New BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/40892/3/BAB II.pdf · 2018....

21
12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Dalam penelitian ini tentunya tidak terlepas dari penelitan terdahulu yang memberikan kontribusi bagi penulis yakni sebagai referensi dan tolak ukur serta mempermudah penulis dalam menyusun penelitian ini. Adapun penelitian yang terdahulu mempunyai tema yang sama yaitu mengenai komunikasi yang terjadi pada pasangan yang menikah melalui proses ta’aruf. Penulis telah menganalisis penelitian terdahulu yang berkaitan dengan bahasan di dalam penelitian ini. Terdapat dua penelitian terdahulu yang peneliti temui serta tabel perbedaan mengenai tinjauan penelitian terdahulu yakni Proses Adaptasi Antar Budaya Pasangan Menikah Melalui Proses Ta’aruf (Studi Fenomenologi Pada Pasangan Menikah di Awal Pernikahan). Penelitian yang dilakukan oleh Azti Arlina (2012) dari jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia tersebut, membahas mengenai adaptasi antarbudaya pada pasangan yang menikah melalui proses ta’aruf. Setiap individu yang menjalani proses ta’aruf tentu mempunyai konsekuensi, seperti adanya ketidakpastian dan sulitnya beradaptasi, ditambah lagi rumitnya pengelolaan konflik. Hasil penelitian tersebut mengungkapkan bahwa latar belakang budaya, seperti latar belakang pendidikan dan asal negara

Transcript of New BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/40892/3/BAB II.pdf · 2018....

Page 1: New BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/40892/3/BAB II.pdf · 2018. 11. 27. · merupakan sifat alami manusia untuk membina hubungan dengan orang lain.

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian ini tentunya tidak terlepas dari penelitan

terdahulu yang memberikan kontribusi bagi penulis yakni sebagai

referensi dan tolak ukur serta mempermudah penulis dalam menyusun

penelitian ini. Adapun penelitian yang terdahulu mempunyai tema yang

sama yaitu mengenai komunikasi yang terjadi pada pasangan yang

menikah melalui proses ta’aruf. Penulis telah menganalisis penelitian

terdahulu yang berkaitan dengan bahasan di dalam penelitian ini. Terdapat

dua penelitian terdahulu yang peneliti temui serta tabel perbedaan

mengenai tinjauan penelitian terdahulu yakni Proses Adaptasi Antar

Budaya Pasangan Menikah Melalui Proses Ta’aruf (Studi Fenomenologi

Pada Pasangan Menikah di Awal Pernikahan). Penelitian yang dilakukan

oleh Azti Arlina (2012) dari jurusan Ilmu Komunikasi Universitas

Indonesia tersebut, membahas mengenai adaptasi antarbudaya pada

pasangan yang menikah melalui proses ta’aruf. Setiap individu yang

menjalani proses ta’aruf tentu mempunyai konsekuensi, seperti adanya

ketidakpastian dan sulitnya beradaptasi, ditambah lagi rumitnya

pengelolaan konflik. Hasil penelitian tersebut mengungkapkan bahwa latar

belakang budaya, seperti latar belakang pendidikan dan asal negara

Page 2: New BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/40892/3/BAB II.pdf · 2018. 11. 27. · merupakan sifat alami manusia untuk membina hubungan dengan orang lain.

13

individu memiliki kontribusi dalam proses adaptasi dan pengelolaan

konflik. Pengalaman Komunikasi Interpersonal Pasangan Yang Menikah

Melalui Proses Ta’aruf (Studi Fenomenologi Komunikasi Interpersonal

Pasangan Yang Menikah Melalui Proses Ta’aruf di Kota Depok).

Penelitian yang dilakukan oleh Prita Nurftriani (2014) dari jurusan Ilmu

Manajemen Komunikasi Universitas Padjadjaran tersebut, bertujuan untuk

mengetahui konstruksi makna pengalaman pasangan selama proses

ta’aruf. Untuk mengetahui konstruksi terhadap pasangan saat ta’aruf dan

setelah menikah serta mengetahui pengalaman komunikasi interpersonal

diantara keduanya. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa selama

proses ta’aruf pengalaman yang mereka rasakan adalah pengalaman

spiritual saat berkomunikasi dengan Sang Pencipta. Setiap perbedaan yang

ditemui keduanya, mereka berusaha menerima dan memahami perbedaan

tersebut. Pada pasangan yang menikah melalui proses ta’aruf, proses

pengenalan secara mendalam dilakukan setelah menjalani pernikahan,

yaitu saat proses adaptasi. Pengalaman komunikasi interpersonal melalui

lima tahap di dalam komunikasi yaitu tahap adaptasi, tahap keterlibatan,

tahap keakraban, tahap perusakan, dan tahap solusi.

