Multimedia Dalam Pembelajaran
-
Upload
gun-gun-ahmad-gunari -
Category
Documents
-
view
30 -
download
0
description
Transcript of Multimedia Dalam Pembelajaran
BAB I
A. Pendahuluan
Pada dasarnya pendidikan merupakan upaya yang dilakukan
oleh manusia dengan sadar untuk mendatangkan perubahan sikap,
perilaku seseorang melalui pembelajaran dan pelatihan. Dalam
masyarakat sederhana, pada awalnya pendidikan dimaksudkan untuk
mengajarkan budaya, yakni mengajar anak-anak untuk mengetahui
dan mengamalkan nilai-nilai budaya dan tata cara yang berlaku di
dalam masyarakat. Namun dalam masyarakat yang lebih kompleks
diperlukan sistem pembelajaran yang bisa menerima transmisi
budaya, ilmu pengetahuan dan perkembangan teknologi yang begitu
beragam.
Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku setelah
adanya masukan informasi ke dalam diri seseorang pelajar. Informasi
ini diolah dan didata sehingga terjadi konstruksi pengetahuan yang
sistematis berdasarkan informasi lama dan baru dalam diri
seseorang. Dengan adanya tatanan informasi ini, seseorang akan
dapat menentukan langkah-langkah yang akan dilakukannya.
Dalam meningkatkan pembelajaran, manusia selalu
menggunakan sumber belajar dan media pembelajaran. Sumber
belajar dan media ini ada yang dimanfaatkan dan ada pula yang
direkayasa. Keduanya bertujuan untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Perkembangan media pembelajaran selanjutnya
1
sejalan dengan perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi
(Information and Communication Technology – ICT). Masuknya abad
informasi (abad ke-21) menjadikan variasi media pendidikan
berkembang, hal ini dapat terlihat dari berbagai perpaduan teknologi
informasi terhadap pendidikan, misalnya sistem informasi
manajemen pendidikan, pendidikan jarak jauh, pembelajaran
berbasis computer, serta adanya pembelajaran berbasis jaringan dan
cyber education yang diakses lewat internet.
Arah pembelajaran memasuki millennium ketiga memadukan
unsur-unsur teknologi komunikasi, aspek audio, visual dan grafis
dalam bentuk multimedia yang dapat diakses secara online kapan
dan dimana saja. Luasnya kajian tentang multimedia dalam
pendidikan, maka tulisan ini difokuskan pada pembelajaran berbasis
computer yang juga mengacu pada hal yang terkait dengan ICT,
sebagai perangkat multimedia. Dalam tulisan ini akan dibahas secara
garis besar bagaimana pemanfaatan perangkat multimedia dalam
pembelajaran.
BAB II
Pembahasan
A. Media dan Multimedia
Menurut Azhar Arsyad (2000:3) kata media berasal dari bahasa
latin ‘medius’ yang secara harfiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’ atau
‘pengantar’. Sedangkan menurut Gerlach & Ely (1971 dalam Arsyad,
2000:3), media jika dipahami secara garis besar adalah manusia,
materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa
mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Dalam
pengertian ini, guru, buku teks dan lingkungan sekolah merupakan
media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar
mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photographic,
atau elektronis untuk menangkap, memproses dan menyusun
kembali informasi visual atau verbal.
Selanjutnya Gerlach & Ely (1971 dalam Arsyad, 2000:11)
mengemukakan 3 ciri media yang merupakan petunjuk mengapa
media digunakan dan apa-apa saja yang dapat dilakukan oleh media
yang mungkin guru tidak mampu (atau kurang efisien)
melakukannya. Ciri pertama adalah Fiksatif, menggambarkan
kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan dan
merekonstruksikan suatu peristiwa atau objek. Ciri kedua adalah
Manipulatif, yaitu kemampuan mempersingkat suatu kejadian yang
sebenarnya jauh lebih panjang. Ciri ketiga adalah Distributif, yaitu
memungkinkannya suatu objek atau kejadian ditransportasikan
melalui ruang dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan
kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang
relatif sama mengenai kejadian tersebut.
