mushroom baru banget.docx
Transcript of mushroom baru banget.docx
A. LATAR BELAKANG
Menurut BPS (Badan Pusat Statistik) budidaya jamur konsumsi di Indonesia
menunjukkan perkembangan yang menggembirakan.Saat ini, Indonesia sudah termasuk salah
satu Negara pemasok utama jamur di dunia, namun akibatnya kebutuhan dalam negri
terabaikan.Berdasarkan data MAJI (Masyarakat Agribisnis Jamur Indonesia), jawa barat
memproduksi 15-20 ton jamur merang dan 10 ton jamur kuping setiap hari.Sementara itu jawa
tengah memproduksi 1 ton jamur dan 500 kg/ hari jamur shitake. Sebagian besar produksi jamur
dipasarkan dalam bentuk segar.
Permintaan pasar terhadap kebutuhan jamur di kota-kota besar mencapai 5-10 ton
perbulan.Permintaan jamur terus meningkat, kenaikannya sekitar 20%-25% per tahun.Maka
peluang untuk budidaya jamur masih sangat terbuka lebar. Hal ini merupakan kebutuhan pasar
dalam bentuk jamur segar. Masih banyak jamur konsumsi yang tidak hanya dipasarkan dalam
keadaan segar tetapi juga dapat diolah lebih lanjut menjadi olahan siap saji seperti keripik jamur,
abon jamur dan lainnya.
Studi kelayakan bisnis pada kelompok kami terfokus pada jamur kuping. Pengembangan
usaha ini dipilih atas beberapa pertimbangan diantaranya daya serap pasar yang masih sangat
tinggi dan potensial, kebutuhan skill yang tidak begitu tinggi, biaya investasi yang relative
rendah serta telah tersedianya sarana dan prasarana utama sehingga investasi yang masuk akan
dialokasikan untuk dana operasional usaha. Budidaya jamur kuping memiliki prospek ekonomi
yang baik.Jamur kuping merupakan salah satu produk komersial dan dapat dikembangkan
dengan teknik yang sederhana. Selainitu, konsumsi masyarakat akan jamur kuping cukup tinggi.
B. PENJELASAN PRODUK DAN POTENSI BISNIS
Berdasarkan hasil wawancara kami dari pemilik usaha budidaya jamur dari produsen di
AGRO SOLO JAMUR yang beralamatkan di Maguan RT 10 RW 06 Gaum, Tasikmadu,
Karanganyar 57761 Menurut produsen jamur, Marsono, dalam dua tahun terkahir hasil panen
jamur dari Sukoharjo sudah menembus Pulau Bali, Kalimantan, Sumatera dan Sulawesi.
Sedangkan untuk pasar di Pulau Jawa sudah semua daerah mengambil jamur dari Kota Makmur.
Marsono menabahkan, jamur tersebut merupakan hasil panen dari petani jamur anggota klaster
petani jamur Sukoharjo sebanyak 50 petani dan 30 petani nonklaster. Rata-rata setiap petani
mampu menghasilkan jamur kuping dan jamur kupingsegar dua ton hingga tiga ton setiap bulan.
Berbicara mengenai prospek sudah tentu jenis tumbuhan satu ini memiliki prospek yang sangat
baik. Masyarakat yang semakin sadar akan pentingnya kesehatan kini lebih memilih untuk selalu
mengkonsumsi makanan yang bergizi, dan tidak dapat dipungkiri bahwa jamur merupakan salah
satu bahan makanan yang kaya akan gizi dan manfaat bagi tubuh
C. ASPEK PEMASARAN
1. Pasar
Segmen dari produk jamur kuping kami adalah pengepul/tengkulak jamur.Tengkulak
bisa disebut sebagai pedagang perantara yang membeli hasil bumi dan sebagainya dari
petani atau pemilik pertama. Alasan pemilihan dari segmentasi target pasar ini meliputi :
a. Pada proses awal berkembangnya bisnis jamur, tengkulak merupakan segmen
yang cukup memegang peranan penting berdirinya awal suatu bisnis jamur karena
tengkulak dapat memasarkan produk jamur dalam jumlah banyak dengan
persetujuan kontrak non-tertulis.
b. Pemasaran produk tergantung oleh tengkulak jamur yang mengumpulkan jamur
petani lalu dijual ke pasar. Jika produk tersebut memiliki kualitas sesuai standar
yang ditetapkan oleh tengkulak maka permintaan produk akan bertambah.
2. Promosi
Bentuk promosi yang dilakukan meliputi :
a. Metode word of mouth dengan para tengkulak yang mensuplay jamur ke pasar.
b. Memasang nama usaha di tempat pembudidayaan jamur kuping.
c. Bekerja sama dengan kelompok usaha budidaya jamur.
d. Mengikuti pameran yang diadakan dinas pertanian di sekitar daerah.
