1

NABI IBRAHIM AS, DAN KETELADANAN

DALAM KETAUHIDAN SERTA ETIKA KELUARGA1

Oleh : Immawan Wahyudi2

لسلام عليكم ورحمة االله وبرآاتها

ونستهديه الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره إنسيئات أعمالنا، باالله من شرور أنفسنا ومنونعوذ

يضلل فلا هادي له. من يهد االله فلا مضل له ومنوأشهد أن محمدا عبده أشهد أن لا إله إلا االلهبارك على سيدنا وسلم و ورسوله. اللهم صل

ومن اهتدى بهداه إلى محمد وعلى آله وصحبه .يوم القيامة

1 Khutbah ‘Id al-Adha 1439 H / 22 Agustus 2018, di Alun-alun Utara Yogyakarta. 2 Wakil Bupati Gunungkidul Masa Bhakti 2011-2015, 2016-2021.

2

االله ، االله أآبر - االله أآبر، االله أآبر ، االله أآبر -االله أآبر، االله أآبر ، االله أآبر -أآبر، االله أآبر

االله أآبر آبيرا والحمد الله آثيرا وسبحان االله بكرة , صدق وعده, لا اله إلا االله وحده وأصيلا.

حزاب, وأعز جنده وهزم الأونصر عبده وحده.

أما بعد, فيا عباد االله! إتقوا االله حق تقاته ولا قـال االله تعالى في تموتن إلا وانتم مسلمون

الـقران الكريم :

yξä.uρ Èà) ¯Ρ y7ø‹ n= tã ô⎯ ÏΒ Ï™ !$ t6/Ρr& È≅ß™”9 $# $ tΒ àM Îm7sVçΡ ⎯Ïμ Î/

x8yŠ# xσèù 4 x8u™ !% y` uρ ’ Îû Íν É‹≈ yδ ‘,ys ø9 $# ×π sàÏãöθtΒuρ 3“ t ø.ÏŒuρ

t⎦⎫ÏΨÏΒ÷σßϑù= Ï9 ∩⊇⊄⊃∪

Jama’ah ’Ied rahimakumullah, marilah dengan peng-hayatan yang mendalam kita segarkan kesaksian kita bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Nabi Mu-hammad Saw adalah Nabi dan utusan Allah. Sungguh hanya dengan syahadah yang senantiasa kita segar-kan, dan sungguh-sungguh meyakininya kemudian

3

selalu bersyukur, kita akan dapat menjaga diri agar tetap dalam tujuan hidup yang sempurna yakni hanya menghamba kepada Allah Swt dengan menjalankan segala perintah-Nya dan meninggalkan segala larang-anNya. Itulah tujuan hakiki hidup manusia: ta’abud dan bertaqwa kepada Allah.

Pada hari ini, ummat Islam sedunia sedang bersama-sama menapak tilas sejarah perjuangan Nabiyullah Ibrahim AS dan putra tercintanya Nabiyullah Isma’il AS dalam menegakkan aqidah, akhlaq dan syari’ah Islam. Dalam upaya kita memahami dan menghayati perjuangan Nabiyullah Ibrahim As ini, sebagian dari kita ada yang diberi anugrah dari Allah berupa kesem-patan dan kemampuan untuk menunaikan ibadah haji. Kepada mereka para hujaj mari kita do’akan agar sepulang dari tanah Suci Makkah al-Mukarramah benar-benar menjadi haji yang mabrur yang lestari amal jariyah dan amal shalihnya. Semoga dengan kemabruran haji mereka, akan menjadi tambahan kekuatan baru dalam mewujudkan dan menciptakan ‘izzul Islam wa al-muslimiin (kejayaan Islam dan kejayaan bagi Ummat Islam) dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang baldatun thay-yibatun wa rabbun ghafuur (negara yang indah dan damai serta penuh dengan ampunan Allah), penuh solidaritas sesama warga bangsa saling memperkuat dan saling menghormati. Tidaklah berlebihan kiranya

4

jika kita berharap demikian besar kepada para hujaj karena mereka telah memperoleh jaminan sebagai-mana disabdakan Rasulullah Saw sendiri yang arti-nya: “Dan haji yang mabrur itu, tidak ada balasan-nya kecuali surga” (H. R. Bukhari-Muslim)

Sementara itu sebahagian diantara ummat Islam ada yang hanya mampu melaksanakan ibadah qurban, sebagai bentuk ikhtiar dalam mewujudkan ketaatan dan kedekatan kepada Allah, sekaligus sebagai ujud kepedulian kepada sesama serta kesediaan dalam membina hubungan baik dalam kehidupan sosial yang sesuai dengan tuntunan syari’ah Islam. Dalam hal ini Allah Swt berfirman dalam surat al-Hajj ayat 37:

⎯s9 tΑ$uΖ tƒ ©!$# $yγ ãΒθçté: Ÿω uρ $ yδäτ !$ tΒÏŠ ⎯ Å3≈ s9 uρ ã&è!$uΖ tƒ

3“ uθø) −G9 $# öΝä3Ζ ÏΒ 4 y7 Ï9≡x‹x. $ yδ t¤‚ y™ ö/ä3s9 (#ρç Éi9s3çGÏ9 ©!$#

4’ n?tã $ tΒ ö/ä31y‰yδ 3 Î Åe³o0 uρ š⎥⎫ÏΖ Å¡ ós ßϑø9 $# ∩⊂∠∪

“Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi Ketak-waan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demiki-anlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supa-ya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya

5

kepada kamu. dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang muhsin.” (Q.s.al-Hajj: 37)

Bahkan dalam firman-Nya yang lain Allah menegaskan bahwa ibadah qurban adalah ibadah yang telah disyari’atkan sejak awal sejarah manusia. Tradisi qurban sudah dilaksanakan yakni ketika diperintahkan qurban itu kepada Qabil dan Habil sebagai standard ibadah qurban yang diterima dan ibadah qurban yang tertolak, sekaligus untuk meng-gambarkan karakter manusia yang berahlak baik dan manuia yang berahlak buruk. Allah Swt berfirman:

ã≅ø?$# uρ öΝÍκ ön= tã r' t6tΡ ó© o_ ö/$# tΠyŠ# u™ Èd,ys ø9 $$ Î/ øŒÎ) $t/§ s% $ ZΡ$t/ö è%

Ÿ≅Îm6à) çF sù ô⎯ ÏΒ $ yϑÏδ ωtn r& öΝs9 uρ ö≅¬6s) tF ムz⎯ÏΒ Ì yz Fψ $# tΑ$s%

y7 ¨Ψn=çF ø% V{ ( tΑ$s% $yϑΡÎ) ã≅¬7 s) tGtƒ ª!$# z⎯ÏΒ t⎦⎫É) −F ßϑø9 $#

Artinya; “Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebe-narnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, Maka diterima dari salah seorang diantara mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia (Qabil) berkata "Aku pasti membunuhmu" Habil berkata: "Sesungguhnya Allah hanya menerima

6

(korban) dari orang-orang yang bertakwa" (Q.s.al-Maidah (5) : 27)

Poin terpenting sebagai makna substatntif bagi manusia telah demikian jelas isyarat syar’inya. Dalam kaitan ini Rasulullah Saw. bersabda; yang artinya; “Tidak ada satu senpun dari uang yang diinfakkan yang keutamaannya melebihi uang yang dipergunakan untuk infaq berqurban pada hari (Raya ’id al Adha) ini.”

Sementara itu sebahagian besar dari ummat Islam belum mampu melakukan ibadah qurban apa-lagi melaksanakan ibadah haji. Namun itu semua sa-ma sekali tidak menghalangi kita untuk meraih cita-cita menjadi orang yang muttaqin, sepanjang tetap bersabar dalam meyakini kebenaran agama Allah, yakni: sabar dalam menjalankan ketaatan kepada Allah, sabar dalam menerima segala ketentuan atau ketetapan Allah dan bersabar dalam menerima musi-bah dengan hanya berserah diri kepada Allah.

Allahu akbar – Allahu akbar – Walillaahi al-hamd

Jama’ah shalat ’Ied rahimakumullah. Disamping pesan-pesan nilai ketauhidan yang demikian murni

7

dan mendalam terdapat dalam kisah inspiratif perjuangan Nabi Ibrahim As dan putranya Nabi Ismail As, juga terdapat pesan-pesan moral akhklaq karimah atau etika mulia yang harus menjadi fondasi bagi kehidupan keluarga muslim dan etika dalam hidup dan kehidupan manusia.

