N0. 13 21 JANUARI 2006 DUA MINGGUAN...

8
2 3 7 N0. 13 21 JANUARI 2006 DUA MINGGUAN REKONSTRUKSI ACEH http://e-aceh-nias.org/ceureumen/ GRATIS PANTON Terancam Demi Rekonstruksi Masalah Lingkungan Pascatsunami Bantuan Becak diselewengkan? ILA Anda mengunjungi Desa Ujong Tanjong Kecamatan Meu- rebo di Aceh Barat, Anda akan menemukan komplek sekolah unik yang letaknya tak jauh dari lokasi pen- gungsian. Namanya cukup kebarat- baratan, “Ujong Tanjong Community School,” yang artinya sekolah masya- rakat Ujong Tanjong. Sekolah masyarakat yang dibangun tak jauh dari hutan dan bukit ini memi- liki beberapa kelebihan, dibanding sekolah “betulan” yang dikenal di Aceh. Selain lapangan voli dan bulutangkis, juga terdapat fasilitas lainnya, yaitu se- buah unit mesin penyuling air modern dan 6 unit WC kompos, yang cukup unik. Ini adalah sekolah masyarakat perta- Sekolah “Unik” di Bagian Barat Aceh ma yang didirikan oleh lembaga asing dari Australia yaitu AID4. Dan memang cuma satu-satunya di Indonesia. Guru asing Bukan hanya fasilitasnya, tetapi juga kurikulumnya beda 100 persen. Siapa sangka di sekolah yang terletak terpen- cil ini, muridnya diajar pelajaran bahasa Inggris, olah raga, musik, seni, dan ke- mampuan komputer. Dan sebagian be- sar diajar oleh enam guru asing. Menarik? Sudah tentu. Jadi tak perlu heran kalau dalam waktu tiga bulan per- tama, sekolah ini memiliki murid seban- yak 199 orang. Berumur antara 12-18 tahun dan merupakan warga sekitar. Motivasi dari sekolah ini adalah un- tuk menciptakan kreatifitas dan komu- nikasi yang baik. Sehingga Edward Van Ness, guru musik yang berasal dari Australia men- gatakan “ini model pertama, no one in other placeJangka panjang Sekolah dimulai siang hari, disaat anak-anak sudah pulang dari sekolah formal mereka. Para guru akan memba- gi anak-anak ke dalam beberapa kelom- pok belajar. Dan sekolah ini berakhir sorenya. Untuk kedepannya, sekolah ini sudah melakukan training untuk guru dari masyarakat lokal. Dan pada tanggal 1 Juni mendatang, pengelolaan dan ma- nagemen sekolah ini akan diserahkan langsung kepada komite sekolah, yang saat ini terdiri dari kepala desa, kepala sekolah, guru, dan orang tua murid. Dan mulailah sekolah yang unik ini dikelola langsung oleh masyarakat Aceh? Sanggupkah? Kita tunggu saja.B Pembakaran dan pengusiran terhadap warga pendatang, termasuk etnis Jawa kian gencar. Rumah dibakar, tragis- nya nyawa pun melayang akibat konflik yang tak menge- nal lelah dan berkesudahan. Baca halaman 4 - 5 Pembakaran dan pengusiran terhadap warga pendatang, termasuk etnis Jawa kian gencar. Rumah dibakar, tragis- nya nyawa pun melayang akibat konflik yang tak menge- nal lelah dan berkesudahan. Baca halaman 4 - 5 Novia Liza Meurebo Aceh Barat [email protected] Tajak u Sabang ngon ka- pai cepat Diplueng that ligat di laot raya Ka lhee ploh thon udep meukarat Sapeu tan mangat bak ta useuha Sideh Helsinki geuduek mufakat Bak si on surat dame geubaca Sinoe di Aceh geusambot meuhat Ka troh bak saat seun- yoem digata Syedara tanyoe di Gayo teumpat Tinggai ka mangat bak geu seumula Geutanom kupi, jagong ngon langsat Teungeut pih mangat takot lee hana INDRA A. LIAMSI ANDI FIRDAUS

Transcript of N0. 13 21 JANUARI 2006 DUA MINGGUAN...

Page 1: N0. 13 21 JANUARI 2006 DUA MINGGUAN …siteresources.worldbank.org/INTEASTASIAPACIFIC/Resources/226262... · School,” yang artinya sekolah masya- ... heran kalau dalam waktu tiga

2

3

7

N0. 13 ■ 21 JANUARI 2006 ■ DUA MINGGUAN

REKONSTRUKSI ACEH

http://e-aceh-nias.org/ceureumen/

GRATIS

PANTON

TerancamDemi Rekonstruksi

Masalah LingkunganPascatsunami

Bantuan Becakdiselewengkan?

ILA Anda mengunjungi DesaUjong Tanjong Kecamatan Meu-rebo di Aceh Barat, Anda akan

menemukan komplek sekolah unikyang letaknya tak jauh dari lokasi pen-gungsian. Namanya cukup kebarat-baratan, “Ujong Tanjong CommunitySchool,” yang artinya sekolah masya-rakat Ujong Tanjong.

Sekolah masyarakat yang dibanguntak jauh dari hutan dan bukit ini memi-liki beberapa kelebihan, dibandingsekolah “betulan” yang dikenal di Aceh.Selain lapangan voli dan bulutangkis,juga terdapat fasilitas lainnya, yaitu se-buah unit mesin penyuling air modern dan6 unit WC kompos, yang cukup unik.

Ini adalah sekolah masyarakat perta-

Sekolah “Unik” di Bagian Barat Acehma yang didirikan oleh lembaga asingdari Australia yaitu AID4. Dan memangcuma satu-satunya di Indonesia.

Guru asingBukan hanya fasilitasnya, tetapi juga

kurikulumnya beda 100 persen. Siapasangka di sekolah yang terletak terpen-cil ini, muridnya diajar pelajaran bahasaInggris, olah raga, musik, seni, dan ke-mampuan komputer. Dan sebagian be-sar diajar oleh enam guru asing.

Menarik? Sudah tentu. Jadi tak perluheran kalau dalam waktu tiga bulan per-tama, sekolah ini memiliki murid seban-yak 199 orang. Berumur antara 12-18tahun dan merupakan warga sekitar.

Motivasi dari sekolah ini adalah un-tuk menciptakan kreatifitas dan komu-nikasi yang baik.

Sehingga Edward Van Ness, gurumusik yang berasal dari Australia men-

gatakan “ini model pertama, no one inother place”

Jangka panjangSekolah dimulai siang hari, disaat

anak-anak sudah pulang dari sekolahformal mereka. Para guru akan memba-gi anak-anak ke dalam beberapa kelom-pok belajar. Dan sekolah ini berakhirsorenya.

Untuk kedepannya, sekolah ini sudahmelakukan training untuk guru darimasyarakat lokal. Dan pada tanggal 1Juni mendatang, pengelolaan dan ma-nagemen sekolah ini akan diserahkanlangsung kepada komite sekolah, yangsaat ini terdiri dari kepala desa, kepalasekolah, guru, dan orang tua murid.

Dan mulailah sekolah yang unik inidikelola langsung oleh masyarakatAceh?

