepada siapa yang Dia
kehendaki dan sesungguhnya Allah menjadikan hal itu sebagai rahmat bagi kaum
Muslimin dan tidak ada seorangpun yang menderita tha'un lalu dia bertahan di
tempat tinggalnya dengan sabar dan mengharapkan pahala dan mengetahui bahwa
dia tidak terkena musibah melainkan karena Allah telah menakdirkannya
kepadanya, maka dia mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mati syahid"
(HR. al-Bukhari).
Taat pada instruksi Rasulullah di atas bukan berarti takut pada selain Allah,
melainkan justru wujud pemahaman agama yang baik serta ikhtiar yang nyata
untuk berbuat baik pada sesama.8
Di Indonesia penyakit Corona yang saat ini sedang mewabah juga
diantisipasi dengan anjuran rasulullah tersebut, antara lain menjaga kebersihan,
mencuci tangan bila mau dan datang dari bepergian, memakai masker, diam di
rumah. Anjuran dan perintah pemerintah untuk meutus rantai penyebaran
penyakit corona ini antara lain yang terberat adalah di rumah saja, atau dikenal
PSBB (Pembatasan Sosial Bersekala Besar), Bekerja dari rumah, sekolah dan
proses belajar mengajar di rumah dengan online, kegiatan berkumpul tidak
diperbolehkan, harus menjaga jarak dan lain sebagainya.
3. Pendidikan Aqidah dan Akhlaq
a. Pendidikan Aqidah
Dari padangan aqidah adaya wabah Covid 19 adalah diimani atau
diyakini merupakan ciptaan Allah yang dibuat untuk memberikan teguran,
cobaan atau adzab dari Allah bagi ummat manusia. Bagi para ummat
Muslim ini bagian dari keyakinan bahwa Allah itu benar-benar berkuasa,
mampu membuat apapun yang dikehendaki, dan manusia hanya mampu
berusaha dan berdo’a serta tawakkal atas pemberian Covid 19. Bahkan ada
yang mengatakan gak usah takut dengan korona, tapi takutlah dengan
Allah. Ada juga yang mengatakan bukan takut coronanya tapi
menghindari corona yang diciptakan Allah sebagai penyakit yang
menular, agar sehat dan bisa beribadah pada Allah, semua tergantung pada
8 Mengutip dari tulisan Ustad Abdul Wahab Ahmad, peneliti bidang aqidah di Aswaja NU
Center Jawa Timur dan Wakil Sekretaris PCNU
Jember.https://islam.nu.or.id/post/read/117874/melihat-corona-dari-perspektif-aqidah-dan-fiqih
DARUL ULUM Jurnal Ilmiah Keagamaan,Pendidikan dan Kemasyarakatan
Volume 11,Nomor 1,2020 E-ISSN:2621-2404,P-ISSN:1907-3003
ilmunya dan lingkungannya yang mempengaruhi bagaimana ia berfikir
dan menyikapinya.
Jadi secara aqidah kita harus meyakini ini adalah ciptaan dari Allah
SWT, sedangkan secara syariat kita harus ikhtiar, berusaha untuk
menghindarinya dengan memutus rantai penyebaran virus corona tersebut,
dengan antara lain menjaga jarak, tetap di rumah, memakai masker, cuci
tangan dengan sabun dilanjutkan wudhu, tidak mendatangi tempat wabah
dan kerumunan, tidak meninggalkan tempat, berolah raga, berdo’a,
tawakkal dan seterusnya. Sedangkan bagi yang sakit, maka perlu
dikarantina, dianjurkan meningkatkan imun, dai diobati sesuai anjuran
dokter dan tidak lupa berdo’a dan tawakkal.
Keyakinan bahwa corona adalah ciptaan Allah untuk memberikan
peringatan, cobaan, adzab, maupun ilmu pengetahuan, sekali lagi
tergantung bagaimana masing-masing orang mengambill hikmah dari
kejadian ini. Bahkan Allah dalam Al Qur’an juga memberikan contoh
perumpamaan nyamuk bahkan lebih kecil dari itu, Allah berfirman
26. Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang
lebih rendah dari itu[33]. Adapun orang-orang yang beriman, Maka mereka yakin bahwa
perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan:
"Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?." dengan perumpamaan itu
banyak orang yang disesatkan Allah[34], dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak
orang yang diberi-Nya petunjuk. dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-
orang yang fasik (QS. Al Baqarah ayat 26).
Mendasari ayat tersebut, maka jelas, bagi orang yang beriman
dengan adanya ciptaan Allah, maka akan meyakini dan tambah imannya,
tapi bagi orang yang tidak beriman, maka mereka hanya bertanya-tanya,
kadang komentar yang menjerumuskan dirinya dan orang lain, bahkan
justru menjadi tersesat, maka silahkan memilih mau yang mana, tentu
sekali lagi jika belum bisa menyakini bahwa Covid ini adalah dari Allah,
tidak bias mengambil hikmah, bahkan menyesatkan, maka harus terus
membaca dan belajar.
DARUL ULUM Jurnal Ilmiah Keagamaan,Pendidikan dan Kemasyarakatan
Volume 11,Nomor 1,2020 E-ISSN:2621-2404,P-ISSN:1907-3003
Namun Aqidah saja juga tidak cukup Rasulullah juga mengajarkan
untuk menghindari dengan ikhtiar, misalnya ikatlah untamu, baru kamu
tawakkal. Oleh karenanya dalam rangka menjaga keimanan dalam musim
wabah, termasuk Corona, maka yakinlah semua yang ada di bumi
termasuk virus Corona adalah dari Allah, selanjutnya dengan keyakinan
tersebut, kita berusaha untuk menghindari dengan menjaga kesehatan,
berolah raga, berdo’a kepada Allah dan terakhir serahkan (tawakkal)
kepada Allah, Insya Allah semua akan ada kebaikan dan berkah bagi
ummat manusia atas apa yang diberikan oleh Allah. Manfaatkan
keimanan yang sudah diberikan oleh Allah ini dengan terus beribadah,
berdoa ketika keluar dan masuk rumah, cuci tangan dan berwudlu ketika
keluar dan mau masuk rumah, manfaatkan di rumah untuk mendidik anak
dalam aqidah, akhlaq, ibadah dan pergaulan di rumah, bergaul ke luar
rumah seperlunya.
Di musim wabah bulan ini, banyak bermunculan pendapat di media
social, di mana masing-masing ada yang merasa paling benar, untuk
menyikapi hal yang demikian tidak perlu lagi merasa paling benar, karena
yang paling maha benar adalah Allah. Ada yang merasa paling berkuasa,
bahkan sok berkuasa, tetapi hanya dengan virus ini semua tiarap sembunyi
di dalam rumah, barulah merenung bahwa yang paling maha berkuasa
adalah Allah. Ada orang yang merasa saat bebas melakukan apapun, mau
melakukan dosa, mau maksiat, mau korupsi, mau mendzalimi orang lain,
hari ini semua tertunduk tidak ada daya dan kuasa kecuali kekuatan Allah.