D. ASPEK OPERASI DAN SDM
Lokasi usaha budidaya jamur ini kami menentukan lokasi di Desa Kalisogo RT 03 / RW
06, Kelurahan Plesan, Kecamaan Nguter, Kabupaten Sukoharjo.Kami memilih lokasi di daerah
Kecamatan Nguter ini karena di kecamatan tersebut memiliki pasar yang potensial serta lahan
yang masih banyak dengan cuaca, kelembapan lahan dan hembusan angin yang mendukung
untuk usaha budidaya jamur ini.Selain itu harga lahan lokasi juga yang relatif murah.
Untuk memulai membudidayakan jamur kuping ini diawali dengan menyiapkan ruangan
sekitar 50 hingga 100 meter persegi, dengan ketinggian ideal antara 3 – 7 meter. Jika tidak
memiliki lahan yang cukup, Anda bisa memanfaatkan kamar kosong atau gudang yang tidak
difungsikan. Ketinggian ruangan akan mempengaruhi jumlah baglog atau panen jamur, karena
semakin tinggi ruang maka rak baglog jamur pun bisa menampung banyak bibit dan secara
otomatis panen yang dihasilkan pun juga akan melimpah.
Berikut adalah rancangan layout dari proyeksi usaha budidaya jamur :
Gambar Layout Ruang Pembudidayaan JamurLahan yang tersedia 6 m x 8 m = 48 m²
Gambar Rak Bag Log
Gambar Bangunan Kumbung Jamur
Untuk masalah pangsa pasar sendiri, para petani jamur awalnya akan dibantu oleh
tengkulak, dimana tengkulak yang berada di sekitar daerah lokasi budidaya jamur ini akan
membantu mengumpulkan hasil panen petani jamur yang kemudian akan dikirimkan ke pasar. Isi
kontrak tidak berisikan perjanjian secara tertulis, tetapi hanya secara lisan saja. Petani dan
pengepul bekerja sama dalam hal mengumpulkan hasil panen dan menyetorkan ke tengkulak
dengan menyetorkan 60%-70& dari hasil panen.
Pada budidaya jamur kami hanya berfokus pada menumbuhkan jamur sampai pada tahap
panen. Dimana untuk petani awal disarankan untuk memelihara baglog jamur dulu sampai
tumbuh dengan target jamur dijual dipasar. Hal ini dikarenan kagar petani mampu mengetahui
akan keleihan dan kekurangan dari jamur yang dipeliharanya hingga agar kedepannya mampu
mengetahui akan karakteristik lainnya tentang jamur.
Untuk tahap produksinya sendiri, petani jamur yang baru biasanya membeli bibit jamur
dari produsen di AGRO SOLO JAMUR yang beralamatkan di Maguan RT 10 RW 06 Gaum,
Tasikmadu, Karanganyar 57761.Bibit jamur yang biasanya dibeli oleh para petani muda
biasanya bibt jamur F3, dimana bibit ini mampu menghasilkan jamur untuk hasil panen, tetapi
tidak bisa di kembangkan kembali untuk dijadikan bibit lagi.Meskipun demikian, cara ini ada
baiknya dilakukan untuk petani pemula atau pelaku usaha jamur skala rumah tangga. Jika sudah
menguasai teknik budidaya serta usaha budidaya jamurnya sudah tergolong besar, lebih baik
mengupayakan penekanan biaya produksi dengan pembuatan bibit sendiri. Sisa lahan digunakan
untuk mempersiapkan baglog untuk ditata, mengobati baglog yang rusak, persiapan untuk
menyiram baglog, pengumpulan hasil panen.
1. Faktor Lingkungan Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Jamur Kuping
Budidaya jamur kuping membutuhkan lingkungan spesifik agar menghasilkan
produksi optimal.Ada banyak faktor keberhasilan budidaya, salah satunya adalah
lingkungan pertumbuhan harus kondusif. Pertumbuhan diawali munculnya pertumbuhan
miselium, miselium kemudian membentuk tunas atau calon tubuh buah jamur (pin head),
lebih lanjut akan berkembang menjadi tubuh buah (jamur). Untuk menciptakan
lingkungan kondusif bagi pertumbuhan miselium maupun tubuh jamur ini, perlu
diperhatikan faktor-faktor seperti suhu, intensitas cahaya matahari, keasaman (pH),
kelembaban maupun oksigen.