Page 3: New BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/40892/3/BAB II.pdf · 2018. 11. 27. · merupakan sifat alami manusia untuk membina hubungan dengan orang lain.

14

Tabel Tinjauan Persamaan dan Perbedaan Penelitian

No Peneliti Tinjauan

Persamaan Perbedaan

1 Azti Arlina - Dasar penelitian sama

dengan menggunakan

pendekatan kualitatif

dan bertujuan untuk

untuk menggali

pengalaman informan

mengenai komunikasi

interpersonal terhadap

hubungan suami istri

yang menikah dengan

melakukan proses

ta’aruf.

- Dasar penelitian

menggunakan studi

fenomenologi.

- Perbedaan penelitian

terletak pada subjek

penelitian. Penelitian

yang dilakukan oleh

Azti Arlina tersebut

subjek yang diteliti

ialah kalangan

pasangan suami istri

yang menikah melalui

proses ta’aruf dengan

perbedaan latar

belakang budaya

2 Prita Nurfitriani - Dasar penelitian sama

dengan menggunkan

pendekatan kualitatif

dan bertujuan untuk

menggali pengalaman

informan

mengenai.komunikasi

interpersonal antara

suami istri yang

menikah melalui

proses ta’aruf.

- Dasar penelitian

menggunakan studi

fenomenologi

Page 4: New BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/40892/3/BAB II.pdf · 2018. 11. 27. · merupakan sifat alami manusia untuk membina hubungan dengan orang lain.

15

2.2 Komunikasi Interpersonal

2.2.1 Pengertian

Komunikasi interpersonal merupakan hal yang sangat

penting dalam kehidupan sehari-hari, karena manusia adalah

makhluk sosial yang pasti membutuhkan manusia lain dalam

melakukan komunikasi untuk mempermudah kehidupan.

Komunikasi merupakan sebuah perantara penting dalam

membangun sebuah hubungan dengan orang lain, serta untuk

membangun kontak sosial. Memiliki keahlian berkomunikasi

antarpribadi menjadi sesuatu yang mutlak dalam melakukan

kehidupan sebagai makhluk sosial. Hubungan interpersonal

merupakan sifat alami manusia untuk membina hubungan

dengan orang lain. Hubungan yang baik adalah dimana

interaksi sifatnya memuaskan dan sehat bagi mereka yang

terlibat interaksi tersebut (Budyatna dan Ganiem, 2011:36)

Tujuan dari sebuah hubungan interpersonal yakni untuk

mendapat dukungan sosial, adapun salah satu bentuknya adalah

pernikahan. Bentuk khusus dari komunikasi antarpribadi

adalah komunikasi yang melibatkan hanya dua orang secara

tatap muka yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap

reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal dan non

verbal. Sehingga komunikasi menjadi salah satu alat untuk

mencapai keharmonisan dalam berumah tangga. Relasi

Page 5: New BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/40892/3/BAB II.pdf · 2018. 11. 27. · merupakan sifat alami manusia untuk membina hubungan dengan orang lain.

16

antarpribadi yang sudah dibina sampai pada tingkat hubungan

yang tertinggi yaitu pernikahan harus terus dibina dengan

sebuah komunikasi yang baik.

2.2.2 Fungsi Komunikasi Interpersonal

Fungsi komunikasi interpersonal sebagai berikut :

1) Untuk mendapatkan respon atau umpan balik. Hal ini

sebagai salah satu efektivitas proses komunikasi.

2) Untuk melakukan antisipasi setelah mengevaluasii

respon/umpan balik.

3) Untuk melakukan kontrol terhadap lingkungan sosial,

yaitu komunikator dapat melakukan modifikasi

perilaku orang lain dengan cara persuasi.