Sebelumnya ada orang yang merasa kaya dan bias membeli apapun,
rumah megah, mobil mewah, naik pesawat terbaik, naik kapal pesiar
terbaik, tapi hari ini kemewahan itu tak berguna, karena Allahlah yang
paling Maha megah dan berkuasa. Kemaren ada orang yang merasa paling
berilmu, ilmunya diperoleh dari kecerdasannya hingga kadang lupa shalat
dan berbuat baik, hari ini hanya tertunduk karena sesungguhnya Allahlah
yang maha berilmu, dan masih banyak lagi kecongkakan, kesombongan
pada manusia dan merasa paling hebat, tetapi hari ini semua tertunduk
merasakan bahwa Allah lah yang paling maha segalanya, hanya dengan
virus yang tidak terlihat mata..
Bahkan kekuatan perang hari ini terhenti, hebatnya ekonom dunia
semua juga kelabakan, Negara yang merasa kuat adi daya dan merasa
tidak bisa disentuh kini tertunduk hanya dengan microba yang tak terlihat,
ilmuwan yang ahli-ahli hari ini sibuk meneliti dan belum selesai karena
DARUL ULUM Jurnal Ilmiah Keagamaan,Pendidikan dan Kemasyarakatan
Volume 11,Nomor 1,2020 E-ISSN:2621-2404,P-ISSN:1907-3003
ilmu Allah lebih luas, dan seterusnya. Allah menunjukkan kekuasaannya.
Semoga hikmah corona mampu merefresh dunia ini menjadi lebih segar
kembali, manusia-masnusia yang ada dan ciptaan lainnya menjadi lebih
tenang dan bahagia berada di bumi dengan menyembah Allah, karena
Allah telah menyegarkan kembali bumi ini.
b. Pendidikan Akhlaq
Di musim wabah covid 19 salah satu hikmahnya adalah mendidik
keluaga akhlaq, sopan santun saling hormat di dalam keluarga, tetangga,
guru-gurunya dan sesama lainnya. Bahkan termasuk akhlaq terhadap
Allah, dan ciptaannya seperti hewan yang ada di sekitar rumah kita.
Bagi orang tua yang memiliki anak sedang kuliah, sebagai pelajar
dan anak-anak, tentu ini menjadi kesempatan berharga, memberikan
pendidikan bagaimana cara hormat dan menjalin silaturrahmi kepada
orang tua dan yang lebih tua, hormat kepada adik kakak yang lebih muda,
bagaimana menghormati tetangga, bagaimana memperlakukan hewan
yang ada di sekitar rumah kita. Kesempatan bulan-bulan ini sangat baik
digunakan untuk kegiatan-kegiatan dimaksud. Apa lagi bagi anak-anak
pelajar ini juga menjadi bagian penting dalam pelajaran PKn, Aqidah
Akhlaq, dan Budi Pekerti.
Dalam blok Yatim mandiri9 menyebutkan, setidaknya ada enam
dimensi akhlak dalam Islam, yaitu:
1) Akhlak kepada Allah SWT.
Diaplikasikan dengan cara mencintai-Nya, melaksanakan kewajiban,
mensyukuri nikmat-Nya, malu berbuat maksiat, selalu bertobat,
bertawakkal, dan senantiasa mengharapkan limpahan rahmat-Nya
2) Akhlak kepada Rasulullah SAW.
Diaplikasikan dengan cara mengenalnya lebih jauh, kemudian
berusaha mencintai dan mengikuti sunnah-sunnahnya, termasuk pula
banyak bershalawat, menerima seluruh ajaran beliau dan
menghidupkan kembali sunnah-sunnah yang beliau contohkan
3) Akhlak terhadap Al-Quran,
Diaplikasikan dengan membacanya penuh perhatian, tartil, kemudian
berusaha untuk memahami, menghapal, dan mengamalkannya
4) Akhlak kepada orang-orang di sekitar kita,
9 https://yatimmandiri.org/hikmah/Akhlak-Terbaik
DARUL ULUM Jurnal Ilmiah Keagamaan,Pendidikan dan Kemasyarakatan
Volume 11,Nomor 1,2020 E-ISSN:2621-2404,P-ISSN:1907-3003
mulai dari cara memperlakukan diri sendiri, kemudian orangtua,
kerabat, tetangga, hingga saudara seiman
5) Akhlak kepada orang kafir
Caranya adalah dengan membenci kekafiran mereka. Namun, kita
harus tetap berbuat adil kepada mereka. Agama memperbolehkan kita
berbuat baik pada mereka selama hal itu tidak bertentangan dengan
syariat Islam, atau untuk mengajak mereka pada Islam
6) Akhlak terhadap lingkungan dan makhluk hidup lain.
Caranya dengan berusaha menjaga keseimbangan alam, menyayangi
binatang, melestarikan tumbuh-tumbuhan, dan lainnya.
Hal ini juga sesuai perintah Allah dan Rasulullah Nabi Muhammad
SAW, agar menjaga sopan santun/akhlaqul karimah, menghormati orang
tua, sesama dan selalu menjalin silaturrahmi. Ada beberapa keutamaan
berakhlaq mulia :
1) Allah mewajibkan berbuat baik kepada orang tua
2) Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka jalinlah
silaturrahim, memuliakan tamu, hormatilah tetanggamu, cintailah
ummat muslim, berkatalah yang baik atau diam
3) “Kaum Mu’minin yang paling sempurna imannya adalah yang paling
baik akhlaknya” (HR. Tirmidzi no. 1162, ia berkata: “hasan shahih”).
4) Ada manusia yang rajin ibadah tetapi buruk akhlaqnya, ada manusia
yang berakhlaq baik (jujur, amanah) tetapi buruk ibadahnya, maka
yang benar tekun ibadah berakhlaq mulia
5) Demi Allah tidak beriman 3X, siapa yang tidak beriman Ya
Rasulullah? Orang yang tetangganya merasa tidak aman dari
keburukannya (HR Muslim : 170) contoh parkir sepeda motor, jemur
cucian kita takut hilang?.....
6) Ya Rasulullah, si Fulan terkenal rajin shalat, berpuasa, zakat, hanya ia
sering menyakiti tetangganya Rasul menjawab “ DIA DI NERAKA”
lalu ada jua disebutan ada seorang wanita yang ibadahnya biasa-biasa
saja, ia tidak menyakiti tetangganya” maka ia MASUK SURGA” (HR
Imam Ahmad 2/2440)
7) Orang yang paling buruk kedudukannya di sisi Allah pada hari
kiyamat adalah orang yang dijauhi karena kejahatannya (HR Bukhari :
6054)
8) Iman memiliki lebih dari 70 cabang, paling tinggi mengucap
LAILAHAILLALLAH, dan yang paling rendah menyingkirkan duri
dari jalan (HR Bukhori :9
9) Malu sebagian dari iman
DARUL ULUM Jurnal Ilmiah Keagamaan,Pendidikan dan Kemasyarakatan
Volume 11,Nomor 1,2020 E-ISSN:2621-2404,P-ISSN:1907-3003
10) Nabi bersabda “Tahukan kalian siapa orang yang paling bangkrut?
