MUḤSIN DALAM AL-QUR’AN -...

70
MUSIN DALAM AL-QUR’AN (Studi Tafsir Tematik) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Theologi Islam Oleh: ZAHROTUN NI’MAH 10530080 JURUSAN ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2016

Transcript of MUḤSIN DALAM AL-QUR’AN -...

MUSIN DALAM AL-QURAN

(Studi Tafsir Tematik)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Theologi Islam

Oleh:

ZAHROTUN NIMAH

10530080

JURUSAN ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

2016

v

MOTTO

Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil;

Kita baru yakin kalau kita telah berhasil melakukannya dengan baik

(Evelyn Underhill)1

Apabila Anda berbuat kebaikan kepada orang lain,

Maka Anda telah berbuat baik terhadap diri sendiri

(Benyamin Franklin)2

1 Fita Fatimah, Kumpulan Motto hidup yang baik, dalam www.masasha.net, diakses

pada tanggal 21 Juni 2016.

2 Fita Fatimah, Kumpulan Motto hidup yang baik, dalam www.masasha.net, diakses

pada tanggal 21 Juni 2016.

http://www.masasha.net/http://www.masasha.net/

vi

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan mengucap rasa syukur Alhamdulillah dan segenap ketulusan

hati, Ku persembahkan karya sederhana ini kepada:

Ayahanda Koenowo, S.Pd. & Ibunda Mashfufah

Beserta almamater tercinta:

Jurusan Ilmu Al-Quran dan Tafsir

Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

vii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN

Penulisan transliterasi Arab-Latin dalam penelitian ini menggunakan

pedoman transliterasi dari keputusan bersama Menteri Agama RI dan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan RI no. 158 tahun1987 dan no. 05436/U/1987. Secara

garis besar uraiannya adalah sebagai berikut:

1. Konsonan

Fonem konsonan bahasa Arab yang dalam sistem tulisan Arab

dilambangkan dengan huruf, dalam transliterasi ini sebagian dilambangkan

dengan huruf dan sebagian dilambangkan dengan tanda, dan sebagian lain

lagi dilambangkan dengan huruf dan tanda sekaligus.

Di bawah ini daftar huruf Arab dan Transliterasinya dengan huruf

Latin.

Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama

Alif Tidak

dilambangkan

Tidak

dilambangkan

Ba B Be

Ta T Te

a es (dengan titik

di atas)

Jim J Je

a ha (dengan titik

di bawah)

Kha Kh ka dan ha

Dal D De

al zet (dengan titik

di atas)

Ra R Er

Za Z Zet

Sin S Es

Syin Sy es dan ye

ad es (dengan titik

di bawah)

viii

ad de (dengan titik

di bawah)

a te (dengan titik di

bawah)

a zet (dengan titik

di bawah)

....... ain koma terbalik di

atas

Gain G Ge

Fa F Ef

Qaf Q Ki

Kaf K Ka

Lam L El

Mim M Em

Nun N En

Wau W We

Ha H Ha

Hamzah .... Apostrof

Ya Y Ye

2. Vokal

a) Vokal Tunggal

Vokal tunggal Bahasa Arab yang lambangnya berupa tanda atau

harkat, transliterasinya sebagai berikut:

Tanda Nama Huruf Latin Nama

fatah A A Kasrah I I ammah U U

Contoh :

Yahabu - Kataba -

Suila - Faala -

ukira -

ix

b) Vokal Rangkap

Vokal rangkap Bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan

antara harkat dan huruf, transliterasinya gabungan huruf, yaitu:

Tanda dan

Huruf Nama

Gabungan

Huruf Nama

Fatah dan ya Ai a dan i .. ..

Fatah dan wau Au a dan u .. ..

Contoh :

kaifa - - haula

3. Maddah

Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harkat dan

huruf, transliterasinya berupa huruf dan tanda, yaitu:

Harkat dan

Huruf Nama

Huruf dan

Tanda Nama

fatah dan alif ...... ..

atau ya

a dan garis di

atas

Kasrah dan ya I dan garis di .. ..

atas

ammah dan .. ..

wau

u dan garis di

atas

Contoh :

- qla - qla

- ram yaqlu

x

4. T Marbah

Transliterasi untuk t marbah ada dua:

a) T marbah hidup

T marbah yang hidup atau mendapat harkat fatah, kasrah dan

ammah, transliterasinya adalah t (t).

b) T marbah mati

T marbah yang mati atau mendapat harkat sukun,

transliterasinya adalah ha (h).

c) Kalau pada suatu kata yang akhir katanya T marbah diikuti oleh

kata yang menggunakan kata sandang al, serta bacaan kedua kata itu

terpisah maka T marbah itu ditransliterasikan dengan ha (h).

Contoh :

rauah al-afl -

- rauatul afl

al-Madnah al-Munawwarah -

- al-Madnatul Munawwarah

alah -

5. Syiddah (Tasydid)

Dalam transliterasi ini tanda syiddah tersebut dilambangkan

dengan huruf, yaitu huruf yang sama dengan huruf yang diberi tanda

syaddah itu.

xi

Contoh :

rabban - nazzala -

al-hajju - al-birr -

nuima -

6. Kata Sandang

a) Kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiyah

Kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiyah ditransliterasikan

sesuai dengan bunyinya, yaitu huruf /l/ diganti dengan huruf yang

sama dengan huruf yang langsung mengikuti kata sandang itu.

b) Kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariyah

Kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariyah ditransliterasikan

sesuai dengan aturan yang digariskan di depan dan sesuai dengan

bunyinya.

Baik diikuti huruf syamsiyah maupun huruf qamariyah, kata sandang

ditulis terpisah dari kata yang mengikuti dan dihubungkan dengan

tanda sambung/hubung.

Contoh :

al-rajulu - al-sayyidatu -

al-qalamu - al-syamsu -

al-jallu - al-badu -

7. Hamzah

Dinyatakan di depan Daftar Transliterasi Arab-Latin bahwa

hamzah ditransliterasikan dengan apostrof. Namun, itu hanya terletak di

xii

tengah dan di akhir kata. Bila hamzah itu terletak di awal kata, ia tidak

dilambangkan, karena dalam tulisan Arab berupa alif.

Contoh :

a) Hamzah di awal :

akala- umirtu -

b) Hamzah di tengah :

takhuna - takulna -

c) Hamzah di akhir :

an-nauu - syaiun -

8. Penulisan Kata

Pada dasarnya setiap kata, baik fiil, isim maupun huruf, ditulis

terpisah. Bagi kata-kata tertentu yang penulisannya dengan huruf Arab

yang sudah lazim dirangkaikan dengan kata lain karena ada huruf atau

harakat yang dihilangkan maka dalam transliterasi ini penulisan kata

tersebut bisa dilakukan dengan dua cara: bisa dipisah per kata dan bisa

pula dirangkaikan.

Contoh :

Wainnallha lahuwa khair al-rziqn -

- Wainnallha lahuwa khairur rziqn

- Fa auf al kaila wa al-mzna

- Fa auful kaila walmzna

9. Huruf Kapital

xiii

Penggunaan huruf kapital seperti apa yang berlaku dalam EYD, di

antaranya huruf kapital digunakan untuk menuliskan huruf awal, nama diri

dan permulaan kalimat. Bila nama diri itu didahului oleh kata sandang,

maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri

tersebut, bukan huruf awal kata sandangnya.