2.2.3 Tujuan Komunikasi Interpersonal

Tujuan komunikasi menurut Riswandi dalam buku Ilmu

Komunikasi (2009:87) adalah sebagai berikut ;

1) Mengenal diri sendiri dan orang lain

2) Mengetahui dunia luar

3) Menciptakan dan memelihara hubungan menjadi lebih

bermakna

4) Mengubah sikap dan perilaku

5) Bermain dan mencari hiburan

6) Membantu

Page 6: New BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/40892/3/BAB II.pdf · 2018. 11. 27. · merupakan sifat alami manusia untuk membina hubungan dengan orang lain.

17

Dari keenam tujuan tersebut dapat dilihat bahwa terdapat

berbagai macam faktor-faktor motivasi atau alasan

mengapa individu terlibat dalam komunikasi antarpribadi.

2.2.4 Karakterristik Komunikasi Interpersonal

Karakteristik komunikasi antarpribadi diklasifikasikan

dalam beberapa bagian oleh Judy C. Pearson dalam

Suranto Komunikasi Interpersonal (2011: 23) sebagai

berikut :

1) Komunikasi antarpribadi dimulai dengan diri pribadi

(self). Berbgai persepsi komunikasi yang menyangkut

pemaknaan berpusat pada diri kita, artinya dipengaruhi

oleh pengalaman dan pengamatan kita.

2) Komunikasi antarpribadi bersifat transaksional.

Anggapan ini mengacu pada pihak-pihak yang

berkomunikasi secara serempak dan bersifat sejajar,

menyampaikan dan menerima pesan.

3) Komunikasi antarpribadi mencakup aspek-aspek isi

pesan dan hubungan antarpribadinya. Artinya, isi pesan

dipengaruhi oleh hubungan antarpihak yang

berkomunikasi.

4) Komunikasi antarpribadi mensyaratkan kedekatan fisik

antar pihak yang berkomunikasi.

Page 7: New BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/40892/3/BAB II.pdf · 2018. 11. 27. · merupakan sifat alami manusia untuk membina hubungan dengan orang lain.

18

5) Komunikasi antarpribadi melibatkan pihak-pihak yang

saling bergantung satu sama lainnya dalam proses

komunikasi.

6) Komunikasi antarpribadi tidak dapat dirubah ataupun

diulang, seperti yang diungkapkan oleh Sendjaja

(2005), dalam Suranto (2011:26)

2.3 Emosi dalam hubungan interpersonal

Emosi dalam hubungan interpersonal terjadi pada hubungan yang

memiliki tingkat kedekatan (intimacy), seperti hubungan antara suami

istri. Emosi dalam hubungan interpersonal terjadi jika melibatkan :

(Richard L. Weaver.1993: 371)

1) Repeated Interactions, dimana ada interaksi yang terjadi secara

berulang. Hal ini terkait dengan intensitas dan frekuensi

pertemuan.

2) High Self Disclosure, adanya tingkat kebebasan yang tinggi dalam

mengungkapkan segala informasi berkenaan dirinya, bahkan

menceritakan hal/aspek dirinya yang tidak lumrah diceritakan

kepada orang lain (sifatnya rahasia)

3) High Interdependance, saling ketergantungan yang tinggi antara

pasangan. Hal ini disebabkan adanya negosiasi-negosiasi yang

dibuat oleh pasangan, seperti negosiasi tentang peran masing-

masing dalam rumah tangga, misalnya suami bekerja dan istri

dirumah.

Page 8: New BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/40892/3/BAB II.pdf · 2018. 11. 27. · merupakan sifat alami manusia untuk membina hubungan dengan orang lain.

19

4) High Emotional Involvement, emosi-emosi yang dirasakan secara

kuat dan diekspresikan secara spontan oleh pasangan

2.4 Tahapan-tahapan hubungan dalam pernikahan

Pembahasan mengacu pada Teori Perkembangan Hubungan dari

DeVito (1997). Tahap ini mengidentifikasi berdasarkan perilaku dan cara

berkomunikasi yang terjadi. Suatu hubungan intim dibangun melalui

serangkaian tahapan. Mayoritas hubungan tersebut meliputi enam tahap

utama, yaitu 1) Tahap Kontak, 2) Tahap Keterlibatan, 3) Tahap

Keintiman, 4) Tahap Penurunan dan 5) Tahap Perbaikan atau Pemutusan.

Namun pada tahapan ini sifatnya standar dan belum tentu semua

pasangan mengalami hal sama. Setiap tahap memiliki fase awal dan akhir,

menjelaskan sifat suatu hubungan, bukan untuk menilai atau memprediksi

bagaimana seharusnya suatu hubungan.

