NILAI-NILAI LUHUR DALAM LAGU POP DAERAH SUKU … · mencintai dan mengasihiku serta senantiasa...
-
Upload
truongcong -
Category
Documents
-
view
238 -
download
0
Transcript of NILAI-NILAI LUHUR DALAM LAGU POP DAERAH SUKU … · mencintai dan mengasihiku serta senantiasa...
NILAI-NILAI LUHUR DALAM LAGU POP DAERAH SUKU DAYAK DI KABUPATEN MELAWI:
KAJIAN IMPLIKATUR
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Program Magister
Oleh:
BRIGITA YUNI
NIM: 151232011
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
PROGRAM MAGISTER
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
Agustus 2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
NILAI-NILAI LUHUR DALAM LAGU POP DAERAH SUKU DAYAK DI KABUPATEN MELAWI:
KAJIAN IMPLIKATUR
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Program Magister
Oleh:
BRIGITA YUNI
NIM: 151232011
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
PROGRAM MAGISTER
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
Agustus 2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya sederhana ini saya persembahkan kepada Tuhan Yesus Kristus,
Bunda Maria, Santa Brigita, Bapak VB. Suparlan, Ibu Rosa Petronela, Alloysius
Widiastanto, Grenita Widiasnandya, dan seluruh keluarga besar yang begitu
mencintai dan mengasihiku serta senantiasa memberikan semangat dalam
menyelesaikan tesis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN MOTTO
Janganlah takut; sebab Aku menyertai engkau, Janganlah bimbang; sebab Aku ini
Allah mu; Aku akan meneguhkan bahkan akan menolong engkau; Aku akan
memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan.
(Yesaya 41:10)
Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar
kepada pengertianmu sendiri
(Amsal 3:5)
Janganlah kamu kuatir akan hari esok karena hari esok mempunyai kesusahannya
sendiri, kesusahan sendiri cukuplah untuk satu hari
Matius (6:31)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, dengan mengikuti ketentuan sebagaimana
layaknya karya ilmiah. Apabila dikemudian hari ditemukan indikasi plagiarisme
dalam tesis ini, maka saya bersedia menanggung segala sanksi sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Yogyakarta, 28 Agustus 2017
Penulis,
Brigita Yuni
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Brigita Yuni
Nomor Mahasiswa : 151232011
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: Nilai-
Nilai Luhur dalam Lagu Pop Daerah Suku Dayak di Kabupaten Melawi: Kajian
Implikatur. Dengan demikian, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas
Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa
perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama
tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
pada tanggal: 28 Agustus 2017
yang menyatakan
Brigita Yuni
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Yuni, Brigita. 2017. Nilai-Nilai Luhur dalam Lagu Pop Daerah Suku Dayak di Kabupaten Melawi: Kajian Implikatur. Tesis. Yogyakarta: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Program Magister, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Penggunaan lagu yang kurang dimanfaatkan masyarakat Dayak dalam menanamkan nilai luhur membuat peneliti tertarik melakukan penelitian terhadap lagu pop daerah suku Dayak di Kabupaten Melawi. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan wujud nilai luhur yang terdapat dalam lagu pop daerah suku Dayak di Kabupaten Melawi, (2) mendeskripsikan maksud yang ingin disampaikan melalui lagu pop daerah suku Dayak di Kabupaten Melawi, dan (3) mendeskripsikan kaidah implikatur yang terdapat dalam lagu pop daerah suku Dayak di Kabupaten Melawi.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian ini syair dalam lagu pop daerah suku Dayak di Kabupaten Melawi. Data penelitian adalah lirik lagu pop daerah yang diduga mengandung implikatur nilai luhur. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah simak catat, menyimak lagu dan mencatat lirik-lirik yang mengandung implikatur nilai luhur dan wawancara. Metode analisis data yang digunakan adalah metode padan dengan teknik dasar pilih unsur penentu, menentukan data yang mengandung implikatur nilai luhur dan teknik lanjutan hubung banding mengaitkan implikatur nilai luhur yang ditemukan dengan teori-teori yang ada.
Berdasarkan hasil penelitan dapat disimpulkan tiga hal, pertama terdapat empat wujud jangkauan nilai luhur dalam lagu pop daerah suku Dayak di Kabupaten Melawi yaitu (1) nilai yang berhubungan dengan diri sendiri meliputi (a) tanggung jawab, (b) keberanian, (c) berpikir jauh ke depan, dan (d) kerja keras. (2) Nilai yang berhubungan dengan sesama meliputi nilai (a) hormat, (b) peduli, (c) cinta tanah air, dan (d) sopan santun. (3) Nilai yang berhubungan dengan alam meliputi (a) nilai menghargai kesehatan alam, dan (b) melestarikan budaya. (4) Nilai yang berhubungan denganTuhan meliputi nilai (a) bersyukur. Kedua, Maksud yang ingin disampaikan, (1) maksud nilai yang berhubungan dengan diri yaitu (a) meminta, (b) memberikan informasi, (c) perintah, dan (d) mengingatkan. (2) Nilai yang berhubungan dengan sesama memiliki maksud untuk (a) melarang, (b) menjaga, (c) menghargai, (d) perintah, (e) meminta, (f) menakuti, dan (g) imbauan. (3) Maksud nilai yang berhubungan dengan alam meliputi (a) perintah, (b) larangan, (c) memberikan informasi, dan (d) meminta. (4) Maksud nilai yang berhubungan dengan Tuhan yaitu (a) perintah dan (b) imbauan. Ketiga, kaidah implikatur dalam lagu pop daerah meliputi (1) prinsip mengandung pesan dan nilai luhur, (2) prinsip menjaga kelestarian alam, (3) melestarikan budaya, (4) prinsip maksud bisa bersifat sementara, dan (5) prinsip maksud diketahui berdasarkan konteks.
Kata Kunci: Nilai luhur, lagu pop daerah, implikatur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
Yuni, Brigita. 2017. Core Values in the Pop Folk Songs of Dayak Tribe in Melawi Regency: The Study of Implicatures. A Graduate Thesis. Yogyakarta: The Graduate School of the Indonesian Language and Literature Education Study Programme, Faculty of Teachers’ Training and Education, Sanata Dharma University.
The researcher was interested to study on the use of Dayaknese’s popular
folk songs in Melawi Regency since the songs were rarely used to instil core values among the community members. This study aimed to (1) describe the existence of the core values contained in the Dayak tribal pop songs in Melawi District, (2) describe the intent conveyed through the Dayak tribal pop songs in Melawi District, and (3) describe the implicature rules contained in the Dayak tribal pop song in Melawi District.
This study was qualitative descriptive research. The source of data was the lyrics of Dayak tribal pop folk songs in Melawi Region. The researcher, therefore, analysed the song lyrics containing core value implicatures notion. The data collection technique used in this study was interview, listening, and note-taking technique in which the researcher were listening to the songs and took notes of the lyrics containing implicatures. The data analysis applied in this study was comparing method with basic technique selecting the determinant element and determining the data that implies the core values, and advanced technique of relating and comparing the implicatures of core values found to existing theories.
The research findings showed that, first there were forms of core value range in the Dayak tribal pop songs in Melawi District namely, (1) values associated with oneself including (a) responsibility, (b) courage, (c) deep thinking and (d) hard work, (2) values associated with society including (a) respect, (b) care, (c) citiizenship, and (d) politeness, (3) values associated with nature including (a) respect to nature (b) culture preservation, (4) values related to God including (a) being grateful. Second, the conveyed intention consisted of (1) the value purposes associated with oneself namely, (a) asking, (b) giving information, (c) commanding and (d) reminding. (2) The value purposes relating to society contained intention of (a) prohibiting, (b) maintaining, (c) respecting, (d) commanding, (e) asking, (f) scaring, and (g) appeal. (3) Value purposes associated with nature consisted of (a) commanding, (b) prohibiting, (c) providing information, (d) requesting and (e) suggestion. (4) Purposes of the values related to God were (a) the command and (b) the appeal. Third, the implicatures in the tribal pop folk songs contained principles of (1) message and core values, (2) nature preservation, (3) retention of customs, (4) temporary intent, and (5) contextual intent.
Keywords: core values, pop folk songs, implicatures.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan Tesis yang berjudul
“Nilai-Nilai Luhur dalam Lagu Pop Daerah suku Dayak Di Kabupaten Melawi:
Kajian Implikatur”. Tesis ini disusun untuk melengkapi syarat memperoleh gelar
Magister Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Penulis menyadari bahwa selama proses pelaksanaan penelitian yang telah
penulis lakukan telah melibatkan berbagai pihak, untuk itu ijinkalah penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma.
2. Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia Program Magister serta sebagai dosen
pembimbing kedua yang telah meluangkan waktu untuk memberikan motivasi
dan kritik yang membangun dalam proses penyusunan tesis.
3. Prof. Dr. Pranowo, M.Pd., selaku dosen pembimbing pertama yang telah
bersedia meluangkan waktu, dan pikirannya untuk membimbing, memberikan
saran, memotivasi, serta kritikan yang membangun dalam proses penyusunan
tesis.
4. Dra. Novita Dewi, M.S, M.A. (Hons.), Ph.D., selaku dosen triangulator yang
telah bersedia meluangkan waktu dan pikirannya untuk memvalidasi hasil
analisis data dalam penelitian ini.
5. Dr. Yuliana Setyaningsih, M.Pd., selaku dosen penguji yang telah bersedia
meluangkan waktu untuk memberikan kritik dan saran dalam penyempurnaan
penelitian ini.
6. Bapak Sutarman, Paulus Timang, Mpang, Gedong, Indra, Antonius, Antonius
Sidi, Afri Yunus, Martinus Limbung, Dius, dan Ibu Maria selaku tokoh
masyarakat dan penulis lagu yang telah membantu peneliti dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
menterjemahkan berbagai bahasa Dayak dan membantu peneliti mengungkap
nilai yang terdapat dalam lagu pop daerah.
7. Robertus Marsidiq, selaku staf sekretariat prodi MPBSI yang selama ini telah
banyak membantu dan memberikan berbagai kemudahan untuk memenuhi
berbagai keperluan administratif.
8. Keempat orang tua tercinta, Bapak VB Suparlan, Ibu Rosa Petronela, Bapak
Robertus Sukismo (alm) dan Ibu Yosefin Tumardiyah, yang selalu mendoakan
dan memberikan semangat dalam penyelesaian tesis.
9. Alloysius Widiastanto dan Grenita Widiasnandya sebagai sumber penguatan
yang selalu memberikan semangat dalam mengatasi permasalahan-
permasalahan yang dialami.
10. Keluarga besar Maria Sri Purwanti, Elisabet Murni Ningsih, Andreas Prayogo,
Viktoria, Brigita Widiastuti, Karolus Widarto, Bapak Alif, dan Sarnyoto, Ibu
Narti, yang sudah memberikan dukungan dan semangat dalam penelitian ini.
11. Bernardus Tube, S.Pd., Sofylia Melati, S.Pd., Dina Eka Pertiwi, S.Pd., Angel
Bertha Gena, S.Pd., Gusti Dinda Damasasi, S.Pd., Natalia Sulistya Harsanti,
S.Pd., Maulida Reswari, S.Pd., dan teman satu kelas serta semua angkatan
yang sudah menyemangati dan merelakan waktu serta pikiran untuk berdiskusi
bersama demi penyelesaian tesis.
12. Semua pihak yang telah membantu penulis, yang tidak dapat penulis sebutkan
satu per satu sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian.
Penulis juga menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca. Akhir kata, penulis berharap semoga tesis ini bermanfaat dan berguna
bagi pembaca.
Yogyakarta, 28 Agustus 2017
Penulis,
Brigita Yuni
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ......................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................... iv
HALAMAN MOTTO ........................................................................ v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................. vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .............................. vii
ABSTRAK .......................................................................................... viii
ABSTRACT......................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ........................................................................ x
DAFTAR ISI ..................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................... xiv
BAB I: PENDAHULUAN .................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................. 5
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................... 6
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................ 6
1.5 Definisi Istilah ................................................................... 7
BAB II: LANDASAN TEORI ........................................................... 9
2.1 Pragmatik .......................................................................... 9
2.2 Fenomena Pragmatik ......................................................... 10
2.2.1 Deiksis ..................................................................... 11
2.2.2 Praanggapan ............................................................. 13
2.2.3 Implikatur ................................................................. 13
2.2.4 Tindak Tutur ............................................................ 18
2.3 Konteks ............................................................................ 21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
2.3.1 Koteks ..................................................................... 22
2.3.2 Koteks Situasional ................................................... 24
2.3.3 Konteks Pragmatik ................................................... 24
2.3.4 Konteks Budaya ....................................................... 25
2.3.5 Konteks Sosial ......................................................... 18
2.4 Lagu Pop Daerah Suku Dayak .......................................... 26
2.5 Nilai Luhur ....................................................................... 29
2.5.1 Peran Nilai Luhur ..................................................... 30
2.5.2 Wujud Nilai Luhur ................................................... 32
2.6 Kerangka Berpikir ............................................................. 40
BAB III: METODOLOGI PENELITIAN ........................................ 43
3.1 Jenis Penelitian .................................................................. 43
3.2 Sumber Data dan Data ...................................................... 44
3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data .............................. 45
3.4 Instrumen Penelitian .......................................................... 47
3.5 Teknik Analisis Data ......................................................... 47
3.6 Triangulasi Data ................................................................ 49
BAB IV: HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................... 51
4.1 Hasil Penelitian ................................................................. 51
4.4.1 Deskripsi Data .......................................................... 51
4.2 Hasil Analisis Data ........................................................... 53
4.2.1 Wujud Nilai Luhur dalam Lagu Pop Daerah
Suku Dayak di Kabupaten Melawi ......................... 54
4.2.2 Maksud yang Ingin Disampaikan melalui Lagu
Pop Daerah Suku Dayak di Kabupaten Melawi ......... 111
4.2.3 Kaidah Implikatur dalam Lagu Pop Daerah Suku
Dayak di Kabupaten Melawi ..................................... 153
4.3 Pembahasan ...................................................................... 166
4.3.1 Wujud Nilai luhur dalam Lagu Pop Daerah Suku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
Dayak di Kabupaten Melawi ..................................... 167
4.3.2 Maksud yang Ingin Disampaikan melalui Lagu Pop
Daerah Suku Dayak di Kabupaten Melawi ................ 175
4.3.3 Kaidah Implikatur dalam Lagu Pop Daerah Suku
Dayak di Kabupaten Melawi ..................................... 182
BAB V: PENUTUP ............................................................................ 186
5.1 Simpulan ........................................................................... 186
5.2 Saran ................................................................................. 189
DAFTAR RUJUKAN ........................................................................ 190
LAMPIRAN ....................................................................................... 195
DATA PENELITIAN ....................................................................... 196
HASIL TRIANGULASI .................................................................... 206
BUKTI PENGIRIMAN ARTIKEL JURNAL .................................. 238
BIOGRAFI PENULIS ....................................................................... 268
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab pertama ada lima hal yang akan diuraikan oleh peneliti. Lima
hal tersebut meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, dan definisi istilah.
1.1 Latar Belakang
Kebudayaan suatu daerah mengandung nilai-nilai luhur yang senantiasa
dipertahankan, diwariskan, dikaji, dan dilaksanakan seiring dengan perubahan
sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai luhur tersebut berasal dari nilai budaya
dalam masyarakat yang mengajarkan cara-cara bersikap dengan sesama. hal ini
senada dengan Greezt (1992:5) yang menjelaskan bahwa nilai budaya membuat
manusia bisa berkomunikasi, melestarikan, mengembangkan pengetahuan,
menyikapi permasalahan yang terjadi dalam kehidupan artinya nilai budaya
menjadi dasar pembentukan karakter masyarakat. Nazriani (2012:18) menegaskan
bahwa nilai budaya mengajarkan cara bersikap sesuai dengan norma-norma
menurut masyarakat hal ini berkaitan dengan penilaian yang baik, benar, dan
indah serta memberikan nilai kepada orang yang menghayatinya menjadi baik,
benar, dan indah. Dengan kata lain, nilai budaya dapat membuat seseorang
menjadi bernilai.
Beberapa konsep kebudayaan tersebut menunjukkan bahwa betapa
pentingnya nilai-nilai budaya sebagai dasar pembangun karakter bangsa. Namun,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
berbagai perubahan dari pengaruh globalisasi saat ini seakan membawa bangsa
Indonesia masuk dalam masalah budaya. Masalah budaya yang sedang terjadi di
Indonesia, secara khusus dalam suku Dayak. Masalah budaya ditunjukan dengan
memudarnya nilai-nilai tradisional yang dilihat dari sikap generasi muda lebih
berpedoman pada budaya global, mengandalkan teknologi dalam segala bidang,
kurang bisa bekerja sama dan menghargai orang lain, mulai meninggalkan adat-
istiadat, bersikap kurang sopan, dan sulit membantu orang lain (Radar Sampit, 18
Oktober 2016).
Pada akhir ini juga terlihat semakin mundurnya penguasaan bahasa Dayak
oleh masyarakat suku Dayak sendiri, terutama hal-hal yang berkaitan dengan
bahasa yang digunakan dalam tradisi dan budaya suku Dayak. Bahasa yang
digunakan dalam tradisi ini sudah mulai tidak dipahami oleh masyarakat yang
mendiami daerah perkotaan misalnya dalam lagu Serawai Ambalau terdapat lirik
Kolimoi tahtum. Kolimoi tahtum merupakan tradisi bercerita yang dilakukan
masyarakat suku Dayak Uud Danum kepada anak-anaknya. Namun, pada waktu
lagu diterbitkan masih banyak anak-anak yang tidak mengetahui arti dari lirik
Kolimoi tahtum padahal anak tersebut berasal dari suku Dayak Uud Danum.
Dalam penelitian peneliti juga menemukan bahwa beberapa masyarakat tidak
mengetahui maksud dari lirik hek-hek-hek kawang patek emapalak nubak kedeek
dimana lirik tersebut merupakan bahasa Dayak Kebahan yang sering digunakan
pada tahun 1970, dan sudah jarang digunakan saat ini. Bahasa-bahasa Dayak yang
jarang ditemukan menunjukan bahwa bahasa-bahasa yang digunakan dalam
tradisi sudah mulai dilupakan. Menurut Sudibyo (2006:100) Bahasa yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
digunakan sehari-hari ataupun yang digunakan dalam tradisi merupakan roh
budaya sehingga dengan hilang dan matinya suatu bahasa, akan hilang serta habis
pulalah nilai-nilai budaya tersebut.
Permasalahan yang sedang dialami masyarakat Dayak diungkapkan oleh
Lickona (1992) sebagai tanda yang mengarah pada kehancuran kebudayaan suatu
bangsa, seperti (1) meningkatnya kekerasan dikalangan remaja; (2) ketidakjujuran
yang menjadi budaya; (3) meningkatnya rasa tidak hormat kepada orang tua,
guru, dan figur pemimpin; (4) pengaruh group terhadap tindakan kekerasan; (5)
meningkatnya kecurigaan dan kebencian; (6) penggunaan bahasa yang semakin
memburuk; (7) penurunan etos kerja; (8) menurunnya rasa tanggung jawab
individu dan warga negara; (9) meningginya perilaku merusak diri, dan (10)
semakin kaburnya pedoman moral. Permasalahan yang terjadi dalam masyarakat
Dayak, merupakan permasalahan moral yang harus diselesaikan dengan
mengangkat kembali nilai-nilai luhur dalam budaya dan tradisi sebagai sumber
dan karakter bangsa dalam menghadapi berbagai persoalan global.
Mahmudah (2016:71) mengungkapkan nilai luhur berasal dari nilai budaya
yang hidup dalam masyarakat. Taylor (Sulasman, 2013:40) mengungkapkan
bahwa nilai budaya terbentuk dari sistem pengetahuan, kekerabatan, sistem
teknologi, peralatan hidup, sistem religi, sistem mata pencaharian, dan kesenian
dalam masyarakat. Berdasarkan tujuh komponen pembentukan nilai budaya, yang
paling berperan mendidik manusia adalah seni. Seni merupakan karya budaya
yang di dalamnya berisi pengalaman tentang kehidupan yang dapat digunakan
untuk menanamkan nilai-nilai budaya sekaligus memperkokoh jiwa orang yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
menghidupi nilai yang terdapat dalam karya seni. Salah satu karya seni yang dapat
menanamkan nilai budaya dan sedang disenangi oleh masyarakat adalah lagu
berjenis pop yang menggunakan bahasa daerah. Lagu berjenis pop digunakan
tidak hanya sebagai media hiburan tetapi juga mulai digunakan dalam beberapa
acara besar masyarakat Dayak.
Namun, karena sangat kurangnya pemahaman masyarakat suku Dayak
mengenai nilai-nilai luhur budaya yang terkandung dibalik lagu pop daerah, maka
banyak lagu pop daerah dipandang hanya sekedar sebagai media hiburan. Lebih
dari itu, banyak lagu pop daerah suku Dayak kurang berdaya guna dan belum
dimanfaatkan secara optimal dalam mengangkat dan melestarikan nilai-nilai luhur
budaya, karena digunakan sebagai produk komersial untuk mendapatkan
keuntungan di pasar. Lagu yang kurang dimanfaatkan untuk menanamkan nilai
luhur dalam masyarakat Dayak di Kabupaten Melawi menarik peneliti untuk
melakukan penelitian terhadap lagu pop daerah suku Dayak di Kabupaten Melawi
yang berjudul, Dalo Hinok, Bavik Behinoi, Serawai-Ambalau, Sungoi Juoi,
Polahkak Bulok, Apang Semangai, Iyam Tok Cinta, Madya Raya, Dudi Mata
Dongan Gigi, Unang Kelupai, Ngoak Uma, Tido Anakku, Nyaman Dasak, Anak
Adat, Laman Buok, Batu Linoh, Makai Belalak, Idop Poh Lalu, Idop Dasak, dan
Nureh Mantes. Lagu-lagu di atas merupakan lagu yang menggunakan berbagai
bahasa daerah suku Dayak, dengan berbagai macam bahasa daerah Dayak yang
ada di Kabupaten Melawi diharapkan dapat ditemukan nilai luhur Suku Dayak
sehingga masyarakat Dayak terbuka untuk melihat nilai-nilai budaya dan nilai-
nilai pendidikan yang terkandung di dalamnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan implikatur sebagai teori dasar
dalam menjawab ketiga rumusan masalah. Grice (Cummings, 2007:45)
menegaskan implikatur sebagai ilmu yang digunakan untuk menjelaskan apa yang
mungkin diartikan, disarankan, atau dimaksudkan penutur berbeda dengan yang
dikatakan penutur. Berdasarkan hakikat implikatur, diharapkan dapat membantu
peneliti untuk menemukan wujud, maksud, dan kaidah implikatur dalam lagu pop
daerah suku Dayak di Kabupaten Melawi. Oleh karena itu, peneliti memilih judul
“Nilai-Nilai Luhur dalam Lagu Pop Daerah Suku Dayak di Kabupaten
Melawi: Kajian Implikatur”.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian “Nilai-Nilai Luhur dalam Lagu Pop
Daerah suku Dayak di Kabupaten Melawi: Kajian Implikatur” adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimanakah wujud nilai luhur yang terdapat dalam lagu pop daerah
suku Dayak di Kabupaten Melawi ditinjau dari kajian implikatur?
2. Bagaimanakah maksud yang ingin disampaikan melalui lagu pop
daerah suku Dayak di Kabupaten Melawi ditinjau dari kajian
implikatur?
3. Bagaimanakah kaidah implikatur yang terdapat dalam lagu pop daerah
suku Dayak di Kabupaten Melawi ditinjau dari kajian implikatur?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian “Nilai-Nilai Luhur dalam Lagu Pop Daerah suku Dayak
di Kabupaten Melawi: Kajian Implikatur” adalah:
1. Mendeskripsikan wujud nilai luhur yang terdapat dalam lagu pop
daerah suku Dayak di Kabupaten Melawi ditinjau dari kajian
implikatur.
2. Mendeskripsikan maksud yang ingin disampaikan melalui lagu pop
daerah suku Dayak di Kabupaten Melawi ditinjau dari kajian
implikatur.
3. Mendeskripsikan kaidah implikatur yang terdapat dalam lagu pop
daerah suku Dayak di Kabupaten Melawi ditinjau dari kajian
implikatur.
1.4 Manfaat Penelitian
Sebuah pengharapan bahwa penelitian mengenai nilai-nilai luhur budaya
dalam lagu pop daerah suku Dayak ini dapat memberi manfaat, baik secara
teoretis maupun secara praktis bagi pihak-pihak yang memerlukannya. Kedua
manfaat dapat diuraikan, sebagai berikut.
1. Manfaat Teoretis
Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi kemajuan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Selain itu, dapat dijadikan
sumber inspirasi dan referensi bagi peneliti lain yang akan melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
penelitian yang berkaitan dengan nilai luhur budaya suku Dayak
melalui kajian implikatur.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini juga dapat membantu pembaca untuk mengetahui
nilai luhur budaya yang hidup dalam masyarakat Dayak, maksud yang
ingin disampaikan, dan kaidah implikatur dalam lagu pop daerah suku
Dayak. Dengan demikian, penelitian nilai luhur dalam lagu pop daerah
suku Dayak di Kabupaten Melawi secara tidak langsung
mempertahankan nilai-nilai luhur budaya yang hidup dalam masyarakat
suku Dayak di Kabupaten Melawi.
1.5 Definisi istilah
1. Lagu pop daerah suku Dayak adalah lagu yang menggunakan bahasa
daerah, berisi perasaan dan pikiran pengarang serta sedang disenangi
masyarakat Dayak dalam kurun waktu tertentu (Setyobudi, 2007:50).
Lagu pop daerah suku Dayak di Kabupaten Melawi didefinisikan
sebagai lagu pop daerah yang sedang disenangi masyarakat Dayak dan
digunakan dalam kegiatan yang berbau kebudayaan di Kabupaten
Melawi.
2. Nilai luhur diartikan sebagai rangkuman pedoman dalam bersikap baik
dari ucapan maupun tindakan bagi masyarakat yang berakar dari nilai
budaya (Widyatwati,2012:17).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
3. Pragmatik : merupakan studi pemahaman bahasa berdasarkan konteks
untuk mengungkapkan maksud dari tuturan-tuturan yang diucapkan
Kasher (Putrayasa, 2014:1).
4. Implikatur: merupakan ilmu yang mempelajari maksud tersirat yang
ingin disampaikan oleh penutur Yule (2014:61).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab kedua ada dua hal yang akan diuraikan. Kedua hal yang akan
diuraikan tersebut adalah tinjauan pustaka dan kerangka berpikir. Bagian pertama,
tinjauan pustaka menguraikan mengenai pragmatik, fenomena pragmatik, konteks,
lagu pop daerah, dan nilai luhur. Bagian kedua menguraikan mengenai kerangka
berpikir.
2.1 Pragmatik
Pragmatik merupakan cabang linguistik yang membahas bagaimana
bahasa digunakan untuk berkomunikasi dalam sebuah situasi. Yule (2014:3)
menjelaskan bahwa pragmatik merupakan bidang ilmu yang mempelajari makna
yang disampaikan penutur atau penulis dan ditafsirkan oleh pendengar atau
pembaca. Makna yang dimaksud melibatkan tiga segi atau biasa disebut “triadic”.
Leech (1993:8) mengungkapkan makna triadic sebagai makna yang berkaitan
dengan wujud, makna, dan konteks. Artinya pragmatik mengkaji bahasa untuk
memahami maksud dengan memperhatikan makna yang dihubungkan dengan
konteks terjadinya sebuah tuturan.
Selanjutnya, Wijana dan Muhamad (2008:10-11) mempertegas bahwa
maksud merupakan elemen luar bahasa yang bersumber dari pembicara dan
bersifat subjektif, artinya ada faktor pengetahuan penutur yang dipahami sebagai
konteks untuk mengetahui maksud. Dengan demikian, pragmatik mengkaji
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
maksud tuturan yang disampaikan oleh penutur dengan memperhatikan situasi dan
kebudayaan saat tuturan terjadi. Dengan kata lain, pragmatik merupakan ilmu
ilmu yang membahas fungsi bahasa, misalnya suatu maksud dapat diungkapkan
dengan cara berbeda. Artinya dalam maksud menyuruh, penutur dapat
mengungkapkan dengan kalimat deklaratif, atau kalimat imperatif.
Penelitian ini bermaksud untuk mengungkap nilai-nilai luhur budaya suku
Dayak dengan pendekatan pragmatik. Pendekatan pragmatik yang menganalisis
wujud, dan makna dengan memperhatikan konteks diharapkan dapat membantu
peneliti menggali maksud yang dikatakan pengarang sehingga membantu peneliti
menemukan nilai-nilai luhur dalam lagu pop daerah suku Dayak di Kabupaten
Melawi.
2.2 Fenomena Pragmatik
Menurut Purwo (1990:17) pragmatik memiliki empat fenomena yang telah
disepakati. Empat fenomena dalam pragmatik meliputi deiksis, praanggapan
(presupposition), implikatur konvensional (conventional implicature), dan tindak
ujar (speech act). Deiksis, praanggapan, implikatur konvensional, dan tindak ujar
akan dipaparkan sebagai berikut.
2.2.1 Deiksis
Deiksis merupakan istilah teknis dari bahasa Yunani, digunakan untuk
menunjuk salah satu hal mendasar yang dilakukan dengan tuturan. Suryani
(2013:29) menambahkan bahwa deiksis sebagai kata, frasa, atau ungkapan yang
referensinya dapat berubah atau berganti. Menurut Cummings (2007:32-42)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Deiksis dapat dibagi menjadi tiga yaitu, deiksis persona, deiksis waktu, dan
deiksis tempat. Jenis deiksis akan dibahas sebagai berikut.
2.2.1.1 Deiksis Persona
Deiksis persona merupakan kata ganti orang. Deiksis persona pertama
adalah aku, daku, saya, ku-, -ku. Deiksis persona kedua adalah engkau, kau,
dikau, kamu, anda, kau-,-mu. Deiksis persona ketiga adalah ia, dia, dan -nya.
Deiksis pertama dengan persona kedua adalah kita. Persona pertama tanpa
persona kedua adalah kami. Deiksis persona kedua lebih dari satu adalah kamu
(sekalian) dan kalian. Deiksis persona ketiga lebih dari satu adalah mereka.
Misalnya dalam lirik lagu Ngoal Uma:
Duan ngamen eh aku yang nyahan eh
Kamu (kata sapaan untuk orang yang lebih tua) yang angkat aku yang
tahan
Contoh di atas merupakan penggunaan bentuk deiksis orang kedua.
Penggunaan kata Duan menunjukan pengguna orang kedua memiliki jarak
komunikasi (antara yang muda dan tua). Hal ini biasa terjadi dalam bahasa Dayak
untuk tujuan menjaga kesantunan dan menghormati orang yang lebih tua.
2.2.1.2 Deiksis Waktu
Deiksis waktu merupakan kata ganti yang menunjuk pada referennya
waktu seperti kata-kata dulu, tadi, sekarang, nanti, kelak, kemarin, hari senin,
minggu lalu, besok, lusa, dan tahun ini. Melalui deiksis waktu dapat diketahui
konteks suatu tuturan yang digunakan untuk menginterpretasi maksud suatu kata.
Misalnya dalam lirik:
Sak obok lusa’k panai dituna’k
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Supaya besok lusa bisa diikuti
Lirik Sak obok lusa’k panai dituna’k mengandung deiksis waktu. Deiksis
waktu yang digunakan adalah besok lusa. Deiksis besok lusa dalam lirik Sak obok
lusa’k panai dituna’k memiliki hubungan dengan sudut pandang penutur. Artinya
jika sak obok lusa diungkapkan oleh orang yang berbeda maka kata besok lusa
memiliki maksud yang berbeda.
2.2.1.3 Deiksis Tempat
Deiksis tempat merupakan deiksis yang menunjuk pada keberadaan
seseorang dan suatu benda. Deiksis tempat ini dapat dibagi menjadi tiga yaitu
lokatif, demonstratif, dan temporal. Deiksis lokatif adalah sini, situ, sana, pergi,
pulang, dan nama tempat tertentu. Deiksis demonstratif adalah ini, itu, begini,
begitu. Deiksis temporal adalah kini dan dini. Penggunaan deiksis tempat dapat
membantu kita mengetahui konteks dimana sebuah tuturan terjadi.
Misalnya dalam lirik:
Malam itok kita ngonang ketawak
Malam ini kita mengingat kenangan
Lirik malam ini kita mengenang tertawa memiliki deiksis demonstratif
yaitu ini. Deiksis ini dalam lirik malam ini jika diungkapkan orang yang berbeda
akan memiliki maksud yang berbeda, hal ini menunjukan bahwa deiksis memiliki
hubungan dengan sudut pandang penutur. Umumnya dalam sebuah lagu terdapat
deiksis yang merujuk pada persona, tempat dan waktu dimana lagu tersebut
diciptakan. Berdasarkan hal tersebut dalam menganalisis nilai-nilai luhur lagu pop
daerah Suku Dayak perlulah melihat deiksis yang digunakan dalam lagu tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
2.2.2 Praanggapan (Presupposition)
Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu berkomunikasi dengan orang lain.
Komunikasi yang dilakukan ini memiliki berbagai macam tujuan salah satunya
adalah membangun kekerabatan, agar komunikasi bisa berjalan baik sesuai
dengan tujuannya maka diperlukanlah pengetahuan awal terkait hal yang
dibicarakan. Pengetahuan awal terkait hal yang dibicarakan inilah yang disebut
sebagai praanggapan atau presuposisi. Menurut Yule (2014:43) praanggapan
adalah asumsi dasar penutur sebagai kejadian sebelum tuturan dihasilkan.
Misalnya dalam lirik:
“Dalo hinok ahkuk tuh inek, nulo ngolavan auh kam okok”
(Sungguh terlalu aku ini mama, selalu melawan kata-kata orang tua)
Praanggapan atau asumsi dasar yang terkandung dalam lirik di atas adalah
dulu seorang anak tidak berani melawan kedua orang tuanya. Asumsi dasar atau
praanggapan ini diharapkan dapat membantu peneliti menemukan wujud nilai,
maksud nilai luhur, dan kaidah implikatur dalam lagu pop daerah suku Dayak di
Kabupaten Melawi.
2.2.3 Implikatur
Yule (2014:61) mengungkapkan bahwa dalam sebuah percakapan, tuturan-
tuturan yang disampaikan oleh penutur maupun mitra tutur mengandung maksud
yang ingin disampaikan secara tersirat. Maksud tersirat yang disampaikan penutur
tidak dapat dipahami oleh mitra tutur melalui arti kata atau secara semantik hal
tersebut dapat menghambat jalannya komunikasi. Berdasarkan permasalahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
tersebutlah Grice pada tahun 1975 memperkenalkan istilah implikatur. Implikatur
digunakan oleh Grice (Cummings, 2007:46) untuk menjelaskan apa yang
mungkin diartikan, disarankan, atau dimaksudkan oleh penutur berbeda dengan
yang dikatakan penutur. Pengenalan Grice terhadap implikatur ini semakin
dianggap membantu jalannya komunikasi hal ini terbukti bahwa sampai saat ini
banyak buku yang membahas tentang implikatur.
Yule (2014:61) mengungkapkan implikatur berhubungan dengan informasi
yang disampaikan secara tersirat. Informasi yang disampaikan secara tersirat
disebut sebagai maksud yang ingin disampaikan, tetapi tidak diungkapkan secara
langsung oleh penutur. Berdasarkan pengertian tersebut maka implikatur mengacu
pada maksud dari hal yang diucapkan berdasarkan konteks bukan berdasarkan arti
semantik.
Levinson (Cummings, 2007:46) mengungkapkan bahwa implikatur
memiliki empat kegunaan dalam berkomunikasi. Pertama, implikatur dapat
memberikan penjelasan fungsional yang bermakna atas fakta-fakta lirik-lirik lagu
yang tidak terjelaskan oleh teori gramatikal. Kedua, implikatur mampu
memberikan penjelasan mengapa lirik-lirik lagu yang bersifat pernyataan dapat
bermakna perintah. Ketiga, implikatur dapat menyederhanakan deskripsi semantik
yang berhubungan perbedaan antar bait. Keempat, implikatur dapat menjelaskan
berbagai fenomena kebahasaan dalam lirik lagu yang tidak memiliki hubungan
atau berlawanan tetapi memiliki hubungan komunikatif. Hal ini berarti implikatur
dapat membantu penjelasan fungsional kebahasaan dari lirik lagu pop daerah suku
Dayak di Kabupaten Melawi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Nilai-nilai luhur budaya suku Dayak tidak dapat ditemukan dengan
melihat arti dan makna berdasarkan dari kajian semantik pada selembar kertas.
Namun lebih dari itu, lirik-lirik lagu pop daerah suku Dayak di Kabupaten Melawi
disampaikan dengan menggunakan tuturan-tuturan yang memiliki makna
tambahan (yang disampaikan secara tidak langsung) yaitu maksud yang ingin
disampaikan oleh sang penulis. Dalam menemukan maksud dari apa yang
disampaikan atau untuk mengetahui maksud tersirat dalam lagu pop daerah suku
Dayak digunakanlan teori implikatur sebagai teori dasar dalam menganalisis nilai-
nilai luhur yang terdapat dalam lagu pop daerah suku Dayak di Kabupaten
Melawi.
Penelitian tentang implikatur pernah dilakukan oleh Heriawati (2015),
berjudul “Kajian Pragmatik: Implikatur dalam Tembang Macapat”. Hasil dari
penelitian Heriawati menunjukan bahwa terdapat enam pesan moral dalam
tembang Macapat yaitu nilai religi, nilai kemanusian, nilai kepahlawanan, nilai
moral, nilai sosial, dan kebendaan. Penelitian yang dilakukan Heriawati
merupakan penelitian yang dilakukan untuk menemukan pesan moral dalam lirik-
lirik lagu yang mengandung implikatur. Sementara itu, penelitian ini mengkaji
tentang nilai-nilai luhur dalam lagu pop daerah suku Dayak di Kabupaten Melawi.
Dalam penelitian terhadap lagu pop daerah, peneliti menyadari bahwa
kaidah implikatur dalam lagu pop daerah suku Dayak juga penting dipahami
sebagai karakteristik dari implikatur dalam lagu pop daerah suku Dayak. Dengan
kata lain, penelitian ini tidak hanya sekedar menemukan wujud nilai dan maksud
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
yang ingin disampaikan tetapi peneliti juga akan mencoba menemukan kaidah
implikatur dalam lagu pop daerah suku Dayak di Kabupaten Melawi.
2.2.3.1 Jenis-Jenis Implikatur
Yule (2014:69) mengungkapkan bahwa terdapat berbagai jenis implikatur.
Jenis-jenis implikatur tersebut yaitu implikatur percakapan umum, implikatur
percakapan khusus, implikatur berskala, dan implikatur konvensional. Empat jenis
implikatur ini akan dijelaskan sebagai berikut.
1. Implikatur Percakapan Umum
Implikatur percakapan umum diartikan sebagai implikatur yang tidak
memerlukan pengetahuan khusus yang disyaratkan untuk memberikan makna
tambahan dalam memaknai sebuah tuturan yang diungkapkan.
Misalnya pada tuturan :
“Pada suatu hari saya duduk di sebuah kebun. Seorang anak kecil melongok
lewat pagar.”
Implikatur dalam tuturan di atas adalah kebun dan anak yang disebutkan
oleh penutur bukan milik penutur. Jadi, untuk menentukan implikatur pada tuturan
di atas tidak memerlukan pengetahuan khusus mengenai penutur, anak, dan kebun
tempat dimana penutur berada.
2. Implikatur Percakapan Khusus
Implikatur percakapan khusus merupakan implikatur yang terjadi dalam
konteks khusus, dimana kita mengasumsikan informasi yang diketahui secara
lokal untuk menentukan maksud yang disampaikan.
Contohnya pada sebuah percakapan Rick dan Tom:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Rick : Hei. Apakah kau akan menghadiri pesta yang gaduh itu nanti malam? Tom : Orang tuaku akan mengunjungiku.
Untuk menentukan implikatur di atas maka Rick harus memiliki
pengetahuan yang diasumsikan bahwa terdapat satu mahasiswa dalam adegan
mengharapkan sesuatu yang lain untuk dikerjakan. Tom akan menghabiskan
malam bersama kedua orang tua tentu dalam keadaan tenang akibatnya Tom tidak
berada di tempat pesta. Implikatur dari percakapan tersebut adalah Tom
menginginkan keadaan yang tenang bersama kedua orang tuanya. Jadi untuk
mengetahui implikatur percakapan khusus Rick harus memiliki pengetahuan
terhadap Tom.
3. Implikatur Berskala
Implikatur berskala didasarkan pada penyampaiannya menggunakan skala
nilai. Skala nilai ini ditunjukan dari istilah-istilah yang mengungkapkan kuantitas
misalnya skala tertinggi ke nilai terendah. Skala tertinggi ke terendah, seperti
semua, sebagian besar, banyak, beberapa, sedikit, selalu, sering, dan kadang-
kadang.
Contoh tuturan:
“Saya sedang belajar ilmu bahasa dan saya telah melengkapi beberapa mata
pelajaran yang dipersyaratkan.”
Kata beberapa dalam tuturan di atas menciptakan tuturan yang menyatakan
tidak semua. Jadi, implikatur diketahui dari penggunaan kata dalam kalimat yang
mengandung tuturan berskala.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
4. Implikatur Konvensional
Implikatur konvensional merupakan implikatur yang diasosiasikan dengan
kata-kata khusus dan menghasilkan maksud tambahan yang disampaikan apabila
kata-kata itu digunakan. Kata-kata khusus tersebut adalah “bahkan” dan “tetapi”.
Kata bahkan dan tetapi bila dimasukan dalam kalimat apa pun akan menerangkan
suatu peristiwa yaitu bertolak belakang dari yang diharapkan.
Misalnya pada tuturan:
“Mery menyarankan warna hitam tetapi saya pilih warna putih”
Pada tuturan di atas Mery menyarankan warna hitam, dengan tambahan
kata tetapi peristiwa ini menjadi bertolak belakang yaitu penutur memilih warna
putih, dengan demikian kata tetapi memiliki implikatur yang bertolak belakang
dari yang diinginkan. Jadi, untuk mengetahui implikatur konvensional dapat
diketahui dari kata-kata khusus yang digunakan oleh penutur.
2.2.4 Tindak Tutur (Speech Act)
Tindak Tutur ‘Speech Act’ dikenal dari ceramah yang disampaikan oleh
filsuf berkebangsaan inggris, John L Austin, pada tahun 1955 di universitas
Havard, yang kemudian diterbitkan tahun 1962 dengan judul ‘How to do things
with word’. Yule (2006:82) mengungkapkan tindak tutur sebagai tindakan yang
ditampilkan lewat tuturan artinya selain mengatakan juga menindakan sesuatu.
Tindakan yang ditampilkan melalui tuturan dapat dilihat dari kalimat yang
diungkapkan dosen “sudah jam dua belas”; dengan mengatakan sudah jam dua
belas; dosen tidak semata-mata memberi tahu keadaan jam pada waktu itu; ia juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
menindakkan sesuatu yaitu memerintahkan mahasiswanya untuk pergi
meninggalkan ruangannya.
Putrayasa (2015:85) mengungkapkan bahwa tindak tutur sebagai bagian
dari peristiwa tutur, di mana peristiwa tutur mencakup kegiatan-kegiatan yang
merupakan bagian dari terjadinya sebuah tuturan. Hal tersebut menunjukan bahwa
tindak tutur memiliki makna, makna tersebut dikategorikan pada makna lokusi,
ilokusi dan perlokusi.
2.2.4.1 Klasifikasi Tindak Tutur
Menurut Yule (2006:83) ada tiga jenis tindak tutur yang diwujudkan oleh
seorang penutur atau penulis yaitu tindak lokusi, ilokusi dan perlokusi.
1. Tindak Tutur Lokusi
Tindak lokusi adalah tindak dasar dalam sebuah tuturan, yang
menghasilkan suatu ungkapan linguistik yang bermakna memberi informasi.
misalnya tuturan yang berbunyi “ruangan ini panas sekali” semata-mata hanya
dimaksudkan untuk memberi tahu pihak si mitra tutur bahwa pada saat
dimunculkannya tuturan tersebut si penutur sedang dalam keadaan panas. Jadi,
dalam tindak lokusi hanya memiliki maksud memberikan informasi.
2. Tindak Tutur Ilokusi
Tindak ilokusi adalah tindak yang ditampilkan melalui penekanan
komunikatif suatu tuturan yang mempunyai maksud dan fungsi tertentu, misalnya
“ruangan ini panas sekali” yang diucapkan penutur, bukan semata-mata
dimaksudkan untuk memberitahu kepada sang mitra tutur bahwa pada saat ini
keadaan ruangan kelas sangat panas, namun lebih dari hal itu, penutur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
menginginkan mitra tutur melakukan tindakan membuka jendela. Dari tindak
ilokusi Yule, (2006:72) menggolongkan aktivitas bertutur itu kedalam lima fungsi
tindak tutur:
a. Deklarasi (Declarations)
Deklarasi ialah jenis tindak tutur khusus yang mengubah dunia yaitu apa
yang dikatakan adalah menciptakan hal baru dalam bentuk status dan keadaan
misalnya memutuskan, melarang, dan mengijinkan. Tindak tutur deklarasi ini
menggambarkan penutur harus memiliki peran institusional khusus atau yang
memiliki wewenang khusus, dalam konteks khusus, untuk menampilkan deklarasi.
Misalnya seorang pastor berkata: “Sekarang saya menyebut anda berdua suami-
istri.”
b. Representatif
Representatif ialah jenis tindak tutur yang mengikat penuturnya pada
kebenaran atas hal yang diungkapkannya, jadi yang diungkapkan oleh penutur
harus berdasarkan pada sebuah kebenaran misalnya pernyataan suatu fakta,
penegasan, kesimpulan dan pendeskripsian. Misalnya dalam kalimat Ir. H. Joko
Widodo adalah Presiden Republik Indonesia yang ketujuh.
c. Ekspresif (Ekspressives)
Ekspresif merupakan bentuk tuturan yang berfungsi untuk menyatakan
sesuatu yang dirasakan oleh penutur terhadap keadaan atau situasi di sekitar.
Tuturan ekspresif ini mencerminkan pernyataan-pernyataan psikologis berupa
pernyataan kegembiraan, kesulitan, kesukaan, kebencian, kesenangan atau
kesengsaraan. Misalnya dalam kalimat sungguh, saya minta maaf.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
d. Direktif (Directives)
Direktif merupakan jenis tindak tutur yang dipakai oleh penutur untuk
memberikan efek berupa tindakan yang dilakukan oleh penutur. Misalnya
menyuruh orang lain melakukan sesuatu, meliputi: perintah, pemesanan,
permohonan, pemberian saran. Misalnya dalam kalimat “Dapatkah Anda
meminjami saya sebuah pena?”
e. Komisif (Commissives)
Komisif merupakan jenis tindak tutur yang dipahami oleh penutur untuk
mengikat dirinya terhadap tindakan di masa yang akan datang. Tindak tutur
komisif ini mengikat penutur untuk melaksanakan hal yang diungkapkan dalam
sebuah ujaran. Misalnya ungkapan janji dan sumpah. Contoh ungkapan janji
adalah “Saya akan kembali.”
2.3 Konteks
Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu berinteraksi menggunakan bahasa.
Bahasa yang kita gunakan dalam berinteraksi ini memiliki makna, maksud, dan
tujuan tertentu. Dalam memahami makna, maksud, dan tujuan penutur diperlukan
sebuah konteks. Menurut HG Widdowson (Song, 2010:876) konteks merupakan
aspek-aspek dari keadaan penggunaan bahasa yang sebenarnya diambil sebagai
relevansi suatu tuturan. Nugroho (2009) mengungkapkan bahwa konteks sangat
mempengaruhi bahasa yang digunakan oleh seorang penutur hal ini disebabkan
pada saat seseorang berbicara mungkin saja ada informasi yang dirahasiakan dari
hal itu diperlukan konteks untuk mengetahui maksud yang dirahasiakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Nugroho (2009) mengungkapkan konteks dapat ditentukan dengan
membedakan situasi aktual dalam keseberagaman ciri tuturan dan pemilihan ciri,
artinya konteks dapat diketahui dari keadaan saat dibuatnya lagu pop daerah suku
Dayak di Kabupaten Melawi. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan konteks
saat dibuatnya lagu pop daerah di Kabupaten Melawi untuk dapat memperjelas
maksud tuturan dalam lirik lagu.
Song (2010:878) mengungkapkan pada sebuah percakapan setidaknya
terdapat tiga konteks yaitu situasi, budaya, dan bahasa sedangkan Deda (2013:63)
menyebutkan selain budaya, bahasa, dan situasi terdapat kompetensi pragmatik
dan sosial yang mempengaruhi komunikasi. Dari pendapat Song dan Deda,
penelitian ini menggunakan lima konteks yang dapat membantu peneliti
menemukan wujud nilai luhur, maksud, dan kaidah nilai luhur. Konteks akan
dibahas satu persatu sebagai berikut.
2.3.1 Koteks
Ketika kita mendengar koteks maka yang terdapat dalam pikiran kita
adalah kata-kata dalam teks. Teks yang dimaksud ini bisa berupa surat, lelucon,
cerita, ceramah, khotbah, atau pidato yang termasuk dalam argumen, percakapan
atau hasil wawancara. Song, (2010:877) dalam penelitiannya secara tegas
mengatakan bahwa koteks berhubungan dengan kata-kata, frasa, kalimat, dan
paragaraf dalam teks. Pranowo (2014:491) dalam jurnalnya mengatakan koteks
terbatas pada unsur internal bahasa yaitu fonologi, morfologi, sintaksis, dan
semantik. Dari kedua pendapat ahli tersebut maka disimpulkan bahwa koteks
berkaitan dengan kaidah kebahasaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Selanjutnya, Song (2010:877) menambahkan bahwa konteks linguistik
dapat dieksplorasi melalui tiga aspek yaitu deiksis, koteks, dan kolokasi. Deiksis
diperlukan untuk mengetahui fakta dalam perilaku bahasa yang normal yaitu
ketika pembicara membahas ucapan kepada orang lain dapat merujuk pada
sebutan orang yang dihormati, tempat tertentu atau waktu tertentu misalnya dalam
lirik Duan ngamen eh aku yang nyahan eh kata Duan yang digunakan dalam lirik
merupakan kata ganti persona kedua tunggal yaitu kamu digunakan untuk
memanggil orang yang lebih tua dalam masyarakat Dayak. Koteks dikenal
sebagai konteks linguistik, koteks dapat diketahui dari kata yang mendahului atau
mengikuti kalimatnya misalnya dalam lirik sebagai berikut.
Soravai momaluh tanak danum kuk (Serawai Ambalau tanah air ku) Dayak Uud Danum ngaran suku kuk (Dayak Uud Danum nama suku ku) Kolimoi Tahtum bagian budaya kuk (Kolimoi Tahtum bagian budaya ku) Thambun bungai ngaran leluhurku (Tambun Bungai nama leluhurku) Koteks dari lirik Kolimoi Tahtum bagian budaya kuk dalam lagu Serawai
Ambalau adalah lirik yang mendahuli lirik Kolimoi tahtum bagian budaya kuk
yaitu Dayak Uud Danum ngaran suku kuk. Lirik kuk yang merupakan kata ganti
merujuk pada suku Dayak Uud Danum. Kolokasi adalah satu aspek terakhir dari
bagian kata yang tidak memiliki hubungan dengan faktor yang dipertimbangkan
misalnya dalam lirik hei apailah sobab lalang tumboh atas natai, natai dalam lirik
lagu diartikan sebagai bukit. Bukit bagi masyarakat Dayak memiliki kolokasi
dengan ladang, karena bukit umumnya digunakan sebagai tempat untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
berladang. Deiksis, koteks, dan kolokasi diharapkan akan mempermudah peneliti
menemukan lirik yang mengandung implikatur nilai luhur.
2.3.2 Konteks Situasional
Konteks situasi atau situasional dikenalkan pertama kali oleh Malinowski
dan Firth, bahwa untuk memahami sebuah tuturan diperlukanlah konteks situasi.
Pranowo (2014:496) mengungkapkan konteks situasi sebagai segala situasi yang
berada dalam peristiwa tutur atau situasi yang menyertai tuturan terjadi. Konteks
situasional atau situasi mengacu pada lingkungan, waktu, dan tempat dimana
sebuah tuturan terjadi. Hal senada juga diungkapkan Hymes (Lubis, 2015:87)
konteks situasi berkaitan dengan situasi tutur, dimana terdapat delapan komponen
tutur yaitu siapa penutur, peserta tutur, tujuan tuturan, urutan tindak, nada tutur,
saluran tutur, norma tutur, dan jenis tutur.
Konteks situasi bisa berupa konteks sedih, marah, gembira, dan
mencekam. Contoh penggunaan konteks situasional yaitu dalam situasi gembira
akan memunculkan kata yang beraura gembira, misalnya tuturan “ketika sedang
mencuci piring, saya terkejut karena mendapat telepon dari Bank BRI bahwa
saya memenangkan undian sebuah sepeda motor Yamaha Mio, setelah itu saya
bergegas menuju lokasi Bank tersebut untuk mengurus segala administrasinya”.
Tuturan tersebut menggambarkan situasi gembira karena mendapat informasi
bahwa dia telah memenangkan undian sepeda motor Yamaha Mio.
2.3.3 Konteks Pragmatik
Pranowo (2014: 496) mengungkapkan bahwa konteks pragmatik berkaitan
pada kajian bahasa yang terikat pada konteks di luar teks. Menurut Deda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
(2013:67) konteks dalam pragmatik mengacu pada hubungan budaya dan sosial,
hal ini menuntut peneliti untuk mampu memahami, membangun, dan
menyampaikan makna yang sesuai dan akurat dari suatu masyarakat. Berdasarkan
pendapat Pranowo dan Deda maka konteks pragmatik mencakup sesuatu yang
luas di luar teks yang berkaitan dengan situasi dalam masyarakat dan sikap
masyarakat ditempat teks itu lahir. Konteks pragmatik yang mencakup segala
sesuatu yang terjadi di masyarakat, kebiasaan dan sikap masyarakat suku Dayak
di Kabupaten Melawi diharapkan dapat membantu peneiliti untuk menemukan
wujud nilai luhur, maksud, dan kaidah implikatur.
2.3.4 Konteks Budaya
Song (2010:877) mengungkapkan konteks budaya sebagai latar belakang
adat dan budaya yang digunakan untuk menjalin komunikasi. Dari pendapat itu
maka konteks budaya mengacu pada pemahaman segala kegiatan atau aktivitas
masyarakat yang berhubungan dengan segala tradisi, kebiasaan, sikap, dan adat
yang hidup dalam masyarakat untuk menciptakan komunikasi yang baik. Hal
senada diungkapkan oleh Pranowo (2014:493) yang mengungkapkan bahwa latar
belakang budaya menjadi dasar sebuah komunikasi dapat berjalan dengan lancar
karena seseorang yang memiliki latar belakang budaya yang sama lebih mudah
dalam memahami segala perkataan dan budaya yang ada dalam masyarakatnya.
2.3.5 Konteks Sosial
Deda (2013:65) mengungkapkan konteks sosial merupakan cara
menafsirkan makna sosial menggunakan sebuah bahasa dalam artian sosial atau
cakupan sosial. Sementara itu, Savignon (Deda, 2013:65) mengungkapkan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
konteks sosial berhubungan dengan bagaimana peran sosial dan budaya dalam
sebuah bahasa. Berdasarkan kedua pendapat di atas, maka konteks sosial diartikan
sebagai hubungan penutur dengan mitra tutur, status dalam masyarakat, dan
cerminan jenis kelamin penutur yang digunakan dalam berkomunikasi. Hal ini
juga ditegaskan Erton (Deda, 2013:64) mengungkapkan bahwa konteks sosial
meliputi peran sosial dalam masyarakat, status sosial, jenis kelamin, dan usia.
Peran sosial yang dimaksud, berkaitan dengan bagaimana seseorang diakui atau
tidaknya dalam masyarakat. Status sosial yang dimaksud, berkaitan dengan bahasa
yang ditunjukan dalam beberapa kegiatan, dan bagaimana sebuah bahasa
mengasumsikan status. Jenis kelamin yang dimaksud, berkaitan dengan bahasa
yang digunakan wanita dan pria cenderung berbeda, misalnya seorang wanita
cenderung menggunakan bahasa yang lebih halus dibandingkan seorang pria. Usia
yang dimaksud, berkaitan dengan bahasa yang menunjukan usia, misalnya bahasa
yang digunakan oleh orang tua memiliki kesantunan yang lebih tinggi jika
dibandingkan bahasa yang digunakan anak-anak. Bahasa yang erat hubungannya
dengan masyarakat membuat bahasa disebut sebagai fenomena sosial, karena
berkaitan dengan struktur sosial dan sistem nilai masyarakat.
2.4 Lagu Pop Daerah Suku Dayak
Dalam kehidupan manusia selalu berinteraksi dengan orang lain. Interaksi
ini dapat menimbulkan dampak positif dan negatif yang dirasakan oleh masing-
masing individu. Respon yang diberikan oleh individu berbeda sesuai dengan
pengetahuan dan pengalaman individu atau kelompok masyarakat. Respon dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
apa yang dirasakan ini merupakan kreativitas yang melahirkan seni dan budaya
dalam masyarakat. Salah satu wujud karya sastra yang memiliki wujud seni yang
tinggi adalah lagu, secara khusus lagu daerah. Banoe (2011:234) mengungkapkan
lagu daerah di Indonesia sebagai lagu yang menggunakan bahasa daerah dari
daerah tertentu, berisi pikiran, dan perasaan pengarang terhadap suatu
permasalahan. Artinya, lagu daerah merupakan lagu yang bersumber dari daerah
dimana lagu tersebut diciptakan dan isinya mengungkapkan pikiran pengarang.