Mereka menjawab org yang tidak punya harta dan uang. Nabi
bersabda orang yang bangkrut adalah orang yang datang pada hari
kiyamat dengan membawa salat, puasa dan zakatnya, namun ia pernah
mencela orang, memakan harta orang, memukul, menumpahkan darah,
sebab ia harus memberikan amal baiknya kepada orang itu. Jika amal
baiknya sudah habis sebelum dibayar semua, diambil lah dosa mereka
untuk diberikan kepadanya, maka ia pun dilempar ke neraka.
4. Pendidikan Ibadah
Ibadah dalam bentuk apapun, baik ibadah mahdah maupun ibadah
ghairu mahdah tanpa didasari ilmu, niscaya tidak akan terwujud. Baik
berupa kebaikan duniawi yang berupa kesejahteraan, ketenteraman,
kemakmuran dan lain sebagainya. Apalagi kebaikan di akhirat tidak akan
tercapai tanpa adanya pengetahuan yang memadai. Karena segala bentuk
keinginan dan cita-cita tidak akan terwujud tanpa adanya usaha dan
pengetahuan untuk mencapai keinginan dan cita-cita itu sendiri.
Ketakwaan seseorang terhadap Allah swt. Dapat digambarkan
bahwa sesungguhnya ayat ini bukan hanya membahas tenteng takwa
semata, tapi juga ada nilai-nilai pendidikan yang dapat kita analisa lebih
jauh dalam ayat ini. Dari uraian tersebut telah jelas bahwa kita sebagai
manusia memerlukan pendidikan dan pengajaran, dengan tujuan agar kita
tahu sebenarnya apa yang harus kiat lakukan dan apa yang tidak
semestinya kita lakukan.
Pendidikan sangat penting, dan pendidikan juga merupakan jalan
untuk beribadah kepada Allah. Melalui pendidikan yang benar dan terarah,
manusia dapat memahami dan menyadari segala potensi yang ada dalam
dirinya. Sehingga dengan potensi yang dimilikinya, dapat dimanfaatkan
untuk kemaslahatan umat manusia, selain itu juga sebagai jalan untuk
beribadah dan mendekatkan diri kepada Rabb-nya.
Dengan memperoleh pendidikan manusia akan memiliki berbagai
macam pengetahuan yang akan dapat menjadi bekal bagi dirinya untuk
melaksanakan tugasnya sebagai khalifah. Karena hanya manusia
terdidiklah yang dapat mengemban anamat dari Allah, apabila sebaliknya
DARUL ULUM Jurnal Ilmiah Keagamaan,Pendidikan dan Kemasyarakatan
Volume 11,Nomor 1,2020 E-ISSN:2621-2404,P-ISSN:1907-3003
yaitu tanpa pendidikan, tugas kekhalifahan yang diemban manusia itu
akan gagal10.
Beberapa nilai-nilai pendidikan ibadah yang dapat aajarkan dan
dilaksanakan dalam keluarga di rumah yaitu:
a. Mendidik bersuci dan rajin berwudhu
Salah satu cara mencegah covod 19 adalah dengan mencuci tangan,
untuk itu dalam pandemic seperti ini baik sekali bagi keluarga untuk
sekaligus mengajarkan kebersihan, tata cara bersuci menurut Islam, karena
banyak keluarga yang tidak mengetahui bagaimana cara bersuci (thaharah)
secara Islami, termasuk dalam menyuci sayuran dan bumbu, ikan, daging
sebelum dimasak, menyucikan bekas kotoran, bekas kencing anak, bekas
bangkai dan lain sebagainya, karena jika tidak dilakukan dengan benar,
maka semua menjadi najis dan tetap kotor.
Di samping itu juga masa pandemic yang harus berada di rumah
dapat dimanfaatkan untuk mengajarkan kepada keluarga akan pentingnya
berwudhu. Di samping wudhu sebagai syarat shanya shalat, mensucikan
dari hadas kecil, maka wudhu juga memiliki keutamaan dan hikmah yang
luar biasa. Adapun keutamaan berwudhu antara lain :
1) Ajarkan bersuci, karena Allah menyukai orang-orang yang suci
2) Nabi juga mengajarkan kebersihan sebagian dari iman
3) Ajarkan sering berwudlu, karena orang yang berwudlu kemudian
shalat dua raka’at tanpa ada perkataan tentang dunia, maka akan
diampuni oleh Allah dosa-dosanya sebagaimana bayi baru lahir
4) Orang yang berwudlu dua kali, maka Allah akan member pahala dua
kali
5) Barang siapa yang berdzikir dalam berwudhu, maka Allah akan
menyucikan seluruh tubuhnya, dan jika tidak dengan dzikir, maka
Allah tidak akan menyucikan dirinya kecuali apa yang terkena air
6) Barang siapa yang berwudhu dalam keadaan suci, maka Allah akan
menulis untuknya sepuluh kebaikan
7) Wudhu di atas wudhu yang lain adalah cahaya di atas cahaya yang
lain.
8) Apa bila seorang hamba berwudhu dan berkumur, maka keluarlah
kesalahan kesalahan dari mulutnya, apabiladia menyemburkan air dari
10 Muhammad Zaim, “TUJUAN PENDIDIKAN PERSPEKTIF AL-QURAN DAN HADITS (Isu Dan Strategi Pengembangan Pendidikan Islam) | Zaim | Muslim Heritage,” accessed May 19, 2020, http://jurnal.iainponorogo.ac.id/index.php/muslimheritage/article/view/1766/RemoteURL.
DARUL ULUM Jurnal Ilmiah Keagamaan,Pendidikan dan Kemasyarakatan
Volume 11,Nomor 1,2020 E-ISSN:2621-2404,P-ISSN:1907-3003
hidungnya, maka keluarlah kesalahan dari hidungnya, bila dia
membasuh wajah, maka keluarlah kesalahan-kesalahan dari wajahnya,
sehingga keluar dari tepi-tepi wajahnya. Kalau ida membasuh kedua
tangannya, maka keluarlah kesalahan-kesalahan dari kedua tangan itu
hingga keluar dari bawah kuku-kukunya. Kalau dia mengusap
kepalanya, maka keluarlah dosa dari kepalanya hingga keluar dari
bawah kedua telinganya, dan kalau membasuh kedua kakinya maka
keluarlah kesalahan-kesalahan dari kedua kakinya itu hingga keluar
dari kuku-kukuny kakinya11.