Media dalam pendidikan dapat ditinjau dari beberapa variasi
model dasar bentuk audio maupun visual. Bentuk-bentuk dasar ini
antara lain:
Grafis (terdiri dari: gambar/foto, sketsa, diagram, bagan/chart,
grafik, kartun, poster, peta dan globe, papan flannel, papan
bulletin)
Media Proyeksi Diam (terdiri dari: film bingkai, film rangkai, media
transparansi, proyeksi tak tembus pandang, mikrofis, film, film
gelang, televise, video, permainan dan simulasi)
Media Audio (terdiri dari: radio, alat perekam pita magnetic dan
laboratorium bahasa), (Sadiman dkk., 2002:27-80).
Berdasarkan berbagai penggalian beragam kombinasi dari
media ini dan bagaimana kombinasinya bisa digunakan untuk tujuan
pembelajaran menghasilkan suatu Sistem Multimedia (multimedia
systems). Konsep Multimedia mengikutsertakan lebih dari sekedar
penggunaan media ganda untuk tujuan pembelajaran yang diberikan.
Konsep ini menyangkut perpaduan masing-masing media dan format
media ke dalam suatu bentuk presentasi terstruktur dan sistematik.
Masing-masing media pembelajaran dalam suatu sistem multimedia
dirancang untuk melengkapi yang lainnya sehingga secara ideal
keseluruhan sistem multimedia menjadi lebih besar ketimbang
menjumlahkan bagian-bagiannya (Heinich, 1982:172).
Dalam dunia media dikenal istilah hypertext, hypermedia dan
multimedia. Denise Tolhurst (dalam Hackbart, 1996: 228)
memberikan perbedaan ketiga istilah tersebut. Bentuk hypermedia
digunakan mengacu pada tiap sistem berbasis computer yang
memungkinkan hubungan interaktif dan dari sini perambatan
informasi nonlinear yang ditunjukkan dalam bentuk ganda yang
menyangkut teks, grafik diam atau bergerak, potongan film, suara,
dan music. Hypertext ditinjau sebagai informasi yang ditata secara
nonlinear dan diakses dalam bentuk tekstual termasuk diagram, tabel
dan gambar. Sedangkan multimedia memberi kesan sebagai
pengertian penggunaan format media secara ganda untuk presentasi
informasi. Saat dipresentasikan dengan sistem komputer,
kenyataannya multimedia bisa melengkapi bentuk hypermedia dan
hypertext, jika ia menyangkut hubungan interaktif nonlinear, maka
multimedia tidak perlu mengikutsertakan penggunaan komputer.
Selanjutnya Steven Hackbarth (1996:228) menyatakan bahwa
multimedia merupakan bentuk yang lebih umum, cakupan yang
besar atas keduanya (hypermedia & hypertext) termasuk bentuk
tulisan saja dalam hypertext. Program multimedia telah dipuji untuk
fleksibilitas, berpapasan langsung, kaya muatan, dan interaktif untuk
mempertemu- kan kebutuhan-kebutuhan para individu. Fleksibilitas
menyinggung seleksi bijak dari judul yang membungkus semua mata
pelajaran. Aspek lainnya adalah variasi arti berdasarkan informasi
yang diinginkan bisa ditempatkan berdasarkan icon, menu, dan
pencarian berdasarkan kata. Keistimewaan berpapasan langsung dari
multimedia beberapa respek perwajahan melalui buku ajar. Kaya
muatan dimaksudkan secara maya dapat dimasukkan bentuk-bentuk
yang dapat didengar maupun dilihat ke dalam disk (cakram, seperti
disket, CD) sehingga dapat disimpan dengan aman dan efisien.
Interaktif di dalam kelas mengimplementasikan adanya kolaborasi
antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Di sini guru dan
siswa mencapai kesepakatan terhadap tujuan, aspirasi, kemampuan,
aktivitas dan evaluasi.
Saat ini multimedia (Holzinger, 2001), agak berlainan dengan
yang dipakai oleh para pengajar era terdahulu, yakni mengacu pada
hal yang terkait dengan Information and Communication Technology
(ICT), mencakup audio (speech, sounds, music,…), video (text,
graphic, pictures, animations, movies,…), dan interactivity (via
keybord, mouse,…).