Pada Tahap Kontak, dua individu mulai memperkenalkan diri mereka

masing-masing. Pada pertemuan pertama terdapat beberapa informasi atau

kesadaran akan kontak (perceptual contact). Disini diketahui gambaran

fisik seperti jenis kelamin, usia rata-rata, berat, dan lain-lain. Setelah

persepsi ini, timbul kontak interaksional (interactional contact) yang

bersifat 'tampak luar' (superficial) dalam artian penilaian dengan

menggunakan indera pengelihatan. Saat ini terjadi pertukaran informasi

dasar yang mengawali keterlibatan selanjutnya. Pada tahap kontak,

penampilan fisik sangat penting karena akan menarik perhatian lawan

bicara. Perilaku verbal dan non-verbal, seperti keramahan, kehangatan,

Page 9: New BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/40892/3/BAB II.pdf · 2018. 11. 27. · merupakan sifat alami manusia untuk membina hubungan dengan orang lain.

20

keterbukaan sangat menentukan seseorang memutuskan apakah ingin

melanjutkan hubungan atau tidak.

Tahap selanjutnya adalah Tahap Keterlibatan (involvement). Pada

tahapan ini muncul rasa saling ketergantungan, ingin melanjutkan

hubungan dan berusaha mempelajari orang lain. Pertama, timbul

keinginan menguji apakah penilaian awal atau pendapat pribadi saat

pertemuan pertama bisa terbukti. Sepanjang proses hubungan berjalan,

terutama selama Tahap Keterlibatan dan Keintiman awal, seseorang sering

menguji pasangannya untuk mengetahui perasaan pasangan tentang

hubungan yang sedang dijalani, yaitu dengan cara langsung menanyakan

pasangan bagaimana perasaannya atau menyatakan perasaan sendiri

dengan asumsi pasangan juga akan membuka diri.

Tahap Keintiman. Pada tahap ini seseorang berkomitmen berhubungan

lebih dalam dengan orang lain, mengukuhkan hubungan apakah satu sama

lain dapat menjadi teman terdekat, kekasih atau pasangan. Pada tahap

hubungan dekat dan intim, terdapat peningkatan hubungan. Dua orang

menganggap dirinya sebagai bagian penting dalam kehidupan satu sama

lain dan saling mendapat keuntungan lebih besar dari hubungan bersifat

intim, karena saling mengetahui lebih baik (seperti nilai-nilai, pendapat,

sikap) maka ketidakpastian terhadap satu sama lain menjadi berkurang

secara signifikan, dan prediksi mengenai perilaku orang tersebut akan

lebih akurat. Pada tahapan ini, masing-masing pihak, pria dan wanita yang

awalnya memiliki hubungan khusus sebagai pacar, kemudian mulai

Page 10: New BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/40892/3/BAB II.pdf · 2018. 11. 27. · merupakan sifat alami manusia untuk membina hubungan dengan orang lain.

21

mengikatkan diri dalam hubungan perkawinan. Pada Tahap Keintiman

Setelah perkawinan, ketika keintiman menjadi hubungan seumur hidup,

seseorang berhadapan dengan tiga jenis kekhawatiran (anxiety), yaitu: 1)

Kekhawatiran keamanan (security anxiety), dalam perkawinan terkadang

muncul rasa khawatir bahwa pasangan meninggalkan hubungan demi

orang lain; 2) Khawatir akan pemenuhan (fulfillment anxiety), ada pula

suami atau istri yang merasa khawatir tidak dapat memenuhi kebutuhan

atau keinginan pasangannya; 3) Khawatir pada kegembiraan (excitement

anxiety), ada pasangan yang khawatir bahwa kegiatan sehari-hari yang

dilakukan dalam perkawinan mengakibatkan suami istri terjebak dalam

rutinitas yang membosankan serta kehilangan kebebasan untuk bertindak.

Kemudian, pada Tahap Penurunan (deterioration). Deteriorasi

hubungan adalah melemahnya ikatan kebersamaan antar dua orang.