Mencermati dari berbagai hadis nabi tentang keutamaan wudhu di
atas, maka ada pendidikan tentang kebersihan yang mengintakan kita
semua di musim wabah ini, yakni relevansi antara pentingnya jaga
kebersihan mencuci tangan dengan rajin berwudhu, yang secara otomatis
akan membersihkan diri dan terhindar dari penyakit covid 19. Semoga
dengan banyak berwudlu karena Allah, kita dibersihkan dari kesalahan
dan dosa, serta dibersihkan dari segala penyakit, termasuk korona.
b. Meningkatkan pendidikan tentang shalat
Di masa pandemic Covid 19, kita semua dianjurkan untuk banyak
di rumah,oleh akrena itu bagi para pimpinan keluarga, ini menjadi bagian
penting dalam mendidik keluarga utamanya tentang Shalat, barang kali
sebelum ada wabah corona, kepala keluarga sibuk dan tak sempat belajar
tentang shalat, bagaimana cara menjadi imam, bagaimana tata cara shalat
berjamaah, atau barang kali shalat sunahnya juga jarang dilakukan. Maka
saat ini Allah memberikan keleluasaan waktu untu belajar dan mengajar
dalam keluarga, dibuka buku-buku, kitab-kitab tentang shalat, kita ajarkan
kepada keluarga yang ada di rumah maupun lainnya dengan daring atau
online.
Mungkin saja saat ini Allah menegur kita yang sudah memahami
tentang shalat, tapi shalatnya kurang khusyu’, jarang berwirid, atau
sebelumnya kurang shalat berjamaah, jarang ke Masjid, kini semua media
sibuk dengan memakmurkan Masjid yang lagi distop sementara karena
wabah corona, dan ini akan membuat kita rindu pentingnya shalat
berjamaah. Dengan adanya wabah corona ini, maka kita diingatkan oleh
11 Imam Al Ghazali, 2003, Mukasyafatul Qulub (Terjemah Rahasia Ketajaman Mata Hati,
Bintang Usaha, Surabaya, hal.8
DARUL ULUM Jurnal Ilmiah Keagamaan,Pendidikan dan Kemasyarakatan
Volume 11,Nomor 1,2020 E-ISSN:2621-2404,P-ISSN:1907-3003
Allah akan pentingnya shalat, sebab amal yang pertama kali dihisab di
hari qiyamat nanti adalah shalat, sebagaimana hadis Nabi
Dari Abu Hurairah r.a. ia berkata, “Aku pernah mendengar
Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya amal yang seorang hamba yang
pertama kali dihisab di hari Kiamat adalah shalatnya. Jika shalatnya
bagus, maka ia menang dan sukses. Dan jika shalatnya rusak, maka ia
menyesal dan rugi. Maka jika ada yang kurang dari shalat fardunya, Tuhan
Azza Wa jalla berfirman, “Lihatlah kalian, apakah hambaKu mempunyai
(amal) shalat sunnah, maka itulah yang dapat menyempurnakan
kekurangan fardhunya, kemudian semua amalnya (juga) seperti itu.” (HR.
At-Timidzi)12.
Mendasari hadis tersebut, maka betapa pentingnya shalat, sebab
tidak hanya sebagai amal kunci pembuka amal-amal lain di hari qiyamat
nanti, tetapi shalat juga memiliki keutamaan yang lainnya. Beberapa
keutamaan shalat yang lain, sebagai dijelaskan oleh Syaifudin Hakim13
sebagai berikut :
1) Shalat adalah penyejuk hati dan penghibur jiwa
Shalat merupakan penyejuk hati, penghibur dan penenang jiwa.
Oleh karena itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Dijadikan kesenanganku dari dunia berupa wanita dan minyak
wangi. Dan dijadikanlah penyejuk hatiku dalam ibadah shalat.” (HR.
An-Nasa’i no. 3391 dan Ahmad 3: 128, shahih)
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,
“Wahai Bilal, berdirilah. Nyamankanlah kami dengan mendirikan
shalat.” (HR. Abu Dawud no. 4985, shahih)
Shalat adalah dzikir, dan dengan berdzikir kepada Allah
Ta’ala, hati pun menjadi tenang. Shalat adalah interaksi antara seorang
hamba dengan Rabb-nya. Seorang hamba berdiri di hadapan Rabb-nya
dengan ketundukan, perendahan diri, bertasbih dengan memuji-Nya,
membaca firman Rabb-nya, mengagungkan Allah baik dengan
perkataan dan perbuatan, memuji Allah Ta’ala dengan pujian yang
memang layak ditujukan untuk diri-Nya, dia meminta kepada Allah
Ta’ala berupa kebutuhan dunia dan akhirat.
2) Shalat mencegah perbuatan keji dan mungkar
Jika seorang hamba mendirikan shalat sesuai dengan ketentuan
dan petunjuk syariat, maka shalat tersebut akan mencegah dari
perbuatan keji dan mungkar. Sebagaimana firman Allah Ta’ala,
12 (HR. Tirmidzi, ia mengatakan hadits tersebut hasan.) [HR. Tirmidzi, no. 413 dan An-Nasa’i,
no. 466. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih.] 13 https://muslim.or.id/43999-keutamaan-keutamaan-ibadah-shalat.html
DARUL ULUM Jurnal Ilmiah Keagamaan,Pendidikan dan Kemasyarakatan
Volume 11,Nomor 1,2020 E-ISSN:2621-2404,P-ISSN:1907-3003
“Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan
mungkar.” (QS. Al-‘Ankabuut [29]: 45)
Kemampuan shalat untuk mencegah seseorang dari perbuatan
keji dan mungkar itu sangat tergantung kepada kualitas ibadah shalat
yang dilakukan. Minimal, ketika sedang shalat itu sendiri seseorang
berhenti dan tercegah dari perbuatan keji dan mungkar. Karena ketika
sedang shalat, seseorang sedang melakukan ketaatan kepada Allah
Ta’ala. Ada yang selesai shalat kemudian mencuri sandal di masjid,
misalnya, karena memang kualitas shalatnya yang buruk sehingga
tidak lama selesai shalat, dia kembali lagi melakukan kemungkaran.
Kualitas shalat yang bagus antara lain ditandai dengan hati
yang kembali bertaubat kepada Allah Ta’ala, menghadirkan hatinya
menghadap Allah Ta’ala, dan kuatnya keimanan di dalam hati. Jika
seorang hamba terus-menerus dalam kondisi seperti itu, maka ketika
dia memiliki keinginan melakukan kemungkaran, dia pun ingat
dengan kondisi dirinya ketika menghadap Allah Ta’ala dalam
shalatnya, sehingga pada akhirnya dia pun tercegah dari perbuatan
kemungkaran tersebut.