Sementara Bridglan (1998), menyebutkan bahwa multimedia
memerlukan dua komponen utama. Pertama, PC multimedia yang
mampu menangani berbagai format informasi termasuk video
(animasi, grafik, gambar mati, atau pun yang bergerak), audio
(music, efek suara)
dan proses pembicaraan (deteksi pembicara, pengubah teks ke
pembicaraan). Kedua, cara distribusi yang mampu memadukan
berbagai tipe data yang berbeda dan menyajikannya dalam satu
tampilan secara jarak jauh.
Robert Heinich (1982:172) menyatakan bahwa kegunaan
sistem multimedia dalam kelas dan pusat pelatihan telah menerima
dorongan yang amat kuat dari kecenderungan umum ke arah
individualisasi pembelajaran dan dorongan aktif partisipasi siswa
dalam proses pembelajaran. Sistem-sistem multimedia menggunakan
beragam indra dan kemudian pembelajaran sebagaimana ia terjadi di
dunia nyata di luar ruangan kelas. Belajar di dunia nyata benar-benar
pembelajaran multimedia dan multisensori. Manusia belajar tetap
melalui seluruh indera dan melalui banyak rangsangan, seperti
Koran, buku, radio, TV, gambar dan lainnya. Umumnya sistem-sistem
multimedia yang biasa dipakai di kelas adalah: kombinasi slide-
gambar, sistem multi image, pemrograman gerak bervariasi, video
interaktif, perangkat multimedia dan pusat belajar.
Multimedia merupakan kombinasi dari teks, grafik, animasi,
suara dan video. Perpaduan beberapa media sebelumnya dilakukan
secara manual, misalnya slide projector dan tape. Azhar Arsyad
(2000:169) menyatakan bahwa saat ini perpaduan media ini telah
ditekankan pada kendali computer sebagai penggerak keseluruhan
gabungan media tersebut. Dengan demikian arti multimedia yang
umumnya dikenal dewasa ini adalah bermacam kombibasi grafik,
teks, suara video dan animasi. Penggabungan ini merupakan suatu
kesatuan yang secara bersama-sama menampilkan informasi, pesan
dan isi pelajaran.
Konsep penggabungan ini dengan sendirinya memerlukan
beberapa jenis peralatan perangkat keras yang masing-masing tetap
menjalankan fungsi utamanya sebagaimana biasanya, dan komputer
merupakan pengendali seluruh peralatan tersebut. Jenis peralatan
tersebut antara lain: computer, video kamera, video cassette
recorder (VCR), overhead projector (OHP), multivision, CD player,
compact disk (CD). CD player yang dulunya merupakan peralatan
tambahan computer, sekarang telah menjadi bagian unit komputer
tertentu. Kesemua peralatan ini haruslah kompak dan bekerja sama
dalam menyampaikan informasi kepada pemakainya (Arsyad, 2000:
169).
Walaupun multimedia berbasis computer beberapa tahun yang
lalu masih terasa mahal, namun sebagaimana umumnya perangkat
elektronik, dalam beberapa tahun ke depan penggunaan perangkat
ini akan semakin murah dan dapat terjangkau sehingga dapat
digunakan secara meluas di berbagai jenjang sekolah. Para guru
perlu menyadari cepatnya perkembangan ICT, misalnya kalau dahulu
suatu berita atau kejadian di tempat yang jauh baru akan sampi ke
khalayak dalam waktu relatif lebih lama, sejak satu dasa warsa yang
lalu di seluruh pelosok dunia dapat melihat apa yang terjadi di
tempat lain dalam waktu yang relatif sama. Perkembangan ICT inilah
yang harus diterima oleh para pengajar dan tenaga kependidikan
sebagai tantangan dalam menjembatani antara kebutuhan guru dan
informasi yang diperlukan oleh para siswa.