Penurunan hubungan timbul ketika seseorang menyadari bahwa pasangan

tidak lagi memiliki fisik dan kepribadian yang menarik, saat tidak lagi

dirasakan adanya kedekatan, atau jika perbedaan menjadi lebih penting

daripada kesamaan yang ada. Ditandai dengan munculnya ketidakpuasan

dalam diri masing-masing. Seseorang mulai mengalami ketidakpuasan

interaksi sehari-hari dan memandang masa depan bersama pasangan

dengan negatif dan penurunan antarpribadi. Satu sama lain mundur dan

terus menjauh. Waktu luang bersama pasangan makin berkurang. Jika

sedang bersama saling berdiam diri, sedikit terbuka, sedikit kontak fisik

dan kurang kedekatan secara psikologis. Konflik sering terjadi dan sulit

Page 11: New BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/40892/3/BAB II.pdf · 2018. 11. 27. · merupakan sifat alami manusia untuk membina hubungan dengan orang lain.

22

diselesaikan. Menurut Devito (1997) sulit untuk menentukan penyebab

khusus bagi tiap penurunan hubungan. Semua penyebab juga bisa menjadi

akibat dari penurunan hubungan. Ketika tidak ada lagi faktor-faktor

penting yang mendukung kekuatan sebuah hubungan maka hubungan

dapat melemah.

Tahap Penurunan memiliki dua pilihan. Pertama pasangan suami istri

melangkah ke Tahap Perbaikan. Kemudian pilihan kedua adalah Tahap

Pemutusan hubungan suami-istri. Tahap Perbaikan (repair) hubungan

beberapa pasangan mungkin berhenti sejenak selama tahap deterioration

dan mencoba memperbaiki hubungan. Sementara ada pula pasangan yang

tanpa berhenti namun langsung memutuskan hubungan. Ada dua fase

perbaikan, yaitu: 1) Perbaikan intra pribadi atau masing-masing individu.

Seseorang menganalisa kesalahan dan mempertimbangkan cara

memecahkan kesulitan hubungan. Akan muncul banyak kemungkinan

yakni terjadi perubahan perilaku atau harapan terhadap pasangan. Juga

dipertimbangkan imbalan dari hubungan yang sedang berlangsung dan

imbalan yang diperoleh jika hubungan berakhir; 2) Perbaikan antarpribadi.

Fase ini adalah saat membicarakan keputusan memperbaiki hubungan

dengan pasangan, mencakup negosiasi untuk mencapai kesepakatan secara

bersama sesuai keinginan satu sama lain. Saran memperbaiki hubungan

dapat diperoleh dari teman, keluarga atau konseling. Akhir dari hubungan

antarpribadi adalah pemutusan ikatan antarindividu. Suami dan istri yang

merasa tidak dapat mempertahankan perkawinan pada akhirnya

Page 12: New BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/40892/3/BAB II.pdf · 2018. 11. 27. · merupakan sifat alami manusia untuk membina hubungan dengan orang lain.

23

memutuskan untuk berpisah. Tahap Pemutusan ini terdiri dari dua fase

yaitu: 1) Perpisahan antarpribadi (interpersonal separation) di mana

pasangan tinggal terpisah satu sama lain; dan 2) Perpisahan sosial atau

publik (social or public separation) yakni perceraian

2.5 Langkah-langkah menuju pernikahan dalam konsep agama Islam

Agama Islam sendiri mengajarkan cara yang sesuai syariatnya, ketika

seseorang ingin membina sebuah pernikahan. Ada beberapa tahapan yang

harus dilalui, sebagai berikut

1. Ta’aruf (berkenalan dengan pasangan)

Mengambil teladan dari Rasulullah shallallahu „alaihi wassalam dan para

shahabat, akan kita ketahui bahwa dalam proses pernikahan beliau dan

para shahabatnya jauh dari perkara-perkara yang mengandung dosa. Hal

tersebut dikarenakan proses menuju pernikahan melalui para wali pihak

wanita atau perantara pihak ketiga yang terpercaya. Begitu pula, yang

dilakukan seorang yang ingin mengenal calon pasangannya. Hendaknya

mereka melibatkan wali atau kerabat dari wanita untuk ikut berperan. Bisa

juga dengan meminta tolong orang lain yang amanah sebagai pihak ketiga

untuk memperantarai proses ta’arufnya. Melalui perantara mereka kita

bisa mengenali calon pasangan yaitu dengan mengetahui asal, keturunan,

keluarga, akhlak, dan informasi-informasi lain yang dibutuhkan.

Demikianlah tuntunan indah ajaran Islam. Melalui proses ta’aruf yang

Page 13: New BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/40892/3/BAB II.pdf · 2018. 11. 27. · merupakan sifat alami manusia untuk membina hubungan dengan orang lain.