Contoh :

Wam Muhammadun ill rasl -

Walaqad rhu bil-ufuqil mubni -

Alhamdulillhi rabbil lamna -

Penggunaan huruf awal kapital untuk Allah hanya berlaku bila

dalam tulisan Arabnya memang lengkap demikian dan kalau penulisan itu

disatukan dengan kata lain sehingga ada huruf atau harakat yang

dihilangkan, huruf kapital tidak dipergunakan.

Contoh :

- Narum minallhi wa fatun qarb

Lillhi al-amru jaman -

- Lillhil amru jaman

Wallhu bikulli syaiin almun -

xiv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufiq,

hidayah, serta inayah-Nya kepada kita semua. Shalawat serta salam semoga tetap

terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, semua keluarga dan sahabat-sahabatnya,

serta para pengikut beliau sampai hari kemudian.

Atas rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang

berjudul Musin dalam Al-Quran (Studi Tafsir Tematik), sebagai karya ilmiah untuk

memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar Sarjana Theology Islam.

Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini

dapat terwujud berkat bantuan, bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu,

penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Drs. Yudian Wahyudi, M.A., Ph.D., selaku rektor UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta

2. Bapak Dr. Alim Roeswantoro, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ushuluddin dan

Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

3. Bapak Dr. H. Abdul Mustaqim, M.Ag., selaku Ketua Jurusan Ilmu Al-Quran dan

Tafsir.

4. Bapak Prof. Dr. Suryadi, selaku dosen pembimbing akademik penulis yang telah

bersedia memberikan nasehat selama kuliah di Jurusan Ilmu Al-Quran dan Tafsir.

5. Bapak Drs. H. M. Yusron Asrofi, M.A., selaku dosen pembimbing skripsi, yang

telah membimbing, memberikan pengarahan serta masukan hingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

xv

6. Segenap Dosen dan Karyawan Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta, khususnya Bapak dan Ibu Dosen Ilmu Al-Quran dan Tafsir

yang telah memberikan ilmu dan wawasan kepada penulis selama kuliah.

7. Pengasuh PP. Wahid Hasyim, Bapak Drs. KH. Jalal Suyuthi, Ibu Nely Nur Halimah,

Simbah Hadiyah Abdul Hadi, Bapak Ky. Saiful Anam, Ibu Hindun, dan keluarga

besar PP. Wahid Hasyim Yogyakarta.

8. Bapak dan Ibu tercinta yaitu bapak Kunowo, S.Pd. dan Ibu Mashfufah yang telah

memberikan semangat, nasehat dan doa yang tiada pernah berhenti dan terus

mengalir. Terimakasih atas kasih sayang kalian, terimakasih atas jasa yang tak

pernah bisa penulis balas. Terimakasih telah melahirkan dan selalu memotivasi

penulis.

9. Mb Adnin, mb Naylil, mas Umam, dek Lathifa, dek Ika, mas Mashun terimakasih

atas dorongan, nasehat, doa serta kasih sayangnya. Tak lupa ketiga keponakan

kecilku dek Rara, dek Ira dan dek Taqy yang selalu membuatku rindu.

10. Mas Mohammad Ainil Hana, terimakasih atas motivasinya, bimbingan, dukungan,

nasehat, bantuan, serta kesabaran yang luar biasa.

11. Teman-teman seperjuangan angkatan tahun 2010 Jurusan Ilmu al-Quran dan Tafsir

UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta terutama temen-temen SHOUFANA, terima kasih

telah menghadirkan canda dan tawa, dan terimakasih banyak untuk Taufiq Akbar

(part of Shoufana) yang telah memberi arahan dalam proses penulisan ini.

12. Sahabat setiaku; temen belajar, temen nongkrong, temen travelling yaitu Ocha, Umi,

Venny, Izziya, dan Alinn :* dan juga sahabat seperjuangan mb Zulle dan Niken,

terimakasih atas bantuan, dorongan semangat, nasehat dan doa. Terimakasih telah

memberi warna dalam hidupku

xvi

13. Seluruh teman-teman asrama putri Al Hikmah PP. Wahid Hasyim Yogyakarta,

khususnya Nafis, Afie, mb Paul, Fitri, Desi, Iah, Mela, Rena, Mufid, Isti, dek Ulya

dkk. Terimakasih untuk semangat dan canda tawa kalian.

14. Teman-Teman KKN 80: Nisa, Fia, Vica, Amel, Musthofa, Gallant, Budi, Khafid

(kipru), mas Heri dan mas Ipul. Terimakasih atas kenangan yang mewarnai masa-

masa KKN dulu, masa2 yang selalu membuatku rindu. Good luck for us.

15. Teman-teman UKM al-Mizan khususnya devisi Shalawat 2011. Terimakasih atas

ilmu dan pengalamannya.

16. Teman-teman ASSAFFA (Bidikmisi) khususnya angkatan 2010. Terimakasih atas

pengalaman ini, bahagia bersama, sedih juga bersama. kita luar biasa. Good luck for

us.

17. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah membantu

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,

kritik dan saran yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi kesempurnaan

skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Yogyakarta, 21 Juni 2016

Penulis,

Zahrotun Nimah

NIM. 10530080

xvii

ABSTRAK

Dalam al-Quran telah disebutkan beberapa kali kata musin yang

memiliki arti orang yang berbuat kebaikan. Akan tetapi ada beberapa perbedaan

makna musin ditinjau dari berbagai aspek yang menimbulkan perdebatan

keilmuan di dalam memaknai kata musin. Masyarakat awampun memaknai kata

musin hanya sebatas mempunyai arti orang yang baik saja, padahal ada

beberapa kategori ketika seseorang itu bisa dikatakan sebagai musin ditinjau

dari perspektif al-Quran. Dengan adanya permasalahan tersebut, maka dalam

skripsi ini peneliti mengambil pokok permasalahan sebagai berikut: 1). Apa

makna kata musin dan, 2). Bagaimana konsep musin dalam al-Quran.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kepustakaan (Library

Research) yaitu penelitian dengan mengumpulkan data-data dengan menggunakan

dokumen terkait. Dalam hal ini yang menjadi data primer yaitu al-Quran dan

rujukan lain yang menunjangnya menjadi data sekunder. Pengolahan data

menggunakan metode deskriptif dengan mengumpulkan data-data kemudian

menganalisanya.

Berdasarkan pokok permasalahan di atas, maka ditemukan hasil penelitian

sebagai berikut:

1. Makna kata musin adalah orang yang berperilaku sangat baik, selalu mempertinggi mutu diri, mutu iman dan mutu kehidupan. Baik pribadinya

terhadap Allah baik pula pribadinya terhadap masyarakat. Dan syarat

seseorang bisa dikatakan musin haruslah tartib, di mana seseorang harus

terlebih dahulu menjadi muslim, mukmin, baru kemudian bisa mendapat label

musin (orang yang berbuat isn).