B. Komputer sebagai Media Pembelajaran
Komputer memberikan beberapa kelebihan untuk produksi
media audio visual. Komputer dapat menghasilkan grafik dan peta
yang memiliki ketepatan statistik untuk bermacam-macam media
visual. Menurut Ronald H. Anderson (1994:194), investasi dalam
sistem produksi berdasarkan komputer memerlukan analisis dan
pemikiran serius. Hal ini karena kebanyakan sistem kualitas masih
sangat mahal dan peralatan yang cepat ketinggalan (karena
teknologi cepat berubah) menimbulkan masalah serius.
Belakangan ini komputer semakin banyak diperhatikan karena
kemampuannya untuk digunakan dalam proses pembelajaran dengan
kecepatan penguasaan materi yang dapat diatur sendiri oleh
pemakainya. Karena komputer lebih cocok untuk pembelajaran
individual, pengembangannya sebagai instruksional sangat
dipengaruhi oleh kemajuan pembelajaran terprogram. Sebagai suatu
sistem penyampaian, komputer dipertimbangkan karena mampu
melengkapi para siswa dengan: model, drill, latihan, alat referensi,
sistem dan lingkungan simulasi, tes dan perhitungan yang kompleks.
Sebagai alat manajemen komputer digunakan karena mampu
melengkapi para petugas instruksional dengan bantuan kegiatan
administrasi untuk pengumpulan, penyimpanan dan laporan
mengenai siswa dan hasil pembelajaran, pengadministrasian tes dan
analisis sejumlah besar data (Anderson, 1994: 194-195).
Azhar Arsyad (2000:31) memberikan ciri-ciri media berbasis
komputer ini, antara lain:
Dapat digunakan secara acak, non sekuensial, dapat
digunakan berdasarkan keinginan siswa atau berdasarkan
keinginan perancang/pengembang sebagaimana
direncanakannya
Gagasan-gagasan yang disajikan dalam gaya abstrak dengan
kata, symbol dan grafik
Memenuhi prinsip-prinsip ilmu kognitif untuk
pengembangannya.
Pembelajaran berorientasi siswa dan melibatkan interaktivitas
yang tinggi
Di sisi lain Anderson (1994:195-196) menyatakan beberapa
persoalan yang mengganggu pengelola pengajaran dengan bantuan
komputer, antara lain:
Perangkat keras dan lunaknya yang mahal dan cepat
ketinggalan.
Petunjuk administrasi yang dites dalam waktu singkat, apakah
programmer yang menjadi perancang instruksional atau
sebaliknya.
Kepustakaan yang berkaitan sering ditulis berdasarkan ilmu
komputer dan membingungkan perancang instruksional.
Banyaknya akronim hanya dipahami oleh beberapa orang
yang mengerti tentang komputer padahal dimaksudkan untuk
merujuk pada suatu program aplikasi komputer.
C. Pemanfaatan Perangkat Multimedia dalam Pembelajaran
Walaupun banyak kendala dalam menggunakan komputer
sebagai alat bantu pembelajaran, namun usaha secara perlahan
untuk menutupi kelemahan tersebut tetap menjadikan penggunaan
komputer tidak bisa diabaikan. Sejalan dengan kelemahan yang
ditutupi tersebut, kemampuan-kemampuan baru dan efek sinergis
penggunaan komputer semakin terasakan manfaatnya.
Komputer pada akhir-akhir ini tidak terlepas dari perangkat
multimedia yang telah dirakit di dalamnya. Hanya beberapa
perangkat keras (hardware) seperti loudspeaker yang tidak dibuat
dalam bentuk build-in. Dengan ditemukannya Compact Disk (CD)
yang dapat disaksikan materi sajian lewat Video Compact Disk (VCD),
hasil perpaduan tampilan gambar dan suara secara digital semakin
baik. Perkembangan yang sejalan dengan teknologi laser ini telah
memungkinkan semua hasil rekaman dalam bentuk CD yang isinya
dapat dilihat dengan menggunakan CD-ROM yang diinstal pada
komputer.