24

syar’i terjagalah kehormatan wanita dan laki-laki, dan terjauhkannya

mereka dari perbuatan-perbuatan zina sebagaimana yang terjadi dalam

jalinan haram bernama “pacaran”.

2. Nazhar (melihat calon pasangan)

Mengenal jati diri calon pasangan terkadang belum cukup memantapkan

hati untuk selanjutnya menjatuhkan lamaran. Terlebih, informasi dari

pihak ketiga atau orang lain tentang sifat dari rupa seseorang merupakan

penilaian yang masih relatif. Sehingga ada perasaan mengganjal di hati

manakala sosok yang akan terpilih menjadi pasangan hidup tidak

diketahui jelas akan parasnya. Melalui nazhar, seseorang dapat

menemukan sesuatu yang bisa menarik hatinya untuk kemudian

menikahinya. Selain itu melalui nazhar keputusan akhir akan mengkhitbah

(melamar) atau tidak lebih mudah untuk ditetapkan. Namun, perintah

nazhar tentu bukanlah sekedar perintah tanpa ada batasan. Terlebih

mengingat bahwa wanita yang sedang di-nazhar adalah wanita ajnabi

(asing) yang statusnya masih haram untuknya. Oleh karena itu, ketika

nazhar hendaknya disertai oleh mahram dari wanita dan melihat pada

bagian yang biasa nampak darinya berupa anggota wudhu tanpa diikuti

oleh syahwat.

Page 14: New BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/40892/3/BAB II.pdf · 2018. 11. 27. · merupakan sifat alami manusia untuk membina hubungan dengan orang lain.

25

3. Khitbah (proses melamar)

Setelah melewati nazhar dan hati menjadi yakin untuk merajut tali

pernikahan, maka sebelum meminang sangat dianjurkan untuk terlebih

dahulu melakukan shalat istikharah. Bahkan shalat istikharah di

sunnahkan sebelu melakukan segala sesuatu. Tidak lain agar dimudahkan

sebab-sebab yang mengantarkan pada perkara yang sedang dihadapi.

Setelah itu barulah ia utarakan maksud hatinya untuk memperistri wanita

tersebut kepada walinya. Namun sebelum disampaikan lamaran seseorang

harus mengetahui adab dalam meng-khitbah agar kelanjutan proses

pernikahannya tidak terkotori dengan rasa permusuhan antara satu sama

lain. Aturan saat meng-khitbah yaitu seseorang tidak boleh meminang

wanita yang telah dipinang oleh saudaranya hingga saudaranya itu

menikahi wanita tersebut atau meninggalkannya.

4. Akad Nikah

Ilmu sebelum perkataan dan perbuatan sudah seharusnya menjadi hal yang

selalu dikedepankan dalam setiap urusan yang sedang kita hadapi.

Terlebih bagi seorang yang akan melangsungkan peristiwa penting berupa

akad nikah. Sebuah perjanjian untuk menjadi pasangan suami istri. Allah

menamakannya dengan perjanjian yang kuat untuk sebuah ikatan suci dan

agung berupa pernikahan. Oleh karenanya, sebelum melangsungkan akad

nikah seseorang perlu mengetahui rukun dan syarat dari akad nikah.

Page 15: New BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/40892/3/BAB II.pdf · 2018. 11. 27. · merupakan sifat alami manusia untuk membina hubungan dengan orang lain.

26

Karena keberadaan keduanya menentukan sah tidaknya pernikahan dari

segi hukum syariat. Ketidaktahuan terhadap perkara tersebut akan

memunculkan permasalahan yang besar, sebagaimana ketika seorang

wanita menikah tanpa wali maka tentu pernikahannya tidak sah. Rukun

akad yaitu adanya calon mempelai laki-laki dan wanita, saksi, mahar, serta

ijab dan qabul. Syarat akad yaitu kejelasan individu kedua mempelai,

keridhaan masing-masing pihak untuk menikah, mahar dan wali bagi

wanita.

2.6 Ta’aruf

Ta’aruf sendiri merupakan salah satuhal yang telah diatur dalam

agama Islam. Islam sangat menganjurkan umatnya untuk saling berta’aruf

antara individu dengan individu lain, Sehingga dalam perkembangannya

ta’aruf dikenal sebagai salah satu sarana pencarian pasangan hidup.