2. Dalam al-Quran perbuatan isn ditujukan kepada Allah dan kepada sesama manusia. Di dalam al-Quran juga disebutkan beberapa kriteria musin di

antaranya yaitu orang yang berinfak di waktu lapang maupun sempit, orang

yang memaafkan kesalahan orang lain, orang yang bisa menahan amarah,

orang yang beriman, beramal shalih, orang yang sabar, berjihad, mentaati

Allah dan rasul dengan sepenuh hati, mendirikan shalat, menunaikan zakat,

dan meyakini negeri akhirat. Selain itu terdapat pula beberapa pahala sebagai

balasan terhadap musin, di antaranya yaitu di dunia mereka mendapat

limpahan rahmat, kesejahteraan, keselamatan, memperoleh petunjuk,

mendapat hikmah, diberi ilmu pengetahuan, kemulyaan serta di akhirat kelak

di ampuni dosa-dosanya dan menjadi penghuni surga.

Kata Kunci: Musin, al-Quran.

xviii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................................ ii

HALAMAN NOTA DINAS ........................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iv

MOTTO .......................................................................................................... v

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... vi

PEDOMAN TRANSLITERASI ................................................................... vii

KATA PENGANTAR .................................................................................... xiv

ABSTRAK ...................................................................................................... xvii

DAFTAR ISI ................................................................................................... xviii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 5

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .............................................................. 5

D. Telaah Pustaka .......................................................................................... 5

E. Metode Penelitian ..................................................................................... 9

F. Sistematika Pembahasan ........................................................................... 13

BAB II : TINJAUAN UMUM MAKNA KATA MUSIN

A. Makna Kata Musin Secara Bahasa .......................................................... 16

B. Makna Kata Musin Secara Istilah ........................................................... 18

BAB III : MUSIN DALAM PERSPEKTIF AL-QURAN

A. Penggunaan Musin dalam Al-Quran ...................................................... 23

B. Kriteria Musin ......................................................................................... 29

C. Balasan bagi Musin ................................................................................. 42

xix

BAB IV : PENUTUP

A. Kesimpulan ......................................................................................... 63

B. Saran ................................................................................................... 65

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

CURRICULUM VITAE

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di dalam al-Quran terdapat beberapa kata yang memiliki makna yang

sangat beragam, dari makna tersebut kita dapat mengetahui esensi, serta

pesan yang disampaikan oleh al-Quran. Untuk mengatahui isi kandungan al-

Quran kita harus mengkaji dan memahami kata serta bahasa al-Quran itu

sendiri. Dalam hal ini, penulis akan memfokuskan kajian mengenai kata

musin dalam al-Quran.

Ditinjau dari kamus Al-Mujam al-Mufahras li Alf al-Qurn al-Karm

derivasi kata musin ada 28 bentuk yang terdiri dari , , ,,

, , , , , , , , , , , ,

, , , , , , , , , , ,

Adapun kata musin sendiri di dalam al-Quran telah disebutkan .

sebanyak 4 kali1, yaitu terdapat dalam Q.S. al-Baqarah (2): 112, Q.S. al-Nis

(4): 125, Q.S. Luqmn (31): 22, dan Q.S. al-fft (37): 113. Berikut

beberapa ayatnya:

1 Muammad Fud Abd al-Bq, Al-Mujam al-Mufahras li Alf al-Qurn al-Karm

(Kairo: Dr al-Kutub al-Miriyyah, 1364), hlm. 202-205.

2

Q.S. al-Baqarah (2): 112,

(tidak demikian) bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri kepada

Allah, sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi

Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak

(pula) mereka bersedih hati.2

Q.S. al-Nis (4): 125,

Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas

menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan

kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? dan Allah

mengambil Ibrahim menjadi kesayangan-Nya.3

Q.S. Luqmn (31): 22,

Dan barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia

orang yang berbuat kebaikan, maka sesungguhnya ia telah berpegang

kepada buhul (tali) yang kokoh. dan hanya kepada Allah-lah

kesudahan segala urusan.4

Q.S. al-fft (37): 113,

2 Software al-Quran In Microsoft Word, versi 1.3.

3 Software al-Quran In Microsoft Word, versi 1.3.

4 Software al-Quran In Microsoft Word, versi 1.3.

3

Kami limpahkan keberkatan atasnya dan atas Ishaq. dan diantara

anak cucunya ada yang berbuat baik dan ada (pula) yang zalim

terhadap dirinya sendiri dengan nyata.5

Dari beberapa ayat di atas kata musin memiliki arti seseorang yang

berbuat kebaikan atau kebajikan. Akan tetapi, arti tersebut masih belum bisa

dipahami secara detail oleh masyarakat awam. Mereka memahami musin

sebatas orang yang berperilaku baik. Namun, perbuatan baik disitu masih

belum jelas berbuat baik yang seperti apa. Sehingga kata musin sendiri

masih membutuhkan beberapa penjelasan. Hal tersebut bisa diketahui melalui

asbb al-nuzl, munsabah ayat atau dari berbagai penafsiran ayat.

Menurut al-Harali, sebagaimana dikutip al-Biqi, kata musin

mengandung arti puncak kebaikan amal perbuatan. Perbuatan isn terhadap

hamba tercapai saat seseorang memandang dirinya pada diri orang lain,

sehingga ia memberi untuknya apa yang seharusnya dia beri untuk dirinya.

Sedangkan ihsn antara hamba dengan Allah adalah leburnya diri sehingga

dia hanya melihat (dengan mata hatinya) Allah. Karena itu pula isn antara

hamba dengan sesama manusia adalah bahwa dia tidak melihat lagi dirinya

dan hanya melihat orang lain itu. Siapa yang melihat dirinya pada posisi

kebutuhan orang lain dan tidak melihat dirinya pada saat beribadah kepada

Allah maka dia telah berbuat isn yang oleh al-Quran disebut sebagai

musin.6

5 Software al-Quran In Microsoft Word, versi 1.3.

6 Ibrhim ibnu Umar al-Biqi, Nam al-Durar f Tanub al-yt wa al-Suwar (Beirut:

Dr al-Kutub Ilmiyyah, 1995), jld. 2, hlm. 201.

4

Sedangkan menurut Hamka musin yaitu orang yang selalu

mempertinggi mutu diri, mutu iman dan mutu kehidupan. Baik pribadinya

terhadap Allah baik pula pribadinya terhadap masyarakat. Di waktu senang

ataupun susah, dia selalu berkontak dengan Allah. Isn berarti selalu baik

dan memperbaiki, selalu berbuat kebajikan membuat yang lebih elok dan

lebih baik, untuk diri dan untuk orang lain.7

Adapun oleh masyarakat Arab kata musin merupakan sebutan bagi

seseorang yang dermawan, yaitu seseorang yang berbuat kebajikan dengan

menolong orang miskin, membantu orang yang sakit, menyumbang dana

yang diperlukan masyarakat berupa masjid, rumah, sekolah, perbaikan jalan

dan sarana-sarana kemasyarakatan lainnya. Berbagai sumbangan yang

diterima dari negara-negara Arab, bila ditanya asal muasalnya, maka selalu

dijawab berasal dari musin.8

Berdasarkan pemaparan diatas, terdapat perbedaan pemahaman makna

dari beberapa kalangan yang menimbulkan perdebatan keilmuan di dalam

memaknai kata musin, sehingga pada permasalahan ini penulis tertarik pada

penelitian tentang musin dalam al-Quran (studi tafsir tematik).