Pesan ketauhidan yang murni dan mendalam dapat kita gali dari sejarah perjuangan Nabiyullah Ibrahim As dalam menghancurkan berhala sesembah-an Raja Namrud. Sebagaimana dialog yang termak-tub dalam Al-Qur’an al-Kariim.: Dalam kemurkaan-nya Raja Namrud bertanya dengan geram: “Wahai Ibrahim, bukankah engkau yang telah menghancur-kan berhala-berhala ini?”. “Bukan!” jawab Ibrahim singkat. Mendengar jawaban itu, Raja Namrud sema-kin geram dan berkata: “Lalu siapa lagi kalau bukan engkau, bukankah kau berada disini saat kami pergi dan bukankah engkau membenci berhala-berhala ini?” “Ya, tapi bukan aku yang menghancurkan berhala-berhala itu. Aku pikir, berhala besar itulah yang menghancurkannya, bukankah kampaknya masih berada dilehernya?” sahut Ibrahim dengan tenang.

Raja Namrud membantahnya: “Mana mungkin patung berhala dapat berbuat semacam itu!” Mendengar hal

8

itu dengan tegas Nabi Ibrahim berkata: “Kalau begitu, kenapa engkau menyembah berhala yang tidak dapat berbuat apa-apa?”

Mendengar pernyataan Ibrahim, para pengikutnya tersadar dan terpikir oleh mereka bahwa Tuhan yang selama ini disembah adalah benda yang tidak dapat melihat, mendengar, dan bergerak. Dialog ini memberi pesan moral kepada kita untuk tidak tunduk kepada sikap anti Tuhan dan sikap dzalim dengan menunjukkan sikap yang tabah, berani, cerdas dan konsisten, meskipun akan menghadapi hukuman yang sangat berat deritanya yakni dibakar hidup-hidup. Karena Allah Swt lah pada akhirnya yang akan menolong dan membalas semua perbuatan manusia dalam kebaikan dan kesalihannya maupun perbuatan manusia dalam kefasikan dan kekufurannya.

Dalam peristiwa itu terekam kisah tatkala api sudah dinyalakan dan lidah api semakin membesar, sementara Nabi Ibrahim yang diikat dan ditempatkan ditengah-tengah tumpukan kayu, tetap tidak mau me-nyerah. Nabi Ibrahim yakin Allah Yang Maha Kuasa lah yang akan menentukan nasibnya. Pada kenyata-annya memang Allah menyelamatkan Nabi Ibrahim dengan berfirman-Nya:

9

$ uΖ ù=è% â‘$ uΖ≈ tƒ ’ ÎΤθä. # YŠö t/ $ ¸ϑ≈ n= y™uρ #’ n?tã zΟŠ Ïδ≡t ö/Î)

Artinya: “Kami (Allah) berfirman: “Hai api, menjadi dinginlah dan keselamatanlah bagi Ibrahim.” (QS. Al-Anbiya: 69)

Peristiwa besar ini benar-benar mempermalukan dan menghancurkan sendi-sendi kekufuran Raja Namrud dan para pengikutnya, karena sebelumnya mereka telah tertawa dengan penuh kepuasan, tetapi tiba-tiba Nabi Ibrahim As berjalan keluar dari puing-puing pembakaran dengan selamat tanpa luka sedikitpun.

Allahu akbar – Allahu akbar – wa lillaahi al-hamd

Pesan suci dari kisah Nabiyullah Ibrahim ’alaihis salam dan putranya Nabiyullah Ismail ’alaihissalam serta nilai terpenting yang harus kita tanamkan dalam tiap sanubari kita adalah sebagaimana telah difirman-kan Allah dalam Surat Huud ayat 120:

10

yξ ä.uρ È à)Ρ y7ø‹ n= tã ô⎯ÏΒ Ï™!$t6 /Ρr& È≅ß™ ”9$# $tΒ àMÎm7 sVçΡ ⎯ ÏμÎ/

x8yŠ#xσ èù 4 x8u™ !%y uρ ’ Îû ÍνÉ‹≈ yδ ‘,ysø9$# ×πsàÏãöθ tΒuρ 3“ t ø.ÏŒ uρ

t⎦⎫ÏΨ ÏΒ÷σ ßϑù=Ï9 ∩⊇⊄⊃∪

Artinya: “Dan semua kisah dari para Rasul-rasul, kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu, dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman.”