Namun, dalam perkembangan zaman lagu daerah mengalami perubahan
yaitu dibuat dalam jenis pop. Menurut Setyobudi dkk, (2007:50) Lagu daerah
dibuat berjenis pop karena kecenderungan masyarakat yang menyukai musik
berjenis pop dan menganggap lirik lagu lebih mudah untuk di pahami masyarakat
luas. Masyarakat yang menggemari lagu daerah berjenis pop ini salah satunya
terdapat di Kalimantan Barat. Hal ini terbukti dari banyak lagu daerah yang dibuat
berjenis pop. Selain itu, dari intensitas lagu pop daerah dimunculkan dalam media
komunikasi serta pada acara besar masyarakat Dayak di Kalimantan Barat.
Ali (2010:75) menjelaskan bahwa salah satu ciri khas dari lagu daerah
adalah menceritakan keadaan lingkungan dan budaya masyarakat setempat yang
dipengaruhi oleh adat istiadat setempat. Berdasarkan ciri khas lagu daerah
tersebut, peneliti ingin melakukan penelitian terhadap lagu pop daerah suku
Dayak di kabupaten Melawi. Kabupaten Melawi terdiri dari sembilan belas Suku
Dayak (kemendagri 2011). Suku Dayak tersebut adalah Limbai, Barai, Linoh,
Kebahan, Ingar Silat, Silath Muntok, Sane, Batu Entawa, Lamantawa, Keluas,
Kepuas, Keninjal, Kubitn, Pangin, Nyadupm, Ella, Kenyilu, dan Ransa, beberapa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
suku tersebut berasal dari rumpun Dayak Oot Danum sedangkan suku lain adalah
hasil persilangan suku-suku kecil yang membentuk suku baru. Dengan demikian,
suku Dayak di Kabupaten Melawi sebagai bagian dari satu rumpun Dayak Ot
Danum diharapkan mampu untuk mengungkap nilai luhur dari suku Dayak di
Kabupaten Melawi.
Lagu pop daerah yang beredar di Kabupaten Melawi menggunakan
berbagai bahasa daerah suku Dayak tetapi berasal dari satu rumpun Dayak Ot
Danum, berdasarkan hal tersebut maka lagu-lagu yang berasal dari kabupaten
Melawi dipilih sebagai sumber data dalam penelitian penemuan nilai luhur hal ini
juga sejalan dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh Mahmudah (2016)
terhadap lagu pop daerah yang berjudul “Nilai Budaya dalam Lirik Lagu Banjar
Karya Syarifudin MS”. Hasil dari penelitian tersebut terdapat nilai religiositas
yaitu ajaran patuh pada Tuhan Yang Maha Esa, sosial budaya yaitu nilai
kebersamaan antar manusia dan etos kerja, ajaran moral yaitu untuk menjaga
kelestarian alam yang ada, dan nilai budaya yang luhur yaitu berbakti pada orang
tua, kasih sayang, tolong menolong, ketakwaan pada Tuhan, kerja keras,
pemeliharaan alam dan budaya daerah dalam lirik lagu. Penelitian yang dilakukan
oleh Mahmudah merupakan penelitian terhadap lagu berjenis populer yang berasal
dari Kalimantan Selatan, dari penelitian didapatkan dua jenis nilai religiositas dan
moral sosial dalam lagu pop daerah suku Dayak di Kabupaten Melawi.
Berdasarkan hal tersebut peneliti berharap dari lagu pop daerah suku Dayak di
Melawi ditemukan nilai luhur sebagaimana yang ditemukan oleh Mahmudah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Lagu-lagu pop daerah di Kabupaten Melawi yang dicurigai mengandung
implikatur nilai luhur suku Dayak adalah Dalo Hinok, Bavik Behinoi, Serawai-
Ambalau, Sungoi Juoi, Polahkak Bulok, Apang Semangai, Iyam Tok Cinta, Madya
Raya, Dudi Mata Dongan Gigi, Unang Kelupai, Ngoak Uma, Tido Anakku,
Nyaman Dasak, Anak Adat, Laman Buok, Batu Linoh, Makai Belalak, Idop Poh
Lalu, Idop Dasak, dan Nureh Mantes. Dari lagu-lagu pop daerah diharapkan
peneliti mampu menemukan wujud nilai luhur, maksud yang ingin disampaikan,
dan kaidah implikatur dalam lagu pop daerah suku Dayak di Kabupaten Melawi.
2.5 Nilai Luhur
Menurut Adisusilo (2011:56) nilai berasal dari bahasa latin vale’re
diartikan sebagai berguna, mampu akan, berdaya, dipandang sebagai hal yang
baik, dan bermanfaat, serta membuat orang yang menjalaninya menjadi
bermartabat. Layso (Sauri, 2010) mengatakan nilai sebagai sebuah motivasi dan
pedoman bertingkah laku dalam kehidupan sehari-hari. Dari kedua pendapat di
atas dapat disimpulkan nilai sebagai landasan bertingkah laku dalam kehidupan
sehari-hari dan dapat membuat orang yang menghayati nilai menjadi disenangi,
dihargai, dan bermartabat.
Nilai merupakan pedoman luhur dalam bersikap artinya sebagai petunjuk
tertinggi yang mengajarkan manusia bersikap pada orang lain. Secara lebih khusus
Widyatwati (2012:17) menjelaskan nilai luhur sebagai rangkuman sikap terpuji
yang menjadi pedoman bagi masyarakat saat menjalankan aktivitas sehari-hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Sikap terpuji tersebut merupakan sikap baik dari segi ucapan maupun perbuatan
pada semua orang tanpa memandang, suku, agama, dan usia.
Mahmudah (2016:71) mengungkapkan nilai luhur yang dijadikan sebagai
pedoman dalam bertingkah laku sehari-hari berasal dari nilai budaya yang
terdapat dalam masyarakat diwariskan dari genersi ke generasi, meliputi sistem
kepercayaan, mata pencaharian, dan bahasa yang ada dalam kelompok
masyarakat, sedangkan menurut Tylor (Mahmudah, 2016:72) nilai lahir dari
pengetahuan, kekerabatan, mata pencaharian, sistem teknologi, peralatan hidup,
sistem religi, bahasa, dan kesenian. Jadi, nilai budaya lahir dari aktivitas yang
hidup di masyarakat dan digunakan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Nilai budaya menurut Koentjaraningrat (2000:190) sebagai tingkatan
tertinggi dari adat-istiadat yang ada di dalam masyarakat. Dari pengertian tersebut
maka dapat dikatakan bahwa nilai budaya sebagai konsep dalam pikiran manusia.
Pikiran yang ingin selalu dianggap berharga dimata orang lain, sehingga nilai
budaya ini kerap kali dijadikan pedoman. Pedoman yang dimaksud adalah arahan
dalam menjalankan kehidupan sehari-hari di masyarakat. Dengan demikian nilai
merupakan kajian penting yang perlu dilakukan sebagai kearifan lokal yang perlu
dipertahankan dan diwariskan dalam suku Dayak di Kabupaten Melawi.
2.5.1 Peran Nilai Luhur
Raths (Adisusilo, 2012) mengungkapkan nilai sebagai sesuatu yang
abstrak karena tidak dapat dilihat dan diraba hanya dapat dirasakan. Namun
demikian, nilai mempunyai sejumlah peran yang penting dalam kehidupan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
manusia, yaitu nilai memberi tujuan atau arah bagi masyarakat (goals or purpose)
kemana kehidupan harus menuju, harus dikembangkan, atau harus diarahkan, agar
hidup semakin bernilai, dan memiliki kualitas yang baik. Nilai memberi aspirasi
(aspirations) atau inspirasi kepada seseorang untuk hal yang berguna, yang baik,
yang positif bagi kehidupan. Dengan adanya nilai kita bisa mengetahui apakah
yang kita lakukan berguna atau tidak berguna dan menyadarkan manusia untuk
melakukan hal baik dalam masyarakat. Nilai mengarahkan seseorang untuk
bertingkah laku (attitudes), atau bersikap sesuai dengan moralitas masyarakat.
Jadi, nilai itu memberi acuan atau pedoman bagaimana seharusnya seseorang
bertingkah laku dalam masyarakat. Nilai itu menarik (interest), memikat hati
seseorang untuk dipikirkan, untuk direnungkan, untuk dimiliki, untuk
diperjuangkan, dan untuk dihayati. Nilai dikatakan menarik karena semakin
seseorang bernilai maka orang itu akan dihargai dan dihormati dalam masyarakat.
Nilai mengusik perasaan (feelings), yaitu nilai menyentuh hati nurani
seseorang ketika sedang mengalami berbagai perasaan, atau suasana hati seperti
senang, sedih, tertekan, bergembira, dan bersemangat artinya nilai mampu
membuat seseorang untuk selalu berbuat baik dalam situasi apa pun. Nilai terkait
dengan keyakinan atau kepercayaan (beliefs and convictions) seseorang, suatu
kepercayaan atau keyakinan terkait dengan nilai-nilai yang hidup dalam
masyarakat. Nilai religius juga dapat mengajarkan nilai-nilai yang harus dihayati
dalam bermasyarakat. Nilai menuntut adanya aktivitas (activities) perbuatan atau
tingkah laku tertentu sesuai dengan nilai tersebut, dengan demikian nilai tidak
terbatas pada pemikiran tetapi mendorong atau menimbulkan keinginan seseorang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
untuk melakukan sesuatu. Nilai membuat kita semakin bersikap mempunyai nilai
dan ingin selalu menunjukan sikap yang bernilai artinya dengan adanya nilai yang
tertanam dalam diri seseorang, nilai dapat menggerakan manusia untuk selalu
memilki sikap yang bernilai.
Nilai muncul dalam kesadaran, hati nurani, atau pikiran seseorang ketika
yang bersangkutan dalam situasi kebingungan dan menghadapi berbagai persoalan
hidup. Menurut Raths dan Simon (dalam Adisusilo, 2012) ketika mengalami
persoalan maka akan adanya kecenderungan seseorang untuk merenungi
persoalan yang dialaminya, dari perenungan tersebut maka akan hadir nilai yang
menjadi pedoman penyelesaian konflik, memotivasi dan mengarahkan hidup
manusia.
2.5.2 Wujud Nilai Luhur
Samani & Hariyanto (2012:18) mengungkapkan bahwa wujud nilai luhur
dari budaya nasional yang tertanam dalam karya sastra mengandung empat
jangkauan. Empat jangkauan nilai luhur dalam budaya nasional tersebut
berhubungan dengan Tuhan, diri sendiri, sesama, dan alam sekitar. Adapun setiap
wujud nilai luhur dalam budaya nasional tersebut akan dijelaskan sebagai berikut.
2.5.2.1 Nilai yang Berhubungan dengan Tuhan
Butir-butir nilai yang terkandung merupakan disiplin, beriman, bertakwa,
bersyukur, pemaaf, dan pemurah. Disiplin, merupakan sikap dan perilaku yang
menjalankan ibadah sesuai dengan waktunya. Beriman merupakan sikap dan
perilaku menjalankan segala ibadah sesuai dengan agamanya secara teratur, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
melakukan perbuatan baik dalam kehidupan sehari-hari. Bertakwa diartikan
sebagai menjalankan segala perintah dan ajaran dalam hidup beragama sesuai
dengan keyakinannya. Bersyukur merupakan sikap atau perilaku berterimakasih
pada Tuhan atas nikmat dan karunianya, dengan cara berdoa sebelum dan sesudah
mengerjakan sesuatu, menerima segala keadaan yang terjadi dan tidak suka
berkeluh kesah serta selalu berpasrah kepada Tuhan. Pemaaf diartikan sebagai
sikap atau perilaku mau memberikan maaf kepada orang lain yang melakukan
kesalahan. Pemurah diartikan sebagai sikap atau perilaku yang mau berbagi
kepada orang lain.
2.5.2.2 Nilai yang Berhubungan dengan Diri Sendiri
Butir-butir nilai yang terkandung merupakan bekerja keras, berani, empati,
bertanggung jawab, cermat, dinamis, efisien, gigih, rajin, ramah, percaya diri,
setia, sabar, disiplin, produktif, pengendalian diri, mandiri, dan berpikir jauh ke
depan. Bekerja keras menurut Yaumi (2014:84) merupakan sikap yang berupaya
dengan sungguh-sungguh melebihi kualitas biasanya dalam mengatasi berbagai
hambatan. Menurut Linda dan Richard (1995:17) berani merupakan sikap yang
dilakukan atas dasar kebenaran dan digunakan untuk mempertahankan kebenaran.
Empati merupakan sikap atau perilaku yang bisa merasakan penderitaan orang
lain.
Menurut Hanafie (2014:55) bertanggung jawab merupakan sikap yang
mampu diandalkan dalam berbagai situasi, menyelesaikan tugas yang diberikan,
menerima konsekuensi atas tindakan yang dilakukan, melakukan pekerjaan sebaik
mungkin, membersihkan atau membereskan segala sesuatu yang digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
setelah menggunakan sekalipun tanpa ada orang lain yang melihatnya, dan
memenuhi segala kewajiban, beban, dan menanggung segala akibat yang
disebabkan perbuatan diri-sendiri. Cermat merupakan perilaku atau sikap
melakukan sesuatu dengan teliti atau hati-hati. Efisien merupakan sikap atau
perilaku menggunakan (waktu, tenaga, biaya) dengan sesuai. Gigih merupakan
sikap atau perilaku tetap berdiri pada pendirian diri sendiri. Rajin merupakan
sikap atau perilaku melakukan pekerjaan secara rutin dengan semangat, konsisten
untuk mencapai tujuan yang direncanakan, dan terus berusaha dalam mengerjakan
sesuatu serta suka mengerjakan sesuatu dengan aktif untuk mencapai sesuatu.
Ramah merupakan sikap atau perilaku yang mau berteman dengan siapa saja
tanpa memandang status, agama, dan suku.
Percaya diri merupakan sikap atau perilaku mengakui atau yakin dalam
menjawab tantangan yang diberikan pada kita. Setia merupakan sikap atau
perilaku menepati janji untuk mendukung kegiatan masyarakat, melakukan sesuai
dengan apa yang diucapkan, dan berpegang teguh pada kebenaran, serta
melaksanakan apa yang telah menjadi tugas dan kewajibannya. Sabar merupakan
sikap atau perilaku menahan diri dalam menghadapi kemauan dan godaan dari
lingkungan yang berdampak negatif, tidak marah bila mendapat teguran dan
kritik, serta bersikap tenang dalam menghadapi kesulitan. Tegas merupakan sikap
atau perilaku mampu menentukan segala sesuatu tanpa perasaan ragu. Disiplin
merupakan sikap atau perilaku belajar dan bekerja secara teratur, mematuhi
peraturan dan norma-norma yang berlaku di lingkungan masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Produktif merupakan sikap atau perilaku memilih suatu pekerjaan atau
melakukan perbuatan yang bermanfaat bagi dirinya dan orang lain, tidak suka
berdiam diri dan melakukan hal yang tidak bermanfaat. Pengendalian diri
merupakan sikap atau perilaku yang menghindari lupa diri, melakukan sesuatu
tergesa-gesa, dan bertindak tanpa berpikir serta mampu mengekang emosi yang
berlebihan. Mandiri merupakan sikap atau perilaku yang dibuat atas dasar
inisiatif, kemampuan dan tanggung jawab sendiri, menghindari sikap
ketergantungan pada orang lain serta berupaya menyelesaikan masalah dengan
upaya sendiri. Berpikir jauh ke depan merupakan sikap atau perilaku yang
memikirkan dampak dari perbuatan yang dilakukan yaitu selalu berpikir sebelum
melakukan sesuatu.
2.5.2.3 Nilai yang Berhubungan dengan Sesama
Butir-butir nilai yang terkandung merupakan cerdik, ramah-tamah, kasih
sayang, rela berkorban, tegas, peduli, tepat, sportif, menghargai kesehatan, rela
berkorban, hormat, adil, tertib, manusiawi, menghargai, toleransi, bijaksana,
ramah, gotong-royong, susila, cinta tanah air/kewarganegaraan, dan sopan santun.
Cerdik merupakan sikap atau perilaku cepat mengerti dan mampu mencari
pemecahan permasalahan dalam waktu yang singkat. Ramah tamah merupakan
sikap atau perilaku terbuka dan baik, kepada siapa pun tanpa memandang status,
agama, dan suku. Kasih sayang merupakan sikap atau perilaku mau menolong,
mengayomi, menyayangi, dan mengasihi yang lebih muda dengan sepenuh hati,
menghindari rasa benci, menyayangi orang lain seperti menyayangi diri sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Rela berkorban merupakan sikap atau perilaku mengutamakan kepentingan
bersama, memberikan sesuatu yang dimilikinya untuk membantu orang lain,
mempunyai sikap kesetian terhadap bangsa dan negara dengan memberi perhatian
pada kepentingan umum. Peduli merupakan sikap atau perilaku yang menunjukan
keprihatinan yang mendalam pada orang yang mengalami penderitaan,
memberikan respon positif terhadap orang yang mengalami penderitaan,
memberikan kenyamanan pada orang yang membutuhkannya, menunjukan
perilaku atau sikap peduli pada kepentingan umum. Tepat merupakan sikap atau
perilaku yang mengajarkan sesuatu sesuai dengan waktunya. Sportif merupakan
sikap atau perilaku mau mengakui kesalahan diri sendiri, mau memperbaiki
kesalahan, mau mengakui kelebihan prestasi dan kemenangan orang lain, serta
menghindari perbuatan licik. Menghargai kesehatan merupakan sikap atau
perilaku menghindari perbuatan yang dapat merusak kesehatan jasmani maupun
rohani dan berkonsultasi dengan orang yang memahami kesehatan.
Menurut Lickona (2013:18) hormat merupakan sikap atau perilaku
sewajarnya, sikap atau perilaku yang memperlakukan orang lain seperti
memperlakukan diri sendiri atau tidak bertindak semena-mena, mendengarkan apa
yang dikatakan oleh orang lain, tidak menghina atau mengejek, tidak mengancam
atau memeras orang lain, dan tidak menilai seseorang sebelum mengenal dengan
baik. Adil merupakan sikap atau perilaku memperlakukan orang lain sama seperti
memperlakukan diri sendiri, melakukan tindakan dan memutuskan sesuatu sesuai
dengan aturan, berpikiran terbuka dan mau mendengarkan orang lain, serta tidak
menyalahkan orang lain dengan sembarangan. Tertib merupakan sikap atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
perilaku mematuhi aturan yang berlaku di lingkungan sekitar, dan menghindari
perilaku yang menyimpang dari aturan yang berlaku di masyarakat.
Manusiawi merupakan sikap atau perilaku yang memperlakukan orang lain
sesuai harkat, derajat, martabatnya, dan menghindari sikap sewenang-wenang
pada orang lain. Menghargai merupakan sikap atau perilaku mau mendengarkan
orang lain tanpa memandang status. Toleransi menurut Yaumi (2014:85)
merupakan sikap atau perilaku menerima perbedaan orang lain, tidak
memaksakan keyakinan pada orang lain, tidak menyukai orang karena tidak satu
keyakinan dan tidak menghakimi karena penampilan atau kebiasaan yang
dilakukannya, kecantikan dan status sosial yang tinggi. Bijaksana merupakan
sikap dan perilaku berucap dengan tutur kata yang baik, sopan, dan menghindari
kata-kata yang dapat menyinggung orang lain, menggunakan akal budinya, arif,
pandai, cermat, dan tajam pikirannya.
Gotong-royong merupakan sikap atau perilaku mau bekerja sama dengan
baik, memiliki prinsip tujuan akan tercapai lebih mudah jika dikerjakan secara
bersama-sama, tidak memperhitungkan tenaga untuk saling berbagi dengan
sesama, dan mau mengembangkan potensi diri untuk saling berbagi sebagai upaya
untuk mendapatkan hasil yang baik. Susila merupakan sikap atau perilaku yang
baik, dan menggunakan bahasa yang santun terhadap orang lain. Yaumi
(2014:104) mengungkapkan sikap cinta tanah air adalah berpikir, bersikap,
berbuat, yang menunjukan kesetian, kepedulian, penghargaan yang tinggi
terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.
Sikap cinta tanah air dapat ditunjukan dengan menjaga dan melestarikan nilai-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
nilai luhur bangsa Indonesia untuk menjadi modal dasar dalam pembangunan
manusia Indonesia, menunjukan rasa cinta pada budaya, bahasa, suku, agama, dan
peduli pada kebersihan lingkungan. Sopan santun diartikan sebagai sikap baik
secara perbuatan dan tingkah laku terhadap siapa pun yang sudah dikenal maupun
belum dikenal.
2.5.2.4 Nilai yang Berhubungan dengan Alam
Butir-butir nilai yang terkandung merupakan menghargai kesehatan
lingkungan alam, melestarikan budaya dalam masyarakat dan pengabdian pada
alam. Menghargai kesehatan alam merupakan sikap dan perilaku menjaga alam
dengan mau menanam pohon, memberi pupuk pada pohon, dan tidak melakukan
penebangan liar, melakukan perburuan liar dan penambangan liar. Melestarikan
budaya dalam masyarakat merupakan sikap yang mau mengembangkan budaya
yang hidup di masyarakat, dan ikut serta dalam kegiatan masyarakat. Pengabdian
merupakan sikap atau perilaku menyediakan diri untuk merawat alam dan
mengerjakan sesuatu bila melihat ada yang kurang sesuai, misalnya melihat pohon
yang ditebang berani untuk menegur, dan mau memperhatikan sistem berladang
agar tidak sampai membakar pohon-pohon yang besar.
Karya sastra memiliki wujud nilai terutama sarat dengan nilai luhur
budaya. Wujud nilai luhur budaya yang ditampilkan ini sesuai dengan nilai yang
tumbuh di lingkungan tempat pengarang berada. Karya sastra dari masyarakat
Dayak di Kalimantan Barat pun demikian, memiliki wujud nilai budaya yang erat
dengan kehidupannya. Hal sejalan diungkapkan dalam penelitian yang pernah
dilakukan Djamaris, dkk pada tahun 1993 berjudul “Sastra Daerah di Kalimantan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
(Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Timur): analisis tema,
amanat, dan nilai budaya”. Hasil dari penelitian ini dibagi menjadi tiga. Pertama,
tema yang disajikan dalam cerita-cerita di Kalimantan adalah kepercayaan kepada
Tuhan, Kesabaran membawa hasil yang baik, kejahatan dikalahkan oleh kebaikan,
perbuatan jahat membawa malapetaka, kerja keras membawa hasil yang baik, dan
hormat kepada orang tua. Kedua, amanat dari cerita di Kalimantan Barat adalah
mengajarkan orang tua berkorban bagi anaknya, menjalani hidup dengan sabar,
hormat dan mendengarkan orang tua. Selanjutnya dalam masyarakat harus
menaati peraturan yang ada, berbuat baik, jujur, bijaksana, bertanggung jawab,
rajin, bekerja keras, menjaga komitmen, saling menyayangi dan memaafkan.
Dalam hubungannya dengan Tuhan harus menerima takdir dan bersyukur dengan
apa yang dimiliki. Pada budaya harus mencintai suku dan budayanya, selalu
berusaha menyelesaikan permasalahan yang terjadi sesuai dengan adat dalam
masyarakat Dayak.
Ketiga, wujud nilai budaya dari cerita di Kalimantan adalah rela
berkorban, musyawarah, mufakat, ketaatan atau kepatuhan, kerja keras, pasrah
kepada Tuhan Yang Maha Esa, keberanian, kebijaksanaan, bersyukur,
kewaspadaan, kecerdikan, kerukunan, kesabaran, percaya pada kekuasaan Tuhan,
percaya pada kekuatan gaib, balas budi, tidak tamak, saling menghormati,
menyadari kesalahan, kesetiaan, menepati janji, memiliki pendirian yang teguh,
percaya diri, rajin bekerja, jujur, berkemauan keras, kepedulian yang tinggi,
menghormati adat, dan keramahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Penelitian lain mengenai nilai budaya juga dilakukan oleh Mahmudah
(2016) dengan judul “Nilai Budaya dalam Lirik Lagu Banjar Karya Syarifudin
MS” hasil dari penelitiannya terdapat nilai religiositas dan moral sosial. Nilai
religiositas terkait dengan ungkapan doa dan simbol agama. Wujud nilai moral
sosial terkait ajaran bersikap baik dengan orang lain yaitu dengan kerja keras,
berbakti pada orang tua, takwa pada Tuhan, kasih sayang, tolong-menolong,
melestarikan alam, dan pemeliharan budaya daerah. Penelitian yang dilakukan
Djamaris dkk (1993), merupakan penelitian terhadap cerita-cerita yang ada di
Kalimantan Barat, Penelitian yang dilakukan Mahmudah (2016) merupakan
penelitian yang dilakukan terhadap lagu pop Banjar untuk menemukan nilai
budaya pada penelitian ini saya akan meneliti lagu pop daerah suku Dayak di
Kabupaten Melawi. Penelitian terdahulu yang dilakukan Djamaris (1993) dan
Mahmudah (2016) baru mengungkap nilai-nilai budaya. Mengingat pentingnya
nilai budaya maka pada penelitian ini peneliti tidak hanya mengungkap nilai luhur
tetapi juga maksud nilai luhur dan kaidah implikatur dalam lagu pop daerah suku
Dayak di Kabupaten Melawi.
2.6 Kerangka Berpikir
Nilai luhur merupakan konsep yang tertanam dalam akal dan budi
manusia. Taylor (Sulasman, 2013:40) mengungkapkan bahwa nilai luhur
terbentuk dari nilai budaya yaitu sistem pengetahuan, kekerabatan, sistem
teknologi, peralatan hidup, sistem religi, sistem mata pencaharian, dan kesenian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
dalam masyarakat. Lagu sebagai karya seni penting untuk digunakan dalam
mengangkat nilai-nilai luhur dalam masyarakat Dayak.
Nilai luhur dalam lagu pop daerah suku Dayak pada penelitian ini akan
dikaji dengan menggunakan implikatur. Yule, (2014:61) mengungkapkan
implikatur sebagai maksud tersirat yang diungkapkan pengarang. Implikatur
dianggap mampu untuk menemukan wujud nilai dan maksud karena menurut
Levinson (Cummings, 2007:46) implikatur memiliki empat kegunaan dalam
berkomunikasi. Pertama, implikatur dapat memberikan penjelasan fungsional
yang bermakna atas fakta-fakta lirik-lirik lagu yang tidak terjelaskan oleh teori
gramatikal. Kedua, implikatur mampu memberikan penjelasan mengapa lirik-lirik
lagu yang bersifat pernyataan dapat bermakna perintah. Ketiga, implikatur dapat
menyederhanakan deskripsi semantik yang berhubungan perbedaan antar bait.
Keempat, implikatur dapat menjelaskan berbagai fenomena kebahasaan dalam
lirik lagu yang tidak memiliki hubungan atau berlawanan tetapi memiliki
hubungan komunikatif.
Lagu pop daerah suku Dayak diungkapkan dengan proses pemilihan kata
yang panjang, dari proses pemilihan kata maka setiap lirik yang diungkapkan
memiliki maksud. Oleh karena itu, implikatur sebagai ilmu tentang maksud
digunakan untuk mengungkap wujud nilai luhur, maksud nilai luhur, dan kaidah
implikatur yang terkandung dalam lagu pop daerah suku Dayak di Kabupaten
Melawi. Adapun kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat dilihat secara jelas
melalui bagan di bawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Pragmatik
Wujud dan ciri- ciri
nilai luhur dalam
lagu pop daerah
suku Dayak
Maksud yang ingin
disampaikan melalui
lagu-lagu pop daerah
suku Dayak
Nilai Luhur dalam Lagu
Pop daerah suku Dayak
di Kabupaten Melawi
Implikatur
Kaidah implikatur
dalam lagu pop daerah
suku Dayak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ketiga ada enam hal yang akan diuraikan. Enam hal yang akan
diuraikan tersebut adalah jenis penelitian, sumber data dan data, metode dan
teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik analisis data, dan
triangulasi data.
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif karena data
dalam penelitian ini berupa lirik lagu yang dianggap mengandung implikatur hal
ini sesuai dengan pendapat Muhamad (2010:23) yang mengungkapkan bahwa
objek penelitian kualitatif adalah peristiwa komunikasi atau berbahasa. Peristiwa
berbahasa melibatkan tuturan, makna tuturan, maksud yang bertutur, situasi tutur,
peristiwa tutur, tindak tutur, dan latar tuturan. Dari pengertian Muhamad
(2010:23), penelitian yang menggunakan implikatur yaitu ilmu tentang maksud
sebagai dasar menemukan nilai luhur dalam lagu pop daerah suku Dayak di
Kabupaten Melawi termasuk dalam penelitian kualitatif.
Menurut Bungin (2007:68) penelitian deskriptif kualitatif bertujuan untuk
menggambarkan, meringkas berbagai kondisi, situasi, fenomena sosial, dalam
masyarakat yang menjadi objek penelitian, dan berupaya menarik realita ke
permukaan menjadi ciri, karakter, sifat, model, tanda atau gambaran kondisi,
situasi, dan fenomena tertentu. Berdasarkan tujuan penelitian deskriptif kualitatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
tersebut maka penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif,
untuk mendeskripsikan wujud nilai luhur yang terdapat dalam lagu pop derah
suku Dayak, maksud yang ingin disampaikan melalui lagu pop daerah, dan kaidah
implikatur di dalam lagu pop daerah suku Dayak di Kabupaten Melawi.
Berdasarkan pemilihan jenis penelitian deskriptif kualitatif diharapkan peneliti
mampu menemukan dan mendeskripsikan wujud nilai luhur dalam lagu pop
daerah suku Dayak di Kabupaten Melawi, maksud yang ingin disampaikan dalam
lagu pop daerah suku Dayak di Kabupaten Melawi, dan kaidah implikatur dalam
lagu pop daerah suku Dayak di Kabupaten Melawi.
3.2 Sumber Data dan Data
Lonfland dan Lonfland (Moleong, 2006:157) mengatakan bahwa sumber
data pokok dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata. Kata-kata yang dimaksud
berupa hal-hal yang diungkapkan oleh pengarang secara langsung. Sumber data
dalam penelitian ini adalah syair lagu pop daerah suku Dayak di Kabupaten
Melawi yang berjudul Dalo Hinok, Bavik Behinoi, Serawai-Ambalau, Sungoi
Juoi, Polahkak Bulok, Apang Semangai, Iyam Tok Cinta, Madya Raya, Dudi Mata
Dongan Gigi, Unang Kelupai, Ngoak Uma, Tido Anakku, Nyaman Dasak, Anak
Adat, Laman Buok, Batu Linoh, Makai Belalak, Idop Poh Lalu, Idop Dasak, dan
Nureh Mantes. Dari dua puluh lagu pop daerah suku Dayak dipilih lirik-lirik lagu
pop daerah yang di dalamnya mengandung implikatur nilai luhur. Lirik lagu pop
daerah suku Dayak di Kabupaten Melawi yang diduga mengandung implikatur
nilai luhurlah yang dijadikan sebagai data dalam penelitian untuk menjawab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
ketiga rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu wujud nilai luhur, maksud
yang ingin disampaikan melalui lagu pop daerah, dan kaidah implikatur dalam
lagu pop daerah suku Dayak di Kabupaten Melawi.
3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data
Metode dan teknik pengumpulan data merupakan langkah utama dalam
penelitian. Metode pengumpulan data menurut Sudaryanto (2015:201) dilakukan
dengan metode dasar dan metode lanjutan. Metode dasar didahului dengan
metode simak, yaitu menyimak penggunaan bahasa yang tidak hanya berkaitan
dengan penggunaan bahasa secara lisan tetapi juga penggunaan bahasa secara
tertulis. Sudaryanto (2015:203) mengungkapkan bahwa metode simak digunakan
dengan menyadap pengguna bahasa. Dalam metode simak, sadap merupakan
teknik dasar karena penyimakan diwujudkan dengan menyadap pengguna bahasa
dari seseorang atau beberapa orang yang menjadi informan kunci. Penyadapan
dengan pengguna bahasa secara lisan dilakukan jika seorang peneliti berada dekat
dengan subjek penelitian (pengguna bahasa) atau ikut mengalami dalam
masyarakat, artinya peneliti turun langsung ke lapangan, sedangkan penyadapan
dengan pengguna bahasa secara tertulis dilakukan jika peneliti tidak berhadapan
langsung dengan pengguna bahasa dapat dilakukan dengan membaca maupun
mendengarkan. Metode lanjutan yang digunakan adalah teknik catat. Sudaryanto
(2015:206) mengungkapkan bahwa teknik catat dilakukan setelah penggunaan
teknik dasar sadap, teknik catat dilakukan dengan merekam isi pembicaraan
menggunakan alat tulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sadap yang diikuti catat dilakukan dengan terlebih dahulu mendengarkan
keseluruhan isi lagu pop daerah suku Dayak di Kabupaten Melawi yang berjudul
Dalo Hinok, Bavik Behinoi, Serawai-Ambalau, Sungoi Juoi, Polahkak Bulok,
Apang Semangai, Iyam Tok Cinta, Madya Raya, Dudi Mata Dongan Gigi, Unang
Kelupai, Ngoak Uma, Tido Anakku, Nyaman Dasak, Anak Adat, Laman Buok,
Batu Linoh, Makai Belalak, Idop Poh Lalu, Idop Dasak, Nureh Mantes dengan
cermat dan berulang-ulang kemudian mencatat wujud lirik-lirik dalam lagu
tersebut setelah itu membaca kembali dan memilih lirik yang mengandung
implikatur nilai luhur untuk dijadikan data dalam penelitian.
Dalam penelitian ini peneliti juga menggunakan metode wawancara. Nazir
(2013:170) mengungkapkan bahwa metode wawancara merupakan proses
memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab.
Wawancara dapat dilakukan dengan wawancara terstruktur dan wawancara tidak
terstruktur. Menurut Sugiyono (2009:195) wawancara terstruktur digunakan
sebagai teknik pengumpulan data bila telah mengetahui pasti informasi yang akan
diperoleh dan dalam melakukan wawancara peneliti harus membawa instrumen
sebagai pedoman wawancara, sedangkan wawancara tidak terstruktur disebut
sebagai wawancara bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman
wawancara secara sistematis dan lengkap tetapi pedoman wawancara yang
digunakan berupa garis besar permasalahan yang ditanyakan. Berdasarkan
pendapat Sugiyono dalam penelitian ini peneliti menggunakan wawancara tidak
terstruktur, artinya menggunakan pertanyaan yang sifatnya terbuka sebagai sebuah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
pedoman umum dalam pengumpulan data untuk mengetahui garis besar situasi
saat pembuatan lagu pop daerah suku Dayak di Kabupaten Melawi.
3.4 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk penyediaan
data. Afrizal (2014:134) mengungkapkan bahwa dalam penelitian kualitatif alat
atau instrumen penelitian adalah peneliti atau manusia yang melakukan penelitian
yang bertugas untuk menemukan dan menganalisis temuannya berdasarkan teori-
teori yang digunakan dalam penelitian. Moleong (2006:168) mengatakan ciri khas
penelitian kualitatif terletak dalam instrumen penelitian karena penelitilah yang
bertugas sebagai perencana, pelaksana penyediaan data, analisis, penafsir data,
dan pelapor hasil penelitian. Berdasarkan ciri tersebut maka instrumen dalam
penelitian ini adalah peneliti yang mampu menyesuaikan diri terhadap data-data
yang diperoleh dalam penelitian, dan mampu memanfaatkan kesempatan untuk
mengklarifikasi data yang diperoleh dengan dibekali pengetahuan tentang teori
pragmatik secara khusus impliktur, nilai-nilai luhur, dan lagu pop daerah suku
Dayak di Kabupaten Melawi.
3.5 Teknik Analisis Data
Analisis data diartikan sebagai upaya yang dilakukan oleh peneliti untuk
menangani masalah yang terdapat dalam data. Sudaryanto (2015:234)
mengungkapkan metode analisis data dapat dilakukan dengan metode padan dan
metode agih. Pada penelitian ini, secara khusus untuk mendapatkan nilai-nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
luhur budaya yang terdapat dalam lagu pop daerah Suku Dayak di Kabupaten
Melawi, peneliti menggunakan metode padan. Metode padan digunakan dengan
dua langkah yaitu pertama dengan teknik dasar pilah unsur penentu dengan
menentukan data-data yang mengandung implikatur kemudian menemukan wujud
nilai luhur dan diikuti dengan teknik lanjut hubung banding yaitu dengan mencari
tiga hal, pertama menyamakan data dengan teori yang ada, membedakan data
dengan teori yang ada, dan membandingkan hal pokok. Adapun langkah analisis
data yang digunakan adalah:
1. Melakukan identifikasi data implikatur yang mengandung nilai-nilai luhur
suku Dayak di Kabupaten Melawi. Parameter dalam langkah ini adalah
kesesuaian data konsep kajian implikatur.
2. Data yang sudah ditemukan kemudian klasifikasikan dengan teori nilai yang
ada, dibedakan dengan teori empat jangkaun nilai luhur, yaitu nilai yang
berhubungan dengan diri sendiri, sesama, alam dan Tuhan, kemudian
disamakan dengan hal-hal pokok yaitu wujud nilai luhur, maksud yang ingin
disampaikan melalui lagu pop daerah suku Dayak di Kabupaten Melawi, dan
kaidah implikatur dalam lagu pop daerah suku Dayak di Kabupaten Melawi.
3. Menginterpretasi data, data yang sudah dikelompokkan diinterpretasikan atau
dimaknai berdasarkan wujud nilai luhur, maksud yang ingin disampaikan
melalui lagu pop daerah suku Dayak, dan kaidah implikatur dalam lagu pop
daerah suku Dayak di Kabupaten Melawi.
4. Mendeskripsikan data sebagai bentuk pelaporan dengan menggambarkan
wujud nilai luhur, maksud yang ingin disampaikan melalui lagu pop daerah,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
dan kaidah implikatur yang terdapat dalam lagu pop daerah di Kabupaten
Melawi.
3.6 Triangulasi
Menurut Moleong triangulasi data (2006:330) merupakan teknik
pengecekan keabsahan data dengan sumber lain untuk menghilangkan perbedaan
kontruksi kenyataan yang ada dalam konteks studi pada waktu mengumpulkan
data dan hubungan dari berbagai pandangan, hal ini dilakukan agar data yang
didapat memiliki tingkat kepercayaan tinggi. Triangulasi yang dilakukan yaitu
pensahihan data, teori, dan logis. Pensahihan data, dilakukan dengan
mengkonfirmasi kembali data-data yang sudah didapat sampai memperoleh data-
data yang sama atau data bersifat jenuh. Triangulasi teori, dilakukan untuk
melihat hubungan hasil yang didapat dengan teori yang digunakan dalam
penelitian, yaitu apakah teori-teori yang digunakan sudah cukup untuk
menganalisis hasil dari penelitian. Triangulasi logis dilakukan dengan melihat
kembali data-data yang diperoleh dengan pencipta lagu dan tokoh masyarakat
suku Dayak di Kabupaten Melawi. Dalam penelitian ini sebagai upaya agar data
yang diperoleh sungguh mangandung nilai luhur peneliti melakukan diskusi
bersama tokoh masyarakat suku Dayak di Kabupaten Melawi, dan dengan Ibu
Dra. Novita Dewi, M.S M.A. (Hons.), Ph.D., sebagai dosen Program Pascasarjana
Kajian Bahasa Inggris yang kerap kali melakukan penelitian tentang budaya di
Indonesia agar mendapatkan pemahaman yang baik tentang nilai luhur, demi
kesempurnaan penelitian dengan tujuan menemukan wujud nilai luhur, maksud
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
yang terdapat di dalamnya, dan kaidah implikatur yang terdapat dalam lagu pop
daerah suku Dayak di Kabupaten Melawi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab keempat ada tiga hal yang akan dibahas yaitu deskripsi data,
analisis data, dan pembahasan. Bagian pertama, deskripsi data berisi uraian data
penelitian. Bagian kedua, menjelaskan hasil temuan berdasarkan analisis data.
Bagian ketiga membahas mengenai ketiga rumusan masalah dalam penelitian.
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Deskripsi Data
Data yang dianalisis dalam penelitian ini adalah lirik-lirik lagu pop daerah
suku Dayak di Kabupaten Melawi yang dicurigai mengandung implikatur. Lirik-
lirik yang mengandung implikatur tersebut sebagai data yang digunakan peneliti
untuk mengkaji nilai luhur suku Dayak. Data implikatur dalam penelitian ini
berjumlah 46. Data implikatur dalam penelitian nilai luhur berupa frasa, dan
kalimat yang terdiri dari lima bahasa Dayak. Lima bahasa Dayak tersebut, yaitu
bahasa Arok-arok, bahasa Dayak Keninjal, bahasa Dayak Ella, bahasa Dayak
Linoh, dan bahasa Dayak Kebahan.
Data dalam bahasa Arok-arok berjumlah 13, misalnya akuk kan ngisok kok
olu ahkuk ulun yam arok. Data dalam bahasa Dayak Keninjal berjumlah 9,
misalnya idop dah bonsik posi tedudi mata dongan gigi. Data dalam bahasa
Dayak Ella berjumlah 3, misalnya Ulotn podeh duet aku abes. Data dalam bahasa
Dayak Linoh berjumlah 2, misalnya idop bebasa mati bebasa. Data dalam bahasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Dayak Kebahan berjumlah 17, misalnya angkat nureh boh obok nyagam. Data
dalam bahasa Arok-arok dikonfirmasi dengan Bapak Sutarman dan Ibu Maria
Tanak. Bapak Sutarman bekerja sebagai produser lagu di Starman Production dan
sebagai seniman yang menekuni budaya suku Dayak Uud Danum. Ibu Maria
tanak merupakan tokoh masyarakat yang bekerja sebagai petani dan sering terlibat
dalam berbagai persiapan acara adat di suku Dayak Uud Danum. Data dalam
bahasa Dayak Keninjal dikonfirmasi dengan Bapak Afri Yunus, yang bekerja
sebagai staf di kantor Pemerintah Daerah Kabupaten Melawi. Data dalam bahasa
Dayak Ella dikonfirmasi dengan Bapak Antonius Sidi dan Anton. Bapak Antonius
Sidi bekerja sebagai staf di kantor Polisi Pamong Praja Kabupaten Melawi. Bapak
Anton bekerja sebagai wiraswasta dan dalam sehari-hari sering terlibat dari acara-
acara adat. Data dalam bahasa Dayak Linoh di konfirmasi dengan Bapak Martinus
Limbung yang bekerja sebagai staf di kantor pelayanan kesehatan. Data dalam
bahasa Dayak Kebahan dikonfirmasi dengan Bapak Paulus Timang sebagai
penulis lagu dan Eman sebagai tokoh masyarakat. Bapak Paulus Timang
merupakan seorang pendeta yang bertugas di Gereja Kristen Pintu Elok Nanga
Pinoh, Kabupaten Melawi. Bapak Eman merupakan seorang guru sekolah dasar.
Data wujud implikatur nilai luhur dalam penelitian ini berdasarkan pada
penggolongan wujud nilai luhur oleh Samani dan Hariyanto (2012:18) yang
mengelompokan wujud nilai luhur dari budaya nasional yang tertanam dalam
karya sastra ada empat yaitu nilai yang berhubungan dengan diri sendiri meliputi
bekerja keras, berani, empati, bertanggung jawab, cermat, dinamis, efisien, gigih,
rajin, ramah, percaya diri, setia, sabar, disiplin, produktif, pengendalian diri,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
mandiri, dan berpikir jauh ke depan. Nilai yang berhubungan dengan sesama
meliputi cerdik, ramah tamah, kasih sayang, rela berkorban, tegas, peduli, tepat,
sportif, menghargai kesehatan, rela berkorban, hormat, adil, tertib, manusiawi,
menghargai, toleransi, bijaksana, ramah, gotong-royong, susila, cinta tanah
air/kewarganegaraan, dan sopan santun. Nilai yang berhubungan dengan alam
meliputi menghargai kesehatan lingkungan alam, melestarikan budaya dalam
masyarakat, dan pengabdian pada alam. Nilai yang berhubungan dengan Tuhan
meliputi berdisiplin, beriman, bertakwa, bersyukur, pemaaf, dan pemurah.
Sementara itu, data wujud implikatur nilai luhur dalam penelitian ini
digunakan peneliti untuk menemukan maksud yang ingin disampaikan penulis
sebagaimana diuraikan dalam rumusan masalah kedua. Maksud ditemukan
dengan mengklasifikasikan data wujud nilai luhur berdasarkan fungsi komunikatif
bahasa menurut Rahardi (2005), yaitu deklaratif, imperatif, interogatif,
eksklamatif, dan empatik. Hasil pengelompokan wujud nilai luhur dan maksud
nilai luhur yang ingin disampaikan penulis dijadikan data oleh peneliti untuk
menemukan kaidah implikatur dalam lagu pop daerah suku Dayak di Kabupaten
Melawi.
4.2 Hasil Analisis Data
Berdasarkan data yang diperoleh, hasil penelitian terhadap nilai-nilai luhur
dalam lagu pop daerah suku Dayak di Kabupaten Melawi diklasifikasikan menjadi
tiga yaitu wujud nilai dalam lagu pop daerah suku Dayak, maksud yang ingin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
disampaikan dalam lagu pop daerah, dan kaidah implikatur dalam lagu pop
daerah. Hasil analisis data akan dijabarkan sebagai berikut.
4.2.1 Wujud Nilai Luhur dalam Lagu Pop Daerah Suku Dayak di
Kabupaten Melawi
Berdasarkan analisis nilai luhur dalam lagu pop daerah yang berjudul
Dalo Hinok, Bavik Behinoi, Serawai-Ambalau, Sungoi Juoi, Polahkak Bulok,
Apang Semangai, Iyam Tok Cinta, Madya Raya, Dudi Mata Dongan Gigi, Unang
Kelupai, Ngoak Uma, Tido Anakku, Nyaman Dasak, Anak Adat, Laman Buok,
Batu Linoh, Makai Belalak, Idop Poh Lalu, Idop Dasak, dan Nureh Mantes,
ditemukanlah sebelas nilai luhur. Sebelas nilai luhur tersebut merupakan nilai
yang digunakan masyarakat sebagai pedoman untuk bertingkah laku dalam
kehidupan sehari-hari hal ini sesuai dengan pendapat Raths (Adisusilo, 2012)
bahwa nilai memiliki peran sebagai pemberi inspirasi untuk melakukan hal yang
positif, dan sebagai pedoman dalam bersikap dan bertindak. Nilai luhur yang
berperan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Dayak dibagi menjadi empat
pokok bahasan yaitu nilai yang berhubungan dengan diri sendiri, nilai yang
berhubungan dengan sesama, nilai yang berhubungan dengan alam, dan nilai yang
berhubungan dengan Tuhan.
4.2.1.1 Nilai yang berhubungan dengan diri sendiri
Nilai yang berhubungan dengan diri sendiri adalah nilai tanggung jawab,
keberanian, berpikir jauh kedepan, dan kerja keras. Setiap lirik yang mengandung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
nilai tanggung jawab, keberanian, berpikir jauh kedepan, dan kerja keras akan
dijelaskan sebagai berikut.
1. Tanggung jawab
Nilai tanggung jawab berorientasi pada orang lain, artinya kita mampu
merespon segala sesuatu yang sudah diserahkan pada kita, atau yang sudah
menjadi kewajiban dalam kehidupan bermasyarakat. Nilai tanggung jawab dalam
penelitian ini dapat dicermati dalam lirik:
1) Arak kok pohos morisang (Jangan-engkau-cepat pergi)
Janganlah pergi
Buhkun kuk arok huang
Karena-aku-ada-keinginan
Aku memiliki keinginan
Kuk kan ngisok kok olu ahkuk urun yam arok (BB/3/3) (Aku-akan-bertanya-padamu-walau-aku-orang-tidak-mampu) Aku akan melamar mu walau aku orang tak mampu Konteks: Lagu ini dibuat pada tahun 2000 oleh Bapak Sutarman yang berasal dari suku Dayak Uud Danum dimana dalam masyarakat Dayak Uud Danum memiliki adat-istiadat yang kuat. Hal ini dapat dilihat dari adat melamar melamar seorang gadis harus melalui berbagai tahap yang erat hubungannya dengan adat-istiadat pertama memberikan batu kisok, diikuti dengan mengisi batu kisok, membayar pada ketua adat dari dua belah pihak, memberikan pesalin bagi orang tua, manik kampung, dan cincin emas.
2) Dalo hinok ahkuk tuh inek, nulo ngolavan auh kam okok (DH/2/1) Terlalu-benar-aku-ini-mama-selalu-melawan-perkataan-kalian-tua. Sungguh terlalu aku mama, selalu melawan orang tua Yarok jok kongonih kuk, yarok jok kongumak kuk Tidak-ada-dengar-aku, Tidak-ada-ikuti-aku. Tiada yang ku dengar, tiada yang ku ikuti Ahkuk nulo nguan, non ponganik kuk Aku-selalu-melakukan-apa-kemauan-aku Aku selalu berbuat semauku Konteks:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Lagu ini dibuat pada tahun 2002 oleh Bapak Jono dan Sutarman yang berasal dari suku Dayak Uud Danum. Kedua pengarang merupakan seniman yang berasal dari suku Dayak Uud Danum yang banyak membuat lagu daerah. Lagu ini berisi kisah pemuda Dayak yang melanggar adat-istiadat Suku Dayak dan mendapat hukum adat akibat dari perbuatannya diceritakan pada pemuda Dayak saat banyaknya kasus-kasus pemuda yang melakukan pelanggaran adat.
3) Nguang ke misol ngelolo’k Kamat
Pergi-ke-Misol-melewati-Kamat
Pergi ke Misol melewati tempat bernama Kamat
Nitik iban’k betetet poloh (ITC/19/1)
Melewati-ibank-banyak-keringat
Melewati bukit Ibank hingga berkeringat
Abang nak ke ku ke amat-amat
Abang-suka-ke-aku-apa-benar-benar
Kalau benar sungguh-sungguh
Ni notak jopai aku nak laboh
Tidak-usah-menunggu-aku-mau-cepat
Aku pun mau
O..kemolok kede’ek
O-memalukan-sendiri
O..malu sendiri
Konteks: Lagu ini dibuat pada tahun 2014 oleh bapak Paulus Timang yang bekerja sebagai seorang pendeta di Gereja Kristen Pintu Elok Nanga Pinoh. Lagu ini dibuat dalam suku Dayak yang menganggap lamaran sebagai proses penting yang harus dilaksanakan dalam adat. Pada suku Dayak, khususnya dalam adat melamar harus melalui proses yang panjang salah satunya membayar adat istiadat yang hidup dalam masyarakat. Data pertama Kuk kan ngisok kok olu ahkuk urun yam arok (BB/3/3),
diartikan aku akan melamar mu walau aku orang tak mampu. Lirik kuk kan ngisok
kok olu ahkuk urun yam arok dianggap mengandung nilai bertanggung jawab
karena di dalam adat Suku Dayak untuk menikah dibutuhkan proses yang panjang
dan harus melewati berbagai prosesi adat salah satunya dengan membayar mahar
kepada orang tua wanita dengan jumlah yang ditentukan. Mahar tersebut berupa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Batu kisok yaitu sebuah piring putih. Piring putih sebagai batu kisok, pertama
diberikan dari pihak lelaki kepada pihak wanita bila keluarga wanita mengisi
piring tersebut artinya pihak lelaki diterima oleh pihak perempuan, bila pihak
wanita tidak mengisi piring putih tersebut berarti lamaran dari pihak lelaki ditolak.
Selanjutnya jika piring kosong diisi oleh pihak wanita, piring akan segera
diserahkan kepada pihak laki-laki dan diisi oleh pihak laki-laki, setelah diisi pihak
laki-laki menyerahkan piring yang telah diisi kedua pihak kepada ketua adat
sebagai tanda akan segera dilaksanakan acara adat pertunangan. Pada acara
pertunangan mempelai laki-laki membawa mahar berupa pasalin orang tua,
pesalin bagi kaka (apabila ada saudara yang dilangkahi), manik kampung, cincin,
ayam kampung, dan gong asli (besarnya ditentukan oleh pihak wanita).
Pada lirik Kuk kan ngisok kok olu ahkuk urun yam arok, seorang pemuda
mengajak wanita untuk menikah ditandai dengan proses melamar terlebih dahulu
hal ini menunjukan bahwa pemuda tersebut siap menanggung semua keperluan
wanita sebelum dan sesudah menikah dengan arti lain pemuda siap menanggung
semua biaya prosesi adat yang dipersyaratkan. Penggambaran nilai luhur suku
Dayak di kabupaten Melawi dalam lirik lagu pop daerah ini menghadirkan nilai
bertanggung jawab dengan menceritakan kewajiban membayar dan melaksanakan
pernikahan adat bagi seseorang yang ingin menikah dengan suku Dayak di
Kabupaten Melawi hal ini pun sejalan dengan hasil wawancara pada (Maria,
2017) yaitu “Lagu ini dibuat sebagai penghargaan atas adat-istiadat yang hidup
dalam masyarakat suku Dayak. Lagu ini juga memberitahukan kepada bujang-
bujang Dayak agar bisa bertanggung jawab pada adat dengan melaksanakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
pernikahan adat dan membayar adat secara utuh dalam pernikahan dengan
maraknya kasus pernikahan agama dan negara tanpa adanya pernikahan adat
padahal ketiga hal ini penting dan wajib dilakukan bagi orang Dayak, agar kedua
mempelai diakui secara adat dan agama”.
Bertangung jawab terhadap adat dengan melakukan pembayaran mahar
dalam proses adat melamar dikatakan mengandung nilai bertanggung jawab juga
sesuai dengan pendapat Hanafie (2016) bertanggung jawab diartikan menanggung
segala akibat yang disebabkan dari perbuatan sendiri. Melamar merupakan
perbuatan yang didasari oleh keinginan diri sendiri maka adat sebagai
konsekuensinya harus dipenuhi.
Data kedua yang mengandung nilai luhur bertanggung jawab terdapat lirik
dalo hinok ahkuk tuk inek nulo ngolavan auh kam okok (DH/2/1). Lirik dalo hinok
ahkuk tuk inek nulo ngolavan auh kam okok diartikan sungguh terlalu aku ini
mama, terlalu melawan orang tua merupakan ungkapan penyesalan atas sikap
yang dilakukan. Lirik sungguh terlalu aku ini mama, terlalu melawan orang tua
dikatakan mengandung nilai bertanggung jawab karena dalam masyarakat Dayak
orang yang telah melakukan pelanggaran terhadap adat dan berakibat merugikan
orang lain harus mendapat sanksi dari adat. Sanksi adat yang umumnya diberikan
adalah ulun (membayar uang dengan jumlah yang ditentukan), membayar
perawatan di rumah sakit, dan membayar dengan hewan korban menggunakan
babi, sapi, atau kerbau.
Sanksi adat merupakan hal wajib yang harus diterima masyarakat Dayak
saat melakukan sesuatu yang bertentangan dengan aturan misalnya minum tuak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
tidak pada tempatnya yang berdampak merugikan orang lain. Sanksi adat yang
diberikan dapat berupa biaya perawatan, sejumlah uang, atau hewan korban
disesuaikan dengan tingkat pelanggaran dalam adat di masyarakat Dayak. Sanksi
adat dalam masyarakat memiliki tujuan agar masyarakat khususnya anak-anak
yang masih muda belajar untuk bersikap baik yaitu dengan bertanggung jawab
atas perbuatan yang dilakukannya.
Lirik yang mengungkapkan penyesalan dengan menceritakan kesalahan
dan sanksi adat yang didapat saat banyak orang yang melakukan tindakan-
tindakan yang menentang adat-istiadat dalam masyarakat inilah yang secara tidak
langsung memiliki pesan agar seseorang dapat bertanggung jawab atas perbuatan
yang dilakukannya. Penggambaran nilai luhur Suku Dayak yaitu nilai tanggung
jawab dalam lirik dalo hinok ahkuk tuh inek nulo ngolavan auh kam okok sesuai
dengan apa yang dikatakan oleh Hanafie (2016) bahwa nilai tanggung jawab
memiliki konsep yang melekat pada diri manusia yaitu memenuhi segala
kewajiban, beban, menanggung segala akibat yang disebabkan perbuatan diri
sendiri dengan norma kehidupan dalam suatu masyarakat.
Nilai tanggung jawab dalam lirik dipertegas oleh tokoh masyarakat suku
Dayak Uud Danum (Maria, 2017) “Lagu ini berisi nilai tanggung jawab yaitu
mengajarkan anak Dayak supaya bisa bertanggung jawab atas sikapnya dengan
anak-anak muda yang saat ini, memang banyak ditemukan minum tuak di kos-
kosan sehingga mengganggu masyarakat yang ada di sekitar. Saya pun sering
menghukum anak yang melanggar adat supaya mereka bisa memikirkan tentang
adat istiadat dalam masyarakat. Berdasarkan pendapat Hanafie dan tokoh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
masyarakat maka lirik dalo hinok ahkuk tuk inek nulo ngolavan auh kam okok
mengandung nilai bertanggung jawab yang mengajarkan masyarakat untuk
bertanggung jawab terhadap perbuatan yang dilakukan.
Data ketiga dianggap mengandung nilai tanggung jawab karena
mengandung lirik nitik iban’k betetet poloh yang berarti (ITC/19/1) melewati
tebing hingga berkeringat. Lirik nitik iban’k betetet poloh menggambarkan
perasaan seseorang yang mau melamar. Dalam masyarakat Dayak kegiatan
melamar harus dilalui dengan berbagai macam tahap adat misalnya yang
dilakukan pertama adalah berembuk artinya pertemuan orang tua dari kedua
pasangan yang akan bertunangan, setelah itu mengumpulkan keluarga besar
beserta kepala adat, kemudian baru bisa melaksanakan acara melamar dalam suku
Dayak. Menemui keluarga wanita, ketua adat, dan membayar adat seperti
menyiapkan beras, membawa ayam kampung, mahar, dan adat-adat yang harus
dilaksanakan inilah yang dianggap sebagai melewati tebing dimana kita tidak bisa
bersikap sembarangan untuk melamar seseorang. Dalam melamar seseorang harus
melewati berbagai proses yang membuat kita merasa capek tidak hanya dari segi
tenaga tetapi juga menghabiskan uang dalam jumlah yang tidak sedikit sehingga
disebut mengeluarkan keringat.