Sanggupkah? Kita tunggu saja.■

B

Pembakaran dan pengusiranterhadap warga pendatang,

termasuk etnis Jawa kiangencar. Rumah dibakar, tragis-

nya nyawa pun melayangakibat konflik yang tak menge-

nal lelah dan berkesudahan.Baca halaman 4 - 5

Pembakaran dan pengusiranterhadap warga pendatang,

termasuk etnis Jawa kiangencar. Rumah dibakar, tragis-

nya nyawa pun melayangakibat konflik yang tak menge-

nal lelah dan berkesudahan.Baca halaman 4 - 5

Novia LizaMeurebo Aceh Barat

[email protected]

Tajak u Sabang ngon ka-pai cepatDiplueng that ligat di laotrayaKa lhee ploh thon udepmeukaratSapeu tan mangat bak tauseuha

Sideh Helsinki geuduekmufakatBak si on surat damegeubacaSinoe di Aceh geusambotmeuhatKa troh bak saat seun-yoem digata

Syedara tanyoe di GayoteumpatTinggai ka mangat bakgeu seumulaGeutanom kupi, jagongngon langsatTeungeut pih mangattakot lee hana

INDRA A. LIAMSI

■ A

ND

I F

IRD

AU

S

Page 2: N0. 13 21 JANUARI 2006 DUA MINGGUAN …siteresources.worldbank.org/INTEASTASIAPACIFIC/Resources/226262... · School,” yang artinya sekolah masya- ... heran kalau dalam waktu tiga

■ REDAKSI CEUREUMeN ■Pemimpin Redaksi: Sim Kok Eng Amy ■ Sekretaris Redaksi: Siti Rahmah ■ Redaktur: Nani Afrida ■ Wartawan: Mounaward Ismail, Muhammad Azami ■

Koordinator Artistik: Mahdi Abdullah ■ Fotografer: Hotli Simanjuntak ■ Dengan kontribusi wartawan lepas di Aceh ■ Alamat: PO BOX 061 Banda Aceh 23001.Email: [email protected] ■ Percetakan dan distribusi oleh Serambi Indonesia.CEUREUMeN merupakan media dwi-mingguan yang didanai dan dikeluarkan oleh Decentralization Support Facility (DSF atau Fasilitas PendukungDesentralisasi). DSF merupakan inisiatif multi-donor yang dirancang untuk mendukung kebijakan desentralisasi pemerintah dengan meningkatkankeselarasan dan efektifitas dukungan dari para donor pada setiap tingkatan pemerintahan. Misi dari CEUREUMeN adalah untuk memberikan informasidi Aceh tentang rekonstruksi dan berita yang bersifat kemanusiaan. Selain itu CEUREUMeN diharap bisa memfasilitasi informasi antara komunitasnegara donor atau LSM dengan masyarakat lokal.

CEUREUMeN2 FOCUS

SUNAMI yang terjadi akhir tahun ternya-ta juga berdampak pada hewan-hewanyang berada di pesisir pantai. Mereka pun

terkena imbasnya. Dan yang paling parah adalahhewan yang berada pada kedalaman 3-5 meter, atauhewan yang berada pada laut dangkal, seperti, te-rumbu karang,ikan karang dan penyu.

Pada satu bulan pascatsunami, terumbukarang banyak yang tertimbun oleh lumpur, se-dang ikan-ikan karang juga sempat menghilang.Namun pada bulan ketiga setelah tsunami, ikan-ikan tersebut sudah mulai terlihat lagi bermaindi sekitar karang. Dan karang pun sudah mulaibersih dari lumpir.

Menghilangnya penyuIni berbeda dengan penyu. Hewan bercangka-

kang keras ini semakin jarang saja terlihat. Padahaldulu sebelum tsunami, hewan langka ini kerap ter-lihat di pantai untuk bertelur dan bermain. Dan tem-pat yang paling banyak terdapat penyu adalahpulau Bengkaru, di kepulauan Banyak. MenurutNurmahdi Al Masri, salah seorang aktifis pencintalingkungan dari Flora Fauna Indonesia (FFI), BandaAceh, sebelum tsunami, dalam satu harinya, setiap

I sabang, kerusakan ling-kungan yang terjadi aki-bat tsunami akhir tahun

2004 lalu terasa dibeberapa dae-rah. Diantaranya di Jaboi, Balohan,Krueng Raya, dan Iboih. Di dae-rah tersebut, sedikitnya 20 hektarhutan mangrove dari 45 hektar ke-seluruhannya kini dalam kondisirusak.

Selain hutan mangrove, di For-masi Pescape (wilayah dari pantaihingga ke laut) dimana terdapattumbuhan penahan seperti keta-pang, pandan, tapak kuda, danrumput teki, turut mengalamikerusakan yang berat.

Kerusakan tersebut tentu sajasangat mengkhawatirkan. Karenadengan hilangnya tumbuhanpenahan air laut tersebut, akan ter-jadi pengikisan bibir pantai (abra-si) sangat besar, sebab tak ada lagipenahannya.

Tanam kembaliMaka demi mengantisipasi

dampak kerusakan yang lebihluas, para relawan dari Flora Fau-na Indonesia (FFI), Banda Aceh, be-rencana untuk kembali memulih-kan kondisi lingkungan pulauyang menjadi salah satu aset wisa-ta Aceh tersebut. Mereka berniatmenanam kembali hutan pena-han abrasi tersebut.

Mengupas MasalahLingkungan Pascatsunami

Hidup dari alam. Semboyan itu sepertinya agak dilupakan di masa rekonstruksi dan reha-bilitasi ini. Padahal kalau alam sudah kurang bersahabat, maka yang terkena imbasnya justrumanusia juga.

Kali ini Ceureumén akan membahas beberapa topik yang berkaitan dengan lingkungan pas-catsunami. Baik soal tanah, hutan, pesisir, dan satwa. Yang selama ini “agak” dilupakan olehpihak-pihak yang melakukan rekonstruksi dan rehabilitasi Aceh.

PANTAI

Perlu 20 Tahun,“Memulihkan” Sabang

Asri ZaidirBanda Aceh

[email protected]

Kendati demikian apabila ingindilakukan pemulihan kondisilingkungan yang rusak tersebut,maka harus dilaksanakan secepatmungkin. Karena dalam mena-nam hutan mangrove, waktu yangdibutuhkan sangat lama. Misalnyamenanam mangrove sekarang,maka 20 tahun atau 40 tahun lagibaru dirasakan manfaatnya.

Di laut lebih ringanPerbaikan kondisi di darat ber-

beda dengan perbaikan di dalamlaut. Di laut Sabang, kerusakanyang terjadi pada kedalaman 3-5meter dimana terdapat terumbukarang beserta hewan-hewannya.Namun menjelang tiga bulan pasca-tsunami sayap-sayap karang sudahmulai tumbuh kembali.■

DSelain hutan man-grove, di FormasiPescape (wilayah

dari pantai hinggake laut) dimana

terdapat tumbuhanpenahan seperti

ketapang, pandan,tapak kuda, dan

rumput teki, turutmengalami kerusa-

kan yang berat.

SATWA

Hewan yang“Menghilang” Pascatsunami

malam ada 20 ekor penyu betina yang naik ke pan-tai untuk bertelur.”Tapi saat ini sudah jarang terli-hat,” ucap Nurmahdi.

Perkiraan Nurmahdi, langkanya penyu munculke darat bisa jadi disebabkan karena banyak darihewan amphibi tersebut yang menjadi ‘korban’ tsu-nami. Perkiraaannya itu berdasarkan temuan daribeberapa rekan mereka pada hari ke-31 pascatsu-nami. Pada hari itu, anggota Flora Fauna Indonesiamenemukan dua ekor penyu hijau di jalan sekitarAjuen Jeumpet, Aceh Besar.

Telur diperjualbelikanPenyu adalah hewan langka dan dilindungi. Di

dunia, ada tujuh spesies penyu. Antara lain PenyuHijau, Penyu Belimbing, Penyu Agar, Penyu Tem-payan, Penyu Daun dan Penyu Hitam.