Adapun ajaran suci yang terkait dengan mem-bangun kehidupan yang beretika baik dalam lingkup keluarga maupun dalam lingkup masyarakat luas antara lain dapat kita petik hikmahnya dari peristiwa dialog antara Nabi Ibrahim As dengan putranya Nabi Is’ail As. Sesungguhnya ketaatan Nabi Ibrahim da-lam melaksanakan perintah Allah Swt sama sekali tidak diliputi keraguan, namun Nabi Ibrahim As menghargai putra tercintanya sebagai manusia ciptaan Allah yang juga diberi kemuliaan oleh Allah. Hal ini dapat kita baca dalam penggelan dialog sebagaimana termaktub dalam surat ash-Shaaffaat ayat 100-111, di mana Allah Swt. berfirman;

11

Éb $¬Η s>sù xn= t/ çμ yè tΒ z© ÷ë¡¡9 $# tΑ$ s% ¢© o_ç6≈ tƒ þ’ ÎoΤ Î) 3“ u‘r& ’ Îû

ÏΘ$uΖ yϑø9 $# þ’ ÎoΤ r& y7 çtr2 øŒr& ö ÝàΡ$$ sù # sŒ$tΒ 2” t s? 4 tΑ$s%

ÏM t/r' ¯≈ tƒ ö≅yè øù $# $ tΒ ã tΒ÷σè? ( þ’ ÎΤ ß‰Éf tF y™ βÎ) u™ !$ x© ª!$# z⎯ ÏΒ

t⎦⎪ Î É9≈ ¢Á9 $#

Yang artinya: Maka tatkala anak itu sampai (pada usia sanggup untuk ikut) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim pun berkata: "Hai anakku Sesung-guhnya aku melihat dalam mimpiku bahwa aku me-nyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang dipe-rintahkan kepadamu; insya Allah engkau mendapa-tiku termasuk orang-orang yang sabar.”

Penggalan dialog ini bukan hanya sangat menyentuh hati tetapi juga dialog yang sangat hebat dalam menanamkan ajaran etika. Satu sisi etika mahluq terhadap khalik hanyalah sami’na wa atha’na (kami mendengar dan kami taat) , tetapi pada sisi lain Nabi Ibrahim memberi ruang dialog agar putra tercintanya Nabi Isma’il As mengekspresikan apa yang bersemayam dalam lubuk hati sanubarinya yang terdalam. Kiranya hal ini hanya dapat dilaksanakan

12

dengan landasan etika seorang ayah kepada putranya agar sang putra tetap memiliki hak dan kehormatan sebagai mahluq ciptaan Allah yang dimuliakan oleh Allah (sebagaimana tertuang dalam surat al-Isra’ ayat 70). Peristiwa ini juga sebagai dasar penyadaran yang mendalam agar putranya lahir sebagai manusia yang terdidik dalam arti memiliki tatakrama tertinggi. Dalam konteks kekiniaan fenomena ini mungkin bisa disebut sebagai praktik demokratis dalam hubungan keluarga.

Akhlaq yang demikian ini tentu merupakan anugerah Allah dalam mendidik manusia mahluk ciptaan-Nya sehingga terlahir maniusia-manusia yang sempurna untu menjadi teladan. Jika hal ini kita kaitkan dengan menggali hikmahnya dari kepribadian Nabi Muhammad Saw sebagai contoh keparipurnaan manusia, maka kita temukan dalam sabda junjungan kita Nabi Agung Muhammad Saw: ”Addabanii Rabbii fa ahsana ta’diibii” (Allah telah mendidikku sehing-ga aku memiliki adab yang terbaik). Allah Swt juga telah berfirman:

$oΨ ø.t s? uρ Ïμø‹ n= tã ’Îû t⎦⎪Ì Åz Fψ$# ∩⊇⊃∇∪ íΝ≈ n=y™ #’ n?tã zΟŠÏδ≡ t ö/Î) ∩⊇⊃®∪

y7Ï9≡ x‹x. “Ì“øgwΥ t⎦⎫ÏΖ Å¡ ósßϑø9$# ∩⊇⊇⊃∪ …çμΡ Î) ô⎯ÏΒ $tΡÏŠ$t6Ïã

š⎥⎫ÏΖ ÏΒ÷σ ßϑø9$# ∩⊇⊇⊇∪

13

Yang artinya: Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang Kemudian,- (yaitu)"Kesejahteraan dilimpah-kan atas Ibrahim". -Demikianlah Kami memberi Balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. - Sesungguhnya ia Termasuk hamba-hamba Kami yang beriman. (QS. As-Shaffat ayat 108-111)

Mendasarkan pada ayat 120 Surat Huud untuk memahami makna hakiki kisah para Nabi dan Rasul sebagaimana termaktub dalam al-Qur’an al-karim, kita akan memperoleh hikmah-hikmah antara lain: 1) akan menambah kuatnya iman dan taqwa kepada Allah sebagai sumber hidup dan kehidupan, 2) akan menambah keteguhan hati kita dalam menja-dikan al-Qur’an dan as-Sunnah sebagai sumber inspi-rasi dan sumber motivasi hidup secara baik dan benar, 3) kita akan menempatkan peri kehidupan para Rasul dan Nabi Allah sebagai sumber inspirasi, sumber motivasi, dan peringatan yang harus senantiasa kita perhatikan.