Membayar adat merupakan kewajiban bagi orang Dayak, karena dianggap
sebagai kewajiban maka proses adat yang dimulai dari menemui keluarga pihak
wanita, menemui ketua adat, sampai dengan menyiapkan persyaratan lamaran dari
persiapan untuk acara melamar sampai dengan mahar berupa uang dan emas yang
diberikan dianggap sebagai tanggung jawab seorang pemuda yang ingin melamar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Kegiatan, proses adat inilah yang dianggap memiliki nilai tanggung jawab hal ini
sesuai dengan apa yang diungkapkan Hanafie (2016) bahwa bertanggung jawab
diartikan sebagai pemenuhan kewajiban yang disebabkan perbuatan sendiri secara
khusus keinginan seorang pria yang ingin melamar. Nilai tanggung jawab yang
terdapat dalam lirik ini juga dipertegas oleh penulis lagu (Timang, 2017) yang
mengatakan bahwa “Lagu ini mengungkapkan perasaan anak muda bahwa tidak
mudah untuk mendapatkan wanita Dayak, dimana harus melalui proses adat
dengan membayar adat dan berurusan dengan ketua adat.” Melalui proses adat
saya tanamkan nilai tanggung jawab sebagai masyarakat Dayak yaitu membayar
adat.”
Lirik Kuk kan ngisok kok olu ahkuk urun yam arok, dan Nitik iban’k
betetet poloh mengajarkan pemuda Dayak untuk memenuhi kewajiban, memikul
beban, dan menanggung akibat dari perbuatan diri sendiri sesuai dengan norma
kehidupan dimana keinginan untuk menikah merupakan perbuatan diri yang
mengharuskan pengorbanan dari seseorang untuk menyerahkah segala sesuatu
yang dimiliki dalam melaksanakan prosesi pernikahan adat yang telah lama hidup
dan berkembang secara turun-menurun dan sudah dianggap sebagai kewajiban
dalam masyarakat suku Dayak.
Lirik Dalo hinok ahkuk tuh inek nulo ngolavan auh kam okok, kuk kan
ngisok kok olu ahkuk urun yam arok, dan Nitik iban’k betetet poloh mengajarkan
pemuda Dayak agar mampu bertanggung jawab. Lirik Dalo hinok ahkuk tuh inek
nulo ngolavan auh kam okok yang berarti sungguh terlalu aku mama, selalu
melawan omongan orang tua, Kuk kan ngisok kok olu ahkuk urun yam arok yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
berarti aku akan melamarmu walau aku orang tak mampu, dan Nitik iban’k betetet
poloh yang berarti melewati tebing hingga berkeringat merupakan sikap yang
didasari keinginan diri sendiri maka dari lirik tersebut diajarkan nilai bertanggung
jawab, secara khusus bertanggung jawab atas perbuatan yang dilakukan dengan
keinginan diri sendiri berdasarkan hukum adat yang berlaku dalam sebuah
masyarakat. Berdasarkan pendapat ahli dan tokoh masyarakat, dapat disimpulkan
ketiga lirik mengandung nilai tanggung jawab. Nilai tanggung jawab sebagai nilai
yang ditanamkan dalam suku Dayak juga sesuai dengan Djamaris dkk (1993)
yang mengungkapkan salah satu pesan penting yang tersirat dalam sastra daerah
di Kalimantan mengajarkan masyarakat untuk bertanggung jawab terhadap
perbuatannya.
2. Keberanian
Manusia dalam kehidupan hendaknya tidak merasa takut dalam melakukan
suatu perbuatan kecuali jika dalam keadaan salah atau melakukan hal yang tidak
benar. Nilai keberanian dalam lagu pop daerah suku Dayak dapat dilihat dari lirik
di bawah ini:
4) Apang Semangai pahlawan Sintang Pinoh Melawi
Apang-Semangai-pahlawan-Sintang-Nanga Pinoh- Kabupaten Melawi
Apang Semangai pahlawan dari Sintang dan Pinoh, Melawi
Putra suku dayak asli, Kampong Riam Panjang Sungai Payak Kayan
(AS/6/2)
Putra-suku-Dayak asli-Kampung-Riam-Panjang-Sungai-Payak-Kecamatan
Nanga Kayan
Putra suku Dayak asli, Kampung Riam Panjang Sungai Payak Kayan.
Konteks: Lagu ini dibuat pada tahun 2014 oleh Bapak Paulus Timang yang bekerja sebagai pendeta di Gereja Kristen Pintu Elok Nanga Pinoh. Lagu ini menceritakan Apang Semangai sebagai pahlawan suku Dayak di Sintang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
dan Melawi, sebagai penghormatan terhadap jasa Apang Semangai dibuatkanlah Tugu Apang Semangai. Namun, salah satu oknum di Melawi telah memindahkan tugu Apang Semangai dengan tugu lain yang tidak memiliki nilai historis bagi suku Dayak di Kabupaten Melawi. Pemindahan tugu Apang Semangai ini mendapat pertentangan dari berbagai suku Dayak di Kabupaten Melawi dan Sintang sehingga tugu Apang Semangai diletakkan kembali pada tempatnya. 5) Kampung kami nabun bakah
Kampung-kami-tidak-besar
Kampung kami tidak besar
Tanah aik kami belimpah
Tanah-air-kami-berlimpah
Tanah dan air kami berlimpah
Makan minum kami bon susah
Makan-minum-tidak-susah
Makanan dan minuman tersedia
Idup sama talau menalau
Hidup-saling-bantu- membantu
Hidup saling membantu
Ntik bon ngalah ada yang nyagu (ND/10/1)
Kalau-tidak-mengalah-ada-yang-menasehati
Kalau tidak ada yang mengalah ada yang menasehati
Konteks: Lagu dibuat pada tahun 2010 oleh Bapak Stephen dalam kehidupannya beliau merupakan pencinta budaya Dayak. Lagu ini dibuat dalam masyarakat Dayak yang berbicara cenderung bersifat literal atau langsung. Sifat langsung ini mudah memunculkan konflik tersendiri bagi masyarakat Dayak sehingga tidak jarang ditemukan masyarakat yang bertengkar. Namun, masyarakat Dayak merupakan masyarakat yang taat akan adat istiadat di daerahnya. Dalam kehidupan sehari-hari, dalam beraktivitas, mengambil berbagai keputusan, dan menjalankan pekerjaan mereka selalu memperhatikan adat yang hidup di masyarakat. Dalam adat Suku Dayak sudah menjadi kewajiban bagi orang yang mengetahui sebuah pertengkaran untuk memisahkan kedua belah pihak. Lirik putra suku Dayak asli, kampong Riam Panjang sungai Payak Kayan
(AS/6/2) mengandung nilai keberanian. Keberanian yang dimaksud adalah
mempunyai hati yang mantap dalam mempertahankan kebenaran dengan tidak
memandang siapa orang yang dituju dan jabatan apa yang dipegangnya, tetap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
mantap untuk membela apa yang benar. Nilai keberanian dinyatakan dengan lirik
putra suku Dayak asli, kampong Riam panjang sungai Payak Kayan, yang mana
isinya merupakan sebuah fakta yaitu asalnya Apang Semangai sebagai suku
Dayak asli dari kampung Riam Panjang di dekat Sungai Payak Kayan. Lirik putra
suku Dayak asli, kampong Riam panjang sungai Payak Kayan dianggap
mengandung nilai keberanian karena berisi sebuah fakta yang digunakan untuk
mengingatkan oknum yang sudah menggantikan posisi tugu Apang Semangai
dengan tugu yang tidak memiliki nilai historis, dimana oknum tersebut bukan
berasal dari Kabupaten Melawi dan merupakan pendatang di Melawi. Lirik yang
mengatakan siapa Apang Semangai inilah yang mengandung nilai keberanian.
Keberanian untuk mengatakan kebenaran, kebenaran yang harus dipertahankan
dalam masyarakat Dayak. Dimana tugu Apang Semangai memang berpengaruh
bagi Kabupaten Melawi dan memiliki nilai historis tersendiri sehingga tidak dapat
dipindahkan begitu saja oleh oknum tertentu.
Linda dan Richard (1995) mengartikan keberanian sebagai sikap mau
mencoba hal-hal yang baik meski banyak mendapat pertentangan, dan berani
berkata tidak terhadap ajakan berbuat salah. Dari pendapat Linda dan Richard
(1995) maka sungguh lirik putra suku Dayak asli, kampong Riam panjang sungai
Payak Kayan mengandung nilai keberanian karena mampu mengungkapkan
penolakan terhadap perintah oknum tertentu untuk menggantikan Tugu Apang
Semangai dengan tugu lainnya. Dari hasil wawancara pada pak Timang sebagai
penulis lagu juga dikatakan bahwa “lagu Apang Semangai mengandung nilai
keberanian, pada saat itu memang saya sebagai Suku Dayak asli dan teman-teman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
lain yang ada di Melawi menolak untuk mengganti Tugu Apang Semangai dengan
tugu lain yang tidak memberikan arti apa-apa. Bahkan pada saat itu tetua-tetua
adat yang ada di kampung ikut turun untuk meminta pengembalian Tugu Apang
Semangai karena kita sebagai suku Dayak harus berani membela yang benar.”
Hasil wawancara bersama penulis lagu semakin menegaskan bahwa dalam
lirik putra suku Dayak asli, kampong Riam panjang sungai Payak Kayan
mengandung nilai keberanian. Nilai keberanin, merupakan nilai utama yang sudah
tertanam dan tumbuh dalam masyarakat dari nenek moyang hal ini dipertegas
dengan apa yang dikatakan Mantikei (2003) dalam penelitiannya bahwa orang
Dayak memiliki sifat berani mati demi mempertahankan segala sesuatu yang
dianggap benar.
Lirik ntik bon ngalah ada yang nyagu (ND/10/1) yang berarti kalau tidak
ada yang mengalah ada yang menasihati mengandung nilai keberanian karena
menasihati dua orang yang sedang mengalami konflik merupakan perbuatan yang
sulit dilakukan karena sering juga terjadi di masyarakat orang yang menasehati
akan dimarahi kembali. Maka dari itu dalam menasihati orang yang sedang
bertengkar dibutuhkanlah sebuah keberanian. Keberanian untuk menghentikan
sebuah permasalahan yang menurut adat tidak baik hal ini sesui dengan Riwut
(2007) yang mengungkapkan aturan adat digunakan untuk mendamaikan
perselisihan yang terjadi. Jadi, dari kepatuhan terhadap adat dengan menasihati
dan memisahkan kedua orang yang bertengkar inilah terkandung nilai keberanian
dalam lagu pop daerah suku Dayak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Linda dan Richard (1995) menegaskan keberanian sebagai sikap berani
berkata tidak terhadap ajakan berbuat salah. Dalam konteks ini sebuah
pertengkaran adalah perbuatan yang salah yaitu melanggar adat istiadat yang
hidup dimasyarakat Dayak karena akan mengganggu keharmonisan. Perbuatan
yang membiarkan sebuah pertengkaran terjadi dapat diartikan sebagai perbuatan
yang tidak baik atau menurut Linda dan Richard (1995) tingkah laku yang salah.
Dari pendapat Linda dan Richard maka tepatlah dalam lirik “Ntik bon ngalah ada
yang nyagu” terkandung nilai keberanian yaitu menolak untuk membiarkan orang
bertengkar hal ini juga senada dengan hasil wawancara dengan tokoh masyarakat
(Afri, 2017): “Lagu ini berisi ajaran adat yang sudah hidup lama dalam
masyarakat Dayak yaitu nilai keberanian. Nilai keberanian yang dimaksud adalah
nilai untuk menentang segala perbuatan yang tidak baik yang datang untuk
memecahkan kesatuan suku Dayak.” Berdasarkan hasil wawancara dengan tokoh
masyarakat maka lirik lagu ntik bon ngalah ada yang nyagu mengajarkan
masyarakat agar bisa bersikap berani dalam kehidupannya. Tidak takut membela
yang benar, tidak takut dengan orang yang mempunyai kedudukan lebih tinggi,
tapi takut pada adat-istiadat yang hidup dalam masyarakat.
3. Berpikir Jauh ke Depan
Dalam bertindak hendaknya setiap orang selalu memikirkan dampak yang
akan terjadi dari tindakannya karena akan memberikan pengaruh pada masa
depan. Berpikir dalam bertindak inilah yang disebut sebagai berpikir jauh ke
depan. Nilai berpikir jauh ke depan terdapat dalam lagu pop daerah suku Dayak di
Kabupaten Melawi yaitu dalam lagu “Makai Belalak”, dan Ngoak Uma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
6) Udah nguji bekerja Sudah-kuat-bekerja
Sudah berusaha bekerja
Dari idup bujang sampai berumah tangak
Dari-hidup-bujang-sampai-berumah-tangga
Dari-hidup-bujang sampai-berumah tangga
Kasih aku medak
Kasihan-aku-lihat
Merasa sedih
Bini ngau anak
Istri-dengan-anak
Istri dan anak
Di baik merinsak
Di-bawa-biasa
Di bawa terbiasa
Makai belalak (MB/16/1)
Makan-terus
Makan tanpa henti
Konteks:
Lagu ini dibuat oleh Bapak Paulus Jhon. Lagu ini berisi tentang masyarakat yang cenderung bersifat konsumtif tidak memikirkan kebutuhan akan masa depannya diceritakan pada masyarakat kurang produktif dan kurang memikirkan kehidupan yang akan datang. 7) Iyam am tok cinta nak ku jaga sampai mati Ini-lah-kalau-cinta-akan-aku-jaga-sampai-mati
Beginilah kalau cinta akan dijaga sampai mati
Nang mulah ba’nk ai panai kita podeh kedeek
Jangan-berbuat-sembarangan-bisa-kita-sakit-sendiri
Jangan berbuat sembarangan bisa sakit sendiri
Iyam am tok cinta nak ku jaga sampai mati
Ini-lah-kalau-cinta-akan-aku-jaga-sampai-mati
Inilah cinta akan kujaga sampai mati
Nang mulah ba’nk ai panai kita podeh kedeek (ITC/19/2)
Jangan-berbuat-sembarangan-bisa-kita-sakit-sendiri
Jangan berbuat sembarangan bisa sakit sendiri
Konteks: Lagu ini dibuat pada tahun 2014 oleh Bapak Paulus Timang yang Bekerja sebagai seorang pendeta. Lagu ini dibuat dari pengalaman Bapak Paulus Timang yang sering melihat pemuda yang gelisah saat ingin melamar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
wanita suku Dayak karena harus melalui prosesi adat yaitu bertemu dengan keluarga dan kepala adat, tidak bisa tiba-tiba datang dan menyatakan keinginannya karena bisa mendapat hukuman dari kepala adat.
Lirik makai belalak (MB/16/1) diartikan makan tanpa henti. Lirik makai
belalak mengandung nilai berpikir jauh ke depan karena masyarakat Dayak
terbiasa menggunakan uang yang dimilikinya untuk membeli barang-barang yang
bukan bersifat prioritas hanya untuk memenuhi kebutuhan status sosial yaitu
dianggap mampu dalam masyarakat, hal ini membuat masyarakat Dayak sulit
menyisihkan uang untuk ditabung sehingga saat membutuhkan uang dalam
keadaan mendesak mereka tidak memiliki uang dan bingung. Situasi bingung dan
tidak memiliki uang inilah yang ingin diceritakan kepada masyarakat yang tidak
memikirkan masa depan dari hal inilah lirik makai belalak mengandung nilai
berpikir jauh ke depan dengan tujuan agar masyarakat mau belajar berhemat dan
mengolah sumber daya alam. Sikap mau berhemat dengan menghasilkan barang
sendiri merupakan contoh sikap mau berpikir jauh ke depan yaitu mau
memikirkan kebutuhan di masa yang akan datang.
Samani dan Hariyanto (2012) mengungkapkan berpikir jauh ke depan
berarti memiliki sikap memikirkan dampak yang akan terjadi dari perbuatan yang
di lakukan. Lirik makai belalak secara tidak langsung mengajarkan agar
masyarakat berhemat dan menghasilkan, dengan demikian lirik makai belalak
mengandung nilai berpikir jauh ke depan. Lirik makai belalak mengandung nilai
berpikir jauh ke depan juga dipertegas oleh tokoh masyarakat (Anton, 2017)
“Situasi ini digunakan sebagai perenungan oleh masyarakat untuk mau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
memperbaiki sikapnya dan berpikir dampak yang akan terjadi jika masyarakat
tidak mau belajar berhemat.
Data (ITC/19/2) nang mulah bank ai panai kita podeh kedeek juga
menunjukan nilai berpikir jauh ke depan. Lirik nang mulah bank ai panai kita
podeh kedeek diartikan jangan berbuat sembarangan karena bisa sakit sendiri.
Lirik nang mulah bank ai panai kita podeh kedeek dibuat dalam prosesi adat yang
wajib dilakukan bagi masyarakat Dayak yaitu dalam melamar masyarakat Dayak
harus melalui proses adat yang panjang. Namun, akhir-akhir ini proses lamaran
tidaklah memanggil ketua adat tapi langsung dengan proses pertunangan agama.
Padahal seharusnya suku Dayak wajib melakukan proses adat tetapi banyak orang
yang mengabaikan. Proses adat yang diabaikan salah satunya akan berdampak
pada kehidupan selanjutnya.
Dalam kehidupan orang yang sudah terikat (bertunangan) tidak jarang
ditemukan kasus perselingkuhan, dan kekerasan dalam suatu hubungan. Biasanya
ketika seseorang mengalami salah satu dari kedua kasus dalam ikatan pertunangan
maka mereka akan melapor pada ketua adat karena bagi masyarakat Dayak, adat
yang mengikat ini mampu memberi sanksi, tetapi bagi orang yang melaksanakan
pertunangan agama tetapi tidak melaksanakan pertunangan adat maka hukuman
dari adat yang hidup dimasyarakat ini akan sulit untuk menembus suatu ikatan
pertunangan.
Lirik nang mulah bank ai panai kita podeh kedeek (ITC/19/2) berarti jangan
berbuat sembarangan karena bisa sakit sendiri mengandung nilai berpikir ke
depan karena secara tidak langsung mengajarkan pada suku Dayak khususnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
dalam acara lamaran harus menggunakan lamaran adat. Pelaksanaan lamaran adat
dapat memberikan keuntungan, pada kedua pasangan misalnya salah satu ada
yang selingkuh, atau memutuskan hubungan akan mendapatkan sanksi adat
misalnya membayar dua kali lipat semua biaya penyelenggaraan pesta adat yang
dilakukan, dan jika terjadi kekerasan akan mendapat sanksi adat yaitu membayar
adat tidak sopan pada orang tua dan pasangan dalam kisaran ulun (satu ulun sama
dengan empat ratus ribu) banyaknya ulun telah ditentukan oleh ketua adat.
Dari sanksi adat maka diajarkan bahwa seseorang dalam bertindak harus
berpikir jauh ke depan jangan sampai menyakiti orang lain dan diri sendiri
sehingga mendapat sanksi adat. Lirik nang mulah bank ai panai kita podeh kedeek
mengandung nilai berpikir jauh ke depan juga sesuai dengan pendapat Samani dan
Hariyanto (2012) bahwa nilai berpikir jauh ke depan selalu mempertimbangkan
efek yang dihasilkan dari suatu perbuatan. Hal ini dipertegas dengan wawancara
bersama pencipta lagu (Timang, 2017) “Tentu lagu ini mengajarkan pemuda-
pemudi untuk berpikir jauh ke depan supaya tidak memberikan dampak yang
buruk dari hanya dilakukannya pertunangan agama. Saya sendiri sebagai seorang
pendeta, dulu ketika melamar menggunakan lamaran adat dan pertunangan agama
hal ini juga saya ajarkan kepada pemuda-pemudi dalam gereja yang saya layani,
ketika memberkati pertunangan saya juga minta mereka mengadakan pertunangan
adat untuk mencegah hal-hal yang kurang baik terjadi di kemudian hari.”
Pendapat ahli dan pencipta lagu semakin menegaskan bahwa lirik Nang mulah
bank ai panai kita podeh kedeek mengandung nilai berpikir jauh ke depan yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
dalam proses pertunangan hendaknya seseorang memikirkan pentingnya berpikir
dampak apa yang akan didapat dari suatu perbuatan yang dilakukan.
4. Kerja Keras
Kerja keras berhubungan dengan kemauan yang ada dalam diri seorang
untuk mewujudkan keinginannya. Dalam dua puluh lagu, lirik yang mengandung
nilai kerja keras adalah:
8) Nureh mantes ingkah nyak kejopaiku Menoreh-sudah-itulah-pekerjaanku
Menorehlah pekerjaanku
Mata ngantok aku nisek kalak sekolah (NM/20/2)
Mata-mengantuk-aku-tidak-pernah-sekolah
Mata ngantuk aku tidak pernah sekolah
Ongkah pisok baras purak pengirup ku
Sudah-itulah-yang-menjadi-kehidupanku
Itulah kehidupanku
Konteks : Nureh Mantes merupakan lagu yang dibuat pada tahun 2010 oleh Bapak Indra. Lagu ini berisi tentang mata pencaharian di desa-desa terpencil sebagai petani dan kehidupan yang bergantung dengan alam, tetapi saat banyak anak yang disekolahkan ke kota kembali ke kampung banyak dari mereka yang mencuri kekayaan alam dengan menebang pohon di hutan-hutan. Petani sebagai mata pencarian suku dayak juga dijelaskan dari lirik yang mengakhiri lirik mata ngantok aku nisek kalak sekolah yaitu ongkah pisok baras purak pengidupku yang artinya hanya itulah yang bisa dilakukan untuk meneruskan kehidupan ku. 9) Hei aku betanyak bepampai Hei-aku-bertanya-menghibur Hei aku bertanya dan menghibur Nanyok kisoh tanah ara Bertanya-cerita-tanah-hantu Bertanya cerita tanah ara Hei apailah sobab Hei-apalah-sebab Hei apalah sebab Lalang tumbuh di atas natai (AA/11/2) Lalang-tumbuh-di-atas bukit Lalang tumbuh di atas bukit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Konteks : Lagu ini dibuat pada tahun 2014 oleh Bapak Alex yang tinggal di desa
Laman Oras. Lagu ini menceritakan masyarakat Dayak dulu sudah
terbiasa dengan berbagai kemudahan yang diberikan alam, kesuburan
tanah di Kalimantan membuat masyarakat tidak perlu bersusah payah
dalam memperoleh kebutuhan sehari-hari. Namun, kemudahan ini tidak
dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat dan mereka bersikap malas
untuk memanfaatkan kekayaan alam yang ada dengan baik mereka
memilih melakukan penanaman sawit dan mulai meninggalkan kebiasaan
berladang.
Lirik mata ngantok aku nisek kalak sekolah (NM/20/2) mengandung nilai
kerja keras terlihat dari lirik yang mengatakan mata ngantuk tidak pernah sekolah.
Masyarakat Dayak di desa rata-rata bekerja sebagai petani baik petani karet atau
berladang dan rata-rata tidak mengenyam pendidikan. Dulu ketika petani bertani
mereka selalu merasa alam mampu memberikan kehidupan dan petani mampu
menyeimbangkan diri dengan kondisi alam. Petani beladang tanpa melakukan
penebangan pohon secara sembarangan. Sementara itu, saat ini kebanyakan anak-
anak yang baru kembali dari kota hanya mau bekerja secara instan, tidak mau
bersusah payah hanya ingin menghasilkan uang yang banyak yaitu dengan
menebang hutan, yang mana perbuatan tersebut melanggar undang-undang. Dari
perbuatan pelanggaran undang-undang maka banyak pemuda yang menjadi
tahanan dalam penjara, hal inilah yang dianggap mengajarkan pemuda suku
Dayak hendaknya mencari pekerjaan tidak hanya memilih pekerjaan yang tidak
baik atau curang untuk mendapatkan uang secara cepat tapi harus berupaya
dengan semaksimal mungkin sama halnya dalam lagu meski mereka merasa lelah
dengan keadaan yang sangat membutuhkan untuk waktu istirahat harus tetap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
memaksakan diri untuk bekerja dengan jerih payah sendiri agar bisa bertahan
hidup.
Lirik “mata ngantuk aku nisek kalak sekolah” inilah yang mengandung
nilai kerja keras walaupun seorang petani sudah merasa lelah dan membutuhkan
waktu untuk istirahat mereka tetap harus bekerja hal ini pun senada dengan
pendapat Yaumi (2014) bahwa nilai kerja keras diartikan sebagai sikap kerja yang
dilakukan dengan sungguh-sungguh untuk menghadapi berbagai tantangan demi
mewujudkan kehidupan yang lebih baik. Nilai kerja keras yang terdapat dalam
lirik “mata ngantuk aku nisek kalak sekolah” dipertegas oleh tokoh masyarakat
Sidi, (2017) “Saat ini memang masyarakat cenderung bersifat malas, dan saya
setuju bahwa lagu ini mengajarkan seseorang untuk mau berusaha. Dari pendapat
tokoh masyarakat dan ahli maka lirik mata ngantok aku nisek kalak sekolah
mengandung nilai kerja keras.
Data hei apailah sobab lalang tumbuh botu atas natai (AA/11/2) diartikan
sebagai apalah sebab lalang tumbuh di atas bukit. Lirik hei apailah sobab lalang
tumbuh botu atas natai (AA/11/2) mengandung nilai kerja keras karena pada
masyarakat Dayak berladang dahulu merupakan mata pencarian yang digunakan
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sistem berladang yang digunakan
masyarakat Dayak dengan sistem berpindah-pindah tetapi umumnya tempat yang
digunakan terletak di bukit yang di bawahnya terdapat aliran sungai.
Saat ini berladang sudah mulai ditinggalkan masyarakat karena berbagai
alasan, dari hasil wawancara (Sidi, 2017) alasan utama masyarakat meninggalkan
kebiasaan berladang adalah pertama, menanam sawit lebih menguntungkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Kedua, tempat yang digunakan untuk berladang sulit di jangkau. Ketiga, dapat
berkebun di dekat rumah. Keempat, anak-anak muda kurang berminat untuk
berladang. Berbagai alasan mengapa orang mulai meninggalkan sistem berladang
ini menunjukan meningkatnya sikap malas masyarakat untuk bekerja di ladang,
dan kurang memanfaatkan kekayaan alam yang ada dengan baik hal ini dilihat
dari keempat alasan mengapa orang meninggalkan berladang. Masyarakat sudah
mengetahui dampak dari menanam sawit yaitu tanah yang digunakan untuk
menanam sawit tidak dapat digunakan lagi untuk bercocok tanam karena tanaman
sawit membutuhkan air yang sangat banyak hal ini menyebabkan tanah yang
sudah digunakan untuk menanam sawit menjadi gersang tetapi masyarakat tetap
saja terus menanam sawit karena hanya memikirkan keuntungan dan kemudahan
dalam menanam sawit.
Lirik hei apailah sobab lalang tumbuh botu atas natai (AA/11/2)
mengandung nilai kerja keras karena secara tidak langsung mengingatkan
masyarakat agar tidak hanya memikirkan keuntungan yang diperoleh dari sebuah
pekerjaan tetapi memikirkan dampak yang diperoleh agar tanah yang dimiliki
masih tetap dapat digunakan, tidak hanya ingin sesuatu yang instan sampai
pekerjaan berladang yang sudah menjadi tradisipun ditinggalkan hanya karena
mencari cara yang instan untuk mendapatkan uang secepat mungkin. Yaumi
(2014:) mengatakan bahwa kerja keras dimaknai sebagai sikap yang menunjukan
upaya dalam mengatasi berbagai hambatan untuk memperoleh apa yang
diinginkan. Pendapat Yaumi tersebut menunjukan bahwa kerja keras merupakan
usaha tanpa batas untuk mencapai atau memperoleh apa yang kita inginkan, bukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
bekerja dengan memikirkan keuntungan dan tidak memperhatikan dampak yang
dihasilkan.
4.2.1.2 Nilai yang Berhubungan dengan Sesama
Nilai yang berhubungan dengan sesama ada empat yaitu nilai hormat,
peduli, cinta tanah air/kewarganegaraan, dan sopan santun. Setiap lirik yang
mengandung nilai hormat, peduli, cinta tanah air, dan sopan santun akan
dijelaskan sebagai berikut.
1. Hormat
Kehidupan masyarakat Dayak yang penuh dengan aturan adat-istiadat
yang menggambarkan nilai-nilai luhur secara langsung juga tergambar dari lagu
Ambalau-Serawai. Cerita tersebut dapat dilihat dari lirik:
10) Nohkan lonanyan ulu jogonoi Air terjun Nohkah Nayan-dihulu- Sungai Jengonoi Air terjun Nohkah Nayan dihulu sungai Jengonoi Dara muning nuk orung soravai (SA/1/2) Batu Dara-Muning-di-orang-Serawai Batu Dara Muning di Serawai Barih basak tahkan joui nyiring booi Keluarga-besar-dari-hulu-sampai-sekarang Keluarga besar dari hulu sampai sekarang Ihtok nginyah hatin lagu ekai Kita-menari-dengan-lagu-ini Menari dengan lagu ini Konteks: Lagu ini dibuat pada tahun 2014 oleh Bapak Sutarman yang bekerja sebagai seorang seniman Dayak yang aktif dalam berbagai kegiatan adat Dayak. Lagu ini menceritakan Batu Dara Muning sebagai cerita rakyat yang berasal dari daerah Serawai. Batu Dara Muning berkisah tentang cinta terlarang antara ibu dan anak kandungnya. karena mereka berdua melanggar hukum adat dalam masyarakat maka dikutuklah menjadi Batu Dara Muning. 11) Dua kali poang Tebidah, Nanga Payak kubu belansai Dua-kali-Perang-Tebidah-Nanga-Payak-orang-Belansai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Dua kali Perang Tebidah Nanga-Payak-orang Belansai Kek diingat zaman yang udah...aek mata oii jatuh bedoai (AS/6/3) Kalau-diingat-zaman-yang-sudah-air-mata-jatuh-berderai Kalau diingat zaman yang sudah air mata jatuh berderai Konteks : Lagu ini dibuat pada tahun 2014 oleh Bapak Paulus Timang yang bekerja sebagai Pendeta. Lagu ini menceritakan kasung pemindahan tugu Apang Semanagi di Kabupaten Melawi. Oknum tertentu telah memindahkan tugu Apang Semangai dengan tugu lain padahal Apang Semangai merupakan orang Dayak yang telah memperjuangkan masyarakat Dayak di Melawi dari penjajahan Belanda. Dibangunnya Tugu Apang semangai ini merupakan bentuk penghormatan masyarakat Melawi.
12) Nohkan lonanyan ulu jogonoi Air terjun Nohkah Nayan-hulu-Sungai Jengonoi Air terjun Nohkah Nayan di hulu Sungai Jengonoi Dara Muning nuk orung soravai Batu-Dara-Muning-di-orang-Serawai Batu Dara Muning di Serawai Barih basak tahkan joui nyiring booi Keluarga-besar-dari-hulu-sampai-sekarang Keluarga besar dari hulu sampaui sekarang Ihtok nginyah hatin lagu ekai (SA/1/5) Kita-menari-dengan-lagu-ini Menari dengan lagu ini
Konteks : Lagu ini dibuat pada tahun 2014 oleh Bapak Sutarman yang bekerja
sebagai seniman suku Dayak Uud Danum. Lagu ini menceritakan suku
Dayak Uud Danum awalnya bertempat tinggal di Ambalau dan Serawai
tetapi karena akses yang sulit, masyarakat Dayak Uud Danum pindah ke
kota yaitu Sintang dan Melawi. Bagi masyarakat Dayak pada sebuah
pesta wajib untuk menari bersama. Menari dilakukan dengan mengelilingi
tiang yang diikat dengan kain. Tujuan dari melakukan tarian ini untuk
menjaga keakraban suku Dayak.
Lirik lagu yang mengandung nilai hormat adalah Dara muning nuk orung
Soravai (AS/1/2). Lirik Dara muning nuk orung Soravai (AS/1/2) diartikan Batu
Dara Muning berada di Serawai. Lirik Dara muning nuk orung Soravai (AS/1/2)
mengandung nilai hormat karena adat-istiadat yang hidup dalam masyarakat suku
Dayak erat hubungannya dengan masyarakat setempat atau memiliki hubungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
yang sangat melekat dalam diri masyarakat, jadi setiap masyarakat yang
melakukan pelanggaran adat harus diberi sanksi dari adat yang hidup dalam
masyarakat Dayak oleh kepala adat. Salah satu kekuatan adat terletak pada cerita
Dara Muning.
Dara Muning merupakan cerita yang mengisahkan cinta terlarang antara
ibu dan anak kandungnya, meski sudah mengetahui hubungan darah antara ibu
dan anak tetapi mereka tetap tidak mau dipisahkan akhirnya untuk menghindari
kutukan dibuatlah sebuah upacara. Namun, adat yang berlaku dalam masyarakat
tidak hanya melekat pada masyarakat satu kampung tetapi juga melekat pada alam
walaupun mereka meminta permohonan maaf dan meminta ijin untuk hidup
bersama karena melakukan sebuah pelanggaran adat akhirnya Dara Muning dan
Munau anaknya dikutuk menjadi batu. Kisah Dara muning inilah yang
mengajarkan kepada pemuda-pemudi hendaknya dalam hidup memiliki sikap
hormat seperti menghormati orang tua, hal ini pun sejalan dengan hasil
wawancara dari tokoh masyarakat (Maria, 2017):
“Terdapat nilai hormat pada orang tua dalam lirik ini. Dara Muning ini isinya tentang ajaran bersikap bagaimana menghargai orang tua yaitu menjaga hubungan keluarga agar tidak mencintai orang yang memiliki hubungan sedarah.” Dari hasil wawancara dengan tokoh masyarakat Dayak maka dapat
disimpulkanlah bahwa lirik Dara Muning di tempat orang serawai tidak hanya
menceritakan keberadaan tempat yang bersejarah di Serawai tapi ingin
menanamkan nilai menghormati orang tua sebagaimana nilai yang terdapat dalam
cerita rakyat yang berjudul “Dara Muning”. Nilai menghormati dalam lirik Dara
Muning nuk orung Soravai yaitu mengajarkan seseorang untuk menghormati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
orang tua yaitu menghormati status, melakukan hal yang umum dilakukan
masyarakat yaitu menjaga hubungan darah antara ibu dan anak dan menjaga adat
dalam masyarakat hal ini pun sesuai dengan apa yang dikatakan Lickona (2013)
yang mengungkapkan bahwa nilai hormat diartikan sebagai bertindak sewajarnya.
Bertindak sewajarnya diartikan sebagai bertindak dengan mengikuti aturan yang
berlaku dalam masyarakat.
Nilai menghormati orang tua juga dapat dilihat pada lirik kek diingat
zaman yang udah aek mata oi jatuh bedoai (AS/6/3). Lirik kek diingat zaman
yang udah aek mata oi jatuh bedoai (AS/6/3) diartikan kalau diingat zaman yang
terlewati air mata jatuh berderai. Pada zaman dahulu Apang Semangai merupakan
orang yang berpengaruh bagi kemakmuran masyarakat suku Dayak hal ini masih
dirasakan sampai sekarang. Apang Semangai telah menyelamatkan orang
Kalimantan dari penjajahan Belanda. Keberanian Apang Semangai dalam perang
melawan Penjajah Belanda merupakan sebuah pengorbanan besar bagi
masyarakat Dayak. Pengorbanan seorang pahlawan hendaknya dihormati oleh
setiap orang, seperti yang dilakukan masyarakat Dayak di Kabupaten Melawi,
sebagai bentuk penghormatan Masyarakat di Kabupaten Melawi mendirikan Tugu
Apang Semangai. Namun, pada perkembangannya Tugu Apang Semangai
dipindahkan oleh oknum tertentu di kabupaten Melawi dengan alasan
memperindah tata kota.
Lirik “Kek diingat zaman yang udah aek mata oi jatuh bedoai” yang
berarti kalau diingat zaman yang sudah terlewati air mata jatuh berderai
mengandung nilai hormat karena Apang Semangai merupakan pahlawan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
telah mengorbankan diri bagi suku Dayak. Pengorbanan ini ditunjukan dari kata
aek mata jatuh bedoai dimana saat peperangan terjadi, banyak darah yang telah
dikorbankan, banyak orang yang kehilangan keluarganya. Pengorbanan begitu
besar inilah yang seharusnya dijaga dengan membiarkan Tugu Apang Semangai
tetap berdiri kokoh.
Lirik yang berarti kalau diingat jaman yang lalu air mata jatuh berderai
mengingatkan masyarakat pada peristiwa perang Tebidah. Pada saat perang
Tebidah banyak orang telah berkorban bagi orang Dayak, dengan menghadirkan
lirik kalau diingat zaman yang lalu air mata jatuh berderai secara tidak langsung
mengajarkan masyarakat agar memiliki sikap hormat. Nilai hormat yang
terkandung dalam lirik kek diingat zaman yang udah aek mata jatuh bedoai sesuai
dengan pendapat Lickona (1991) yaitu nilai hormat berarti memperlakukan orang
lain sama dengan memperlakukan diri sendiri dimana setiap orang ingin untuk di
hormati begitu juga dengan apa yang sudah dimiliki masyarakat dan menjadi
bentuk penghormatan haruslah di jaga tidak bisa dipindahkan begitu saja. Nilai
hormat yang terdapat dalam lirik kek diingat zaman yang udah aek mata jatuh
bedoai ini juga dipertegas dari wawancara dengan penulis (Timang, 2017):
“Saat itu saya menyayangkan sekali keinginan oknum ini untuk memindahkan Tugu Apang Semangai, karena banyak masyarakat yang menolak pemindahan Tugu Apang Semangai selain itu jasanya yang besar bagi suku Dayak di Kabupaten Melawi tidak dapat dibandingkan dengan apa-apa. Penghormatan pada Apang Semangailah cara satu-satunya yang dapat dilakukan sebagai balasan atas jasanya yaitu dengan tetap membiarkan tugu Apang Semangai berdiri tegak di Kabupaten Melawi.” Pendapat Lickona dan Timang menunjukan bahwa didalam lirik lagu “kek
diingat zaman yang udah aek mata oi jatuh bedoai” yang berarti kalau diingat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
zaman yang sudah terlewati air mata jatuh berderai sungguh mengandung nilai
hormat.
Nilai hormat juga ditunjukan dari data barih basak tahkan juoi nyiring
buoi, ihtok nginyah hatin lagu ekai (SA/1/5) yang berarti keluarga besar dari hulu
sungai sampai hilir sungai, kita menari dengan lagu ini. Keluarga suku Dayak Uud
Danum awalnya bertempat tinggal di Ambalau dan Serawai tapi karena akses
yang sulit beberapa dari mereka pindah ke Nanga Pinoh dan Sintang. Perpindahan
suku Dayak Uud Danum ini, membuat masyarakat yang tinggal di daerah kota
kurang mengenal saudara besarnya tetapi walaupun telah terjadi penyebaran pada
upacara besar keluarga yang dikota akan kembali ke kampung.
Saat upacara besar sudah menjadi kewajiban bagi masyarakat Dayak Uud
Danum untuk mengadakan tarian memutar sebuah tiang yang digantung dengan
kain, sambil meminum tuak. Tarian ini wajib diikuti setiap anggota keluarga yang
hadir dalam acara dengan tujuan menjaga persaudaran, saling menghormati tanpa
memandang daerah tempat tinggal dalam suku Dayak Uud Danum. Dari tujuan
dilakukannya sebuah tarian mengitari tiang maka lirik yang mengajak masyarakat
untuk menari mengandung nilai hormat yaitu menghargai status dan budaya
masyarakat. Status yang dimaksud yang kaya dan yang miskin, daerah tempat
tinggal di kota dan di desa. Budaya yang dimaksud menghargai apa yang
ditanamkan oleh nenek moyang dan diwariskan dalam masyarakat, hal ini pun
sejalan dengan Lickona (2013) yang mengungkapkan mau melakukan sesuatu
bersama-sama tanpa memandang status merupakan sikap hormat. Sikap hormat
yang terkandung dalam lirik barih basak tahkan juoi nyiring buoi, ihtok nginyah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
hatin lagu ekai mengandung nilai hormat juga sesuai dengan pendapat tokoh
masyarakat (Maria, 2017):
“Asal suku Dayak Uud Danum adalah Serawai dan Ambalau untuk itu lagu ini mengajarkan bahwa kita sebagai suku Dayak harus hormat dengan orang yang berada di kampung karena dari situlah asal kita yaitu orang kampung”. Pendapat Lickona dan tokoh masyarakat diatas semakin menegaskan
bahwa lirik barih basak tahkan juoi nyiring buoi, ihtok nginyah hatin lagu ekai
mengandung nilai hormat. Nilai hormat yang terkandung adalah menghargai
status dan mau menghormati orang yang tinggal di kampung dengan tidak
menganggap rendah orang yang tinggal di kampung.
2. Peduli
Kepedulian merupakan nilai yang diajarkan dalam masyarakat Dayak.
Sifat kepedulian masyarakat Dayak dapat dilihat dari bentuk perhatiannya pada
keadaan lingkungan sekitar. Nilai kepedulian yang ditanamkan suku Dayak dapat
dilihat dari lirik lagu yang berbunyi:
13) Bisik menyadik naka empala Ada-saudara-banyak-keluarga Banyak saudara dan keluarga Sikok busek mantok pantau mata gona (ID/4/2) Satu-tidak-membantu-melihat-mata-saja Satupun tidak ada yang membantu hanya melihat Banyak petuatn nyangkak merina Banyak-petuah-banyak-menerima Banyak petuah yang diterima Sidak beak ugak golak pinyam kayu ara Mereka-begitu-juga-takut-pinjam-kayu-beringin Keluarga merasa takut di mintai tolong Konteks: Lagu ini diciptakan pada tahun 2004 oleh Bapak Tondah yang bekerja sebagai pengurus adat di kampung. Lagu ini menceritakan kehidupan masyarakat yang dulu menganggap bahwa penduduk dalam satu kampung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
sebagai sebuah keluarga besar. Dalam menjalani kehidupan masyarakat bersikap saling membantu. Namun, saat ini setelah banyak pengaruh perubahan zaman banyak mayarakat yang hidup berdampingan tapi kurang memperhatikan lingkungan sekitarnya. 14) Podih aso idop di dunio Sakit-rasa-hidup-di-dunia
Sakit rasanya hidup di dunia
Ulotn podih duet aku abes (IPL/13/2)
Orang-sakit-duit-aku-habis
Orang sakit duit aku habis
Hati kusot pikir nadak isoh
Hati-kusut-pikir-tidak-bisa
Hati kusut tidak bisa berpikir
Miker naseb nabon sik keguno
Pikir-nasib-tidak-ada-gunanya
Memikirkan nasib tiada berguna
Konteks: Lagu ini dibuat pada tahun 2005 oleh Bapak Andreas K. Bapak Andreas
merupakan seorang tokoh masyarakat yang sering terlibat dalam acara-
acara adat. Lagu ini menceritakan tentang kisah penyesalan pemuda
Dayak karena telah melakukan perjudian dan membuat hidupnya memiliki
keadaan yang tidak baik diceritakan kepada pemuda Dayak saat banyak
orang yang kehidupannya baik tapi kurang memperhatikan orang yang
berada di sekitarnya.
15) Bisik menyadik naka empala Ada-saudara-banyak-keluarga Banyak saudara dan keluarga Sikok busek mantok pantau mata gona Satu-tidak-membantu-melihat-mata-saja Satu pun tiada membantu hanya melihat Banyak petuatn nyangkak merina Banyak-petuah-banyak-menerima Banyak petuah yang diterima Sidak beak ugak golak pinyam kayu ara (ID/14/3) Mereka-begitu-juga-takut-pinjam-kayu-beringin Keluarga merasa takut di mintai tolong
Konteks: Lagu ini dibuat pada tahun 2004 oleh Bapak Tondah yang bekerja sebagai pengurus adat. Lagu ini menceritakan masyarakat Dayak yang awal-mulanya hidup dengan harmonis dan mereka mempunyai sikap yang mau membantu di saat para tetangga membutuhkan bantuan. Namun, saat ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
masyarakat cenderung bersifat individualis dan sulit untuk membantu orang lain. Lirik Sikok bunsek mantok pantau gona (ID/4/2) diartikan tidak ada satu
pun yang membantu hanya melihat. Lirik sikok bunsek mantok pantau gona
(ID/4/2) mengungkapkan kehidupan masyarakat Dayak yang dulunya
menganggap dalam satu kampung sebagai satu keluarga sehingga mau membantu
kesulitan yang dihadapi tetangganya tetapi saat ini sudah mulai berubah, yaitu
masyarakat merasa sulit untuk membantu orang lain sehingga lirik sikok bunsek
mantok pantau gona dibuat karena perubahan sikap kekeluargaan dari dekat
menjadi jauh, dari yang mau memperhatikan kehidupan tetangganya mulai kurang
memperhatikan tetangganya. Perubahan sikap masyarakat menandakan bahwa
adanya perhatian pada kehidupan dalam masyarakat yang secara tidak langsung
digunakan sebagai pengingat sikap-sikap yang ditanamkan leluhur untuk
membantu orang yang mengalami kesulitan. Dengan demikian, menghadirkan
lirik sikok bunsek mantau gona dalam budaya Dayak secara tidak langsung
mengajarkan sikap peduli yang ditanamkan leluhur. Nilai kepedulian yang
terdapat dalam lirik sikok bunsek mantau gona juga sesuai dengan pendapat
Yaumi (2014) bahwa kepedulian merupakan sikap dan prilaku yang mau memberi
bantuan dalam berbagai bentuk pada orang lain. Lirik Sikok bunsek mantok
pantau gona mengajarkan agar kita memperhatikan lingkungan sekitar, membantu
keluarga yang mengalami penderitaan atau kesulitan. Hal ini ditegaskan dengan
pendapat tokoh masyarakat (Dius, 2017):
“Lagu ini mengajarkan nilai kepedulian dimana terlihat dulu di desa Poring orang saling membantu, sedangkan sekarang orang-orang sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
mulai sulit diajak memperhatikan keluarga yang kurang mampu bahkan ketika diajak bersama untuk rapat saja mereka tidak hadir.” Dari pendapat tersebut jelaslah bahwa lirik Sikok bunsek mantok pantau
gona mengandung nilai kepedulian yaitu kepedulian untuk memperhatikan
kehidupan sesama masyarakat yang tinggal berdampingan di lingkungan
masyarakat.
Sifat kekeluargaan masyarakat Dayak memang tidak bisa dibiarkan begitu
saja hilang tergerus dalam hidup yang terpengaruh dengan perkembangan zaman
karena perlu dijaga untuk membentuk masyarakat yang harmonis. Lirik lain yang
mengandung nilai kepedulian adalah Lirik ulotn podih duet aku abes (IPL/13/2)
merupakan lirik yang artinya orang lain sakit duit ku habis. Lirik ulotn podih duet
aku abes (IPL/13/2) mengandung nilai kepedulian karena dalam suku Dayak
sudah menjadi kewajiban untuk membantu tetangga yang membutuhkan
pertolongan. Lirik ulotn podih duit aku abes menunjukan keinginan seseorang
dari masyarakat yang dalam keadaan sedih untuk membantu orang lain yang
sedang mengalami kesulitan. Keinginan untuk membantu orang lain dalam lirik
tersebut secara tidak langsung mengajarkan kepada yang memiliki keadaan
ekonomi yang baik untuk peduli terhadap masyarakat yang tinggal di lingkungan
masyarakat sekitar. Nilai kepedulian dalam lirik ulotn podih duet aku abes yang
mengajarkan untuk membantu orang lain yang sedang dalam kesulitan hal ini juga
sesuai dengan pendapat Bapak Anton (2017):
“Keadaan di kampung saat ini memang sudah jauh berbeda banyak masyarakat yang mulai tidak perduli terhadap tetangganya, ini juga banyak dibicarakan dalam lagu idop poh lalu agar masyarakat teringat akan kehidupan jaman dulu di mana masyarakat mau saling membantu kesulitan yang dialami oleh orang lain.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Yaumi (2014) menegaskan bahwa nilai peduli memiliki karakter
menunjukan keprihatinan yang mendalam pada orang yang mengalami
penderitaan, dapat merasakan apa yang orang lain rasakan, dan dapat memberikan
respon positif. Salah satu bentuk respon positif dalam lirik ulotn podih duet aku
abes adalah mengajarkan orang lain untuk saling membantu.
Lirik sidak beak ugak golak pinyam kayu ara (ID/4/3) diartikan keluarga
merasa takut di pinjami hartanya. Lirik sidak beak ugak golak pinyam kayu ara
mengandung nilai kepedulian karena sikap masyarakat Dayak saat ini sudah jauh
berubah dari sikap kedaerahan yang hadir dulu yaitu saat ini masyarakat kurang
memperhatikan orang dan sulit untuk membantu orang lain. Masyarakat yang
mulai sulit untuk membantu orang lain menandakan masyarakat bersikap
individual. Lirik Sidak beak ugak golak pinyam kayu ara (ID/4/3) yang dibuat
saat masyarakat sulit untuk membantu orang lain dan cenderung memiliki sikap
yang individualis secara tidak langsung mengajarkan masyarakat untuk
memperhatikan sesamanya dan mau membantu orang lain yang membutuhkan
bantuan. Yaumi (2014) mengungkapkan memperhatikan sesama dan membantu
orang lain merupakan bagian dari nilai kepedulian. Pendapat Yaumi bahwa dalam
lirik mengandung nilai kepedulian juga dipertegas dengan hasil wawancara yang
dilakukan bersama dengan tokoh masyarakat (Sidi, 2017):
“Lagu idop dasak mengandung nilai kepedulian yaitu agar masyarakat mau memperhatikan lingkungannya dan membantu tetangganya yang membutuhkan bantuan.” Hasil wawancara tersebut membuktikan bahwa lirik Sidak beak ugak golak
pinyam kayu ara mengandung nilai peduli yaitu mau memperhatikan orang lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
dan membantu orang lain yang memerlukan bantuan. Sikap kepedulian yang
ditanamkan oleh masyarakat Dayak juga dipertegas oleh Riwut (2007) yaitu
masyarakat Dayak adalah masyarakat yang makmur dan tidak pernah merasa
kekurangan apa pun. Dalam kesehariannya mereka bersikap saling membantu dan
peduli terhadap orang lain sehingga mereka mempunyai pandangan bahwa
penderitaan satu orang adalah penderitaan yang dialami satu kampung.
3. Cinta Tanah Air
Nilai cinta tanah air diartikan sebagai bentuk kesetian dan pengabdian
pada bangsa dan negara. Kecintaan pada bangsa dan negara dapat digambarkan
dengan sikap yang mau membangun dan mau mengabdi pada daerah. Nilai cinta
tanah air terdapat dalam lagu pop daerah Suku Dayak di kabupaten Melawi. Lagu
yang mengandung nilai cinta tanah air adalah lagu Madya Raya, dan Tedudi mata
dongan gigi dengan lirik:
16) Unang kelupai temunek de’ek (UK/9/1)
Jangan-lupa-ari-ari-sendiri
Jangan lupa ari-ari sendiri
Ngisa udah betungkau tangoi
Merasa-sudah-bertutup-topi khas Dayak
Merasa sudah menggunakan toga
Unang kelupai kejantoh de’ek
Jangan-lupa-bahasa-sendiri
Jangan lupa bahasa sendiri
Ngisa udah lamat di kota
Merasa-sudah-lama-di-kota
Merasa sudah lama di kota
Pulan’g bom kita pulang
Pulang-ayo-kita-pulang
Pulang yuk kita pulang
Mulah daerah sak lobeh bagak
Membuat-daerah-supaya-lebih-bagus
Membuat daerah supaya lebih bagus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Konteks:
Lagu ini dibuat pada tahun 2014 oleh Bapak Paulus Timang. Lagu ini
menceritakan masyarakat Dayak yang umumnya menyekolahkan anaknya
di luar kota. Anak-anak yang di sekolahkan ini ketika sudah berhasil
menempuh jenjang pendidikan yang tinggi merasa dirinya lebih baik dari
anak lain yang disekolahkan di kota tersebut. Rasa yang menilai dirinya
lebih tinggi membuat anak-anak yang sekolah di kota lain bersifat
individualis hanya memperhatikan kebutuhan diri sendiri dan enggan
membangun daerahnya.
17) Hati ku rindu nak pulang, nak pulang ke kampung laman
Hati-ku-rindu-mau-pulang-mau-pulang-ke-kampung-halaman
Hatiku rindu mau pulang ke kampung halaman
Dah sepuluh tahun nada kalak pulang ku rindu ke apak umak di ulu
Sudah-sepuluh-tahun-tidak-pernah-pulang-ku-rindu-bapak-mama-di
kampung
Sudah sepuluh tahun tidak pernah pulang ku rindu bapak mama di
kampung
Tok kati apai gi inak dipodah hidup jauh di tanah rantau
Ini-bagaimana-apa-lagi-mau-dikata-hidup-jauh-di-tanah-rantau
Bagaimana, apa mau di kata hidup jauh di tanah rantau
Aku ngadu nasib ngogak pengidup jauh-jauh di tanah rantau (MR/7/1)
Aku-mengadu-nasib-mencari-untuk kehidupan-jauh-jauh di tanah rantau)
Aku mengadu nasib mencari rejeki jauh-jauh di tanah rantau
Konteks: Lagu ini dibuat oleh Bapak Stephen. Lagu ini menceritakan kisah
penyesalan sebuah keluarga yang pergi merantau ke kota diceritakaan
saat masyarakat Dayak semakin banyak yang memiliki keinginan untuk
hidup merantau di kota-kota besar karena mereka menilai kehidupan di
kota lebih mudah sehingga kampung menjadi kurang terawat.
18) Udah jaoh ku bejalan boti nyan ku nak pulang Sudah-jauh-ku-berjalan-sekarang-ini-aku-mau-pulang
Sudah jauh ku berjalan, sekarang mau pulang
Dah lopa kaki bejalan ninga ingan kampung nimpai (DMDG/8/1)
Sudah-lelah-kaki-berjalan-mendengar-suara-kampung-memanggil
Sudah lelah kaki berjalan mendengar suara kampung memanggil
Oju am ku pulang ke langkau apak umak
Lalu-lah-aku-pulang-ke-rumah-bapak-mama
Kemudian ku pulang ke rumah bapak mama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Di tanah aku bakah
Di-tanah-aku-besar
Di tempat aku dibesarkan
Konteks: Lagu ini dibuat pada Tahun 2014 oleh Bapak Mpang yang bekerja
sebagai wiraswata dan pengurus adat di Madya Raya. Lagu ini
menceritakan masyarakat yang awalnya bertempat tinggal di desa sudah
mulai berbondong-bondong meninggalkan desanya untuk merantau di
kota lain sehingga kampung menjadi kurang terawat dan tanah-tanah
yang di miliki masyarakat desa sudah banyak di jual pada orang lain.
Lirik unang kelupai temunek deek ngisa udah betungkau tangoi, unang
kelupai kejantoh deek ngisa udah lamat di kota (UK/9/1) diartikan jangan lupa
ari-ari sendiri merasa menggunakan toga, jangan lupa bahasa sendiri merasa sudah
hidup di kota. Lirik unang kelupai temunek deek ngisa udah betungkau tangoi,
unang kelupai kejantoh deek ngisa udah lamat di kota (UK/9/1) mengandung nilai
cinta tanah air karena lirik unang kelupai temunek deek ngisa udah betungkau
tangoi, unang kelupai kejantoh deek ngisa udah lamat di kota (UK/9/1)
merupakan lirik yang mengandung pedoman bagi masyarakat dalam hidup agar
tidak melupakan daerahnya. Pedoman ini digunakan setiap masyarakat dalam
bertindak agar tidak menjadi pribadi yang melupakan tempat asalnya. Lirik unang
kelupai temunek deek ngisa udah betungkau tangoi, unang kelupai kejantoh deek
ngisa udah lamat di kota (UK/9/1) yang merupakan pedoman dalam bertingkah
laku saat berada di luar negeri inilah yang mengajarkan masyarakat untuk tetap
mencintai daerahnya dengan tetap mengingat tempat dimana seseorang dibesarkan
dan bahasa daerah yang digunakan dalam masyarakat Dayak. Lirik yang
mengajarkan masyarakat untuk tidak melupakan bahasa, daerah mengandung nilai
cinta tanah air sejalan dengan Yaumi (2014) yang mengungkapkan nilai cinta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
tanah air ditunjukan dengan rasa cinta pada budaya, suku, agama, dan bahasa.
Melarang melupakan daerah dan bahasa berarti meminta masyarakat untuk
mencintai bahasa dan budaya, maka lirik unang kelupai temunek deek ngisa udah
betungkau tangoi, unang kelupai kejantoh deek ngisa udah lamat di kota (UK/9/1)
mengandung nilai cinta tanah air. Nilai cinta tanah air yang terkandung dalam
lirik unang kelupai temunek deek ngisa udah betungkau tangoi, unang kelupai
kejantoh deek ngisa udah lamat di kota (UK/9/1) juga dipertegas oleh penulis
(Timang, 2017) yang mengungkapkan bahwa:
“Lagu unang kelupai saya buat terinspirasi ketika saya sedang berada di Korea, saat disana saya melihat sekali perubahan sikap masyarakat Dayak yang merasa dirinya lebih tinggi karena sudah pergi ke negara orang lain, perubahan sikap, bahasa, dan budayalah yang menjadi ide dasar saya dalam membuat lagu ini.” Pendapat tokoh masyarakat semakin menjelaskan bahwa dalam lirik unang
kelupai temunek deek ngisa udah betungkau tangoi, unang kelupai kejantoh deek
ngisa udah lamat di kota (UK/9/1) mengandung nilai cinta tanah air yaitu untuk
tidak melupakan bahasa, daerahnya, mau bekerja di daerahnya, dan selalu
mengingat bahasa daerah yang dimilikinya.