7 Hamka, Tafsir Al-Azhar (Jakarta: Pustaka Pan Jimal, 1984), hlm. 262.

8 Hilman Muchsin, Makna Musinn dalam Http:hilmanmuchsin.blogspot.in, diakses

tanggal 30 September 2014.

5

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan dan uraian latar belakang di atas, dalam

tulisan ini terdapat dua masalah yang menjadi pokok penelitian, yaitu:

1. Apa makna kata musin?

2. Bagaimana konsep musin dalam perspektif al-Quran?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Dari rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan dari

penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui makna kata musin

2. Untuk mengetahui konsep musin dalam perspektif al-Quran

Adapun kegunaan penelitian ini, sebagai berikut:

1. Secara teoritis penelitian ini diharapkan mampu menambah khazanah

keilmuan dan sumbangan pemikiran di dalam studi al-Quran dan Tafsir

terutama yang berkaitan dengan kajian tafsir tematik, dan juga diharapkan

dapat menjadi salah satu perbandingan bagi penulis dan peneliti lainnya.

2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan mampu berkontribusi secara

lebih, baik dalam hal akademis, terlebih untuk masyarakat luas. Selain itu

juga untuk membantu peningkatan dan penghayatan serta pengamalan

ajaran dan nilai-nilai yang terkandung di dalam al-Quran.

D. Telaah Pustaka

Sebagai suatu konsep moral yang muncul di dalam al-Quran, kata

musin belum banyak diteliti, bahkan dalam bentuk skripsi penulis belum

6

menemukan ini. Namun jika ditinjau dari derivasi kata musin, penulis

menemukan beberapa tulisan, di antaranya yaitu:

Skripsi yang berjudul asan Menurut Toshihiko Izutsu dalam Buku

Eticho Religious Concepts In The Quran (Sebuah Studi Analitis) karya

Faisal Hidayah. Penelitian ini difokuskan Faisal Hidayah untuk menghadirkan

bagaimana pandangan Toshihiko Izutsu tentang asan, sebagaimana yang

diungkapkan Faisal Hidayah kata asan dan derivasinya menurut Izutsu di

dalam al-Quran digunakan terhadap perkara religius dan keagamaan. Ia bisa

berarti menyenangkan (pleasing), memuaskan (satisfying), indah (beautiful),

terpuji (admirable), kebahagiaan (happiness), kemakmuran (prosperity), dan

keberuntungan (good luck). Dalam skripsi ini juga disertai analisis terhadap

pandangan Toshihiko Izutsu.9

Skripsi yang berjudul Pemaknaan Sachiko Murata dan William C.

Chittick tentang Isn dalam The Vision of Islam karya Muhammad Nur

Syahid. Di dalam skripsi ini dijelaskan pandangan Sachiko Murata dan

William C. Chittick tentang kata isn. Sebagaimana yang diungkapkan Nur

Syahid, isn menurut Murata dan Chittick merupakan sebuah konsep

kesadaran dalam melakukan segala hal yang berkaitan dengan Tuhan dalam

kehidupan individu manusia. Namun skripsi ini hanya memaparkan

pandangan Murata dan Chittick, tanpa adanya kritik dari penulis. Akan tetapi

9 Faisal Hidayah, asan Menurut Toshihiko Izutsu dalam Buku Eticho religious

Concepts In The Quran: Sebuah Studi Analitis, Skripsi Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran

Islam UIN Sunan Kalijaga, 2009.

7

hal itu bisa dimaklumi karena studi yang dilakukan Nur Syahid bukanlah

studi kritis.10

Skripsi yang berjudul Al-Isn dalam Al-Quran (Studi atas Tafsir

Rh Al-Mani Karya Al-Als) yang ditulis oleh Alief Luthfian Akbar,

mahasiswa Fakultas Ushuluddin lulusan tahun 2014. Penelitian ini difokuskan

Alief Luthfian Akbar untuk menghadirkan bagaimana pengertian al-isn

menurut al-Als dalam kitab R al-Man. Dalam karyanya ini, Alief

Luthfian Akbar menyatakan, bahwa al-isn menurut al-Als adalah berbudi

pekerti yang baik dengan mengingat Allah, menjauhi larangan-larangan dan

menjalani perintah-Nya, seakan Allah menguasai makhluk-Nya. Dalam

skripsi ini juga disertai analisis terhadap penafsiran al-Als.11

Buku yang berjudul Al-asanah wa al-Sayyiah karangan Syaikh al-

Islm Ibn Taimiyyah. Dalam buku ini, Ibn Taimiyyah mengatakan bahwa

yang dimaksud dengan asanah dan sayyiah yaitu nikmat dan sesuatu yang

menimpa. Keduanya tidak berhubungan dengan usaha manusia. Secara garis

besar dalam buku ini lebih seperti rangkuman terhadap penafsiran para ulama

tentang asanah dan sayyiah. Pada awalnya ia mengutip tentang berbagai

10

Muammad Nur Syahid, Sachiko Murata dan William C. Chittick tentang Isn dalam The Vision of Islam, Skripsi Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan

Kalijaga, 2003.

11

Alief Luthfian Akbar, Al-Isn dalam Al-Quran (Studi atas Tafsr R Al-Man Karya Al-Als), Skripsi Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga, 2014.

8

macam ayat al-Quran. Kemudian diikuti dengan komentar-komentar para

mufassr terhadap ayat-ayat tersebut yang dikutip dari berbagai kitab tafsir.12

Dari beberapa tulisan di atas yaitu beberapa derivasi kata musin

dapat disimpulkan bahwa beberapa tulisan tersebut hanya membahas

pengertian dari kata isn dan asan, sedangkan dalam penelitian ini tidak

hanya membahas tentang pengertian musin, tetapi juga mencari siapa saja

yang termasuk golongan atau orang yang bisa disebut sebagai musin serta

dijelaskan beberapa pahala yang diperoleh musin.

Selain itu terdapat pula beberapa tulisan yang mempunyai metode

penelitian yang sama, namun tema yang diangkat berbeda. Adapun beberapa

tulisan tersebut di antaranya yaitu buku yang berjudul Wawasan Al-Quran:

Tafsir Tematik Atas Pelbagai Persoalan Umat karya M. Quraish Shihab.

Dalam buku ini beliau menjelaskan beberapa topik tertentu kemudian

menghimpun ayat-ayat al-Quran yang berkaitan dengan topik terbesar, dan

dalam buku ini Quraish Shihab juga berusaha mengundang al-Quran untuk

berbicara secara langsung mengenai problem yang dihadapi dan dialami

masyarakat.13

Buku yang berjudul Spiritualitas dan Akhlak: Tafsir Al-Quran

Tematik yang disusun oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran Badan

Litbang dan Diklat Kementrian Agama RI. Buku ini membahas tentang

12

Ibn Taimiyyah, Al-asanah wa al-Sayyiah (Beirut: Dr al-Kitb al-Arab, 1985). 13

M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Quran: Tafsir Tematik Atas Pelbagai Persoalan

Umat (Bandung: Mizan, 2007).