Allahu akbar – Allahu akbar – walillaahi al-hamd.

Dalam konteks kekinian makna ’Ied al-Adha mengan-dung hikmah-hikmah berupa kekuatan-kekuatan yang lebih fungsional dan saling menopang satu hikmah

14

terhadap lainnya. Pertama, kekuatan aqidah, iman atau tauhid kepada Allah swt. Nabi Ibrahim as telah mencontohkan kepada kita bagaimana aqidah begitu melekat pada jiwanya sehingga ia berlepas diri dari siapapun dari kemusyrikan, termasuk orang tuanya yang tidak mau bertauhid kepada Allah swt sebagai-mana disebutkan dalam firman-Nya dalam surat al-Mumtahanah ayat 4:

ô‰s% ôMtΡ%x. öΝä3s9 îοuθ ó™é& ×πuΖ |¡ ym þ’ Îû zΟŠÏδ≡ t ö/Î) t⎦⎪Ï%©!$# uρ ÿ…çμyètΒ øŒÎ)

(#θä9$s% öΝ ÍηÏΒöθ s) Ï9 $ΡÎ) (#äτℜ u™ tç/ öΝä3Ζ ÏΒ $£ϑÏΒuρ tβρ߉ç7 ÷ès? ⎯ ÏΒ Èβρߊ

«!$# $tΡ öx x. ö/ä3Î/ # y‰t/uρ $uΖ oΨ ÷t/ ãΝ ä3uΖ ÷t/ uρ äοuρ≡ y‰yèø9$# â™!$ŸÒ øót7 ø9$# uρ

# ´‰t/r& 4© ®L ym (#θãΖ ÏΒ÷σ è? «!$$Î/ ÿ… çνy‰ômuρ ω Î) tΑöθ s% tΛ⎧Ïδ≡ tö/ Î) Ïμ‹ Î/ L{

¨βt Ï øótGó™ V{ y7s9 !$tΒuρ à7Î= øΒr& y7s9 z⎯ÏΒ «!$# ⎯ÏΒ &™ó© x« ( $uΖ −/ §‘

y7ø‹ n= tã $uΖù= ©. uθs? y7ø‹ s9Î)uρ $oΨ ö; tΡr& y7ø‹ s9Î)uρ çÅÁ yϑø9$# ∩⊆∪

Yang artinya: "Sesungguhnya kami berlepas diri dari-pada kamu dari daripada apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan Telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan keben-

15

cian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja (QS Al Mumtahanah [60]: 4).

Ummat Islam meyakini bahwa kekuatan aqidah merupakan sumber inspirasi dan sekaligus sumber motivasi dalam hidup dan kehidupan. Pelaksaan ibadah haji dan demikan pula ibadah shalat ‘Ied al-Adha adalah ujud dari ikhtiar kita dalam meneladani apa yang telah dicontohkan oleh Nabiyullah Ibrahim as. Rasulullah saw bersabda: yang artinya “Menak-jubkan urusan orang beriman itu, sesungguhnya se-mua urusannya baik baginya dan tidak ada yang demikian itu bagi seseorang selain bagi seorang mu’min. Kalau ia memperoleh kesenangan ia bersyu-kur dan itu baik baginya. Kalau ia tertimpa kesu-sahan, ia sabar dan itu baik baginya (HR. Ahmad dan Muslim).

Kedua, adalah kekuatan dalam membangun akhlaq kariimah atau akhlaq yang mulia. Akhlaq merupakan fondasi bagi kehidupan yang sejahtera lahir batin dan menentukan maju mundurnya serta jaya dan hancurnya suatu negeri. Kita harus berkaca dari kehancuran Negeri Romawi dan Persia. Kedua Negara tersebut menjelang kehancurannya adalah dua Negara yang anti Tuhan dan mengalami kebobrokan moral di hamper semua bidang kehidupan. Dalam kaitan dengan hal ini seorang ulama Mesir, Syauqi

16

Beq, mengungkapkan pandangannya : “Suatu bangsa akan kekal selama berakhlak, jika akhlak telah lenyap, lenyaplah pula bangsa itu.”

Ketiga, kekuatan umat Islam harus membangun kekuatan ilmu dan teknologi dalam pengertian yang luas agar menjadi ummat yang dilimpahi barokah dari Allah dan disegani oleh ummat manusia didunia. Allah Swt telah berfirman yang secara normatif-imperatif harus kita jadikan landasan dalam memaknai kekuasaan ilmu.