Saat ini untuk mencegah hewan pemalu inipunah, yang terpenting adalah menjaga habitatmereka, dengan tidak merusaknya. Banyak lapo-ran yang mengatakan di sebuah pasar tradisionaldi Banda Aceh, telur penyu ternyata diperjual beli-kan dengan harga per butirnya Rp 2.000.

Bila benar informasi tersebut, maka jangan harapditahun yang akan datang kita akan melihat hewanpemalu ini akan bermain di bibir pantai, menemaniorang-orang yang sedang bertamasya di pantaiAceh yang indah. ■

Asri ZaidirBanda Aceh

[email protected]

T

Sayap-sayapkarang sudahmulai tumbuh

kembali

■ H

OT

LI S

IMA

NJU

NTA

K

■ H

OT

LI S

IMA

NJU

NTA

K

Didugasudah padatahapmeracun.

Page 3: N0. 13 21 JANUARI 2006 DUA MINGGUAN …siteresources.worldbank.org/INTEASTASIAPACIFIC/Resources/226262... · School,” yang artinya sekolah masya- ... heran kalau dalam waktu tiga

M Y KC

3CEUREUMeNFOKUS

ENCANA dibukanya kembali Hak Pengusa-haan Hutan (HPH) untuk mendukung ke-butuhan kayu rekonstruksi dan rehabilitasi

bisa jadi meresahkan. Bukan rahasia lagi kalau kondi-si hutan di Aceh mulai masuk tahap memprihatinkan.

Meskipun Kepala Badan Rehabilitasi dan Rekon-struksi (BRR) Aceh Nias sudah menegaskan penola-kan hal ini, bisa jadi belum menu-tup rencana tersebut.

Menurut Kadis KehutananAceh Mustafa Hasybullah, kendatibelum ada HPH yang aktif, namunsebanyak 6 perusahaan HPHsudah mengajukan sejumlah syar-at untuk bisa aktif kembali.

“Peluang pengaktifan sudahdibuka kembali,” kata Mustafakepada Ceureumèn.

Sementara hingga saat ini ada11 perusahaan HPH yang masih memiliki izin mem-

AAT tsunami, diperkirakan1.064 Km 3 air laut tergang-gu keseimbangannya. Ber-

dasarkan hasil interprestasi peta,luas lahan yang terkena tsunamisekitar 977,14 Km2. Saat air lautmenuju darat, banyak lumpuryang terangkat, termasuk di ant-aranya berbagai jenis logam berat.Logam berat ini selain berasal darilumpur laut juga dapat berasaldari pelapukan batuan, pupukkimia, pestisida, limbah pabrik,kotoran, dan lainnya.

BerdampakKondisi ini akan berdampak

pada tumbuhan, hewan , danmanuia. Suatu tanah yang mem-punyai kandungan logam beratyang terakumulasi di dalam tubuhtanaman, akan sangat berbahayabagi manusia yang mengonsum-

HUTAN

Terancam Demi Rekonstruksiproduksi kayu dari hutan Aceh.

Menambah masalahMenurut aktivis Wadah Lingkungan Hidup

(WALHI) Aceh, pengaktifan HPH kembali justruakan menambah masalah ketimbang menyelesaikanmasalah. Banyak oknum yang memegang izin HPHmelakukan pelanggaran penebangan liar dan parapolisi hutan sulit untuk menjalankan tugasnya kare-na areal hutan yang cukup luas.

Lainnya? Jelas ada. Izin HPH juga kerap tumpangtindih belum lagi sering memicukonflik antara masyarakat sekitar.Dan yang paling berbahaya adalahancaman banjir yang selama inimenjadi langganan Aceh.

Mencari alternatifAlhasil, alternatif harus dicari.

Para aktivis lingkungan berharapniat BRR untuk mengimpor kayubisa jadi kenyataan. Kalau tidak?“Bisa memakai material alterna-tif seperti bata, batako, kayu ke-

lapa,” kata mereka. ■

R

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

❖ Hutan Konservasi1.066.733 hektarare

❖ Hutan Lindung1.844.500 hektarare

❖ Total : 2.911233hektarare

Luas Hutan di Aceh

Tanah yang mempun-yai kandungan logamberat yang diseraptanaman, sangat

berbahaya bagi manu-sia yang mengonsum-sinya, meskipun efekn-

ya jangka panjang.

TANAH

Logam Berat, Efeknya Jangka PanjangMuhammad Azami

Banda [email protected]

Muhammad AzamiBanda Aceh

[email protected]

sinya, meskipun efeknya dalamjangka panjang.

Wadah Lingkungan Hidup In-donesia (WALHI) Aceh mengakutelah mengadakan penelitian un-tuk mengetahui sebaran dan kon-sentrasi logam berat pada tanahyang terkena tsunami. Pengambi-lan sample contoh tanah dilaku-kan di Aceh Utara, Banda Aceh,Aceh Besar, Aceh Utara, Aceh Bar-at, dan Aceh Jaya. Sedangkan un-sur kimia yang dianalisis adalah

Cd, Co, Cr, Cu, Fe, Mn, Ni, Pb, Zn,B, dan As.

MembahayakanKesimpulan, konsentrasi logam

berat di sejumlah tempat bervari-asi. Logam Cd pada air minumsumur berada di atas ambang yangdiperbolehkan. Unsur Cr dan Ni tan-aman sudah pada tingkat yang da-pat meracun tanaman. Unsur Fediduga sudah pada tahap mera-cun, khususnya tanaman padi.

Masih ditelitiWALHI menawarkan solusi

penanaman tanaman yang tahanterhadap lingkungan yang kon-sentrasi logam beratnya tinggi. Je-nis tanaman darat yang perlu di-coba adalah tanaman nilam, rami,dan murbei. Sedangkan tanamanair disarankan salvinia. Namundemikian, perlu dilakukan pene-litian lanjutan dan mendalam un-tuk mengetahui lebih jelas me-nyangkut logam berat ini. ■

S

● Mulai tanggal 14 Januari 2006 hing-ga 6 bulan ke depan, PerkumpulanKeluarga Berencana Indonesia (PKBI)memberikan pelayanan kesehatansecara gratis di sejumlah barak dantenda.

● Untuk mahasiswa baik S1,S2 dan S3korban tsunami di Aceh maupun diluar Aceh, bisa mendapatkan bantu-an biaya pendidikan dengan me-menuhi sejumlah syarat. Hubungikantor Satker BRR-pemulihan pe-ningkatan kwalitas kehidupan, Jl TgkAbu Lam U No 9 Banda Aceh, telp0651-7428435

Beberapa warga Lhok Nga, sedang membersihkan sampah-sampah besi yang masih berserakan di areal persawahan.Salah satu sampah yang dibawa oleh tsunami adalah logam berat.

■ H

OT

LI S

IMA

NJU

NTA

K

Kumpulan terumbu karang yang rusak di pantai Gapang, Sabang.

■ H

OT

LI S

IMA

NJU

NTA

K■

HO

TLI

SIM

AN

JUN

TAK

Beach Care programme yang dilakukan oleh Surf Jepang, merupakan salahsatu program untuk mengembalikan pantai ke fungsi semula.

Page 4: N0. 13 21 JANUARI 2006 DUA MINGGUAN …siteresources.worldbank.org/INTEASTASIAPACIFIC/Resources/226262... · School,” yang artinya sekolah masya- ... heran kalau dalam waktu tiga

CEUREUMeN CERITA SAMPUL

Aceh Untuk Cucudan Cicit

Setelah saya membaca opi-ni saudara Aiyub Syah di se-buah harian lokal yang terbitdi Banda Aceh pada 27 No-pember 2005, langsung keluardari otak saya bahwa pemiki-rin tersebut bukan hanya adadi otak saya yang bodoh.