Kemudahan akses teknologi di kota membuat orang-orang semakin tergiur
untuk merantau ke kota, hal ini terlihat dari banyak orang yang menetap di kota-
kota besar. Banyaknya orang yang pergi ke kota-kota besar juga terungkap dari
lirik aku ngadu nasib ngongak pengidop jauh-jauh di tanah rantau (MR/7/1).
Lirik aku ngadu nasib ngongak pengidop jauh-jauh di tanah rantau (MR/7/1)
diartikan sebagai aku mengadu nasib mencari rejeki jauh-jauh di tanah rantau.
Lirik aku ngadu nasib ngongak pengidop jauh-jauh di tanah rantau mengisahkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
bahwa seseorang telah pergi untuk bekerja di daerah lain tetapi karena keadaan
ekonomi tidak sesuai dengan harapan hal ini membuat keluarga Dayak yang
merantau sulit untuk kembali ke kampung halamannya. Kesulitan orang yang
merantau inilah yang ingin diungkapkan pada masyarakat agar tidak pergi
merantau ke tempat lain dan mau bekerja didaerahnya.
Lirik aku ngadu nasib ngongak pengidop jauh-jauh di tanah rantau
(MR/7/1) sesungguhnya mengingatkan masyarakat bahwa kehidupan di luar
daerahnya tidak seperti apa yang menjadi bayangan masyarakat saat ini yaitu
mudah dalam semua hal. Lirik aku ngadu nasib ngongak pengidop jauh-jauh di
tanah rantau (MR/7/1) sesungguhnya ingin menceritakan bahwa kehidupan di
luar daerah membutuhkan perjuangan yang besar karena tidak seperti kehidupan
di daerah sendiri yaitu segala sesuatu harus dibeli, kehidupan di perkotaan juga
lebih bersifat individualis, kurang peduli pada sekitarnya dibandingkan dengan
kehidupan di kampung yang mana air dan sayuran biasanya diberi oleh tetangga
sedangkan di kota semua didapat dengan membeli. Kehidupan kota yang begitu
sulit ini diperjelas oleh lirik yang berbunyi dah sepuluh taon nadak kalak pulakng
ku rindu ke apak umak di ulu yang berarti sudah sepuluh tahun tidak pernah
pulang ke rumah ku rindu sama bapak mama di kampung, setelah hidup bertahun-
tahun di kotapun orang yang merantau ini sulit untuk kembali. Kehidupan
merantau yang dirasa sangat sulit oleh sebuah keluarga di kota inilah yang
mengandung nilai cinta tanah air, secara khusus cinta pada daerahnya yaitu
mengingatkan masyarakat agar tetap hidup dan mau bekerja di daerahnya. Lirik
yang mengingatkan masyarakat untuk hidup dan bekerja mengandung nilai cinta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
tanah air senada dengan Yaumi (2014) yang mengungkapkan bahwa nilai cinta
tanah air diartikan sebagai sikap mau berbuat, mengabdi, peduli, dan mau bekerja
untuk membangun daerah. Lirik aku ngadu nasib ngongak pengidop jauh-jauh di
tanah rantau (MR/7/1) yang digunakan untuk yaitu mengingatkan masyarakat
agar tetap hidup dan mau bekerja di daerahnya inilah yang mengandung nilai cinta
tanah air. Lirik aku ngadu nasib ngongak pengidop jauh-jauh di tanah rantau
(MR/7/1) mengandung nilai cinta tanah air dipertegas oleh tokoh masyarakat
(Sidi,2017):
“Lirik ini mengandung nilai kecintaan pada daerah karena lagu Madya Raya menceritakan tentang perjuangan seseorang yang merantau di kota bagaimana ia mengingat kehidupan di desa yang tidak semuanya menggunakan uang sedangkan di kota untuk kemana-mana menggunakan uang tujuannya agar masyarakat tidak pergi merantau ke kota.” Dari pendapat tokoh masyarakat dan ahli maka disimpulkan bahwa lirik
aku ngadu nasib ngongak pengidop jauh-jauh di tanah rantau mengandung nilai
cinta tanah air. Dalam lirik aku ngadu nasib ngongak pengidop jauh-jauh di tanah
rantau (MR/7/1) diajarkan agar masyarakat tetap hidup dan bekerja di daerahnya.
Hidup dan mau membangun daerah merupakan sikap yang menunjukan rasa cinta
pada tanah air, dengan demikian lirik aku ngadu nasib ngongak pengidop jauh-
jauh di tanah rantau mengandung nilai cinta tanah air.
Nilai cinta tanah air juga dapat dilihat dari lirik dah lopa kaki bejalan
ninga ingan kampung nimpai (DMDG/8/1). Lirik dah lopa kaki bejalan ninga
ingan kampung nimpai (DMDG/8/1) diartikan sudah lelah kaki berjalan
mendengar suara kampung memanggil. Lirik dah lopa kaki bejalan ninga ingan
kampung nimpai (DMDG/8/1) mengandung nilai cinta tanah air karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
masyarakat Dayak pada mulanya bekerja di ladang untuk memenuhi kebutuhan
pokok. Namun, kini mulai berpindah dan hampir meninggalkan kebiasaan
berladang karena banyak orang-orang di desa pergi sehingga daerah menjadi
kurang terawat dan banyak orang yang tertarik untuk menjual tanahnya pada
orang kota. Masyarakat yang menjual tanahnya pada orang kota menjadi tidak
memiliki pekerjaan dan akhirnya menjadi miskin di daerahnya sendiri. Lirik Dah
lopa kaki bejalan ninga ingan kampung nimpai (DMDG/8/1) secara tidak
langsung mengingatkan agar masyarakat tidak terus-menerus menjual tanahnya di
kampung, tidak malas berladang, dan mau membangun daerahnya merupakan
sikap yang mengandung nilai cinta tanah air senada dengan Yaumi (2014) yang
mengungkapkan rasa cinta tanah air ditunjukan dengan sikap kesetiaan dan
pengabdian pada kebiasaan berladang yang sudah menjadi budaya dalam
masyarakat Dayak. Lirik lopa kaki bejalan ninga ingan kampung nimpai
(DMDG/8/1) mengandung nilai cinta tanah air dipertegas oleh (Timang, 2017):
“Masyarakat saat ini tergolong malas bekerja di ladang dan sering menjual tanahnya tidak seperti kami dulu yang dipaksa harus bekerja di ladang agar bisa memperoleh makan. Sifat malas dan sering menjual tanah ini merupakan sifat yang membuat orang kampung tidak akan memiliki apa-apa sehingga mereka perlu membangun desa dan mencintai desanya sendiri.” Pendapat tokoh masyarakat ini menegaskan bahwa terdapat nilai cinta
tanah air dalam lagu ini yaitu dengan mengajarkan masyarakat agar membangun
daerahnya dan tidak menjual tanah-tanah di daerahnya agar mendapat kehidupan
lebih baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
4. Sopan Santun
Nilai sopan santun berorientasi pada hubungan dalam masyarakat artinya
berkaitan erat dengan kehidupan sehari-hari masyarakat terkait cara berbicara dan
bersikap terhadap orang lain. Nilai sopan santun dalam masyarakat Dayak dapat
dilihat pada lirik lagu sebagai berikut.
19) Tuhatn bolum hion sengumang pahtut toruk hon dohoi tohka tanak Tuhan-menghidupkan-wadah emas-pantas-tiga-orang-dohoi-sampai-tanah
Tuhan menurunkan tiga orang dohoi ke tanah dengan wadah emas
Tahto-tahto sian hajok keruhoi nyekoruk-koruk kohonamu (PB/5/1)
Kaya-kaya-benar-besar-jimat-beterbang-terbangan-ketempatmu
Kaya dan besar jimatnya, berterbangan ketempatmu
Pesta Tahtum Bungai Thambun bolun honong mali uwash liang tanak
Pesta-moyang-Bungai-Thambun-hidup-sampai-sekarang-sudah-dasar
Walau sudah meninggal pesta Bungai dan Tambun hidup sampai sekarang
Nyiring hituh kesapira nyirinoh turuih ihkai juoi
Sampai-sekarang-masih-dilakukan-terus-orang-hulu
Sampai sekarang masih dilakukan
Konteks: Lagu ini dibuat pada tahun 2000 oleh Gedong. Gedong merupakan
seorang seniman dari masyarakat Dayak Uud Danum yang kesehariannya
bekerja mencari emas. Dalam tradisi kolimoi tahtum diceritakan bahwa
nenek moyang orang Dayak Uud Danum berasal dari langit yang
diturunkan dengan wadah emas. Keturunan yang berasal dari langit ini
membuat suku Dayak Uud Danum selalu berhubungan dengan nenek
moyang dari langit, hal ini membuat masyarakat Dayak Uud Danum
dianggap memiliki kekuatan supranatural.
20) Tabik-tabik totak ilik Maaf-maaf-sampai-hilir
Mohon maaf sampai hilir
Ampunt-ampunt totak ulu
Ampun-ampun-sampai-hulu
Mohon ampun sampai hulu
Ke ilik kami betabi’k
Ke-hilir-kami-minta-ampun
Ke hilir kami minta ampun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Dongan’t sanak menyadik
Dengan-segala-keluarga
Dengan semua keluarga
Ke ulu kami memita’k ampunt
Ke-hulu-kami-minta-ampun
Ke hulu kami minta ampun
Dengan suku juru
Dengan suku di kampung
Dengan segala suku
Idup bebasa mati bebasa (BL/15/2)
Hidup-beradat-mati-beradat
Hidup beradat mati beradat
Itok um’s adat kita dayak linoh
Inilah-adat-kita-Dayak-Linoh
Inilah adat Dayak Linoh
Seopan bejantoh dolu bekesah
Sebelum-berbicara-dahulu-bercerita
Sebelum berbicara terlebih dahulu mengenalkan diri
Asa’k pana’i adat budaya
Supaya-tau-adat-budaya
Supaya tau adat dan budaya
Konteks: Lagu ini dibuat oleh Bapak Sunardi dan Agus MZ. Lagu ini berisi kisah
masyarakat yang saling menjaga sikap (santun dalam berbahasa dan
bersikap) di masyarakat di ceritakan pada masyarakat saat banyak kasus-
kasus moral yaitu menunjukan sikap penurunan moral pada anak-anak
saat ini.
Lirik Tahto-tahto sian hajok keruhoi nyekoruk-koruk kohonamu (PB/5/1)
berarti kaya-kaya dan besar-besar jimatnya beterbangan ketempatmu. Lirik ini
mengandung nilai sopan santun karena dalam sejarah suku Dayak Uud Danum,
diceritakan Suku Dayak Uud Danum berasal dari keturunan dewa yang ada di
langit. Dewa yang ada di langit ini memiliki kekuatan yang besar, kekayaan dan
menjunjung tinggi adat sehingga diturunkan pada anaknya yang ada di bumi.
Kekuatan supranatural yang besar, kekayaan yang berlimpah, dan kepatuhan pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
adat ini membuat masyarakat Dayak Uud Danum disegani oleh suku Dayak
lainnya dan keseganan ini ditunjukan dengan orang yang ingin pergi ke kampung
yang dihuni suku Dayak Uud Danum memiliki sikap yang baik. Dengan arti lain
bahwa orang lain yang ingin datang ke Daerah Dayak Uud Danum harus menjaga
sikap agar tidak menyinggung penduduk setempat. Dengan demikian lirik tahto-
tahto sian hajok keruhoi nyokoruk-koruk kohonamu mengajarkan masyarakat
untuk menjaga sikap dengan orang lain. Menjaga sikap dalam berkomunikasi
dengan orang baru yang dikenal mengandung nilai sopan santun juga sesuai
dengan pendapat Samani & Hariyanto (2012) bahwa niai sopan santu diartikan
sebagai sikap maupun perbutan baik terhadap siapa pun. Nilai sopan santun yang
terkandung dalam lagu juga diperjelas oleh tokoh masyarakat Dayak Uud Danum
(Maria, 2017):
“Lagu ini memang mengandung nilai sopan santun, yaitu terkait dengan sikap dan prilaku sesorang dimanapun kita berada harus bersikap baik, kalau kita berbuat jahat maka harus menerima segala dampak dari perbuatan kita.”
Pendapat tokoh masyarakat semakin menjelaskan bahwa dalam lirik
tahto-tahto sian hajok keruhoi nyokoruk-koruk kohona mu mengandung nilai
sopan santun yaitu mengingatkan agar masyarakat bersikap baik, dan tidak
berbuat sembarangan terhadap orang lain dimanapun keberadaannya.
Lirik idop bebasa mati bebasa (BL/13/2) mengandung nilai sopan santun
karena pada awalnya masyarakat Dayak sangat menjunjung tinggi adat-istiadat
yang hidup di masyarakat. Prinsip menjunjung adat dalam masyarakat merupakan
ajaran yang ditanamkan sejak kecil dari leluhur. Salah satu prinsip tersebut ini
adalah idop bebasa mati bebasa. Lirik Idop bebasa mati bebasa diartikan sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
hidup bersantun mati bersantun sebagaimana bersikap baik terhadap semua orang,
tanpa memandang suku dan sikap baik ini mereka tanam dalam dirinya hingga
mereka meninggal sikap baik ini akan selalu hidup dalam kehidupan yang abadi.
Lirik idop bebasa mati bebasa dibuat pada saat anak-anak muda memiliki sikap
yang kurang baik terhadap kedua orang tua, atau orang lain yang lebih tua mereka
sering melawan, dan membentak orang yang lebih tua. Lagu yang dibuat pada saat
anak-anak berbuat tidak baik pada orang tua secara tidak langsung mengandung
nilai sopan santun yaitu mengajarkan anak-anak sekarang untuk berperilaku baik
terhadap orang tua dengan berbicara halus, dan berperilaku yang baik.
Menurut Samani dan Hariyanto (2012), sikap yang berbicara dengan halus
termasuk dalam nilai sopan santun, hal ini juga dipertegas oleh (Limbung, 2017)
bahwa lirik idop bebasa mati bebasa mengandung nilai sopan santun:
“Anak muda jaman sekarang sudah lupa bagaimana caranya bersikap terhadap orang tua, mereka sering berbicara kasar dan kadang membentak orang tua, tidak seperti kami dulu yang harus sopan terhadap orang tua, bahkan sama sekali tidak berani menjawab omongan dari orang tua. Idop bebasa mati bebasa memang ditanamkan kepada kami sejak dulu agar bersikap sopan terhadap sesama.” Pendapat ahli dan tokoh masyarakat tersebut semakin memperjelas bahwa
lirik idop bebasa mati bebasa mengandung nilai sopan santun yaitu mengajarkan
anak muda untuk bersikap baik pada orang tua, berbicara dengan halus, dan
menggunakan kata-kata yang baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
4.2.1.3 Nilai yang Berhubungan dengan Alam
Nilai yang berhubungan dengan alam ada dua, yaitu menghargai kesehatan
alam dan melestarikan budaya. Setiap lirik yang mengandung nilai menghargai
kesehatan alam dan melestarikan budaya akan dijelaskan sebagai berikut.
1. Menghargai Kesehatan Alam
Sebagai mahluk hidup sudah sewajarnya kita menjaga alam di lingkungan
sekitar, karena alam telah memberikan kehidupan yang baik bagi masyarakat
Dayak. Masyarakat Dayak hidup dikelilingi alam yang sangat luas bahkan alam
memberikan mereka kehidupan yang baik mulai dari pemenuhan kebutuhan
sehari-hari sampai mampu memenuhi kebutuhan jangka panjang. Kebutuhan
sehari-hari misalnya sungai mampu memberikan lauk pauk, kebutuhan jangka
panjang dapat mencari emas di sungai. Kekayaan alam yang sungguh memberikan
kehidupan dalam masyarakat dan wajib dihargai kesehatannya dapat dilihat dalam
lirik lagu sebagai berikut.
21) Nimakng-Nimakng Nohosh-nohosh Polahkak Bulo (PB5/2) Dulang-dulang hingga terlihat kilauan emas Mendulang hingga terlihat kilauan emas Huntuh pati tohkak tanah Dari-langit-sampai-tanah Dari langit sampai tanah Nulo ihkam ngoreya arok anai Terlalu-kalian-mencari-ada-disana Apa pun yang dicari ada disana noparak kam bolum pios Membuat-kalian-hidup-enak Membuat kalian hidup enak Konteks: Lagu ini dibuat pada tahun 2000 oleh Gedong yang bekerja sebagai
seniman budaya Dayak Uud Danum dan sehari-hari bekerja mencari
emas. Lagu ini menceritakan pulau Kalimantan yang kaya dengan emas,
sehingga banyak masyarakat Dayak yang bekerja mencari emas yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
dilakukan oleh masyarakat dari sungai sampai pada lingkungan rumah
membuat air menjadi tercemar sehingga air menjadi keruh.
22) Sungoi juoi uwash tahkan juoi Sungai-hulu-sudah-dari-hulu
Sungai di hulu sudah dari dulu
Momoluh kok juoi turus nohkah nayan
Ambalau-ke-hulu-terus-ke-Nohkan-Noyan
Ambalau ke hulu terus ke Nohkan Nayan
Ulun juoi tahkan lomoi
Orang-hulu-dari-dulu
Orang hulu sudah dari dulu
Borum pios maraih koro nyiring ihtuk
Hidup-baik-terlihat-rupa-sampai-sekarang
Hidup baik terlihat sampai sekarang
Ulun juoi o...Uud danum
Orang hulu o...suku Uud Danum
Orang hulu o suku Uud Danum
Sungoi Juoi O....pahtut boruk (SJ/4/2)
Sungai-hulu-o-pantas-hidup
Sungai di hulu o pantas hidup
Ulun juoi o... suku Uud Danum
Orang-hulu-o-suku Uud-Danum
Orang hulu o..suku Uud Danum
Konteks: Lagu ini dibuat pada tahun 2002 oleh Bapak Sutarman yang bekerja
sebagai seniman dan pengurus adat Dayak. lagu ini menceritakan sungai
yang memberikan kehidupan bagi masyarakat Dayak Uud Danum di
pedesaan. Bagi masyarakat Dayak Uud Danum sungai merupakan sumber
kehidupan. Sungai tidak hanya dijadikan tempat mencari makan tetapi
juga sebagai transportasi utama masyarakat Dayak menuju tempat lain.
Namun, saat ini air sungai sudah mulai keruh yang disebabkan oleh
tambang emas dan penebangan pohon yang dilakukan oleh masyarakat.
Lirik nimakng-nimakng nohosh polahkak bulo (PB/5/2) berarti
mendulang-dulang hingga terlihat kilauan emas. Lirik nimakng-nimakng nohosh-
nohosh polahkak bulo mengandung nilai kesehatan alam karena Kalimantan tidak
hanya kaya akan hutan tetapi emas dan batu bara juga berlimpah di Kalimantan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Hutan, emas, dan batu bara yang berlimpah inilah yang membuat masyarakat
memiliki kehidupan yang baik. Namun, saat ini banyak masyarakat yang
melakukan penambangan sehingga membuat air sungai menjadi keruh. Lirik
nimakng-nimakng nohosh polahkak bulo (PB/5/2) yang dihadirkan dalam situasi
masyarakat yang melakukan penambangan liar inilah yang disebut mengandung
nilai menghargai kesehatan alam karena secara tidak langsung mengingatkan
masyarakat untuk merawat mata air dengan menghentikan penambangan liar.
Menurut Samani dan Hariyanto (2014) mengingatkan masyarakat untuk merawat
alam termasuk dalam nilai menghargai kesehatan alam. Nilai menghargai
kesehatan alam yang terkandung dalam lirik nimakng-nimakng nohosh-nohosh
polahkak bulo juga dikatakan tokoh masyarakat (Maria, 2017):
“Kalimantan kaya dengan alam, baik pohon, pasir, batu, dan emas tapi saat ini masyarakat kurang menjaganya dan mengambilnya tanpa memikirkan dampakanya maka lirik nimakng-nimakng nohosh-nohosh polahkak bulo memang benar mengandung nilai melestarikan alam yaitu merawat kekayan alam yang ada di Kalimantan.” Dari pendapat tokoh masyarakat di atas jelaslah bahwa lirik nohosh-
nohosh polahkak bulo mengandung nilai menghargai kesehatan alam. Secara
khusus menghargai alam untuk merawat, dan menjaga kekayaan alam dari hutan
maupun pasir yang mengandung emas agar tersisa kehidupan di masa depan untuk
genersi penerus.
Lagu lain yang mengandung nilai melestarikan kekayaan alam terdapat
dalam lagu Sungoi Juoi yaitu pada lirik Sungoi juoi pahtut boruk (SJ/4/2). Sungai
bagi masyarakat Dayak dianggap sebagai sumber kehidupan. Sungai memberikan
mereka air untuk minum, makan, mencuci baju, dan peralatan dapur, serta sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
transportasi utama menuju ke kota. Sungai yang bermanfaat bagi masyarakat
Dayak ini diharapkan tetap hidup sebagaimana lirik sungoi juoi pahtut boruk yang
berarti sungai di kampung harus hidup. Lirik Sungoi juoi pahtut boruk (SJ/4/2)
diartikan sungai di kampung harus hidup, dibuat pada tahun 2003 saat banyak
terjadi penebangan liar. Penebangan liar ini membuat pasokan air di sungai-sungai
pada saat musim hujan meluap karena jumlah pohon yang biasanya mampu
menyerap menahan air sudah berkurang dan saat musim kemarau menjadi kering
karena tidak memiliki cadangan air. Air yang meluap pada musim hujan dan
kering pada musim kemarau membuat transportasi menuju kota tidak menentu
dan bahkan masyarakat terkadang tidak bisa pergi ke kota. Lirik sungoi juoi
pahtut boruk yang dibuat dalam situasi susahnya transportasi menuju kota saat
musim hujan dan kemarau karena banyak penebangan liar, secara tidak langsung
mengajarkan masyarakat untuk menjaga hutan dan mau menanam pohon.
Menjaga hutan dan mau menanam pohon menurut Samani dan Hariyanto (2014)
merupakan bentuk kesadaran terhadap lingkungan. Kesadaran terhadap
lingkungan mengandung nilai menghargai kesehatan alam. Lirik Sungoi Juoi
pahtut boruk mengandung nilai melestarikan alam juga dipertegas oleh tokoh
masyarakat (Maria, 2017) bahwa:
Masyarakat Dayak terutama Uud Danum untuk menuju kota sangat bergantung pada jalur transportasi sungai bahkan dulu kalau air pasang atau surut tidak bisa pergi ke kota, lirik sungoi juoi pahtut boruk ini tentu mengandung nilai melestarikan kekayaan alam karena waktu itu transportasi atau jalur utama adalah melalui sungai. Jadi kondisi sungai harus dijaga dengan tidak menebang pohon. Pendapat tokoh masyarakat semakin menjelaskan bahwa lirik sungoi juoi
pahtut boruk mengandung nilai menghargai kesehatan alam. Khususnya nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
untuk merawat sungai dengan cara menanam pohon agar sungai tetap hidup
sebagai jalur utama masyarakat pergi ke tempat lain atau daerah kota.
2. Melestarikan Budaya
Budaya diartikan sebagai nilai-nilai yang hidup dan tertanam di
masyarakat. Dalam masyarakat Dayak segala sesuatu berkaitan dengan adat maka
sering kali kehidupan masyarakat Dayak disebut sebagai kehidupan yang
berdampingan dengan adat-istiadat. Contoh kecil kebudayaan yang berdampingan
adalah kegiatan sehari-hari dalam adat pun secara tidak langsung mengajarkan
masyarakat untuk bersikap, dan berbicara. Maka, dari itu perlulah melestarikan
budaya dalam masyarakat Dayak. Lirik yang mengandung nilai melestarikan
budaya adalah sebagai berikut.
23) Soravai momaluh tanak danum kuk
Serawai-Ambalau-tanah-air-aku
Serawai Ambalau tanah airku
Dayak Uud Danum ngaran suku kuk
Dayak-Uud-Danum-nama-suku-aku
Dayak Uud Danum nama sukuku
Kolimoi Tahtum bagian budaya kuk (SA/1/3)
Cerita-nenek moyang-bagian-budaya-aku
Cerita nenek moyang budayaku
Thambun Bungai ngaran leluruh kuk
Thambun-Bungai-nama-leluhur-aku
Thambun dan Bungai nama leluhurku
Konteks: Lagu ini dibuat pada tahun 2014 oleh Bapak Sutarman. Bapak Sutarman
bekerja sebagai pengurus adat dalam masyarakat Dayak. Lagu ini
menceritakan mengenai budaya Kolimoi Tahtum sebagai salah satu
kebiasaan suku Dayak Uud Danum yang bercerita tentang asal usul nenek
moyang Suku Dayak Uud Danum. Kolimoi tahtum ini dilakukan umumnya
pada malam hari sebagai hiburan agar masyarakat Dayak tidak
mengantuk dan menjaga diri dari gangguan “mengayau” pencarian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
kepala manusia. Namun, saat ini tradisi Kolimoi Tahtum sudah jarang
ditemukan karena peminat yang semakin berkurang.
24) O laman buok laman lamat O-rumah-rusak-rumah-tua
O rumah rusak rumah tua
Uwakng tuha maek
Orang-tua-membuat
Orang tua yang membuat
Banyak kelokaak (LB/12/1)
Banyak-bekas tempat peletakan tulang manusia
Banyak bekas tempat peletakan tulang manusia
Entanam tumooh
Tanaman-tumbuh
Tanaman tumbuh
O....cukoop malet
O....cukup-benar
o...sangat cukup
Kant buaah layaah
Segala-buah-buahan
Segala buah-buahan
Konteks: Lagu ini dibuat oleh Bapak Simadora. Lagu ini menceritakan masyarakat
Dayak yang memiliki kepercayaan bahwa orang yang telah meninggal
arwahnya masih berada di sekitar bumi untuk mengantarkan arwah
tersebut pada tempat yang abadi dibuatkan upacara angkat tulang.
Upacara angkat tulang umumnya dilakukan seribu hari setelah
meninggal. upacara angkat tulang dilakukan dengan mengambil tulang
manusia yang ada di dalam kubur dan menyimpannya di dalam rumah
kecil yang terbuat dari kayu yang disebut Kelokaak. Namun, saat ini
upacara angkat tulang sudah jarang dilakukan karena membutuhkan
biaya yang besar untuk pelaksanaannya.
Masyarakat Dayak sangat dipengaruhi oleh adat-istiadat. Adat dalam
masyarakat Dayak mengikat bagi setiap suku Dayak. Adat dalam masyarakat
mengatur bagaimana seseorang bertamu, hidup bermasyarakat, melamar, dan
menikah, bahkan cerita-cerita yang hadir di masyarakat Dayak pun memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
ikatan adat yang kuat dalam masyarakat seperti lirik Kolimoi tahtum bagian
budaya kuk (SA/1/3). Lirik Kolimoi tahtum bagian budaya kuk ingin menjelaskan
bahwa Kolimoi Tahtum merupakan budaya suku Dayak Uud Danum. Budaya
Kolimoi Tahtum berisi cerita tentang nenek moyang suku Dayak Uud Danum.
Cerita Kolimoi Tahtum merupakan cerita tentang nenek moyang yang diceritakan
di rumah Betang pada saat malam hari sambil menganyam tikar. Kebiasaan ini
merupakan kebiasaan yang hidup sejak lama di Suku Dayak Uud Danum untuk
menjaga masyarakat dari kebiasaan kayau (mencari kepala manusia).
Lirik Kolimoi tahtum bagian budaya kuk mengandung nilai melestarikan
budaya karena kebiasaan kolimoi tahtum sudah jarang ditemukan di kampung
maupun di tempat masyarakat Dayak Uud Danum hidup, seperti di Melawi dan
Sintang. Sebagian besar anak-anak pun hanya mengetahui nama sukunya dan
kurang mengetahui kisah tentang sukunya. Dengan menyebutkan kebiasaan
kolimoi tahtum secara tidak langsung penulis ingin melestarikan budaya suku
Dayak Uud Danum yang sudah banyak pindah ke kota dimana pada saat ini
kebudayaan tradisional juga mulai tergerus oleh budaya asing yang masuk ke
Indonesia.
Nilai melestarikan budaya yang terkandung dalam lirik ini juga dikatakan
oleh Samani dan Hariyanto (2012) bahwa nilai melestarikan budaya merupakan
perbuatan yang merawat budaya yang hidup di masyarakat. Menyebutkan Kolimoi
Tahtum dan Kandan Tahtum maka akan banyak pertanyaan terhadap budaya
tersebut. Dari pertanyaan tersebut maka banyak anak yang akan mengetahui
kebiasaan kolimoi tahtum. Efek yang ditimbulkan dari penyebutan kebiasaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
kolimoi tahtum ini akan membuat masyarakat tetap mengetahui kebudayaan Suku
Dayak Uud Danum. Lirik Kolimoi tahtum bagian budaya kuk mengandung nilai
melestarikan budaya dipertegas oleh tokoh masyarakat yang hidup di Kabupaten
Melawi (Maria, 2017):
“Menurut saya, kedua lirik ini mengandung nilai melestarikan kebudayaan karena banyak masyarakat Dayak yang sudah pindah ke kota melupakan tradisi yang ada sejak zaman nenek moyang dan kurang diajarkan pada anak dan cucunya.”
Pendapat tokoh masyarakat terhadap lirik Kolimoi Tahtum bagian budaya
kuk menegaskan bahwa kedua lirik tersebut mengandung nilai melestarikan
budaya. Nilai meletarikan budaya secara khusus dalam budaya suku Dayak Uud
Danum yaitu menceritakan tentang nenek moyangnya yang sudah menjadi tradisi
dalam masyarakat Dayak Uud Danum.
Lagu Laman Buok juga mengandung nilai melestarikan budaya karena
terdapat lirik banyak kelokaak (LB/12/1) yang menceritakan kebiasaan dalam
masyarakat. Kelokaak merupakan rumah kecil yang digunakan sebagai tempat
peletakan tulang manusia, bentuknya seperti rumah betang dan memiliki tiang
yang panjang. Kelokaak dibuat dalam upacara angkat tulang atau “Dalo” dalam
masyarakat Dayak. Bagi masyarakat Dayak upacara dalo atau angkat tulang
merupakan bentuk penghormatan tertinggi dalam masyarakat Dayak. Masyarakat
Dayak percaya bahwa orang yang telah meninggal masih dalam perjalan ke surga.
Upacara dalo inilah yang digunakan untuk mengantarkan arwah orang yang telah
meninggal menuju ke surga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Upacara dalo dibagi dalam dua tingkat, yaitu dalo nahpeng dan dalo
kodiring. Dalo nahpeng dilakukan dengan tidak membuat kodiring atau kolakaak
hanya kuku dan rambut yang dipahat pada soponduk (patung manusia yang
terbuat dari kayu) sehingga orang yang sudah meninggal akan memiliki sebuah
kamar di rumah betang abadi. Sementara itu, Dalo kodiring, yaitu upacara
membuat rumah tulang diyakini dengan membuat rumah tulang ini akan ada
rumah permanen bagi orang yang sudah meninggal. Pelaksanaan upacara dalo ini
dilakukan dengan mengundang masyarakat di kampung-kampung terdekat.
Akhir-akhir ini upacara dalo atau angkat tulang sudah jarang ditemukan
bahkan berdasarkan wawancara dengan penduduk upacara dalo dilakukan tiga
tahun terakhir padahal biasanya setiap dua tahun. Saat ini sudah tiga tahun berlalu
belum pernah diadakan lagi upacara dalo. Kelokaak dalam lirik banyak kelokaak
digunakan sebagai pengingat upacara dalo yang pada saat ini sudah semakin
jarang diadakan. Dengan menghadirkan kata kelokaak diharapkan masyarakat
dapat menyampaikan tradisi dan melestarikan upacara dalo atau angkat tulang.
Penyebutan kata kelokaak pada lirik banyak kelokaak secara tidak langsung
mengandung nilai melestarikan budaya. Dengan menyebutkan kata kelokaak pada
lagu akan banyak orang yang bertanya pada orang tua tentang kelokaak sehingga
budaya kelokaak dalam upacara “dalo” akan tetap hidup di masyarakat Dayak.
Samani dan Hariyanto (2014) menegaskan bahwa nilai melestarikan
budaya berkaitan dengan merawat kebudayaan dan menghidupi kebudayaan,
dengan menyebutkan kata kelokaak pada lagu, semakin banyak orang yang
mengingat upacara dalo. Dengan banyak orang mengingat upacara dalo akan ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
orang yang tergerak melestarikan upacara dalo. Lirik banyak kelokaak
mengandung nilai melestarikan budaya juga dipertegas oleh tokoh masyarakat
(Sidi, 2017):
“Lirik ini memang mengajarkan nilai melestarikan budaya karena saat ini memang banyak masyarakat yang mulai meninggalkan kebiasaan dalam masyarakat Dayak terutama dalam upacara angkat tulang.” Pendapat Samani dan Hariyanto serta tokoh masyarakat semakin
menegaskan bahwa lirik banyak kelokaak mengandung nilai melestarikan budaya
yaitu budaya dalam masyarakat Dayak, khususnya dalam budaya angkat tulang
yang mana pada saat ini sudah mulai ditinggalkan oleh masyarakat Dayak yang
hidup di pedesaan.
4.2.1.4 Nilai yang Berhubungan dengan Tuhan
Nilai yang berhubungan dengan Tuhan adalah nilai bersyukur. Lirik yang
mengandung nilai bersyukur akan dijelaskan sebagai berikut.
1. Bersyukur
Bersyukur diartikan sebagai ungkapan terima kasih kepada Tuhan atas
hasil yang diperoleh dari sebuah pekerjaan misalnya dengan berdoa dan makan
bersama. Rasa bersyukur seharusnya dimiliki oleh setiap orang, tetapi pengaruh
berbagai budaya yang datang di tanah air ini semakin menghilangkan rasa syukur
dalam diri masyarakat, termasuk dalam suku Dayak. Saat ini pemuda-pemudi
kurang bersyukur dengan apa yang sudah dimilikinya, hal ini terlihat dari
masyarakat yang cenderung bersikap kurang senang atas keberhasilan orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Nilai bersyukur yang ditanamkan dalam lagu pop daerah dapat dilihat dari lirik
lagu sebagai berikut:
25) Sungoi juoi bosabang duok Sungai-hulu-bercabang-dua
Sungai di hulu bercabang dua
Momoluh ku juoi huntuh ruih Nohkah Nayan
Ambalau-ke-hulu-terus-ke-Nohkah-Nayan
Ambalau ke hulu terus ke Nohkah Nayan
Ulun juoi tahkan lomoi borum pios marak koro nyiring hintuh (SJ/4/1)
Orang-di-hulu-dari-dulu-hidup-baik-terlihat-rupa-sampai-sekarang
Orang di hulu dari dulu hidup enak terlihat sampai sekarang
Konteks: Lagu ini dibuat pada tahun 2014 oleh Bapak Sutarman yang bekerja
sebagai seniman budaya suku Dayak Uud Danum. Lagu ini menceritakan
kekayaan alam khususnya sungai yang dijadikan sebagai tempat
bergantung hidup mulai dari sumber makanan, membersihkan peralatan
rumah tangga dan digunakan sebagai transportasi utama menuju kota
bagi masyarakat Dayak Uud Danum. Namun, saat ini banyak masyarakat
yang terus merusak kekayaan alam seperti mencari ikan dengan menubak
(diberi racun), menyetrum, dan menebang pohon sehingga sungai menjadi
rusak.
26) Hek...hek...hek...hek kawang patek empalak nubak kedeek(NU/18/2) (Sorakan bersyukur)-ingin-menangkap-ikan-tempalak-dapat-ikan-patek (Sorakan bersyukur) memberi tuak tapi yang mabuk diri sendiri Malam itok kita ngonang ketawak Malam-ini-kita-mengenang-tertawa Malam ini kita menginggat tertawa Ada yang nginok ada yang nganak Ada-yang-menikah-ada-yang-melahirkan ada yang menikah ada yang melahirkan Duan ngamen eh aku yang nyahan eh Kamu-gendong-eh-aku-yang-tahan-eh Kamu yang gendong aku yang tahan Unang ngelopas agek dipalok Jangan-melepas-lagi-dipegang Jangan dilepas lagi dipegang Konteks: Lagu ini dibuat pada tahun 2014 oleh Bapak Paulus Timang yang bekerja sebagai pendeta di Gereja Kristen Pintu Elok Nanga Pinoh. Lagu ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
menceritakan kebiasaan berladang dalam masyarakat Dayak. Dalam berladang masyarakat Dayak harus melalui dengan proses adat. Upacara dilakukan dari membuka ladang sampai saat memanen. Setelah memanen biasanya diadakan acara makan bersama dengan memberikan makan dan memberi tuak pada orang yang telah membantu memanen tetapi acara makan bersama saat ini sudah mulai menghilang karena banyak masyarakat yang merasa hasil panen tidak cukup untuk memberi makan orang yang membantu memanen. Dalam kehidupan sehari-hari, aktivitas masyarakat Dayak tidak terlepas
dari sungai. Setiap melakukan perjalanan mereka melalui sungai, misalnya mau
pergi ke ladang mereka biasanya melewati sungai, mau mandi ke sungai,
mencarikan di sungai, mencari emas yang digunakan sebagai pendapatan utama,
dan pergi ke desa lain juga melalui sungai. Sungai sangat berperan bagi kehidupan
masyarakat, bahkan sungai dijadikan sebagai salah satu tempat untuk bergantung
hidup bagi masyarakat Dayak. Sungai yang sangat berperan bagi kehidupan
masyarakat tersirat dalam lirik Ulun Juoi tahkan lomoi borum pios mara koro
nyiring huntuh (SJ/4/1) yang diartikan orang di kampung hidup enak terlihat rupa
sampai sekarang.
Lirik Ulun Juoi tahkan lomoi borum pios mara koro nyiring huntuh
(SJ/4/1) mengandung nilai bersyukur karena sejak dulu sungai sudah dijadikan
sebagai sumber kehidupan dan jalur utama menuju ke kota tetapi saat ini sungai
sudah semakin keruh dan tidak digunakan sebagai sumber air untuk minum,
pasang surut jadi tidak menentu karena banyak yang melakukan penebangan
pohon. Lirik Ulun Juoi tahkan lomoi borum pios mara koro nyiring huntuh
(SJ/4/1) secara tidak langsung mengingatkan masyarakat untuk mengungkapkan
rasa terima kasih atas kekayaan alam, khususnya sungai yang membuat kehidupan
masyarakat menjadi baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Menurut Samani dan Harianto (2012) ungkapan berterima kasih atas apa
pun yang diterima termasuk dalam ungkapan syukur. Rasa terima kasih terhadap
kehidupan masyarakat Dayak yang begitu baik karena sungai mampu memberikan
apa pun bagi mereka ini yang mengandung nilai bersyukur. Rasa terima kasih
masyarakat ini menyiratkan ungkapan syukur. Hal ini dipertegas oleh tokoh
masyarakat (Maria, 2017):
“Masyarakat Dayak sangat berterima kasih atas sungai yang begitu banyak di Kalimantan. Sungai merupakan transportasi utama bagi masyarakat Dayak, karena tidak ada jalur lain yang dapat digunakan untuk menuju kota. Masyarakat Dayak juga percaya bahwa sungai merupakan anugerah terbesar yang diberikan pada mereka, karena berbagai aktivitas mereka lakukan di sungai.” Hasil wawancara dengan tokoh masyarakat Suku Dayak yang
mengungkapkan bahwa sungai sebagai anugerah terbesar menyiratkan bahwa
suku Dayak sangat berterima kasih dan bersyukur dengan kehadiran sungai yang
begitu banyak di Kalimantan. Sungai telah memberikan masyarakat Dayak
kehidupan yang baik.
Lirik lagu lain yang mengandung nilai bersyukur adalah
Hek...hek...hek...hek kawang patek empalak nubak kedeek (NU/18/2). Lirik
Hek...hek...hek...hek kawang patek empalak nubak kedeek (NU/18/2) diartikan
hek..hek..hek..hek memberi tuak tetapi yang mabuk diri sendiri. Lirik
Hek...hek...hek...hek kawang patek empalak nubak kedeek (NU/18/2) dikatakan
mengandung nilai bersyukur karena hek..hek merupakan kata yang digunakan
masyarakat Dayak untuk mengungkapkan syukur kepada Tuhan (Timang, 2017).
Selain itu, masyarakat Dayak memiliki kebiasaan setelah memanen mengadakan
acara makan bersama. Makan bersama yang diadakan masyarakat setelah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
memanen merupakan ungkapan syukur atas keberhasilan dalam acara berladang.
Pada acara yang dibuat sebagai ungkapan syukur pemilik ladang akan
menyediakan makanan dan minuman khas Dayak. Namun, saat ini masyarakat
mulai meninggalkan kebiasaan melaksanakan acara ungkapan syukur setelah
selesai memanen. Lirik Hek...hek...hek...hek kawang patek empalak nubak kedeek
(NU/18/2) yang dibuat saat masyarakat mulai meninggalkan kebiasaan acara
ucapan syukur inilah yang mengajarkan masyarakat untuk selalu berterima kasih
atas hasil yang diperoleh saat bekerja.
Samani dan Hariyanto (2012) mengungkapkan bahwa ungkapan terima
kasih terhadap nikmat dan karunia Tuhan termasuk dalam nilai bersyukur.
Dengan demikian lirik Hek...hek...hek...hek kawang patek empalak nubak kedeek
yang mengajarkan masyarakat untuk berterima kasih atas hasil panen yang
diperoleh mengandung nilai bersyukur. Nilai bersyukur yang terkandung dalam
data ini juga dipertegas oleh penulis lagu Timang (2017) bahwa:
“Makan bersama dan minum tuak memang tradisi bagi masyarakat Dayak tetapi tentu tradisi ini merupakan tradisi ungkapan syukur dalam berbagai keberhasilan seperti pernikahan, panen, peresmian ketua adat, dan gawai Dayak.” Hasil wawancara dengan penulis lagu semakin menegaskan bahwa
terdapat nilai syukur dalam lagu ini, yaitu sikap dan ungkapan terima kasih dalam
keberhasilan berladang. Nilai syukur dalam lagu ini, mengajarkan masyarakat
untuk berterima kasih terhadap hasil yang didapat saat berladang. Nilai bersyukur
sebagai nilai yang ditanamkan di Kalimantan juga sesuai dengan pendapat
Djamaris dkk (1993) yaitu nilai budaya dari sastra daerah Kalimantan Barat,
Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur yang ditanamkan adalah rela
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
berkorban, musyawarah, mufakat, ketaatan atau kepatuhan, kerja keras, pasrah
kepada Tuhan Yang Maha Esa, keberanian, kebijaksanaan, bersyukur,
kewaspadaan, kecerdikan, kerukunan, kesabaran, percaya pada kekuasaan Tuhan,
percaya pada kekuatan gaib, balas budi, tidak tamak, saling menghormati,
menyadari kesalahan, kesetiaan, menepati janji, memiliki pendirian yang teguh,
percaya diri, rajin bekerja, jujur, berkemauan keras, kepedulian yang tinggi,
menghormati adat, dan keramahan.
4.2.2 Maksud yang Ingin Disampaikan melalui Lagu Pop Daerah Suku
Dayak di Kabupaten Melawi
Maksud yang ingin disampaikan melalui lagu pop daerah suku Dayak
Melawi dikelompokkan berdasarkan nilai yaitu nilai yang berhubungan dengan
diri sendiri, nilai yang berhubungan dengan sesama, nilai yang berhubungan
dengan alam, dan nilai yang berhubungan dengan Tuhan.
4.2.2.1 Nilai yang Berhubungan dengan Diri Sendiri
Setiap lirik memiliki maksud tertentu, dalam lirik yang mengandung nilai
yang berhubungan dengan diri sendiri akan dijelaskan maksud dari masing-
masing lirik yang mengandung nilai bertanggung jawab, keberanian, berpikir jauh
ke depan, dan kerja keras. Maksud masing-masing nilai dipaparkan sebagai
berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
1. Nilai Bertanggung Jawab
Dalam lagu pop daerah suku Dayak terdapat lirik-lirik lagu yang
mengandung implikatur bertanggung jawab. Maksud lirik lagu bertanggung jawab
dalam lagu pop daerah yang ditemukan yaitu untuk memberikan informasi,
meminta masyarakat bersikap sesuai adat, dan dalam bertindak selalu
memperhatikan adat-istiadat dalam masyarakat. Berikut maksud dalam data yang
mengandung nilai tanggung jawab.
1) Arak kok pohos morisang (Jangan-engkau-cepat pergi)
Janganlah pergi
Buhkun kuk arok huang
Karena-aku-ada-keinginan
Aku memiliki keinginan
Kuk kan ngisok kok olu ahkuk urun yam arok (BB/3/3) (Aku-akan-bertanya-padamu-walau-aku-orang-tidak-mampu) Aku akan melamar mu walau aku orang tak mampu Konteks: Lagu ini dibuat pada tahun 2000 oleh Bapak Sutarman yang berasal dari suku Dayak Uud Danum dimana dalam masyarakat Dayak Uud Danum memiliki adat-istiadat yang kuat. Hal ini dapat dilihat dari adat melamar melamar seorang gadis harus melalui berbagai tahap yang erat hubungannya dengan adat-istiadat pertama memberikan batu kisok, diikuti dengan mengisi batu kisok, membayar pada ketua adat dari dua belah pihak, memberikan pesalin bagi orang tua, manik kampung, dan cincin emas.
2) Dalo hinok ahkuk tuh inek, nulo ngolavan auh kam okok (DH/2/1) Terlalu-benar-aku-ini-mama-selalu-melawan-perkataan-kalian-tua. Sungguh terlalu aku mama, selalu melawan orang tua Yarok jok kongonih kuk, yarok jok kongumak kuk Tidak-ada-dengar-aku, Tidak-ada-ikuti-aku. Tiada yang kudengar, tiada yang kuikuti Ahkuk nulo nguan, non ponganik kuk Aku-selalu-melakukan-apa-kemauan-aku Aku selalu berbuat semauku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Konteks: Lagu ini dibuat pada tahun 2002 oleh Bapak Jono dan Sutarman yang berasal dari suku Dayak Uud Danum. Kedua pengarang merupakan seniman yang berasal dari suku Dayak Uud Danum yang banyak membuat lagu daerah. Lagu ini berisi kisah pemuda Dayak yang melanggar adat-istiadat Suku Dayak dan mendapat hukum adat akibat dari perbuatannya diceritakan pada pemuda Dayak saat banyaknya kasus-kasus pemuda yang melakukan pelanggaran adat.
3) Nguang ke misol ngelolo’k Kamat
Pergi-ke-Misol-melewati-Kamat
Pergi ke Misol melewati tempat bernama Kamat
Nitik iban’k betetet poloh (ITC/19/1)
Melewati-ibank-banyak-keringat
Melewati bukit Ibank hingga berkeringat
Abang nak ke ku ke amat-amat
Abang-suka-ke-aku-apa-benar-benar
Kalau benar sungguh-sungguh
Ni notak jopai aku nak laboh
Tidak-usah-menunggu-aku-mau-cepat
Aku pun mau
O..kemolok kede’ek
O-memalukan-sendiri
O..malu sendiri
Konteks: Lagu ini dibuat pada tahun 2014 oleh bapak Paulus Timang yang bekerja sebagai seorang pendeta di Gereja Kristen Pintu Elok Nanga Pinoh. Lagu ini dibuat dalam suku Dayak yang menganggap lamaran sebagai proses penting yang harus dilaksanakan dalam adat. Pada suku Dayak, khususnya dalam adat melamar harus melalui proses yang panjang salah satunya membayar adat istiadat yang hidup dalam masyarakat. Lirik (BB/3/3) kuk kan ngisok kok olu ahkuk urun yam arok yang berarti
mengandung majas litotes karena mengandung pernyataan yang dikurangi dari
kenyataan seperti merendahkan diri hal ini sejalan dengan Tarigan (2013) yang
mengungkapkan litotes sebagai majas untuk merendahkan diri. Lirik aku akan
melamarmu walau aku orang tak mampu memiliki makna memberikan informasi
bahwa seseorang akan tetap melamar walaupun dia tidak memiliki uang yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
banyak. Namun sesuai dengan pendapat Yule (2014:61) bahwa implikatur
memiliki makna yang lebih dari kata-kata yang diungkapkan yaitu maksud, lirik
kuk kan ngisok kok olu ahkuk urun yam arok dibuat dalam budaya masyarakat
Dayak di mana saat melamar wanita harus melalui proses adat yang panjang
dengan memberikan batu kisok, membayar pada tetua adat, dan memberi pesalin
pada orang tua, memiliki maksud menginformasikan kepada pemuda yang ingin
melamar untuk mempersiapkan segala persyaratan dalam melamar wanita Dayak.
Grice (Cummings 2007) menjelaskan implikatur digunakan untuk
menjelaskan apa yang mungkin diartikan, disarankan atau yang dimaksudkan oleh
penutur berbeda dengan apa yang diartikan penutur. Pendapat Grice dapat dilihat
dalam data dalo hinok ahkuk tuh inek, nulo ngolavan auh kam okok (DH/2/1)
berarti terlalu benar aku ini mama terlalu melawan orang tua. Lirik dalo hinok
ahkuk tuh inek, nulo ngolavan auh kam okok (DH/2/1) memiliki makna
memberikan informasi bahwa seseorang telah melawan orang tuanya tetapi apa
yang mungkin diartikan dari lirik berbeda dengan apa yang dimaksudkan. Maksud
yang ingin disampaikan ini terlihat dari situasi yaitu lagu dibuat saat banyak
pemuda Dayak yang melanggar adat dalam masyarakat Dayak. Dari situasi yang
terjadi saat pembuatan lagu, lirik dalo hinok ahkuk tuh inek, nulo ngolavan auh
kam okok memiliki maksud untuk meminta masyarakat Dayak dalam bertindak
selalu memperhatikan adat yang berlaku dalam masyarakat agar adat istiadat yang
hidup sejak zaman nenek moyang tetap hidup dalam masyarakat Dayak.
Lirik nitik iban’k betetet poloh merupakan lirik yang mengandung majas
elispsis karena tidak terdapat subjek hal ini sejalan dengan tarigan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
mengungkapkan elipsis sebagai majas yang mengalami penghilangan kata yang
memenuhi bentuk kalimat berdasarkan tata bahasa. Levinson dalam (Cumings,
2007) mengungkapkan bahwa salah satu kegunaan implikatur adalah untuk
menjelaskan fenomena kebahasaan yang tidak memiliki hubungan atau
berlawanan ternyata memiliki hubungan komunikatif. Fenomena bahasa yang
tidak memiliki hubungan komunikatif dalam lirik lagu ternyata memiliki
hubungan komunikatif hal ini dapat dilihat dalam lirik nitik iban’k betetet poloh
(ITC/19/1). Lirik nitik iban’k betetet poloh diartikan melewati bukit Iban’k
mengeluarkan keringat. Lirik nitik iban’k betetet poloh memiliki makna
memberikan informasi ketika melewati bukit yang tinggi maka akan
mengeluarkan keringat. Lirik nitik iban’k betetet poloh dibuat dalam budaya
Dayak yang menganggap lamaran sebagai proses adat yang penting dilaksanakan,
dari budaya yang hidup di masyarakat Dayak. Dari situasi dibuatnya lagu lirik
memiliki maksud perintah agar pria yang ingin melamar wanita Dayak memenuhi
kewajiban membayar mahar dan melaksanakan adat melamar secara utuh.
Perintah memenuhi kewajiban membayar mahar ini mengajarkan seseorang dari
suku Dayak untuk belajar bertanggung jawab terhadap adat-istiadat yang sudah
hidup di masyarakat Dayak.
2. Keberanian
Dalam lagu pop daerah suku Dayak terdapat lirik-lirik lagu yang
mengandung implikatur keberanian. Maksud lirik lagu keberanian dalam lagu pop
daerah yang ditemukan ada dua yaitu perintah untuk bersikap berani menentang
hal yang tidak baik yang terjadi di masyarakat dan perintah agar masyarakat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
menggunakan adat istiadat sebagai pedoman dalam bersikap sehari-hari. Maksud
dalam data yang mengandung nilai keberanian dapat dilihat sebagai berikut.
4) Apang Semangai pahlawan Sintang Pinoh Melawi
Apang-Semangai-pahlawan-Sintang-Nanga Pinoh- Kabupaten Melawi
Apang Semangai pahlawan dari Sintang dan Pinoh, Melawi
Putra suku Dayak asli, Kampong Riam Panjang Sungai Payak Kayan
(AS/6/2)
Putra-suku-Dayak asli-Kampung-Riam-Panjang-Sungai-Payak-Kecamatan
Nanga Kayan
Putra suku Dayak asli, Kampung Riam Panjang Sungai Payak Kayan.
Konteks: Lagu ini dibuat pada tahun 2014 oleh Bapak Paulus Timang yang bekerja sebagai pendeta di Gereja Kristen Pintu Elok Nanga Pinoh. Lagu ini menceritakan Apang Semangai sebagai pahlawan suku Dayak di Sintang dan Melawi, sebagai penghormatan terhadap jasa Apang Semangai dibuatkanlah Tugu Apang Semangai. Namun, salah satu oknum di Melawi telah memindahkan tugu Apang Semangai dengan tugu lain yang tidak memiliki nilai historis bagi suku Dayak di Kabupaten Melawi. Pemindahan tugu Apang Semangai ini mendapat pertentangan dari berbagai suku Dayak di Kabupaten Melawi dan Sintang sehingga tugu Apang Semangai diletakkan kembali pada tempatnya. 5) Kampung kami nabun bakah
Kampung-kami-tidak-besar
Kampung kami tidak besar
Tanah aik kami belimpah
Tanah-air-kami-berlimpah
Tanah dan air kami berlimpah
Makan minum kami bon susah
Makan-minum-tidak-susah
Makanan dan minuman tersedia
Idup sama talau menalau
Hidup-saling-bantu- membantu
Hidup saling membantu
Ntik bon ngalah ada yang nyagu (ND/10/1)
Kalau-tidak-mengalah-ada-yang-menasehati
Kalau tidak ada yang mengalah ada yang menasehati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Konteks: Lagu dibuat pada tahun 2010 oleh Bapak Stephen dalam kehidupannya beliau merupakan pencinta budaya Dayak. Lagu ini dibuat dalam masyarakat Dayak yang berbicara cenderung bersifat literal atau langsung. Sifat langsung ini mudah memunculkan konflik tersendiri bagi masyarakat Dayak sehingga tidak jarang ditemukan masyarakat yang bertengkar. Namun, masyarakat Dayak merupakan masyarakat yang taat akan adat istiadat di daerahnya. Dalam kehidupan sehari-hari, dalam beraktivitas, mengambil berbagai keputusan, dan menjalankan pekerjaan mereka selalu memperhatikan adat yang hidup di masyarakat. Dalam adat Suku Dayak sudah menjadi kewajiban bagi orang yang mengetahui sebuah pertengkaran untuk memisahkan kedua belah pihak. Lirik putra suku Dasli, kampong Riam Panjang Sungai Payak Kayan
mengandung majas ironi karena memiliki maksud yang dikemukakan berbeda
dari maksud yang sebenarnya, dan tidak adanya kesesuaian antara harapan dan
kenyataan senada dengan Moelino (Targan, 2013). Levinson (Cummings, 2007)
mengungkapkan bahwa implikatur dapat menjelaskan mengapa tuturan yang
bersifat pernyataan dapat bermakna perintah. Sebuah pernyataan dapat bersifat
perintah ini diketahui dari konteks. Hal ini dapat dilihat dalam data (AS/6/2) putra
suku Dayak asli, kampong Riam Panjang Sungai Payak Kayan diartikan sebagai
putra suku Dayak asli, Kampung Riam panjang Sungai Payak Kayan. Lirik putra
suku Dayak asli, kampong Riam Panjang Sungai Payak Kayan memiliki makna
memberikan informasi bahwa Apang Semangai adalah seorang putra suku Dayak
asli yang berasal dari Kampung Riam Panjang di dekat Sungai Payak Kayan.
Lirik putra suku Dayak asli, kampong Riam Panjang Sungai Payak Kayan
dibuat pada saat tugu Apang Semangai yang dibuat oleh masyarakat di Kabupaten
Melawi sebagai bentuk penghormatan, tetapi oknum tertentu telah memindahkan
Tugu Apang Semangai dengan tugu lain yang tidak memiliki nilai historis. Hal ini
mendapat pertentangan dari masyarakat sehingga Tugu Apang Semangai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
dikembalikan pada posisi yang sudah ditetapkan. Dari situasi pembuatan lagu,
maksud yang ingin disampaikan oleh penulis adalah perintah agar masyarakat
bersikap berani menentang hal-hal yang tidak baik yang terjadi dalam masyarakat.
Perintah agar masyarakat berani menentang hal-hal yang tidak baik ini dilakukan
agar apa yang sudah menjadi budaya, tradisi, dan apa yang sudah ditetapkan oleh
masyarakat Dayak tidak dapat digantikan oleh masyarakat baru yang hidup
bersama suku Dayak.