3) Shalat sebagai penolong manusia terkait urusan agama dan dunia
Allah Ta’ala berfirman,
“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan
sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-
orang yang khusyu’.” (QS. Al-Baqarah [2]: 45)
Diriwayatkan dari Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu, beliau
mengatakan,
“Dulu jika ada perkara yang menyusahkan Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam, beliau mendirikan shalat.” (HR. Abu Dawud no. 1420,
hadits hasan)
4) Pahala dan kebaikan yang besar telah disiapkan untuk hamba-
Nya yang mendirikan shalat
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Lima shalat yang telah Allah Ta’ala wajibkan kepada para hamba-
Nya. Siapa saja yang mendirikannya dan tidak menyia-nyiakan sedikit
pun darinya karena meremehkan haknya, maka dia memiliki perjanjian
dengan Allah Ta’ala untuk memasukkannya ke dalam surga.
Sedangkan siapa saja yang tidak mendirikannya, dia tidak memiliki
perjanjian dengan Allah Ta’ala. Jika Allah menghendaki, Dia akan
Menyiksanya. Dan jika Allah Menghendaki, Allah akan memasukkan
ke dalam surga.” (HR. Abu Dawud no. 1420, An-Nasa’i no. 426 dan
Ibnu Majah no. 1401, shahih)
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Shalat adalah cahaya.” (HR. Muslim no. 223)
DARUL ULUM Jurnal Ilmiah Keagamaan,Pendidikan dan Kemasyarakatan
Volume 11,Nomor 1,2020 E-ISSN:2621-2404,P-ISSN:1907-3003
Yaitu cahaya dalam hati, wajah, cahaya di alam kubur dan
cahaya pada hari kiamat.
Diriwayatkan dari ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma,
bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan tentang
shalat pada suatu hari, kemudian berkata,
“Siapa saja yang menjaga shalat maka dia akan mendapatkan
cahaya, petunjuk dan keselamatan pada hari kiamat. Sedangkan siapa
saja yang tidak menjaga shalat, dia tidak akan mendapatkan cahaya,
petunjuk dan keselamatan. Dan pada hari kiamat nanti, dia akan
dikumpulkan bersama dengan Qarun, Fir’aun, Haman, dan Ubay bin
Khalaf.” (HR. Ahmad 2: 169 dengan sanad yang hasan)
Qarun adalah simbol orang yang lalai karena sibuk dengan
harta. Fir’aun lalai karena sibuk dengan kekuasaan dan kerajaan.
Haman (perdana menteri Fir’aun) lalai karena sibuk menjilat penguasa
demi meraih jabatan yang tinggi. Sedangkan Ubay bin Khalaf sibuk
dengan urusan perdagangan atau bisnisnya. Inilah gambaran orang-
orang yang disibukkan dengan perkara dunia sehingga lalai dari shalat.
5) Shalat adalah penggugur atas dosa-dosa kecil dan membersihkan
kesalahan
Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau
mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Bagaimana pendapatmu jika di depan pintu rumahmu ada sungai, lalu
Engkau mandi sehari lima kali? Apakah tersisa kotoran di badannya?”
Para sahabat menjawab,“Tidak akan tersisa kotoran sedikit pun di
badannya.”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Itu adalah
permisalan untuk shalat lima waktu. Dengan shalat lima waktu, Allah
Ta’ala menghapus dosa-dosa (kecil).” (HR. Bukhari no. 528 dan
Muslim no. 667)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Shalat
lima waktu, shalat Jum’at ke shalat Jum’at berikutnya, adalah
penggugur dosa di antara keduanya, selama dosa-dosa besar
ditinggalkan.” (HR. Muslim no. 233)
6) Shalat adalah penghubung paling kuat antara hamba dengan
Rabb-nya
Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Allah Ta’ala berfirman, “Aku
membagi shalat (yaitu surat Al-Fatihah, pent.) untuk-Ku dan hamba-
Ku menjadi dua bagian. Dan untuk hamba-Ku sesuai dengan apa yang
dia minta.”
DARUL ULUM Jurnal Ilmiah Keagamaan,Pendidikan dan Kemasyarakatan
Volume 11,Nomor 1,2020 E-ISSN:2621-2404,P-ISSN:1907-3003
a) Ketika hamba berkata (yang artinya), “Segala puji bagi Allah,
Rabb semesta alam”; Allah Ta’ala berfirman, “Hamba-Ku
memujiku.”
b) Ketika hamba berkata (yang artinya), “Yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang”; Allah Ta’ala berfirman, “Hamba-Ku
menyanjungku.” (sanjungan yaitu pujian yang berulang-ulang,
pent.)
c) Ketika hamba berkata (yang artinya), “Yang menguasai hari
pembalasan”; Allah Ta’ala berfirman, “Hamba-Ku
memuliakanku.” Dan terkadang Allah berfirman, “Hamba-Ku
memasrahkankan urusannya kepada-Ku.”
d) Ketika hamba berkata (yang artinya), “Hanya kepada Engkau kami
menyembah dan hanya kepada Engkau kami meminta
pertolongan”; Allah Ta’ala berfirman, “Ini adalah antara Aku dan
hamba-Ku. Dan untuk hamba-Ku apa yang dia minta.”
e) Dan ketika hamba berkata (yang artinya), “(yaitu) jalan orang-
orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan)
mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat”;
Allah Ta’ala berfirman, “Ini adalah untuk hamba-Ku, dan untuk
hamba-Ku sesuai apa yang dia minta.” (HR. Muslim no. 395)
c. Ingatkan dan ajarkan untuk melaksanakan shalat sunah qobliyah dan
ba’diyah, shalat dhuha, hajat, tahajud dan witir, semua itu banyak
manfaatnya, untuk keberkahan di dunia dan diakhirat
d. Pentingtnya shalat berjamaah dan shalat jum’at
Di musin wabah corona bulan ini, salah satu anjuran untuk
memutus rantai penyebarannya adalah dengan diam di rumah, menjaga
jarak, tidak mendatangi kerumunan, tidak bergerombol, termasuk tidak
mendatangi tempat ibadah untuk berjamaah dan shalat jum’at . Bagi
ummat Islam shalat berjamaah dan shalat jum’at merupakan kegiatan rutin
yang tidak dapat ditinggalkan, terlebih shalat jum’at karena apabila tiga
kali tidak shalat jum’at ada anggapan dianggap bukan bagian dari seorang
muslim lagi atau dianggap orang munafik.
Salah satu fatma MUI pada masa wabah Virus Corona 19 adalah
tidak mendatangi shalat jamaah dan shalat jumat di masjid, ini yang
menjadi kontroversi di masyarakat Banyak para pakar dan ulama
membuka kembali kajian kitab-kita dan hadis untuk memperkuat
argumennya dalam rangka memberikan pendapatnya. MUI misalnya juga
banyak yang mengkritik bahwa fatwanya itu kurang benar atau bahkan
ada yang menuduh sesat, ini semua juga membuka wawasan buat ummat
DARUL ULUM Jurnal Ilmiah Keagamaan,Pendidikan dan Kemasyarakatan
Volume 11,Nomor 1,2020 E-ISSN:2621-2404,P-ISSN:1907-3003
Islam, yang biasanya tidak pernah membahas shalat jamaah tiba-tiba
mengemukakan pendapatnya tentang shalat berjamaah di masjid, dan
seterusnya.