Saya pernah mengatakankepada orang lain waktu ma-sih alotnya masa lobi sebelumditekennya Perjanjian Damaidi Helsinki, 15 Agustus lalu.

Yang saya katakan kepadadia adalah “Apapun namanyaProvinsi Aceh ke depan cobasistem pemerintahannya dipi-lih dan diperjuangkan sepertiyang diberikan China untukTaiwan atau Hongkong”.

Saya yakin kalau memangeksekutif, legislatif dan kaumintelektual sekarang ini punyarasa peduli untuk kesejahter-aan anak, cucu dan cicitnyarakyat Aceh ke depan, usahauntuk memperjuangkan iniInsya Allah akan berhasil.

Akan tetapi kalau memangmereka cuma punya rasa un-tuk membahagiakan keluarg-anya sendiri, maka ide-ide sep-erti ini tidak akan ditampungdan diperjuangkan.

Hanya satu pesan yang per-lu saya sampaikan dalam sua-ra rakyat kecil ini, di Aceh dandaerah lain di Indonesia bukanhanya GAM yang benci den-gan pemerintahan Indonesiatetapi masih banyak personallain yang lebih benci dari GAMdengan pemerintahan Indone-sia.

Itulah sedikit uneg-uneg darisaya, semoga ada hikmahnya.Terima kasih.

Jailani Aghani IbhaaBlangjreuen

Gampong AmpehKecamatan Tanah Luas

Aceh Utara

Kapan Cover Karikatur?Saya sudah biasa membaca

banyak tabloid, baik lokalmaupun nasional. Namun ke-hadiran sejumlah tabloid usaitsunami seharusnya memba-wa perubahan drastis dari se-gi desainnya.

Minimal ada gaya baru(format baru) di dalamnya.Mungkin dalam hal ini, sayaberharap Ceureumén bisa men-jadi kreator untuk itu.

Apalagi para pengelolanyasudah punya nama, macamMahdi Abdullah sebagai koor-

ELI ISWANDI bukan juragankopi. Dia cuma seorang pe-tani komoditi khas dataran

tinggi Gayo ini. Kendati berasaldari pesisir, namun kota dinginTakengon tanah kelahirannya.Sayang, Ketika konflik mencabik,pria 26 tahun ini harus angkat kakidari sana. Tentu saja termasukmeninggalkan kebun kopinya.

Sekira lima tahun lamanya diaterpaksa membiarkan kebunnyaterlantar. Karena, dia dan ribuanwarga “turunan” pesisir lainnyaharus eksodus dari tanah harapanpada 2000-an Motif mengungsi kare-na konflik yang kian meruncing.

Pasalnya, pembakaran dan pen-gusiran terhadap warga penda-tang, termasuk etnis Jawa kiangencar. Rumah dibakar, tragisn-ya nyawa pun melayang akibatkonflik yang tak mengenal lelahdan berkesudahan.

Tapi, sejak damai berhembusdari Helsinki pada 15 Agustus lalu,tangkai kopi seakan berputikkembali.

Simpang SiurTak mudah memang kembali

ke kebun kopi. Selain tak ada per-

Pengungsi Konflik Aceh

Ramai-ramai Kembali MenanamTim Liputan Ceureumén

Mounaward IsmailBahagia Ishak

& Boy Nashruddin AgusAceh Tengah & Bener Meriah

lengkapan kerja dan tempat ting-gal, mereka juga tak punya mod-al. Pemerintah, melalui Menkoin-fo, Sofyan Djalil pernah mengata-kan korban konflik juga akan men-dapatkan “subsidi” seperti yangmenerima dana reintegrasi. Jum-lah pun tidak sedikit, “hanya” Rp200 miliar untuk korban konflik.

Alasan kembali, bukan semata-mata karena ada iming-iming ja-tah itu. Tetapi murni pulang lagike ladang. “Balek keunoe keuneukmeukeubon lom, kembali ke sinikarena ingin berkebun lagi,” kataTi Halimah (56) dalam logat Acehkental.

Begitu pula dengan Nilawati,Ramli, Halimah dan Jeli demi me-nyemai lagi putik kopi mereka relabermukim di bawah tenda di Km60 Pinto Rime Gayo. Mereka ber-sama ribuan penghuni tenda lain-nya sempat mengadu nasib untukmendapatkan haknya kembali,dibangun rumah dan aman men-cari nafkah.

Sambut BaikIswandi dan kawan-kawan ya-

ng tinggal di kawasan km 60 takbanyak berharap. “Kami hanya in-gin kembali ke kebun, bekerja den-gan aman tanpa rasa takut lagi.Sekarang kan sudah damai, maka-nya kami ingin menggarap kem-bali lahan kebun,” tutur pria yang

punya dua hektare kebun kopi inimengaku tak tahu masalah poli-tik.

Mereka bertahan sementara disitu sambil mencari bekas rumah,kebun, dan desa tempat tinggal-nya dulu, yang kini telah menjadihutan dan ditumbuhi semak belu-kar. Apalagi mereka keluar dariAceh Tengah, kabupaten itu be-lum dimekarkan. Kini sudah adaBener Meriah.

“Kalau kami pulang langsungke kebun rumah tak ada, alat-alatkerja tak punya, modal hidup jugatak ada. Makanya kami berharapuluran tangan pemkab,” papar JeliIswandi yang diamini rekannyaNilawati (31).

Seakan sepakat dengan pen-gungsi, Camat Pinto Rime Gayo,kabupaten yang sama, Drs Pad’lanjuga mengajak warganya untuksegera mengerjakan lagi lahan ya-ng sudah lama ditinggalkan. Bu-kan itu saja, kepada pengungsi ju-ga diberikan pemahaman spiritu-al tentang pentingnya kebersa-maan.

“Kita mengajak mereka untukmenghadapi cobaan ini sebagai ja-lan merentas hari esok. Lalu, kitaberupaya membangun rumah ya-ng dekat dengan mereka berla-dang,” kata sang camat penuh per-hatian. ■

J

Puluhan pengungsi antre mengambil jatah makan siang ketika mengungsi di Masjid Baitussalam, Ronga-ronga, Kecamatan Timang Gajah,Bener Meriah.

■ A

ND

I F

IRD

AU

S

dinator artistik.Untuk itu, usul saya apa

salahnya sekali-kali Ceureuméntampilan cover-nya bukan fototapi karikatur. Mungkin lebihmanis dan dinamis. Mungkinini bukan tabu dan baku ba-rangkali, sebab seingatnya ma-jalah sekaliber Tempo pun per-nah melakukannya.

Nah, untuk tataran Aceh,mungkin Ceureumén bisa men-jadi pelopor dalam dunia per-suratkabaran Tanah Rencong,meski umur Ceureumén sudahdiplot demikian. Terima kasih.

Mulizar, S.PdPadang Meuria

LangkahanKab Aceh Utara

“Saya Beli Rp 2000…”Sejak memasuki masa re-

konstruksi dan rehabilitasi diNanggroe Aceh Darussalam,khususnya Banda Aceh, cuk-up banyak beredar tabloid danmedia-media lokal. Tentu inisebuah kabar baik bagi pem-baca, apalagi semuanya diba-gi gratis.

Tentu kita bersyukur sekalidengan kehadiran tabloid-tab-loid itu, baik yang dikeluarkanlembaga resmi maupun LSM-LSM asing. Tentu saja salahsatunya Tabloid Ceureumén.

Mengingat tabloid ini, sayakesemsem sendiri. Mungkin takada orang yang “gila” sepertisaya. Pasalnya untuk menda-patkan Ceureumén yang jelas-jelas sudah gratis saya harusbeli. Harganya yang cuma de-lapan halaman itu tak tang-gung-tanggung yakni Rp 2000.

