ndung 1
description
Transcript of ndung 1
PENGARUH PEMBERIAN ORAL SUKROSA TERHADAPINTENSITAS NYERI SAAT IMUNISASI DPT-HB (DPT COMBO)PADA BAYI DI PUSKESMAS II DENPASAR TIMUR Ns. Ni Made Aries Minarti, S.Kep. M.Ng. (pembimbing 1), Ns. Rai Dewi Damayanthi Pande, S.Kep. (pembimbing 2) Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Abstract. Immunization is the most frequent repeated processes that produce pain at pediatricnursing.Painduetoimmunizationhasshortandlong-termeffectson infant.Theparadigmofpediatricnursinghadchangedthroughatraumaticcare approacheswhichminimalizepain.Oneofthenonpharmacologicalinterventions thatcheap,noninvasiveandquickonsetofworkwhichcanbeadministeredisoral sucrose,anagentthatcouldproducesanalgesiceffectthroughendogenopioid receptoractivation.Thisstudyobjectiveistoassessadministrationeffectoforal sucrose to pain intensity on infant with DPT-HB (DPT Combo) immunization. It is a pre-experimentalstudywithstaticgroupcomparisondesign.Sampleconsistsof40 infants,randomlyassignedbypurposivesampling.Thesampleisdividedinto2 groups, intervention and control ones. Data gathering uses assessment paper to know the respondent characteristics while DAN score with structure observation was used toassessthepainintensity.Theresultof20sampleofinterventiongroupis35% suffersmild,60%moderateand5%severepainwhile20sampleofcontrol,5% suffers moderate and the rest 95% with severe pain. Based on Mann Whitney U-test, this difference is statistically significant with p=0.000 which means there is effect of oralsucroseadministrationtopainintensityoninfantwithDPT-HB(DPTCombo) immunization. This study recommends the health professional to use oral sucrose on immunization process to reduce pain intensity. Keywords: immunization, pain, oral sucrose PENDAHULUAN Proporsi penduduk di Indonesia 40persennyaadalahanak-anakdan remaja(KustiningsihdanHartati, 2008:87-96), dimana pada populasi ini akanmenjalaniprosedurimunisasi secaraberulang.Imunisasimerupakan suatuusahamemberikankekebalan tubuhpadabayidananakterhadap penyakittertentu(Depkes,1993:47). Tanpa imunisasi maka anak-anak akan mudahterserangberbagaipenyakit, kecacatanbahkankematian(Laksono, 2010). Sesuaidengantarget MillenniumDevelopmentGoals (MDGs)2015terhadappenurunan angkakematiananakyangharus mencapaiangka70%,dilihatdari indikatortingkatimunisasicampak padabayihinggausia12bulandari tahun1990-2015,Indonesiamencapai angka72%.ProgramPengembangan Imunisasi(PPI)jugatelahmampu melampauitargetInternational UniversalChildImmunization(UCI), dimana paling sedikit 80% anak setiap desatelahmendapatkanimunisasi dasarsebelumberusiasatutahun (Mathilda,2009).Padatahun2007, anak-anakyangmenerimaimunisasi Difteri,PertusisdanTetanus(DPT) sebanyak84,4%,imunisasi Tuberculosis(TBC)82%,imunisasi hepatitisBsebesar80%dan81% imunisasiPolio.Vaksincampak, angkaimunisasinyasebesar83,1% untukbayi(Stalker,2008).Meskipun telahmampumelampauitargetUCI namun hingga saat ini Indonesia masih merupakan negara keempat terbesar di duniadenganjumlahanakyangtidak mendapatkanimunisasiDPTsehingga menjadiprioritasWorldHealth Organitation(WHO)danUnited NationsInternationalChildrens EmergencyFund(UNICEF)untuk melaksanakanakselerasidalam pencapaiantarget100%UCIdi desa/kelurahan pada tahun 2014. Imunisasiadalahsuatuproses yang paling sering menimbulkan nyeri dalamkeperawatanpediatrik(Neilet al,2007).Injeksiimunisasi mengakibatkannyeriyangsingkat namunpenelitianmenemukanbahwa hal tersebut dapat menimbulkan distres padabayi,orangtuadanvaksinator (Lewindon,1998danReis,2003 dalamHasanetal,2010:1-7).Nyeri jugamemilikiefekjangkapendekdan panjangyangmerugikanpadabayi. Sebelumnyapengalamannyeripada bayidananakkecilseringkali dianggapremehdantidakditerapi tetapi sekarang telah terjadi perubahan dalamparadigmakeperawatananak yangsangatmendasar.Anaksebagai klientidaklagidipandangsebagai miniaturorangdewasamelainkan sebagaimahlukunikyangmemiliki kebutuhanspesifikdanberbeda denganorangdewasa(Marlina, 2005:82-90). Tindakan yang dilakukan dalammengatasipermasalahanyang dialamianak,apapunbentuknyaharus berlandaskanpadaprinsipatraumatic care (Kurniawati, 2009:12). Salah satu penerapanprinsipkeperawatan atraumatic care adalahmeminimalkan rasanyeriyangdapatdilaksanakan dengantekniknonfarmakologis (KustiningsihdanHartati,2008:87-96). Saat ini Pain Associated (2008) menganjurkanpendekatansecara farmakologisdenganasetaminofen, ibuprofen(Jacksonetal,2006dalam Linda,2008:328)ataupunanastesi topikal(Cassidyetal,2001dalam Linda,2008:328)namun penatalaksanaantersebutbukanlah