Pada awalnya penggunaan perangkat multimedia berbasis
komputer ini dikenal dengan nama CAI (Computer Assisted
Instruction) dan CMI (Computer Managed Instruction). Menurut
Ronald H. Anderson (1994:197), secara luas CAI ialah penggunaan
komputer secara langsung terhadap siswa untuk menyampaikan isi
pelajaran, memberikan latihan-latihan dan menguji kemampuan
belajar siswa. Karena keluwesan dan kemampuan suatu komputer
untuk memberikan pembelajaran yang bervariasi, maka komputer
dapat dianggap sebagai peranan seorang tutor yang “sabar” tanpa
batas. Komputer dapat juga digunakan untuk mengontrol media lain
dan memberikan siswa bahan referensi yang diperlukan, bantuan
penampilan dan pelayanan administrasi dan mensimulasikan fasilitas
lingkungan dan laboratorium.
CAI (Computer Assisted Instruction) dapat beragam bentuknya,
ini bergantung pada kecakapan pengembang instruksional dan
kemampuan komputer yang berbeda-beda. Beberapa sistem juga
menggunakan media lain seperti film bingkai. Video tape atau
piringan, dan film untuk memberi siswa bermacam-macam stimuli,
yang memungkinkan lebih banyak keluwesan dalam metode
mengajar dan kurikulum. Komputer juga digunakan untuk mengontrol
kondisi belajar yang sangat memerlukan simulasi seperti
menerbangkan dan mendaratkan pesawat terbang atau barisan kapal
dalam kondisi yang beragam tanpa mengancam jiwa dan peralatan
yang mahal (Anderson, 1994:197-198).
CMI (Computer Managed Instruction) pada mulanya memasuki
bidang pembelajaran/instruksional sebagai alat untuk membantu
para pengajar mengerjakan fungsi administrasi yang meningkat.
Karena minat terhadap belajar mandiri semakin tumbuh maka
demikian pula tuntutan akan waktu dan usaha untuk mencatat nilai,
menyimpan catatan pribadi dan membuat ringkasan mengenai
prestasi siswa dan kelas. Fungsi ini sering ditambahkan pada sistem
komputer yang ada dan digunakan untuk kegiatan administratif
seperti pencatatan bayaran, kwitansi dan ringkasan laporan.
Penggemar dan biaya untuk CMI lebih sedikit ketimbang CAI sehingga
perhatian terhadap keberhasilan dan kegagalannya lebih sedikit pula.
Secara umum CMI tumbuh dengan lambat, namun tetap berada di
latar belakangnya dan sering pula dianggap sebagai pendukung
belaka bagi CAI.
D. Beberapa Aspek dalam Pembelajaran dengan Multimedia
Salah satu perangkat multimedia adalah video kamera, saat ini
telah tersedia handycam dengan ukuran yang praktis. Dengan
perangkat ini dapat direkam kegiatan audiovisual ke dalam cassette
rekaman VHS. Selanjutnya hasil rekaman diputar pada video tape
recorder sehingga dapat dilihat di layar televisi (TV).
Saat ini dengan ditemukannya VCD (video compact disk), hasil
rekaman gambar, suara dan grafis yang dimuat dalam CD dapat
dilihat dengan jelas dan lebih mudah penggunaannya. Selain itu,
dengan teknologi komputer saat ini, rekaman dalam cassette VHS
dapat pula ditransfer ke dalam CD sehingga hasil rekaman dapat
dilihat dengan menggunakan CD-ROM dan VCD. Untuk penggandaan
CD ini telah mudah dilakukan dengan adanya CD Writer, dengan
demikian perangkat multimedia semakin mudah didapatkan dan
murah harganya.
Semakin berkembangnya Teknologi Informasi dan Komunikasi
(Information and Communication Technology-ICT), perhatian
terhadap media pembelajaran semakin meningkat frekuensinya. Hal
ini dapat dilihat dari berbagai macam software yang telah tersedia di
pasaran dalam bentuk pelajaran dan permainan, bahkan sebagian
berisi pembelajaran mandiri bagi para siswa. Azhar Arsyad (2000: 31)
menyatakan dengan perangkat multimedia berbasis komputer ini,
ada beberapa aspek-aspek praktis yang dapat diperoleh, hal ini
dikenal dengan istilah Computer Assisted Institution (CAI). Aplikasi
pengajaran dengan berbantuan komputer ini meliputi:
Tutorial, yaitu penyajian materi ajar secara bertahap
Drills and Practice, yaitu latihan untuk membantu siswa
menguasai materi yang telah dipelajari sebelumnya
Games and Simulations, yaitu latihan mengaplikasikan
pengetahuan dan keterampilan yang baru dipelajari
Data Base, yaitu sumber yang dapat membantu siswa
menambah informasi dan pengetahuannya sesuai dengan
keinginannya masing-masing.