Padahal untuk uang sebe-sar itu bisa membeli koran Se-rambi Indonesia yang jumlah-nya 16 halaman atau HarianWaspada yang tebalnya 20-24halaman. Sekali lagi sudahjelas itu gratis, sayangnya para“oknum” agen malahan men-jualnya.

Begitulah, tapi setidaknyaCeureumén ini bisa menjadikaca kita dalam melihat pros-es rekonstruksi dan rehabilitasidi Aceh. Tentu saja dengan ti-dak mengenyampingkan ke-hadiran tabloid-tabloid lain,kita sangat berharap agar me-dia non komersil ini menjadisarana bagi kita untuk bercer-min. Pokoknya salut deh buatsemuanya.

IswandiAktivis LSM Pugar

TakengonKab Aceh Tengah

Buat Anda yang ingin menyampaikan Suara Rakyat kecilberupa ide, saran, dan kritik tentang rekonstruksi

bisa melalui surat keTabloid CEUREUMéN

PO Box 061 Banda Aceh 23001email: [email protected]

Page 5: N0. 13 21 JANUARI 2006 DUA MINGGUAN …siteresources.worldbank.org/INTEASTASIAPACIFIC/Resources/226262... · School,” yang artinya sekolah masya- ... heran kalau dalam waktu tiga

5CEUREUMeNCERITA SAMPUL

ENDATI ribuan pen-gungsi sudah dijemputkepala desanya masing-

masing, problemanya belum se-lesai. Jumlah pengungsi yang di-nilai “membengkak” salah satupenyebabnya .

Pembengkakan data pengung-si inilah yang kemudian amat“memberatkan” Pemerintah Ka-bupaten (pemkab) Aceh Tengahdan Bener Meriah. Sehingga mere-ka mensinyalir ada “oknum-ok-num” tertentu yang bermain. Poli-tis memang, sebab selentingan isujuga ikut memperkeruh suasana.

Isu itu tak lain ada sinyalemenyang menyebutkan para pen-gungsi akan mendapat bantuandari pemerintah Rp10 juta per ke-pala keluarga. Problema ini yangdianggap menjadi animo wargabalik ke Aceh Tengah dan BenerMeriah.

Membawa temanTanpa menisbikan kabar bu-

rung itu, sejumlah pengungsiyang sudah lima tahun keluarGayo mengaku semuanya punyalahan pertanian di sana. “Kalau

UNCAK berapi Burni Telong siang itu diba-lut kabut. Matahari sudah merangkak sekirasepuluh jam perjalanan. Sweater tak kuasa

membendung cuaca dingin yang kian menggigil.Hawanya menusuk tajam dan menerobos pori-porihingga tulang sum-sum.

Cuaca dingin ini sangat kontras dengan dasarperut Burni Telong yang belakangan ini kerapmenyembur panas setelah “batuk-batuk”. Lalu sia-pa sangka, bila paradoksi ini tak lain “lukisan” kondisiriil daerah setempat yang bermukim multi etnis.

Begitulah kondisi sosial di sana akhir-akhir ini.Lima tahun lalu kawasan itu sempat panas dingingara-gara diterpa konflik. Akibatnya, ribuan wargayang sudah beranak pinak eksodus (mengungsi).Dengan penuh ketakutan meninggalkan alam Gayo.

Belum merasa amanKemudian ketika kesepakatan damai dicapai,

ribuan warga korban konflik berduyun-duyun pu-lang ke daerah asal. Tujuannya, menggarap kebunyang terlantar. Tetapi perjalanannya kemudian taksemulus yang dibayangkan. Ada letupan kecil yangmulai mengintip. Apa itu?

Keamanan. Memang ini menjadi harga mati.Apalagi banyak pengungsi korban konflik yangsudah kembali masih tak berani kembali ke kebun.“Kalau ke kebun mereka harus rombongan minimal20 orang,” aku Raja Mude, warga di sana.

Perkuat SosialisasiHarus diakui, perdamaian tidak sepenuhnya

menjadi garansi keamanan. Bukan salah warga. So-

Gayo, Pendingin yang Kerap PanasMounaward Ismail

Bener [email protected]

sialisasi perdamaian tidak sampai hingga kepedala-man.

“Kalau dipinggir-pinggir jalan sosialisasi bisa kitalihat lewat pamplet, tapi masuk 4 km ke dalam itusudah sangat kurang,” kata Musliadi, dari tim sos-ialisasi perdamaian. Dia juga mengingatkan agar inimenjadi perhatian pemkab setempat.

Musliadi benar, “kerawanan” itu mulai terbaca.Paling tidak pada Jumat awal Januari, di Blang Man-cong Bawah, Kecamatan Ketol, Aceh Tengah. Ketikaitu delapan pengungsi di Masjid Babussalam, Ron-ga-Ronga —sebelum dipindah paksa— melawat kedesa itu digebuk sekira 2.000-an massa.

Bukan itu saja, empat unit sepeda motor merekajuga dirusak massa yang masih tersulut “dendam”amarah.

Berkaca dari JSCMenurut Direktur Saleum Institut Risman A Rah-

man, kejadian kecil itu mengingatkannya pada keg-agalan Henry Dunant Centre lewat Joint Security Com-mittee (JSC) pada tahun 2002. Akibat pembakarankantor JSC di sana kemudian merembes kegagalnyamisi Jeda Kemanusiaan di sana.

Karena itu, Risman mengingatkan agar Aceh Mon-itoring Mission (AMM) segera ambil langkah antisi-patif dalam menggalang sosialisasi perdamaian.Apalagi masalahnya masih bisa diredam, mumpungbelum membesar. Meski kasusnya berbeda, tapiharus diwaspadai sejak dini.

“Untuk melanggengkan perdamaian di Aceh, didaerah-daerah yang masih “rawan” harus dapat per-hatian ekstra dari AMM,” ungkap dia seraya menye-butkan bahwa di kawasan itu bermukim bermacametnis. ■

P

engungsi Konflik Aceh

Kembali Menanam Asa“Penyusup” yang Bikin Susah

Indra A. LiamsiAceh Tengah

[email protected]

memang data ini dianggap takvalid, kita bisa berumbuk denganpemkab,” ucap Andi Firdaus, dariCenter for Human and Social Em-provment (CHSE), LSM yang men-dampingi pengungsi.

Lain lagi informasi yang ber-seleweran di daerah sentra kopiitu. Beredar kabar ada sebagianorang yang pada dulunya diang-gap “berdoa” di kampung itu,tak berani balik sendiri. Akhirn-ya dia mengajak kerabat atau ke-rabat di kampung asalnya seka-ligus menjadi teman.

Jumlah MemblundakSeakan mengatasi itu, pemerin-

tah setempat langsung beraksi.Masing-masing pengungsi dijem-put sang kepala desa. Tujuannyauntuk memisahkan mana wargayang mengungsi dan yang disus-upi alias pendatang baru.

Sabran (45) Kepala Desa Pon-dok Keuramat Kec Bandar KabBener Meriah juga merasa herandengan “mark-up” jumlah pen-gungsi. “Aneh, dulu yang ekso-dus dari Bener Meriah sebanyak500 kk, waktu kembali mem-bludak sebanyak 4.000 kk, iniorang datang dari mana?” keluhSabran merasa heran. ■

K

si di Masjid Baitussalam, Ronga-ronga, Kecamatan Timang Gajah,Bener Meriah.

■ A

ND

I F

IRD

AU

S

Tak berani kembali ke kebun.Bocah cilik tak berani pulang ke kebun.

