Nikmat Terakhir
-
Upload
tammi-prastowo -
Category
Lifestyle
-
view
115 -
download
0
Transcript of Nikmat Terakhir
Nikmat
Terakhir
TAMMI PRASTOWO
8 coretan pemungut hikmah
kala Ramadhan
1
Nik
ma
t Te
rak
hir
Nikmat Terakhir
8 coretan pemungut hikmah kala Ramadhan
TAMMI PRASTOWO
2
Nik
ma
t Te
rak
hir
Untuk Dzaky & Luqman
3
Nik
ma
t Te
rak
hir
FIG
UR
E :
1[T
YP
E T
HE
CA
PT
ION
]
SEPATAH KATA
Ramadhan saat yang tepat untuk merenung. Dalam
kondisi berpuasa saya merasa lebih mudah
menajamkan pikiran untuk memahami pelbagai
kejadian yang saya alami. Kerja otak pun
meningkat terbukti dari mudahnya saya membuka
lipatan-lipatan pengetahuan yang pernah terekam
dalam memori. Sayapun lalu menuangkannya
menjadi coretan sederhana seperti yang sekarang
Anda baca.
Bukan isu global yang menjadi topik bahasan saya.
Saya lebih berfokus pada hal-hal remeh temeh
yang pasti tidak akan menjadi headline di media
massa. Namun, upaya ini sengaja saya tempuh
guna menggerinda tumpulnya kemampuan saya
menuangkan gagasan melalui bahasa tulisan,
setelah sekian lama berkutat dengan rutinitas
kerja.
Coretan ini lebih tepat dimaknai sebagai bahan
obrolan kita saja, yang membutuhkan tanggapan
berupa kritik untuk bisa menemukan pesan
utamanya. Terima kasih atas kesediaan Anda
meluangkan waktu untuk membaca ini.
Tammi Prastowo
4
Nik
ma
t Te
rak
hir
DAFTAR ISI
Bersiap Untuk Yang Kedua .................................... 5
Berjuta Kebaikan Saat Sahur ................................... 17
Sholat Yang Disukai Allah ..................................... 20
Kenikmatan Juga Ujian ........................................ 25
Hari Tersisa ...................................................... 29
Rahasia Panjang Umur ......................................... 33
Bekal Mudik ..................................................... 39
Nikmat Terakhir ................................................ 43
Tentang Tammi ................................................. 47
5
Nik
ma
t Te
rak
hir
BERSIAP UNTUK YANG KEDUA
Tanggal 1 Ramadhan 1434 H menjadi moment
penting bagi keluarga saya. Setelah memerika
kondisi istri saya, dokter memastikan akan
datangnya satu jiwa suci dalam keluarga kami.
Kabar tersebut sangat melegakan hati kami,
bagaikan turunnya hujan setelah musim kemarau
yang gersang. Keceriaan terpancar di wajah Dzaky,
anak sulung saya. Dia membayangkan akan dapat
bermain bersama adik bayi yang imut, lucu, dan
menggemaskan. Bahkan dia sudah tidak sabar
ingin mengabarkan kehadiran adik kepada teman-
temannya.
Saya pun dapat mengerti kegembiraan hatinya itu.
Bertahun-tahun dia menunggu kehadiran adik di
rumah kami. Semula dia tidak mengindahkan
peristiwa kelahiran bayi di kompleks perumahan
yang kami huni. Baginya hal itu tidak seasyik sepak
bola bersama teman-teman. Namun, setelah dia
melihat teman-teman sebayanya bergembira
menyambut kehadiran adik bayi di rumah masing-
masing, mulai muncul keinginan untuk mempunyai
adik sendiri. Selama ini anak saya hanya tersenyum
6
Nik
ma
t Te
rak
hir
kecut kala ditanya orang, “Kapan kamu punya
adik?”
Barangkali yang melontarkan pertanyaan itu tidak
bermaksud menyakiti perasaan Dzaky. Mungkin itu
sekadar basa basi yang jamak dilakukan dalam
pergaulan. Akan tetapi, anak saya tidak memaknai
pertanyaan itu hanya sebagai satu kaidah
kesopanan. Dengan logika berpikir anak kecil, dia
anggap itu sebagai tuntutan serius yang harus
segera dipenuhi. Anak saya sempat galau. Saya
dan ibunya berusaha menenangkan hatinya. Kami
katakan, “Dzaky kan sudah punya adik 7 orang.
Jadi gak usah resah.” Saya absen nama-nama
keponakan saya, anak dari om dan tante Dzaky.
“Iya, tapi itu namanya adik sepupu, bukan adik
kandung,” sahut anak saya. “Dzaky maunya adik
yang lahir dari perut ibu,” terang dia. Kali ini giliran
saya dan ibunya yang nyengir kuda setelah
mendapat jawaban semacam itu.
Namun inilah entry point yang saya tunggu untuk
membangun pemahaman Dzaky. “Oh, kalau adik
kandung itu rahasia Allah, mas. Tidak ada yang
tahu kapan Allah akan mendatangkan adik ke
rumah kita. Ayah tidak tahu waktunya, ibu juga
tidak tahu. Tapi yang penting sekarang kita
berusaha supaya adik segera datang ke sini.”
7
Nik
ma
t Te
rak
hir
“Usahanya apa, yah?” tanyaDzaky. “Begini caranya.
Allah itu tidak akan mendatangkan adik kalau
keadaan kita belum siap. Sekarang mungkin Allah
menilai ayah belum siap mendidik adik menjadi
anak yang sholeh. Tentu Allah juga tahu kondisi ibu
yang sering kerepotan mengurus rumah dan
mengantar Dzaky ke sekolah. Atau Allah belum
melihat Dzaky bertambah sholeh. Makanya Allah
belum percaya pada kita untuk mengasuh adik
bayi.”
“Nah, sambil menunggu adik datang, ayo Dzaky
belajar menjadi anak sholeh. Sholat dengan rajin,
jangan lupa mengaji. Kalau masnya sholeh, adik
nanti akan meniru mas menjadi anak sholeh. Ayah
dan ibu juga berusaha menjadi orang yang lebih
baik di hadapan Allah. Insya Allah, Dzaky akan
segera punya adik.” Mendengar penjelasan saya,
Dzaky bersedia menjadi anak yang sholeh biar adik
segera datang.
Ada perasaan lega di benak saya ketika bisa
menyampaikan pemahaman kami tentang anak
kepada Dzaky. Memang penjelasan itu terdengar
cukup sulit dipahami anak kecil. Akan tetapi,
karena sejak kecil Dzaky kami latih untuk bisa
berpikir rasional, penjelasan semacam itu
8
Nik
ma
t Te
rak
hir
tampaknya bisa dimengerti olehnya yang baru
berusia 7 tahun.
Pada waktu itu saya juga mesti memeras otak
untuk bisa mengkonkretkan nasihat tadi. Apa yang
mesti saya lakukan guna menjadi „pribadi yang
lebih baik di mata Allah‟? Kami mesti melakukan
introspeksi guna menemukan segala kekurangan
pribadi selaku hamba Allah. Hasilnya sudah bisa
ditebak: kami harus melakukan koreksi pada
banyak segi untuk bisa menjadi yang lebih baik.
Inilah tantangan terbaru kami selaku orang tua
yang ingin anaknya bisa berpikir logis dan bertindak
terarah. Dan karena saya adalah ayahnya, saya
tahu bahwa Dzaky pun diam-diam menuntut saya
untuk berubah seperti dirinya.
Selain berusaha terus memperbaiki diri, di masa
menanti itu saya dan istri sepakat untuk mengasah
mental agar dapat mendidik dan mengasuh anak
secara benar. Keberadaan bayi dan anak para
tetangga menjadi bahan diskusi yang menarik bagi
kami. Mereka adalah subjek pengamatan kami.
Tingkah laku si anak ketika berinteraksi dengan
orang tua dan teman sepermainan kami cermati.
Demikian pula perlakuan orang tua terhadap
anaknya. Semua hal itu kami bahas sehingga
sampai pada satu resolusi: “Jika besok ada adik,
kami akan berbuat begini”. Tidak jarang resolusinya
9
Nik
ma
t Te
rak
hir
berupa tekad untuk tidak melakukan sesuatu yang
menurut kami tidak tepat dikenakan pada anak.
Inilah proses belajar dari kehidupan yang kami
jalani. Kiat tersebut saya peroleh dari kakak
sepupu saya yang penah mengalami lebih dari 5
tahun mengupayakan kehadiran si buah hati. Dia
gunakan waktu penantian untuk mengamati
lingkungan dan belajar bersikap yang terbaik
terhadap anak.
Sering kali istri saya mengulas pengalaman yang
ditemui hari itu di sekolah. Tentang siswa A yang
bersikap demikian kepada siswa B. Ataupun
tentang tindakan guru saat menyikapi perbuatan
murid-murid. Kami berusaha mengambil hikmah
dari hal-hal yang terjadi di lingkungan sekitar sebab
kami percaya bukan tanpa maksud Allah
menakdirkan kami untuk menyaksikan semua
peristiwa tadi.
Momen 1 Ramadhan 1434 H mengukuhkan niat
tersebut. Kini harapan kami dipenuhi oleh Allah
SWT. Alhamdulillah. Konsekuensinya, segala
resolusi yang pernah kami rumuskan mesti
diwujudkan dalam aksi nyata. Menghadapi
tantangan baru ini, saya dan istri pun berusaha
memusatkan perhatian pada pengetahuan termasa
mengenai kehamilan, persalinan, dan perawatan
10
Nik
ma
t Te
rak
hir
bayi. Kami perlu meng-up grade pengetahuan
usang kami tentang merawat dan mendidik anak
secara benar.
Mendidik anak bagaikan mengarungi samudera
dengan menggunakan sebuah perahu. Kami sadar
bahwa yang membentang di depan mata adalah
samudera kehidupan. Sungguh begitu luas dengan
ombak dan cuaca yang menantang. Supaya dapat
berlabuh di pulau harapan dengan selamat, mau
tidak mau kami harus membawa bekal bahan
makanan yang cukup. Tidak hanya itu,
keterampilan kami harus pula ditingkatkan.
Saya teringat dengan kesibukan kami dalam
mencari bekal pengetahuan sejenis sewaktu Dzaky
belum lahir. Informasi seputar kehamilan dan
perawatan bayi kami peroleh dari majalah dan
tabloid yang khusus membahas tentang hal itu.
Saya tidak membeli rutin majalah yang terbit dua
mingguan tadi. Kebetulan perpustakaan kantor
saya berlangganan sehingga saya bisa
meminjamnya di sana. Berbekal masukan tersebut,
kami mengasuh dan merawat Dzaky semasa bayi.
Tentu saja masih ditambah dengan informasi dari
sumber yang lain serta pemikiran kami pribadi.
Sekarang kami berharap dapat melakukan hal yang
terbaik bagi adik Dzaky. Jika memungkinkan,
11
Nik
ma
t Te
rak
hir
bahkan lebih baik daripada perlakuan kami dahulu
terhadap kakaknya. Apalagi dunia telah mengglobal
dan bergerak semakin dinamis. Perubahan selalu
berlangsung dalam masyarakat. Pemikiran dan
metode perawatan kehamilan serta pengasuhan
bayi tentu berkembang pesat. Berpijak pada
pemikiran tersebut, Upaya meng-up grade
pengetahuan menjadi agenda pokok kami
sekarang.
Masukan penting tentang pendidikan anak kami
gali dari berbagai sumber belajar. Di era yang
bergerak dinamis ini, informasi dan pengetahuan
membanjir melalui berbagai media baik cetak
maupun elektronik.Kami memanfaatkan
kemudahan mengakses informasi tersebut. Buku-
buku bertema parenting kami buka kembali. Artikel-
artikel tentang pengasuhan anak sedikit demi
sedikit kami unduh untuk dipelajari. Sambil
menyiapkan sarapan pagi, tidak jarang saya dan
istri membahas hal-hal yang dikupas di sana.
Semua proses belajar ini kami niatkan untuk
meningkatkan pemahaman kami tentang cara
mendidik anak agar bisa tumbuh sehat dan
berkembang potensi dirinya. Diharapkan nantinya
anak dapat menjadi pribadi yang bahagia serta
mampu memberi kontribusi positif bagi diri dan
lingkungannya.
12
Nik
ma
t Te
rak
hir
Apa yang saya peroleh dari berselancar di
samudera informasi ini? Saya menemukan banyak
informasi penting dan menarik. Sejumlah tulisan
membahas topik kesuburan pria dan wanita. Ada
pula informasi tentang kiat menghitung masa
subur. Tips dari dokter agar lekas mendapat
momongan juga kami temukan. Bagi pasangan
suami istri yang tengah mengupayakan kehadiran
anak dalam keluarga, semua topik bahasan itu
tentu bermanfaat.
Berkaitan dengan masa kehamilan, kami
mendapatkan keterangan penting mengenai tanda-
tanda awal kehamilan serta cara mengatasi
keluhan yang muncul. Pola hidup sehat dan positif
selama hamil serta menu makanan yang sebaiknya
dikonsumsi ibu hamil pun ada. Demikian pula
informasi tentang fase pertumbuhan janin dalam
rahim sang ibu. Sedikit banyak masukan sejenis itu
membantu kami dalam menjalani masa 9 bulan
yang menakjubkan ini.
Tentang persalinan, ada deskripsi menarik yang
mengulas tahap-tahap persalinan yang dijalani
seorang ibu. Kita menjadi paham mengenai proses
yang akan mengantarkan janin dari kehidupan
rahim ke alam dunia ini. Tentu saja ada informasi
mengenai hal-hal yang harus dipersiapkan untuk
13
Nik
ma
t Te
rak
hir
menjalani persalinan serta kiat perawatan tubuh
seusai melahirkan.
Ternyata kami menjumpai banyak pembahasan
tentang perawatan bayi. Paling tidak kita bisa
mengelompokkan kajian ini ke dalam empat tema
besar: air susu ibu (ASI) yang mutlak diperlukan
bayi, makanan pendamping ASI, seluk-beluk
kesehatan bayi, serta perawatan bayi. Semua
informasi itu sangat penting dipahami oleh ayah
dan ibu agar dapat mengoptimalkan pertumbuhan
dan perkembangan si buah hati.
Kehamilan bukan semata-mata urusan sang ibu. Di
saat hamil, ibu mengalami sejumlah perubahan
fisik maupun psikis yang bisa membuat stres.
Suami harus selalu mendampingi istri ketika istri
sedang hamil. Calon bapak mesti tahu dan terlibat
aktif mendampingi ibu menjalani masa kehamilan.
Suami dituntut tahu mengenai tindakan yang harus
dilakukan ketika istrinya tengah mengandung. Ini
akan membuat kita menjadi suami idaman dan
juga mengurangi tingkat stress pada istri. Ikatan
batin Anda dengan istri dan anak anda menjadi
lebih dekat. Jika ibu bahagia menjalani masa
kehamilan, janin yang dikandung pun akan
merasakan bahagia.
14
Nik
ma
t Te
rak
hir
Dari sejumlah literatur saya memperoleh masukan
tentang sejumlah peran suami yang harus
dimainkan selama masa kehamilan istrinya.
Pertama, suami mesti memberikan perhatian yang
melimpah kepada istri. Banyak istri yang merasa
sedih karena tidak diperhatikan ketika sedang
hamil. Perasaan itu akan berdampak pada
kesehatan ibu dan juga calon bayi Anda. Supaya
akibat buruk itu tidak terjadi, kita perlu lebih peduli
dengan keadaan istri. Berpartisipasi dalam
kegiatan yang dilakukan istri mesti dilakukan.
Calon ayah juga perlu mengajak ngobrol janin yang
ada dalam kandungan. Akan lebih bagus jika kita
membacakan ayat dalam kitab suci atau Al-Quran
yang membuat janin merasa tenang.
Kedua,menjadi suami SIAGA (siap antar jaga). Ada
baiknya Anda kurangi beban pekerjaan agar dapat
mencurahkan perhatian kepada istri Anda.
Mendampingi istri saat memeriksakan kehamilan
dan menjelang proses persalinan perlu juga
dilakukan suami.
Ketiga, selalu menjaga kesehatan sang istri. Suami
harus selalu menganjurkan istri untuk mengikuti
pola hidup yang sehat dan menghindari kegaiatan
yang dapat membahayakan kandungan. Jika kita
merokok, hentikan aktivitas itu demi kesehatan ibu
dan calon anak. Jangan bosan untuk mengingatkan
15
Nik
ma
t Te
rak
hir
istri agar mengkonsumsi vitamin dan nutrisi yang
diperlukan. Suami pun perlu menghindari ucapan,
tindakan dan sikap yang mencederai hati, dan
perasaan istri. Lakukan yang terbaik untuk
menentramkan hati istri.
Keempat, suami harus selalu melayani istri.
Walaupun tengah hamil, istri berusaha tetap
membereskan segala pekerjaan di rumah. Suami
yang baik akan membantu istri merampungkan
pekerjaannya. Di saat yang sama suami dituntut
mengurangi tuntutan kepada istri untuk meladeni
keinginan fisik, baik makan maupun kebutuhan
biologis.
Keterangan di atas menunjukkan bahwa
keberhasilan sang ibu menjalani masa kehamilan
sangat dipengaruhi oleh peran aktif suami. Saya
pun semakin paham bahwa kehadiran anak bukan
semata buah dari percintaan. Ini merupakan
amanat Allah yang dipercayakan kepada kita.
Jagalah amanat Allah dengan melaksanakan
kewajiban-kewajiban kita sebagai suami-istri, serta
orang tua bagi anak. Anak akan menjadi permata
hati kita, penerus kehidupan keluarga bahkan
pelestari cita-cita. Kehadiran anak akan
memancarkan kebahagiaan dalam rumah tangga
kita, pelipur lara ditengah kesuntukan kerja dan
16
Nik
ma
t Te
rak
hir
aktivitas kita. Semua itu merupakan karunia agung
Allah, maka syukurilah mega nikmat-Nya dengan
melaksanakan kewajiban kita memenuhi hak-hak
anak.
Selamat mempersiapkan diri menjadi ayah dan ibu
yang hebat bagi anak-anak yang Allah amanatkan
kepada kita.
17
Nik
ma
t Te
rak
hir
BERJUTA KEBAIKAN KALA SAHUR
Bagi orang yang berpuasa, terdapat sejumlah
waktu istimewa untuk berdoa. Salah satunya waktu
kita makan sahur. Pelaksanaannya di sepertiga
malam yang terakhir. Mengapa waktu sahur
disebut waktu istimewa?
Paling tidak ada beberapa alasan yang sempat
saya pikirkan. Pertama, waktu sahur merupakan
ujung dari sepertiga malam terakhir. Momen ini
sangat istimewa karena pada waktu itu Allah swt
turun ke langit dunia. Allah mengetahui perbuatan
para hambaNya. Allah juga akan mengabulkan
permintaan hamba yang bermunajat di waktu itu.
maka semestinya sejak bangun tidur hingga selesai
sahur kita memperbanyak memohon ampunan-
Nya. Karena kebutuhan hidup kita yang terasa
begitu besar, saat inilah kita memperbanyak
berdoa kepada allah. Hal ini menjadi lebih baik jika
diawali dengan sholat tahajud minimal 2 rakaat.
Niscaya Allah akan mengangkat derajat kita di
hadapan manusia. Kedua, Nabi Muhammad saw
menganjurkan kita makan sahur karena ada
manfaat besar yang dikandung dari makan sahur.
Sejumlah makanan yang kita konsumsi menjadi
18
Nik
ma
t Te
rak
hir
modal untuk berkarya di siang hari. Dengan
demikian, orang yang berpuasa tidak menjadi
lemah. Mereka tetap produktif menghasilkan
segala yang bermanfaat bagi kehidupan. Ketiga,
sewaktu makan sahur kita akan menjumpai saat
fajar. Kita dianjurkan oleh Rasulullah untuk
melaksanakan sholat fajar 2 rakaat. Terdapat nilai
kebaikan yang jauh lebih bagus daripada dunia
seisinya di balik sholat fajar. Maka sesaat setelah
imsyak, sebaiknya kita gunakan waktu untuk sholat
fajar. Keempat, kita dapat melaksanakan sholat
subuh berjamaah. Tahukah Anda apa kebaikan
sholat subuh berjamaah? Saya belum
mengetahuinya secara detail, namun saya yakin
akan kebenarannya. Keyakinan saya didasarkan
pada perkataan rasulullah saw,”seandainya orang-
orang tahu betapa besarnya nilai sholat subuh
berjamaah di masjid, tentu mereka akan
berbondong-bondong mendatanginya walaupun
harus merangkak.”
Saya yakin masih banyak kebaikan yang tekandung
di waktu sepertiga malam teakhir. Kalau kita
mengetahui dengan jelas, tentu motivasi untuk
bangun kala itu sangat besar. Tidak ada alasan
untuk meninggalkan makan sahur hanya gara-gara
malas bangun. Sesungguhnya dengan bangun, kita
mendapat peluang melakukan ibadah-ibadah
19
Nik
ma
t Te
rak
hir
utama. Sekarang tidak ada lagi alasan untuk tidak
makan sahur. Semoga Allah mengabulkan doa-doa
yang kita panjatkan, mengampuni dosa-dosa kita,
dan mengangkat derajat kita di antara makhluk
Allah lainnya. Amin.
20
Nik
ma
t Te
rak
hir
SHOLAT YANG DISUKAI ALLAH
Di kalangan umat Islam Indonesia lazim diketahui
adanya 2 versi bilangan rakaat sholat tarawih. Ada
yang sholat tarawih 8 rakaat ditambah sholat witir
3 rakaat. Ada juga yang melaksanakan sholat
tarawih 20 rakaat ditambah sholat witir 3 rakaat.
Dalam pengamatanku, waktu yang diperlukan
untuk melaksanakan sholat dua versi itu hampir
sama. Maksudnya, yang melaksanakan sholat
tarawih 23 rakaat memerlukan waktu sama
dengan yang melaksanakan sholat 11 rakaat.
Bagaimana mungkin hal ini terjadi?
Rupanya jamaah sholat tarawih 23 rakaat
melaksanakan sholat dengan cepat. Bacaan surat
dan bacaan sholat mereka ucapkan dengan
tergesa-gesa. Perpindahan gerakan sholat pun
dilakukan dengan tanpa jeda. Akibatnya, kita
sebagai makmum akan merasa dikejar waktu.
Sholat pun menjadi tidak khusyuk lagi.sebaiknya
kita mesti bersikap bagaimana?
Dalam tayangan Oase Ramadhan di Metro TV,
Ustad Abu Sangkan menyampaikan bahwa Nabi
Muhammad saw menganjurkan umat Islam untuk
solat dengan tumakninah. Gerakan sholat
21
Nik
ma
t Te
rak
hir
dilakukan dengan konsentrasi penuh sehingga kita
bisa memahami maksud bacaan sholat yang
dilafalkan. Tumakninah memungkinkan kita untuk
bisa menghayati setiap doa yang dipanjatkan
kepada Allah dalam sholat. Tumakninah menjadi
kunci diterimanya sholat seorang hamba.
Ketika melaksanakan sholat, kita harus menyadari
dua faktor penting yang terdapat dalam sholat.
Pertama, bahwa Allah Maha Melihat setiap
perbuatan lahir dan batin kita. Apapun yang tubuh
kita kerjakan, Allah tahu. Apapun yang kita pikirkan,
Allah tahu. Maka semestinya kita berusaha sholat
dengan sikap terbaik. Setiap gerakan anggota
tubuh kita mesti tertata. Pikiran kita mesti tertuju
kepada Allah saja. Inilah sikap yang semestinya
dilakukan kala menghadap kepada Sang Maha
Melihat. Apabila kita menyadari hal ini, kita tidak
akan sembrono dalam melakukan sholat. Pikiran
kita dijaga untuktidak melamunkan hal-hal lain
yang bisa merusak ibadah sholat. Tangan, kaki,
pandangan mata, semuanya dijaga agar selalu
sopan di hadapan Allah.
Kedua, bahwa sholat itu doa. Setiap bacaan sholat
merupakan pujian dan doa yang kita panjatkan
kepada Allah. Pujian itu kita sanjungkan atas
kebesaran Allah, kemuliaan Allah, kemahasegalaan
22
Nik
ma
t Te
rak
hir
Allah. Doa kita tentu berisi segala kebaikan hidup
yang kita butuhkan. Coba Anda renungkan makna
setiap bacaan sholat kita. Di sana bertaburan
permintaan agar Allah memberikan kehidupan
dunia dan akhirat yang baik bagi kita. Kita minta
belas kasih Allah. Kita meminta rejeki dan
kesehatan kepada Allah. Kita juga meminta
ampunan Allah atas segala dosa yang kita perbuat.
Bagaimana mungkin kita mengharap segala
kebaikan itu dikabulkan Allah jika kita bersikap
tidak sopan tatkala menghadap-Nya?
Oleh karena itu, sungguh benar perkataan
Rasulullah saw di atas. Untuk bisa bersikap sopan
kala menghadap Allah lewat sholat, kita harus
melakukan gerakan sholat dengan tumakninah.
Sewaktu kita tumakninah, kita bisa menghayati
makna setiap permintaan dan harapan yang
ditujukan kepada Allah. Maka saya meragukan
terpenuhinya unsur tumakninah jika kita sholat
dengan sikap yang tergesa-gesa.
Masalah lain yang sering terjadi ketika kita sholat
ialah hilangnya konsentrasi kita sewaktu sholat.
Misalnya, tiba-tiba kita teringat dengan utang yang
harus dibayar dua hari lagi ketika kita sedang rukuk
di rakaat pertama sholat. Apakah sholat kita
diterima Allah? Dalam sebuah hadits, Rasulullah
saw menjelaskan masalah ini. Menurut Nabi, Allah
23
Nik
ma
t Te
rak
hir
hanya menerima sholat yang dilakukan dengan
konsentrasi pikiran kita. Maksudnya, pada kasus di
atas, Allah hanya menerima sholat sebelum
munculnya ingatan tentang utang tadi. Apabila
selanjutnya kita bisa memusatkan perhatian
kepada bacaan sholat sehingga kita bisa
tumakninah, Allah kembali mencatat sholat kita.
Sementara gerakan sholat yang tidak diikuti
dengan konsentrasi tidak akan diterima Allah.
Akibatnya, dalam satu sholat maghrib misalnya,
hanya sepersekian bagian saja yang diterima Allah.
Bagian tersebut ialah bagian sholat yang kita
kerjakan dengan tumakninah dan penuh
penghayatan. Sisanya terbuang percuma.
Inilah rahasia dianjurkannya kita melaksanakan
sholat rawatib sebelum dan sesudah sholat fardhu.
Sholat rawatib akan menjadi penambal bagian-
bagian sholat fardhu kita yang bolong-bolong.
Ibarat orang berpakaian, sholat fardhu itu baju
yang kita kenakan. Sayangnya, baju tersebut
compang-camping karena banyak bolongnya. Agar
bisa menutup aurat dengan baik, bolongan baju
kita harus ditambal. Apa penambalnya? Tentu saja
sholat rawatib yang kita lakukan. Lantas, jika kita
tidak punya tambalan apa yang terjadi? Jelas kita
akan merasa malu ketika menghadap Allah dengan
pakaian compang-camping itu. Betapa jatuh harga
24
Nik
ma
t Te
rak
hir
diri kita nanti. Apakah kita mau menemui kondisi
semacam itu disaksikan Allah, malaikat, dan
semua manusia sealam semesta?
Sholat harus menjadi perhatian utama kita sebagai
manusia.mengapa? Karena Allah swt di yaumil
hisab akan memeriksa sholat kita pertama kali.
Inilah isu utama yang Allah perhatikan kala
menghitung amal perbuatan kita. Kalau nilai sholat
kita baik, Allah akan menilai baik semua amal
sholih kita. Sebaliknya, jika nilai sholat kita buruk,
Allah akan memeriksa lebih cermat catatan amal
sholih kita. Dengan kemahadilanNya, Allah akan
memutuskan apakah kita bisa langsung masuk ke
surga ataukah harus singgah dulu di neraka.
Tentu kita berharap dapat langsung masuk ke
surga tanpa mampir di neraka. Untuk bisa
mewujudkan harapan tadi, sesegera mungkin kita
perbaiki kualitas sholat kita. Kerjakan sholat
dengan khusyuk. Lakukan setiap gerakan dengan
tumakninah agar kita bisa menghayati setiap
bacaan sholat yang kita sampaikan kepada Allah.
Insya Allah kita bisa menghadap kepada Allah
dengan pakaian yang rapi, bukan pakaian
compang-camping dan bolong-bolong.
25
Nik
ma
t Te
rak
hir
KENIKMATAN JUGA UJIAN
Allah swt menegaskan dalam al qur‟an bahwa
manusia akan diuji keimanannya dengan sedikit
berkurangnya harta, kekuasaan, dan kesenangan
duniawi lainnya yang selama ini diterima. Allah swt
ingin mengetahui sikap kita tatkala menghadapi
ujian tadi. Apakah kita menjadi lebih dekat kepada-
Nya atau justru menjauhi-Nya. Yang bisa mendekat
kepada Allah akan mendapatkan kebahagiaan
karena Allah bakal mengganti segala yang hilang
tadi. Wujudnya bisa berupa barang yang sama
dengan yang hilang atau barang lain yang lebih kita
perlukan dalam hidup. Sikap semacam ini dimiliki
oleh orang-orang yang berusaha menyuburkan
keimanannya yang masih gersang dengan
menempa diri menjadi pribadi bertakwa.
Sebaliknya sikap menjauh dari Allah ditunjukkan
oleh mereka yang enggan merawat keimanan di
hatinya. Kekecewaan akibat hilangnya sebagian
nikmat yang selama ini dirasakan membuat
mereka menyalahkan Allah. Bahkan ada sebagian
dari mereka yang kemudian memusuhi Allah. Ini
tecermin dari keengganan mereka untuk
menjalankan perintah Allah sekaligus menjauhi
26
Nik
ma
t Te
rak
hir
larangan-Nya. Orang-orang semacam ini menduga
bahwa sikap pembangkangannya akan
menurunkan derajat keagungan Allah. Mereka
menduga kalau pengingkaran atas nikmat Allah swt
yang selama ini diberikan merupakan balasan yang
setimpal bagi Allah swt yang telah mengurangi
nikmat bagi dirinya. Naudzubillahi min dzalik.
Sikap kedua itu jelas salah. Allah swt memang
telah menganugerahkan inspirasi bagi manusia
untuk membangkang atau menaati perintah-Nya.
Kedua inspirasi itu ditanamkan di dalam hati. Kita
dipahamkan mengenai konsekuensi dari setiap
pilihan sikap tadi. Ketaatan kita akan
mengantarkan kita ke surga, sementara
pembangkangan kita akan menjerumuskan kita ke
neraka. Tatkala manusia menemui kondisi hidup,
manusia akan cenderung pada salah satu dari
kecenderungan tadi. Namun sebenarnya Allah tidak
terpengaruh sama sekali dengan pilihan sikap
manusia. Jika kita taat kepada Allah, Allah tidak
menjadi senang dan berbangga diri dengan
ketaatan kita. Apabila kita membangkang kepada
Allah, Allah pun tidak merasa dirugikan dengan
pembangkangan kita. Sungguh Allah Mahasuci dan
Mahabesar. Oleh karena itu, kita perlu menjaga
sikap agar selalu berpikir positif terhadap setiap
kehendakNya. Sikap khuznudhon kita akan
27
Nik
ma
t Te
rak
hir
menumbuhkan motivasi di hati untuk tetap
menyusuri jalan yang lurus.
Begitulah kecenderungan kita kala diuji dengan
kondisi sempit. Bagaimana halnya jika kita diuji
dengan kondisi serba lapang? Justru inilah
tantangan yang lebih berat. Hampir semua orang
yang punya keimanan walaupun kecil tahu sikap
terbaik kala menghadapi ujian kesempitan. Mereka
berusaha untuk tetap bertahan dengan berbaik
sangka kepada Allah. Dalam kondisi ini mereka
merasa mendapatkan peluang emas untuk
mendekat kepada-Nya. Tidak mengherankan jika
banyak orang beriman yang berhasil lolos dari ujian
kesempitan.
Akan tetapi kita sering lupa bahwa kesenangan
juga ujian dari Allah. Banyaknya harta yang Allah
titipkan kepadanya semestinya diikuti dengan
kesadaran untuk membelanjakannya di jalan Allah.
Kita sering lupa bahwa diantara harta yang Allah
berikan terdapat bagian bagi anak yatim, fakir
miskin, dan orang-orang yang menjaga diri untuk
tidak meminta-minta walaupun sangat
membutuhkan. Kita menganggap semua harta itu
milik kita sehingga kita bebas membelanjakannya
untuk memuaskan kesenangan diri kita. Ketika
Allah meninggikan kedudukan kita di mata orang
28
Nik
ma
t Te
rak
hir
lain, kita menganggap jabatan tinggi tadi sebagai
buah kerja keras kita. Jabatan tersebut tentu
membanggakan hati karena tidak setiap orang bisa
meraihnya. Rasa bangga yang berlebihan dapat
membuat kita berlaku sombong. Terhadap sesama
manusia kita menuntut penghormatan yang lebih
besar. Kita menuntut orang lain melayani kita serta
memenuhi setiap keinginan kita. Dengan
kekuasaan yang ada di tangan, kita seolah bisa
menentukan merah hitam nasib hidup manusia.
padahal kekuasaan itu pada hakikatnya cuma
pinjaman dari Allah. Yang berhak sombong
hanyalah Allah. Yang berhak dipuja dan dipuji
hanyalah Allah. Ketika Allah meminjamkan
kekuasaanNya kepada kita, Allah berharap kita
bisa memberi manfaat lebih besar bagi sesama.
Kekuasaan yang ada di tangan hendaknya
digunakan untuk melayani orang lain, untuk
membantu orang lain, dan untuk menciptakan
kedamaian hidup. Bukan untuk dipamer-pamerkan
lalu digunakan merendahkan orang lain.
Untuk itu kita perlu memiliki ilmu tentang
mengelola harta dan kekuasaan dari Allah. Apabila
kita bisa mengemban amanah tadi, Allah tidak
segan menitipkan kekuasaan yang lebih besar
untuk kita sandang.
29
Nik
ma
t Te
rak
hir
HARI TERSISA
Astaghfirullahal adhim. Ya Allah, tanpa saya sadari
ternyata 10 hari awal Ramadhan sudah berlalu. Ini
merupakan sepertiga dari satu bulan yang suci
yang selalu dinanti kedatangannya. Bulan di mana
Allah menjanjikan pahala besar dan ampunan atas
dosa-dosa kita yang menggunung tinggi. Betapa
agungnya bulan Ramadhan, sehingga para sahabat
rasul pernah berharap agar seluruh bulan dalam
setahun dijadikan Ramadhan.
Besarnya keyakinan akan kemuliaan bulan
Ramadhan membuat para sahabat nabi selalu
berdoa agar dipertemukan kembali dengan bulan
Ramadhan. Ketika Allah berkenan memanjangkan
umurnya sehingga dapat bertemu kembali dengan
ramadhan, mereka begitu gembira.Mereka
berusaha seoptimal mungkin mengisi waktu yang
dilewati dengan memperbanyak ibadah. Pada
sepertiga malam terakhir mereka bangun untuk
bemrunajat kepada Allah. Menjelang fajar mereka
sahur karena mengharap barokah dari Allah yang
disampaikan melalui makan sahur. Pagi hari
mereka berdzikir panjang dilanjutkan dengan
sholat dhuha. Selanjutnya mereka bekerja mencari
30
Nik
ma
t Te
rak
hir
rejeki halal yang sudah dijanjikan Allah. Dengan
rejeki itu mereka berbuka. Sepanjang malam
mereka isi dengan sholat malam seperti tarawih.
Lisannya mengkaji al-qur‟an yang direnungkan
maknanya di dalam hati. Sungguh perilaku para
sahabat merupakan teladan yang paling indah bagi
umat.
Sekarang ketika saya melihat kondisi diri saya,
sungguh saya harus menyesal sebesar-besarnya.
Mengapa demikian? Karena yang saya jalani
selama Ramadhan ini ternyata tidak lebih baik
daripada bulan-bulan lain. Saya mengaku senang
bertemu Ramadhan. Akan tetapi ternyata saya
tidak mengoptimalkan diri untuk mengisinya
dengan memperbanyak ibadah. Semangat tadarus
saya tidak meningkat. Sepuluh hari pertama ini
saya justru belum pernah membuka al-qur‟an saya
sama sekali. Dalam 10 hari ini satu juz pun saya
belum khatam. Ini berarti saya sudah kehilangan
sepertiga fase untuk mendekat kepada Allah.
Saya masih ingat bahwa Allah mengakui orang-
orang yang mempelajari al qur‟an sebagai keluarga-
Nya. Kalau dalam 10 hari saya belum mengkaji al-
qur‟an sama sekali, bagaimana saya bisa dianggap
sebagai keluarga Allah? Saya memang mengikuti
tadarus di masjid walaupun tidak setiap malam.
Namun, ketika tadarus itu saya tidak bisa
31
Nik
ma
t Te
rak
hir
membaca al-qur‟an untuk mentadaburinya. Pikiran
saya lebih tertuju kepada mengoreksi tajwid dan
makhroj huruf para peserta tadarus. Memang saya
meyakini kebenaran kalkulasi mempelajari al-
qur‟an yang Allah hitung. Bahwa setiap huruf dalam
ayat-ayat yang kita baca akan dihitung secara
cermat dan insya Allah akan digandakan oleh-Nya.
Saya yakin dengan hal itu, akan tetapi metode
menyimak ini tidak membuat saya menjadi lebih
paham dengan ayat-ayat yang kita baca. Hilang
peluang saya untuk bisa memahami maksud ayat-
ayat itu. Astaghfirullah al adhim.
Sholat tarawih memang saya ikuti. Saya berusaha
menyelesaikan 11 rakaat bersama imam sholat
karena saya meyakini bahwa Allah akan
menghitungnya sebagaimana kita sholat semalam
suntuk. Namun, saya belum memanfaatkan
sepertiga malam terakhir untuk taqarrub illallah.
Saya tidak punya greget untuk menyempurnakan
sholat tarawih saya dengan sholat malam lainnya.
Padahal saya sudah bangun sahur di waktu itu.
Saya justru asyik menyimak sinetron Para Pencari
Tuhan yang diputar di SCTV. Kelalaian ini membuat
saya kehilangan peluang selama 10 hari untuk bisa
mendekat kepada Allah. Ah, saya harus berubah
jika tidak ingin menyesal. Waktu yang hilang tidak
bisa saya ganti lagi. Kini yang bisa saya lakukan
32
Nik
ma
t Te
rak
hir
hanyalah memanfaatkan 20 hari yang tersisa di
bulan ramadhan dengan memperbanyak ibadah.
Bismillah. Mulai skarang saya berubah. Ramadhan
akan saya jadikan bulan untuk kembali mendekat
kepada Allah. Untuk itu saya harus menetralkan
hati yang sempat tergoda dengan segala pemikiran
tentang dunia di sekitar saya. Ya Allah, mohon
ampun saya. Semoga Engkau berkenan membantu
saya melewati 20 hari yang tersisa dengan terus
mengobarkan semangat beribadah saya. Amin.
33
Nik
ma
t Te
rak
hir
RAHASIA PANJANG UMUR
Salah satu keistimewaan bulan Ramadan ialah
terdapat malam lailatul qadar. Dalam surat al-qadr
disebutkan bahwa malam lailatul qadar itu lebih
baik daripada seribu bulan. Pada malam lailatul
qadar Allah mengutus para malaikat untuk turun ke
bumi. Mereka bermaksud mengatur segala urusan
berkaitan dengan keperluan para penghuni bumi.
Selama ini yang disampaikan oleh para
penceramah tentang malam lailatul qadar mesti
berkaitan dengan anjuran untuk memperbanyak
ibadah. Mengapa demikian? Sebab kita diajak
menggunakan logika berpikir matematis agar tidak
rugi. Maksudnya, ketika kita melakukan amal
sholih apapun saat malam lailatul qadar, Allah
akan melipatgandakan nilai kebaikan itu hingga
1000 kali lipat. Seumpama kita melaksanakan
sholat 2 rakaat di waktu tersebut, deposito pahala
kita bertambah senilai kita melaksanakan sholat
terus-menerus selama 1000 bulan. Begitu halnya
dengan sedekah yang kita keluarkan atau tilawah
al qur‟an yang kita kerjakan. Sungguh tidak
terhitung jumlah pahalanya apabila kita bisa
34
Nik
ma
t Te
rak
hir
melakukan kebaikan tersebut selama 1000 bulan,
bukan?
Berdasarkan logika matematis tadi, kita pun
bergairah sekali memburu malam lailatul qadar.
Kita berharap dapat menemuinya dan mengisi
kesempatan itu dengan ibadah. Apalagi mengingat
umur rata-rata umat Nabi Muhammad yang hanya
berkisar pada 60-70 tahun. Tentu kesempatan
untuk bisa beirbadah selama 1000 tahun sangat
mustahil dilakukan. Sementara kita diciptakan
Allah dan diberi kesempatan hidup di dunia ini
tidak lain untuk berlomba-lomba mengumpulkan
bekal akhirat. Mengingat waktu hidup yang sangat
terbatas di dunia, semestinya kita berjuang agar
bisa optimal beribadah di malam lailatul qadar
guna memperbanyak bekal akhirat kita.
Kapan lailatul qadar itu terjadi? Menurut
Rasulullah, lailatul qadar kemungkinan terjadi pada
malam-malam bilangan ganjil di sepuluh hari
terakhir bulan Ramadhan. Mungkin saja lailatul
qadar terjadi pada salah satu dari malam tanggal
21, 23, 25, 27, atau 29 Ramadhan. Untuk bisa
menduga waktu yang tepat, kita mesti peka dengan
tanda-tanda yang ditunjukkan oleh lingkungan
sekitar. Konon, malam lailatul qadar ditandai
dengan suasana syahdu dan tenang. Langit tampak
cerah, bintang-bintang terlihat gemerlapan. Angin
35
Nik
ma
t Te
rak
hir
dingin pun tidak berhembus. Tidak ada keributan
yang terjadi. Tidak ada anjing yang melolong.
Semua makhluk di bumi merasa nyaman dan
damai. Perasaan damai ini memungkinkan
manusia untuk mencapai kondisi khusyuk kala
beribadah kepada Allah swt.
Walaupun malam lailatul qadar terjadi di salah satu
malam hitungan ganjil, Nabi Muhammad saw tetap
menganjurkan umatnya untuk mengejarnya di
sepuluh hari terakhir Ramadhan. Inilah yang
tersirat dari hadits nabi yang mengatakan bahwa
Nabi Muhammad saw pada sepuluh hari terakhir
Ramadhan meningkatkan intensitas ibadahnya.
Beliau mengurangi perhatiannya terhadap urusan
duniawi. Beliau beritikaf di masjid sepanjang waktu
itu. Bahkan untuk menyisir rambutpun Rasulullah
tidak pulang ke rumahnya yang bersebelahan
dengan masjid. Beliau cukup meminta Aisyah,
ummul mukminin, menyisir rambutnya melalui
jendela yang menghubungkan rumah beliau
dengan masjid.
Apalagi realitas di masyarakat menunjukkan
adanya perbedaan penentuan awal bulan
Ramadhan. Tentu ini berakibat terjadi perbedaan
dalam menentukan hitungan tanggal dalam bulan
suci kita. Padahal Allah tidak mungkin menurunkan
36
Nik
ma
t Te
rak
hir
malam lailatul qadar dua kali dalam satu
Ramadhan. Memakai logika tersebut, kita
sebaiknya tidak memilah-milah hari di akhir
Ramadhan itu. Mari manfaatkan sepuluh hari
terakhir dengan meningkatkan kuantitas dan
kualitas ibadah kita. Lantas, apa tandanya kita
berhasil memanfaatkan lailatul qadar dengan
ibadah?
Secara sederhana, kita bisa mengenalinya dengan
memperhatikan perilaku kita selepas Ramadhan.
Apabila selepas bulan Ramadhan semangat
beribadah kita meningkat, besar kemungkinan kita
termasuk orang-orang yang berhasil mendapatkan
lailatul qadar. Kita merasa semakin mengenal Allah
dan termotivasi untuk selalu mendekat kepada
Allah. Hubungan vertikal yang baik ini akan
menyadarkan kita terhadap status yang Allah
berikan. Ingatkah Anda bahwa manusia diciptakan
Allah untuk menjadi wakil Allah di dunia?
Posisi sebagai khalifatullah ini menuntut manusia
untuk menciptakan kedamaian di muka bumi.
Mereka yang berhasil memanfaatkan lailatul qadar
dapat dilihat dari perilakunya sehari-hari kala
berinteraksi dengan orang lain. Dalam
bermuamalah kita termotivasi untuk memberikan
kontribusi lebih besar bagi umat. Sumbangan
37
Nik
ma
t Te
rak
hir
tenaga, pemikiran, dan harta benda mengalir dari
tangan kita.
Apabila kita berhasil mengubah perilaku sosial dan
ibadah kita menjadi sedemikian itu, kita layak
bersyukur karena Allah memberikan umur yang
panjang. Ini bukan berarti Allah mengubah
ketentuan-Nya tentang batas umur kita.
Maksudnya, jika Allah menetapkan usia seseorang
sampai umur 75 tahun, maka orang itu tidak
kemudian ditambah umurnya menjadi 80 tahun.
Akan tetapi, yang dimaksud dengan orang yang
memiliki umur panjang ialah mereka yang dapat
mengisi sisa hidupnya secara maksimal dengan
amal sholeh. Dia memusatkan perhatiannya
kepada urusan akhirat. Dia menjadi orang yang
bekerja secara profesional karena ingin
membahagiakan orang lain dengan hasil kerjanya.
Dia menjadi orang yang dermawan karena sadar
bahwa harta dunianya mesti ditransfer ke akhirat
melalui sedekah, infak, dan zakat. Dia menjadi
orang yang khusyuk beribadah karena sadar bahwa
kematian selalu mengintai setiap waktu.
Sementara dia tidak tahu kapan maut akan
menjemput. Sepanjang waktu hatinya selalu
berdzikir dan memohon ampunan kepada Allah.
38
Nik
ma
t Te
rak
hir
Itulah sebagian amalan orang-orang yang
dikaruniai umur panjang oleh Sang Pencipta.
Semoga kita termasuk bagian dari mereka. Amin.
39
Nik
ma
t Te
rak
hir
BEKAL MUDIK
Mudik. Istilah ini sangat lekat dengan tradisi di
ujung bulan Ramadhan. Hampir setiap orang yang
pergi merantau meninggalkan kampung halaman
ingin mudik kala Idul Fitri tiba. Mereka ingin
kembali merasakan nuansa dan suasana masa lalu
yang tidak dijumpai di perantauan. Para pemudik
berharap dapat kembali menyegarkan jiwanya. Ya,
mereka selama ini lelah dalam memperjuangkan
penghidupan.
Tidak aneh jika untuk bisa merasakan kesegaran
jiwa itu, para pemudik rela menghadapi berbagai
tantangan yang merintangi jalannya. Lihat saja
suasana di stasiun, terminal, atau pelabuhan.
Antrian calon penumpang menyemut, lengkap
dengan bawaan yang beraneka ragam. Untuk bisa
terangkut dengan moda transportasi tadi, pemudik
pun mesti berjuang agar bisa terangkut. Tangisan
anak, teriakan, atau umpatan sering menghiasi
upaya calon penumpang berebut tempat. Bukan
tempat yang nyaman lagi yang dicari. Melainkan
hanya secuil tempat yang tersisa agar bisa
terangkut hingga ke kota tujuan.
40
Nik
ma
t Te
rak
hir
Sayangnya, kondisi saling berebut itu tidak juga
teratasi. Padahal jumlah calon pemudik dari tahun
ke tahun terus bertambah. Sistem pelayanan yang
tidak kunjung membaik mendorong sebagian
pemudik untuk menggunakan kendaraan pribadi.
Tentu saja penggunaan kendaraan pribadi jauh
lebih nyaman daripada naik moda transportasi
umum. Mereka bisa mengatur sendiri jadwal
perjalanannya. Tidak ada lagi kekhawatiran
tertinggal pesawat atau bus atau kapal. Tidak perlu
lagi berdesak-desakan agar bisa sampai ke tempat
tujuan. Inilah sejumlah pertimbangan yang
menyuburkan jumlah pemudik dengan
menggunakan kendaraan pribadi.
Begitulah gambaran antusiasme orang untuk
mudik ke kampung halaman. Fenomena mudik
lebaran sesungguhnya menggambarkan proses
kehidupan manusia di dunia. Setiap manusia akan
mudik ke kampung akhirat. Dia bakal kembali ke
tempat asalnya di surga. Di kampung akhirat kita
akan tinggal selamanya setelah merantau
beberapa waktu di dunia.
Apa yang sebaiknya kita lakukan selama
merantau? Allah menyuruh kita mengumpulkan
bekal mudik sebanyak mungkin. Caranya
bagaimana? Antara lain dengan memperbanyak
ibadah. Misalnya dengan menambah jumlah
41
Nik
ma
t Te
rak
hir
sedekah yang kita keluarkan atau menambah
amalan harian kita dengan ibadah sunnah yang
dulu belum sempat dikerjakan. Adapun
peningkatan kualitas ibadah bisa dilakukan dengan
memperbaiki kualitas sholat kita atau berusaha
melakukan ibadah-ibadah utama seperti pergi haji
ke Baitullah. Semua kebajikan itu akan
memperberat kantong bekal mudik kita. Jika kita
bisa kembali ke kampung akhirat dengan bekal
yang banyak, insya Allah kita akan hidup bahagia
nanti.
Bagaimana seandainya kita gagal mengumpulkan
bekal mudik akhirat yang cukup? Tentu saja kita
hanya akan menanggung penyesalan berlarut-larut.
Ini disebabkan karena kita tidak memiliki peluang
lagi untuk mengulang kehidupan di dunia. Allah
tidak memberi kesempatan kedua setelah kita
mati. Artinya, mumpung kita masih diberi waktu
oleh Allah, kita harus memanfaatkan waktu sebaik
mungkin.
Kerja kita hanyalah mengumpulkan bekal
sepanjang waktu yang sangat singkat ini. Tentu
saja dengan selalu meminta pertolongan dan
petunjuk dari Allah. Ingatlah, tidak ada kekuatan
yang lebih berdaya selain kekuatan Allah. La haula
wala quwata illa billah. Semoga kita termasuk
42
Nik
ma
t Te
rak
hir
golongan orang yang beruntung. Kita bisa
memanfaatkan waktu merantau yang singkat ini
dengan sebaik-baiknya. Kita bisa mengisi waktu
yang kita miliki dengan ibadah. Insya Allah, semua
akan menjadi pemberat timbangan amal akhirat
kita. Amin.
43
Nik
ma
t Te
rak
hir
NIKMAT TERAKHIR
Saya teringat sebuah hadits yang isinya secara
garis besar demikian. Tidaklah hilang nyawa
seseorang kecuali dia sudah merasakan
kenikmatannya yang terakhir. Dari hadits tersebut,
ada yang memaknainya secara denotatif. Menurut
pemahaman ini, kematian merupakan batas akhir
dari terputusnya kesempatan manusia menikmati
kenikmatan dunia. Setelah mati, orang sudah tidak
bisa lagi merasakan lezatnya makanan, segarnya
minuman, atau meriahnya perayaan. Lepasnya ruh
dari jasad membuat kita tidak lagi menginginkan
hal-hal yang dulu begitu disenanginya. Wajarlah jika
hubungan kematian dan kenikmatan digambarkan
seperti hadits tersebut.
Apapun aktivitas kita di dunia merupakan hasil
kasih sayang Allah. Tidak hanya sekitar aktivitas
pemuasan nafsu yang hidup di benak kita.
Menghirup udara pun merupakan kenikmatan yang
tiada ternilai harganya. Dari sini kelompok pertama
menyusun kerangka pemahamannya. Nikmat
terakhir yang dirasakan manusia ialah hembusan
nafasnya yang terakhir menjelang kematian.
44
Nik
ma
t Te
rak
hir
Selain pemikiran tadi, ada juga yang memahami
hadits tersebut dengan pendekatan lain. Bagi
kelompok ini, kenikmatan yang dimaksud lebih
spesifik daripada definisi kenikmatan kelompok
pertama. Yang paling disenangi saat hidup itulah
kenikmatan yang dimaksudkan. Misalnya, si fulan
begitu senang makan bakmi goreng ketika hidup,
maka sebelum meninggal Allah akan memberikan
bakmi goreng terakhir yang bisa dinikmati. Begitu
pula yang terjadi pada mereka yang senang minum
dawet, memancing, atau memakan martabak.
Berangkat dari pemahaman tadi, muncullah
rekomendasi agar kita memiliki kesenangan yang
bersifat positif. Caranya dengan membiasakan diri
melakukan hal-hal baik yang disenangi Allah.
Contohnya, membiasakan diri mengkaji al-qur‟an,
melaksanakan sholat dhuha, atau bersedekah.
Apabila kita terbiasa melakukan kebajikan
semacam itu, kita akan merasakan nikmat kala
melakukannya. Bayangkan betapa indahnya cerita
akhir hidup kita jika kita kembali menghadap Allah
swt pada waktu sedang mengkaji al-qur‟an. Atau
kita dipanggil ketika tengah melakukan sholat
dhuha. Atau pada waktu melakukan kebajikan
lainnya.
45
Nik
ma
t Te
rak
hir
Saya tidak tahu mana dari kedua pemahaman tadi
yang lebih mendekati kenyataan. Akan tetapi, yang
perlu digarisbawahi ialah anjuran untuk
membiasakan diri melakukan kebajikan. Apapun
bentuknya asal sesuai dengan kaidah yang telah
dituntunkan Allah. Insya Allah, kita akan bisa
merasakan nikmatnya sehingga berbuat kebaikan
itu menjadi satu kebutuhan dalam hidup kita. Hati
kita merasa tidak tenang kala kita belum
melakukan kebaikan tadi. Terasa ada yang belum
lengkap di jiwa kita ketika kebaikan itu belum
dikerjakan.
Ramadhan merupakan saat yang tepat untuk
menumbuhsuburkan kebiasaan baik dalam hidup.
Pelipatgandaan pahala kebaikan yang Allah
janjikan menjadi motivator kuat bagi kita untuk
tekun menjalani latihan ini. Oleh karena itu, tidak
ada yang patut dilakukan sejak sekarang kecuali
menanamkan paling tidak satu kebiasaan baik
dalam hidup kita. Mari kita rutinkan kebiasaan itu
sehingga menancap kuat dalam jiwa kita. Berilah
makna yang kuat dan nilai yang tinggi untuk satu
kebiasaan baik tadi sehingga otak kita
menerimanya sebagai sebuah kebutuhan hidup.
Dengan demikian, kita berpeluang untuk
mendapatkan khusnul khotimah. Kita kembali
46
Nik
ma
t Te
rak
hir
kepada Allah ketika tengah melakukan suatu amal
perbuatan yang disukai Allah. Tidak ada balasan
yang lebih indah bagi manusia yang khusnul
khotimah kecuali mendapatkan surga yang Allah
janjikan. Bismillah. Ayo, kita bisa.
47
Nik
ma
t Te
rak
hir
TENTANG TAMMI
Sapa nandur bakal ngundhuh. Sapa gawe bakal
nganggo. Filosofi sederhana yang dikenal luas
dalam masyarakat Jawa ini mendorong Tammi
untuk kembali mengayunkan langkah. Sekecil
apapun, sesederhana apapun, langkah itu Tammi
yakini akan mengantarkannya pada cita-cita.
Tammi dapat dihubungi melalui nomor 081 392
017 037 atau email [email protected].