Perangkat multimedia berbasis komputer merupakan teknologi
gabungan untuk menghasilkan dan menyampaikan materi yang
menggabungkan pemakaian beberapa bentuk media yang
dikendalikan oleh komputer. Perpaduan beberapa jenis teknologi ini
dianggap teknologi yang paling canggih jika dikendalikan oleh
komputer yang memiliki kemampuan hebat seperti jumlah memori
(random access memory-RAM) yang besar, harddisk yang besar, dan
monitor yang beresolusi tinggi ditambah dengan peripheral
(perangkat tambahan audio dan visual) yang terpadu dalam satu
jaringan (Arsyad, 2000:32).
Selain pemanfaatan dalam pembelajaran siswa, penggunaan
perangkat multimedia dapat digunakan untuk mendukung proses
pembelajaran, misalnya:
Komputerisasi administrasi dan tata usaha
Hal ini dapat dilakukan untuk pendaftaran siswa baru, meranking
nilai calon siswa sampai pembayaran SPP dan catatan prestasi
dan pelanggaran yang dilakukan siswa. Bagi guru dapat membuat
raport sementara dan meranking nilai siswa secara otomatis. Bagi
Kepala Sekolah dapat melakukan supervisi secara detail tentang
program kerja yang direncanakan dan kemudahan lainnya.
Produksi multimedia oleh pengembang instruksional/guru
Guru dapat membuat sendiri program yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai, hal ini dapat dilakukan misalnya
dengan menggunakan program Visual Basic yang mampu
memberi animasi, suara dan bentuk grafis lain kepada siswa.
Hasil yang telah dibuat dimasukkan, dimuat dalam disket atau
CD, sehingga siswa dapat menyaksikan dan belajar mandiri di
depan komputer.
Pemanfaatan perangkat multimedia dalam pembelajaran bukan
berarti semakin berkurangnya peranan guru atau tergesernya
fungsi guru. Sebaliknya kegiatan pembelajaran oleh
perancang/guru lebih terfokus pada perancangan pembelajaran
yang dilakukannya. Dengan demikian fungsi fasilitator, evaluator
dan supervisor bagi guru semakin nyata diimplementasikan.
Promosi, Evaluasi dan Supervisi melalui akses jaringan internet
Bila suatu lembaga pendidikan telah memiliki perangkat
multimedia yang cukup dan memiliki Home Page di Internet,
maka untuk promosi kegiatan, keunggulan, jumlah siswa, guru,
fasilitas yang tersedia dapat diakses melalui jaringan Internet.
Akses ini dapat dilakukan dimana dan kapan saja. Sebagai contoh
kecil, seorang orangtua siswa akan dapat mengetahui kondisi
pembelajaran anaknya walaupun terpisah jauh, misalnya
mengetahui pembayaran administrasi sekolah oleh anaknya,
pelanggaran yang dilakukannya serta prestasi lainnya.
Selanjutnya di tingkat kelembagaan yang lebih tinggi, pelaporan
data administrasi sekolah akan semakin mudah serta semakin
efisien dan efektif.
Ditinjau dari aspek tenaga kependidikan/guru, pemanfaatan
multimedia dalam pembelajaran pada gilirannya akan mempermudah
kegiatan guru, mengefisienkan kerja dan menghemat waktu, dapat
digunakan berulang untuk tahun berikutnya, mudah dibawa kemana-
mana, meningkatkan daya kreasi pengembang instruksional/guru,
serta mempermudah objektivitas dan evaluasi hasil pembelajaran
siswa.
Ditinjau dari aspek siswa, daya kreativitasnya akan semakin
berkembang, terwujud kebebasan dalam memilih media dan cara
yang tepat mempersingkat waktu pembelajaran, muncul daya saing
dan keingintahuan yang tinggi, kemandirian dalam belajar,
peningkatan kemampuan bernalar dan abstrak serta pemberian
contoh yang lebih konkret dengan adanya animasi dan suara.
Pembahasan di atas menjadi sinkron dengan hasil penelitian
Najjar (1996) melalui studi empirisnya bahwa multimedia menolong
dalam kegiatan belajar mengajar. Najjar mengawali pengamatannya
dengan membandingkan antara penyajian informasi dalam kelas
tradisional dengan penyajian informasi menggunakan multimedia.
Dari sekitar 200 kasus diperoleh bahwa proses belajar lebih aktif
melalui multimedia dibanding dengan pelajaran yang diberikan
secara kelas tradisional, selain itu dibuktikan bahwa proses melalui
multimedia memerlukan waktu lebih singkat. Pelaksanaan kelas
multimedia memaksa pihak penyelenggara untuk menyiapkan dan
mengorganisasikan materi belajar secara lebih baik dan cermat,
disamping interaktivitas lebih tinggi antara pelajar, sistem
pembelajaran dan materi ajar.
Selain itu, masih banyak keuntungan dari pembelajaran berbasis
multimedia ini bagi pelajar, antara lain adalah: pertama, para pelajar
dapat mengatur kecepatan belajarnya secara mandiri sesuai dengan
daya serap masing-masing. Kedua, Informasi yang disajikan melalui
multimedia dapat lebih spesifik dan merangsang proses belajar.
Ketiga, pembelajaran dengan multimedia akan sangat efektif apabila
memungkinkan penampilan informasi dalam dua saluran (media)
sehingga kedua saluran tersebut dapat saling mendukung, dipakai
untuk pelajar dengan tingkat kemampuan rendah (Najjar: 1996).
Dengan demikian multimedia dapat juga memberi alternatif bagi
perancang materi belajar memilih jenis media yang paling efektif.
E. Hambatan-hambatan Pembelajaran dengan Perangkat
Multimedia
Pembelajaran dengan menggunakan perangkat multimedia
pada dasarnya berupaya mewujudkan masyarakat berpengetahuan
yang dilakukan dengan pendekatan aplikasi teknologi informasi dan
telekomunikasi. Saat ini penggunaan perangkat multimedia telah
melahirkan e-learning, e-book, cyber education, virtual university
yang semuanya berbasis komputer. Untuk mewujudkan pembelajaran
dengan perangkat multimedia, saat ini ada beberapa hambatan yang
sangat penting untuk diperhatikan dan diselesaikan, antara lain:
Minimnya alokasi dana untuk dunia pendidikan
Sedikitnya infrastruktur yang tersedia sebagai sarana menuju
era informasi oleh pemerintah
Sebagian besar kemampuan pengadaan sarana hanya dapat
dilakukan oleh institusi-institusi swasta
Sedikitnya proyek-proyek pendidikan yang berkaitan dengan
pengembangan pembelajaran dengan perangkat multimedia
Kesiapan SDM kependidikan yang masih minim di bidang
teknologi komunikasi dan informasi
Tidak sebandingnya tuntutan pekerjaan terhadap imbalan yang
diterima
Krisis yang berkepanjangan di Indonesia (ekonomi, politik,
keamanan dan lainnya)
Keikutsertaan, kesadaran dan kepedulian masyarakat yang
masih jauh terhadap pengembangan dunia pendidikan.
Tanpa mengabaikan hambatan-hambatan di atas, solusi awal
yang mungkin dapat diterapkan adalah sebagaimana yang
dinyatakan Indra Djati Sidi (2001), bahwa hal penting yang tidak bisa
dilewatkan dalam mewujudkan masyarakat berpengetahuan ini
antara lain adalah terobosan pemikiran tentang pendidikan itu
sendiri, dalam hal ini perlu mengkaji ulang sistem Pendidikan
Nasional apabila bertentangan dengan era yang dialami sekarang
(paradigma masyarakat informasi), perlunya otonomi (sistem dan
pengolahan) pendidikan, citra dan fungsi pendidikan (tidak dapat
digantikan dengan media) dan penataan materi ajar dalam
kurikulum.
F. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan beberapa
hal berikut:
Pemanfaatan perangkat multimedia tidak terlepas dari
dukungan perangkat komputer sebagai alat terpadu dalam
menjalankan fungsi-fungsi audio, visual, grafik dan animasi secara
serentak dan terintegrasi.
Perangkat multimedia berbasis komputer digunakan dalam
pembelajaran untuk menampilkan bentuk video, audio, grafis dan
animasi yang lebih mendekati dalam contoh keseharian. Dengan
berbasis multimedia yang didukung perangkat komputer, pembuatan,
penyimpanan dan penyebaran dapat dilakukan dengan mudah. Guru
sebagai perancang isi media yang akan diajarkan memuat hasil
dalam bentuk CD yang bisa digandakan, selanjutnya siswa dapat
mudah memutarnya pada komputer yang didukung perangkat
multimedia dengan bimbingan guru maupun madiri. Untuk keperluan
pembelajaran mandiri, siswa dapat meminjam atau membeli CD atau
video cassette dan memutarnya di rumah atau laboratorium
komputer sesuai dengan pembelajaran yang telah ditetapkan, atau
siswa bisa secara langsung mengakses/menelusuri materi yang
dipelajari via situs-situs di Internet.
Pelaksanaan kelas multimedia telah banyak membantu para
guru dalam proses belajar dan mengajar dibandingkan dengan kelas
tradisional. Hal ini membuktikan terjadinya interaktifitas yang lebih
tinggi antara pelajar, sistem pembelajaran dan materi ajar, lebih
spesifik, serta merangsang proses belajar. Pemanfaatan perangkat
multimedia dalam pembelajaran merupakan langkah awal dalam
menuju masyarakat berpengetahuan sejalan dengan paradigma
masyarakat informasi di abad ke-21 ini. Untuk itu Sistem Pendidikan
Nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan
pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi
manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan
tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional dan global sehingga
perlu dilakukan pembaruan pendidikan secara terencana, terarah dan
berkesinambungan.
Dengan demikian terjadi usaha sadar dan terencana dalam
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Daftar Pustaka
Anderson, R.H., Pemilihan dan Pengembangan Media untuk
Pengajaran. (Penerjemah: Yusufhadi Miarso, dkk.), Jakarta:
RajaGrafindo Persada, 1994.
Blasius Sudarsono, Antologi Kepustakawanan Indonesia, Jakarta:
Sagung Seto, 2006.
Hackbarth, S., The Educational Technology Handbook, New Jersey:
Educational Technology Publications, 1996.
Heinich, R., Instructional Media. New York: John Willey & Sons, 1982.
Sadiman, A.S. dkk., Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan
dan Pemanfaatannya, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002.
Sidi, I.D, Menuju Masyarakat Belajar, Jakarta: Paramadina, 2001.
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT berkat karunia
dan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktu yang telah
ditentukan.
Makalah yang penulis susun ini merupakan salah satu tugas Mata Kuliah Multi
Media Pembelajaran di Program Teknologi Pembelajaran Pasca Sarjana STKIP Garut.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Makalah ini masih banyak
kekurangan baik isi maupun teknik penyusunannya. Dengan demikian, penulis
harapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan dimasa yang akan datang.
Dalam penyusunan Makalah ini penulis banyak menerima bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Sehubungan dengan itu, penulis mengucapkan terima
kasih yang setinggi-tingginya kepada : Dr. Irwanto, M.Pd. selaku dosen mata kuliah
ultimedia Pembelajaran, Kepala Sekolah dan guru-guru SMAN 4 Garut, serta rekan-
rekan mahasiswa Program Pascasarjana STKIP Garut angkatan IV.
Akhirnya, penulis mengharapkan semoga tulisan yang sederhana ini dapat
berguna bagi kita semua. Amin.
Garut, Maret 2012
Penyusun
MULTI MEDIA PEMBELAJARAN
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Multi Media Pembelajaran.
(Dr. Irwanto)
Disusun oleh :
GUN GUN AHMAD GUNARI 10865006
PROGRAM PASCA SARJANA
MAGISTER TEKNOLOGI PEMBELAJARAN
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) GARUT
2012