Suhu udara kondusif untuk menunjang pertumbuhan miselium maupun tubuh
jamur kuping berkisar antara 23-28°C dengan suhu optimum 25°C. Meskipun demikian,
dengan modifikasi komposisi media maupun penyesuaian lingkungan, saat sekarang telah
banyak budidaya jamur kuping yang dikembangkan di dataran rendah dengan kisaran
suhu di atas 28°C, di daerah ini tubuh jamur dapat tumbuh baik pada suhu 30°C. Bahkan
hasil panennya pun tidak kalah dengan budidaya di dataran menengah maupun tinggi,
dengan kualitas tubuh buah berdaya adaptasi lebih baik, jamur telihat lebih segar, serta
saat panen berbau lebih harum. Intensitas cahaya matahari diperlukan selama proses
budidaya jamur kuping, khususnya saat pembentukan tubuh. Pada dasarnya penyinaran
cahaya matahari tidak secara langsung dan menyebar merupakan cahaya yang baik bagi
pertumbuhan jamur.Penyinaran cahaya matahari langsung bisa mengakibatkan
terhambatnya pertumbuhan miselium atau merusak tubuh buah yang sudah
terbentuk.Derajat keasaman (pH) yang tepat memungkinkan jamur tumbuh
PERSIAPAN PENANAMAN JAMUR KUPING PENANAMAN JAMUR KUPING
PEMELIHARAANJAMUR KUPINGPENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA JAMUR KUPING
PANEN JAMUR KUPING
optimal.Untuk budidaya ini membutuhkan kisaran pH 5-7. Lingkungan terlalu asam atau
terlalu basa justru akan menghambat pertumbuhannya.
Selain faktor suhu, intensitas cahaya matahari, serta keasaman (pH), faktor lain
seperti kelembaban dan oksigen sangat mempengaruhi keberhasilan budidaya jamur.
Substrat harus tetap terjaga dalam kondisi lembab bahkan jangan sampai mengering
karena akan berpengaruh terhadap hasil produksi. Kelembaban udara selama
pertumbuhan bibit maupun pertumbuhan tubuh jamur kuping ideal adalah 90%. Salah
satu cara untuk menjaga agar kelembaban tetap terjaga adalah melakukan penyiraman
lantai ruangan budidaya menggunakan air bersih di saat pagi maupun sore hari, atau
dengan cara penyemprotan air menggunakan tangki sprayer. Jamur merupakan tanaman
saprofit semiaerob sehingga membutuhkan asupan oksigen dalam jumlah cukup untuk
menopang pertumbuhannya.Jika oksigen tersedia dalam jumlah terbatas bisa
menyebabkannya menjadi layu, akibat lebih lanjut akhirnya mati.
Berikut adalah alur produksi dari budidaya jamur kuping :
Gambar Alur Produksi
a. Persiapan Penanaman Jamur Kuping
Steril merupakan kunci utama keberhasilan budidaya, untuk itu kebersihan harus
tetap terus dijaga serta lebih ditingkatkan.Persiapan sebelum melakukan penanaman
jamur kuping terutama sekali adalah dalam hal kebersihan ini, baik kebersihan alat,
tempat, maupun tenaga kerja.Tempat penanaman jamur kuping harus disterilisasi terlebih
dahulu menggunakan disinfektan untuk mengurangi terjadinya kontaminasi yang tidak
diinginkan sehingga budidaya jamur kuping semakin optimal. Alat yang akan digunakan
untuk menanam juga harus disterilisasi menggunakan alkohol serta dipanaskan terlebih
dahulu. Selain itu, tanaga kerja juga dianjurkan untuk memakai masker penutup terutama
penutup hidung dan mulut sehingga kemungkinan terkontaminasi oleh bakteri
(mikroorganisme pengganggu) melalui mulut maupun hidung tenaga kerja dapat
diminimalisir.
b. Penanaman Jamur Kuping
Penanaman jamur kuping dilakukan setelah semuanya dipastikan steril. Selama
proses ini perlu diperhatikan suhu serta kelembaban udaranya. Suhu udara kondusif
sangat diperlukan untuk menunjang pertumbuhan miselium jamur kuping, suhu yang
dibutuhkan berkisar antara 23-28°C, dengan suhu udara optimun pada 25°C.Siram lantai
menggunakan air atau semprot lokasi menggunakan tangki sprayer jika cuaca terlalu terik
dan berangin.Hal ini dilakukan untuk menurunkan suhu udara pada kisaran suhu ideal.
Atur juga sirkulasi udara pada tempat budidaya jamur agar jamur kuping tetap
mendapatkan udara segar. Tutup sebagian lubang sirkulasi udara jika angin sedang
bertiup kencang.Pastikan kondisi lingkungan tetap kondusif untuk menopang
pertumbuhan jamur kuping.
c. Pemeliharaan Jamur Kuping
Seperti halnya dalam budidaya lain, pemeliharaan tanaman merupakan faktor
penting. Dalam hal ini, pemeliharaan selama budidaya adalah mengenai pengendalian
hama penyakit jamur kuping. Hal ini penting sekali mengingat hama penyakit pasti selalu
menyerang pada setiap budidaya apa saja terutama di bidang pertanian. Meskipun saat
pembuatan baglog sampai penanaman semua media maupun tempat sudah disterilisasi,
namun hama penyakit pasti selalu datang di setiap fase. Untuk mengoptimalkan hasil
produksi, meminimalisir resiko serta mengendalikan hama penyakit adalah langkah-
langkah paling tepat.