9

unsur-unsur personal manusia, takwa dan pendekatan diri kepada Allah,

penyucian kalbu, maksiat dan dosa, tobat ikhlas dan ridha, sabar, tawakkal,

zuhud dan qnaah, syukur, gerakan spiritual dalam dunia Islam, spiritualitas

dan tantangan di era global.14

Buku yang berjudul Tafsir Ayat Ahkam: Tafsir Tematik Ayat-ayat

Hukum karya M. Yusuf. Dalam buku ini beliau memaparkan pandangan al-

Quran mengenai hal-hal yang berkaitan dengan hukum normatif, baik

persoalan ibadah ataupun muamalah. Adapun penafsiran ayat-ayat tersebut

menggunakan pola tafsir tematik.15

Dari penulusuran sebagaimana yang telah dipaparkan diatas, perlu

dijelaskan bahwasanya penelitian yang berjudul Musin dalam Al-Quran

(Studi Tafsir Tematik) belum pernah dilakukan. Hal ini diketahui, tidak

ditemukannya kajian lain yang khusus membahas musin dalam al-Quran,

oleh karena itu, kiranya sangatlah perlu dilakukannya penelitian tersebut.

E. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah prosedur dalam melakukan penelitian.16

Sehingga dapat diperoleh kesimpulan ilmiah dan dapat dipertanggung

jawabkan. Pada bagian ini memiliki peran yang sangat penting untuk

14

Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama RI, Spiritualitas dan Akhlak: Tafsir Al-Quran Tematik (Jakarta: Aku Bisa, 2012).

15

M. Yusuf, Tafsir Ayat Ahkam: Tafsir Tematik Ayat-ayat Hukum (Jakarta: Amzah,

2011). 16

Adib Sofia, Metode Penulisan Karya Ilmiah (Yogyakarta: Karyamedia, 2012), hlm.

102.

10

menentukan alur penelitian, sebab metode penelitian menunjukkan

sistematika penelitian yang dilakukan.17

Dalam penelitian ini metode yang

digunakan adalah:

1. Jenis penelitian

Jenis penelitian skripsi ini termasuk dalam kategori penelitian

kepustakaan (library research), yakni penelitian yang fokus

penelitiannya berdasarkan data-data dan informasi dengan bantuan

berbagai macam literatur yang ada di perpustakaan18

atau dengan jalan

menelusuri literatur serta menelaah studi yang tersedia di perpustakaan19

.

2. Sumber data

Sumber data (pustaka) dalam penelitian ini terbagi menjadi dua,

yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber primer,

yakni sumber-sumber yang memberikan keterangan secara langsung.

Dalam hal ini peneliti menggunakan al-Quran khususnya ayat-ayat yang

langsung berkaitan dengan tema pada penelitian ini sebagai sumber data

primer. Untuk memudahkah dalam proses dokumentasi ayat al-Quran

dan terjemahnya, penulis menggunakan software al-Quran in Microsoft

Word versi 1.3 karya Mohamad Taufiq. Kemudian data sekunder adalah

data yang diambil dari sumber-sumber yang berkaitan atau berhubungan

17

Restu Kartika Widi, Asas Metodologi Penelitian (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), hlm.

67.

18

Kartini, Pengantar Metodologi Riset Sosial (Bandung: Mandar Maju, 1996), hlm. 33.

19

Moh Nazir, Metode Penelitian (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), hlm. 93.

11

dengan tema pokok yang diteliti,20

dalam hal ini penulis merujuk pada al-

Mujam al-Mufahras li Alf al-Qurn al-Karm karya Muammad

Fud Abd al-Bq untuk penulusuran ayat; kitab hadis primer al-Kutub

al-Tisah yang tersedia dalam software Maktabah Symilah sebagai

penjelas al-Quran; kamus linguistik Bahasa Arab, seperti Al-Mufradt f

Grib al-Qurn karya Al-Rgib al-Afahni, Lisnul Arab karya Ibnu

Manr dan kamus lainnya. Adapun untuk penafsiran dan penjelasan

ayat al-Quran akan diambil dari kitab tafsir klasik maupun kontemporer

yang representatif dengan tema yang dibahas. Di antaranya: Tafsr Ibnu

K ir karya Abdullah bin Muhammad Alu Syaikh, Tafsir Al-Azhar

karya Hamka, Al-Bar al-Mu f al-Tafsr karya Ab ayyn, Tafsr

Al-Qurn Al-Aisar karya Ab Bakar Jabr Al-Jazairi, Tafsr Al-Qurubi

karya Imam al-Qurubi, Tafsr f lalil Qurn: Di bawah Naungan al-

Quran karya Sayyid Qub, Tafsir Al-Misbah: Pesan Kesan dan

Keserasian al-Quran karya M. Quraish Shihab, Tafsr Al-abari karya

Ab Jafar Muhammad bin Jarr Al-abari, dan kitab-kitab tafsir lainnya.

Selain itu data sekunder pada penelitian ini juga bersumber dari

buku-buku atau karya-karya lain yang memiliki pokok pembaasan yang

sama dengan penelitian ini.

3. Pengumpulan data

Berdasarkan jenis penelitian ini, maka data yang dikumpulkan

adalah jenis data kualitatif, karena yang menjadi obyek penelitian

20

Winarso Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah (Bandung: Tarsito, 1982), hlm. 134.

12

merupakan konsepsi-konsepsi dalam pemikiran seseorang atau banyak

orang.

4. Metode pengolahan data dan analisis data

Teknik pengolahan data yang akan dilakukan adalah deskriptik-

analisis. Secara khusus metode deskriptik adalah penelitian yang

diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta atau kejadian-

kejadian secara sistematis dan akurat.21

Sementara itu metode analisis adalah analisa data yang sudah

dikumpulkan agar diperoleh suatu gambaran yang bermanfaat dari semua

data yang dikumpulkan.22

Jadi deskriptik-analisis yaitu mendeskripsikan

data-data yang telah dikumpulkan, kemudian dianalisa untuk menemukan

jawaban dari persolan yang dikemukakan.23

Metode penelitian yang digunakan adalah berbentuk mauui yang

disebut juga dengan metode tematik, sebab pembaasannya berdasarkan

tema-tema tertentu yang terdapat dalam al-Quran,24

adapun langkah-

langkah atau sistem kerja yang akan dilakukan peneliti dapat dirinci

sebagai berikut:25

21

Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara,

2006), hlm. 47.

22

Restu Kartika Widi, Asas Metodologi Penelitian, hlm. 253. 23

Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah, hlm. 139.

24

Abd. Muin Salim, Metodologi Ilmu Tafsir (Yogyakarta: Teras, 2005), hlm. 47.

25 Abd. al-Hayy al-Farmawi, Metode Tafsir Mauu: Suatu Pengantar (Jakarta: Raja

Grafindo Persada, 1994), hlm. 45-46.

13

a. Memilih atau menetapkan masalah al-Quran yang akan dikaji secara

tematik.

b. Melacak dan menghimpun ayat-ayat yang berkaitan dengan masalah

yang telah ditetapkan.

c. Menyusun ayat-ayat tersebut secara runtut menurut kronologi masa

turunnya.

d. Mengetahui korelasi (munsabah) ayat-ayat tersebut di dalam

masing-masing suratnya.

e. Menyusun tema bahasan di dalam kerangka yang pas, sistematis,

sempurna, dan utuh (outline)

f. Melengkapi pembahasan dan uraian dengan hadis.

g. Mempelajari ayat-ayat tersebut secara tematik dan menyeluruh

dengan cara menghimpun ayat-ayat yang mengandung pengertian

serupa, yang kemudian memberikan kesimpulan.