VERSI CHSE

Pengungsi Aceh Tengah dan Bener Meriah

■ Sumber database CHSE

Kabupaten Jumlah KK Jumlah Jiwa Jumlah

Lk Pr

Aceh Tengah 1.256 2.947 2.074 5.021

Bener Meriah 2.321 5.588 4.408 9.996

Jumlah 3.577 8.535 6.482 15.017

No Tempat Terdaftar Yang ada KK Jiwa

1 Mesjid Tengah Km 60

Kec. Pinto Rime Gayo 530 1.763 216 420

2 Mesjid Babussalam Ronga-ronga

Kec. Timang Gajah 1.525 5.116 966 1.526

Jumlah 2.055 6.879 1.182 1.946

VERSI PEMERINTAH

Daftar Pengungsi Korban Konflik

■ Sumber Dinas Sosial NAD tahun 2006

as

Page 6: N0. 13 21 JANUARI 2006 DUA MINGGUAN …siteresources.worldbank.org/INTEASTASIAPACIFIC/Resources/226262... · School,” yang artinya sekolah masya- ... heran kalau dalam waktu tiga

CEUREUMeN6CEK BANUN

Bahan :● 2 ikat kangkung segar● 3 buah cabai hijau● 3 buah cabai merah

● 3 siung bawang merah● 2 siung bawang putih● Terasi secukupnya● Minyak untuk menumis● Air● Garam● Udang kering, sesuai selera● Bakso ikan potong sesuai se-

lera● Daun Salam● Penyedap rasa bila suka

Cara Membuatnya:● Cuci kangkung dan potong-

potong sesuai selera● Rajang cabai dan bawang

SAYUR Kangkung merupakan sayuran yang cukup populer di In-donesia. Mudah didapat dan harganya terjangkau. Sayuran ini sangatnikmat bila ditumis dengan terasi. Cocok untuk makan siang dengannasi panas.

Cah Kangkung Terasi

1 2 3 4

5

6 7

8

9 10 11

12 13

14

TEKA TEKI SILANG CEUREUMÉN NO. 13

MENDATAR:1. Tetap, Tidak untuk sementara5. Ajal6. Umur ( Inggris )7. Coba8. Berkata dengan suara keras

bermaksud hendak menan-tang

9. Sebuah bilangan10. Seperti12. Paku14. Pengumuman, Pemberitahuan

MENURUN:1. Sensitif2. Belut bertelinga3. Secara alamiah

4. Padi yang sudah ditanak5. Mekanik9. Tidak bersuara11. Tradisi13. Kabar angin, Desas-desus

Jawaban TTSCeureumén No. 11MENDATAR:1. Prematur, Tuba, 6. Aus, 7.Nya, 8. Usus, 9. Pen, 10. Ion,12. Alat, 14. Prihatin

MENURUN:1. Pola, 2. MoU, 3. Transit, 4.Rima, 5. Tsunami, 9. Pump, 11.Neon, 13. Asa.

■ MAHDI ABDULLAH

INTERNATIONAL LABOUR ORGANIZATION (ILO) memi-liki program pelatihan keterampilan untuk anak usia 15-17tahun. Program itu untuk membantu anak-anak yang rentanputus sekolah dengan keterampilan. ILO bekerja dengan LSM-LSM lokal seperti Yayasan Anak Bangsa (YAB) dan Dinas pen-didikan.

Informasi bisa ditanyakan ke: Kantor ILO Jalan Ikhlas no 9Mata Ie Keutapang Banda Aceh Telp : 0651- 48340

ROTARY CLUB di Banda Aceh akan melakukan donor darahyang berjudul “Setetes Darah Sejuta Harapan” (Blood for Hope),bekerja sama dengan PMI & “Selamatkan Penglihatan SejakDini” dengan kaca mata gratis untuk anak-anak sekolah yangterimbas tsunami. Acara ini bekerja sama dengan Hellen KellerInternational pada tanggal 21 Januari 2006.

Acara dilaksanakan jam 08.30 - 17.00 WIBTempat : TK. YKA Banda AcehJl. Tgk. H. Abd. Ujong Rimba No. 18 Taman Sari Banda Aceh.

KEBANYAKAN pengung-si mengeluh terkena penyakitgatal-gatal. Salah satu penya-kit kulit yang cukup populerdi pengungsian adalah Ska-bies.

Skabies adalah penyakitkulit yang sering disebut “ku-dis buta”. Umumnya seringditemui di pengungsian danbarak karena kurangnya sani-

INFO

TIPS KESEHATAN

Skabies, Penyakit Gataldi Pengungsian

tasi dan kebersihan.

1. Penyebabnya● Disebabkan oleh kuman

yang bernama sarcoptes sca-beiei

● Tempat yang disukai ku-man ini adalah lipatan tubuhdi seluruh tubuh seperti ke-tiak, lipatan paha, dan lain-lain.

2. Penularan● Kontak dan bersentuhan

langsung melalui handuk,sprei, bantal

3. Pencegahan● Mandi teratur dengan sabun

antiseptik

4. Pengobatan● Kalau sudah terlanjur

terkena scabies, oleskansalep yang mengandungbelerang (sulfur benzoate)ke seluruh tubuh selama 3hari berturut-turut. Saatpengolesan itu, janganmandi dulu.

● Bila terjadi infeksi sepertikulit merah dan nyeri oles-kan obat anti infeksi sepertiScabicide krim atau Salf2-4(dbs)

Pengungsi KM 60 Keude, Kecamatan Pinto Rimbe Gayo sedang beradadalam tenda.

■ I

ND

RA

ALI

AM

SY

● Panaskan minyak● Tumis cabai dan bawang● Masukkan terasi, aduk hingga

harum● Masukkan bakso ikan dan

udang● Masukkan kangkung, aduk

hingga layu● Tambahkan air sedikit dan juga

garam● Tunggu hingga kangkung

masak dan angkat

Bagi Anda yang memiliki resepunik yang bisa dimasak denganmudah dan enak, bisa mengirimsurat ke PO BOX 061 BandaAceh 23001. Email: [email protected]. Cantumkanalamat lengkap. Ceureumen akanmengunjungi Anda dan melihatAnda memasak. Disediakanbingkisan kecil untuk Anda.■

RE

PR

O: S

ED

AP

Page 7: N0. 13 21 JANUARI 2006 DUA MINGGUAN …siteresources.worldbank.org/INTEASTASIAPACIFIC/Resources/226262... · School,” yang artinya sekolah masya- ... heran kalau dalam waktu tiga

7CEUREUMeNKORUPSI

■ ■ ■ TANYA JAWAB

Anda bisa mengirimkan pertanyaan apa pun yang ingin Anda ke-tahui, terutama mengenai masalah rekonstruksi dan rehabilitasi. Redaksiakan mencarikan jawaban untuk pertanyaan Anda. Kirimkan ke PO BOX061 Banda Aceh 23001 atau email [email protected] denganmencantumkan “Rubrik Tanya Jawab”

T:

J:

T:

J:

T:

J:

Korban Tsunami dan Kredit BankApakah semua bank tetap mewajibkan kembali paradebiturnya untuk membayar kredit, meskipun kamisudah tidak punya apa-apa lagi setelah tsunami?

Mengapa pemerintah tidak membantu menghapus kreditbagi korban tsunami?

AzhariKrueng Raya, Aceh Besar

Pihak Bank Indonesia (BI) beberapa waktu lalu men-gatakan, kebijakan penghapusan kredit bagi korbantsunami dikembalikan kepada bank yang ber

sangkutan.Artinya, BI mempersilakan bank mana pun yang ingin meng-hapus kreditnya bagi korban tsunami.

Sayangnya, hingga hari ini belum ada satu bank pun diAceh yang mengeluarkan kebijakan tersebut.