d. Pengendalian Hama Dan Penyakit Pada Budidaya Jamur Kuping
Serangan hama dan penyakit antara tempat satu dengan tempat lainnya pada
budidaya jamur kuping berbeda-beda, cara pengendalian hama dan penyakit ini pun
tentunya tidak sama, tergantung jenis hama maupun penyakit apa yang sedang
menyerang. Hal ini disebabkan oleh kondisi lingkungan yang berbeda-beda pula antara
satu tempat dengan lainnya serta kebersihan lokasi budidaya atau rumah kumbung. Selain
faktor lingkungan, serangan hama penyakit dapat bersumber dari jamur kuping itu sendiri
terutama saat melakukan proses sterilisasi baik saat melakukan sterilisasi bahan media
tanam maupun sterilisasi baglog. Dimungkinkan terjadi kesalahan saat melakukan
sterilisasi ini sehingga mudah terkontaminasi oleh kondisi lingkungan setempat.
e. Panen Jamur Kuping
Kegiatan ini merupakan hasil akhir dari proses budidaya yang sangat dinanti-
nantikan oleh para petani. Pada prinsipnya, jamur kuping siap panen sudah berukuran
cukup besar dengan tepi meruncing tetapi belum mekar penuh (belum pecah).Namun,
dapat juga disesuaikan dengan permintaan pasar.Panen biasanya dilakukan saat berumur
40 hari setelah pembibitan.Pada kondisi ini, tubuh jamur kuping sudah berkembang
maksimal, berkisar antara 3 mingguan dari saat buah jamur terbentuk.
Tenaga kerja yang dibutuhkan pada budidaya jamur ini 2orang tenaga kerjayang
memiliki tugas sebagai tenaga utama dam proses pembudidayaan.
1. Mempersiapkan sarana dan prasaran pengairan jamur (kolam, kran dan selang
terpasang di setiap kumbung).
2. Penyiraman baglog-baglog dalam kumbung setiap pagi dan sore (2 x sehari)
3. Melakukan sterilisasi kumbung dengan disifectan dan formalin yang disemprotkan ke
seluruh kumbung.
4. Melakukan pengecekan terhadap baglog-baglog apakah ada hama yang menyerang
seperti cacing, atau bibit yang tumbuh kurang baik
5. Pemetikan jamur saat tiba masa panen
6. Penggantian baglog yang lama dengan yang baru apabila telah habis masa produktif
7. Memproses pemetikan jamur pada saat tiba masa panen
8. Menimbang jamur untuk dicatat berapa berat dari total yang dihasilkan pada masa
panen
2. Proporsi Keberhasilan Panen
Presentase keberhasilan panen x berat baglog x bobot rata-rata hasil panen / baglog
(5.000 baglog x 100%) x 1,25 x 0,4 = 7.500 kg (Sempurna)
(5.000 baglog x 90%) x 1,25 x 0,4 = 6.750 kg (Baik)
(5.000 baglog x 75%) x 1,25 x 0,4 = 5.625 kg (Normal)
(5.000 baglog x 60%) x 1,25 x 0,4 = 4.500 kg (Buruk)
3. Tata Cara Panen Budidaya Jamur Kuping
Cara Merawat Baglog Menjelang Panen Pertama
- Penataan baglog pada rak dalam kumbung jamur
- Tata dengan baik baglog diatas rak-rak yang sudah anda sediakan.
- Penyiraman atau pengkabutan baglog sebelum membuka tutup.
- Baglog yang belum dibuka penutupnya siram atau kabut permukaan baglog dengan
menggunakan selang atau sprayer pompa manual selama 2 hari berturut-turut,dengan
minimal 3 kali sehari,tetapi jika suhu terlalu panas maka dapat dilakukan sampai 4 kali
sehari.
- Pembukaan cin-cin dan kertas penutup baglog.
- Setelah 2 hari, baglog yang sudah disiram dibuka cincin dan kertas penutup baglog,
setelah keduanya terlepas lalu gulungkan plastik ujung baglog agar permukaan media
tanam terbuka lebar, sehingga jamur dapat tumbuh dengan bebas.
- Penyiraman atau pengkabutan baglog setelah pembukaan tutup.
- Penyiraman atau pengkabutan pada baglog yang sudah dibuka tutupnya tidak berbeda
pada penyiraman atau pengkabutan sebelum tutup baglog dibuka.
- Setelah usia baglog beberapa hari terhitung setelah pembukaan tutup baglog, maka bibit
jamur dalam baglog akan mulai tumbuh dan membentuk daun/tiram jamur
- Setelah 24 jam jamur akan membesar maksimal, artinya jamur siap dipanen.