Ta’aruf berasal dari ta’arrofa yang artinya menjadi tahu, yang

asal akarnya ‘a-ro-fa yang berarti mengenal-perkenalan (. Al-Qur‟an

menyebutkan bahwa :

“Hai manusia! Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari

seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu

berbangsa-bangsa dan bersuku-suku lit a‟ārafū (supaya kamu saling

kenal)… sesungguhnya Allah maha mengetahui lagi amah mengenal.”

(QS. Al-Hujurat : 13).

Page 16: New BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/40892/3/BAB II.pdf · 2018. 11. 27. · merupakan sifat alami manusia untuk membina hubungan dengan orang lain.

27

Interpretasi ta’aruf secara bahasa dalam Al-Qur‟an adalah

perkenalan namun makna tersebut mengalami pergeseran maksud bahwa

selain terciptanya manusia berbangsa dan bersuku, juga terdiri dari kaum

Adam dan Hawa yang mana dianjurkan untuk saling mengenal di antara

mereka. Jika dikontekskan dengan ta’aruf tujuannya sebelum mereka

ditakdirkan untuk berjodoh dapat menerima segala kekurangan dan

meleburkan beban berat yang diterima pasangan tersebut.

Fenomena ta’aruf yang didenotasikan suatu ritual pranikah

adalah sebagai berikut: a) Saling tukar menukar data diri sebagai

perkenalan pertama, bahkan dengan bertukar foto masing-masing. b)

berjumpa pertama kali atau “melihat”. “melihat” inilah yang

sebenarnya sesuai sunnah Nabi SAW, sebab Beliau SAW ketika salah

seorang menyatakan akan menikah dengan si fulanah, beliau bertanya

apakah sudah pernah melihat fulanah tersebut? Kemudian Beliau

menganjurkan sahabat tersebut untuk melihatnya, dengan alasan:

“karena melihat membuat engkau lebih terdorong untuk

menikahinya”. c) Proses dilanjutkan dengan “hubungan” dengan

maksud memperjelas perkenalan, yaitu mungkin dengan surat

menyurat, sms atau telepon atau pertemuan lain dengan komposisi

yang sama. d) Selanjutnya kedua pihak mulai melibatkan orang tua, e)

Jika sudah bicara teknis artinya sudah dalam proses menuju

pernikahan.

Page 17: New BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/40892/3/BAB II.pdf · 2018. 11. 27. · merupakan sifat alami manusia untuk membina hubungan dengan orang lain.

28

Dengan cara tersebut, kedua keluarga pasangan yang sudah

saling kenal tadi dapat melihat seperti apa orang yang nantinya akan

bergabung menjadi keluarga besar mereka. Sebab, ikatan pernikahan

dalam pandangan Islam itu bukanlah antara dua orang, melainkan

antara dua keluarga (Athian, 2004:269).

2.7 Pola Komunikasi dalam proses Ta’aruf

Pada dasarnya tujuan dari sebuah proses ta’aruf adalah sama yakni

untuk menuju sebuah arah intimate relationship. Akan tetapi ta’aruf

memiliki perbedaan dalam proses komunikasi dimana terdapat

perantara sebagai medium dalam berkomunikasi. Adapun alat yang

digukana untuk berkomunikasi adalah secarik biodata. Jika

digambarkan pola komunukasi pada pasangan ta’aruf adalah sebagai

berikut :

Medium :

Source / Sumber 1) Perantara Receiver/Penerima

2) Biodata

Pola Komunikasi Pada Proses Ta’aruf

Page 18: New BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/40892/3/BAB II.pdf · 2018. 11. 27. · merupakan sifat alami manusia untuk membina hubungan dengan orang lain.

29

2.8 Teori Penetrasi Sosial

Teori penetrasi sosial merupakan teori yang berupaya untuk

mengidentifikasi proses peningkatan keterbukaan dan keintiman

seseorang dalam menjalin hubungan dengan orang lain. Teori ini

menjelaskan mengenai proses terjadinya ikatan hubungan antar

individu dari tahapan komunikais awal atau komunikasi permukaan

kepada tahapan komunikasi yang lebih mendalam atau intim.