Lirik (ND/10/1) Ntik bon ngalah ada yang nyagu berarti kalau tidak ada
yang mengalah ada yang menasihati mengandung majas elispsi karena dalam lirik
tidak terdapat subjek kalimat hal ini senada dengan apa yang diungkapkan oleh
Tarigan (2013) Bahwa majas elipsis merupakan majas yang mengalami
penghilangan kata. Lirik Ntik bon ngalah ada yang nyagu memiliki makna
memberikan informasi yaitu ketika tidak ada yang mengalah maka ada orang yang
akan menasihati. Grice (Cummings, 2007) mengungkapkan bahwa implikatur
dapat memberikan penjelasan fungsional yang bermakna atas fakta kebahasaan
yang tidak terjelaskan oleh teori gramatikal. Hal ini tentu tidak terlepas dari
konteks. Artinya konteks dapat membantu menjelaskan lirik yang
mengungkapkan informasi bisa memiliki maksud perintah. Hal ini dapat dilihat
dari lirik ntik bon ngalah ada yang nyagu dibuat pada masyarakat yang berbicara
cenderung bersifat literal. Sifat literal ini mudah menimbulkan konflik ditambah
dengan kondisi masyarakat yang semakin bersikap individualis, rasa kebersamaan
yang semakin berkurang dan mulai melupakan adat-istiadat sebagai pedoman
bertingkah laku. Dari situasi dibuatnya lagu, lirik Ntik bon ngalah ada yang nyagu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
memiliki maksud memberikan perintah agar masyarakat menggunakan adat-
istiadat sebagai pedoman dalam bersikap sehari-hari. Perintah agar masyarakat
menggunakan adat-istiadat sebagai pedoman dalam bersikap sehari-hari dilakukan
agar masyarakat selalu menjunjung adat istiadat yang ada dalam masyarakat.
3. Berpikir Jauh ke Depan
Dalam lagu pop daerah suku Dayak terdapat lirik-lirik lagu yang
mengandung implikatur berpikir jauh ke depan. Maksud lirik yang mengandung
nilai berpikir jauh ke depan dalam lagu pop daerah yang ditemukan yaitu untuk
mengingatkan masyarakat agar berhemat dalam menggunakan uang dan perintah
agar bisa menentukan prioritas dalam hidupnya. Maksud lirik yang mengandung
nilai bertanggung jawab dapat dilihat dalam lirik lagu sebagai berikut.
6) Udah nguji bekerja Sudah-kuat-bekerja
Sudah berusaha bekerja
Dari idup bujang sampai berumah tangak
Dari-hidup-bujang-sampai-berumah-tangga
Dari-hidup-bujang sampai-berumah tangga
Kasih aku medak
Kasihan-aku-lihat
Merasa sedih
Bini ngau anak
Istri-dengan-anak
Istri dan anak
Di baik merinsak
Di-bawa-biasa
Di bawa terbiasa
Makai belalak (MB/16/1)
Makan-terus
Makan tanpa henti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Konteks:
Lagu ini dibuat oleh Bapak Paulus Jhon. Lagu ini berisi tentang masyarakat yang cenderung bersifat konsumtif tidak memikirkan kebutuhan akan masa depannya diceritakan pada masyarakat kurang produktif dan kurang memikirkan kehidupan yang akan datang. 7) Iyam am tok cinta nak ku jaga sampai mati Ini-lah-kalau-cinta-akan-aku-jaga-sampai-mati
Beginilah kalau cinta akan dijaga sampai mati
Nang mulah ba’nk ai panai kita podeh kedeek
Jangan-berbuat-sembarangan-bisa-kita-sakit-sendiri
Jangan berbuat sembarangan bisa sakit sendiri
Iyam am tok cinta nak ku jaga sampai mati
Ini-lah-kalau-cinta-akan-aku-jaga-sampai-mati
Inilah cinta akan ku jaga sampai mati
Nang mulah ba’nk ai panai kita podeh kedeek (ITC/19/2)
Jangan-berbuat-sembarangan-bisa-kita-sakit-sendiri
Jangan berbuat sembarangan bisa sakit sendiri
Konteks: Lagu ini dibuat pada tahun 2014 oleh Bapak paulus Timang yang Bekerja sebagai seorang pendeta. Lagu ini dibuat dari pengalaman Bapak Paulus Timang yang sering melihat pemuda yang gelisah saat ingin melamar wanita suku Dayak karena harus melalui prosesi adat yaitu bertemu dengan keluarga dan kepala adat, tidak bisa tiba-tiba datang dan menyatakan keinginannya karena bisa mendapat hukuman dari kepala adat. Grice (1975) mengungkapkan bahwa salah satu alasan mengapa teori
implikatur penting untuk diterapkan dalam kehidupan adalah mencegah
terhambatnya komunikasi karena apa yang diungkapkan memiliki maksud yang
berbeda. Implikatur digunakan untuk menerangkan apa yang diungkapkan
berbeda dengan apa yang dimaksudkan hal ini dapat dilihat dalam data
(MB/16/1) makai belalak diartikan makan tanpa henti. Lirik makai belalak
mengandung majas sarkasme karena memiliki maksud yang langsung untuk
mengatakan orang makan tanpa henti dalam yang cenderung ke artian rakus. Lirik
makai belalak memiliki makna memberikan infomasi yaitu seseorang telah makan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
tanpa henti tetapi lirik yang diungkapkan tentu memiliki makna tambahan dari
yang diungkapkan. Makna tambahan ini dipahami sebagai maksud. Maksud
pengarang dapat diketahui dengan memperhatikan konteks pembuatan lagu. Lagu
ini dibuat saat masyarakat yang cenderung bersikap konsumtif dan kurang
memperhatikan kebutuhan yang akan datang. Dari konteks tersebut, lirik lagu
makai belalak memiliki maksud mengingatkan masyarakat untuk menggunakan
uang dengan tepat atau hemat. Mengingatkan masyarakat agar masyarakat dapat
bersikap hemat ini mengajarkan masyarakat agar dapat berpikir jauh ke depan
yaitu menimbang kebutuhan mendesak yang akan terjadi.
Lirik (ITC/19/2) Nang mulah ba’nk ai panai kita podeh kedeek berarti
jangan berbuat sembarangan bisa sakit sendiri. Lirik Nang mulah ba’nk ai panai
kita podeh kedeek memiliki makna larangan untuk berbuat sesuatu yang tidak baik
karena memberikan efek yang tidak baik. Yule (2014:61) mengungkapkan bahwa
kata-kata memiliki makna yang lebih dari makna kata itu. Makna lebih atau
tambahan ini disebut sebagai maksud. Maksud dari apa yang diungkapkan dalam
lagu dapat diketahui dengan mengetahui konteks pembuatan lagu. Lirik Nang
mulah ba’nk ai panai kita podeh kedeek dibuat pada budaya masyarakat Dayak
yang memiliki keharusan untuk melakukan upacara adat melamar untuk
mencegah hal-hal yang tidak baik pada saat menjalin hubungan pertunangan
misalnya terjadi kekerasan dalam hubungan pertunangan. Keharusan melakukan
upacara melamar sebagai usaha pencegahan kasus kekerasan memiliki maksud
mengingatkan bahwa upacara adat melamar merupakan sebuah tradisi yang harus
dilakukan untuk menjaga keutuhan suatu ikatan. Dengan demikian, melaksanakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
upacara adat menunjukan sikap berpikir jauh ke depan karena dengan
mengadakan upacara adat melamar diharapkan kehidupan pada masa datang dapat
berjalan dengan baik.
4. Kerja Keras
Dalam lagu pop daerah suku Dayak terdapat lirik-lirik lagu yang
mengandung implikatur kerja keras. Maksud lirik lagu kerja keras dalam lagu pop
daerah yang ditemukan yaitu untuk memberikan larangan pada masyarakat yang
mengeruk kekayaan alam dan mengingatkan agar bekerja keras sehingga
memperoleh kehidupan yang baik. Maksud melarang masyarakat mengeruk
kekayaan alam dan mengingatkan masyarakat agar bekerja keras sehingga
memperoleh kehidupan yang baik dapat dilihat sebagai berikut.
8) Nureh mantes ingkah nyak kejopaiku Menoreh-sudah-itulah-pekerjaanku
Menorehlah pekerjaanku
Mata ngantok aku nisek kalak sekolah (NM/20/2)
Mata-mengantuk-aku-tidak-pernah-sekolah
Mata ngantuk aku tidak pernah sekolah
Ongkah pisok baras purak pengirup ku
Sudah-itulah-yang-menjadi-kehidupanku
Itulah kehidupanku
Konteks : Nureh Mantes merupakan lagu yang dibuat pada tahun 2010 oleh Bapak Indra. Lagu ini berisi tentang mata pencaharian di desa-desa terpencil sebagai petani dan kehidupan yang bergantung dengan alam, tetapi saat banyak anak yang disekolahkan ke kota kembali ke kampung banyak dari mereka yang mencuri kekayaan alam dengan menebang pohon di hutan-hutan.Petani sebagai mata pencarian suku dayak juga dijelaskan dari lirik yang mengakhiri lirik mata ngantok aku nisek kalak sekolah yaitu ongkah pisok baras purak pengidupku yang artinya hanya itulah yang bisa dilakukan untuk meneruskan kehidupanku. 9) Hei aku betanyak bepampai Hei-aku-bertanya-menghibur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Hei aku bertanya dan menghibur Nanyok kisoh tanah ara Bertanya-cerita-tanah-hantu Bertanya cerita tanah ara Hei apailah sobab Hei-apalah-sebab Hei apalah sebab Lalang tumbuh di atas natai (AA/11/2) Lalang-tumbuh-di-atas bukit Lalang tumbuh di atas bukit Konteks : Lagu ini dibuat pada tahun 2014 oleh Bapak Alex yang tinggal di desa
Laman Oras. Lagu ini menceritakan masyarakat Dayak dulu sudah
terbiasa dengan berbagai kemudahan yang diberikan alam, kesuburan
tanah di Kalimantan membuat masyarakat tidak perlu bersusah payah
dalam memperoleh kebutuhan sehari-hari. Namun, kemudahan ini tidak
dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat dan mereka bersikap malas
untuk memanfaatkan kekayaan alam yang ada dengan baik mereka
memilih melakukan penanaman sawit dan mulai meninggalkan kebiasaan
berladang.
Purwo (Putrayasa, 2014) mengungkapkan bahwa dalam implikatur
terdapat kesepakatan yang tidak tertulis dan keterkaitan makna percakapan tidak
diucapkan secara literal. Lirik mata ngantuk aku nisek kalak sekolah mengandung
majas antitesis karena memiliki maksud yang bertentangan yaitu dengan
mengatakan mata ngantuk aku nisek kalak sekolah pengarang memiliki maksud
agar anak-anak yang disekolahkan diluar berhenti merusak hutan.
Lirik mata ngantok aku nisek kalak sekolah memiliki makna memberikan
informasi yaitu seorang petani bekerja saat masih mengantuk dan tidak pernah
pergi ke sekolah. Lirik lagu mata ngantok aku nisek kalak sekolah dibuat pada
saat banyak anak yang disekolahkan di luar daerah ketika kembali ke kampung
melakukan penebangan hutan. Dari konteks pembuatan lagu tersebut, maksud
yang ingin disampaikan oleh penulis adalah larangan kepada anak-anak untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
merusak hutan dan meminta anak-anak untuk berusaha mengerjakan sesuatu
dengan tidak merusak alam, karena hutan di Kalimantan merupakan sumber
kehidupan. Jika di keruk terus-menerus sumber kekayaan alam akan habis. Lirik
lagu mata ngantok aku nisek kalak sekolah (NM/20/2) memiliki maksud melarang
anak-anak merusak hutan dan meminta anak-anak untuk berusaha mengerjakan
sesuatu dengan tidak merusak alam, karena hutan di Kalimantan merupakan
sumber kehidupan. Jika dilihat dari lirik mata ngantok aku nisek kalak sekolah
dengan maksud melarang anak untuk merusak hutan tidak memiliki hubungan
dapat disimpulkan bahwa implikatur memiliki keterkaitan makna yang tidak
terungkap secara literal.
Lirik hei apailah sobab lalang tumboh botu atas natai (AA/11/2) berarti
hei apalah sebab lalang tumbuh di atas bukit. Lirik hei apailah sobab lalang
tumboh botu atas natai (AA/11/2) mengandung majas erotesis karena
memberikan pertanyaan untuk mencapai efek yang dalam tetapi tidak
membutuhkan jawaban. Hal senada diungkapkan Tarigan (2013) bahwa majas
retoris mengandung pertanyaan yang tidak harus dijawab. Lirik apailah sobab
lalang tumboh botu atas natai memiliki makna menanyakan informasi mengenai
mengapa lalang tumbuh di atas bukit. Namun, kalimat tanya ini tidak hanya
memiliki maksud untuk bertanya. Yule (2014:61) mengungkapkan bahwa kata-
kata memiliki makna yang lebih dari makna kata itu. Makna lebih atau tambahan
ini disebut sebagai maksud. Jadi, setiap lirik yang diungkapkan dalam lagu
memiliki maksud. Maksud dari apa yang diungkapkan dalam lagu dapat diketahui
dengan mengetahui konteks pembuatan lagu. Konteks pembuatan lirik hei apailah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
sobab lalang tumboh botu atas natai (AA/11/2) adalah masyarakat yang sudah
terbiasa dengan kemudahan yang diberikan alam yaitu kesuburan tanah di
Kalimantan membuat masyarakat bekerja dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari
dengan kurang memanfaatkan kekayaan alam dengan baik dan sudah
meninggalkan kebiasaan berladang. Dari konteks pembuatan lagu, maksud yang
ingin disampaikan adalah perintah agar masyarakat bekerja dan memanfaatkan
ladang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Berladang merupakan salah satu
tradisi dari masyarakat Dayak. Dengan berladang, masyarakat juga secara tidak
langsung mempertahankan budaya yang ada dalam masyarakat Dayak.
4.2.2.2 Nilai yang Berhubungan dengan Sesama
Dalam lirik lagu yang mengandung nilai yang berhubungan dengan
sesama maksud akan dijelaskan satu persatu dalam lirik yang mengandung nilai
hormat, peduli, cinta daerah, dan sopan santun. Maksud dalam lagu pop daerah
suku Dayak dipaparkan sebagai berikut.
1. Hormat
Dalam lagu pop daerah suku Dayak terdapat lirik-lirik lagu yang
mengandung implikatur nilai hormat. Maksud lirik lagu yang mengandung nilai
hormat dalam lagu pop daerah suku Dayak di Kabupaten Melawi adalah melarang
melakukan hubungan sedarah, menjaga hubungan kekeluargaan dalam suku
Dayak Uud Danum, dan menghormati serta menghargai. Maksud yang
mengandung nilai hormat dalam lagu pop daerah suku Dayak dapat dilihat dalam
data sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
10) Nohkan lonanyan ulu jogonoi Air terjun Nohkah Nayan-dihulu- Sungai Jengonoi Air terjun Nohkah Nayan dihulu sungai Jengonoi Dara muning nuk orung soravai (SA/1/2) Batu Dara-Muning-di-orang-Serawai Batu Dara Muning di Serawai Barih basak tahkan joui nyiring booi Keluarga-besar-dari-hulu-sampai-sekarang Keluarga besar dari hulu sampai sekarang Ihtok nginyah hatin lagu ekai Kita-menari-dengan-lagu-ini Menari dengan lagu ini
Konteks: Lagu ini dibuat pada tahun 2014 oleh Bapak Sutarman yang bekerja sebagai seorang seniman Dayak yang aktif dalam berbagai kegiatan adat Dayak. Lagu ini menceritakan Batu Dara Muning sebagai cerita rakyat yang berasal dari daerah Serawai. Batu Dara Muning berkisah tentang cinta terlarang antara ibu dan anak kandungnya. karena mereka berdua melanggar hukum adat dalam masyarakat maka dikutuklah menjadi Batu Dara Muning. 11) Dua kali poang Tebidah, Nanga Payak kubu belansai Dua-kali-Perang-Tebidah-Nanga-Payak-orang-Belansai Dua kali Perang Tebidah Nanga-Payak-orang Belansai Kek diingat zaman yang udah...aek mata oii jatuh bedoai (AS/6/3) Kalau-diingat-zaman-yang-sudah-air-mata-jatuh-berderai Kalau diingat zaman yang sudah air mata jatuh berderai
Konteks : Lagu ini dibuat pada tahun 2014 oleh Bapak Paulus Timang yang bekerja sebagai Pendeta. Lagu ini menceritakan kasung pemindahan tugu Apang Semanagi di Kabupaten Melawi. Oknum tertentu telah memindahkan tugu Apang Semangai dengan tugu lain padahal Apang Semangai merupakan orang Dayak yang telah memperjuangkan masyarakat Dayak di Melawi dari penjajahan Belanda. Dibangunnya Tugu Apang semangai ini merupakan bentuk penghormatan masyarakat Melawi.
12) Nohkan lonanyan ulu jogonoi Air terjun Nohkah Nayan-hulu-Sungai Jengonoi Air terjun Nohkah Nayan di hulu Sungai Jengonoi Dara Muning nuk orung soravai Batu-Dara-Muning-di-orang-Serawai Batu Dara Muning di Serawai Barih basak tahkan joui nyiring booi Keluarga-besar-dari-hulu-sampai-sekarang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Keluarga besar dari hulu sampaui sekarang Ihtok nginyah hatin lagu ekai (SA/1/5) Kita-menari-dengan-lagu-ini Menari dengan lagu ini
Konteks : Lagu ini dibuat pada tahun 2014 oleh Bapak Sutarman yang bekerja
sebagai seniman suku Dayak Uud Danum. Lagu ini menceritakan suku
Dayak Uud Danum awalnya bertempat tinggal di Ambalau dan Serawai
tetapi karena akses yang sulit, masyarakat Dayak Uud Danum pindah ke
kota yaitu Sintang dan Melawi. Bagi masyarakat Dayak pada sebuah
pesta wajib untuk menari bersama. Menari dilakukan dengan mengelilingi
tiang yang diikat dengan kain. Tujuan dari melakukan tarian ini untuk
menjaga keakraban Suku Dayak.
Brown dan Yule (1996) mengungkapkan bahwa implikatur digunakan
untuk menerangkan apa yang disarankan atau dimaksudkan oleh penutur berbeda
dengan apa yang sebenarnya diucapkan penutur. Hal ini dapat dilihat dalam lirik
Dara Muning nuk orung Serawai (SA/1/2) yang diartikan Batu Dara Muning di
Serawai. Lirik Dara Muning nuk orung Serawai (SA/1/2) mengandung majas
metonimia yaitu menggunakan nama seseorang sebagai nama tempat hal ini
senada dengan Tarigan (2013. Lirik Dara Muning nuk orung Serawai memiliki
makna memberikan informasi yaitu keberadaan Batu Dara Muning di Serawai.
Namun, Lirik Dara Muning nuk orung Serawai (SA/1/2) sebenarnya tidak hanya
memberikan informasi tempat Batu Dara Muning berada, karena lagu ini dibuat
berdasarkan cerita tentang Dara Muning. Cerita Dara Muning berkisah tentang
cinta yang terjadi antara ibu dan anak kandungnya. Cinta terlarang yang terjadi
antara ibu dan anak merupakan pelanggaran terhadap adat-istiadat dalam
masyarakat. Berdasarkan hal tersebut dikutuklah Dara Muning dan anaknya
menjadi batu. Dari konteks pembuatan lagu ini, maksud yang ingin disampaikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
oleh penulis adalah melarang masyarakat untuk melakukan hubungan sedarah.
Menjaga hubungan sedarah dengan tidak memiliki hubungan sedarah berarti
menghormati adat-istiadat yang ada di masyarakat. Data Dara Muning nuk orung
Serawai (SA/1/2) semakin mempertegas bahwa implikatur mengungkap apa yang
disarankan atau yang dimaksudkan oleh penutur.
Lirik kek di ingat zaman yang udah aek mata oii jatuh bedoai (AS/6/3)
berarti kalau diingat zaman yang telah berlalu air mata jatuh berderai. Lirik kek di
ingat zaman yang udah aek mata oii jatuh bedoai (AS/6/3) memiliki makna
memberikan informasi atas sebuah peristiwa. Lirik kek di ingat zaman yang udah
aek mata oii jatuh bedoai (AS/6/3) mengandung majas alusi yaitu menggunakan
kata-kata untuk menunjuk Perang Tebidah. Hal senada diungkapkan oleh Tarigan
bahwa Alusi sebagai gaya bahasa yang menunjuk pada sebuah peristiwa.
Lirik kek diingat jaman yang udah aek mata oii jatoh bedoai merupakan
lirik yang dibuat dengan proses yang panjang yaitu melalui pemilihan kata yang
tepat. Yule (2014:61) mengungkapkan bahwa sebuah kata yang diungkapkan
memiliki maksud tertentu yang tidak disampaikan secara langsung, tetapi maksud
ini dapat diketahui dari konteks. Dalam menemukan maksud lagu harus diketahui
konteks pembuatan lagu. Lagu ini buat pada saat oknum tertentu telah
memindahkan Tugu Apang Semangai dengan tugu lain padahal Tugu Apang
Semangai merupakan tugu yang dibuat sebagai bentuk penghormatan masyarakat
Dayak terhadap jasanya yang telah memperjuangkan masyarakat Dayak di
Melawi dari penjajahan Belanda. Dari konteks tersebut, maksud yang ingin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
disampaikan adalah perintah agar masyarakat di Melawi menghormati jasa-jasa
pahlawan yang telah berjuang demi kemakmuran Kabupaten Melawi.
Lirik barih basak tahkan juoi nyiring booi ihtok nginyah hatin lagu ekai
(SA/1/5) berarti keluarga besar dari hulu sampai sekarang kita menyanyi dengan
lagu ini. Lirik barih basak tahkan juoi nyiring booi ihtok nginyah hatin lagu ekai
(SA/1/5) memiliki makna memberikan informasi yaitu keluarga besar suku Dayak
Uud Danum dari hulu sampai hilir sungai menari menggunakan lagu Serawai
Ambalau. Lirik barih basak tahkan juoi nyiring booi ihtok nginyah hatin lagu
ekai (SA/1/5) merupakan lirik yang dibuat dengan proses yang panjang yaitu
melalui pemilihan kata yang tepat. Yule (2014:61) mengungkapkan bahwa sebuah
kata yang diungkapkan memiliki maksud tertentu yang tidak disampaikan secara
langsung, tetapi maksud ini dapat diketahui dari konteks. Dalam menemukan
maksud lagu, harus diketahui konteks pembuatan lagu. Lirik barih basak tahkan
juoi nyiring booi ihtok nginyah hatin lagu ekai (SA/1/5) dibuat dalam situasi
banyak masyarakat Dayak Uud Danum yang awalnya bertempat tinggal di
Ambalau dan Serawai berpindah ke Sintang dan Melawi. Bagi masyarakat Dayak
Uud Danum, setiap ada pesta wajib untuk menari bersama. Tarian yang umumnya
dilakukan adalah mengelilingi sebuah tiang yang diikat dengan kain dengan
tujuan agar menjaga keakraban suku Dayak. Dari situasi saat dibuatnya lagu,
maksud yang ingin disampaikan adalah menjaga hubungan kekeluargaan dalam
suku Dayak Uud Danum.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
2. Peduli
Dalam lagu pop daerah suku Dayak terdapat lirik-lirik lagu yang mengandung
implikatur peduli. Maksud lirik lagu peduli dalam lagu pop daerah yang
ditemukan ada tiga yaitu meminta masyarakat untuk memperhatikan lingkungan
sekitarnya, perintah agar mau membantu orang lain.
13) Bisik menyadik naka empala Ada-saudara-banyak-keluarga Banyak saudara dan keluarga Sikok busek mantok pantau mata gona (ID/4/2) Satu-tidak-membantu-melihat-mata-saja Satupun tidak ada yang membantu hanya melihat Banyak petuatn nyangkak merina Banyak-petuah-banyak-menerima Banyak petuah yang diterima Sidak beak ugak golak pinyam kayu ara Mereka-begitu-juga-takut-pinjam-kayu-beringin Keluarga merasa takut di mintai tolong Konteks: Lagu ini diciptakan pada tahun 2004 oleh Bapak Tondah yang bekerja sebagai pengurus adat di kampung. Lagu ini menceritakan kehidupan masyarakat yang dulu menganggap bahwa penduduk dalam satu kampung sebagai sebuah keluarga besar. Dalam menjalani kehidupan masyarakat bersikap saling membantu. Namun, saat ini setelah banyak pengaruh perubahan zaman banyak masyarakat yang hidup berdampingan tapi kurang memperhatikan lingkungan sekitarnya.
14) Podih aso idop di dunio Sakit-rasa-hidup-di-dunia
Sakit rasanya hidup di dunia
Ulotn podih duet aku abes (IPL/13/2)
Orang-sakit-duit-aku-habis
Orang sakit duit aku habis
Hati kusot pikir nadak isoh
Hati-kusut-pikir-tidak-bisa
Hati kusut tidak bisa berpikir
Miker naseb nabon sik keguno
Pikir-nasib-tidak-ada-gunanya
Memikirkan nasib tiada berguna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
Konteks:
Lagu ini dibuat pada tahun 2005 oleh Bapak Andreas K. Bapak Andreas
merupakan seorang tokoh masyarakat yang sering terlibat dalam acara-
acara adat. Lagu ini menceritakan tentang kisah penyesalan pemuda
Dayak karena telah melakukan perjudian dan membuat hidupnya memiliki
keadaan yang tidak baik diceritakan kepada pemuda Dayak saat banyak
orang yang kehidupannya baik tapi kurang memperhatikan orang yang
berada di sekitarnya.
15) Bisik menyadik naka empala Ada-saudara-banyak-keluarga Banyak saudara dan keluarga Sikok busek mantok pantau mata gona Satu-tidak-membantu-melihat-mata-saja Satu pun tiada membantu hanya melihat Banyak petuatn nyangkak merina Banyak-petuah-banyak-menerima Banyak petuah yang diterima Sidak beak ugak golak pinyam kayu ara (ID/14/3) Mereka-begitu-juga-takut-pinjam-kayu-beringin Keluarga merasa takut di mintai tolong
Konteks: Lagu ini dibuat pada tahun 2004 oleh Bapak Tondah yang bekerja sebagai pengurus adat. Lagu ini menceritakan masyarakat Dayak yang awal-mulanya hidup dengan harmonis dan mereka mempunyai sikap yang mau membantu di saat para tetangga membutuhkan bantuan. Namun, saat ini masyarakat cenderung bersifat individualis dan sulit untuk membantu orang lain.
Lirik sikok busek mantok pantau gona (ID/4/2) berarti satu pun tidak ada
yang membantu. Lirik sikok busek mantok pantau gona (ID/4/2) mengandung
majas oksimoron yang menegaskan. Lirik sikok busek mantok pantau gona
memiliki makna memberikan informasi bahwa tidak ada satu orang pun yang
membantu. Sebagaimana yang Mahmudah (2016) katakan lirik lagu sudah
mengalami pengindahan kata-kata maka lirik sikok busek mantok pantau gona
(ID/4/2) merupakan lirik yang sudah mengalami tahap pemiliki kata yang tepat,
dari hal tersebut maka pasti ada maksud yang ingin disampaikan oleh penulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
Lirik lagu sikok busek mantok pantau gona (ID/4/2) dibuat saat masyarakat yang
dulunya menganggap diri dalam satu kampung sebagai keluarga dapat bekerja
saling membantu saat ini telah berubah menjadi kurang memperhatikan
lingkungan. Dari situasi dibuatnya lagu, maksud yang ingin disampaikan adalah
perintah agar masyarakat memperhatikan lingkungan satu sama lain dan mau
bersikap saling membantu orang yang sedang mengalami kesulitan. Bersikap
membantu orang lain yang sedang membutuhkan pertolongan berarti peduli
terhadap orang lain.
Lirik ulotn podih duet aku abes (IPL/13/2) diartikan sebagai orang sakit
duit ku habis. Lirik ulotn podih duet aku abes (IPL/13/2) memiliki makna
memberikan informasi yaitu pada saat saat orang sakit dia tidak memiliki uang.
Lirik ulotn podih duet aku abes (IPL/13/2) dibuat saat banyak orang yang
mempunyai kehidupan yang baik tapi kurang memperhatikan lingkungan sekitar.
Dari situasi dibuatnya lagu maka maksud yang ingin disampaikan adalah perintah
agar masyarakat mau memperhatikan dan membantu orang lain yang berada
disekitarnya. Perintah agar masyarakat mau memperhatikan dan membantu orang
yang berada di sekitarnya mengajarkan masyarakat untuk bersikap peduli terhadap
sesama sebagaimana semangat kekeluargaan yang sudah diturunkan oleh nenek
moyang orang Dayak dulu. Lirik ulotn podih duet aku abes (IPL/13/2) memiliki
maksud perintah agar masyarakat mau memperhatikan dan membantu orang yang
berada di sekitar, lirik lagu ulotn podih duet aku abes (IPL/13/2) memiliki makna
memberikan informasi tetapi maksudnya memerintah hal ini mempertegas apa
yang diungkapkan Levinson (Cummings, 2007) kegunaan implikatur yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
mampu memberikan penjelasan mengapa tuturan dalam bentuk pernyataan dapat
memiliki maksud perintah.
Lirik Sidak beak ugak golak pinyam kayu ara (ID/14/3) berarti mereka
bersikap karena merasa takut dipinjam hartanya. Lirik sidak beak ugak golak
pinyam kayu ara (ID/14/3) mengandung majas metafora yang menggunakan kata-
kata bukan pada arti sebenarnya. Lirik sidak beak ugak golak pinyam kayu ara
(ID/14/3) memiliki makna memberikan informasi bahwa seseorang bersikap
demikian karena merasa takut bila hartanya dipinjam. Mahmudah (2016)
mengungkapkan bahwa lirik dalam lagu sudah mengalami proses pemilihan kata,
dan hal menunjukan bahwa lirik yang dibuat memiliki maksud, Yule (2014) juga
mengungkapkan bahwa sebuah kata yang diungkapkan memiliki makna tambahan
dari kata-kata yang diungkapkan. Makna tambahan tersebut berupa maksud.
Maksud dapat diketahui dengan mengetahui konteks saat lagu tersebut dibuat.
Lagu ini dibuat saat masyarakat yang awalnya hidup harmonis dan bersikap saling
membantu sekarang berubah memiliki sikap yang bersifat individualis dan sulit
untuk membantu orang lain. Berdasarkan situasi yang terjadi saat pembuatan lagu
tersebut maka maksud yang ingin disampaikan adalah perintah agar masyarakat
saling memperhatikan lingkungan dan mau memberikan bantuan pada orang yang
membutuhkan pertolongan.
3. Cinta Tanah Air
Dalam lagu pop daerah suku Dayak terdapat lirik-lirik lagu yang
mengandung implikatur cinta tanah air. Maksud lirik lagu cinta tanah air dalam
lagu pop daerah yang ditemukan adalah agar masyarakat tidak bersikap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
individualis dan mau membangun daerahnya, himbauan, dan larangan agar tidak
meninggalkan desanya.
16) Unang kelupai temunek de’ek (UK/9/1)
Jangan-lupa-ari-ari-sendiri
Jangan lupa ari-ari sendiri
Ngisa udah betungkau tangoi
Merasa-sudah-bertutup-topi khas Dayak
Merasa sudah menggunakan toga
Unang kelupai kejantoh de’ek
Jangan-lupa-bahasa-sendiri
Jangan lupa bahasa sendiri
Ngisa udah lamat di kota
Merasa-sudah-lama-di-kota
Merasa sudah lama di kota
Pulan’g bom kita pulang
Pulang-ayo-kita-pulang
Pulang yuk kita pulang
Mulah daerah sak lobeh bagak
Membuat-daerah-supaya-lebih-bagus
Membuat daerah supaya lebih bagus
Konteks:
Lagu ini dibuat pada tahun 2014 oleh Bapak Paulus Timang. Lagu ini
menceritakan masyarakat Dayak yang umumnya menyekolahkan anaknya
di luar kota. Anak-anak yang di sekolahkan ini ketika sudah berhasil
menempuh jenjang pendidikan yang tinggi merasa dirinya lebih baik dari
anak lain yang disekolahkan di kota tersebut. Rasa yang menilai dirinya
lebih tinggi membuat anak-anak yang sekolah di kota lain bersifat
individualis hanya memperhatikan kebutuhan diri sendiri dan enggan
membangun daerahnya.
17) Hati ku rindu nak pulang, nak pulang ke kampung laman
Hati-ku-rindu-mau-pulang-mau-pulang-ke-kampung-halaman
Hatiku rindu mau pulang ke kampung halaman
Dah sepuluh tahun nada kalak pulang ku rindu ke apak umak di ulu
Sudah-sepuluh-tahun-tidak-pernah-pulang-ku-rindu-bapak-mama-di
kampong
Sudah sepuluh tahun tidak pernah pulang kurindu bapak mama di
kampung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
Tok kati apai gi inak dipodah hidup jauh di tanah rantau
Ini-bagaimana-apa-lagi-mau-dikata-hidup-jauh-di-tanah-rantau
Bagaimana, apa mau di kata hidup jauh di tanah rantau
Aku ngadu nasib ngogak pengidup jauh-jauh di tanah rantau (MR/7/1)
Aku-mengadu-nasib-mencari-untuk kehidupan-jauh-jauh di tanah rantau)
Aku mengadu nasib mencari rejeki jauh-jauh di tanah rantau
Konteks: Lagu ini dibuat oleh Bapak Stephen. Lagu ini menceritakan kisah
penyesalan sebuah keluarga yang pergi merantau ke kota diceritakaan
saat masyarakat Dayak semakin banyak yang memiliki keinginan untuk
hidup merantau di kota-kota besar karena mereka menilai kehidupan di
kota lebih mudah sehingga kampung menjadi kurang terawat.
18) Udah jaoh ku bejalan boti nyan ku nak pulang Sudah-jauh-ku-berjalan-sekarang-ini-aku-mau-pulang
Sudah jauh ku berjalan, sekarang mau pulang
Dah lopa kaki bejalan ninga ingan kampung nimpai (DMDG/8/1)
Sudah-lelah-kaki-berjalan-mendengar-suara-kampung-memanggil
Sudah lelah kaki berjalan mendengar suara kampung memanggil
Oju am ku pulang ke langkau apak umak
Lalu-lah-aku-pulang-ke-rumah-bapak-mama
Kemudian ku pulang ke rumah bapak mama
Di tanah aku bakah
Di-tanah-aku-besar
Di tempat aku dibesarkan
Konteks: Lagu ini dibuat pada Tahun 2014 oleh Bapak Mpang yang bekerja
sebagai wiraswata dan pengurus adat di Madya Raya. Lagu ini
menceritakan masyarakat yang awalnya bertempat tinggal di desa sudah
mulai berbondong-bondong meninggalkan desanya untuk merantau di
kota lain sehingga kampung menjadi kurang terawat dan tanah-tanah
yang di miliki masyarakat desa sudah banyak di jual pada orang lain.
Lirik Unang kelupai temunek deek ngisa udah betungkau tangoi unang
kelupai kejantoh deek ngisa udah lamat di kota (UK/9/1) diartikan sebagai jangan
lupa ari-ari sendiri merasa sudah bertutup topi khas Dayak, jangan lupa bahasa
sendiri merasa lama di kota. Lirik Unang kelupai temunek deek ngisa udah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
betungkau tangoi unang kelupai kejantoh deek ngisa udah lamat di kota (UK/9/1)
memiliki makna melarang masyarakat agar tidak melupakan tempat tinggalnya
karena sudah menggunakan topi khas Dayak dan melupakan bahasanya karena
sudah lama hidup di kota. Lagu ini dibuat pada situasi masyarakat Dayak
umumnya menyekolahkan anaknya di luar kota. Anak-anak yang di sekolahkan
diluar ketika berhasil merasa dirinya memiliki kualitas yang tinggi dan membuat
mereka memiliki sifat individualis serta hanya memperhatikan kebutuhan diri
sendiri. Dari situasi yang terjadi saat pembuatan lagu, maksud yang ingin
disampaikan adalah perintah agar masyarakat tidak bersikap individualis dan mau
membangun daerahnya. Perintah agar mau membangun membangun daerahnya
merupakan salah satu bentuk cinta tanah air. Maksud dari lirik Unang kelupai
temunek deek ngisa udah betungkau tangoi unang kelupai kejantoh deek ngisa
udah lamat di kota (UK/9/1) yaitu perintah agar masyarakat tidak bersikap
individualis dan mau membangun daerahnya hal ini menunjukan bahwa
implikatur digunakan untuk menerangkan maksud implisit dibalik apa yang
diucapkan Grice (Putrayasa, 2014).
Lirik Aku ngadu nasib ngogak pengidop jauh-jauh di tanah rantau
(MR/7/1) diartikan sebagai aku mengadu nasib mencari kehidupan jauh-jauh di
tanah rantau. Lirik Aku ngadu nasib ngogak pengidop jauh-jauh di tanah rantau
mengandung majas pleonasme dengan menambahkan kaua jauh-jauh. Lirik
memiliki makna memberikan informasi bahwa seseorang bekerja di tempat lain
untuk memenuhi kebutuhannya. Yule (2014) mengungkapkan bahwa sebuah kata
yang diungkapkan memiliki makna tambahan dari kata-kata yang diungkapkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
Makna tambahan tersebut berupa maksud. Maksud dapat diketahui dengan
mengetahui konteks saat lagu tersebut dibuat. Lagu ini dibuat pada saat banyak
orang yang menilai kehidupan di kota lebih mudah sehingga banyak orang yang
pergi merantau dan mengakibatkan kampung menjadi tidak terawat. Berdasarkan
situasi yang terjadi saat pembuatan lagu, maksud yang ingin disampaikan adalah
melarang masyarakat untuk meninggalkan daerahnya dan meminta masyarakat
untuk mengembangkan daerahnya. Imbauan agar masyarakat tidak meninggalkan
daerahnya dan meminta mengembangkan daerah berarti mengajarkan masyarakat
untuk mencintai daerahnya.
Lirik dah lopa kaki bejalan ninga ingan kampong nimpai (DMDG/8/1)
diartikan sebagai sudah lelah kaki berjalan mendengar suara kampung memanggil.
Lirik dah lopa kaki bejalan ninga ingan kampong nimpai (DMDG/8/1)
mengandung majas sinekdok yaitu menggunakan bagian kaki sebagai pengganti
keseluruhan. Lirik dah lopa kaki bejalan ninga ingan kampong nimpai
(DMDG/8/1) memiliki makna memberikan informasi seseorang sudah lelah
berjalan dan mendengar suara kampung memanggil. Lirik dah lopa kaki bejalan
ninga ingan kampong nimpai (DMDG/8/1) tidak sekedar diungkapkan dengan
proses yang cepat tetapi dengan berbagai proses yang panjang. Proses pemilihan
kata sehingga tercipta lirik dah lopa kaki bejalan ninga ingan kampong nimpai
(DMDG/8/1) pasti memiliki maksud tertentu. Yule (2014) mengungkapkan kata
yang diungkapkan memiliki maksud, maksud tidak diungkapkan secara langsung.
Maksud dapat diketahui dengan mengetahui situasi saat dibuatnya lagu. Lirik
dibuat pada situasi masyarakat yang awalnya bertempat tinggal di desa sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
mulai berbondong-bondong meninggalkan desanya untuk merantau di kota lain
sehingga kampung menjadi kurang terawat dan tanah-tanah yang dimiliki
masyarakat desa sudah banyak dijual pada orang lain. Berdasarkan situasi
dibuatnya lagu maka maksud yang ingin disampaikan adalah larangan pada
masyarakat untuk meninggalkan desanya dan menjual tanah miliknya pada orang
lain yang berasal dari luar desa. Larangan pada masyarakat untuk meninggalkan
desanya dan menjual tanah pada orang yang berasal dari luar desa mengajarkan
agar masyarakat mencintai daerahnya dan mau membangun daerahnya.
4. Sopan Santun
Dalam lagu pop daerah suku Dayak terdapat lirik-lirik lagu yang mengandung
implikatur sopan santun. Maksud lirik lagu sopan santun dalam lagu pop daerah
yang ditemukan yaitu perintah agar masyarakat dapat bersikap baik dengan baik
sesuai dengan adat-istiadat yang hidup dalam masyarakat. Maksud perintah agar
masyarakat dapat bersikap baik dengan baik sesuai dengan adat-istiadat yang
hidup dalam masyarakat dapat dilihat dalam lirik sebagai berikut.
19) Tuhatn bolum hion sengumang pahtut toruk hon dohoi tohka tanak Tuhan-menghidupkan-wadah emas-pantas-tiga-orang-dohoi-sampai-tanah
Tuhan menurunkan tiga orang dohoi ke tanah dengan wadah emas
Tahto-tahto sian hajok keruhoi nyekoruk-koruk kohonamu (PB/5/1)
Kaya-kaya-benar-besar-jimat-beterbang-terbangan-ketempatmu
Kaya dan besar jimatnya, berterbangan ketempatmu
Pesta Tahtum Bungai Thambun bolun honong mali uwash liang tanak
Pesta-moyang-Bungai-Thambun-hidup-sampai-sekarang-sudah-dasar
Walau sudah meninggal pesta Bungai dan Tambun hidup sampai sekarang
Nyiring hituh kesapira nyirinoh turuih ihkai juoi
Sampai-sekarang-masih-dilakukan-terus-orang-hulu
Sampai sekarang masih dilakukan
Konteks:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
Lagu ini dibuat pada tahun 2000 oleh Gedong. Gedong merupakan
seorang seniman dari masyarakat Dayak Uud Danum yang kesehariannya
bekerja mencari emas. Dalam tradisi Kolimoi tahtum diceritakan bahwa
nenek moyang orang Dayak Uud Danum berasal dari langit yang
diturunkan dengan wadah emas. Keturunan yang berasal dari langit ini
membuat suku Dayak Uud Danum selalu berhubungan dengan nenek
moyang dari langit, hal ini membuat masyarakat Dayak Uud Danum
dianggap memiliki kekuatan supranatural.
20) Tabik-tabik totak ilik Maaf-maaf-sampai-hilir
Mohon maaf sampai hilir
Ampunt-ampunt totak ulu
Ampun-ampun-sampai-hulu
Mohon ampun sampai hulu
Ke ilik kami betabi’k
Ke-hilir-kami-minta-ampun
Ke hilir kami minta ampun
Dongan’t sanak menyadik
Dengan-segala-keluarga
Dengan semua keluarga
Ke ulu kami memita’k ampunt
Ke-hulu-kami-minta-ampun
Ke hulu kami minta ampun
Dengan suku juru
Dengan suku di kampung
Dengan segala suku
Idup bebasa mati bebasa (BL/15/2)
Hidup-beradat-mati-beradat
Hidup beradat mati beradat
Itok um’s adat kita dayak linoh
Inilah-adat-kita-Dayak-Linoh
Inilah adat Dayak Linoh
Seopan bejantoh dolu bekesah
Sebelum-berbicara-dahulu-bercerita
Sebelum berbicara terlebih dahulu mengenalkan diri
Asa’k pana’i adat budaya
Supaya-tau-adat-budaya
Supaya tau adat dan budaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
Konteks: Lagu ini dibuat oleh Bapak Sunardi dan Agus MZ. Lagu ini berisi kisah
masyarakat yang saling menjaga sikap (santun dalam berbahasa dan
bersikap) di masyarakat di ceritakan pada masyarakat saat banyak kasus-
kasus moral yaitu menunjukan sikap penurunan moral pada anak-anak
saat ini.
Lirik tahto-tahto sian hajok keruhoi nyokoruk-koruk kohonamu (PB/5/1)
diartikan sebagai kaya dan besar jimatnya, beterbangan ketempatmu. Lirik tahto-
tahto sian hajok keruhoi nyokoruk-koruk kohonamu (PB/5/1) memiliki makna
memberikan informasi bahwa orang dari Suku Dayak Uud Danum kaya dan
memiliki jimat yang besar. Lirik tahto-tahto sian hajok keruhoi nyokoruk-koruk
kohonamu (PB/5/1) tidak sekedar diungkapkan dengan proses yang cepat tetapi
dengan berbagai proses yang panjang yaitu dengan tahap pemilihan kata. Proses
pemilihan kata sehingga tercipta lirik tahto-tahto sian hajok keruhoi nyokoruk-
koruk kohonamu (PB/5/1) pasti memiliki maksud tertentu. Lirik lagu di buat pada
masyarakat Dayak Uud Danum. Dalam masyarakat Dayak Uud Danum terdapat
budaya Kolimoi Tahtum yang menceritakan bahwa nenek moyang suku Dayak
Uud Danum berasal dari langit yang diturunkan dengan wadah emas. Suku Dayak
Uud Danum yang dianggap sebagai keturunan dewa membuat suku Dayak Uud
Danum selalu berhubungan dengan nenek moyang dari langit hal ini membuat
masyarakat Dayak Uud Danum memiliki kekuatan supranatural. Dari Budaya
yang menceritakan asal usul nenek moyang suku Dayak Uud Danum memiliki
maksud untuk menakuti orang-orang yang ingin berbuat tidak baik (jahat) pada
suku Dayak Uud Danum. Maksud menakuti orang-orang yang ingin berbuat tidak
baik (jahat) pada suku Dayak Uud Danum mengajarkan agar setiap orang, selalu
bersikap baik terhadap siapapun dan dimanapun berada.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
Lirik idup bebasa mati bebasa (BL/15/2) diartikan sebagai hidup beradat
mati beradat. Lirik idup bebasa mati bebasa (BL/15/2) mengandung majas
epistrofa yaitu gaya bahasa repitisi pengulangan kata terakhir. Lirik idup bebasa
mati bebasa (BL/15/2) memiliki makna memberikan informasi bahwa hidup dan
mati harus menjaga adat. Mahmudah (2016) mengungkapkan bahwa lirik dalam
lagu sudah mengalami proses pemilihan kata, hal menunjukan bahwa lirik yang
dibuat memiliki maksud. Lirik lagu dibuat pada saat banyak terjadi kasus
penurunan moral dalam masyarakat Dayak seperti bersikap tidak sopan berani
melawan, dan bersikap kasar pada orang tua. Dari situasi saat dibuatnya lirik
maka maksud yang ingin disampaikan oleh penulis adalah perintah agar
masyarakat menjaga sikap santun yang sudah ditanamkan adat-istiadat suku
Dayak. Perintah agar masyarakat menjaga sikap santun yang sudah ditanamkan
adat-istiadat suku Dayak mengajarkan agar masyarakat selalu menjaga tingkah
laku dan berpedoman kepada adat dalam melaksanakan berbagai aktivitas.
Dalam dua data nilai yang mengandung nilai sopan santun ditemukan
bahwa kedua lirik memiliki makna memberikan informasi tetapi memiliki maksud
menakuti dan perintah untuk bersikap santun hal ini mempertegas apa yang
diungkapkan Levinson (Cummings, 2007) bahwa implikatur dapat menjelaskan
mengapa tuturan yang bermakna pernyataan dapat bermaksud menakuti atau
mengapa tuturan yang bermakna pernyataan dapat bermaksud perintah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
4.2.2.3 Nilai yang Berhubungan dengan Alam
Maksud dalam lirik lagu yang mengandung nilai yang berhubungan dibagi
menjadi dua yaitu menghargai kesehatan alam dan melestarikan budaya. Maksud
setiap nilai dipaparkan sebagai berikut.
1. Menghargai Kesehatan Alam
Dalam lagu pop daerah suku Dayak terdapat lirik-lirik lagu yang
mengandung implikatur menghargai kesehatan alam. Maksud lirik lagu
menghargai kesehatan alam dalam lagu pop daerah yang ditemukan yaitu menjaga
dan melestarikan kekayaan alam yang ada di Kalimantan. Menjaga dan
melestarikan kekayaan alam yang ada di Kalimantan salah satunya dapat
dilakukan dengan melarang penebangan liar dan penambangan emas secara liar.
Maksud untuk menjaga dan melestarikan kekayaan alam yang ada di Kalimantan
dapat dilihat dari lirik di bawah ini.
21) Nimakng-Nimakng Nohosh-nohosh Polahkak Bulo (PB5/2) Dulang-dulang hingga terlihat kilauan emas Mendulang hingga terlihat kilauan emas Huntuh pati tohkak tanah Dari-langit-sampai-tanah Dari langit sampai tanah Nulo ihkam ngoreya arok anai Terlalu-kalian-mencari-ada-disana Apapun yang dicari ada disana noparak kam bolum pios Membuat-kalian-hidup-enak Membuat kalian hidup enak Konteks: Lagu ini dibuat pada tahun 2000 oleh Gedong yang bekerja sebagai
seniman budaya Dayak Uud Danum dan sehari-hari bekerja mencari
emas. Lagu ini menceritakan pulau Kalimantan yang kaya dengan emas,
sehingga banyak masyarakat Dayak yang bekerja mencari emas yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
dilakukan oleh masyarakat dari sungai sampai pada lingkungan rumah
membuat air menjadi tercemar sehingga air menjadi keruh.
22) Sungoi juoi uwash tahkan juoi Sungai-hulu-sudah-dari-hulu
Sungai di hulu sudah dari dulu
Momoluh kok juoi turus nohkah nayan
Ambalau-ke-hulu-terus-ke-Nohkan-Noyan
Ambalau ke hulu terus ke Nohkan Nayan
Ulun juoi tahkan lomoi
Orang-hulu-dari-dulu
Orang hulu sudah dari dulu
Borum pios maraih koro nyiring ihtuk
Hidup-baik-terlihat-rupa-sampai-sekarang
Hidup baik terlihat sampai sekarang
Ulun juoi o...Uud danum
Orang hulu o...suku Uud Danum
Orang hulu o suku Uud Danum
Sungoi Juoi O....pahtut boruk (SJ/4/2)
Sungai-hulu-o-pantas-hidup
Sungai di hulu o pantas hidup
Ulun juoi o... suku Uud Danum
Orang-hulu-o-suku Uud-Danum
Orang hulu o..suku Uud Danum
Konteks: Lagu ini dibuat pada tahun 2002 oleh Bapak Sutarman yang bekerja
sebagai seniman dan pengurus adat Dayak. lagu ini menceritakan sungai
yang memberikan kehidupan bagi masyarakat Dayak Uud Danum di
pedesaan. Bagi masyarakat Dayak Uud Danum sungai merupakan sumber
kehidupan. Sungai tidak hanya dijadikan tempat mencari makan tetapi
juga sebagai transportasi utama masyarakat Dayak menuju tempat lain.
Namun, saat ini air sungai sudah mulai keruh yang disebabkan oleh
tambang emas dan penebangan pohon yang dilakukan oleh masyarakat.
Lirik nimakng-nimakng nohosh polahkak bulo (PB/5/2) diartikan sebagai
mendulang sampai terihat kilauan emas. Lirik nimakng-nimakng nohosh polahkak
bulo (PB/5/2) mengandung majas inversi yaitu mengandung perubahan struktur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
sintaksis dari subjek predikat ke predikat subjek. Lirik nimakng-nimakng nohosh
polahkak bulo (PB/5/2) memiliki makna memberikan informasi bahwa seseorang
sedang mendulang emas. Mahmudah (2016) mengungkapkan bahwa lirik dalam
lagu sudah mengalami proses pemilihan kata, hal menunjukan bahwa lirik yang
dibuat memiliki maksud, Yule (2014) juga mengungkapkan bahwa sebuah kata
yang diungkapkan memiliki makna tambahan dari kata-kata yang diungkapkan.
Makna tambahan tersebut berupa maksud. Maksud dapat diketahui dengan
mengetahui konteks saat lagu tersebut dibuat. Lagu ini dibuat di Kalimantan.
Kalimantan merupakan daerah penghasil emas sehingga banyak orang yang
bekerja mencari emas. Namun, masyarakat mencari emas di sekitar lingkungan
rumah dan sungai hal ini membuat air menjadi tercemar sehingga menjadi keruh.
Berdasarkan situasi yang terjadi maka maksud yang ingin disampaikan adalah
larangan melakukan penambangan emas secara liar untuk menjaga kebersihan
sungai yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat.
Melarang masyarakat melakukan penambangan emas merupakan salah satu cara
untuk menghargai kesehatan alam.
Lirik Sungoi Juoi o..pahtut boruk (SJ/4/2) diartikan sebagai sungai hulu
pantas hidup. Lirik Sungoi Juoi o..pahtut boruk (SJ/4/2) mengandung majas
elipsis karena terdapat penanggalan kata berupa unsur sintaksis berupa predikat.
Lirik Sungoi Juoi o..pahtut boruk memiliki makna memberikan informasi bahwa
sungai di kampung pantas hidup. Lagu ini dibuat saat sungai yang dulunya
merupakan sumber transportasi utama, sebagai sumber pemenuhan kebutuhan
sehari-hari sekarang sudah mulai tercemar, akibat dari penambangan emas dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
penebangan pohon oleh masyarakat. Dari situasi yang terjadi saat lirik dibuat
maka maksud yang ingin disampaikan adalah Mengingatkan agar masyarakat
tidak lagi merusak lingkungan seperti melakukan penambangan emas dan
penebangan pohon yang bisa mengakibatkan air menjadi keruh dan berdampak
pada mata air yang semakin kecil. Maksud mengingatkan agar tidak melakukan
penambangan emas dan penebangan pohon mengajarkan agar masyarakat
menjaga kesehatan alam di Kalimantan.
Dua data lirik yang mengandung nilai menghargai kesehatan alam
merupakan data yang memiliki makna memberikan informasi tetapi bermaksud
melarang dan mengingatkan agar tidak melakukan penambangan emas. Makna
yang memiliki perbedaan dengan maksud ini menujukan bahwa implikatur
memberi penjelasan fungsional yang bermakna atas fakta kebahasaan yang tidak
terjelaskan dari teori gramatikal formal dengan menggunakan konteks Levinson
(Cummings, 2007).
2. Melestarikan Budaya
Dalam lagu pop daerah suku Dayak terdapat lirik-lirik lagu yang
mengandung implikatur melestarikan budaya. Maksud lirik lagu melestarikan
budaya dalam lagu pop daerah yang ditemukan yaitu meminta masyarakat suku
Dayak untuk mempertahankan tradisi suku Dayak yang sudah diwariskan oleh
nenek moyang. Maksud meminta mempertahankan tradisi dalam masyarakat
dapat dilihat dalam lirik kolimoi tahtum bagian budaya kuk dan banyak kelokaak.
23) Soravai momaluh tanak danum kuk
Serawai-Ambalau-tanah-air-aku
Serawai Ambalau tanah air ku
Dayak Uud Danum ngaran suku kuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
Dayak-Uud-Danum-nama-suku-aku
Dayak Uud Danum nama suku ku
Kolimoi Tahtum bagian budaya kuk (SA/1/3)
Cerita-nenek moyang-bagian-budaya-aku
Cerita nenek moyang budaya ku
Thambun Bungai ngaran leluruh kuk
Thambun-Bungai-nama-leluhur-aku
Thambun dan Bungai nama leluhurku
Konteks: Lagu ini dibuat pada tahun 2014 oleh Bapak Sutarman. Bapak Sutarman
bekerja sebagai pengurus adat dalam masyarakat Dayak. Lagu ini
menceritakan mengenai budaya Kolimoi Tahtum sebagai salah satu
kebiasaan suku Dayak Uud Danum yang bercerita tentang asal usul nenek
moyang Suku Dayak Uud Danum. Kolimoi tahtum ini dilakukan umumnya
pada malam hari sebagai hiburan agar masyarakat Dayak tidak
mengantuk dan menjaga diri dari gangguan “mengayau” pencarian
kepala manusia. Namun, saat ini tradisi Kolimoi Tahtum sudah jarang
ditemukan karena peminat yang semakin berkurang.
24) O laman buok laman lamat O-rumah-rusak-rumah-tua
O rumah rusak rumah tua
Uwakng tuha maek
Orang-tua-membuat
Orang tua yang membuat
Banyak kelokaak (LB/12/1)
Banyak-bekas tempat peletakan tulang manusia
Banyak bekas tempat peletakan tulang manusia
Entanam tumooh
Tanaman-tumbuh
Tanaman tumbuh
O....cukoop malet
O....cukup-benar
o...sangat cukup
Kant buaah layaah
Segala-buah-buahan
Segala buah-buahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
Konteks: Lagu ini dibuat oleh Bapak Simadora. Lagu ini menceritakan masyarakat
Dayak yang memiliki kepercayaan bahwa orang yang telah meninggal
arwahnya masih berada di sekitar bumi untuk mengantarkan arwah
tersebut pada tempat yang abadi dibuatkan upacara angkat tulang.
Upacara angkat tulang umumnya dilakukan seribu hari setelah
meninggal. upacara angkat tulang dilakukan dengan mengambil tulang
manusia yang ada di dalam kubur dan menyimpannya di dalam rumah
kecil yang terbuat dari kayu yang disebut Kelokaak. Namun, saat ini
upacara angkat tulang sudah jarang dilakukan karena membutuhkan
biaya yang besar untuk pelaksanaannya.
Lirik kolimoi tahtum bagian budaya kuk (SA/1/3) diartikan sebagai cerita
kolimoi tahtum bagian budaya ku. Lirik kolimoi tahtum bagian budaya kuk
(SA/1/3) mengandung majas metonimia karena menyebut kolimoi tahtum adat
suku Dayak Uud Danum dengan maksud yang lebih dari memberikan informasi.
Lirik kolimoi tahtum bagian budaya kuk memiliki makna memberikan informasi
bahwa Kolimoi tahtum budaya dari suku Dayak Uud Danum. Mahmudah (2016)
mengungkapkan bahwa lirik dalam lagu sudah mengalami proses pemilihan kata,
hal ini menunjukan bahwa lirik yang dibuat memiliki maksud, Yule (2014) juga
mengungkapkan bahwa sebuah kata yang diungkapkan memiliki makna tambahan
dari kata-kata yang diungkapkan. Makna tambahan tersebut berupa maksud.
Maksud dapat diketahui dengan mengetahui konteks saat lagu tersebut dibuat.