F. Sistematika Pembaasan

Sistematika pembahasan ini, dilakukan supaya mempermudah

terhadap langkah-langkah sistematis yang dibahas dan disusun secara logis di

dalam penelitian ini, agar dirasakan lebih fokus dan terarah sehingga

mendapatkan hasil yang optimal, argumentatif dan rasional.26

Adapun

sistematika pembahasannya terbagi dalam empat bab sebagaimana berikut:

26

M. Alfatih Suryadilaga (dkk.), Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi (Yogyakarta:

UIN Sunan Kalijaga, 2013), hlm. 14.

14

Dimulai dengan bab pertama berisi pendahuluan yang menjelaskan

gambaran umum dan pentingnya penelitian ini dilakukan. Pada bab ini berisi

latar belakang masalah yang memaparkan kerangka berfikir dalam penelitian

ini. Selanjutnya, dipaparkan rumusan masalah yang akan dilakukan dengan

mempertanyakan tentang makna kata musin dan konsep musin menurut

perspektif al-Quran. Kemudian tujuan dan kegunaan penelitian terkait

mengapa penelitian ini dilakukan. Selanjutnya, telaah pustaka yaitu

keterangan-keterangan atau telaah dari kitab-kitab dan buku yang menjadi

rujukan penulis. Setelah itu metode penelitian yang dipaparkan sebagai

sebuah langkah untuk melakukan penelitian, dan terakhir adalah sistematika

pembaasan.

Bab dua berisi tentang tinjauan umum makna kata musin. Dalam bab

ini penulis menguraikan makna kata musin, baik dari makna secara bahasa

maupun secara istilah.

Bab tiga berisi musin dalam perspektif al-Quran, disini penulis

menjelaskan tentang penggunaan musin dalam al-Quran, kriteria-kriteria

musin yakni menjelaskan siapa saja yang termasuk golongan musin beserta

menjelaskan beberapa pahala yang diperoleh bagi musin.

Selanjutnya, bab terakhir atau bab empat adalah penutup yang berisi

hasil akhir kesimpulan dan saran atas penelitian ini. Kesimpulan merupakan

pokok dari penelitian ini berupa jawaban-jawaban atas pertanyaan yang

tercantum dalam rumusan masalah pada bab pendahuluan. Sedangkan saran

15

adalah bagian yang memuat tentang rekomendasi bagi penelitian selanjutnya

yang berhubungan dengan penelitian ini.

63

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian pembahasan dalam skripsi ini, maka dapat disimpulkan

beberapa hal penting tentang makna kata musin serta konsep musin

dalam perspektif al-Quran.

1. Makna kata musin secara bahasa yaitu terambil dari akar kata usn,

bermakna dasar segala sesuatu yang menggembirakan dan disenangi

yaitu lawan kata dari qabu (jelek) atau sayyiah (keburukan). Musin

merupakan isim fil (pelaku perbuatan) dari asana-yusinu-isnan

yang memiliki arti orang yang berbuat sangat baik. Sedangkan makna

kata musin secara istilah yaitu mereka yang berbuat sangat baik dan

sangat dekat dengan Allah sehingga perbuatan baik yang dilakukan

merupakan cerminan akhlak mereka yang senantiasa merasa terpantau

dan terbimbing oleh Tuhannya. Adapun syarat seseorang bisa

dikatakan musin haruslah tartib, yaitu seseorang harus terlebih

dahulu menjadi muslim, mukmin, baru kemudian bisa mendapat label

musin (orang yang berbuat isn). Jadi ketika seseorang yang tidak

beragama Islam dan tidak pula beriman melakukan suatu kebaikan,

dia tidak bisa disebut musin.

2. Konsep musin dalam perspektif al-Quran dapat disimpulkan sebagai

berikut: Pertama, orang yang berbuat isn (musin) dalam al-Quran

64

terbagi menjadi dua macam yaitu berbuat isn kepada Allah dan

berbuat isn kepada sesama manusia, namun terdapat tambahan

penjelas dari hadis Nabi Muhammad bahwa manusia diperintahkan

untuk berbuat isn tidak hanya kepada sesamanya dan Tuhannya

tetapi juga terhadap makhluk lain, seperti binatang. Kedua, kriteria

musin yang disebutkan dalam al-Quran di antaranya yaitu orang

yang berinfak di waktu lapang maupun sempit, orang yang

memaafkan kesalahan orang lain, orang yang bisa menahan amarah,

orang yang beriman, orang yang beramal shalih, orang yang sabar,

orang yang berjihad, orang yang tidak berbuat kerusakan di bumi,

orang yang berdoa dengan rasa takut (tidak diterima) dan harapan

akan dikabulkan, orang yang mendirikan shalat, menunaikan zakat,

orang yang meyakini negeri akhirat, orang yang taat kepada Allah dan

Rasul dengan sepenuh hati dan orang yang mendirikan shalat malam.

Ketiga, balasan atau pahala yang diperoleh musin di dalam al-Quran

terdapat dua macam, yaitu balasan di dunia dan balasan di akhirat.

Adapun balasan-balasan yang diperoleh di dunia antara lain yaitu

mendapat limpahan karunia, memperoleh petunjuk, mendapat hikmah,

diberi ilmu pengetahuan, memperoleh kedudukan (kekuasaan) yang

tinggi, mendapat limpahan rahmat, diselamatkan dari bencana, diberi

keturunan nabi, diabadikann pujian, mendapat kesejahteraan,

kemenangan, kejayaan, dan kemuliyaan. Sedangkan pahala yang akan

diperoleh di akhirat nanti yaitu berupa di maafkan kesalahan-

65

kesalahan, diampuni segala dosa bagi orang-orang yang memohon

ampunan serta diberi naungan yang teduh yaitu berupa surga yang di

bawahnya mengalir sungai-sungai.

B. Saran

Dengan terselesainya pembahasan masalah di atas, maka pada

dasarnya masih terdapat banyak sekali hal-hal terkait yang juga

membutuhkan kajian analisis. Oleh karena itu sejalan dengan studi ilmiah,

penulis menyarankan kepada masyarakat pembaca (terutama mahasiswa)

untuk melakukan studi lebih lanjut tentang segi-segi yang belum

terselesaikan dalam kajian ini. Maka merupakan kebahagiaan tersendiri

bagi penulis apabila mereka berkenan memanfaatkan kajian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Ab dah, dah Khall. Al-Taawwur al-Dall Baina Lugah al-Syir al-Jhil

Wa Lugah al-Qurn. Al-Ardan: Maktabah al-Mannr. 1985.

Akbar, Alief Luthfian. Al-Isn dalam Al-Quran (Studi atas Tafsr Rh Al-

Mani Karya Al-Als). Skripsi Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran

Islam UIN Sunan Kalijaga. 2014.

Alu Syaikh, Abdullah bin Muammad. Tafsr Ibnu Kir. Jakarta: Pustaka Imam

Asy-Syafi. 2008.

Al-Afahni, al-Rgib. Al-Mufradt F Grib al-Qurn. Beirut: Dr al-Marifah,

2005.