Bagaimana Menghentikan PemurtadanSeperti diberitakan banyak media massa beberapawaktu lalu, pemurtadan telah terjadi di sejumlahwilayah Aceh pascatsunami. Ada bukti-bukti yang

mendukungnya. Akan tetapi, pemerintah seakan tidak pedu-li. Tidak ada langkah pencegahan yang dilakukan oleh pe-merintah. Apakah memang tidak ada cara untuk menghen-tikan tindakan ini?

SulaimanPesantren Nurul Huda, Pidie

Pihak Ikadi (Ikatan Dai Indonesia)- Aceh beberapawaktu lalu telah menunjukkan beberapa bukti adan-ya upaya pemurtadan di Aceh. Namun, diakui Ika

di saat itu, barang bukti yang dipublikasikan kepada mediamassa belum cukup sebagai bukti untuk dapat menangkappelakunya. Artinya, belum ada yang tertangkap tangan. Disisi lain, pemerintah daerah maupun BRR (Badan Rehabili-tasi dan Rekonstruksi) NAD-Nias telah berulang kali mene-gaskan bahwa semua LSM yang ada di Aceh tidak boleh ter-libat dalam urusan agama maupun politik.

Perlu Kaki PalsuSaya menderita cacat setelah musibah tsunami. Mu-ngkinkah saya mendapatkan kaki palsu secara gra-tis? Karena untuk membayarnya saya tidak sanggup.

RidwanAceh Besar

Anda bisa mendatangi Rumah Sakit Umum ZainalAbidin (RSUZA) di bagian rehabilitasi medik. Tidaksetiap waktu ada pembuatan kaki palsu, namun

Anda akan mendapatkannya setelah mendaftar terlebihdahulu. Hingga hari ini pelayanan di RSUZA masih gratis.

Perpanjangan AMMMengapa Misi AMM diperpanjang di Aceh?

[email protected]

Pemerintah telah resmi memperpanjang masa tugasAMM (Aceh Monitoring Mission) di Aceh hingga tigabulan ke depan, yaitu 15 Maret – 15 Juni 2006. Menu

rut Menteri Luar Negeri Hassan Wirajudha, pemerintah me-mutuskan memperpanjang misi AMM, karena beberapa im-plementasi isi MoU belum tuntas. Misalnya saja menyangkutRancangan Undang-undang Penyelenggaraan Pemerintah-an Aceh yang hingga kini masih dalam tahap pembahasan.

T:J:

ADA suatu siang Jumat pekan lalu, puluhanpengemudi becak berkumpul di sebuah em-peran toko kawasan Simpang Surabaya,

Banda Aceh. Sebagian besar mereka para ketua ke-lompok pangkalan becak.

Puluhan pengemudi dan mantan pengemudibecak yang tergabung dalam Persatuan Trisaw Ban-da Aceh (PERTIBA) itu mengeluhkan tidak transpa-rannya penyaluran bantuan kendaraan becak. Mere-ka juga meminta pertanggungjawaban mantanKetua Umum PERTIBA, Syamsul Raden SH.

Saat ditemui Ceureumén siang itu, puluhan pe-milik becak memberi sejumlah kesaksian dan ke-terangan. Intinya, mereka mengatakan bahwa be-cak bantuan yang disalurkan selama ini penuhpenyelewengan.

Selain dihadiri oleh Ketua kelompok dari 19pangkalan, protes tersebut juga ikut dihadiri olehpengurus PERTIBA sendiri. Misalnya SekretarisUmum PERTIBA Kota Banda Aceh Syamsul BahriSyam. Seperti halnya 19 Ketua kelompok, ia sendirijuga mengeluhkan hal serupa.

“Kami pengurus tak pernah dilibatkan dalampenyaluran,” tuturnya.

Bukan tukang becakDijelaskan, bantuan yang diduga diselewengkan,

antara lain bantuan Menko Kesra sebanyak 500 unitbecak. Juga bantuan dari LSM Caritas sebanyak 81unit.

“Ketika ada yang datang dan meminta, sang ke-tua selalu meminta anggotanya sabar. Dia selalubilang sabar. Sampai sekarang saya tidak dapat,”kata M Rizal.

Syamaun (53), Ketua Kelompok VII yang ber-pangkalan di Jalan Supratman Peunayong, jugamengeluh hal serupa. “Saya punya 40 anggota, tidakada satupun yang mendapat bantuan becak. Pada-hal, sebelumnya mereka itu pengemudi becak. Kare-na tsunami, habis semua. Yang tak berhak menda-patkan justru yang diberi,” tandas Syamaun.

Seorang pengemudi becak lainnya Rustam Efen-di mengatakan, dirinya telah berulang kali memin-ta becak kepada Syamsul Raden. Namun, denganberbagai alasan, Syamsul tak pernah memberikan-nya hingga kini. Padahal setahunya, stok bantuanmasih ada.

Bantuan Becak Diselewengkan?Muhammad Azami

Banda Acehmuhammad@ yahoo.com

Indikasi PenyimpanganPenyaluran Bantuan Becak

1. Disalurkan kepada yang bukan tukangbecak. Artinya, banyak sebelumnyayang tak berprofesi sebagai pengemudibecak, tapi tiba-tiba mendapatkan ban-tuan becak.

2. Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme3. Tidak transparan4. Para pengurus tidak dilibatkan dalam

penyaluran

■ Sumber : Anggota PERTIBA

Akibatnya, ia mengaku kini terpaksa menyewabecak orang dengan ongkos sewa Rp 10.000 per hari.“Saya terpaksa menyewa becak orang dengan bi-aya Rp 10.000 per hari,” kata pria yang tinggal diKampung Kramat, Banda Aceh, ini.

Dalam pernyataan yang disampaikan secara ter-tulis dan ditandatangani oleh 19 Ketua KelompokPERTIBA, dimintakan kepada Syamsul Raden un-tuk mempertanggungjawabkan seluruh tindakan-nya itu selambat-lambatnya dua bulan sejak per-nyataan tersebut dikeluarkan.

Mereka juga minta aparat penegak hukum untukmengusut dengan tuntas. “Kalau dia tidak memper-tanggungjawabkan, kami akan melaporkan kepadaaparat penegak hukum,” kata Syamsul Bahri Syam.

DibantahSebaliknya, mantan Ketua Umum Pertiba Syam-

sul Raden SH membantah semua pernyataan pulu-han pengemudi becak itu. Menurut Syamsul, se-tiap becak yang disalurkan telah disetujui oleh do-natur. Penyalurannya pun, katanya, tepat sasaran.“Awalnya kita membuat proposal dulu kepada do-natur. Dalam proposal kita cantumkan nama-namayang berhak mendapatkan. Yang disetujui kita sa-lurkan,” kata Syamsul.

Syamsul juga mengaku akan mempertanggung-jawabkan semua itu di Kongres PERTINAD, bukankepada perorangan atau PERTIBA. “Saya KetuaUmum PERTINAD,” katanya.

Di Banda Aceh, tercatat ada sebanyak 573 oranganggota PERTIBA, yang terdiri atas 19 kelompokpangkalan. Sebanyak 176 orang di antaranya ter-golong korban tsunami. ■

P

Tidak transparannya penyaluran bantuan becak.

■ H

OT

LI S

IMA

NJU

NTA

K

Page 8: N0. 13 21 JANUARI 2006 DUA MINGGUAN …siteresources.worldbank.org/INTEASTASIAPACIFIC/Resources/226262... · School,” yang artinya sekolah masya- ... heran kalau dalam waktu tiga

8CEUREUMeNSOSOK

ILA gugusan PuloAceh tanpa penghuni,mungkin laksana ke-

bun tanpa pagar. Tapi begitu-lah yang terjadi sejak tsunami.sejak saat itu, ribuan warga pu-lau eksodus ke daratan. Tapibeberapa bulan lama kemudi-an, banyak yang kembali.