Lagu ini dibuat dengan menggunakan bahasa Dayak Uud Danum, pada
masyarakat Dayak Uud Danum Kolimoi tahtum merupakan kebiasaan bercerita
tentang kisah asal-usul nenek moyang yang dilakukan pada malam hari sebagai
hiburan pada masyarakat Dayak agar tidak mengantuk dan menjaga dari gangguan
mengayau yaitu orang yang mencari kepala manusia, tetapi saat ini tradisi ini
sudah jarang ditemukan karena peminat yang semakin berkurang. Dari situasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
budaya masyarakat Dayak Uud Danum, maksud yang ingin disampaikan adalah
meminta masyarakat untuk mempertahankan budaya Kolimoi tahtum yang
terdapat dalam Suku Dayak Uud Danum. Mempertahankan budaya Kolimoi
tahtum merupakan usaha untuk melestarikan budaya dalam masyarakat Dayak.
Lirik banyak kelokaak (LB/12/1) diartikan sebagai banyak bekas tempat
peletakan tulang manusia. Lirik banyak kelokaak (LB/12/1) memiliki makna
memberikan informasi bahwa terdapat banyak bekas tempat peletakan tulang
manusia. Lirik lagu banyak kelokaak dibuat pada masyarakat Dayak yang awalnya
memiliki kepercayaan bahwa orang yang telah meninggal arwahnya masih berada
di sekitar bumi untuk mengantarkan arwah orang yang telah meninggal maka
diperlukanlah upacara angkat tulang, tetapi saat ini upacara angkat tulang sudah
jarang dilakukan karena membutuhkan biaya yang besar dalam pelaksanaannya.
Dari situasi budaya yang sudah jarang dilakukan, maka maksud yang ingin
disampaikan adalah perintah agar masyarakat tetap menjalankan tradisi angkat
tulang dalam masyarakat Dayak. Menjalankan tradisi angkat tulang mengajarkan
agar masyarakat tetap menjalankan tradisi yang sudah diwariskan oleh nenek
moyang. Lirik banyak kelokaak memiliki makna memberikan informasi tetapi
bermaksud perintah agar masyarakat menjalankan tradisi angkat tulang hal ini
mempertegas bahwa apa yang diungkapkan Levinson (Cummings,2007) bahwa
implikatur mampu memberikan penjelasan mengapa tuturan yang bersifat
pernyataan dapat bermaksud perintah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
4.2.2.4 Nilai yang Berhubungan dengan Tuhan
Dalam lirik lagu yang mengandung nilai yang berhubungan dengan
sesama maksud akan dijelaskan satu persatu dalam lirik yang mengandung nilai
bersyukur.
1. Bersyukur
Dalam lagu pop daerah suku Dayak terdapat lirik-lirik lagu yang
mengandung implikatur bersyukur. Maksud lirik lagu bersyukur dalam lagu pop
daerah yang ditemukan yaitu perintah agar masyarakat bisa berterima kasih atas
kekayaan alam yang terdapat di Kalimantan. Maksud perintah agar masyarakat
berterima kasih atas kekayaan alam yang diberikan dapat dilihat dalam lirik ulun
juoi tahkan lomoi bolum pios marak koro nyiring hintuh dan hek..hek..hek..hek
kawang patek empalak nubak kedeek.
25) Sungoi juoi bosabang duok Sungai-hulu-bercabang-dua
Sungai di hulu bercabang dua
Momoluh ku juoi huntuh ruih Nohkah Nayan
Ambalau-ke-hulu-terus-ke-Nohkah-Nayan
Ambalau ke hulu terus ke Nohkah Nayan
Ulun juoi tahkan lomoi borum pios marak koro nyiring hintuh (SJ/4/1)
Orang-di-hulu-dari-dulu-hidup-baik-terlihat-rupa-sampai-sekarang
Orang di hulu dari dulu hidup enak terlihat sampai sekarang
Konteks: Lagu ini dibuat pada tahun 2014 oleh Bapak Sutarman yang bekerja
sebagai seniman budaya suku Dayak Uud Danum. Lagu ini menceritakan
kekayaan alam khususnya sungai yang dijadikan sebagai tempat
bergantung hidup mulai dari sumber makanan, membersihkan peralatan
rumah tangga dan digunakan sebagai transportasi utama menuju kota
bagi masyarakat Dayak Uud Danum. Namun, saat ini banyak masyarakat
yang terus merusak kekayaan alam seperti mencari ikan dengan menubak
(diberi racun), menyetrum, dan menebang pohon sehingga sungai menjadi
rusak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
26) Hek...hek...hek...hek kawang patek empalak nubak kedeek(NU/18/2) (Sorakan bersyukur)-ingin-menangkap-ikan-tempalak-dapat-ikan-patek (Sorakan bersyukur) memberi tuak tapi yang mabuk diri sendiri Malam itok kita ngonang ketawak Malam-ini-kita-mengenang-tertawa Malam ini kita menginggat tertawa Ada yang nginok ada yang nganak Ada-yang-menikah-ada-yang-melahirkan ada yang menikah ada yang melahirkan Duan ngamen eh aku yang nyahan eh Kamu-gendong-eh-aku-yang-tahan-eh Kamu yang gendong aku yang tahan Unang ngelopas agek dipalok Jangan-melepas-lagi-dipegang Jangan dilepas lagi dipegang Konteks: Lagu ini dibuat pada tahun 2014 oleh Bapak Paulus Timang yang bekerja sebagai pendeta di Gereja Kristen Pintu Elok Nanga Pinoh. Lagu ini menceritakan kebiasaan berladang dalam masyarakat Dayak. Dalam berladang masyarakat Dayak harus melalui dengan proses adat. Upacara dilakukan dari membuka ladang sampai saat memanen. Setelah memanen biasanya diadakan acara makan bersama dengan memberikan makan dan memberi tuak pada orang yang telah membantu memanen tetapi acara makan bersama saat ini sudah mulai menghilang karena banyak masyarakat yang merasa hasil panen tidak cukup untuk memberi makan orang yang membantu memanen. Lirik ulun juoi tahkan lomoi bolum pios marak koro nyiring hintuh
(SJ/4/1) diartikan sebagai orang di hulu sungai sudah dari dulu hidup enak terlihat
rupa sampai sekarang. Lirik ulun juoi tahkan lomoi bolum pios marak koro
nyiring hintuh (SJ/4/1) mengandung majas pleonasme karena kata yang
berlebihan. Lirik ulun juoi tahkan lomoi bolum pios marak koro nyiring hintuh
(SJ/4/1) memiliki makna memberikan informasi bahwa orang yang hidup di hulu
sungai memiliki hidup yang enak dari dulu sampai sekarang. Terciptanya lirik
ulun juoi tahkan lomoi bolum pios marak koro nyiring hintuh (SJ/4/1) tentunya
sudah melalui proses yang panjang, yaitu melalui proses pemilihan lirik yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
dianggap sesuai dengan maksud yang ingin disampaikan. Lirik lagu ulun juoi
tahkan lomoi bolum pios marak koro nyiring hintuh (SJ/4/1) dibuat saat sungai
yang dulunya merupakan tempat bergantung hidup oleh masyarakat saat ini telah
tercemar karena berbagai aktifitas masyarakat seperti menubak (meracuni ikan),
menyetrum ikan, dan menebang pohon. Berdasarkan situasi yang terjadi saat
pembuatan lagu, maka maksud yang ingin disampaikan adalah perintah agar
masyarakat bisa berterima kasih atas apa yang alam berikan khususnya sungai
yang sangat membantu kehidupan masyarakat yaitu berhenti mencemari sungai
dengan menubak (meracuni ikan), menyetrum ikan dan menebang pohon.
Lirik Hek...hek...hek...hek kawang patek empalak nubak kedeek (NU/18/2)
diartikan sebagai hek hek hek hek memberi tuak dalam pesta syukur setelah panen
tapi yang mabuk diri sendiri. Lirik Hek...hek...hek...hek kawang patek empalak
nubak kedeek (NU/18/2) mengandung majas metafora karena kata digunakan
bukan pada arti sebenarnya tetapi berdasarkan perbandingan. Lirik
Hek...hek...hek...hek kawang patek empalak nubak kedeek (NU/18/2) memiliki
makna memberikan informasi yaitu saat tuan rumah menghidangkan tuak pada
acara syukuran yang mabuk adalah tuan rumah. Terciptanya lirik
Hek...hek...hek...hek kawang patek empalak nubak kedeek (NU/18/2) tentunya
sudah melalui proses yang panjang, yaitu melalui proses pemilihan lirik yang
dianggap sesuai dengan maksud yang ingin disampaikan. Dari hasil wawancara
dengan pengarang (Timang, 2017) lagu ini dibuat untuk mengisahkan bahwa
dalam masyarakat Dayak setiap kali berladang harus melalui proses adat. Upacara
adat dilakukan dari membuka lahan untuk berladang sampai saat akhir yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
memanen, setelah memanen biasanya masyarakat Dayak mengadakan acara
makan bersama dengan menghidangkan makanan dan tuak pada orang yang telah
membantu memanen dan tetangga sekitar rumah. Namun, acara makan bersama
saat ini sudah mulai menghilang karena banyak masyarakat yang merasa hasil
panen yang tidak banyak dan tidak cukup untuk memberi makan orang yang
membantu memanen. Berdasarkan konteks dibuatnya lagu maka maksud yang
ingin disampaikan adalah perintah agar masyarakat tetap berterima kasih dengan
hasil panen yang diperoleh yaitu dengan melaksanakan tradisi berladang sesuai
dengan langkahnya dari doa membuka ladang sampai pada acara syukuran dengan
menghidangkan makanan dan menyiapkan tuak untuk orang yang membantu
memanen. Perintah untuk menghidangkan makanan dan tuak setelah upacara
memanen merupakan ajaran agar masyarakat selalu bersyukur atas hasil panen
yang diperoleh.
Dua data mengandung nilai bersyukur merupakan data yang memiliki
makna memberikan informasi,tetapi bermaksud perintah. Menurut Levinson
(Cummings, 2007) hal tersebut menunjukan bahwa keterkaitan maksud tidak
terungkap pada kalimat yang diucapkan secara literal karena data yang
memberikan informasi orang yang hidup di hulu sungai dari dulu sampai sekarang
memiliki hidup yang enak dapat memiliki maksud perintah agar masyarakat bisa
berterima kasih atas kekayaan alam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
4.2.3 Kaidah Implikatur dalam Lagu Pop Daerah Suku Dayak di
Kabupaten Melawi
Setiap daerah memiliki sebuah kekhasan, dari kekhasan setiap daerah
dicurigai dapat membentuk pola implikatur yang berbeda, begitu pula dengan
budaya Dayak tentu akan memiliki pola kaidah implikatur yang berbeda. Dalam
lagu pop daerah di Kabupaten Melawi ditemukan kaidah-kaidah implikatur
sebagai berikut.
1. Prinsip Mengandung Pesan dan Nilai
Prinsip mengandung pesan dan nilai diartikan sebagai setiap lirik yang
mengandung implikatur pasti memiliki pesan dan nilai yang ingin disampaikan.
Pesan yang ingin disampaikan berupa ajaran atau pedoman bersikap bagi
masyarakat. Prinsip mengandung pesan dan nilai dapat dilihat dalam lirik sebagai
berikut.
1) Nguang ke misol ngelolo’k Kamat
Pergi-ke-Misol-melewati-Kamat
Pergi ke Misol melewati tempat bernama Kamat
Nitik iban’k betetet poloh (ITC/19/1)
Melewati-ibank-banyak-keringat
Melewati bukit Ibank hingga berkeringat
Abang nak ke ku ke amat-amat
Abang-suka-ke-aku-apa-benar-benar
Kalau benar sungguh-sungguh
Ni notak jopai aku nak laboh
Tidak-usah-menunggu-aku-mau-cepat
Aku pun mau
O..kemolok kede’ek
O-memalukan-sendiri
O..malu sendiri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
Konteks: Lagu ini dibuat pada tahun 2014 oleh bapak Paulus Timang yang bekerja sebagai seorang pendeta di Gereja Kristen Pintu Elok Nanga Pinoh. Lagu ini dibuat dalam suku Dayak yang menganggap lamaran sebagai proses penting yang harus dilaksanakan dalam adat. Pada suku Dayak, khususnya dalam adat melamar harus melalui proses yang panjang salah satunya membayar adat istiadat yang hidup dalam masyarakat. 2) Nohkan lonanyan ulu jogonoi Air terjun Nohkah Nayan-dihulu- Sungai Jengonoi Air terjun Nohkah Nayan dihulu sungai Jengonoi Dara muning nuk orung soravai (SA/1/2) Batu Dara-Muning-di-orang-Serawai Batu Dara Muning di Serawai Barih basak tahkan joui nyiring booi Keluarga-besar-dari-hulu-sampai-sekarang Keluarga besar dari hulu sampai sekarang Ihtok nginyah hatin lagu ekai Kita-menari-dengan-lagu-ini Menari dengan lagu ini Konteks: Lagu ini dibuat pada tahun 2014 oleh Bapak Sutarman yang bekerja sebagai seorang seniman Dayak yang aktif dalam berbagai kegiatan adat Dayak. Lagu ini menceritakan Batu Dara Muning sebagai cerita rakyat yang berasal dari daerah Serawai. Batu Dara Muning berkisah tentang cinta terlarang antara ibu dan anak kandungnya. karena mereka berdua melanggar hukum adat dalam masyarakat maka dikutuklah menjadi Batu Dara Muning. Lirik Nitik iban’k betetet poloh (ITC/19/1) diartikan melewati bukit Ibank
hingga berkeringat. Lirik Ntik iban’k betetet poloh merupakan lirik yang dibuat
tidak hanya untuk menginformasikan bahwa saat melewati bukit bernama ibank
akan berkeringat. Lagu dibuat pada suku Dayak yang menganggap lamaran
sebagai proses penting yang harus dilaksanakan dalam adat. Pada suku Dayak,
khususnya dalam adat melamar harus melalui proses yang panjang salah satunya
membayar adat istiadat yang hidup di masyarakat. Dari adat istiadat suku Dayak
lirik Nitik iban’k betetet poloh (ITC/19/1) terdapat pesan agar pria yang ingin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
melamar wanita Dayak memenuhi kewajiban membayar mahar dan melaksanakan
adat melamar secara utuh, pesan untuk memenuhi kewajiban membayar mahar
dan melaksanakan adat melamar merupakan bagian dari nilai bertanggung jawab.
Dara Muning nuk orung Soravai (SA/1/2) diartikan Batu Dara Muning di
Serawai. Lirik Dara Muning nuk orung Serawai (SA/1/2) memiliki makna
memberikan informasi yaitu keberadaan Batu Dara Muning di Serawai. Namun,
Lirik Dara Muning nuk orung Serawai (SA/1/2) sebenarnya tidak hanya
mengungkapkan informasi letak dari Batu Dara Muning, karena lagu ini dibuat
berdasarkan cerita tentang Dara Muning. Cerita Dara Muning berkisah tentang
cinta yang terjadi antara ibu dan anak kandungnya. Cinta terlarang yang terjadi
antara ibu dan anak merupakan pelanggaran terhadap adat-istiadat dalam
masyarakat. Berdasarkan hal tersebut dikutuklah Dara Muning dan anaknya
menjadi batu. Dari konteks pembuatan lagu ini, pesan yang ingin disampaikan
oleh penulis adalah melarang masyarakat untuk melakukan hubungan sedarah.
Melarang melakukan hubungan sedarah termasuk dalam nilai hormat, yaitu
menghormati status orang tua.
Pesan yang mengandung nilai bertanggung jawab dan hormat yang disebut
sebagai prinsip mengandung pesan dan nilai karena dalam sebuah lirik terdapat
pesan yang ingin disampaikan dan pesan tersebut mengandung sebuah nilai yang
dapat dijadikan pedoman bagi masyarakat. Prinsip mengandung pesan ini sesuai
dengan apa yang diungkapkan oleh Yule (2014) bahwa sebuah ungkapan tidak
hanya memberikan informasi tetapi memiliki maksud tersirat, pesan dan nilai
inilah yang dianggap sebagai maksud yang ingin diungkapkan penulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
2. Prinsip Menjaga Kelestarian Alam
Prinsip menjaga kelestarian kekayaan alam diartikan sebagai implikatur
dalam lagu pop daerah mengajarkan masyarakat untuk merawat alam yang
terdapat di Kalimantan. Merawat alam yang terdapat di Kalimantan merupakan
cara untuk melestarikan kekayaan alam di Kalimantan. Prinsip menjaga
kelestarian kekayaan alam di kalimantan dapat dilihat dalam lirik dibawah ini.
1) Nimakng-Nimakng Nohosh-nohosh Polahkak Bulo (PB5/2) Dulang-dulang hingga terlihat kilauan emas Mendulang hingga terlihat kilauan emas Huntuh pati tohkak tanah Dari-langit-sampai-tanah Dari langit sampai tanah Nulo ihkam ngoreya arok anai Terlalu-kalian-mencari-ada-disana Apapun yang dicari ada disana noparak kam bolum pios Membuat-kalian-hidup-enak Membuat kalian hidup enak Konteks: Lagu ini dibuat pada tahun 2000 oleh Gedong yang bekerja sebagai
seniman budaya Dayak Uud Danum dan sehari-hari bekerja mencari
emas. Lagu ini menceritakan pulau Kalimantan yang kaya dengan emas,
sehingga banyak masyarakat Dayak yang bekerja mencari emas yang
dilakukan oleh masyarakat dari sungai sampai pada lingkungan rumah
membuat air menjadi tercemar sehingga air menjadi keruh.
2) Sungoi juoi uwash tahkan juoi Sungai-hulu-sudah-dari-hulu
Sungai di hulu sudah dari dulu
Momoluh kok juoi turus nohkah nayan
Ambalau-ke-hulu-terus-ke-Nohkan-Noyan
Ambalau ke hulu terus ke Nohkan Nayan
Ulun juoi tahkan lomoi
Orang-hulu-dari-dulu
Orang hulu sudah dari dulu
Borum pios maraih koro nyiring ihtuk
Hidup-baik-terlihat-rupa-sampai-sekarang
Hidup baik terlihat sampai sekarang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
Ulun juoi o...Uud danum
Orang hulu o...suku Uud Danum
Orang hulu o suku Uud Danum
Sungoi Juoi O....pahtut boruk (SJ/4/2)
Sungai-hulu-o-pantas-hidup
Sungai di hulu o pantas hidup
Ulun juoi o... suku Uud Danum
Orang-hulu-o-suku Uud-Danum
Orang hulu o..suku Uud Danum
Konteks: Lagu ini dibuat pada tahun 2002 oleh Bapak Sutarman yang bekerja
sebagai seniman dan pengurus adat Dayak. lagu ini menceritakan sungai
yang memberikan kehidupan bagi masyarakat Dayak Uud Danum di
pedesaan. Bagi masyarakat Dayak Uud Danum sungai merupakan sumber
kehidupan. Sungai tidak hanya dijadikan tempat mencari makan tetapi
juga sebagai transportasi utama masyarakat Dayak menuju tempat lain.
Namun, saat ini air sungai sudah mulai keruh yang disebabkan oleh
tambang emas dan penebangan pohon yang dilakukan oleh masyarakat.
Lirik nimakng-nimakng nohosh polahkak bulo (PB/5/2) diartikan sebagai
mendulang sampai terihat kilauan emas. Lirik nimakng-nimakng nohosh polahkak
bulo (PB/5/2) memiliki makna memberikan informasi bahwa seseorang sedang
mendulang emas. Lagu ini dibuat di Kalimantan. Kalimantan merupakan daerah
penghasil emas sehingga banyak orang yang bekerja mencari emas. Namun,
masyarakat mencari emas di sekitar lingkungan rumah dan sungai hal ini
membuat air menjadi tercemar sehingga menjadi keruh. Berdasarkan situasi yang
terjadi maka maksud yang ingin disampaikan adalah larangan melakukan
penambangan emas secara liar untuk menjaga kebersihan sungai yang digunakan
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat. Melarang masyarakat
melakukan penambangan emas merupakan salah satu cara untuk menghargai
kesehatan alam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
Lirik Sungoi juoi o pahtut boruk (SJ/4/2) diartikan sungai di hulu pantas
hidup. Lirik Sungoi juoi o pahtut boruk (SJ/4/2) merupakan lirik yang tidak
sekedar memberikan informasi bahwa sungai di kampung pantas hidup tapi
dengan kegunaan sungai sebagai sumber transportasi sekaligus tempat bertahan
hidup yang saat ini sudah mulai keruh karena penambangan dan penebangan
pohon yang dilakukan masyarakat maka memiliki implikatur untuk mengingatkan
agar masyarakat tidak lagi merusak lingkungan seperti melakukan penambangan
emas dan penebangan pohon.
Maksud mengingatkan agar masyarakat mau menjaga kelestarian alam,
dan melarang melakukan penambangan emas inilah yang dianggap mengandung
prinsip menjaga kelestarian kekayaan alam. Menjaga kekayaan alam dan
melarang melakukan penambangan termasuk dalam menjaga kelestarian alam
senada dengan Alikodra (2013) yang mengungkapkan melarang melakukan
penambangan emas dan penebangan pohon untuk menyelamatkan hewan dan
tumbuhan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menjaga kelestarian alam.
3. Prinsip Melestarikan Budaya
Prinsip melestarikan budaya diartikan sebagai implikatur yang dibuat
dalam lagu pop daerah memiliki maksud untuk memelihara tradisi dalam
masyarakat Dayak di Kabupaten Melawi. Melestarikan budaya dalam masyarakat
Dayak di Kabupaten Melawi dapat dilihat dalam lirik Kolimoi Tahtum bagian
budaya kuk.
1) Soravai momaluh tanak danum kuk
Serawai-Ambalau-tanah-air-aku
Serawai Ambalau tanah airku
Dayak Uud Danum ngaran suku kuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
Dayak-Uud-Danum-nama-suku-aku
Dayak Uud Danum nama sukuku
Kolimoi Tahtum bagian budaya kuk (SA/1/3)
Cerita-nenek moyang-bagian-budaya-aku
Cerita nenek moyang budayaku
Thambun Bungai ngaran leluruh kuk
Thambun-Bungai-nama-leluhur-aku
Thambun dan Bungai nama leluhurku
Konteks: Lagu ini dibuat pada tahun 2014 oleh Bapak Sutarman. Bapak Sutarman
bekerja sebagai pengurus adat dalam masyarakat Dayak. Lagu ini
menceritakan mengenai budaya Kolimoi Tahtum sebagai salah satu
kebiasaan suku Dayak Uud Danum yang bercerita tentang asal usul nenek
moyang Suku Dayak Uud Danum. Kolimoi tahtum ini dilakukan umumnya
pada malam hari sebagai hiburan agar masyarakat Dayak tidak
mengantuk dan menjaga diri dari gangguan “mengayau” pencarian
kepala manusia. Namun, saat ini tradisi Kolimoi Tahtum sudah jarang
ditemukan karena peminat yang semakin berkurang.
2) Tido anak ku tido Tidur-anak-aku-tidur Tidur anak kutidur Umak’k dah kelopa bejopai di uma Mama-sudah-lelah-bekerja-di-ladang Mama sudah lelah bekerja di ladang Unang nageh unang ngojok Jangan-nangis-jangan-merajuk Jangan menangis-jangan merajuk Tidok nyia-nyia sak uas nyaman Tidur-yang nyenyak-supaya-terasa-enak Tidur yang nyenyak supaya bangunnya enak Kek k’en udah uas nyaman Kalau-kalian-sudah-besar-enak Kalau kalian sudah besar enak Bejopai apai gona nyaman asa eh Bekerja-apa-saja-enak-rasanya bekerja apa saja bisa Kek k’en udah bakah, abon gak leteh Kalau-kalian-sudah-besar-tidak-juga-sulit kalau kalian sudah besar tidak sulit Kami kan tuha dah bise’k mata boneh (TA/17/1) Kami-orang-tua-sudah-memiliki-mata-benih Kami orang tua memiliki benih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
Konteks: Lagu ini dibuat pada tahun 2014 oleh Bapak Paulus Timang yang bekerja sebagai seorang pendeta. lagu ini menceritakan masyarakat Dayak yang selalu mengajarkan anak-anaknya untuk bekerja di ladang bahkan di daerah desa, sekolah mengajarkan anak-anak untuk belajar menanam di ladang. Namun, saat ini masyarakat sudah jarang berladang dan sekolah pun kurang memperhatikan cara berladang yang sudah menjadi tradisi. Lirik Kolimoi Tahtum bagian budaya kuk (SA/1/3) diartikan sebagai cerita
Kolimoi Tahtum bagian budaya ku. Lirik Kolimoi Tahtum bagian budaya kuk
(SA/1/3) merupakan lirik yang dibuat dalam suku Dayak Uud Danum yang saat
ini sudah jarang melakukan tradisi Kolimoi Tahtum di masyarakat karena peminat
yang semakin berkurang. Menyebutkan kebiasaan Kolimoi Tahtum dalam
masyarakat Dayak yang sudah mulai meninggalkan kebiasaan Kolimoi Tahtum
memiliki maksud meminta masyarakat untuk mempertahankan budaya Kolimoi
Tahtum yang terdapat dalam suku Dayak Uud Danum inilah yang disebut sebagai
prinsip melestarikan budaya.
Lirik kami kan tuha dah bisek mata boneh (TA/17/1) diartikan kami orang
tua sudah mempunyai benih. Lirik kami kan tuha dah bisek mata boneh (TA/17/1)
memiliki makna memberikan informasi bahwa orang tua sudah memiliki benih.
Lirik kami kan tuha dah bisek mata boneh (TA/17/1) dibuat pada masyarakat
Dayak yang selalu mengajarkan anak-anaknya untuk bekerja di ladang tetapi
sekarang orang-orang Dayak sudah mulai meninggalkan kebiasaan berladang.
Berdasarkan situasi tersebut, maksud yang ingin disampaikan adalah perintah
untuk tetap menjalankan tradisi berladang.
Mengungkapkan budaya dan tradisi yang sudah mulai ditinggalkan dalam
lirik lagu merupakan upaya melestarikan budaya Kolimoi Tahtum dan tradisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
berladang. Suhardi (2010) mengungkapkan revitalisasi budaya dapat dilakukan
dengan pembangkitan kreativitas kebudayaan, hal ini diartikan penciptaan lagu
daerah berjenis populer yang menghadirkan budaya yang mulai menghilang dapat
menguatkan budaya yang hidup dalam masyarakat Dayak.
4. Maksud bisa Bersifat Sementara
Maksud bisa bersifat sementara dalam lagu pop daerah diartikan sebagai
maksud sebuah lirik lagu mengikuti sebuah konteks, jika konteks lagu berubah
maka maksud sebuah lirik lagu juga akan berubah. Maksud bisa bersifat
sementara dalam lagu pop daerah suku Dayak dapat dilihat dalam lirik di bawah
ini.
1) Ulun okok bojoin ngolimoi Orang-tua-sering-bercerita Orang tua sering bercerita Kandan Tahtum adat ihkai Dohoi (SA/1/4) Nyanyian nenek moyang-adat-suku Dohoi Nyayian nenek moyang adat suku Dohoi Olu ihtok uwash bolum nomuoi Walau-kita-jauh-tempat-tinggalnya Walau kita jauh tempat tinggalnya Arak tolingau adat ihtok juoi Jangan-lupa-adat-kita-hulu Jangan lupa adat dan budaya Soravai momaluh tanak danum kuk Serawai-Ambalau-tanah-air-aku Serawai-Ambalau tanah airku Konteks:
Lagu ini dibuat pada tahun 2014 oleh Bapak Sutarma yang bekerja
sebagai pengurus adat masyarakat Dayak dan seniman budaya Dayak
Uud Danum. Lagu ini menceritakan budaya Kandan Tahtum yang
bercerita tentang nenek moyang dalam bentuk sebuah nyayian. Kandan
Tahtum berisi cerita yang panjang sehingga membutuhkan waktu tujuh
hari tujuh malam untuk menceritakannya. Saat ini Kandan Tahtum sudah
jarang dilakukan hanya oleh “jahjak” seorang dukun kampung untuk
penyembuhan orang sakit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
2) Ngoak uma tongah malam Pergi-ladang-subuh-subuh Pergi ke ladang subuh-subuh Maek pengotas maek taken Membawa-pemotong-membawa-tas Membawa pemotong padi membawa tas Puma’k ke nugal puma’k manyi Ke ladang-untuk-menanam-untuk-memetik padi Ke ladang menanam dan memetik padi Ngoa’k uma bom ngoa’k uma Pergi-ke-ladang-ayo-pergi-ke-ladang Pergi ke ladang yuk pergi ke ladang Konteks: Lagu ini dibuat pada tahun 2014 oleh Bapak Paulus Timang yang bekerja sebagai pendeta di Gereja Kristen Pintu Elok Nanga Pinoh. lagu ini bercerita tentang semangat orang tua untuk berladang dan melakukan upacara-upacara berladang diceritkan pada anak-anak muda saat anak-anak muda mulai meninggalkan kebiasaan berladang dan segala tradisi yang dilakukan saat membuka ladang. Lirik Kandan Tahtum adat ihkai Dohoi (SA/1/4) diartikan nyanyian nenek
moyang adat suku Dohoi. Lirik Kandan Tahtum adat ihkai Dohoi (SA/1/4) dibuat
dalam situasi budaya Kandan Tahtum sudah jarang dilakukan dan hanya
digunakan oleh “jahjak” seorang dukun kampung untuk menyembuhkan orang
yang sedang sakit. Lirik yang dibuat saat budaya Kandan Tahtum sudah mulai
ditinggalkan bagi masyarakat Dayak Uud Danum akan memiliki maksud untuk
meminta masyarakat Dayak Uud Danum melestarikan budaya Kandan Tahtum.
Lirik ngoak uma tongah malam, maek taken maek pengotas, puma’k ke
nugal puma’k manyi ngoa’k uma bom ngoa’k uma (NU/18/3) diartikan pergi ke
ladang subuh-subuh membawa pemotong padi membawa tas, ke ladang untuk
menanam dan untuk memanen, pergi ke ladang yuk pergi ke ladang. Lirik ngoak
uma tongah malam, maek taken maek pengotas, puma’k ke nugal puma’k manyi
ngoa’k uma bom ngoa’k uma dibuat saat masyarakat sudah mulai meninggalkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
kebiasaan berladang dan meninggalkan tradisi-tradisi berladang sehingga
memiliki maksud perintah pada masyarakat Dayak untuk menjaga tradisi
berladang dan melakukan upacara adat yang semestinya dilakukan saat membuka
ladang.
Lirik Kandan Tahtum adat ihkai Dohoi (SA/1/4) dan lirik ngoak uma
tongah malam, maek taken maek pengotas, puma’k ke nugal puma’k manyi
ngoa’k uma bom ngoa’k uma (NU/18/3) jika digunakan dalam budaya lain atau
didengarkan oleh orang lain yang memiliki budaya yang berbeda maka memiliki
maksud komersial yaitu mendapatkan keuntungan dari lagu yang dibuat
berdasarkan hal tersebut maka maksud bisa bersifat sementara mengikuti konteks
lagu. Maksud bersifat sementara juga dikemukakan oleh Grice (Putrayasa, 2014)
yang mengungkapkan bahwa ciri implikatur bisa dibatalkan dengan cara eksplisit
ataupun berdasarkan konteks.
5. Maksud diketahui Berdasarkan Konteks
Maksud dalam lagu pop daerah diketahui berdasarkan konteks. Maksud
dalam lirik lagu tidak lepas dari konteks, karena implikatur yang terdapat dalam
lagu hanya bisa diketahui dari konteks. Prinsip maksud diketahui berdasarkan
konteks dapat dilihat dalam lirik di bawah ini.
1) Apang Semangai pahlawan Sintang Pinoh Melawi
Apang-Semangai-pahlawan-Sintang-Nanga Pinoh- Kabupaten Melawi
Apang Semangai pahlawan dari Sintang dan Pinoh, Melawi
Putra suku dayak asli, Kampong Riam Panjang Sungai Payak Kayan
(AS/6/2)
Putra-suku-Dayak asli-Kampung-Riam-Panjang-Sungai-Payak-Kecamatan
Nanga Kayan
Putra suku Dayak asli, Kampung Riam Panjang Sungai Payak Kayan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
Konteks: Lagu ini dibuat pada tahun 2014 oleh Bapak Paulus Timang yang bekerja sebagai pendeta di Gereja Kristen Pintu Elok Nanga Pinoh. Lagu ini menceritakan Apang Semangai sebagai pahlawan suku Dayak di Sintang dan Melawi, sebagai penghormatan terhadap jasa Apang Semangai dibuatkanlah Tugu Apang Semangai. Namun, salah satu oknum di Melawi telah memindahkan tugu Apang Semangai dengan tugu lain yang tidak memiliki nilai historis bagi suku Dayak di Kabupaten Melawi. Pemindahan tugu Apang Semangai ini mendapat pertentangan dari berbagai suku Dayak di Kabupaten Melawi dan Sintang sehingga tugu Apang Semangai diletakkan kembali pada tempatnya.
2) Tuhatn bolum hion sengumang pahtut toruk hon dohoi tohka tanak
Tuhan-menghidupkan-wadah emas-pantas-tiga-orang-dohoi-sampai-tanah
Tuhan menurunkan tiga orang dohoi ke tanah dengan wadah emas
Tahto-tahto sian hajok keruhoi nyekoruk-koruk kohonamu (PB/5/1)
Kaya-kaya-benar-besar-jimat-berterbang-terbangan-ketempatmu
Kaya dan besar jimatnya, berterbangan ketempatmu
Pesta Tahtum Bungai Thambun bolun honong mali uwash liang tanak
Pesta-moyang-Bungai-Thambun-hidup-sampai-sekarang-sudah-dasar
Walau sudah meninggal pesta Bungai dan Tambun hidup sampai sekarang
Nyiring hituh kesapira nyirinoh turuih ihkai juoi
Sampai-sekarang-masih-dilakukan-terus-orang-hulu
Sampai sekarang masih dilakukan
Konteks: Lagu ini dibuat pada tahun 2000 oleh Gedong. Gedong merupakan
seorang seniman dari masyarakat Dayak Uud Danum yang kesehariannya
bekerja mencari emas. Dalam tradisi Kolimoi tahtum diceritakan bahwa
nenek moyang orang Dayak Uud Danum berasal dari langit yang
diturunkan dengan wadah emas. Keturunan yang berasal dari langit ini
membuat suku Dayak Uud Danum selalu berhubungan dengan nenek
moyang dari langit, hal ini membuat masyarakat Dayak Uud Danum
dianggap memiliki kekuatan supranatural.
Maksud Lirik Apang Semangai pahlawan Sintang Pinoh Melawi (AS/6/1)
adalah perintah agar masyarakat merasa percaya diri atau yakin pada dirinya
bahwa dirinya mampu menjadi seorang pemimpin di daerah. Maksud dari lirik
Tahto-tahto sian hajok keruhoi nyekoruk-koruk kohonamu (PB/5/1) adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
menakuti orang yang ingin berbuat tidak baik (jahat) pada suku Dayak Uud
Danum. Maksud dari lirik Apang Semangai pahlawan Sintang Pinoh Melawi dan
Tahto-tahto sian hajok keruhoi nyekoruk-koruk kohonamu tidak dapat diketahui
tanpa adanya pengetahuan tentang situasi saat pembuatan lagu hal ini terlihat dari
lirik yang memiliki makna semantik yaitu memberikan informasi bahwa Apang
Semangai merupakan Pahlawan bagi masyarakat Sintang dan Melawi dan
memberikan informasi mengenai suku Dayak Uud Danum merupakan suku yang
kaya dan banyak jimatnya. Lirik yang memberikan makna informasi terlihat tidak
memiliki hubungan dengan maksud yang ingin disampaikan artinya kata-kata
yang terdapat dalam lirik lagupun tidak memiliki keterkaitan dengan maksud
tetapi dengan mengetahui situasi saat dibuatnya lagu banyak masyarakat yang
merasa kurang percaya diri untuk mengakui dirinya sebagai suku Dayak dan
menolak saat dicalonkan menjadi pemimpin daerah inilah yang dapat membantu
untuk mengetahui maksud lirik Apang Semangai pahlawan sintang Pinoh Melawi.
Tradisi kolimoi tahtum yang mengisahkan nenek moyang Dayak Uud danum
berasal dari langit dan diturunkan dengan wadah emas, yang mana selalu
berhubungan dengan dewa di langit dapat membantu peneliti mengetahui maksud
lagu. Berdasarkan hal tersebut bisa dikatakan maksud dapat diketahui berdasarkan
konteks hal ini juga senada dengan (Yule, 2014) yang mengungkapkan bahwa
setiap ungkapan tidak hanya memberikan informasi tetapi memiliki maksud,
maksud diketahui dari situasi-situasi saat dibuatnya lirik-lirik lagu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
6. Maksud Dapat Dipahami oleh Masyarakat Tertentu
Setiap lagu menggunakan bahasa Dayak yang berbeda hal ini menyebabkan
tidak semua masyarakat Dayak dapat memahami maksud lagu. Maksud lagu ini
dapat diketahui secara jelas dari masyarakat yang memiliki pengetahuan terkait
budaya. Maksud dapat dipahami oleh masyarakat tertentu dimaknai sebagai
masyarakat yang dapat mengetahui maksud adalah masyarakat yang memiliki
pengetahuan baik tentang bahasa Dayak dan budaya dalam masyarakat Dayak
tertentu.
1) Nohkan lonanyan ulu jogonoi Air-terjun-Nohkah Nayan-hulu-Sungai Jengonoi Air terjun Nohkah Nayan di hulu Sungai Jengonoi Dara Muning nuk orung soravai Batu-Dara-Muning-di-orang-Serawai Batu Dara Muning di Serawai Barih basak tahkan joui nyiring booi Keluarga-besar-dari-hulu-sampai-sekarang Keluarga besar dari hulu sampaui sekarang Ihtok nginyah hatin lagu ekai (SA/1/5) Kita-menari-dengan-lagu-ini Menari dengan lagu ini Konteks : Lagu ini dibuat pada tahun 2014 oleh Bapak Sutarman yang bekerja
sebagai seniman suku Dayak Uud Danum. Lagu ini menceritakan suku
Dayak Uud Danum awalnya bertempat tinggal di Ambalau dan Serawai
tetapi karena akses yang sulit, masyarakat Dayak Uud Danum pindah ke
kota yaitu Sintang dan Melawi. Bagi masyarakat Dayak pada sebuah
pesta wajib untuk menari bersama. Menari dilakukan dengan mengelilingi
tiang yang diikat dengan kain. Tujuan dari melakukan tarian ini untuk
menjaga keakraban suku Dayak.
Lirik Barik basak tahkan juoi nyiring booi ihtok nginyah hatin lagu ekai
merupakan lirik yang berasal bahasa Arok-arok. Bahasa Arok-arok merupakan
bahasa yang sulit dipahami oleh masyarakat Dayak lainnya karena tidak mirip
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
dengan Bahasa Indonesia. Bahasa Arok-arok yang tidak dipahami masyarakat
Dayak lain dan kurangnya pemahaman masyarakat Dayak lain terhadap suku
Dayak Uud Danum membuat maksud dari lirik Barik basak tahkan juoi nyiring
booi ihtok nginyah hatin lagu ekai kurang dipahami oleh masyarakat Dayak yang
lain. Kurangnya pemahaman suku Dayak terhadap sesama suku Dayak ini di
membuat maksud hanya dapat dipahami oleh masyarakat Dayak tertentu.
4.3 Pembahasan
Pembahasan dalam penelitian terhadap nilai-nilai luhur dalam lagu pop
daerah suku Dayak di Kabupaten Melawi diklasifikasikan menjadi tiga yaitu
wujud nilai dalam lagu pop daerah suku Dayak, maksud yang ingin disampaikan
dalam lagu pop daerah, dan kaidah implikatur dalam lagu pop daerah.
Pembahasan ketiga rumusan masalah akan dipaparkan sebagai berikut.
4.3.1 Wujud Nilai Luhur dalam Lagu Pop Daerah Suku Dayak di
Kabupaten Melawi
Wujud nilai luhur dalam lagu pop daerah suku Dayak di Kabupaten
Melawi merupakan nilai-nilai yang berasal dari kebudayaan yang terdapat dalam
masyarakat Dayak. Nilai yang berasal dari budaya masyarakat Dayak terlihat dari
lirik yang menceritakan kebiasaan-kebiasaan masyarakat. Kebiasaan masyarakat
berupa sistem berladang dimana saat berladang masyarakat selalu melaksanakan
upacara untuk membuka ladang yaitu menyiapkan beberapa persyaratan dan doa
khusus. Selanjutnya proses meminang, dalam lirik lagu diungkapkan meminang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
merupakan proses yang tidak mudah karena harus melibatkan banyak pihak dan
melalui tahap-tahap yang panjang yaitu pertemuan keluarga, langkah-langkah
adat, dan membayar mahar. Penghadiran lirik-lirik yang berkaitan dengan
kebiasaan berladang dan meminang merupakan sebuah metode yang digunakan
pengarang untuk mengajarkan sekaligus menanamkan nilai-nilai dalam
masyarakat agar tetap menjalankan adat dan tradisi yang sudah diturunkan oleh
nenek moyang suku Dayak. Penggambaran nilai yang lahir dari kebudayaan
dalam masyarakat ini sesuai dengan pendapat Widyawati (2012:17) yang
mengungkapkan nilai luhur sebagai rangkuman sikap terpuji, berasal dari budaya
yang hidup dan berkembang dalam masyarakat.
Wujud nilai luhur yang ditemukan dalam penelitian ini merupakan wujud
nilai yang diklasifikasikan menjadi nilai yang berhubungan dengan diri sendiri,
sesama, alam, dan Tuhan. Pengelompokan nilai dalam lirik lagu pop daerah suku
Dayak di Kabupaten Melawi didasarkan pada temuan dalam lirik lagu. Lirik-lirik
lagu yang mengandung implikatur nilai yang memiliki hubungan dengan sikap-
sikap manusia, secara khusus sikap untuk menjadi pribadi yang unggul yang bisa
menjaga komitmen dan dipercaya oleh orang lain dirumuskan menjadi nilai yang
berhubungan dengan diri sendiri. Lirik-lirik lagu yang mengandung implikatur
yang memiliki kaitan dengan sikap manusia terhadap orang lain, yaitu bersikap
baik, memperhatikan orang lain, menjaga hubungan masyarakat yang harmonis
dirumuskan menjadi nilai yang berhubungan dengan sesama.
Selanjutnya lirik-lirik lagu yang mengandung implikatur nilai yang
memiliki kaitan dengan alam, untuk mencintai berbagai sumber daya alam,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
budaya, dan adat-istiadat dalam masyarakat dirumuskan menjadi nilai yang
menghargai kesehatan alam. Lirik-lirik lagu yang mengandung implikatur yang
memiliki kaitan dengan rasa menerima suatu keadaan, rasa terima kasih,
mengajarkan anak-anak untuk berdoa dirumuskan dalam nilai yang berhubungan
dengan Tuhan. Pengelompokan nilai sejalan dengan Samani dan Hariyanto (2012)
yaitu nilai yang terdapat dalam karya sastra ada empat. Nilai yang berhubungan
dengan diri sendiri, nilai yang berhubungan dengan sesama, nilai yang
berhubungan dengan alam, dan nilai yang berhubungan dengan Tuhan. Setiap
nilai memiliki wujud seperti bekerja keras dalam nilai yang berhubungan dengan
diri sendiri, peduli dalam nilai yang berhubungan dengan sesama, melestarikan
kekayaan alam dalam nilai yang berhubungan dengan menghargai kesehatan alam
dan bersyukur dalam nilai yang berhubungan dengan Tuhan.
Wujud nilai dalam penelitian ini pertama, nilai yang berhubungan dengan
diri sendiri meliputi kerja keras, berani, bertanggung jawab, dan berpikir jauh ke
depan. Nilai kerja keras, berani, bertanggung jawab, dan berpikir jauh ke depan
dikelompokan dalam nilai yang berhubungan dengan diri sendiri karena
mengajarkan masyarakat untuk menjadi pribadi yang unggul, tanggap dalam
berbagai masalah, dan sebagai bekal untuk bisa berhubungan baik dengan orang
lain. Nilai yang mengajarkan seseorang untuk menjadi pribadi yang unggul dan
bekal untuk berhubungan baik dengan orang lain diartikan sebagai nilai yang
dapat membuat seseorang bisa diandalkan yaitu mampu mengerjakan apa saja
yang ditugaskan dan diterima dengan baik di mana pun tempat tinggalnya karena
memiliki nilai yang baik. Hal senada diungkapkan Samani dan Hariyanto (2012)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
bahwa nilai yang berhubungan dengan diri sendiri mengajarkan seseorang untuk
mengambil keputusan yang baik, memelihara hal-hal baik yang sudah
ditanamakan dalam masyarakat, dan mewujudkan hal yang baik. Nilai-nilai yang
diajarkan dalam nilai yang berhubungan dengan diri sendiri merupakan nilai dasar
agar manusia menjadi pribadi cerdas dalam dirinya artinya mempunyai hati yang
baik dan bijaksana sehingga menunjukan kualitas diri yang baik hal ini sejalan
dengan Suardi (2015) bahwa nilai yang berhubungan dengan diri sendiri
menunjukan sikap penuh tanggung jawab terhadap diri, baik dari perbuatan dan
ucapan.
Wujud nilai luhur yang berhubungan dengan diri sendiri yang
mengajarkan seseorang untuk mengambil keputusan yang baik dan berperilaku
baik misalnya dapat dilihat dalam lirik yang mengungkapkan asal-usul salah satu
pahlawan Dayak. Lirik tersebut adalah putra suku Dayak asli, Kampong Riam
Panjang Sungai Payak Kayan (AS/6/2). Lirik lagu dibuat pada saat oknum
tertentu memindahkan tugu Apang Semangai dengan alasan memperindah tata
kota, padahal Tugu Apang Semangai dibuat sebagai bentuk penghormatan
masyarakat Melawi pada Apang Semangai. Dari situasi dibuatnya lirik putra suku
Dayak asli, Kampong Riam Panjang Sungai Payak Kayan, berarti lirik tidak
hanya menceritakan asal usul Apang Semangai sebagai pahlawan bagi masyarakat
Dayak tetapi mengajarkan masyarakat untuk bersikap berani menentang
pemindahan Tugu Apang Semangai yang merupakan tugu penghormatan
masyarakat Dayak kepada Apang Semangai. Sikap menentang yang diajarkan
dalam masyarakat Dayak adalah menentang hal-hal yang dianggap bertentang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
dengan adat, dan aturan dalam masyarakat hal tersebut dimaknai dengan nilai
keberanian.
Nilai Keberanian yang digambarkan dalam lirik putra suku Dayak asli,
Kampong Riam Panjang Sungai Payak Kayan, mengajarkan masyarakat berani
membela hal yang benar dan sesuai dengan adat dalam masyarakat Dayak.
Bersikap berani membela kebenaran, menentang hal-hal yang tidak baik
merupakan contoh sikap berani mengambil keputusan. Keputusan yang
didasarkan pada pemikiran kritis terhadap suatu permasalahan. Nilai keberanian
menghadirkan pemikiran kritis dan menciptakan masyarakat yang bisa saling
bertanggung jawab atas hal-hal yang terjadi dalam masyarakat karena akar
permasalahn terjadi dari sikap masyarakat yang tidak peduli.
Kedua, nilai yang berhubungan dengan sesama yang ditemukan dalam
lagu pop daerah suku Dayak di Kabupaten Melawi meliputi peduli, hormat, cinta
tanah air, dan sopan santun. Nilai peduli, hormat, cinta tanah air, dan sopan santun
dikelompokan menjadi nilai yang berhubungan dengan sesama karena
mengajarkan masyarakat untuk bersikap memperhatikan sesama dalam kehidupan
masyarakat, diwujudkan dengan sikap mau membantu, peduli terhadap suatu
kejadian dalam masyarakat, ikut berpartisipasi dalam berbagai aktivitas
masyarakat. Hal senada diungkapkan Samani dan Hariyanto (2012) bahwa butir
nilai yang berhubungan dengan sesama digunakan sebagai pedoman hidup
harmonis. Pedoman hidup yang mengajarkan masyarakat untuk memiliki rasa
kebersamaan sebagai suatu yang tidak dapat dipisahkan, tidak dapat dipecah
belahkan oleh suatu permaslahan yang terjadi dalam masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
Wujud nilai hormat yang mengajarkan masyarakat untuk bersikap baik
terhadap sesama dapat dilihat dari lirik yang mengungkapkan lokasi batu Dara
Muning yaitu Dara Muning nuk orung Soravai. Lirik Dara Muning nuk orung
Soravai (SA/1/2) diartikan batu dara muning terletak di Serawai. Lirik lagu
tersebut tidak hanya mengungkapkan lokasi Batu Dara muning yang terletak di
Serawai karena lirik dibuat dalam situasi banyak masyarakat yang bertindak
kurang baik, maka lirik lagu ingin menanamkan sikap menghormati suatu
hubungan dalam masyarakat secara khusus agar tidak terjadi hubungan sedarah.
Lirik Dara Muning nuk orung Soravai mengajarkan masyarakat untuk
bersikap sesuai dengan ketentuan adat, dimana ketika kita bersikap sesuai dengan
ketentuan adat maka akan memberikan keharmonisan dalam masyarakat.
Keharmonisan yang dimaksud adalah kehidupan yang tenang, tenang dari pro
kontra masyarakat yaitu terhindar dari konflik-konflik dalam masyarakat. Tenang
dari aturan adat yang mengikat, terhindar dari sanksi adat sebagai masyarakat
berbudaya. Tenang dari hukum alam yang dipercaya di Kalimantan yaitu terhindar
dari bencana-bencana alam yang akan terjadi di dalam suatu masyarakat.
Nilai hormat sebagai nilai luhur dalam lagu pop daerah suku Dayak juga
ditemukan oleh Mahmudah (2016:77) terhadap lagu karya Syarifudin MS yaitu
dalam lagu Syarifudin MS terdapat ajaran untuk berbakti pada orang tua, takwa
pada orang tua. Takwa dan hormat terhadap orang tua yang dimaksud adalah tetua
adat yaitu mengikuti apa yang dilarang dan harus diikuti oleh tetua adat. Hal
senada juga diungkapkan Djamaris dkk (1993) yaitu terdapat nilai hormat dalam
cerita daerah dari Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Timur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
Nilai hormat yang dimaksud adalah menghormati orang-orang yang dianggap
sebagai tetua, menghormati alam dan budaya dalam masyarakat. Nilai hormat
yang dihadirkan merupakan nilai yang digunakan untuk menjaga warisan yang
telah diturunkan oleh leluhur. Warisan berupa sikap-sikap yang telah diajarkan
leluhur yang harus dipertahankan dan adat-istidat yang telah hidup dalam
masyarakat Dayak
Ketiga, wujud nilai yang berhubungan dengan alam dalam lagu pop daerah
suku Dayak di Kabupaten Melawi meliputi menghargai kesehatan alam dan
melestarikan budaya. Nilai menjaga kesehatan alam dan melestarikan budaya
dikelompokan sebagai nilai yang berhubungan dengan alam karena mengajarkan
masyarakat untuk merawat, menjaga, mengembangkan dan melestarikan kekayaan
yang terdapat di masyarakat. Kekayaan tersebut dari alam maupun kebudayaan
yang telah tumbuh dalam masyarakat. Kebudayaan yang dimaksud berupa segala
kebiasaan dalam masyarakat Dayak dari sistem mata pencaharian sampai pada
sistem adat yang telah berkembang di dalam masyarakat. Hal senada juga
diungkapkan Samani dan Hariyanto (2012) yang mengungkapkan nilai yang
berhubungan dengan alam merupakan nilai yang mengajarkan masyarakat untuk
menjaga warisan yang telah diberikan leluhur. Warisan tersebut berupa segala
sesuatu yang tersedia daam masyarakat yang melingkupi fisik dan non fisik dalam
masyarakat.
Wujud nilai yang berhubungan dengan alam dapat dilihat dari lirik yang
mengandung nilai menjaga kesehatan alam yaitu pada lirik yang mengisahkan
tentang kekayaan alam di Kalimantan. Lirik yang mengandung nilai menjaga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
kesehatan alam adalah sungai juoi pahtut boruk (SJ/4/2) diartikan sebagai sungai
di kampung pantas hidup. Lirik sungai di kampung pantas hidup tidak hanya
memberikan infomasi bahwa sungai di kampung harus tetap hidup. Lirik lagu
sungoi juoi pahtut boruk dibuat dalam situasi sungai yang sudah mulai keruh
karena penambangan emas dan penebangan pohon sehingga tidak dapat
dikonsumsi dan digunakan sebagai jalur transportasi.
Nilai yang ingin diajarkan dalam lirik sungoi juoi pahtut boruk adalah mau
menjaga kesehatan atau melestarikan sungai di kampung. Menjaga kesehatan
alam atau melestarikan alam dilakukan agar generasi-generasi muda tetap dapat
menikmati alam sebagai wujud nilai luhur yang ditanamkan oleh suku Dayak.
Nilai menjaga kesehatan alam sebagai nilai yang ajarkan dalam masyarakat Dayak
sesuai dengan penelitian yang dilakukan Mahmudah (2016) terhadap lagu karya
Syarifudin MS yang menemukan nilai untuk mengajarkan masyarakat
melestarikan alam.
Keempat, Wujud nilai yang berhubungan dengan Tuhan dalam lagu pop
daerah suku Dayak adalah nilai bersyukur. Nilai bersyukur termasuk dalam nilai
yang berhubungan dengan Tuhan, karena nilai yang berhubungan dengan Tuhan
mengajarkan masyarakat memuji dan memuliakan Tuhan, dan berterima kasih,
terhadap hasil yang diperoleh. Hal senada diungkapkan Samani dan Hariyanto
(2012) bahwa nilai yang berhubungan dengan Tuhan mengajarkan masyarakat
agar bisa menjalankan segala sesuatu sesuai dengan norma yang baik dan benar,
seperti berdisiplin, beriman, bersyukur. Beriman, bersyukur, dan menjalankan
ibadah sebagai nilai yang berhubungan dengan Tuhan karena mengajarkan sikap-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
175
sikap yang tertanam dalam ajaran beragama. Ajaran agama misalnya mengajarkan
masyarakat untuk bersyukur, berdoa, menerima segala keadaan, dan berterima
kasih dalam segala usaha yang dilakukan. Dari sikap yang taat akan agama ini
diharapkan agar masyarakat saling mencintai sesama dan selalu menjalankan
perintah Tuhan sesuai dengan kepercayaannya.
Wujud nilai yang berhubungan dengan Tuhan dapat dilihat dalam lirik
yang mengandung nilai bersyukur dengan menceritakan kekayaan alam yang
mampu memberikan kehidupan bagi masyarakat. Lirik yang mengandung nilai
bersyukur adalah o..cukup malet kant buah layah. Lirik o..cukup malet kant buah
layah (LB/12/2) diartikan segala buah-buahan sangat cukup. Lirik o..cukup malet
kant buah layah dibuat dalam situasi Kalimantan dulu sebagai daerah yang kaya
akan kekayaan alam tetapi sekarang kekayaan alamnya berkurang. Dari situasi
dibuatnya lagu lirik tidak hanya menginformasikan bahwa kekayaan alam cukup
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat tetapi mengajarkan masyarakat agar mau
berterima kasih atas kekayaan alam yang diberikan kepada masyarakat Dayak.
Rasa berterimakasih yang dimaksud yaitu masyarakat berhenti untuk
melakukan segala bentuk tindakan yang mengeruk kekayaan alam. Berhenti
mengeruk kekayaan alam dengan cara mengerjakan apa yang menjadi milik
masyarakat tanpa perlu melakukan perusakan alam yang terdapat di Kalimantan.
Berhenti mengeruk kekayaan alam sebagai bentuk bersyukur atas hasil berladang
yang mereka peroleh. Bersyukur sebagai nilai luhur dari suku Dayak di
Kalimantan juga sesuai dengan pendapat Djamaris dkk (1993) bahwa nilai
bersyukur sebagai nilai yang ditanamkan oleh masyarakat suku Dayak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
176
Wujud nilai luhur dalam lagu pop daerah tidak dapat dilepaskan dari
situasi daerah tempat diciptakannya lagu karena nilai-nilai yang terkandung dalam
lagu berasal dari kebiasaan dalam masyarakat. Nilai luhur yang terdapat dalam
lagu pop daerah baik, berhubungan dengan diri sendiri, sesama, alam, dan Tuhan
merupakan wujud nilai yang lahir dari budaya dalam masyarakat Dayak, tradisi,
dan sikap keseharian masyarakat Dayak di Kabupaten Melawi.
4.3.2 Maksud yang Ingin Disampaikan melalui Lagu Pop Daerah Suku
Dayak di Kabupaten Melawi
Lagu pop daerah suku Dayak di Kabupaten Melawi merupakan lagu yang
sedang disenangi oleh masyarakat dan mengisahkan tentang situasi yang terjadi
dalam masyarakat. Peristiwa-peristiwa yang diungkapkan dalam lagu berupa
peristiwa sejarah, kejadian penting di masyarakat, dan sikap masyarakat. Hal ini
senada dengan Ali (2010:75) yang mengungkapkan ciri khas lagu daerah
menceritakan keadaan lingkungan dan budaya dalam masyarakat.
Lirik-lirik dalam lagu pop daerah suku Dayak di Kabupaten Melawi
menggunakan berbagai gaya bahasa untuk menyampaikan pesan dalam lagu.
Gaya bahasa terdiri dari perbandingan, pertentangan, pertautan, dan perulangan.
Penelitian terhadap lagu juga pernah dilakukan oleh Purnomo (2017) berjudul
“Implikatur Metafora pada Lirik Lagu yang dinyanyikan oleh Babymetal”. Dari
penelitian yang dilakukan oleh Purnomo maka penelitian nilai luhur mengandung
lebih banyak gaya bahasa meliputi oksimorum,metafora, pleonasme, metonimia,
inversi, epistrofa, sinekdoke, alusi, ironi, erotesis, sarkasme, elipsis dan litotes.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177
Lirik-lirik dalam lagu pop daerah suku Dayak di Kabupaten Melawi tidak
semata-mata memberikan informasi mengenai situasi budaya dan masyarakat
tetapi memiliki maksud tersirat, hal ini seperti yang diungkapkan Yule (2014:61)
bahwa setiap ungkapan tidak hanya memberikan informasi tetapi memiliki
maksud. Maksud tersirat dalam lagu pop daerah diketahui dengan melihat konteks
saat dibuatnya lagu pop daerah suku Dayak di Kabupaten Melawi.