Terlepas dari berbagain kontroversi itu semua ternyata membuka
mata dan batin kita semua betapa pentingnya shalat berjamaah di masjid
dan betapa pentingnya shalat Jum’at, keduanya memiliki fadilah yang luar
biasa, shalat jamaah sendiri memiliki pahala yang 27 kali lipat, ada waktu-
waktu mustajab, kita bias bersujud menumpahkan segala permasalahan
dengan Allah, dan bias bersyukur sepuasnya di rumah Allah (Masjid).
Namun itu semua akan menjadi sebuah kerinduan yang mendalam
di saat Covid 19 ini melanda, di mana kebijakan dan fatwa MUI agar kita
shalat di rumah saja termasuk shalat jum’at. Oleh akrenanya dengan
adanya fatwa tersebut marikita taati, tidak perlu lagi memperdebatkannya,
karena fatwa tersebut sudah berdasarkan kajian yang mendalam, melalui
dalil-dalil dari Al Qur’an dan hadis yang dikaji secara benar, mereka para
ahli yang sudah dipilih ilmunya melebihi dari orang-orang yang hanya
mengemukakan kontroversinya. Penting untuk memahami dengan
kedewasaan terhadaphal-hal yang terjadi di masyarakat, apalagi kalau
ilmu seseorang memang belum cukup, lebih baik bersikap sopan dan
tenang.
Sebagai usaha membatu pencegahan dan penularan Covid 19,
marikita ikuti anjuran pemerintah dan fatwa MUI bagi ummat Islam, insya
Allah apa yang dilakukan pemerintah dan MUI akan membawa kebaikan
dan menghindari kemadharatan yang lebih besar. Untuk itu mari
dimanfaatkan yang sebaik-baiknya untuk ibadah kepada Allah dan
mendidik keluarga.
e. Mendidik untuk berdzikir, wirid, bertahlil dan berdoa, baca tulis, hafalan
Al Qur’an
Kesibukan sebelum adanya Covid 19, terkadang membuat keluarga
saling jarang bertemu, misalnya orang tua pergi pagi pulan malam,
demikian juga ibunya yang berkarir, sehingga pertemuan hanya pada sore
atau malam hari dengan sisa-sisa kelelahan sehari bekerja.
Kondisi yang demikian membuat keadaan dan psikis lelah
semuanya, keharmonisanpun kadang kurang terperhatikan, begitu juga
dengan ibadah shalat berjamaah misalnya, dzikir, tahlilan shalawatan, jadi
terabaikan. Ataupun para keluarga yang punya banyak waktu di rumah
sebelum wabah tapi terlena dengan menyamanan yang sudah ada, juga
DARUL ULUM Jurnal Ilmiah Keagamaan,Pendidikan dan Kemasyarakatan
Volume 11,Nomor 1,2020 E-ISSN:2621-2404,P-ISSN:1907-3003
terabaikan shalat jamaahnya, dzikirnya, wiridnya, shalawatannya. Maka di
musim pendemi corona ini, sangat baik dimanfaatkan untuk mengajak
keluarga shalat berjamaah, tadarus Al Qur’an, berdzikir/ wirid, bertahlil
dan berdoa, baca tulis, hafalan Al Qur’an.
Banyak keutamaan-keutamaan dzikir/wirid, berdoa yang mungkin
selama ini kurang terperhatikan ayo direnungkan kembali, dipelajari
kembali untuk keluarga kita, kita refresh, perintahkan keluargamu untuk
menghafal dan melaksanakan wirid dan dzikir.
Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula)
kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari
(nikmat) -Ku.(Al-Baqarah : 152).
Beberapa keutamaan yang luar biasa antara lain
1) Allah dan Rasul mengajarkan bahwa dengan berdzikir hati akan
tenang
2) Barang siapa siapa yang diakhir hayatnya mengucapkan
lailahaillallah, maka akan masuk surga
3) Dzikir/Wirid ba’da Shalat Magrib misalnya dilanjutkan dzikir dengan
membaca lailahaillalllah wahdahu lasyarikalah lahul mulku walahul
hamdu yuhyi wayumit wahuwa ala kulli syaiin qadiir 10 kali, maka
akan dihapus dosanya pada malam itu, demikian juga jika shalat subuh
berjamaah dilanjutkan dengan membaca dzikir yang demikian, maka
akan dihapuskan dosanya pada hari itu.
4) Beristigfar,
keutamaan beristigfar adalah akan menurunkan hujan, memperbanyak
harta dan anak, akan diberikan kebun-kebun yang ada sungainya (Nuh
10-12). Istigfar juga menghindarkan dari adzab. “dan Allah tidak akan
menngazab mereka, sedang mereka meminta ampun (beristigfar) (Al
Anfal :33). Istigfar juga dapat melapangkan dari segala kesulitan, oleh
karenanya jika ada kesulitan apapun maka perbanyaklah istigfar.
5) Membaca Tasbih, Tahmid, takbir dan Tahlil (Subhanallah
walhamdulillah walailahaillallah wallahu akbar)
a) Rasulullah bersabda “Maukah aku ajarkan kepada kalian sesuatu di
mana kamu dapat mendahului, mengalahkan (pahala dan kebaikan)
orang-orang sebelum kalian dan sesudah kalian, dan tidak akan ada
seorang pun yang dapat mengalahkan kebaikan kalian kecuali
orang tersebut melakukan sebagaimana yang kalian lakukan?”
Mereka menjawab: “Tentu mau ya Rasulullah”. Rasulullah SAW
DARUL ULUM Jurnal Ilmiah Keagamaan,Pendidikan dan Kemasyarakatan
Volume 11,Nomor 1,2020 E-ISSN:2621-2404,P-ISSN:1907-3003
bersabda kembali, “Bacalah tasbih (subhanallaah), tahmid
(alhamdulillaah) dan takbir (Allahu akbar) setiap selesai shalat
(wajib) sebanyak tiga puluh tiga kali”
b) Siapa yang membacanya 33 kali maka akan diampuni dosanya
oleh Allah
c) Ini merupakan amalah yang ringan diucapkan, tapi berat
timbangannya di akhirat nanti
d) Dari Samuroh bin Jundub, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda, "Ada empat ucapan yang paling
dicintai Allah SWT: Subhanallah (Mahasuci Allah), Alhamdulillah
(segala puji hanya milik Allah), Laa ilaaha illallah (tiada tuhan
selain Allah), dan Allahu Akbar (Allah Maha Besar).Engkau
memulai dari yang mana saja, tidak ada masalah."
e) Dalam hadits yang lain Rasulullah bersabda : Alhamdulillah
memenuhi Mizan, dan Subhanallah serta al-hamdulillah keduanya
memenuhi apa yang ada diantara langit dan bumi (HR. Muslim).
f) Sesungguhnya sebaik-baik doa adalah “Alhamdulillah” (HR.