intervensiyangpalingbaik/efektif maupunyang sering digunakan karena waktu kerja ketiga terapi farmakologis tersebutlebihlamasebelum menimbulkanefekanalgesik.Selain itu,terapifarmalogisdiatasmemiliki efeksampingtersendiriseperti asetaminofenyangsaatdikonsumsi melebihidosisdapatberpotensial mengakibatkannekrosishepatoseluler dannekrosistubularrenalsedangkan ibuprofenmemilikiefeksamping meliputi gangguan gastrointestinal dan gangguan ginjal. Anastesi topikal yang diaplikasikansecaraberlebihdapat mengakibatkan reaksi alergi pada kulit (Trevoretal,2005;Calveyetal, 2008). Salahsatuteknik nonfarmakologisyangdapatdiberikan berkenaan dengan nyerisaat imunisasi adalah pemberian oral sukrosa (larutan sukrosa).Oralsukrosa(larutan sukrosa)merupakanmetodeyang murah,bekerjacepat,nonsedatif, mudahdiberikan,noninvasifdan sumberdayaalamyangtersedia (Linda,2008).Terdapatbeberapa mekanismeyangdipertimbangkan dalamefeklarutansukrosapada neonatus.Mekanismenyameliputi aktivasilangsungreseptoropioidoleh gula, peningkatan efek opioid endogen padasistemreseptornyaatauefek tidaklangsungmelaluipelepasan opioid endogen pada sistem saraf pusat (Hatfieldetal,2005:27-34).Menurut Carbajaletal(2002)administrasi sukrosadandotyangdigunakan bersamamenunjukkansuatupola tingkatskornyeriyanglebihrendah dibandingkandenganmenggunakan dotsaja.DalamlaporanArchivesof DiseaseinChildhood(2003) merekomendasikanparadokterdan perawatuntukmemberikanlarutan gulasebelummelakukanimunisasi pada bayi usia 0-1 tahun. Berdasarkanlatarbelakangdi atas,penulisinginmenelititentang pengaruhpemberianoralsukrosa terhadap intensitas nyeri saat imunisasi DPT-HB(DPTCombo)padabayi. Dengan hasil penelitian ini diharapkan mutupelayananyangberbasis atraumaticcaredapatditingkatkan, masukanatausumberinformasibagi perawatdanpetugaskesehatanbahwa oralsukrosamerupakansalahsatu terapinonfarmakologisuntuk mengatasinyerisaatimunisasidan membantu orang tua terutama pada ibu agarmerasalebihnyamandantenang saatanaknyamenjalaniprosedur imunisasi. METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian PenelitianinimerupakanPre Eksperimentaldenganrancangan StaticGroupComparisonDesign, yangmembandingkanintensitasnyeri padakelompokperlakuandan kelompok kontrol. Populasi dan Sampel Populasipenelitianiniadalah semuabayidenganusia2-12bulan yangberkunjungkePuskesmasII DenpasarTimuryangmenjalani prosedurimunisasiDPT-HB(DPT Combo)selamaperiodewaktu pengumpulan data. Peneliti mengambil 40sampelsesuaidengankriteria inklusidaneksklusi.Pengambilan sampeldalampenelitianinidilakukan dengan cara Non Probability Sampling dengan teknik Purposive Sampling. Instrumen Penelitian Pengumpulandatadilakukan dengancaraobservasiterstrukturpada intensitasnyeribayidengan menggunakanskorDANmengacu padajurnalyaituLawrenceetaldan Carbajaletal.Takaranoralsukrosa penelitimenggunakantimbangan dengansatuangramdangelasukur dengansatuanml,diberikan menggunakan syringe mulut. ProsedurPengumpulanDatadan Analisis Data Darisampelyangterpilih dibagimenjadiduakelompokyakni kelompokperlakuan(denganoral sukrosa)dankelompokkontrol(tanpa oralsukrosa).Sebelumnyaorangtua sampelakandijelaskanmengenai prosedurpenelitiandantujuan penelitian, kemudianorang tua sampel menandatanganiinformedconsent sebagairesponden.Pemberianoral sukrosapadakelompokperlakuan diberikansebanyak2ml,2menit sebelumprosedurimunisasi.Prosedur imunisasidilakukandiatasmeja imunisasidengansuntikansecara intramuskulerpadadaerah anterolateralpaha,jarum23G. Pengambilandata(posttest)pada keduakelompokdilakukandengan caraobservasiterstrukturterhadap intensitasnyeridenganskorDAN padamenitke0-1setelahprosedur imunisasi. Setelahdataterkumpulmaka data dideskripsikan dandiberikan skor sertadikategorikanmenjadi3yakni nyeriringan(2-4),nyerisedang(5-7) dannyeriberat(8-10).Selanjutnya dataditabulasi,dimasukkankedalam tabel frekuensi dan diinterpretasikan. Untukmenganalisispengaruh pemberianoralsukrosaterhadap intensitasnyerisaatimunisasiDPT-HB(DPTCombo)padabayimaka dilakukanujiMannWhitney-UTest dengantingkatsignifikansip0,05 dan tingkat kepercayaan 95%. HASIL PENELITIAN Padakelompokperlakuan rerataintensitasnyeriadalah5,30 (nyerisedang)denganrentangrerata skornyeri4,26-5,98.Sedangkanpada kelompokkontrolrerataintensitas nyeriadalah8,25(nyeriberat)dengan rentangrerataskornyeri7,99-8,51. Pengaruhpemberianoralsukrosa (kelompokperlakuan)terhadap intensitasnyeripadabayisaat imunisasiDPT-HB(DPTCombo) menunjukkanpenurunanrerataskor sebesar 2,95. Menurut hasil uji statistik denganujiMannWhitneyU-Test menunjukkannilaiprobabilitisebesar 0,000 (p=0,000;=0,05; p