Adalah Jailani M Amin (39)yang menjadi “manusia pur-ba” di Desa Alue Raya, Keca-matan Pulo Aceh. Boleh dibi-lang dialah orang pertamayang pulang ke desa itu. Diamengaku sudah mendarat disana sejak 16 Maret 2005.

Ketika menerimaCeureumén belum lama ini, diaterlihat seperti manusia dari

Tekad JailaniBertahan dalam Sunyi

suku terasing. Bagaimana tidak,dia tinggal di rumah amat seder-han. Terbuat dari papan dan kayubekas, bekas tsunami lagi. Hanyaatap yang mencerminkan diahidup di abad modern.

Dan itulah rumah pertama ber-diri di Desa Alue Raya setelah tsu-nami. Jailani mendirikan rumahmungilnya di kaki bukit. Tapi ja-ngan berharap itu seperti villa diBogor dan sebagainya. Tanah itujuga lahan pertanian miliknya.

Sedangkan rumah semi per-manen yang dimiliki Jailani sebe-lum tsunami hancur tanpa men-yisakan apapun kecuali lantaiyang terbuat dari semen. “Tak mu-ngkin lagi mendirikan bangunandi tempat itu,” ujar dia.

Penuh TekadTekad Jailani bersama istri-

nya untuk kembali ke kampung

mendapat tantangan yangtidak bisa dikatakan ringan.Apalagi dia ketika hendakmemboyong anakkembali kepulau, harus bergerak darikamp pengungsi Seunebok,Aceh Besar.

Menurut cerita sang istri, Roha-na (34), waktu itu si buah hatidalam keadaan tidak sehat. Ke-dua orang anaknya yang masihberumur 4 dan 2 tahun ini dise-rang diare.

Herannya, setelah tiba di de-sanya sekeluarga, malahan kon-disi kesehatan anak-anaknyamulai membaik dan berangsur-angsur pulih. “Tanpa dibantuperawatan obat-obatan mo-dern,” kata dia.

Jailani percaya kesembuhananaknya adalah bukti panggilanalam. Desanya memanggilnyauntuk kembali.

“Pancing” orangSetelah kembali ke desanya,

Jailani berharap bisa memancingpenduduk lainnya. Untuk apa?Tentu saja untuk kembali ke dae-rah asalnya dan membangunkembali kampung yang telah rataditerjang tsunami. ■

Firman HadiPulo Aceh

[email protected]

■ F

IRM

AN

HA

DI

EMBANGUNAN rumahdalam masa rehabilitasidan rekonstruksi di Aceh

dan Nias adalah harga mati. Tapibahan bakunya ada yang bersum-ber dari kayu ilegal. Tak maksudmenuding, bahwa yang dipakaikayu yang dimaksud, namun lihatefeknya di Cot Girek.

Akibat pembalakan liar di sana,

Menilik Cot Girek dari DekatJhai Jeumpa

Lhoksukon, Aceh [email protected]

kawasan itu terisolir. Bukan itusaja warga setempat juga diancammalaria. Daerah itu berada dalamkawasan hutan lindung di Desa Lu-buk Tilam, Kecamatan Cot Girekyang berjarak sekira 30 km dariLhoksukon, ibu kota Aceh Utara.

Lintasi Jalan DesaDi desa ini bermukim 100 ke-

pala keluarga. Dari sini juga kayuilegal di”produksi”, yang barang-kali juga dipakai untuk rekon-struksi. “Jalan di sini rusak akibat

dilintasi jonder pengangkut kayuillegal,” kata Musa Usman (50) ke-pada desa setempat.

Lewat desa Musa inilah paracukong kayu melintasi kayunyayang dirambah di kawasan hutanLindung dan hutan produksi diDesa Alue Pureng dan Alue Duayang menembus dengan hutanDesa Batee Uleu, Kec Langkahan.

“Jalan di sini hancur sudah ga-ra-gara jonder yang mengangkutkayu ilegal. Sekarang jangankan

kendaraan, manusia saja tidak bisamelewatinya. Kecuali jonder beru-kuran besar itu yang bisa santaimelewati jalan ini,” ungkap Musa.

Efeknya, kata dia, para petanitidak bisa menurunkan hasil perta-nian dan perkebunannya ke kotaLhoksukon. Mereka terkadangmemilih jalan lain melintas semakhutan demi mencari sesuap nasidengan menjinjing barang bawaandipundaknya.

Melawan MafiaLantas perlawanan pun di-

kobarkan M Amin. AB (43) men-gaku kerap menegur para oknumitu agar tak lagi merambah hutan.Dia juga melarang merusak jalanyang sebelumnya mulus menjaditerkupak-kapik.

Tapi sayang, karena suara or-ang kecil, maka oknum-oknumtersebut membalasnya dengan ca-cian dan makian yang disertai an-caman yang menakutkan petani.Sejak itulah, mereka hanya ber-harap tuhan mengirimkan seor-ang pahlawan untuk memberan-gus mereka.

Aksi ilegal logging memang lu-put dari pengawasan Petugas Poli-si Hutan. Mereka selalu kalah,apalagi kalau bergerak dengantangan kosong. Pakai senjata api,praktis tak berani, konon lagi se-jak konflik Aceh memanas, bisalain persepsi.

Kasubdin Kehutanan DinasKehutanan Dan Perkebunan Ich-wan mengakui, aksi ilegal loggingmemang sangat marak terjadi dikawasan hutan Kabupaten AcehUtara. Praktis dengan personel ter-batas mereka dibuat mati kutu.

Ichwan menegaskan merekakewalahan dengan jumlah per-

sonil 14 orang harus menjaga hu-tan selebar 69 ribu hektare. Sela-ma ini “prestasi” mereka cumatiga jonder dan pekerja bersamadua mesin gergaji kayu yang ber-hasil diringkus.

Dampak pembalakan membu-at rusak satu-satunya jalan peng-hubung ke daerah TransmigrasiLokal Cot Girek. “Sudah dua ta-hun terisolir, sebab tidak ada pe-jabat atau warga desa tetangga ya-ng bisa melintas di jalan penuhlumpur,” sambung Musa.

Menderita MalariaTidak cukup di situ penderitaan

yang dialami warga Transmigrasilokal ini. Musa memperkirakanhampir 90 persen warganya men-derita penyakit malaria tanpa adaupaya pertolongan medis.

Sampai saat ini kondisi wargapenderita penyakit malaria sudahsemakin memburuk atau tahapbahaya. Daerah Lubuk Tilam itutermasuk kawasan endemis. Sep-erti halnya Pulo Aceh di Kabupat-en Aceh Besar.

Namun, lanjut Musa, semuawarganya belum mendapat sentu-han medis. Mereka juga mengh-adapi kendala dilematis yangmembelenggu kawasan itu. “Rata-rata masyarakat saya semuanyamenderita penyakit malaria dantak satu pun yang mendapat per-tolongan medis,” ungkap Musa

Sedangkan Puskesmas terdekatletaknya di Kecamatan Lhoksukonyang harus ditempuh 25 km den-gan melalui jalan rusak tadi.“Bagaimana kita mau pergi bero-bat, ekonomi kami terpuruk kare-na sulit membawa hasil panen.Kami hanya bisa pasrah,” ujarMusa benar-benar pasrah. ■

P

KAMPUNGKU

Empat pekerja sedang membelah kayu di kawasan Cot Girek, Aceh Utara.

■ J

HA

I JE

UM

PA

B

JAILANI