$pκš‰ r' ¯≈ tƒ t⎦⎪ Ï% ©!$# (#þθ ãΖtΒ#u™ #sŒÎ) Ÿ≅ŠÏ% öΝ ä3 s9 (#θ ßs¡¡ xs? † Îû ħÎ=≈ yfyϑ ø9$#

(#θ ßs|¡ øù$$sù Ëx|¡ øtƒ ª!$# öΝ ä3 s9 ( #sŒÎ) uρ Ÿ≅ŠÏ% (#ρâ“ à±Σ$# (#ρâ“ à±Σ$$sù Æìsùö tƒ ª!$#

t⎦⎪ Ï% ©!$# (#θ ãΖtΒ#u™ öΝ ä3ΖÏΒ t⎦⎪ Ï%©!$# uρ (#θ è?ρé& zΟ ù=Ïèø9$# ;M≈ y_u‘yŠ 4 ª!$#uρ $yϑ Î/

tβθ è=yϑ ÷ès? ×Î7 yz ∩⊇⊇∪

“Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepa-damu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka la-pangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa dera-

17

jat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Demikian pula Allah berfirman dalam surat Shaad ayat 45:

ö ä.øŒ$# uρ !$ tΡy‰≈ t7 Ïã tΛ⎧Ïδ≡t ö/Î) t,≈ ys ó™Î)uρ z>θà) ÷è tƒuρ ’ Í<'ρé&

“ ω÷ƒF{$# Ì≈|Áö/F{$# uρ

Yang artinya: “Dan ingatlah hamba-hamba Kami: Ibrahim, Ishaq dan Ya’qub yang mempunyai perbu-atan-perbuatan yang besar dan ilmu-ilmu yang Tinggi (QS Shaad/38: 45).

Allahu akbar –Allahu akbar – walillaahi al-hamd

Keempat, yang harus dibangun oleh ummat Islam dengan inspirasi dari sejarah Nabiyullah Ibrahim a.s. adalah ukhuwwah Islamiyah. Ibadah haji, bagi kaum muslimin merupakan mu’tamar inter-nasional karena dihadiri oleh ummat Islam seantero dunia. Ukhuwah Islamiyah menjadi dasar bagi ikhtiar membangun kekuatan ummat Islam dalam multi dimensi. Hal ini sejalan dengan makna kehadiran Iman Islam adalah bukan sekadar agama ritual, tetapi

18

agama yang meliputi seluruh aspek hidup an kehi-dupan manusia sekaligus juga sekadar untuk kepen-tingan ummat manusia di suatu benua tetapi untuk seluruh ummat manusia di semua belahan dunia tanpa kecuali. Dalam kaitan ini Allah Swt berfirman dalam surat al-Hujurat ayat 10:

$ yϑΡÎ) tβθãΖ ÏΒ÷σßϑø9 $# ×ο uθ÷z Î) (#θßsÎ= ô¹r' sù t⎦ ÷⎫t/ ö/ä3÷ƒuθyz r& 4 (#θà) ¨?$# uρ ©!$# ÷/ä3ª= yè s9 tβθçΗ xq öè?

Yang artinya: “Sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan bertaq-walah Allah, supaya kamu mendapat rahmat (QS Al Hujurat/49:10)

Adapun yang kelima adalah bahwa ummat Islam harus membangun kekuatan ekonomi. Keku-atan yang kelima sangat real ukurannya, baik dalam konteks real social berupa strata ekonomi ummat Islam disemua belahan dunia maupun dalam realitas ekonomi ummat terutama yang menyangkut status kaya dan miskin. Mengapa umumnya Negara mayori-tas ummatnya beragama Islam income per kapitanya rendah dan jumlah warga miskinnya besar harus menjadi perhatian penting bagi kita semua agar tidak

19

ada salah paham ummat manusia yang menyimpulkan bahwa akibat beragama Islam maka orang-orang itu miskin.

Di samping itu kekuatan ekonomi yang Islami ditandai dengan ajaran ekonomi yang sangat manusia : anti pengusaan atau eksploatasi satu ummat manusia terhadap ummat manusia yang lain, anti ketimpangan dan anti terhadap ekonomi ribawi –yang umumnya menjadi sebab timbulnya ketimpangan ekonomi secara akut. Namun jawaban yang paling sederhana harus kita laksanakan terlebbih dahulu yakni setiap muslim harus mencari rizki secara sungguh dan hanya mencari yang halal dan thayyib. Siti Hajar sebagai tokoh dalam kisah Nabiyullah Ibrahim As adalah seorang gigih berusaha mencari rizki. Allah swt senang kepada siapa saja yang berusaha secara halal meskipun harus dengan susah payah, sebagaimana disabdakan Rasulullah saw bersabda: yang artinya: “Sesungguhnya Allah cinta melihat hambanya lelah dalam mencari yang halal.” (HR. Ad Dailami).