(Morissan, 2010 : 181)

Menurut teori penetrasi sosial, hubungan interpersonal berkembang

secara bertahap dengan arah yang dapat diperkirakan. Selain itu, dalam

teori ini juga menjelaskan bahwa keterbukaan diri (self-disclosure)

merupakan cara untuk meningkatkan kualitas dari sebuah hubungan

kearah yang lebih intim. (Morissan, 2010 : 182)

Proses penetrasi sosial mencakup berbagai perilaku nonverbal seperti

posisi tubuh, senyuman, dan seterusnya serta perilaku yang

berorientasi pada lingkungan dsb. Menurut Taylor dalam Morisson,

Psikologi Komunikasi (2010) bahwa hubungan antar individu

mempunyai sifat yang sangat beragam dalam hal penetrasi sosial

mereka, salah satunya adalah hubungan antar pasangan suami-istri.

Perkembangan hubungan antar individu (relationship) akan mengikuti

suatu alur yang menuju kepada kedekatan dan keintiman.

Page 19: New BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/40892/3/BAB II.pdf · 2018. 11. 27. · merupakan sifat alami manusia untuk membina hubungan dengan orang lain.

30

2.9 Asumsi Teori Penetrasi Sosial

Teori ini memiliki daya tarik utama yang terletak pada pendekatannya

yang langsung terhadap perkembangan hubungan. West dan Turner

dalam Morissan, Psikologi Komunikasi (2010)

1) Hubungan berkembang dari tidak intim menjadi intim

Asumsi ini menyatakan bahwa komunikasi antar individu dimulai

dari tingkatan level permukaan (superficial) kemudian dilanjutkan

kearah level yang lebih dalam atau intim. Pada tahap awal memang

percakapn yang dilakukan bukanlah percakapan yang berisikan

topic penting, isi dari percakapn tersebut biasanya bersifat basa-

basi, sepele dan membahas hal-hal yang mudah terlihat secara

fisik. Percakapan awal ini tampaknya tidak begitu penting, akan

tetapi tahap awal merupakan tahap dimana masing-masing

individu saling menjajaki sebelum masuk ke tahap yang lebih

intim.

2) Perkembangan hubungan secara umum bersifat sistematis dan

dapat diperkirakan

Asumsi kedua terkait dengan prediktabilitas, bahwa suatu

hubungan sebagaimana proses komunikasi pada umumnya akan

selalu bersifat dinamis dan selalu berubah, tetapi hubungan yang

dinamis sekalipun akan tetap mengikuti suatu standar atau pola

perkembangan tertentu. Meskipun masa depan hubungan tidak

Page 20: New BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/40892/3/BAB II.pdf · 2018. 11. 27. · merupakan sifat alami manusia untuk membina hubungan dengan orang lain.

31

dapat diperkirakan, akan tetapi proses penetrasi sosial pada

dasarnya memiliki sifat terorganisir dan dapat diprediksi.

3) Perkembangan hubungan mencakup depenetrasi dan pembubaran

Pada asumsi ketiga ini dijelaskan bahwa hubungan dalam fase

buruk dan konsekuensi yang diperoleh adalah proses pembubaran

atau berakhirnya hubungan. Namun dalam asumsi ini depenetrasi

bukanlah akhir dari suatu hubungan tetapi konflik dan

transgresilah yang akan mengarahkan pada berakhirnya hubungan.

4) Keterbukaan diri merupakan inti perkembangan hubungan

Proses pengungkapan diri akan memungkinkan orang untuk

mengenal satu sama lain dalam suatu hubungan. Keterbukaan diri

akan memainkan peran dalam membentuk hubungan antar

individu pada masa sekarang dan masa depan.

2.10 Hubungan teori penetrasi sosial dengan komunikasi interpersonal

Bagi pasangan individu yang baru saling mengenal,

percakapan personal yang mengungkapkan informasi pribadi adalah

kunci untuk menjalin kedekatan antara satu sama lain. Setiap

hubungan memiliki fase-fase yakni ketika individu yang satu dengan

individu yang lain tidak saling mengenal maka tidak banyak hal atau

informasi yang diperoleh sampai pada akhirnya kedua individu

tersebut berusaha untuk melakukan interaksi yang pada akhirnya bisa

membawa mereka untuk mengenal satu sama lain lebih dalam. Ketika

hubungan diantara dua individu berkembang, maka masing-masing

Page 21: New BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/40892/3/BAB II.pdf · 2018. 11. 27. · merupakan sifat alami manusia untuk membina hubungan dengan orang lain.

32

individu akan mendapatkan lebih banyak informasi yang akan semkain

menambah keleluasaan dan kedalaman pengetahuan mereka satu sama

lainnya.