Tirmiddzi).
6) Berdo’a
Terkadang manusia hanya berdo’a ketika dalam kesempitan
dan lupa jika diberikan kebahagiaan atau rizqy yang melimpah karena
merasa sudah terpenuhi semua, tetapi begitu ada masalah dan ada
musibah biasanya mengeluh, bahkan menyalahkan Allah, dan orang-
orang disekitar. Kesempatan yang baik dimusim pandemic Covid 19,
bagi kepala keluarga yang sedang banyak di rumah untuk mengajarkan
dan memerintahkan banyak berdo’a, terutama semoga Allah segera
mengangkat dan menghilangkan wabah corona ini.
Berd’a tidak hanya berguna bagi dirinya sendiri,tetapi berdo’a
juga mampu menolak balak. Nabi Muhammad SAW mengajarkan
1) haruslah berdo’a karena Do’a bermanfaat untuk menghalau
terhadap musibah yang telah turun maupun belum
2) Do’a berguna untuk menghadapi turunya musibah,
keduanya bertarung hingga hari qiyamat14
3) Berdo’alah niscaya akan Aku kabulkan (Al mukmin:60)
4) Do’a bersungguh-sungguh merupakan obat paling
bermanfaat, dan Allah menyukaiorang-orang yang berdo’a
14 Lihat Imam AL Ghazali, hal.27
DARUL ULUM Jurnal Ilmiah Keagamaan,Pendidikan dan Kemasyarakatan
Volume 11,Nomor 1,2020 E-ISSN:2621-2404,P-ISSN:1907-3003
5) Do’a pasti dikabulkan oleh Allah, akan tetapi ada hal-hal
yang mengganjal do’a antara lain tergesa-gesa, terburu
nafsu, terlalu cemas sehingga tidak berdo’a lagi
Adapun waktu yang mustajab dalam berdo’a
1) Waktu sepertiga malam terakhir
2) Waktu antara adzan dan iqamah
3) Waktu setelah selesai shalat fardhu
4) Waktu sedang berpuasa
5) Waktu antara dua khutbah jum’at (waktu istirahat Khatib)
Adapun adab berdo’a,
1) Hati atau kalbu harus benar-benar hadir dan bertemu
dengan Allah, sehingga terkonsentrasi dan khusyu’
2) Merendahkan diri,merasa rendah dan hina dihadapan
Allah
3) Menghadap kiblat
4) Memulai dengan basmallah, pujian pada Allah dengan
khusyu’ dan tawadhu’, membaca hamdalah, shalawat,
mohon ampunan,
5) Tawashul dengan Allah dan nama-namaNya yang maha
agung
6) Ajukan permohonan dengan sungguh-sungguh, penuh
harap dan takut
7) Gunakan suara yang lemah lembut
8) Mengangkat kedua tangan ketika berdo’a dan
mengusap kedua tangan pada wajah setelah selesai
5. Pendidikan Sosial
Menurut Ibnu Khaldun, pendidikan itu disandarkan pada pengalaman dan
pengamatan sehingga hasil dari pendidikan adalah kemandirian dan
keberanian dalam menghadapi kenyataan kehidupan15. Oleh karena itu, di
musim covid ini, banyak lagi yang banyak diajarkan untuk keluarga kita,
antara lain berbagi kepada sesame, terlebih dengan adanya PSBB, banyak
yang harus di rumah, terhenti pekerjaan, terhenti juga penghasilan, banyak
yang kekurangan. Maka peran keluarga dapat mengajarkan untuk berbagi,
perduli sosiallingkungan sekitar, antara lain dengan member apa yang kita
15 Muhammad Zaim, “Studi Pemikiran Pendidikan Ibnu Khaldun Perspektif Sosio-Progresif,”
Muallimuna : Jurnal Madrasah Ibtidaiyah 1, no. 2 (May 10, 2016): 79–97,
https://doi.org/10.31602/muallimuna.v1i2.387.
DARUL ULUM Jurnal Ilmiah Keagamaan,Pendidikan dan Kemasyarakatan
Volume 11,Nomor 1,2020 E-ISSN:2621-2404,P-ISSN:1907-3003
punya seperti shodaqah, akrena denganniat yang ikhlas, maka shodaqoh dapat
menolak balak, menghilangkan penyakit. Dari segi social maka zakat, infak
dan shodaqoh juga secara otomatis akan mendekatkan diri kepada Allah dan
manusia. Jika tidak memiliki kemampuan harta, maka bias kita manfaatkan
tenaga kita sebagai relawan dalam membantu penanganan Covid 19.
1. Pendidikan Kesehatan, Pendidikan Bela Negara
Di musim covid ini banyak berita dan meme tentang pentingnya kesehatan,
setiap hari di TV ada berita dan pembelajaran tentang kesehatan, maka
keluarga dapat memanfaatkan program televise ini untuk meningkatkan hidup
sehat, memotivasi untuk belajartentang obat-obatan, bahkan mengenal aoa itu
virus dan berbagai macam tips-tip tentang sehat.
Juga dijelaskan oleh Tim gugus penanganan covid 19, bahwa diam di rumah
bagian dari Bela Negara, mentaati anjuran pemerintah di musim pandemic ini
juga bagian dari bela Negara, membantu meringankan beban orang lain juga
bagian bela negara
2. Pendidikan Ekonomi
Di musin pandemic ini, banyak juga keluarga yang memanfaatkan bisnis on
line. Jika keluarga memiliki kemampuan modal dan bakat, maka baik sekali
ini dimanfaatkan untuk mengatur agar keluarga memiliki bisnis yang baik
sehingga menjadi nilai ekonomi tersendiri, memberikan keuntungan dan
membantu perekonomian keluarga, sehingga dapat membantu dirinya,
keluarga dan sesama
3. Pendidikan Politik
Musim pandemic saat ini bertepatan dengan tahapan penyelenggaraan
pemilu, sehingga banyak wacana apakah pemilu ditunda atau diteruskan.
Demikian juga keadaan covid 19 ini juga bias menjadi komoditi politik bagi
sebagian orang dimanfaatkan untuk kepentingan diri dan golongannya.
Misalnya bagi-bagi bantuan sembako, atau kegiatan social lainnya dengan
label nama Kepala Daerah, atau menggunakan nama pribadinya, entah oleh
incumbent ataupun oleh para bakal calon. Dari segi politik ini sah-sah saja,
sepanjang tidak melanggar aturan tetapi harus dibarengi niat yang tulus dan
tidak menyakiti atau mendzalimi orang lain. Berita-berita seperti ini selalu
menghiasi media massa, oleh akrenanya perlu disampaikan kepada keluarga
agar tetap menghargai orang lain dan cara-cara orang dalam berpolitik,
kemudian mengajarkan bagaimana cara berpolitik yang baik nantinya.