Sekiranya kehidupan keluarga ummat Islam dewasa ini berpedoman pada keteladanan keluarga al-Qur’an dan as-Sunnah niscaya komunikasi interaksi dalam rumah tangga akan selalu harmonis, dan tatakrama berinteraksi dijunjung tinggi. Dampaknya bagi kehidupan masyarakat luas akan terbangun

20

semangat demokrasi yang substantif: saling meng-hargai dan menghormati terhadap sesama menjadi kredo sosial akan yang terus-menerus dijaga. Seba-liknya, segala bentuk kekerasan dalam rumah tangga dan masyarakat luas dapat kita hindari. Dengan se-mangat meneladani oleh Nabiyullah Ibrahim as maka perilaku kita dalam beragama akan termanifestasikan dalam semua aspek kehidupan yang manfaat dan maslahat.

Sebagai masyarakat yang di pusat peradaban Jawa, kita dituntut untuk mengejawantahkan keya-kinan beragama dalam sikap dan perilaku hidup seperti tergambarkan diatas. Dalam falsafah kehi-dupan masyarakat Jawa dikenal adagium ”Agama Ageming Aji” dimana agama diibaratkan sebagai busana atau ageman sedangkan aji berarti mulia. Makna penting dari pitutur luhur falsafah Jawa ini adalah bahwa kewibawaan seorang pemimpin yang dituntun oleh ajaran agama akan terhindar dari perbuatan aniaya. Falsafah Jawa ini juga mengideal-kan seseorang hendaknya mementingkan kepentingan rakyat dengan landasaan berbakti untuk kemuliaan rakyat.

Lebih jauh lagi dalam kita mengambil hikmah dari keteladanan perikehidupan Nabi Ibrahim As dan Nabi Ismail As adalah: pada satu sisi kita harus

21

membangun kehidupan yang heroik dalam mewujud-kan kemajuan bangsa dan negara secara merata tidak mementingkan kelompok dan golongan, pada sisi lain, dan dengan demikian maka Insya Allah, akan tercipta kehidupan masyarakat-bangsa yang guyub rukun, damai dan sejahtera lahir batin dalam kebersamaan yang autentik yang tulus dan jujur. Tentu sikap yang demikian ini sangat kita dambakan, bukan hanya saat ini karena kita sedang menghadapi tahun politik, tetapi memang sudah seharusnya NKRI yang kemer-dekaannya merupakan anugrah dari Allah Swt dan merupakan warisan dari perjuang bangsa, kita rawat tatakramanya dalam mencapai kejayaan dan kemulian bersama dalam limpahan maghfirah dari Allah Swt sebagaimana dalam al-Qur’an disebut dengan:

”Baldatun thayyibatun wa Rabbun ghafuur”.

Semua itu akan dapat kita laksanakan sepanjang kita memiliki tekad dan keyakinan untuk mewujudkan perintah Allah Swt dalam firman-Nya:

* ¨βÎ) ©!$# ã ãΒù' tƒ ÉΑô‰yè ø9 $$ Î/ Ç⎯≈|¡ ômM}$# uρ Ç›!$ tGƒÎ)uρ “ ÏŒ

4†n1 ö à)ø9 $# 4‘sS ÷Ζ tƒuρ Ç⎯ tã Ï™ !$ t±ós x ø9$# Ì x6Ψßϑø9 $# uρ

Ä© øöt7 ø9 $#uρ 4 öΝä3Ýà Ïè tƒ öΝà6 ¯= yè s9 šχρã ©.x‹s? ∩®⊃∪

22

Yang artinya : Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) Berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbu-atan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia membe-ri pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran. (Q.S. An-Nahl: 90)

Allahu Akbar – Allahu Akbar – Walillahilhamdu

Jama’ah ‘Ied rahimakumullah marilah kita bermu-najah kepada Allah dengan khusyu’, yakni percaya bahwa Tuhan itu ada, dan Tuhan itu satu yakni Allah semata, dan hanya Allah yang dapat memenuhi segala permohonan kita. Ya Allah, ampunilah dosa kaum muslimin dan muslimat, mu’minin dan mu’minat, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal dunia. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar, Dekat dan Mengabulkan do’a.