Al-Bq, Muammad Fud Abd. Al-Mujam al-Mufahras li Alf al-Qurn al-

Karm. Kairo: Dr al-Kutub al-Miriyyah. 1364.

Al-Biqi, Ibrhim ibnu Umar. Nam al-Durar F Tanub al-yt wa al-Suwar,

jld. 2. Beirut: Dr al-Kutub Ilmiyyah. 1995.

Al Bukhr, Ab Abdillh. a Bukhri. jld. 1. Beirut: Dr al-Fikr. 1981.

Al-Dibyn, al-Syammkh ibn arr. aqqahu Wa Syarahu: alh al-Dn al-

Hd. Mesir: Dr al-Marif. 1969.

Al-Farmawi, Abd. al-Hayy. Metode Tafsir Mauu: Suatu Pengantar. Jakarta:

Raja Grafindo Persada. 1994.

Fatimah, Fita. Kumpulan Motto hidup yang baik dalam www.masasha.net.

diakses pada tanggal 21 Juni 2016.

Al-Garnat, Muammad Ibn Amad Ibn Juzay al-Kalib. Al-Tashl li Ulm al-

Tanzl. Beirut: Dr al-Kutub. tt.

http://www.masasha.net/

Hamka. Tafsir al-Azhar. Jakarta: Pustaka Pan Jimal. 1984.

ayyn, Ab. Al-Bar al-Mu f al-Tafsr, Juz 3. Beirut: Dr al-Fikr, 1420 H.

Hidayah, Faisal. asan Menurut Toshihiko Izutsu dalam Buku Eticho Religious

Concepts In The Quran (Sebuah Studi Analitis). Skripsi Fakultas

Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga. 2009.

Hs, Fahruddin. Ensiklopedia Al-Quran, jld. 2. Jakarta: PT Rineka Cipta. 1992.

Al-Jazairi, Ab Bakar Jabr. Tafsr Al-Qurn Al-Aisar. Jakarta: Darus Sunnah.

2007.

Kartini. Pengantar Metodologi Riset Sosial. Bandung: Mandar Maju. 1996.

Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran Badan Litbang dan Diklat Kementrian

Agama RI. Spiritualitas dan Akhlak: Tafsir Al-Quran Tematik. Jakarta:

Aku Bisa. 2012.

Manr, Ibnu. Lisnul Arab, Juz 13. Beirut: Dr al-adr. tt.

Mam, Muammad bin Al. Al-Amilah al-Tarfiyyah. Surabaya: Maktabah wa

Mabaah Slim Nabhn. 1965.

Al-Mwardi, Ab al-asan Al ibn Muammad ibn abb. Al-Nukatu wa Al-

Uyn Tafsr Al-Mward. Juz. 3. Beirut: Dr al-Kutub al-Ilmiyyah. tt.

Muchsin, Hilman. Makna Musinn dalam Http:hilmanmuchsin.blogspot.in.

diakses tanggal 30 September 2014.

Muslim, Ab al-usayn. ahh Muslim. Software Maktabah Symilah, Juz 1.

-------. a Muslim, Amad Syams al-Dn (ed.). jld. 1. Beirut: Dr al-Kutub al-

Ilmiyyah. 2008.

Nazir, Mohammad. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia. 2011.

Al-Qurubi, Imam. Tafsr Al-Qurubi, Mukhlis B. Mukti (ed.). Jakarta: Pustaka

Azzam. 2009.

Qub, Sayyid. Tafsr F lalil Quran: Di Bawah Naungan al-Quran. Jakarta:

Gema Insani Press. 2001.

Salim, Abdul Muin. Metodologi Ilmu Tafsir. Yogyakarta: Teras. 2005.

Shihab, M. Quraish. Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Quran.

Jakarta: Lentera Hati. 2002.

------- Wawasan Al-Quran Tafsir Tematik Atas Pelbagai Persoalan Umat.

Bandung: Mizan. 2007.

Sofia, Adib. Metode Penulisan Karya Ilmiah. Yogyakarta: Karyamedia. 2012.

Surakhmad, Winarso. Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Tarsito. 1982.

Suryadilaga, M. Alfatih dkk. Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi.

Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga. 2013.

Syahid, Muhammad Nur. Pemaknaan Sachiko Murata dan William C. Chittick

tentang isn dalam The Vision of Islam. Skripsi Fakultas Ushuluddin

dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga. 2003.

Al-abari, Ab Jafar Muammad bin Jarr. Tafsr Al-abari, M. Sulton Akbar

(ed.). Jakarta: Pustaka Azzam. 2009.

Taimiyyah, Ibnu. Al-asanah wa al-Sayyiah. Beirut: Dr al-Kitb al-Arob.

1985.

Taufiq, Mohamad. Software al-Quran in Microsoft Word versi 1.3.

Widi, Restu Kartika. Asas Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2010.

Yusuf, Muhammad. Tafsir Ayat Ahkam: Tafsir Tematik Ayat-ayat Hukum.

Jakarta: Amzah. 2011.

Zuriah, Nurul. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara. 2006.

Lampiran:

No. Kata Ayat

Q.S. al-Nis (4): 69 .1

Q.S. al-Kahfi (18): 31 .2

Q.S. al-Furqn (25): 76

.3 Q.S. Ysuf (12): 23

Q.S. Ysuf (12): 100

Q.S. al-Kahfi (18): 30

Q.S. al-Qaa (28): 77

Q.S. al-Sajdah (32): 7

Q.S. al-Mumin (40): 64

Q.S. al-Tagbun (64): 3

Q.S. al-alq (65): 11

.4 Q.S. al-Isr (17): 7

.5 Q.S. li Imrn (3): 172

Q.S. al-Midah (5): 93

Q.S. Ynus (10): 26

Q.S. al-Nal (16): 30

Q.S. al-Zumar (39): 10

Q.S. al-Najm (53): 31

.6 Q.S. al-Nis (4): 128

.7 Q.S. al-Kahfi (18): 104

.8 Q.S. al-Qaa (28): 77

.9 Q.S. al-Baqarah (2): 195

Q.S. li Imrn (3): 14 .10

Q.S. li Imrn (3): 148

Q.S. li Imrn (3): 195

Q.S. al-Rad (13): 29

Q.S. d (38): 25

Q.S. d (38): 40

Q.S. d (38): 49

.11 Q.S. al-Baqarah (2): 83

Q.S. al-Kahfi (18): 86

Q.S. al-Naml (27):11

Q.S. al-Ankabt (29): 8

Q.S. al-Syr (42): 23

.12 Q.S. al-Azb (33): 52

.13 Q.S. li Imrn (3): 37

.14 Q.S. al-Baqarah (2): 245

Q.S. li Imrn (3): 37

Q.S. al-Midah (5): 12

Q.S. al-Anfl (8): 17

Q.S. Hd (11): 3

Q.S. Hd (11): 88

Q.S. al-Nal (16): 67

Q.S. al-Nal (16): 75

Q.S. al-Kahfi (18): 2

Q.S. h (20): 86

Q.S. al-ajj (22): 58

Q.S. al-Qaa (28): 61

Q.S. Fir (35): 8

Q.S. al-Fat (48): 16

Q.S. al-add (57): 11

Q.S. al-add (57): 18

Q.S. al-Tagbun (64): 17

Q.S. al-Muzammil (73): 20

.15 Q.S. al-Baqarah (2): 201

Q.S. li Imrn (3): 120

Q.S. al-Nis (4): 40

Q.S. al-Nis (4): 78

Q.S. al-Nis (4): 79

Q.S. al-Nis (4): 85

Q.S. al-Anm (6): 160

Q.S. al-Arf (7) : 95

Q.S. al-Arf (7): 131

Q.S. al-Arf (7): 156

Q.S. al-Taubah (9): 50

Q.S. al-Rad (13): 6

Q.S. al-Rad (13): 22

Q.S. al-Nal (16): 30

Q.S. al-Nal (16): 41

Q.S. al-Nal (16): 122

Q.S. al-Nal (16): 125

Q.S. al-Naml (27): 46

Q.S. al-Naml (27): 89

Q.S. al-Qaa (28): 54

Q.S. al-Qaa (28): 84

Q.S. al-Azb: 21

Q.S. al-Zumar (39): 10

Q.S. Fuilat (41): 34

Q.S. al-Syr (42): 23

Q.S. al-Mumtaanah (60): 4

Q.S. al-Mumtaanah (60): 6

Q.S. al-Arf (7): 168 .16

Q.S. Hd (11): 114

Q.S. al-Furqn (25): 70

.17 Q.S. al-Nis (4): 95

Q.S. al-Arf (7): 137

Q.S. al-Arf (7): 180

Q.S. al-Taubah (9): 107

Q.S. Ynus (10): 26

Q.S. al-Rad (13): 18

Q.S. al-Nal (16): 62

Q.S. al-Isr (17): 110

Q.S. al-Kahfi (18): 88

Q.S. h (20): 8

Q.S. al-Anbiy (21): 101

Q.S. Fuilat (41): 50

Q.S. al-Najm (53): 31

Q.S. al-add (57): 10

Q.S. al-asyr (59): 24

Q.S. al-Lail (92): 6

Q.S. al-Lail (92): 9

.18 Q.S. al-Taubah (9): 52

Q.S. al-Ramn (55): 70 .19

Q.S. al-Ramn (55): 76

.20 Q.S. al-Baqarah (2):138

Q.S. al-Nis (4): 59

Q.S. al-Nis (4): 86

Q.S. al-Nis (4): 125

Q.S. al-Midah (5): 50

Q.S. al-Anm (6): 152

Q.S. al-Taubah (9): 121

Q.S. Hd (11): 7

Q.S. Ysuf (12): 3

Q.S. al-Nal (16): 96

Q.S. al-Nal (16): 97

Q.S. al-Nal (16): 125

Q.S. al-Isr (17): 34

Q.S. al-Isr (17): 35

Q.S. al-Isr (17): 53

Q.S. al-Kahfi (18): 7

Q.S. Maryam (19): 73

Q.S. Maryam (19): 74

Q.S. al-Muminn (23): 14

Q.S. al-Muminn (23): 96

Q.S. al-Nr (24): 38

Q.S. al-Furqn (25): 24

Q.S. al-Furqn (25): 33

Q.S. al-Ankabt (29): 7

Q.S. al-Ankabt (29): 46

Q.S. al-afft (37): 125

Q.S. al-Zumar (39): 23

Q.S. al-Zumar (39): 35

Q.S. al-Zumar (39): 55

Q.S. Fuilat (41): 33

Q.S. Fuilat (41): 34

Q.S. al-Aqf (46): 16

Q.S. al-Mulk (67): 2

Q.S. al-Tn (95): 4

.21 Q.S. al-Zumar (39): 18

.22 Q.S. al-Arf (7): 145

.23 Q.S. al-Baqarah (2): 178

Q.S. al-Baqarah (2): 229

Q.S. al-Taubah (9): 100

Q.S. al-Nal (16): 90

Q.S. al-Ramn (55): 60

.24 Q.S. al-Baqarah (2): 83

Q.S. al-Nis (4): 36

Q.S. al-Nis (4): 62

Q.S. al-Anm (6): 151

Q.S. al-Isr (17): 23

Q.S. al-Aqf (46): 15

.25 Q.S. al-Baqarah (2): 112

Q.S. al-Nis (4): 125

Q.S. Luqmn (31): 22

Q.S. al-fft (37): 113

.26 Q.S. al-Nal (16): 128

.27 Q.S. al-Baqarah (2): 58

Q.S. al-Baqarah (2): 195

Q.S. al-Baqarah (2): 236

Q.S. li Imrn (3): 134

Q.S. li Imrn (3): 148

Q.S. al-Midah (5): 13

Q.S. al-Midah (5): 85

Q.S. al-Midah (5): 93

Q.S. al-Anm (6): 84

Q.S. al-Arf (7): 56

Q.S. al-Arf (7): 161

Q.S. al-Taubah (9): 91

Q.S. al-Taubah (9): 120

Q.S. Hd (11): 115

Q.S. Ysuf (12): 22

Q.S. Ysuf (12): 36

Q.S. Ysuf (12): 56

Q.S. Ysuf (12): 78

Q.S. Ysuf (12): 90

Q.S. al-ajj (22): 37

Q.S. al-Qaa (28): 14

Q.S. al-Ankabt (29): 69

Q.S. Luqmn (31): 3

Q.S. al-fft (37): 80

Q.S. al-fft (37): 105

Q.S. al-fft (37): 110

Q.S. al-fft (37): 121

Q.S. al-fft (37): 131

Q.S. al-Zumar (39): 34

Q.S. al-Zumar (39): 58

Q.S. al-Aqf (46): 12

Q.S. al-riyt (51): 16

Q.S. al-Mursalt (77): 44

.28 Q.S. al-Azb (33): 29

CURRICULUM VITAE

Nama : Zahrotun Nimah

Tempat/Tgl. Lahir : Pati, 18 Maret 1992

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat Asal : Ngemplak Kidul, RT: 05 RW: III, Kec. Margoyoso, Kab.

Pati, Jawa Tengah

Email : [email protected]

[email protected]

Nama Orang Tua

Ayah : Kunowo, S.Pd.

Ibu : Mashfufah

Riwayat Pendidikan

-Pendidikan Formal :

RA. Uswatun Hasanah (1995-1998)

MI Darun Najah (1998-2003)

MI Manahijul Huda (2004)

MTs Darun Najah (2004-2007)

MA Darun Najah (2007-2010)

UIN Sunan Kalijaga (2010-sekarang)

Pendidikan Non-Formal:

TPA An-Nur (1999-2003)

Madin P.P. Wahid Hasyim (2010-2012)

Mahad Aly P.P. Wahid Hasyim (2012-2015)

mailto:[email protected]:[email protected]

HALAMAN JUDULSURAT PERNYATAANPERSETUJUAN SKRIPSIPENGESAHAN SKRIPSIMOTTOHALAMAN PERSEMBAHANPEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATINKATA PENGANTARABSTRAKDAFTAR ISIBAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang MasalahB. Rumusan MasalahC. Tujuan dan Kegunaan PenelitianD. Telaah PustakaE. Metode PenelitianF. Sistematika Pembaasan

BAB IV PENUTUPA. KesimpulanB. Saran

DAFTAR PUSTAKALampiran