Maksud dalam lirik lagu pop daerah suku Dayak di Kabupaten Melawi
digolongkan menjadi empat yaitu nilai yang berhubungan dengan diri sendiri,
sesama, alam, dan Tuhan. Maksud yang ingin disampaikan pengarang dalam nilai
yang berhubungan dengan diri sendiri yaitu meminta, menginformasikan,
perintah, dan mengingatkan masyarakat agar dapat mengambil keputusan yang
baik dan berprilaku baik. Lirik yang berhubungan dengan diri sendiri yang
memiliki tujuan agar seseorang agar dapat berprilaku yang baik dapat dilihat dari
data kuk kan ngisok kok olu ahkuk urun yam arok (BB/3/3) diartikan aku akan
melamar mu walau aku orang tak mampu. Lirik kuk kan ngisok kok olu ahkuk
ulun yam arok (BB/3/3) merupakan lirik yang mengandung nilai tanggung jawab
karena dibuat dalam masyarakat Dayak yang menganggap bahwa adat melamar
merupakan proses yang penting dan wajib untuk dilakukan masyarakat Dayak.
Lamaran adat dilakukan dengan membayar mahar yaitu batu kisok,
mengisi batu kisok, dan memberikan pesalin bagi orang tua. Membayar mahar
ketika melamar inilah yang dianggap mengandung nilai bertanggung jawab yaitu
seorang lelaki memenuhi kewajibannya sebagai masyarakat Dayak yang dalam
melamar harus membayar mahar adat yang dipersyarakatkan. Lirik kuk kan ngisok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
178
kok olu ahkuk ulun yam arok (BB/3/3) dibuat dalam masyarakat Dayak yang
menganggap lamaran adat sebagai proses yang penting dan wajib dilakukan tentu
memiliki maksud. Maksud dari lirik kuk kan ngisok kok olu ahkuk ulun yam arok
(BB/3/3) yaitu menginformasikan pemuda yang ingin melamar untuk
mempersiapkan segala persyaratan dalam melamar wanita Dayak.
Menginformasikan pemuda Dayak untuk mempersiapkan persyaratan dalam
melamar wanita Dayak dilakukan agar masyarakat menjadi pribadi yang baik
yaitu bertanggung jawab terhadap adat-istiadat dalam masyarakat Dayak.
Maksud nilai yang berhubungan dengan sesama meliputi melarang,
menjaga hubungan kekeluargaan, menghargai, perintah, dan meminta dengan
tujuan agar masyarakat menjaga hubungan dalam masyarakat agar menjadi
harmonis hal ini sesuai dengan pendapat Riwut (2007) bahwa masyarakat Dayak
adalah masyarakat yang makmur dan tidak pernah merasa kekurangan apapun.
Dalam kesehariannya mereka bersikap saling membantu dan peduli terhadap
orang lain. Nilai yang mengajarkan masyarakat bersikap baik terhadap orang lain
dapat dilihat dalam lirik barih basak tahkan joui nyiring booi ihtok nginyah hatin
lagu ekai (SA/1/5).
Lirik Barih basak tahkan juoi nyiring booi ihtok nginyah hatin lagu ekai
(SA/1/5) diartikan keluarga besar dari dulu sampai sekarang kita menari dengan
lagu ini. Lirik Barih basak tahkan juoi nyiring booi ihtok nginyah hatin lagu ekai
(SA/1/5) merupakan lirik yang dibuat dalam masyarakat yang menganggap
menari merupakan sebuah kegiatan wajib untuk dilakukan dalam acara-acara
besar suku Dayak karena bertujuan untuk menjaga tali persaudaran dan sikap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
179
saling menghargai. Dari tujuan kegiatan menari bersama inilah lirik yang
mengungkapkan keluarga besar dari hulu sampai hilir menari dengan lagu ini
mengandung nilai hormat yaitu untuk menjaga hubungan baik dengan keluarga
yang terdapat di kota dan di kampung, dengan menari orang bisa melepaskan
status ekonomi dan sosial dalam masyarakat. Lepasnya status sosial dan ekonomi
ini akan membuat masyarakat melebur menjadi satu dan bersikap saling
menghargai dan menghormati. Menari sebagai kegiatan yang dilakukan untuk
menjaga hubungan yang baik dalam suku Dayak sesuai dengan pendapat Riwut
(2007) yaitu menari sangat diperlukan untuk menjaga hubungan dan menghindari
perasaan yang kurang baik. Menari sebagai kegiatan yang dilakukan menjaga
hubungan kekeluargaan dan menghindari perasaan yang kurang baik merupakan
cara menjaga agar kehidupan masyarakat Dayak selalu hidup harmonis.
Maksud nilai yang berhubungan dengan alam meliputi perintah, larangan,
memberikan informasi, meminta, dan mempertahankan budaya dengan tujuan
menjaga alam di Kalimantan. Dalam lagu pop daerah suku Dayak di Kabupaten
Melawi maksud yang mengajarkan masyarakat untuk menjaga dan melestarikan
kekayaan alam yang terdapat di Kalimantan dapat dilihat dalam lirik lagu sebagai
sungoi juoi o...pahtut boruk (SJ/4/2) diartikan sungai di hulu pantas hidup. Lirik
sungoi juoi..o pahtut boruk mengandung nilai menghargai kesehatan alam karena
dibuat dalam masyarakat Dayak yang dulunya menggunakan air sungai sebagai
sumber untuk memenuhi kebutuhan hidup yang disisi lain juga sebagai jalur
transportasi menuju ke kota sudah tidak bisa dimanfaatkan karena perilaku
masyarakat yang merusak hutan dan melakukan penambangan liar, sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
180
menyebabkan sungai menjadi keruh dan pasang surut air menjadi tidak menentu
karena pohon yang habis dibabat. Dari situasi masyarakat yang melakukan
penambangan emas dan penebangan pohon secara liar maka lagu memiliki
maksud untuk mengingatkan masyarakat agar tidak melakukan penambangan
emas dan penebangan pohon. Maksud mengingatkan masyarakat agar tidak
melakukan penambangan emas dan penebangan pohon mengajarkan masyarakat
untuk menjaga kekayaan alam di Kalimantan.
Maksud nilai yang berhubungan dengan Tuhan yaitu perintah dan
imbauan agar masyarakat menjalankan ajaran agama dengan baik. Dalam lagu
pop daerah suku Dayak di Kabupaten Melawi maksud mengajarkan masyarakat
agar menjalankan agama dengan baik dapat dilihat dalam data
hek...hek...hek...hek kawang patek empalak nubak kedeek (NU/18/2) diartikan
hek..hek..hek..hek memberi makan tetapi yang mabuk diri sendiri. Lirik
hek...hek..hek...hek kawang patek empalak nubak kedeek diungkapkan saat
seseorang berhasil dalam panen. Dalam masyarakat Dayak setelah dilakukan
panen wajib untuk mengadakan syukuran bersama dengan menghidangkan
makanan untuk makan bersama sebagai tanda terimakasih atas keberhasilan
panen. Lirik hek...hek..hek...hek kawang patek empalak nubak kedeek yang
umumnya diungkapkan sebagai tanda terima kasih dalam pesta syukur secara
tidak langsung mengajarkan masyarakat untuk berterima kasih atas hasil yang
diperoleh. Berterima kasih merupakan salah satu sikap yang diajarkan oleh agama
yaitu selalu bersyukur terhadap hasil yang diperoleh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
181
Maksud dalam lagu pop daerah tidak dapat terlepas dari konteks karena
dalam kajian implikatur konteks merupakan bagian penting yang digunakan untuk
mengetahui maksud. Konteks sebagai hal penting dalam kajian implikatur juga
terbukti dari setiap data dalam penelitian dianalisis dengan menggunakan konteks.
Lirik lagu pop daerah dalam suku Dayak dianalisis menggunakan konteks
menemukan maksud yang lebih banyak dari apa yang sekedar dikatakan hal ini
sesuai dengan pendapat Yule (2014) yang mengungkapkan implikatur
menyampaikan banyak hal dari yang diucapkan.
Lirik lagu yang disampaikan dalam lagu pop daerah dapat dikelompokan
berdasarkan nilai yang berhubungan dengan diri sendiri, sesama, alam, dan
Tuhan. Klasifikasi nilai menunjukan bahwa implikatur dalam lagu pop daerah
memiliki maksud yang luas tetapi memiliki satu tujuan yaitu mengajarkan
masyarakat Dayak untuk bersikap sesuai dengan aturan masyarakat dan nilai yang
telah diturunkan leluhur kepada masyarakat Dayak untuk bertanggung jawab,
berani, berpikir jauh ke depan, kerja keras, hormat, peduli, cinta daerah, sopan
santun, menghargai kesehatan alam, menjaga kelestarian daerah, dan bersyukur
kepada Tuhan. Nilai yang ditemukan sebagai nilai yang diajarkan leluhur sesuai
dengan penelitian yang dilakukan Djamaris dkk (1993) bahwa dalam sastra daerah
di Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur menanamkan
nilai ketaatan atau kepatuhan, kerja keras, pasrah kepada Tuhan Yang Maha Esa,
keberanian, kebijaksanaan, bersyukur, kewaspadaan, kecerdikan, kerukunan,
kesabaran, percaya pada kekuasaan Tuhan, percaya pada kekuatan gaib, balas
budi, tidak tamak, saling menghormati, menyadari kesalahan, kesetiaan, menepati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
182
janji, memiliki pendirian yang teguh, percaya diri, rajin bekerja, jujur,
berkemauan keras, kepedulian yang tinggi, menghormati adat, dan keramahan
serta memiliki pesan untuk hidup harus saling menyayangi, mencintai suku dan
budaya.
Penelitian mengenai implikatur pernah dilakukan oleh Sugiarti (2014)
berjudul “The Implicature of Conditional Sentences Used in The Gravity Album
By Westlife” hasil dari penelitian tersebut terkandung implikatur yang
mendeskripsikan tentang cinta dan realitas hidup. Penelitian yang dilakukan
Sugiarti menemukan implikatur yang berhubungan dengan cinta dan realitas
dalam kehidupan, sedangkan dalam penelitian ini memiliki lagu yang berkaitan
erat dengan Adat-istiadat dalam masyarakat dan implikatur yang ditemukan
berupa ajaran untuk mempertahankan adat-istiadat dalam masyarakat. Adat yang
dipertahankan meliputi adat pertunangan, adat sistem mata pencaharian berupa
sistem berladang, adat bepergian ketempat baru, adat sopan santun dalam
bersikap, dan adat terhadap Tuhan untuk selalu bersyukur terhadap rejeki yang
diterima dan selalu berdoa. Hal tersebut menunjukan bahwa penelitian terhadap
lagu pop daerah suku Dayak menemukan implikatur yang lebih luas.
4.3.3 Kaidah Implikatur dalam Lagu Pop Daerah Suku Dayak di
Kabupaten Melawi
Kaidah (KBBI, 2017) diartikan sebagai aturan yang pasti artinya dapat
dijadikan sebagai sebuah patokan. Dalam penelitian ini, kaidah implikatur
diartikan sebagai aturan implikatur dalam lagu pop daerah suku Dayak di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
183
Kabupaten Melawi. Kaidah implikatur dalam penelitian ini didapat dari wujud
nilai luhur dan maksud yang disampaikan pengarang dalam lagu pop daerah suku
Dayak di Kabupaten melawi. Hasil analisis terhadap empat puluh enam data
ditemukan lima kaidah yang dapat digunakan sebagai penentu implikatur dalam
lirik lagu pop daerah suku Dayak. Enam kaidah implikatur dalam lagu pop daerah
suku Dayak dijelaskan sebagai berikut.
Pertama, prinsip mengandung pesan dan nilai. Prinsip mengandung pesan
dan nilai diartikan bahwa dalam setiap data yang mengandung implikatur terdapat
pesan hal ini sesuai dengan pendapat Yule (2014) yang mengungkapkan bahwa
setiap ungkapan tidak hanya memberikan informasi, tetapi memiliki maksud
tersirat dalam hal ini pesan atau nilai yang ingin ditanamkanlah yang dianggap
sebagai maksud tersirat dalam lirik-lirik lagu pop daerah suku Dayak di
Kabupaten Melawi. Pesan atau nilai yang disampaikan berupa nilai-nilai yang
ingin ditanamankan pada masyarakat. Nilai-nilai yang terkandung dalam lagu pop
daerah suku Dayak di Kabupaten Melawi adalah nilai tanggung jawab, kerja
keras, peduli, berani, melestarikan kekayaan alam, dan budaya.
Kedua, prinsip menjaga kelestarian alam. Prinsip menjaga kelestarian alam
diartikan bahwa implikatur dalam lagu pop daerah suku Dayak di Kabupaten
Melawi mengajarkan masyarakat untuk merawat alam yang terdapat di
Kalimantan. Prinsip menjaga kelestarian alam dapat dilihat dalam implikatur yang
melarang masyarakat melakukan penambangan emas untuk menjaga kebersihan
sungai dan perintah untuk menjaga dan melestarikan hutan yang terdapat di
Kalimantan. Perintah pelestarian sungai dan hutan, melarang melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
184
penambangan emas sebagai salah satu kegiatan pelestarian alam sesuai dengan
pendapat Alikodra (2013) yaitu termasuk dalam kegiatan untuk menyelamatkan
hewan dan tumbuhan dari kerusakan ekosistem yang dapat menyebabkan
kepunahan.
Ketiga, prinsip melestarikan budaya. Prinsip melestarikan budaya dalam
masyarakat diartikan sebagai lirik-lirik lagu pop daerah memiliki maksud untuk
menjaga budaya dan tradisi yang telah hidup dalam masyarkat Dayak di
Kalimantan. Lirik lagu yang memiliki maksud untuk mempertahakan budaya
seperti perintah agar masyarakat tetap menjalankan tradisi angkat tulang,
mempertahankan budaya Kandan Tahtum dan Kolimoi tahtum. Lirik-lirik lagu
yang memiliki maksud untuk menjalankan tradisi sebagai upaya penguatan
budaya sesuai dengan Suhardi (2010) yang mengungkapkan revitalisasi budaya
dilakukan dengan tiga hal yaitu pemahaman untuk menimbulkan kesadaran,
perencanaan secara kolektif, dan pembangkitan kreativitas kebudayaan. Membuat
lagu daerah berjenis pop berarti membangun kreativitas budaya agar nilai-nilai
budaya dan tradisi dalam masyarakat Dayak tetap hidup dan tradisi tetap
dijalankan dalam masyarakat.
Keempat, maksud bisa bersifat sementara. Prinsip maksud bisa bersifat
sementara diartikan bahwa maksud dalam lirik lagu pop daerah suku Dayak di
Kabupaten Melawi mengikuti sebuah konteks, jika konteks sebuah lagu diubah
maka akan memiliki maksud yang berbeda. Maksud yang bersifat sementara dan
menyesuaikan konteks pemakaiannya semakin dipertegas oleh Grice (Putrayasa,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
185
2014) yang mengungkapkan bahwa ciri implikatur bisa dibatalkan dengan cara
eksplisit ataupun berdasarkan konteks.
Kelima, maksud diketahui berdasarkan konteks. Prinsip maksud diketahui
berdasarkan konteks diartikan bahwa maksud terikat dalam konteks tidak bisa
diketahui dari makna kata secara semantik saja hal ini dapat dilihat dari data-data
dalam penelitian untuk mengetahui maksud peneliti harus terlebih dahulu
mengetahui konteks lagu. Maksud diketahui berdasarkan konteks ini pun sejalan
dengan pendapat Grice (Putrayasa,2014) bahwa kebenaran implikatur tidak
bergantung pada apa yang dikatakan penutur tetapi dapat diperhitungkan dari
tindakan dan situasi yang terjadi pada saat mengungkapkan apa yang dikatakan
oleh penutur kepada mitra tutur.
Keenam, maksud hanya diketahui masyarakat Dayak tertentu. Prinsip
maksud hanya diketahui masyarakat Dayak tertentu diartikan bahwa tidak semua
suku Dayak dapat memahami lagu yang dibuat dalam bahasa Dayak. Masyarakat
membutuhkan pengetahuan mengenai bahasa dan budaya dalam masyarakat
sehingga masyarakat Dayak yang tidak memahami bahasa Dayak dengan baik
akan sulit untuk menginterpretasi sebuah lirik. Hal ini menunjukan bahwa maksud
dapat diketahui oleh masyarakat yang memiliki pengetahuan tentang Masyarakat
Dayak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
186
BAB V
PENUTUP
Pada bab kelima ini ada dua bagian yang akan dibahas yaitu simpulan dan
saran. Simpulan dan saran dalam penelitian ini akan dipaparkan masing-masing
sebagai berikut.
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data mengenai lagu pop daerah suku Dayak di
Kabupaten Melawi diambil beberapa kesimpulan. Pertama, terdapat sebelas
wujud nilai luhur dalam lagu pop daerah suku Dayak. Wujud nilai luhur dalam
lagu pop daerah suku Dayak di Kabupaten Melawi ditemukan dari rentetan bunyi
dan situasi yang telah dikonfirmasi dengan penulis dan tokoh masyarakat Dayak.
Sebelas nilai luhur dalam lagu pop daerah suku Dayak dikelompokan menjadi
empat yaitu nilai yang berhubungan dengan diri sendiri, nilai yang berhubungan
dengan sesama, nilai yang berhubungan dengan alam, dan nilai yang berhubungan
dengan Tuhan.
Nilai yang berhubungan dengan diri sendiri meliputi (a) tanggung jawab,
(b) keberanian, (c) berpikir jauh ke depan, dan (d) kerja keras. Nilai yang
berhubungan dengan sesama meliputi nilai (a) hormat, (b) peduli, (c) cinta tanah
air, dan (d) sopan santun. Nilai yang berhubungan dengan alam meliputi nilai (a)
menghargai kesehatan alam, dan (b) melestarikan budaya. Nilai yang
berhubungan Tuhan meliputi nilai (a) bersyukur. Wujud nilai dari nilai yang
berhubungan dengan diri sendiri, sesama, alam, dan Tuhan dihadirkan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
187
mengisahkan proses-proses adat melamar, situasi yang terjadi dalam masyarakat
Dayak, tokoh bersejarah, cerita rakyat yang berasal dari suku Dayak, kekayaan
alam yang ada di Kalimantan dan adat-istiadat dalam masyarakat Dayak.
Kedua, maksud yang ingin disampaikan dalam lagu pop daerah suku
Dayak di Kabupaten Melawi. Maksud yang ingin disampaikan dalam lagu pop
daerah suku Dayak di Kabupaten Melawi dibuat berdasarkan pengelompokan
nilai. Nilai yang berhubungan dengan diri yaitu nilai tanggung jawab memiliki
maksud untuk (a) meminta, (b) memberikan informasi, dan (c) perintah. Nilai
keberanian dalam nilai yang berhubungan dengan diri sendiri memiliki maksud
(a) perintah. Nilai berpikir jauh ke depan dalam nilai yang berhubungan dengan
diri sendiri memiliki maksud (a) mengingatkan dan (b) perintah. Nilai kerja keras
dalam nilai yang berhubungan dengan diri sendiri memiliki maksud untuk (a)
memberikan informasi dan (b) perintah.
Maksud nilai yang berhubungan dengan sesama yaitu nilai hormat
memiliki maksud untuk (a) melarang, (b) menjaga, (c) menghargai, dan (d)
perintah. Maksud nilai peduli dalam nilai yang berhubungan dengan sesama
memiliki maksud (a) meminta dan (b) perintah. Maksud nilai cinta tanah air
dalam nilai yang berhubungan dengan sesama adalah (a) melarang dan (b)
perintah. Maksud nilai sopan santun dalam nilai yang berhubungan dengan
sesama adalah (a) menakuti dan (b) perintah. Maksud nilai yang berhubungan
dengan alam menghargai kesehatan alam adalah (a) perintah, dan (b) larangan.
Maksud nilai melestarikan budaya dalam nilai yang berhubungan dengan alam
yaitu (a) memberikan informasi, (b) meminta, dan (c) perintah. Maksud nilai yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
188
berhubungan dengan Tuhan yaitu bersyukur memiliki maksud (a) perintah dan (b)
imbauan.
Ketiga, dari hasil analisis wujud nilai luhur dan maksud yang ingin
disampaikan pengarang maka ditemukan lima kaidah implikatur dalam lagu pop
daerah suku Dayak di Kabupaten Melawi. Lima kaidah implikatur, antara lain (1)
prinsip mengandung pesan dan nilai luhur, artinya setiap data implikatur memiliki
pesan dan nilai yang ingin disampaikan. (2) Prinsip menjaga kelestarian alam,
artinya implikatur dalam lagu pop daerah suku Dayak mengajarkan masyarakat
untuk menjaga kelestarian alam. (3) Prinsip melestarikan budaya, artinya lirik
lagu pop daerah suku Dayak mengajarkan masyarakat untuk melestarikan budaya.
(4) Maksud bisa bersifat sementara, artinya maksud mengikuti sebuah konteks,
jika konteks berubah maka maksud pun akan berubah. (5) Maksud diketahui
berdasarkan konteks, artinya maksud terikat pada konteks yang tidak hanya bisa
dilihat dari makna semantik tetapi juga harus memasukan unsur pengguna bahasa.
Dengan demikian lirik-lirik lagu pop daerah suku Dayak merupakan
wadah untuk menanamkan nilai-nilai luhur dalam masyarakat Dayak sekaligus
sebagai pelestarian adat-istiadat dalam masyarakat Dayak di Kabupaten Melawi.
Lirik lagu pop daerah suku Dayak di Kabupaten Melawi dengan maksud yang
mengajarkan masyarakat untuk bersikap sesuai dengan adat-istidat dalam
masyarakat Dayak ini diharapkan hidup dan menjadi pedoman bersikap dalam
masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
189
5.2 Saran
Nilai luhur dalam lagu pop daerah suku Dayak merupakan nilai yang lahir
dari budaya dalam masyarakat Dayak dan sudah diturunkan dari generasi ke
generasi. Oleh karena itu, saran-saran yang dapat diberikan terkait pemertahanan
nilai luhur dalam masyarakat Dayak, antara lain:
1. Peneliti menyarankan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Melawi untuk
membuat sebuah program yang terstruktur dan sistematis dengan tujuan
menjaga nilai luhur suku Dayak yang lahir dari kebudayaan masyarakat
Dayak.
2. Peneliti menyarankan kepada masyarakat Dayak dari berbagai generasi untuk
menjaga kelestarian nilai-nilai luhur yang lahir dari budaya suku Dayak,
karena nilai luhur merupakan sebuah warisan budaya dalam masyarakat
Dayak.
3. Peneliti memberikan saran kepada lembaga pendidikan formal khususnya
Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) untuk membuat
sebuah model pembelajaran berbasis kearifan lokal masyarakat Dayak dengan
memanfaatkan lagu-lagu yang menggunakan bahasa daerah.
4. Peneliti memberikan saran kepada para peneliti lain dan pemerhati budaya
dalam lingkup lokal untuk meningkatkan pemertahan budaya dengan
mendokumentasikan produk-produk budaya masyarakat Dayak yang saat ini
sudah mulai ditinggalkan oleh masyarakat sebagai upaya pelestarian, dan
pemertahanan budaya masyarakat Dayak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
190
DAFTAR RUJUKAN
Adeliani, N. (2014). Lagu Menidurkan Anak pada Masyarakat Banjar: Kajian Bentuk, Makna, dan Fungsi. Jurnal Pelataran Seni. Kalimantan Selatan: MTsn University Press. 1 (1), 71-80. Tersedia: http://jurnal.iain-antasari.ac.id/index.php/al-banjari/article/view/403. [5 mei 2017].
Adisusilo, S. (2011). Pembelajaran Nilai Karakter: Konstruktivisme dan VCT
sebagai Inovasi Pendekatan Pembelajaran Efektif. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Afrizal. (2014). Metode Penelitian Kualitatif: Sebuah Upaya Mendukung
Penelitian Kualitatif dalam Berbagai Disiplin Ilmu. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Alikodra, H.S. (2012). Konservasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Alloy,dkk. (2008). Mozaik Dayak: Keberagaman Sub Suku Bahasa Dayak di
Kalimantan Barat. Pontianak: Institut Dayaklogi. Asfar, D.A. (2015). Kamus Bahasa Dayak Uud Danum di Kabupaten Melawi.
Pontianak: Lembaga Pengkajian dan Studi Arus Informasi Regional. Banoe, P. (2011). Kamus Musik. Yogyakarta: Kanisius. Basrowi, & Suwandi. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka
Cipta. Bungin, B. (2007). Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik
dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Cummings, L. (2007). Pragmatik: Sebuah Perspektif Multidisipliner. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar. Djajasudarma, T.F. (1993). Semantik I Pengantar ke Arah Ilmu Makna. Bandung:
PT. Eresko. Djamaris, dkk. (1994). Sastra Daerah di Kalimantan: Kalimantan Barat,
Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Timur. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Emzir. (2010). Metodelogi Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
191
Geertz, C. (1992). Tafsir Kebudayaan (Refleksi Budaya). Yogyakarta: Kanisius. Hanafie, S.R.D. (2016). Ilmu Sosial Budaya Dasar. Yogyakarta: CV Andi
Offset. Heriawati, S.H. (2015) Kajian Pragmatik: Implikatur dalam Tembang Macapat.
Prosiding Seminar Nasional PRASASTI II Kajian Pragmatik dalam Berbagai Bidang. Surakarta: Program Studi S3 Linguistik Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Hidayat, A. (2013). Implikatur dalam Sajak Bulan Mei 1998 Karya W.S. Rendra.
Jurnal Wanastra vol iv, no 1 hal. 19-27. Jaenudin, U. (2012). Psikologi Kepribadian. Bandung: Pustaka Setia. Kementrian dalam Negri. (2011). Profil Kabupaten Melawi. [online]. Tersedia
http://www.kemendagri.go.id/pages/profildaerah/kabupaten/id/61/name/kalimantan-barat/detail/6110/melawi [26 Januari2017].
Leech, G. (1993). Prinsip-Prinsip Pragmatik. Jakarta: Universitas Indonesia. Lickona, T. (1992). Educating for Character How Our Schools can Teach
Respect and Responsibility. New York-Toronto-London- Sydney-Auckland: Bantam Books.
Lubis, H.H. (2015). Analisis Wacana Pragmatik. Bandung: CV Angkasa. Mahmudah, S. (2016). Nilai Budaya dalam Lirik Lagu Banjar Karya Syarifudin
MS. Jurnal Pelataran Seni vol vii, no 1, 1-10. Mantikei, T.R.S. (2003). Menyelami Kekayaan Leluhur. Palangkaraya: Pusaka
Lima. Miharja, R. (2012). Sastra Indonesia. Jakarta: PT. Niaga Swadaya. Muhamad. (2014). Metode Penelitian Bahasa. Yogyakarta: Ar-ruzz Media. Musfeptial, & Purwiati, H. (2004). Analsis Struktur dan Nilai budaya Sastra
Lisan Dayak Uud Danum. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional .
Nazir, M. (2013). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia. Niode, S.A. (2007). Gorontalo (Perubahan Nilai-Nilai Budaya dan Pranata
Sosial). Jakarta: Pustaka Indonesia Press.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
192
Nugrahani, F. (2012). Tesis. Reaktualisasi Tembang Dolanan Jawa Dalam Rangka Pembentukan Karakter Bangsa: Kajian Semiotik. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Pangaribuan, T. (2008). Paradigma Bahasa. Yogyakarta: Graha Ilmu. Pradopo, R.J. (2009). Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gajah Mada University
Press. Pranowo. (2015). Tergantung pada Konteks. Prosising Seminar Nasional
Pertemuan Ilmiah Bahasa dan Sastra Indonesia [PIBSI] XXXVII. Yogyakarta Optimalisasi Fungsi Bahasa Indonesia sebagai Wahana Pembentukan Mental dan Karakter Bangsa di Era Globalisasi Menuju Indonesia Emas 2045. Yogyakarta: Sanata Dharma University Press. 37, 389-501.
Purnomo, R, H. (2017). “Implikatur Metafora pada Lirik Lagu yang Dinyanyikan
oleh Babymetal”. Skripsi. Semarang: Universitas Diponegoro. Purwo, Bambang Kaswari. (1990). Pragmatik dan Pengajarannya Menyibak
Kurikulum 1984. Yogyakarta: Kanisius. Putrayasa, I.B. (2014). Pragmatik. Yogyakarta: Graha Ilmu. Rahardi, K. (2005). Pragmatik: Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia. Jakarta:
Penerbit Erlangga. Ratna, N.K. (2014). Peranan Karya Sastra, Seni, dan Budaya dalam Pendidikan
Karakter. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Rendi dkk. (2014). “Interpretasi Makna Lirik Lagu-Lagu Grup Musik Erk dalam
Album Erk: Kajian Semiotika”. Skripsi. Padang: Universitas Negri Padang. Richard & Linda, G. (1995). Mengajarkan Nilai Kepada Anak-Anak. Jakarta: Sun
Printing. Riwut, T. (2007). Kalimantan Membangun Alam dan Kebudayaan. Yogyakarta:
NR Publishing. Rohmadi, M. (2010). Pragmatik. Teori dan Analisis. Surakarta: Yuma Pustaka. Samani, M & Hariyanto. (2012). Konsep dan Model Pendidikan Karakter.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
193
Suardi dkk. (2015). Struktur dan Nilai Budaya Nyagahatn Baburkng pada Upacara Adat Perladangan Dayak Kanayatn Kalimantan Barat. Jurnal UNTAN. Tersedia: jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/download /9347/9242 [8 Mei 2017].
Sudaryanto. (2015) Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa: Pengantar
Penelitian Wahana Kebudayaan secara Linguistis. Yogyakarta: Sanata Dharma University Press.
Sudibyo, I. (2006). Peranan Kebudayaan Jawa dalam Pengembangan
Kebudayaan Nasional dalam Pernak-pernik Budaya Jawa. Salatiga: Pusat Studi Budaya Jawa FKIP UKSW kerja sama dengan Widya Sari Press.
Sugiarti, R. (2014). The Implicatur of Conditional Sentences Used in The Gravity
Album by Weslife. Tersedia: eprints.ums.ac.id/28595/1/03. [10 Mei 2017] Suhardi. (2010). Pencitraan Adat Menyikapi Globalisasi. Yogyakarta:
Galangpress. Sulistyo, E, T. (2015). The Implicatur of Tembang Gambuh in Serat Wedhatama
and its Significance for the Society. Jurnal Humaniora vol 27, no 1 hal 96-106.
Suryani, D. (2013). “Nilai Rasa Bahasa pada Diksi dalam Dialog Interaktif di Mata
Najwa, Metro TV Bulan Oktober dan November 2012”. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Song, L. (2010). The Role of Context in Discouses Analysis. Journal of Language
Teaching and Research, Vol. 1, No. 6. Syam, F. (2009). Renungan BJ. Habibie Membangun Peradaban Indonesia.
Jakarta: Gema Insani. Tarigan, H, G. (2013). Pengajaran Gaya Bahasa. Bandung: CV Angkasa. Tim Dunia Cerdas. (2013). Peribahasa Majas Pantun. Jakarta Timur: Dunia
Cerdas. Wibowo, A. (2016). Khawatir Nilai Budaya Dayak Luntur, Kapasitas Damang
dan Mantir Dipertajam. Radar Sampit (18 Oktober 2016). Tersedia http://sampit.prokal.co/read/news/5798-khawatir-nilai-budaya-dayak-luntur-kapasitas-damang-dan-mantir-dipertajam.html. [26 Oktober 2016].
Widyawati, K. (2012). Nilai-Nilai Luhur Pujangga Jawa dalam Serat Sana Sunu.
Tersedia di http://ejournal.undip.ac.id/index.php/humanika/article/view/ 4607. [25 Mei 2017].
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
194
Yaumi, M. (2014) Pendidikan Karakter: Landasan Pilar dan Implementasi. Jakarta: Pranadamedia Group.
Yule, G. (2014). Pragmatik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
195
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
196
Kumpulan Data Implikatur Nilai Luhur dalam Lagu Pop Daerah Suku
Dayak di Kabupaten Melawi
1. Sumber Data: Lagu Serawai Ambalau
a) Kode tuturan: SA/1/1
Nohkan lonanyan ulu jogonoi
Nohkan-nayan-hulu-Jengonoi
Air terjun Nohkan Nayan di hulu sungai Jongonoi
Dara muning nuk orung soravai
Dara-Muning-di-Serawai
Batu Dara Muning di Serawai
Barih basak tahkan joui nyiring booi
Keluarga-besar-dari-kampung-sampai-sekarang
Keluarga besar dari dulu sampai sekarang
Ihtok nginyah hatin lagu ekai
Kita-nari-dengan-lagu-ini
kita menari dengan lagu ini Konteks:
Lagu ini dibuat pada tahun 2014 oleh Bapak Sutarman yang bekerja sebagai
seorang seniman Dayak yang aktif dalam berbagai kegiatan adat Dayak. Lirik
ini menceritakan air terjun Nohkah Nayan merupakan tempat sakral yang
digunakan masyarakat Dayak Uud Danum untuk meminta pertolongan dari
dewa-dewa di langit. Saat ini tempat ini masih digunakan sebagai tempat
untuk mengirim pertolongan kepada dewa di langit.
b) Kode tuturan: SA/1/2
Nohkan lonanyan ulu jogonoi
Nohkan-nayan-hulu-Jengonoi
Air terjun Nohkan Nayan di hulu sungai Jongonoi
Dara muning nuk orung soravai
Dara-Muning-di-Serawai
Batu Dara Muning di Serawai
Barih basak tahkan joui nyiring booi
Keluarga-besar-dari-kampung-sampai-sekarang
Keluarga besar dari dulu sampai sekarang
Ihtok nginyah hatin lagu ekai
Kita-nari-dengan-lagu-ini
Kita menari dengan lagu ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
197
Konteks:
Lagu ini dibuat pada tahun 2014 oleh Bapak Sutarman yang bekerja sebagai seorang seniman Dayak yang aktif dalam berbagai kegiatan adat Dayak. Lagu ini menceritakan Batu Dara Muning sebagai cerita rakyat yang berasal dari daerah Serawai. Batu Dara Muning berkisah tentang cinta terlarang antara ibu dan anak kandungnya. karena mereka berdua melanggar hukum adat dalam masyarakat maka dikutuklah menjadi Batu Dara Muning.
c) Kode Tuturan: SA/1/3
Soravai momaluh tanak danum kuk
Serawai-Ambalau-tanah-air-aku
Serawai Ambalau tanah air ku
Dayak Uud Danum ngaran suku kuk
Dayak-Uud-Danum-nama-suku-aku
Dayak Uud Danum nama suku ku
Kolimoi Tahtum bagian budaya kuk
Cerita-nenek-moyang-bagian-budaya-aku
Cerita Kolimoi tahtum bagian budaya ku
Thambun Bungai ngaran leluruh kuk
Tambun-Bungai-nama-leluhurku
Tambun dan Bungai nama leluhurku
Konteks: Lagu ini dibuat pada tahun 2014 oleh Bapak Sutarman yang bekerja sebagai seorang seniman Dayak yang aktif dalam berbagai kegiatan adat Dayak. Kolimoi Tahtum merupakan salah satu kebiasaan suku Dayak Uud Danum yaitu bercerita tentang asal usul nenek moyang Suku Dayak Uud Danum. Kolimoi Tahtum diceritakan pada malam hari di rumah betang pada saat menganyam tikar, membuat bubu, dan tengkalang. Kolimoi tahtum ini juga merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan masyarakat Dayak Uud Danum untuk saling menjaga dari gangguan orang mengayau (mencari kepala manusia). d) Kode tuturan: SA/1/4
Ulun okok bojoin ngolimoi
Orang-tua-sering-bercerita
Orang tua sering bercerita
Kandan Tahtum adat ihkai Dohoi
Nyanyian-nenek-moyang-adat-suku-Dohoi
Nyanyian nenek moyang adat suku Dohoi
Olu ihtok uwash bolum nomuoi
Walau-kita-sudah-hidup-berjauhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
198
Walau kita jauh tempat tinggalnya
Arak tolingau adat ihtok juoi
Tidak-lupa-adat-kita-kampung
Tidakkan lupa adat dan budaya
Konteks: Lagu ini dibuat pada tahun 2014 oleh Bapak Sutarman yang bekerja sebagai seorang seniman Dayak yang aktif dalam berbagai kegiatan adat Dayak Lirik lagu ini menceritakan Tradisi yang dikenal sebagai Kandan Tahtum. Kandan Tahtum merupakan cerita tentang nenek moyang dalam bentuk sebuah nyayian. Kandan Tahtum berisi cerita yang panjang sehingga membutuhkan waktu tujuh hari tujuh malam untuk menceritakannya. Saat ini Kandan Tahtum sudah jarang dilakukan hanya oleh “jahjak” seorang dukun kampung untuk penyembuhan orang sakit.
e) Kode tuturan: SA/1/5
Nohkan lonanyan ulu jogonoi
Nohkan-nayan-hulu-Jengonoi
Air terjun Nohkan Nayan di hulu sungai Jongonoi
Dara muning nuk orung soravai
Dara-Muning-di-Serawai
Batu Dara Muning di Serawai
Barih basak tahkan joui nyiring booi
Keluarga-besar-dari-kampung-sampai-sekarang
Keluarga besar dari dulu sampai sekarang
Ihtok nginyah hatin lagu ekai
Kita-nari-dengan-lagu-ini
Kita menari dengan lagu ini
Konteks:
Lagu ini dibuat pada tahun 2014 oleh Bapak Sutarman yang bekerja sebagai
seorang seniman Dayak yang aktif dalam berbagai kegiatan adat Dayak.Lirik
ini menceritakan awalnya suku Dayak Uud Danum awalnya bertempat tinggal
di Ambalau dan Serawai tapi karena akses yang sulit Dayak Uud Danum ini
pindah ke kota yaitu Sintang dan Melawi. Bagi masyarakat Dayak pada
sebuah pesta wajib untuk menari bersama. Menari dilakukan sengan
mengelilingi tiang yang diikat dengan kain. Tujuan dari melakukan tarian ini
untuk menjaga keakraban Suku Dayak.
2. Sumber Data: Dalo Hinok
a) Kode tuturan: DH/2/1
Dalo hinok ahkuk tuh inek, nulo ngolavan auh kam okok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
199
terlalu-benar-aku-ini-mama, selalu melawan omongan orang tua
Sungguh-terlalu aku ini mama, selalu melawan orang tua
Yarok jok kongonih kuk, yarok jok kongumak kuk
Tidak-ada-dengar-ku, tidak-ada-ikuti-ku
Tiada yang ku dengar, tiada yang ku ikuti
Ahkuk nulo nguan, non ponganik kuk
Aku-sealu-berbuat, apa-kemauan-ku
Aku selalu melakukan apa yang ku inginkan
Konteks:
Lagu ini dibuat pada tahun 2002 oleh Bapak Jono dan Sutarman yang berasal dari suku Dayak Uud Danum. Kedua pengarang merupakan seniman yang berasal dari suku Dayak Uud Danum yang banyak membuat lagu daerah. Lagu ini berisi kisah pemuda Dayak yang melanggar adat-istiadat Suku Dayak dan mendapat hukum adat akibat dari perbuatannya diceritakan pada pemuda Dayak saat banyaknya kasus-kasus pemuda yang melakukan pelanggaran adat.
3. Sumber Data: Bavik Behinoi
a) Kode tuturan: BB/3/1
Inoi, paring bahkas marak kok bohinoi
anak cewek-banyak lelaki-bilang-kamu-cantik
Inoi, semua laki-laki mengatakan kamu cantik
Punak yam arik koro silo buro
Benar-tidak-bohong-seperti-kilauan-emas
Benar, seperti kilauan emas
Yamarok kok nanyam arok jok nihow
Tidak ada-kamu-ada-yang-hilang
Tanpamu ada yang hilang
Tahik yam bahavung
Lama-tidak-bertemu
Lama tak bertemu
Napak kuk poros kuhung
Membuat-aku-sakit-kepala
Membuat ku sakit kepala
Miraknoh kok ahkan tobarung
Kapankah-kamu-akan-kembali
Kapankah kamu kembali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
200
Konteks:
Lagu ini dibuat pada tahun 2000 oleh Bapak Sutarman yang berasal dari suku
Dayak Uud Danum dimana dalam masyarakat Dayak Uud Danum memiliki
adat-istiadat yang kuat. Lagu ini menceritakan dalam masyarakat Dayak
seorang wanita sangat berharga maka seorang wanita dianggap sebagai
sebuah emas artinya untuk mendapatkannya harus melalui proses membayar
adat berupa batu kisok, gelang manik, pesalin, dan cincin emas. Adat melamar
ini sampai sekarang masih terus dilakukan karena pernikahan adat juga
dilakukan agar menjaga wanita dari tindak kekerasan dalam rumah tangga
dengan maraknya kasus kekerasan dalam rumah tangga yang terjadi saat ini.
b) Kode tuturan: BB/3/2
Inoi, paring bahkas marak kok bohinoi
anak cewek-banyak lelaki-bilang-kamu-cantik
Inoi, semua laki-laki mengatakan kamu cantik
Punak yam arik koro silo buro
Benar-tidak-bohong-seperti-kilauan-emas
Benar, seperti kilauan emas
Yamarok kok nanyam arok jok nihow
Tidak ada-kamu-ada-yang-hilang
Tanpamu ada yang hilang
Tahik yam bahavung
Lama-tidak-bertemu
Lama tak bertemu
Napak kuk poros kuhung
Membuat-aku-sakit-kepala
Membuat ku sakit kepala
Miraknoh kok ahkan tobarung
Kapankah-kamu-akan-kembali
Kapankah kamu kembali
Konteks:
Lagu ini dibuat pada tahun 2000 oleh Bapak Sutarman yang berasal dari suku
Dayak Uud Danum dimana dalam masyarakat Dayak Uud Danum memiliki
adat-istiadat yang kuat. Hal ini dapat dilihat dari adat melamar melamar
seorang gadis harus melalui berbagai tahap yang erat hubungannya dengan
adat-istiadat pertama memberikan batu kisok, diikuti dengan mengisi batu
kisok, membayar pada ketua adat dari dua belah pihak, memberikan pesalin
bagi orang tua, manik kampung, dan cincin emas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
201
c) Kode tuturan: BB/3/3
Arak kok pohos morisang
Jangan-kamu-cepat-pergi
Jangan kamu cepat pergi
Buhkun kuk arok huang
Karena-aku-ada-keinginan
Karena ku ada keinginan
Kuk kan ngisok kok
Aku-akan-melamar-kamu
Aku akan melamar mu
Olu ahkuk urun yam arok
Walau-aku-orang-tidak-ada
Walau aku orang tak mampu
Konteks:
Lagu ini dibuat pada tahun 2000 oleh Bapak Sutarman yang berasal dari suku
Dayak Uud Danum dimana dalam masyarakat Dayak Uud Danum memiliki
adat-istiadat yang kuat. Lirik ini menceritakan dalam masyarakat Dayak Uud
Danum untuk melamar seorang gadis harus melalui berbagai tahap yang erat
dengan adat istiadat pertama memberikan batu kisok, diikuti dengan mengisi
batu kisok dan membayar pada ketua adat dari dua belah pihak, kemudian
memberikan pesalin bagi orang tua, manik kampung, dan cincin emas.
4. Sumber Data: Sungoi Juoi
a) Kode tuturan: SJ/4/1
Sungoi juoi bosabang duok
Sungai-hulu-bercabang-dua
Sungai hulu bercabang dua
Momoluh ku juoi huntuh ruih nohkah nayan
Ambalau-ke-hulu-terus-Nohkah-Nayan
Ambalau ke hulu terus ke Nohkah Nayan
Ulun juoi tahkan lomoi borum pios marak koro nyiring hintuh
Orang-hulu-dari-dulu-hidup-baik-terlihat-rupa-sampai-sekarang
Orang di hulu hidup enak terlihat sampai sekarang
Konteks:
Lagu ini diciptakan pada tahun 2004 oleh Bapak Tondah yang bekerja sebagai
pengurus adat di kampung. Lagu ini menceritakan kekayaan alam khususnya
sungai dijadikan sebagai tempat bergantung hidup mulai dari sumber
makanan, membersihkan peralatan rumah tangga dan digunakan sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
202
transportasi utama menuju kota bagi masyarakat Dayak Uud Danum. Namun,
saat ini banyak masyarakat yang terus merusak kekayaan alam seperti mencari
ikan dengan menubak (diberi racun), menyetrum, dan menebang pohon
sehingga sungai menjadi rusak.
b) Kode tuturan: SJ/4/2
Sungoi juoi bosabang duok Sungai-hulu-bercabang-dua Sungai hulu bercabang dua Momoluh ku juoi huntuh ruih nohkah nayan Ambalau-ke-hulu-terus-Nohkah-Nayan Ambalau ke hulu terus ke Nohkah Nayan Ulun juoi tahkan lomoi borum pios marak koro nyiring hintuh Orang-hulu-dari-dulu-hidup-baik-terlihat-rupa-sampai-sekarang Orang di hulu hidup enak terlihat sampai sekarang Ulun juoi..Uud Danum
Orang-hulu-hulu-air
Orang hulu..suku Dayak Uud Danum
Sungoi juoi o..pahtut boruk
Sungai-hulu-pantas-hidup)
Konteks:
Lagu ini diciptakan pada tahun 2004 oleh Bapak Tondah yang bekerja sebagai
pengurus adat di kampung. Lagu ini menceritakan dalam masyarakat Dayak
sungai dahulunya merupakan sumber kehidupan yang dijadikan tempat untuk
mencari makan, dan beraktivitas sehari-hari. Namun, saat ini air sungai sudah
tidak bisa digunakan untuk beraktivitas sehari-hari karena air sungai sudah
menjadi keruh dan kotor, sungai yang dulunya sebagai transportasi utama
menuju kota juga sudah tidak bisa diandalkan karena banyaknya penebangan
pohon yang membuat mata air menjadi kecil sehingga saat musim hujan tidak
ada yang menahan air dan saat musim kemarau air menjadi habis.
5. Sumber Data: Polahkak Bulo
a) Kode tuturan: PB/5/1
Tuhatn bolum hion sengumang pahtut toruk hon dohoi tohka tanak
Tuhan-hidup-piring-emas-pantas-tiga-orang-dohoi-sampai-tanah
Tuhan menurunkan tiga orang dohoi ke tanah dengan wadah emas
Tahto-tahto sian hajok keruhoi nyekoruk-koruk kohonamu
Kaya-kaya-benar-besar-jimat-beterbang-terbangan-ketempatmu
Kaya dan besar jimatnya, berterbangan ketempatmu
Pesta Tahtum Bungai Thambun bolun honong mali uwash liang tanak
Pesta-Moyang-Bungai-Thambun-hidup-sampai-sudah-liang-tanah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
203
Walau sudah meninggal pesta Bungai dan Tambun hidup sampai sekarang
Nyiring hituh kesapira nyirinoh turuih ihkai juoi
Sampai-sekarang-berpapun-masih-terus-kita-hulu
Sampai sekarang masih dilakukan
Konteks Budaya:
Lagu ini dibuat pada tahun 2000 oleh Gedong. Gedong merupakan seorang
seniman dari masyarakat Dayak Uud Danum yang kesehariannya bekerja
mencari emas. Lagu ini menceritakan tradisi Kolimoi tahtum diceritakan
bahwa nenek moyang orang Dayak Uud Danum berasal dari langit yang
diturunkan dengan wadah emas. Keturunan yang berasal dari langit ini
membuat suku Dayak Uud Danum selalu berhubungan dengan nenek moyang
dari langit, hal ini membuat masyarakat Dayak Uud Danum dianggap
memiliki kekuatan supranatural.
b) Kode tuturan: PB/5/2
Nimakng-nimakng nohosh polahkak bulo
Dulang-dulang-terlihat-kilau emas
Dulang-dulang sampai terlihat kilauan emas
Huntuh pati tohkak tanah
Dari-langit-sampai tanah
Dari langit turun ke tanah
Nulo ikam ngoreya yarok anai
Terlalu-kalian-mencari-di-sana
Apa pun yang dicari ada disana
Noparak kam bolum pios
Membuat kalian hidup enak
Membuat kalian hidup enak
Konteks:
Lagu ini dibuat pada tahun 2000 oleh Gedong yang bekerja sebagai seniman
budaya Dayak Uud Danum dan sehari-hari bekerja mencari emas. Lagu ini
menceritakan pulau Kalimantan yang kaya dengan emas, sehingga banyak
masyarakat Dayak yang bekerja mencari emas yang dilakukan oleh
masyarakat dari sungai sampai pada lingkungan rumah membuat air mrnjadi
tercemar sehingga air menjadi keruh.
6. Sumber Data: Apang Semangai
a) Kode tuturan: AS/6/1
Apang Semangai pahlawan Sintang Pinoh Melawi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
204
Apang-Semangai-pahlawan-Sintang-Pinoh-Kabupaten Melawi
Apang Semangai pahlawan Sintang Pinoh Melawi
Putra suku Dayak asli, kampong Riam Panjang sungai Payak Kayan
Putra-suku-Dayak-asli,-kampung-Riam-Panjang,-sungai-Payak-Kayan
Putra suku Dayak asli,-kampung Riam Panjang, sungai Payak Kayan
Konteks:
Lagu ini dibuat pada tahun 2014 oleh Bapak Paulus Timang yang bekerja
sebagai pendeta di Gereja Kristen Pintu Elok Nanga Pinoh. Lagu ini
menceritakan masyarakat Dayak yang merasa malu dan minder mengakui
dirinya sebagai suku Dayak karena banyaknya pendapat-pendapat yang
kurang baik terhadap suku Dayak hal ini berdampak pada suku Dayak sendiri
yaitu mereka malu untuk menjadi seorang pemimpin, apabila dicalonkan maka
mereka sering menolak.
b) Kode tuturan: AS/6/2
Apang Semangai pahlawan Sintang Pinoh Melawi
Apang-Semangai-pahlawan-Sintang-Pinoh-Kabupaten Melawi
Apang Semangai pahlawan Sintang Pinoh Melawi
Putra suku Dayak asli, kampong Riam Panjang sungai Payak Kayan
Putra-suku-Dayak-asli,-kampung-Riam-Panjang,-sungai-Payak-Kayan
Putra suku Dayak asli,-kampung Riam Panjang, sungai Payak Kayan
Konteks:
Lagu ini dibuat pada tahun 2014 oleh Bapak Paulus Timang yang bekerja sebagai pendeta di Gereja Kristen Pintu Elok Nanga Pinoh. Lagu ini menceritakan Apang Semangai sebagai pahlawan suku Dayak di Sintang dan Melawi, sebagai penghormatan terhadap jasa Apang Semangai dibuatkanlah Tugu Apang Semangai. Namun, salah satu oknum di Melawi telah memindahkan tugu Apang Semangai dengan tugu lain yang tidak memiliki nilai historis bagi suku Dayak di Kabupaten Melawi. Pemindahan tugu Apang Semangai ini mendapat pertentangan dari berbagai suku Dayak di Kabupaten Melawi dan Sintang sehingga tugu Apang Semangai diletakkan kembali pada tempatnya.
c) Kode tuturan: AS/6/3
Dua kali poang Tebidah, nanga payak kubu belansai
Dua-kali-pulang-Tebidah-Nanga-Payak-tempat-Belansai
Dua Kali perang Tebidah, Nanga Payak tempat orang Belansai
Kek diingat zaman yang udah...aek mata oii jatuh bedoai
Kalau-diingat-zaman-yang-sudah-air-mata-jatuh-berderai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
205
Kalau diingat zaman yang sudah air mata jatuh berderai
Konteks:
Lagu ini dibuat pada tahun 2014 oleh Bapak Paulus Timang yang bekerja sebagai Pendeta. Lagu ini menceritakan kasung pemindahan tugu Apang Semanagi di Kabupaten Melawi. Oknum tertentu telah memindahkan tugu Apang Semangai dengan tugu lain padahal Apang Semangai merupakan orang Dayak yang telah memperjuangkan masyarakat Dayak di Melawi dari penjajahan Belanda. Dibangunnya Tugu Apang semangai ini merupakan bentuk penghormatan masyarakat Melawi.
Oknum tertentu telah memindahkan Tugu Apang Semangai dengan tugu lain
padahal Tugu Apang Semangai merupakan tugu yang dibuat sebagai bentuk
penghormatan masyarakat Dayak terhadap jasanya yang telah
memperjuangkan masyarakat Dayak di Melawi dari penjajahan Belanda.
7. Sumber Data: Madya Raya
a) Kode tuturan: MR/7/1
Hati ku rindu nak pulang, nak pulang ke kampung laman
Hati-aku-rindu-mau-pulang,-mau-pulang-ke-kampung-halaman
Hatiku rindu mau pulang, mau pulang ke kampung halaman
Dah sepuluh tahun nada kalak pulang ku rindu ke apak umak di ulu
Sudah-sepuluh-tahun-tidak-pernah-pulang-aku-rindu-bapak-mamak di
kampung)
Sudah sepuluh tahun tiada pernah pulang aku rindu bapak mamak di kampung
Tok kati apai gi inak dipodah hidup jauh di tanah rantau
ini-Bagaimana-apa-lagi-mau-dikata-hidup-jauh-di-tanah-rantau
Bagaimana apa mau dikata, hidup jauh ditanah rantau
Aku ngadu nasib ngogak pengidup jauh-jauh di tanah rantau
Aku ngadu nasib, mencari rejeki jauh-jauh di tanah rantau
Aku mengadu nasib mencari penghidupan jauh-jauh di tanah rantau
Konteks:
Lagu ini dibuat oleh Bapak Stephen. Lagu ini menceritakan kisah penyesalan
sebuah keluarga yang pergi merantau ke kota diceritakan saat masyarakat
Dayak semakin banyak yang memiliki keinginan untuk hidup merantau di kota-
kota besar karena mereka menilai kehidupan di kota lebih mudah sehingga
kampung menjadi kurang terawat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
206
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
207
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
208
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
209
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
210
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
211
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
212
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
213
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
214
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
215
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
216
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
217
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
218
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
219
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
220
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
221
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
222
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
223
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
224
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
225
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
226
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
227
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
228
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
229
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
230
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
231
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
232
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
233
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
234
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
235
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
236
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BUKTI PENGIRIMAN NASKAH KE JURNAL
KATA: Penelitian tentang Ilmu Bahasa dan Sastra
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Program Magister
Oleh:
Brigita Yuni (151232011)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
PROGRAM MAGISTER
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
238
Langkah-langkah pengiriman artikel ke KATA
1. Mendaftar sebagai anggota dalam Jurnal KATA
2. Masuk ke dalam jurnal KATA
3. Memulai pengiriman pada tahap pertama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
239
4. Melanjutkan langkah kedua, yaitu memasukan file
5. Langkah selanjutnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
240
6. Langkah keempat yang dilakukan adalah
7. Langkah kelima yang dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
241
8. Langkah keenm yang dilakukan
9. Langkah ketujuh yang dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
242
10. Langkah kedelapan yang dilakukan
11. Langkah kesembilan yang dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
243
NILAI LUHUR DALAM LAGU-LAGU
DAYAK: KAJIAN IMPLIKATUR
Brigita Yuni, Pranowo, dan R. Kunjana Rahardi
Universitas Sanata Dharma
Email: [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan wujud dan maksud nilai luhur
dalam lagu pop daerah suku Dayak. Sumber data dalam penelitian ini syair lagu
pop daerah Suku Dayak. Data dalam penelitian adalah lirik lagu pop daerah yang
diduga mengandung implikatur nilai luhur. Teknik pengumpulan data
menggunakan simak, catat, dan wawancara. Metode analisis data menggunakan
metode padan dengan teknik dasar pilih unsur penentu dan teknik lanjutan hubung
banding. Berdasarkan hasil penelitian wujud dan maksud nilai luhur
diklasifikasikan menjadi (1) nilai yang berhubungan dengan diri sendiri meliputi
(a) tanggung jawab, (b) keberanian, (c) berpikir jauh ke depan, dan (d) kerja keras.
(2) Nilai yang berhubungan dengan sesama meliputi nilai (a) hormat, (b) peduli,
(c) cinta tanah air, dan (d) sopan santun. (3) Nilai yang berhubungan dengan alam
meliputi nilai (a) menghargai kesehatan alam, dan (b) melestarikan budaya. (4)
Nilai yang berhubungan Tuhan meliputi nilai (a) bersyukur.
Kata Kunci: Nilai luhur; lagu pop daerah; implikatur.
Abstract
This study aims to describe the form and meaning of the noble value in the tribal pop tribe Dayak. Sources of data in this study poetry song pop area Dayak tribe. The data in the study is the lyrics of regional pop songs that allegedly contain noble value implicatures. Techniques of collecting data using references, notes, and interviews. Methods of data analysis using the method padan with basic techniques select the determinants and advanced techniques of appeal. Based on the results of research, the forms and meanings of the noble values are classified into (1) self-related values including (a) responsibility, (b) courage, (c) thinking ahead, and (d) hard work. (2) The values associated with each other include values (a) respect, (b) caring, (c) love of the homeland, and (d) courtesy. (3) The values associated with nature include the value of (a) appreciating natural health, and (b) preserving culture. (4) God-related values include (a) being grateful. Keywords: Sublime value; regional pop songs; implicatures.