Cara Merawat Baglog Menjelang Panen Kedua
Setelah panen pertama maka langkah-langkah yang harus dilakukan adalah :
- Menutup baglog dan membalikan posisi
Setelah panen pertama selesai maka lipat kembali plastik baglog sehingga permukaan
baglog tertutup kembali, kemudian rubah posisi baglog 180°, dengan posisi kepala
baglog berada dibawah, selama 3 sampai 4 hari, selama proses ini baglog cukup disiram 1
kali dalam sehari.
- Perubahan kembali posisi baglog
Setelah 3 sampai 4 hari dalam proses pembalikan baglog, lalu baglog kembalikan
keposisi awa,l lalu kemudian lipat kembali plastik dikepala baglog sehingga kepala
baglog terbuka kembali, dan lakukan penyiraman atau pengkabutan 3 sampai 4 kali
sehari.
Cara Merawat Baglog Menjelang Panen Ketiga
Setelah panen kedua maka langkah-langkah yang harus dilakukan adalah :
- Buka lipatan plastik pada kepala baglog, kemudian potong ujung plastik pas diujung
permukaan media tanam.
- Kemudian lakukan penyiraman 3 sampai 4 kali sehari
Setelah selama 6 sampai 7 hari kecambah jamur kembali tumbuh, dan siap panen setelah
24 jam terhitung dari mulai tumbuh.
Cara Perawatan Menjelang Panen Keempat
Setelah proses panen ketiga selesai langkah yang harus dilakukan adalah:
- Pengirisan dengan pisau cutter pada permukaan kepala baglog, setebal kurang lebih 3
sampai 5 mm
- Setelah itu kembali penyiraman 3 sampai 4 kali sehari
E. ASPEK KEUANGAN
Perkiraan Investasi
1. Modal Tetap
Modal Tetap
Keterangan Unit
Harga satuan
Tanah dan bangunan 100 22500022.500.00
0Luas lahan 100 m2Rumah (Kubung Jamur) (6x8=48m2) 1. Tiang kayu 4000000 2. Bambu 50 20000 1000000 3.Dinding bamboo 2000000 4.Atap 2500000 5.Cangkul dan sekop 2 45000 90000 6. Termometer 2 77500 155000Peralatan pemeliharaan jamur 1. Drum 1 850000 850000 2. Pipa 4 130000 520000 3. Selang 1 90000 90000 4. Mesin Pompa 1 275000 275000 5. Spray 4 20000 80000
Total Modal Tetap34.060.00
0
2. Modal Kerja
Dalam modal kerja budidaya jamur ini dilakukan per periode. Perhitungan modal
kerja dilakukan per bulan. Pada satu periode pemanenan dilakukan 4 bulan sekali.
untuk biaya per periode bisa dilihat dalam tabel dibawah:
Modal Kerja Bulan
Fixed cost 1 2 3 4 5 6
Keterangan unit Harga satuan
Gaji Karyawan 2 Rp 500,000
Rp 1,000,000
Rp 1,000,000
Rp 1,000,000
Rp 1,000,000
Rp 1,000,000
Rp 1,000,000
Perawatan Mesin 1 Rp 120,000
Rp 120,000
Rp 120,000
Biaya Transportasi
1 Rp 200,000
Rp 200,000
Rp 200,000
Rp 200,000
Rp 200,000
Rp 200,000
Rp 200,000
Biaya Listrik 1 Rp 275,000
Rp 275,000
Rp 275,000
Rp 275,000
Rp 275,000
Rp 275,000
Rp 275,000
Jumlah Rp 1,595,000
Rp 1,475,000
Rp 1,475,000
Rp 1,475,000
Rp 1,475,000
Rp 1,595,000
7 8 9 10 11 12
Gaji Karyawan 2 Rp 500,000
Rp 1,000,000
Rp 1,000,000
Rp 1,000,000
Rp 1,000,000
Rp 1,000,000
Rp 1,000,000
Perawatan Mesin 1 Rp 120,000
Rp 120,000
Biaya Transportasi
1 Rp 200,000
Rp 200,000
Rp 200,000
Rp 200,000
Rp 200,000
Rp 200,000
Rp 200,000
Biaya Listrik 1 Rp 275,000
Rp 275,000
Rp 275,000
Rp 275,000
Rp 275,000
Rp 275,000
Rp 275,000
Jumlah Rp 1,475,000
Rp 1,475,000
Rp 1,475,000
Rp 1,475,000
Rp 1,475,000
Rp 1,595,000
Total Fixed CostRp
10,565,000
Variabel cost Bulan
Keterangan Unit Harga satuan
1 2 3 4 5 6
Baglog media tanam jamur 2500
Rp 5,000
Rp 12,500,00
0
Rp 12,500,000
Biaya obat-obatan
3 Rp 25,000
Rp 75,000
Rp 75,000
JumlahRp
12,575,000
Rp 12,575,000
7 8 9 10 11 12Baglog media 2500 Rp Rp Rp
tanam jamur 5,000 12,500,000 12,500,000Biaya obat-
obatan3 Rp
25,000Rp
75,000Rp
75,000
Jumlah Rp 12,575,000
Rp 12,575,000
Total Variabel CostRp
50,300,000
Total Investasi dari total cost setahun ditambah modal tetap sebesar Rp 102.420.000
3. Pendanaan
Dari total kebutuhan investasi diatas yang memerlukan total Rp 102.420.000. Kami
memutuskan untuk melakukan pendanaan dengan modal asing atau melakukan
pinjaman pada bank sebesar Rp 87.057.000 atau sekitar 85% dari total kebutuhan
investasi dengan modal sendiri sebesar Rp. 15.363.000 atau sekitar 15%. Kami
memilih pinjaman dengan bunga flat sebesar 10% per tahun
Schedule Pembayaran
Kebutuhan investasi sebesar Rp. 102.420.000
Modal Sendiri 15% Rp. 15.363.000
Modal Asing 85% Rp. 87.057.000
Bunga per tahun 10%
Bunga per bulan 0.42%
Jangka waktu 24 bulan
Bulan
Jumlah Angsuran Bunga Angsuran Pokok Pinjaman
Sisa Pinjaman
0 - - - Rp 87,057,0001 Rp 3,627,375 Rp 362,738 Rp 3,990,113 Rp 83,429,6252 Rp 3,627,375 Rp 362,738 Rp 3,990,113 Rp 79,802,2503 Rp 3,627,375 Rp 362,738 Rp 3,990,113 Rp 76,174,8754 Rp 3,627,375 Rp 362,738 Rp 3,990,113 Rp 72,547,5005 Rp 3,627,375 Rp 362,738 Rp 3,990,113 Rp 68,920,1256 Rp 3,627,375 Rp 362,738 Rp 3,990,113 Rp 65,292,7507 Rp 3,627,375 Rp 362,738 Rp 3,990,113 Rp 61,665,3758 Rp 3,627,375 Rp 362,738 Rp 3,990,113 Rp 58,038,0009 Rp 3,627,375 Rp 362,738 Rp 3,990,113 Rp 54,410,625
10 Rp 3,627,375 Rp 362,738 Rp 3,990,113 Rp 50,783,25011 Rp 3,627,375 Rp 362,738 Rp 3,990,113 Rp 47,155,87512 Rp 3,627,375 Rp 362,738 Rp 3,990,113 Rp 43,528,50013 Rp 3,627,375 Rp 362,738 Rp 3,990,113 Rp 39,901,12514 Rp 3,627,375 Rp 362,738 Rp 3,990,113 Rp 36,273,75015 Rp 3,627,375 Rp 362,738 Rp 3,990,113 Rp 32,646,37516 Rp 3,627,375 Rp 362,738 Rp 3,990,113 Rp 29,019,00017 Rp 3,627,375 Rp 362,738 Rp 3,990,113 Rp 25,391,62518 Rp 3,627,375 Rp 362,738 Rp 3,990,113 Rp 21,764,25019 Rp 3,627,375 Rp 362,738 Rp 3,990,113 Rp 18,136,87520 Rp 3,627,375 Rp 362,738 Rp 3,990,113 Rp 14,509,50021 Rp 3,627,375 Rp 362,738 Rp 3,990,113 Rp 10,882,12522 Rp 3,627,375 Rp 362,738 Rp 3,990,113 Rp 7,254,75023 Rp 3,627,375 Rp 362,738 Rp 3,990,113 Rp 3,627,37524 Rp 3,627,375 Rp 362,738 Rp 3,990,113 Rp -
4. Laba Rugi
a. Fixed Cost
Fixed Cost Rp 18,060,000Depresiasi Rp 1,156,000Total Fixed cost Rp 19,216,000
b. Variabel Cost
Tahun pertama Rp 50,300,000Tahun kedua(dengan asumsi kenaikan harga 10%) Rp 55,330,000Tahun ketiga (dengan asumsi kenaikan harga 15%) Rp 63,629,500
c. Volume penjualan
BulanPermintaan Harga per kilogram
PenjualanJamur grade A
Jamur grade B
Jamur grade C
Jamur grade A
Jamur grade B
Jamur grade C
3 1250 650 75 10000 5500 20000 Rp 17,575,0006 1375 715 82.5 10000 5500 20000 Rp 19,332,5009 1512.5 786.5 90.75 10000 5500 20000 Rp 21,265,750