اللھم اغفر للمسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات الأحياء منھم والأموات

ات انك سميع قريب مجيب الدعو

23

Allahumma habbib ilainaa al iiman wa zayyinhu fii quluubinaa wa karrih ilainaa al kufra wa al-fusuqa wa al-’ishyaan wa aj’alnaa min ar-raasyidiin. Allahumma tawaffanaa muslimiin wa ahyinaa muslimiin wa al-hiqna bi ash-shaalihiin ghaira khozaya wa laa maftuuniin.

Ya Allah jadikanlah kami orang yang mencintai iman dan hiasilah keimanan itu dalam hati kami dan jadikanlah dan jadikanlah kami membenci kekafiran, kefasikan, dan kemakasiatan serta ja-dikanlah kami orang-orang yang mendapat pe-tunjuk. Yaa Allah wafatkanlah kami dalam keadaan muslim dan hidupkanlah kami dalam keadaan muslim serta kumpulkanlah kami bersama orang-orang yang shaleh tanpa terhina dan tidak pula terkena fitnah.

Ya Allah, perbaikilah agama kami, karena ia meru-pakan benteng bagi urusan kami. Perbaikilah dunia kami karena ia menjadi tempat hidup kami. Perbaiki-lah akhirat kami karena ia menjadi tempat kembali kami. Jadikanlah kehidupan ini sebagai tambahan bagi kami dalam setiap kebaikan dan jadikan kematian kami sebagai kebebasan bagi kami dari segala kejahatan.

24

Ya Allah, anugerahkan kepada kami rasa takut kepada-Mu yang membatasi antara kami dengan perbuatan maksiat kepada-Mu dan berikan ketaatan kepada-Mu yang mengantarkan kami ke surga-Mu dan anugerahkan pula keyakinan yang akan menyebabkan ringan bagi kami dalam menghadapi segala musibah di dunia ini.

Ya Allah, anugerahkan kepada kami kenikmatan melalui pendengaran, penglihatan dan kekuatan selamakami masih hidup dan jadikanlah ia warisan bagi kami. Dan jangan Engkau jadikan musibah atas kami dalam urusan agama kami dan janganlah Engkau jadikan dunia ini cita-cita kami terbesar dan puncak dari ilmu kami dan jangan jadikan berkuasa atas kami orang-orang yang tidak mengasihi kami.

ا مبرورا وسعيا مشكور وذنبا مغفورا اللھم اجعلھم حج

وتجارة لن تبورا

Ya Allah, jadikanlah haji mereka haji yang mabrur, sa’i yang disyukuri, dosa yang diampuni, perniagaan yang tidak merugi

25

نيا حسنة وفى الأخرة حسنة وقنا عذاب ربنا اتنا فى الد .النار

Ya Allah, anugerahkanlah kepada kami kehidupan yang baik di dunia, kehidupan yang baik di akhirat dan hindarkanlah kami dari azab neraka.

Yaa Allah zat Yang Maha Agung, berilah kami hida-yah, kekuatan dan perlindungan untuk mengemban amanah-Mu sehingga bangsa Indonesia umumnya, khususnya warga DIY khususnya dapat hidup dalam limpahan rahmat dan karunia-Mu, cepat terpanggil atas segala perintah-Mu dan hidup penuh kerukunan, kedamaian, saling menghormati dan menghargai dan kuatkanlah semangat guyub rukun kami, persauda-raan kami dan persatuan kami. Yaa Allah dzat Yang Maha Memberi Rizki, limpah-kanlah karunia dan rizki Mu yang lebih baik dan lebih manfaat serta maslahat bagi kami, demikian pula bagi Saudara-saudara kami yang sedang menghadapi berbagai cobaan dan musibah dimanapun mereka berada. Yaa Allah berilah kekuatan iman dan kesabaran bagi kami agar semua limpahan karunia-Mu dapat menja-dikan kami sebagai hamba-hamba-Mu yang hidup

26

dengan sejahtera lahir dan batin di dunia, dan tak-dirkan kami yaa Allah dapat kembali ke haribaan Mu dengan iman dan taqwa. Washallahu ‘ala Muhammadin, wa ‘ala aalihi wa shahbihi ajma’iin. Wa subhaana rabbika rabbil ’izzati ’amma yashifun wa salaamun ’ala al-mursalin. Wal hamdu lillaahi rabbil ’aalamien. Wassalamu‘alaikum warahmatullaahi wa barakaatuh.

-----000-----