DARUL ULUM Jurnal Ilmiah Keagamaan,Pendidikan dan Kemasyarakatan
Volume 11,Nomor 1,2020 E-ISSN:2621-2404,P-ISSN:1907-3003
Sisi lainnya keberadaa wabah covid 19 ini juga menjadi pertanyaan dan
pernyataan masing-masing orang, ada yang terkadang berpandangan bahwa
virus ini sengaja diadakah dan untuk diarahkan dalam kepentingan politik
tertentu, untuk menaikkan dan menjatuhkan seseorang, misalnya covid ini
disengaja agar bisa menggunakan dana bantuan, bisa menganggarkan untuk
kesehatan dan social, dan mencari keuntungan. Ada juga yang berpendapat
digunakan untuk menaikkan pamor dengan sok menjadi jagoan, memberikan
bantuan dan lain sebagainya. Sekali lagi semua tergantung dengan niat
masing-masing. Terlepas dari itu semua biarkan masing-masing memiliki
fikiran dan prasangka, yang terpenting dalam keluarga memberikan pelajaran
dan pendidikan dengan menata hati dan niat. Bahwa apa yang terjadi memang
benar ujian dari Allah, jika ingin berbuat, membantu sesame, yakinkan juga
karena Allah, insya Allah hasilnya akan terbaik, mau dikatakan ini pencitraan,
cari pamor ataupun kata-kata lainnya yang penting niatkan karena Allah.
Kita semua yakin dan beriman bahwa semua yang terjadi ini adalah dari
Allah untuk menguji dan mengingatkan kita semua, agar selalu ingat kepada
Allah dan semua yang kita miliki dari Allah dan kembali kepada Allah. Insya
Allah setelah ada cobaan, ujian, balak dan bencana, Allah akan mengganti
yang lebih baik dari sebelumnya, setiap ada kesulitan pasti ada jalan dan Allah
akan memudahkan. Hanya iman, taqwa, perbuatan baik yang akan menemani
kita sampai akhir hayat dan hari dibangkitkan. Semoga Allah mengampuni
dan memberkahi hidup kita semua.
E. Simpulan
Pelajaran yang dapat diambil terkait dengan wabah coronavirus covid 19 ini,
sebagai seorang mu’min, maka sebaiknya selain melakukan juga ikhtiar karantina
atau “social distancing” ini, maka tingkatkan juga spiritual kita. Jika dapat
bertafakkur lebih jauh, sebagai muslim semua wabah ini adalah sebuah rahmatNYA,
sebuah peringatan bagi yang berpikir, untuk terus menjadikannya sebagai wasilah
atau jalan untuk terus banyak mendekatkan diri kepada Allah Swt, sehingga ketika
tingkat kepasrahan tinggi maka akan dirasakan ketenangan dan dengan segala usaha
dan doa keselamatan juga kepada Allah Swt, dengan selalu melibatkanNYA, dan
berharap semua wabah ini akan berakhir, dan dapat pula segera ditemukan
penyebabnya, InshaAllah AamiinYRA. Dialah Allah Sang Maha Pencipta lagi Maha
Mengetahui
DARUL ULUM Jurnal Ilmiah Keagamaan,Pendidikan dan Kemasyarakatan
Volume 11,Nomor 1,2020 E-ISSN:2621-2404,P-ISSN:1907-3003
Nilai-nilai pendidikan yang diajarkan oleh Rasulullah ketika mengalami
penyebaran wabah antara lain, 1. Menjaga higienitas makanan 2. Mengisolasi
area wabah 3. Pendidikan Aqidah dan Akhlaq 4. Pendidikan Ibadah 5. Pendidikan
Sosial.
F. Daftar Pustaka
A.Ahmadi, Nor S, MKDU Dasar Dasar Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan
Tinggi, Jakarta: Bumi Aksara, 1991
Abdul Wahab Ahmad, peneliti bidang aqidah di Aswaja NU Center Jawa Timur dan
Wakil Sekretaris PCNU
Jember.https://islam.nu.or.id/post/read/117874/melihat-corona-dari-perspektif-
aqidah-dan-fiqih
Abu Zakariya, Yahya Bin Syaraf an Nawawy, 1985, Riyadhussalihin, terjemahan
oleh Mushlih Shabir Cetakan pertama 1985, CV. Toha putra Semarang
An-Nasa’i, Sunan An Nasai no. 466
Armai Arief, Pengantar ilmu dan metodologi pendidikan islam, Jakart: Ciputat Pers,
2002.
Hamid Darmadi, Dasar konsep Pendidikan Moral, Landasan Konsep Dasar dan
Implementasi, Bandung: Alfabeta, 2007.
https://islam.nu.or.id/post/read/117874/melihat-corona-dari-perspektif-aqidah-dan-
fiqih
https://muslim.or.id/43999-keutamaan-keutamaan-ibadah-shalat.html
https://yatimmandiri.org/hikmah/Akhlak-Terbaik
Imam Al Ghazali, 2003, Mukasyafatul Qulub (Terjemah Rahasia Ketajaman Mata
Hati, Bintang Usaha, Surabaya
Indriya Indriya, “Konsep Tafakkur Dalam Alquran Dalam Menyikapi Coronavirus
Covid-19,” SALAM: Jurnal Sosial Dan Budaya Syar-I 7, no. 3 (March 18,
2020): 211–16, https://doi.org/10.15408/sjsbs.v7i3.15050.
DARUL ULUM Jurnal Ilmiah Keagamaan,Pendidikan dan Kemasyarakatan
Volume 11,Nomor 1,2020 E-ISSN:2621-2404,P-ISSN:1907-3003
Jalaludin & Abdullah Idi, Filsafat Pendidkan Manusia, Jogjakarta: ArRuzz Media,
2007.
Muhammad Zaim, “Studi Pemikiran Pendidikan Ibnu Khaldun Perspektif Sosio-
Progresif,” Muallimuna : Jurnal Madrasah Ibtidaiyah 1, no. 2 (May 10,
2016): 79–97, https://doi.org/10.31602/muallimuna.v1i2.387
Muhammad Zaim, “TUJUAN PENDIDIKAN PERSPEKTIF AL-QURAN DAN
HADITS (Isu Dan Strategi Pengembangan Pendidikan Islam) | Zaim | Muslim
Heritage,” accessed May 19, 2020,
http://jurnal.iainponorogo.ac.id/index.php/muslimheritage/article/view/1766/R
emoteURL.Departemen Pendidikan Nasional. (2001). Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Bandung: Balai Pustaka.
Tirmidzi,Sunan At-Tirmidzi, no. 413