12 1663.75 865.15 99.82 10000 5500 20000 Rp 23,392,325Total penjualan Jamur segar dan kering tahun pertama Rp 81,565,575
15 1830.13 951.67 109.81 10000 5500 20000 Rp 25,731,558
18 2013.14 1046.83 120.79 10000 5500 20000 Rp 28,304,713
21 2214.45 1151.51 132.87 10000 5500 20000 Rp 31,135,185
24 2435.90 1266.67 146.15 10000 5500 20000 Rp 34,248,703
Total penjualan Jamur segar dan kering tahun Kedua Rp 119,420,15827 2679.49 1393.33 160.77 10000 5500 20000 Rp 37,673,573
30 2947.43 1532.67 176.85 10000 5500 20000 Rp 41,440,931
33 3242.18 1685.93 194.53 10000 5500 20000 Rp 45,585,024
36 3566.40 1854.53 213.98 10000 5500 20000 Rp 50,143,526
Total penjualan jamur segar dan kering tahun ketiga Rp 174,843,054
d. Laporan laba rugi
Tahun Penjualan VC FC TC NOI BUNGA EBT TAX 10% EAT1 Rp 81,565,575 Rp 50,300,000 Rp 19,216,000 Rp 69,516,000 Rp 12,049,575 321,300 11,728,275 1172827.5 10,555,4482 Rp 119,420,158 Rp 55,330,000 Rp 19,216,000 Rp 74,546,000 Rp 44,874,158 321,300 44,552,858 4455285.836 40,097,5733 Rp 174,843,054 Rp 63,629,500 Rp 19,216,000 Rp 82,845,500 Rp 91,997,554 91,997,554 9199755.385 82,797,798
5. Analisis Investasi
a. Net present value (NPV)
NPV=NOI (1−T )+Depresiasi
Diperoleh NPV positif atau >0 sehingga usulan proyek diterima
Tahun cash in flow Pvif Pvp1 Rp 12,000,618 0.90909091 Rp 10,909,6522 Rp 59,602,743 0.82644628 Rp 49,258,4653 Rp 82,797,798 0.7513148 Rp 76,377,211
MK Rp 14,170,000Total Rp 136,545,329
Investasi awal Rp 90,720,000Positif Rp 45,825,329
b. Internal Rate of Return
Cash flow = NOI (1 – t ) + dep
Tahun cash flow df 10% Pvp df 36% Pvp
1 Rp 12,000,618 0.909
Rp 10,908,561 0.73529
Rp 8,823,934
2 Rp 59,602,743 0.8264
Rp 49,255,706 0.54066
Rp 32,224,819
3 Rp 82,797,798 0.7513
Rp 76,375,986 0.39754
Rp 47,085,437
MK Rp 14,170,000
Total Rp 136,540,254
Rp 88,134,190
Investasi awal
Rp 90,720,000
Rp 90,720,000
positif Rp 45,820,254 negatif
Rp (2,585,810)
IRR=Df +NPV + ¿¿¿ ¿
IRR = 10% + 24,61 %
= 34, 61 %
IRR > Coc berarti proyek diterima
c. Payback Period
PP = I0 – NR – P1 – P2 –…..Pn = 0
PP= 90.720.000 – 12.000.618- 59. 602.743 –(23195055 / 59. 602.743 X 12)
= 1 Tahun 9 bulan
d. BEP
Fix Cost (FC) = 18.060.000
Variabel Cost (VC) = 2500 baglog
Harga Jual (P) = 10.000
BEPUNIT=FC
(P−VC )
¿18.060 .000
(10.000−2.500)=2408kg
BEPrupiah=
FC
(1−(VCP ))
¿ 18.060 .000
(1−( 2.50010.000 ))
=24.080.000 Rupiah
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (AMDAL)
Sebelum suatu usaha atau proyek dijalankan, sebaiknya dilakukan terlebih dahulu studi
tentang dampak lingkungan yang bakal timbul, baik dampak sekarang maupun dimasa yang akan
dating. Studi ini disamping untuk mengetahui dampak yang akan timbul , juga mencarikan jalan
keluar untuk mengatasi dampak tersebut. Studi inilah yang kita kenal dengan nama Analisis
Dampak Lingkungan. Limbah Budidaya JamurkupingPermasalahan dan solusi, Semakin
berkembangnya usaha budidaya jamur kuping, limbah yang dihasilkan semakin meningkat. Total
limbah yang dihasilkan budidaya jamur kuping tergantung dari besar usaha dan tipe usaha.
Limbah yang terdiri dari serbuk kayu dan bahan lain merupakan limbah budidaya jamur kuping
yang banyak dihasilkan, sebagian besar berupa baglog habis panen dan sisanya baglog-baglog
yang gagal. Limbah tersebut umumnya menghasilkan pencemaran berupa kantong plastik tahan
panas, kapas, karet gelang, kertas, cincin plastik (anorganik) dan serbuk kayu (Organik). Selain
itu akibat adanya pembuangaan limbah menimbulkan pencemaran Biotik yang berupa
Mikroorganisme; bakteri, jamurliar dan mikrofauna seperti serangga.Limbah
tersebut dikhawatirkan menjadi sarang hama dan penyakit yang sewaktu-waktu menyerang
jamur budidaya, tanaman pertanian, ternak dan manusia
Dampak limbah baglog jamur kuping bagi budidaya jamur.Limbah budidaya jamur
kuping selain berdampak lingkungan , berdampak pula bagi budidaya jamur itu sendiri. Jamur
liar yang Seringkali tumbuh di gundukan limbah baglog berperan sebagai sumber kontaminan
menyebabkan kegagalan budidaya jamur kuping. Jamur-jamur tersebut menghasilkan milyaran
spora, Jika terbawa angin atau melalui pakaian dan anggota tubuh pekerja, siap menyeber
keseluruh penjuru ruang termasuk kedalam ruang inokulas jamur. Satu Baglog gagal inkubasi
pada hakekatnya adalah tempat tinggal bagi jutaan mikroba kontaminan (penyebab
kontaminasi), diantaranya adalah bakteri penyakit,misellium dan spora jamur liar. Ada beberapa
cara perpindahan mikroba penyebab kontaminasi dari pembuangan baglog jamur ke area
budidaya
Melalui pakaian dan anggota tubuh manusia. Para pekerja yang bekerja ditempat
penampungan limbah ikut andil dalam penyebaran mikroba penyebab kontaminasi, sadar
atau tanpa disadari anggota tubuh dan pakaian yang tercemar mikroba menjadi kendaraan
yang epektif bagi penyebaran kontaminan ke kumbung jamur
melalui perantara hewan kecil Tempat penampungan limbah baglog merupakan habitat
tempat tumbuh kembangnya berbagai hewan-hewan kecil seperti serangga, siput, cacing
rambut, kecoa, tikus dll. hewan-hewan ini disamping menjadi hama perusak jamur juga
menjadi agen pembawa bibit penyakit jamur
Melalui hembusan Angin.Sedikit saja hembusan Angin mampu menerbangkan spora
jamur yang berukuran mikron ke udara dalam jumlah jutaan bahkan milyaran sehingga
membentuk awan spora yang tidak kelihatan oleh mata. Tanpa disadari udara
menghantarkan spora jamur ke baglog-baglog yang hendak kita tanami bibit. Akibatnya
bukan jamur kuping yang tumbuh, baglog berubah warna yang ada, hitam, hijau ,kuning
dll.Usaha kita Gagal total. itulah kenapa waktu kita menanam jamur tak boleh di ruang
terbuka ,tetapi harus diruang tertutup terhindar dari angin dan lalu lalang orang
Mengolah Limbah Baglog Menjadi pupuk organik padat (kompos) jamur kuping.
Limbah budidaya jamur kuping dapat dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan, salah
satunya dapat diolah menjadi pupuk organik jamur kuping. Hal ini dikarenakan limbah budidaya
jamur kuping sebetulnya masih mengandung nutrisi atau zat padat potensial yang dibutuhkan
untuk bahan Nutrisi jamur kuping, khususnya pada pembuatan pupuk organik padat (Kompos)
jamur kuping. Pupuk organik (kompos) digunakan untuk memenuhi kebutuhan unsur hara
sehingga mencukupi kebutuhan nutrient (Makanan) yang akan dikonsumsi jamur kuping. Hal ini
dilihat dari nutrient(zat makanan) yang terkandung pada limbah seperti Selulosa,
hemiselulosa, lignin, protein, lemak, vitamin, mineral, mikroba atau biota, dan zat-zat yang
lain. Apalagi setelah ditambah bahan lain sebagai pengaya. Selain itu, limbah juga bisa
dimanfaatkan sebagai energi dan media berbagai tujuan. Tujuan pengomposan adalah
untuk pengolahan limbah baglog menjadi pupuk kompos jamur kuping
Manfaat Pupuk Kompos
Kompos mempunyai manfaat yaitu memperbaiki struktur media tanam jamur, dengan
meningkatkan kandungan bahan organik media tanam jamur serta akan meningkatkan
kemampuan untuk mempertahankan kandungan air media tanam jamur.Kompos
memiliki banyak manfaat yang ditinjau dari beberapa aspek:
Aspek Ekonomi
o Menghemat biaya untuk transportasi dan penimbunan limbah.
o Mengurangi volume/ukuran limbah.
o Memiliki nilai jual yang lebih tinggi dari pada bahan asalnya
Aspek Lingkungan :
o Mengurangi polusi udara karena pembakaran limbah dan pelepasan gas metana
dari kotoran akibat bakteri metanogen.
o Mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan
Aspek bagi media tanam jamur
o Meningkatkan kesuburan media tanam jamur.
o Memperbaiki struktur dan struktur media tanam jamur..
o Meningkatkan kapasitas penyerapan air
o Meningkatkan aktivitas mikroba media tanam jamur..
o Meningkatkan kualitas hasil panen (rasa, nilai gizi, dan jumlah panen).
o Menyediakan hormon dan vitamin bagi Jamur
o Meningkatkan retensi/ketersediaan hara di dalam media tanam jamur