A. PENDAHULUAN
Kebudayaan suatu daerah mengandung nilai-nilai luhur yang senantiasa
dipertahankan, diwariskan, dikaji, dan dilaksanakan seiring dengan perubahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
244
sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai luhur tersebut berasal dari nilai budaya
dalam masyarakat yang mengajarkan cara-cara bersikap dengan sesama hal ini
senada dengan Greezt (1992:5) yang menjelaskan bahwa nilai budaya membuat
manusia bisa berkomunikasi, melestarikan, mengembangkan pengetahuan,
menyikapi permasalahan yang terjadi dalam kehidupan dengan demikian nilai
budayalah yang menjadi dasar pembentukan karakter masyarakat.
Namun, berbagai perubahan dari pengaruh globalisasi saat ini seakan
membawa bangsa Indonesia masuk dalam masalah budaya. Masalah budaya yang
sedang terjadi di Indonesia, secara khusus dapat dilihat dalam suku Dayak,
masalah budaya dan stabilitas sosial ditunjukan dengan memudarnya nilai-nilai
tradisional yang lahir dari masyarakat. Memudarnya nilai tradisional dan budaya
Dayak dilihat dari sikap generasi muda saat ini berpedoman pada budaya global,
yaitu mengandalkan teknologi dalam segala bidang, waktu untuk berkomunikasi
dengan masyarakat semakin berkurang sehingga kurang memiliki rasa
kebersamaan, mereka juga seakan meninggalkan adat-istiadat daerah ditunjukan
dengan sikap tidak mengikuti acara yang berbau kebudayaan serta lebih memilih
waktu untuk menonton televisi dan mengakses internet hal ini menunjukan bahwa
perilaku masyarakat sudah tidak berpedoman nilai-nilai pada hal ini juga
diungkapkan Lickona (1992) sebagai tanda-tanda perilaku manusia yang
menujukkan arah kehancuran kebudayaan suatu bangsa, seperti (1) meningkatnya
kekerasan dikalangan remaja; (2) ketidakjujuran yang menjadi budaya; (3)
meningkatknya rasa tidak hormat kepada orang tua, guru, dan figur pemimpin;
(4) pengaruh group terhadap tindakan kekerasan; (5) meningkatnya kecurigaan
dan kebencian; (6) penggunaan bahasa yang semakin memburuk; (7) penurunan
etos kerja; (8) menurunnya rasa tanggung jawab individu dan warga negara; (9)
meningginya perilaku merusak diri, dan (10) semakin kaburnya pedoman moral.
Nilai sebagai pedoman moral seharusnya tetap dilestarikan karena secara
fundamental nilai budaya bisa bertahan lama dalam masyarakat, tetapi juga dapat
berubah dalam interaksi sosial yang rutin. Artinya, budaya dan masyarakat
membentuk hubungan resiprokal sehingga keberlangsungan nilai budaya
ditentukan oleh interaksi sosial masyarakat pendukungnya, demikian juga harapan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
245
hubungan antara budaya suku Dayak.
Budaya suku Dayak saat ini juga menghadapi persaingan dengan budaya
asing yang mengedepankan sendi-sendi kehidupan modern dan hedonis. Kondisi
ini di perburuk lagi oleh media massa yang memberi ruang lebih banyak bagi
representasi budaya asing dibandingkan budaya lokal, termasuk budaya suku
Dayak. Representasi kebudayaan asing yang lebih tinggi di media masa membuat
budaya suku Dayak perlu di wariskan dari gerenari ke generasi. Pewarisan
kebudayaan suku Dayak dapat dilakukan melalui penelitian dan pengkajian untuk
memberikan pemahaman yang baik dan benar kepada masyarakat suku Dayak
sehingga berbagai manifestasi budaya suku Dayak, berupa ide-ide, nilai-nilai, tata
kelakuan, adat istiadat dan kebiasaan, tingkahlaku dan sikap, serta wujud
kebudayaan berupa hasil karya seni (lagu-lagu daerah) tidak diperlawankan
dengan kebudayaan modern karena keduanya sangat berbeda. Pemahaman yang
benar terhadap nilai-nilai budaya suku Dayak akan memberi persepsi terhadap
wujud-wujud budaya sehingga masyarakat Dayak terbuka untuk melihat nilai-
nilai budaya dan nilai-nilai pendidikan yang terkandung di dalamnya.
Taylor (Sulasman, 2013:40) mengungkapkan bahwa nilai budaya
terbentuk dari sistem pengetahuan, kekerabatan, sistem teknologi, peralatan hidup,
sistem religi, sistem mata pencaharian, dan kesenian dalam masyarakat.
Mahmudah (2016:72) mengungkapkan berdasarkan tujuh komponen
pembentukan nilai budaya, yang paling berperan mendidik manusia adalah seni.
Seni merupakan karya budaya yang di dalamnya berisi pengalaman tentang
kehidupan yang dapat digunakan untuk menanamkan nilai-nilai budaya sekaligus
memperkokoh jiwa orang yang menghidupi nilai yang terdapat dalam karya seni.
Salah satu karya seni yang dapat menanamkan nilai budaya dan sedang disenangi
oleh masyarakat adalah lagu berjenis pop yang menggunakan bahasa daerah.
Namun demikian, karena sangat kurangnya pemahaman masyarakat suku
Dayak mengenai nilai-nilai luhur budaya yang terkandung dibalik lagu pop
daerah, maka banyak lagu pop daerah dipandang hanya sekedar sebagai media
hiburan. Lebih dari itu, banyak lagu pop daerah suku Dayak kurang berdaya guna
dan belum dimanfaatkan secara optimal dalam mengangkat dan melestarikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
246
nilai-nilai luhur budaya, karena digunakan sebagai produk komersial untuk
mendapatkan keuntungan di pasar. Lagu yang kurang dimanfaatkan untuk
menanamkan nilai luhur dalam masyarakat Dayak di Kabupaten Melawi menarik
peneliti untuk melakukan penelitian terhadap lagu pop daerah suku Dayak di
Kabupaten Melawi dengan pendekatan pragmatik secara khusus impliktur.
Implikatur oleh Yule (2014) diartikan sebagai maksud tersirat yang ingin
disampaikan penutur. Berdasarkan pendapat Yule maka implikatur mampu
menemukan maksud yang tidak diungkapkan. Levinson (Cummings, 2007:46)
mengungkapkan bahwa implikatur memiliki empat kegunaan dalam
berkomunikasi. Pertama, implikatur dapat memberikan penjelasan fungsional
yang bermakna atas fakta-fakta lirik-lirik lagu yang tidak terjelaskan oleh teori
gramatikal. Kedua, implikatur mampu memberikan penjelasan mengapa lirik-lirik
lagu yang bersifat pernyataan dapat bermakna perintah. Ketiga, implikatur dapat
menyederhanakan deskripsi semantik yang berhubungan perbedaan antar bait.
Keempat, implikatur dapat menjelaskan berbagai fenomena kebahasaan dalam
lirik lagu yang tidak memiliki hubungan atau berlawanan tetapi memiliki
hubungan komunikatif. Mendasarkan pada pendapat Yule dan Levinson maka
implikatur dianggap mampu membantu menemukan wujud dan maksud nilai.
B. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini
syair lagu pop daerah suku Dayak di Kabupaten Melawi. Data dalam penelitian
ini adalah lirik lagu yang dicurigai mengandung implikatur nilai luhur. Metode
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian implikatur lagu pop daerah
suku Dayak adalah Metode simak, catat, dan wawancara (Sudaryanto, 2015).
Metode pengumpulan data digunakan dengan teknik dasar dan lanjutan. Metode
analisis data menggunakan metode padan, dengan teknik dasar pilih unsur
penentu implikatur dan teknik lanjutan hubung banding dengan menghubungkan
pada teori-teori implikatur dan nilai luhur yaitu memilah data-data dengan
menyamakan dan membedakan implikatur dan nilai sehingga dapat dikelompokan
dengan empat jangkauan nilai sesuai dengan pendapat Samani dan Hariyanto
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
247
(2012) yang mengklasifikasikan nilai menjadi empat yaitu yang berhubungan
dengan diri sendiri, sesama, alam, dan Tuhan.
C. Hasil dan Pembahasan
Dari hasil penelitian maka data yang diperoleh yaitu terdapat empat wujud nilai
pertama nilai yang berhubungan dengan diri sendiri, kedua nilai yang
berhubungan dengan sesama, ketiga nilai yang berhubungan dengan alam, dan
keempat nilai yang berhubungan dengan Tuhan. Wujud nilai dan maksud nilai
masing-masing akan dijelaskan sebagai berikut.
1) Nilai yang berhubungan dengan diri sendiri
Nilai yang berhubungan dengan diri sendiri meliputi nilai tanggung jawab,
keberanian, berpikir jauh kedepan dan kerja keras. Lirik lagu yang mengandung
nilai tanggung jawab, keberanian, berpikir jauh kedepan dan kerja keras akan
dipaparkan sebagai berikut.
a) Tanggung Jawab
Tanggung jawab diartikan sebagai sikap yang mampu merespon segala sesuatu
yang sudah diserahkan atau yang sudah menjadi kewajiban. Lirik yang
mengandung nilai tanggung jawab adalah.
Arak kok pohos morisang (Jangan-engkau-cepat pergi)
Janganlah pergi
Buhkun kuk arok huang
Karena-aku-ada-keinginan
Aku memiliki keinginan
Kuk kan ngisok kok olu ahkuk urun yam arok (BB/3/3) (Aku-akan-bertanya-padamu-walau-aku-orang-tidak-mampu) Aku akan melamar mu walau aku orang tak mampu Konteks: Lagu ini dibuat pada tahun 2000 oleh Bapak Sutarman yang berasal dari
suku Dayak Uud Danum dimana dalam masyarakat Dayak Uud Danum
memiliki adat-istiadat yang kuat. Hal ini dapat dilihat dari adat melamar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
248
melamar seorang gadis harus melalui berbagai tahap yang erat
hubungannya dengan adat-istiadat pertama memberikan batu kisok,
diikuti dengan mengisi batu kisok, membayar pada ketua adat dari dua
belah pihak, memberikan pesalin bagi orang tua, manik kampung, dan
cincin emas.
Lirik Kuk kan ngisok kok olu ahkuk urun yam arok diartikan aku akan
melamar mu walau aku orang tak mampu. Lirik kuk kan ngisok kok olu ahkuk
urun yam arok dianggap mengandung nilai bertanggung jawab karena di dalam
adat suku Dayak untuk menikah dibutuhkan proses yang panjang dan harus
melewati berbagai prosesi adat salah satunya dengan membayar mahar kepada
orang tua wanita dengan jumlah yang ditentukan. Pada lirik Kuk kan ngisok kok
olu ahkuk urun yam arok, seorang pemuda mengajak wanita untuk menikah
ditandai dengan proses melamar terlebih dahulu hal ini menunjukan bahwa
pemuda tersebut siap menanggung semua keperluan wanita sebelum dan sesudah
menikah dengan arti lain pemuda siap menanggung semua biaya prosesi adat yang
dipersyaratkan.
Penggambaran Nilai luhur Suku Dayak di kabupaten Melawi dalam lirik
lagu pop daerah ini menghadirkan nilai bertanggung jawab dengan menceritakan
keharusan membayar dan melaksanakan pernikahan adat bagi yang ingin menikah
dengan suku Dayak di Kabupaten Melawi. Bertangung jawab terhadap adat
dengan melakukan pembayaran mahar dalam proses adat melamar dikatakan
mengandung nilai bertanggung jawab juga sesuai dengan pendapat Hanafie
(2016) bahwa bertanggung jawab diartikan menanggung segala akibat yang
disebabkan dari perbuatan sendiri. Melamar merupakan perbuatan yang didasari
oleh keinginan diri sendiri maka adat sebagai konsekuensinya harus dipenuhi.
Lirik (BB/3/3) kuk kan ngisok kok olu ahkuk urun yam arok memiliki
makna memberikan informasi bahwa seseorang akan tetap melamar walaupun dia
tidak memiliki uang yang banyak. Namun sesuai dengan pendapat Yule (2014:61)
bahwa implikatur memiliki makna yang lebih dari kata-kata yang diungkapkan
yaitu maksud, lirik kuk kan ngisok kok olu ahkuk urun yam arok dibuat dalam
budaya masyarakat Dayak di mana saat melamar wanita harus melalui proses adat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
249
yang panjang dengan memberikan batu kisok, membayar pada tetua adat, dan
memberi pesalin pada orang tua, memiliki maksud menginformasikan kepada
pemuda yang ingin melamar untuk mempersiapkan segala persyaratan dalam
melamar wanita Dayak.
b) Keberanian
Keberanian diartikan sebagai sikap mantap untuk mempertahankan kebenaran.
Nilai keberanian ditunjukan dengan lirik sebagai berikut.
Apang Semangai pahlawan Sintang Pinoh Melawi
Apang-Semangai-pahlawan-Sintang-Nanga Pinoh- Kabupaten Melawi
Apang Semangai pahlawan dari Sintang dan Pinoh, Melawi
Putra suku dayak asli, Kampong Riam Panjang Sungai Payak Kayan
(AS/6/2)
Putra-suku-Dayak asli-Kampung-Riam-Panjang-Sungai-Payak-Kecamatan
Nanga Kayan
Putra suku Dayak asli, Kampung Riam Panjang Sungai Payak Kayan.
Konteks: Lagu ini dibuat pada tahun 2014 oleh Bapak Paulus Timang yang bekerja sebagai pendeta di Gereja Kristen Pintu Elok Nanga Pinoh. Lagu ini menceritakan Apang Semangai sebagai pahlawan suku Dayak di Sintang dan Melawi, sebagai penghormatan terhadap jasa Apang Semangai dibuatkanlah Tugu Apang Semangai. Namun, salah satu oknum di Melawi telah memindahkan tugu Apang Semangai dengan tugu lain yang tidak memiliki nilai historis bagi suku Dayak di Kabupaten Melawi. Pemindahan tugu Apang Semangai ini mendapat pertentangan dari berbagai suku Dayak di Kabupaten Melawi dan Sintang sehingga tugu Apang Semangai diletakkan kembali pada tempatnya. Lirik putra suku Dayak asli, kampong Riam Panjang sungai Payak Kayan
mengandung nilai keberanian. Keberanian yang dimaksud adalah mempunyai hati
yang mantap dalam mempertahankan kebenaran dengan tidak memandang siapa
orang yang dituju dan jabatan apa yang dipegangnya, tetap mantap untuk
membela apa yang benar. Nilai keberanian dinyatakan dengan lirik putra suku
Dayak asli, kampong Riam panjang sungai Payak Kayan, yang mana isinya
merupakan sebuah fakta yaitu asalnya Apang Semangai sebagai suku Dayak asli
dari kampung Riam Panjang di dekat Sungai Payak Kayan. Lirik putra suku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
250
Dayak asli, kampong Riam panjang sungai Payak Kayan dianggap mengandung
nilai keberanian karena berisi sebuah fakta yang digunakan untuk mengingatkan
oknum tertentu yang sudah menggantikan posisi tugu Apang Semangai dengan
tugu yang tidak memiliki nilai historis, dimana oknum tersebut bukan berasal dari
Kabupaten Melawi dan merupakan pendatang di Melawi. Lirik yang mengatakan
siapa Apang Semangai inilah yang mengandung nilai keberanian. Keberanian
untuk mengatakan kebenaran, kebenaran yang harus dipertahankan dalam
masyarakat Dayak. Dimana tugu Apang Semangai memang berpengaruh bagi
Kabupaten Melawi dan memiliki nilai historis tersendiri sehingga tidak dapat
dipindahkan begitu saja oleh oknum tertinggi sekalipun.
Linda dan Richard (1995) mengartikan keberanian sebagai sikap mau
mencoba hal-hal yang baik meski banyak mendapat pertentangan, dan berani
berkata tidak terhadap ajakan berbuat salah. Dari pendapat Linda dan Richard
(1995) maka sungguh lirik putra suku Dayak asli, kampong Riam panjang sungai
Payak Kayan mengandung nilai keberanian karena mampu mengungkapkan
penolakan terhadap perintah oknum tertentu di daerah yang menggantikan Tugu
Apang Semangai dengan tugu lainnya. Dari hasil wawancara pada pak Timang
sebagai penulis lagu juga dikatakan bahwa “lagu Apang Semangai mengandung
nilai keberanian, pada saat itu memang saya sebagai Suku Dayak asli dan teman-
teman lain yang ada di Melawi menolak untuk mengganti Tugu Apang Semangai
dengan tugu lain yang tidak memberikan arti apa-apa. Bahkan pada saat itu tetua-
tetua adat yang ada di kampung ikut turun untuk meminta pengembalian Tugu
Apang Semangai karena kita sebagai suku Dayak harus berani membela yang
benar.”
Lirik putra suku Dayak asli, kampong Riam Panjang Sungai Payak Kayan
memiliki makna memberikan informasi bahwa Apang Semangai adalah seorang
Putra suku Dayak asli yang berasal dari Kampung Riam Panjang di dekat Sungai
Payak Kayan. Lirik putra suku Dasli, kampong Riam Panjang Sungai Payak
Kayan dibuat pada saat Tugu Apang Semangai yang dibuat oleh masyarakat di
Kabupaten Melawi sebagai bentuk penghormatan, tetapi oknum tertinggi telah
memindahkan Tugu Apang Semangai dengan tugu lain yang tidak memiliki nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
251
historis. Hal ini mendapat pertentangan dari masyarakat sehingga Tugu Apang
Semangai dikembalikan pada posisi yang sudah ditetapkan. Dari situasi
pembuatan lagu, maksud yang ingin disampaikan oleh penulis adalah perintah
agar masyarakat bersikap berani menentang hal-hal yang tidak baik yang terjadi
dalam masyarakat.
c) Berpikir Jauh ke Depan
Berpikir jauh ke depan diartikan sebagai tindakan yang selalu memikirkan
dampak yang akan terjadi dari tindakan yang dilakukan. Lirik yang mengandung
nilai berpikir jauh kedepan dapat dilihat dalam data sebagai berikut.
Udah nguji bekerja Sudah-kuat-bekerja
Sudah berusaha bekerja
Dari idup bujang sampai berumah tangak
Dari-hidup-bujang-sampai-berumah-tangga
Dari-hidup-bujang sampai-berumah tangga
Kasih aku medak
Kasihan-aku-lihat
Merasa sedih
Bini ngau anak
Istri-dengan-anak
Istri dan anak
Di baik merinsak
Di-bawa-biasa
Di bawa terbiasa
Makai belalak (MB/16/1)
Makan-terus
Makan tanpa henti
Konteks:
Lagu ini dibuat oleh Bapak Paulus Jhon. Lagu ini berisi tentang masyarakat yang cenderung bersifat konsumtif tidak memikirkan kebutuhan akan masa depannya diceritakan pada masyarakat kurang produktif dan kurang memikirkan kehidupan yang akan datang.
Lirik makai belalak (MB/16/1) diartikan makan tanpa henti. Lirik makai
belalak mengandung nilai berpikir jauh ke depan karena masyarakat Dayak
terbiasa menggunakan uang yang dimilikinya untuk membeli barang-barang yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
252
bukan bersifat prioritas hanya untuk memenuhi kenutuhan status sosial yaitu
dianggap mampu dalam masyarakat hal ini membuat masyarakat Dayak sulit
menyisihkan uang untuk ditabung sehingga saat membutuhkan uang dalam
keadaan mendesak mereka tida memiliki uang dan bingung. Situasi bingung dan
tidak memiliki uang inilah yang ingin dicaritakan kepada masyarakat yang tidak
memikirkan masa yang datang dari hal inillah lirik makai belalak mengandung
nilai berpikir jauh kedepan dengan tujuan agar masyarakat mau belajar berhemat
dan menghasilkan, menghasilkan yang dimaksudmau mengolah sumber daya
alam tidak hanya membeli barang-barang. Sikap mau berhemat dengan
menghasilkan barang sendiri merupakan contoh sikap mau berpikir jauh kedepan
yaitu mau memikirkan kebutuhan di masa yang akan datang.
Samani dan Hariyanto (2012) mengungkapkan berpikir jauh ke depan
berarti memiliki sikap memikirka dampak yang akan terjadi dari perbuatan yang
di lakukan. Lirik makai belalak secara tidak langsung mengajarkan agar
masyarakat berhemat dan menghasilkan, dengan demikian lirik makai belalak
mengandung nilai berpikir jauh ke depan. Lirik makai belalak mengandung nilai
berpikir jauh ke depan juga dipertegas oleh tokoh masyarakat (Anton, 2017)
situasi ini digunakan sebagai perenungan oleh masyarakat untuk mau
memperbaiki sikapnya dan berpikir dampak yang akan terjadi jika masyarakat
tidak mau belajar berhemat.
Lirik makai belalak memiliki makna memberikan infomasi yaitu seseorang
telah makan tanpa henti tetapi lirik yang diungkapkan tentu memiliki makna
tambahan dari yang diungkapkan. Makna tambahan ini dipahami sebagai maksud.
Maksud pengarang dapat diketahui dengan memperhatikan konteks pembuatan
lagu. Lagu ini dibuat saat masyarakat yang cenderung bersikap konsumtif dan
kurang memperhatikan kebutuhan yang akan datang. Dari konteks tersebut, lirik
lagu makai belalak memiliki maksud mengingatkan masyarakat untuk
menggunakan uang dengan tepat atau hemat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
253
d) Kerja keras
Kerja keras diartikan kemauan diri seseorang untuk berusaha dalam mencapai
suatu hal. Nilai kerja keras dapat dilihat dalam lirik sebagai berikut.
Nureh mantes ingkah nyak kejopaiku Menoreh-sudah-itulah-pekerjaanku
Menorehlah pekerjaanku
Mata ngantok aku nisek kalak sekolah (NM/20/2)
Mata-mengantuk-aku-tidak-pernah-sekolah
Mata ngantuk aku tidak pernah sekolah
Ongkah pisok baras purak pengirup ku
Sudah-itulah-yang-menjadi-kehidupanku
Itulah kehidupanku
Konteks : Nureh Mantes merupakan lagu yang dibuat pada tahun 2010 oleh Bapak
Indra. Lagu ini berisi tentang mata pencaharian di desa-desa terpencil
sebagai petani dan kehidupan yang bergantung dengan alam, tetapi saat
banyak anak yang disekolahkan ke kota kembali ke kampung banyak dari
mereka yang mencuri kekayaan alam dengan menebang pohon di hutan-
hutan.Petani sebagai mata pencarian suku dayak juga dijelaskan dari lirik
yang mengakhiri lirik mata ngantok aku nisek kalak sekolah yaitu ongkah
pisok baras purak pengidupku yang artinya hanya itulah yang bisa
dilakukan untuk meneruskan kehidupan ku.
Lirik mata ngantok aku nisek kalak sekolah (NM/20/2) mengandung nilai
kerja keras terlihat dari lirik yang mengatakan mata ngantuk tidak pernah sekolah.
Masyarakat Dayak dipedesaan rata-rata bekerja sebagai petani baik petani karet
atau berladang dan rata-rata tidak mengenyam pendidikan. Dulu ketika mereka
bertani mereka selalu merasa alam mampu memberikan kehidupan. Petani mampu
menyeimbangkan diri dengan kondisi alam mencari rejeki tanpa melakukan
penebangan pohon secara sembarangan. Sementara itu, saat ini kebanyakan anak-
anak yang baru kembali dari kota hanya mau bekerja secara instan, tidak mau
bersusah payah hanya ingin menghasilkan uang yang banyak yaitu dengan
menebang hutan, yang mana perbuatan tersebut melanggar undang-undang. Dari
perbuatan anak-anak yang melanggar undang-undang maka banyak pemuda yang
menjadi tahanan dalam penjara. Hal inilah yang dianggap sebagai pengajaran bagi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
254
pemuda suku Dayak hendaknya mencari pekerjaan tidak hanya memilih pekerjaan
yang tidak baik atau curang untuk mendapatkan uang secara cepat tapi harus
berupaya dengan semaksimal mungkin sama halnya dalam lagu meski mereka
merasa lelah dengan keadaan yang sangat membutuhkan untuk waktu istirahat
harus tetap memaksakan diri untuk bekerja dengan jerih payah sendiri agar bisa
bertahan hidup.
Lirik “mata ngantuk aku nisek kalak sekolah” inilah yang mengandung
nilai kerja keras walaupun seorang petani sudah merasa lelah dan membutuhkan
waktu untuk istirahat mereka tetap harus bekerja hal ini senada dengan pendapat
Yaumi (2014) bahwa nilai kerja keras diartikan sebagai sikap kerja yang
dilakukan dengan sungguh-sungguh untuk menghadapi berbagai tantangan demi
mewujudkan kehidupan yang lebih baik. Nilai kerja keras yang terdapat dalam
lirik “mata ngantuk aku nisek kalak sekolah” dipertegas oleh tokoh masyarakat
Sidi, (2017) bahwa saat ini memang masyarakat cenderung bersifat malas, dan
saya setuju bahwa lagu ini mengajarkan seseorang untuk mau berusaha.
Lirik mata ngantok aku nisek kalak sekolah memiliki makna memberikan
informasi yaitu seorang petani bekerja saat masih mengantuk dan tidak pernah
pergi ke sekolah. Lirik lagu mata ngantok aku nisek kalak sekolah dibuat pada
saat banyak anak yang disekolahkan di luar daerah ketika kembali ke kampung
melakukan penebangan hutan. Dari konteks pembuatan lagu tersebut, maksud
yang ingin disampaikan oleh penulis adalah larangan kepada anak-anak untuk
merusak hutan dan meminta anak-anak untuk berusaha mengerjakan sesuatu
dengan tidak merusak alam, karena hutan di Kalimantan merupakan sumber
kehidupan.
2) Nilai yang berhubungan dengan sesama
Nilai yang berhubungan dengan sesama ada empat yaitu nilai hormat, peduli,
cinta daerah, dan sopan santun. Setiap lirik yang mengandung nilai hormat,
peduli, cinta tanah air, dan sopan santun akan dijelaskan sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
255
a) Hormat
Hormat diartikan sebagai sikap yang mau menghargai seseorang baik dari status,
suku, dan agama. Nilai hormat yang terdapat dalamlagu pop daerah suku Dayak
dapat dilihat dalam lirik sebagai berikut.
Nohkan lonanyan ulu jogonoi Air terjun Nohkah Nayan-dihulu- Sungai Jengonoi Air terjun Nohkah Nayan dihulu sungai Jengonoi Dara muning nuk orung soravai (SA/1/2) Batu Dara-Muning-di-orang-Serawai Batu Dara Muning di Serawai Barih basak tahkan joui nyiring booi Keluarga-besar-dari-hulu-sampai-sekarang Keluarga besar dari hulu sampai sekarang Ihtok nginyah hatin lagu ekai Kita-menari-dengan-lagu-ini Menari dengan lagu ini Konteks: Lagu ini dibuat pada tahun 2014 oleh Bapak Sutarman yang bekerja sebagai seorang seniman Dayak yang aktif dalam berbagai kegiatan adat Dayak. Lagu ini menceritakan Batu Dara Muning sebagai cerita rakyat yang berasal dari daerah Serawai. Batu Dara Muning berkisah tentang cinta terlarang antara ibu dan anak kandungnya. karena mereka berdua melanggar hukum adat dalam masyarakat maka dikutuklah menjadi Batu Dara Muning. Lirik Dara muning nuk orung Soravai mengandung nilai hormat karena
adat-istiadat yang hidup dalam masyarakat suku Dayak erat hubungannya dengan
masyarakat setempat atau memiliki hubungan yang sangat melekat dalam diri
masyarakat. Jadi setiap masyarakat yang melakukan pelanggaran adat harus diberi
sanksi dari adat yang hidup dalam masyarakat Dayak oleh kepala adat. Salah satu
kekuatan adat terletak pada cerita Dara Muning.
Dara Muning merupakan cerita yang mengisahkan cinta terlarang antara
ibu dan anak kandungnya, meski sudah mengetahui hubungan darah antara ibu
dan anak tetapi mereka tetapi tidak mau dipisahkan akhirnya untuk menghindari
hukuman dari nenek moyang dibuatlah sebuah upacara. Namun, adat yang berlaku
dalam masyarakat tidak hanya melekat pada masyarakat satu kampung tetapi juga
melekat pada alam walaupun mereka meminta permohonan maaf dan meminta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
256
ijin untuk hidup bersama karena melakukan sebuah pelanggaran adat akhirnya
Dara Muning dan Munau anaknya dikutuk menjadi batu. Kisah Dara muning
inilah yang mengajarkan kepada pemuda-pemudi hendaknya dalam hidup
memiliki sikap hormat seperti menghormati orang tua.
Lirik Dara Muning nuk orung Serawai (SA/1/2) memiliki makna
memberikan informasi yaitu keberadaan Batu Dara Muning di Serawai. Namun,
Lirik Dara Muning nuk orung Serawai (SA/1/2) sebenarnya tidak hanya
memberikan informasi tempat Batu Dara Muning berada, karena lagu ini dibuat
berdasarkan cerita tentang Dara Muning. Cerita Dara Muning berkisah tentang
cinta yang terjadi antara ibu dan anak kandungnya. Cinta terlarang yang terjadi
antara ibu dan anak merupakan pelanggaran terhadap adat-istiadat dalam
masyarakat. Berdasarkan hal tersebut dikutuklah Dara Muning dan anaknya
menjadi batu. Dari konteks pembuatan lagu ini, maksud yang ingin disampaikan
oleh penulis adalah melarang masyarakat untuk melakukan hubungan sedarah.
b) Peduli
Peduli diartikan sebagai sikap mau memperhatikan lingkungan sekitar dan
membantu orang yang sedang mengalami kesulitan. Nilai peduli dalam lagu pop
daerah suku Dayak dapat dilihat dalam lirik sebagai berikut.
Bisik menyadik naka empala Ada-saudara-banyak-keluarga Banyak saudara dan keluarga Sikok busek mantok pantau mata gona (ID/4/2) Satu-tidak-membantu-melihat-mata-saja Satupun tidak ada yang membantu hanya melihat Banyak petuatn nyangkak merina Banyak-petuah-banyak-menerima Banyak petuah yang diterima Sidak beak ugak golak pinyam kayu ara Mereka-begitu-juga-takut-pinjam-kayu-beringin Keluarga merasa takut di mintai tolong Konteks: Lagu ini diciptakan pada tahun 2004 oleh Bapak Tondah yang bekerja sebagai pengurus adat di kampung. Lagu ini menceritakan kehidupan masyarakat yang dulu menganggap bahwa penduduk dalam satu kampung sebagai sebuah keluarga besar. Dalam menjalani kehidupan masyarakat bersikap saling membantu. Namun, saat ini setelah banyak pengaruh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
257
perubahan zaman banyak mayarakat yang hidup berdampingan tapi kurang memperhatikan lingkungan sekitarnya.
Lirik Sikok bunsek mantok pantau gona (ID/4/2) diartikan tidak ada
satupun yang membantu hanya melihat. Lirik sikok bunsek mantok pantau gona
(ID/4/2) mengungkapkan kehidupan masyarakat Dayak yang dulunya
menganggap dalam satu kampung sebagai satu keluarga sehingga mau membantu
kesulitan yang dihadapi tetangganya tetapi saat sudah mulai berubah, yaitu
masyarakat merasa sulit untuk membantu orang lain sehingga lirik sikok bunsek
mantok pantau gona dibuat karena perubahan sikap kekeluargaan dari dekat
menjadi jauh dari yang mau memperhatikan kehidupan tetangganya mulai kurang
memperhatikan tetangganya, hal ini menandakan bahwa adanya perhatian pada
kehidupan dalam masyarakat yang secara tidak langsung digunakan sebagai
pengingat sikap-sikap yang ditanamkan leluhur untuk membantu orang yang
mengalami kesulitan. Dengan demikian menghadirkan lirik sikok bunsek mantau
gona dalam budaya Dayak secara tidak langsung mengajarkan sikap peduli yang
ditanamkan leluhur. Nilai kepedulian yang terdapat dalam lirik sikok bunsek
mantau gona juga sesuai dengan pendapat Yaumi (2014) bahwa kepedulian
merupakan sikap dan prilaku yang mau memberi bantuan dalam berbagai bentuk
pada orang lain. Lirik Sikok bunsek mantok pantau gona mengajarkan agar kita
memperhatikan lingkungan sekitar, membantu keluarga yang mengalami
penderitaan atau kesulitan.
Lirik sikok busek mantok pantau gona (ID/4/2) memiliki makna
memberikan informasi bahwa tidak ada satu orang pun yang membantu.
Sebagaimana yang Mahmudah (2016) katakan lirik lagu sudah mengalami
pengindahan kata-kata maka lirik sikok busek mantok pantau gona (ID/4/2)
merupakan lirik yang sudah mengalami tahap pemiliki kata yang tepat, dari hal
tersebut maka pasti ada maksud yang ingin disampaikan oleh penulis. Lirik lagu
sikok busek mantok pantau gona (ID/4/2) dibuat saat masyarakat yang dulunya
menganggap diri dalam satu kampung sebagai keluarga dapat bekerja saling
membantu saat ini telah berubah menjadi kurang memperhatikan lingkungan. Dari
situasi dibuatnya lagu, maksud yang ingin disampaikan adalah perintah agar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
258
masyarakat memperhatikan lingkungan satu sama lain dan mau bersikap saling
membantu orang yang sedang mengalami kesulitan.
c) Cinta Tanah Air/Kewarganegaraan
Cinta tanah air/kewarganegaraan diartikan sebagai sikap yang menunjukan
kesetiaan pada bahasa, budaya, dan suku, serta peduli pada bangsa dan tanah air.
Nilai cinta daerah ditunjukan dalam lirik sebagai berikut.
Unang kelupai temunek de’ek (UK/9/1)
Jangan-lupa-ari-ari-sendiri
Jangan lupa ari-ari sendiri
Ngisa udah betungkau tangoi
Merasa-sudah-bertutup-topi khas Dayak
Merasa sudah menggunakan toga
Unang kelupai kejantoh de’ek
Jangan-lupa-bahasa-sendiri
Jangan lupa bahasa sendiri
Ngisa udah lamat di kota
Merasa-sudah-lama-di-kota
Merasa sudah lama di kota
Pulan’g bom kita pulang
Pulang-ayo-kita-pulang
Pulang yuk kita pulang
Mulah daerah sak lobeh bagak
Membuat-daerah-supaya-lebih-bagus
Membuat daerah supaya lebih bagus
Konteks:
Lagu ini dibuat pada tahun 2014 oleh Bapak Paulus Timang. Lagu ini
menceritakan masyarakat Dayak yang umumnya menyekolahkan anaknya
di luar kota. Anak-anak yang di sekolahkan ini ketika sudah berhasil
menempuh jenjang pendidikan yang tinggi merasa dirinya lebih baik dari
anak lain yang disekolahkan di kota tersebut. Rasa yang menilai dirinya
lebih tinggi membuat anak-anak yang sekolah di kota lain bersifat
individualis hanya memperhatikan kebutuhan diri sendiri dan enggan
membangun daerahnya.
Lirik unang kelupai temunek deek ngisa udah betungkau tangoi, unang
kelupai kejantoh deek ngisa udah lamat di kota diartikan jangan lupa ari-ari
sendiri merasa menggunakan toga, jangan lupa bahasa sendiri merasa sudah hidup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
259
di kota. Lirik unang kelupai temunek deek ngisa udah betungkau tangoi, unang
kelupai kejantoh deek ngisa udah lamat di kota mengandung nilai cinta tanah air
karena lirik unang kelupai temunek deek ngisa udah betungkau tangoi, unang
kelupai kejantoh deek ngisa udah lamat di kota merupakan lirik yang
mengandung pedoman bagi masyarakat dalam hidup agar tidak melupakan
daerahnya. Pedoman ini digunakan setiap masyarakat dalam bertindak agar tidak
menjadi pribadi yang melupakan tempat asalnya. Lirik unang kelupai temunek
deek ngisa udah betungkau tangoi, unang kelupai kejantoh deek ngisa udah lamat
di kota yang merupakan pedoman dalam bertingkah laku saat berada diluar negeri
inilah yang mengajarkan masyarakat untuk tetap mencintai daerahnya dengan
tetap mengingat tempat dimana seseorang dibesarkan dan bahasa daerah yang
digunakan dalam masyarakat Dayak. Lirik yang mengajarkan masyarakat untuk
tidak melupakan bahasa, daerah mengandung nilai cinta tanah air sejalan dengan
Yaumi (2014) yang mengungkapkan nilai cinta tanah air ditunjukan dengan rasa
cinta pada budaya, suku, agama, dan bahasa. Melarang melupakan daerah dan
bahasa berarti meminta masyarakat untuk mencintai bahasa dan budaya.
Lirik unang kelupai temunek deek ngisa udah betungkau tangoi unang
kelupai kejantoh deek ngisa udah lamat di kota (UK/9/1) memiliki makna
larangan pada masyarakat agar tidak melupakan tempat tinggalnya karena sudah
menggunakan topi khas Dayak dan melupakan bahasanya karena sudah lama
hidup di kota. Lagu ini dibuat pada situasi masyarakat Dayak umumnya
menyekolahkan anaknya di luar kota. Anak-anak yang di sekolahkan diluar ketika
berhasil merasa dirinya memiliki kualitas yang tinggi dan membuat mereka
memiliki sifat individualis serta hanya memperhatikan kebutuhan diri sendiri.
Dari situasi yang terjadi saat pembuatan lagu, maksud yang ingin disampaikan
adalah perintah agar masyarakat tidak bersikap individualis dan mau membangun
daerahnya.
d) Sopan santun
Sopan santun diartikan sebagai bersikap baik terhadap orang lain dan menghargai
aturan-aturan adat dalam masyarakat. Nilai sopan santun dapat di lihat dalam lirik
sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
260
Tuhatn bolum hion sengumang pahtut toruk hon dohoi tohka tanak Tuhan-menghidupkan-wadah emas-pantas-tiga-orang-dohoi-sampai-tanah
Tuhan menurunkan tiga orang dohoi ke tanah dengan wadah emas
Tahto-tahto sian hajok keruhoi nyekoruk-koruk kohonamu (PB/5/1)
Kaya-kaya-benar-besar-jimat-beterbang-terbangan-ketempatmu
Kaya dan besar jimatnya, berterbangan ketempatmu
Pesta Tahtum Bungai Thambun bolun honong mali uwash liang tanak
Pesta-moyang-Bungai-Thambun-hidup-sampai-sekarang-sudah-dasar
Walau sudah meninggal pesta Bungai dan Tambun hidup sampai sekarang
Nyiring hituh kesapira nyirinoh turuih ihkai juoi
Sampai-sekarang-masih-dilakukan-terus-orang-hulu
Sampai sekarang masih dilakukan
Konteks: Lagu ini dibuat pada tahun 2000 oleh Gedong. Gedong merupakan
seorang seniman dari masyarakat Dayak Uud Danum yang kesehariannya
bekerja mencari emas. Dalam tradisi kolimoi tahtum diceritakan bahwa
nenek moyang orang Dayak Uud Danum berasal dari langit yang
diturunkan dengan wadah emas. Keturunan yang berasal dari langit ini
membuat suku Dayak Uud Danum selalu berhubungan dengan nenek
moyang dari langit, hal ini membuat masyarakat Dayak Uud Danum
dianggap memiliki kekuatan supranatural.
Lirik Tahto-tahto sian hajok keruhoi nyekoruk-koruk kohonamu (PB/5/1)
berarti kaya-kaya dan besar-besar jimatnya beterbangan ketempatmu. Lirik ini
mengandung nilai sopan santun karena dalam sejarah suku Dayak Uud Danum,
diceritakan suku Dayak Uud Danum berasal dari keturunan dewa yang ada di
langit. Dewa yang ada di langit ini memiliki kekuatan yang besar, kekayaan, dan
menjunjung tinggi adat sehingga diturunkan pada anaknya yang ada di bumi.
Kekuatan supranatural yang besar, kekayaan yang berlimpah, dan kepatuhan pada
adat ini membuat masyarakat Dayak Uud Danum disegani oleh suku Dayak
lainnya dan keseganan ini ditunjukan dengan orang yang ingin pergi ke kampung
yang dihuni suku Dayak Uud Danum memiliki sikap yang baik. Dengan arti lain
bahwa orang lain yang ingin datang ke Daerah Dayak Uud Danum harus menjaga
sikap agar tidka menyinggung penduduk setempat. Dengan demikian lirik tersebut
mengajarkan masyarakat untuk menjaga sikap dengan orang lain. Menjaga sikap
dalam berkomunikasi dengan orang baru yang dikenal mengandung nilai sopan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
261
santun juga sesuai dengan pendapat Samani & Hariyanto (2012) bahwa niai sopan
santu diartikan sebagai sikap maupun perbutan baik terhadap siapapun.
Lirik tahto-tahto sian hajok keruhoi nyokoruk-koruk kohonamu (PB/5/1)
memiliki makna memberikan informasi bahwa orang dari suku Dayak Uud
Danum kaya dan memiliki jimat yang besar. Lirik tahto-tahto sian hajok keruhoi
nyokoruk-koruk kohonamu (PB/5/1) tidak sekedar diungkapkan dengan proses
yang cepat tetapi dengan berbagai proses yang panjang yaitu dengan tahap
pemilihan kata. Proses pemilihan kata sehingga tercipta lirik tahto-tahto sian
hajok keruhoi nyokoruk-koruk kohonamu (PB/5/1) pasti memiliki maksud
tertentu. Lirik lagu di buat pada masyarakat Dayak Uud Danum. Dalam
masyarakat Dayak Uud Danum terdapat budaya Kolimoi Tahtum yang
menceritakan bahwa nenek moyang suku Dayak Uud Danum berasal dari langit
yang diturunkan dengan wadah emas. Suku Dayak Uud Danum yang dianggap
sebagai keturunan dewa membuat suku Dayak Uud Danum selalu berhubungan
dengan nenek moyang dari langit hal ini membuat masyarakat Dayak Uud Danum
memiliki kekuatan supranatural. Dari Budaya yang menceritakan asal usul nenek
moyang suku Dayak Uud Danum memiliki maksud untuk menakuti orang-orang
yang ingin berbuat tidak baik (jahat) pada suku Dayak Uud Danum.
3) Nilai yang berhubungan dengan alam
Nilai yang berhubungan dengan alam ada dua yaitu menghargai kesehatan alam
dan melestarikan budaya. Setiap lirik yang mengandung nilai menghargai
kesehatan alam dan melestarikan budaya akan di jelaskan sebagai berikut.
a) Nilai Menghargai Kesehatan Alam
Menghargai kesehatan alam diartikan sebagai sikap yang mau menjaga, merawat
segala kekayaan alam. Menghargai kesehatan alam dapat dilihat dalam lirik lagu
sebagai berikut.
Nimakng-Nimakng Nohosh-nohosh Polahkak Bulo (PB5/2) Dulang-dulang hingga terlihat kilauan emas Mendulang hingga terlihat kilauan emas Huntuh pati tohkak tanah Dari-langit-sampai-tanah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
262
Dari langit sampai tanah Nulo ihkam ngoreya arok anai Terlalu-kalian-mencari-ada-disana Apapun yang dicari ada disana noparak kam bolum pios Membuat-kalian-hidup-enak Membuat kalian hidup enak Konteks: Lagu ini dibuat pada tahun 2000 oleh Gedong yang bekerja sebagai
seniman budaya Dayak Uud Danum dan sehari-hari bekerja mencari
emas. Lagu ini menceritakan pulau Kalimantan yang kaya dengan emas,
sehingga banyak masyarakat Dayak yang bekerja mencari emas yang
dilakukan oleh masyarakat dari sungai sampai pada lingkungan rumah
membuat air mrnjadi tercemar sehingga air menjadi keruh.
Lirik nimakng-nimakng nohosh polahkak bulo (PB/5/2) berarti
mendulang-dulang hingga terlihat kilauan emas. Lirik nimakng-nimakng nohosh-
nohosh polahkak bulo mengandung nilai kesehatan alam karena Kalimantan tidak
hanya kaya akan hutan tetapi emas dan batu bara juga berlimpah di kalimantan.
Hutan, emas, dan batu bara yang berlimpah inilah yang membuat masyarakat
memiliki kehidupan yang baik. Namun, saat ini banyak masyarakat yang
melakukan penambangan sehingga membuat air sungai menjadi keruh. Lirik
nimakng-nimakng nohosh polahkak bulo (PB/5/2) yang dihadirkan dalam situasi
masyarakat yang melakukan penambangan liar inilah yang disebut mengandung
nilai menghargai kesehatan alam karena secara tidak langsung mengingatkan
masyarakat untuk merawat mata air dengan menghentikan penambangan liar.
Menurut Samani dan Hariyanto (2014) mengingatkan masyarakat untuk merawat
alam termasuk dalam nilai menghargai kesehatan alam.
Lirik nimakng-nimakng nohosh polahkak bulo (PB/5/2) memiliki makna
memberikan informasi bahwa seseorang sedang mendulang emas. Mahmudah
(2016) mengungkapkan bahwa lirik dalam lagu sudah mengalami proses
pemilihan kata, hal menunjukan bahwa lirik yang dibuat memiliki maksud, Yule
(2014) juga mengungkapkan bahwa sebuah kata yang diungkapkan memiliki
makna tambahan dari kata-kata yang diungkapkan. Makna tambahan tersebut
berupa maksud. Maksud dapat diketahui dengan mengetahui konteks saat lagu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
263
tersebut dibuat. Lagu ini dibuat di Kalimantan. Kalimantan merupakan daerah
penghasil emas sehingga banyak orang yang bekerja mencari emas. Namun,
masyarakat mencari emas di sekitar lingkungan rumah dan sungai hal ini
membuat air menjadi tercemar sehingga menjadi keruh. Berdasarkan situasi yang
terjadi maka maksud yang ingin disampaikan adalah larangan melakukan
penambangan emas secara liar untuk menjaga kebersihan sungai yang digunakan
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat.
b) Nilai melestarikan budaya
Melestarikan budaya diartikan sebagai sikap mau menjaga dan menjalankan
tradisi dalam masyarakat Dayak. Lirik yang mengandung nilai melestarikan
budaya dapat di lihat sebagai berikut.
Soravai momaluh tanak danum kuk
Serawai-Ambalau-tanah-air-aku
Serawai Ambalau tanah air ku
Dayak Uud Danum ngaran suku kuk
Dayak-Uud-Danum-nama-suku-aku
Dayak Uud Danum nama suku ku
Kolimoi Tahtum bagian budaya kuk (SA/1/3)
Cerita-nenek moyang-bagian-budaya-aku
Cerita nenek moyang budaya ku
Thambun Bungai ngaran leluruh kuk
Thambun-Bungai-nama-leluhur-aku
Thambun dan Bungai nama leluhurku
Konteks: Lagu ini dibuat pada tahun 2014 oleh Bapak Sutarman. Bapak Sutarman
bekerja sebagai pengurus adat dalam masyarakat Dayak. Lagu ini
menceritakan mengenai budaya Kolimoi Tahtum sebagai salah satu
kebiasaan suku Dayak Uud Danum yang bercerita tentang asal usul nenek
moyang Suku Dayak Uud Danum. Kolimoi tahtum ini dilakukan umumnya
pada malam hari sebagai hiburan agar masyarakat Dayak tidak
mengantuk dan menjaga diri dari gangguan “mengayau” pencarian
kepala manusia. Namun, saat ini tradisi Kolimoi Tahtum sudah jarang
ditemukan karena peminat yang semakin berkurang.
Masyarakat Dayak sangat dipengaruhi oleh adat-istiadat. Adat dalam
masyarakat Dayak mengikat bagi setiap suku Dayak. Adat dalam masyarakat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
264
mengatur bagaimana seseorang bertamu, hidup bermasyarakat, melamar, dan
menikah, bahkan cerita-cerita yang hadir di masyarakat Dayak pun memiliki
ikatan adat yang kuat dalam masyarakat seperti lirik Kolimoi tahtum bagian
budaya kuk (SA/1/3). Lirik Kolimoi tahtum bagian budaya kuk ingin menjelaskan
bahwa Kolimoi Tahtum merupakan budaya suku Dayak Uud Danum. Budaya
Kolimoi Tahtum berisi cerita tentang nenek moyang suku Dayak Uud Danum.
Cerita Kolimoi Tahtum merupakan cerita tentang nenek moyang yang diceritakan
di Betang pada saat malam hari sambil menganyam tikar. Kebiasaan ini
merupakan kebiasaan yang hidup sejak lama di Suku Dayak Uud Danum untuk
menjaga masyarakat dari kebiasaan kayau (mencari kepala manusia).
Lirik Kolimoi tahtum bagian budaya kuk mengandung nilai melestarikan
budaya karena kebiasaan kolimoi tahtum sudah jarang ditemukan di kampung
maupun di tempat masyarakat Dayak Uud Danum hidup seperti di Melawi dan
Sintang, sebagian besar anak-anak pun hanya tau nama sukunya kurang
mengetahui kisah tentang sukunya. Dengan menyebutkan kebiasaan kolimoi
tahtum secara tidak langsung penulis ingin melestarikan budaya suku Dayak Uud
Danum yang sudah banyak pindah ke kota dimana pada saat ini kebudayaan
tradisional juga mulai tergerus oleh budaya asing yang masuk ke Indonesia.
Nilai melestarikan budaya terkandung dalam lirik ini juga dikatakan oleh
Samani dan Hariyanto (2012) bahwa nilai melestarikan budaya merupakan
perbuatan yang merawat budaya yang hidup di masyarakat, dengan menyebutkan
kolimoi tahtum dan kadan tahtum maka akan banyak pertanyaan terhadap budaya
tersebut dari pertanyaan tersebut maka banyak anak yang akan mengetahui
kebiasaan kolimoi tahtum. Efek yang ditimbulkan dari penyebutan kebiasaan
kolimoi tahtum ini akan membuat masyarakat tetap mengetahui kebudayaan Suku
Dayak Uud Danum.
Lirik kolimoi tahtum bagian budaya kuk (SA/1/3) memiliki makna
memberikan informasi bahwa Kolimoi tahtum budaya dari suku Dayak Uud
Danum. Mahmudah (2016) mengungkapkan bahwa lirik dalam lagu sudah
mengalami proses pemilihan kata, hal menunjukan bahwa lirik yang dibuat
memiliki maksud, Yule (2014) juga mengungkapkan bahwa sebuah kata yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
265
diungkapkan memiliki makna tambahan dari kata-kata yang diungkapkan. Makna
tambahan tersebut berupa maksud. Maksud dapat diketahui dengan mengetahui
konteks saat lagu tersebut dibuat. Lagu ini dibuat dengan menggunakan bahasa
Dayak Uud Danum, pada masyarakat Dayak Uud Danum Kolimoi tahtum
merupakan kebiasaan bercerita tentang kisah asal-usul nenek moyang yang
dilakukan pada malam hari sebagai hiburan pada masyarakat Dayak agar tidak
mengantuk dan menjaga dari gangguan mengayau yaitu orang yang mencari
kepala manusia, tetapi saat ini tradisi ini sudah jarang ditemukan karena peminat
yang semakin berkurang. Dari situasi budaya masyarakat Dayak Uud Danum,
maksud yang ingin disampaikan adalah meminta masyarakat untuk
mempertahankan budaya Kolimoi tahtum yang terdapat dalam Suku Dayak Uud
Danum.
4) Nilai yang berhubungan dengan Tuhan
Nilai yang berhubungan dengan Tuhan dalam lagu pop daerah suku Dayak adalah
nilai bersyukur. Lirik yang mengandung nilai bersyukur adalah sebagai berikut.
a) Bersyukur
Bersyukur diartikan sebagai sikap berterimakasih atas apapun hasil yang
diperoleh dalam pekerjaan. Lirik yang mengandung nilai bersyukur adalah
sebagai berikut.
Sungoi juoi bosabang duok Sungai-hulu-bercabang-dua
Sungai di hulu bercabang dua
Momoluh ku juoi huntuh ruih Nohkah Nayan
Ambalau-ke-hulu-terus-ke-Nohkah-Nayan
Ambalau ke hulu terus ke Nohkah Nayan
Ulun juoi tahkan lomoi borum pios marak koro nyiring hintuh (SJ/4/1)
Orang-di-hulu-dari-dulu-hidup-baik-terlihat-rupa-sampai-sekarang
Orang di hulu dari dulu hidup enak terlihat sampai sekarang
Konteks: Lagu ini dibuat pada tahun 2014 oleh Bapak Sutarman yang bekerja
sebagai seniman budaya suku Dayak Uud Danum. Lagu ini menceritakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
266
kekayaan alam khususnya sungai yang dijadikan sebagai tempat
bergantung hidup mulai dari sumber makanan, membersihkan peralatan
rumah tangga dan digunakan sebagai transportasi utama menuju kota
bagi masyarakat Dayak Uud Danum. Namun, saat ini banyak masyarakat
yang terus merusak kekayaan alam seperti mencari ikan dengan menubak
(diberi racun), menyetrum, dan menebang pohon sehingga sungai menjadi
rusak
Dalam kehidupan sehari-hari, aktivitas masyarakat Dayak tidak terlepas
dari sungai. Setiap melakukan perjalan mereka melalui sungai misalnya mau pergi
ke ladang mereka biasanya menyeberangi sungai, mau mandi, mencari makan,
mencari emas yang digunakan sebagai pendapatan utama, dan pergi ke desa lain
juga melalui sungai. Sungai sangat berperan bagi kehidupan masyarakat, bahkan
sungai dijadikan sebagai salah satu tempat untuk bergantung hidup bagi
masyarakat Dayak. Sungai yang sangat berperan bagi kehidupan masyarakat
tersirat dalam lirik Ulun Juoi tahkan lomoi borum pios mara koro nyiring huntuh
(SJ/4/1) yang diartikan orang di kampung hidup enak terlihat rupa sampai
sekarang.
Lirik Ulun Juoi tahkan lomoi borum pios mara koro nyiring huntuh
(SJ/4/1) mengandung nilai bersyukur karena sejak dulu sungai sudah dijadikan
sebagai sumber kehidupan dan jalur utama menuju ke kota tapi saat ini sungai
sudah semakin keruh dan tidak digunakan sebagai sumber air untuk minum,
pasang surut jadi tidak menentu karena banyak yang melakukan penebangan
pohon. Lirik Ulun Juoi tahkan lomoi borum pios mara koro nyiring huntuh
(SJ/4/1) secara tidak langsung mengingatkan masyarakat untuk mengungkapkan
rasa terima kasih atas kekayaan alam khususnya sungai yang membuat kehidupan
masyarakat menjadi baik.
Lirik ulun juoi tahkan lomoi bolum pios marak koro nyiring hintuh
(SJ/4/1) memiliki makna memberikan informasi bahwa orang yang hidup di hulu
sungai memiliki hidup yang enak dari dulu sampai sekarang. Terciptanya lirik
ulun juoi tahkan lomoi bolum pios marak koro nyiring hintuh (SJ/4/1) tentunya
sudah melalui proses yang panjang, yaitu melalui proses pemilihan lirik yang
dianggap sesuai dengan maksud yang ingin disampaikan. Lirik lagu ulun juoi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
267
tahkan lomoi bolum pios marak koro nyiring hintuh (SJ/4/1) dibuat saat sungai
yang dulunya merupakan tempat bergantung hidup oleh masyarakat saat ini telah
tercemar karena berbagai aktifitas masyarakat seperti menubak (meracuni ikan),
menyetrum ikan, dan menebang pohon. Berdasarkan situasi yang terjadi saat
pembuatan lagu, maka maksud yang ingin disampaikan adalah perintah agar
masyarakat bisa berterima kasih atas apa yang alam berikan khususnya sungai
yang sangat membantu kehidupan masyarakat yaitu berhenti mencemari sungai
dengan menubak (meracuni ikan), menyetrum ikan dan menebang pohon.
D. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan terdapat sebelas nilai luhur dan sebelas
maksud dalam lagu pop daerah suku Dayak. Wujud nilai luhur dan maksud nilai
luhur dalam lagu pop daerah suku Dayak di Kabupaten Melawi dikelompokan
menjadi empat yaitu nilai yang berhubungan dengan diri sendiri, sesama, alam,
dan Tuhan. Wujud dan maksud nilai yang ditemukan dalam lagu pop daerah suku
Dayak dapat digunakan untuk mempertahankan dan memperkenalkan cerita
daerah, dan tradisi dalam masyarakat Dayak.
E. DAFTAR PUSTAKA
Geertz, C. 1992. Tafsir Kebudayaan (Refleksi Budaya). Yogyakarta: Kanisius.
Lickona, T. 1992. Educating For Character How Our Schools Can Teach Respect and Responsibility. New York-Toronto-London- Sydney-Auckland: Bantam Books.
Mahmudah, S. 2016. Nilai Budaya dalam lirik lagu Banjar Karya Syarifudin MS.
Jurnal Pelataran Seni, Vol. 7, No. 1, 10 hlm. Cummings, L. 2007. Pragmatik: Sebuah Perspektif Multidisipliner. Yogyakarta:
Pustaka pelajar. Yule, G & Brown, G. 2014. Analisis Wacana:Discourse Analysis. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama. Yule, G. 2014. Pragmatik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Brigita Yuni lahir di Nanga Pinoh,
Kalimantan Barat pada tanggal 23 Juni 1993. Ia
mengawali pendidikan formalnya di SD Negeri 07,
Nanga Pinoh, Kabupaten Melawi, Kalimantan
Barat pada tahun 1999 . Kemudian melanjutkan ke
jenjang pendidikan Sekolah Menegah Pertama
Setya Budi Nanga Pinoh, Kabupaten Melawi,
Kalimantan Barat pada tahun 2004. Tahun 2007 penulis melanjutkan pendidikan
di Sekolah Menengah Atas Santa Maria, Nanga pinoh, Kabupaten Melawi,
Kalimantan Barat.
Selanjutnya pada tahun 2010 penulis masuk ke Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar (PGSD). Pada tahun 2015 penulis melanjutkan studi di
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
pada Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Program Magister. Setelah
menyelesaikan tesisnya yang berjudul Nilai-Nilai Luhur dalam Lagu Pop Daerah
Suku Dayak di Kabupaten Melawi: Kajian Implikatur, ia memperoleh gelar
Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI